Bab I Pendahuluan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sumber daya terpenting yang harus dimiliki oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM). SDM dikatakan sumber daya yang penting karena merupakan penentu untuk keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Sumber daya manusia senantiasa melekat pada setiap perusahaan sebagai faktor penentu keberadaan dan berperan dalam memberikan konstribusi kearah pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efesien. Menyadari hal itu, maka perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas. Setiap perusahaan tentunya akan menghadapi fenomena keluar masuknya karyawan dalam bekerja atau turnover. Turnover intention adalah keinginan seseorang untuk keluar dari organisasi, yaitu evaluasi mengenai posisi seseorang saat ini yang berkenaan dengan ketidakpuasan dan dapat memicu keinginan seseorang untuk keluar dan mencari pekerjaan lain. Dalam waktu tertentu angka turnover bisa tinggi atau sebaliknya, tergantung faktor yang memengaruhinya. Menurut Ridlo (2012:3), yang dimaksud turnover yaitu proporsi jumlah anggota organisasi yang secara sukarela (voluntary) dan tidak sukarela (non voluntary) meninggalkan organisasi dalam kurun waktu tertentu. Umumnya dinyatakan dalam satu tahun, turnover tidak boleh lebih dari 10% pertahun. Pergantian karyawan tentunya memiliki dampak bagi perusahaan. Namun sebagian besar pergantian karyawan membawa pengaruh yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya maupun hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang. Turnover merupakan petunjuk ketidakstabilan karyawan. Semakin tinggi tingkat turnover, artinya semakin sering terjadi pergantian karyawan. Tentu hal ini akan merugikan perusahaan, karena apabila seorang karyawan meninggalkan perusahaan akan membawa berbagai biaya. Kerugian-kerugian yang akan diterima perusahaan jika turnover tinggi diantaranya, biaya penarikan karyawan, biaya latihan menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan yang dilatih. Tingkat kecelakaan para karyawan baru biasanya cenderung tinggi. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan pekerjaan. Fenomena turnover tentunya bisa terjadi juga di industri pertelevisian. Ada banyak televisi swasta nasional di Indonesia, salah satunya beberapa televisi yang ada di Transvision atau PT. Indonusa Telemedia. PT. Indonusa Telemedia (Transvision) merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran TV berbayar dengan memiliki izin penyelenggara siaran berbasis kabel dan satelit. Untuk layanan berbasis kabel cakupan telah tersebar di beberapa kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan beberapa kota besar lainnya. Untuk yang berbasis satelit atau DTH (direct to home) cakupan mencapai siaran seluruh wilayah Indonesia yang termasuk dalam jaringan satelit Telkom-1. Transvision dalam perkembangan bisnisnya meluncurkan produk unggulannya, yaitu YesTV. Permasalahan turnover juga bisa terjadi pada PT. Indonusa Telemedia (Transvision). Bisnis media terutama televisi di Indonesia masih menjanjikan bagi para investor yang ingin menginvestasikan modalnya. Data dari Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo 2017) tercatat 1.100 izin penyiaran televisi telah dikeluarkan di seluruh Indonesia. Saat ini permasalahan tingginya tingkat turnover intention telah menjadi masalah serius bagi banyak perusahaan. Dampak negatif yang dirasakan akibat terjadinya turnover intention pada perusahaanya itu pada kualitas dan kemampuan untuk menggantikan karyawan yang keluar dari perusahaan, sehingga butuh waktu serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru. PT. Indonusa Telemedia (Transvision) saat ini memiliki angka turnover yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan melihat data turnover karyawan selama tiga tahun terakhir yang ditampilkan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1.1. Data Turnover PT Indonusa Telemedia (Transvision) Tahun Awal Tahun Masuk Keluar Akhir Tahun Persentase 2017 103 25 11 117 10% 2018 117 20 14 123 11,6% 2019 123 35 18 140 13,6% Sumber : HRD PT Indonusa Telemedia ( Transvision) Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa selama tiga tahun terakhir ini dengan data tersebut perusahaan mengalami kenaikan jumlah presentase turnover karyawan. Pada tahun 2017 tingkat turnover sebesar 10% atau sebanyak 11 orang, kemudian di tahun 2018 tingkat turnover sebesar 11,6% atau sebanyak 14 orang. Dan pada tahun 2019 persentase turnover yang terjadi di PT. Indonusa Telemedia mengalami peningkatan yang menunujukkan angka sebesar 13,6% atau sebanyak 18 orang yang keluar dari perusahaan. Turnover yang terjadi pada PT.Indonusa Telemedia dalam tiga tahun terakhir ini cukup mengundang perhatian bagi peneliti. Karyawan yang ingin keluar akan menunjukkan berbagai macam alasan dan menunjukkan sikap kemangkiran seorang karyawan seperti absensi meningkat, bekerja tidak profesional dengan tidak mematuhi peraturan yang berlaku. Banyak faktor yang menjadi keinginan karyawan untuk keluar dari suatru organis asi atau perusahaan. Berdasarkan keterangan dari data turnover yang didapat dari HRD dan hasil wawancara dari beberapa karyawan PT. Indonusa Telemedia (Transvision) Area National Services Operation (NSO) Jabodetabek terkait keinginan karyawan untuk keluar dari perusahaan (turnover intention) sebagian besar dari mereka mengajukan atau melakukan resign dari perusahaan. Turnover pada umumnya dapat terdiri dari beberapa faktor pribadi yaitu adanya keluhan yang dirasakan oleh masing-masing individu setiap karyawan. Seperti masih adanya karyawan yang belum memiliki komitmen tinggi terhadap perusahaan sehingga masih ingin mencari pekerjaan lain yang lebih sesuai, selain itu memiliki konflik atau tekanan stres dalam bekerja, serta adanya karyawan yang merasa tidak puas selama bekerja di perusahaan tersebut karena berbagai hal. Maka dari itu perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor turnover karyawan yang dapat menimbulkan permasalahan bagi perusahaan. Tingkat turnover tahun 2019 yang tergolong tinggi karena melebihi angka 10% dari batas yang disarankan. Dimana pendapat Sari (2014:3) menyatakan bahwa standar tingkat turnover karyawan yang bisa di tolerir pada setiap perusahaan berbeda-beda, namun jika tingkat turnover mencapai lebih dari 10% per tahun adalah terlalu tinggi menurut banyak standar. Tingkat perpindahan (turnover) karyawan yang tinggi tentu menjadi perhatian perusahaan. Untuk itu peneliti akan membahas beberapa faktor turnover yang terkait yaitu komitmen organisasi, stres kerja dan kepuasan kerja sebagai faktor variabel bebas yang mempengaruhi keinginan karyawan Meningkatnya tren turnover berdampak pada perusahaan, salah satunya pergantian karyawan baru dapat berdampak pada biaya dan kinerja perusahaan menjadi terganggu. Saat rekruitmen, dibutuhkan waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses seleksi. Turnover juga menyebabkan meningkatnya biaya pelatihan karena perusahaan harus melaksanakan pelatihan bagi karyawan baru, Kinerja perusahaan menjadi terganggu sebab turnover dapat menurunkan produktivas kerja seperti menghambat aktivitas kerja dan mendapati hasil kinerja yang tidak atau kurang maksimal sehingga dapat merugikan perusahaan. Aktivitas kerja seperti memberikan pelayanan yang baik terhadap customer dengan memberikan tayangan berupa hiburan dan channel televisi yang menarik, semuanya akan menjadi terhambat jika permasalahan turnover tidak dengan cepat diselesaikan. Tinginya angka turnover di sebuah perusahaan tentunya menjadi persoalan yang harus diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas tentang keinginan karyawan keluar dari perusahaan atau turnover intention. Komitmen organisasi adalah perasaan dan sikap karyawan terhadap organisasinya dan memiliki bentuk nyata berupa keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi, serta dengan sepenuh hati menerima tujuan perusahaaan dan memberikan kontribusi yang terbaik bagi kemajuan perusahaan. Menurut Jason A Colquitt (2014:64), komitmen organisasi didefinisikan sebagai keinginan dari pihak karyawan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Komitmen organisasional dapat mempengaruhi pola pikir individu apakah karyawan tersebut tetap menjadi anggota organisasi atau pergi untuk mengejar pekerjaan lain. Komitmen merupakan rasa tanggung jawab karyawan terhadap perusahaan atau kemauan yang tinggi untuk menjalankan tugasnya, dan mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Komitmen akan menggambarkan penilaian individu berdasarkan tingkat pemahaman karyawan, tingkat kontribusi selama bekerja, penyesuaian diri dengan lingkungan sekitar, loyalitas terhadap perusahaan, dan tingkat rasa memiliki terhadap organisasi. Dalam menjalankan kinerja nya suatu organisasi atau perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang mampu berkomitmen penuh terhadap organisasi, sebab jika seorang karyawan memiliki komitmen yang tinggi maka tingkat keluar karyawan akan rendah dan akan memberikan dampak yang menguntungkan bagi perusahaan. Dan apabila diketahui adanya tingkat kerendahan komitmen pada karyawan, pihak manajemen perlu memberikan perhatian khusus dalam menangani persoalan tersebut. Sebab komitmen yang rendah akan memberikan dampak negatif bagi suatu perusahaan yang dapat mengakibatkan terhambatnya kinerja perusahaan. Stres kerja merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental terhadap suatu perubahan
Recommended publications
  • Indonesia in View a CASBAA Market Research Report
    Indonesia in View A CASBAA Market Research Report In Association with Table of Contents 1. Executive Summary 6 1.1 Large prospective market providing key challenges are overcome 6 1.2 Fiercely competitive pay TV environment 6 1.3 Slowing growth of paying subscribers 6 1.4 Nascent market for internet TV 7 1.5 Indonesian advertising dominated by ftA TV 7 1.6 Piracy 7 1.7 Regulations 8 2. FTA in Indonesia 9 2.1 National stations 9 2.2 Regional “network” stations 10 2.3 Local stations 10 2.4 FTA digitalization 10 3. The advertising market 11 3.1 Overview 11 3.2 Television 12 3.3 Other media 12 4. Pay TV Consumer Habits 13 4.1 Daily consumption of TV 13 4.2 What are consumers watching 13 4.3 Pay TV consumer psychology 16 5. Pay TV Environment 18 5.1 Overview 18 5.2 Number of players 18 5.3 Business models 20 5.4 Challenges facing the industry 21 5.4.1 Unhealthy competition between players and high churn rate 21 5.4.2 Rupiah depreciation against US dollar 21 5.4.3 Regulatory changes 21 5.4.4 Piracy 22 5.5 Subscribers 22 5.6 Market share 23 5.7 DTH is still king 23 5.8 Pricing 24 5.9 Programming 24 5.9.1 Premium channel mix 25 5.9.2 SD / HD channel mix 25 5.9.3 In-house / 3rd party exclusive channels 28 5.9.4 Football broadcast rights 32 5.9.5 International football rights 33 5.9.6 Indonesian Soccer League (ISL) 5.10 Technology 35 5.10.1 DTH operators’ satellite bands and conditional access system 35 5.10.2 Terrestrial technologies 36 5.10.3 Residential DTT services 36 5.10.4 In-car terrestrial service 36 5.11 Provincial cable operators 37 5.12 Players’ activities 39 5.12.1 Leading players 39 5.12.2 Other players 42 5.12.3 New entrants 44 5.12.4 Players exiting the sector 44 6.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pay-Tv
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pay-tv atau televisi berbayar adalah jenis televisi yang memberikan saluran penyiaran khusus kepada pemirsa yang bersedia membayar (berlangganan) secara berkala, televisi berbayar biasanya disediakan dengan menggunakan sistem digital ataupun analog (sumber: www.publikasi.bps.go.id, diakses 1 Mei 2015). Sehingga pay-tv berbeda dengan televisi free-to-air dimana penyiarannya dilakukan secara gratis. Televisi berbayar di dunia pertama kali diperkenalkan oleh Zeinth Radio Corporation pada tahun 1949. Layanannya diberi nama Phonevision sebab cara kerjanya adalah memesan tayangan tertentu melalui telepon yang sifatnya tidak free-to-air. (Arga, 2008). Pada tahun 1953 Internasional Telemeter Corporation yang dimiliki oleh Paramount Pictures meluncurkan sebuah kombinasi antara antena dengan kabel yang menghasilkan variasi lainnya dari televisi berbayar. Pelanggan tidak dikenakan biaya untuk menyaksikan program biasa, biaya hanya dikenakan bagi program khusus dengan cara memasukan sejumlah uang logam ke dalam perangkat yang telah ditambahkan pada televisi mereka masing-masing. Kemudian Telemovies diluncurkan di Bartlesvile, Oklahoma pada tahun 1957. Layanan yang diluncurkan oleh Video Independent Theaters ini menawarkan sebuah first-run movie channel, yaitu channel khusus yang menayangkan semua film–film bioskop pertama kali setelah turun dari layar lebar. Telemovie pun merupakan televisi berbayar pertama yang membebankan biaya flat perbulan kepada pelanggannya tanpa melihat seberapa banyak penggunaannya
    [Show full text]
  • MAHARASHTRA Not Mention PN-34
    SL Name of Company/Person Address Telephone No City/Tow Ratnagiri 1 SHRI MOHAMMED AYUB KADWAI SANGAMESHWAR SANGAM A MULLA SHWAR 2 SHRI PRAFULLA H 2232, NR SAI MANDIR RATNAGI NACHANKAR PARTAVANE RATNAGIRI RI 3 SHRI ALI ISMAIL SOLKAR 124, ISMAIL MANZIL KARLA BARAGHAR KARLA RATNAGI 4 SHRI DILIP S JADHAV VERVALI BDK LANJA LANJA 5 SHRI RAVINDRA S MALGUND RATNAGIRI MALGUN CHITALE D 6 SHRI SAMEER S NARKAR SATVALI LANJA LANJA 7 SHRI. S V DESHMUKH BAZARPETH LANJA LANJA 8 SHRI RAJESH T NAIK HATKHAMBA RATNAGIRI HATKHA MBA 9 SHRI MANESH N KONDAYE RAJAPUR RAJAPUR 10 SHRI BHARAT S JADHAV DHAULAVALI RAJAPUR RAJAPUR 11 SHRI RAJESH M ADAKE PHANSOP RATNAGIRI RATNAGI 12 SAU FARIDA R KAZI 2050, RAJAPURKAR COLONY RATNAGI UDYAMNAGAR RATNAGIRI RI 13 SHRI S D PENDASE & SHRI DHAMANI SANGAM M M SANGAM SANGAMESHWAR EHSWAR 14 SHRI ABDULLA Y 418, RAJIWADA RATNAGIRI RATNAGI TANDEL RI 15 SHRI PRAKASH D SANGAMESHWAR SANGAM KOLWANKAR RATNAGIRI EHSWAR 16 SHRI SAGAR A PATIL DEVALE RATNAGIRI SANGAM ESHWAR 17 SHRI VIKAS V NARKAR AGARWADI LANJA LANJA 18 SHRI KISHOR S PAWAR NANAR RAJAPUR RAJAPUR 19 SHRI ANANT T MAVALANGE PAWAS PAWAS 20 SHRI DILWAR P GODAD 4110, PATHANWADI KILLA RATNAGI RATNAGIRI RI 21 SHRI JAYENDRA M DEVRUKH RATNAGIRI DEVRUK MANGALE H 22 SHRI MANSOOR A KAZI HALIMA MANZIL RAJAPUR MADILWADA RAJAPUR RATNAGI 23 SHRI SIKANDAR Y BEG KONDIVARE SANGAM SANGAMESHWAR ESHWAR 24 SHRI NIZAM MOHD KARLA RATNAGIRI RATNAGI 25 SMT KOMAL K CHAVAN BHAMBED LANJA LANJA 26 SHRI AKBAR K KALAMBASTE KASBA SANGAM DASURKAR ESHWAR 27 SHRI ILYAS MOHD FAKIR GUMBAD SAITVADA RATNAGI 28 SHRI
    [Show full text]
  • Case 20-32299-KLP Doc 208 Filed 06/01/20 Entered 06/01/20 16
    Case 20-32299-KLP Doc 208 Filed 06/01/20 Entered 06/01/20 16:57:32 Desc Main Document Page 1 of 137 Case 20-32299-KLP Doc 208 Filed 06/01/20 Entered 06/01/20 16:57:32 Desc Main Document Page 2 of 137 Exhibit A Case 20-32299-KLP Doc 208 Filed 06/01/20 Entered 06/01/20 16:57:32 Desc Main Document Page 3 of 137 Exhibit A1 Served via Overnight Mail Name Attention Address 1 Address 2 City State Zip Country Aastha Broadcasting Network Limited Attn: Legal Unit213 MezzanineFl Morya LandMark1 Off Link Road, Andheri (West) Mumbai 400053 IN Abs Global LTD Attn: Legal O'Hara House 3 Bermudiana Road Hamilton HM08 BM Abs-Cbn Global Limited Attn: Legal Mother Ignacia Quezon City Manila PH Aditya Jain S/O Sudhir Kumar Jain Attn: Legal 12, Printing Press Area behind Punjab Kesari Wazirpur Delhi 110035 IN AdminNacinl TelecomunicacionUruguay Complejo Torre De Telecomuniciones Guatemala 1075. Nivel 22 HojaDeEntrada 1000007292 5000009660 Montevideo CP 11800 UY Advert Bereau Company Limited Attn: Legal East Legon Ars Obojo Road Asafoatse Accra GH Africa Digital Network Limited c/o Nation Media Group Nation Centre 7th Floor Kimathi St PO Box 28753-00100 Nairobi KE Africa Media Group Limited Attn: Legal Jamhuri/Zaramo Streets Dar Es Salaam TZ Africa Mobile Network Communication Attn: Legal 2 Jide Close, Idimu Council Alimosho Lagos NG Africa Mobile Networks Cameroon Attn: Legal 131Rue1221 Entree Des Hydrocarbures Derriere Star Land Hotel Bonapriso-Douala Douala CM Africa Mobile Networks Cameroon Attn: Legal BP12153 Bonapriso Douala CM Africa Mobile Networks Gb,
    [Show full text]
  • ASIA PACIFIC PAY-TV DISTRIBUTION the Future of Pay-TV in Asia
    ASIA PACIFIC PAY-TV DISTRIBUTION The Future of Pay-TV in Asia September 2017 About the Publisher As a leading independent consulting and research provider, MPA Advisory & Consulting Media Partners Asia (MPA) offers a range of customized MPA customizes our consulting services for a wide range of services and market research to help companies drive business players across the media & telecoms industry. Our expertise development, strategy & planning, M&A, and roll out new helps drive business across the ecosystem. MPA gives companies products & services. Based in Hong Kong, Singapore and India, the data, diligence, insights and strategies to achieve their our teams have local depth and expertise across 18 key markets objectives, including: in Asia Pacific and key international territories. » Benchmarking competition » Entering new markets with local partnerships MPA offers: in-depth research reports across key industry » Initial public offerings (IPOs) sectors; customized consulting services; industry events to » Launching new products and services spread knowledge and unlock partnerships; and publications » M&A transactions that provide insights into driving business. » Restructuring » Recruiting new talent MPA clients include all industry stakeholders, including media & telecoms owners, distributors, policymakers, trade bodies, MPA services include: technology companies and financial institutions. » Benchmarking studies » Due diligence services for M&A MPA Research Reports » Customized market research Our analysts produce 10 reports a year across a variety of sectors » Corporate strategy within the media & telecoms industry, providing data, research » IMC (Independent Market Consultant) research for IPOs and actionable insights that help businesses expand their reach into new markets and benchmark their current performance and MPA Events future growth trajectory.
    [Show full text]
  • ONN 6 Eng Codelist Only Webversion.Indd
    6-DEVICE UNIVERSAL REMOTE Model: 100020904 CODELIST Need help? We’re here for you every day 7 a.m. – 9 p.m. CST. Give us a call at 1-888-516-2630 Please visit the website “www.onn-support.com” to get more information. 1 TABLE OF CONTENTS CODELIST TV 3 STREAM 5 STB 5 AUDIO SOUNDBAR 21 BLURAY DVD 22 2 CODELIST TV TV EQD 2014, 2087, 2277 EQD Auria 2014, 2087, 2277 Acer 4143 ESA 1595, 1963 Admiral 3879 eTec 2397 Affinity 3717, 3870, 3577, Exorvision 3953 3716 Favi 3382 Aiwa 1362 Fisher 1362 Akai 1675 Fluid 2964 Akura 1687 Fujimaro 1687 AOC 3720, 2691, 1365, Funai 1595, 1864, 1394, 2014, 2087 1963 Apex Digital 2397, 4347, 4350 Furrion 3332, 4093 Ario 2397 Gateway 1755, 1756 Asus 3340 GE 1447 Asustek 3340 General Electric 1447 Atvio 3638, 3636, 3879 GFM 1886, 1963, 1864 Atyme 2746 GPX 3980, 3977 Audiosonic 1675 Haier 2309, 1749, 1748, Audiovox 1564, 1276, 1769, 3382, 1753, 3429, 2121 2293, 4398, 2214 Auria 4748, 2087, 2014, Hannspree 1348, 2786 2277 Hisense 3519, 4740, 4618, Avera 2397, 2049 2183, 5185, 1660, Avol 2735, 4367, 3382, 3382, 4398 3118, 1709 Hitachi 1643, 4398, 5102, Axen 1709 4455, 3382, 0679 Axess 3593 Hiteker 3118 BenQ 1756 HKPro 3879, 2434 Blu:sens 2735 Hyundai 4618 Bolva 2397 iLo 1463, 1394 Broksonic 1892 Insignia 2049, 1780, 4487, Calypso 4748 3227, 1564, 1641, Champion 1362 2184, 1892, 1423, Changhong 4629 1660, 1963, 1463 Coby 3627 iSymphony 3382, 3429, 3118, Commercial Solutions 1447 3094 Conia 1687 JVC 1774, 1601, 3393, Contex 4053, 4280 2321, 2271, 4107, Craig 3423 4398, 5182, 4105, Crosley 3115 4053, 1670, 1892, Curtis
    [Show full text]
  • Peningkatan Kualitas Layanan Paytv Transvision Menggunakan Metode
    ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.3, No.3 December 2016 | Page 5043 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PAY TV TRANSVISION MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK DAERAH DKI JAKARTA IMPROVEMENT THE SERVICE QUALITY OF PAY TV TRANSVISION USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) FOR DKI JAKARTA AREA 1Muhammad Farid Anas, 2Endang Chumaidiyah, 3Rio Aurachman 1,2,3Program Studi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK: Layanan payTV atau yang biasa kita sebut penyedia layanan televisi berbayar di Indonesia sekarang ini semakin meningkat. Saat ini penetrasi payTV baru ada di angka 5 persen, masih jauh dari angka kepemilikan TV di Indonesia. Media Partners Asia memprediksi payTV punya potensi pasar lebih dari 30 juta pelanggan (MPA, 2015). Berdasar riset Cable and Satellite Broadcasting Association of Asia pada kuartal III tahun 2014, jumlah pelanggan TV berbayar mencapai 4,6 juta pelanggan (CASBAA, 2015). Sebaran terbesar masih berada di DKI Jakarta dengan angka 3,4 juta pelanggan (Indotelko.com, 2015). Hingga tahun 2015 setidaknya terdapat 11 operator resmi penyedia layanan jasa payTV di Indonesia (Murray, 2015). Hal Ini mengindikasikan bahwa pasar payTV di Indonesia semakin kompetitif. Dalam menghadapi tantangan ini pihak Transvision harus terus melakukan upaya peningkatan kualitas layanannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi peningkatan kualitas layanan berdasarkan 18 true customer needs. Penelitian ini menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD merupakan salah satu teknik yang dapat menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi teknis dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk merealisasikannya. Data true customer needs diperoleh dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Analisis Kebutuhan Layanan payTV Transvision Daerah DKI Jakarta Dengan SERVQUAL dan Model Kano”.
    [Show full text]
  • Transvision, Indonesia's Pay-TV Platform to Deploy ADB Graphynetv User Experience Solution
    PRESS RELEASE Transvision, Indonesia's Pay-TV platform to deploy ADB GraphyneTV user experience solution • ADB’s state of the art user experience solution selected to deliver seamless experiences on any device • GraphyneTV solution will unify access to Transvision content across broadcast and on-demand. 24 May, 2016 – Geneva, Switzerland: ADB, a leading provider of solutions and services for multimedia convergence, today announces that its award winning pay-TV middleware and user experience software, GraphyneTV, has been selected by Transvision, one of the leading Direct-to-Home (DTH) service providers in Indonesia. ADB’s GraphyneTV solution is a feature rich client device software suite with back-end components that enable operators to deliver video and other content across devices, providing an easy-to-use user interface which simplifies content selection, enjoyment, storage and transfer. GraphyneTV will provide the ability to unify access to content across broadcast, on-demand and OTT; delivering a consistent and flawless experience for TVs, tablets, smartphones and personal computers alike. The solution was selected because of its capability to be deployed with the already pre-integrated backend solution, allowing Transvision to deliver a rich and engaging TV experience for its subscribers. As one of the most innovative Pay-TV providers in the region, it is particularly important for Transvision to ensure that its TV services are differentiated within the Indonesian market. By integrating ADB’s technology, Transvision will be able to deliver a sophisticated yet easy-to-navigate user interface, and an entirely original offering to complement the high quality HD content it broadcasts. "We pride ourselves in the individuality of our services, and hope to establish a new benchmark in the industry, revolutionising the way content is viewed,” said Hengkie Liwanto, President Director at Transvision.
    [Show full text]
  • Hold Your Story
    HOLD YOUR STORY HOLD YOUR STORY REFLECTIONS ON THE NEWS OF SEXUAL VIOLENCE IN INDIA Edited by Chindu Sreedharan, Einar Thorsen and Asavari Singh Hold your story: reflections on the news of sexual violence in India Edited by Chindu Sreedharan, Einar Thorsen, and Asavari Singh For enquiries, please contact Chindu Sreedharan Email: [email protected] First published by the Centre for the Study of Conflict, Emotion & Social Justice, Bournemouth University https://www.bournemouth.ac.uk/research/centres-institutes/centre-study- conflict-emotion-social-justice ISBN: 978-1-910042-28-1 [print/softcover] ISBN: 978-1-910042-29-8 [ebook-PDF] ISBN: 978-1-910042-30-4 [ebook-epub] BIC Subject Classification Codes: GTC / JFD / KNT/ 1FKA /JFFE2 CC-BY 4.0 Chindu Sreedharan, Einar Thorsen, and Asavari Singh Individual chapters CC-BY 4.0 Contributors Cover design: Create Cluster Editoral coordinator: Shivani Agarwal Printed in India CONTENTS Acknowledgements ix Foreword 1 Ammu Joseph Introduction 6 Chindu Sreedharan, Einar Thorsen, and Asavari Singh PART I MEDIA ETHICS AND RESPONSIBILITIES 1. The recipe for irresponsible coverage 17 Sourya Reddy 2. Just ‘facts’ are not enough 24 Tejaswini Srihari 3. When numbers become ‘just’ numbers 30 Anunaya Rajhans 4. What journalists owe survivors 36 ‘Anitha’, interviewed by Tasmin Kurien 5. Towards undoing silences 46 Urvashi Butalia, interviewed by Sanya Chandra, Maanya Saran, Biplob K Das, and Yamini Krishnan 6. An ethos of fearlessness 52 Nisha Susan, interviewed by Meghna Anand 7. A lack of knowledge mars LGBTQ+ reporting 57 Bindumadhav Khire, interviewed by Pranati Narayan Visweswaran 8. Journalists need more subject expertise 62 Jagadeesh Narayana Reddy, interviewed by Spurthi Venkatesh 9.
    [Show full text]
  • Vod/ Ott Industry in Apac
    MARKET STUDY REPORT ON IPTV/ VOD/ OTT INDUSTRY IN APAC September 2017 1 Research by IBC Consultants (www.consult-ibc.com) Contents Executive Summary....................................................................................................................................... 3 Introduction .................................................................................................................................................... 4 Description – What is IPTV, VOD and OTT? .......................................................................... 4 IPTV ........................................................................................................................................ 4 VOD ......................................................................................................................................... 5 OTT .......................................................................................................................................... 6 Value Chain .......................................................................................................................... 7 Market Overview: Global ............................................................................................................................ 8 Market Overview: Asian Countries ....................................................................................................... 11 Market Segmentation ................................................................................................................................
    [Show full text]
  • The Mark of Television Experience
    1962-63 EDITION Including Contour Maps of of Commercial Stations as elevision Filed With The FCC.. Area Coverage and ARB Circulation USED BY THE ADVERTISINGoo AND TELEVISION INDUSTRIES at a HE AUTHORITATIVEact REFERENCE Glance... 1ForeignTV Stations & Sets Community Antenna Systems U.S. & Canada EquipmentMan- ifacturers Station Sales, Transfers, Brokers TV Networks Educational Stations Pro - Table of Contents 1ram Sources TV Set Makers IndustryStatistics TV Tape Producers FCC Personnel * Station Applications TV Color Stations Advertising Agencies Station Representatives Page 6-a PUBLISHED BY TELEVISION DIGEST, INC., WASHINGTON,D. C. $15.00 The Mark of Television Experience The" Who's Who" of Equipment Experts Broadcast Field Salo smen Atlanta 3, Ga. JA 4-7703 Cleveland 15, OhioCH 1-3450 Indianapolis, Ind. ME 6-5321 Portland 12, Ore. 234-7297 134 Peach Tree St., N.W. 1600 Keith Bldg. 501 N. LaSalle St. 1841 N.E. Couch St. P. G. Walters W. C. Wiseman D. Allen C. Raasch R. Smith Austin 3, Texas GL 3-8233 Dallas 35, Texas ME 1-3050 Kansas City 15, Mo. EM 1-6770 San Francisco 2, Cal. OR 3-8027 4605 Laurel Canyon Drive 7901 Carpenter Freeway 7711 State Line Rd. 420 Taylor St. J. N. Barclay E. H. Hoff D. Crawford E. E. Gloystein G. W. Bricker R. J. Newman Camden 2, N. J. WO 3-8000 Dedham, Mass. DA 6-8850 Memphis 12, Tenn. FA 4-4434 Seattle 4, Wash. MA 2-8350 Front & Cooper Sts. 336 Washington St. 3189 Summer Ave. 2250 First Ave., S. J. Gimbel J. R. Sims J. P. Ulasewicz B.
    [Show full text]
  • State of the Practice Assessment Report
    Texas Freight Network Technology and Operations Plan State of the Practice Assessment Report Final: December 2020 Contents 1.0 Executive Summary ...................................................................................................... 1 1.1 Purpose of the State of the Practice Assessment .......................................... 1 1.2 Freight-Related Groups, Policies, and Initiatives in Texas ............................. 1 1.3 Freight Technology Areas ................................................................................. 8 1.4 Key Opportunities for Texas ........................................................................... 15 2.0 Introduction ................................................................................................................. 18 2.1 Project Overview ............................................................................................. 18 2.2 Texas Multimodal Freight Network ................................................................ 19 2.3 Purpose of the State of the Practice Assessment ........................................ 22 2.4 Organization of the Report ............................................................................. 22 3.0 Freight-Related Groups, Policies, and Initiatives in Texas ....................................... 23 3.1 TxDOT Divisions ............................................................................................... 23 3.1.1 Information Technology Division ........................................................ 23 3.1.2
    [Show full text]