Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah Di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah Di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan ISSN: 2085-3823 Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI PADI SAWAH DI DISTRIK ORANSBARI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN ANALYSIS OF PRODUCTION FACTORS ON PRODUCTION OF RICE FARMING IN ORANSBARI DISTRICT SOUTH MANOKWARI REGENCY Junita Br Nambela*, Apresus Sinaga Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua Barat Jln. Brigjen Marinir (Purn) Abraham O. Atururi Kompleks Kantor Gubernur Arfai Manokwari Papua Barat 98315 *Korespondensi penulis, email: [email protected] ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi padi sawah di Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan. Penelitian ini menggunakan metode survey. Teknik pengambilan sampel petani padi sawah dilakukan dengan memakai metode Purposive Random Sampling dan jumlah petani sebanyak 45 orang. Secara simultan penggunaan faktor produksi luas lahan, jumlah jumlah benih, jumlah pupuk dan lama berusahatani memberikan pengaruh yang sangat nyata. Berdasarkan nilai Koefisien determinan masing-masing, hanya faktor produksi lama bertani yang memberikan pengaruh yang tidak nyata, sedangkan faktor produksi luas lahan, jumlah jumlah benih, dan jumlah pupuk memberikan pengaruh yang sangat nyata. Nilai koofisien sebesar 3,014 menunjukkan bahwa meningkatnya Luas lahan sebesar 1 akan meningkatkan Produksi sebesar 3,014. Oleh karena itu, petani dapat lebih mengoptimalkan produksi melalui penambahan luas tambah tanam padi sawah. Selain ekstensifikasi, melakukan penanaman serentak juga sangat dianjurkan. Kata kunci: faktor produksi, usahatani, padi sawah. ABSTRACT The purpose of this study is to analyze the factors that influence the production of lowland rice production in Oransbari District, South Manokwari Regency. This research used survey method. The sampling technique lowland rice farmers carried out using methods Purposive Random Sampling method and the number of farmers is 45 people. Simultaneously the use of land area production factors, the number of seeds, the amount of fertilizer and the length of the business have a very real effect. Based on the determinant coefficient value of each, only the factor of long-time production of farming which gives no real effect, while the factor of land area production, the number of seeds, and the amount of fertilizer gives a very real effect. The coefficient value of 3,014 indicates that an increase in land area of 1 will increase production by 3,014. Therefore, farmers can further optimize production through the addition of paddy planting area. Beside extensification, planting simultaneously is also highly recommended. Keywords: production factors, farming, lowland rice. 11 Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga. PENDAHULUAN mengkombinasikan berbagai macam Salah satu komoditas pertanian yang faktor produksi untuk menghasilkan saat ini masih sebagai komoditas unggulan produksi tertentu (Sunge, 2014). adalah tanaman padi. Padi merupakan Berdasarkan data BPS (2018) tanaman pangan penghasil beras yang kabupaten dengan produksi padi (GKG) merupakan bahan pangan pokok, sehingga tertinggi di Papua Barat terdapat di keberlanjutan produksi padi sangat Kabupaten Manokwari, Sorong, dan penting untuk dijaga. Kebutuhan akan Manokwari Selatan dengan produksi pangan meningkat seiring dengan masing-masing sebesar 12.519 ton, 719 meningkatnya pertumbuhan jumlah ton, dan 409 ton. Adapun Kabupaten penduduk. Oleh karena itu, di Indonesia Manokwari Selatan, sentra produksi padi beras juga sebagai komoditas yang terkonsentrasi di distrik Oransbari. strategis dalam menjaga ketahanan Mayoritas petani padi sawah distrik pangan (Zia, 2016). Oransbari adalah penduduk transmigran Secara umum, produksi merupakan Jawa. Menurut data BPP Distrik Oransbari perangkat prosedur dan kegiatan yang per Februari 2018 luas lahan sawah distrik menyebabkan terjadinya penciptaan Oransbari adalah 614 hektar. Sedangkan komoditas berupa kegiatan usahatani luasan lahan bukan sawah yang ditanami maupun usaha lainnya. Sebelum padi ada 38 hektar. Sehingga total luas dilakukan proses produksi di lahan, lahan pertanaman padi potensial sekitar terlebih dahulu dilakukan proses 652 hektar. Berdasarkan proyeksi pengadaan saprodi (sarana produksi) penduduk Indonesia 2010 – 2035 jumlah pertanian berupa industri agro-kimia penduduk distrik Oransbari tahun 2017 (pupuk dan pestisida), industri agro- adalah 6.437 jiwa. Jika diestimasi dengan otomotif (mesin dan peralatan pertanian), rata-rata konsumsi beras orang Indonesia dan industri pembenihan dan pembibitan. 120 kg/kapita/tahun maka diperlukan Untuk proses produksi budidaya, dapat 772,44 ton beras atau setara 1.287,4 ton digunakan faktor-faktor produksi seperti GKG. Jadi produksi padi distrik Oransbari lahan, tenaga kerja, modal, pupuk, hanya dapat memenuhi sekitar 31,76 % pestisida, teknologi, serta manajemen. dari total kebutuhannya. Dalam teori produksi akan dianalisis Produksi padi sawah Distrik bagaimana seharusnya seorang petani Oransbari tergolong sangat rendah jika dalam tingkat teknologi tertentu dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal 12 Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019 ini disebabkan beberapa faktor antara lain: menggunakan teknik pengumpulan data alif fungsi lahan sawah menjadi berupa: data primer, yaitu data yang pemukiman; input produksi yang masih diperoleh dari petani responden dengan rendah; dan sarana prasarana pertanian teknik wawancara langsung dengan yang belum memadai. Sebagian besar menggunakan daftar pertanyaan yang petani padi sawah di distrik ini sudah dipersiapkan sebelumnya dan data menggunakan input produksi berdasarkan sekunder yaitu data yang diperoleh dari kebiasaan-kebiasaan semata tanpa studi pustaka yang ada kaitannya dengan mempertimbangkan pengunaan input penelitian ini. Berikut ini adalah proporsi yang tepat yang dapat memberikan hasil sebaran responden yang tedapat pada di 5 yang optimal. Oleh sebab itu, analisis (lima) kampung yaitu Sindang Jaya, faktor-faktor produksi terhadap usahatani Akeju, Sidomulyo, Margomulyo, dan padi sawah di Distrik Oransbari menarik Margorukun. untuk dilakukan. Tabel 1. Sebaran petani responden pada beberapa kampung di distrik METODE PENELITIAN Oransbari Jumlah No Kampung Penelitian ini dilakukan di Distrik (Orang) Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. 1 Sindang Jaya 11 2 Akeju 6 Durasi penelitian adalah tiga bulan yaitu 3 Sidomulyo 22 dari bulan April hingga bulan Juni 2019. 4 Margomulyo 5 5 Margorukun 1 Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja Total 45 (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu daerah yang mayoritas masyarakat HASIL DAN PEMBAHASAN bermata pencaharian sebagai petani padi sawah. Populasi dalam penelitian ini Karakteristik Responden adalah petani yang melakukan usahatani Responden dalam penelitian ini padi sawah yang berjumlah 334 kepala sebanyak 45 orang dan dapat keluarga. Pengambilan sampel dalam diklasifikasikan ke dalam beberapa ciri penelitian ini menggunakan teknik atau karakteristik antara lain usia dan Purposive Random Sampling dengan 45 tingkat pendidikan. responden. Usia seorang petani padi sawah Dalam penelitian ini peneliti 13 Analisis Faktor-Faktor Produksi Terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan. Junita Br Nambela, Apresus Sinaga. berpengaruh terhadap kinerja dalam pendidikan formal yang tinggi. Keadaan produksi. Responden yang memiliki usia responden berdasarkan tingkat pendidikan lebih muda biasanya memiliki fisik yang dapat dilihat pada Tabel 3. lebih kuat dalam bekerja. Untuk lebih Tabel 3. Tingkat pendidikan petani responden di distrik Oransbari jelasnya, usia petani responden dapat Jumlah Persentase dilihat pada Tabel 2. Pendidikan (Orang) (%) Tabel 2. Usia petani responden di distrik SD 15 33,33 Oransbari SLTP 11 24,45 Jumlah Persentase SLTA 19 42,22 Usia (Orang) (%) Total 45 100 35-39 5 11,11 40-44 10 22,22 Menurut Tabel 3 diketahui bahwa 45-49 7 15,56 mayoritas responden berpendidikan 50-54 9 20 55-59 6 13,33 SLTA yaitu sekitar 42,22%. Oleh karena 60-64 5 11,11 itu, introduksi inovasi budidaya padi >65 3 6,67 sawah akan lebih mudah dilakukan Total 45 100 kedepannya. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui Luas Lahan bahwa rata-rata usia petani padi sawah masih dalam usia produktif dimana Tabel 4. Tabel hasil analisis faktor-faktor produksi yang memengaruhi kemampuan fisik yang dimiliki masih produksi padi sawah di Distrik memungkinkan untuk melakukan Oransbari Nilai usahatani padi sawah yang sarat energi Variabel Koefisien Signifikan dan waktu. Mayoritas responden atau Lama Bertani -0,023 0,882 sekitar 93,34% masih berusia antara 35 Luas Lahan 0,694** 0,000 Jumlah Benih 0,463** 0,001 hingga 65 tahun. Jumlah Pupuk 0,517** 0,000 Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yang pernah diikuti Luas lahan yaitu besarnya lahan oleh responden. Pada umumnya petani garapan petani responden yang ditanami padi sawah yang memiliki tingkat padi sawah. Berdasarkan penelitian pendidikan lebih tinggi akan memiliki terdahulu luas lahan berpengaruh positif kemampuan lebih baik dalam menerima dan signifikan terhadap produksi dan inovasi bila dibandingkan dengan petani pendapatan usahatani padi sawah (Andrias yang tidak pernah melalui jenjang et al., 2017). Bukan hanya pada komoditas 14 Jurnal Triton, Vol. 10, No. 1, Juni 2019 padi sawah luas, bahkan luas lahan juga berpengalaman karena terdapat faktor lain berpengaruh terhadap
Recommended publications
  • Measuring the Urgency of Asymmetric Local Elections (Pilkada) in Papua
    Journal of Home Affairs Governance ARTICLE Measuring the Urgency of Asymmetric Local Elections (Pilkada) in Papua Agus Fatoni ✉ Research and Development Agency, Ministry of Home Affairs, Republic of Indonesia Jln. Kramat Raya No. 132, Central Jakarta, Indonesia ✉ [email protected] � OPEN ACCESS Abstract: The local elections (Pilkada) had been implemented since 2005 in Papua, Citation: Fatoni, A. (2020). Measuring the are deemed incapable of resolving problems. On the other hand, the direct local Urgency of Asymmetric Local Elections (Pilkada) in Papua.Jurnal Bina Praja, 12(2), elections' political costs are not small, both from the state's budget and from the 273–286.https://doi.org/10.21787/ candidates to the regions. Implementing direct local elections sometimes creates jbp.12.2020.273-286 ineffective governance, especially in areas that do not yet have a mature democracy. The ongoing local democratic system is also often colored by conflict. This research Received: October 13, 2020 focuses on the urgency of the asymmetric regional election in Papua. This research Accepted: November 22, 2020 will explain how important asymmetric local elections (Pilkada) is applied in Papua. Published: December 16, 2020 Moreover, this study uses a library method and a qualitative approach. The results of this study found several reasons for direct local elections, not yet satisfactory results. © The Author(s) Democratization in Papua is still not well consolidated. This research concludes that the warning to hold asymmetric local elections in Papua needs to be considered. This work is licensed under a Creative However, these choices are not final—contemporary decisions in preparing Commons Attribution-NonCommercial- communities' political and social structures.
    [Show full text]
  • Settlement of Region Disputes Through the Constitutional
    SETTLEMENT OF REGION DISPUTES THROUGH THE CONSTITUTIONAL Zuhdi Arman1 Universitas Putera Batam, Batam, Indonesia [email protected] ABSTRACT Regional boundaries have an important meaning as the limits of regional government authority in carrying out regional government functions. Implies the emergence of conflicts between regions regarding the assertion of territorial boundaries because it is related to upholding the existence and sovereignty of each local government. In this research, the purpose of writing is not only to describe the conflict resolution process through the administrative process, but also relates to the settlement process through a review of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia by the Constitutional Court. The method used in this research is normative juridical. Through this research the writer can find research that is contrary to legal principles. Whereas Regulation of the Minister of Home Affairs Number 76 of 2012 is the correct regulation that is able to resolve conflicts in border areas. The administrative process regulated in Law Number 23 Year 2014 has not been able to resolve the problem of border area conflict even though the decision is a final decision but also has legal remedies as a review in court. Keywords: Settlement, Regional, Constitutional, Court. 1. Introduction Democracy’s reformation era was of the 1945 Constitution amendments such an abstract and universal concept. (also known as the 1945 Constitution of Those kinds of democracy has been the Republic of Indonesia) which states applied in many countries in various that sovereignty is in the hands of the forms, which results in various titles, people and carried out according based such as constitutional democracy, on the constitution (Franciscus, Xaverius peoples democracy, guided democracy, W., Yustisia Jurnal Hukum: Volume 8 liberal democracy, and so on.
    [Show full text]
  • Struktur Dan Vegetasi Mangrove Di Warambui Distrik Oransbari Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat
    (JRPK) JURNAL RISET PERIKANAN DAN KELAUTAN e-ISSN 2686-0813 Volume 3, No 2, Juli 2021 Diterima: 14 April 2021 Hal 347 - 357 Disetujui: Juni 2021 Struktur dan Vegetasi Mangrove di Warambui Distrik Oransbari Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat Structure and Vegetation of Mangrove in Warambui Oransbari District South Manokwari West Papua Province Oleh: Ferdinand Samori1, Roni Bawole2, Selvi Tebay2* 1*Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Aquatic Resource Management, Universitas Papua, Manokwari 2Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua, Manokwari e-mail correspondency: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilaksanakan di Warambui Distrik Oransbari Kabupaten Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat pada tanggal 1 – 14 Juni 2019. Tujuan penelitian adalah mengetahui struktur dan vegetasi hutan mangrove di Distrik Oransbari. Metode yang digunakan adalah observasi melalui pengamatan, pengukuran dan perhitungan jenis-jenis mangrove secara insitu untuk mengetahui luas tutupan mangrove di Distrik Oransbari berdasarkan struktur dan vegetasi mangrove. Data yang telah diolah menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif dengan membuat tabulasi dengan menghitung kerapatan jenis (K), kerapatan relatif (KR), frekuensi jenis (Fi), frekuansi relatif (FR), dominasi relatif (DR), dan nilai penting (NP). Hasil penelitian ditemukan 35 jenis mangrove yang tergolong dalam 17 famili, diantara 22 jenis mangrove sejati dan 13 jenis mangrove ikutan. Jenis yang meiliki nilai INP tertinggi pada fase pertumbuhan semai adalah Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai INP 10,444%. Jenis mangrove yang paling dominan pada fase pertumbuhan sapihan adalah Bruguiera gymnorrhiza dengan nilai INP 26,258% jenis mangrove ini merupakan jenis yang dominan pada fase pertumbuhan semai. Nilai indeks keanekaragaman fase pertumubuhan semai dan sapihan berada dalam katagori tinggi dimana nilai indeks keanekaragaman fase pertumbuhan semai adalah 3,5 dan nilai indeks keanekaragaman sapihan 4,6, sedangkan pada fase pertumbuhan pohon nilai indeks keanekaragaman 2,1.
    [Show full text]
  • Potensi Panas Bumi Di Kabupaten Manokwari Selatan Provinsi Papua Barat Berdasarkan Analisa Geokimia
    Volume 6 No.2 Oktober 2017 ISSN : 2252 - 7311 e-ISSN : 2549 - 6840 Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi Email : [email protected] U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A POTENSI PANAS BUMI DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PROVINSI PAPUA BARAT BERDASARKAN ANALISA GEOKIMIA Agustinus Denny Unggul Raharjo1, Nur Prasetyo Ponco Nugroho2, dan Hastowo Resesiyanto3 1Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Negeri Papua [email protected] ABSTRAK Kabupaten Manokwari Selatan merupakan daerah otonomi baru di Provinsi Papua Barat dengan potensi sumberdaya alam besar. Sebagai daerah pemekaran baru, kedepan akan mengalami pertambahan penduduk yang signifikan. Pertambahan penduduk bersama dengan pembangunan dan modernisasi akan membawa beban pada kebutuhan listrik, sebagai alternatif pemenuhan listrik dapat dengan cara memanfaatkan sumberdaya panasbumi yang terdapat di Kampung Demini, Distrik Momiwaren. Penelitian bertujuan mengetahui potensi sumberdaya panasbumi di Kampung Demini dengan menggunakan metode geothermometer untuk perkiraan suhu reservoir panasbumi berdasarkan kandungan SiO2, Na, dan K. Berdasarkan hasil penelitian, walaupun berjenis suhu rendah, mata air panas Demini dapat dikembangkan menjadi pembangkit listrik siklus binari. Kata kunci: Panasbumi, Siklus Binari, Kabupaten Manokwari Selatan ABSTRACT South Manokwari Regency is a new autonomous region in West Papua Province with abundant natural resources. As new autonomous region the regency will experienced significant population growth. Population growth along with development and modernization will give burden to electricity demand. Alternatively, electricity could be acquired with geothermal resources in Demini vilage, Momiwaren District. The research aims to reveals the geothermal resources potent in Demini vilage using geothermometer method to predict the geothermal reservoir temperature.
    [Show full text]
  • Spatial-Temporal Variability of Chlorophyll-A Concentration In
    JOURNAL OF APPLIED GEOSPATIAL INFORMATION Vol 4 No 2 2020 http://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAGI ISSN Online: 2579-3608 Spatial-Temporal Variability of Chlorophyll-a Concentration in Cenderawasih Bay and Surrounding Waters Alianto 1, Baigo Hamuna 2* 1 Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Papua, Gunung Salju Street, Manokwari Regency, Indonesia 2 Department of Marine Science and Fisheries, Faculty of Mathematics and Natural Science, Cenderawasih University, Kamp Wolker Street, Jayapura City, Indonesia * Corresponding author e-mail: [email protected] Received: April 16, 2020 Abstract Accepted: June 15, 2020 Chlorophyll-a is one of the parameters determining the primary productivity of Published: July 01, 2020 water. In the fisheries sector, information on chlorophyll-a concentration in marine waters is very important for the prediction of fishing grounds. This study aims to Copyright © 2020 by author(s) and Scientific Research Publishing Inc. analyze the variability of chlorophyll-a concentrations in Cenderawasih Bay and the surrounding waters, both spatial and temporal variability. Data from the Aqua- Open Access MODIS Level 3 monthly composite period from January to December 2019 was used to determine the concentration of chlorophyll-a. Time-series data are used to determine fluctuations of chlorophyll-a concentrations, while interpolation with the kriging method is used to determine the spatial distribution of chlorophyll-a. The analysis showed that the monthly average value of chlorophyll-a concentration in the study area ranged from 0.1988 – 0.3415 mg.m-3. The average value of chlorophyll-a concentration increases from March to June and then decreases in July or August.
    [Show full text]
  • Aerotropolis Update
    Aviation expansion in Indonesia Tourism,Aerotropolis land struggles, economic Update zones and aerotropolis projects By Rose Rose Bridger Bridger TWN Third World Network June 2017 Aviation Expansion in Indonesia Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects Rose Bridger TWN Global Anti-Aerotropolis Third World Network Movement (GAAM) Aviation Expansion in Indonesia: Tourism, Land Struggles, Economic Zones and Aerotropolis Projects is published by Third World Network 131 Jalan Macalister 10400 Penang, Malaysia www.twn.my and Global Anti-Aerotropolis Movement c/o t.i.m.-team PO Box 51 Chorakhebua Bangkok 10230, Thailand www.antiaero.org © Rose Bridger 2017 Printed by Jutaprint 2 Solok Sungai Pinang 3 11600 Penang, Malaysia CONTENTS Abbreviations...........................................................................................................iv Notes........................................................................................................................iv Introduction..............................................................................................................1 Airport Expansion in Indonesia.................................................................................2 Aviation expansion and tourism.........................................................................................2 Land rights struggles...........................................................................................................3 Protests and divided communities.....................................................................................5
    [Show full text]
  • PENGARUH KUALITAS MANAJER PROYEK TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN (Studi Kasus Kontraktor Di Distrik Ransiki)
    Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019 PENGARUH KUALITAS MANAJER PROYEK TERHADAP KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN MANOKWARI SELATAN (Studi Kasus Kontraktor di Distrik Ransiki) Hermerilia Rumbarar1, Dirarini Sudarwadi2, Yulius Heri Saptomo3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua1,2,3 Page | - 204 - Correspondence email: [email protected] ABSTRAK Kegiatan proyek konstruksi tentunya melibatkan banyak sumber daya manusia. Lingkup kerja proyek yang besar dan kompleks menuntut kemampuan manajer proyek untuk mengelolanya dengan baik. Kualitas manajer proyek memiliki peranan penting untuk kelancaran suatu proyek konstruksi. Dedikasi dalam profesi ini menuntut manajer proyek untuk melaksanakan pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kualitas manajer proyek berpengaruh terhadap kinerja proyek konstruksi di Kabupaten Manokwari Selatan (Studi kasus: kontraktor di Distrik Ransiki). Penelitian ini menggunakan sampel dengan jumlah 40 kontraktor yang tergabung pada asosiasi GAPENSI Kabupaten Manokwari Selatan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana , uji t dan R². Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas manajer proyek berpengaruh terhadap kinerja proyek konstruksi di Kabupaten Manokwari Selatan. Hasil pengolahan data pada uji koefisien determinasi variabel kualitas manajer proyek adalah sebesar 0,217 atau 21,7%, hasil uji t menunjukkan bahwa variabel kualitas manajer proyek berpengaruh terhadap kinerja proyek konstruksi hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang menunjukan nilai sigifikansi lebih kecil dari dari 0,05 (0,001 < 0,05) sehingga hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas manajer proyek berpengaruh terhadap kinerja proyek konstruksi di Kabupaten Manokwari Selatan ABSTRACT Construction project activities certainly involve a lot of human resource. The scope of work large and complex projects requires the ability of project managers to manage them well.
    [Show full text]
  • Diversifikasi Abon Ikan Tuna Madurasa Manokwari Dalam Program PPPUD
    E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 12(2), 353-359 ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online) Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas Diversifikasi Abon Ikan Tuna Madurasa Manokwari dalam Program PPPUD Tresia Sonya Tururaja1, Mudjirahayu2, Roni Bawole3, Sarah Usman4, Marthin Matulessy5 1,3,5Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua 2Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua 4Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Papua [email protected] Received: 9 Oktober 2020; Revised: 28 Mei 2021; Accepted: 24 Juni 2021 Abstract Manokwari Regency has a large number of fisheries productions such as number of yellowfin tuna (Thunnus albacares) catches which reach about 11,220 tons per year taken by 1561 fishermen from the surrounding waters. This tuna production is the highest compared to that of other fish species. Since a large number of tuna catches in Manokwari, it has encouraged CV. Madurasa (Regional Superior Product Development Program partner or PPUD) to produce tuna shredded. However, that partner company faces problems, including a lack of market information, inadequate production capacity, lack of scientific and technological innovation for product diversification and promotion. Based on the various problems, improvements efforts have been initiated through Regional Leading Product Development Program (PPPUD) activity program. This program aims to diversify products in the form of shredded fish products with 3 levels of spiciness, to improve the product packaging, to increase the number of production, to develop market networks in several districts, and to increase direct or online promotions. The approach method used to support the implementation of the PPPUD program is through a case study method.
    [Show full text]
  • Establish the Perception of Agricultural Extension Workers Through Cyber Extension As the Media Information
    Journal of Socioeconomics and Development Vol 1, No 1, April 2018, 32 – 37 Widyagama DOI: 10.31328/jsed.v1i1.530 Establish The Perception of Agricultural Extension Workers through Cyber Extension as The Media Information Latarus Fangohoi1*, Sugiyanto2, Keppi Sukesi2, and Edi Dwi Cahyono2 1 College of Agricultural Extension of Malang, East Java 2 Post Graduate Program of Agriculture Faculty, University of Brawijaya Malang (Received April 12, 2017; Accepted March 20, 2018; Published April 10, 2018) ABSTRACT. The cyber extension has a significant media in developing an extension program of agricultural information. The government has built the cyber extension supported by the development of ICT and its utilization in the dissemination of agricultural information. It is expected to provide positive benefits in the improvement of competence of the extension workers. The purpose of this research is to analyse the characteristics and perception of the extensions workers in the utilization of cyber extension to support their work. This research is correlational descriptive analysis by using survey method. The study was conducted in South Manokwari Regency, West Papua Province. The sample in the research was all extension workers as many as 22 people. The result shows that the characteristics of the extensions workers as follow: the media used is a smartphone (100 percent), the working period is 5-10 years (77 percent) and the education level is high school (SMK/SPMA, 73 percent). Meanwhile, the perception of the extension workers on the cyber media is high. It reaches 95 percent. They provide the positive perception on cyber extension concerning variables of benefit, complexity, and convenience.
    [Show full text]
  • SSEK Translation July 28, 2021
    SSEK Translation July 28, 2021 MINISTER OF HOME AFFAIRS OF THE REPUBLIC OF INDONESIA INSTRUCTION OF THE MINISTER OF HOME AFFAIRS NUMBER 26 OF 2021 REGARDING THE IMPLEMENTATION OF LEVEL 3, LEVEL 2 AND LEVEL 1 RESTRICTIONS ON PUBLIC ACTIVITIES AND OPTIMIZING THE CORONA VIRUS DISEASE 2019 HANDLING POST AT THE VILLAGE AND SUB- DISTRICT LEVEL FOR HANDLING THE SPREAD OF THE CORONA VIRUS DISEASE 2019 MINISTER OF HOME AFFAIRS, Following the instruction of the President of the Republic of Indonesia for the implementation of the Restriction on Public Activities (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat or “PPKM”) in areas with Level 3 (three), Level 2 (two) and Level 1 (one) criteria of the pandemic situation based on the assessments of the Minister of Health and further optimize the Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Handling Command Post (Pos Komando or “Posko”) at the Village and Sub-District Level for handling the spread of the COVID-19, it is therefore instructed: To : 1. Governors; and 2. Regents/Mayors throughout Indonesia, To : FIRST : The Governor: 1. shall determine and regulate Level 3 (three), Level 2 (two) and Level 1 (one) PPKM criteria in their respective Regencies/Cities in accordance with the criteria of the pandemic situation level based on the assessment; 2. specifically for the Governor in which with its areas of Regencies/Cities are in Level 3 (three) based on the assessment by the Minister of Health, namely: a. Governor of Aceh, namely West Aceh Regency, Aceh Jaya Regency, Aceh Singkil Regency, Central Aceh Regency, Gayo Lues Regency, Banda Aceh City, Langsa City, Lhokseumawe SSEK Legal Consultants 1 Mayapada Tower I 14th Floor Tel: +62 21 5212038, 2953 2000 Jl.
    [Show full text]
  • Analisis Perubahan Tutupan Lahan Di Kabupaten Manokwari Selatan
    CASSOWARY volume 3 (2): 141 - 152 ISSN : 2614-8900 E-ISSN : 2622-6545 Program Pascasarjana Universitas Papua, https://pasca.unipa.ac.id/ Analisis Perubahan Tutupan Lahan di Kabupaten Manokwari Selatan (Analysis of Changes in Land Cover in South Manokwari District) Silvy E. Kesaulija1*, Soetjipto Moeljono1, Agustinus Murdjoko1 1Program Studi Magister Kehutanan, Program Pascasarjana Universitas Papua Jalan Gunung Salju Amban, Manokwari, 98314, Indonesia *Email: [email protected] ABSTRACT: This study aims to determine the extent of land cover changes in South Manokwari Regency from 2009 to 2018, including what changes have occurred, where they have occurred, how much change has occurred and the factors causing forest area changes in South Manokwari Regency. The method used in this research was the overlay technique with the supervised classification method. Data collection and analysis were carried out spatially using ArcGIS 10.4 software. The research variables consisted of forest area and land cover in hectares, changes in land cover (deforestation and degradation) in hectares and factors that influenced changes in land cover in South Manokwari Regency. The analysis of land cover based on area functions, permits and district boundaries, found that there had been degradation and eforestation in South Manokwari Regency. The area of forest degradation is 8,870.15 Ha that occurs inside the Production Forest in the IUPHHK concession area in Dataran Isim District. Meanwhile, the deforestation of 1,357.75 hectares occurred in other use areas. Other factors that influence land cover change were accessibility factors, government policies and topographical factors. Keywords: land cover change, deforestation, degradation, South Manokwari Regency ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas perubahan tutupan lahan di Kabupaten Manokwari Selatan dari Tahun 2009 hingga tahun 2018, meliputi perubahan apa saja yang terjadi, dimana terjadinya, seberapa besar perubahan yang terjadi dan faktor penyebab terjadinya perubahan kawasan hutan di Kabupaten Manokwari Selatan.
    [Show full text]
  • West Papua Mangrove Management Strategy
    Advances in Biological Sciences Research, volume 11 Proceedings of the Joint Symposium on Tropical Studies (JSTS-19) West Papua Mangrove Management Strategy (Case Study of Oransbari Mangrove Area in South Manokwari Regency) Onasius Pieter Moze Matani1,* Marlon Ivanhoe Aipassa1 Sigit Hardwinarto1 Muhammad Sumaryono1 1Postgraduate Program of the Faculty of Forestry, Mulawarman University. Samarinda, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to identify internal factors, namely strengths and weaknesses and external opportunities and threats in managing mangrove areas. Furthermore, identifying internal and external factors is mapped in SWOT Analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) and AHP Analysis (Analysis Hierarchy Process) to ensure appropriate management strategies and designs to protect and preserve West Papua mangrove areas. The results showed that the factors resulted in the mangrove area’s management strategy: (1) SO strategy, utilization of regional potential to improve the community’s welfare with a comparative value of 0.550. ( 2) ST strategy, social-cultural value and economic benefits to protecting the region with a comparative value of 0.540. The combination of external factors resulting in regional management strategies are (1) WO strategy, take advantage of government support for the improvement of facilities and infrastructure, provision of human resources managers with a comparative value of 0.540, (2) WT strategy, intervention in providing economic alternatives for local communities with a comparative value of 0.590. Combining various mangrove management strategies is an essential recommendation for the local Government and all parties in managing the West Papua mangrove area. In the future, efforts to preserve mangrove natural resources can be made while maintaining ecological and economic balance.
    [Show full text]