95

PERUBAHAN SOSIAL KOMUNITAS SUKU ARFAK KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PAPUA BARAT Therresse Nofianti*

ABSTRAK Perubahan-perubahan masyarakat berhubungan dengan perubahan nilai-nilai sosial, norma- norma, pola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, interaksi sosial. Kabupaten Pegunungan Arfak terbentuk sejak tahun 2012 melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2012 merupakan kabupaten induk yang kemudian dipecah menjadi Kabupaten Selatan dan Pegunungan Arfak Masyarakat pegunungan Arfak disebut sebagai masyarakat suku besar Arfak karena terdiri atas beberapa sub suku yakni suku Hatam, Moile, Sough dan Meyah. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai perubahan- perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat suku Arfak di Kabupaten Pegunungan Arfak Propinsi Papua Barat. Metode yang digunakan berupa kajian pustaka dari berbagai laporan atau kajian ilmiah terkait dengan konteks perubahan sosial dan budaya pada masyarakat suku Arfak. Bahan-bahan tersebut dianalisis menggunakan teori-teori perubahan sosial Herbert Spencer, Talcot Parson, Teori modern Kingsley Davis (Transisi Demografis). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan sosial pada masyarakat Suku Arfak di Kabupaten Pegunungan Arfak terjadi akibat adanya perubahan komposisi jumlah penduduk, adanya Kebijakan Otonomi Khusus Papua, masuknya inovasi baru, semakin mudahnya transportasi, program pemberdayaan, perubahan kelembagaan adat serta nilai dan norma yang memberikan dampak positif dan negatif pada kehidupan masyarakat. Kata kunci: Perubahan Masyarajat, Papua Barat, Kabupaten Pegunungan Arfak, Suku Besar Arfak, Otonomi Khusus,

ABSTRACT

Changes in society related to changes in social values, norms, patterns of organizational behavior, the composition of social institutions, social interaction. Regency formed since 2012 through Law Number 24 of 2012 is the main district which was later divided into South and Arfak Mountains. The Arfak mountain community is referred to as the large Arfak tribe because it consists of several sub tribes namely Hatam, Moile, Sough and Meyah. This paper aims to provide an overview and information about social changes that occur in the Arfak tribal community in the Arfak Mountains Regency, Province. The method used is a literature review of various reports or scientific studies related to the context of

96 social and cultural change in the Arfak tribal community. These materials were analyzed using Herbert Spencer's theories of social change, Talcot Parson, Kingsley Davis's modern theory (Demographic Transition). The results obtained show that social changes in the Arfak tribe in the Arfak Mountains District occur due to changes in the composition of the population, the existence of the Papua Special Autonomy Policy, the inclusion of new innovations, easier transportation, empowerment programs, changes in customary institutions and values and norms that have an impact positive and negative on people's lives. Key words: Masyarajat Change, West Papua, Arfak Mountains Regency, Arfak Great Tribe, Special Autonomy, perubahan sosial dan perubahan PENDAHULUAN kebudayaan. Perbedaan yang demikian itu, Perubahan-perubahan masyarakat tergantung dari adanya perbedaan definisi berhubungan dengan perubahan nilai-nilai antara pengertian tmasyarakat dan sosial, norma-norma, pola perilaku kebudayaan. Apabila perbedaan definisi organisasi, susunan lembaga tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, kemasyarakatan, interaksi sosial dan lain maka dengan sendirinya perbedaan antara sebagainya Soekanto (1990). Perubahan perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan sosial dapat bermakna sebagai kemajuan dapat diterangkan dengan jelas (Lumintang, ataupun kemunduran. Martono (2011), 2015) mengemukakan bahwa perubahan sosial Pegaf merupakan Kabupaten yang berkaitan degan teori perspektif struktural sebagian besar wilayahnya masuk dalam fungsional. Pandangan tersebut bahwa kawasan Hutan Lindung (HL) dan Cagar masyarakat adalah sebuah sistem yang stabil Alam, yakni Cagar Alam Pegunungan Arfak dan memiliki tatanan sosial relatif stabil dan (CAPA). Pemerintah RI di tahun 1992 telah terintegrasi dalam kehidupan seharihari. menetapkannya menjadi kawasan Cagar Pada pandangan tersebut terlihat bahwa Alam (CA) Pegunungan Arfak melalui kestabilan dan keteraturan dalam kehidupan keputusan Menteri Kehutanan No. 783/Kpts- masyarakat dianggap sebagai kondisi dan II/1992 tertanggal 11 Agustus 1992. Dalam situasi yang stabil dan perubahan yang keputusan itu ditetapkan bahwa kawasan ini terjadi dalam kehidupan masyarakat sebagai membentang seluas 68.325,00 hektar. penyimpangan. Menurut perspektif Mencakup 8 wilayah Distrik seperti; struktural fungsional bahwa perubahan Menyambouw, Membey, Hingk, Tanah sosial diabaikan dalam kehidupan Rubuh, Warmare, Manokwari Selatan, masyarakat dan masyarakat dalam kondisi dan Oransbari. Masyarakat yang statis atau tetap untuk melakukan pegunungan Arfak disebut sebagai aktivitas kehidupan. Dalam teori mengenai masyarakat suku besar Arfak karena terdiri perubahan-perubahan masyarakat sering atas beberapa sub suku yakni suku Hatam, dipersoalkan mengenai perbedaan antara

97

Moile, Sough dan Meyah. Suku Hatam yang dan laporan survey masyarakat suku Arfak. mendiami pegunungan Arfak bagian utara Data sekunder diperoleh melalui studi yaitu Distrik Oransbari dan Ransiki, Suku dokumen berupa laporan hasil-hasil Meyakh yang menghuni bagian barat, yaitu penelitian sebelumnya, Undang-Undang, Distrik Warmare dan Prafi, Suku Sougb Peraturan-Peraturan, Keputusan Presiden, yang menghuni bagian selatan, yaitu Distrik Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, dan Anggi; dan Suku Moile yang tersebar di Peraturan daerah. Bahan-bahan tersebut bagian timur, yaitu Distrik Minyambouw kemudian dianalisis menggunakan teori- Wilayah ini sebelumnya merupakan bagian teori perubahan sosial Herbert Spencer, dari Kabupaten Manokwari namun di Tahun Talcot Parson, Teori modern Kingsley Davis 2012 yang lalu ditetapkan sebagai kabupaten (Transisi Demografis). pemekaran baru, terpisah dari wilayah PEMBAHASAN kabupaten Manokwari berdasarkan Undang- Profil Kabupaten Pegunungan Arfak undang No. 24 tahun 2012 tanggal 16 November 2012 (BPS Kab Pegaf, 2017). Kabupaten Pegunungan Arfak terbentuk sejak tahun 2012 melalui Undang- Tulisan ini mengkaji tentang Undang Nomor 24 Tahun 2012 tentang perubahan sosial, apa saja perubahan sosial pembentukan Kabupaten Pegunungan Arfak yang terjadi pada masyarakat suku Arfak, di provinsi Papua Barat. Kabupaten bagaimana perubahan sosial terjadi, apa saja Manokwari merupakan kabupaten induk faktor-faktor pendorong dan penghambat yang kemudian dipecah menjadi Kabupaten perubahan sosial tersebut. Tujuannya untuk Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak. memberikan gambaran dan informasi Kabupaten Pegunungan Arfak terdiri dari mengenai perubahan-perubahan sosial yang sepuluh distrik dan ibukota kabupaten ini terjadi pada masyarakat suku Arfak di berkedudukan di Ullong Distrik Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Propinsi (BPS, Kab Arfak, 2017). Papua Barat. Kabupaten Pegunungan Arfak METODE PENELITIAN memiliki batas wilayah sebagai berikut: Metode yang digunakan dalam tulisan ‒ Sebelah utara berbatasan dengan ini berupa kajian pustaka. Metode ini Kabupaten Manokwari; dilakukan untuk melihat berbagai laporan ‒ Sebelah timur Kabupaten Teluk atau kajian ilmiah terkait dengan konteks Bintuni; perubahan sosial dan budaya pada ‒ Sebelah selatan berbatasan dengan masyarakat suku Arfak. Fokus kajian Kabupaten Teluk Bintuni pustaka pada isu-isu perubahan sosial ‒ Sebelah barat berbatasan dengan budaya. Kajian pustaka dilakukan secara Kabupaten Tambrauw online untuk publikasi yang tersedia baik peer review journal maupun yang bersifat Dari segi luas wilayah menurut distrik, grey literature (tesis atau disertasi), artikel Testega merupakan distrik dengan wilayah popular dalam majalah, buku ilmiah popular paling luas (75.515 ha atau 19,65% dari luas

98 wilayah Kabupaten Pegaf), diikuti distrik (73,83%), diikuti oleh Membey (66,32%); Catubouw (72.237 ha atau 18,80% dari luas sedangkan distrik dengan flat (kategori wilayah Kabupaten Pegaf); sedangkan berbukit dengan kemiringan <2%) dan very distrik dengan luas wilayah paling sempit gentle (bergelombang dengan kemiringan 2 - adalah Membey (10.370 ha atau 2,37% dari 8%) adalah Anggi (17,61%), diikuti oleh luas wilayah Kabupaten Pegaf), diikuti Taige (8,91%). Data Profil Kabupaten Pegaf distrik Anggi (14.114 ha atau 3,67% dari Tahun 2013 menyatakan bahwa hanya 20% luas wilayah Kabupaten Pegaf). Dari segi wilayahnya memiliki kemiringan 0-25° fisiografi, distrik dengan persentasi wilayah (datar), selebihnya 80% wilayahnya paling banyak masuk dalam kategori memiliki kemiringan lebih dari 25° extremly steep (sangat curam dengan (bergelombang/berbukit). kemiringan >40%) adalah Minyambouw

Gambar 1. Peta Kabupaten Pegunungan Arfak

Sumber:https://petatematikindo.wordpress.com/2013/01/30/administrasi- pegunungan-arfak/ Peraturan Menteri Dalam Negeri dengan luas kawasan konservasi 68.325 Ha. Nomor 33 Tahun 2009 1 tentang Pedoman Lebih lanjut pada Tahun 2015 Gubernur Pengembangan Ekowisata di Daerah, telah Provinsi Papua Barat Abraham O. Atururi mendorong Pemerintah Daerah untuk mendeklarasikan Propinsi Papua Barat mengembangkan ekowisata yang sebagai Propinsi Konservasi. Deklarasi ini, belakangan ini telah menjadi trend dalam menunjukkan komitmen dari Pemerintah kegiatan kepariwisataan di . Papua Barat untuk memanfaatkan potensi Kabupaten Pegunungan Arfak ditetapkan kekayaan alam dengan tanggungjawab.1 sebagai kawasan konservsi berdasarkan SK Potensi wisata di Kabupaten Arfak terdapat Kep. Menhut No.783/Kpts/Um/II/1992 di distrik Anggi berupa obyek wisata alam

99 dan budaya, sedangkan obyek wisata di perkotaan dan daerah coastal juga sudah distrik Sururey dan Minyambouw, masing- mengalami perubahan yang cukup masing memiliki obyek wisata budaya dan signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan sejarah. semakin terpenuhinya hak-hak perempuan di wilayah yang mengalami perubahan Jumlah objek wisata di Kabupaten dibandingkan dengan kondisi perempuan di Pegunungan Arfak pada kurun waktu 2013- wilayah pedalaman/remote area. Perubahan 2015 sebanyak 9 (sembilan) objek wisata, positif ini bisa terjadi karena sebagian laki- yang terdiri dari: 4 (empat) objek wisata laki telah memiliki kesadaran tentang alam, 2 (dua) objek wisata budaya dan seni, pentingnya peran perempuan dalam dan 3 (tiga) objek wisata air. Jumlah kehidupan di masyarakat sehingga mereka wisatawan dalam negeri dan luar negeri cukup memberikan dukungan positif bagi yang datang berkunjung selama tahun 2013 perempuan (DAP, 2019). sampai tahun 2015 mengalami peningkatan Di Manokwari ditemukan perubahan dan kemajuan terutama wisata alam, banyak yang positif menyangkut tersedianya wisatawan berkunjung melihat burung infrastruktur kesehatan dan tenaga medis di cenderawasih, burung pintar, gua, gunung, tingkat kampung. Dulu perempuan daya tarik objek wisata tirta (wisata air) juga melahirkan di hutan. Mereka tidak percaya mengalami peningkatan terutama wisata proses kelahirannya dilakukan di danau anggi gida dan anggi gidi rumah/kampung karena nanti sakit atau kena Perubahan Sosial Masyarakat Suku ‘suanggi’. Dengan adanya upaya pendekatan Arfak dari tenaga kesehatan kepada masyarakat, perempuan Arfak mulai mengubah Perubahan sosial masyarakat suku kebiasaan tersebut dan memilih melahirkan Arfak terjadi dalam berbagai struktur dan di rumah dan bahkan minta dijemput mobil sistem sosial masyarakat. Hasil penelitian untuk membawanya ke puskesmas. Temuan Mulyadi (2016) menunjukkan bahwa ada dari kajian lapangan di Manokwari, setelah nilai-nilai budaya yang memberi motivasi otonomi khusus digulirkan sudah ada bertani kepada masyarakat Arfak dalam perubahan positif terkait jumlah perempuan menjaga kelestarian alam dan semangat Arfak yang ada di dalam struktur bekerja di kebun seperti pengetahuan rotasi pemerintahan. Sudah ada yang menjadi kebun, menjaga hutan dan pola pertanian kepala kampung dan kepala distrik, tumpangsari. Sebaliknya, ada juga nilai-nilai meskipun jumlahnya masih sangat minim. budaya yang ikut mengurangi motivasi Perubahan penting lainnya yang telah terjadi bertani seperti bekerja keras di kebun untuk adalah keberadaan LAPEPA (Lembaga Adat masa lalu dan mempersepsikan hidup di Perempuan Papua). Lembaga ini didirikan dunia buruk pada tanggal 21 Juli 2014 dan secara resmi Berdasarkan hasil pemetaan terhadap dilantik oleh Gubernur Papua Barat pada program intervensi pemberdayaan dan tanggal 14 Desember 2015. perlindungan perempuan memperlihatkan bahwa kondisi perempuan di wilayah

100

Lembaga ini didirikan atas inisiatif masyarakat sekitar membangun penginapan sekelompok perempuan Papua yang ingin untuk para wisatawan. Pemikiran Max memperjuangkan suara perempuan baik di Weber mengungkapkan bahwa manusia atau bidang politik, ekonomi dan sosial budaya. aktor merupakan makhluk kreatif, aktif, dan Selain itu, perubahan yang diharapkan berfikir rasional ketika melakukan suatu terjadi tidak terlepas dari adanya keinginan tindakan. Perubahan sosial yang terjadi untuk menegosiasikan nilai-nilai adat dan dalam kehidupan masyarakat karena budaya lokal agar dapat adil dan melindungi masyarakat atau individu makhluk yang perempuan dan anak.1 mampu untuk mengembangkan ide atau Pengembangan ekowisata CAPA turut pemikiran atas tindakannya. Sorokin (1987), membawa perubahan positif bagi secara psikologis masyarakat potensial masyarakat Arfak hal ini dapat dilihat dari untuk berubah terutama yang berkenaan segi ekonomi dimana masyarakat sekitar dengan tida aspek, yaitu: perubahan idea mendapat pendapatan tambahan, mereka (ideational change), pengaruh unsur yang dulunya hanya sebagai petani kini material terhadap mental mendapat pekerjaan tambahan menjadi manusia/masyarakat (sensational change), guide, pemerintah juga mendapat dan perubahan ideologi (idealistic change). pendapatan dari pajak bangunan karena Program pengembangan ekowisata di fittes” juga terjadi dalam kehidupan sosial. Kabupaten Pegunungan Arfak membuka Lebih lanjut Astrd Susanto (1985), peluang usaha baru bagi masyarakat, usaha perubahan sosial terjadi sebagai hasil homestay kepada turis asing maupun interaksi manusia untuk menyesuaikan diri nusantara berupa jasa guide, potter dan dengan keadaan di sekelilingnya. Lebih tenaga pencari kayu bakar atau tanaman lanjut Harris, faktor utama yang pertanian untuk dimakan oleh turis. Hal ini menyebabkan manusia berubah karena sejalan dengan Herbert Spencer yang ekonomi yang tidak bisa mencukupi menganut pandangan evolusi yang kehidupan sehari-hari. Faktor utama berkeyakinan bahwa kehidupan masyarakat terjadinya perubahan sosial adalah keadaan tumbuh secara progresif menuju keadaan geografi, keadaan biofisik kelompok, yang makin baik dan karena itulah kebudayaan, dan sifat anomi manusia. Selain kehidupan masyarakat harus dibiarkan persewaan perahu usaha rumah penginapan berkembang sendiri, lepas dari campur juga meningkat. Fasilitas yang lain yang bisa tangan yang hanya akan memperburuk menjadi peluang untuk meningkatkan keadaan. Spencer menerima pandangan pendapatan masyarakat adalah dengan bahwa institusi sosial, sebagaimana tumbuh- membuka warung makan di disekitar tumbuhan dan binatang, maupun beradaptasi homestay. Peluang kerja yang lain yang secara progresif dan positif terhadap berpotensi dikembangkan di Cagar Alam lingkungan sosialnya. Spencer juga Pegunungan Arfak adalah guide atau menerima pandangan Darwinian bahwa pemandu bagi wisatawan yang proses seleksi alamiah, “survival of the

101

berpengetahuan baik yang saat ini masih bentuk pengelolaan hutan. Istilah Igya Ser minim (Sombait, 2010). Hanjob (dalam Bahasa Hatam/Moile) atau ______Mastogow Hanjob (dalam Bahasa Soughb). 1 https://nasional.tempo.co/read/711098/pa Igya dalam Bahasa Hatam berarti berdiri; pua-barat-deklarasikan-diri-sebagai- ser artinya menjaga; hanjob artinya batas. provinsi-konservasi/full&view=ok Secara harfiah, ig ya ser hanjob berarti Pengembangan ekowisata CAPA juga menjaga batas namun bukan hanya membawa dampak negatif, ditemukan masih bermakna sebagai suatu kawasan, tetapi ada masyarakat yang membuang sampah mencakup segala aspek kehidupan ataupun berburu dan menebang masyarakat Arfak. pohon/ladang berpindah di sekitar kawasan Secara filisofis, nilai-nilai tersebut Cagar Alam Pegunungan Arfak. Berbeda mengandung makna bahwa segala sesuatu dengan hasil penelitian yang dilakukan yang ada di alam ini (termasuk manusia) Emma dan Rina (2014) tentang pengaruh memiliki batas. Apabila batas tersebut ekowisata berbasis masyarakat terhadap dilanggar, maka akan terjadi bencana yang perubahan kondisi ekologi, sosial dan sangat besar.2 Hal ini sejalan dengan tahap ekonomi di kampung Batusuhunan, perkembangan pikiran manusia yang Sukabumi dimana pada aspek ekologi, dicetuskan oleh Augute Comte yaitu tahap penduduk telah memiliki kesadaran untuk Teologis dimana tingkat pemikiran manusia melindungi lingkungan dengan membuang yang beranggapan bahwa semua benda sampah pada tempatnya dan mulai didunia ini mempunyai jiwa dan itu menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. disebabkan oleh sesuatu kekuatan besar Dalam aspek sosial, terjadi peningkatan yang berada diatas manusia. kerjasama masyarakat terutama di bidang Di wilayah pegunungan Arfak ekowisata. Kegiatan sosial di masyarakat terutama pada masyarakat sub-suku Hatam, sering diadakan sejalan dengan kawasan hutan yang dimanfaatkan oleh perkembangan ekowisata. Pada ekonomi, masyarakat terbagi atas 4 (empat) bagian kesempatan kerja yang berasal dari sektor yakni susti, bahamti, nimahamti dan tumti ekowisata bisa menjadi penghasilan (Laksono dkk. 2001, Salosa dkk. 2011). tambahan bagi keluarga. Namun, perubahan Bahamti adalah wilayah hutan primer yang dalam standar hidup tidak dapat dirasakan tidak boleh diganggu sama sekali (wilayah oleh masyarakat Batusuhunan karena perlindungan alam), wilayah ini merupakan pengembangan ekowisata baru saja dimulai kawasan hutan yang berlumut dan beberapa dan baru berjalan selama sekitar 3 tahun. sangat curam, Nimahamti adalah kawasan Selanjutnya terdapat pergeseran nilai hutan yang dapat dimasuki untuk mengambil dalam banyak hal yang mempengaruhi kayu namun dengan jumlah yang terbatas kebiasaan ataupun tata kelakuan yang dengan persetujuan kepala suku. Susti berlaku dalam masyarakat. Dalam adalah kawasan yang diusahakan oleh masyarakat Arfak dikenal nilai-nilai Igya masyarakat baik untuk tempat tinggal Ser Hanjop atau Mastogow Hanjop sebagai maupun untuk berkebun. sedangkan Tumti

102 adalah bagian puncak gunung. Susti dan mengutamakan anak sendiri daripada anak Nimahamti dapat difungsikan.sebagai saudara; hak waris dengan peniadaan hak kawasan penyangga jadi pemanfaatan hutan waris untuk perempuan; poligami dengan hanya bisa dilakukan pada kawasan ini. adanya penolakan terhadap tradisi poligami Situmorang (2013) menyebutkan bahwa dan perceraian dengan banyaknya kasus keberadaan kawasan Bahamti, Nimahanti perceraian yang terjadi. Respon orang tua dan Susti saat ini telah mengalami Arfak terhadap fenomena pergeseran nilai perubahan karena adanya intervensi adat perkawinan Suku Besar Arfak ekonomi, tekanan penduduk bahkan tekanan menunjukkan pola respon yang berbeda. kebijakan politik. Sebagian orang tua Arfak tetap bersikukuh ______mempertahankan dan melaksanakan nilai adat perkawinan Arfak. Sebagian orang tua 2 Arfak yang lain menerima perubahan atau https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Moile_d penambahan selama tidak meninggalkan an_Suku_Meyah prinsip-prinsip yang pokok dalam adat Hal ini terlihat dari memudarnya perkawinan Suku Besar Arfak. perilaku masyarakat dalam menjaga dan Dalam hubungannya dengan mempertahankan keberadaan kawasan- penerapan Hukum Positif atau UU No.1 kawasan tersebut. Dimana aktivitas berburu Tahun 1974 tentang Perkawinan, persepsi binatang dan aktivitas pertanian tradisional orang tua Suku Besar menunjukkan pola telah memasuki wilayah-wilayah yang yang berbeda. Pola persepsi pertama (diikuti dilarang secara hukum adat maupun hukum sebagian besar orang Arfak) menunjukkan formal. Lebih lanjut Makabori (2005) bahwa untuk melaksanakan perkawinan menyebutkan bahwa telah terjadi pergeseran mereka tetap bersikukuh mempertahankan perilaku berupa penurunan kepatuhan nilai adat perkawinan Suku Besar Arfak. masyarakat Arfak terhadap nilai-nilai Igya Pola persepsi kedua, selain melaksanakan Ser Hanjop selama kurun waktu 20 tahun. apa yang menjadi nilai adat perkawinan Perubahan sosial juga terjadi Arfak, mereka juga dapat perubahan pada lembaga-lembaga mempertimbangkan urgensi UU Perkawinan kemasyarakatan suku Arfak. Salabai (2010) karena pada dasarnya UU. Perkawinan menyebutkan bahwa orang tua Arfak banyak yang sejalan dengan ketentuan- memiliki pola persepsi yang sama bahwa ketentuan yang terdapat dalam nilai adat telah terjadi pergeseran nilai adat perkawinan Suku Besar Arfak. perkawinan hampir pada semua aspek, Faktor penyebab Perubahan Sosial seperti pada aspek perjodohan dengan Masyarakat Arfak diterimanya budaya pacaran; mas kawin dengan bertambahnya jenis maskawin; Secara umum penyebab perubahan prosesi perkawinan dengan adanya prosesi sosial dibedakan menjadi dua golongan perkawinan singkat; pengurusan anak besar, yaitu: perubahan yang berasal dari dengan adanya kecenderungan masyarakat itu sendiri dan perubahan yang berasal dari luar masyarakat (Soerjono,

103

2009). Berdasarkan hasil review literatur berkaitan dengan cara pembagian penduduk diperolah perubahan masyarakat suku Arfak menurut kelompok usia, jenis kelamin, ras, disebabkan karena beberapa faktor: etnik, jenis pekerjaan dan kelas sosial, Pertama, bertambahnya jumlah sehingga mempengaruhi kehidupan sosial. penduduk. Pertumbuhan penduduk yang Bertambahnnya jumlah penduduk signifikan berdampak pada perubahan sosial mengakibatkan perubahan kelembagaan kehidupan masyarakat. Pengaruh adat. Pergeseran nilai yang terjadi pada adat pertumbuhan penduduk terhadap perkawinan Suku Besar Arfak juga perkembangan sosial di masyarakat disebabkan oleh semakin tingginya taraf diantaranya meningkatnya permintaan pendidikan dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat Arfak. Pesatnya kemajuan ilmu terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan, berkurangnya lahan tempat tinggal, pengetahuan dan teknologi serta dampak meningkatnya investor yang datang, modernisasi dan akulturasi budaya ikut pemerataan pembangunan dan sebagainya. memberikan andil dan kontribusi terhadap Jumlah penduduk di Kabupaten Pegunungan perubahan nilai perkawinan adat pada Arfak tidak terlalu besar dibandingkan masyarakat Arfak. Kabupaten/ kota lain di Provinsi Papua Kedua, adanya Kebijakan Otonomi Barat. Khusus Papua, masuknya inovasi baru, dan semakin mudahnya transportasi. Banyak Berdasarkan Hasil Proyeksi inovasi berupa kebijakan, program-program Penduduk Tahun 2010, tercatat penduduk di pemerintah yang masuk ke kampung Kabupaten Pegunungan Arfak mengalami masyarakat Arfak, baik yang dilakukan oleh peningkatan namun tidak pernah mencapai Pemerintah melalui PPL, misionaris, dan 30 ribu jiwa dalam periode 5 tahun terakhir. LSM. Dimensi atribut inovasi yang diamati Dari sisi kinerja perekonomian, Kabupaten adalah: keuntungan, kesesuaian, kerumitan, Pegunungan Arfak memiliki kecenderungan kemudahan dicoba dan diamati, serta yang cukup positif. Selama kurun waktu 5 kemudahan diperolehnya. Dari enam atribut tahun terakhir, kinerja ekonomi Kabupaten tersebut yang menonjol adalah bahwa Pegunungan Arfak selalu menunjukkan inovasi memberi dampak keuntungan bagi perbaikan dari tahun ke tahun. Hal ini kegiatan pertanian masyarakat etnis Arfak. ditunjukkan oleh nilai pertumbuhan Namun tidak terdapat sifat-sifat inovasi yang ekonomi (PDRB) yang selalu bernilai ditanggapi baik atau tinggi oleh masyarakat positif.Pertambahan penduduk pada suatu Arfak dilihat dari rendahnya lima atribut yang lain terutama inovasi yang tidak sesuai daerah dapat mengakibatkan perubahan pada dengan sosial budaya masyarakat etnis. Hal struktur masyarakat, terutama lembaga- tersebut menunjukkan bahwa inovasi yang lembaga kemasyarakatan. Peningkatan diberikan selama ini hanya diadopsi jumlah penduduk di Kabupaten Arfak sebagian atau diadopsi tetapi akhirnya mengakibatkan meningkatnya jumlah murid, ditinggalkan kembali; belum sesuai dengan guru, dokter, sarana dan prasarana kebutuhan, kebiasaan atau nilai-nilai sosial masyarakat. Komposisi penduduk budaya yang masyarakat etnis Arfak miliki. merupakan suatu perubahan sosial karena (Mulyadi dan Deni, 2016)

104

Pada suku Arfak adanya penerimaan langsung masyarakat melihat juga terhadap unsur-unsur yang baru, dapat karakteristik dari wisatawan, sehingga dilihat pada beralihnya mata pencaharian adanya sebuah transformasi nilai sosial dari petani menjadi pelayan jasa pariwisata, antara warga dengan wisatawan. dari petani menjadi pelaku industri kreatif, Sementara itu, faktor pendorong dan dari petani menjadi pedagang. Berikut penghambat terjadinya perubahan senantiasa adanya akulturasi yaitu dapat berbaur ada di setiap masyarakat. Perubahan sosial dengan masyarakat yang datang dari luar terjadi manakala faktor pendorong lebih kuat (wisatawan). Perubahan kebiasaan hidup dari pada faktor penghambat. Sebaliknya, dari tradisional ke semi modern dan adanya jika faktor penghambat lebih besar dari pada sikap menghargai hasil karya orang lain dan faktor pendorong maka perubahan sosial keinginan untuk maju. Menurut Rosana bisa terhambat bahkan tidak terjadi. Faktor modernisasi dan perubahan sosial pendorong terjadinya perubahan sosial merupakan dua hal yang saling berkaitan. adalah: sikap menghargai hasil karya orang Modernisasi pada hakikatnya mencakup lain, keinginan untuk maju, adanya toleransi bidang-bidang yang sangat banyak, bidang terhadap perubahan yang menyimpang, mana yang diutamakan oleh suatu sistem kemasyarakatan terbuka, penduduk masyarakat tergantung dari kebijakan heterogen, ketidakpuasan terhadap bidang penguasa yang memimpin masyarakat kehidupan tertentu, sikap mudah menerima tersebut. Modernisasi hampir pasti pada inovasi, adanya kontak dengan pihak lain, awalnya mengalami disorganisasi dalam orientasi ke masa depan, dan nilai sosial masyarakat, apalagi yang menyangkut nilai- yang mendukung upaya perbaikan nasib. nilai dan norma-norma dalam masyarakat, dimana masyarakat yang bersangkutan Faktor penghambat perubahan belum siap untuk berubah, karena diantaranya adalah kurangnya sarana dan perubahannya begitu cepat serta tidak prasarana seperti sarana pendidikan, jaringan mengenal istirahat. Hal tersebut listrik, sarana transportasi dan sebagainya. mengakibatkan disorganisasi yang terus Sedikitnya jumlah sekolah menyebabkan menerus, karena masyarakat tidak pernah tingkat pendidikan di ini rendah. Kurangnya sempat untuk mengadakan reorganisasi. transportasi umum dan kondisi jalanan yang jelek menyebabkan masyarakat di distrik Ketiga, faktor adanya kontak dengan sulit melakukan mobilitas. Pemerintah pusat kebudayaan lain dan faktor pendorong dan daerah tengah berupaya mengatasi mengenai sistem terbuka dari lapisan permasalahan di Kabupaten Pegaf seperti masyarakat (open stratification), penduduk yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo yang heterogen dan adanya nilai untuk pada saat berkunjung ke Kabupaten Arfak meningkatkan taraf hidup. Hasil penelitian bahwa: menemukan bahwasannya masyarakat setempat mengalami kontak dengan “Yang akan saya prioritaskan adalah akses wisatawan meskipun hanya segelintir orang, jalan untuk segera diaspal, sementara karena wisatawan juga ingin mengetahui bandara saya minta waktu dua tahun untuk karakteristik yang unik, maka wisatawan evaluasi, dan alhamdulillah bisa berinterkasi dan melakukan kontak sosial diselesaikan dalam waktu tersebut,” ujar dengan masyarakat setempat. Secara tidak

105

Jokowi dihadapan ribuan warga tradisional semakin terkikis, keadaan Pegunungan Arfak”.3 lingkungan yang menjadi rusak dan lain- lain. Perubahan sosial mempengaruhi Infrastruktur dasar utama yang segera diselesaikan adalah pengaspalan ruas berbagai aspek kehidupan, salah satunya jalan yang menghubungkan Kabupaten dapat disebabkan oleh perkembangan arah Pegunungan Arfak dengan Kabupaten perubahan social. Perubahan sosial selain Manokwari, sementara untuk fasilitas airport dipengaruhi oleh faktor internal dan dibangun setelah pekerjaan jalan selesai. eksternal, juga dipengaruhi oleh faktor Jokowi mengatakan, akses jalan psikologis. Menurut Sorokin (Susanto Astrid diprioritaskan, sehingga menunjang berbagai 1985), faktor psikologis mempengaruhi dan aktivitas masyarakat di sektor pertanian, mementukan arah perkembangan perubahan ekonomi dan bisnis. Kabupaten Pegaf punya sosial (direction of change). potensi pertanian daerah pegunungan yang melimpah, termasuk sektor pariwisata. Menurut Selo Soemardjan dan Namun, selama ini terkendala di transportasi Soelaeman Soemardi (1964) bahwa karena akses jalan belum diaspal secara perubahan sosial bergerak meninggalkan keseluruhan. Masih kuat kepercayaan faktor yang diubah. Akan tetapi setelah terhadap kekuatan gaib “swanggi” juga meninggalkan faktor tersebut, mungkin menjadi salah satu faktor penghambat perubahan bergerak kepada sesuatu bentuk perubahan social yang menyebabkan mereka yang baru sama sekali, akan tetapi mungkin takut beraktivitas di luar rumah. pula bergerak ke arah suatu bentuk yang ______sudah ada di dalam waktu yang lampau. Misalnya, proses modernisasi dan 3 https://nasional.tempo.co/read/1265083/j industrialisasi di Indonesia merupakan arah okowi-janji-tuntaskan-infrastruktur-di- perubahan yang baru. Perubahan sosial yang pegaf-dalam-dua-tahun/full&view=ok memiliki arah kepada kemajuan adalah Pengembangan ekowisata di pembangunan. Pembangunan merupakan Kabupaten Arfak menimbulkan dampak suatu proses perubahan sosial yang positif dan dampak negatif terhadap direncanakan dan dikehendaki. Tujuan terjadinya perubahan sosial di masyarakat. pembangunan untuk memanfaatkan Hal tersebut dapat dilihat pada tingkat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kesejahtraan masyarakat semakin memperbaiki keadaan materi-materi meningkat. Masyarakat dapat mengikuti manusia, agar dengan perbaikan ini martabat perkembangan ilmu pengetahuan dan manusia dapat ditingkatkan (Susanto Astrid, teknologi, lapangan pekerjaan semakin 1985). kompetitif, fasilitas umum lebih tersedia, Modernisasi sebagai perubahan sosial pemasaran hasil panen pertanian dapat dijual dari keadaan yang tradisional, atau pra- di tempat pariwisata. Dampak negatif dari industri sebagai titik tolak perkembangan ke pengembangan ekowisata di antaranya; arah disederhanakan modernitas melalui perilaku masyarakat semakin konsumtif, transisi (peralihan). Dalam kehidupan kesenjangan sosial semakin tinggi, nilai-nilai

106 masyarakat tradisional dapat dikatakan menghargai pendapat orang lain; 5. tidak bahwa seluruh masyarakat memiliki jiwa menganggap pendapatnya lebih baik dari yang tradisional pula. Sedangkan pada orang lain; 6. memandang bahwa kehidupan masyarakat peralihan (transisi) senantiasa hari esok harus lebih baik sari ini; dan lain- memperhitungkan perubahan yang datang. lain. Berdasarkan pada terjadinya gejala- Seringkali pada masyarakat ini terjadi salah gejala tersebut di atas, hal ini merupakan menafsirkan konsep modern. Di mana setiap landasan bagi setiap masyarakat untuk yang datang dan berasal dari luar (terutama melakukan perbaikan-perbaikan ke arah berasal dari masyarakat Barat dan Eropa/ yang diharapkan dan dikehendaki. Amerika) kadangkala dianggap modern.

Masyarakat yang berjiwa modern KESIMPULAN menerima setiap perubahan yang bernilai Perubahan sosial pada masyarakat positif dan menolak pengaruh yang bersikap Suku Arfak di Kabupaten Pegunungan Arfak negatif. Hal ini berkaitan dengan sikap terjadi akibat adanya perubahan komposisi rasionalitas yang dimilikinya dalam memilih jumlah penduduk, adanya Kebijakan dan menentukan perkembangan Otonomi Khusus Papua, masuknya inovasi kehidupannya. Proses perubahan ke arah baru, dan semakin mudahnya transportasi, lebih maju dari sebelumnya yang ditunjang program pemberdayaan, perubahan oleh sikap dan perilaku masyarakat untuk kelembagaan adat serta nilai dan norma menerima perubahan-perubahan tersebut. yang memberikan dampak positif dan Hal ini merupakan suatu proses ke arah negatif pada kehidupan masyarakat. kondisi modern yang dinamakan modernisasi. Dengan demikian, modernisasi DAFTAR PUSTAKA dapat diartikan sebagai suatu sikap pikiran Abdulsyani, 1992, Sosiologi Skematika yang mempunyai kecenderungan untuk Teori dan Terapan, Jakarta, Bumi pendahuluan sesuatu yang baru dari pada Aksara. Hlm. 10-36 yang bersifat tradisi, dan satu sikap pikiran Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten yang hendak menyesuaikan soal-soal yang Arfak. 2017. sudah menetap dan menjadi kebutuhan- kebutuhan yang baru. Dengan kata lain, Dewan Adat Papua (DAP). 2019. Narasi modernisasi merupakan perubahan sosial Perubahan. Sinergitas Para yang terarah (directed change) yang Pemangku Kepentingan dalam didasarkan pada perencanaan (sosial Upaya Pemberdayaan Perempuan planing). Gejala modernisasi merupakan Dan Perlindungan Anak di Tujuh awal terjadinya perubahan-perubahan ke Wilayah Adat di Tanah Papua. arah yang diketahui. Misalnya: 1. sikap Kerjasaman dengan Kementerian masyarakat tentang pentingnya pendidikan Pemberdayaan Perempuan dan sekolah; 2. keinginan untuk hidup lebih Perlindungan Anak Republik baik; 3. adanya usaha untuk mengejar Indonesia (KPPPA RI) ketinggalan dari masyarakat lain; 4.

107

Emma Hijriati dan Rina Mardiana. 2014. Sriwijaya Vol. 5, No. 1, Juni 2016, Pengaruh Ekowisata Berbasis pp. 18 – 29. ISSN 2303 – 1093. Masyarakat Terhadap Perubahan Salabai, Yakonias, 2010. Persepsi Dan Kondisi Ekologi, Sosial dan Respon Ruang Tua Arfak Terhadap Ekonomi di Kampung Batusuhunan, Pergeseran Nilai Perkawinan Adat Sukabumi. Departemen Sains Suku Besar Arfak Di Kelurahan Komunikasi dan Pengembangan Manokwari Barat Kabupaten Masyarakat, Fakultas Ekologi Manokwari Papua Barat. Tesis. Manusia, IPB ISSN: 2302 - 7517, Ugm. Vol. 02, No. 03. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan | Desember 2014, Situmorang Marel. 2013. Strategi Adaptasi hlm: 146-159 Masyarakat Arfak Dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Lumintang Juliana. 2015. Pengaruh Sumberdaya Hutan di Cagar Alam Perubahan Sosial Terhadap Pegunungan Arfak. Skripsi. Fakultas Kemajuan Pembangunan Masyarakat Kehutanan. Universitas Papua. di Desa Tara-Tara I. e - journal “Acta Diurna” Volume IV. No.2. Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, Tahun 2015 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbitan Makabori Yan. 2005. Pergeseran Igya Ser Fakultas Ekonomi Universitas Hanjob Pada Masyarakat Lokal Di Indonesia. KAwasan Cagar Alam Pegunungan Arfak Kabupaten Manokwari. Susanto, S. Astrid. 1985. Pengantar Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor. Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung. Binatjipta. Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial: Perspektif Klasik, Soerjono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Modern, Postmodern, dan Pengantar, Raja Grafindo Persada, Postkolonial. Jakarta: Rajawali Pers. Jakarta. Mulyadi & Deny A.Iyai. 2016. Pengaruh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Nilai Budaya Lokal terhadap 24 Tahun 2012 Tentang Motivasi Bertani Suku Arfak di Pembentukan Kabupaten Papua Barat. Fakultas Peternakan. Pegunungan Arfak Di Provinsi Universitas Papua. Jurnal Peternakan Papua Barat.

*Dosen Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Papua (Email: [email protected])