Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298, Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64

KONTRIBUSI PENDAPATAN SEKTOR INFORMAL TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA PINABETENGAN UTARA KECAMATAN TOMPASO BARAT

Praise Iroth O. Esry H. Laoh Ribka M. Kumaat

ABSTRACT The same opportunity to work in the informal sector to encourage farmers to make the decision to allocate the available workforce to be more efficient than that of bulk farm working hours also had a busy time and leisure time. The increased revenue adds the satisfaction level through the increase of consumption and leisure time. This research is to determine the contribution of informal sector income on household income Pinabetengan farmers in the Northern District of West Tompaso. This research was conducted in the village of North Pinabetengan, in June 2015 through December 2015. The data used are primary and secondary data. Primary data is data taken with direct interviews to farmers who have jobs in the informal economy. Secondary data is data taken from North Pinabetengan village office. The analysis has used in this study are presented in tabular form. The main commodities of farmers in the village are corn, beans, , rice and vegetables and spices. Farm income of farmers is the smallest Rp 600,000 and Rp 9,800,000 the greatest. The informal sectors has done such as motorcycle taxi, buggy, stalls, food stalls, craftsmen, traders, tailors, pitchman, garage, laundry worker. The lowest Income informal sector is Rp 500,000 and the highest is Rp 2,400,000. Results of the analysis showed that the contribution of the informal sector to household income of farmers amounted to 41.10 % with an average farm income in rural sub-district Tompaso Pinabetengan north west Rp . 1,600,833 / month , the average income of informal sector Rp . 1.177 million / month . So that the average total income of Rp . 2717833.

Keyword: Contribution, Informal Sector, Income, North Pinabetengan Village, Minahasa

ABSTRAK Peluang yang sama untuk bekerja di sektor informal mendorong petani membuat keputusan untuk mengalokasikan tenaga kerja yang tersedia menjadi lebih efisien selain itu curah jam kerja usaha tani juga memiliki waktu sibuk dan waktu senggang. Pertambahan pendapatan meningkatkan tingkat kepuasan baik melalui pertambahan konsumsi maupun melalui penambahan waktu senggang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan sektor informal pada pendapatan rumah tangga petani di Desa Pinabetengan Utara Kecamatan Tompaso Barat. Penelitian ini dilakukan di Desa Pinabetengan Utara, pada bulan Juni 2015 sampai Desember 2015. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dengan melakukan wawancara langsung kepada para petani yang memiliki pekerjaan di sektor informal. Data sekunder yaitu data yang diambil dari kantor desa Pnabetengan Utara. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah disajikan dalam bentuk table. Komoditas utama petani di desa yaitu jagung, kacang merah, kacang tanah, padi serta sayur dan rempah. Pendapatan usaha tani petani yang paling kecil Rp 600.000 dan yang paling besar Rp 9.800.000. Sektor informal yang dikerjakan yaiutu ojek, bendi, warung, warung makan, tukang, pedagang pasar, tukang jahit, pedagang keliling, bengkel, buruh cuci. Pendapatan sektor informal yang paling rendah Rp 500.000 dan yang paling tinggi Rp. 2.400.000. Hasil analisis menunjukan bahwa kontribusi pendapatan sektor informal terhadap pendapatan rumah tangga petani sebesar 41,10% dengan rata-rata pendapatan usahatani di desa Pinabetengan utara Kecamatan Tompaso barat Rp. 1.600.833/bulan, rata-rata pendapatan sektor informal Rp. 1.177.000/bln. Sehingga rata-rata total pendapatan Rp. 2.717.833.

Kata kunci: Kontribusi, Sektor Informal, Pendapatan, Desa Pinabetengan Utara, Minahasa

53

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat)

PENDAHULUAN kegiatan bekerja diluar sektor pertanian, peluang yang sama untuk bekerja di sektor Latar Belakang informal mendorong petani membuat keputusan Laju pertumbuhan penduduk yang untuk mengalokasikan tenaga kerja yang semakin tinggi menyebabkan meningkatnya tersedia menjadi lebih efisien selain itu jam angkatan kerja. Peningkatan tenaga kerja tidak kerja usaha tani juga memiliki waktu sibuk dan seimbang dengan kurangnya lapangan waktu senggang. Pertambahan pendapatan pekerjaan di . Menurut Lembong meningkatkan tingkat kepuasan (utility) baik (2013) pertanian adalah kegiatan pemanfaatan melalui pertambahan konsumsi maupun melalui sumber daya hayati yang dilakukan manusia penambahan waktu senggang (leisure). untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku (Payaman, 1996). Menambah waktu senggang industri, atau sumber energi, serta untuk berarti mengurangi jam kerja. Sumbangan mengelola lingkungan hidupnya. Lahan pendapatan hasil kerja dari para anggota rumah pertanian Indonesia semakin sempit karena tangga berasal dari pendapatan bapak, dijadikan sebagai lahan industri dan sarana pendapatan ibu dan pendapatan anak akan untuk lainnya yang terus menekan hasil pertanian memenuhi kebutuhan keluarganya. Waktu yang semakin terpuruk. senggang yang dimiliki tersebut menyebabkan Menurut Arsyad (1999) peranan sektor rumahtangga petani mencurahkan waktunya pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat bekerja di luar usahatani selain tidak penting karena sebagian anggota masyarakat di mengganggu jam kerja petani diasumsikan negara miskin dan negara sedang berkembang bahwa dengan tingkat pendapatan usaha tani menggantungkan hiidupnya pada sektor yang rendah, rumah tangga akan tersebut. Sektor pertanian merupakan sektor memaksimalkan pendapatannya, meningkatkan yang menyerap tenaga kerja tertinggi. Disadari kesejahteraan keluarga petani. bahwa pengwilayahan komoditas pertanian Untuk mencukupi kebutuhannya, rumah seluruh daerah pedesaan sangat luas tapi dengan tangga pedesaan mencurahkan tenaganya dalam adanya daerah yang memiliki perijinan untuk berbagai kegiatan nafkah. Sedangkan pengembangan kawasan pemukiman, banyak pendapatan tambahan didefinisikan sebagai lahan garapan yang dialokasikan sebagai tempat penghasilan yang diperoleh rumahtangga bermukim, maka ini merupakan masalah yang dengan mengusahakan kegiatan lain di luar harus di atasi oleh sector pertanian namun tidak pekerjaan utama (Triyani, 2004). Rumah tangga seluruh tenaga kerja dapat diserap oleh sektor yang tidak memperoleh pendapatan yang cukup pertanian, karena terbatasnya sumber lahan dari usaha tani, tentu saja memerlukan sumber- pertanian oleh pembangunan sekitar wilayah sumber lain untuk menghidupi keluarganya. pertanian. Secara umum pendapatan petani Sumber-sumber pendapatan ini diperoleh sekeluarga dapat bersumber dari sektor non dengan melibatkan diri pada berbagai kegiatan pertanian. Alasan yang melatar belakangi ekonomi baik dalam maupun di luar desa. pernyataan tersebut berkisar antara kesempatan Setiap anggota rumah tangga yang telah dewasa kerja dan pendapatan antara lain seperti diharapkan dapat memberi sumbangan bagi rendahnya pendapatan di sektor pertanian pendapatan rumah tangganya. Petani (usaha tani), pekerjaan dan pendapatan usaha menggunakan pendapatannya untuk memenuhi tani pada umumnya bersifat musiman, dan kebutuhan keluarga dengan melakukan usaha dalam pertanian banyak mengandung pengeluaran atau konsumsi pangan dan non resiko ketidakpastian. Peranan sektor pertanian pangan (Zahri, 2004). bagi masyarakat pedesaan sangat dipengaruhi Jenis-jenis pendapatan yang berasal dari oleh luas lahan yang merupakan faktor produksi luar sektor pertanian umumnya tidak terkait utama petani, rumah tangga yang memiliki dengan musim dan dapat dilakukan setiap saat lahan garapan sempit, bahkan tidak memiliki sepanjang tahun (Nurmanaf, 2006). Peluang lahan akan memperoleh hasil pendapatan yang untuk bekerja di luar usaha tani sebagai upaya terbatas untuk kebutuhan rumah tangganya. peningkatan kesejahteraan bagi petani bisa Permasalahan yang dihadapi rumah tangga dimulai dengan membuat usaha-usaha baru di petani ini bisa diatasi dengan mencari alternatif sektor informal. Sektor informal merupakan

54

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298 , Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64 lapangan pekerjaan yang diciptakan dan hidupnya. Masalah petani dalam usaha tani bisa diusahakan sendiri tanpa mengganggu usaha diatasi dengan mencari kegiatan pekerjaan taninya. Masyarakat yang tidak memiliki selain sektor pertanian, tanpa mengganggu jam ketrampilan dan pendidikan yang memadai kerja dan memiliki keuntungan untuk merupakan komunitas terbesar sebagai pelaku meningkatkan kesejahteraan pendapatan rumah kegiatan ekonomi informal, yang mana untuk tangga petani. Berdasarkan uraian ini maka memasukinya tidak memerlukan pendidikan permasalahan yang diangkat dalam penelitian formal dan keterampilan yang tinggi, tidak ini adalah berapa besar kontribusi pendapatan memerlukan surat-surat izin resmi serta modal sektor informal pada pendapatan rumah tangga besar untuk memproduksi barang dan jasa. petani di Desa Pinabetengan Utara, Kecamatan Sektor informal disini merupakan unit usaha Tompaso Barat. yang diciptakan oleh masyarakat sebagai sarana untuk mencukupi kebutuhan hidup yang Tujuan dirasakan mereka sulit. Penelitian ini bertujuan untuk Desa Pinabetengan Utara terletak di mengetahui besarnya kontribusi pendapatan kaki gunung soputan juga merupakan jalur sektor informal pada pendapatan rumah tangga pendakian ke gunung soputan dengan petani. ketinggian 800 meter di atas permukaan laut. Komoditas utama yang dibudidayakan oleh Manfaat Penelitian petani di desa ini yaitu jagung, brenebon dan Manfaat penelitian ini adalah dapat kacang tanah. Pertanian adalah mata memberikan informasi bagi para petani untuk pencaharian utama di desa Pinabetengan utara. mengetahui besarnya kontribusi pendapatan Dalam penelitian ini diketahui bahwa jumlah sektor informal pada pendapatan rumah tangga masyarakat di desa ini memiliki pekerjaan petani. sampingan di sektor informal yang sangat menunjang kesejahteraan pendapatan keluarga. Pekerjaan di sektor informal di lakukan disaat METODOLOGI PENELITIAN senggang kegiatan usahatani. Pekerjaan di sektor informal terbukti menambah pendapatan Metode Pengumpulan Data serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat Data yang dikumpulkan dalam di desa pinabetengan utara. Usaha sektor penelitian ini adalah data primer dan data informal tersebut meliputi : Penjual sayur, sekunder. Data primer diperoleh melalui tukang ojek, warung, tukang becak, pembuat pengamatan dan wawancara secara langsung , kantin, tukang kayu, tukang jahit, bengkel, dengan petani yang melakukan kegiatan keliling, tukang cuci, dan lain-lain. usahatani dengan menggunakan kuesioner yang Pendapatan yang diterima tersebut pada telah dipersiapkan sebelumnya. Data sekunder gilirannya akan mewujudkan kesejahteraan sebagai data pendukung diperoleh dari berbagai keluarga (Agustina, 1994). Dengan adanya instansi antara lain kantor desa pinabetengan. sektor informal membuka pandangan baru terhadap mengkombinasikan kerja untuk lebih Metode Pengambilan Sampel efisien menggunakan jam kerja yang ada sebagai Pengambilan sampel dilakukan dengan dampak dari curah jam kerja rumah tangga menggunakan metode (purposive sampling) petani yang mempunyai waktu senggang dimana secara sengaja sampel yang diambil sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan adalah petani di Desa Pinabetengan Utara pendapatan rumah tangga petani Kecamatan Tompaso Barat. Jumlah sampel diambil sebanyak 60 petani yang memiliki Perumusan Masalah pekerjaan sampingan di sektor informal. Secara umum rumah tangga petani yang berada di pedesaan memiliki pendapatan yang Konsepsi Pengukuran Variabel kecil sehingga petani di pedesaan berkaitan erat Variabel yang diukur dalam penelitian ini dengan keadaan kurang mampu atau dikatakan adalah kontibusi pendapatan sektor informal pada miskin jika tidak bisa memenuhi kebutuhan pendapatan rumah tangga petani di desa

55

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat)

Pinabetengan Utara kecamatan Tompaso Barat. Pengukuran variable dalam penelitia ini dapat Tabel 1. Penggunaan Lahan di Desa dijelaskan sebagai berikut : Pinabetengan Utara

1. Umur petani Luas Persenta Usia responden yang diukur dalam (tahun) No. Jenis Lahan Lahan si (%) 2. Pendidikan (ha) Jenjang pendidikan berdasarkan (SD, SMP, SMA, D3, S1) 1 Tegal/ Ladang 186 62 3. Luas lahan yang diukur dalam (Ha) 4. Komoditas utama usahatani 2 Pemukiman 102 34 5. Pendapatan usahatani dihitung dalam (Rp)

6. Pekerjaan sektor informal 3 Tanah Pemerintah 7,5 2,5 7. Pendapatan sektor informal dihitung dalam (Rp) Tanah Bangunan 4 2,5 0,8 8. Kontribusi pendapatan sektor informal yang Sekolah diukur dalam (%) Tanah Bangunan 5 1,2 0,4 Gereja Analisis Data Analisis yang digunakan dalam Jumlah 300 100 penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan Sumber : Kantor Desa Pinabetengan Utara, menggunakan tabel. Analisis deskriptif adalah 2014 suatu metode yang meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu Tanah selalu dihubungkan dengan sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa kepemilikan asset rumahtangga, tanah pada masa sekarang. (Nazir, 2003). merupakan faktor produksi yang terpenting Tujuan penelitian deskriptif adalah dalam usaha pertanian. Dalam perkiraan untuk membuat deskripsi, gambaran atau pendapatan masyarakat perdesaan, yang lukisan secara sistematis, faktual dan akurat sebagian besar diperoleh di bidang pertanian, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan tanah sering dijadikan alat mengukur antara fenomena yang diselidiki pendapatan. Faktor tanah telah banyak

dipergunakan sebagai dasar penduga tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN kekayaan suatu rumahtangga. Berdasarkan Tabel 1. dilihat bahwa Letak dan Luas Wilayah penggunaan lahan terbesar adalah lahan tegalan Penelitian ini dilakukan di Desa atau ladang 186 ha (62%), hal tersebut Pinabetengan Utara Kecamatan Tompaso Barat, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Minahasa. Desa ini memiliki luas ± adalah petani. Pemukiman 102 ha (34%), tanah 300 ha, yang terbagi atas 4 jaga. Desa ini pemerintah 7,5 ha (2,5%), tanah bangunan terletak di kaki Gunung Soputan juga sekolah 2,5 ha (0,8%), tanah bangunan gereja 2 merupakan jalur pendakian ke gunung soputan ha (0,7%). dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan Keadaan Penduduk laut. Desa ini. Suhu rata-rata hariannya sekitar Berdasarkan data yang diperoleh jumlah 19ºC - 26ºC. Adapun batas batas wilayah penduduk di Desa Pinabetengan Utara ±1520 sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan jiwa yang terdiri atas 748 jiwa laki-laki dan 772 dengan Kawangkoan, sebelah timur berbatasan jiwa perempuan serta rumah tangga 472 KK. dengan Desa Tonsewer, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pinabetengan Induk, dan Perincian jumlah penduduk menurut kelompok sebelah barat berbatasan dengan Desa Kanonang. umur dapat dilihat pada Tabel. 2 berikut ini. Penggunaan lahan di Desa Pinabetengan utara dapat dilihat pada tabel 1. Berikut ini

56

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298 , Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tabel. 3. Klasifikasi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Pinabetengan Jenis Mata Pencaharian di Desa Pinabetengan Utara

No Kelompok Jumlah Persentase (%) . Umur (Orang) No. Jenis Jumlah Persentase Pekerjaan (Orang) (%)

1 0 œ 6 228 15 1 Petani 176 40 2 7 œ 15 380 25 2 Buruh Tani 125 28,4

3 16 œ 25 304 20 3 Pegawai 88 20 Negeri

4 26 œ 60 456 30 4 Wiraswasta 11 2,5

5 POLRI 4 0,9 61 tahun 5 152 10 keatas 6 Pensiunan 14 3,2

7 Dll 22 5

Jumlah 1.520 100 Jumlah 440 100 Sumber : Kantor Desa Pinabetengan Utara, Sumber : Kantor Desa Pinabetengan Utara, 2014 2014 Dari data tersebut dilihat bahwa kelompok umur 26-60 tahun mendominasi Rumahtangga yang memiliki lahan pada jumlah penduduk yang ada di Desa umumnya memiliki pekerjaan utama sebagai Pinabetengan Utara. petani, sedangkan rumahtangga yang tidak memiliki lahan biasanya memiliki pekerjaan Mata Pencaharian utama selain bertani. Meskipun demikian, Besarnya potensi tanah pertanian yang karena desa ini memiliki lahan yang subur dimiliki oleh Desa Pinabetengan Utara akan untuk pertanian, maka sebagian besar dari berpengaruh terhadap mata pencaharian rumahtangga yang tidak memiliki lahan akan penduduknya. Kondisi lahan yang subur dan berusaha melakukan kegiatan bertani dengan iklim yang mendukung mengakibatkan sebagian cara menyewa lahan untuk digarap. Menurut besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. tabel diatas dapat diuraikan Petani 40%, Buruh Hal tersebut terlihat dari tingginya persentase tani 28,4%, Pegawai Negeri 20%, Wiraswasta penduduk yang bekerja di sektor pertanian baik 2,5%, POLRI 0,9%, Pensiunan 3,2%, Dll 5%. petani dan buruh tani. Pada Tabel. 3. Pekerjaan masyarakat Pinabetengan utara yang menunjukan bahwa tingginya persentase mata termasuk dalam 5% adalah karyawan BUMN, pencaharian sebagai buruh tani dan petani, wartawan, perangkat desa, anggota legislatif, menandakan bahwa masyarakat memiliki sopir, karyawan swasta, tukang kayu, pemuka potensi yang besar di sektor pertanian, sehingga agama, bidan, buruh cuci, dan pembantu banyak tenaga kerja yang terserap di sektor rumahtangga. pertanian, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Karakteristik Petani Karakteristik petani berdasarkan umur mempengaruhi kemampuan bekerja. Makin

57

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat) tinggi umur seseorang maka makin berkurang Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden di kemampuan untuk bekerja. Umur responden Desa Pinabetengan Utara bervariasi mulai dari 26 tahun sampai pada 79 No. Tingkat Jumlah Persentase tahun. Dalam penelitian ini umur responden Pendidikan Responden (%) dibagi menjadi 3 kategori kelompok umur (orang) seperti pada Tabel. 4 berikut ini. 1 SD 23 38,3

Tabel. 4. Umur Petani Responden di Desa 2 SMP 20 33,3 Pinabetengan Utara 3 SMA 16 26,7

Jumlah Umur 4 S1 1 1,7 No. Responden Persentasi (%) (Tahun) (Orang) Jumlah 60 100 Sumber : Diolah data Primer. 2016 1 26 œ 40 15 25

Data 5 menunjukan bahwa tingkat 2 41 œ 55 23 38,3 pendidikan SD 23 orang (38,3%), SMP 20 orang (33,3%), SMA 16 orang (26,7%), S1 1 orang (1,7%). Tabel tersebut menunjukan 3 56 œ 79 22 36,7 bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pekerjaan responden. Tingkat pendidikan akhir SD memiliki presentase yang besar Jumlah 60 100 karena para petani pada umumnya berada di umur 55 tahun keatas yang berarti para petani Sumber : Diolah data primer 2016 ini hidup di masa pendidikan yang sulit dijangkau oleh masyarakat yang tinggal di Pada tabel 4 menunjukan bahwa jumlah desa. Sementara di jenjang SMP juga masih petani responden yang berumur 41 œ 55 tahun sedikit yang memiliki pengetahuan sampai adalah 23 orang (38,3%) sehingga dapat dikatakan bahwa sampel petani umumnya jenjang pendidikan tersebut. Demikian di tingkat SMA presentase yang dimiliki masih termasuk pada golongan produktif. Responden sedikit, masyarakat masih belum menyadari pada umur 56 œ 79 tahun adalah 22 orang pentingnya pendidikan. Responden yang bergelar (36,7%) kelompok responden kedua terbanyak sarjana hanya 1 orang, meskipun sudah pensiun ini merupakan kelompok yang sebagian berusia tapi kepala keluarga tersebut masih mengolah lanjut tapi masih bekerja sebagai petani, lahan pertaniaanya. Melalui penjelasan tersebut sedangkan kelompok umur 26 œ 40 tahun dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa adalah 15 orang (25%). Pinabetengan masih memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Tingkat Pendidikan Pendidikan merupakan indikator yang Luas Lahan berperan dalam menentukan status sosial Luas lahan mempengaruhi besar individu masyarakat. Pendidikan erat kecilnya produksi hasil tani. Semakin luas lahan hubungannya dengan keterampilan kemampuan pertanian maka semakin efisien lahan tersebut. dan tingkat penghasilan yang diperoleh seseorang. Petani lahan luas dapat memperoleh pendapatan Dengan semakin tinggi pendidikan maka yang lebih tinggi daripada petani yang seseorang diharapkan mempunyai wawasan mempunyai lahan sempit, karena dengan skala yang lebih luas dibandingkan orang yang usaha yang luas, juga dapat menggunakan memiliki tingkat pendidikan rendah, dapat faktor produksi yang lebih besar jumlahnya dilihat pada tabel 5 berikut ini. daripada yang diperoleh petani sempit.

58

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298 , Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64

Tabel 6. menunjukan bahwa sebagian Tabel 7. Komoditas Utama Petani di Desa besar petani memiliki luas luas lahan 0,46ha- Pinabetengan Utara 0,8ha dengan 27 0rang (45%), Pada urutan Jumlah Petani No. Komoditas kedua dengan 23 orang pada 0,1ha-0,45ha (orang) presentase 38,34%, dan presentase yang sama 8,33% pada jumlah petani 5 orang dengan luas 1 Jagung 38 lahan 0,81ha-1,15ha dan 1,16ha-1,5ha, dapat dilihat pada tabel berikut ini. 2 Brenebon 25

Tabel 6. Luas Lahan Petani di Desa 3 Kacang Tanah 18 Pinabetengan Utara 4 Padi 5 No Luas Jumlah Persentase Sayur dan 5 3 . Lahan Petani (%) Rempah (Ha) (Orang) 1 0,1 œ 0,45 23 38,34 Sumber : Diolah data primer. 2016

2 0,46 œ 0,8 27 45 Menurut data table 7. komoditas utama masyarakat desa ini pada posisi terbanyak yaitu jagung yaitu 25 orang. Jagung merupakan 3 0,81 œ 1,15 5 8,33 komoditas utama di desa ini. hampir semua masyarakat menanam jagung, karena besar 4 1,16 œ 1,5 5 8,33 peluang dijual sebagai bahan baku makanan dan juga makanan ternak. Karena adanya bendi Jumlah 60 100 yang menjadi alat transportasi umum masyarakat antar desa maka, jagung sebagai Sumber : Diolah data Primer. 2016 makanan ternak yaitu kuda sangat populer di desa ini. Tanaman ini bisa ditemukan pada Diketahui bahwa luas lahan dengan kalangan masyarakat yang memiliki kuda atau besar 1 ha dimiliki oleh sedikit petani, maka berprofesi sebagai kusir kuda bendi. Tapi di fakta adanya tradisi pembagian tanah yang masyarakat pada umumnya juga banyak yang merupakan warisan turun-temurun keluarga, menanam jagung karena selain bisa dikonsumsi tanah atau lahan tersebut akan lebih sempit secara pribadi, bisa juga dijual. seiring berjalannya waktu. Selain itu ada Komoditas utama yang ada di urutan banyak lahan yang sudah tidak digunakan lagi kedua yaitu brenebon atau disebut juga dengan sebagai faktor produksi tani yang sudah berubah kacang merah dengan jumlah petani 20 orang. menjadi lahan tidur. Faktor yang menyebabkan Brenebon adalah salah satu tanaman kacangœ adanya lahan tidur ini terdapat pada faktor kacangan yang sering ditanam di desa ini. manusia yang sudah tidak lagi bercocok tanam Brenebon ditanam pada suhu udara 20º - 25º. ataupun sudah tidak produktif lagi. Karena Dipanen setelah tanaman berumur 65 hari dari perkembangan teknologi para petani beralih waktu tanam. Hasil panen kacang brenebon, pekerjaan ke sector informal ataupun lainnya. akan dijual di pasar setelah atau dikonsumsi sendiri setelah melalui pasca panen, seperti pemisahan biji kacang berdasarkan kualitas Komoditas Utama setelah itu di simpan dengan menggunakan Hasil usaha tani yang ada karung goni. Diurutan ketiga komoditas kacang dibudidayakan di desa ini jagung, brenebon dan tanah sebanyak 18 orang. Tanaman kacang tanah kacang tanah yang menjadi komoditas utama di memerlukan 100 hari hingga masa panen. Pada desa ini. Tanaman ini sesuai dengan suhu, umumnya kacang yang di panen dalam hasil kelembaban dan cuaca di kaki gunung. banyak di jual ke tengkulak dan akan dikonsumsi Komoditas utama di desa dapat dilihat pada sendiri jika hanya sedikit. Pada masa panen, tabel 7 berikut ini tengkulak yang ada biasanya langsung menjemput hasil kacang tanah di kebun pemiliknya. Kacang

59

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat) tanah dan kacang brenebon ditanam di waktu pengeluaran selama proses usaha tani yang sama untuk menghemat waktu tanam karena berlangsung. Biaya-biaya tersebut termasuk hanya mempunyai selisih 1 bulan masa panen. pembelian benih, pemupukan, dll. Pada Pada posisi keempat tanaman padi dengan umumnya benih yang di tanam adalah benih banyak responden 5 orang. Para petani di desa ini pilihan hasil usahatani sendiri, dengan demikian hanya sedikit yang memiliki sawah untuk biaya untuk pembelian benih tidak di anggarkan menanam padi, karena itu responden yang didapat pada biaya pengeluaran. Pendapatan petani hanya 5 orang yang bercocok tanam di tanah dihitung dalam pendapatan sebulan. basah ini. Padi merupakan tanaman musiman yang ditanam setiap 5 bulan. Dan diurutan terakhir komoditas tanaman sayur dan rempah Sektor Informal yang memiliki 3 responden petani. Para petani Hasil penelitian menunjukan bahwa, yang termasuk dalam 3 responden ini, adalah para semua responden memiliki sumbangan pedagang kaki lima di pasar yang menjual hasil pendapatan lain di luar usaha tani. Adapun tanaman kebun, seperti sayur-sayuran serta pekerjaan yang dilakukan selain usaha tani rempah-rempah. dapat dilihat pada table 9 berikut ini.

Tabel 9 menunjukan bahwa pekerjaan Pendapatan Usaha Tani sektor informal yang dilakukan adalah tukang Kesejahteraan rumahtangga petani ojek yaitu sebanyak 22 orang (36,6%), ojek tergantung pada berapa besar pendapatan yang adalah salah satu transportasi yang paling didapat dari pekerjaan. Pendapatan usahatani banyak diminati semua kalangan masyarakat yang dimaksud adalah pendapatan bersih dari selain cepat ojek juga menawarkan harga yang seluruh hasil tani. Semua hasil tani dihitung relative murah yaitu Rp. 5000 sekali jalan secara keseluruhan baik itu dijual atau tidak. kawangkoan-pinabetengan begitupun Pendapatan petani didapat dari hasil wawancara sebaliknya, karena itu masyarakat lebih memilih secara langsung dengan petani. sarana ini untuk menjadi transportasi andalan Pada Tabel 8. dapat dilihat bahwa masyarakat Pinabetengan. Disamping itu untuk terdapat 23 orang petani (38,3%) yang memiliki menjadi tukang ojek diperlukan kendaraan pendapatan Rp500.000 œ Rp1.325.000. Disusul motor. Rata-rata pengendara ojek ini dengan 25 orang petani (41,7%) dengan menggunakan sistem kredit sebagai cara pendapatan Rp1.325.001 œ Rp2.150.000 membayar motor, sistem kredit dipilih karena Diurutan ketiga pendapatan Rp2.150.001 œ para tukang ojek tidak mampu membeli motor Rp2.975.000, 8 orang (13,3%). Dan diurutan secara langsung atau cash. terakhir Rp2.975.001 œ Rp3.800.000, petani 4 Sektor informal kedua bendi yaitu 10 orang (6,7%), dapat dilihat pada tabel berikut orang (16,6%), merupakan nama lain dari ini. delman atau dokar ( kereta kuda ) adalah salah

satu alat transportasi tradisional yang beroda Tabel 8. Pendapatan Usaha Tani Petani di dua yang tidak menggunakan mesin tetapi Desa Pinabetengan Utara Jumlah menggunakan kuda sebagai penggantinya, dan Pendapatan Persentase No. Petani orang yang menjalankan bendi disebut kusir. (Rp) (%) (Orang) Kereta ini dapat menampung 5 orang dewasa 1 500.000 œ 1.325.000 23 38,3 dan memasang tarif sekali jalan Rp. 5000 per 1.325.001 œ orang rute kawangkoan œ pinabetengan. 2 25 41,7 2.150.000 Aktifitas para kusir bendi biasanya hanya pada 2.150.001 œ hari œ hari tertentu seperti hari pasar 3 kali 3 8 13,3 2.975.000 dalam seminggu yaitu hari senin, kamis dan 2.975.001 œ sabtu. Adapula bendi yang beraktifitas di hari 4 4 6,7 3800.000 biasa tapi hanya 1 œ 2 bendi saja. Jumlah 60 100 Sektor informal selanjutnya yaitu Sumber : Diolah data primer. 2016 warung dengan banyak 7 orang dengan presentase (11,7%). Warung adalah usaha kecil Pendapatan usaha tani diatas adalah milik keluarga yang menjual berbagai macam hasil bersih setelah di kurangi dengan biaya

60

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298 , Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64 barang keperluan sehari-hari seperti sembako pasar seperti sayur, rempah-rempah, mie, serta (sembilan bahan pokok), minuman, permen, pakaian bekas. Pasar kawangkoan menjadi satu- kerupuk, rokok dan kebutuhan rumah tangga satunya tempat berdagang para penjual sayur. lainnya. Usaha warung di desa ini hanya Dalam seminggu 1-2 kali berjualan karena hasil menjual barang dalam jumlah sedikit yang tani yang tidak pasti sesuai dengan iklim dan selalu di pasok dari pasar terdekat. Pendapatan cuaca yang ada. Penjual mie satu satunya di dari usaha warung tidak terlalu besar karena Pinabetengan utara mendagangkan mie di pasar setiap barang dijual dengan mengambil tradisional kawangkoan. Harga mie Rp. keuntungan yang relatif kecil. Pada umumnya 7000/kg yang rata-rata setiap harinya dijual 25- lokasi warung berada dekat rumah bahkan ada 40kg. Sesuai jadwal pasar kawangkoan hanya juga yang sengaja diposisikan didalam rumah. dibuka 3 kali seminggu begitu pula para Warung makan memiliki 4 orang responden pedagang pasar. Pedagang pasar yang menjadi (6,7%) yang merupakan salah satu pekerjaan di responden yaitu pedagang pakaian bekas yang sektor informal di desa pinabetengan utara. memasok dari pasar Tomohon harga 1bal Kantin di desa sangat berbeda dengan kantin pakaian bekas Rp. 300.000. kemudian dijual yang ada di perkotaan, dengan bangunan dan kembali di pasar kawangkoan. Keuntungan lokasi yang sangat berbeda kantin di perkotaan yang didapat 2 kali lipat dari uang pokok. erat kaitannya dengan kantin sekolah, kantin Tukang jahit dengan responden 2 orang rumah sakit, yang berada dalam sebuah gedung presentase (3,3%) adalah usaha sampingan umum yang sering digunakan. Makanan yang selain usahatani. Usaha ini membutuhkan disediakan kantin haruslah bersih dan halal, keahlian khusus mahir mengerjakannya. jenis-jenis makanan yang disediakan harus Pada umumnya usaha ini adalah usaha keluarga memenuhi 4 sehat 5 sempurna, biasanya para yang biasanya bertempat di rumah sendiri. pelanggan harus mengantri dalam sebuah jalur Pendapatan perbulan Rp. 500.000 œ Rp. yang disediakan. Pada umumnya kantin menjadi 700.000. Harga yang ditawarkan relatif murah tempat berkumpul tempat bersosialisasi para karena masih dalam pedesaan. Usaha lainnya pembeli. Pesan ambil bayar duduk mungkin pedagang keliling yaitu pedagang bakso keliling merupakan prinsip para pengguna fasilitas sebanyak 1 orang (1,7%). Pedagang bakso kantin di perkotaan. mengelilingi seluruh desa pinabetengan pada Kantin di pedesaan adalah tempat sore pkl 16.30 œ 21.00 malam, setiap hari senin, menjual makanan dan minuman, dimana kantin rabu dan sabtu. Bakso per porsi Rp.8000. yang dimaksud di desa ini adalah kantin yang Usaha bengkel 1 responden dengan menjual makanan seperti: mie, , pisang presentase (1,7%). Sesuai dengan usaha yang goreng dan gorengan lainnya. Harga untuk per digeluti perbengkelan kemampuan di bidang porsi Rp. 6000 dan Rp. 1000/biji. memang tidak menghasilkan pendapatan yang Tukang (bas) 8 orang (13,3%) berada banyak tapi usaha untuk menolong orang di pada posisi keempat. Pekerjaan ini hanya bidang ini sangat membantu di desa. Buruh cuci mengandalkan pemborong bangunan atau 1 orang (1,7%). Seorang ibu rumah tangga yang bahkan bas borong. Tukang adalah keahlian menambah pendapatan selain usahatani menjadi khusus yang dipunyai seperti keahlian turun- buruh cuci yang disewa perhari Rp. 50.000 œ temurun keluarga. Tukang juga terbagi menjadi Rp. 75.000, biasanya dalam sebulan mendapat 2 yaitu tukang kayu dan tukang batu. Menurut pemasukan Rp. 375.000. survey pekerjaan sebagai tukang rata-rata 3 kali dalam 1 tahun bahkan adapula yang hanya 2 Pendapatan Sektor Informal kali dalam setahun, disewa selama 1-4 bulan Pendapatan sector informal dapat kerja penuh. Dengan gaji Rp. 40.000 œ Rp. dihitung dengan mengalikan antara berapa kali 60.000 per hari. Diluar kerja borongan, kerja dalam 1 bulan dikali dengan upah per hari biasanya tukang mengerjakan rumah dibawah kerja. Pekerjaan yang tidak memiliki perintah kepala tukang. perhitungan jam kerja tidak perlu dilakukan Sektor informal keenam yaitu pedagang perhitungan tapi dihitung seberapa sering atau pasar 4 orang (6,7%). Pedagang pasar adalah berapa kali dilakukan pekerjaan sampingan di pedagang yang menjual barang dagangan di sektor informal dalam satu bulan, maka

61

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat) dikalikan dengan upah per hari yang sudah ≤ 1jt 4 orang (80%), strata 1,1jt-2jt terdapat 1 diketahui. Untuk menghitung pendapatan yang orang (20%), strata 2,1jt-3jt tidak terdapat merupakan hasil kerja selama satu bulan responden. Warung dan warung makan di sebut kemudian di akumulasi dengan pendapatan juga usaha keluarga yang di kerjakan oleh usahatani. Pendapatan sektor informal dibagi sebagian bahkan seluruh anggota keluarga. dalam 3 strata yaitu ≤ 1jt, 1,1jt œ 2jt, 2,1jt œ 3jt. Pendapatan yang didapat, dipengaruhi oleh Pembagian strata ini dapat mempermudah tempat warung berada, aneka ragam jenis diketahuinya sector mana yang memberi barang yang dijual, banyaknya saingan yang kontribusi terbesar terhadap pendapatan petani ada dan banyaknya pembeli yang dating di desa ini. membeli. Pekerjaan tukang (bas) pendapatan ≤ Tabel 10. menunjukan bahwa pendapatan 1jt 8 orang (80%), strata 1,1jt-2jt terdapat 2 sektor informal untuk tukang ojek 22 orang, bendi orang (20%), strata 2,1jt-3jt tidak terdapat 10 orang, warung 5 orang, warung makan 5 orang, responden. Pendapatan para tukang (bas) tukang (bas) 10 orang, pedagang kaki lima 4 dipengaruhi oleh banyaknya waktu yang orang, penjahit 1 orang, bengkel 1 orang, dipakai untuk melakukan kerja serta besarnya pedagang keliling 1 orang, buruh cuci 1 orang, gaji hari/minggu/bulan yang di minta dalam dapat dilihat pada tabel berikut ini. Pendapatan suatu pekerjaan. Pedagang kaki lima di desa sektor informal pada tabel 11 menunjukan bahwa Pinabetengan utara dapat dilihat pada, strata pendapatan ≤ 1jt yaitu sebanyak 37 orang, pendapatan ≤ 1jt 3 orang (75%), strata 1,1jt-2jt pendapatan 1jt-2jt sebanyak 23 orang dan terdapat 1 orang (25%), strata 2,1jt-3jt tidak pendapatan 2,1jt-3jt tidak mempunyai responden. terdapat responden. Pendapatan di sektor Sektor informal yang umumnya adalah informal yang didapat, masih pada strata ≤ 1jt usaha keluarga memiliki pendapatan yang cukup untuk menunjang kesejahteraan keluarga tani. menunjukan bahwa meskipun PKL hanya Pekerjaan sampingan ini yang dikerjakan para dilakukan oleh sedikit orang namun pendapatan, petani di waktu senggang. Maka pendapatan masih dibawah 1jt. Pekerjaan ini sangat maksimal yang didapat hanya berada pada strata dipengaruhi oleh banyaknya pembeli serta kedua yaitu 1jt-2jt. Sedangkan banyaknya tempat transaksi jual beli, yang berada di responden strata pertama diakibatkan karena kerumunan saingan penjual. Sektor informal adanya faktor waktu dan kesempatan bekerja di tukang jahit hanya dimiliki oleh 1 orang pada sektor informal. strata ≤ 1jt, menunjukan bahwa sedikit orang Pendapatan ojek pada strata ≤ 1jt yang berlagganan memakai jasa penjahit karena terdapat 7 orang (31,8%), strata 1,1jt-2jt sudah terbiasa dengan pakaian yang dijual terdapat 15 orang (68,2), strata 2,1jt-3jt tidak secara langsung. Sedikitnya para pemakai jasa terdapat responden. Pendapatan di strata 1,1jt- ini mempengaruhi pendapatan. 2jt memiliki jumlah responden lebih banyak Pendapatan pedagang keliling, dimiliki dibandingkan strata lainnya. Banyaknya oleh 1 orang pada strata ≤ 1jt. Pedagang keliling pendapatan yang didapat, disebabkan karena hanya berkeliling 3hari/minggu karena itu masih sedikitnya ojek yang ada, serta masih pendapatannya juga tergantung pada berapa kali sedikitnya saingan orang yang ingin melakukan berjualan juga keberuntungan yang didapat, pekerjaan tukang ojek. Besar kecilnya banyaknya peminat yang membeli. Bengkel pendapatan tergantung pada seberapa banyak sebagai pekerjaan sektor informal hanya hari/jam yang di pakai melakukan pekerjaan dimiliki oleh 1 orang dengan pendapatan pada tukang ojek. Pekerjaan bendi, strata ≤ 1jt 7 strata ≤ 1jt. Bengkel ini diminati jika ada alat- orang (70%), strata 1,1jt-2jt terdapat 3 orang alat tani yang rusak juga transportasi desa (30%), strata 2,1jt-3jt tidak terdapat responden. (bendi) yang mengalami kerusakan. Montir ini Responden terbanyak terdapat pada strata ≤ 1jt. hanya melakukan pekerjaan jika diperlukan Sama seperti sektor informal ojek, pendapatan oleh pengunjung.Pekerjaan sektor informal bendi tergantung pada berapa kali/hari buruh cuci, hanya di lakukan oleh 1 orang melakukan pekerjaan. Sektor informal warung dengan pendapatan ≤ 1jt. Buruh cuci pendapatan ≤ 1jt 4 orang (80%), strata 1,1jt-2jt mempunyai pendapatan jika diperlukan oleh terdapat 1 orang (20%), strata 2,1jt-3jt tidak peminat. Pendapatan yang dimilik tidak terdapat responden. Warung makan, pada strata meneatap per bulan.

62

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907œ 4298 , Volume 12 Nomor 3, September 2016 : 53 - 64

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal Tabel 10. Pendapatan Sektor Informal di Desa Pinabetengan Utara Kontribusi pendapatan sektor informal Pendapatan (Rp) Sektor pada pendapatan petani di desa pinabetengan No. Jumlah Persentase Informal Strata utara dapat dilihat pada Tabel 11. (orang) (%) ≤ 1jt 7 31,8 Total pendapatan Rp. 163,070,000 1. Ojek 1,1jt œ 2jt 15 68,2 rata-rata total pendapatan Rp 2,717,833. Rata- 2,1jt œ 3jt - - rata kontribusi sektor informal terhadap ≤ 1jt 7 70 pendapatan petani yaitu 41,10%. Hal ini 2. Bendi 1,1jt œ 2jt 3 30 menunjukan pekerjaan di sektor informal di 2,1jt œ 3jt - - desa Pinabetengan utara Kecamatan Tompaso ≤ 1jt 4 80 barat dapat dikatakan sebagai usaha 3. Warung 1,1jt œ 2jt 1 20 sampingan. Pendapatan pekerjaan sektor 2,1jt œ 3jt - - informal merupakan pendapatan tambahan ≤ 1jt 4 80 Warung untuk kesejahteraan keluarga. 4. 1,1jt œ 2jt 1 20 Makan 2,1jt œ 3jt - - Tabel 9. Pekerjaan Sektor Informal di Desa ≤ 1jt 8 80 Pinabetengan Utara Tukang 5. 1,1jt œ 2jt 2 20 (bas) No. Pekerjaan Jumlah 2,1jt œ 3jt - - Sektor Responden Persentasi ≤ 1jt 3 75 Pedagang Informal (Orang) (%) 6. 1,1jt œ 2jt 1 25 Kaki Lima 2,1jt œ 3jt - - 1 Ojek 22 36,6 ≤ 1jt 1 100 Tukang 7. 1,1jt œ 2jt - - 2 Bendi 10 16,6 jahit 2,1jt œ 3jt - -

3 Warung 7 11,7 ≤ 1jt 1 100 Pedagang 8. 1,1jt œ 2jt - - keliling 4 Warung 4 6,7 2,1jt œ 3jt - - makan ≤ 1jt 1 100 9. Bengkel 1,1jt œ 2jt - - 2,1jt œ 3jt - - 5 Tukang (bas) 8 13,3 ≤ 1jt 1 100 6 Pedagang 4 6,7 10. Buruh cuci 1,1jt œ 2jt - 2,1jt œ 3jt - - Pasar Jumlah 60 100%

7 Tukang Jahit 2 3,3 Tabel 11. Kontribusi Pendapatan Sektor Informal 8 Pedagang 1 1,7 Pada Pendapatan Petani di Desa Pinabetengan Utara Keliling No. Pendapatan (Rp) Rata-rata (%)

1. Usahatani 96,050,000 1,600,833 9 Bengkel 1 1,7 Sektor 41.10 2. 67,020,000 1,117,000 10 Buruh Cuci 1 1,7 Informal %

Jumlah 60 100 Total 163,070,000 2,717,833 Pendapatan 100% Sumber : Diolah data primer. 2016 Sumber : Diolah data primer 2016

63

Kontribusi Pendapatan Sektor Informal...... (Praise Iroth, O. Esry. H. Laoh, Ribka. Kumaat)

KESIMPULAN DAN SARAN Triyani, M. 2004. Keragaan Ekonomi Industri Kesimpulan Tempe Skala Rumahtangga (Studi Berdasarkan hasil penelitian yang telah Kasus Desa Citeureup Kecamatan dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan Citeureup Kabupaten Bogor). Kontribusi pendapatan sektor informal terhadap Skripsi.Fakultas Pertanian, Institut total pendapatan rumah tangga sebesar 41,10% Pertanian Bogor, Bogor. dengan rata-rata pendapatan usahatani di desa Pinabetengan utara Kecamatan Tompaso barat Zahri, I. 2004. Distribusi Pendapatan dan Rp. 1.600.833/bulan, rata-rata pendapatan Hubungannya dengan Alokasi sektor informal Rp. 1.177.000/bln. Sehingga Tenaga Kerja Petani Plasma PIR rata-rata total pendapatan Rp. 2.717.833. Kelapa Sawit di Sumatera Selatan. Jurnal Agribisnis dan Industri Saran Pertanian, Volume 3, Nomor 1, Untuk masyarakat petani yang memiliki halaman 13 œ 18 waktu senggang disaat bertani sebaiknya mengalokasikan waktu senggang sebaiknya memiliki pekerjaan di sektor informal yang tidak menganggu waktu kerja tani. Selain itu pendapatan yang dimiliki dapat membantu perekonomian keluarga tani.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D. 1994. Analisis Alokasi Waktu Tenaga Kerja dan Peluang Kerja Rumahtangga Pedesaan. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Arsyad, L, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Edisi Pertama, Penerbit BPFE

Lembong. B. 2013. Ekonomi Kerakyatan Dan Nasional Ekonomi. PT. Dharma Karsa Utama. Jakarta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia

Nurmanaf, A. R. 2006. Peranan sektor luar pertanian terhadap kesempatan dan pendapatan di pedesaan berbasis lahan kering. Jurnal

Payaman .J.S (1996). Peranan Penelitian Ketenagakerjaan Dalam Pengembangan Sumberdaya Manusia. Himpunan Pembina Sumberdaya Manusia Indonesia.

64