BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Klasifikasi Iklim Oldeman

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Klasifikasi Iklim Oldeman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Klasifikasi Iklim Oldeman Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data curah hujan yang diperoleh dari pos-pos hujan yang tersebar disetiap kabupaten. Setiap kabupaten memiliki satu atau dua pos hujan utama. Data curah hujan di setiap pos hujan utama dapat mewakili data satu kabupaten. Penentuan pos hujan utama ditentukan oleh BMKG berdasarkan data curah hujan yang paling bagus. Data curah hujan yang paling bagus yaitu data yang tidak mengalami kerusakan dan tidak banyak kekosongan pada datanya. Setelah itu dilakukan interpolasi untuk menduga data yang kosong pada setiap titik pos hujan. Pada metode Oldeman, data yang digunakan yaitu data curah hujan bulanan yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengelompokkan sifat hujan menggunakan data hasil rata-rata jumlah curah hujan bulanan. Pengelompokkan sifat hujan berdasarkan Tabel 2.5. Pengelompokkan sifat hujan hanya menggunakan bulan basah dan bulan kering. Perhitungan banyaknya bulan basah dan bulan kering dapat dilihat pada Lampiran 2. Banyaknya bulan basah dan bulan kering digunakan untuk menentukan tipe iklim. Penentuan tipe iklim berdasarkan Tabel 2.6. Hasil pengelompokkan tipe iklim dapat dilihat pada Tabel 4.1. Peta tipe iklim Oldeman periode 10 tahun (2009-2018) di Provinsi Riau dapat di lihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Peta Tipe Iklim Oldeman di Provinsi Riau periode 10 tahun (2009-2018) 1 Universitas Muhammadiyah Riau 2 Tabel 4.1. Hasil Pengelompokkan Tipe Iklim dengan Metode Oldeman Periode 10 tahun (2009-2018) di Provinsi Riau No Nama Pos Hujan BB BK Tipe 1. Sedinginan 4 0 D1 2. Bangko 4 0 D1 3. Pasir Pangaraian 5 0 C1 4. Dumai 6 1 C1 5. Tembilahan 1 0 E1 6. Rengat 6 0 C1 7. Koto Kampar 9 0 B1 8. Bangkinang 4 2 D2 9. Kandis 5 0 C1 10. Siak 2 1 E1 11. Pekanbaru 8 0 B1 12. Pelalawan 5 0 C1 13. Bengkalis 3 1 D1 14. Singingi 6 0 C1 Hasil pengelompokkan tipe iklim pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa beberapa pos hujan mengalami pergeseran tipe iklim, dimana jumlah bulan basah cenderung berkurang. Tipe iklim pada metode Oldeman periode 10 tahun (2009- 2018) cenderung memiliki tipe iklim C1. Pos hujan yang memiliki tipe iklim C1 berjumlah 6 pos hujan yaitu Pasir Pangaraian, Kandis, Rengat, Pelalawan, Dumai dan Singingi. Tipe iklim C1 memiliki 5-6 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim D1 berjumlah 3 pos hujan yaitu Sedingin, Bangko dan Bengkalis. Tipe iklim D1 memiliki 3-4 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim B1 berjumlah 2 pos hujan yaitu Koto Kampar dan Pekanbaru. Tipe iklim B1 memiliki tipe iklim 7-9 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim E1 berjumlah 2 pos hujan yaitu Siak dan Tembilahan. Tipe iklim E1 memiliki 2 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki Universitas Muhammadiyah Riau 3 tipe iklim D2 hanya 1 pos hujan yaitu Bangkinang. Tipe iklim D2 memiliki3-4 bulan basah dan 2-3 bulan kering. Peta tipe iklim dengan metode Oldeman yang telah dibuat BMKG periode 30 tahun (1981-2010) dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pos hujan yang memiliki tipe iklim B1 berjumlah 4 pos hujan yaitu Singingi, Kandis, Rengat, dan Pelalawan. Pada tipe iklim ini memiliki 7-9 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim C1 berjumlah 4 pos hujan yaitu Pasir Pangaraian, Pekanbaru, Koto Kampar,dan Bangkinang. Pada tipe iklim ini memiliki 5-6 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim C2 hanya 1 pos hujan yaitu Bengkalis. Pada tipe iklim ini memiliki 5-6 bulan basah dan 2-3 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim D1 berjumlah 4 pos hujan yaitu Sedinginan, Bangko, Dumai, dan Siak. Pada tipe iklim ini memiliki 3-4 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang memiliki tipe iklim E1 hanya 1 pos hujan yaitu Tembilahan. Pada pos hujan ini memiliki kurang dari 2 bulan basah dan 0-2 bulan kering. Gambar 4.2. Peta Tipe Iklim Oldeman di Provinsi Riau periode 30 tahun (1981-2010) Universitas Muhammadiyah Riau 4 Tabel 4.2. Pergeseran Tipe Iklim Oldeman Periode 30 Tahun (1981-2010) dan Periode 10 Tahun (2009-2018) Tipe Iklim Tipe Iklim No. Nama Pos Hujan Oldeman Oldeman 10 30 Tahun Tahun 1. Sedinginan D1 D1 2. Bangko D1 D1 3. Pasir Pangaraian C1 C1 4. Dumai D1 C1 5. Tembilahan E1 E1 6. Rengat B1 C1 7. Koto Kampar C1 B1 8. Bangkinang C1 D2 9. Kandis B1 C1 10. Siak D1 E1 11. Pelalawan B1 C1 12. Pekanbaru C1 B1 13. Bengkalis C2 D1 14. Singingi B1 C1 Pada Tabel 4.2 beberapa pos hujan yang tidak mengalami pergeseran tipe iklim yaitu Sedinginan, Bangko, Pasir Pangaraian, dan Tembilahan. Pos hujan Sedinginan dan Bangko memiliki tipe iklim yang tetap yaitu D1. Pada tipe iklim D1 memiliki periode bulan basah 3-4 bulan dan periode bulan kering kurang dari 2 bulan. Pos hujan Pasir Pangaraian memiliki tipe iklim yang tetap yaitu C1. Pada tipe iklim C1 periode bulan basah 5-6 bulan dan bulan kering kurang dari 2 bulan. Pos hujan Tembilahan memiliki tipe iklim yang tetap yaitu E1. Pada tipe iklim E1 periode bulan basah kurang dari 3 bulan dan periode bulan kering kurang dari 2 bulan. Hasil pergeseran tipe iklim Metode Oldeman periode 30 tahun (1981- 2009) dan periode 10 tahun (2009-2018) terlihat perbedaan yang cukup signifikan. Pos hujan yang mengalami pergeseran tipe iklim yaitu 71,42%, dimana jumlah bulan basah cenderung berkurang. Perubahan tipe iklim cenderung menjadi agak basah yaitu pergeseran tipe iklim dari B1 menjadi C1. Tipe iklim dari B1 menjadi C1 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi 5-6 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang mengalami pergeseran tipe iklim dari B1 Universitas Muhammadiyah Riau 5 menjadi C1 berjumlah 4 pos hujan yaitu Singingi, Kandis, Rengat dan Pelalawan. Pergeseran Tipe iklim yang mengalami pergeseran dari C1 menjadi D2 hanya 1 pos hujan yaitu Bangkinang. Pergeseran dari C1 menjadi D2 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi 3-4 bulan basah dan kurang dari 2-3 bulan kering. Tipe iklim yang mengalami pergeseran dari C2 menjadi D1 hanya 1 pos hujan yaitu Bengkalis. Pergeseran tipe iklim dari C2 menjadi D1 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi 3-4 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Tipe iklim yang mengalami pergeseran dari D1 menjadi E1 hanya 1 pos hujan yaitu Siak. Pergeseran tipe iklim D1 menjadi E1 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi kurang dari 0-2 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Pos hujan yang mengalami pergeseran dari tipe iklim C1 menjadi B1 berjumlah 2 pos hujan yaitu Pekanbaru dan Koto Kampar. Pergeseran tipe iklim dari C1 menjadi B1 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi 7-9 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Tipe iklim yang mengalami pergeseran dari tipe iklim D1 menjadi C1 hanya 1 pos hujan yaitu Dumai. Pergeseran tipe iklim dari D1 menjadi C1 yaitu pergeseran bulan basah dan kering menjadi 5-6 bulan basah dan kurang dari 2 bulan kering. Berdasarkan Metode Oldeman Tipe iklim Pada periode 30 tahun (1981- 2010) diketahui bahwa Provinsi Riau memiliki 5 tipe iklim yaitu B1, C1, C2, D1, dan E1, sedangkan hasil perhitungan updating klasifikasi iklim dengan Metode Oldeman 10 tahun (2009-2018) memiliki 5 tipe iklim B1, C1, D1, D2 dan E1. Pada periode 10 tahun terakhir adanya penambahan tipe iklim baru yaitu D2 dan adanya tipe iklim yang hilang dari periode 30 tahun (1981-2010) yaitu tipe iklim C2. Penambahan dan hilangnya tipe iklim merupakan akibat dari adanya perubahan iklim global terhadap persebaran tipe iklim di Provinsi Riau. Perubahan tipe iklim disebabkan oleh keragaman dan fluktuasi curah hujan yang tinggi sehingga curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat dominan dalam menentukan klasifikasi iklim. Pengelompokkan bulan dan basah dan bulan kering dilihat berdasarkan unsur curah hujan. Selain itu Kecendrungan perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas penduduk seperti urbanisasi, deforestasi dan industrialisasi. Seiring dengan peningkatan aktivitas penduduk menyebabkan Universitas Muhammadiyah Riau 6 peningkatan pemanasan global, perubahan iklim juga bisa disebabkan oleh alam seperti Fenomena EL-Nino dan La-Nina. Fenomena EL-Nino dan La-Nina menyebabkan terjadinya perubahan dan peningkatan curah hujan. Perubahan pola hujan menyebabkan berubahnya awal dan panjang musim hujan. 4.2. Hasil Klasifikasi Iklim Metode Schmidt-Ferguson Pada Metode Schmidt-Ferguson, data yang digunakan untuk pengelompokkan sifat hujan yaitu data curah hujan bulanan yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengelompokkan sifat hujan berdasarkan Tabel 2.8. Pengelompokkan sifat hujan hanya menggunakan bulan kering dan basah. Perhitungan banyaknya bulan kering dan bulan basah dilakukan disetiap tahun dari Januari sampai Desember. Hasil perhitungan banyaknya bulan basah dan bulan kering disetiap pos hujan dapat dilihat pada Lampiran 3. Perhitungan rata-rata banyaknya bulan kering dan basah menggunakan persamaan 3.2 dan 3.3. Setelah itu membandingkan rata-rata bulan kering dan bulan basah. Perbandingan bulan kering dan bulan basah menggunakan Persamaan 3.4. Perbandingan ini untuk menentukan nilai Q. Penentuan nilai Q digunakan untuk menentukan tipe iklim. Pengelompokkan tipe iklim dapat dilihat pada Tabel 2.9. Hasil pengelompokkan tipe iklim dapat dilihat pada Tabel 4.3. Berdasarkan hasil pengelompokkan tipe iklim Schmidt-Ferguson bahwa Provinsi Riau memiliki 2 tipe iklim yaitu 64.29% termasuk tipe iklim sangat basah, dan 35.71% termasuk tipe iklim basah. Tipe iklim sangat basah memiliki nilai Q yaitu 0 - 0,143. Pos hujan yang memiliki tipe iklim sangat basah yaitu Bangko, Pasir Pangaraian, Tembilahan, Koto Kampar, Kandis, Pekanbaru, Pelalawan, Bengkalis, dan Singingi.
Recommended publications
  • Kejati Kawal Pembangunan Jalan Tol Di Riau
    METRO RIAU NASIONAL JUMAT, 5 MARET 2021 2 Kerjasama dengan Kementerian PUPR Kejati Kawal Pembangunan Jalan Tol di Riau PEKANBARU - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau siap tahun 2025 bisa fungsional mendampingi dan mengawal proyek pembangunan semua,” jelas Jimmy. Hal senada juga disam- jalan tol di Bumi Lancang Kuning. Diharapkan, pem- paikan Kepala Kanwil BPN bangunan proyek dapat selesai tepat waktu dan diguna- Riau, M Syahrir. Ia menye- kan oleh masyarakat. butkan, kerjasama ini me- mang perlu dilakukan kar- Kesiapan itu dituang- liknya jadi lebih singkat. ena dengan didampingi dan kan dalam perjanjian kerja “Dulu ke Dumai berapa dikawal kejaksaan, proyek sama Bidang Perdata dan jam? Bisa 5 sampai 6 jam. bisa selesai tepat waktu. Tata Usaha Negara (Datun) Sekarang 1,5 jam. Ini (jalan “Karena banyak per- antara Kejati Riau dengan tol) manfaatnya gede. Dulu masalahan yang timbul di Satuan Kerja Pengadaan kita susah, kalau mau ke lapangan. Sebagai contoh Tanah Tol Wilayah II Dumai, harus ke Chevron, yang kita temui, pertama ta- Ditjen Binamarga Kemen- harus izin lagi,” tutur Jaja. nah-tanah di dalam kawasan terian PUPR, Kamis (4/3). Keberadaan jalan tol juga hutan, masyarakat meng- Pengawalan khususnya da- sangat membantu perkem- garap di kawasan hutan. lam masalah pengadan ta- bangan perekonomian Lalu dulunya APL tahu-tahu nah untuk proyek strategis masyarakat. “Dengan adanya sekarang kawasan hutan. tersebut. infrastruktur yang baik, In- “Kemudian tanam tum- Penandatanganan per- sya Allah perekonomian jadi buh yang tumbuh sendiri, janjian
    [Show full text]
  • Educational Values in Choreography Analysis of Rentak Bulian Dance in Riau Province
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 327 2nd International Conference on Art and Arts Education (ICAAE 2018) Educational Values in Choreography Analysis of Rentak Bulian Dance in Riau Province Annisa Satriati Rumi Wiharsih Yogyakarta State University Yogyakarta State University [email protected], Yogyakarta, Indonesia Yogyakarta, Indonesia [email protected] Abstract—The study entitled Educational Values in performances forms were used to express elements that Choreography Analysis of Rentak Bulian Dance in Rengat integrated into a unity of Bulian Rentak dance: themes, Barat District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province. The motions, makeup, dress, accompaniment and venue. research type was qualitative research using ethnochoreology The results showed that the Rentak Bulian dance has approach. Ethnocoreology was used to reveal Rentak Bulian educational values such as religious values, honesty, dance in two domains; text and context, and supported by theories of dance performances forms. The dance performances tolerance, discipline, hard work, creative, independent, forms were used to express elements that integrated into a unity democratic, curiosity, nationality, love to country, respect the of Bulian Rentak dance: themes, motions, makeup, dress, achievement, friendship / communicative, peacefull, love to accompaniment and venue. The results showed that the Rentak read, care to environment, care to social, and responsibility. Bulian dance has educational values such as religious values, The rest of this paper is organized as follow: Section II honesty, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, describes the rudimentary on Rentak Bulian Dance and its democratic, curiosity, nationality, love to country, respect the rekated works. Section III describes material & methodology achievement, friendship / communicative, peacefull, love to read, care to environment, care to social, and responsibility.
    [Show full text]
  • Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1
    DRAFT The Effect of Indonesia’s Decentralisation on Forests and Estate Crops: Case Study of Riau Province, the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu1 Lesley Potter and Simon Badcock DISCLAIMER: This report is a DRAFT that is currently under review for publication by the Center for International Forestry Research (CIFOR). The editors anticipate that the report will be revised further before it is published. CIFOR has decided to make this draft available in its present form in order to ensure that the information contained is readily accessible to individuals and organizations involved in Indonesia’s ongoing decentralization process. The opinions expressed in the report are the views of the author(s) and do not necessarily represent the official policy or position of CIFOR. CENTER FOR INTERNATIONAL FORESTRY RESEARCH (CIFOR) Office address: Jalan CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor 16680, Indonesia Mailing address: P. O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, Indonesia Tel.: +62 (251) 622622; Fax.: +62 (251) 622100 E-mail: [email protected] Website: http://www.cifor.cgiar.org 1 Comments may be sent to the authors at [email protected] and [email protected] DRAFT – OCTOBER 16, 2001 1 PART 1 RIAU PROVINCE: RESOURCES AND LAND USE 1.1 THE STUDY AND ITS MAJOR FINDINGS From 1 January 2001, the Indonesian government implemented a policy of regional autonomy and decentralisation. The provincial and district governments have been handed responsibility to raise revenues locally to fund regional activities and development. The centre has retained some revenue raising powers and full details of the process of devolution have yet to be fully spelt out.
    [Show full text]
  • The Effects of Indonesia's Decentralisation on Forests and Estate Crops: Case Study of Riau Province, the Original Districts
    cvr_all case 7/31/02 2:05 PM Page 4 (1,1) case studies Case Studies on Decentralisation and Forests in Indonesia 6 & 7 The Effects of Indonesia's Decentralisation on Forests and Estate Crops in Riau Province: Case Studies of the Original Districts of Kampar and Indragiri Hulu Lesley Potter and Simon Badcock AUSTRALIAN CENTRE FOR INTERNATIONAL AGRICULTURAL RESEARCH CIFOR REPORTS ON DECENTRALISATION AND FORESTS IN INDONESIA Synthesis of Major Findings Barr, C. and Resosudarmo, I.A.P. 2002. Decentralisation of forest administration in Indonesia: Implications for forest sustainability, community livelihoods, and economic development. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. District and Provincial Case Studies Case Study 1. McCarthy, J.F. 2001. Decentralisation, local communities and forest management in Barito Selatan District, Central Kalimantan. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. Case Study 2. McCarthy, J.F. 2001. Decentralisation and forest management in Kapuas District, Central Kalimantan. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. Case Study 3. Barr, C., Wollenberg, E., Limberg, G., Anau, N., Iwan, R., Sudana, I.M., Moeliono, M., and Djogo, T. 2001. The impacts of decentralisation on forests and forest-dependent communities in Malinau District, East Kalimantan. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. Case Study 4. Casson, A. 2001. Decentralisation of policies affecting forests and estate crops in Kutai Barat District, East Kalimantan. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. Case Study 5. Casson, A. 2001. Decentralisation of policymaking and administration of policies affecting forests and estate crops in Kotawaringin Timur District. Central Kalimantan. Center for International Forestry Research, Bogor, Indonesia. Case Studies 6 and 7.
    [Show full text]
  • CATHARSIS the Art of Nandung in Indragiri Hulu Regency, Riau: The
    CATHARSIS 7 (1) 2018 : 78-86 CATHARSIS http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis The Art of Nandung in Indragiri Hulu Regency, Riau: the Study of Performance Form and Value Rofiandri Suardi, Udi Utomo Universitas Negeri Semarang, Indonesia Article Info Abstrac ________________ Article History: Nandung is an spoken literature used as a lullaby, delivered with Recived January 2018 Accepted May 2018 poems and chanted by humming. Nandung contains poems about Published August 2018 religion, advice, character, and education.At present, Nandung ________________ grows as a kind of performing art. This research aims at analyzing Keywords: Nandung, Spoken the form of Nandung as a performing art and its values. The Literature, Form of method used was qualitative. The location of the research was Perfomance, Value ____________________ Rengat, Indragiri Hulu Regency, Riau Province. The technique of data retrieval were observation, interview, and document study. The technique of data validity used triangulation source. The technique of data analysis used descriptive analysis. The results of the research are that the form of Nandung performance begins from the preparation, then goes to the main performance. There are 7 (seven) elements in the form of Nandung spoken literature performance, they are, speaker, music accompaniment, stage, costume, audience, poem, and the language used. The values in the poems are, religious value, character value, and education value. This research can broaden the perspective of the readers about Nandung spoken literature and give information about description and knowledge about Nandung spoken literature which is seen from the aspects of the performance and the values in it. © 2018 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6900 Jl Kelud Utara III, Semarang 50237 E-mail: [email protected] e-ISSN 2502-4531 78 Rofiandri Suardi & Udi Utomo / Catharsis 7 (1) 2018 : 78-86 INTRODUCTION of Malay literature in Indonesia, especially Riau province’s malay.
    [Show full text]
  • The History of Ahmad Yusuf Al- Hajj's Struggle in Indragiri Upstrem 1945-1950
    THE HISTORY OF AHMAD YUSUF AL- HAJJ’S STRUGGLE IN INDRAGIRI UPSTREM 1945-1950 Natasya Polikasari, Isjoni, Tugiman Email: [email protected], [email protected], [email protected] Phone Number: 085210199503 Historical education study program Department of Social Sciences Faculty of teacher training and education Riau University Abstract: Buya Ahmad Yusuf Al-Hajj is one of the fighters in maintaining and filling independence in Riau province. Buya Ahmad Yusuf Al-Hajj plays an important role in maintaining independence in Riau Province. The research is to find out the life history of Buya Ahmad Yusuf Al-Hajj, to find out the history of the struggle in the colonial era, the results of this study are the many contributions Buya Ahmad Yusuf Al- Hajj made during his lifetime . During the Dutch colonial period, as Defense Army of the Motherland (PETA), he was put in charge of the Indonesian armed forces and the youth struggle. When the Dutch Aggression II executed guerrillas with the people and joined the South Riau Guerilla Base Command XI. After the end of the Dutch Aggression II, many of Buya Ahmad Yusuf Al-Hajj's contributions to promoting independence included the chairman of the Indragiri Regency Cooperative Education Center, the head of the Consumption Cooperative Center in Rengat, the head of the Office of the Information Department of Indragiri Hulu Regency and Indragiri Hilir. The method used in this research is a historical research method that consists of four phases, namely heuristic, source criticism, interpretation and historiography. Data obtained from the interviews supplemented with data obtained from books and archives.
    [Show full text]
  • ASSESSMENT REPORT Roundtable on Sustainable Palm Oil
    PT. MUTUAGUNG LESTARI ASSESSMENT REPORT Roundtable on Sustainable Palm Oil Certification R S P O []Stage-1 [ ] Stage-2 [√] Surveillance [ ] Re-Assessment Pengelola/Pemilik : PT MEGANUSA INTISAWIT subsididary of PT IVO MAS TUNGGAL Nama Perkebunan : Indrasakti Mill, Indrasakti Estate, Indrasakti Plasma, Indragiri Plasma dan Indralestari Plasma Lokasi : Talang Sukamaju Village, Rakit Kulim Sub District, Indragiri Hulu District, Riau Province, Indonesia. Kode Sertifikat : MUTU-RSPO/033 Tanggal Terbit Sertifikat : 04 December 2013 Masa Berlaku Sertifikat : 03 December 2018 Assessment PT. Mutuagung Lestari Reviewed Approved Assessment Date Auditor by by Ardiansyah (Lead Auditor witnesser), Oktovianus Rusmin Tony ASA-1 20-23 October 2014 Taufik Margani (Lead Auditor witnessed), Moh. Arif Arifiarachman Yusni, Andi Pratama, Brigitta Prita Approved Assessment by MUTUAGUNG LESTARI on: ASA-1 17 November 2014 Mutuagung Lestari • Raya Bogor Km 33,5 Number 19 • Cimanggis • Depok 16953• Indonesia Telephone (+62) (21) 8740202 • Fax (+62) (21) 87740745/6 Email : [email protected] ● www.mutucertification.com MUTU Certification • Accredited by Accreditation Services International on March 12th, 2014 PT. MUTUAGUNG LESTARI ASSESSMENT REPORT TABLE OF CONTENT FIGURE Figure 1. Location Map of PT Meganusa Intisawit 1 Figure 2. Operational Map of PT Meganusa Intisawit 2 Figure 3. Operational Map of Indrasakti Estate 3 Figure 4. Operational Map of Indragiri Plasma 4 Figure 5. Operational Map of Indralestari Plasma 5 Figure 6. Operational Map of Indrasakti
    [Show full text]
  • Morphology of Talang Mamak Tribe Dialect at Indragiri Regency of Riau Province, Indonesia
    Morphology of Talang Mamak Tribe Dialect at Indragiri Regency of Riau Province, Indonesia Seno H. Putra English Department, Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia Keywords: Linguistic, Indragiri Hulu, Communication. Abstract: This is a study of aspects of dialect used by Talang Mamak tribe, a minority of Indragiri Hulu regency, Riau province. The problems of this study, namely, the processes of morphology that pertain to nominal and verbal constructions and interact with the syntax of TM. The design of this study was based on the methodology of qualitative linguistic research. The approach used in this study is to describe and analyze linguistic corpora, where in conducting this study, the researcher directly went to the field to collect the data through informal communication and interaction with the TM speakers as well as through formal elicitation and recording sessions. The contribution of this study was for linguistic field, and for the basis of the study of TM in the aspects of morphology. Besides, from the analysis and findings of this study obtained the current forms of morphology and a few examples of its sentences of syntax processes of TM. Moreover, the results of this study also indicated both similarities and differences among other dialects in the border of Indragiri Hulu regency, particularly, and Riau province generally, including Borneo and other dialects of Sumatera. for examples, the similarities and differences among other dialects: Sakai, Bonai, Suku Laut, Rengat, Kampar, Taluk Kuantan, in Riau province; while, Berau in Borneo, and Jambi malay language, Nias dialect in Sumatera, and Jakarta dialect, and what the future appears to hold for tm dialect, of course, needs to be followed up.
    [Show full text]
  • Pekanbaru City, Indonesia –
    Data Collection and Mobility Assessment Report on Sustainable Urban Transport Index and Impacts of COVID-19 on Mobility – PEKANBARU CITY, INDONESIA – Dr. Muhammad Ikhsan 2020 TABLE OF CONTENTS CHAPTER I: INTRODUCTION ....................................................................................................... 1 I.1 General description..................................................................................................................................... 1 I.2 Population ...................................................................................................................................................... 3 CHAPTER II: URBAN TRANSPORT SYSTEMS AND SERVICES .............................................6 II.1 Land Use…………………………………………………………………………………………….....…...……….. 6 II.2 Main Networks and Connections……………………………….…………………………………………. 7 II.3 Transportation Infrastructure………………………………………………………………..….…………. 8 II.4 Public Transportation ………………………………………………………………………….....…………. 12 II.5 Master Plan of Transportation Pekanbaru………………………………………………...………… 20 II.6 Bike Line …………………………………………………………………………………………………..………. 21 II.7 Planning for Parking Area ………………………………………………………………………….……… 22 CHAPTER III: SUTI DATA COLLECTION.................................................................................. 28 CHAPTER IV: SUTI DATA AND ANALYSIS ............................................................................. 29 CHAPTER V: DATA ANALYSIS...................................................................................................
    [Show full text]
  • Peraturan Daerah Kabupaten Kampar Nomor 11 Tahun 2019
    PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAMPAR NOMOR 11 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019 - 2039 TAHUN 2019 SALINAN BUPATI KAMPAR PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAMPAR NOMOR 11 TAHUN 2019 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2019 - 2039 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KAMPAR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 26 ayat (7) Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang perlu menetapkan peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kampar tahun 2019-2039; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 Tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5238) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang
    [Show full text]
  • Kode Puskesmas Kab/Kota Kecamatan Puskesmas
    KODE KAB/KOTA KECAMATAN PUSKESMAS ALAMAT JENIS KODE LATITUDE LONGITUDE PUSKESMAS PUSKESMAS PUSKESMAS BARU Jl. Jend Sudirman No. III Kuantan P1401050101 KUANTAN HILIR BASERAH Ds. Koto Tuo Baserah, Rawat Inap Singingi Kec. Kuantan Hilir Kuantan Jl. Agus Salim Ds. Kota Non Rawat P1401040201 BENAI BENAI Singingi Benai, Kec. Benai Inap Jl. Merdeka No. 1 Dusun Kuantan P1401021103 SINGINGI HILIR BERINGIN JAYA Pelita Ds. Beringin Jaya, Rawat Inap Singingi Kec. Singingi Hilir Jl. Achmad Yani Kmp Baru Kuantan P1401060101 CERENTI CERENTI Ds. Pasar Cerenti, Kec. Rawat Inap Singingi Cerenti Kuantan Jl. Al. Iklas No. 03, Kec. Non Rawat P1401012201 GUNUNG TOAR GUNTUNG TOAR Singingi Guntung Toar Inap Jl. Imam Saleh Rt. 01 Rw. Kuantan Non Rawat P1401061201 INUMAN INUMAN 03 Ds. Inuman, Kec. Singingi Inap Inuman Kuantan KUANTAN Non Rawat P1401030202 KARI Kec. Kuantan Tengah Singingi TENGAH Inap Jl. Raya Pekanbaru-Taluk Kuantan Non Rawat P1401021202 SINGINGI HILIR KOTO BARU Kuantan RT IV RW IV, Singingi Inap Kec. Singingi Hilir KUANTAN Kuantan Kec. Kuantan Hilir Non Rawat P1401053201 HILIR KOTO RAJO Singingi Seberang Inap SEBERANG Kuantan Ds. Lubuk Ambacang, Kec. Non Rawat P1401011201 HULU KUANTAN LUBUK AMBACANG Singingi Hulu Kuantan Inap Kuantan KUANTAN Jl. Sudirman No. 48 Lubuk P1401010102 LUBUK JAMBI Rawat Inap Singingi MUDIK Jambi, Kec. Kuantan Mudik Jl. Jend. Sudirman Ds. Kuantan KUANTAN Non Rawat P1401010201 LUBUK RAMO Lubuk Ramo, Kec. Kuantan Singingi MUDIK Inap Mudik Kuantan Jl. Jend Sudirman Rt. 01 P1401020101 SINGINGI MUARA LEMBU Rawat Inap Singingi Rw 06, Kec. Singingi Kuantan Non Rawat P1401051201 PANGEAN PANGEAN Kec. Pangean Singingi Inap Kuantan KUANTAN Ds. Pangkalan, Kec. P1401010103 PANGKALAN Rawat Inap Singingi MUDIK Kuantan Mudik Jl.
    [Show full text]
  • Daftar Jemaah Berhak Lunas Tahap I Tahun 1441H/2020M Provinsi Riau
    DAFTAR JEMAAH BERHAK LUNAS TAHAP I TAHUN 1441H/2020M PROVINSI RIAU BERHAK LUNAS TAHAP 1 KODE NO NO. PORSI NAMA ALAMAT KECAMATAN EMBARKASI 1 0400024451 NURDINA JL.H.AGUS SALIM NO.120 PEKANBARU PEKANBARU KOTA BTH 2 0400053192 MULIANIS JL M ALI RASYID RT 01/03 BANGKINANG BANGKINANG BTH 3 0400062253 ROSMANNA DSN BUKIT AGUNG RT 004/001 KEC BKN BARAT BANGKINANG BARAT BTH 4 0400063603 ROSNI JL T UMAR NO.26 RT 03/03 KEC BANGKINANG BANGKINANG BTH 5 0400064546 GUSTRI MULYENNI JL.TRIMAS NO.73 RT 002/013 TEMBILAHAN BTH 6 0400064549 MUHAMMAD NASIR JL.TRIMAS NO. 73 RT 002/013 TEMBILAHAN BTH 7 0400065480 SY. SALFIAH, S.PD JL. SIDOMULYO SLP TEBING TINGGI/TBG TINGGI TIMUR BTH 8 0400065554 YULIANA NINGSIH JL.SEMBILANG NO.078 RT/RW 01/05 RUMBAI PESISIR BTH 9 0400068391 SARTINI BANJAR PANJANG RT/RW 12/04 KEREMUTAN BTH 10 0400068414 HARDIATI AIR TIRIS RT 005/006 KEC KAMPAR KAMPAR BTH 11 0400069642 GINEM SIALANG BARU RT.018 RW.004 LUBUK DALAM KERINCI KANAN, LUBUK DALAM BTH 12 0400070694 AHMAD RIVANI JL ENGSEL TAMPAN BTH 13 0400070821 MUHAMMAD ADNAN NOOR JLN PUYUH NO 26 SUKAJADI BTH 14 0400070842 NURSIN JL.PATIN NO.4 RT/RW 05/04 MARPOYAN DAMAI BTH 15 0400070871 DALWI URFA PUTRA HAMANDA JL H AGUS SALIM I NO.58 PEKANBARU KOTA BTH 16 0400071135 AGUSTAR JL DATUK TABANO GG NANGKA RT 008/003 BANGKINANG BTH 17 0400071137 EDO PERNANDO PUTRA JL DATUK TABANO GG NANGKA RT 008/003 BANGKINANG BTH 18 0400071380 NURMA BALAM MERAH RT/RW 01/01 BUNUT BTH 19 0400072234 SAHAR DUSUN I RT 01 RW 01 KEPENUHAN HULU BTH 20 0400072538 ZAINAL ABIDIN NGASO RT/RW 01/03 TANDUN BTH 21 0400072961 JONI HENDRA JL MATARAM RT/RW 05/03 MANDAU BTH 22 0400073748 HENDRI JL.
    [Show full text]