Sastra Dan Urban

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Sastra Dan Urban EDISI 16. T AHUN 2018 MAJALAH SASTRA SASTRA DAN URBAN MATA AIR Marhalim Zaini TAMAN May Moon Nasution Joni Syahputra Drama Bulang Cahaya TELAAH Puji Retno H. MOZAIK Joner Sianipar Apa yang perlu kita lakukan adalah menemukan CUBITAN jalan untuk merayakan keberagaman kita dan Gilang Saputro memperdebatkan perbedaan kita tanpa memecah belah masyarakat. EMBUN Hillary Clinton (1947-) EDISI 1 Rian Andri Prasetya 6 . T AHUN 2018 Sisipan Mastera ISSN 2086-3934 9 772086 393437 EDISI 16. TAHUN 2018 PENDAPA Sastra dan Urban PUSAT Sastra tidak dapat dilepaskan dari masyarakatnya. Sastra akan selalu Majalah Sastra Diterbitkan oleh mengikuti perkembangan masyakarat. Masyarakat urban pun menjadi salah satu Badan Pengembangan dan topik yang diungkapkan dalam sebuah karya sastra. Sudah sejak lama topik ini Pembinaan Bahasa menjadi bagian dari sastra. Hal ini terjadi sejalan dengan berkembangnya industri Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta 13220 di Indonesia. Yang paling dekat adalah industri penerbitan terutama percetakan. Pos-el: [email protected] Masuknya indsutri penerbitan dengan munculnya berbagai majalah dan surat Telp. (021) 4706288, 4896558 Faksimile (021) 4750407 kabar pada awal abad ke-20 merupakan salah satu penanda bahwa sastra adalah dekat dengan masalah urban. Sastra Indonesia boleh dikatakan sebagian besar ISSN adalah sastra urban. Ingat saja bagaimana Umar Kayam dalam beberapa cerpennya Penanggung Jawab: yang membicarakan kesepian orang-orang yang ada di keramaian dalam beberapa Prof. Dr. Dadang Sunendar, M. Hum. cerpennya yang terkumpul di Seribu Kunang-Kunang di Manhantan. Redaktur: Persoalan-persoalan urban menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kini Dr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd. persoalan urban ini masih mengemuka dan menjadi milik masyarakat walaupun Dr. Ganjar Harimansyah Prof. Dr. Budi Darma perkembangan ekonomi saat ini sudah pada taraf ekonomi kreatif. Hanya persoalan Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono masyarakatnya masih berputar pada masalah-masalah urban. Karena sastra milik Putu Wijaya semua orang, tentunya sastra dapat menerobos ke semua kalangan. Salah satunya Penyunting/Editor: adalah karya-karya yang dihasilkan oleh para pekerja rumah tangga di beberapa Ferdinandus Moses Dwi Agus Erinita kota di wilayah Asia dan Timur Tengah. Karya-karya mereka dapat dikatakan sebagai karya urban seutuhnya. Mereka berbicara mengenai kerinduan-kerinduan Ilustrator Riko Rachmat Setiawan pada kampong halaman dan berbagai persoalan yang harus dihadapinya di tengah kota-kota dunia. Penata Letak Riko Rachmat Setiawan Bicara mengenai urban dan sastra juga berbicara mengenai produksi sastra yakni ketika sastra menjadi komoditas. Hal ini tentunya berkaitan dengan sastra- Sekretariat: sastra yang menjadi populer karena dipasarkan sebagai bagian dari industri. Dra. Suryami, M.Pd. Lince Siagian, S.E Karya-karya tersebut dipasarkan seperti halnya barang-barang kebutuhan sehari- Siti Sulastri hari. Ini merupakan juga persoalan urban yang menyinggung sastra. Pada tahun 1970-an majalah-majalah wanita juga merupakan gejala sastra urban yang khas. Perempuan-perempuan yang semakin tinggi pendidikannya memerlukan bacaan. Mereka juga memerlukan bacaan untuk mengisi waktu luangnya karena pekerjaan rumah tangga sudah dikerjakan oleh pekerja rumah tangga. Ini pun merupakan persoalan urban khas perempuan di masa itu. Kini, persoalan urban sudah jauh melampaui persoalan hanya sekadar antara desa dan kota. Kini, dengan adanya era digital jarak desa dan kota semakin dekat. Hal ini yang menjadikan gawai pun sudah ada di pedesaan. Masalah urban pun berubah. Bukan lagi hanya menjadi persoalan orang-orang kota tetapi juga sudah menjadi persoalan orang orang yang tinggal di desa. Mereka tinggal di wilayah pedesaan tetapi persoalan mereka adalah persoalan urban juga melalui teknologi yang ada. Hal ini menjadikan persoalan urban semakin kompleks. (ENM) PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI EDISI 16/TAHUN 16/TAHUN 2018 2018 1 DAFTAR ISI PENDAPA 39 TELAAH Erlis Nur Mujiningsih 1 Puji Retno Hardiningtyas Dalam Saiban: Ketika Oka Rusmini Menguliti Tubuh Sendiri MATA AIR Marhalim Zaini Di Sini dan Kini 4 CUBITAN Gilang Saputro Peristiwa 1965 dan 53 Pengarang (Seksi) TAMAN Puisi-Puisi May Moon Nasution 6 EMBUN Cerita Pendek Joni Syahputra 12 Rian Andri Prasetya Drama Bulang Cahaya 16 Catatan dari Program Penulisan Cerpen Tahun 2018 100 SECANGKIR TEH Hasta Indriyana Antara Pakem dengan Sarkem 102 Kebersamaan dalam suatu masyarakat menghasilkan ketenangan dalam segala kegiatan masyarakat itu, sedangkan saling bermusuhan menyebabkan seluruh kegiatan itu mandeg. Bediuzzaman Said Nursi (1877-1960) 2 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 LEMBARAN MASTERA Brunei Darussalam Puisi Hajah Sariani Haji Ishak Puisi Haji Mohamad Rajap PUSTAKA Cerita Pendek SNazar HB Sastri Sunarti 57 68 Resensi Buku 106 Empat Seri Mazhab Sastra Indonesia: Indonesia Puisi Irianto Ibrahim Cerita Pendek Sori Siregar Puisi Gus TF Sakai GLOSARIUM 69 81 F. Moses 126 Aforisme Malaysia Puisi “mengakurasikan ruang bagi ukuran irama di Cerita Pendek Fuadzail dalamnya" Puisi Zurinah Seribu Tafsiran Puisi Kemal Esai Roslan Jomel 82 95 MOZAIK Jonner Sianipar Marginalitas Perempuan Asmat dalam Novel Namaku Teweraut Karya Ani Sekarningsih 110 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 3 MATA AIR Di Sini dan Kini Marhalim Zaini Apa yang selalu menarik ketika menyoal sastra dan kota adalah ihwal waktu. Adalah ihwal sesuatu yang bergerak cepat, seolah selalu up-date, selalu menghendaki yang konteks, selalu hingar, dan harus “berbenturan” dengan sesuatu yang hening, ihwal kedalaman, dan kesunyian. Maka begitu menyebut sastra dan kota, bayangan kita langsung pada realitas sosial yang modern dengan diksi-diksi yang bau mal, sekaligus bau pasar tradisional. Realitas yang kadang, berlipat-lipat dalam pikiran, dan perasaan, yang sedang dan selalu terjadi di sini, dan kini. Tapi sastra itu “makhluk hidup.” Nyawanya panjang. Waktu, terus saja berdetak dalam kata, dalam makna. Waktu selalu dapat tempat untuk membangun “ruang hidup” dalam sastra. Baik waktu yang bersebati dengan diksi-diksi, maupun dengan waktu yang selalu dipersoalkan kembali dalam sastra. Maka segeralah kita ingat judul novel Saul Bellow, Seize The Day. Pengarang asal Amerika pemenang Nobel 1975 ini, pun tengah menyoal waktu, menyoal hari. Menyoal bagaimana peristiwa-peristiwa yang sedang dinarasikan dalam karya sastra adalah peristiwa yang (memang) terjadi di sini, dan kini. Sebuah semangat untuk memaknai waktu tak semata sebagai sesuatu yang lewat begitu saja seperti kelebat kendaraan di jalan tol, tetapi—sebagaimana juga Plato—sebagai a unity of time. Benar, bahwa apa yang disebut sebagai “kesatuan waktu” itu (oleh Plato), kadang memang seperti kelebat. Ia seolah melintas dalam pikiran kita. Tetapi, kelebat yang tinggal dalam ingatan kita itulah, waktu. Dan bukan (sekedar) lintasan waktu. Ia telah singgah, dan menempati satu ruang dalam memori kita. Dan, kalau dirawat dalam konsepsi Bellow tentang the nowness and the hereness, terus-menerus, maka ia akan menetap, menjadi penghuni. Ketika ia telah menetap, maka ia akan hadir se-waktu-waktu dalam imajinasi puitik kita, begitu kita panggil 4 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 16/TAHUN 2018 MATA AIR ia menjadi kata, menjadi diksi- representasi dari sebuah pergula- memberi tempat, sekaligus saling diksi, menjadi peristiwa, menjadi tan si pengarang dengan lingku- meniadakan. Dan sastra urban, kesaksian-kesaksian. Saat itulah ngannya. Maka, ruang kosong mau tidak mau beregerak dalam sesungguhnya, past, present, dan itu memang tidak ada. Sebab— kelindan ruang semacam itu. future itu, bersebadan. Tak lagi sebagaimana juga intertekstua- Meskipun, kita tahu, bahwa karya dapat kita urai dalam kotak-kotak, litas—teks-teks puisi (sastra) se- sastra yang “berhasil” selalu dalam frame yang terpisah. nantiasa berkelindan dalam teks- menghadirkan ruang interaksi Saya jadi ingat realisme dalam teks yang telah terjalin sebelumnya, dengan publik, dalam bentuk wajah konvensi panggung teater modern. meski dalam ruang dan waktu yang apapun. Identitas bisa menjadi Peristiwa kekinian dan kedisinian berbeda. sangat bias, sekaligus bisa menjadi itu dalam bahasa Kernodle, the Dan, jalinan teks-teks itulah sangat jelas. here and now. Tentu mengandung yang meramu kekinian (waktu) dan Maka demikianlah pula apa maksud yang tak terlalu jauh kedisinian (ruang), menjadi a unity yang dapat diamati dalam perkem- berbeda. Meskipun, dalam konteks of time. Sebuah proses konkretisasi, bangan sastra kita hari ini. Seolah panggung teater, di sini dan seka- yang menegaskan bahwa peristiwa ada serombongan karya sastra yang rang itu lebih hendak menunjukkan apapun yang terjadi dalam sedang berduyun menuju kota dan bahwa peristiwa yang terjadi di kehidupan kita ini, sesungguhnya menetap di kota, dan sepertinya juga atas panggung itu adalah peristiwa tak bisa sepenuhnya berdiri sendiri, ada serombongan yang lain yang yang tengah terjadi sekarang dan tak bisa terlepas dari relasi-relasi pulang kampung dan membawa di sini. Dan demikianlah realisme ruang dan waktu yang membangun- kota dalam dirinya. Kepergian dan hendak meyakinkan kepada para nya. Dan artinya karya sastra kepulangan menjadi aktivitas yang penontonnya. Inti sebetulnya ada- memang bukan anak haram dari lah keterlibatan itu. Teater realisme realitas, tapi sastra adalah anak menetap itu adalah konsepsi the sulit didefinisikan, karena yang mengajak penontonnya untuk kandung dari realitas yang here and now itu. Waktu dan ruang masuk dalam
Recommended publications
  • Heirs to World Culture DEF1.Indd
    14 The capital of pulp fiction and other capitals Cultural life in Medan, 1950-1958 Marije Plomp The general picture of cultural activities in Indonesia during the 1950s emanating from available studies is based on data pertain- ing to the nation’s political and cultural centre,1 Jakarta, and two or three other main cities in Java (Foulcher 1986; Rhoma Dwi Aria Yuliantri and Muhidin M. Dahlan 2008). Other regions are often mentioned only in the framework of the highly politicized debate on the outlook of an Indonesian national culture that had its origins in the 1930s (Foulcher 1986:32-3). Before the war, the discussions on culture in relation to a nation were anti-colonial and nationalistic in nature, but after Independence the focus shifted. Now the questions were whether or not the regional cul- tures could contribute to a modern Indonesian national culture, and how they were to be valued vis-à-vis that national culture. What cultural life in one of the cities in the outer regions actually looked like, and what kind of cultural networks – national, trans- national and transborder – existed in the various regions has yet to be researched. With this essay I aim to contribute to a more differentiated view on the cultural activities in Indonesia in the 1950s by charting a part of the cultural world of Medan and two of its (trans)national and transborder cultural exchange networks in the period 1950- 1958. This time span covers the first eight years of Indonesia as an independent nation until the start of the insurrection against the central army and government leaders by North Sumatran army commander Colonel Maludin Simbolon on 22 December 1958 (Conboy 2003:37-51).
    [Show full text]
  • 387 DAFTAR PUSTAKA A. Buku AH Nasution. Menegakkan
    387 DAFTAR PUSTAKA A. Buku A. H. Nasution. Menegakkan Keadilan dan Kebenaran I. Djakarta: Seruling Masa, 1967. -------------------. Menegakkan Keadilan dan Kebenaran II. Djakarta: Seruling Mas, 1967. A. Muhammad Asrun (ed.). 70 Tahun Ismail Suny; Bergelut Dengan Ilmu Berkiprah Dalam Politik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000. A.A. Oka Mahendra dan Soekedy. Sistem Multi Partai; Prospek Politik Pasca 2004. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2004. A.K. Pringgodigdo. Kedudukan Presiden Menurut Tiga Undang-Undang dasar Dalam Teori dan Praktek. Djakarta: P.T. Pembangunan, 1956. Aa, H. Undang-Undang Negara Republik Indonesia. Djilid I. Djakarta – Bandung: Neijenhuis & Co., 1950. Abdul Bari Azed dan Makmur Amir. Pemilu & Partai Politik Di Indonesia. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005 Abdul Mukthie Fadjar. Hukum Konstitusi Dan Mahkamah Konstitusi. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006. Adnan Buyung Nasution. Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia; Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956 – 1959. Cetakan Kedua. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2001. Afan Gaffar, dkk. Golkar Dan Demokratisasi Di Indonesia. Yogyakarta: PPSK, 1993. Ahmad Syafii Maarif. Studi Tentang Percaturan dalam Konstituante: Islam Dan Masalah Kenegaraan. Jakarta: LP3ES, 1985. Aisyah Aminy. Pasang Surut Peran DPR – MPR 1945 – 2004. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2004. Alder, John and Peter English. Constitutional and Administrative Law. Hampshire-London: Macmillan Education Ltd., 1989. Alfian. Pemikiran Dan Perubahan Politik Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992. Pembubaran partai ..., Muchamad Ali Safa’at, FH UI., 2009. Universitas Indonesia 388 Alford, Robert R., and Roger Friedland. Power Theory: Capitalism, the state, and democracy. Cambridge-New York-Melbourne: Cambridge University Press, 1985. Ali Moertopo.
    [Show full text]
  • Sejarah Sastra Indonesia
    0 | Sejarah Sastra Indonesia 1 | Sejarah Sastra Indonesia KATA PENGANTAR Sastra Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat dan dinamis. Hal itu tidak hanya mendapat perhatian dari pemerhati sastra, sastrawan maupun pengajar sastra melainkan juga masyarakat umum yang juga merupakan penikmat sastra. Membicarakan perkembangan sastra suatu bangsa tentunya harus membicarakan sejarah sastra itu. Kehadiran kesusastraan Indonesia tidak dapat lepas dari sejarah yang melahirkan dan membesarkannya. Beberapa ahli sastra memberikan argumen yang dijadikan landasan pijakan kapan kelahiran sastra Indonesia. Beberapa pendapat tersebut menyiratkan bahwa perjalanan sastra Indonesia belumlah panjang.Usia kesusastraan Indonesia tidaklah sepanjang kesusastraan Inggris, Amerika, Arab, Jepang, Cina atau kesusastraan negara lainnya. Namun demikian, dengan usia yang belum terlalu panjang tersebut bukan berarti sastra Indonesia sepi dari karya-karya yang monumental. Kehidupan sastra Indonesia sejak kelahiran sampai sekarang sangatlah marak. Banyak sastrawan yang lahir pada setiap masa dan membawa bentuk-bentuk yang berbeda dengan masa sebelumnya. Berbagai peristiwa kesusastraan datang silih berganti mewarnai perjalanan sastra Indonesia. Hasil sastra yang dilahirkan terus bertambah setiap saat. Fakta itulah yang harus diketahui oleh siapapun yang berminat terhadap kesusastraan Indonesia. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah buku sejarah sastra Indonesia yang bersifat komprehensif. Buku tersebut tidak hanya mengenai sastrawan dan karyanya tetapi juga mencakup berbagai peristiwa yang berkaitan dengan sastra Indonesia dari sejak kelahiran sampai sekarang. Banyak penulis yang telah melahirkan buku sejarah sastra Indonesia, seperti Sejarah Sastra Indonesia (Bakri Siregar, 1964), Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia (Ajip Rosidi, 1968), Ikhtisar Kesusastraan Indonesia Modern (Pamusuk Eneste, 1988), Lintasan Sejarah Sastra Indonesia 1 (Jacob Sumardjo, 1992) dan Pengantar Sejarah Sastra Indonesia (Yudiono K.S., 2007).
    [Show full text]
  • A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950S
    The Communist Imagination: A Study of the Cultural Pages of Harian Rakjat in the Early 1950s Stephen Miller A thesis in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences, UNSW@ADFA, Canberra, Australia August 2015 2 Acknowledgements This dissertation would not have been possible without the enthusiasm, good humour, intelligence and patience of my primary supervisor, Paul Tickell. I cannot thank him enough for his continuing support and faith. He was well supported by my co-supervisors, Emeritus Professor Barbara Hatley and Dr. Edwin Jurriens. I want to especially thank Barbara for her patience in reading drafts in the final throes of thesis production. Dorothy Meyer saw the project through from the beginning of candidature until submission, providing companionship, coding advice, proof reading, and general editing support. Her enthusiasm and passion for my work were central to the thesis reaching the point of submission. The keen grammar sense of my mother, June Miller, helped improve the readability of many sections of the writing. Dr. Kaz Ross also deserves to be mentioned for a late reading of a complete draft and pushing me to submit. It is great to have good colleagues in your corner. I would also like to thank the administrative staff at UNSW at ADFA, especially Bernadette McDermott, who has always been flexible and helpful when dealing with a candidature that lasted far too long. During the prolonged revision process Rifka Sibarani’s support, enthusiasm, and affection was much appreciated, as it continues to be post-thesis. So many other people have also helped me out at various times—students, colleagues, friends, family, comrades.
    [Show full text]
  • A Comparative Analysis of Indonesia and Turkey's
    T.R. ULUDAĞ UNIVERSITY INSTITUTE OF SOCIAL SCIENCES COURSE OF INTERNATIONAL RELATIONS A COMPARATIVE ANALYSIS OF INDONESIA AND TURKEY’S FOREIGN POLICY TOWARD THE MIDDLE EAST: THE CASE STUDY OF PALESTINE ISSUE AND SYRIA CRISIS (MASTER DEGREE THESIS) Noor Fahmi PRAMUJI BURSA – 2018 T.R. ULUDAĞ UNIVERSITY INSTITUTE OF SOCIAL SCIENCES COURSE OF INTERNATIONAL RELATIONS A COMPARATIVE ANALYSIS OF INDONESIA AND TURKEY’S FOREIGN POLICY TOWARD THE MIDDLE EAST: THE CASE STUDY OF PALESTINE ISSUE AND SYRIA CRISIS (MASTER DEGREE THESIS) Noor Fahmi PRAMUJI Supervisor: Prof. Dr. Tayyar ARI BURSA – 2018 ABSTRACT Name and Surname : Noor Fahmi PRAMUJI University : Uludağ University Institution : Institute of Social Sciences Field : International Relations Branch : International Relations Degree Awarded : Master Thesis Page Number : xxi + 229 Degree Date : …. /…. /2018 Supervisor : Prof. Dr. Tayyar ARI A COMPARATIVE ANALYSIS OF INDONESIA AND TURKEY’S FOREIGN POLICY TOWARD THE MIDDLE EAST: THE CASE STUDY OF PALESTINE ISSUE AND SYRIA CRISIS This study aims to perform a comparative analysis of Turkey and Indonesia's foreign policy on Palestine Issue and Syria Crisis in particular. It also reviews both countries’ foreign policy toward the Middle East since their declaration of becoming Republic states in general. As foreign policy theory, neoclassical realism is applied. It then discusses changing dynamics and analyses influential factors shaping Turkey and Indonesia policies of Palestine Issue and Syria Crisis at the unit and systemic level of analysis. It summarises that the factors of leaders' perceptions upon international and regional systemic changing trends and pressures as well as state powers have become influential factors. In case of Palestine issue, during 2004-2016, Turkish domestic politics has undergone domestic transformations namely first public opinion and civil society's roles influence the foreign policy.
    [Show full text]
  • E-Book-Kumcer-Kompas-2015.Pdf
    Annual Short Story Collection 2015 Koleksi Cerita Pendek Minggu 2015 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayai (1) atau Pasal 49 Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Kompas Annual Sort Story Collection, Issue #2016. Reproduction of this collection is permitted as long as it is not sold, either by itself or as part of a collection, and the entire text of the issue remains unchanged. All stories Copyright © Januari-Desember 2015 by their respective authors. For submission guidelines, or for more information about this collection, send a message to <[email protected]>. KOMPAS Daftar Isi Minggu Koleksi Cerita Pendek Tahunan 2015 Peti Mati Copyright © 2016 Ganda Pekasih ............ 1 Kopi dan Cinta yang Tak Pernah Mati Agus Noor ............ 13 Penjor Arsiparis: I Wayan Suardika ............ 25 Ilham Q. Moehiddin Tenung Fandrik Ahmad ............ 35 Gambar Sampul Muka: Hartono Wibowo/Kompas Penguburan Kembali Sitaresmi Tata letak: ESas Triyanto Triwikromo ............ 45 Ceritanya Diriset, disusun dan didokumentasikan Norman Erikson Pasaribu ...........
    [Show full text]
  • SEKATA 2019 Dapat Hingga Oktober 2019
    JURNAL BAHASA & PERSURATAN 2019 INDAH KATA AWAL BICARA lhamdulillah. Jurnal SEKATA 2019 dapat hingga Oktober 2019. Perkataan ‘Bulan’ dalam Bulan Saya gembira diterbitkan seperti yang kita harapkan apabila Bahasa hanyalah jenama yang sudah menjadi kegiatan Akita menerbitkan semula SEKATA tahun lalu. ikonik bahasa Melayu negara kita. Acara Bulan Bahasa kerana pertubuhan- Saya percaya bahawa banyak sekali manfaat yang kita tidak hanya berlaku selama sebulan. Justeru, kegiatan Bulan raih daripada penerbitan SEKATA setiap tahun. Selain Bahasa bermula awal sebelum hari pelancarannya dan pertubuhan berfungsi sebagai wadah peluahan fikiran, SEKATA berakhir lebih lama daripada satu bulan. Kami amat bangga bertindak sebagai dokumentasi semasa pembangunan kerana Bulan Bahasa tahun ini dilancarkan oleh Presiden masyarakat dan agensi- bahasa, sastera dan budaya Melayu di negara ini. Republik Singapura, Puan Halimah Yacob. Keluaran kedua SEKATA ini istimewa sekali dalam Kemeriahan aktiviti bahasa di negara kita amat terasa. kita memperingati 200 tahun negara, Bicentennial Hampir setiap minggu ada kegiatan bahasa, sastera atau agensi pemerintah Singapura. Dan pasti, pembangunan kita sebagai sebuah budaya di pelbagai kemudahan yang disediakan. Saya negara melibatkan bahasa, sastera dan kebudayaan kita. gembira kerana pertubuhan-pertubuhan masyarakat saling menyokong Sekiranya perayaan SG50 pada tahun 2015 dan agensi-agensi pemerintah saling menyokong dalam merupakan kali pertama Majlis Bahasa Melayu membangunkan bahasa, sastera dan budaya bersama. dalam membangunkan Singapura (MBMS) menjadi tuan rumah Sidang Terima kasih saya ucapkan kepada Jawatankuasa Majlis Sastera Asia Tenggara (Mastera) dan Seminar Penerbitan SEKATA dan juga Sidang Editor yang bahasa, sastera dan Antarabangsa Kesusasteraan Asia Tenggara (SAKAT), diketuai oleh Cikgu Suratman Markasan yang telah kali ini, kita juga menjadi tuan rumah sekali lagi ketika menyumbangkan kepakaran dan waktu dalam usaha budaya bersama.
    [Show full text]
  • Short Stories for Students, Volume 31 ª 2010 Gale, Cengage Learning Project Editor: Sara Constantakis ALL RIGHTS RESERVED
    Short Stories for Students – Volume 31 – Finals/ 3/30/2010 11:21 Page 1 SHORT STORIES for Students Short Stories for Students – Volume 31 – Finals/ 3/30/2010 11:15 Page 2 Advisors Erik France: Adjunct Instructor of English, Teachers of English (NCTE), Teachers and Macomb Community College, Warren, Writers, and NCTE Opinion Panel. Exam Michigan. B.A. and M.S.L.S. from Univer- Reader, Advanced Placement Literature and sity of North Carolina, Chapel Hill; Ph.D. Composition. Poet, published in North Amer- from Temple University. ican Review, Nimrod, and Michigan Quarterly Kate Hamill: Grade 12 English Teacher, Catons- Review, among other publications. ville High School, Catonsville, Maryland. Jody Stefansson: Director of Boswell Library and Joseph McGeary: English Teacher, Germantown Study Center and Upper School Learning Friends School, Philadelphia, Pennsylvania. Specialist, Polytechnic School, Pasadena, Ph.D. in English from Duke University. California. Board member, Children’s Litera- Timothy Showalter: English Department Chair, ture Council of Southern California. Member Franklin High School, Reisterstown, Mary- of American Library Association, Associa- land. Certified teacher by the Maryland State tion of Independent School Librarians, and Department of Education. Member of the Association of Educational Therapists. National Council of Teachers of English. Laura Jean Waters: Certified School Library Amy Spade Silverman: English Department Chair, Media Specialist, Wilton High School, Wil- Kehillah Jewish High School, Palo Alto, ton, Connecticut. B.A. from Fordham Uni- California. Member of National Council of versity; M.A. from Fairfield University. Short Stories for Students – Volume 31 – Finals/ 3/30/2010 11:16 Page 3 SHORT STORIES for Students Presenting Analysis, Context, and Criticism on Commonly Studied Short Stories VOLUME 31 Sara Constantakis, Project Editor Foreword by Thomas E.
    [Show full text]
  • Abuse of Power, Oppression and the Struggle for Human Rights in Modern Indonesian Short Fiction
    ABUSE OF POWER, OPPRESSION AND THE STRUGGLE FOR HUMAN RIGHTS IN MODERN INDONESIAN SHORT FICTION By FERDINAL BA, Andalas University, Indonesia MA, Western Illinois University, USA Submitted in fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy in the Graduate School of Communication and Creative Arts Deakin University October 2013 ACKNOWLEDGEMENTS The research work for this dissertation was carried out at Deakin University, Australia. Through four years of candidature and two generations of supervisors, this project has gone through a long process before it came to its completion. A number of people have contributed a lot to this achievement. Among them I am especially in debt to Prof Lyn McCredden, my principal supervisor, and Prof Harry Aveling, my co-supervisor, for their guidance and support during my candidature. I would also like to extend my appreciation to Dr Joost Coté, and Dr Marshall Clark, for their supervisory guidance at the beginning of my candidature and for their great contribution in helping me to build the initial conception and the foundation of my research. The constructive criticism and comment of these four important scholars from the conception to the end of this work are highly appreciated. Thanks to their assistance and understanding in both academic and non-academic matters, I have survived some difficult times during my program. My thanks and sincere appreciation also go to my confirmation committee: Dr Joanna Cruickshank, Dr David Hunt, and Dr Andy Fuller. I am grateful to my interviewees: Prof Melani Budianta, Dr Faruk, Dr Harris Effendi Thahar, Ibuk Aksari Jasin, Bapak Ikranagara, Bapak Bre Redana, Mbak Donik, Mbak Ari, Mbak Dwi, and Mas Slamet, for their help in the data collection process.
    [Show full text]
  • Geliat Seni Rupa
    Seto Mulyadi Pendiri Homeschooling Pertama di Indonesia Jefri Setiawan Mainkan Piano dengan Mata Tertutup Mulyana Silihtonggeng Eksplorasi Perilaku Anak dalam Lukisannya Jose Rizal Manua Tujuh Langkah Menuju Pementasan Semesta Seni l Nomor 15 l Juli l 2021 1 Daftar 13 Bahasan UTAMA D l Pendidikan dan Konsep Seni pada Usia Dini (PAUD dan TK A) ISI l AT Mahmud Legenda Pendidik Seni Lewat Nyanyian 22 Artikel BUDAYA Ritmanto Saleh MEDIA SENI-BUDAYA SEMESTA SENI Pentas Swara Indonesia (Pensi) NOMOR 15 l JULI l 2021 Nasionalisme yang Kuat di Jiwa Milenial 4 ProFIL Sudut PANDANG CISV Seto Mulyadi 5 Lensa SENI Orang Pertama yang Memperkenalkan Homeschooling di Indonesia Nur Malichah Agustin Anak yang bersekolah di Home- schooling Kak Seto (HSKS) 6 Edit ORIAL disiapkan menjadi anak yang Sejak Dini dapat menggali potensi diri, sehingga dapat berprestasi Kenalkan Seni-Budaya sesuai dengan minat dan bakat- kepada Anak-anak nya. Anak diharapkan menjadi Marilah kita fungsikan seni-budaya seseorang yang mampu bertahan sebagai benteng identitas bangsa dengan dalam kondisi apapun. Karenya cara melibatkan anak-anak dalam aktivitas Seto memperoleh penghargaan seni-budaya Indonesia, agar tumbuh Prestasi Rekor Pemrakarsa kebanggaan dalam diri mereka menjadi Pendiri dan Pengembangan orang Indonesia. Seharusnya perkenalan Homeschooling Pertama di yang sehat dengan budaya asing bukannya Indonesia dari Lembaga Prestasi mengubah kita jadi ikut-ikutan asing, Indonesia Dunia (LEPRID) di tetapi justru menjadikan kita sadar bahwa 25 Semarang pada Juli 2019. betapa kita ini indah jika dilihat melalui 28 Histori SENI kacamata mereka, sehingga tumbuh rasa cinta dan keinginan untuk menjaga dan l Menyusuri Kenangan Majalah (Media) Anak-anak di Indonesia mempertahankan seni-budaya kita.
    [Show full text]
  • AIMC 2018) 2Nd ASIA International Multidisciplinary Conference
    (AIMC 2018) 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference TABLE OF CONTENTS CHAPTERS PAGE Table of Contents i Pre-Conference and Post-Conference Training Workshop Series ii Conference Program AIMC 2018 iii Schedule for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (Pre- Conference Workshop Series) (AIMC 2018) iv Schedule for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) v Conference Gala Dinner for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) vi Welcome Message from Conference Chair vii Session Chairs and Judges viii Guide to Session Chairs ix Editorial Team x Editorial Board Members 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) xi Team for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018 xiii Organizing Team for ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) xiv Our Dignitaries xv Connecting Asia Conference Management System Network (CACMSN) xxi Previous Achievements xxii List of Abstracts Social Science and Humanities (SSH 2018) for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) xxiii Abstracts Social Science and Humanities (SSH 2018) for 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) 1 Future Conferences 74 Future Workshops 75 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) 12-13 May, Faculty of Management, Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru, Malaysia ii Pre-Conference and Post-Conference Training Workshop 2nd ASIA International Multidisciplinary Conference (AIMC 2018) 12-13 May, Faculty
    [Show full text]
  • Islam, Humanity and the Indonesian Identity
    Islam exists in global history with its richly variegated cultural and social realities. When these specific cultural contexts are marginalized, Islam is reduced to an ahistorical religion without the ability to contribute to humanity. ISLAM, HUMANITY AND This limited understanding of Islam has been a contributing factor in many of the violent conflicts in the present day. THE INDONESIAN IDENTITY Reflecting on Islam in Indonesia, the world’s third largest democracy, supporting the largest Muslim population, Ahmad Syafii Maarif argues for an understanding that is both faithful to Islam’s essential teachings and open Reflections on History to constantly changing social and cultural contexts. Building on this, he then Ahmad Syafii Maarif addresses critical contemporary issues such as democracy, human rights, religious freedom, the status of women, and the future of Islam. Through Islam, Humanity and the Indonesian Identity this book the breadth and depth of the ideas of one of Indonesia’s foremost Muslim scholars are made accessible for English language readership. Ahmad Syafii Maarif is professor emeritus at Yogyakarta State University and founder of MAARIF Institute for Culture and Humanity. He was the chairman of Muhammadiyah from 1998 to 2005. Ahmad Syafii Maarif is one of the most percipient and profound Muslim thinkers of our age. His book should be read not only by those interested in the future of Indonesian Islam but by every Muslim who cares about Islam, and as importantly, by every person who cares for the future of humanity. – Dr. Khaled Abou El Fadl, Omar and Azmeralda Alfi Professor of Law, UCLA School of Law.
    [Show full text]