MEUYU Samnia Nm-MUNESU

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

MEUYU Samnia Nm-MUNESU MEUYU SamniA ■nM-MUNESU Penanggung Jawab Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara Penyusun Chairani Nasution Sriasrianti Anharuddit Hutasuhut Zufii Hidayat 00053104 MEIAYU SUMATERA UTARA^INDONESIA Penulis: Chaiiani Nasution, Sriasrianti, Anharuddin Hutasuhut, Zufii Hidayat Editor: Edizal Hatmi Pengatakan: Sahril Desain Sampul: Mhd.Aditya Pratama Katalog Dalam Terbitan Kamus Melayu Sumatera Utara - Indonesia.-/ Chairani Nasution, Sriasrianti, Anharuddin Hutasuhut,ZuM Hidayat- Medan: Balai Bahasa Sumatera Utara, 2018. xi, 255 him.; 24 cm ISBN 978-602-9172-40-9 1. Buku I. Judul 2. Majalah Ilmiah 3. Standar ISBN 978-602-9172-40-9 Hak Cipta Dihndungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak dan meneijemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Diterbitkan: Balai Bahasa Sumatera Utara Jalan Kolam (Ujung)Nomor 7, Medan Estate, Medan 20371 Pos-el: [email protected] Laman: https://balaibahasasumut.kemdikbud.go.id Telepon (061)7332076, Faksimile(061) 7332076 up; k2M ciAhASA Klasi^asi No. Induk ^1.; Gl'i m PRAKATA Fuji syukur tim san^aikan ke hadirat Allah SWT yang telah membeiikan limpahan kaninia, lahmat, serta kemudahan, sehingga tim dapat menyelesaikan penyusiman Kamus Melayu Sumateia Utaia— Indonesia. Dalam melaksanakan misinya, Balai Bahasa Sumatera Utaia berusaha iintuk mendokumentasikan kosakata Haprah yang terdapat di wilayah Sumatera Utara. Salah satu upaya yang dilalnikqn arfalah menyusun Kamus Melayu Sumateia Utara—hidonesia. Hal in! dimaksudkan agar bahasa Melayu tetap lestan dan dikenal deb generasi selanjutnya. Pada tabun 1984 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahag^ (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)telah menyusun I^us Melayu Deb—Indonesia. Kemudian, pada tabun 1985 telah disusun pula Kamus Melayu—^Indonesia dan Kamus Melayu Langkat. I^us-kamus tersebut disusun masib berdasarkan dialek. Oleb karena itu, tim mengang^p perlu dibuat sebuab kamus yang merangkum beberapa dialek Melayu yang terdapat di wilayah Sumatera Utara. Kamus ini mendokumentasilmn lima dialek Melayu, walaupun bahasa Melayu di wilayah Sumatera Utara memiliki lebib dari lima dialek. Penyusunan kamus ini dilakukan dengan menyenqiumakan beberapa konsep dan bentuk dari kamus sebelumnya. Ucapan terima kasib tim sampaikan kepada Dr. T. Syarfina, M.Hum. (Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara periode 2012—2017), Dr. Faiml ZabM (Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara), dan Ibu Salbiyab Nurul Aim, S.E., M.M.(Kasubbag Tata Usaba Balai Bahasa Sumatera Utara) yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyusun kamus ini. Ucapan yang sama kami tujukan juga kqiada teman-teman di Balai Bahasa Sumatera Utara, seluruh narasumber, informan, responden, peserta Lokakarya Kamus Melayu Sumatera Utara^Indonesia yang dilakfiannlfan pada tanggal 5—1 M^t 2018 di Medan, serta semua pihak yang mendukung terlaksananya penyusunan kamus ini. Tim berharap semoga kamus ini dapat bermanfaat bagi pelestarian budaya bangsa dan menjadi salah satu media untuk mengenal budaya daerah khususnya di Sumatera Utara. Medan,Agustus 2018 Tim Penyusun m Tutur kata haruslah santun Agar tak dikira binal Karena kosakata telah terhimpun Resam Melayu moga dikenal IV KATASAMBUTAN KEPALA BALAIBAHASA SUMATERA UTARA Bahasa Melayu yang menjadi cikal bahasa Indonesia hams tetap dijaga dan dilestarikan. Satu wujudpelestarian Bahasa Melayu dengan berbagai variannya adalah dengan mendokumentasikannya dalam bentuk kamus. Oleh karena itu, penyusunan Kamus Melayu Sumatera Utara—Indonesia menjadi sangat penting dan sangat dibutuhkan. Penyusunan kamus daerah ini mempakan wujud keija nyata Balai Bahasa Sumatera Utara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu menjaga dan melestarikan bahasa daerah di Sumatera Utara. Penerbitan Kamus Bahasa Melayu Sumatera Utara—Indonesia ini tidak akan berhasil apabila tidak ada upaya keras dari para penyusun. Dengan berbagai upaya dalam kurun wictu lebih dari dua tahun, para penyusun telah menghimpun sejumlah lema bahasa Melayu Sumatera Utara, kemudian mendefinisikannya dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kepada Saudara Chairani Nasution, Anhamddin Hutasuhut, Sriasrianti, dan Zufri Hidayat kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas apa yang telah dilakukannya sehingga kamus ini dapatterbit. Semoga kamus ini dapat memperkaya khazanah perkamusan di Indonesia serta dapat memperbanyak sumber mjukan dan bahan bacaan, temtama untuk para siswa, generasi muda, dan pemerhati bahasa daerah di tanah air. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memudahkan usaha dan upaya kita untuk memajukan bangsa dan Negara Indonesia,khususnya Provinsi Sumatera Utara. Medan,September 2018 Dr.FaimlZabadi PENYUMBANG DAN PENGUMPUL DATA SERTA PENYUMBANG SARAN KAMUS MELAYU SUMATERA UTARA - INDONESIA Penyumbang Data O.K. Alimuddin Yus,Zainal Arifm, Yakob,Zainal A.K., Sulaiman Sambas, Aminuddin Mira, Saharman, Annar A.R., Muhammad Sum,Chairuddin Syam, Tengku Syahjohan, Tengku Misnarsyah, Munawar Rahyudi, Basri, Mansyur, Ruhayat Siregar, Milhat, Husaini, Bahruddin, Jalaut Hutabarat, Madhan Rais, Soflan, Nafisah, Aspan Effendi, H.M. Syofyan, Hamidah Sinaga, Samsul Bahri, Nazaruddin Nasution, H. Yusran Hasibuan,Zauqi Amiar,Zunaidi Lubis, O.K. Mahmuddin, Mansyur, H. Sayuti, Akhiruddin, H. Saparuddin, Samsul Bahri, Muhar Tatok, Rajali, Zakaria, H.M. Thobi Iskandar, Abdullah, Ahmad hfan Tanjung, Tengku Ismail, Muhammad Idrus, Sahrial Fadli, Tengku Chandra Hardi, Dt. Filliansyah, Zahran, Syaiful, M. Yusuf,Zailani, Husaini, Azhar Sirait, Nurhaidah, Fauziah, Abdul Khalik, Rosmah, M. Azmar, Aben, Endi Syaifuddin S, Muhammad Azrai, Usman Nasution, Ratna, Muhammad Sattar, Jamir Husni Ritonga, M. Nastain Sunix, Maulina, Faisal Manurung, Ansyori P, Asmidar, Haris, Ilyas A.R., Afriani Sri Agustina, Ali Pardi Nasution, Mariana, Umi Kalsum, Agustina, Alfian Manurung, Siti Rahmi, Safridah, Ahmad Jiunadi, Adlin Khomsah VI Pengumpul Data Chairani Nasution, Anhamddin Hutasuhut, Sriasrianti, Zufri Hidayat, Juliana Penyumbang Saran Hurip Danu Ismadi, Dora Amalia, Tengku Syarfina, Azhari Dasman Damis, Adi Budiwiyanto, Meity Taqdir Qodratillah, Sahril, Dwi Widayati, Rozanna Mulyani, Mardiah Mawar Kembaren, Gustianingsih Vll DAFTARISI Prakata i Kata Sambutan Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara iii Penyumbang dan Pengumpui Data iv Daftar Isi vi Petunjuk Pemakaian Kamus vii A 1 B 29 C 55 D 74 E 87 F 89 G 90 H 97 I 104 J 109 K 114 L 134 M 143 N 153 O 157 P 160 Q 175 R 176 S 187 T 209 U 240 V 248 W 249 X 252 Y 253 Z 254 PUSTAKA ACUAN 255 Vlll Petunjuk Pemakaian Kamus 1. Abjad Abjad yang digunakan di dalam Kamus Melayu Sumatera Utara — Indonesia ini adalah abjad latin sebagaimana yang digimakan dalam o bahasa Indonesia, yaitu a, b, c, d, e, f, g, h, i,j, k, 1,o m,n,o, p, q, r, s, t, u, w,y, dan z. 2. Ejaan Ejaan yang digunakan dalam kamus ini adalah sebagai berikut, 2.1 Vokal Hunif Fonem Contoh Arti a /a/ ade 'ada' e lei dengker 'dangkar hi deras 'deras' lei etong 'hitung' i m ibum 'embun' 0 lol jolak 'bosan' u /u/ burak 'riak' 2.2 Konsonan Huruf Fonem Contoh Art! b Ibl bongak 'bohong' c Id cekah 'teka-teki d Id dadeh 'tajin' f m faseh 'fasih' g /g/ gaye 'gaya' h Ihl habuk 'debu' j /j/ jorat 'Jerat' k /k/ kecik 'kecil' 1 ni lebuh 'jalan' m Iml makcik 'bibi' n Id nak 'hendak' P /p/ paot 'paut' q /q/ qasar 'qasar' r /r/ radang 'marah' s Isl seluar 'celana' t Itl tujah ix w /w/ waje 'heran* y /y/ yen 'ini' z Izl zakat 'zakat' 2.3 Penulisan Huruf 23.1 Huruf Miring Huruf miring digunakan untuk menuliskan label kelas kata, label kiasan dan peribahasa, serta c ontoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat. a. Label kelas kata: a (adjektiva), adv (adverbia), n (nomina), num (numeralia), v (verba),/>ro« (pronomina), dan p (partikel). b. Label kiasan dan peribahasa: ki (kiasan) dan pb (peribahasa). c. Contoh pemakaian lema atau sublema dalam kalimat: jumpe [jumps] Dl Sd v jumpa: lame kite tak iumve kita lamatakjumpa 23.2 Huruf Cetak Tebal Cetak tebal digunakan untuk menandai lema, sublema, gabungan kata, polisemi, dan kata yang dirujuk. Contoh: a. lema: sempena [sempena] n tuah; berkat b. sublema: bersempena v bertuah; mengambil berkat c. gabungan kata: lada padi cabai rawit d. kata yang dirujuk: ngang —> ngan 2.4 Penggunaan Tanda Baca 2.4.1Tanda Hubung (-) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: mengotek-otek 'mengangsur-angsur' 2.4.2 Garis Bawah(_) Garis bawah digunakan untuk menandai lema atau sublema yang terdapat dalam contoh kalimat. Contoh: piare [piaRs] v piara; miare v memiara: orang tu suke miare balam orang itu suka memiara balam 2.4.3 Kurung Siku ([...]) Kunmg siku digunakan imtuk menandai pelafalan lema. Contoh: abe-abe [abaabs] Dl Sd n aba-aba 2.4.4 TitikKoma(;) a. Titik koma digunakan untuk memisahkan bentuk bentuk kata yang bermakna sama atau hampir sama (sinonim) yang terdapat pada penjelasan makna. Contoh: dangis [d^is]a kosong; hampa b. Titik koma digunakan sebagai penanda akhir penjelasan makna sebuah sublema yang masih belum merupakan bentuk akhir derivasi. Contoh: karojo [kaRojo] As n keqa; bakarojo v bekeija; mangarojokan v mengerjakan c. Titik koma digunakan sebagai penanda akhir penjelasan makna polisemi (kata yang bermakna lebih dari satu). Contoh: tungkap [ti^kap]ILkv terbalik; ISdv tumpah 2.4.5 Titik Dua (:) Titik dua digunakan sebagai pengganti kata misalnya di akhir kata deskripsi dan sebelum contoh pemakaian lema dan sublema dalam kalimat. Contoh: keluhom [keluhom] Lka keruh: keluhom airtelagane keruh air telaga ini 2.5 Penggunaan Tika Atas dan Angka Arab 2.5.1 Tika Atas Tika atas atau superskrip( ^ digunakan untuk menandai
Recommended publications
  • BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2019 KEMENPERIN
    BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.533, 2019 KEMENPERIN. Pengendalian. Pengawasan Industri Minuman Beralkohol. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2019 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN INDUSTRI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat (1), Pasal 5 ayat (2), dan Pasal 9 Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol terkait dengan pemberian izin usaha industri dan penetapan standar mutu produksi minuman beralkohol, perlu mengatur ketentuan pengendalian dan pengawasan industri minuman beralkohol; b. bahwa ketentuan pengendalian dan pengawasan industri minuman beralkohol sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 63/M- IND/PER/7/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Industri dan Mutu Minuman Beralkohol sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 62/M-IND/PER/8/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 63/M- IND/PER/7/2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Industri dan Mutu Minuman Beralkohol sudah tidak www.peraturan.go.id 2019, No.533 -2- sesuai lagi dengan kebutuhan dan perkembangan peraturan perundang-undangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Pengendalian dan Pengawasan Industri Minuman Beralkohol; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 329, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5797); 4.
    [Show full text]
  • Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Abstract: This article examines the religious specificities of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of this process reside in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhoods’ followers and the popularity of esoteric practices. These specificities implicate that the Islamizing of the region was very progressive within period of time and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam took through history. The dominant media- centered perspective also eludes the fact that cohabitation between religion and ritual initiation still composes the authority structure. This article aims to contribute to the knowledge of this phenomenon. Keywords: Islam, Banten, sultanate, initiation, commerce, cosmopolitism, brotherhoods. 1 Banten is well-known by historians to have been, during the Dutch colonial period at the XIXth century, a region where the observance of religious duties, like charity (zakat) and the pilgrimage to Mecca (hajj), was stronger than elsewhere in Java1. In the Indonesian popular vision, it is also considered to have been a stronghold against the Dutch occupation, and the Bantenese have the reputation to be rougher than their neighbors, that is the Sundanese. This image is mainly linked to the extended practice of local martial arts (penca) and invulnerability (debus) which are widespread and still transmitted in a number of Islamic boarding schools (pesantren).
    [Show full text]
  • Kamus Bahasa Melayu-Inggeris (1/2)
    mengabdikan: to enslave pengabdian: slavery; enslavement acu Kamus Bahasa Melayu-Inggeris (1/2) to direct weapon at target abjad http://dictionary.bhanot.net/ alphabet mengacukan: to aim weapon at target mengacu: to test; to try on A acuan: a mould abu abad ash century acuh mengabui: to cheat; to deceive to care for; to heed berabad-abad: for centuries mengacuhkan: to care for; to heed acuh tak acuh: to show indifference abuk abadi dust eternal; immortal acum keabadian: immortality provoke or instigate mengabadikan: perpetuate; immortalize abung pomelo mengacum: to provoke or instigate acuman: provocation pengacum: instigator pengacuman: agitation abah father acah tease mengacah-acah: to tease ada have; possess; contain abah-abah harness adakala: sometimes adakalanya: sometimes acapkali adalah: is; are; am; was; were often adapun: with regard to abai berada: (1) rich (2) to be neglect diadakan: to be held keadaan: condition; situation; circumstances mengabaikan: to disregard; to neglect acar mengada-ngada: to boast; to pretend pickle mengada-ngadakan: to concoct an excuse mengadakan: to hold or conduct; to convene abang elder brother acara event; item in a programme adab abang angkat: foster brother politeness; good manners; courtesy abang ipar: brother-in-law mengacarakan: to compere or host a programme abang tiri: stepbrother pengacara: master of ceremonies; compere beradab: courteous; polite peradaban: civilization; culture abdi aci slave shaft adang obstruct; block Bahasa Melayu 24.02.2007 http://mementoslangues.com/ Kamus Bahasa
    [Show full text]
  • Direktori Konstruksi
    http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id http://www.bps.go.id DIREKTORI PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2012 Directory of Construction Establishment 2012 Buku IV (Pulau Kalimantan) Book IV (Pulau Kalimantan) ISBN. 978-979-064-175-7 No. Publikasi / Publication Number : 05340.1005 Katalog BPS / BPS Catalogue : 1305055 Ukuran Buku / Book Size : 21 cm X 29 cm Jumlah Halaman / TotalPage : (xv + 366) halaman / pages Naskah / Manuscript : Subdirektorat Statistik Konstruksi Subdirectorate of Construction Statistics Gambar Kulit / Cover Design : Subdirektorat Statistik Konstruksi Subdirectorate of Construction Statistics Diterbitkan oleh / Published by : http://www.bps.go.id Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia BPS-Statistics Indonesia, Jakarta, Indonesia Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya May be cited with reference to the sources KATA PENGANTAR Direktori Perusahaan Konstruksi 2012 ini merupakan perbaikan dari Direktori Perusahaan Konstruksi 2011 berdasarkan hasil Survei Updating Direktori Perusahaan Konstruksi Tahun 2012 dan Survei Perusahaan Konstruksi Tahun 2012. Direktori ini merupakan identifikasi perusahaan yang meliputi: KIP, Nama, Alamat, Nomor Telepon, Nomor Faximile, dan Alamat Email Perusahaan. Diharapkan Publikasi ini bermanfaat baik oleh perusahaan bersangkutan maupun konsumen data yang memerlukan untuk kegiatan sehari-harinya. Disamping itu direktori ini diharapkan dapat digunakan juga sebagai kerangka sampel bagi penelitian atau studi-studi khusus selanjutnya. Akhirnya pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak terutama kepada para Pengusaha dan Pimpinan Perusahaan Jasa Konstruksi yang telah membantu kelancaran pelaksanaan survei tersebut, dan menghimbau di masa mendatang agar dapat memberikan data yang akurat, lengkap dan reliable serta dapat memberikan masukan untuk perbaikan publikasi ini. http://www.bps.go.id Jakarta, September 2012 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia DR.
    [Show full text]
  • Western Java, Indonesia)
    Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) Gabriel Facal Université de Provence, Marseille. Abstrak Artikel ini membahas kekhasan agama di Banten pada masa awal Islamisasi di wilayah tersebut. Karakteristik utama dari proses Islamisasi Banten terletak pada hubungan antara perdagangan dengan jaringan Muslim, kosmopolitanisme yang kuat, keragaman praktek keislaman, besarnya pengikut persaudaraan dan maraknya praktik esotoris. Kekhasan ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi Banten sangat cepat dari sisi waktu dan perpindahan agama/konversi yang terjadi merupakan hasil dari proses saling mempengaruhi antara Islam, agama lokal, dan kosmologi. Akibatnya, muncul anggapan bahwa Banten merupakan benteng ortodoksi agama. Kesan yang muncul saat ini adalah bahwa Banten sebagai basis gerakan rigoris/radikal dipengaruhi oleh bentuk-bentuk keislaman yang tumbuh dalam sejarah. Dominasi pandangan media juga menampik kenyataan bahwa persandingan antara agama dan ritual masih membentuk struktur kekuasaan. Artikel ini bertujuan untuk berkontribusi dalam diskusi akademik terkait fenomena tersebut. Abstract The author examines the religious specifics of Banten during the early Islamizing of the region. The main characteristics of the process resided in a link between commerce and Muslim networks, a strong cosmopolitism, a variety of the Islam practices, the large number of brotherhood followers and the popularity of esoteric practices. These specificities indicated that the Islamizing of the region was very progressive within 16th century and the processes of conversion also generated inter-influence with local religious practices and cosmologies. As a consequence, the widespread assertion that Banten is a bastion of religious orthodoxy and the image the region suffers today as hosting bases of rigorist movements may be nuanced by the variety of the forms that Islam 91 Religious Specificities in the Early Sultanate of Banten (Western Java, Indonesia) took throughout history.
    [Show full text]
  • Conceptual Understanding of Myths and Legends in Malay History
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by UKM Journal Article Repository Conceptual Understanding of MythsSari 26 and (2008) Legends 91 - in 110 Malay History 91 Conceptual Understanding of Myths and Legends in Malay History HUSSAIN OTHMAN ABSTRAK Teks-teks sejarah Melayu juga kaya dengan cerita dongeng and legenda. Tetapi, banyak sarjana yang mengkaji isi teks itu kerap membuat tanggapan yang salah. Dalam kajian mereka, mereka menetapkan aspek luaran, dan bukannya aspek fungsi dan sejarah pada cerita mitos dan legenda itu. Oleh itu, adalah tujuan rencana ini untuk menerokai pemahaman konsep saya tentang cerita legenda dan mitos dalam teks sejarah klasik Melayu untuk membuktikan adanya kebenaran sejarah yang tersirat di sebalik cerita itu. Untuk tujuan itu, saya telah memilih Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai dan Hikayat Merong Mahawanga. Kata kunci: Kosmologi Melayu, Sejarah Melayu, simbol Melayu, tafsir dan ta’wil ABSTRACT Malay historical texts are also rich in the mythical and legendary stories. Unfortunately, many scholars who study the content of the texts have always misunderstood them. In their study, they specify on the superficial aspects, instead of functional and historical aspects of the mythical and legendary stories. It is the purpose of this paper to explore my conceptual understanding of mythological and legendary stories in the Malay classical historical texts to prove that there are indeed historical truth embedded within these stories. To do that, Sejarah Melayu, Hikayat Raja-raja Pasai and Hikayat Merong Mahawangsa are selected. Key words: Malay cosmology, Malay history, Malay symbols, tafsir and ta’wil INTRODUCTION Much has been said about the symbols used and adored by man in ancient times.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Bangsa Indonesia Sejak
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Bangsa Indonesia sejak dahulu sudah dikenal sebagai bangsa pelaut yang menguasai jalur-jalur perdagangan. Sebagai bangsa pelaut maka pengetahuan kita akan teknologi perkapalan Nusantara pun seharusnya kita ketahui. Catatan-catatan sejarah serta bukti-bukti tentang teknologi perkapalan Nusantara pada masa klasik memang sangatlah minim. Perkapalan Nusantara pada masa klasik, khususnya pada masa kerajaan Hindu-Buddha tidak meninggalkan bukti lukisan-lukisan bentuk kapalnya, berbeda dengan bangsa Eropa seperti Yunani dan Romawi yang bentuk kapal-kapal mereka banyak terdapat didalam lukisan yang menghiasi benda porselen. Penemuan bangkai-bangkai kapal yang berasal dari abad ini pun tidak bisa menggambarkan lebih lanjut bagaimana bentuk aslinya dikarenakan tidak ditemukan secara utuh, hanya sisa-sisanya saja. Sejak kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara pada abad ke 16, bukti-bukti mengenai perkapalan yang dibuat dan digunakan di Nusantara mulai terbuka. Catatan-catatan para pelaut Eropa mengenai pertemuan mereka dengan kapal- kapal Nusantara, serta berbagai lukisan-lukisan kota-kota pelabuhan di Nusantara yang juga dibuat oleh orang-orang Eropa. Sejak abad ke-17, di Eropa berkembang seni lukis naturalistis, yang coba mereproduksi keadaan sesuatu obyek dengan senyata mungkin; gambar dan lukisan yang dihasilkannya membahas juga pemandangan-pemandangan kota, benteng, pelabuhan, bahkan pemandangan alam 2 di Asia, di mana di sana-sini terdapat pula gambar perahu-perahu Nusantara.1 Catatan-catatan Eropa ini pun memuat nama-nama dari kapal-kapal Nusantara ini, yang ternyata sebagian masih ada hingga sekarang. Dengan menggunakan cacatan-catatan serta lukisan-lukisan bangsa Eropa, dan membandingkan bentuk kapalnya dengan bukti-bukti kapal yang masih digunakan hingga sekarang, maka kita pun bisa memunculkan kembali bentuk- bentuk kapal Nusantara yang digunakan pada abad-abad 16 hingga 18.
    [Show full text]
  • Marriot Menu-Cristal Bar-03.13.18
    Breakfast Menu Great Room Menu Apricot French toast ..................................................................................................................................... 2000 Creamy Bircher muesli ................................................................................................................................. 1300 Breakfast burritos ........................................................................................................................................... 2200 Fried or scrambled eggs with bacon wrapped sausage .............................................................. 3000 Ham and cheese croissant .......................................................................................................................... 2600 Bacon and egg croissant ............................................................................................................................. 2600 Scrambled eggs with Basturma in a croissant ................................................................................. 2600 Egg benedict ..................................................................................................................................................... 2600 Granola, yogurt, mix berry compote .................................................................................................... 1300 Fruit salad ........................................................................................................................................................... 1800 Croissant,
    [Show full text]
  • Halaman | 614 ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN
    ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG KELAPA (Studi Kasus pada Perusahaan Serundeng Sari Ayam Cap Koki di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis) Oleh: Desilia Indriyani1, Soetoro2, Fitri Yuroh3 1Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2Dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran 3Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Abstrak Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) besarnya biaya dan pendapatan pada agroindustri serundeng kelapa Sari Ayam Cap Koki yang diusahakan oleh seorang pengusaha di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, (2) besarnya R/C pada agroindustri serundeng kelapa Sari Ayam Cap Koki yang diusahakan di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada agroindustri serundeng kelapa Sari Ayam Cap Koki yang diusahakan pengusaha di Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis per satu kali proses produksi sebesar Rp.12.344.221,66 penerimaannya sebesar Rp.14.625.000,00 dan pendapatannya sebesar Rp.2.280.778,34. 2. Besarnya R/C pada Agroindustri Serundeng Kelapa Sari Ayam Cap Koki yaitu Rp.1,18 rupiah artinya untuk setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan pada agroindustri serundeng kelapa akan diperoleh penerimaan Rp.1,18 rupiah. Sehingga diperoleh pendapatan Rp.0,18 rupiah dengan demikian Agroindustri Serundeng Kelapa Sari Ayam Cap Koki menguntungkan dan layak untuk di jalankan. Kata kunci : Agroindustri, Serundeng kelapa PENDAHULUAN Tujuan dari penelitian ini untuk Indonesia adalah negara agraris dimana mengetahui Besarnya biaya, pendapatan dan sektor pertanian memegang peranan penting di R/C pada agroindustri serundeng kelapa yang dalam perekonomian nasional.
    [Show full text]
  • The Above Prices Are Subject to 21% Government Tax and Service Charge Dining Temptations of Hotel Tugu Lombok
    The above prices are subject to 21% government tax and service charge Dining Temptations of Hotel Tugu Lombok ZÜtÇw e|}áààtyxÄ Dutch Colonialism-era Smorgasbord Tugu’s Traditional Grand Rijsttafel (Rice Table) portrays the sumptuous society feast that used to be celebrated by the Dutch plantation lords when they hosted their honorable guests during the Colonial years. Only with the freshest, most exotic ingredients prepared according to traditional recipes that were told from mouth to mouth, the Grand Rijsttafel is a show-off display of the richness of spices that grew naturally in Indonesia, as seen from the many different palates which were all brought together to make a one elaborate Rijsttafel dish. Traditionally each dish (Perkedel Udang Windu -Stuffed Prawn with Potato Fritter-, Rendang Pariaman -Stew Beef in Coconut Milk-, Kare Ayam -Chicken Curry-, Soto Ayam Madura - Madurese Turmeric Chicken Soup) that contributes to the Rijsttafel is served by one waiter, adding up to an impressive total of twelve waiters who, led by the head-waiter, line up and serve their part extravagantly upon the eyes of each guest.Rijstaffel can also be served ready on table or by buffet service without compromising its lavishness. For its exquisite colors, delicious complex combination of dishes and luxurious service, the Dutch landlords who lived in Indonesia during that period had made it a symbol of success in the society. Rijsttafel Idr 500.000++ per person Grand Rijsttafel idr 650.000++ per person (served by 12 waiters) The above prices are subject
    [Show full text]
  • Sumpit (Blowgun)
    Journal of Education, Teaching and Learning Volume 3 Number 1 March 2018. Page 113-120 p-ISSN: 2477-5924 e-ISSN: 2477-4878 Journal of Education, Teaching, and Learning is licensed under A Creative Commons Attribution-Non Commercial 4.0 International License. Sumpit (Blowgun) as Traditional Weapons with Dayak High Protection (Study Documentation of Local Wisdom Weak Traditional Weapons of Kalimantan) Hamid Darmadi IKIP PGRI Pontianak, Pontianak, Indonesia E-mail: [email protected] Abstract. The Dayak ancestors who live amid lush forests with towering tree trees and inhabited by a variety of wild animals and wild animals, inspire for the Dayak's ancestors to make weapons that not only protect themselves from the ferocity of forest life but also have been able to sustain the existence of their survival. Such living conditions have motivated the Dayak ancestors to make weapons called "blowgun" Blowgun as weapons equipped with blowgun called damak. Damak made of bamboo, stick and the like are tapered and given sharp-sharp so that after the target is left in the victim's body. In its use damak smeared with poison. Poison blowgun smeared on the damak where the ingredients used are very dangerous, a little scratched it can cause death. Poison blowgun can be made from a combination of various sap of a particular tree and can also be made from animals. Along with the development of blowgun, era began to be abandoned by Dayak young people. To avoid the typical weapons of this high-end Dayak blowgun from extinction, need to be socialized especially to the young generation and to Dayak young generation especially in order, not to extinction.
    [Show full text]
  • Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Kalimantan Barat
    KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT JUMLAH N A M A / J U M L A H LUAS JUMLAH NAMA PROVINSI / K O D E WILAYAH PENDUDUK K E T E R A N G A N (Jiwa) *) KABUPATEN / KOTA KAB KOTA KECAMATAN KELURAHAN D E S A (Km2) 61 KALIMANTAN BARAT 61.01 1 KAB. SAMBAS 19 - 183 6.716,52 562.827 61.01.01 1 Sambas - 18 61.01.01.2001 1 Dalam Kaum 61.01.01.2002 2 Lubuk Dagang 61.01.01.2003 3 Tanjung Bugis 61.01.01.2004 4 Pendawan 61.01.01.2005 5 Pasar Melayu 61.01.01.2006 6 Durian 61.01.01.2007 7 Lorong 61.01.01.2008 8 Jagur 61.01.01.2009 9 Tumuk Manggis 61.01.01.2010 10 Tanjung Mekar 61.01.01.2011 11 Sebayan 61.01.01.2012 12 Kartiasa 61.01.01.2013 13 Saing Rambi 61.01.01.2014 14 Lumbang 61.01.01.2015 15 Sungai Rambah Semanjang Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Tebing Batu Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Sebawi Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Sepuk Tanjung Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Sebangun Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Sempalai Sebedang Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. Tempatan Menjadi wil. Kec. Sebawi, Perda No.5/2004. 61.01.01.2023 16 Gapura 61.01.01.2024 17 Sumber Harapan Jirak Menjadi wil. Kec. Sajad , Perda No.5/2004. Tengguli Menjadi wil.
    [Show full text]