Putri Citra Hati

DAKWAH PADA MASYARAKAT MINANGKABAU

(STUDI KASUS PADA KAUM PADRI)

Putri Citra Hati Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Walisongo Semarang Email : [email protected]

ABSTRACT

a‟wah is a part that must exist in the life of religious people. One of the teachings of , da‟wah ia a duty that is charged to the adherents of religion. Padri movement oriented on D renewal of society‟s behavior and moral improvement of society in general and specially try to apply shariah which sourced from Al-Qur‟an and as sunnah. And of course this Padri movement of da‟wah thought that has philosophy value of da‟wah which is closely related to improvement, renewal, and development. all these aspects is anticipative, creative, dynamic and relevant in its time. Islam in Minangkabau is known as egalitarian society. It is an open advice to anyone through local value (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) and then expressed through a model of tolerance that is packaged in a cultural figure or more precisely the formula of social relationships naturally.

Keywords: padri , method of da‟wah, minangkabau.

ABSTRAK

akwah adalah bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Salah satu ajaran Islam, dakwah merupakan kewajiban yang dibebankan agama kepada pemeluknya. Gerakan D kaum Padri tersebut, berorientasi pada pembaruan tingkah laku masyarakat dan perbaikan moral masyarakat secara umum dan secara khusus berupaya menerapkan syari`ah yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah. Dan tentu saja gerakan purifikasi kaum Padri mempunyai suatu langkah gerakan pemikiran dakwah yang memiliki nilai filosofi dakwah yang erat kaitannya dengan perbaikan (ishlah), pembaharuan (tajdid), dan pembangunan. Kesemua aspek tersebut merupakan metode pengembangan dakwah yang bersifat antisipatif, kreatif, dinamis dan relevan pada masanya. Islam di Minangkabau dikenal sebagai masyarakat yang egaliter. Untuk konteks anjuran terbuka kepada siapapun melalui nilai lokal (dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung) kemudian diekspresikan melalui model toleransi yang dikemas dalam sosok kultural atau lebih tepatnya formula hubungan – hubungan sosial secara natural.

Kata Kunci : padri, metode dakwah, minangkabau.

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 105

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120

PENDAHULUAN pengaruh budaya lokal yang dianggap adalah salah satu negara mengontaminasi kemurnian ajaran Islam. kepulauan yang terdiri kurang lebih 17.800 Sehingga upaya kembali pada ajaran Al- pulau besar dan kecil, dengan beragam Qur‟an dan Hadist dipilih sebagai jawaban suku, bahasa, kebudayaan dan penganut solutif atas problem keberagamaan yang agama. Lebih dari 525 bahasa dan meluas di masyarakat. dialeknya digunakan ratusan kelompok Kedua, kuatnya semangat perlawanan suku bangsa yang hidup tersebar di ribuan terhadap kolonialis yang terus berusaha pulau tersebut.(Koentjaraningrat, 2002:3) menentang kebijakan penjajah Belanda, Dakwah adalah aktualisasi dan tetapi mereka juga enggan menerima realisasi salah satu fungsi kodrati seorang gerakan Pan-Islamisme. Ketiga, kuatnya muslim, yaitu fungsi kerisalahan berupa motivasi dari komunitas muslim untuk proses pengkondisian agar seseorang atau mendirikan organisasi dibidang sosial- masyarakat mengetahui, memahami, ekonomi yang diharapkan bermanfaat demi mengimani dan mengamalkan Islam kepentingan mereka sendiri, maupun sebagai ajaran dan pandangan hidup. kepentingan publik. Keempat, gencarnya Dengan ungkapan lain, hakekat dakwah upaya memperbaiki pendidikan Islam. adalah suatu upaya untuk merubah suatu Gerakan Padri sendiri berasal dari keadaan menjadi keadaan lain yang lebih sebuah gerakan untuk memperjuangkan baik menurut tolok ukur ajaran Islam nilai nilai keagamaan atau purifikasi Islam sehinga seseorang atau masyarakat yang sudah banyak dilanggar oleh sebagian mengamalkan Islam sebagai ajaran dan besar masyarakat Minangkabau yang pandangan hidup. Pengkondisian dalam didominasi oleh kaum . Pelanggaran kaitan perubahan tersebut, berarti upaya dan pelanggaran tersebut seperti meminum menumbuhkan kesadaran dan kekuatan minuman keras, berjudi, menyabung ayam pada diri objek, maka dakwah juga harus dan lain-lain. Akan tetapi pada mempunyai makna bagi pemecahan perjalanannya gerakan Padri tidak hanya masalahan kehidupan dan sekedar memperjuangkan dalam hal kebutuhannya.(Mulkan, 2005:205) keagamaan saja melainkan juga melawan Munculnya gerakan Modernisme Islam kolonialisme Belanda yang ingin di Indonesia pada awal ke-20 dipengaruhi menguasai daerah Minangkabau melalui oleh berbagai variabel penting yang melatar istilah politiknya yang terkenal, yakni belakanginya. Menurut Steenbrink, Devide at Impera atau politik adu domba. setidaknya terdapat empat faktor penting Islam, tradisi merantau, dan usaha yang mendorong “perubahan dan dagang, merupakan tiga unsur pembentuk pembaharuan Islam di Indonesia” pada saat keutuhan identitas Minangkabau. Tanpa itu. Islam, Minangkabau bukan lagi Pertama, adanya tekanan kuat untuk Minangkabau. Islam, merantau, kemudian kembali kepada ajaran Al-Qur‟an dan berdagang, memang sudah secara utuh Hadist, yang keduanya dijadikan sebagai membentuk “warna” khas Minangkabau. landasan berfikir untuk menilai pola Rangkaian dari ketiga elemen pembentuk keagamaan dan tradisi yang berkembang di citra ke-Minang-an ini memberi asumsi masyarakat. Tema sentral dari dasar bahwa agama membentuk, setidaknya kecenderungan ini adalah menolak setiap memberi kontribusi, pada perilaku. Perilaku

Islamic Comunication Journal 106 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati bentukan itu sebagai etos, dan dialah yang berurat-berakar. Tidak hanya dai dan mad‟u di asumsikan merupakan napas kegiatan yang berbeda budaya bahkan perbedaan dagang mereka. (Sobary, 1996:163) budaya terjadi antara da‟i dengan da‟i, juga Dalam proses lalu lintas manusia mad‟u dengan mad‟u.(Sambas, & antarbudaya, dakwah merupakan nilai. Aripudin, 2007:4-5) Nilai dakwah yang dimaksud adalah Islam. Islam termasuk salah satu agama Islam, baik dimaknai sebagai sikap maupun dakwah seperti juga agama-agama lain, dipahami sebagai sistem nilai dan pesan yakni agama samawi (dari langit/Tuhan) yang menyertai transfer suatu dakwah, yang harus disebarkan dan di muka bumi. seperti dalam tabligh, menjadi sangat Keharusan menyebarkan agama kepada penting ketika bersentuhan dengan nilai- segenap manusia, terlebih pada masa nilai budaya yang dianut masyarakat. sekarang, telah menjadi keharusan Karena tidak sepenuhnya budaya-budaya kemanusiaan karena menjadi kebutuhan yang berkembang dalam masyarakat itu universal dan asasi. Kemajuan ilmu baik dan maslahat bagi manusia meskipun pengetahuan dan teknologi, menyuburnya budaya tersebut sudah ada dan berkembang mental materialis dan hedonis, kemiskinan, dalam masyarakat. pengangguran, dan goncangan banyaknya Terjadi tarik-menarik dan transaksi gangguan psikis manusia telah atau lebih tepatnya terjadi “transaksi memperkukuh eksistensi agama sebagai budaya”, sehingga tidak sepenuhnya nilai alternatif yang terlupakan dalam mengatasi Islam tersebut langsung mendominasi nilai persoalan-persoalan ini. budaya lainnya. Islam (dalam hal ini nilai- Untuk mengatasi persoalan-persoalan nilai yang termaktub dalam wahyu Tuhan) termaksud dalam teori dan prkatik Islam turun dengan cara berangsur-angsur hanya bisa dilakukan melalui dakwah, mengikuti konteks perkembangan sosial yakni upaya mengajak manusia kembali masyarakat saat itu. begitu juga dengan pada asas ketuhanannya sebagai nilai pembawa risalahnya Nabi Muhammad kemanusiaan dan mengembangkan potensi- SAW. juga menyampaikannya dengan potensi kemanusiaannya dalam dimensi cara-cara yang sangat „arif dan persuasif lain. (Aripudin,2012:124) memperhatikan kesiapan masyarakat guna Kajian kesejarahan terhadap perang menerima nilai kebenaran. Padri ini bukan hanya bermanfaat untuk Budaya yang berkembang dalam suatu sekedar mengetahui kebenaran fakta-fakta masyarakat memang terkadang berbentuk gagasan-gagasan atau ide-ide. Bahkan sejarah masa lampau, tetapi juga untuk terkadang sangat abstrak seperti terdapat memantapkan identitas masyarakat dari pada nilai budaya itu sendiri. Hubungan masyarakat terkait. Bagi masyarakat antara aktivitas dakwah Islam dengan nilai budaya masyarakat dalam prakteknya juga Minangkabau, kajian terhadap sejarah akan terjadi tarik-menarik dalam persepsi gerakan Padri ini bukan hanya menjelaskan mad‟u. Pada satu sisi. Islam merupakan tentang adanya tiga babak gerakan Padri budaya “baru”, sementara pada satu sisi lain Islam mesti disampaikan terhadap tersebut, tetapi juga kenyataan bahwa masyarakat yang telah memilki budaya adanya kesadaran pimpinan Padri bahwa yang turun temurun dilestarikan dan sudah

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 107

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120

Islam adalah agama yang membawa Orang Minangkabau yang merupakan kedamaian dan keadilan. satu dari antara kelompok etnis utama bangsa Indonesia menempati bagian tengah PERMASALAHAN pulau Sumatera sebagai kampung Melihat persoalan yang ada di atas, halamannya, ini menjelaskan bahwa suku Minangkabau tidak ada hanya di Sumatera yang menjadi permasalahan pada Barat saja, tetapi mencakup Provinsi Riau, pembahasan dalam tulisan ini ialah Jambi, Bengkulu, Aceh, Medan dan bagaimana strategi dakwah yang digunakan sebagian lagi Negeri Sembilan Malaysia dan Johor. Sekalipun secara statistik orang oleh kaum Padri dalam berdakwah pada Minangkabau hanya berupa kira-kira 3% masyarakat Minangkabau. Dan juga ingin dari seluruh penduduk Indonesia, mereka mengetahui apa intisari dan hakikat dakwah adalah kelompok etnis utama yang keempat yang sudah dilakukan kaum Padri dalam sesudah orang Jawa, Sunda, dan Madura, sedangkan di pulau Sumatera sendiri masyarakat Minangkabau. mereka merupakan kelompok etnis yang SELAYANG PANDANG terbesar dengan jumlah penduduk MASYARAKAT MINANGKABAU seperempat dari suluruh penduduk pulau Sumatera.(Naim, 2013:15) Kalau kita berbicara tentang suku- Masyarakat Minangkabau merupakan bangsa Minangkabau dan kebudayaannya bagian dari masyarakat Deutro Melayu sama halnya dengan berbicara tentang (Melayu Muda) yang melakukan migrasi banyak suku-bangsa lain di Indonesia. dari daratan China Selatan ke Pulau Daerah asal dari kebudayaan Sumatera sekitar 2.500-2.000 tahun yang Minangkabau kira-kira seluas daerah lalu. Diperkirakan kelompok masyarakat Provinsi Sumatera Barat sekarang ini, ini masuk dari arah timur pulau Sumatera dengan dikurangi daerah kepulauan menyusuri aliran sungai Kampar sampai ke Mentawai, tetapi dalam pandangan orang dataran tinggi yang disebut darek dan Minangkabau sendiri, daerah ini dibagi lagi menjadi kampung halaman orang ke dalam bagian-bagian khusus. Minangkabau. Selain itu juga orang Pembagian-pembagian khusus ini Minangkabau sangat menonjol di bidang menyatakan pertentangan antara darek perniagaan, sebagai profesional dan (darat) dan pasisie (pesisir) atau rantau. intelektual. Mereka merupakan pewaris Ada anggapan bahwa orang-orang yang dari tradisi lama kerajaan Melayu dan berdiam di pesisir, maksudnya di pinggir Sriwijaya yang gemar berdagang dan lautan Indonesia, berasal dari darat. Daerah dinamis. Lebih dari separuh jumlah darat dengan sendirinya dianggap sebagai keseluruhan anggota masyarakat ini berada daerah asal dan daerah utama dari dalam perantuan. (Naim, 2013:15) pemangku kebudayaan Minangkabau. Menurut A.A. Navis, Minangkabau Secara tradisional, daerah darat terbagi ke lebih merujuk kepada kultur etnis dari suatu dalam tiga luhak (sama dengan kabupaten), rumpun Melayu yang tumbuh dan besar yaitu Tanah Data (r), Agam dan Limo karena sistem monarki, serta menganut Pulueh Koto, kadang-kadang ditambah sistem adat yang dicirikan dengan sistem dengan Solok.(Koentjaraningrat, 2002:248) kekeluargaan melalui jalur perempuan atau

Islamic Comunication Journal 108 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati matrilineal. Masyarakat Minang bertahan satu kerajaan yang asing (biasa ditafsirkan sebagai penganut matrilineal terbesar di sebagai Majapahit) yang datang dari laut dunia. Selain itu etnis ini telah menerapkan yang akan melakukan penaklukan. Untuk sistem proto-demokrasi sejak masa pra- mencegah pertempuran, masyarakat Hindu dengan adanya kerapatan adat untuk setempat mengusulkan untuk mengadu menentukan hal-hal penting dan kerbau. Pasukan asing tersebut menyetujui permasalahan hukum. Prinsip adat dan menyediakan seekor Kerbau yang Minangkabau tertuang dalam pernyataan sangat besar dan agresif. Sedangkan Adat basandi syarak, syarak basandi masyarakat setempat menyediakan seekor Kitabullah (Adat bersendikan hukum, anak kerbau yang lapar. Dalam hukum bersendikan Al-Qur‟an) yang pertempuran anak kerbau yang lapar itu berarti adat berlandaskan ajaran Islam. menyangka kerbau besar tersebut adalah (wikipedia.or.ig. 2018:4) induknya. Maka anak kerbau itu langsung Menurut tambo (Sangsekerta) yang berarti berlari mencari susu dan menanduk hingga cerita dahulu kala, Minangkabau berasal mencabik-cabik perut kerbau besar tersebut. Kemenangan ini menginsprasikan dari dua kata Minang dan Kabau. Tambo masyarakat setempat memakai nama awalnya disampaikan secara lisan yang Minangkabau, yang berasal dari ucapan kemudian ditulis dengan bahasa Arab, “Manang Kabau” (artinya menang kerbau) kisah tambo ini juga dijumpai dalam merupakan kumpulan cerita-cerita, asal hikayat Raja-raja Pasai dan juga usul, ketentuan-ketentuan, serta hukum menyebutkan bahwa kemenangan itu adat. Ia melukiskan perihal asal usul serta menjadikan negeri yang sebelumnya bernama Pariangan menggunakan nama batas-batasan alam Minangkabau serta tersebut. Selanjutnya penggunaan nama merumuskan antara Darek dan Rantau. Minangkabau juga digunakan untuk Lebih kongkritnya, ia menjelaskan tentang menyebut sebuah nagari, yaitu nagari asal muasal adat dan detil-detil aturan serta Minangkabau yang terletak di kecamatan Sungayang Kabupaten Tanah Datar regulasi tentang masyarakat. Hubungan Sumatera Barat.(Naim, 2013:15) interpersonal dan etika sosial. Secara umum ISLAM DALAM MASYARAKAT Tambo bisa dikatagorisasikan kedalam dua MINANGKABAU jenis: tambo alam, yaitu mengisahkan Islam dari kata aslama artinya pasrah, tentang asal usul nenek moyang serta tunduk dan patuh kepada Allah. Inti ajaran Islam adalah kepasrahan penuh kepada bangunan kerajaan Minangkabau, tambo Allah SWT. Adapun dasar-dasar ajarannya adat, yaitu tambo yang bermuatan adat atau adalah apa yang tersebut secara ringkas dan sistem serta regulasi pemerintah tepat dengan sebutan rukun Islam dan rukun Iman (tiang-tiang keyakinan dan Minangkabau masa lalu. tiang-tiang kepasrahan). Adapun sumber ajaran Islam secara umum meliputi: Al- Nama itu dikaitkan dengan suatu Qur‟an, hadis/sunnah dan ijtihad legenda yang terkenal di dalam tambo. Dari (penalaran). Ijtihad ini wilayahnya tidak tambo tersebut, konon pada suatu masa ada terbatas meliputi wilayah-wilayah fiqih

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 109

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120

(hukum Islam), kalam (teologi Islam), dan sederhana diartikan bahwa Agama tasawuf (mistik Islam) bahkan mencakup merupakan struktur takhayul terkait paham aturan-aturan dalam kehidupan sosial, metafisis yang tidak beraturan. Artinya, ekonomi, maupun politik. (Aripudin, Agama hanya dapat diyakini tanpa mampu 2012:85) dijelaskan secara sistematis. Agama Islam adalah agama luar yang masuk bersemayam pada tatanan faktual, ada ke dalam dunia Minangkabau. Hal inilah dalam ranah kepercayaan. yang menjadi pusat perhatian kita disini. Sementara Sosiolog miliki pendapat Menurut , sebagaimana berbeda, para Sosiolog lebih senang dikutip oleh M. Abdul Karim bahwa ada menyebut religion sebagai “collective empat tema pokok yang berkaitan dengan exspression of human values” atau permulaan penyebaran Islam di Nusantara penonjolan ekspresi kolektif nilai-nilai yaitu pertama, Islam dibawa langsung dari manusiawi. Para Sosiolog lebih cenderung Arab. Kedua, Islam diperkenalkan oleh pada sisi humanitis, Agama lebih pada para guru dan penyiar professional /da‟i. hubungan antar manusia yang diadaptasi Ketiga, pihak yang mula-mula masuk Islam dari ajaran ketuhanan. adalah penguasa. Dan keempat, mayoritas Sedang Kalr Marx, cukup dengan para penyebar Islam/da‟i datang ke mengesankan dengan mendefenisikan Nusantara pada abad ke-12 dan 13. religion sebagai “the opium of the poeple” Selanjutnya setelah abad ke-12 M atau candu masyarakat. Para Psikolog pengaruh Islam tampak lebih nyata, dan menyumbangkan kesimpulan religion proses Islamisasi baru mengalami sebagai “mystical complex surrounding a akselerasi antara abad ke-12 dan 16 M. projected super-ego”. Terjemahan (Karim, 2009:324) bebasnya adalah kompleksitas mistis A: bermakna Tidak, sedangkan Gama: seputar super-ego yang direncanakan dan mempunyai makna Kacau. Agama berarti memiliki aturan-aturan mengikat. Dari “tidak kacau”, itu merujuk pada etimologi penjelasan di atas, merefleksikan tidak ada sansekerta. Jika rujukannya adalah definisi batasan yang tegas mengenai religion yang yang bermuara dari sarjana Barat atau mencakup berbagai fenomena dari Agama. semenanjung Eropa, hingga hari ini, belum Namun secara umum Agama dapat ada satu defenisi tentang Agama yang dapat dijelaskan melalui bentuk-bentuk yang diterima secara umum. (Putra, 2015:47) dapat dicirikan secara khas, daripada Secara commonsense, Agama dalam mendefenisikan Agama dengan bahasa Inggris dikenal dengan “Religion”. menitikberatkan kepercayaan dan aktifitas Defenisi dibangun berdasarkan kepentingan manusia yang ritualistik, semisal aktifitas dan kesesuaian daya nalar pencetusnya. Agama seperti kebaktian, prosesi shalat Para Filsuf, Sosiolog dan para Teolog dan jum‟at, pemisahan antara yang sakral lain-lainnya memberikan gambaran (sacred) dan yang profane, kepercayaan pengertian agama menurut caranya masing- terhadap roh, dewa-dewa atau Tuhan, juga masing dan sesuai pula dengan tujuan penerimaan atas wahyu Tuhan yang supra- masing-masing. natural. Sebagian Filsuf menafsirkan Agama Pada dasarnya, Agama tidak harus sebagai “superstitious structure of melibatkan konsep astral, ruhiyah, dan incoherent metaphysical notions”. Secara supranatural, tetapi Agama kultural tidak

Islamic Comunication Journal 110 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati dapat dilepaskan dari hal-hal tersebut. ajaran Islam yang dibawa oleh para Karena ia akan menjadi “bukan Agama” pedagang dan para musafir. Dari sinilah lagi ketika salah satu unsur tersebut bermula rancangan-rancangan adat yang terlepas. Di sini dapat kita lihat bahwa tidak sesuai dengan ajaran Islam sesuatu itu disebut Agama bukan dari dikeluarkan dari ketentuan adat artinya. substansi isinya tetapi dari bentuknya, yang Islam masuk ke Minangkabau menambah melibatkan dua ciri tadi di atas, yakni nilai perbaikan adat sebelumnya. Namun suci dan ritualitas. Masih menurut menjelang abad ke-19, terjadi pertentangan Durkheim, Agama selalu memiliki yang hebat antara pemuka-pemuka (kaum) hubungan dengan masyarakatnya, dan adat dengan pemeluk agama Islam yang memiliki sifat historis. (Putra, 2015:48) taat. (Batuah, & Madjoindo, 1959:36) Agama, bisa disebut sebagai atap dari Tentu saja dengan masuknya agama seluruh kebudayaan. Karena kedudukan Islam, mengubah adat yang bertentangan Agama yang lebih tinggi ini berupa konsep dengan ajaran agama Islam kemudian hal- faktualitas. Praktik keagamaan tidak sedikit hal yang pokok dalam adat diganti dengan yang kemudian disebut sebagai aturan agama Islam. Pepatah adat kebudayaan. Di Aceh ada Peuseujuk atau Minangkabau yang terkenal “Adat basandi kenduri syukur, di Jawa ada tahlilan. syarak, syarak basandi Kitabullah”, yang Kenduri adalah kebudayaan, tetapi konsep artinya adat Minangkabau bersendikan substansial dalam kenduri adalah adaptasi pada agama Islam, sedangkan agama Islam dari nilai keagamaan. Demikian juga bersendikan pada Al-Qur‟an. dengan tahlilan, proses tahlil atau kegiatan Dengan hadirnya Islam di tengah- tahlil merupakan tindakan kultural, tetapi tengah masyarakat Minangkabau mereka substansial yang ada dalam nilai tahlil diperintahkan untuk mengamalkan syariat merupakan nilai keislaman. agama, diperintahkannya kepada mereka Sekilas uraian di atas, dapat menurut rukun syariat, untuk melakukan direfleksikan bahwa budaya yang dimotori shalat. Dilarangnya minum minuman keras, oleh Agama, timbul dan tumbuh rokok, makan sirih, minum candu dan berkembang dari proses interaksi manusia begitu pula dengan main judi. Adapun dengan Kitab yang diyakini sebagai hasil memakai pakaian dari sutera dan perhiasan daya kreatif pemeluk suatu Agama, tetapi dari emas hanyalah diizinkan bagi kaum dikondisikan oleh konteks hidup ibu. Pada orang wahabi minum kopi pun pelakunya, dalam hal ini adalah tokoh- termasuk minuman yang memabukkan; tokoh di masa kenabian penerima Kitab tidak demikian halnya dengan orang Padari, suci. Jika Islam, merujuk pada Al-Qur‟an yang sepanjang hari minum daun kawa yang juga mengisahkan banyak pelajaran (daun kopi). Minum kopi ini ternyata dari manusia-manusia terdahulu. Baik berpengaruh juga pada keadaan badan berisi contoh untuk kebaikan maupun orang Melayu di pulau Sumatera. Dalam keburukan. (Putra, 2015:49) hal pemakaian tembakau, sirih, dan Dengan perjalanan sejarahnya dari sebagainya, orang-orang Padari lebih keras abad ke-12 sampai ke-19 masyarakat daripada orang-orang Wahabi. Minangkabau yang semula mempercayai Selanjutnya ia (kaum agama) alam gaib/maha pencipta (adat yang menghendaki, agar kaum laki-laki memakai terpakai) sangat mudah membaur dengan jenggot dan memakai pakaian putih

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 111

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120 seluruhnya, dengan demikian maka mereka tersebut, kegunaan kedua ini untuk dapat akan menerima tanda-tanda sebagai mengarahkan dan menambah keyakinan penganut-penganut ajaran baru itu. Agama yang dianut oleh masyarakat, agar Seterusnya pula kaum ibu harus menutup memiliki kesesuaian dengan ajaran yang mukanya, agar tidak membiarkannya benar menurut Agama tersebut, tanpa harus terpandang oleh setiap orang liwat. menimbulkan pertentangan dengan Diadakan pula peraturan-peraturan lain kebiasaan atau tindakan kultural seperti: supaya tak seorang pun yang mandi masyarakat. Artinya, Agama dijalankan telanjang, karena hal ini melanggar berdasarkan tradisi budaya yang sudah kesopanan umum. Dan barang siapa yang lama melekat di tengah masyarakat di antara masyarakat Minangkabau kultural. “bersalah melanggar salah sebuah dari Ketiga, kebudayaan berguna untuk peraturan-peraturan ini, maka ia akan meihat sisi Agama secara lokalistik, dengan menjalankan hukuman mati dan harta memahami kondisi lokal tersebut maka bendanya akan dirampas, karena akan mudah toleran terhadap aspek-aspek demikianlah kehendak Nabi!” (Abdullah, humanitis. Karena Agama di Indonesia 2010:171) seringkali terbentur dengan kebudayaan. Dakwah yang dilakukan oleh kaum Untuk itu, satu di antara banyak cara adalah agama yang dipelopori oleh Tuangku Nan dengan melakukan kalaborasi ritualistik. Ranceh ini dinilai sangat ekstrim dalam Pencampuran cara-cara kultural dengan sejarahnya. Tetapi karena wibawa subtansial keagamaan. ( Putra,2015:50-51). bathinnya yang besar untuk mencapai GERAKAN KAUM PADRI tujuan itu. maka penghulu-penghulu adat tunduk kepadanya, lalu berjanji untuk turut Bangsa yang besar adalah bangsa yang serta membantu mencapai tujuan itu. menghargai jasa para pahlawannnya. Kebutuhan akademis mengapa Begitulah ungkapan yang paling bijak dan kebudayaan digunakan sebagai pendekatan tepat terkait sikap kita terhadap para menjelaskan interaksi antar Agama, pahlawan yang rela berkorban untuk setidaknya ada tiga hal penting untuk mempersatukan Indonesia dari serangan meneguhkan argumentasi. penjajah. Setiap daerah di Indonesia Pertama, pendekatan kutural tentunya memiliki sejarah tersendiri terkait dimaksudkan sebagai alat metodologi untuk dengan berbagai peristiwa yang berkaitan memaham corak keagamaan yang dimiliki dengan perlawanan terhadap bangsa asing oleh komunitas kultural, masyarakat dan yang pernah menjajahnya. Begitu juga para anggotanya. Kondisi ini dengan Masyarakat Minangkabau Sumatera memungkinkan kebudayaan mampu Barat. Pada abad ke-18 masehi pernah memotret Agama secara arif dan lokalistik, terjadi konflik internal antara kaum adat unik, terpisah dari asupan propoganda. dan kaum paderi. Kemudian konflik Sehingga otentisitas Agama yang benar- tersebut semakin memuncak hingga benar dipraktikkan oleh masyarakat mengakibatkan perlawanan besar setelah tergambar dengan sedikit distorsi-untuk bangsa asing (Belanda) ikut campur tidak mengatakan tanpa distorsi. didalamnya. Kedua, kebudayaan digunakan sebagai (http://sejarahbudayanusantara.weebly.com refleksi lanjutan dari kegunaan utama /perang-padri.html)

Islamic Comunication Journal 112 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati

Kaum Padri adalah sebua nama di kekalahan dalam mengadapi Belanda, daerah Padang, yang mana di daerah inilah bukanlah membuat patah semangat para awal mulanya diterapkannya gerakan tokoh pejuang pembaharu itu, tetapi puritanisme di Indonesia. Gerakan gerakannya semakin hebat. Gerakan puritanisme adalah sebuah gerakan pembaharuan itu tidak lagi bersifat politik pemurnian ajaran Islam yang telah agama, tetapi dialihkan kedalam gerakan berpengaruh atau telah tercemari oleh pembaharuan pendidikan. (Muhtarom, ajaran-ajaran yang datang dari luar Islam. 2009) Gerakan ini pertama kali dipelopori oleh Perang padri adalah peperangan yang Muhammad Ibn Abdul Wahab, di Nejd. berlangsung di daerah Minangkabau dan Berkat bantuan penguasa kelarga su‟ud sekitarnya terutama di kerajaan Pagaruyung faham ini berkembang pesat di wilayah dari tahun 1803 hingga 1838. Perang ini jazirah Arabia, bahkan sempat merupakan peperangan yang pada awalnya menggoyahkan pemerintah kerajaan Turki akibat pertentangan dalam masalah agama Usmani. sebelum berubah menjadi peperangan Gerakan puritanisme ini dibawa masuk melawan penjajah. Istilah Padri berasal dari ke wilayah Indonesia oleh tiga kaum muda kata Pidari atau Padre, yang berarti ulama Paderi yang baru pulang dari tanah suci, yang selalu berpakaian putih. Para pengikut selepas melaksanakan ibadah haji, mereka gerakan padri biasanya memakai jubah itu adalah Haji Miskin, Haji Sumanik, dan putih. Sedangkan kaum adat memakai Haji Piobang pada tahun 1803 Masehi. pakaian hitam. Adapun tujuan dari gerakan Mereka kemudian membentuk kelompok padri adalah memperbaiki masyarakat yang terkenal dengan kelompok Harimau Minangkabau dan mengembalikan mereka nan salapan atau kaum muda Paderi mereka agar sesuai dengan ajaran Islam yang murni mengadakan penentangan terhadap praktek yang berdasarkan Al-Qur‟an dan Hadits. kehidupan beragama masyarakat Gerakan ini mendapat sambutan baik di Minangkabau, yang telah terpengaruh oleh kalangan ulama, tetapi mendapat unsur-unsur tahayul, bid‟ah, dan kufarat. pertentangan dari kaum adat.(Dobbin, Masyarakatnya sudah menyimpang jauh 2008:202) dari tradisi keagamaan yang telah ada. Pada awalnya perang padri disebabkan Perjudian, penyabungan ayam, dan pertentangan antara golongan Adat dengan sebagainya adalah contoh dari sebagian golongan Padri. Masing-masing berusaha kecil perbuatan mereka yang telah terbiasa. untuk merebut pengaruh di masyarakat. Oleh karena itu, kedatangan tiga orang Haji Kaum Adat adalah orang-orang yang masih ini, yang kemudian bersekutu dengan teguh dalam mempertahankan adat di tuanku Nan Ranceh dan tuanku Imam daerahnya sehingga mereka tidak berkenan Bonjol, melakukan gerakan kemurnian dengan pembaharuan yang dibawa oleh ajaran Islam. Karena aktifitas mereka kaum Padri. Agama Islam yang dijalankan dianggap cukup membahayakan kaum adat sudah tidak murni, tetapi telah keberadaan kaum tua atau kaum adat terkontaminasi dengan budaya setempat. Paderi, maka kaum tua meminta bantuan Kaum Padri adalah golongan yang Belanda pada tahun 1821-1937M terjadilah berusaha menjalankan Agama Islam secara perang paderi. Dalam pertempuran yang murni sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadits. tidak seimbang itu kaum Ulama mengalami Setelah kaum Adat mengalami kekalahan,

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 113

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120 mereka meminta bantuan kepada Belanda Imam Bonjol, pemimpin generasi kedua yang akhirnya konflik ini berkembang dari gerakan Padri, telah diakui sebagai menjadi konflik antara kaum Padri dengan Pahlawan Nasional di Indonesia. Belanda. Dengan demikian timbullah dua Berbicara gerakan kaum Padri pada golongan di negeri Minangkabau saat itu. masyarakat Minangkabau tidak dapat Golongan pertama terdiri Tuanku Imam melepaskan tokoh-tokoh utama yang Bonjol dan Datuk Bendaharo, serta melatari gerakan Padri ini sendiri, yang pengikutnya, yaitu golongan yang ingin terdiri atas delapan orang ulama, yang melaksanakan syariat Islam yang benar, nama atau gelarnya masih diingat sampai dan golongan kedua yang masih tidak mau sekarang. melepaskan kebiasaan lama. Lalu disana Tuangku ialah seorang ulama yang dibangun suatu barisan dengan nama mempunyai martabat yang tinggi, lagi pula Paderi yang berpakaian putih, sehingga ahli dalam ilmu kitab. Sama dengan terkenal pula dengan sebutan “kaum putih”. sebutan Tengku dan Buya/Abuya dalam Tuanku Imam diangkat menjadi pimpinan bahasa Minang. Mereka itu adalah: Paderi cabang Bonjol. Lalu kembalilah Tuanku Imam ke Bonjol dengan membawa 1. Tuangku Nan Ranceh di Kamang pengiring dan Tuanku 2. Tuangku Lubut Aur di Cadung Nan Renceh untuk menolak serangan kaum adat. Kemudian keluarlah undang-undang 3. Tuangku Berapi di Bukit (Cadung) Paderi yang melarang menyabung ayam, 4. Tuangku Padang Laweh di Banuampu minum tuak, berjudi, dan menghisap madat, 5. Tuangku Padang Luar di Banuampu yang saat itu sangat digemari oleh penduduk Minangkabau. Suatu undang- 6. Tuangku di Galong di Sungai Puar undang yang sangat berat buat orang 7. Tuangku Banesa Minangkabau saat itu. kaum Paderi yang 8. Tuangku Kapau di Agam.(Abdullah, berkuasa di Bonjol bertekad untuk melaksanakan undang-undang dengan 2010:158) konsekuwen. (Syamsu, 1999:170) Beberapa orang diantaranya diburu- Adapun yang melatari gerakan Padri buru oleh fanatisme yang tak kunjung yang berlangsung selama 28 tahun. 1809- padam, yang lain didorong oleh alasan- 1837, di daerah-daerah yang sekarang alasan pribadi. Kedelapan orang ini begitu merupakan bagian dari Provinsi Sumatera berbeda dari yang lain-lain dalam hal Barat. Provinsi Sumatera Utara, dan keganasan dan kekejaman, sehingga masih Provinsi Riau. Pada dasarnya gerakan Padri saja mereka terkenal di kalangan rakyat ini dapat dipandang sebagai bagian dari dengan nama harimau nan salapan proses panjang penyesuain antara adat dan (Harimau yang delapan), sebab seperti budaya Minangkabau yang bersifat lokal binatang buas ini, mereka pun membawa dengan ajaran agama Islam yang bersifat penderitaan dan kemusnahan di mana saja universal. Gerakan Padri ini mencakup tiga mereka menampakkan diri. Dari konteks babak, yaitu babak Padri 1809-1821 sejarah Nasional kita telah terbiasa untuk sebagai gerakan intelektual pemurnian melihat perang Padri sebagai salah satu agama Islam dari berbagai kebiasaan contoh perjuangan kemerdekaan. Tuanku masyarakat yang dilarang agama. Perang

Islamic Comunication Journal 114 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati

Padri 1821-1832 merupakan taraf awal dari Haji Piobang dari Lima Puluh Kota pulang peperangan melawan pemerintah kolonial dari Mekkah. Kepulangan mereka dengan Hindia Belanda, dan Perang Minangkabau membawa semangat Islam yang diilhami 1832-1837 sewaktu masyarakat oleh gerakan Wahhabi yang puritan. Minangkabau bersatu untuk melakukan (Abdullah, 1991:155) perlawanan bersenjata melawan pemerintah Dari uraian diatas, maka para pejuang kolonial Hindia Belanda. agama tersebut yang disebut juga dengan Kajian yang banyak dilakukan oleh kaum Padri mengadakan persatuan dan beberapa para peneliti menunjukkan bahwa kebulatan tekad untuk memperjuangkan pada awalnya gerakan Padri bukanlah tegaknya syara‟ dan membasmi merupakan suatu gerakan yang bersenjata kemaksiatan dengan jalan ceramah- tetapi merupakan cerminan dari revolusi ceramah agama yang diselenggarakan di yang keras untuk memurnikan pengamalan -surau dan masjid-masjid. ajaran agama dalam masyarakat yang sudah STRATEGI DAKWAH KAUM PADRI menganut agama Islam, selama lebih dari PADA MASYARAKAT dua abad. Kekerasan yang terjadi kemudian MINANGKABAU adalah merupakan ekses dari fanatisme, Strategi dakwah artinya metode, siasat, yang baru disadari setelah amat terlambat. taktik atau manuver yang dipergunakan Dalam hubungan ini adalah juga amat dalam aktivitas dan kegiatan dakwah. ( menarik untuk diketahui, bahwa sambil Syukir, 1983:32) melanjutkan perjuangan bersenjata Dakwah yang digunakan oleh kaum melawan pemerintah kolonial Hindia Padri adalah dakwah salaf dengan Belanda. Tuanku Imam Bonjol dalam buku pendekatan tarekat dan tasawuf. Dakwah hariannya ternyata bukan saja mengadakan Salafi memakai metode penyucian jiwa renungan ulang terhadap terjadinya yaitu Tazkiyatun Nafs Penyucian jiwa. kekerasan sesama penganut agama Islam. Gerakan Padri di Minangkabau Tetapi juga menyesalinya. menggunakan pola dakwah tazkiyatun Bagi masyarakat Minangkabau sejarah nufus dengan menyentuh hati gerakan Padri ini bukan hanya menjelaskan masyarakatnya terlebih dahulu dalam tentang adanya tiga babak gerakan Padri berdakwah. ( tersebut, tetapi juga kenyataan bahwa http://muhammadfahmy.blogspot.co.id/) adanya kesadaran pimpinan Padri bahwa Istilah strategi berasal dari bahasa Islam adalah agama yang membawa Yunani, yakni stratego. Kata tersebut kedamaian dan keadilan. Berdasarkan merupakan gabungan dari stratos yang uraian diatas memberikan gambaran berarti tentara, dan ego yang berarti tentang upaya jalan dakwah yang sarat pemimpin. (Jhon M, 2007:25) kemudian menghadapi konflik politik, kultur budaya, istilah strategi sering digunakan dalam dan sosial masyarakatnya. Langkah kehidupan sehari-hari, mulai dari bisnis, pembaharuan Islam di Minangkabau pada manajemen, dan bahasa sehari-hari. abad ke-18 telah dimulai oleh beberapa Sehingga, strategi sering dipahami sebagai tokoh yang pada tahap selanjutnya mereka cara-cara atau taktik yang digunakan untuk mendapat kekuatan baru pada tahun 1803 mencapai suatu tujuan yang telah M. Mereka adalah Haji Miskin dan Pandai ditetapkan. Sikat. Haji Sumanik dari VIII Koto dan

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 115

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120

Tercapainya dakwah dalam masyarakat bisa tentang pidato adat, silat, belajar luas yaitu kehidupan masyarakat yang lebih pantun/syair dengan berbahasa Minang, Islam, baik dan beradab, secara kolektif karena ada mitos dari masyarakat Minang, berlangsung melalui gerakan dakwah bukan laki-laki kalu tidak bisa berpidato sebagai suatu gerakan terbangun oleh adat. karena kesadaran kolektif dari masyarakat Kalo materi dakwah yang dihubungkan sebagai aktor dakwah. Keberlangsungannya dengan kebudayaan minang adalah sangat ditentukan oleh beragam isu dalam Sholawatnya berbeda dari Pulau Jawa, masyarakat yang berkaitan langsung paling sholawat badar, habis adzan diam dengan nilai-nilai dan pratek beragama tunggu jama‟ah. Sholat. Abis sholat salam- Islam. (Kusmanto, 2012:37-38) salam tidak terlalu kental, organisasi Islam Da‟i dalam kaum Padri ini sendiri yg paling besar di Sum-Bar/Minang itu adalah orang yang belajar agama dari dominan , tahlilan dhiba‟ Mekkah. Dan diantara mereka adalah tidak ada, tapi adanya (mando‟a), tradisi termasuk ulama nan salapan. Mereka biasa tasyakuran, ngajakin orang makan, dan disebut oleh masyarakat Minang dengan mendengarkan petuah-petuah dari datok/ sebutan Tuanku, Tengku, dan Buya atau ketua adat/ketua kampung/ ketua suku. Abuya. Atau sama dengan sebutan , Intinya mengajak orang kerumah disuruh syeikh, dan ustadz. Untuk yang relevan di makan dulu. Untuk rincian acaranya yaitu zaman sekarang adalah mendengarkan Sambutan tuan rumah, alim ulama kasih petuah-petuah dari datok/ ketua adat/ketua petuah, doa dari alim ulama atau orang kampung/ ketua suku, alim ulama atau yang dianggap ahli dan biasa dibalik orang yang dianggap ahli agama. Intinya acaranya tersebut. (Wawancara dengan M. datok atau Da‟i itu kasih petuah dan Thaib Rizky, via telepon warga asli memberikan doa‟ untuk mengajak orang Minangkabau, pada Juni 2017.) berbuat kebaikan. Budaya nikah tidak terlalu lagi berlaku Mad‟u atau objek dakwah adalah perempuan yang melamar laki-laki. Adat masyarakat Minangkabau khususnya yang nikahnya yaitu Baralek atau walimahan. masih memagang teguh ajara-ajaran adat Tradisi baralek ini di masyarakat Minang (kaum adat). Sasaran utama adalah para bisa berlangsung 2-3 hari. Untuk budaya penghulu-penghulu nagari. Mereka adalah kesenian, ada budaya randai yaitu sasaran utama dakwah karena jika para kalaborasi antara drama dan pencak silat, pemimpin (penghulu)nya sudah sadar, drama yang diselipkan gerakan pencaknya. maka akan lebih mudah menyadarkan para Latar dramanya Siti Nurbaya. Yaitu cerita pengikutnya. Setelah para penghulunya, melayu. Pesan moralnya adalah ada para pengikut kaum adat baik yang tua gerakan silat. Anak minang dituntut untuk maupun yang muda juga harus mendapat bisa bela diri. Sabai nan akuii. Sastrawan perhatian serius dari kaum Padri ini sendiri. minang yang mengkritik budaya minang Materi dakwah, materi dakwah yang seolah-olah mengekang wanita. Karena dapat digunakan kepada masyarakat wanita dikekang oleh adat karena utang Minangkabau adalah tentang aqidah, piutang dan dengan jalan menikah dengan tasawuf, dan juga pelestarian budaya. jadi saudagar yang kaya itu, maka hutang materi dakwah yang dilakukan oleh kaum keluarga wanita sudah dianggap lunas. Padri tidak hanya tentang agama, tetapi

Islamic Comunication Journal 116 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati

Budaya minang yang lainnya ialah: mushollah. Surau didirikan oleh suatu Budaya randai, Upacara Batagak Penghulu. kaum tertentu sebagai bangunan pelengkap Upacara yang dilakukan untuk mengangkat rumah gadang, di sini beberapa keluarga pejabat setempat. Contoh: untuk yang saparuik (berasal dari satu mengangkat seorang pejabat, ketua nagari, perut/keturunan) di bawah pimpinan penghulu, kapala desanya/kepala marga. seorang datuk (penghulu kepala suku) Namanya yaitu tanjong suku, upacara ini berdiam. (Nizar, 2007:07). biasanya berlangsung selama 3 hari. Karena di masyarakat Suamtera Barat Khotaman Qur‟an acaranya Buya Ormas Islam yang terbesar ialah ala minang, versi minang diarak Muhammadiyah, maka lebih kental dengan sekeliling kampung menggunakan kuda, metode tabligh. Tabligh ini lebih dominan. tapi bukan hanya baca qur‟an, tapi paham Mahasiswa dan masyarakat lebih agama, acara makan-makan dan di- bervariasi, shalawat dulang. Tidak murni tampilkan randai ini, khotaman qur‟an ini juga. Syair-syairnya diisi dengan bahasa versi binnadzor, (masih membaca dengan Arab Melayu, bahasa melayu yang isinya melihat Al-Qur‟an) kelas anak-anak taman tentang agama, agama sirah atau sejarah. kanak-kanak Al-Qur‟an dan taman Rabbab, pasisie. Netral bisa dibawa untuk pendidikan Al-Qur‟an (TKA/TPA). senandung. Alatnya berbentuk biola, Cuma Kemudian khitanan, memperingati masih tradisional sekali. Terbuat dari ulang tahun daerah, hari-hari besar agama, Tempurung kelapa. Gitar nyanyi, syair- setelah idul fitri, idul adha tidak syair tentang sejarah, ratapan agama, terlalu begitu terasa nuansanya, misal hari aqidah. Satu personal mainnya bisa satu ini lebaran, acaranya seminggu setelah jam bahkan sampai pernah tidak berhenti. lebaran pasti ada upacara randai. Lokasinya yang dikalaborasikan dengan rebbana. masjid atau balai desa. Kemudian 17 (Wawancara dengan M. Thaib Rizky, via agustus, dua hari setelah 17 agustus telepon warga asli Minangkabau, pada Juni acaranya bisa kondisional. (Wawancara 2017) dengan M. Thaib Rizky, via telepon warga Selain metode itu, di kalangan asli Minangkabau, pada Juni 2017) masyarakat Minangakabau juga banyak Metode dakwah, metode yang dapat berdiri surau-surau sebagai lembaga dilakukan oleh kaum padri adalah metode pendidikan Islam di Minangkabau. Dalam struktural yakni pendekatan dengan para kondisi seperti ini, masyarakat pemimpin atau para penghulu nagari, selain Minangkabau tidaklah dapat melepaskan itu. metode yang dapat digunakan adalah peran daripada para Ulama-ulama Minang dengan menggelar pembelajaran yang yang berperan sebagai pengawal ajaran dilakukan di surau-surau. Surau dalam Islam yang disiplin. Disiplin dalam Islam sistem adat Minangkabau adalah kaum, merupakan konsep kunci tentang “balasan suku, Indu. Dalam Ensiklopedi Islam, setimpal” (reward and punishment), dinyatakan bahwa surau adalah suatu balasan pahala dan dosa sebagai bangunan kecil tempat shalat yang implementasi dari iman dan amal saleh. digunakan juga sebagai tempat mengaji Al- Media dakwah pada masyarakat Qur‟an dan belajar dasar-dasar pengetahuan Minangkabau adalah dengan menggunakan agama bagi anak-anak. Pengertian surau ini filosofi Minang yaitu Alam Takabung jadi hampir sama dengan istilah langgar atau guru, artinya Alam terkembang menjadi

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 117

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120 guru. Medianya alam yang ada disertakan mereka. Kaum Padri datang dengan dengan penjelasan dengan menggunakan semangat jihad yang tinggi untuk pidato adat, dimulai dengan bahasa memurnikan ajaran Islam yang sudah Minang. Dan dipastikan ada hikmah yang terkandung di dalamnya. Sebagai contoh: banyak terkontaminasi dengan budaya merujuk kepada ilmu Padi, yang semakin setempat. berisi semakin merunduk. Dakwah yang digerakkan oleh kaum Gerakan Padri yang muncul untuk memperjuangkan nilai keagamaan yang Padri tentunya tidaklah berhasil apabila telah banyak dilanggar oleh kamu adat. seorang Da‟i tidak menyerahkan dirinya Sejalan dengan hal tersebut, menurut Nizar secara totalitas untuk berjuang di jalan (2013: 44) gerakan Padri berhasil memperkuat kecenderungan terhadap Islam Allah. Dakwah yang berhasil ialah dakwah yang lebih berorientasi syariat dalam yang efektif membimbing manusia untuk masyarakat Minangkabau. Gerakan Padri amar ma‟ruf nahi munkar. Banyak faktor yang terinspirasi dari gerakan Wahabi di Arab Saudi juga melakukan tindakan keras yang mendukung keberhasilan dakwah terhadap kaum yang menentang sikapnya. yang dibawakan oleh kaum Padri ini, di Akan tetapi, tindakan keras tersebut antaranya ialah: Pemahaman agama yang nampaknya bisa tergantung oleh situasi mendalam, Keimanan yang Kuat, yang dihadapi. Hal ini setidaknya bisa terlihat saat kaum Padri mencoba Kecintaan kepada agama Islam yang mendekati kaum adat untuk bersatu kukuh, Semangat jihad yang tinggi, melawan Belanda dengan cara Kesadaran tentang aqidah yang sempurna, melonggarkan aturan-aturan keras yang sebelumnya diterapkan oleh kaum Padri. dan tentunya berdakwah dengan kontinu. PENUTUP Beberapa karakter yang dimiliki dan Gerakan Padri di Sumatera Barat digunakan oleh kaum Padri dalam adalah revolusi intelektua dan sebuah batas memobilisasi purifikasi Islam di sejarah yang menentukan perkembangan Minangkabau, yaitu ; kekuatan aqidah dan Minangkabau. Di dalamnya ada elemen- iman, kekuatan persatuan dan ikatan kaum elemen fanatisme, kesalehan, resistensi muslim; dan kekuatan jihad. Sementara terhadap kolonialisme, dan juga negosiasi gerak langkah kaum Padri dapat budaya dikategorikan tidak hanya sekedar gerakan Kaum Padri berdakwah ke seluruh pembaharuan semata, tetapi merupakan wilayah Minangkabau, khususnya pada sekumpulan ulama yang mengajarkan masyarakat penganut kaum adat yang kebenaran. Dan intisari dakwah kaum Padri masih murni belum ada campur tangan dari adalah menegaskan Allah sebagai yang budaya lain dan masih mempercayai Esa, pencipta mutlak dan transenden, animisme sebagai agama kepercayaan penguasa segala yang ada.

Islamic Comunication Journal 118 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018

Putri Citra Hati

DAFTAR PUSTAKA Munir Amin, Samsul. Rekonstruksi Acep, Aripudin. Dakwah Antarbudaya. Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Amzah. 2008. 2012. Mustofa, Kurdi. Dakwah di Balik Abdullah, Taufik. Sejarah Lokal di Kekuasaan. Bandung: PT. Remaja Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada Rosdakarya. 2012. University Press. 2010. Naim, Mochtar. Merantau Pola Migrasi Abdullah, Taufik. Sejarah Umat Islam. Suku Minangkabau. Jakarta: PT. Raja Jakarta: Dewan Pimpinan Majelis Grafindo Persada. 2013. Ulama Indonesia. 1991. Nizar, Samsul. Sejarah Sosial dan Asmuni, Syukir. Strategi Dakwah Islam. Dinamika Intelektual Pendidikan Islam Surabaya: Usaha Nasional. 1983. di Nusantara. Jakarta: Kencana Anas, Ahmad. Paradigma Dakwah Prenada Media Group. 2013. Kontemporer. Semarang: PT. Pustaka Sobary, Mohamad. Kebudayaan Rakyat Rizki Putra. 2002. Dimensi Politik dan Agama. Batuah, A. Dt. & Madjoindo, A. Dt. ] Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya. Tambo Minangkabau dan Adatnya. 1996. Jakarta: Balai Pustaka. 1959. Sambas, Syukriadi & Aripudin, Acep. Dobbin, Christine. Gejolak Ekonomi Dakwah Damai Pengantar Dakwah Kebangkitan Islam, dan Gerakan Padri Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Minangkabau 1784-1847. Depok: Rosdakarya. 2007. Komunitas Bambu. 2008. Syamsu, Muhammad. Ulama Pembawa Koentjaraningrat. Manusia dan Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jakarta: Lintera. 1999. Djambatan. 2002. Wawancara dengan M. Thaib Rizky, Via Karim, M. Abdul. Sejarah Pemikiran dan Telepon, warga asli Minangkabau. Juni Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka 2017 Book Publisher. 2009. Sumber dari Jurnal Ilmiah: Kusmanto, Thohir Yuli. Gerakan Dakwah di Kampus Riwayatmu Kini (Telaah Haedar Nashir, Purifikasi Islam Dalam Kritis Pola dan Strategi Gerakan Gerakan Padri di Minangkabau. Dakwah di Kampus Kota Semarang). Dalam Jurnal UNISIA Pengurus Pusat Semarang: Lembaga Penelitian IAIN Muhammadiyah. Volume XXXI. Walisongo. 2012. Nomor. 69 September 2008. Kurnia Syah Putra, Dedi. Interaksi Lintas K. Subroto, Tuanku Imam Bonjol dan Budaya Memahami Teks Komunikasi, Gerakan Padri, Pahlawan Nasional, Media dan Kebudayaan Indonesia. Jihadis, dan Transnasional. Dalam Jakarta: Yayasan Multikultural Jurnal Syamina. Edisi XVIII Maret- Indonesia. 2015. April 2015 Munir Mulkhan, Abdul. Ideologisasi Safwan Rozi, Negogiasi Islam Kultur Gerakan Dakwah Episod Kehidupan. Dalam Gerakan Paderi Rao di Yogyakarta: SIPRESS. 1996. Sumatera Tengah (1820-1833). Dalam Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Volume 6, Nomor 1. Juni 2012.

Islamic Comunication Journal Volume 3, Nomor 1, Januari-Juni 2018 119

Dakwah Pada Masyarakat Minagkabau…Hal 105-120

Sumber dari Internet: http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Minang kabau.diakses pada tanggal 05 Juni 2017. Pukul 14.05 WIB http://id.wikipedia/budaya Minangkabau. di akses pada tanggal 05-06 2017. Pukul 15.00 WIB http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/ perang-padri.html.tanggal akses 06 Juni 2017. Pukul 14.09 WIB http://muhammadfahmy.blogspot.co.id/201 4/10/makalah-gerakan-pembaharuan- kaum-paderi.html. tanggal akses 06 Juni 2017. Pukul 15.01 WIB.

Islamic Comunication Journal 120 Volume 03, nomor 1, Januari-Juni 2018