Download Publikasi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Download Publikasi Laporan Ekonomi Politik Semester I Tahun 2021 Ringkasan Eksekutif Secara umum, klaster ekonomi politik (ekopol) memiliki eksposur kedua terbesar dengan tiga topik terbesar antara lain topik infrastruktur, moneter, dan koperasi-UMKM. Klaster ekopol didominasi oleh konten berita bersifat soundbite sebesar 61,02% yang cenderung dipengaruhi oleh kinetik aktor politik dari pemerintah. Selama periode pantauan bulan Januari hingga Juni 2021, terdapat tiga isu soundbite yang dapat memenangkan narasi media di klaster ekopol, yaitu: (1) Pembangunan Akses Perhubungan, (2) Program dan Upaya Digitalisasi, dan (3) Insentif Pajak. Isu yang pertama masih memiliki daya tarik sendiri berkat kinetik aktor pemerintahan. Lebih lanjut, program dan upaya digitalisasi cenderung menjadi isu yang paling banyak dimanfaatkan oleh aktor-aktor politik untuk mendapatkan eksposur media. Terakhir, isu insentif pajak memiliki eksposur yang tinggi berkat insentif diskon PPnBM yang relatif dekat dengan kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, terdapat tiga isu noise yang perlu dihindari untuk mengurangi citra negatif, yaitu: (1) Proyek Infrastruktur Bermasalah, (2) Pelemahan Nilai Tukar Rupiah, dan (3) Kontraksi Ekonomi. Sama halnya dengan isu soundbite terkait topik infrastruktur, isu noise yang beririsan dengan topik ini cenderung memberikan dampak negatif cukup besar. Di sisi lain, isu pelemahan nilai tukar rupiah dan kontraksi ekonomi cenderung ramai diberitakan karena menjadi tolak ukur yang jelas terhadap kinerja pemerintah dalam mengelola ekonomi. Oleh karena itu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari keterlibatan dari isu noise, yaitu mengurangi blunder, memperhatikan kinerja yang memiliki indikator yang jelas, dan menghindari afiliasi dari kasus-kasus pidana atau perdata. Selama periode semester I 2021, dari keseluruhan dua puluh tiga Aktor Politik 2024, yang konsisten berada di peringkat teratas adalah menteri-menteri di bidang perekonomian, terutama Airlangga Hartarto. Airlangga memimpin dengan eksposur yang relatif positif pada isu-isu UU Cipta Kerja, PPnBM, dan transformasi digital UMKM. Pada tempat kedua, Sri Mulyani membahas beban APBN di tengah pandemi, yang kemudian meruncing pada masalah perpajakan. Ketiga, Erick Thohir yang menjadi penjuru isu-isu strategis, maupun dinamika rutin BUMN. Sebaliknya, pada posisi terbawah terdapat tiga aktor yang jarang membicarakan isu-isu ekonomi politik. Pertama, Andika Perkasa yang membahas mengenai penggunaan BPJS Kesehatan di RSPAD, serta mitigasi bencana di NTT dan NTB yang menyinggung pembangunan infrastruktur. Kedua, Gatot Nurmantyo yang menyinggung UU Cipta Kerja mendorong legalisasi miras, pentingnya ketahanan pangan, dan rakyat sebagai pelaku bukan objek pembangunan. Terakhir, Budi Gunawan sama sekali tidak membicarakan apa pun terkait ekonomi politik, melainkan hanya disebutkan bahwa tiga Kasatgas KPK yang menangani kasus rekening gelapnya ikut tersingkir dalam tes wawasan kebangsaan (TWK). www.lab45.id Komparasi Topik dalam Agregat Maha Data Klaster Ekopol Utang Investasi Ekonomi Syariah Kelautan dan Perikanan 4.075 1.985 8.094 6.758 China BUMN 1.146 11.536 Infrastruktur Liberalisasi 75.923 18.840 Indikator Ekonomi 19.550 Blok Perdagangan 29.811 Moneter 62.810 Fiskal 36.730 Koperasi-UMKM 49.102 www.lab45.id Analisis Isu www.lab45.id Sebaran Subtopik dalam Klaster Ekopol www.lab45.id Pembangunan Infrastruktur Proporsi konten soundbite masih mendominasi • Kinetik presiden meresmikan, mengunjungi, dan pemberitaan klaster ekopolkarena dipengaruhi menargetkan penyelesaian proyek infrastruktur. oleh kinetik pemerintah, terutama dalam topik • Ganti rugi pembebasanlahan Kilang Tuban. infrastruktur dan koperasi-UMKM. • Pembangunan lumbung pangan. • Rencana pembangunan ‘Bukit Algoritma’. • Perguliran kasus korupsi Nurdin Abdullah. • Polemik izin tambang Quarry sebagai bahan Indikator Moneter Bendungan Bener, nikel di Konawe Utara, dan tanah • Inflasi 2020 di bawah target BI. di Karawang. • Surplus neraca perdagangan tertinggi sejak 2011. • Kritik Presiden terhadap proyek infrastruktur yang • BI menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,5%. tidak jelas. • Wacana peluncuran mata uang digital rupiah. Pengembangan K-UMKM • Kekhawatiran efek tapertantrum bagi ekonomi. • Kerja sama program digitalisasi bersama BUMN dan swasta, serta • Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. inisiatif program dari Kemenperin, Kemendag, dan Kemenparekraf • Target digitalisasi 30 juta UMKM pada tahun 2023. Konflik dan Kerja Sama Perdagangan • Holding BUMN Ultra Mikro. • Imbauan ancaman krisis pangan dan kecaman impor • Ajakan ‘benci produk asing’ dari Presiden. dari Presiden. • Temuan BPK terkait BPUM tidak tepat sasaran. • Pelarangan resmi ekspor benih lobster. • Perguliran kasus korupsi ekspor benih lobster. • Polemik impor satu juta beras menjelang panen raya. Stabilitas Sistem Keuangan • Realisasi burden sharing melalui pembelian SBN. • Perguliran kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri • Dugaan korupsi BPJS-TK. 10 Isu Soundbite Tertinggi dalam Klaster Ekopol No Isu N Isu Keterangan Pembangunan Kinetik presiden meresmikan, mengunjungi, dan menargetkan penyelesaian proyek 1 Akses 30.552 infrastruktur perhubungan; Penunjukan PT PPI sebagai pengelola Pelabuhan Patimban; Perhubungan Pelelangan proyek infrastruktur melalui LPI; Rencana pembangunan‘Bukit Algoritma’. Program dan Kerja sama program digitalisasi bersama BUMN dan swasta, serta inisiatif program dari 2 Upaya 24.075 Kemenperin, Kemendag, dan Kemenparekraf; Target digitalisasi 30 juta UMKM pada Digitalisasi tahun 2023; Peluncuran program Literasi Digital Nasional untuk UMKM. Insentif diskon PPnBM; Revisi UU KU P, termasuk PPN sembako dan pendidikan, serta 3 Insentif Pajak 15.351 peningkatan PPh. Tingkat Inflasi 4 13.074 Inflasi 2020 di bawah target BI; BI menurunkan suku bunga acuanmenjadi 3,5%. Rendah Peningkatan 5 Kapasitas 10.154 Holding BUMN Ultra Mikro; Ajakan‘benci produk asing’ dari presiden. Produksi Catatan: berita penting diberi warna merah Terdapat beberapa temuan dari analisis isu soundbite tertinggi di klaster ekopol, antara lain (1) kinetik pemerintah masih memiliki daya tarik paling besar, terlihat dari tingginya isu pembangunan akses perhubungan; (2) isu terkait koperasi-UMKM (isu program dan upaya digitalisasi dan peningkatan kapasitas produksi) terdeteksi menjadi topik yang paling sering dimanfaatkan oleh aktor politik untuk memperoleh eksposur media; (3) isu insentif pajak memiliki eksposur yang tinggi berkat insentif diskon PPnBM yang relatif dekat dengan kebutuhan masyarakat; dan (4) isu seputar keuangan yang masuk ke dalam topik moneter, seperti isu tingkat inflasi rendah, memiliki daya tarik tersendiri bagi media daring keuangan dan rutin dibicarakan setiap hari, terutama menjelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya. www.lab45.id Eksposur Isu Soundbite Tertinggi dalam Klaster Ekopol 18/03 Peresmian Bandara Toraja 01/03 Pemberlakuan insentif dan Pantar oleh Presiden diskon PPnBM Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni 4 Jan 2 Feb 4 Mar 8 Apr 20 Mei Inflasi 2020 di bawah Penetapan aturan Ajakan presiden Pembentukan Peluncuran program target BI turunan UU Ciptaker benci produk asing Kementerian Investasi Literasi Digital Nasional 26 Jan 18 Feb 21 Mar 20 Apr untuk UMKM 11 Jun Peresmian Jalan Penurunan suku Target digitalisasi Rencana pembangunan Perpanjang- Tol Trans Sumatera bunga acuan: 3,5% 30 juta UMKM Bukit Algoritma an insentif 13 Feb diskon Wacana insentif PPnBM diskon PPnBM Pembangunan Akses Program dan Insentif Tingkat Inflasi Peningkatan Keterangan: Isu Soundbite lainnya Perhubungan Upaya Digitalisasi Pajak Rendah Kapasitas Produksi www.lab45.id Assessment Isu-isu Soundbite Utama dalam Klaster Ekopol Isu Januari Februari Maret April Mei Juni Total Pembangunan lumbung Kunjungan presiden ke Peresmian Jalan Tol Polemik penyebutan Pembangunan Akses Peresmian ruas Tol Trans pangan; Target Pelelangan proyek Bandara JB Sudirman dan Sheikh Mohamed bin padang sebagai provinsi 6 penyelesaian Tol Ciawi- infrastruktur melalui LPI Jalan Tol Semarang- Perhubungan Sumatera Zayed oleh presiden Sukabumi Demak Kerja sama perbankan Kerja sama digitalisasi Program Gerakan BBI Program dan Upaya Program digitalisasi Target digitalisasi 30 juta Target Kemenperin 6,1 dan fintech menyalurkan UMKM bersama sebagai pendorong 6 UMKM pada tahun 2023 juta IKM go digital Digitalisasi bersama BUMN kredit pemerintah dan swasta digitalisasi UMKM Insentif diskon PPnBM Insentif diskon PPnBM Insentif diskon PPnBM Insentif diskon PPnBM 4 Insentif Pajak dan PPh Inflasi 2020 di bawah BI pertahankan suku Tingkat Inflasi Rendah 2 target BI bunga acuan 3,5% Peraturan turunan UU Manfaat Omnibus Law Peraturan turunan UU Ciptaker; Realisasi 2 Cipta Kerja* Ciptaker investasi Dampak Positif Pembentukan Investasi pada 1 Kementerian Investasi Lapangan Kerja* Penyelenggaraan Tax Wacana Tax Amnesty 1 Amnesty* Jilid II *Isu tambahan yang dipilih sebagai isu utama dalam laporan bulanan Apabila dilihat dari persebaran isu setiap bulannya, isu pembangunan akses perhubungan dan isu program dan upaya digitalisasi selalu masuk menjadi tiga isu dengan eksposur terbesar. Hal ini mengonfirmasi bahwa dua temuan sebelumnya yaitu kinetik pemerintah masih memiliki daya tarik paling besar untuk diberitakan dan kedua isu tersebut relatif lebih sering dimanfaatkan oleh aktor-aktor politik untuk mendapatkan eksposur. Dalam konteks tersebut, isu pembangunan akses perhubungan cenderung dimanfaatkan oleh aktor pemerintahan, baik dari pusat maupun dari daerah. Sementara itu,
Recommended publications
  • SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar
    INDONESIA POLITICAL OPINION SURVEI NASIONAL DAN KAJIAN OPINI PUBLIK; REFLEKSI PENANGANAN PANDEMI DAN DAMPAK KONSTELASI POLITIK 2024 Pengantar Lembaga riset sosial dan opini berbasis kajian akademik. Telah melakukan penelitian dalam bidang media, demokrasi, isu gender dan politik sejak tahun 2013. Indonesia Political Opinion (IPO) dalam kemajuannya fokus pada riset sosial terkait politik dan opini publik. IPO berkantor pusat di Jl. Tebet Raya, No. 2D, Jakarta. dan telah memiliki perwakilan tetap di Kota Bandung, Yogyakarta, Kota Batam dan Kota Mataram. Visi dan Misi IPO, menjadi lembaga kajian berbasis riset yang INDONESIA menguatkan relasi civil society, dan meneguhkan Demokrasi POLITICAL OPINION sebagai sistem politik berkeadaban, serta menjunjung tinggi keterbukaan. Direktur Eksekutif Dr. Dedi Kurnia Syah Putra INDONESIA Metodologi POLITICAL OPINION Multistage random sampling (MRS) IPO terlebih dulu menentukan sejumlah Desa untuk menjadi sample, pada setiap desa terpilih akan dipilih secara acak –menggunakan random kish NASIONAL grid paper– sejumlah 5 rukun tetangga (RT), pada setiap RT dipilih 2 keluarga, dan setiap keluarga akan dipilih 1 responden dengan pembagian PROP 1 PROP K laki-laki untuk kuesioner bernomor ganjil, perempuan untuk bernomor genap, sehingga total responden laki-laki dan perempuan. Pada tiap-tiap proses pemilihan selalu menggunakan alat bantu berupa lembar acak. DS 1 … DS N DS 1 … DS M Metode ini memiliki pengukuran uji kesalahan (sampling error) 2.50 RT1 RT2 RT3 RT4 RT5 persen, dengan tingkat akurasi data 97 persen. Setting pengambilan sample menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sample bertingkat. Survei ini mengambil representasi sample sejumlah 1200 responden yang tersebar proporsional secara nasional. KK KK KK KK KK Dengan teknik tersebut memungkinkan setiap anggota populasi (responden) mempunyai peluang yang sama untuk dipilih atau tidak dipilih menjadi responden.
    [Show full text]
  • Indonesia's Regional Elections
    www.rsis.edu.sg No. 253 – 23 December 2019 RSIS Commentary is a platform to provide timely and, where appropriate, policy-relevant commentary and analysis of topical and contemporary issues. The authors’ views are their own and do not represent the official position of the S. Rajaratnam School of International Studies, NTU. These commentaries may be reproduced with prior permission from RSIS and due recognition to the author(s) and RSIS. Please email to Mr Yang Razali Kassim, Editor RSIS Commentary at [email protected]. Indonesia’s Regional Elections: Ditching the Direct Vote? By Dedi Dinarto SYNOPSIS Indonesia’s newly appointed Minister of Home Affairs has decisively called for a major review of the direct election of regional leaders. While this signals the ministry's growing clout, the institution is likely to involve active military and police officers to fill the impending vacuum in key regional leadership positions from 2022 to 2024. There are challenges ahead. COMMENTARY IN NOVEMBER 2019, the newly appointed Minister of Home Affairs Tito Karnavian sparked a controversy when he proposed a review of the direct election system for regional leaders such as governors and mayors ahead of the 2020 simultaneous regional elections ( Pilkada Serentak ). Tito claimed that the local elections have proven to be a financial burden to the state. The country has also been prone to political instability, such as in Papua, with direct elections. Tito proposed to have regional heads appointed by the Regional House of Representatives (DPRD), or regional parliaments. Despite the support of the most dominant party, the Indonesian Democratic Party – Struggle (PDI-P), in the House of Representatives (DPR) or national parliament, President Joko Widodo (a.k.a.
    [Show full text]
  • Evaluasi Publik Terhadap Kinerja Penanganan Pandemi, Vaksinasi Dan Peta Elektoral Terkini
    EVALUASI PUBLIK TERHADAP KINERJA PENANGANAN PANDEMI, VAKSINASI DAN PETA ELEKTORAL TERKINI T e m u a n S u r v e i N a s i o n a l : 3 0 J u l i - 4 Agustus 2021 J l . C i s a d a n e N o . 8 , M e n t e n g – Jakarta Pusat Telp: (021) 31927996/98, Fax: (021) 3143867 Website: www.indikator.co.id PENDAHULUAN • Sebagai salah satu negara yang tidak luput dari wabah COVID-19, Indonesia hingga saat ini masih berjuang untuk mengatasinya. Melalui Keppres No 12 Tahun 2020, pemerintah Joko Widodo menetapkan status penyebaran COVID-19 sebagai Bencana Nasional. Gugus Tugas dibentuk untuk menanggulangi wabah ini, dengan susunan keanggotaan lintas Kementerian/Lembaga dan banyak melibatkan pakar. Tujuannya untuk mempercepat penanganan wabah COVID-19. • Penanganan yang dilakukan pemerintah terutama terkait dengan bidang kesehatan, baik kuratif maupun preventif, antara lain adalah program peningkatan kapasitas layanan kesehatan dan Pembatasan Sosial, mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di awal masa pandemi hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sampai saat ini. • Kemudian program vaksin secara nasional. Untuk menjamin kesuksesan pelaksanaannya, beberapa payung hukum ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Pemerintah menargetkan program vaksinasi ini bisa tuntas dalam waktu 15 bulan kepada sekitar 181.5 juta penduduk Indonesia. SURVEI NASIONAL: 30 JULI - 4 AGUSTUS 2021 2 PENDAHULUAN • Dalam upaya untuk mengetahui persepsi publik terkait kebijakan-kebijakan pemerintah dalam menanggulangi pandemi, Indikator Politik Indonesia mengadakan survei kepada warga nasional. Survei ini dilakukan untuk mengungkap respon publik terhadap pandemi hingga sejauh ini serta evaluasi umum terhadap langkah-langkah pemerintah dalam upaya penanggulangannya.
    [Show full text]
  • PENANGGUNG JAWAB Editorial Mitra Bestari
    Volume 23 No. 2 Tahun 2020 PENANGGUNG JAWAB Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) • Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Polri Polri adalah lembaga kepolisian yang bergerak dalam bidang penelitian, khususnya yang berkaitan dengan Editorial kinerja organisasi kepolisian dan kemasyarakatan. • Kombes Pol Drs. Iswyoto Agoeng Lesmana Doeta, M.Si. • AKBP Dr. Bayu Suseno, S.H., S.I.K., M.M., M.H. Jurnal Litbang Polri adalah sebuah jurnal yang menyajikan karangan ilmiah dari hasil penelitian Mitra Bestari yang telah dijalankan dengan metode pendekatan • Prof. (r) Dr. Dwi Purwoko, M.Si (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sesuai keadaan kepolisian dan situasi serta • Dr. Chairil Nur Siregar, M.Si (Institut Teknologi Bandung) kepentingan negara. Diterbitkan berkala dalam • Dr. Vita Mayastinasari, S.E., M.Si (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian – setahun sebanyak tiga kali oleh Pusat Penelitian dan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) Pengembangan Polri dengan ISSN 1441-3813 dan E- • Katubi, M.Hum (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) ISSN 2684-7191. • Dr. Lukman, S.T., M.Hum (Kementerian Riset Teknologi/BRIN) Pemimpin Redaksi • Brigjen Pol Drs. Guntur Setyanto, M.Si Dewan Redaksi • AKBP Bambang Harnoko, S.Si • AKBP Rahmat Syukri • AKBP Katrina J. Ratu, S.Sos • AKP Asep Darajat, S.H., M.H. • Wilhemus Sanga, S.E., M.M. Pembantu Redaksi • IPTU Whisnu Argo Bintoro, S.T. • BRIPTU Fery Cahya Mentari Awan • BRIPDA Andika Bahari Surachman • Bahrinel Siregar Tenaga Pendukung TIK • Ardi Rusmana, A.Md, I.Kom Sekretariat • Mindarti, S.E Alamat Redaksi
    [Show full text]
  • Indonesia 2017 Human Rights Report
    INDONESIA 2017 HUMAN RIGHTS REPORT EXECUTIVE SUMMARY Indonesia is a multiparty democracy. In 2014 voters elected Joko Widodo (commonly known as Jokowi) as president. Domestic and international observers judged the 2014 legislative and presidential elections free and fair. Domestic and international observers judged local elections during 2017 for regional executives to be free and fair. Civilian authorities generally maintained control over security forces. The most significant human rights issues included: claims of arbitrary or unlawful killings by government security forces; torture and other cruel, inhuman, or degrading treatment or punishment by police; harsh and life threatening conditions in prisons and detention centers; arbitrary detention by the government; detention of political prisoners; limits on the freedom of expression due to laws addressing treason, blasphemy, defamation, and decency; limits on freedom of association; official corruption and attempts by government elements to undermine efforts to prosecute corrupt officials; criminalization of same-sex sexual activities at the local level and violence against lesbian, gay, bisexual, transgender, and intersex (LGBTI) persons; and forced or compulsory labor. Impunity for serious human rights violations remained a concern. In certain cases, the courts meted out disparate and more severe punishment against civilians than government officials found guilty of the same crimes. Section 1. Respect for the Integrity of the Person, Including Freedom from: a. Arbitrary Deprivation of Life and Other Unlawful or Politically Motivated Killings During the year human rights groups and media reported that military and police personnel used excessive force during arrests, investigations, crowd control situations, and other operations. In these cases and other cases of alleged misconduct, police and the military frequently did not disclose the findings of internal investigations to the public or confirm whether such investigations occurred.
    [Show full text]
  • 'De-Radicalization' of Convicted Terrorists Inside Indonesia's Prisons: What Alternatives?
    ‘De-radicalization’ of Convicted Terrorists inside Indonesia’s Prisons: What Alternatives? A Research Paper presented by: Hardya Pranadipa (Indonesia) in partial fulfilment of the requirements for obtaining the degree of MASTER OF ARTS IN DEVELOPMENT STUDIES Major: Human Rights, Gender, and Conflict Studies: Social Justice Perspectives (SJP) Specialization: Conflict and Peace Studies Members of the Examining Committee: Dr. Shyamika Jayasundara Smits Dr. Helen Hintjens The Hague, Netherlands December 2018 ii Acknowledgements This research paper is produced through many supports and tireless discussions. Therefore, I would like to say thank you to my supervisor Shyamika Jayasundara-Smits for her pa- tience and encouragement in guiding me from the beginning so I can finish the entire pro- cess of making this research paper in the last eight months. I am also thankful to my sec- ond reader Helen M. Hintjens for giving useful insights in academic writing and be engaged in the series of discussions related to this topic. I would like to express my gratitude as well to all interview respondents, staffs of Direc- torate General of Correction & National Counter Terrorism Agency, NGOs, IPAC, and especially to former jihadi inmates who were willing to share their information and stories hence helping to the completion of this research paper. Ultimately, I would like to give my sincere acknowledgement to Search for Common Ground Indonesia where the inspiration to conduct this research begins. I also cannot make this research paper without the support from Indonesia Endowment Fund for Education (LPDP) for funding my study and the research. This research paper hopefully can contribute to the improvements of stakehold- ers in building peaceful country.
    [Show full text]
  • Masalah Calon Presiden Populer
    DINAMIKA ELEKTORAL JELANG PILPRES DAN PILEG SERENTAK 2019 Temuan Survei: Nasional, 25-31 Maret 2018 Pengantar • Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) akan dilakukan serentak pada 17 April 2019 yang akan datang. Rangkaian tahapan untuk itu sudah dilakukan sejak sekarang, dimana pendaftaran calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) akan dilaksanakan pada 4–10 Agustus 2018. • Karenanya, ada dua hal yang perlu diamati dari hal tersebut: • (1) Bagaimana peta besar kekuatan politik: peta kekuatan partai-partai, poros capres yang akan terbentuk dan peluang para capres? • (2) Bagaimana peta pemilih dalam Pilpres dan Pileg tersebut? • Survei nasional (surnas) Indikator Politik Indonesia (Indikator) Maret 2018 menemukan temuan menarik soal tersebut. Data surnas ini juga dilengkapi dengan temuan surnas sebelumnya (Februari 2018) dan survei opini publik yang dilakukan di Provinsi Jawa Barat pada 5-13 Maret 2018 dan Provinsi Jawa Tengah, 12-21 Maret 2018. Survei Nasional, Maret 2018 | 2 Metodologi • Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan. • Dari populasi itu dipilih secara random menggunakan metode multistage random sampling. • Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. • Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti. • Jumlah sampel untuk survei nasional Maret 2018 sebanyak 1200 responden. Margin of error sekitar +/- 2.9% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling). Jumlah sampel surnas Februari 2018 sebanyak 2020 responden.
    [Show full text]
  • Selengkapnya Terlampir
    DAFTAR ISI Laporan Isu Hoaks Bulan Agustus 2018 3 Dian Sastro dengan tagar ganti presiden 3 Voting Online KPU 4 Cina minta Jokowi jual pulau jawa dan sumatra 4 Banser resmi dukung Prabowo Sandi 5 Survei kemenangan Prabowo 6 Putusan gugatan MK pada Pilkada Kab. Sampang 7 Pernyataan Sandiaga tidak yakin Indonesia raih juara di Asian Games 2018 8 Dukungan KH. Said Aqil terhadap paslon Prabowo Sandiaga 9 Badai pasir terjadi karena spanduk #2019gantipresiden 10 Statement Sri Mulyani tantang pembenci Jokowi 11 ​ Megawati setuju PKI bangkit 12 ​ Laporan Isu Hoaks Bulan September 2018 13 ​ Pelaku Bom bunuh diri di Surabaya masih hidup dan dukung 2019 Ganti Presiden 13 ​ Mahasiswa Baru UMM Bentuk Formasi "2019 Ganti Presiden” 14 Prabowo mempunyai hutang sebesar 17 Triliun 15 TNI foto membentuk angka 2 16 PDIP Menerima Kunjungan PKI China 17 Jadi inilah sumber perpecahan di dalam gera’an tiganti 18 Akhirnya Najwa Shihab Dukung Prabowo-sandi 19 Penambahan angka '0' dalam nomor urut pasangan capres-cawapres dituding akan berpengaruh terhadap hasil penghitungan suara 20 Laporan Isu Hoaks Bulan Oktober 2018 21 Dukungan GARBI Kepada Jokowi 21 Ratna Sarumpaet Diancam Pemerintah 22 Presiden Pesta untuk menyambut para delegasi IMF diatas penderitaan korban bencana Palu 23 Rekening Gendut Jokowi di luar negeri yang tidak dilaporkan 24 Tulisan tagar 2019 Ganti Presiden di Kaos yang di bawa oleh Khabib Nurmagomedov 25 Pemerintah akan segera mengesahkan UU LGBT 26 Berita gambar `Pegawai Kemenag Jember yang mengatakan bahwa PA 212 Muak dengan Prabowo 27 ​ KH Maruf Amin Mencium Pipi Wanita Bukan Muhrim 28 ​ Surat pemanggilan KPK terhadap Kapolri Tito Karnavian 29 Kemendagri selundupkan 31 data pemilih baru 30 Timses Prabowo Sandi akan adakan CFD membiru pada 28 Oktober 2018 31 E-mail skenario Coklat 1 32 1 Laporan Isu Hoaks Bulan November 2018 33 Broadcasting SMS/pesan WA Jokowi membagikan pulsa gratis.
    [Show full text]
  • Indonesia 2016 Human Rights Report
    INDONESIA 2016 HUMAN RIGHTS REPORT EXECUTIVE SUMMARY Indonesia is a multiparty democracy. In 2014 voters elected Joko Widodo (commonly known as Jokowi) as president. Domestic and international observers judged the 2014 legislative and presidential elections free and fair. Civilian authorities generally maintained control over security forces. Despite high-profile arrests and convictions, widespread corruption remained a problem, and some elements within the government, judiciary, and security forces obstructed corruption investigations and harassed their accusers. Impunity for serious human rights violations remained a concern. The government failed to conduct transparent, public investigations into some allegations of unjustified killings, torture, and abuse by security forces. Elements within the government applied treason, blasphemy, defamation, and decency laws to limit freedom of expression and assembly. There was a notable increase in rhetoric against lesbian, gay, bisexual, transgender, and intersex (LGBTI) persons during the year. Police inaction, abuse of prisoners and detainees, harsh prison conditions, insufficient protections for religious and social minorities, trafficking in persons, child labor, and failure to enforce labor standards and worker rights continued as problems. On some occasions the government punished officials who committed abuses, but sentencing often was not commensurate with the severity of offenses, as was true in other types of crimes. Section 1. Respect for the Integrity of the Person, Including Freedom from: a. Arbitrary Deprivation of Life and other Unlawful or Politically Motivated Killings During the year human rights groups and the media reported that military and police personnel used excessive force during arrests, investigations, crowd control situations, and other operations. In these cases and other cases of alleged misconduct, the police and the military frequently did not disclose the findings of internal investigations to the public or confirm whether such investigations occurred.
    [Show full text]
  • The Use of Intelligence in Indonesian Counter-Terrorism Policing Amira Paripurna a Dissertation Submitted in Partial Fulfillment
    The Use of Intelligence in Indonesian Counter-Terrorism Policing Amira Paripurna A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Washington 2017 Reading Committee: Jonathan Eddy, Chair Mary Fan Mark Cammack Peter Lape Program Authorized to Offer Degree: School of Law © Copyright 2017 Amira Paripurna University of Washington ABSTRACT The Use of Intelligence in Indonesian Counter-Terrorism Policing Amira Paripurna Chair of the Supervisory Committee: Professor Jonathan A. Eddy School of Law The world over, one of the most pressing issues confronting law enforcement agencies today concerns responding to and preventing terrorism. In general, counter-terrorism (CT) efforts fall into two categories: pre-crime and post-crime. Unlike post-crime efforts that respond to terrorist acts that have already occurred, pre-crime CT is generally understood to be “proactive,” where intelligence plays a key role in preventing events and acts of terrorism. Proactive CT necessitates strong cooperation between counter-terrorism actors and among the relevant agencies to share the intelligence they collect. In fact, intelligence sharing is fundamental to counter-terrorism cooperation. In places like the U.S. and the U.K., one of the most effective and influential manifestations of proactive CT has been an approach called Intelligence-Led Policing (ILP). ILP is currently considered to be a “promising” model of policing, a model that may positively contribute to prevention and reduction of serious crime, including terrorism, organized crime, and trans-organized crime. The core framework of ILP is proactive in nature: it offers a collaborative approach to law enforcement based on information sharing and police accountability, and enhanced by intelligence operations.
    [Show full text]
  • Terrorism in Indonesia : an Examination of Ten Radical Groups
    TERRORISM IN INDONESIA: AN EXAMINATION OF TEN RADICAL GROUPS Jolene Jerard A Thesis Submitted for the Degree of PhD at the University of St Andrews 2015 Full metadata for this item is available in St Andrews Research Repository at: http://research-repository.st-andrews.ac.uk/ Please use this identifier to cite or link to this item: http://hdl.handle.net/10023/9324 This item is protected by original copyright TERRORISM IN INDONESIA: An Examination of Ten Radical Groups Jolene Jerard This thesis is submitted in partial fulfilment for the degree of PhD at the University of St Andrews 13 October 2014 1. Candidate’s declarations: I, Jolene Jerard hereby certify that this thesis, which is approximately 78,359 words in length, has been written by me, and that it is the record of work carried out by me, or principally by myself in collaboration with others as acknowledged, and that it has not been submitted in any previous application for a higher degree. I was admitted as a research student in September, 2011 and as a candidate for the degree of in January, 2012; the higher study for which this is a record was carried out in the University of St Andrews between 2011 and 2014. I, Jolene Jerard have not received assistance in the writing of this thesis in respect of language, grammar, spelling or syntax. Date 20 May 2015 signature of candidate 2. Supervisor’s declaration: I hereby certify that the candidate has fulfilled the conditions of the Resolution and Regulations appropriate for the degree of PhD International Relations in the University of St Andrews and that the candidate is qualified to submit this thesis in application for that degree.
    [Show full text]
  • Returning Indonesian Extremists: Unclear Intentions and Unprepared Responses
    ICCT Policy Brief July 2018 DOI: 10.19165/2018.2.05 ISSN: 2468-0486 Returning Indonesian Extremists: Unclear Intentions and Unprepared Responses Author: Cameron Sumpter A number of Indonesian nationals who support the self-styled Islamic State have now returned home from the Middle East. Some may have received military training or even seen combat, but so far the majority have been those who failed in their attempts to enter Syria and Iraq from Turkey and were subsequently deported. While recent updates to anti-terrorism legislation offer potential avenues for prosecuting militants returning from abroad, many of those coming home with extremist convictions will be reintegrated back into society. Since 2017, over 200 forcibly repatriated Indonesians have been sent back to their communities following a one-month ‘rehabilitation’ period in state care. Additional funding, human resources and effective coordination among stakeholders will be required for such reintegration efforts to produce positive outcomes. Keywords: Indonesia, Returnees, Forced Repatriation, Foreign Terrorist Fighter, Rehabilitation, Reintegration ICCT Policy Brief Cameron Sumpter Introduction The call for international recruits to join the jihad and associated nation building efforts in Syria and Iraq attracted several hundred Indonesian nationals over the past five years. While the majority of international recruits originate from Europe and the Arab world, Indonesian Police Chief Tito Karnavian said in May 2018 that 500 Indonesians were still in Syria and Iraq, 500 had returned, while 103 were thought to have died fighting.1 Data from the Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC), an authority on the subject, put the number of Indonesians in Iraq/Syria at 574 as of September 2017.
    [Show full text]