Wujud Dan Tajalli Allah
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
36 35 PEMIKIRAN YUSUF QARDHAWI TENTANG ISLAM DAN DEMOKRASI A. Rusdiana Fakulas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung ABSTRACT This study discusses Islamic Thinking and Democracy Yusuf Qoedhawi; through descriptive- analytical, the focus of this study looks at how the thinking is. It is known that the essence of democracy according to Yusuf Qardhawi is: "the people who choose the people who will govern and organize their problems, should not be forced upon those rulers whom they do not like or the regimes they hate.” The truth is that they are given the right to correct the authorities if they are wrong, given the right to revoke and replace them if they deviate, they are not allowed to be forced to follow various economic, social and political systems they neither know nor like. If some of them refuse, they should not be tortured, persecuted, and killed. "Democracy will provide some form and practical way in the life of the nation and the state.” Therefore, the study of the historical reflection of Yusuf Qardhawi is very urgent and strategic to do. Discussion begins with the life history, the works of Yusuf Qardhawi, and ends the style of thought and the basis of his argument. Keywords: participation, equity, understanding, supervision, and coverage. PENDAHULUAN universitas terkemuka di Barat. Sejak etelah runtuhnya Kekhalifahan Islam itulah banayk cendikiawan-cendikiawan Sterakhir yaitu Turki Utsmani, poros Muslim yang mempelajari ilmu kekuatan dunia berubah drastis. Barat pengetahuan dari Barat, salah satunya mulai menguasai dunia dengan adalah ideologi demokrasi. hegemoninya yang mencakup berbagai Demokrasi adalah pemerintahan bidang, baik bidang sosial, budaya, oleh rakyat, dari rakyat, untuk rakyat. politik, ekonomi, teknologi, ideologi, dan Ada lima kriteria untuk mengenali ilmu pengetahuan. Di bidang ilmu proses pemerintahan sebuah asosiasi pengetahuan, banyak orang-orang dari agar dapat memenuhi suatu persyaratan berbagai penjuru dunia termasuk dari sebagai proses Demokrasi yaitu agar negara-negara Islam mulai berlomba semua anggota memiliki hak yang sama lomba untuk menuntut ilmu di untuk berpartisipasi dalam berbagai universitas-universitas terkenal di Barat, keputusan kebijakan asosiasi, yaitu: 1 (1) khususnya di negara-negara Eropa dan Partisipasi efektif, sebelum sebuah Amerika Serikat. Alhasil, banyak sarjana-sarjana muda Muslim yang 1Robert A. Dahl. 2001. Demokrasi: Menjalajahi merupakan lulusan dari universitas- Teori dan Praktek Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hlm. 52 36 kebijakan digunakan oleh asosiasi, demok rasi. Konsep negara tersebut seluruh anggota harus mempunyai dinilai merupakan konsep negara yang kesempatan yang sama dan efektif untuk paling tepat untuk digunakan di abad membuat pandangan mereka diketahui modern saat ini. Di dunia Islam muncul oleh anggota-anggota lainnya sebagai perdebatan apakah mlebih baik men mana seharusnya kebijakan itu dibuat; dirikan negara demokrasi atau men (2) persamaan suara, ketika akhirnya tiba dirikan negara Islam? Seperti yang kita saat dibuatnya keputusan tentang tahu banyak negara dengan penduduk kebijakan itu, setiap anggota harus mem negara mayoritas Islam bermunculan punyai kesempatan yang sama dan seperti Irak, Iran, Suriah, Mesir dan lain- efektif untuk memberikan suara dan lain termasuk Indonesia. seluruh suara harus dihitung semua; (3) Banyak para ulama dan pemahaman yang cerah, dalam batas cendikiawan Muslim yang waktu yang rasional, setiap anggota mempertanyakan tentang ideologi harus mempunyai kesempatan yang demokrasi dalam Islam. Perdebatan sama dan efektif untuk mempelajari tersebut terjadi terkait dengan konsep kebijakankebijakan alternatif yang dari demokrasi itu sendiri. Pertanyaan- relevan dan konsekuensi-konsekuensi pertanyaan yang sering dikemukakan yang mungkin; (4) pengawasan agenda, para cendekiawan Muslim, antara lain, setiap anggota harus mempunyai “adakah demokrasi dalam Islam?” kesempatan eksklusif untuk “Apakah Islam kom patibel dengan memutuskan bagaimana dan apa demokrasi?” “Apakah demokrasi cocok permasalahan yang dibahas dalam dengan Islam” dan “Apakah Islam agenda; (5) pencakupan orang dewasa, mendukung atau me nentang prinsip- semua atau paling tidak sebagian besar, prinsip demokrasi?” Pertanyaan- orang dewasa yang menjadi penduduk pertanyaan ini mendapat reaksi dan tetap seharusnya memiliki hak kewarga tenggapan yang berbeda-beda di negaraan penuh. kalangan ulama dan cendekiawan Pada awal abad 19, banyak sekali Muslim. Itu artinya, Islam dan demok negara-negara yang baru merdeka rasi masih menjadi persoalan yang bermunculan di dunia. Negara yang kontroversial di kalangan pemikir baru merdeka ini kebanykan Muslim. mengadopsi konsep negara dari barat Dalam konteks negara Indonesia yaitu konsep nation state atau konsep yang notabene merupakan negara negara bangsa yang menganut paham dengan mayoritas penduduknya yang 37 beragama Islam juga tak luput dari permaslahan umat. Selain itu, beliau juga perdebatan tentang demokrasi dalam diakui sebagai orang yang objektif dalam Islam. Islam memang agama mayoritas menilai sesuatu dan melihatnya dari di Indonesia, tetapi di sisi lain penduduk berbagai sudut pandang yang berbeda, Indonesia juga ada yang beragama sehingga pendapat yang dihasilkan Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu. komprehensif dan kuat akan Samapi saat ini, perdebatan kebenarannya. Oleh karena itu, kajian tersebut masih terus terdengar, apalagi terhadap refleksi historis dan ide-ide banyak kelompok-kelompok yang Yusuf Qordawi ini, sangat urgen serta beranggapan bahwa demokrasi telah strategis untuk dilakukan. Fokus kajian gagal diterapkan di Indonesia, sehingga ini adalah bagai mana pemikiran Islam harus digantikan dengan khilafah Islam. dan demokrasi Yusuf Qordawi,. Baik dikalangan culama dan Pembahasan nya dimulai riwayat hidup cendekiawan Muslim juga terjadi karya monu mental Yusuf Qordawi dan perdebatan seputar Islam dan di akhiri dengan corak landasan Demokrasi. Ada yang berpendapat argumen tasi Yusuf Qordawi. prinsip demokrasi sesuai dengan prinsip PEMBAHSAN Islam dan ada juga yang menentang Biografi Yusuf Qardhawi demokrasi ditegakkan di Indonesia Salah satu ulama terkemuka yang karena merupakan produk barat dan terkenal di abad modern ini dengan beda konsep dengan Islam. pemikirannya yang kontemporer dalah Dalam memandang Islam dan Dr. Yusuf Qardhawi. Beliau lahir di Desa Demokrasi, salah satu tokoh Islam Shafat at-Turab, Mahallah al-Kubra, terkemuka yang patut dijadikan Gharbiah, Mesir, pada 7 September 1926. referensi dalam mengkaji hal tersebut Kota tersebut pernah ditinnggali oleh adalah Yusuf Qardhawi. Beliau salah satu sahabat Rasulullah yang ikut merupakan ulama, cendekiawan,dan menaklukkan Mesir pada masa Khalifah aktivis dakwah Islam yang sudah tidak Umar bin Khattab, yaitu Zaid bin diragu kan lagi kemampuannya. Haritsah. Ia beristiri wanita Shaft Thurab Dalam menilai persoalan umat, beranak pinak dan meninggal di sana. Qardhawi dipandang sebagai orang Sahabat ini telah menanamkan semangat yang memiliki kredibilitas yang tinggi untuk mendalami agama Islam di dalam menilai permasalahan umat Islam kepada penduduk Shaft Thurab. Salah kontemporer dewas ini. Beliau juga satu tradisi desa itu adalah adanya para dikenal sebagai pemikir moderat atau guru agama yang bertugas membimbing pertengahan dalam mengkaji 38 anak-anak untuk belajar agama dan ranking pertama. Kecerdasan pikirannya menghapal Al-Qur’an.2 telah tampak sejak dia kecil. Sehingga Nama lengkapnya adalah Yusuf salah satu gurunya memberi gelar “al- bin Abdullah bin Ali bin Yusuf. lamah” (sebuah gelar yang biasanya Sedangkan Qardhawi merupakan nama diberikan pada seseorang yang memiliki keluarga yang diambil dari nama daerah ilmu yang sangat luas). Dia meraih tempat mereka berasal, yakni al ranking kedua untuk tingkat nasional, Qarādhah.3 Ayah Qaradhawi meninggal Mesir, pada saat kelulusannya di sekolah dunia ketika ia berusia dua tahun. Oleh Menengah Umum. Padahal waktu itu karena itu, beliau dipelihara oleh dia pernah dipenjarakan. Setelah lulus pamannya. Paman yang memeliharanya SMA, Qardhawi merantau ke Kairo. Di itu sangat menyayanginya, sehingga Kairo, beliau kuliah di Universitas Al- Qaradhawi kecil telah menganggap Azhar Fakultas Ushuluddin. Beliau pamannya sebagai ayahnya sendiri dan menyelesaikan pendidikan S1 selama anakanak pamannya dianggap saudara lima tahun dan mendapatkan ijazah sendiri.4 sarjana pada tahun 1953. Pada usia tujuh tahun, beliau Lalu kemudian beliau melanjutkan masuk ke Madrasah Ilzamiyyah di pendidikan S2 dengan mengambil bawah kementrian Pendidikan. Setelah spesialis pengajaran Bahasa Arab di keluar dari madrasah tersebut, beliau fakultas Bahasa Arab. Beliau melanjutkan ke Madrasah Ibtidaiyyah menyelesaikan pendidikan S2-nya “Thantha”, yang diselesaikannya dalam selama dua tahun dan lulus waktu empat tahun. Kemudian pindah mendapatkan gelar M.A, ijazah ke Madrasah Tsanawiyah yang sama internasional, dan sertifikat penga jaran. selama lima tahun.5 Setelah itu, pada tahun 1973, beliau Beliau menyelesaikan sekolah berhasil menyelesaikan S3-nya dan dasar dan menengahnya di lembaga mendapatkan gelar Phd (Doctor of pendidikan itu dan selalu menempati Philosophy) dari fakultas Ushuluddin.6 Beliau lulus dengan peringkat 2Muhammad al-Majdzūb. 1992 ‘Ulamā wa summa cum laude dengan disertasi yang Mufakkirūn ‘Araftuhum. Riyādh: Dār asy-Syurūk, berjudul “az-Zakat wa Atsaruha fi Hill al- hlm 423. 3Anjar Papaw. “Biografi al-Qardhawi”, Masyakil al-Ijtimaiyyah” (Zakat dan pen http://berita.univpancasila.ac.id/berita-1759- biografi-dryusuf-al-qaradhawi.html,