AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KENARI ( indicum L.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes

Suherman B.*), Sri Suhartaty Djamin*), Sesilia R. Pakadang**)

*) Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Timur Makassar **) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar

Email : [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Daun Kenari (Canarium indicum L.) terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak daun kenari (Canarium indicum L.) terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Penelitian dilakukan dengan metode difusi agar menggunakan media Muller Hilton Agar. Klindamisin sebagai kontrol positif dan Na.CMC 1% sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun Kenari (Canarium indicum L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Aktivitas antibakteri daun Kenari (Canarium indicum L.) dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6% memberikan zona hambat masing-masing sebesar 19 mm, 19,64 mm, dan 23,44 mm terhadap Staphylococcus epidermidis. Aktivitas antibakteri daun Kenari (Canarium indicum L.) dengan konsentrasi 2%, 4% dan 6% memberikan zona hambat masing-masing sebesar 17,36 mm, 20,41 mm, dan 23,30 mm terhadap Propionibacterium acnes.

Kata kunci : Aktivitas, Ekstrak Daun Kenari (Canarium indicum L.), Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acnes.

PENDAHULUAN membuat sebagian masyarakat belum Indonesia sebagai negara tropis menyadari bahwa disekitar mereka ada memiliki keanekaragaman sumber daya banyak tanaman yang berkhasiat sebagai alam hayati. Keanekaragaman ini sangat obat (Oyen, 1999). bermanfaat, terutama dengan banyaknya Daun Kenari merupakan bagian spesies tumbuhan dan tanaman yang dari tumbuhan kenari.Daunnya majemuk digunakan sebagai obat. Tumbuhan dan menyirip ganjil terdiri dari 6 - 8 pasang tanaman obat ini telah dijadikan obat berhadapan, lonjong, dan pangkal tradisional secara turun temurun karena obat meruncing, berwarna terang sampai hijau tradisional memiliki banyak kelebihan gelap (Thomson dan Evan, 2006). diantaranya mudah diperoleh, harganya yang Jerawat merupakan penyakit pada lebih murah, dapat diramuan sendiri dan permukaan kulit wajah, leher, dada, dan memiliki efek samping yang lebih kecil punggung yang muncul pada saat kelenjar dibandingkan obat-obatan dari produk minyak pada kulit terlalu aktif sehingga pori farmasi. Oleh sebab itu, kecenderungan - pori kulit akan tersumbat oleh timbunan masyarakat untuk menggunakan obat lemak yang berlebihan. Jika menyebabkan tradisional yang berasal dari alam atau timbunan lemak dengan keringat, debu dan herbal dalam pemeliharaan kesehatan dan kotoran lain, maka akan menyebabkan kebugaran (Suprianto, 2008). timbunan lemak dengan bintik hitam di Sejak dahulu sampai sekarang atasnya yang disebut komedo. Jika pada masyarakat telah menggunakan tanaman komedo itu terdapat infeksi bakteri, maka obat yang diolah dengan resep tradisional terjadilah peradangan yang dikenal dengan nenek moyang dalam penyembuhan jerawat yang ukurannya bervariasi mulai penyakit, namun karena banyaknya aneka dari ukuran kecil sampai ukuran besar serta tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia berwarna merah, kadang - kadang bernanah

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 83 serta menimbulkan rasa nyeri (Djajadisastra, dengan mengujikannya pada beberapa jenis 2009). bakeri. Berdasarkan uraian tersebut, timbul Bakteri yang umum menginfeksi permasalahan yaitu apakah ekstrak daun jerawat adalah Staphylococcus aureus, Kenari (Canarium indicum L.) dapat Staphylococcus epidermidis dan menghambat pertumbuhan Staphylococcus Propionibacterium acnes. Pengobatan epidermidis dan Propionibacterium acnes. jerawat biasanya menggunakan antibiotik Tujuan dilakukannya penelitian ini yang dapat menghambat inflamasi dan adalah untuk mengetahui aktivitas membunuh bakteri, contohnya Klindamisin. antibakteri dari daun Kenari (Canarium Masalah yang timbul akibat indicum L.) terhadap bakteri Staphylococcus penggunaan antibiotik, maka dicari alternatif epidermidis dan Propionibacterium acnes lain dalam mengobati jerawat yaitu dengan yang dapat menyebabkan infeksi kulit menggunakan bahan - bahan dari alam, khususnya jerawat. Manfaat penelitian ini dengan harapan dapat meminimalkan efek adalah untuk data ilmiah yang dapat samping yang tidak diinginkan seperti yang menambah informasi tentang Daun Kenari terjadi pada pengobatan jerawat dengan sebagai salah satu obat tradisional yang antibiotik atau zat - zat aktif lain mempunyai daya hambat terhadap bakteri (Djajadisastra, 2009). penyebab infeksi kulit serta memberi Berdasarkan beberapa literatur, alternatif bagi masyarakat untuk telah banyak dilaporkan tentang kandungan memanfaatkan tanaman ini dalam mengatasi kimia dari daun kenari spesies genus jerawat. Canarium L. lainnya, diantaranya pada Canarium schweinfurthii (Atile) METODE DAN BAHAN mengandung saponin, tanin, glikosida Jenis dan Desain Penelitian jantung, steroid dan flavonoid sedangkan Jenis penelitian ini adalah alkaloid dan antrakuinon tidak ada (Ngbede penelitian eksperimental yaitu dengan et al., 2008). Pada Canarium odontophyllum melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak mengandung terpenoid, tanin, flavonoid, daun Kenari terhadap Staphylococcus fenol dan saponin sedangkan alkaloid tidak epidermidis dan Propionibacterium acnes. ada (Basri dan Nor, 2014). Pada Canarium Desain penelitian yaitu menggunakan album mengandung flavanoid, triterpena, metode difusi agar (disc diffusion), dimana dan seskuiterpena (Mogana et al., bahan uji yang digunakan adalah ekstrak 2011).Pada Canarium bengalense Daun Kenari (Canarium indicum L.) yang mengandung sabinene, caryophyllene, epi- dibuat dengan beberapa variasi konsentrasi. bisyclosesquiterpene (Thang et al., 2004). Biji, Daun, dan Tempurung dari Tempat Penelitian Kenari digunakan untuk obat kosmetik dan Penelitian ini dilaksanakan di perawatan kulit pada wajah. Kulit batang Laboratorium Fitokimia Farmasi dan kayu digunakan sebagai obat tradisional Laboratorium Mikrobiologi Farmasi untuk sakit dada (Lim, 2012).Akar untuk Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia mengobati sakit kepala serta biji kering Timur Makassar. dimakan untuk menginduksi sterilitas (Quattrocchi, 2012). Alat dan Bahan yang digunakan Berdasarkan penelitian terdahulu Alat-alat yang digunakan : mengemukakan bahwa ekstrak daun kenari Autoklaf, cawan petri, inkubator, efektif menghambat bakteri Staphylococcus alat-alat gelas, jarum ose, LAF (Luminar Air aureus. Selanjutnya hasil penelitian yang Flow), mikro pipet, oven, pinset, paper disk, lainnya pula mengemukakan bahwa ekstrak pipet volume, rotavapor, swab steril,. serbuk Tempurung Kenari pada larutan uji 15% belum berpengaruh dalam menghambat Bahan-bahan yang digunakan : pertumbuhan Staphylococcus aureus. Air steril, alkohol 96%, aluminium Berdasarkan penelitian sebelumnya, foil, daun Kenari, kapas, kontrol positif maka peneliti tertarik melakukan suatu (Klindamisin), larutan NaCl 0,9% steril, penelitian dengan menguji aktivitas daun larutan standar Mc. Farland 0,5, Medium Kenari sebagai antibakteri penyebab jerawat Mueller Hinton Agar (MHA), Medium

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 84

Nutrient Agar (NA), Na. CMC 1%, cakram 3. Pembuatan Suspensi Bakteri disk. a. Komposisi larutan standar Mc. Farland 0,5 adalah BaCl2 0,048 M Penyiapan Bahan Uji sebanyak 0,5 mL dan H2SO4 0,18 M 1. Pengolahan Bahan Uji sebanyak 9,5 mL. Daun Kenari (Canarium b. Bakteri uji yang berumur 24 jam indicum L.) yang telah disortasi basah diambil 1 ose kemudian terlebih dahhulu dibuat menjadi simplisia disuspensikan dengan larutan kering kemudian diekstraksi fisiologis NaCl 0,9% steril hingga menggunakan metode maserasi dengan setara dengan larutan standar Mc. pelarut etanol 96% untuk mendapatkan Farland 0,5. ekstrak kental. 2. Pembuatan Suspensi Bahan Uji Pembuatan Kontrol Positif (Klindamicin) Konsentrasi suspensi 2% b/v, Larutan kontrol positif 4% b/v dan 6% b/v (hasil dari KHM) (klindamisin) dibuat dalam konsentrasi 30 dibuat dengan cara yaitu ekstrak etanol bpj. daun kenari ditimbang sebanyak 2 gram, 4 gram dan 6 gram dalam Na.CMC 1% Pengujian Bahan Uji Dengan Metode pada labu ukur 100 ml. Difusi Agar Medium Mueller Hinton Agar Penyiapan Kultur Bakteri (MHA) dituang secara aseptis kedalam 1. Pengujian Mikroskopik cawan petri steril sebanyak 20 mL dibiarkan Goreskan masing - masing ose memadat. Diinokulasikan suspensi bakteri ke dalam bakteri uji, kemudian masing - Staphylococcus epidermidis dengan masing bakteri tersebut diusapkan diatas menggunakan swab steril lalu dipulaskan objek glass, ditetesi dengan zat warna I secara merata diatas permukaan media. (metilen blue), dibiarkan selama 5 detik, Paper disk yang sudah direndam pada dibilas dengan Alkohol, kemudian masing-masing konsentrasi suspensi ekstrak dipijarkan dengan api. Dilanjutkan daun kenari 2% b/v, 4% b/v dan 6% b/v pewarnaan II (gentian violet) ditetesi dengan kontrol positif (Klindamicin 30 bpj) diatas objek glass, dibiarkan 5 detik, dan kontrol negatif (Na. CMC 1%) dibilas dengan Alkohol, kemudian dimasukkan secara aseptis dengan dipijarkan dengan api. Kemudian diamati menggunakan pinset steril, diinkubasi pada dengan Mikroskop dengan perbesaran suhu 37o C selama 1 x 24 jam (dibuat 3 100x. replikasi). Daerah hambatan yang terbentuk 2. Peremajaan Bakteri diukur dengan menggunakan jangka sorong Bakteri yang digunakan adalah setelah 24 jam. Dilakukan hal yang sama Staphylococcus epidermidis dan untuk bakteri Propionibacterium acnes Propionibacterium acnes dari stok murni dengan menggunakan medium Mueller diambil 1 ose, lalu diinokulasi pada Hinton Agar (MHA). media nutrient agar miring, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.

Tabel 1. Kategori penghambatan antimikroba berdasarkan diameter zona hambat menurut Davis and Stout (1971) Diameter (mm) Respon Hambatan Pertumbuhan ≤ 5 mm Lemah 5 – 10 mm Sedang 10 – 20 mm Kuat ≥ 20 mm Sangat Kuat Sumber : Ambarwati, 2007. . Analisis Data konsentrasi ekstrak daun Kenari beserta Data yang diperoleh berupa kontrol positif dan negatif dianalisis secara diameter zona hambatan dari tiap statistik dengan aplikasi SPSS (Statistical

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 85

Package for Social Science) for Windows® HASIL DAN PEMBAHASAN dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Hasil Penelitian dan Sharpiro-Wilk apabila hasil yang Berdasarkan hasil uji aktivitas diperoleh tidak normal dan tidak homogen antibakteri ekstrak daun Kenari (Canarium maka dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis indicum L.) terhadap Staphylococcus dan uji lanjutan Mann Whitney. epidermidis dan Propionibacterium acnes dengan masa inkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37OC diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 1 Gambar 2

Keterangan : Gambar 1 : Hasil zona hambatan ekstrak daun Kenari terhadap Staphylococcus epidermidis setelah masa inkubasi 1 x 24 jam. Gambar 2 : Hasil zona hambatan ekstrak daun Kenari terhadap Propionibacterium acnes setelah masa inkubasi 1 x 24 jam.

Tabel 2. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Kenari (Canarium indicum L.) Terhadap Staphylococcus epidermidis. Diameter Zona Hambatan (mm) Bakteri Uji Kontrol Negatif Ekstrak 2% Ekstrak 4% Ekstrak 6% Kontrol Positif (-) (+) Staphylococcus 6 18,57 19,32 23,37 25,58 epidermidis 6 19,61 20,37 23,37 24,57 6 18,82 19,25 23,60 25,58 Jumlah (Σ) 18 57 58,94 70,34 75,53 Rata – rata 6 19 19,64 23,44 25,24 Sumber : Data primer

Tabel 3. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Kenari (Canarium indicum L.) Terhadap Propionibacterium acnes.

Diameter Zona Hambatan (mm) Bakteri Uji Kontrol Ekstrak Ekstrak Ekstrak Kontrol Positif Negatif (-) 2% 4% 6% (+)

Propionibacterium 6 17,56 20,59 22,4 18,27 acnes 6 17,81 22,35 25,38 17,81 6 16,73 18,31 21,83 19,07 Jumlah (Σ) 18 52,1 61,25 69,61 55,15 Rata – rata 6 17,36 20,41 23,30 18,38 Sumber : Data primer

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 86

.

Gambar 3 Gambar 4 Keterangan : Gambar 3 : Hasil pewarnaan Gram bakteri Staphylococcus epidermidis dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x Gambar 4 : Hasil pewarnaan Gram bakteri Propionibacterium acnes dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x

Tabel 4. Hasil Pengujian Mikroskopik dan Identifikasi Staphylococcus epidermis dan Propionibacterium acnes. Bakteri Uji Pengujian Mikroskopik Hasil Identifikasi Keterangan Diusapkan diatas objek glass, ditetesi dengan zat Kecil, berbentuk bulat A metilen blue, dibiarkan (coccus), rangkaian tidak Staphylococcus selama 5 detik, dibilas beraturan seperti anggur epidermidis dengan Alkohol, dipijarkan dengan api. Kemudian pewarnaan II (gentian violet) ditetesi diatas objek Propionibacterium Kecil, berbentuk batang B glass, dibiarkan 5 detik, acnes tak teratur, berspora, dibilas dengan Alkohol, kemudian dipijarkan dengan api. Sumber : Data Primer

Pembahasan Berdasarkan literatur, telah banyak Pohon Kenari lebih dikenal sebagai dilaporkan tentang kandungan kimia dari penghasil biji dari pada penghasil kayu, daun kenari spesies genus Canarium L. pohonnya cukup besar dengan tinggi hingga lainnya, diantaranya pada Canarium 45 m dan diameter 70 cm. Kayu gubalnya schweinfurthii (Atile) mengandung saponin, putih sedangkan terasnya coklat tua. tanin, glikosida jantung, steroid dan Daunnya majemuk menyirip ganjil, terdiri flavonoid sedangkan alkaloid dan atas 4-5 pasang anak daun yang berbentuk antrakuinon tidak ada. Pada Canarium jorong memanjang dengan permukaan daun odontophyllum mengandung terpenoid, licin dan mengkilat.Perbungaannya tanin, flavonoid, fenol dan saponin berbentuk malai yang letaknya pada bagian sedangkan alkaloid tidak ada. Pada ujung ranting, buahnya hijau berbentuk bulat Canarium album mengandung flavanoid, telur, bijinya mempunyai tempurung yang triterpena, dan seskuiterpena.Pada Canarium keras. Menurut literatur klasifikasi dari bengalense mengandung sabinene, pohon kenari tersebut yakni : Kingdom : caryophyllene, epi-bisyclosesquiterpene. Plantae, Divisi : Magnoliophyta, Sub Divisi : Penggunaan kandungan zat kimia sebagai Spermatophyta, Ordo : , Kelas : salah satu cara untuk menentukan hubungan Magnoliopsida, Famili : , Genus kekerabatan jenis (inter-specific) dan di : Canarium, Spesies : Canarium indicum L. bawah tingkat jenis (infra-specific) disebut kemotaksonomi (Stuessy, 1989). McNair

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 87

(1935) menyatakan bahwa semakin dekat Pada uji aktivitas antibakteri hubungan kekerabatan (taxa) menghasilkan metode yang digunakan adalah metode kandungan kimia yang lebih difusi agar.Hasil daya uji antibakteri mirip.Berdasarkan metode kemotaksonomi didasarkan pada pengukuran Diameter kemungkinan kandungan kimia daun kenari Daerah Hambat pertumbuhan bakteri yang mirip pada spesies genus Canarium indicum terbentuk di sekeliling kertas cakram.Bakteri L. lainnya. yang digunakan, sebelumnya dilakukan Biji, Daun, dan Tempurung dari peremajaan terlebih dahulu untuk Kenari digunakan untuk obat kosmetik dan meregenerasi bakteri agar diperoleh bakteri perawatan kulit pada wajah. Kulit batang yang muda dan tidak terkontaminasi.Media kayu digunakan sebagai obat tradisional agar yang digunakan untuk peremajaan untuk sakit dada. Akar untuk mengobati bakteri dan pengujian bakteri adalah sakit kepala serta biji kering dimakan untuk Medium Mueller Hinton Agar (MHA). menginduksi sterilitas. Bakteri hasil peremajaan kemudian dibuat Tujuan dari penelitian ini adalah suspense bakteri dengan melarutkan masing untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari - masing ose bakteri kedalam NaCL 0,9% Daun Kenari (Canarium indicum L.) sampai kekeruhannya sama dengan dengan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis standar 0,5 Mc Farland. dan Propionibacterium acnes yang dapat Metode pengujian yang dilakukan menyebabkan infeksi kulit. Manfaat dari adalah cara gores. Medium Mueller Hinton penelitian ini adalah untuk memperoleh data Agar (MHA) dituang secara aseptik di dalam ilmiah yang dapat menambah informasi cawan petri dan dibiarkan memadat, tentang daun Kenari sebagai salah satu obat kemudian suspensi bakteri diusapkan diatas tradisional yang mempunyai daya hambat permukaan medium Mueller Hinton Agar terhadap bakteri penyebab infeksi kulit serta (MHA). Cawan petri yang sudah beisi memberi alternatif bagi masyarakat untuk bakteri tadi, kemudian ditaruh beberapa disc memanfaatkan tanaman ini dalam mengatasi yang masing - masing berisi kontol positif jerawat. (Klindamisin), kontrol negatif Pada penelitian ini daun kenari (Na.CMC1%), dan disc yang berisi larutan yang sudah mengalami pengeringan dan uji dengan konsentrasi 2%, 4%, dan 6%. menghasilkan 250 gram simplisia kering, Hasil pengukuran diameter daerah selanjutnya dilakukan proses ekstraksi hambat menunjukan perbedaan pada tiap - secara maserasi daun kenari diekstraksi tiap konsentrasi.Hal ini disebabkan karena dengan 4 liter pelarut etanol 96% dengan adanya perbedaan konsentrasi zat cara direndam selama 5 hari sambil sesekali aktif.Peningkatan konsentrasi pada dilakukan pengadukan. Hasil ekstraksi umumnya akan diikuti dengan peningkatan diuapkan dengan menggunakan alat diameter zona hambatan sebagaimana rotavapor dan dilanjutkan dengan penguapan dikemukakan Pelczar (1998) bahwa diatas penangas air untuk menghilangkan konsentrasi dan bahan kimia akan sisa etanol yang ada pada ekstrak kental mempengaruhi mikroorganisme dimana daun Kenari. konsentrasi tertinggi akan menyebabkan Bakteri uji yang dibiakan untuk kematian mikroorganisme. Akan tetapi zona penelitian ini adalah bakteri Staphylococcus hambatan yang terbentuk tidak selalu epidermidis dan Propionibacterium acnes mengikuti kaidah ini, karena beberapa faktor yang sebelumnya telah dilakukan pengujian dapat mempengaruhi hasil pengujian daya mikroskopik. Hasil pewarnaan Gram hambat yaitu kemampuan dan laju difusi terhadap bakteri tersebut ditunjukkan pada bahan aktif pada medium, laju pertumbuhan gambar 3 dan 4 dibawah mikroskop dengan mikroorganisme, kepekaan mikroorganisme perbesaran 100x, dimana untuk bakteri terhadap zat aktif, serta ketebalan dan Staphylococcus epidermidis didapatkan hasil viskositas medium. identifikasi, berbentuk bulat (coccus), kecil, Hasil pengukuran diameter zona rangkaian tidak beraturan seperti anggur hambatan ekstrak daun Kenari (Canarium sedangkan Propionibacterium acnes indicum L.) terhadap Staphylococcus berbentuk batang tak teratur, kecil, berspora. epidermidis pada inkubasi 1 x 24 jam didapatkan rata – rata zona hambat untuk

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 88 ekstrak daun kenari dengan konsentrasi 2% zona hambatan sebesar 25,24 mm sedangkan b/v sebesar 19 mm. Konsentrasi 4% b/v untuk kontrol negatif yang digunakan sebesar 19,64 mm, dan konsentrasi 6% b/v adalah Na. CMC 1 % dengan zona hambatan sebesar 23,44 mm. Untuk Kontrol positif sebesar 6 mm.Untuk lebih jelasnya dapat yang digunakan adalah Klindamisin dengan dilihat pada histogram Column berikut :

Diamter Zona Hambat Ekstrak Daun Kenari Terhadap Staphylococcus epidermidis

25

20 15 20.41 23.3 18.38 17.36 10 5 6

Zona Hambatan Zona 0 Kontrol 2% b/v 4% b/v 6% b/v Kontrol (-) (+) Konsentrasi

Hasil pengukuran diameter zona 23,30 mm. Untuk Kontrol positif yang hambatan ekstrak daun Kenari (Canarium digunakan adalah Klindamisin dengan zona indicum L.) terhadap Propionibacterium hambatan sebesar 18,38 mm sedangkan acnes pada inkubasi 1 x 24 jam didapatkan untuk kontrol negatif yang digunakan rata – rata zona hambat untuk ekstrak daun adalah Na. CMC 1 % dengan zona hambatan kenari dengan konsentrasi 2% b/v sebesar sebesar 6 mm.Untuk lebih jelasnya dapat 17,36 mm. Konsentrasi 4% b/v sebesar dilihat pada histogram Column berikut : 20,41 mm, dan konsentrasi 6% b/v sebesar

Diamter Zona Hambat Ekstrak Daun Kenari Terhadap Propionibacterium acnes

25 20 23.3 20.41 15 17.36 18.38 10 5 6 Zona Hambatan Zona 0 Kontrol 2% b/v 4% b/v 6% b/v Kontrol (-) (+) Konsentrasi

Hasil yang didapatkan menunjukkan sehingga dimungkinkan ekstrak daun Kenari bahwa ekstrak daun Kenari (Canarium berpotensi sebagai bahan alam yang dapat indicum L.) memiliki kemampuan dijadikan dasar pengobatan. Adapun kontrol menghambat pertumbuhan Staphylococcus positif yang digunakan dalam penelitian ini epidermidis maupun Propionibacterium dalah Klindamisin yang dapat diartikan acnes, ini terlihat jelas dari zona hambat memiliki kemampuan menghambat terhadap yang terbentuk di kedua bakteri tersebut

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 89 kedua bakteri dan sesuai dengan fungsi (0,127) atau P (≥0,05). Berdasarkan analisis Klindamisin sebagai antibiotik. Mann - Whitney maka disimpulkan bahwa Untuk mengetahui adanya ada perbedaan antar perlakuan dengan perbedaan bermakna pada setiap kelompok kontrol negatif, berarti perlakuan bahan uji perlakuan dalam menghambat pertumbuhan memberikan pengaruh terhadap zona hambat bakteri Staphylococcus epidermidisdan pertumbuhan bakteri uji. Propionibacterium acnes maka dilakukan Aktivitas perlakuan bahan uji analisis statistik Kruskall Wallis dan terhadap Staphylococcus epidermidis dilanjutan uji Mann - Whitney dengan konsentrasi 2% dengan 4% menunjukkan menggunakan aplikasi SPSS 16. Data zona hambat yang tidak berbeda namun dianalisis dengan statistik secara Kruskall masih signifikan dengan konsentrasi 6% dan Wallis jika data tidak memenuhi uji kontrol positif. Sehingga perlakuan parametrik yaitu varian data tidak homogen konsentrasi 6% memberikan efektivitas yang atau data tidak terdistribusi secara normal, optimal dalam penelitian ini. sehingga dilakukan terlebih dahulu uji Aktivitas perlakuan bahan uji normalitas dan uji homogenitas. terhadap Propionibacterium acnes Uji normalitas dengan metode konsentrasi 2% dan 4% tidak berbeda nyata Shapiro-Wilk menunjukkan nilai sig sebesar dengan perlakuan kontrol positif. Demikian P=0.002 atau P≤0,05 terhadap bakteri pula konsentrasi 4% dengan 6% tidak Staphylococcus epidermidis, dan bakteri berbeda nyata. Sehingga dapat dinyatakan Propionibacterium acnes menunjukkan nilai bahwa perlakuan ekstrak daun Kenari sig sebesar P=0.007 atau P≤0,05 yang konsentrasi 4% telah memberikan efektivitas mengartikan data yang diperoleh yang optimal dalam penelitian ini. Secara terdistribusi secara tidak normal. Uji umum, berdasarkan Statistik pemberian Homogenitas dengan metode Statistik ekstrak daun kenari lebih efektif terhadap Levene menunjukkan nilai sig sebesar bakteri Propionibacterium acnes. P=0,013 atau P≤0,05 terhadap Staphylococcus epidermidis dan bakteri PENUTUP Propionibacterium acnes menunjukkan nilai Kesimpulan sig sebesar P=0,048 atau P≤0,05 yang 1. Ekstrak daun Kenari (Canarium mengartikan data tidak homogen. Karena indicum L.) memiliki aktivitas data tidak normal dan tidak homogen maka antibakteri terhadap Staphylococcus uji statistik yang dilakukan dengan metode epidermidis dan Propionibacterium non parametrik Kruskall Wallis. Hasil acnes analisis statistik dengan uji Kruskal Wallis 2. Aktivitas antibakteri daun Kenari terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis (Canarium indicum L.) dengan menunjukkan nilai sig P=0.010 atau konsentrasi 2%, 4% dan 6% P≤0,05dan bakteri Propionibacterium acnes memberikan zona hambat masing- menunjukkan nilai sig P=0.012 atau P≤0,05 masing sebesar 19 mm, 19,64 mm, dan yang mengartikan terdapat perbedaan 23,44 mm terhadap Staphylococcus kemampuan dalam menghambat epidermidis. Aktivitas antibakteri daun pertumbuhan Staphylococcus epidermidis Kenari (Canarium indicum L.) dengan dan Propionibacterium acnes pada konsentrasi 2%, 4% dan 6% kelompok perlakuan. Untuk mengetahui memberikan zona hambat masing- adanya perbedaan jika dibandingkan antar masing sebesar 17,36 mm, 20,41 mm, kelompok maka dilakukan uji lanjutan dan 23,30 mm terhadap dengan metode analisis uji Mann - Whitney. Propionibacterium acnes. Pada bakteri Staphylococcus epidermidis konsentrasi 2% dengan 4% non Saran signifikan masing - masing nilai P (0,275) Perlu dilakukan pengujian lebih atau P (≥0,05), selanjutnya pada bakteri lanjut untuk mengetahui aktivitas antibakteri Propionibacterium acnes konsentrasi 2% ekstrak daun kenari (Canarium indicum L.) non signifikan dengan nilai P (0,077) atau P terhadap bakteri Gram negative dan perlu (≥0,05) dan konsentrasi 4% dan 6% non dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap signifikan dengan masing - masing nilai P

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 90 ekstrak daun kenari dengan masa inkubasi antimicrobial properties of natural 3x24 jam. compounds of origin: current methods and future trends. African Journal of Biotechnology 2008; 7 DAFTAR PUSTAKA (12)

Ngbede, J., Yakbu, R.A, &Nyam, D.A. Ambarwati. 2007. Efektivitas Zat Antibakteri 2008. Pytochemical Screening for Biji Mimba (Azadirchta indica) untuk Active Compound in Canarium menghambat Pertumbuhan shweinfurthii (Atile) Leaves from Jos Salmonella thyposa dan North, Plateau State, Nigeria. Staphylococcus aureus. Journal of Research Journal of Biological Biodiversitas. V. 8 : 3 Science. Vol. 3 (9) : 1076 - 1078. Basri, D.F. &Nor, N.H.M. 2014. Nilsson, Lars, Flock, Pei, Lindberg, dan Phytoconstituent Screening and Guss.,1998, A Fibrinogen - Binding Antibacterial Activity of the Leaf Protein of Staphylococcus Extracts from Canarium epidermidis, Infection and Immunity, odontophyllum Miq. Americam 66 (6) : 2666 – 2673 Journal of Plant Science.Vol. 5: 2878-2888. Okoli, R.I., A. A. Turay., J.K Mensah and Dewi F.K. 2010.Aktivitas Antibakteri A.O. Aigbe. 2009. Phytochemical and Ekstrak Etanol Buah Mengkudu Antimicrobial Properties of Four Terhadap Bakteri Pembusuk Daging Herbs From Edo State, Nigeria. Segar. Jurusan Biologi MIPA, Univ. Report and Opinion. 1 (5) : 67-73. Sebelas Maret. Surakarta. ISSN: 1553-973. Khan, Z.Z; Assi M. & Moore, T.A Oyen LPA. 1999.Cimbopogon citrates (DC) 2009.Recurent Epidural Abcess Staff. Didalam : Oyen LPA. Nguyen Caused by Propionibacterium acnes. XD, editor. Plant resources of South - Khansas Journal of Medicine : 92 - East Asia No 19.Esential Oil 95. Plant.Bagor.Prosea Bogor Indonesia. Saising, J.; Hiranrat, A.; Mahabusarakan, Lim, T.K. 2012. Edible Medicinal and Non- W.; Ongsakul, M. & medicinal Volume 1, Fruits. Voravuthikunchai, New York: Springer S.P.208.Rhodomyrthone from Science+Business Media. Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Matsyoh, Lex G., et al. 2014. Antimicrobial Hassk.As a Natural Antibiotic for Assay and Phyto-cemical Analysis of Staphylococcus Cutaneous Solanum nigrum Complex Growing Infection.Journal of Health Science, in Kenya.African Journal of 54(5) 589 - 595. Microbiology Research.Vol. 8 (50). Suprianto 2008.Fakultas Matematika dan McNair, J.B. 1935. Angiosperm Phylogeny Ilmu Pengetahuan Alam.Institut on Chemical Basis.Bull Torrey Pertanian Bogor. Bot.Club. Vol. 62: 515-32 Syahrurachman, A.dkk. 1994. Buku Ajar Mogana, R., Jin, K.T., &Wiart, C. 2011. In Mikrobiologi Kedokteran. Edisi Vitro Antimicrobial, Antioxidant Revisi. Binarupan Aksara, Jakarta. Activities and Phytochemical Thang, T.D., Luu, H.V., & Dung, N.X. Analysis of Canarium patentinervium 2004.Chemical Composition of the Miq.From Malaysia.Biotechnology Leaf Oil of Canarium bengalense Research International.Vol.2011. Roxb.From Vietnam.J Essent Oil Bear Plants. Vol.7 (1):43 – 48 Ncube NS, Afolayan AJ, Okoh AI.Assessment techniques of

Media Farmasi Vol. XIII. No. 2. November 2017 91