Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

ANALISIS PRODUK TOTAL BANGKIT KHAS USAHA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA (UP2K) KEMBANG MELATI DI KOTA PEKANBARU

Annisa Mardatillah Dosen Program Studi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Riau Email : [email protected]

Abstract

The research was conducted on Enterprise Income Families (UP2K) Jasmine Flower making this rise is a company engaged in the field of small and medium industries, which aims at realizing the typical work of regional specialties Riau. Making rise has worked or has received direct aid to the government of industry ranging from the capital to the machine tool to process this produksi.Penelitian view of six indicators of Goods, Packaging, Brand, Label, service, and warranty. Analysing the total product aims to defend the existence of the company, despite high levels of competition that exist today. With the increasing development of the times, the more stringent of competition that exist among businesses. The purpose of research is to analyze the Total Product Jasmine Flower Cake Risen UP2K to increase the number of customers and the quality of taste through the products manufactured. In this study the authors use different types and sources of data are primary data and secondary data. Primary data is data obtained directly from the object of study that includes data on the number of population, the questionnaire data, interview data and other data deemed necessary. Secondary data is data obtained directly from the company research. And using a second sampling technique is a technique for sampling census accidental sampling. The results of the six indicators is Good Enough, it shows that the cake is risen Typical Processing Riau UP2K Jasmine Flower in Pekanbaru City must continue to increase the total product better future. Keywords: Cake Risen, UKM, Products Total

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan pada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) Kembang Melati pembuatan kue bangkit ini merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri kecil menengah, yang bertujuan untuk mewujudkan karya khas makanan khas daerah Riau. Pembuatan kue bangkit telah bekerjasama atau telah mendapat bantuan langsung dengan pemerintah perindustrian mulai dari permodalan hingga alat mesin untuk proses produksi.Penelitian ini melihat dari 6 indikator yaitu Barang, Kemasan, Merek, Label, Pelayanan, dan Jaminan. Melakukan Analisis produk total bertujuan untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, mengingat tingginya angka persaingan yang ada saat sekarang ini. Dengan semakin tingginya perkembangan zaman maka semakin ketat pula persaingan yang ada dikalangan pelaku bisnis. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis Produk Total Kue Bangkit UP2K Kembang Melati untuk meningkatkan jumlah pelanggannya maupun kualitas rasa melalui produk yang diproduksi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis dan sumber data yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang meliputi data jumlah populasi, data kuesioner, data hasil wawancara serta data lain yang dianggap perlu. Data skunder adalah data yang diperoleh langsung dari perusahaan tempat penelitian. Dan menggunakan 2 teknik penarikan sampel yaitu teknik sensus untuk penarikan sampel accidental sampling. Hasil penelitian dari 6 indikator tersebut adalah Cukup Baik, semua itu menunjukan bahwa Pengolahan Kue Bangkit Khas Riau UP2K Kembang Melati di Kota Pekanbaru harus terus berupaya meningkatkan Produk Total yang lebih baik ke depannya. Kata Kunci : Kue Bangkit, UKM, Produk Total

37

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

PENDAHULUAN Latar Belakang dan sebagainya. Namun demikian dari Usaha bisnis dalam era globalisasi sekian banyak makanan khas Riau tersebut saat ini menunjukkan angka persaingan yang belumlah mampu mengalahkan kepopuleran semakin pesat di tandai dengan tingkat Sanjai, dimana para pendatang yang persaingan produk yang tinggi dan ketat, ingin kembali ke daerahnya tidak ada keadaan tersebut menyebabkan industri pada merasa harus membawa oleh-oleh yang khas umumnya berusaha untuk mempertahankan Riau. Hal ini disebabkan belum diproduksi kelangsungan hidup, mengembangkan secara optimal dan profesional sehingga usaha, memperoleh laba optimal serta dapat makanan khas Riau tersebut sulit didapat memperkuat posisi dalam menghadapi selain itu jikapun tersedia harga yang pesaing dimana untuk mencapai tujuan ditawarkan biasanya masih cukup tinggi dan tersebut tidak terlepas dari usaha pemasaran. kualitas produknya masih rendah. Salah satu Dalam menghadapi hal ini sektor usaha produk hasil industri usaha kecil menengah bisnis mulai dari sektor pasar industri di Kota Pekanbaru adalah produk kue manufaktur hingga pada sektor pasar bangkit yang merupakan salah satu produk industri usaha kecil menengah (UKM) perlu pangan lokal daerah Riau. Kue Bangkit melakukan strategi pemasaran yang tepat Khas Riau yang merupakan salah satu untuk menentukan keberhasilan penjualan pilihan makanan khas Riau yang dicoba Menurut Thoha (2000), beberapa kelemahan untuk diangkat dan diperkenalkan ke UKM lainnya adanya kurangnya masyarakat sebagai makanan khas Riau saat kemampuan menghasilkan produk bermutu itu. dan sesuai selera pasar, suka meniru dan Saat ini dengan semakin banyaknya lemah dalam inovasi serta kurang mampu bermunculan produk makanan sejenis yang melihat peluang-peluang baru, dan tidak lebih moderen dan bercita rasa moderen didukung pemasaran yang baik sehingga membuat masyarakat berubah, selera pun produk kurang dikenal pasar. Jika ikut berubah, begitu juga dengan cita perusahaaan tidak peka terhadap apa yang rasanya. Semakin lama kue bangkit semakin dibutuhkan konsumen, maka dapat kurang diminati khususnya oleh para dipastikan bahwa perusahaaan akan generasi muda. Hal ini disebabkan karena kehilangan banyak kesempatan untuk banyaknya pilihan alternatif dari produk mendapatkan konsumen. Menurut (Tjiptono, makanan yang menawarkan produk yang 1997;95) produk merupakan segala sesuatu tidak kalah berkualitasnya.Mempertahankan yang dapat ditawarkan produsen untuk keberlanjutan kue bangkit khas riau adalah diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, suatu keharusan karena produk ini adalah digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai produk pangan khas riau yang harus terus pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar dipertahankan dan ditingkatkan yang bersangkutan. Dari hasil definisi kepopulerannya ditingkat lokal, nasional tersebut maka jelas bahwa konsep produk maupun internasional. total sangat mempengaruhi keputusan Berdasarkan informasi/data yang pembelian suatu produk. Pada dasarnya diperoleh dari Dinas Perindustrian dan keputusan konsumen untuk membeli dan Perdagangan Kota Pekanbaru Usaha Kecil mengkonsumsi suatu produk tertentu sangat Menengah yang ada di Kota Pekanbaru dipengaruhi oleh atribut yang melekat pada adalah sebanyak 322 UKM formal (yang produk tersebut, karena tidak mungkin mempunyai izin) dari tahun 2010- 2012 dari seorang konsumen membeli suatu produk berbagai jenis usaha yang ada di Kota tanpa mengetahui keunggulan produk Pekanbaru. Dinas Perindustrian dan tersebut. Perdagangan Kota Pekanbaru telah Di Riau memiliki banyak makanan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada yang merupakan ciri khas suatu daerah Usaha Kecil Menengah sebanyak 150 Usaha misalnya Bengkalis dengan lempuknya, Kecil Menengah yang terfokus di bidang Kampar identik dengan makanan pangan. Anggaran pembinaan dan pelatihan 38

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419 serta bantuan peralatan diberikan oleh Dinas terminal dan tempat-tempat keramaian Perindustrian dan Perdagangan kepada lainnya. Usaha Kecil Menengah pada APBD Kota Respon masyarakat terhadap kue Pekanbaru tahun 2012-2013 sebesar bangkit saat ini cukup baik. Awalnya jumlah Rp1.457.731.207 milyar. Kota Pekanbaru produksi kelompok UP2K Kue bangkit mempunyai unit usaha industri kecil dan Kembang Melati perbulannya mampu rumah tangga yang tersebar di 12 kecamatan mencapai 2500 kg tepung sebagai bahan antara lain : Industri pangan / makanan dan baku. Namun seiring dengan tumbuhnya minuman, Industri tekstil / pakaian jadi / persaingan dari beberapa produk yang kulit, Industri kayu dan barang dari kayu, sejenis membuat kue bangkit khas Riau ini Industri karet, barang dari karet, dan barang mengalami pasang surut. Saat ini dalam dari plastik, Industri percetakan dan satu hari biasanya dapat membuat kue reproduksi media rekaman,Industri perabot minimal sebanyak 28 bungkus dengan 5 rumah tangga. Salah satu nya adalah industri resep atau setara dengan 5 kg. Hal ini diluar pangan khas Riau, produk kue bangkit khas adanya tambahan pesanan dari berbagai Riau hingga saat ini dihasilkan oleh tempat yang akan meningkatkan jumlah beberapa pengusaha kue bangkit yang masih produksi harian. Pada bulan tertentu cukup aktif memproduksi panganan ini, terutama menjelang hari besar keagamaan seperti UP2K Kembang Melati, Syempana jumlah produksi meningkat melebihi dari dan lain-lain. Dari kelompok usaha pangan bulan-bulan biasa. Jenis kue bangkit yang kue bangkit khas Riau tersebut peneliti dihasilkan saat ini bermacam rasa yaitu ; tertarik melakukan penelitian pada rasa jeruk purut, rasa coklat, rasa spekuk, Kelompok UP2K Kue Bangkit Kembang rasa kacang, rasa nangka, rasa , rasa Melati karena Kelompok UP2K Kembang jahe, rasa mocca, rasa kelapa, rasa pandan, Melati merupakan pelopor ketika itu yang rasa . berani menjawab tantangan dan menangkat Produk total dianggap merupakan peluang dengan kue khasnya Kue Bangkit. unsur paling penting dalam proses Perkembangan usaha kelompok ini dimulai pemasaran. Dengan mengetahui produk total Desember tahun 1986 dari tahun ke tahun yang paling penting bagi konsumen, terus berkembang pesat hingga saat ini hal perusahaan dapat membuat kombinasi ini terbukti dengan jumlah produksi dan produk total atau karakteristik produk yang permintaan yang terus meningkat. Dari sesuai dengan keinginan konsumen sasaran. UP2K Kue Bangkit Kembang Melati mudah Pengetahuan tersebut dapat dijadikan dasar ditemui dan diperoleh dimana-mana seperti kegiatan pengembangan atau di supermarket, Plaza, pasar buah, bandara, penyempurnaan produk dimasa yang akan datang.

Tabel: 1. Jenis Harga dan Produk Kue Bangkit Kembang Melati Kemasan Kotak Besar Kotak Kecil Plastik (4ons) Harga Rp. 27.000,00 Rp. 20.000,00 Rp. 24.000,00 Sumber : Kue Bangkit Kembang Melati 2015

Dari uraian diatas dapat disimpulkan masih standar karena sebagian besar masih beberapa fenomena yang terjadi dalam menggunakan alat tradisional; Kemasan permasalahan tersebut, yaitu: Target yang digunakan masih standar, kurang penjualan belum tercapai dengan maksimal menarik dan bervariasi; Citra rasa produk karena adanya ketidakstabilan produksi yang masih konvensional masih harus yaitu pengolahan kue bangkit Kembang menyesuaikan dengan citra rasa produk Melati hanya mengalami peningkatan moderen. produksi pada saat liburan atau hari besar Berdasarkan fenomena yang lainnya; Mesin / alat pengolahan dikemukakan di atas, maka penulis pengoprasian kue bangkit Kembang Melati bermaksud ingin mengetahui Produk Total 39

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

Kue Bangkit, maka peneliti tertarik untuk penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, melakukan penelitian dengan judul : dan pengawasan program-program yang “Analisis Produk Total Kue Bangkit Pada bertujuan menimbulkan pertukaran dengan Kelompok UP2K Kembang Melati di pasar yang dituju dengan maksud untuk Kota Pekanbaru ” mencapai tujuan perusahaan”. Untuk keberhasilan kegiatan Perumusan Masalah manajemen pemasaran pada sebuah Berdasarkan fenomena yang terjadi perusahaan, maka perlu masukan misalnya di latar belakang, maka peneliti mengajukan berasal dari informasi kegiatan yang berjalan masalah pokok dalam penelitian yaitu di lapangan. Bagaimanakah Produk Total produk kue Menurut William J Stanton (Buchari bangkit pada Kelompok UP2K Kembang Alma, 2002;131), “Proses manajemen Melati di Kota Pekanbaru ? pemasaran akan lebih meningkatkan efisiensi dan aktifitas dengan cara (1) Tujuan dan Kegunaan Penelitian kegiatan pemasaran pada sebuah perusahaan Tujuan Penelitian harus dikoordinasi, dikelola dengan sebaik- Tujuan dari penelitian ini adalah baiknya. (2) Menejer pemasaran harus untuk mengetahui Analisis Produk Total memainkan peran penting dalam yang digunakan dalam memasarkan produk merencanakan perusahaan. kue bangkit pada Kelompok UP2K Umumnya orang beranggapan Kembang Melati di Kota Pekanbaru. bahwa manajemen pemasaran berkaitan Kegunaan Penelitian dengan upaya pencarian pelanggan dalam Kegunaan penelitian ini adalah : jumlah besar untuk menjual produk yang a. Penelitian ini diharapkan dapat telah dihasilkan perusahaan. Tetapi mengembangkan ilmu administrasi bisnis pandangan ini terlalu sempit karena biasanya khususnya di bidang pemasaran dan jasa. suatu organisasi (perusahaan) akan b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi menghadapi kondisi permintaan terhadap sumber informasi bagi Kelompok UP2K produknya, mungkin permintaannya cukup, Kembang Melati di Kota Pekanbaru permintaanya tidak teratur atau terlalu untuk dapat mengembankan usaha nya. banyak permintaan, sehingga manajemen c. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pemasaran harus mencari jalan untuk pihak sebagai bahan referensi bagi pihak mengatasi keadaan permintaan yang lain dalam penelitian selanjutnya dengan berubah-ubah ini. objek yang sama. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen pemasaran STUDI KEPUSTAKAAN adalah suatu seni dan ilmu dalam Manajemen Pemasaran merencanakan, mengarahkan, mengawasi Sedangkan menurut Buchari Alma seluruh kegiatan pemasaran baik dalam (2002;130) “Manajemen pemasaran adalah memilih pasar sasaran dan mendapatkan, proses untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga dan menumbuhkan pelanggan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dengan menciptakan, mengkomunikasikan dilakukan oleh individu atau oleh nilai pelanggan yang unggul. perusahaan”. Lebih lanjut, Buchari Alma Pengertian Pemasaran menjelaskan, “Manajemen pemasaran Swasta dan Hani Handoko (2002;4) adalah kegiatan menganalisis, mendefinisikan “Pemasaran sebagai suatu merencanakan, mengimplementasikan, dan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang mengawasi segala (program) guna dibutuhkan untuk merencanakan, memperoleh tingkat pertukaran yang menentukan harga, mempromosikan dan menguntungkan dengan pembeli sasaran mendistribusikan barang dan jasa yang dapat dalam rangka mencapai tujuan organisasi. memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang Swasta (2000;4) mengemukakan ada maupun pembeli potensial”. “Manajemen pemasaran adalah

40

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

Kotler menjelaskan bahwa dibutuhkan dan akan dikonsumsikan oleh pemasaran adalah suatu proses sosial dan pelanggan dari setiap produk; Produk manajerial di mana individu dan kelompok generik, yaitu produk dasar yang mampu mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan memenuhi fungsi produk yang paling dasar inginkan melalui penciptakan, dan (rancangan produk minimal dapat pertukaran produk dan nilai satu sama lain berfungsi); Produk harapan, yaitu produk (dalam Tjiptono dkk, 2008;3). Berkaitan formal yang ditawarkan dengan berbagai dengan pemasaran, maka tidak akan terlepas atribut dan kondisinya secara normal (layak) dengan istilah konsep pemasaran. diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Swastha (2000;17) mendefinisikan a. Produk pelengkap, yaitu berbagai “konsep pemasaran sebagai faktor yang atribut produk yang dilengkapi atau paling penting dalam mencapai keberhasilan ditambahi berbagai manfaat dan tersebut kita harus mengetahui adanya cara layanan, sehingga dapat memberikan dan filsafah yang terlibat didalamnya, tambahan kepuasan dan bisa dibedakan karena konsep pemasaran adalah suatu dengan produk pesaing. filsafah bisnis yang menyatakan bahwa b. Produk potensial, yaitu segala macam pemuasan kebutuhan konsumen merupakan tambahan dan perubahan yang mungkin syarat ekonomi dan sosial bagi dikembangkan untuk suatu produk di kelangsungan hidup perusahaan”. masa mendatang. Masih menurut Swastha (2000;18) konsep pemasaran terbagi menjadi tiga Tjiptono (1997;98) Produk dapat di unsur pokok, yaitu : Orientasi Konsumen; klasifikasikan ke dalam dua kelompok Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan.; utama yaitu : Barang (Non-durable Goods Mendapatkan laba melalui pemuasan dan Durable Goods) dan Jasa (Services). konsumen. 1. Kualitas Produk Menurut Kotler dan Armstrong Pengertian Produk (Terjemahan, 2004;283) arti dari kualitas Kotler mengatakan bahwa produk produk adalah kemampuan sebuah produk merupakan sebagai segala sesuatu yang dalam memperagakan fungsinya, hal itu dapat ditawarkan kepada pasar untuk termasuk keseluruhan durabilitas, mendapatkan perhatian, keahlian, kegunaan, reliabilitas, ketepatan, kemudahan atau konsumsi yang memuaskan keinginan pengoperasian dan reparasi produk juga atau kebutuhan (dalam Rangkuti, 2009;126). atribut produk lainnya. Menurut Stanton, (1996;222) suatu Menurut Mullins, Orville, Larreche, produk adalah kumpulan dari atribut-atribut dan Boyd (2005;422) apabila perusahaan yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di ingin mempertahankan keunggulan dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas kompetitifnya dalam pasar, perusahaan dan merek ditambah dengan jasa dan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang reputasi penjualannya. digunakan oleh konsumen untuk Sedangkan pengertian produk membedakan produk yang dijual perusahaan menurut Swastha (2000;25) adalah suatu tersebut dengan produk pesaing. Dimensi sifat yang komplek baik dapat diraba kualitas produk tersebut terdiri dari : maupun yang tidak dapat diraba termasuk Performance (kinerja), Durability (daya bungkus, warna, harga, prestise perusahaan tahan), Conformance to specifications dalam pengecer, yang diterima oleh pembeli (kesesuaian dengan spesifikasi), Features untuk memuaskan keinginan atau (fitur), Reliabilty (reliabilitas), Aesthetics kebutuhannya. (estetika), Perceived quality (kesan Dalam merencanakan kualitas). produk/penawaran, pemasar perlu Maka dapat disimpulkan bahwa memahami lima tingkatan produk menurut kualitas produk adalah keseluruhan barang Fandy Tjiptono (1997;96), yaitu : Produk dan jasa yang berkaitan dengan keinginan utama/inti, yaitu manfaat yang sebenarnya konsumen yang secara keunggulan produk

41

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH sudah layak diperjualkan sesuai harapan dari aspek artistik, warna, bentuk, maupun pelanggan. desainnya; Sebagai identitas (image) produk, 2. Merek (Branding) misalnya berkesan kokoh/awet, lembut atau Suatu produk dapat dibedakan dari mewah; Distribusi (shipping), misalnya produk lainnya dari segi merek (brand). mudah disusun, dihitung dan ditangani; Merek dapat dipakai sebagai alat untuk Informasi (labelling), yaitu menyangkut isi, menciptakan pandangan tertentu dari para pemakaian, dan kualitas; Sebagai cermin pembeli baik melalui periklanan maupun inovasi produk, berkaitan dengan kemajuan kegiatan promosi yang dilakukan. teknologi dan daur ulang. Menurut Janita (2005) Brand adalah 4. Pengertian Label ( Labeling). ide, kata, desain grafis dan suara atau bunyi Label menurut Basu Swastha yang mensimbolkan produk, jasa, dan (1984;44) adalah “bagian dari sebuah barang perusahaan yang memproduksi produk dan yang berupaya keterangan (kata-kata) jasa tersebut. tentang barang tersebut atau penjualnya”. Fandy Tjiptono (1997;104) Merek Label bisa merupakan bagian dari kemasan merupakan nama, istilah, tanda, atau merupakan etiket (tanda pengenal) yang simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau dicantelkan pada produk. Misalnya tulisan kombinasi atribut-atribut lainnya yang “hanya untuk dewasa” pada kemasan obat. diharapkan dapat memberikan identitas dan Beberapa fungsi label menurut Kotler & diferensiasi terhadap produk pesaing. Keller (2009;29) adalah sebagai berikut: Menurut Fandy Tjiptono (1997;104) Mengidentifikasi produk atau merek; mengatakan ada beberapa tujuan merek Memeringkat produk; Menggambarkan yaitu: Sebagai identitas, yang bermanfaat produk, siapa yang membuatnya, dimana dalam diferensiasi atau membedakan produk produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, suatu perusahaan dengan produk apa isinya, bagaimana cara penggunaannya, pesaingnya. Ini akan memudahkan dan bagaimana menggunakannya dengan konsumen untuk mengenalinya saat aman; Mempromosikan produk melalui berbelanja dan saat melakukan pembelian grafis yang menarik. ulang ; Alat promosi, yaitu sebagai daya 5. Pengertian pelayanan tarik produk ; Untuk membina citra, yaitu Keberhasilan penjualan suatu produk dengan memberikan keyakinan, jaminan dari perusahaan sangat ditentukan oleh baik kualitas, serta prestise tertentu kepada tidaknya pelayanan diberikan suatu konsumen ; Untuk mengendalikan pasar. perusahaan. Menurut Albrecht (dalam 3. Kemasan (Packaging) Lovelock, 1992;10) mendefinisikan Fandy Tjiptono (1997;106) pelayanan sebagai suatu pendekatan mengatakan bahwa pengemasan (packaging) organisasi total yang menjadi kualitas merupakan proses yang berkaitan dengan pelayanan yang diterima pengguna jasa, perancangan dan pembuatan wadah sebagai kekuatan penggerak utama dalam (container) atau pembungkus (wrapper) pengoperasian bisnis. untuk suatu produk tujuan penggunaan Menurut lovelock (dalam Tjiptono, keemasan antara lain meliputi: Sebagai 1997;107-108) layanan pelengkap dalam pelindung isi (protection), misalnya dari diklasifikasikan menjadi delapan kelompok kerusakan, kehilangan, berkurangnya yaitu : Informasi, misalnya arah/jalan kadar/isi, dan sebagainya; Untuk menuju tempat produsen, jadwal atau skedul memberikan kemudahan dalam penggunaan penyampaian produk/jasa, harga, instruksi (operating), misalnya supaya tidak tumpah, mengenai cara menggunakan produk inti sebagai alat pemegang, mudah atau layanan pelengkap, peringatan menyemprotkan (seperti obat nyamuk, (warnings), kondisi penjualan/layanan, parfum), dan lain-lain; Bermanfaat dalam pemberitahuan adanya perubahan, pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk dokumentasi, konfirmasi reservasi, diisi kembali (refill) atau untuk wadah lain; rekapitulasi rekening, tanda terima dan tiket; Memberikan daya tarik (promotion), yaitu Konsultasi, seperti pemberian saran,

42

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

auditing, konseling pribadi, dan konsultasi jumlah rekening, dan self-billing; manajemen/teknis; Order taking, meliputi Pembayaran, berupa swalayan oleh aplikasi (keanggotaan di klub atau program pelanggan, pelanggan berinteraksi dengan tertentu; jasa langganan; jasa berbasis personil perusahaan yang menerima kualifikasi (misalya perguruan tinggi), order pembayaran, pengurangan otomatis atas entry, dan reservasi (tempat duduk, meja, rekening nasabah, serta kontrol dan ruang, professional appointments, admisi verifikasi. untuk fasilitas yang terbatas (contohnya 6. Pengertian Jaminan pameran); Hospitality, di antaranya Menurut Tjiptono (1997;108) sambutan food and beverages, toilet dan menyatakan jaminan adalah janji yang kamar kecil, perlengkapan kamar , merupakan kewajiban produsen atas fasilitas menunggu (majalah, hiburan, koran, produknya kepada konsumen, dimana para ruangtunggu), transportasi, dan skuriti; konsumen akan diberi ganti rugi bila produk Caretaking, terdiri dari perhatian dan ternyat tidak berfungsi sebagaimana yang perlindungan atas barang milik pelanggan diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa yang mereka bawa (parkir kendaraan roda meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi dua dan roda empat; penanganan bagasi; (uang kembali atau produk di tukar), dan titipan tas; dan lain-lain), serta perhatian dan sebagainya. Jaminan sendiri ada yang perlindungan atas barang yang dibeli bersifat tertulis dan ada pula yang tidak pelanggan (pengemasan, transportasi, tertulis. Jaminan seringkali di manfaatkan pengantaran, instalansi, pembersihan, sebagai aspek promosi, terutama pada reparasi dan inovasi); Exceptions, meliputi produk-produk. permintaan khusus sebelumnya Kesimpulan mengenai definisi di penyampaian produk, menangani atas bahwa jaminan sangat berharga karena komplain/saran, pemecahan masalah menyangkut kualitas produk juga (jaminan dan garansi atas kegagalan mempengaruhi harga jual dan minat pembeli pemakaian produk; kesulitan yang muncul suatu produk. Dengan adanya jaminan, nilai dari pemakaian produk adalah kesulitan jual suatu produk akan bertambah dan yang disebabkan kegagalan produk, keberadaan jaminan tersebut dapat termasuk masalah dengan staf atau meningkatkan minat konsumen untuk pelanggan lainnya), dan restitusi membelinya. (pengembalian uang, kompensasi, dan Kerangka Pikir sebagainya); Billing, meliputi laporan Kerangka pikir mengenai Analisis rekening periodik, faktur untuk transaksi Produk Total Kue Bangkit Khas Riau individual, laporan verbal mengenai jumlah Kelompok Kembang Melati di Kota rekening, mesin yang memperlihatkan Pekanbaru.

Gambar 1. Kerangka pikir

Administrasi

Manajemen

Manajemen Pemasaran Barang Kemasan Merek Keputusan Produk Total Label Pemasaran Pembelian Pelayanan Jaminan Sumber : Olahan Penelitian 2015

43

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

Tabel 2. Operasional Variabel Konsep Variabel Indikator Sub Indikator Skala Produk adalah Analisis Produk Barang a. Daya tahan produk segala sesuatu Total adalah b. Kelayakan produk Ordinal yang dapat sebagai persepsi c. Citra rasa produk ditawarkan konsumen yang Kemasan a. Sebagai pelindung isi. produsen dijabarkan oleh (Packaging) b. Memberikan kemudahan untuk produsen melalui dalam penggunaan. Ordinal diperhatikan, hasil produksinya. c. Memberikan daya tarik. diminta, Secara lebih rinci, d. Sebagai identitas dicari, dibeli, konsep produk total Merek a. Kemudahan daya ingat digunakan, meliputi barang, (Branding) pada merek Ordinal atau kemasan, merek, b. Daya tarik produk. dikonsumsi label, pelayanan, c. Mengendalikan pasar. pasar sebagai dan jaminan Label a. Nama merek Dicantumkan pemenuhan (Tjiptono, (Labeling) pada kemasan kebutuhan 1997;95). b. Memberikan informasi atau keinginan obyektif mengenai Ordinal pasar yang penggunaan bersangkutan. c. Mengidentifikasikan (Tjiptono, penilaian kualitas produk 1997;95). Pelayanan a. Informasi b. Konsultasi Ordinal c. Exceptions d. Pembayaran Jaminan a. Kualitas produk b. Reparasi Ordinal c. Ganti rugi

METODE PENELITIAN melakukan penelitian di lokasi ini karena Tipe Penelitian industri Kelompok UP2K Kembang Melati Tipe penelitian yang penulis ini merupakan unit usaha pelopor penjualan gunakan adalah survey deskriptif, yang makanan khas kue bangkit yang telah lama menggambarkan keadaan sebenarnya berdiri di Kota Pekanbaru. tentang apa yang terdapat pada saat Populasi dan Sampel penelitian dengan cara mengumpulkan data, Populasi adalah keseluruhan subjek mengklasifikasikan serta menganalisanya penelitian. Sampel adalah sebagian atau sehingga diperoleh hasil sesuai dengan wakil populasi yang diteliti (Arikunto, masalah penelitian. Metode penelitian yang 2006:130). digunakan adalah kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel Lokasi Penelitian diambil dari 50 orang konsumen, 1 orang Penelitian ini dilakukan pada pemimpin sebagai key informan dan 5 Kelompok UP2K Kembang Melati, industri karyawan Kelompok UP2K Kembang usaha kecil menengah Kue Bangkit Khas Melati ini sebagai responden yang bersifat Riau yang beralamat di Jl. Lektol Hasan mewakili. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Basri No 2B, Pekanbaru. Alasan peneliti pada tabel berikut :

Tabel 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Sampel Persentase Jenis Populasi (Orang) (Orang) (%) 1. Pimpinan 1 1 100% 2. Karyawan 12 5 50% 3. Konsumen ~ 50 Jumlah 61 Sumber : Olahan Penelitian, 2015 44

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

Teknik Penarikan Sampel Total Kue Bangkit Khas Riau Kelompok Dalam penelitian ini penulis UP2K Kembang Melati untuk di isi kepada menggunakan 3 macam teknik penarikan responden sesuai dengan alternative sampel, yaitu Teknik sensus untuk jawaban yaitu Baik, Cukup Baik, dan Pimpinan, Teknik Purposive Sampling Kurang Baik. untuk Karyawan dan Teknik Accidental Teknik Analisis Data sampling untuk konsumen. Penelitian ini memusatkan perhatian secara insentif terhadap suatu objek tertentu Jenis dan Sumber Data yang kemudian dipelajari sebagai suatu Jenis dan sumber data yang kasus, dimana objek yang diteliti adalah digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas sebagai berikut: Riau Kelompok UP2K Kembang Melati ini 1. Data Primer yaitu Data yang berasal peneliti menganalisa data dengan dari informasi yang diperoleh langsung menggunakan metode kuantitatif deskriptif. dari penelitian responden terhadap indikator Analisis Produk Total Kue PEMBAHASAN Bangkit Khas Riau Kelompok UP2K 1. Barang Kembang Melati. Produk adalah segala sesuatu yang 2. Data Skunder yaitu Data yang ditawarkan kepada masyarakat untuk diperoleh dari perusahaan tempat dilihat, dipegang, dibeli, atau dikonsumsi. penelitian ini dilaksanakan yang Barang yang menjadi tujuan langsung dari bersifat mendukung analisis penelitian konsumen, mereka memiliki banyak pilihan ini, meliputi : Gambaran umum terhadap produk tersebut. Akan tetapi mengenai perusahaan; Jumlah pilihan konsumen akan produk kue bangkit penjualan; Aktivitas perusahaan. itu tergantung terhadap segi rasa maupun Teknik Pengumpulan Data kualitas dari produk tersebut dan di gunakan Teknik dalam pengumpulan data di hari-hari tertentu seperti menjadikan buah diperoleh penulis dari berbagai penelitian tangan dan lain-lain. Karena produk kue yaitu sebagai berikut : Wawancara; bangkit telah menjadikan salah satu Observasi; Kuesioner yaitu membuat daftar makanan khas daerah Riau. pertanyaan tertulis tentang Analisis Produk

Tabel 4 : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Barang Pada Produk Kue Bangkit Khas Riau Kelompok UP2K Kembang Melati Kota Pekanbaru Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Jumlah Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Daya Tahan produk 40 (80%) 10 (10%) - 50 2 Kelayakan produk 35 (70%) 15 (30%) - 50 3 Citra rasa produk 10 (20%) 32 (64%) 8 (16%) 50 Jumlah 85 57 8 150 Rata-rata 28 19 3 50 Persentase 56% 34% 6% 100% Sumber : Data Olahan Penelitian 2015 Berdasarkan tabel diatas untuk item produk kue bangkit. Dan yang menyatakan pertanyaan 1 dapat dilihat bahwa 40 orang Kurang Baik adalah nol persen dari jumlah (80%) responden menyatakan Baik responden. Untuk item pertanyaan 2, alasannya karena produk kue bangkit responden yang menjawab Baik sebanyak 35 mempunyai ketahanan ± 100 hari. orang (70%) orang karena produk kue Sedangkan 10 orang (10%) responden bangkit mempunyai ketahanan yang baik menyatakan Cukup Baik karena konsumen dan teruji. Sedangkan responden yang merasa cukup puas terhadap ketahanan pada menyatakan Cukup Baik sebanyak 15 orang

45

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

(30%) karena konsumen merasa bahwa rasa dari produk kue bangkit atau sama hal ketahanan pada produk kue bangkit telah dengan tidak menyukai produk kue bangkit cukup layak untuk dipasarkan. Dan yang sebagai makanan kesukaannya. menyatakan Kurang Baik adalah nol persen dari jumlah responden. Item pertanyaan 3, 2. Kemasan (Packaging) responden yang menjawab Baik sebanyak 10 Salah satu faktor pendukung orang (20%) karena konsumen merasa keberhasilan usaha adalah tempat bahwa citra rasa pada produk ternilai enak pembungkusan pada produk atau kemasan sesuai dengan rasanya yg beragam dan pada produk. Apa bila tempat kemasan terasa pas di mulut. Sedangkan yang produk kreatif begitu juga terasa nyaman menjawab Cukup Baik sebanyak 32 orang maupun mudah di gunakan dengan baik, (64%) karena konsumen menilai semua rasa kosumen akan lebih tertarik untuk pada produk kue bangkit cukup baik sebab membelinya. tidak terlalu manis atau pun keras pada Kemasan Luar yang dilakukan oleh teksturnya. Lalu yang menjawab Kurang Kelompok UP2K Kembang Melati Baik sebanyak 8 orang (16%) karena mempunyai beragam kemasan yaitu sebagian dari konsumen menilai bahwa citra kemasan kotak dan plastik. Berikut rasa pada produk kurang enak dimulut sebab tanggapan konsumen dari 50 orang dapat beberapa dari mereka tidak menyukai rasa- dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Kemasan Pada Produk Kue Bangkit Khas Riau Kelompok UP2K Kembang Melati Kota Pekanbaru

Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Jumlah Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Sebagai pelindung isi 20 (40%) 30 (60%) - 50 2 Memberikan kemudahan 17 (34%) 32 (64%) 1 (2%) 50 dalam penggunaan 3 Memberikan daya tarik 18 (36%) 23 (46%) 9 (18%) 50 4 Sebagai identitas 20 (40%) 30 (60%) - 50 Jumlah 75 115 10 200 Rata-rata 19 29 2 50 Persentase 38% 58% 4% 100% Sumber : Data Olahan Penelitian, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat menyatakan baik atau sama dengan 34% bahwa dari 50 responden konsumen yang karena mereka merasa nyaman saat menyatakan Baik sebanyak 20 orang atau membuka kemasan sebab tidak terjadi sama dengan 40% alasannya karena lengket antara makanan dan kemasannya konsumen menilai bahwa segi kemasan begitu juga di tangan. Sedangkan yang sudah terbilang praktis, tidak sulit untuk menyatakan Cukup Baik sebanyak 32 orang digunakan dan bentuk dari ketahannya juga atau sama dengan 64% alasannya karena terbilang baik sebab tidak rusak. Sedang mereka menilai bahwa saat pemakaian yang menyatakan Cukup Baik juga sebanyak terjadi sangat baik saat membuka kemasan 30 orang atau sama dengan 60% dengan dari isi produk tersebut, sama hal nya alasan yang sama bahwa konsumen merasa dengan alasan yang menyatakan Baik pada menyukai dengan adanya kemasan yang saat penggunaan kemasan produk kue praktis tidak gampang rusak. Dan yang bangkit. Sedangkan yang menyatakan menyatakan Kurang Baik adalah nol persen Kurang Baik sebanyak 1 orang atau sama dari jumlah responden. dengan 2% dari jumlah responden. Untuk item pertanyaan 2 mengenai Item pertanyaan 3 mengenai kemudahan dalam penggunaan kemasan memberikan daya tarik pada produk, 18 produk kue bangkit, 17 orang responden orang responden menyatakan Baik atau 46

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

sama dengan 36% karena ukuran dan bentuk Sedangkan yang menyatakan Kurang Baik pada satu buah kue bangkit sangat pas di terdapat nol persen dari jumlah responden. mulut, yang menjawab Cukup Baik sebanyak 23 orang atau sama dengan 46% 3. Merek (Branding) menyatakan alasannya bahwa ukuran dari Merek adalah suatu nama, simbol, produk kue bangkit sesuai begitu juga tanda, desain atau gabungan di antaranya dengan bentuknya. Sedangkan yang untuk dipakai sebagai identitas suatu menyatakan Kurang Baik sebanyak 9 orang perorangan, organisasi atau perusahaan pada atau 18% beralasan bahwa bentuk dari pada barang dan jasa yang dimiliki untuk produk kue bangkit dinilai biasa dari membedakan dengan produk lainnya. ketertarikannya. Dengan adanya merek yang membuat Untuk item pertanyaan 4 mengenai produk yang satu beda dengan yang lian sebagai identitas, apakah kemasan pada diharapkan akan memudahkan konsumen produk kue bangkit terkesan kokoh/awet dalam menentukan produk yang akan yang menyatakan Baik sebanyak 20 orang dikonsumsinya berdasarkan berbagai atau sebanyak 40% karena telah terbilang pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan kokoh dan awet sebab kemasan dilapisi terhadap suatu merek (brand loyalty). beberapa lapisan dan dari penyusunan tiap Kesetiaan konsumen terhadap suatu merek kue bangkit dalam kemasan tersusun rapi, atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan begitu juga dengan alasan yang disampaikan kepatuhan pada suatu merek. Berikut oleh 30 orang responden atau sama dengan tanggapan konsumen dari 50 orang 60% yang telah menyatakan Cukup Baik. konsumen kue bangkit UP2K Kembang Melati, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6 : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Merek Pada Produk Kue Bangkit Khas Riau UP2K Kembang Melati Kota Pekanbaru Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Cukup Jumlah Baik Kurang Baik Baik 1 Kemudahan daya ingat pada merek 30 (60%) 20 (40%) - 50 2 Daya tarik produk 32 (64%) 18 (36%) - 50 3 Mengendalikan pasar 15 (30%) 35 (70%) - 50 Jumlah 77 73 - 150 Rata-rata 26 24 - 50 Persentase 65% 35% - 100% Sumber : Olahan Penelitian, 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat di Untuk item pertanyaan 2 mengenai lihat bahwa dari 50 responden konsumen daya tarik pada produk, yang menyatakan yang menyatakan Baik sebanyak 30 orang Baik sebanyak 32 orang atau sama dengan responden atau sama dengan 60% alasannya 64% karena produk kue bangkti bagi produk kue bangkit cukup dikenal sebab masyarakat memiliki ketertarikan tersendiri sudah dipasarkan dan menjadikan salah satu bagi mereka sebab menggunakan nama makanan khas daerah dengan menggunakan merek kembang melati sebagai pusat merek kembang melati. Sedangkan yang pemasaran untuk menarik minat beli mengatakan Cukup Baik sebanyak 20 orang konsumen. Sebanyak 18 orang responden atau sama dengan 40% karena merek produk atau sama dengan 36% menyatakan Cukup kue bangkit membawa nama kembang Baik sebagai alasan masyarakat menyukai melati merek yang digunakan mudah di dan merasa puas dengan merek yang kenal oleh kalangan masyarakat. Dan yang digunakan disamping memiliki produk yang menyatakan Kurang Baik sebanyak nol baik, juga membawa nama daerah dengan persen dari jumlah responden. baik. Dan yang menyatakan Kurang Baik

47

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH adalah sebanyak nol persen dari jumlah komposisi, berat bersih, kode produksi, responden. mencantumkan gambaran buah-buahan pada Item pertanyaan 3 mengenai produk serta mempunyai tanda perizinan mengendalikan pasar yang menyatakan Baik PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) sebanyak 15 orang atau sama dengan 30% Nomor PIRT ini dipergunakan untuk dengan beralasan produk kue bangkit UP2K makanan dan minuman yang memiliki daya Kembang Melati akan dapat menembus tahan/keawetan diatas 7 hari berarti telah pasar penjualan, disamping produk memenuhi standar keamanan makanan atau membawa nama daerah, produk juga izin edar produk pangan. Izin ini hanya memiliki produk yang baik sebab dari segi diberikan kepada produk pangan olahan pembuatan produk tidak menggunakan dengan tingkat resiko yang rendah. bahan-bahan pengawet lainnya. Sedangkan Sebab label merupakan tulisan, yang menyatakan Cukup Baik sebanyak 35 gambar, atau kombinasi keduanya yang orang atau sama dengan 70% karena disertakan pada wadah atau kemasan suatu masyarakat menilai bahwa produk kue produk dengan cara dimasukkan ke dalam, bangkit adalah produk yang baik dan dikenal ditempelkan atau dicetak dan merupakan oleh kalangan masyarakat baik didalam bagian dari kemasan tersebut untuk daerah maupun diluar daerah ini akan memberikan informasi menyeluruh dan menjadikan suatu andalan untuk dapat secara utuh dari isi wadah/kemasan produk mengendalikan pasar penjualan dengan baik. tersebut. Pelabelan pada kemasan produk Dan yang menyatakan Kurang Baik harus dipersyaratkan sedemikian rupa, sebanyak nol persen dari jumlah responden. sehingga tidak mudah lepas dari Dari data dan penjelasan diatas kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak dapat disimpulkan bahwa indikator merek serta terletak pada bagian kemasan yang dikategorikan Baik dengan persentase mudah untuk dilihat dan dibaca dengan sebesar 65 % dari keseluruhan tanggapan jelas. atau jawaban responden konsumen yang Tanpa label kita tidak dapat berjumlah 26 orang. membedakan antara produk satu dengan yang lainnya. Label mempunyai bagian yang 4. Label (Labeling) sangat penting dari suatu produk agar Label merupakan bagian dari sebuah konsumen dapat memperoleh produk sesuai barang yang berupaya keterangan (kata- yang diharapkan dan sehat serta aman kata) tentang barang tersebut atau dikonsumsi. penjualnya”. Label bisa merupakan bagian Berikut tanggapan konsumen dari dari kemasan atau merupakan etiket (tanda 50 orang responden kue bangkit UP2K pengenal) yang dicantelkan pada produk. Kembang Melati, dapat dilihat pada tabel di Contohnya perusahaan memberikan suatu bawah ini : label „halal‟ pada sudut produk, sebuah Tabel 7 : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Label Pada Produk Kue Bangkit UP2K Kembang Melati Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Jumlah Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Nama merek dicantumkan pada 28 (56%) 22 (44%) - 50 kemasan 2 Memberikan informasi obyektif 16 (32%) 34 (68%) - 50 mengenai penggunaan 3 Mengidentifikasikan penilaian - 22 (44%) 28 (56%) 50 kualitas produk Jumlah 66 84 - 150 Rata-rata 22 28 - 50 Persentase 32% 68% - 100% Sumber : Data Olahan Penelitian, 2015

48

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

Berdasarkan tabel diatas dapat penilaian dari kualitas produk pada label dilihat bahwa dari 50 konsumen yang mampu dimengerti oleh para konsumen baik menyatakan Baik mengenai penilaian itu komposisi, label halal dan lain-lain. terhadap label produk yang telah Sebanyak 28 orang atau sama dengan 56% mencantumkan label „masa kadaluarsa‟ menyatakan Cukup Baik karena cukup bisa sebanyak 28 orang atau sama dengan 56% dipahami dan di terima oleh kalangan dengan alasan masyarakat menyukai dengan masyarakat. Dan yang menyatakan Kurang tidakan yang dilakukan oleh perusahaan Baik sebanyak nol persen dari jumlah dengan mencantumkan produk kue bangkit responden. Dari data dan penjelasan diatas sebagai label masa kadaluarsa agar lebih dapat disimpulkan bahwa indikator label jelas produk yang diperjualkan tidak dikategorikan Cukup Baik dengan merugikan masyarakat ataupun konsumen persentase sebesar 68% dari keseluruhan sebagai pemakai. Sedangkan sebanyak 22 tanggapan atau jawaban responden orang atau sama dengan 44% menyatakan konsumen yang berjumlah 28 orang. Cukup Baik dengan alasan bahwa masyarakat yang menggunakan produk kue 5. Pelayanan bangkit merasa puas atas label yang Keberhasilan penjualan suatu dicantumkan pada produk makanan. Dan produk dari perusahaan sangat ditentukan yang menyatakan Kurang Baik sebanyak nol oleh baik tidaknya pelayanan diberikan persen dari jumlah responden. suatu perusahaan. Pelayanan merupakan Untuk item pertanyaan 2 yaitu suatu kemampuan dalam memahami memberikan informasi obyektif mengenai kebutuhan dan keinginan pelanggan. penggunaan pada produk menyatakan Baik Suatu perusahaan yang memiliki sebanyak 16 orang atau sama dengan 32% sumber daya yang baik adalah perusahaan karena konsumen menilai informasi yang yang bisa memperlakukan sumber daya digunakan perusahaan pada produknya manusianya tersebut seperti teman atau sangat baik dan mudah dipahami oleh sahabat yang bisa di ajak kerjasama untuk pengguna. Sedangkan yang menyatakan mencapai tujuan bersama. Kemudian sumber Cukup Baik sebanyak 434orang atau sama daya manusia yang baik adalah yang dengan 68% dengan alasan cukup memiliki kemampuan dalam bersikap, memahami dengan segala informasi label bertindak dan menyelesaikan masalah yang dicantumkan pada produk kue bangkit. dengan skill yang dimiliki. Dan yang menyatakan Kurang Baik Berikut tanggapan konsumen dari sebanyak nol persen dari jumlah responden. 50 orang responden yang mengisi kuesioner Item pertanyaan 3 yaitu mengenai mengenai pelayanan pada Unit UP2K Kue mengidentifikasikan penilaian kualitas Bangkit Kembang Melati, dapat dilihat pada produk menyatakan Baik sebanyak 22 orang tabel di bawah ini : atau sama dengan 44% dengan alasan

Tabel 8 : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Pelayanan Pada Produk Kue Bangkit UP2K Kembang Melati Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Jumlah Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Informasi 30 (60%) 20 (40%) - 50 2 Konsultasi 20 (40%) 30 (60%) - 50 3 Exceptions 22 (44%) 28 (56%) - 50 4 Pembayaran - 21 (42%) 29 (58%) 56 Jumlah 72 99 29 200 Rata-rata 18 25 7 50 Persentase 36% 50% 14% 100% Sumber : Data Olahan Penelitian, 2014

49

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

Tabel diatas dapat dilihat bahwa dari dipabriknya maupun di toko-toko terdekat. 50 konsumen yang menyatakan Baik Dan yang menyatakan Kurang Baik terhadap penilaian pelayanan sebanyak 30 sebanyak nol persen dari jumlah responden. orang atau sama dengan 60% dengan alasan Item pertanyaan 4 mengenai penyampaian informasi yang diberikan oleh pembayaran apakah mempersulit proses perusahaan terhadap produk kue bangkit pembayaran produk kue bangkit terhadap sangat baik dan mudah dimengerti. pelanggan yang menyatakan Baik berarti Sedangkan sebanyak 20 orang atau sama Setuju sebanyak nol persen dari jumlah dengan 40% karena mempunyai kepuasan responden. Sedangkan yang menyatakan tersendiri terhadap informasi yang diberikan Cukup Baik berarti Cukup Setuju sebanyak langsung ataupun tidak langsung oleh 21 orang atau sama dengan 42% alasannya perusahaan melalui pameran maupun media konsumen tidak dipersulit atas proses elektronik. Dan menyatakan Kurang Baik pembayaran produk disebabkan produk kue sebanyak nol persen dari jumlah responden. bangkit telah tersedia di berbagai toko-toko Untuk item pertanyaan 2 mengenai terdekat. Dan yang menyatakan Kurang konsultasi menyatakan Baik sebanyak 20 Baik atau Kurang Setuju sebanyak 29 orang orang atau sama dengan 40% dengan alasan atau sama dengan 58% dengan alasan sikap yang diberikan oleh perusahaan konsumen merasa tidak dipersulitkan terhadap konsumen atau pelanggan apabila dengan pembelian produk kue bangkit mengalami kerusakan pada produk menilai karena sifatnya terjangkau, baik itu dari segi Baik dengan menimbulkan sikap ramah harga maupun ketersediaannya produk kue yang ditampilkan oleh karyawan maupun bangkit. pemilik, membuat konsumen dihargai dan Dapat disimpulkan bahwa indikator tidak ada yang dirugikan dalam berbelanja, pelayanan dikategorikan Cukup Baik dengan selanjutnya responden yang menyatakan persentase sebesar 50% dari keseluruhan Cukup Baik sebanyak 30 orang atau sama tanggapan atau jawaban responden dengan 60% alasannya karena konsumen konsumen yang berjumlah 25 orang. merasa puas dengan keramahan dan rasa pedulinya terhadap pelanggan sendiri. Dan 6. Jaminan yang menyatakan Kurang Baik sebanyak nol Jaminan sangat berharga karena persen dari jumlah responden menyangkut kualitas produk juga Item pertanyaan 3 mengenai mempengaruhi harga jual dan minat pembeli Exceptions menyatakan Baik sebanyak 22 suatu produk. Dengan adanya jaminan, nilai orang atau sama dengan 44% dengan alasan jual suatu produk akan bertambah dan ketersediaan produk kue bangkit UP2K keberadaan jaminan tersebut dapat Kembang Melati sangat terjangkau. meningkatkan minat konsumen untuk Sedangkan yang menyatakan Cukup Baik membelinya. sebanyak 28 orang atau sama dengan 56% Berikut tanggapan konsumen dari dengan alasan ketersediaan produk pada 50 orang responden, dapat dilihat pada tabel perusahaan lengkap dan rapi tersedia baik di bawah ini : Tabel 9 : Distribusi Tanggapan Responden Konsumen Terhadap Indikator Jaminan Pada Produk Kue Bangkit UP2K Kembang Melati Kategori Penilaian No Item Yang Dinilai Jumlah Baik Cukup Baik Kurang Baik 1 Kualitas produk 23 (46%) 27 (54%) - 50 2 Reparasi 31 (62%) 19 (38%) - 50 3 Ganti rugi 28 (56%) 22 (44%) - 50 Jumlah 82 68 150 Rata-rata 27 23 - 50 Persentase 55% 45% - 100% Sumber : Olahan Penelitian 2015

50

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

Berdasarkan tabel diatas dapat Dari data dan penjelasan diatas dilihat bahwa dari 50 konsumen yang dapat disimpulkan bahwa indikator jaminan menyatakan Baik terhadap penilaian kualitas dikategorikan Baik dengan persentase produk sebanyak 23 orang atau sama dengan sebesar 55% dari keseluruhan tanggapan 46,0% dengan alasan jaminan yang berupa atau jawaban responden konsumen yang ganti rugi atau produk ditukar bila terjadi berjumlah 27 orang. kerusakan telah memadai bagi konsumen karena dapat membantu keringanan bagi PENUTUP konsumen tetap atau pelanggan dalam Kesimpulan membeli produk kue bangkit kembang 1. Indikator Barang pada kategori melati. Sedangkan yang menyatakan Cukup Baik Baik sebanyak 27 orang atau sama dengan Bahwa dari 50 orang responden 54% alasannya konsumen menilai jika ada yang teliti dari 3 item pertanyaan atau pun tidak jaminan yang dilakukan yang diberikan kepada responden perusahaan pada produk kue bangkit itu konsumen maka diperoleh barang tergantung kepada perusahaan dalam pada unit pengolahan kue bangkit penetapkan strategi yang baik bagi kelompok UP2K Kembang Melati produknya, yang pasti jaminan yang sangat dapat dikategorikan Baik, hal ini baik dan dibutuhkan sekali bagi konsumen dikarenakan barang yang dimiliki atau pun pelanggan tetap pada perusahaan oleh kelompok UP2K Kembang kelompok UP2K „Kembang Melati‟. Dan Melati sudah dapat memberikan yang menyatakan Kurang Baik sebanyak nol kepuasan dari segi ketahanan pada persen dari jumlah responden. produk maupun citra rasanya yang Item pertanyaan 2 mengenai enak. reparasi yang menyatakan Baik sebanyak 31 2. Indikator Kemasan pada kategori orang atau sama dengan 62% dengan alasan Cukup Baik konsumen menilai bahwa jaminan yang Bahwa dari 50 orang responden diberikan perusahaan terhadap produk kue yang teliti dari 4 item pertanyaan bangkit terbilang baik karena merasa yang diajukan kepada responden terbantu dan tidak saling merugikan satu maka diperoleh hasil Cukup Baik, sama lain terhadap produk kue bangkit. Hal ini dikarenakan kemasan yang Yang menyatakan Cukup Baik sebanyak 19 dimiliki oleh kelompok UP2K orang atau sama dengan 38% alasannya Kembang Melati terbilang praktis, konsumen menilai puas dengan apa yang aman, dan nyaman disaat membuka dilakukan perusahaan dengan jaminan bungkusan atau kemasan dari produknya. Dan yang menyatakan Kurang produknya, dan kemasan terkesan Baik sebanyak nol persen dari jumlah cukup kokoh/awet, ukuran dan responden. bentuknya juga cukup baik diterima Untuk item pertanyaan 3 mengenai oleh kalangan masyarakat. ganti rugi menyatakan Baik sebanyak 28 3. Indikator Merek pada kategori orang atau sama dengan 56% dengan alasan Cukup Baik konsumen menilai bahwa jaminan yang Bahwa dari 50 orang responden berupa ganti rugi merupakan salah satu yang teliti dari 3 item pertanyaan ketertarikan tersendiri bagi konsumen. yang diajukan kepada responden Sedangkan yang menyatakan Cukup Baik maka diperoleh hasil Cukup Baik, sebanyak 22 orang atau sama dengan 44 % Hal ini dikarenakan merek yang alasannya konsumen merasa cukup menarik dimiliki oleh kelompok UP2K terhadap jaminan yang diberikan Kembang Melati melambangkan perusahaan. Dan yang menyatakan Kurang tempat pembuatan produk kue Baik sebanyak nol persen dari jumlah bangkit yang sesuai dengan responden. kedaerahan, menggunakan nama kedaerahan tersendiri membawa

51

Analisis Produk Total Kue Bangkit Khas Riau Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga….. ANNISA MARDATILLAH

kesan yang baik bagi masyarakat 1. Indikator Barang alangkah baiknya karena mencangkup salah satu kualitas rasa lebih ditingkatkan lagi makanan khas daerah. kalangan dengan menciptakan berbagai rasa masyarakat cukup meyakinkan pada produk agar lebih banyak bahwa produk kue bangkit pilihan bagi konsumen untuk kembang melati dapat menembus memilih produk kue bangkit pasar penjualan jika kualitas produk dengan kesukaannya sendiri agar selalu terjaga dengan baik. mempunyai kepuasan tersendiri 4. Indikator Label pada kategori bagi tiap konsumen. Cukup Baik 2. Indikator Kemasan masih perlu Bahwa dari 50 orang responden diperhatikan lagi yaitu pada yang teliti dari 3 item pertanyaan kemasan perlu adanya perubahan yang diajukan kepada responden motif atau bentuk tekstur dari maka diperoleh hasil Cukup Baik, kemasan agar tidak membosankan Hal ini dikarenakan label yang dipandang mata dan konsumen dimiliki oleh kelompok UP2K lebih tertarik adanya perubahan Kembang Melati mencantumkan kemasan yang dilakukan oleh label masakadaluarsa, simbol kelompok UP2K Kembang Melati. gambar buah-buahan pada masing- 3. Indikator Merek sudah cukup masing kemasan sesuai rasa, dan memadai dengan menggunakan komposisi produk. nama merek kembang melati, untuk 5. Indikator Pelayanan pada kategori mempertahankan nama baik merek Cukup Baik maupun perusahaan alangkah Bahwa dari 50 orang responden baiknya perusahaan menggunakan yang teliti dari 4 item pertanyaan kesempatan ini dengan cara yang diajukan kepada responden memperhatikan dan maka diperoleh hasil Baik, Hal ini mempertahankan kualitas produk dikarenakan pelayanan yang yang ada seperti penggunaan alat- dimiliki oleh kelompok UP2K alat pengoperasian produk. Kembang Melati mempunyai sikap 4. Indikator Label alangkah baiknya yang baik, bagi konsumen merasa Label pertahanan produk atau Limit dihargai dan mempunyai kepuasan pada produk diperkuatkan lagi tersendiri terhadap pelayanan yang dengan mencantumkannya diberikan langsung oleh karyawan langsung pada kemasan dan pada dan pimpinan. bahasa komposisi produk 6. Indikator Jaminan pada kategori seharusnya mencantumkan 2 Baik bahasa yaitu bahasa asing Bahwa dari 50 orang responden (inggris/arab) dan bahasa , yang teliti dari 3 item pertanyaan agar dimengerti oleh konsumen luar yang diajukan kepada responden daerah. maka diperoleh hasil Baik, Hal ini 5. Indikator Pelayanan lebih dikarenakan jaminan yang dimiliki dipertahankan lagi agar tidak saling oleh kelompok UP2K Kembang merugikan satu sama lain dan Melati dapat membantu keringanan proses kerjasama akan berjalan bagi konsumen tetap atau dengan baik mulai dari proses pelanggan dalam membeli produk. masak, pengolahan, pembungkusan, serta proses Saran pemasaran, dan keterampilan dari Adapun saran yang penulis setiap karyawan. sampaikan dalam penelitian ini adalah 6. Indikator Jaminan perlu sebagai berikut : diperkuatkan lagi dengan menggunakan jaminan secara

52

Jurnal Valuta Vol 2 No 1, April 2016, 37-53 ISSN : 2502-1419

tertulis agar konsumen lebih jelas Kotler, Philip. 2008. Prinsip-Prinsip dan meyakinkan atas apa yang Pemasaran Jilid II. Jakarta. Penerbit dipertanggung jawabkan oleh Erlangga perusahaan unit pengolahan kue Manullang. 2001. Dasar-dasar Manajemen. bangkit UP2K Kembang Melati Jakarta. Gadjah Mada Universias kepada setiap pelanggannya, dan Press berbagi informasi kepada setiap Rangkuti, Freddy. 2009. Strategi Promosi karyawan yang bekerja agar lebih Yang Kreatif & Analisis Kasus mengetahui dengan jelas proses Integrated Marketing pemasaran yang dilakukan oleh Communication. Jakarta. PT. pimpinan, dengan ini akan Gramedia Pustaka Utama. memperkuat jalinan kasih antar Swastha, Basu. 1979. Saluran Pemasaran pimpinan dan karyawan. Konsep & Strategi Analisa Kuantitatip Edisi I. Yogyakarta. BPFE DAFTAR KEPUSTAKAAN Swastha, Basu. 1996. Asas-Asas Marketing. Arnold, David. 1996. Pedoman dalam Yogyakarta. Penerbit: Liberty Manajemen Merek. Surabaya. PT. Swastha & Irwan. 1999. Managemen Ketindo Soho Pemasaran Modern. Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penerbit Liberty Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Akadun. 2007. Administrasi Perusahaan Administrasi. Alfabeta. Negara, Bandung : Alfabeta Swatha, Basu. 2000. MBA. Manajemen Griffin, W Ricky. 2007. Bisnis Edisi Penjualan. Ananda, Yogyakarta Kedelapan. Jakarta. Penerbit Swatha, Basu dan Irawan. 2000. MBA. Erlangga Manajemen Penjualan. Ananda, Hamim, Sufian. 1995. Administrasi Yogyakarta Organisasi dan Managemen, Sadeli, Lili M & Maman Ukas. 2000 Pekanbaru : UIR Pres Pengantar Bisnis Ilmu Menjual. Handayaningrat, Drs Soewarno. 1996. Jakarta. Penerbit: Bumi Aksara Pengantar Sudy Ilmu Adminisrasi Siagian, P. Sondang. 2006. Filsafat dan Managemen. PT Toko Gunung Administrasi. Jakarta. Penerbit PT. Agung Bumi Aksara Hasibuan. 2001. Dasar-dasar Organisasi. Sumarwan, Ujang. 2011. Perilaku Raja Grafindo Persada. Jakarta Konsumen. Bogor. Gahalia Husein, Umar. 2002. Riset Pemasaran dan Indonesia Perilaku Konsumen. Jakarta. PT. Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama Edisi III. Yogyakarta. Penerbit Andi Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran Tjiptono, Fandy, et.al 2008. Strategi Analisis Perencanaan dan Pemasaran. Yogyakarta. Penerbit Pengendalian: Erlangga. Jakarta Andi Kotler, Philip. 2008. Prinsip-Prinsip Winardi. 1999, Manajemen Pemasaran, Pemasaran Jilid I. Jakarta. Penerbit Penerbit Sinarbiru, Bandung Erlangga Winardi. 1999. Ilmu dan Seni Menjual. Penerbit Nova. Bandung

53