BAGAIMANA Perekonomian Nasional
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Daftar Isi EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 10 BERITA UTAMA Ekonomi Indonesia Bergerak dalam Tren Positif Perekonomian Indonesia masih tetap bergerak dalam tren positif, namun sejumlah indikator memberi sinyal yang mengkhawatirkan dan dapat memengaruhi tren positif itu, seperti daya saing, kurs rupiah, dan ekspor, yang masih lemah. Tak kalah penting, diperlukan suasana kondusif dan stabilitas (politik) untuk mendukung perkembangan ekonomi. 28 Nasional 62 Sosialisasi Delegasi Parlemen Korsel: Indonesia-Korsel adalah Sahabat Sejati Seminar Semarang: Urgensi Perubahan UUD NRI Tahun 1945 Editorial .................................................... 04 Suara Rakyat ................................................... 06 Opini ................................................................. 07 Wawancara ...................................................... 20 Pojok MPR ......................................................... 47 Mata Pengamat ............................................. 60 39 SELINGAN 80 Figur Ragam ................................................................ 72 Membangun Kejayaan di Laut Mira Lesmana EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 3 Membangun Perekonomian Berbasis Laut ONDISI perekonomian Indonesia pada negara juga bertambah karena penurunan Pada masa Orde Baru, sebagai contoh, 2015 diprediksi masih cukup baik. Ini target penerimaan negara dan masih paradigma pembangunan yang dipakai tercermin dari proyeksi pertumbuhan tingginya subsidi bahan bakar. Satu hal yang adalah pertumbuhan ekonomi berbasis pada K tak kalah pentingnya adalah stabilitas politik pertanian. Dengan paradigma pembangunan ekonomi Indonesia di 2015 sebesar 5,6 – 6%. Seperti ditulis dalam berita utama (dan keamanan), terutama pasca Pemilu itu, Presiden Soeharto menyusun Majelis edisi Januari ini, beberapa lembaga 2014. Stabilitas (politik dan keamanan) ini pembangunan dalam beberapa tahapan seperti International Monetary Fund (IMF), juga berpengaruh pada perkembangan yang dikenal dengan Rencana Pembangunan World Bank (Bank Dunia), Asia Development ekonomi Indonesia pada 2015. Lima Tahun (Repelita). Dengan basis Bank (ADB) optimistis terhadap pereko- Peralihan kepemimpinan dari Presiden pertanian, pemerintah Orde Baru memulai nomian Indonesia. Kesimpulan dari semua Susilo Bambang Yudhoyono kepada dengan membangun pertanian, kemudian proyeksi itu, pertumbuhan ekonomi Indone- Presiden Joko Widodo juga mewarnai berlanjut pada industrialisasi (pertanian), sia pada 2015 lebih baik dari pertumbuhan proyeksi perekonomian Indonesia 2015. dan pada tahap berikutnya menjadikan In- ekonomi 2014 yang berkisar 5,4%. Sedikit banyak peralihan kepemimpinan itu donesia lepas landas sebagai negara Banyak lembaga juga meramalkan di 2015, akan mempengaruhi arah kebijakan ekonomi industri seperti negara maju lainnya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Indonesia. Perbedaan arah kebijakan itu mulai Pemerintah Orde Baru mengerahkan rupiah akan menguat. Laju inflasi diproyeksikan terlihat di awal-awal pemerintahan baru Joko segenap daya dan upaya, termasuk akan turun. Beberapa faktor juga memengaruhi Widodo – Jusuf Kalla. Misalnya, anggaran untuk membangun pertanian. Kala pertumbuhan ekonomi seperti pertumbuhan pemerintahan baru memfokuskan pada itu, berbagai proyek bendungan dibangun di investasi, konsumsi, perdagangan pertumbuhan ekonomi berbasis kelautan beberapa tempat. Juga membangun dan internasional. Pasar Indonesia masih luas atau sering dipromosikan dengan Indonesia memperbaiki saluran irigasi. Para petani menjadi daya tarik investor. Pengembangan sebagai poros maritim dunia. mendapatkan berbagai penyuluhan, infrastruktur juga sedang dipercepat. Dari sisi Perubahan paradigma pembangunan itu termasuk bantuan sarana alat produksi, konsumsi, pemerintah bisa mempertahankan sah-sah saja. Mengutip ucapan Prof. seperti benih, pupuk, dan sebagainya. konsumsi dengan menjaga stabilitas harga. Ginandjar Kartasasmita dalam buku Hasilnya, Indonesia mencapai swasembada Sementara itu, perdagangan internasional “Bappenas dalam Sejarah Perencanaan pangan pada 1984. Presiden Soeharto masih berkembang seiring moderatnya Pembangunan Indonesia 1945 – 2015” mendapat penghargaan dari Organisasi pertumbuhan ekonomi global. (2012), paradigma pembangunan Pangan Dunia (FAO) di Paris, Perancis. Di balik optimisme terhadap pertumbuhan senantiasa bisa berubah-ubah. Bahkan, Berbasis pertanian itu, Indonesia mulai ekonomi Indonesia, ada juga sinyal-sinyal seringkali paradigma pembangunan itu bergerak dengan industrialisasi di sana-sini. mengkhawatirkan dan dapat memengaruhi berulang karena paradigma memang tidak Namun, belum sempat pada tahap lepas tren positif itu. Misalnya, indikator daya saing mengenal dimensi waktu. Namun, landas, krisis moneter dan ekonomi mendera Indonesia yang masih tetap lemah. Ini pembangunan pada dasarnya tetap harus Indonesia pada 1997 - 1998. Semua rencana terefleksikan pada pelemahan kurs rupiah sesuai dengan tujuan berbangsa dan porak poranda. Indonesia terpuruk karena yang tidak diikuti oleh kenaikan nilai ekspor bernegara seperti tercermin dalam alinea krisis ekonomi itu. Presiden Soeharto pun secara signifikan. Selain itu, beban keuangan keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945. jatuh dari tampuk kekuasaan. Paradigma 4 EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 pembangunan pertanian pun mulai Bukan tanpa alasan bila pemerintah baru pantai terpanjang di dunia setelah Kanada, dan ditinggalkan. memfokuskan pada laut. Pasalnya, potensi berada di posisi strategis di antara persilangan Kini, pemerintah baru hendak sektor kelautan Indonesia sangat luar biasa. dua benua dan dua samudra. Indonesia memiliki membangun paradigma baru, yaitu Potensi itu mencapai Rp 3.000 triliun per Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang terbentang pembangunan berbasis kelautan. Sebut tahun. Nilai potensi kelautan Indonesia itu seluas 2,4 juta kilometer dengan berbagai saja, kegiatan nelayan, budi daya ikan, meliputi perikanan US$ 32 miliar, wilayah kandungan kekayaan alam yang siap perdagangan antarpulau, kegiatan di pesisir US$ 56 miliar, bioteknologi US$ 40 dieksplorasi. Selat Malaka menjadi jalur kapal- pelabuhan, industri galangan kapal, wisata miliar, wisata bahari US$ 2 miliar, minyak kapal perdagangan dunia yang mencapai 45% bahari, dan lainnya. Dari pembangunan bumi US$ 21 miliar, dan transportasi laut dari total perdagangan dunia. kelautan ini diharapkan ada peningkatan US$ 20 miliar. Memulai dari awal, pemerintah harus produksi (ikan), investasi (industri Ditambah, Indonesia merupakan negara melakukan berbagai kebijakan dan upaya, kelautan), penyerapan tenaga kerja, dan kelautan terbesar di dunia yang memiliki seperti membersihkan dari praktik illegal fish- lainnya. Berikutnya, pendapatan rakyat bentang laut luas dengan ribuan pulau besar ing, mendandani problem birokrasi, memudah- pun akan meningkat dan rakyat menjadi dan kecil. Indonesia juga negara dengan kan proses investasi (untuk industri di sekitar sejahtera. laut), membangun infrastruktur (pelabuhan, Maka paradigma pembangunan pun jalan, listrik, dan sebagainya). Salah satunya, digeser menjadi “prioritas pembangunan pemerintah berencana membangun pelabuhan- perekonomian berorientasi pada wilayah pelabuhan laut bertaraf internasional. maritim yang terintegrasi dengan Berikutnya, Indonesia bisa mengarah pembangunan wilayah darat”. Proyeksi menjadi negara-negara seperti Amerika Serikat, pembangunan perekonomian maritim harus Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, yang kuat di dilengkapi dengan kalkulasi terhadap sektor kelautan. Jika eksplorasi sumber daya perekonomian dan kesejahteraan rakyat laut berhasil memakmurkan rakyat, pemerintah (potensi perekonomian maritim sebagai bisa mengulang keberhasilan yang pernah solusi dan upaya percepatan pengentasan dicapai pemerintah Orde Baru dalam pertanian kemiskinan dan pencapaian kesejahteraan (swasembada beras). Kini, laut adalah masa rakyat). depan Indonesia. ❏ COVER Edisi No.01/TH.IX/Januari 2015 Desain: Jonni Yasrul Foto: Istimewa PENASEHATPimpinan MPR-RI PENANGGUNG JAWAB Eddie Siregar, Selfi Zaini PEMIMPIN REDAKSI Yana Indrawan DEWAN REDAKSI M. Rizal, Aip Suherman, Suryani, Ma’ruf Cahyono, Tugiyana, Siti Fauziah REDAKTUR PELAKSANA Agus Subagyo KOORDINATOR REPORTASE Rharas Esthining Palupi REDAKTUR FOTO Rades Rahardian, Budi Muliawan REPORTER Fatmawati, Assyifa Fadilla, Prananda Rizky, Y. Hendrasto Setiawan FOTOGRAFER Ari Soeprapto, Teddy Agusman Sugeng, Wira, A. Ariyana, Agus Darto PENANGGUNG JAWAB DISTRIBUSI Elly Triani KOORDINATOR DISTRIBUSI Elin Marlina STAF DISTRIBUSI Hadi Anwar Sani, Suparmin, Asep Ismail, Ramos Siregar, Dony Melano, Prananda Rizky SEKRETARIS REDAKSI Wasinton Saragih TIM AHLI Syahril Chili, Jonni Yasrul, Ardi Winangun, Budi Sucahyo, Derry Irawan, M. Budiono ALAMAT REDAKSI Bagian Pemberitaan & Hubungan Antarlembaga, Biro Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal MPR-RI Gedung Nusantara III, Lt. 5 Jl. Jend. Gatot Subroto No. 6, Jakarta Telp. (021) 57895237, 57895238 Fax.: (021) 57895237 Email: [email protected] EDISI NO.01/TH.IX/JANUARI 2015 5 Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR Sidarto Danusubroto, Puan Maharani, Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah, dan Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli, Hajriyanto Y. Thohari, dan Ahmad Farhan Hamid menghadiri Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, yang dilaksanakan di Bengkulu 1 Juni 2014 Pertemuan Kepala Lembaga Negara di Gedung MPR RI di hadiri: Presiden SBY, Wakil Presiden Boediono, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua MA Hatta Ali, Ketua DPR Marzuki Alie, Ketua MK Hamdan Zoelva, dan Ketua BPK Rizal Djalil, dan Ketua MPR Sidarto