FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA DENGAN DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008- 2012)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Riska Elida

1110114000024

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA DENGAN IRAN

DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012)

l. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatultah Jakarta.

,- Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang [ain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

20 Februari 2015 PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

. Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Riska Elida i NIM : 1l 101 14000024

Program Studi : Ilmu Hubungan Intemasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

FAKTOR PENYEBAB TIONGKOK MENJALIN KERJASAMA DENGAN IRAN DI BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012) dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji.

Jakarta, l7 Februari 2015

Mengetahui, Menyetujui,

Ketua Program Studi Pembimbing

TeAuh Santosa, MA

t PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

FAKTOR PE TTEBAB TIONGKOK MENJALIN KERIASAMA DENGAN IRAN Dr BTDANG PERTAHANAN KEAMANAN (2008-2012)

oieh

Riska Elida 11101t4000024

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakar.ta pada langgal 2 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sa{ana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ke;tua, Seketaris, n trlL^g: Ar- Debbie Affianty, M.Si Debbie A{fianty, M.Si

P""s,j[] Penguji II aT"\ l- th I 6fr""'-- Irfan R. Hutagalung L.L.M Budi S. Satari, MA

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 17 Marct 2015

Ketua Program Studi FISIP UIN Jakarta

Debbie Affianty, M.Si

IV

ABSTRAKSI

Skripsi ini menganalisa tentang kerjasama keamanan antara Tiongkok dengan Iran periode 2008-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa penyebab Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang berada dalam tekanan dunia internasional. Penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka. Penulis menemukan, bahwa Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran bukan karena fakrot energi, tetapi karena faktor strategis Iran yang dapat dijadikan sebagai alat multifungsi. Tiongkok berupaya menjaga keamanan Iran dengan memberikan suplai senjata dan membantu Iran memodifikasi militer sehingga Iran dapat menjaga teritorinya yang sangat penting bagi Tiongkok. Posisi strategis Iran menjadi kunci hubungan kedua negara. Tiongkok dan Iran juga menjalin kerjasama karena ketergantungan antara kedua negara. Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah national interests dan aliansi Alex Mintz dan balance of power Kenneth Waltz. Dari hasil analisa dengan menggunakan tiga teori ini dapat disimpulkan bahwa Tiongkok dan Iran merasa kedua negara mendapat keuntungan dengan adanya kerjasama sehingga kedua negara ini tetap menjalankan kerjasama walaupun salah satu pihak yakni Iran berada di bawah sanksi PBB.

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan rahmat sehingga skripsi yang berjudul “Faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan (2008-2012)” ini dapat terselesaikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dalam ilmu Hubungan Internasional.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak kendala yang penulis alami. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangat sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1) Keluarga, khusunya kedua orangtua penulis yang selalu mendoakan dan

memberi dukungan pada penulis yang menjadi semangat sehingga skripsi ini

selesai

2) Teguh Santosa, MA, selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan

waktu, tenaga dan pikiran dalam membantu penulis menyusun skripsi ini

3) Sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, yang banyak

membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

vi

Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan.

Jakarta, 20 Februari 2015

Penulis

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... v

KATA PENGANTAR ...... vi

DAFTAR ISI ...... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ...... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...... 1

B. Pertanyaan Penelitian ...... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penulisan ...... 8

D. Tinjauan Pustaka ...... 9

E. Kerangka Teori ...... 13

F. Metode Penelitian ...... 17

G. Sistematika Penulisan ...... 18

BAB II KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK

A. Politik Luar Negeri Tiongkok ...... 21

B. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok ...... 25

BAB III PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN

A. Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional ...... 40

B. Kekuatan Pertahanan Militer Iran ...... 45

viii

BAB IV HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK

DAN IRAN

A. Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama dengan Iran Di Bidang

Pertahanan Kemanan ...... 57

B. Pengaruh Posisi Strategis Iran Bagi Tiongkok ...... 65

C. Kerjasama Tiongkok dan Iran di bidang pertahan keamanan ..... 76

D. Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok ...... 84

BAB V KESIMPULAN ...... 89

DAFTAR PUSTAKA ...... 94

ix

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

TABEL 1.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan

Keamanan ...... 4

TABEL II.1 Impor Minyak Tiongkok ...... 24

TABEL II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok ...... 33

TABEL II.3 Kekuatan Militer Tiongkok ...... 36

TABEL III.1 Senjata Militer yang Diimpor Iran dan Masih Digunakan

Hingga Sekarang ...... 50

BAGAN III.1 Peta Iran ...... 61

Tabel IV.1 Persenjataan Iran ...... 78

x

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Skripsi ini membahas faktor Tiongkok melakukan kerjasama di bidang pertahanan keamanan dengan Iran yang sedang mendapatkan tekanan internasional karena mengembangkan nuklir. Tiongkok menyetujui sanksi terhadap pengembangan nuklir Iran di DK PBB akan tetapi tidak ikut menjalankan sanksi tersebut. Tiongkok menjalin kerjasama pertahanan untuk membantu Iran dalam memodernisasi militer.

Program nuklir Iran dianggap oleh sejumlah negara, terutama Amerika

Serikat, sebagai upaya Iran untuk mempersenjatai diri, walaupun sejak awal Iran mengatakan program nuklir itu untuk kepentingan damai.1 Pengakuan Iran tidak lantas membuat AS dan negara sekutunya mempersilahkan Iran melanjutkan program nuklirnya. Sebaliknya berbagai upaya dilakukan untuk menghentikan keinginan Iran melanjutkan program nuklir. Sejak tahun 1979 AS telah mengembargo ekonomi

Iran.2

Sikap agak berbeda diperlihatkan Tiongkok terhadap program pengembangan nuklir Iran. Tiongkok pada dasarnya tidak mendukung pengembangan nuklir Iran.

1Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 77-78. 2 1979 Iran mengalami revolusi yang ditandai dengan pergantian pemerintahan dari Syah Reza Pahlevi yang berkiblat ke Barat menjadi pemerintahan Ayatollah Khomeini yang lebih mengutamakan nasionalisme.

1

Namun Tiongkok juga tidak menentang program nuklir Iran selama pengembangan nuklir berada di bawah pengawasan IAEA. Tiongkok juga berpendapat bahwa setiap negara yang tergabung dalam anggota Non-Proliferation Treaty (NPT) memiliki hak mengembangkan nuklir untuk tujuan damai.3

Tiongkok adalah salah satu negara yang berpengaruh di dunia dan memiliki hak veto di DK PBB. Dalam memperlancar upaya menghentikan program nuklir Iran dibutuhkan dukungan Tiongkok yang memiliki peran dalam pengembangan nuklir tersebut. Selain itu Tiongkok juga menjadi negara pengimpor energi dari Iran yang dianggap dapat membantu keuangan Iran dan akhirnya bisa memperlancar program pengembangan nuklir Iran.4

Pada tahun 2011 setelah Barack Obama memperbaharui embargo terhadap minyak Iran, negara sekutu AS seperti Inggris, Australia, Kanada dan Uni Eropa kemudian mengikuti langkah ini.5 Keputusan negara-negara tersebut ikut mengembargo Iran karena menganggap Iran melanggar aturan IAEA mengenai pengembangan teknologi nuklir. Embargo dilakukan untuk melemahkan ekonomi

Iran sehingga berhenti mengembangkan program nuklirnya.6

Usulan AS dan negara Uni Eropa mengembargo minyak Iran menyebabkan dilema bagi Tiongkok.7 AS dan negara Uni Eropa adalah partner dagang terbesar

3 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China- Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43. 4 Ibid., h. 56. 5 Ibid., h. 54-57. 6 Ibid., h. 56. 7 Ibid., h. 43.

2

Tiongkok.8 Namun Tiongkok juga membutuhkan Iran yang menjadi negara penyuplai energi bagi Tiongkok.9 Jika minyak Iran diembargo maka Tiongkok akan kehilangan salah satu negara penyuplai energinya. Tiongkok menolak untuk mengembargo minyak Iran karena 11% dari kebutuhan minyak Tiongkok diperoleh dari Iran.10

Tiongkok berupaya menjaga hubungan yang baik dengan AS maupun Iran karena kedua negara ini merupakan partner yang penting bagi Tiongkok.11 Tiongkok menyetujui Resolusi DK PBB atas nuklir Iran sebagai bentuk dukungan Tiongkok atas usulan AS. Sanksi atas pengembangan teknologi nuklir Iran ditunjukkan dengan persetujuan Tiongkok dalam beberapa Resolusi DK PBB seperti Resolusi 1737 pada tahun 2006 dan Resolusi 1747 pada tahun 2007.12

Dalam Resolusi 1737, DK PBB meminta Iran untuk segera menghentikan program nuklirnya dan meminta Iran untuk bersedia bekerjasama dengan IAEA untuk menyelesaikan masalah nuklirnya.13 Sedangkan dalam Resolusi 1747, DK PBB meminta kepada semua negara untuk menghentikan kerjasama militer dengan Iran.14

Walaupun Tiongkok menyetujui Resolusi DK PBB atas pengembangan nuklir

Iran, Tiongkok tetap menjalin hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran.

Tiindakan tersebut terlihat pada tabel I.1.

8 Ibid. 9 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6. 10 Ibid. 11 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43. 12 http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 13 Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 14 http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014.

3

Tabel I.1 Kerjasama Iran dan Tiongkok Dalam Bidang Pertahanan Keamanan

TAHUN KERJASAMA

2008 Iran mendaftarkan diri menjadi anggota Organisasi Kerjasama Shanghai.

2008-2010 Mengembangkan Kosar, rudal jelajah ringan hasil modifikasi dari C-701 milik

Tiongkok.

2010 Menerima rudal jelajah ringan C-705 Tiongkok.

2010 Memproduksi rudal antiship Nasr-1 hasil rancangan berdasarkan rudal C–704 milik

Tiongkok.

2010 Memproduksi berdasarkan rudal C-802 milik Tiongkok.

Februari 2012 Memulai produksi Zafar, rudal jarak pendek Angkatan Laut hasil rancangan rudal C-701

AR milik Tiongkok.

Juni 2012 Tiongkok dan Rusia memblokir keanggotaan Iran dari Organisasi Kerjasama Shanghai.

Sumber: China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov.

Tindakan Tiongkok dalam melakukan hubungan kerjasama khususnya di bidang pertahanan keamanan dengan Iran tersebut mengakibatkan AS menjatuhkan sanksi atas perusahaan-perusahaan Tiongkok.15 Sanksi tersebut dijatuhkan pada beberapa perusahaan Tiongkok seperti China Shipbuilding and Offshore

International Corporation pada tahun 2008, LIMMT (Dalian) Metallurgy and

Minerals Company pada tahun 2009, Zibo Chemet Equipment Company pada tahun

15 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 40.

4

2010 dan Dalian Zhongbang Chemical Industries Company pada tahun 2011, serta beberapa perusahaan lainnya.16

Sebelum PBB menjatuhkan sanksi melalui Resolusi 1737, Tiongkok juga sudah memperlihatkan dukungan khususnya terhadap pengembangan pertahanan Iran dengan menetapkan Iran sebagai negara pengamat Shanghai Cooperation

Organization (SCO) pada tahun 2005.17 Pada bulan Maret 2008 Mentri Luar Negeri

Iran, Manouchehr Mottaki mengisyaratkan keinginan negara untuk menjadi anggota tetap di SCO. Iran menganggap pertahanan keamanan negaranya dapat ditingkatkan dengan melakukan kerjasama dengan Tiongkok di Organisasi Kerjasama Shanghai.18

Sebelum mendapat sanksi penghentian suplai senjata dari PBB, Iran sudah memiliki perlengkapan militer yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan Tiongkok,

Rusia dan beberapa negara lain pada masa Syah Reza Pahlevi di era tahun 1970an.

Lembaga nonprofit yang berbasis di AS, Nuclear Threat Initiative (NTI) menyebutkan Iran sempat melakukan kerjasama pembuatan rudal dengan Israel pada tahun 1977. Rudal Israel dengan nama Israeli Gabriel anti-ship Missile menjadi rudal yang dimodifikasi oleh Israel dan Iran dan kemudian dijual ke Iran. AS yang masih menjalin hubungan baik dengan Iran pada saat itu juga menyuplai pesawat canggih ke

Iran seperti F-4 Phantom, F-14 Tomcat dan F-5A Freedom Figther.19

16 Ibid., h. 58-63. 17 Peimani, Hooman. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus. (Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC, 2009), h. 320. 18 Ibid. 19 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 11/10/2014.

5

Menurut Cordesman dalam The Gulf Military Balance (2014) Iran juga telah memiliki rudal-rudal yang mulai diproduksi sejak perang Iraq-Iran (1980-1988) seperti . Zelzal adalah rudal hasil kerjasama Iran dengan Tiongkok dan Korea

Utara yang dapat menempuh jarak sejauh 100 km. Selain Zelzal, Iran juga memiliki

Fateh-110 yang diproduksi dengan bantuan Tiongkok. Rudal Ini memiliki daya tempuh sekitar 200 hingga 400 km. Iran juga memiliki varian rudal Sahab yang merupakan hasil modifikasi dari rudal Rusia dan Korea Utara.20

Program nuklir Iran juga banyak mengalami perkembangan karena banyak menjalin kerjasama internasional dengan negara-negara lain seperti Tiongkok.21

Kerjasama nuklir antara Tiongkok dan Iran ditunjukkan dengan perjanjian nuklir jangka panjang sejak tahun 1987 hingga tahun 1990. Tingkok bersedia melatih personil-personil Iran dan menyediakan 1,6 ton uranium jenis UF6 untuk mengembangkan nuklir Iran.22 Tiongkok juga menjadi negara yang memberikan suplai senjata bagi Iran selama masa perang dengan Irak tahun 1980-1988.23

20 Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf, h. 6-12. 21 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 143-153. 22 Ibid. 23 Ibid., h. 166-168.

6

Pengaruh Tiongkok dalam program pertahanan keamanan Iran penting untuk dibahas karena AS adalah partner dagang terbesar kedua Tiongkok setelah negara Uni

Eropa. Tiongkok berusaha mempertahankan hubungan kerjasama dengan AS dan Iran yang memiliki hubungan tidak harmonis. Tiongkok menyetujui sanksi atas pengembangan nuklir Iran sebagai upaya dalam menjaga hubungan dengan AS.

Namun Tiongkok juga tidak menghentikan hubungan kerjasama dengan Iran walaupun Tiongkok menyetujui sanksi atas program pengembangan nuklir Iran di

DK PBB. Selain itu, Tiongkok juga berani mengambil posisi dengan dijatuhi sanksi oleh AS terhadap beberapa perusahaan negaranya karena menjalin hubungan kerjasama dengan Iran.

Periodeisasi 2008-2012 dalam skripsi ini dipilih dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2008 kendati mengalami tekanan berupa embargo dari PBB, Iran mengajukan diri sebagai anggota tetap di SCO. Sementara di tahun 2012 hubungan

Iran-Tiongkok mulai munurun. Di tahun itu Tiongkok memblokir keanggotaan Iran dari Organisasi Kerjasama Shanghai.

I.2 Pertanyaan Penelitian

Setelah mengalami modernisasi, kekuatan militer Tiongkok merupakan salah satu yang diperhitungkan oleh negara maju. Tiongkok memiliki pandangan yang agak berbeda dengan dunia internasional khususnya AS dan sekutunya mengenai program nuklir Iran dengan alasan setiap negara anggota NPT memiliki hak yang sama dalam

7

mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai.24 Ketika AS mengusulkan untuk mengembargo minyak Iran, Tiongkok memilih untuk melakukan kerjasama.

Berdasarkan pada uraian singkat diatas skripsi ini berusaha untuk mengidentifikasi:

Apa saja faktor yang menyebabkan Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran di saat Iran dalam tekanan dunia internasional?

Asumsi sementara: suplai minyak dari Iran mengingat pertumbuhan industri dan teknologi Tiongkok membutuhkan suplai minyak yang tinggi.

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Faktor penyebab Tiongkok dalam menjalin kerjasama pertahanan keamanan dengan

Iran menjadi sebuah masalah yang harus dibahas dengan tujuan:

 Mengetahui alasan Tiongkok menjalin kerjasama keamanan dengan negara

yang sedang mengalami tekanan internasional yakni Iran.

 Mengetahui jenis kerjasama pertahanan keamanan antara Tiongkok dan Iran.

Manfaat penelitian:

 Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

pembaca dan dapat menambah pengetahuan dalam ilmu hubungan

internasional.

24 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 43.

8

I.4 Tinjauan Pustaka

Pertahanan keamanan menjadi salah satu topik yang banyak dibahas dalam hubungan internasional seperti dalam “China-Iran: A Limited Partnership (2012) oleh Marybeth Davis” menjelaskan hubungan Tiongkok dan Iran merupakan hubungan yang saling menguntungkan sehingga kedua negara merasa saling ketergantungan. Tiongkok dan Iran melakukan pertukaran dalam perdagangan.

Tiongkok membayar minyak Iran dengan senjata. Tidak saja memberi suplai peralatan persenjataan bagi kekuatan militer Iran, Tiongkok juga menjadi penyuplai atom-atom yang digunakan untuk pengayaan uranium Iran. Sejak tercetus perang Iran dan Iraq pada tahun 1980-1988, Tiongkok terus menyuplai Iran dengan senjata. Hal

Ini dilakukan karena pada saat itu kedua negara sama-sama membutuhkan. Iran membutuhkan senjata untuk berperang, sedangkan Tiongkok membutuhkan pasar untuk menjual senjata. Hubungan Iran dan Tiongkok mulai terjalin sejak saat tersebut. Di era 90an, Tiongkok mengalami kemajuan industri dan teknologi pertahanan serta kemajuan dalam pengembangan energi nuklir dan rudal. Saat itu

Tiongkok mulai mengirim bantuan kepada Iran khususnya membantu dalam pengembangan nuklir.

Masalah nuklir Iran membuat banyak negara memutuskan hubungan dengan

Iran.25 Berbeda halnya dengan Tiongkok yang masih menjalin kerjasama dengan Iran untuk memenuhi kebutuhan energi. Tindakan Tiongkok mendukung nuklir Iran

25 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 54-57.

9

membuat AS memaksa Tiongkok untuk segera menyetujui pemberian sanksi. Namun

Tiongkok tetap menolak usulan AS. Hubungan Tiongkok dan Iran tidak hanya dalam masalah pertahanan keamanan tetapi juga mencakup masalah ekonomi. Hubungan

Tiongkok dan Iran banyak mendapat tekanan dari Amerika Serikat yang menyebabkan Tiongkok harus mengambil kebijakan untuk menjaga hubungan kerjasama dengan Iran namun tetap menjalin hubungan yang baik dengan Amerika

Serikat. Kedekatan antara Tiongkok dan Iran membuat para politisi Tiongkok berpendapat bahwa posisi Tiongkok akan berada dalam kondisi yang berbahaya jika

AS merasa Tiongkok terlalu mendukung Iran. Tiongkok terpaksa membatasi hubungan dengan Iran demi menjaga hubungan baik dengan AS.26

Sedangkan dalam “Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran

(2005-2010)” yang ditulis oleh Ragil Wibisono yang disusun untuk gelar Strata I

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menjelaskan upaya Iran dalam membuktikan program nuklir untuk kepentingan damai akibat mendapat tekanan dari

AS. Iran membuktikan nuklir yang disebut untuk kepentingan damai dengan memberitahukan pada dunia mengenai aktifitas nuklir Iran di bawah pengawasan

IAEA serta penandatanganan perjanjian NPT mengenai larangan pengembangan nuklir. Upaya ini tidak lantas membuat AS dan sekutunya percaya. AS menggunakan kekuatan politiknya di berbagai kawasan seperti di Asia dan Eropa untuk tidak

26 Ibid., h. 43.

10

mendukung program nuklir Iran. AS juga mendesak DK PBB untuk memberikan sanksi pada Iran karena tidak menghentikan program nuklirnya.27

Tindakan AS memaksa Iran untuk menghentikan program nuklir akhirnya mengundang simpati dunia Internasional seperti Tiongkok, Rusia, Venezuela,

Nicaragua, Kuba, Bolivia serta Organisasi Konferensi Islam dan Gerakan Non Blok mendukung pengembangan nuklir Iran.28 Rasa simpati dari dunia internasional muncul karena menganggap tindakan AS tidak adil pada Iran. Organisasi dan negara yang bersimpati pada nuklir Iran menganggap bahwa setiap negara memiliki hak yang sama untuk mengembangkan nuklir untuk kepentingan damai. Hal ini sesuai dengan pasal IV kerangka NPT dan Iran telah mematuhi aturan tersebut dengan melaporkan perkembangan nuklir pada IAEA.29

AS menggunakan alasan nuklir untuk memojokkan Iran. Upaya ini dilakukan untuk melindungi Israel di Timur Tengah karena merasa terancam dengan kemajuan teknologi militer Iran.30 AS juga berusaha untuk mempertahankan pengaruhnya di

Timur Tengah dan kurang suka jika negara Muslim terutama Iran tidak berperilaku sesuai dengan keinginannya. Israel juga meminta AS untuk menyerang Iran untuk menghentikan nuklirnya. Namun AS tidak menanggapi permintaan tersebut karena

27 Wibisono, Ragil. Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran (2005-2010). Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitad Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 86-96. 28 Ibid. 29 Ibid. 30 Ibid.

11

ingin menumbuhkan citra kembali setelah melakukan invansi ke Iraq dan

Afganistan.31

Dalam “Dukungan Tiongkok Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009)” oleh Agung Nugroho Alumni Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas

Riau membahas mengenai upaya Iran dalam mengembangkan nuklir mendapat tekanan dari AS dan Eropa. Tiongkok dan Rusia menolak usulan AS dan Eropa untuk memberi sansi bagi Iran. Tiongkok menolak sanksi Iran karena berpendapat akan mengalami kesulitan dalam mencari sumber energi baru. Tiongkok juga mempertimbangkan kerugian yang akan dialami jika Iran diembargo karena investasi yang telah ditanam Tiongkok di Iran. Tiongkok berpendapat bahwa kerugian yang akan ditanggung negara lebih besar dari pada tekanan yang diberikan oleh Barat.

Upaya Tiongkok mencari sumber-sumber energi menimbulkan kekhawatiran AS. Hal ini dikarenakan Tiongkok mencari sumber energi dari negara-negara yang menentang

AS seperti Iran, Myanmar, Korea Utara, Pakistan, Angola, Zimbabwe, Sudan dan negara-negara di Amerika Latin. AS khawatir upaya Tiongkok akan melahirkan kekuatan baru di dunia.

Kebijakan luar negeri Tiongkok mendukung program nuklir Iran merupakan upaya untuk mencapai kepentingan nasional. Tiongkok menjalin kerjasama dengan

Iran di bidang pengembangan nuklir sejak awal tahun 1990an. Tiongkok menyediakan reaktor, melatih tenaga ahli Iran dan membantu dalam pengoperasian reaktor nuklir. Melalui DK PBB, Tiongkok menolak sanksi sebagai cara penyelesaian

31 Ibid.

12

masalah nuklir Iran. Tiongkok mendukung program nuklir Iran namun tidak juga oposisi terhadap Barat. Alasan Tiongkok mendukung program nuklir Iran hanyalah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok memiliki pengaruh besar terhadap kebutuhan minyak dan gas. Tiongkok berusaha mencari sumber-sumber energi yang tidak dapat dipenuhi negara untuk mendukung laju pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan dalam faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan, penulis mencoba untuk menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan Tiongkok menjalin hubungan kerjasama keamanan dengan Iran di saat Iran sedang mendapat sanksi dari DK PBB karena program pengembangan nuklir. Perbedaan dari penulisan ini dengan penulisan-penulisan sebelumnya terletak pada pembahasan yang tidak memfokuskan pada pembahasan nuklir melainkan hubungan kerjasama pertahanan keamanan Tiongkok dan Iran dengan memberikan bentuk-bentuk kerjasama yang telah dilakukan.

I.5 Kerangka Teori

Motivasi Tiongkok menjalin hubungan kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan dan keamanan akan dianalisa dengan menggunakan teori aliansi dan teori balance of power dalam konsep realis serta menggunakan konsep national interests.

13

 National interests

Dalam Understanding Foreign Policy Decision Making (2010) Alex Mintz menyebutkan bahwa kebijakan luar negeri suatu negara biasanya dipengaruhi oleh kepentingan nasional. Pembentukan kerjasama dengan dunia internasional juga biasanya merupakan upaya untuk mencapai kepentingan nasional.32

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok memberikan dampak yang besar bagi teknologi dan industri. Hal ini mengakibatkan kebutuhan energi seperti minyak dan gas juga meningkat. Iran adalah salah satu negara penyuplai minyak bagi Tiongkok.

Iran memasok hingga 11% dari total kebutuhan minyak Tiongkok.33 Kerjasama antara Iran dan Tiongkok merupakan kerjasama yang dibentuk untuk mencapai kepentingan kedua negara baik dalam bentuk politik dan ekonomi. Hubungan kedua negara yang sempat terputus dan kembali terjalin dipengaruhi oleh faktor ekonomi.34

 Aliansi

Menurut Alex Mintz dalam Understanding Foreign Policy Decision Making

(2010), salah satu kebijakan yang penting yang harus dilakukan oleh penguasa negara adalah membentuk aliansi karena dianggap dapat menghindarkan terjadinya perang.

Aliansi militer menjadi hubungan yang paling banyak berpengaruh dalam negara

32 Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 130-131. 33 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf, h. 6. 34 Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24.

14

karena dianggap dapat mengurangi ancaman masuk dalam negara. Hal ini terjadi karena dengan pembentukan aliansi akan mendukung terjadinya arms races yang digunakan untuk menjaga stabilitas negara dari ancaman negara lain. Dengan pembentukan aliansi, kedua negara bisa bersepakat untuk menghadapi perang jika salah satu negara mendapat serangan dari musuh. Namun pembentukan aliansi juga bisa dilakukan tanpa kesepakatan berperang dalam menghadapi musuh. Pembentukan aliansi juga dianggap sebagai cara untuk menciptakan balance of power.35

Hubungan kerjasama antara Iran dengan Tiongkok yang sudah dimulai pada era 70an telah menimbulkan keadaan saling ketergantungan antara Tiongkok dan

Iran. Tiongkok tergantung pada minyak Iran sedangkan Iran tergantung pada perlengkapan persenjataan Tiongkok. Hubungan antara Tiongkok dan Iran juga sering disebut sebagai natural partner karena pada dasarnya hubungan kedua negara terbentuk karena adanya saling ketergantungan. Hubungan antara Tiongkok dan Iran sempat terhenti ketika Amerika Serikat menuduh program nuklir Iran untuk kepentingan keamanan. Setiap negara yang memiliki hubungan dengan Iran diminta untuk menghentikan hubungan khususnya bagi negara yang membantu program nuklir Iran. Tiongkok sempat membatalkan kerjasama dengan Iran karena tekanan

35 Mintz, Alex and Derouen, Karl. Understanding foreign policy decision making. (New York: Cambridge University Press, 2010), h. 126-127.

15

dari AS. Namun hubungan kembali berlanjut karena adanya perasaan saling ketergantungan antara Tiongkok dan Iran.36

 Balance of power

Balance of power menurut Kenneth Waltz dalam Theory of international politics (1979) adalah upaya untuk menciptakan perdamaian karena adanya usaha untuk menghindari dominasi kekuatan yang besar. Setiap negara akan melakukan aliansi untuk melindungi diri dari pengaruh kekuatan asing atau untuk menghindari kekalahan. Balance of power merupakan strategi yang digunak untuk meningkatkan kemampuan militer untuk mengimbangi ancaman dari lawan.37

Balance of power pada dasarnya merupakan upaya suatau negara untuk melindungi negaranya sendiri. Suatu negara yang merasa terancam dengan dominasi kekuatan negara lain akan berusaha menjalin kerjasama dengan negara yang merasakan hal sama dengan negaranya untuk mengimbangi kekuatan dominasi tersebut. 38

Kerjasama antara Tiongkok dan Iran terjalin karena peningkatan pengaruh AS di kawasan Asia dan Timur Tengah. Tiongkok dan Iran menjalin hubungan aliansi untuk menghentikan pengaruh AS. Tiongkok dan Iran menyatakan keinginan untuk

36 Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24. 37 Kenneth N. Waltz. Theory of International Politics. (Berkeley: Addison-Welesy Publishing Company, 1979), h.103-128. 38 Ibid.

16

menjalin kerjasama dalam perdagangan seperti gas, industri minyak, sektor petrokimia serta infrastruktur untuk membangun jaringan pipa gas. Tiongkok akan memberikan dukungan terhadap Iran dengan memberikan bantuan teknologi persenjataan dan di pihak lain Iran akan menyuplai minyak ke Tiongkok.39

I.6 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif yang menjelaskan tentang kajian yang bersifat sebab-akibat. Jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan peneliti yang dibatasi oleh rentang waktu dalam menggambarkan permasalahan terkait dengan isu kerjasama pertahanan keamanan antara Tiongkok dan Iran. Penulis akan mencoba menjelaskan tindakan Tiongkok menjalin hubungan kerjasama di bidang pertahanan keamanan dengan Iran yang dianggap dapat mengancam keamanan Tiongkok sendiri karena Iran yang sedang memiliki masalah dengan dunia internasional.

Jenis data yang penulis gunakan dalam tekhnik pengumpulan data adalah jenis data sekunder yang diperoleh dari buku-buku literature maupun situs internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dan menggunakan teknik library research dengan mencari buku-buku, surat kabar, website serta berbagai sumber informasi yang dapat mendukung dalam meneliti permasalahan yang diangkat dan digabung untuk menganalisis masalah.

39 Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China- Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf, h. 7-24.

17

Jenis data yang akan digunakan adalah data teoritis, yakni data yang diperoleh dari berbagai sumber dan literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sedangkan data yang dikumpulkan bersifat kualitatif yang selanjutnya akan dianalisis dan dijawab berdasarkan fenomena-fenomena dan data yang diperoleh.

I.7 Sistematika Penulisan

Dalam Bab I, membahas mengenai pendahuluan dengan menguraikan latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Dalam latar belakang masalah akan dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi oleh

Iran serta tanggapan Tiongkok terhadap masalah tersebut. Tiongkok memberikan dukungan pada Iran walaupun dunia internasional berusaha untuk menjatuhkan sanksi pada Iran. Tiongkok muncul sebagai negara yang melindungi Iran di DK PBB walaupun tidak semua sanksi yang dijatuhkan pada Iran ditolak Tiongkok.

Dalam Bab II, membahas mengenai politik luar negeri dan kekuatan militer

Tiongkok. Politik luar negeri berpengaruh pada kepentingan energi. Pertumbuhan teknologi dan industri membuat Tiongkok harus mencari sumber energi dari luar negara karena negara dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan domestik. Politik luar negeri Tiongkok menggambarkan bahwa Tiongkok lebih mementingkan keamanan energi daripada ideologi. Politik luar negeri Tiongkok juga mendorong

Tiongkok untuk melakukan modernisasi pertahanan.

18

Dalam modernisasi militer dijelaskan upaya Tiongkok dalam meningkatkan kemampuan pertahanan. Tiongkok mulai mengganti senjata militer yang dianggap sudah tua dengan senjata yang lebih canggih dan modern. Kekuatan laut dan udara menjadi prioritas utama karena Tiongkok menganggap dua kekuatan tersebut akan mengurangi fungsi kekuatan darat. Modernisasi militer dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Tiongkok.

Dalam Bab III, membahas mengenai kondisi Iran yang sedang berada dalam tekanan dunia internasional dan membahas mengenai kekuatan pertahanan militer Iran. Nuklir

Iran menjadi penyebab munculnya berbagai konflik. Embargo menjadi masalah yang harus diterima karena nuklir.

Garda revolusi menjadi angkatan bersenjata yang paling berpengaruh bagi kekuatan militer Iran. Pertahanan militer Iran mengalami modernisasi dengan penggantian senjata yang sudah tua. Modernisasi militer dilakukan untuk mempertahankan kedaulatan negara.

Dalam Bab IV, membahas mengenai faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran di bidang pertahanan keamanan dan membahas mengenai kerjasama yang dilakukan. Pengaruh Iran bagi Tiongkok menjadi alasan Tiongkok untuk menjaga hubungan dengan Iran walaupun Iran sedang berada dalam tekanan dunia internasional. Pengaruh Iran bagi Tiongkok bisa berbentuk politik, ekonomi dan sebagainya. Peranan Iran memberi pengaruh bagi politik luar negeri Tiongkok

19

sehingga berusaha untuk tetap membela Iran di DK PBB. Kerjasama Tiongkok dan

Iran di bidang pertahanan keamanan dilihat dari penjualan senjata, pembelian lisensi senjata hingga pelatihan pengembangan nuklir.

Dalam Bab V, membahas mengenai kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam penelitian. Isi dari pembahasan adalah menjawab pertanyaan mengenai faktor penyebab Tiongkok melakukan kerjasama dengan Iran yang sedang dalam tekanan internasional.

20

BAB II

KEKUATAN PERTAHANAN KEAMANAN TIONGKOK

Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai pertahanan militer Tiongkok dan politik luar negeri Tiongkok. Dalam politik luar negeri Tiongkok akan dibahas mengenai kebutuhan energi sehingga Tiongkok menolak usulan AS untuk mengembargo energi Iran di DK PBB. Sedangkan dalam pertahanan militer

Tiongkok akan dibahas mengenai modernisasi militer dan persenjataan militer

Tiongkok yang menimbulkan kekhawatiran bagi dunia internasional.

II.1 Politik Luar Negeri Tiongkok

Politik luar negeri adalah upaya suatu negara untuk menjalin kerjasama dengan negara lain. Politik luar negeri bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional. Untuk mencapai kepentingan nasional, negara-negara maju yang memiliki industri dan teknologi modern akan menjalin hubungan kerjasama dengan negara- negara berkembang.40 Hal ini disebabkan oleh sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui banyak diperoleh dari negara berkembang sedangkan negara tersebut tidak bisa mengolah sumber daya alamnya. Kelemahan negara berkembang untuk mengolah sumber daya alamnya menjadi sebuah peluang besar bagi negara maju di

40http://www.academia.edu/8471042/PENGERTIAN_HUBUNGAN_INTERNASIONAL_POLITIK_INTERN ASIONAL_DAN_POLITIK_LUAR_NEGERI

21

bidang teknologi dan industri untuk memenuhi kebutuhan energi sehingga negara maju memilih untuk menjalin kerjasama dengan negara berkembang.41

Tiongkok menjadi salah satu negara dengan industri dan teknologi modern yang melakukan kerjasama dengan negara berkembang untuk memenuhi suplai energi. Tiongkok berupaya untuk terus meningkatkan kekuatan negara sesuai dengan tiga prinsip politik luar negeri yang pertama Tiongkok berupaya untuk meningkatkan kekuatan militer, ekonomi dan politik untuk menjadi salah satu negara yang kuat di dunia. Kedua, Tiongkok merupakan negara yang menjadi korban kekerasan negara lain termasuk Barat dan Jepang sehingga menimbulkan rasa takut yang besar bagi

Tiongkok. Ketiga, negara lemah akan menjadi sarang kejahatan dari negara yang kuat sehingga negara lemah tersebut harus membatasi ruang geraknya akibat adanya dominasi dari negara kuat.42

Tiongkok menjadi salah satu negara yang kuat sekarang. Aktif di dunia internasional menjadi salah satu contoh keberhasilan Tiongkok dalam meningkatkan kekuatan negara. Hal tersebut menggambarkan Tiongkok menjadi salah satu negara yang dipandang di dunia internasional. Untuk menjaga eksistensi negara, Tiongkok berupaya meningkatkan kekuatan ekonomi, militer dan politik negaranya. Tiongkok juga berusaha menjalin kerjasama dengan negara-negara yang berusaha menghambat

41 Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer- look-china-iran-relations., h. 4-5. Diakses pada 21/11/2014. 42 Evan S. Medeiros. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and Diversification. www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850, h. 18. Diakses pada 3/11/2014.

22

pertumbuhan kekuatan negaranya karena menurut Tiongkok, menjalin kerjasama dengan musuh lebih baik daripada menantangnya.43

Potensi ekonomi serta modernisasi militer dapat mendukung upaya Tiongkok dalam mengejar kepentingan nasional. Kebijakan Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran yang sedang dalam tekanan internasional merupakan cara untuk mengejar kepentingan ekonomi dan keamanan di kawasan Timur Tengah. Keputusan negara-negara seperti AS dan Uni Eropa menghentikan kerjasama dengan Iran menjadi sebuah peluang besar bagi Tiongkok untuk mengejar kepentingan nasional.44

Tiongkok menjadi salah satu negara yang memiliki hak veto di DK PBB. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan bagi negara lain untuk menjalin kerjasama dengan Tiongkok khususnya Iran. Keputusan Tiongkok menjalin kerjasama dengan

Iran menjadi alat bagi Iran untuk menjaga keutuhan negara di DK PBB.45 Hal ini sesuai dengan kebijakan Tiongkok yang akan terus mendukung negara aliansinya di

DK PBB untuk menjaga kepentingan nasional. Selain itu, Iran juga menganggap politik luar negeri Tiongkok yang bersifat anti hegemoni menjadi alasan Iran bersedia bekerjasama dengan Tiongkok.46

43 Ibid., 17-21. 44 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 8-10. Diakses pada 22/10/2014. 45 Marybeth Davis. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf., h. 43. 46 Ibid, h. 7.

23

Pertumbuhan industri dan teknologi yang pesat membuat kebutuhan energi

Tiongkok semakin bertambah sedangkan sumber energi negara dianggap tidak bisa memenuhi kebutuhan. Tiongkok mulai mencari negara-negara penghasil minyak dan gas di dunia untuk memenuhi kebutuhan energi karena terjadi peningkatan kebutuhan energi setiap tahun. Negara-negara yang menjadi penyuplai energi bagi Tiongkok selain Iran adalah Kazakhstan, Rusia, Venezuela, Sudan, Angola, Kuwait, Iraq,

Oman, Arab Saudi, Myanmar dan sebagainya.47

Tabel II.1 Impor Minyak Tiongkok

Tahun Total

2007 3872.7 kb/d

2008 3982.6 kb/d

2009 4245.7 kb/d

2010 4,7 mb/d

2011 5 mb/d

2012 5,7 mb/d

Sumber: Overseas Investments by Chinese National Oil Companies.

Keterangan: kb/d: thousand barrels per day. mb/d: million barrels per day.

Lebih dari 50 persen kebutuhan minyak Tiongkok diimpor dari Timur

Tengah.48 Arab Saudi menjadi negara penyuplai minyak terbesar bagi Tiongkok.

47 Julie Jiang dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf., h. 11. 48 Ibid., h. 6.

24

Total minyak yang diimpor dari Arab Saudi pada tahun 2011 mencapai 20% kemudian Angola sebanyak 12%, Iran 11%, Oman 7% Iraq 5%, Sudan 5%. Untuk memenuhi kepentingan nasional, Tiongkok lebih mengutamakan keamanan energi daripada ideologi. Tiongkok berupaya menjalin hubungan baik dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah karena masalah keaman energi merupakan isu yang penting bagi pertumbuhan kekuatan ekonomi, politik dan militer Tiongkok.49

Program modernisasi pertahanan adalah salah satu strategi Tiongkok untuk mencapai kepentingan nasional. Modernisasi pertahanan dianggap penting untuk melindungi kedaulatan negara. Modernisasi pertahanan Tiongkok dilakukan bukan untuk menyaingi pengaruh AS di dunia melainkan hanya untuk menjaga kepentingan nasional Tiongkok.50

II.2. Kekuatan Pertahanan Militer Tiongkok

Peningkatan ekonomi Tiongkok memberikan dampak positif bagi modernisasi militer. Tiongkok berusaha memodernisasi militer karena menganggap bahwa pertumbuhan ekonomi bisa dijaga oleh kekuatan militer.51 Setiap tahun anggaran militer semakin meningkat sehingga menimbulkan perkembangan yang pesat dalam

49 Evan S. Medeiros. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and Diversification. www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850., h. 20-21. Diakses pada 3/11/2014. 50 Japan White Paper 2014. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2014/DOJ2014_1-1- 3_web_1031.pdf., h. 31. Diakse pada 4/11/2014. 51 China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 7. Diakses pada 23/5/2014.

25

melakukan modernisasi militer. Pada tahun 2005, Tiongkok mengeluarkan anggaran militer sekitar 29,9 miliyar dollar. Tahun 2006 anggaran militer menjadi 35 milyar dollar, 2007 meningkat menjadi 45 milyar dollar, 2008 menjadi 57 milyar dollar,

2009 menjadi 70 milyar dollar dan pada tahun 2012 anggaran militer Tiongkok mencapai sekitar 106 milyar dollar.52 Peningkatan anggaran militer diupayakan untuk menyesuaikan kebutuhan militer dengan harga yang terus meningkat setiap tahun.

Peningkatan anggaran militer tidak hanya digunakan untuk belanja perlengkapan, tetapi juga dalam masa latihan hingga waktu untuk beroperasi dalam perang.53

Dalam dokumen pertahanan Tiongkok, China’s White Paper on National

Defense (2008) disebutkan sejak 1979 Tiongkok sudah mulai membangun kekuatan militer yang diupayakan setara dengan kekuatan ekonomi. Pertahanan militer dianggap sebagai jalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi sehingga pertumbuhan ekonomi dan militer harus berbanding lurus.

People’s Liberation Army (PLA) adalah angkatan bersenjata Tiongkok yang terbentuk pada 1 Agustus 1927.54 Pasukan ini memiliki peran yang penting dalam melindungi kepentingan nasional Tiongkok. PLA dibagi dalam pasukan Angkatan

Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan ditambah dengan Angkatan Artileri

Kedua yang bertugas secara khusus pada masalah persenjataan nuklir yang terbentuk

52 http://www.globalsecurity.org/military/world/china/budget.htm. Diakses pada 3/11/2014. 53Ibid. 54 China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 20. Diakses pada 23/5/2014.

26

secara resmi pada Juni 1966. Semua pasukan bersenjata Tiongkok berada di bawah kendali Central Military Commission (CMC).55

Dalam China's National Defense (2008) disebutkan bahwa strategi angkatan bersenjata Tiongkok diutamakan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Setelah mengalami modernisasi, Tiongkok berpendapat bahwa jumlah angkatan bersenjata tidak menjadi patokan kekuatan militer. Angkatan bersenjata Tiongkok diwajibkan mampu menggunakan teknologi yang modern sehingga perekrutan calon angkatan bersenjata lebih diutamakan pada orang-orang yang berpendidikan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut pemerintah Tiongkok memberikan beasiswa bagi calon PLA untuk sekolah di berbagai universitas demi mendapatkan hasil angkatan yang ahli dalam bidang teknologi dan informasi.

Tiongkok melakukan modernisasi militer untuk menjaga kedaulatan negara, menjaga keamanan dan keutuhan negara, menjaga keamanan negara di luar angkasa, serta meningkatkan perdamaian dalam negara. Hal ini sesuai dengan buku pertahanan

Tiongkok “China Defence White Paper 2013.” Tiongkok menerapkan strategi defence untuk militer yakni tidak akan menyerang satu negara jika negara tersebut tidak lebih dulu menyerang. Militer Tiongkok juga tidak difokuskan pada masalah perang. Pasukan ini juga digunakan untuk misi perdamaian dunia seperti untuk

55 Ibid., h. 18.

27

memerangi terorisme menolong korban bencana alam, serta dikhususkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi negara.56

Potensi militer Tiongkok lebih difokuskan pada pengembangan Angkatan

Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok menganggap bahwa kekuatan udara serta serangan jarak jauh dapat mengurangi peranan kekuatan Angkatan Darat. Angkatan

Darat dimodernisasi dengan pengembangan sistem komunikasi karena menurut

Tiongkok keunggulan dalam informasi dapat memberikan dampak yang positif untuk menjaga keamanan negara. Angkatan Laut dimodernisasi dengan penggantian persenjataan yang sudah tua. Angkatan Laut diwajibkan mampu menggunakan senjata konvensional dan nuklir. Angkatan Udara Tiongkok melakukan pengembangan kekuatan dengan upaya penggantian pesawat-pesawat tua yang sudah digunakan sejak tahun 1950 atau era tahun 60an. Angkatan artileri kedua menjadi angkatan yang bertugas dalam menangani senjata nuklir.57

Dalam China’s military modernization (2008), C. Fred Bergsten menyebutkan

Tiongkok melakukan modernisasi militer dengan pengadaan persenjataan modern dan meningkatan teknologi militer. Hal ini dilakukan sebagai bentuk persiapan Tiongkok dalam menjaga pertahanan dalam dunia internasional. Dalam pengadaan persenjataan modern, Tiongkok berusaha menjalin hubungan perdagangan senjata dengan Rusia seperti membeli pesawat tempur jenis Sukhoi tipe Su-27 dan Su-30, kapal selam jenis

56 China Defence White Paper 2013. http://www.nti.org/media/pdfs/China_Defense_White_Paper_2013.pdf., h. 31-32. Diakses pada 4/11/2014. 57China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 20. Diakses pada 23/5/2014., h. 20-31.

28

Sovremenyy yang memiliki peluru kendali anti-kapal, serta peluru kendali lintas benua. Tiongkok berupaya memproduksi persenjataan konvensional dalam negeri seperti kapal selam dan pesawat tempur tipe J-10. Tiongkok juga berupaya memproduksi peluru kendali, meningkatkan peralatan komunikasi khususnya C4ISR, serta meningkatkan kemampuan nuklir dan meningkatkan kemampuan di luar angkasa. Tiongkok mulai menciptakan profesionalisme dalam angkatan militer yang diharapkan mampu menggunakan teknologi yang modern. Tiongkok melakukan seleksi yang ketat dalam merekrut personil militer karena negara mulai mempersiapkan pertempuran dengan teknologi yang lebih canggih. Tiongkok juga melakukan operasi militer gabungan untuk memperkuat pertahanan maritim, udara, serta dunia maya dan memfokuskan peninjauan pada kelemahan lawan dan menempatkan kekuatan militer pada posisi tersebut.

Tiongkok berusaha meningkatkan kemampuan intercontinental balistic missile (ICBM), intermediate-range ballistic missile (IRBM) atau medium-range ballistic missile (MRBM) dan short-range ballistic missile (SRBM) untuk memberikan ancaman bagi negara lain jika hendak menyerang Tiongkok. Tiongkok juga aktif dalam melakukan pembangunan kapal induk, pesawat tempur yang tidak terlacak radar dan rudal yang mampu menembak jatuh satelit serta pembangunan kapal selam.58 Program pengembangan Command, Control, Communications,

Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C4ISR) menjadi salah

58 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml Diakses pada 14/5/2014.

29

satu fokus PLA untuk memperkuat pertahanan.59 C4ISR adalah sumber informasi dalam menjaga situasi agar pemerintah dapat mengambil kebijakan yang sesuai dengan keadaan yang dialami negaranya.60

Kemampuan Tiongkok menggunakan teknologi yang canggih dianggap sebagai keberhasilan dalam melakukan modernisasi militer. Teknologi ini juga sudah diaplikasikan dalam pembuatan kapal selam dan pesawat tempur. Penguasaan teknologi yang canggih juga memberikan dampak positif bagi pembentukan rudal- rudal darat serta untuk peningkatan kekuatan militer Angkatan Darat dan Angkatan

Laut. Rudal Dongfeng 31A dan Dongfeng 5A milik Tiongkok menjadi salah satu rudal yang dianggap mampu menyaingin rudal-rudal milik AS dan Rusia dalam jangkauan jarak tempuh. Dongfeng 31A memiliki jarak tempuh sejauh 11.200 km dengan kemampuan dapat membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton.

Dongfeng 5A memiliki daya jelajah sejauh 13.000 kilometer. Rudal ini dapat membawa hulu ledak nuklir seberat 1.000 kiloton. Tiongkok juga berhasil mengembangkan DF-41 dengan kemampuan jarak tempuh sejauh 14.000 km dan mampu membawa enam hulu ledak nuklir.61

59Ka Po Ng. Interpreting China’s Military Power: Doctrine makes readiness. (New York: Taylor & Francis e-Library, 2005), h. 108-126. 60 Ibid. 61 Design Characteristics of China’s Ballistic and Inventory. http://www.nti.org/media/pdfs/design_characteristics_china_ballistic_cruise_missiles.pdf?_=139604 0660. Diakses pada 5/11/2014.

30

Tiongkok memiliki jumlah Angkatan Darat terbanyak di dunia.62 Totalnya mencapai 1,6 milyar pasukan. Namun kekuatan yang paling diutamakan adalah

Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Tiongkok mulai meningkatkan sistem informasi dengan anggapan bahwa kepemilikan senjata modern lebih penting daripada jumlah pasukan dan perang elektronik menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan militer yang dapat digunakan untuk pertahanan negara.63

Angkatan Laut Tiongkok memiliki sekitar 970 kapal termasuk 60 kapal selam diantaranya. Peranan angkatan Laut Tiongkok adalah menjaga kedaulatan negara serta mempertahankan kawasan maritim negara dengan kepemilikan kapal selam, fregat, serta kapal perusak. Peralatan maritim diutamakan pada pengembangan senjata konvensional dan nuklir yang modern.64

Peningkatan kekuatan Angkatan Laut Tiongkok juga terlihat dari kepemilikan kapal selam kelas Kilo yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga memiliki kapal selam modern yang baru seperti kelas Shang, Shong, Yuan dan Jin. Jenis kapal selam baru yang dimiliki oleh Tiongkok ini adalah kapal selam dengan teknologi modern yang dilengkapi dengan radar dan sensor Anti-Submarine Warfare dan Anti-Air Warfae.65

Angkatan Laut Tiongkok memiliki kapal induk yang berhasil dimodifikasi dari hasil

62 Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 35. Diakses pada 31/5/2014. 63http://eng.mod.gov.cn/Database/AboutPLA/index.htm. Diakses pada 4/11/2014. 64 Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h.37. Diakses pada 31/5/2014. 65Nan Li. The evolution of China's naval strategy and capabilities: from “Near Coast” and “Near Seas” to “Far Seas”. http://scholar.google.com/scholar?q=nan+li the+evolution+of+china+naval+strategy+books&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5., h. 114-135. Diakses pada 6/11/2014.

31

pembelian dari Australia dan negara-negara bekas Uni Soviet seperti Kiev, Varyag dan Minsk. Shilang menjadi salah satu kapal induk Tiongkok hasil modifikasi dari

Varyag milik Ukraina. Tiongkok juga memiliki kapal perusak hasil produksi dalam negeri ataupun impor seperti kapal perusak kelas Luhai, Luhu, Luzhou atau bahkan jenis Sovremenyy yang diimpor dari Rusia. Tiongkok juga berhasil membuat kapal perusak kelas Luyang yang merupakan hasil perpaduan teknologi Rusia dan

Tiongkok.66

Angkatan Laut Tiongkok juga melakukan peningkatan kekuatan dalam bidang informasi untuk membangun angkatan yang kuat. Kemampuan serangan balik nuklir juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kekuatan pasukan. Latihan bersama dengan negara-negara anggota SCO juga menjadi salah satu cara Angkatan

Laut Tiongkok untuk meningkatkan kemampuan beroperasi di lautan.67

Angkatan Udara Tiongkok bertugas untuk menjaga kedaulatan negara dan teritori udara. Angkatan ini juga meningkatkan kemampuan tempur dengan kepemilikan pesawat yang dilengkapi dengan sistem C4ISR.68 Angkatan udara tiongkok diharapkan memiliki kemampuan ofensif dan defensif untuk menjaga kedaulatan negara. Angkatan Udara Tiongkok memodernisasi diri dengan cara kemampuan dalam melakukan pengintaian dan kemampuan memberi peringatan

66Ibid. 67 China White Paper on National Defense 2008. www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 48. Diakses pada 23/5/2014. 68Ibid., h. 26-28.

32

ancaman dari luar.69 Angkatan ini memperbanyak jumlah pesawat dengan melakukan impor dan pembelian lisensi dari Rusia.70 Jenis pesawat yang diimpor seperti Su-27 dan Su-30 yang memiliki kemampuan anti-surface dan anti-ship.

Selain melakukan impor dari negara lain, Tiongkok sudah memiliki beberapa pesawat dan helikopter hasil produksi dalam negeri.

Tabel II.2 Transportasi Udara Militer Buatan Tiongkok

Perusahaan Produk Militer Hasil Produksi

Changhe Aircraft Industry Helikopter Z-8 dan Z-11,

Corporation

Chengdu Aircraft Iindustry Pesawat tempur J-10, J-7 dan FC-1

Corporation

Hongdu Aviation Industry Group Pesawat latihan Q-5

Guizhou Aircraft Industry Pesawat tempur dan pesawat Pesawat JL-9

Corporation latihan

Harbin Aircraft Manufacturing Helikopter dan pesawat Z-9, Y-12, H-6, ERJ-145 dan

Corporation angkut EC-120 B

Shaanxi Aircraft Corporation Helikopter angkut dan Y-8

pesawat angkut

Shenyang Aircraft Corporation Pesawat tempur J-8

Xi’an Aircraft Industrial Pesawat angkut dan pesawat JH-7, H-6, Y-7 dan JH-7

Corporation bomber

Sumber: Evan S. Medeiros. dkk. 2005. A New Direction for China’s Defense Industry. Santa Monica: RAND Corporation.

69 Ibid. 70 Japan white paper defence 2013. http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html., h. 38. Diakses pada 31/5/2014.

33

Angkatan Artileri Kedua Tiongkok difokuskan pada strategi deterrence yang digunakan untuk menghindari serangan yang datang dari negara lain khususnya serangan nuklir. Strategi militer Tiongkok yang bersifat defence menjadikan

Tiongkok tidak akan menggunakan nuklir jika tidak diserang lebih dulu. Nuklir yang dimiliki negara juga disebut tidak dibuat untuk menyerang negara lain.71

Dalam kondisi perang, Angkatan Artileri Kedua ditugaskan untuk menyerang balik musuh dengan kekuatan nuklir. Hanya orang-orang yang berbakat dan memiliki pengetahuan luas mengenai nuklir yang dimasukkan dalam angkatan ini. Tugas dalam menggunakan senjata nuklir membuat pasukan artileri berada dalam pengawasan ketat oleh CMC.72

Angkatan Artileri Kedua juga ikut melakukan modernisasi pasukan sama halnya dengan pasukan yang lain. Angkatan ini melakukan modernisasi dengan meningkatkan sistem informasi, meningkatkan kemampuan dalam perlindungan negara dan menjaga kerusakan senjata. Pasukan ini juga telah memiliki senjata dengan dua bahan bakar yakni padat dan cair. Untuk menjaga keamanan kepemilikan senjata nuklir, pasukan ini diwajibkan mampu menangani nuklir baik dari segi transportasi, proses penyimpanan, serta berupaya menghindari terjadinya peluncuran nuklir baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.73

71 “China White Paper on National Defense 2008.” www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm., h. 29-31. Diakses pada 23/5/2014. 72 Ibid., h. 29. 73http://www.chinadaily.com.cn/60th/2009-08/26/content_8619520.htm. Diakses pada 20/5/2014.

34

Berdasarkan data yang diperoleh dari “Japan White Paper Defence 2013,”

Tiongkok sudah mulai mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal sejak pertengahan tahun 1950. Penguasaan teknologi nuklir berdampak positif pada pengembangan kapal selam bertenaga nuklir seperti JL-2 yang memiliki jarak tempuh sejauh 8000 km. Tiongkok berhasil mengembangkan DF-31 dari jenis rudal ICBM,

DF-21 untuk jenis IRBM/MRBM. Ada juga rudal jenis DF-3 dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir. Tiongkok juga memiliki rudal anti-kapal hasil modifikasi dari DF-21, serta rudal jelajah CJ-10 dengan daya jelajah 1.500 km. Untuk jenis SRBM Tiongkok memiliki DF-15 dan DF-11 yang disebut akan digunakan jika

Taiwan melepaskan diri dari Tiongkok.

35

Tabel II.3 Kekuatan Militer Tiongkok

Pasukan Militer Sekitar 2,3 miliar pasukan

Angkatan Darat Jumlah pasukan Sekitar 1, 6 miliar pasukan

Tank Jenis -98A/99, jenis -96/A,

Jenis -88A/B dan jenis lainnya sekitar

8,200 unit

Angkatan Laut Kapal perang Sekitar 970 kapal/1.496 miliar ton

Kapal laut Sekitar 10. 000 unit

Kapal penghancur dan fregat Sekitar 80 unit

Kapal selam 60 unit

Angkatan Udara Pesawat tempur 1. 580 unit

Pesawat tempur modern J-10 sebanyak 268 unit

Su-27/J-11 sebanyak 308 unit

Su-30 sebanyak 97 unit

Sumber: Japan defence white paper 2013.

Untuk mengatasi ketertinggalan kemampuan konvensional militer dari negara yang memiliki teknologi dan industri militer yang lebih canggih seperti Amerika

Serikat, Tiongkok menggunakan teknik penguasaan luar angkasa yang dapat menghancurkan sistem pertahanan.74 Tiongkok berusaha membangun pangkalan pertahanan di luar angkasa dengan kepemilikan senjata anti satelit (ASAT) dan senjata satelit yang berfungsi untuk melumpuhkan satelit musuh serta menjadi alat

74 www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/01/110111_uschinaarmrace.shtml. Diakses pada 14/5/2014.

36

pengintai musuh. Senjata anti satelit adalah teknologi yang digunakan untuk menghancurkan satelit lain yang sedang beroperasi pada orbitnya.75 Salah satu senjata satelit Tiongkok adalah Ziyuan-2, senjata anti satelit hasil kerjasama Tiongkok dengan Brazil. Tiongkok juga sudah memiliki senjata anti satelit yang sudah diluncurkan sejak 2006 seperti Yaogan-1 dan Zhongxing-22A.76

Dalam kondisi perang senjata anti satelit akan mengidentifikasi target dan akan melakukan serangan untuk melumpuhkan target. Senjata ini dapat merusak satelit lain dan menghancurkan sistem informasi satelit lain.77 Kemampuan dalam melakukan pertempuran di ruang angkasa merupakan kemampuan yang hanya dimiliki AS dan Rusia. Tiongkok menjadi negara ketiga yang memiliki kemampuan tersebut.78

Tiongkok mengembangkan senjata anti satelit untuk mengurangi dominasi AS di ruang angkasa. Tiongkok berpendapat bahwa senjata anti satelit merupakan kunci dari kemenangan AS dalam berperang seperti dalam perang teluk karena senjata tersebut juga dapat digunakan untuk mengintai target. Kemenangan yang diperoleh

75 http://www.nti.org/glossary/#anti-satellite-weapon-asat. Diakses pada 5/11/2014. 76 Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key- issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear- policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 10-19. Diakses pada 6/11/2014. 77 China’s Anti-Satellite Weapons and American National Security. http://s3.amazonaws.com/thf_media/2007/pdf/hl990.pdf., h. 3. Diakses pada 6/11/2014. 78Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key- issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear- policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 5. Diakses pada 6/11/2014.

37

AS khususnya dalam bidang militer membuat Tiongkok merasa harus meningkatkan keamanan negara demi menjaga kedaulatannya.79

Dalam menghadapi AS, Tiongkok memilih untuk meningkatkan kemampuan militer karena merasa negosiasi dengan AS hanya bisa dilakukan dengan menunjukkan kekuatan negara. Tiongkok berharap dengan pengembangan senjata luar angkasa yang dilakukan akan mengurangi dominasi AS di dunia. Tiongkok mengatakan bahwa upaya negara dalam mengembangkan senjata luar angkasa bukan bermaksud untuk menantang AS. Tujuan dari kepemilikan senjata luar angkasa hanya untuk mengurangi dominasi AS dan menjaga kepentingan negara.80

Melihat dari perkembangan militer Tiongkok tersebut, tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi negara saingan Tiongkok khususnya AS.81 AS merasa khawatir jika posisinya sebagai negara hegemon akan digantikan oleh Tiongkok yang memiliki pengaruh yang besar baik di bidang ekonomi dan militer. Hal tersebut menimbulkan peningkatan fokus AS di kawasan Asia Timur yang digunakan untuk memantau perkembangan militer Tiongkok yang dianggap berbahaya bagi status AS sebagai negara hegemon. Kekhawatiran AS terhadap peningkatan militer Tiongkok juga akan

79 Eric Hagt. China’s ASAT Test: Strategic Response. http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/31974/ichaptersection_singledocument/b4f934e3- cd9c-4013-b1aa-79e479e270cd/en/cs5_chapter3.pdf., h.32. Diakses pada 6/11/2014. 80 Ibid., h. 36-39. 81 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 197.

38

muncul dari kemampuan Tiongkok dalam menguasai teknik luar angkasa yang hanya dimiliki AS dan Rusia.82

Dengan tindakan AS dalam memata-matai militer Tiongkok menyebabakan kurangnya ruang gerak bagi Tiongkok dalam memodernisasi militer. Tiongkok merasa modernisasi militernya terganggu sehingga Tiongkok harus mencari cara untuk menggoyahkan pantauan AS dari kasawan Asia Timur khususnya dalam tindakan memata-matai militer Tiongkok.83

82 Joan Johnson-Freese. China’s Space Ambitions. http://mail.nuclearfiles.com/menu/key- issues/nuclear-weapons/issues/policy/chinese-nuclear- policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf., h. 5. Diakses pada 6/11/2014. 83 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 19. Diakses pada 22/10/2014.

39

BAB III

PERTAHANAN KEAMANAN MILITER IRAN

Dalam Bab ini akan dijelaskan mengenai kondisi Iran dalam dunia internasional dan kekuatan pertahanan militer Iran. Kondisi Iran dalam dunia internasional akan dibahas mengenai pengembangan nuklir yang memberikan dampak negatif bagi ekonomi Iran di dunia internasional. Dalam kekuatan pertahanan militer Iran akan dibahas mengenai persenjataan Iran dan kekuatan militer yang menyebabkan Tiongkok membantu Iran dalam memodernisasi militer.

III.1 Kondisi Iran Dalam Dunia Internasional

Nuklir adalah sebuah senjata yang memiliki dua fungsi, yakni untuk pertahanan dan untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini menyebabkan nuklir menjadi program yang diminati setiap negara. Iran menjadi salah satu negara yang tertarik untuk mengembangkan nuklir. Program pengembangan nuklir Iran sudah terbentuk sejak era 50an tepatnya di masa pemerintahan Shah Reza Pahlevi bekerjasama dengan AS. Pada saat tersebut AS dan Iran terikat kerjasama dalam pengembangan nuklir untuk kepentingan damai. Dalam kerjasama tersebut AS bersedia menyuplai reaktor-reaktor yang dapat digunakan untuk program nuklir Iran. AS mendukung pengembangan nuklir Iran karena berpendapat bahwa Iran memerlukan nuklir untuk memenuhi kebutuhan listrik.84

84 http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/ Diakses pada 12/10/2014.

40

Dukungan terhadap nuklir Iran tidak hanya diperoleh dari AS, tetapi juga dari negara Barat seperti Perancis dan Jerman yang juga ikut dalam mensuplai reaktor nuklir ke Iran. Namun sejak Iran mengalami revolusi tahun 1979 menyebabkan AS berhenti membantu program nuklir Iran. AS menganggap revolusi ini mengubah perpolitikan Iran yang awalnya cenderung berkiblat ke Barat menjadi negara yang lebih mengutamakan nasionalisme sehinggga memberikan dampak negatif bagi hubungan AS dan Iran.85

Iran kembali melanjutkan kerjasama untuk mengembangkan program nuklir dengan berbagai negara seperti Rusia, Tiongkok dan Argentina setelah mengalami revolusi. Pengembangan nuklir tersebut memberikan rasa khawatir bagi AS jika nuklir Iran akan digunakan untuk kepentingan militer sehingga AS berupaya menghentikan program nuklir Iran. AS juga meminta negara lain untuk ikut serta menghentikan hubungan pengembangan nuklir dengan Iran. Hal ini memberikan kendala bagi Iran dalam mengembangkan teknologi nuklirnya karena AS terus berupaya untuk membayang-bayangi program nuklir tersebut.86

Iran menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara mengembangkan nuklir adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. Iran berpendapat bahwa penggunaan nuklir dapat menghemat pengeluaran minyak dan gas sehingga Iran dapat meningkatkan jumlah ekspor energi. Iran juga menganggap bahwa negara tidak

85 Ibid. 86 Ibid.

41

bisa tergantung pada minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan energi karena sumber daya tersebut pada akhirnya akan habis.87

Menurut AS dan sekutunya seperti Inggris, Perancis dan Israel yang menentang program nuklir Iran, sangat tidak masuk akal jika alasan Iran menjalankan program nuklir hanya untuk kepentingan damai seperti untuk kepentingan energi. AS menganggap bahwa Iran adalah negara yang kaya dengan sumber energi sehingga tidak membutuhkan nuklir untuk memenuhi energi lagi. Alasan damai hanya diucapkan Iran untuk bisa terus mengembangkan nuklir yang dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan negara.88

Pada tahun 2003, IAEA melakukan kunjungan ke fasilitas nuklir Iran untuk menyelesaikan masalah nuklir. Pada kunjungan tersebut IAEA meminta agar Iran bersedia menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan IAEA juga meminta agar diberi izin oleh Iran untuk melakukan pemeriksaan dadakan pada pengembangan nuklir Iran. Permintaan ini ditolak oleh Iran dan menganggap bahwa IAEA harus bekerja sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan tidak memihak pada Blok manapun seperti memihak pada AS. Tuntutan IAEA pada Iran akhirnya menjadi kontroversi internasional karena negara yang mendukung nuklir Iran seperti Suriah dan Mesir menganggap bahwa IAEA terlalu mendukung AS. Namun pada tahun yang

87 http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Aktualita&artikel=akt3&hlm=3. Diakses pada 12/10/2014. 88 Ibid.

42

sama, Iran menghentikan program nuklirnya untuk sementara dan kembali dilanjutkan pada tahun 2004.89

Pada tahun 2005 nuklir Iran kembali menjadi sorotan dunia karena IAEA mulai membawa nuklir Iran untuk dibahas di DK PBB. Pada Juli 2006 Iran mendapat teguran pertama dari DK PBB dalam Resolusi 1696 yang meminta Iran untuk menghentikan program nuklir, meminta semua negara untuk menghentikan kerjasama nuklir dengan Iran dan membekukan aset-aset yang berkaitan dengan pengembangan nuklir Iran.90

Sanksi terhadap Iran juga diberikan oleh Dewan Keamanan PBB pada tahun

2006. DK PBB mengeluarkan Resolusi 1737 yang melarang Iran melakukan kerjasama yang berhubungan dengan pengembangan nuklir termasuk pengembangan rudal balistik, serta melarang perdagangan senjata dan segala jenis material yang berhubungan dengan nuklir. DK PBB juga membekukan aset-aset perusahaan Iran dan individu-individu yang terlibat dalam program pengembangan nuklir Iran.91

Pada tahun 2007 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 1747 yang melarang semua negara melakukan kerjasama dengan Iran khususnya hubungan di bidang perdagangan persenjataan. Resolusi ini juga melarang hubungan perdagangan peralatan militer seperti tank, kendaraan tempur lapis baja, sistem artileri kaliber

89 http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakses pada 12/10/2014. 90 Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 91 Security Council Committee established pursuant to resolution 1737 (2006). http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada 11/10/2014.

43

besar, pesawat tempur, helikopter tempur, kapal perang, rudal, dan persenjataan lainnya. Setiap negara juga dilarang memberikan bantuan keuangan pada Iran.92

Pada tahun 2008 kembali DK PBB mengeluarkan sanksi atas nuklir Iran dalam Resolusi 1803 yang melarang setiap negara untuk melakukan kerjasama dengan Iran seperti yang telah disebutkan dalam Resolusi 1737 dan 1747, melarang semua negara untuk mengizinkan individu-individu yang terkait nuklir Iran melakukan perjalanan atau transit di masing-masing negara, melarang setiap negara untuk melakukan perdagangan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan

Iran dan melarang hubungan finansial dengan Iran.93 Pada tahun 2010 DK PBB mengeluarkan Resolusi 1929 yang melarang setiap negara melakukan kerjasama yang dapat mendukung program nuklir dengan Iran seperti dalam Resolusi 1737, 1747 dan

1803, dan melarang adanya hubungan pelatihan penggunaan senjata khususnya yang dapat mendukung program nuklir Iran.94

Pada tahun 2011 IAEA membuat laporan mengenai nuklir Iran yang disebut untuk kepentingan militer. IAEA menyebutkan bahwa Iran sedang membuat perangkat peledak bertenaga nuklir. Pada tahun 2012 IAEA mendatangi Iran untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran. Dalam pertemuan tersebut IAEA meminta untuk diberi izin memasuki Parchin yang diduga sebagai tempat pengembangan nuklir untuk kepentingan militer. Namun Iran menolak permintaan IAEA karena kawasan

92 http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada 11/10/2014. 93 Resolution 1803 (2008). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2008.shtml. Diakses pada 27/10/2014. 94 Resolution 1929 (2010). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2010.shtml. Diakses pada 27/10/2014.

44

tersebut adalah kawasan militer bebas nuklir Iran sehingga kawasan tersebut tidak boleh dikunjungi.95

III.2 Kekuatan Pertahanan Militer Iran

Pertahan keamanan merupakan pertahanan yang dibutuhkan untuk melindungi kedaulatan negara dari berbagai ancaman. Iran menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan militer terbesar di kawasan Timur Tengah. Kekuatan militer Iran digunakan untuk defence. Iran memiliki dua kubu militer yakni Tentara nasional berjumlah sekitar 300.000-400.000 pasukan yang terdiri dari Angkatan Darat,

Angkatan Laut dan Angkatan Udara dan pasukan Garda Revolusi yang berjumlah sekitar 125.000 pasukan. Pasukan Garda Revolusi Iran terbentuk sejak Iran mengalami revolusi pada 1979.96

Pasukan Garda Revolusi Iran awalnya ditugaskan untuk menjaga sistem Islam di negara sedangkan keamanan negara dijaga oleh Tentara Nasional. Namun pasukan

Garda Revolusi menjadi sangat dominan di Iran dan akhirnya dibagi lagi dalam anggota Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara yang juga digunakan untuk menjaga keamanan negara. Pasukan ini memiliki peranan dominan di Iran karena berada langsung di bawah kendali pemimpin tertinggi Iran.97

95 http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakse pada 27/10/2014. 96 Lynn E. Davis. dkk. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. (Santa Monica: RAND Corporation, 2011), h. 34. 97 http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2009/10/091018_profiliran.shtml. Diakse pada 28/10/2014.

45

Pasukan Garda Rovolusi (IRGC) memiliki peran untuk mengendalikan senjata dengan kekuatan nuklir seperti rudal. IRGC juga memiliki peran yang besar untuk mengembangkan senjata nuklir sehingga saat terjadi pembekuan aset oleh PBB, aset

IRGC juga ikut dibekukan.98 Modernisasi militer Iran difokuskan untuk menjaga kedaulatan negara dari negara-negara yang dianggap lebih kuat seperti AS. Iran meningkatkan kemampuan militer sebagai bentuk deterrence bagi AS dan Israel.99

Dalam lembaga independent AS, The United States Institute of Peace (USIP) menyebutkan peristiwa perang Iran-Iraq menjadi salah satu alasan besar bagi Iran untuk melakukan modernisasi militer. Iran berusaha meningkatkan kemampuan militer untuk deterrence. Menurut Iran hal tersebut akan menghambat musuh untuk melakukan serangan. Dengan adanya kekuatan yang bersifat pencegahan dalam perang, Iran yakin bahwa musuh akan mempertimbangkan resiko serta biaya yang akan dikeluarkan jika hendak menyerang negaranya.100

Setelah mengalami revolusi, Iran mulai melirik sistem pertahanan dengan teknologi yang modern. IRGC dan Tentara Nasional mulai melakukan operasi gabungan untuk menjaga kedaulatan Iran. IRGC yang awalnya hanya digunakan untuk menjaga sistem Islam dalam negara diikut sertakan untuk menjaga keamanan negara. Salah satu tujuan Iran meningkatkan kemampuan militer adalah untuk

98 Anthony H. Cordesman dan Martin Kleiber. Iran’s Military Forces and Warfighting Capabilities. (Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for Strategic and International Studies, 2007), h. 73. 99 Lynn E. Davis. dkk. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. (Santa Monica: RAND Corporation, 2011), h. 35. 100 http://iranprimer.usip.org/resource/irans-military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.

46

melawan pengaruh AS khususnya sejak invasi AS di Iraq dan Afganistan. Iran merasa terancam karena AS mulai menempatkan pangkalan militer di sisi Barat dan

Timur Iran.101

IRGC dan Tentara nasional Angkatan Darat Iran bekerjasama dalam menjaga pertahanan darat. Tidak terlalu banyak latihan yang dilakukan karena tugas utama

Angkatan Darat Iran lebih difokuskan pada penjagaan keamanan internal.102

Angkatan Laut Iran ditugaskan untuk menghadapi musuh yang memiliki teknologi canggih seperti AS dan pasukan ini sangat tergantung pada pertahanan berlapis. Saat terjadi perang, Iran akan mengerahkan semua kekuatan pasukan baik dari Angkatan

Darat dan Angkatan Udara untuk membantu Angkatan Laut.103

Pantai teluk Iran yang berbatu serta luas teluk yang hanya sekitar 100 mil menjadi salah satu alat bagi Iran untuk menghadapi musuh karena akan mempersulit kapal induk musuh memasuki kawasan tersebut. Letak geografis Iran yang berada di antara pegunungan memberikan dampak positif bagi Angkatan Udara Iran karena sulit dijangkau radar. Pesawat-pesawat Iran bisa beroperasi tanpa tertangkap radar dari musuh. Namun Angkatan Udara Iran masih memiliki permasalahan dengan kepemilikan pesawat tempur. Salah satu kendala yang dialami adalah pesawat Iran

101 Ibid. 102 Anthony H. Cordesman. dkk. The Gulf Military Balance: Volume I: The Conventional and Asymmetric Dimensions. Diakses dari csis.org/files/publication/1305022_Gulf_Mil_Bal_Volume_I.pdf., h. 131-133. 103 http://iranprimer.usip.org/resource/irans-military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.

47

yang sudah tua seperti F-14 dari AS sejak sebelum revolusi masih tetap menjadi pesawat utama Iran.104

Iran memiliki pilot-pilot yang terlatih. Pelatihan militer AS-Iran saat masa pemerintahan Pahlevi tetap digunakan Iran dalam pelatihan kemampuan penerbangan. Pilot-pilot Iran terkenal dengan kemampuan dalam mengoperasikan pesawat tempur. Namun kendala bagi angkatan ini adalah Iran tidak memiliki pesawat tempur modern masa kini.105

Iran berusaha mempelajari taktik dan teknologi Angkatan Udara AS seperti dalam kemampuan C4ISR yang digunakan saat perang teluk. Hal ini dilakukan karena menurut Iran, salah satu kelemahan Iran dibandingkan dengan militer negara lain adalah kemampuan dalam C4ISR. Untuk kemampuan di bidang komando, kontrol, komunikasi dan komputer, Iran telah mulai mengembangkan dan

Rasoul yang memiliki kemamapuan komunikasi sejauh 30 km. Iran juga melakukan upgrade pada kemampuan radar untuk mendeteksi pesawat tempur lain. Keterbatasan kemampuan pemantauan gerakan musuh oleh Iran menyebabakan rudal tetap menjadi fokus utama dalam membantu Angkatan Udara.106

Angkatan Darat Iran terdiri dari 350.000 pasukan dari Angkatan Darat Tentara

Nasional dan 100.000 pasukan Angkatan Darat IRGC. Pasukan ini tidak dilengkapi dengan senjata modern seperti tank atau kendaraan lapis baja. Pasukan ini masih

104 Ibid. 105 Ibid. 106 Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf., h. 57-60.

48

menggunakan tank T-72 milik Soviet. Angkatan Udara Iran menjadi angkatan yang paling lemah diantara pasukan lainnya. Pasukan ini terdiri dari sekitar 25.000 hingga

35.000 pasukan dan dilengkapi dengan senjata usang yang telah dibeli sejak masa

Pahlevi seperti F-14, F-5, F-4, F-5 dan pesawat-pesawat dari Rusia seperti Su-25,

MiG-29, Su-24 MK dan memiliki keterbatasan modernisasi sejak revolusi. Angkatan

Laut Iran terdiri dari 18.000 pasukan dari Tentara Nasional dan sekitar 12-15.000 pasukan dari IRGC. Pasukan ini memiliki kekuatan yang paling besar di Iran.

Walaupun angkatan ini hanya memiliki senjata usang, angkatan ini juga dilengkapi dengan kapal selam kelas kilo milik Rusia. Pasukan ini juga memiliki kapal selam ukuran kecil kelas Yomo dan Nahand serta kapal-kapal kecil yang bisa mendukung operasi militer Iran di Laut. Angkatan Laut Iran juga dipersenjatai dengan rudal anti- kapal hasil kerjasama dengan Tiongkok.107

Iran masih memiliki ketergantungan pada negara lain untuk membangun kekuatan militer khususnya dalam bidang rudal. Walaupun Iran telah mampu membuat rudal sendiri, Iran masih sangat tergantung pada teknologi asing seperti pada mesin bahkan bimbingan untuk pembuatan rudal. Rudal-rudal milik Iran masih belum bisa menandingi rudal-rudal milik negara seperti AS, Tiongkok atau Rusia.

Namun rudal-rudal tersebut bisa digunakan sebagai alat deterrence bagi negara musuh.108

107 http://iranprimer.usip.org/resource/conventional-military. Diakses pada 3/11.2014. 108 http://www.american-iranian.org/policy-papers. Diakses pada 2/11/2014.

49

AS menjadi salah satu negara yang memiliki pengaruh yang besar dalam meningkatkan kekuatan militer Iran. Namun sejak jatuhnya rezim Pahlevi, Iran mulai mengalami kesulitan untuk membeli senjata. Hal ini menyebabkan kerugian bagi Iran karena tidak bisa mempelajari teknologi canggih dari AS. Iran bahkan mengalami kesulitan untuk memodifikasi senjata dari AS karena kurangnya pengetahuan dalam bidang teknologi. 109

Tabel III.1 Senjata Militer yang Diimpor Iran dan Masih Digunakan Hingga Sekarang

Tahun Negara pengekspor Jenis senjata

1968 AS F-4

1970 AS CH-130HP

1972 AS F-14

1974 AS PF-3 Orion

1975 AS F-5

1976 AS AH-1J Cobra

1987 Tiongkok F-7

1990 Rusia MiG-29

1991 Perancis Mirage F-1-E

1991 Rusia Su-24 dan Su-25

Sumber: Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. 2014.

109 http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakse pada 27/10/2014.

50

Persenjataan militer Iran masih tergantung pada negara lain karena persenjataan Iran sudah tidak sesuai dengan kondisi sekarang. Rudal menjadi salah satu senjata yang menjadi program utama Iran karena dianggap sebagai senjata yang dapat menghindari intimidasi dari negara lain. Namun kebanyakan rudal Iran sudah tidak bisa digunakan karena sudah tua. Hal ini menyebabkan ketergantungan Iran pada Tiongkok dan Rusia untuk memenuhi senjata militer modern seperti rudal.110

Untuk mengatasi ketertinggalan Iran dalam kepemilikan senjata canggih, Iran mulai mempelajari teknologi senjata-senjata yang telah dibeli pada masa pemerintahan Pahlevi. Iran melengkapi rudalnya dengan sistem GPS untuk menghasilkan senjata tepat sasaran. Iran menganggap bahwa walaupun negaranya masih memiliki kesulitan dalam kepemilikan rudal ICBM, fungsi rudal tersebut bisa sedikit digantikan oleh rudal dengan kemampuan serang tepat sasaran. Salah satu rudal Iran yang telah dilengkapi dengan sistem GPS adalah Qiam-1 yang memiliki daya tempuh sejauh 850 km.111

Dari segi senjata, militer Iran masih cukup lemah untuk menghadapi militer

AS. Militer Iran masih tergantung pada senjata-senjata usang yang telah dimiliki sejak dinasti Pahlevi dan jarang melakukan perawatan senjata. Namun kekuatan militer Iran bisa menjadi ancaman karena adanya rudal-rudal milik Iran. Selain itu,

Iran juga memiliki senjata dari kelompok Hizbullah, Hamas dan kelompok Syiah.112

110 http://www.american-iranian.org/policy-papers. Diakses pada 2/11/2014. 111 Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf, h. 5-6. 112 Ibid., 43-44.

51

Iran telah memiliki perlengkapan rudal seperti Zelzal, Fateh-110 dan Khalij

Fars yang merupakan rudal hasil modifikasi dari Fateh-110 dengan daya jelajah mencapai 300 km. Iran juga memiliki rudal Shahab-1 dan Shahab-2 yang merupakan modifikasi dari rudal Scud-B dan Scud-C Rusia yang memiliki daya jelajah masing- masing sekitar 315 km dan 500 km dengan kemampuan mengangkut hulu ledak seberat 1000 kg dan 730 kg. Iran juga memiliki Shahab-3 yang merupakan rudal hasil modifikasi dari Nodong-1 Korea Utara yang memiliki daya jelajah sekitar 1.000 km.

Iran berhasil melakukan modifikasi Shahab-3 yang menghasilkan Ghadr-1 dengan daya jelajah sejauh 1.600 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 750 kg.113

Iran berupaya dalam kepemilikan rudal-rudal dengan bahan bakar padat.

Rudal dengan bahan bakar padat memiliki keuntungan yang lebih besar daripada rudal dengan bahan bakar cair. Rudal dengan bahan bakar padat dapat disimpan lebih lama dibandingkan dengan rudal berbahan bakar cair, penyimpanan juga lebih aman karena tidak mudah terbakar. Rudal berbahan bakar padat juga tidak mudah terdeteksi sebelum peluncuran karena memiliki kecepatan yang lebih besar daripada rudal berbahan bakar cair. Salah satu rudal Iran yang menggunakan bahan bakar padat adalah Ashura yang telah diuji pada 2009.114

Iran mengalami kesulitan dalam kepemilikan rudal-rudal jarak jauh.

Kebanyakan rudal Iran hanya dapat menempuh jarak dekat atau menengah. Untuk

113 Anthony H. Cordesman dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-balance.pdf., h. 4-12. 114 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.

52

mengatasi hal tersebut Iran mulai mengembangkan kemampuan beberapa rudalnya yang dijadikan sebagai senjata utama untuk mempertahankan kedaulatan negara.

Hasib menjadi salah satu rudal utama Iran. Rudal ini hanya memiliki daya tempuh sekitar 8-9 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 6 kg dan berbahan bakar padat. Selain itu ada juga Falaq, Noor, , Fajr, Nazeat dan Zelzal-2, semua rudal ini merupakan rudal dengan bahan bakar padat dan dapat diluncurkan dari kendaraan tempur darat.115

Kepemilikan rudal jarak pendek juga menjadi salah satu doktrin militer yang dilakukan oleh Iran. Rudal jarak pendek semakin diperbanyak oleh Iran karena rudal ini relatif lebih murah dan lebih mudah untuk digunakan dan biasanya rudal ini dapat diluncurkan hanya dari kendaraan darat. Kepemilikan rudal jarak dekat seperti Zelzal dan Fateh-110 menjadi salah satu bentuk pertahanan militer Iran yang dapat mengganggu stabilitas AS. Rudal-rudal ini memang tidak dapat menjangkau langsung pangkalan militer AS di Kuwait atau di Bahrain. Namun rudal-rudal ini dapat menembak langsung sumber-sumber energi negara Arab yang menjadi pemasok energi AS seperti Uni Emirat Arab, Iraq, Kuwait dan Arab Saudi.116

Dalam meningkatkan kemampuan rudal, Iran mengganti beberapa rudal jarak menengahnya menjadi rudal jarak pendek seperti M-600. Iran mengubah rudal ini dengan kemampuan yang mirip dengan Fateh-110 yakni diupgrade dengan kemampuan navigasi, kontrol dan GPS. Dengan kemampuan GPS pada rudal yang

115 Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf., h. 53-55. 116 Ibid., h. 78-80.

53

dapat meningkatkan kemampuan serangan tepat sasaran bahkan pada target yang bergerak, Iran dianggap akan dapat mempertahankan negara walaupun tanpa adanya kekuatan nuklir.117

Iran mengembangkan rudal jarak menengah dan rudal jarak jauh untuk mencapai target yang berada di luar kawasan regional. Rudal-rudal ini juga digunakan untuk membantu kekuatan Angkatan Udara Iran yang belum memiliki kekuatan yang cukup untuk menjaga keamanan negara. Iran memiliki rudal jarak jauh seperti Sahab-5 dan Sahab-6 yang memiliki daya tempuh sejauh 4.300 km dan 5.000 km dan rudal-rudal ini dirancang sesuai dengan Taepodong-2 Korea Utara. Kedua rudal ini dilengkapi dengan bahan bakar padat dan cair.118

Belajar dari teknologi asing yang telah dibeli Iran membuat Iran berhasil mengembangkan rudal-rudal yang lebih canggih seperti Shahab-3, -2 dan

Ghadr-1 walaupun masih mendapat bantuan pengembangan dari Rusia atau

Tiongkok. Sahab-3 adalah rudal buatan Iran yang dimodifikasi dari Nodong-1 Korea

Utara. Rudal ini memiliki daya jelajah sekitar 2.000 km walaupun masih menggunakan bahan bakar cair. Ghadr-1 adalah rudal berbahan bakar cair dengan daya jelajah 1.100 km. Rudal ini merupakan hasil modifikasi dari Shahab-3. Sejjil-2 adalah salah satu rudal Iran dengan teknologi modern. Rudal ini berbahan bakar padat dan memiliki kemampuan membawa senjata kimia, biologi dan nuklir. Rudal ini

117 Ibid., h. 80-81. 118 Ibid., h. 86-91.

54

memiliki daya jelajah sejauh 2.200 km yang disebut menjadi salah satu ancaman bagi

Israel. Rudal ini dirancang berdasarkan Zelzal dan DF-11 Tiongkok.119

Iran juga mulai mengembangkan Soundless Project yakni proyek yang dijalankan untuk mendeteksi radar rudal musuh dengan jangkauan 3000 km. Sistem radar menjadi salah satu contoh penerapan pengoperasian sensor Iran. Sensor

Ghadir Iran memiliki fungsi yang sama seperti Rezonas-NE system Rusia. Kegunaan dari sistem radar ini adalah untuk mendeteksi adanya serangan rudal musuh sebelum sampai di daratan Iran dan disebutkan juga bahwa kemungkinan sensor ini terdeteksi oleh radar rudal lain sangat kecil.120

Selain kepemilikan rudal, Iran juga meningkatkan kemampuan tank. Iran membeli salah satu tank modern masa kini seperti T-72S dari Rusia yang dilengkapi dengan sistem laser yang dapat dapat digunakan dalam kondisi gelap atau terang dan memiliki sistem anti-tank. Dari tank T-72S tersebut Iran berhasil membuat tank dalam negeri yang memiliki desain mesin yang sama dengan tank Rusia tersebut.121

Penguasaan program di luar angkasa menjadi salah satu program yang diminati Iran. Iran mulai melakukan uji coba peluncuran satelit pada tahun 2005 dan satelit pertama yang berhasil diluncurkuan Iran pada orbitnya adalah Sina. Selain itu

119 Ibid., h. 97-98. 120 Ibid., h. 136. 121 Cordesman, Anthony H. dan Martin Kleiber. Iran’s Military Forces and Warfighting Capabilities. (Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for Strategic and International Studies: 2007), h. 45-46.

55

Iran juga menjalankan program satelit komunikasi seperti Zoreh, Safir dan Mesbah bekerjasama dengan Rusia.122

Dari data kekuatan militer Iran tersebut dapat disimpulkan bahwa Iran masih sangat lemah untuk menghadapi ancaman dari negara lain. Ketidak mampuan Iran dalam menjaga keamanan negaranya akan mempermudah negara lain seperti halnya

AS untuk melakukan intervensi ke Iran. Hal ini menyebabakan negara yang memiliki kepentingan di Iran seperti Tiongkok harus membantu Iran dalam memodernisasi militer demi menjaga kepentingan nasional di Iran.

122 Ibid., h. 151-152.

56

BAB IV

HUBUNGAN KERJASAMA PERTAHANAN TIONGKOK DAN IRAN

Dalam Bab ini akan dijelaskan faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran dan jenis kerjasama kedua negara. Dalam faktor penyebab Tiongkok menjalin kerjasama pertahanan kemanan dengan Iran dibahas mengenai pengaruh Iran bagi Tiongkok. Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan walaupun Iran sedang diembargo. Dalam kerjasama pertahanan akan dibahas mengenai jenis-jenis kerjasama yang dilakukan Tiongkok dan Iran.

IV.1 Faktor Penyebab Tiongkok Menjalin Kerjasama dengan Iran di Bidang

Pertahanan Keamanan

Hubungan diplomasi antara Tiongkok dan Iran dimulai sejak tahun 1971.

Hubungan kedua negara terbentuk karena adanya persamaan penderitaan atas penindasan negara Barat yang mengakibatkan kedua negara sama-sama kehilangan bagian dari negaranya pada era tahun 1900 an.123 Tiongkok kehilangan Hong Kong dan beberapa bagian sungai seperti bagian Utara dari sungai Amur, dan anak sungai

Vietnam dan Korea, sedangkan Iran kehilangan Azerbaijan, Armenia dan Dagestan.

Iran dan Tiongkok juga mengalami keruntuhan legitimasi politik negara dengan masuknya pengaruh Barat.124 Iran dengan sistem parlementer dan konstitusional

123 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ), h. 7. 124 Ibid., h. 8.

57

harus berganti dengan pembentukan dinasti Reza Khan Pahlevi pada 1925 sedangkan

Tiongkok dengan sistem monarki konstitusional harus berakhir dengan sistem republik pada 1911.125

Penindasan negara Barat dianggap sebagai penghinaan yang besar bagi kedua negara sehingga dari pengalaman tersebut Iran dan Tiongkok berusaha sama-sama menolak adanya intervensi asing. Tiongkok dan Iran menganggap bahwa tanpa adanya pengaruh dari kekuatan Barat, kedua negara bisa menjalin kerjasama untuk meningkatkan pendapatan masing-masing. Tiongkok dan Iran juga menganggap tanpa adanya intervensi dari Barat, kedua negara ini bisa menjadi negara yang lebih baik dari status mereka sekarang. Akibat dari penindasan Barat tersebut juga mengakibatkan Tiongkok dan Iran berusaha meningkatkan kemampuan militernya untuk menghindari intervensi negara lain.126

Tiongkok dan Iran memiliki kesamaan kepentingan yakni berusaha untuk menjadi negara yang berpengaruh di kawasan masing-masing. Tiongkok ingin menjadi negara yang berpengaruh di Asia Timur, sedangkan Iran ingin menjadi negara yang berpengaruh di Timur Tengah. Kedua negara berusaha untuk meningkatkan kekuatan masing-masing yang akhirnya digunakan untuk menghindari intervensi asing.127

125 Ibid. 126 Ibid., h. 5. 127 Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 3. Diakses pada 21/11/2014.

58

Selain sama-sama berusaha menghindari intervensi asing di negaranya,

Tiongkok dan Iran juga sama-sama membutuhkan pasar.128 Tiongkok membutuhkan pasar untuk memenuhi kebutuhan energi demi kemakmuran ekonomi, sedangkan Iran membutuhkan pasar untuk menyalurkan sumber daya alamnya yang melimpah. Dari kesamaan kepentingan tersebut kedua negara bisa menjadi partner dagang yang saling menguntungkan. Tiongkok dan Iran tentunya bisa mendapat keuntungan yang besar dari kerjasama ekonomi. Tiongkok tidak perlu lagi mencari pasar untuk memenuhi kebutuhan energinya sedangkan Iran mendapatkan partner dagang yang dapat membantu Iran dalam mengolah sumber energi negaranya yang tidak bisa diolah sendiri oleh negara.129

Iran memiliki posisi yang strategis di dunia yakni berbatasan dengan negara- negara yang kaya energi. Iran menjadi daerah perbatasan menuju Asia Tengah, bagian Timur Eropa dan Timur Tengah, serta Afrika.130 Posisi ini sangat dibutuhkan oleh setiap negara yang memiliki ketergantungan energi di Timur Tengah. Hal ini disebabkan oleh jalur yang bisa ditempuh untuk membawa energi seperti minyak dari kawasan Timur Tengah hanyalah melalui selat Hormuz yang terletak di perbatasan

128 Ibid., h. 4-5. 129 Ibid. 130 Ibid., h. 1.

59

Iran dan Uni Emirat Arab dan selat Hormuz sendiri terletak di antara Teluk Persia dan Teluk Oman.131

Berdasarkan data yang diperoleh dari Organization of the Petroleum

Exporting Countries (OPEC) disebutkan bahwa negara-negara anggota OPEC memiliki cadangan minyak sebesar 81% dari total minyak dunia.132 Timur Tengah menghasilkan lebih dari 60% minyak dari hasil tersebut. Dari data OPEC tersebut juga disebutkan bahwa Arab Saudi memiliki cadangan minyak sebesar 265,8 milyar barel atau 20% dari total minyak bumi, Iran sebesar 157,8 milyar barel atau 13,1% dari minyak bumi, Iraq sebesar 144,2 milyar barel atau 12% dari minyak bumi,

Kuwait sebesar 101,5 milyar barel atau 8,4 dari minyak bumi, Uni Emirat Arab sebesar 97,8 milyar barel atau 8,1% dari minyak bumi, dan Qatar sebesar 25,2 milyar barel atau 2,1% dari minyak bumi.

131 Anthony H. Coredsman. Iran, Oil and the Strait of Hormuz. http://forums.heavengames.com/redir/http://csis.org/files/media/csis/pubs/070326_iranoil_hormuz .pdf. h.2. Diakses pada 5/3/2014. 132 http://www.opec.org/opec_web/en/data_graphs/330.htm. Diakses pada 16/12/2014.

60

Gambar IV.1 Peta Iran

Sumber:http://www.google.com/imgres?imgurl=http%3A%2F%2Fsenjatarohani.files.wordpress.com.

Dari peta tersebut dapat dilihat posisi Iran yang berdekatan dengan negara- negara kaya energi seperti Arab Saudi, Iraq, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait.

Minyak dari negara-negara kaya energi tersebut akan dialirkan menuju selat Hormuz yang berada diantara teluk Persia dan teluk Oman dan akhirnya akan dibawa ke laut lepas. Namun bagi Tiongkok yang memiliki hubungan dagang dengan Iran, minyak tersebut tidak perlu dialirkan menuju lautan. Tiongkok bisa menggunakan pipa energi

61

yang akan dialirkan dari Iran menuju negara SCO hingga energi tersebut tiba di

Tiongkok.133

Tiongkok dan Iran memulai hubungan energi sejak tahun 1960.134 Tiongkok menjadi negara yang membutuhkan Iran sebagai lintasan pipa-pipa energi yang diimpor dari negara-negara kaya energi di Timur Tengah. Posisi Iran yang berbatasan dengan negara kaya energi ini juga masih tetap dibutuhkan Tiongkok hingga sekarang. Adanya Organisasi Kerjasama Shanghai memberikan keuntungan tersendiri bagi Tiongkok karena energi yang dibawa dari Timur Tengah akan dialirkan melalui pipa energi di Iran dan kemudian dialirkan menuju negara-negara anggota SCO seperti Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kazakhstan yang akhirnya minyak tersebut masuk ke Tiongkok.135

Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki kedekatan dengan Iran.

Selain Tiongkok, Rusia merupakan salah satu negara yang membantu Iran mengembangkan nuklir. Rusia juga menjadi salah satu negara yang menyuplai senjata bagi Iran.136 Pada awalnya, Rusia memiliki pandangan yang sama dengan Tiongkok dalam masalah nuklir Iran. Rusia dan Tiongkok sama-sama berusaha membawa masalah nuklir Iran ke jalam diplomasi. Namun pada tahun 2010, Rusia mendukung

133 Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 7. Diakses pada 21/11/2014. 134 John Calabrese. China Iran Mismatched Partners. www.jamestown.org/.../Jamestown- ChinaIranMis. Diakses pada 21/11/2014. 135 Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations., h. 7. Diakses pada 21/11/2014. 136 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 6. Diakses pada 22/10/2014.

62

Resolusi 1929 DK PBB yang dijatuhkan atas Iran. Dukungan pada Resolusi tersebut juga terlihat pada tindakan Rusia membatalkan penjualan pesawat tempur ke Iran yang akhirnya megakibatkan menurunnya hubungan Rusia dan Iran.137

Menurunnya hubungan Iran dengan Rusia karena dukungan Rusia dalam

Resolusi 1929 DK PBB di tahun 2010 menjadi kunci besar bagi Tongkok untuk semakin meningkatkan hubungan dengan Iran. Menurunnya hubungan kedua negara ini memberikan keuntungan besar bagi Tiongkok karena Tiongkok bisa dengan leluasa menjalin hubungan dengan Iran di berbagai bidang. Tiongkok sendiri berusaha meningkatkan hubungan dengan Iran karena mengetahui bahwa Iran yang memiliki sumber energi yang besar disertai dengan letak geografi yang strategis sedang mencari negara aliansi yang memiliki kekuatan besar untuk mengimbangi kekuatan AS. Tiongkok merasa bahwa Iran akan bersedia menjalin kerjasama dengan negaranya mengingat bahwa kini Tiongkok menjadi salah satu negara berpengaruh di dunia.

Tiongkok yang sedang melakukan modernisasi militer telah menimbulkan kekhawatiran bagi AS dan sekutunya di kawasan Asia Timur. AS khawatir dengan peningkatan kekuatan militer dan ekonomi Tiongkok akan memunculkan kekuatan baru di dunia yang akhirnya akan menggeser posisi AS sebagai negara hegemoni.

Negara-negara aliansi AS di kasawan Asia Timur juga merasakan kekhawatiran dengan peningkatakan kekuatan ekonomi Tiongkok yang berdampak positif pada

137 Ibid.

63

pengembangan militer. Jepang khususnya khawatir dengan peningkatan kekuatan

Tiongkok. Jepang merasa dengan kekuatan militer Tiongkok sekarang akan menimbulkan potensi Tiongkok menyerang Jepang yang sedang mengalami konflik perbatasan dengan Tiongkok.

Hal ini tentunya membuat AS harus meningkatkan pengawasan di kasawan

Asia Timur. AS merasa perlu memantau perkembangan militer Tiongkok yang dianggap akan memberi ancaman bagi AS dan sekutunya di kawasan ini sehingga AS berusaha meningkatkan kerjasama militer dengan negara aliansi di kawasan ini.

Tindakan AS meningkatkan kerjasama militer dengan negara aliansi yang ditujukan untuk memantau pertumbuhan militer Tiongkok dianggap telah membatasi ruang gerak Tiongkok. Tiongkok sendiri merasa terganggu dengan tindakan AS yang menimbulkan Tiongkok harus mencari jalan agar perhatian AS tidak lagi terfokus pada militer Tiongkok.

Upaya membentuk kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran merupakan cara Tiongkok yang sedang diawasi AS untuk lebih leluasa dalam mengembangkan kekuatan militer. Tindakan Tiongkok menyuplai senjata dan membantu Iran memodifikasi peralatan militer akan membagi perhatian AS sehingga Tiongkok merasa lebih aman dalam memodernisasi militernya. Dengan pencitraan yang baik yakni menunjukkan sikap tidak akan memberi ancaman bagi negara lain, Iran pastinya akan turut mendukung Tiongkok dalam memodernisasi militer. Dukungan ini tentunya akan menguntungkan militer Iran karena mendapat suplai senjata dari

64

Tiongkok. Pertumbuhan militer Tiongkok akan menghasilkan senjata-senjata yang lebih modern dan senjata-senjata tersebut akhirnya bisa dibeli dan dimodifikasi Iran untuk memodernisasi militernya yang akhirnya juga digunakan sebagai alat deter bagi negara.

IV.2 Pengaruh Posisi Strategis Iran Bagi Tiongkok

Posisi strategis Iran menjadi salah satu penyebab Tiongkok melakukan kerjasama baik di bidang ekonomi, politik dan keamanan. Tiongkok memandang posisi Iran adalah posisi yang sangat menguntungkan karena berbatasan langsung dengan selat Hormuz yang menjadi jalan satu-satunya untuk membawa minyak keluar dari teluk Persia. Tiongkok berpendapat bahwa Iran adalah negara yang dapat dijadikan sebagai partner multifungsi. Iran bisa menjadi negara penyuplai energi bagi

Tiongkok dan menjadi alat bagi Tiongkok untuk menekan AS yang memiliki pengaruh besar di dunia.

Posisi selat Hormuz yang berbatasan langsung dengan Iran juga dianggap sebagai alat untuk menekan AS dan sekutunya. Hal ini terlihat dari kegagalan AS dalam mempromosikan embargo minyak Iran di DK PBB setiap kali Iran mengancam akan menutup selat yang menjadi lintasan energi dari Timur Tengah tersebut.

Tiongkok melihat selat ini sebagai alat yang menguntungkan sehingga Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan dengan Iran untuk membantu Iran mengontrol selat

Hormuz. Bantuan ini terlihat dari kerjasama Tiongkok dan Iran dalam memodifikasi

65

rudal anti kapal Tiongkok C-704 yang akan digunakan untuk menjaga kawasan teluk

Persia.138

Sebagai salah satu negara yang berpengaruh di dunia, Tiongkok melihat adanya upaya AS dalam membendung peningkatan kekuatan Tiongkok. Minyak yang menjadi salah satu poin penting untuk mengembangkan industri dan teknologi menjadi perhatian AS. AS melihat bahwa Tiongkok mengimpor energi dari negara- negara aliansi AS. Hal ini menjadi perhatian AS karena menganggap bahwa kemampuan mengontrol energi akan membuat AS berhasil mengontrol Tiongkok.

Dari segi kepentingan nasional, setiap negara akan berusaha mencapai kepentingan nasionalnya demi memajukan negara. Kepentingan nasional ini juga menjadi alasan Tiongkok menjalin kerjasama dengan Iran. Tiongkok melihat bahwa

Iran yang berada diantara negara-negara penghasil energi memberikan keuntungan tersendiri sehingga perlu dijaga agar tidak jatuh ke tangan negara lain khususnya AS.

Keuntungan tersebut dapat dilihat dari fungsi Iran yang dapat digunakan sebagai negara penyuplai energi bagi Tiongkok atau alat untuk menekan pengaruh AS di berbagai kawasan seperti Asia Timur dan Timur Tengah.

Untuk menjaga kawasan ini, Tiongkok melakukan kerjasama pertahanan keamanan dalam memodernisai militer Iran yang digunakan sebagai alat deter dalam

138 Peter Mackenzie. A Closer Look at China-Iran Relations. http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations. Diakses pada 21/11/2014.

66

menghadapi AS dan sekutunya.139 Dengan kepemilikan kekuatan militer yang canggih akan menggagalkan keinginan AS untuk melakukan intervensi ke Iran.

Terciptanya keamanan di Iran juga akan menjaga keamanan cadangan energi

Tiongkok.140

Kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran juga dilakukan karena menurut

Tiongkok, jatuhnya Iran di bawah pengaruh AS akan melancarkan keinginan AS untuk mengontrol energi Tiongkok. Tiongkok sendiri menyadari bahwa jika kebutuhan energinya berhasil dikontrol AS, maka Tiongkok akan berada di bawah kendali AS yang akhirnya akan membatasi ruang gerak Tiongkok. Hal tersebut juga tentunya akan semakin menambah pengaruh AS di dunia.141

Merujuk pada kepentingan nasional, Tiongkok melihat bahwa AS tidak akan menyerang Iran walaupun sedang mengembangkan nuklir yang disebut AS untuk kepentingan militer.142 Tiongkok berpendapat bahwa AS akan lebih mengutamakan kepentingan nasionalnya. Jika AS dan sekutunya menyerang Iran, maka Iran yang telah memodernisasi militer akan menyerang balik dan kemungkinan serangan mengenai kawasan aliansi AS seperti Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, serta

Oman yang menjadi negara-negara penting bagi energi AS akan ikut merasakan serangan khususnya jika sampai terjadi perang nuklir. Hal ini tentu menjadi

139 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html., h. 18. Diakses pada 22/10/2014. 140 Ibid., h. 19. 141 Ibid., h. 20. 142 http://www1.american.edu/ted/ice/HORMUZ.htm. Diakses pada 5/3/2014.

67

pertimbangan bagi AS untuk menyerang Iran. AS tidak mungkin rela kehilangan sumber-sumber energinya hanya karena satu negara yang dianggap sebagai ancaman.143

Posisi strategis Iran ini akan berpengaruh pada dunia jika diserang. Harga minyak akan melambung tinggi jika kawasan ini rusak. Hal ini tidak hanya akan berpengaruh pada AS atau Tiongkok. Tiongkok berpendapat bahwa negara-negara

Uni Eropa yang memiliki kepentingan di kawasan Timur Tengah juga akan menentang jika AS berniat menyerang Iran yang berbatasan dengan negara-negara penghasil energi di dunia.144 Hal ini menunjukkan bahwa Iran akan dilindungi oleh setiap negara demi menjaga sumber-sumber energi di Timur Tengah.

Tiongkok merupakan salah satu negara yang memproduksi senjata. Sama halnya dengan AS, Tiongkok juga tentunya membutuhkan pasar untuk menyalurkan senjata buatan negaranya.145 Iran menjadi salah satu negara pasar senjata

Tiongkok.146 Hal ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Iran yang sedang mengalami embargo tentu mengalami kesulitan dalam mengakses teknologi canggih dari Barat. Namun dengan adanya bantuan Tiongkok yang menjadi salah satu negara

143 Ibid. 144 Anthony H. Coredsman. Iran, Oil and the Strait of Hormuz. http://forums.heavengames.com/redir/http://csis.org/files/media/csis/pubs/070326_iranoil_hormuz .pdf. h. 2-6. Diakses pada 5/3/2014. 145 China’s Proliferation To North Korea And Iran, And Its Role In Addressing The Nuclear And Missile Situations In Both Nations. http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/transcripts/9.14.06HearingTranscript.pdf. h. 3. Diakses pada 4/12/2014. 146 Ibid.

68

produksi senjata canggih, maka Iran bisa memodernisasi militernya. Di sisi lain

Tiongkok juga akan mendapat keuntungan dengan penjualan senjata hasil produksi negaranya.

Upaya Tiongkok melakukan hubungan kerjasama dengan Iran seperti dalam suplai senjata militer merupakan upaya Tiongkok dalam membendung kekuatan

AS.147 Jika awalnya Tiongkok menjalin hubungan baik dengan Iran untuk membendung penyebaran kekuatan Uni Soviet di kawasan Timur Tengah, maka sekarang Tiongkok membutuhkan Iran untuk membendung kekuatan AS di kawasan ini.148 Tiongkok berpendapat bahwa AS memiliki pengaruh yang sangat besar di kawasan ini. Hal ini menyebabakan ketakutan bagi Tiongkok jika AS berniat untuk meminta negara penyuplai minyak yang memiliki hubungan dekat dengan AS menghentikan ekspor minyaknya ke Tiongkok. Tiongkok berpendapat bahwa negaranya perlu menjaga hubungan baik dengan Iran sebagai jalan untuk menjaga keamanan energi jika AS melakukan aksi tersebut.149

Tiongkok menentang adanya intervensi negara lain dalam menyelesaikan konflik domestik satu negara. Tiongkok menganggap bahwa konflik domestik merupakan masalah yang harus ditangani oleh setiap negara dan tidak membutuhkan

147 Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 10-11. Diakses pada 1/12/2014. 148 Ibid. 149 China’s Proliferation To North Korea And Iran Its Role In Addressing The Nuclear And Missile Situations In Both Countries. http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_rodman_statement.pdf. Diakses pada 4/12/2014.

69

intervensi negara lain dalam menyelesaikan konflik tersebut.150 Sama halnya dengan masalah domestik Tiongkok dalam menghadapi Taiwan, Tiongkok merasa intervensi negara lain khususnya AS yang menyuplai Taiwan dengan peralatan militer akan memperburuk keadaan. Tiongkok merasa tanpa adanya intervensi negara lain akan mempercepat Tiongkok dalam menyelesaikan konflik.

Tiongkok memanfaatkan hubungan dengan Iran sebagai cara untuk melawan

AS yang menjadi penyuplai senjata ke Taiwan.151 Ketika AS meminta Tiongkok untuk menjalankan embargo yang telah dijatuhkan terhadap Iran, maka Tiongkok bisa meminta AS untuk menghentikan suplai senjata ke Taiwan. Tiongkok bisa menggunakan alasan akan mengehentikan suplai senjata ke Iran jika AS telah menghentikan hubungannya dengan Taiwan. Hal ini tentunya akan memberikan keutungan bagi Tiongkok karena dengan berhentinya suplai senjata serta dukungan dari AS akan memberikan kemungkinan gagalnya upaya Taiwan untuk membebasakan diri dari Tiongkok. Di sisi lain, Tiongkok juga akan mendapat keuntungan dengan melakukan perdagangan senjata dengan Iran karena hal tersebut akan meningkatkan kekuatan Iran yang menjadi salah satu kunci suksesnya keinginanan Tiongkok untuk mengurangi pengaruh AS di kawasan Timur Tengah.152

150 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). h. 133. 151 Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 11. Diakses pada 1/12/2014. 152 Ibid.

70

Hubungan yang tidak baik antara Iran dengan AS juga menjadi alat bagi

Tiongkok dalam menjaga kepentingan nasionalnya di kawasan lain.153 Tiongkok berusaha membantu dalam memodernisasi militer Iran yang bertujuan untuk menekan

AS di Asia Timur. Hal ini terlihat dari saat AS menjual F-16 ke Taiwan, maka

Tiongkok juga menjual M-11 ke Iran walaupun sebelumnya penjualan ini sempat terhenti karena adanya tekanana dari AS. Hubungan baik antara Tiongkok dan Iran dijadikan sebagai alat untuk bernegosiasi oleh Tiongkok dengan negara lain khususnya AS.154

Sebagai salah satu produsen senjata, Tiongkok harus menguji keberhasilan dan kecanggihan senjata buatannya. Iran yang sedang diembargo tentunya mengalami kesulitan dalam kepemilikan senjata canggih. Hal ini bisa dijadikan sebagai alat oleh

Tiongkok untuk menguji keberhasilan dan kecanggihan senjata militernya. Tiongkok bisa menjual senjata ke Iran yang akan diuji coba di Iran. Kesuksesan dalam uji coba senjata tersebut akan memberi kuntungan bagi Tiongkok karena senjata-senjata yang telah berhasil diciptakan dan diuji coba akan dijadikan sebagai alat untuk mempertahankan negara. Selain digunakan untuk mempertahanakan kedaulatan negara, senjata yang telah berhasil diuji coba tersebut juga bisa dijadikan sebagai alat untuk menciptakan senjata yang lebih canggih lagi.

153 Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. h. 11. Diakses pada 1/12/2014. 154 Ibid.

71

Tindakan Tiongkok melakukan penjualan senjata pada negara lain merupakan upaya yang dilakukan untuk menarik perhatian negara lain. Tiongkok muncul sebagai negara pembantu modernisasi militer dengan harga yang lebih murah daripada negara lain. Seperti pada tahun 1992, Rusia menjual MiG-29 seharga 25 juta dollar Amerika sedangkan Tiongkok hanya menjual pesawat tempur F-7M yang merupakan hasil modifikasi dari MiG-21 Rusia dengan harga 4,5 juta dollar Amerika. Penjualan ini berhasil mempengaruhi negara-negara Pakistan, Myanmar, Iraq dan Iran walupun kecanggihan F-7M berada jauh di bawah MiG-29. Tiongkok berupaya mempengaruhi negara konsumennya untuk tidak bergantung pada teknologi dari AS atau negara

Barat. Bantuan militer juga biasanya dilakukan Tiongkok untuk memperkuat negara yang memiliki saingan yang sama dengan negaranya seperti bantuan Tiongkok terhadapa Iran.155

Tiongkok memandang Iran sebagai salah satu negara kaya energi yang tidak dipandang oleh negara lain khususnya sejak AS dan sekutunya melakukan embargo.

Tiongkok melihat adanya keuntungan bagi kepentingan energi mengingat negara- negara Asia dan Eropa yang meninggalkan Iran yang kaya energi. Tiongkok melihat ada jalan yang dapat digunakan untuk menjaga cadangan energi. Putusnya hubungan energi negara Asia dan Eropa dengan Iran menjadi peluang besar bagi Tiongkok

155 Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. Diakses pada 1/12/2014.

72

untuk masuk dan menguasai sumber-sumber minyak Iran yang tidak dapat diolah sendiri oleh Iran.156

Selain mendapatkan cadangan energi yang besar, Tiongkok juga memiliki keuntungan lain dari energi Iran. Iran yang mengalami kesulitan dalam mencari partner dagang akhirnya harus menjual minyak dengan harga yang lebih murah ke

Tiongkok.157 Hal ini akan memberikan keuntungan besar bagi Tiongkok. Negaranya bisa mencapai kepentingan energi dengan harga yang jauh lebih murah hanya dengan berkerjasama dengan Iran.

Tiongkok mendukung nuklir Iran karena merasa simpati pada Iran. Tiongkok memandangan Iran sebagai negara yang mendapat tekanan dari dunia internasional karena berusaha memiliki nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi. Namun walaupun Tiongkok berusaha untuk mendukung nuklir Iran, Tiongkok juga tetap berupaya menjaga hubungan baik dengan negara-negara Arab yang juga menjadi negara penyuplai minyak bagi Tiongkok.158

Nuklir juga menjadi salah satu alat bagi Tiongkok untuk menggoyahkan pantauan AS dari kawasan Asia Timur. Mengingat nuklir adalah senjata yang sangat berbahaya dijadikan jalan terbaik bagi Tiongkok untuk mengurangi pengaruh AS di

156 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 13. Diakses pada 22/10/2014. 157 Ibid., h. 21. 158 John Calabrese. China Iran Mismatched Partners. www.jamestown.org/.../Jamestown- ChinaIranMis. h. 11. Diakses pada 21/11/2014.

73

Asia Timur.159 Hal ini menjadi jalan terbaik untuk membagi perhatian AS yang sangat sensitif dalam masalah nuklir. Nuklir adalah senjata yang sangat berbahaya dan ketakutan AS dalam kepemilkian nuklir akan semakin bertambah jika nuklir tersebut dikembangkan di negara yang tidak bisa dikendalikan oleh AS. Tiongkok berupaya mengembangkan persenjataan Iran dan membantu mengembangkan nuklir

Iran sebagai cara untuk menjauhkan kawasan Asia Timur dari pantauan AS.

Tiongkok berpendapat, dengan peningkatan kekuatan di negara musuh khususunya kepemilikan senjata pemusnah massal akan lebih menarik perhatian AS dibandingkan dengan peningkatan militer Tiongkok.160

Selain untuk membendung kekuatan AS, Tiongkok juga menggunakan hubungan dengan Iran sebagai alat untuk membendung intervensi Iran dalam konflik

Uighur di Xinjiang.161 Komunitas Uighur yang memiliki paham yang berbeda dengan pemerintahan Tiongkok merupakan komunitas yang tertindas sejak era tahun 1990 an. Uighur merupakan kelompok Islam Sunni sedangkan Iran merupakan kelompok

Islam Syiah. Namun sejak terjadi revolusi di Iran, Iran lebih mementingkan solidaritas terhadap sesama Muslim dan tidak memandang ajaran yang mereka peluk.162

159 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 18. Diakses pada 22/10/2014. 160 Ibid. 161John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). h. 130-138. 162 Ibid.

74

Sejak terjadi penindasan kelompok Uighur di Xinjiang, berbagai bantuan datang dari kelompok Muslim seperti grup Osama Bin Laden, gerakan Islam

Uzbekistan dan sebagainya.163 Iran yang menjadi negara Muslim juga ikut andil dalam membantu kelompok Uighur seperti dalam memberikan beasiswa di sekolah

Iran bagi Muslim di Xinjiang tanpa pemberitahuan terhadap pemerintah Tiongkok.

Para pelajar tersebut pergi ke Iran dengan alasan ingin melakukan perjalanan agar tidak dicurigai oleh pemerintah Tiongkok. Iran juga memberi dana untuk perbaikan mesjid di Xinjiang yang hancur karena konflik dengan pemerintah Tiongkok. Efek dari bantuan tersebut terlihat pada tahun 1996 yang menimbulkan gerakan pemberontak di Xinjiang. Pemberontakan tersebut seperti pembakaran bangunan dan penghancuran bus di Xinjiang.164

Hal ini tentunya menimbulkan kehawatiran bagi Tiongkok karena dengan bantuan dari kelompok Islam lain telah menimbulkan peningkatan gerakan separatis

Muslim Uighur di Xinjiang. Tiongkok mulai meminta negara lain untuk tidak ikut melakukan intervensi di negaranya dengan alasan hal tersebut dapat memperburuk hubungan pemerintah Tiongkok dengan kelompok Uighur. Tiongkok juga meminta

Iran yang menjadi salah satu partner dagang Tiongkok untuk menghentikan intervensi di Xinjiang karena hal tersebut akan menimbulkan ketidak stabilan politik domestik

Tiongkok. Tiongkok juga mengancam tidak akan melanjutkan hubungan kerjasama jika Iran melakukan intervensi di Xinjiang.

163 Ibid. 164 Ibid.

75

IV.3 Kerjasama Tiongkok dan Iran Di Bidang Pertahanan Keamanan

Tiongkok mulai melakukan kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran sejak perang dengan Iraq pada 1980-1988. Pada waktu tersebut Tiongkok mulai menyuplai senjata seperti tank, anti-tank, rudal balistik, rudal-rudal dengan kemampuan tempur darat ke udara dan udara ke udara, pesawat tempur dan kapal perang untuk membantu Iran.165

Saat perang dengan Iraq, Tiongkok mengirim rudal anti-kapal HY-2 ke Iran untuk menjaga selat Hormuz. Rudal HY-2 ini akhirnya dimodifikasi menjadi turbojet dengan bantuan Tiongkok. Tiongkok juga mengirimkan rudal anti-kapal C-801 yang berhasil dimodifikasi menjadi . Setelah perang berakhir, Tiongkok kembali mengirimkan rudal C-802 untuk memodernisasi Angkatan Laut Iran. C-802 merupakan salah satu rudal tercanggih Tiongkok. Dengan bantuan Tiongkok, Iran juga berhasil menciptakan rudal jarak menengah FL-10 yang merupakan hasil modifikasi rudal FL-2 Tiongkok.166

Tiongkok juga memiliki peran yang penting dalam mengembangkan nuklir

Iran. Sejak era tahun 1980an Tiongkok sudah mulai membantu Iran dalam melakukan eksplorasi tambang uranium, dan mengirimkan teknologi-toknologi canggih untuk membantu Iran memperkaya uraniumnya. Para teknisi Tiongkok juga memiliki peran

165 Daniel Byman dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications. http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html. Diakses pada 1/12/2014. 166 Bates Gill. Chinese Arms Exports to Iran. www.gloria-center.org/meria/1998/05/gates.pdf. Diakses pada 1/12/2014.

76

yang besar dalam melatih teknisi nuklir Iran yang digunakan untuk membangun dan mengembangkan pusat penelitian nuklir Iran.

Kerjasama nuklir Tiongkok dan Iran berpuncak pada tahun 1991. Saat itu

Tiongkok mengirimkan bantuan uranium ke Iran seperti dalam bentuk 1,6 ton uranium hexaflorida, 402 kg uranium tetraflorida dan 401,5 kg uranium dioksida.

Tiongkok juga mengatakan akan menyelesaikan program nuklir Iran yang sempat terhenti dengan Jerman dan Perancis di daerah Bushehr saat terjadi revolusi.

Tiongkok sendiri menyebutkan bahwa alasan negaranya membantu Iran dalam mengembangkan nuklir disebabkan oleh tujuan nuklir tersebut adalah untuk kepentingan damai, organisasi internasional diizinkan untuk memeriksa keamanan nuklir Iran dan Iran tidak diizinkan mentransfer dan memasok teknologi dari

Tiongkok ke negara lain.167

Tiongkok memiliki peran yang besar dalam membantu modernisasi militer

Iran walaupun tidak ada kerjasama pertahanan yang bersifat formal antara kedua negara. Hal ini terlihat dari hubungan kerjasama keamanan Iran-Tiongkok tidak dilakukan dengan adanya tandatangan perjanjian di antara kedua negara.168 Tidak hanya saat terjadi perang dengan Iraq, Tiongkok juga menyuplai senjata ke Iran saat

Iran sedang diembargo. Angkatan Laut Iran yang masih lemah menjadi salah satu fokus Tiongkok karena pasukan ini digunakan untuk menjaga kawasan teluk yang

167 John W. Graver. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World. (Washington DC: University of Washington Press: 2006 ). 168 Scott Harold dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html. h. 19. Diakses pada 22/10/2014.

77

juga memiliki peran penting bagi Tiongkok. Tiongkok menyediakan berbagai peralatan militer untuk mendukung kemampuan Angkatan Laut Iran seperti rudal anti kapal, rudal dengan kemampuan serangan darat ke udara, pesawat tempur, serta kapal patroli.

Iran awalnya hanya memiliki rudal-rudal dengan bahan bakar cair. Rudal dengan bahan bakar cair memiliki kelemahan dibandingkan dengan rudal berbahan bakar padat. Rudal berbahan bakar cair cenderung lebih cepat rusak dan cepat terbakar. Rudal dengan bahan bakar cair yang memiliki kecepatan lebih rendah dari rudal berbahan bakar padat juga akan lebih mempermudah musuh untuk mendeteksi rudal tersebut. Namun dengan bantuan Tiongkok, Iran berhasil memproduksi rudal- rudal dengan bahan bakar padat. Rudal-rudal hasil kerjasama dengan Tiongkok seperti Zelzal dan Fateh-110 yang awalnya masih berbahan bakar cair juga berhasil diubah menjadi rudal berbahan bakar padat.

Tabel IV.1 Persenjataan Iran

Pesawat Udara

Pesawat Tempur Transportasi Lain-lain

Azarakhsh IrAn-140 Ababil

Qaher- 313 An-148 Mohajer

Saeqeh Tu-204 Fadzhir

Shafaq Tu-334 Parastu

Simorgh

78

Dorna

Tazarf

Tondar

Rudal

Udara ke Pernukaan Permukaan ke Permukaan ke Udara

Permukaan

GBU-67 Sayyad-1

AGM-379 Fajr Shahab Taqeb

Zoobin Hadid Bafar-373

Haseb

Nazeat

Noor

Oghab

Shahin

Ghader

Kosar

Nafez

Nasr

Ra’ad

Saegaeh

Saghegh

Toophan

Alat Tempur Darat

Tank Kendaraan Lapis Baja Artileri Anti-Pesawat Udara

79

Sabalam BMP-2 Hoveizeh 23mm AAA

Samsam Boragh Raad-1

T-72 S Cobra BMT-2 Raad-2

Safir- 74 Peluncur Roket

Tosan

Zulfiqar

Sumber: http://www.globalsecurity.org/military/world/iran/weapons.htm. Diakses pada 8/1/2014.

Keterangan: Tondar dibuat berdasarkan M-7/CSS-8 Tiongkok, Kosar dibuat berdasarkan C-701

Tiongkok, Nasr berdasarkan C-704 Tiongkok dan Ra’ad berdasarkan C-201, serta Noor

berdasarkan C-802 Tiongkok.169

Industri pertahan militer udara Tiongkok Hongdu Aviation Industry Group

(HAIG) menjadi salah satu industri Tiongkok yang ikut membantu mengembangkan rudal Iran. Tiongkok dan Iran disebut menjalin kerjasama periode 2008-2010 untuk mengerjakan Kosar yang akan diproduksi berdasarkan rudal C-701 Tiongkok.170

Kosar adalah rudal jelajah ringan yang memiliki daya tempuh sejauh 18 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 29 kg dan menggunakan bahan bakar padat.171

Pada tahun 2008 Iran mulai tertarik untuk menjadi anggota tetap di Organisasi

Kerjasama Shanghai (SCO). SCO adalah organisai yang dibentuk sejak tahun 2001 dengan 6 negara anggota tetap yakni Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kyrgyzstan,

169 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014. 170 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf. 171 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.

80

Tajikistan, serta Uzbekistan. Organisasi ini adalah organisasi yang dibentuk tanpa campur tangan AS. Tujuan awal dibentuknya organisasi ini adalah untuk menyelesaikan konflik perbatasan antara Tiongkok dan negara-negara bekas Soviet yang akhirnya juga membahas masalah politik, ekonomi, serta keamanan termasuk membahas terorisme dan separatisme.

Pada awalnya SCO masih disebut sebagai Shanghai Five yang telah terbentuk sejak tahun 1996. Uzbekistan menjadi negara anggota tetap SCO yang tidak termasuk dalam anggota organisasi ini. Shanghai Five dibentuk karena baik dari pihak

Tiongkok maupun bekas Soviet sendiri tidak ingin terjadi konflik senjata karena masalah perbatasan. Anggota Shanghai Five merasa bahwa pembangunan ekonomi merupakan prioritas utama sejak runtuhnya Uni Soviet. Negara-negara ini merasa membutuhkan satu organisasi yang dapat menyelesaikan konflik perbatasan sehingga pembangunan ekonomi dapat berjalan lancar.172

Pada tahun 2001 Shanghai Five menambah jumlah anggota yakni dengan masuknya Uzbekistan dan pada tahun tersebut negara anggota sepakat mengubah organisasi menjadi SCO. Masalah yang dibahas di SCO mulai berkembang dari upaya untuk menyelesaikan konflik perbatasan mulai membahas terorisme, separatisme dan perdagangan narkoba. SCO juga mulai melakukan ekspansi anggota sejak 2004 dengan menambahkan Mongolia dan diikuti Iran, India, dan Pakistan

172 Peimani, Hooman. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus. (Santa Barbara: ABC- CLIO, LLC, 2009).

81

sebagai negara pengamat pada tahun 2005. Alasan SCO menambah anggota adalah untuk menjadikan SCO sebagai organisasi regional yang diperhitungkan sehingga

SCO berusaha untuk mencari negara-negara yang kuat di masing-masing kawasan.173

Pada dasarnya SCO bukanlah organisasi untuk aliansi militer. Namun karena organisasi ini bertujuan untuk memerangi terorisme dan separatisme, negara anggota merasa perlu adanya kolaborasi militer. Tahun 2003 bertempat di Kazakhstan menjadi tahun pertama pelatihan militer antara negara anggota SCO. Namun dalam latihan pertama tersebut Uzbekistan tidak ikut serta. Pelatihan militer kedua digelar di

Tiongkok pada tahun 2006 dan tahun 2007 di Rusia. Pelatihan militer di Rusia menjadi pelatihan militer terbesar yang pernah dilakukan anggota SCO. Selain pelatihan diikuti oleh seluruh anggota organisasi, pelatihan tersebut melibatkan 6.500 tentara dengan total 60 pesawat tempur.174

Iran yang telah menjadi negara pengamat sejak 2005 dalam organisasi ini mengisyaratkan keinginan negaranya untuk menjadi anggota tetap di SCO dengan perantara Mentri Luar Negerinya. Permintaan ini menimbulkan dilema bagi negara anggota SCO karena mereka memandang bahwa Iran adalah salah satu negara yang berpengaruh di kawasan Timur Tengah. Namun Iran juga sedang menjalani sanksi dari DK PBB sehingga permintaan Iran untuk menjadi anggota tetap di SCO masih belum ditetapkan.

173 Ibid. 174 Ibid.

82

Pada tahun 2010 Tiongkok meresmikan pembuatan rudal di Iran. Dalam kerjasama tersebut Tiongkok akan membantu Iran memproduksi Nasr-1 yang dibentuk berdasarkan rudal C-704 Tiongkok. Nasr adalah rudal jarak menengah yang dapat diluncurkan dari kapal perang dan dikhususkan untuk menjaga seluruh kawasan perairan.175 Nasr memiliki daya tempuh sejauh 35 km dengan kemampuan membawa hulu ledak seberat 130 kg dan menggunakan bahan bakar padat.176 Pada tahun yang sama Tiongkok juga mengekspor rudal C-705 ke Iran.177

Iran dibantu Tiongkok juga berhasil memproduksi Noor yang dirancang berdasarkan rudal C-802 Tiongkok. Rudal C-802 yang memiliki kemampuan serang darat dan air juga berhasil dimodifikasi sehingga memiliki kemampuan serang udara dengan menempatkan rudal tersebut pada helikopter Mi-11.178 Noor adalah rudal Iran yang memiliki daya tempuh sejauh 200 km dan digerakkan dengan bantuan turbojet.179 Kerjasama juga dilanjutkan hingga Februari 2012 Iran mulai mengembangkan rudal anti-kapal jarak pendek Zafar yang dirancang sesuai dengan

175 http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-missile-plant-in- Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Dikases pada 10/12/2014. 176 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014. 177 http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-missile-plant-in- Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Dikases pada 10/12/2014. 178 Ibid. 179 http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014.

83

rudal C-701 AR Tiongkok.180 Rudal ini dapat digunakan untuk mempercepat laju gerakan kapal.181

IV.4 Penurunan Hubungan Iran-Tiongkok

Organisasi Kerjasama Shanghai adalah organisasi yang masih berusaha untuk menjadi salah satu organisasi regional yang kuat. Untuk itu anggota organisasi berusaha untuk meningkatkan pengaruhnya dengan menambahkan negara-negara yang kuat ke dalam SCO. Di antara negara pengamat lain seperti India, Pakistan dan

Mongolia, Iran menjadi negara yang dianggap memiliki peluang yang paling besar untuk menjadi anggota tetap di organisasi ini. Hal ini terjadi karena selain memiliki pengaruh besar di Timur Tengah, Iran juga menjalin hubungan yang harmonis dengan dua negara paling berpengaruh di organisasi ini yakni Tiongkok dan Rusia.

Keinginan Iran untuk diaplikasikan menjadi anggota tetap di organisasi ini menjadi dilema bagi anggota tetap SCO. Konflik nuklir Iran menjadi masalah yang dipertimbangkan oleh anggota organisasi untuk menerima permintaan tersebut.

Tiongkok yang menjadi negara paling berpengaruh di organisasi ini juga menahan permintaan tersebut karena AS yang terus saja mendesak semua negara untuk ikut mengembargo Iran. AS sendiri adalah partner dagang terbesar Tiongkok setelah Uni

Eropa. Tiongkok merasa bahwa hubungan AS-Tiongkok merupakan hubungan yang

180 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf. 181 Anthony H. Cordesman. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf.

84

jauh lebih penting daripada hubungan Tiongkok-Iran. Untuk menjaga hubungan baik dengan AS tersebut, Tiongkok menyetujui penetapan sanksi bagi Iran.

Pada Juni 2012 Tiongkok dan Rusia yang menjadi pelopor SCO akhirnya memblokir keanggotaan Iran. Tindakan tersebut merupakan cara yang digunakan agar

Iran segera menyelesaikan konflik nuklirnya karena dengan berakhirnya konflik antara Iran dengan PBB akan mempermudah Iran melakukan kerjasama dengan negara lain khususnya negara anggota SCO. Rusia juga mengatakan bahwa Iran bisa menjadi anggota tetap di SCO jika masalah dengan PBB telah selesai.182

Dari penelitian diatas dapat dilihat bahwa konsep yang paling mendukung hubungan Tiongkok dan Iran adalah national interests karena upaya Tiongkok melakukan hubungan kerjasama pertahanan dengan Iran dipengaruhi oleh kepentingan Tiongkok di Iran. Tiongkok membantu Iran memodernisasi militer agar

Iran bisa menghindari masuknya pengaruh lain khususnya AS di Iran sehingga kepentingan Tiongkok bisa terjaga.

Walaupun power bukan lagi menjadi hal yang paling utama di masa sekarang, peningkatan kekuatan militer masih dianggap penting karena digunakan sebagai alat untuk menghindari terjadinya perang. Kekuatan militer dikembangkan hanya untuk mencegah terjadinya serangan dari negara lain.

182 Marybeth Davis. Dkk, China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf.

85

Dalam hubungan kerjasama pertahanan keamanan antara Iran dan Tiongkok, negara yang paling diuntungkan adalah Tiongkok. Hal ini disebabkan oleh kerjasama yang dilakukan hanya untuk membantu Iran dalam menjaga kemanan negara.

Terciptanya keamanan di Iran merupakan kunci terciptanya keamanan energi

Tiongkok di Iran. Tiongkok juga mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan senjata ke Iran dan tentunya mendapatkan pasokan minyak Iran yang diembargo oleh berbagai negara seperti AS dan sekutunya.

Kerjasama militer Tiongkok dan Iran merupakan bentuk dari aliansi walaupun letak geografis kedua negara terpisah cukup jauh. Hal ini terjadi karena aliansi tidak selalu terbentuk oleh pengaruh kedekatan letak geografi negara. Sama halnya dengan hubungan AS-Singapura, walaupun letak geografi kedua negara terpisah cukup jauh, posisi tersebut tidak menghalangi terbentuknya kerjasama. Namun dalam hubungan aliansi Tiongkok dan Iran, kedua negara tidak memiliki kesepakatan untuk ikut berperang jika salah satu negara diserang.

Hubungan kerjasama Iran dan Tiongkok terbentuk karena adanya persamaan perasaan antara kedua negara. Baik Iran maupun Tiongkok sama-sama merasakan dominasi AS di kawasan masing-masing sehingga kedua negara berusaha mengimbangi dominasi tersebut. Tiongkok berusaha meningkatkan kekuatan militernya untuk mengimbangi pengaruh AS di Asia Timur. Namun dengan kekuatan militer Tiongkok yang berkembang pesat mengakibatkan kehawatiran bagi AS jika

Tiongkok akan menggeser posisinya sebagai negara hegemon. Hal tersebut

86

menimbulkan ketakutan bagi Tiongkok karena modernisasi militer Tiongkok telah mengundang perhatian AS di kawasan Asia Timur.

Sama halnya dengan Tiongkok, Iran juga merasakan dominasi pengaruh AS di kawasan Timur Tengah. Akibat mendapat embargo pengembangan nuklir dari DK

PBB, Iran akhirnya harus mengalami kesulitan dalam memodernisasi militernya karena kurangnya pengetahuan pada penguasaan teknologi canggih. Untuk itu Iran menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok. Kerjasama dimaksudkan untuk membantu Iran dalam memodernisasi militer sehingga mampu mengimbangi pengaruh AS di Timur Tengah.

Baik Tiongkok maupun Iran sama-sama meningkatkan kekuatan militernya yang diharapkan dapat mengimbangi kekuatan AS sehingga tidak terjadi perang di kawasan masing-masing. Tiongkok membantu modernisasi militer Iran untuk mengurangi dominasi AS di Timur Tengah yang juga menyebabkan melemahnya pantauan AS dari Asia Timur karena perhatian AS terbagi pada dua kawasan yang berjauhan.

Tiongkok memiliki pengaruh yang besar di kawasan Timur Tengah. Tiongkok memiliki hubungan yang harmonis dengan negara-negara di kawasan ini. Tidak hanya dengan Iran yang memiliki hubungan tidak harmonis dengan AS, Tiongkok juga memiliki hubungan baik dengan negara-negara sekutu AS di kawasan ini seperti

Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar. Tiongkok menjalin kerjasama dengan

87

negara-negara tersebut dengan memastikan tidak akan ada ancaman nuklir khususnya dari Iran di kawasan Timur Tengah. Namun berbeda halnya dengan Tiongkok, Iran tidak memiliki pengaruh yang besar di kawasan Asia Timur.

Periode tahun 2008-2012 menjadi fokus penelitian karena pada tahun tersebut

Iran sedang menjalani sanksi pengembangan teknologi nuklir dari DK PBB. Dalam sanksi tersebut Iran dilarang melakukan kerjasama dengan negara lain baik dalam mengembangkan nuklir atau bahkan melakukan hubungan kerjasama di bidang militer. Namun Tiongkok yang menjadi salah satu negara pemilik veto di DK PBB masih tetap melakukan kerjasama dengan Iran khususnya dalam meningkatkan kemampuan militer Iran.

Keputusan Tiongkok memblokir Iran di SCO merupakan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan kepentingan nasional. Tiongkok menganggap AS yang menjadi partner dagang terbesar negaranya lebih penting daripada Iran yang hanya menyuplai 11% minyak ke Tiongkok. Tiongkok sendiri menyadari bahwa minyak tersebut juga bisa ditingkatkan dari negara lain seperti Arab Saudi untuk memenuhi kepentingan energinya daripada harus tergantung pada Iran. Selain itu

Tiongkok juga menyadari bahwa tindakan negaranya memblokir Iran dari SCO tidak akan memperburuk hubungan Tiongkok-Iran karena Tiongkok menjadi negara importir minyak yang sangat penting bagi Iran khususnya sejak negara-negara sekutu

AS ikut mengembargo energi Iran sehingga Iran membutuhkan negara lain sebagai pasar untuk menyalurkan energinya.

88

BAB V

KESIMPULAN

Hubungan antara Iran dan Tiongkok adalah hubungan yang dibentuk tanpa melihat sisi ideologi. Hubungan kedua negara ini terbentuk karena merasa saling ketergantungan. Iran yang menerima sanksi PBB membutuhkan negara lain untuk membantu memodernisasi militernya. Dengan sanksi yang sedang dijalani tentunya menyebabkan Iran tidak leluasa untuk mempelajari teknologi modern seperti dari

Barat sehingga Iran membutuhkan Tiongkok yang juga menjadi negara produsen senjata.

Tiongkok menjadi negara yang masih melakukan hubungan pertahanan walaupun Iran sedang menjalani sanksi dari DK PBB. Hubungan Iran dan Tiongkok terlihat dari bantuan Tiongkok dalam memodifikasi rudal-rudal negaranya dan menjual rudal demi memajukan militer Iran. Tiongkok tetap melakukan hubungan pertahanan keamanan dengan Iran walaupun Tiongkok menyetujui embargo Iran di

DK PBB.

Tiongkok menjalin hubungan energi dengan Iran karena memandang Iran sebagai negara yang menjadi salah satu penghasil energi terbesar di dunia. Namun energi tersebut tidak bisa diolah secara maksimal karena Iran tidak memiliki kemampuan dalam mengolah sumber daya negaranya. Hal ini juga terjadi karena

89

dengan adanya embargo, maka Iran kekurangan investasi asing untuk mengolah sumber energinya.

Tiongkok yang sedang mengalami pertumbuhan industri tentunya membutuhkan sumber-sumber energi. Melihat adanya kekosongan investasi di Iran akhirnya membuat Tiongkok melakukan hubungan kerjasama energi untuk menjaga kepentingan nasional. Tiongkok dapat mencapai dua kepentingan dengan melakukan hubungan perdagangan dengan Iran yakni Tiongkok mendapatkan sumber energi dan pasar untuk menjual senjata produksi dalam negerinya.

Dalam masalah energi, Tiongkok tidak bisa dianggap sebagai negara yang memiliki kepentingan lebih atas Iran. Iran membutuhkan negara lain sebagai konsumen khususnya sejak embargo oleh sebagian negara Barat dan AS terhadap minyak Iran. Iran membutuhkan pasar untuk meningkatkan ekonomi negara dan

Tiongkok menjadi negara pengimpor minyak Iran. Dalam hal ini Tiongkok bisa disebut sebagai negara yang beruntung karena bisa mendapat minyak Iran. Di sisi lain

Tiongkok juga bisa disebut sebagai negara yang baik karena tetap menjadi pembeli minyak Iran di saat negara lain mengembargo Iran.

Tiongkok pada dasarnya hanya membutuhkan 11% minyak Iran untuk memenuhi energi. Tiongkok malah lebih banyak menerima pasokan minyak dari

Arab Saudi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tiongkok dapat memenuhi kubutuhan energinya tanpa suplai dari Iran. Hal ini menunjukkan bahwa Iran juga

90

memiliki kepentingan yang besar pada Tiongkok karena jika Tiongkok ikut melakukan embargo atas minyak Iran, maka Iran akan mengalami kesulitan dalam mencari partner dagangnya.

Hubungan Tiongkok dengan AS dianggap sebagai hubungan yang lebih penting daripada hubungan energi dengan Iran. Keputusan Tiongkok menyetujui embargo atas Iran merupakan cerminan bahwa Tiongkok juga berusaha menjaga hubungan dengan AS yang menjadi partner dagang terbesar kedua negaranya sedangkan Iran hanya menjadi penyuplai energi terbesar ketiga bagi Tiongkok setelah

Arab Saudi dan Angola. Tiongkok berusaha menjadi negara yang baik dengan upaya memiliki hubungan baik dengan AS dan di sisi lain menjalin kerjasama dengan Iran demi menjaga kepentingan nasional Tiongkok.

Ketergantungan Tiongkok pada Iran tidak tercermin dari minyak Iran karena pada dasarnya Tiongkok bisa mendapatkan minyak dari negara lain atau meminta peningkatan suplai minyak dari Arab Saudi yang menjadi exportir utama Tiongkok.

Namun Tiongkok tidak bisa memutuskan hubungan dengan Iran karena membutuhkan posisi strategis Iran yang bisa dijadikan sebagai alat multifungsi bagi

Tiongkok untuk menjaga kepentingan nasionalnya.

Sebagai negara yang pernah merasakan penindasan dari negara Barat,

Tiongkok berusaha meningkatakan pertumbuhan ekonomi dan militernya. Hal ini dianggap bisa menjauhkan intervensi asing di negaranya. Tiongkok juga berusaha

91

meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer negara agar bisa dianggap sebagai negara yang berpengaruh di dunia.

Hubungan yang tidak harmonis antara Iran dengan AS juga dijadikan alat negosiasi dalam menghadapi AS dan sebagai alat untuk memenuhi kepentingan ekonomi. Iran dijadikan sebagai alat Tiongkok untuk membendung pengaruh AS di kawasan Timur Tengah dan Asia Timur yang terlihat terlihat dari penolakan

Tiongkok menjual senjata ke Iran akibat AS yang masih menyuplai senjata ke

Taiwan. Tiongkok yang menggunakan Iran sebagai alat untuk memenuhi kepentingan ekonomi terlihat dari suplai minyak yang diberikan oleh Iran baik dari negaranya ataupun dari teluk yang menjadi saluran minyak dari Timur Tengah.

Posisi Iran yang strategis menjadi kunci utama Tiongkok menjalin kerjasama pertahanan keamanan dengan Iran karena menganggap bahwa Iran adalah kunci keamanan di Timur Tengah. Kehilangan negara ini merupakan kesalahan yang besar apalagi jika Iran dengan posisi yang strategis jatuh ke tangan AS. Hal tersebut tentunya akan menjadi ancaman besar bagi Tiongkok karena sumber-sumber utama energinya akan berada di bawah pengaruh AS. Jika terjadi konflik diantara kedua negara, AS bisa meminta negara sekutunya untuk menghentikan suplai minyak ke

Tiongkok yang tentunya akan merusak industri Tiongkok.

Upaya Tiongkok menjalin kerjasama pertahan keamanan dengan Iran merupakan usaha Tiongkok untuk menjaga hubungan baik dengan Iran. Hubungan

92

yang baik dengan Iran tentunya akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi

Tiongkok. Kemungkinan Iran untuk mendapat serangan dari negara lain sangat kecil mengingat kawasan ini berada diantara negara-negara penghasil energi di dunia. Iran yang sudah memiliki kekuatan tersebut membuat Tiongkok tidak perlu repot untuk mengeluarkan biaya untuk ikut bertempur jika kawasan ini diserang. Tiongkok beranggapan bahwa Iran akan dilindungi setiap negara yang membutuhkan energi dari kawasan Timur Tengah walaupun negara ini sedang berada dalam tekanan dunia internasional.

Sesuai dengan konteks kepentingan nasional, setiap negara akan berusaha melindungi kepentingan nasionalnya dengan cara apapun. Upaya AS melakukan intervensi terhadap negara lain juga merupakan usaha untuk mencapai kepentingan nasional. Jadi sangat kecil kemungkinan jika AS berniat menyerang Iran atau bahkan membantu Israel untuk menyerang Iran karena serangan ke Iran akan menghancurkan sumber-sumber energi yang melimpah di sekitar Iran.

Hubungan dengan Iran merupakan alat untuk menjaga kebutuhan energi jika

AS meminta negara aliansinya memutuskan hubungan energi dengan Tiongkok.

Merangkul Iran sama halnya dengan memegang kunci keamanan energi yang bersumber dari Timur Tengah karena energi dari kawasan ini hanya bisa dibawa keluar dari selat Hormuz yang selalu jadi alat bagi Iran untuk menentang embargo ekonomi negaranya.

93

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

Bergsten, C. Fred. dkk. 2008. China’s rise: challenges and opportunities.

Washington DC: Peter Institute for International Economics and Center for

Strategic and International Studies.

Bitzinger, Richard A. and J.D Kenneth Boutin. 2009. China’s Defence Industry:

Change and Continuity in Rising China: power and reassurence. Ron

Huisken ed. Canberra: A.C.T: ANU E Press.

Cliff, Roger. dkk. 2011. Shaking the heavens & splitting the earth. Santa Monica:

RAND Corporation.

Cliff, Roger. 2001. The military potential of China’s commercial technology. Santa

Monica: RAND Corporation.

Cordesman, Anthony H. dan Martin Kleiber. 2007. Iran’s Military Forces and

Warfighting Capabilities. Washington DC: Peter Institute for International

Economics and Center for Strategic and International Studies.

Crane Keith. Dkk. 2005. Modernizing China’s Military: Opportunities and

Constraints. Santa Monica: RAND Corporation.

Davis, Lynn E. dkk. 2011. Iran’s Nuclear Future Critical U.S. Policy Choices. Santa

Monica: RAND Corporation.

94

Jones, David dan Michele Marion. 2014. The Dynamics of Cultural Counterpoint in

Asian Studies. New York: States University of New York Press.

Khan, Saira. 2009. Iran and NuclearWeapons Protracted conflict and proliferation.

New York: Taylor & Francis e-Library.

Medeiros, Evan S. 2009. Reluctant Restraint: The Evolution of China's

Nonproliferation Policies and practices, 1980-2004. National University of

Singapore Press.

Medeiros, Evan S. dkk. 2005. A New Direction for China’s Defense Industry. Santa

Monica: RAND Corporation.

Mintz, Alex and Karl Derouen. 2010. Understanding foreign policy decision making.

New York: Cambridge University Press.

N. Smith Finley, Joanne. 2013. The Art of Symbolic Resistance: Uyghur Identities

and Uyghur-Han Relations in Contemporary Xinjiang. Leiden: Koninklijke

Brill NV.

Peimani, Hooman. 2009. Conflict and Security in Central Asia and the Caucasus.

Santa Barbara: ABC-CLIO, LLC.

Po Ng, Ka. 2005. Interpreting China’s Military Power. New York: Taylor & Francis

e-Library.

W. Graver, John. 2006. China and Iran Ancient Partners in a Post-Imperial World.

Washington: University of Washington Press.

95

Waltz, Kenneth N. 1979. Theory of International Politics. Berkeley: Addison-Welesy

Publishing Company.

b. Jurnal

Byman, Daniel dan Roger Cliff. China’s Arms Sales Motivations and Implications.

http://www.rand.org/pubs/monograph_reports/MR1119.html.

Calabrese, John. China Iran Mismatched Partners.

www.jamestown.org/.../Jamestown-ChinaIranMis.

China’s Anti-Satellite Weapons and American National Security.

http://s3.amazonaws.com/thf_media/2007/pdf/hl990.pdf. Diakses pada

6/11/2014.

China White Paper on National Defense 2008.

www.china.org.cn/english/features/book/194421.htm. Diakses pada

23/5/2014.

China Defence White Paper 2013.

http://www.nti.org/media/pdfs/China_Defense_White_Paper_2013.pdf.

Diakses pada 4/11/2014.

China’s Proliferation To North Korea And Iran Its Role In Addressing The Nuclear

And Missile Situations In Both Countries.

http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_rodman_statement.p

df.

96

China’s Proliferation To North Korea And Iran, And Its Role In Addressing The

Nuclear And Missile Situations In Both Nations.

http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/transcripts/9.14.06HearingTrans

cript.pdf.

Cordesman, Anthony H. dkk. The Gulf Military Balance: Volume I: The

Conventional and Asymmetric Dimensions. Diakses dari

csis.org/files/publication/1305022_Gulf_Mil_Bal_Volume_I.pdf.

Cordesman, Anthony H. dkk. Iran’s Rocket and Missile Forces and Strategic

Options. csis.org/files/publication/141007_Iran_Rocket_Missile_forces.pdf.

Cordesman, Anthony H. dan Bryan Gold. The Gulf Military Balance: Volume II: The

Missile and Nuclear Dimensions. Diakses dari cryptome.org/2014/03/gulf-mil-

balance.pdf.

Davis, Marybeth. Dkk. China-Iran: A Limited Partnership. Diakses dari

origin.www.uscc.gov/.../China-Iran--A%20Limited%20Partnership.pdf .

Design Characteristics of China’s Ballistic and Cruise Missile Inventory.

http://www.nti.org/media/pdfs/design_characteristics_china_ballistic_cruise_

missiles.pdf?_=1396040660. Diakses pada 5/11/2014.

Gill, Bates. Chinese Arms Exports to Iran. www.gloria-

center.org/meria/1998/05/gates.pdf.

97

Hagt, Eric. China’s ASAT Test: Strategic Response.

http://kms1.isn.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/31974/ichaptersection_single

document/b4f934e3-cd9c-4013-b1aa-79e479e270cd/en/cs5_chapter3.pdf.

Diakses pada 6/11/2014.

Harold, Scott dan Alireza Nader. China and Iran Economic, Political, and Military

Relations. http://www.rand.org/pubs/occasional_papers/OP351.html.

Japan White Paper on National Defence. 2013.

http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/2013.html. Diakses pada 31/5/2014.

Japan Defence White Paper 2014.

http://www.mod.go.jp/e/publ/w_paper/pdf/2014/DOJ2014_1-1-

3_web_1031.pdf. Diakse pada 4/11/2014.

Jiang, Julie dan Jonathan Sinton. Overseas Investments by Chinese National Oil

Companies. Diakses dari www.iea.org/.../overseas_china.pdf.

Johnson-Freese, Joan. China’s Space Ambitions.

http://mail.nuclearfiles.com/menu/key-issues/nuclear-

weapons/issues/policy/chinese-nuclear-

policy/PDFs/China_Space_Johnson_Freese[1].pdf. Diakses pada 6/11/2014.

Junn, LIU dan Lei, WU. China-Iran Relation. Diakses dari

mideast.shisu.edu.cn/.../2eb09457-0465-4db0-97...

98

Kan, Shirley A. China and Proliferation of Weapons of Mass Destruction and

Missiles: Policy Issues. fas.org/sgp/crs/nuke/RL31555.pdf. Diakses pada

6/3/2015.

Mackenzie, Peter. A Closer Look at China-Iran Relations.

http://www.cna.org/research/2010/closer-look-china-iran-relations.

Mazza, Michael. China-Iran Ties: Assessment and Implications for U.S. Policy.

http://www.aei.org/tag/china-iran-ties-assessment-and-implications-for-us-

policy/.

Medeiros, Evan S. China’s International Behaviour: Activism, Opportunism, and

Diversification.

www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monographs/.../RAND_MG850.

Diakses pada 3/11/2014.

Nan Li. The evolution of China's naval strategy and capabilities: from “Near Coast”

and “Near Seas” to “Far Seas”. http://scholar.google.com/scholar?q=nan+li

the+evolution+of+china+naval+strategy+books&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2

C5. Diakses pada 6/11/2014.

Nugroho Agung. Dukungan Cina Terhadap Program Nuklir Iran (2006-2009).

Diakses dari ejournal.unri.ac.id/index.php/JTS/article/download/78/72 on

18/6/2013.

99

The Impact Of The Sino-Iranian Strategic Partnership.

http://origin.www.uscc.gov/sites/default/files/06_09_14_berman_statement.pd

f.

c. Tesis

Wibisono, Ragil. Respon AS Terhadap Program Teknologi Nuklir Iran (2005-2010).

Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitad Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012.

d. Website

Anggaran pertahanan Cina melewati US$100 miliar.

www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2012/03/120304_cina_militer.shtml

Diakses pada 14/5/2014.

Brumberg. Daniel. http://iranprimer.usip.org/blog/2013/feb/09/iran%E2%80%99s-

successes-and-failures-34-years-later. Diakses pada 3/11/2014.

Cina dan AS terlibat lomba senjata baru?

www.bbc.co.uk/indonesia/mobile/dunia/2011/01/110111_uschinaarmrace.sht

ml, diakses pada 14/5/2014.

100

Connel, Michael. Iran's Military Doctrine. http://iranprimer.usip.org/resource/irans-

military-doctrine. Diakses pada 3/11/2014.

Cordesman. Anthony H. http://iranprimer.usip.org/resource/conventional-military.

Dikses pada 3/11/2014.

Iran's Ballistic Missile Program. http://www.american-iranian.org/policy-papers.

Diakses pada 2/11/2014.

Nader, Alireza. http://iranprimer.usip.org/resource/revolutionary-guards. Diakses

pada 3/11/2014.

Resolution 1803 (2008). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2008.shtml.

Diakses pada 27/10/2014.

Resolution 1929 (2010). http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2010.shtml.

The Second Artillery Force of the PLA. http://www.chinadaily.com.cn/60th/2009-

08/26/content_8619520.htm. Diakses pada 20/5/2014. http://www.un.org/sc/committees/1737/index.shtml. Diakses pada tanggal

11/10/2014. http://www.un.org/en/sc/documents/resolutions/2007.shtml. Diakses pada tanggal

11/10/2014. http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada tanggal

11/10/2014.

101

https://www.cia.gov/news-information/speeches

testimony/2000/walpole_missile_092200.htm. Diakses pada tanggal

11/10/2014. http://eng.mod.gov.cn/Database/AboutPLA/index.htm. Diakses pada 4/11/2014. http://www.nti.org/country-profiles/iran/nuclear/. Diakses pada 12/10/2014. http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Aktualita&artikel=ak

t3&hlm=3. Diakses pada 12/10/2014. http://www.nti.org/country-profiles/iran/delivery-systems/. Diakses pada 12/10/2014. http://www.bbc.co.uk/indonesian/indepth/story/2009/10/091018_profiliran.shtml.

Diakse pada 28/10/2014. http://iranprimer.usip.org/blog/2012/may/03/ties-grow-between-iran-and-china.

Diakses pada 4/12/2014. http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-

missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/. Diakses pada 3/12/2014. http://www.janes.com/article/43499/china-sends-destroyer-frigate-to-iran-in-sign-of-

growing-naval-ties. Diakses pada 9/12/2014. http://www.upi.com/Business_News/Security-Industry/2010/04/23/China-opens-

missile-plant-in-Iran/UPI-82791272037022/#ixzz278G8Yi20. Diakses pada

10/12/2014. http://www.opec.org/opec_web/en/data_graphs/330.htm. Diakses pada 16/12/2014.

102