<<

KONSTRUKSI CITRA GRUP IDOLA JEPANG AKB48 DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI

(Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh MNET)

SKRIPSI

ALDO ARINATA NAINGGOLAN

150904068

Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara

KONSTRUKSI CITRA GRUP IDOLA JEPANG AKB48 DALAM PROGRAM ACARA TELEVISI PRODUCE 48

(Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh MNET)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata-1 pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

ALDO ARINATA NAINGGOLAN

150904068

Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

i

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini ditujukan untuk dipertahankan oleh:

Nama : Aldo Arinata Nainggolan

NIM : 150904068

Judul Skripsi : “Konstruksi Citra Grup Idola Jepang AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48 (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh Mnet)”

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Munzaiman Masril S.Sos., M.I.Kom Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D NIP. 198011072006042002 NIP. 196505241989032001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si NIP. 19740930 2005011002

ii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Aldo Arinata Nainggolan

NIM : 150904068 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Konstruksi Citra Grup Idola Jepang AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48 (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh Mnet)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : ( )

Penguji Utama : ( )

Penguji : ( )

Ditetapkan di :

Tanggal :

iii

Universitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Aldo Arinata Nainggolan NIM : 150904068 Tanda Tangan : Tanggal :

iv

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, kasih dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian ini berjudul “Konstruksi Citra Grup Idola Jepang AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48 (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh Mnet)”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Strata-1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Selama masa pengerjaan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak doa, saran, motivasi, bantuan hingga penghiburan dari berbagai pihak yang tentunya sangat berguna bagi peneliti. Secara khusus, peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua peneliti yaitu Benry Nainggolan dan Rumly Maria Tamba atas kasih sayang, dukungan hingga doa yang selalu ditujukan kepada peneliti. Semoga segala doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada peneliti bisa dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa, dengan hati yang tulus peneliti juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara beserta jajarannya. 2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si., Ph.D selaku ketua Departemen Ilmu Komunikasi serta Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 3. Ibu Munzaimah Masril S.Sos, M.I.Kom selaku Dosen Pembimbing peneliti yang selalu meluangkan waktu dan memberikan bimbingan secara sabar kepada peneliti selama mengerjakan skripsi ini. 4. Seluruh dosen dan staf pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama masa perkuliahan.

v

Universitas Sumatera Utara

6. Terima kasih kepada Kak Maya dan Kak Yanti selaku staf di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara yang selalu membantu peneliti dan mahasiswa mahasiswi lainnya dengan ramah. 7. Terima kasih kepada Maggie dan Milky yang menemani dan menghibur peneliti selama mengerjakan skripsi ini. 8. Terima kasih kepada Bee Sting, Koko Kevin, Blangi Blangke, Ayak Sabrina, Yuyun, Mba Pardil, Ica Kpop, Irma, Inge dan Micik dan teman- teman kampus lainnya yang telah menemani peneliti selama masa perkuliahan di Universitas Sumatera Utara. 9. Terima kasih kepada 48 Group yaitu AKB48 dan semua grup saudarinya yang peneliti jadikan sebagai objek penelitian serta sebagai sumber inspirasi sewaktu melakukan pencarian judul. 11. Terima Kasih kepada teman-teman peneliti yang berasal dari luar kampus Universitas Sumatera Utara yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu. 12. Terima Kasih kepada seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk 2015 yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu-satu.

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini membawa manfaat dan pengembangan bagi kita semua. Amin.

Medan, 02 2019

Peneliti

Aldo Arinata Nainggolan

vi

Universitas Sumatera Utara

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Aldo Arinata Nainggolan NIM : 150904068 Program Studi : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas : Universitas Sumatera Utara Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Ekseklusif (non-exclusive Royalty-Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

“Konstruksi Citra Grup Idola Jepang AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48 (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 oleh Mnet)”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa menerima izin dari saya selama tetap memcantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Medan Pada tanggal : 2 April 2018 Yang Menyatakan

(Aldo Arinata Nainggolan)

vii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Citra Grup Idola Jepang AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48 (Analisis Framing Robert Entman Mengenai Citra Grup Idola Jepang AKB48 pada Program Acara Televisi Korea Selatan Produce 48 di Mnet TV). Adapun beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu pertama: Untuk menganalisis pembingkaian yang dilakukan Mnet terhadap grup idola AKB48 pada program acara televisi Produce 48. Kedua: Untuk mengetahui bagaimana citra grup idola AKB48 yang digambarkan oleh Mnet pada program acara televisi Produce 48. Ketiga: Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi pembingkaian yang dilakukan Mnet terhadap citra grup idola AKB48. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan paradigma konstruktivisme. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa stasiun televisi asal Korea Selatan yaitu Mnet, melalui program acara televisi Produce 48 terbukti melakukan framing terhadap grup idola asal Jepang AKB48 yang mempengaruhi citra grup idola tersebut.

Kata kunci : Framing, Citra, Program Acara Televisi, AKB48

viii

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research titled Image of Group AKB48 on Television Program, Produce 48 (Framing Analyse with Robert Entman’s Method about Image of Japanese Idol Group AKB48 on South Korean Television Program, Produce 48 by Mnet TV). There are several purposes in this research, first; to analyze framings by Mnet toward AKB48 on South Korean Television Programs, Produce 48. Second; to find out how Mnet describe AKB48’s image on Television Programs Produce 48, third: to find out what factors influence Mnet’s framing about the image of idol group AKB48. This reserach was using qualitative research methods and constructivism paradigms. The conclusion of this research shows that South Korean television Mnet, through the TV show Produce 48 has been proven using framing towards a Japanese idol group AKB48 which is inluenced the idol group’s image.

Keywords: Framing, Image, TV Show, AKB48

ix

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...... i HALAMAN PERSETUJUAN...... ii LEMBAR PENGESAHAN...... iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...... iv KATA PENGANTAR...... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...... vii ABSTRAK...... viii ABSTRAC...... ix DAFTAR ISI...... x DAFTAR TABEL...... xii DAFTAR GAMBAR...... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah ...... 1 1.2 Fokus Masalah ...... 8 1.3 Tujuan Penelitian ...... 8 1.4 Manfaat Penelitian ...... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma Penelitian ...... 10 2.2 Penelitian Terdahulu ...... 13 2.3 Kerangka Teori ...... 15 2.3.1 Komunikasi Massa ...... 15 2.3.3 Televisi ...... 21 2.3.4 Program Acara ...... 23 2.3.5 Variety Show ...... 25 2.3.6 Citra ...... 25 2.3.7 Konstruksi Realitas Sosial ...... 27 2.3.8 Framing Model Robert Entman ...... 29 2.4. Kerangka Pemikiran ...... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ...... 34 3.2 Gambaran Umum Program Acara Produce48 ...... 35 3.2.1 Gambaran Umum Produce 48 Episode 1, 2 dan 3 ...... 36

x

Universitas Sumatera Utara

3.2.2 Profil Grup Idola AKB48 ...... 40 3.2.3 AKB48 dan Grup Saudari ...... 41 3.2.4 Profil Stasiun TV Mnet ...... 42 3.3 Objek Penelitian ...... 44 3.4 Subjek Penelitian ...... 44 3.5 Kerangka Analisis ...... 44 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...... 45 3.7 Teknik Analisis Data ...... 45 3.8 Keabsahan Data ...... 46

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...... 47 4.1.1 Analisis Framing Episode 1 ...... 47 4.1.2 Analisis Framing Episode 2 ...... 58 4.1.3 Analisis Framing Episode 3 ...... 73 4.2 Pembahasan ...... 83 5.1 Simpulan ...... 92 5.2 Saran ...... 93

DAFTAR REFERENSI ...... 94

xi

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 2.1 Penelitian Terdahulu...... 13 3.1 Staf Produce 48...... 37 3.2 Daftar Peserta Produce 48 Asal Korea Selatan...... 38 3.3 Daftar Peserta Produce 48 Asal Jepang...... 39 3.4 Konsep Framing Robert Entman ...... 44 4.1 Tayangan Produce 48 Episode 1...... 47 4.2 Analisis Framing Episode 1...... 54 4.3 Tayangan Produce 48 Episode 2...... 57 4.4 Analisis Framing Episode 2...... 69 4.5 Tayangan Produce 48 Episode 3...... 73 4.4 Analisis Framing Episode 3...... 79

xii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman 1.1 Pandangan Dunia Terhadap Jepang...... 4 3.1 Poster Promosi...... 35 3.2 Logo AKB48...... 40 3.3 Logo sister group AKB48...... 41 3.4 Logo Mnet...... 43 4.1 Cuplikan Episode Pertama Segmen Kedua...... 48 4.2 Cuplikan Episode Pertama Segmen Kedua...... 48 4.3 Cuplikan Episode Pertama Segmen Kedua...... 48 4.4 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 49 4.5 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 49 4.6 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 50 4.7 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 50 4.8 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 50 4.9 Cuplikan Episode Pertama Segmen Ketiga...... 50 4.10 Cuplikan Episode Pertama Segmen Keempat...... 52 4.11 Cuplikan Episode Pertama Segmen Keempat...... 52 4.12 Cuplikan Episode Pertama Segmen Keempat...... 52 4.13 Cuplikan Episode Pertama Segmen Keempat...... 53 4.14 Cuplikan Episode Kedua Segmen Pertama...... 58 4.15 Cuplikan Episode Kedua Segmen Pertama...... 58 4.16 Cuplikan Episode Kedua Segmen Pertama...... 59 4.17 Cuplikan Episode Kedua Segmen Pertama...... 59 4.18 Cuplikan Episode Kedua Segmen Kedua...... 60 4.19 Cuplikan Episode Kedua Segmen Kedua...... 60 4.20 Cuplikan Episode Kedua Segmen Kedua...... 61 4.21 Cuplikan Episode Kedua Segmen Kedua...... 61 4.22 Cuplikan Episode Kedua Segmen Ketiga...... 63 4.23 Cuplikan Episode Kedua Segmen Ketiga...... 63 4.24 Cuplikan Episode Kedua Segmen Ketiga...... 64 4.25 Cuplikan Episode Kedua Segmen Ketiga...... 64 4.26 Cuplikan Episode Kedua Segmen Keempat...... 67 4.27 Cuplikan Episode Kedua Segmen Keempat...... 67 4.28 Cuplikan Episode Kedua Segmen Keempat...... 67 4.29 Cuplikan Episode Kedua Segmen Keempat...... 67 4.30 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Pertama...... 74 4.31 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Pertama...... 74 4.32 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Pertama...... 74 4.33 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Kedua...... 75 4.34 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Kedua...... 75

xiii

Universitas Sumatera Utara

4.35 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Ketiga...... 76 4.36 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Ketiga...... 76 4.37 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Ketiga...... 77 4.38 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Keempat...... 78 4.39 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Keempat...... 78 4.40 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Keempat...... 78 4.41 Cuplikan Episode Ketiga Segmen Keempat...... 78

xiv

Universitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah Produce 48 adalah acara televisi bergenre variety show yang ditayangkan oleh Mnet, ini adalah proyek skala besar dimana masyarakat menjadi “produser” dari grup wanita dengan memilih 12 anggota di antara 96 peserta dari Jepang dan Korea Selatan, masyarakat sendiri diajak serta memilih dan menentukan konsep grup, lagu debut, hingga nama dari grup tersebut. Program ini merupakan kolaborasi pertama Mnet dengan serial beserta grup idola Jepang, AKB48. Nama acaranya kemudian diubah menjadi Produce 48, angka 48 didapat dari nama belakang AKB48 (produce48.mnet.com). Keduabelas peserta yang menang tanpa batasan kewarganegaraan ini dipilih hanya oleh penonton Korea Selatan, akan berpromosi sebagai sebuah grup dengan kontrak selama dua setengah tahun, sebelum akhirnya dikembalikan ke agensi masing-masing. Konsep mengenai acara ini sudah diumumkan beberapa bulan sebelum acara ini resmi ditayangkan, yaitu pada tanggal 29 November 2017 di acara di Jepang. Diproduseri oleh yang memiliki kemampuan dalam memproduksi idola besar seperti AKB48 serta ‘Produce 101’, serial variety show terkenal dari Mnet, yang mulai ditayangkan pada awal Juni 2018 (entertain.naver.com). Episode pertama disiarkan pada tanggal 15 Juni dan berakhir pada tanggal 31 Agustus 2018, program televisi ini ditayangkan setiap hari Kamis, pukul 22:00 WIB dengan jumlah episode sebanyak 12 episode. Adapun durasi acara berkisar 140 hingga 160 menit setiap episode dan 240 menit pada episode final, program acara ini dipandu oleh pembawa acara Seung-Gi, variety show Produce 48 berhasil mendapatkan rating 7.8/10 (Imdb.com), acara ini telah mengumumkan kedua belas anggota yang telah debut dengan nama resmi Iz* pada penayangan final 31 Agustus 2018. Tidak hanya di Korea Selatan, acara televisi ini juga ditayangkan di berbagai belahan dunia, seperti Mnet untuk Jepang, tvN Asia untuk , Singapura, , , , Sri Lanka, Filipina, Kamboja, , Myanmar dan Makau, tvBlue untuk Vietnam serta TVING Global untuk seluruh dunia (tvnasia.net).

1 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 2

Sebelum acara ini resmi disiarkan, terdapat informasi mengenai cara voting terhadap para kontestan dimana warga Korea Selatan dan Jepang dapat memberikan suara kepada kontestan yang dipilih, hal ini kemudian disangkal oleh Kim Young-Bum selaku perwakilan dari Mnet, beliau menyatakan bahwa proses voting atau pemberian suara terhadap para kontestan hanya bisa dilakukan oleh warga Korea Selatan, hal ini dilakukan demi menghindari perbedaan popularitas yang sangat jauh antara kontestan dari Korea Selatan dengan kontestan dari Jepang yang dikhawatirkan mempengaruhi jumlah suara yang masuk (star.hankookilbo.com). Mnet sendiri merupakan akronim dari Music Network, adalah stasiun televisi kabel asal Korea Selatan dengan tayangan musik dan hiburan yang dimiliki oleh CJ Media dengan lebih dari 10 juta pelanggan di Korea Selatan (global.mnet.com). Berdiri sejak tahun 1993, Mnet berhasil menarik perhatian tidak hanya masyarakat Korea Selatan tetapi juga masyarakat internasional dengan berbagai acara varietas yang diciptakannya beserta nama-nama besar yang berasal dari sana. Sebelum variety show Produce 48, Mnet juga sebelumnya telah beberapa kali menciptakan variety show yang sukses dipasaran, seperti Kids, , Idol School hingga Produce 101, yang merupakan serial pendahulu dari Produce 48. Produce 48 adalah salah satu program acara televisi asal Korea Selatan yang disiarkan oleh Mnet, program acara ini menyita banyak perhatian bahkan sebelum penayangan perdana pada tanggal 15 Juni 2018. Menurut Nielsen Korea, episode pertama Produce 48 mendapatkan rating penonton sebesar 1,132 persen, sedangkan pada episode keempat Produce 48 berhasil mendapat rating penonton tertinggi dimana tayangan ini mendapatkan rating rata-rata tertinggi nasional sebesar 2,8 persen hingga mencapai 3,3 persen selama penayangan episode tersebut. Acara ini bahkan mendapatkan tempat pertama di seluruh saluran televisi kabel premium. Selain itu, Produce 48 merupakan acara yang paling banyak ditonton oleh pemirsa dengan rentang usia 20 hingga 49 tahun dan demografi pemirsa yang lebih muda yaitu rentang usia 15 hingga yang berusia 34 tahun (www..com).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 3

Tidak hanya sampai di situ, program acara Produce 48 juga berhasil mendapatkan total 107,362,094 penayangan pada situs web berbagi video asal Korea Selatan, Naver TV (tv.naver.com). Popularitas yang tinggi tidak hanya di dapat oleh program acara Produce 48 tetapi juga beberapa kontestan yang turut berpartisipasi. Beberapa kontestan seperti Sakura Miyawaki, Jurina Matsui hingga Lee Ga-eun mendapatkan peringkat pada kata kunci pencarian real-time di Korea Selatan hingga sehari setelah penayangan episode pertama tanggal 15 Juni (jatim.tribunnews.com). Program acara televisi buatan Mnet, Produce 48 bagaimanapun juga telah memicu timbulnya respon yang besar dari berbagai pihak, menempati posisi pertama dalam kata kunci pencarian di Google Korea saat itu, kebanyakan responnya justru bernada negatif. Masyarakat Korea Selatan saat itu, banyak yang kurang setuju dengan acara televisi hasil kerja sama dengan pihak Jepang tersebut, mereka bahkan membuat petisi untuk menolak kehadiran anggota AKB48 asal Jepang yang akan berpartisipasi di acara itu. Petisi ini bahkan mendapatkan 20.000 tanda tangan dihari pertama diluncurkan. (www.koreaboo.com). Reaksi penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Korea Selatan dilatarbelakangi oleh fakta sejarah dimana Korea Selatan pernah menjadi bagian kolonisasi Jepang dari tahun 1910 hingga tahun 1945, Korea Selatan tidak melakukan hubungan diplomatik apapun dengan Jepang hingga tahun 1965. Walaupun telah melakukan hubungan diplomatik, Korea Selatan terus menuntut permintaan maaf kepada Jepang atas luka dan kerugian yang diderita selama masa kolonisasi oleh Jepang, Korea Selatan bahkan meminta Kaisar Jepang Akihito untuk datang dan menyampaikan permintaan maaf secara resmi ke Korea Selatan (www.japantimes.co.jp). Selain dari itu, perebutan pulau yang disebut Dokdo di Korea dan Takeshima di Jepang yang terjadi selama ratusan tahun juga menjadi salah satu penyebab hubungan yang tidak harmonis antara Jepang dan Korea Selatan sampai saat ini. (www.nationalgeographic.com). Ketegangan yang terjadi antara Korea Selatan dan Jepang membuat citra negara Jepang di Korea Selatan menjadi sangat buruk, jajak pendapat yang dilakukan BBC menyimpulkan bahwa 67% masyarakat Korea Selatan mengeskpresikan Jepang secara negatif.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 4

Gambar 1.1: Pandangan Dunia Terhadap Jepang (Sumber: globescan.com/bbc2013_country_ratings)

AKB48 merupakan grup idola asal Jepang yang memulai debut pada tahun 2005. AKB48 memulai karir sebagai grup berlabel indie hingga pada tahun 2006 menandatangani kontrak dengan label rekaman DefSTAR Records, yang merupakan bagian dari perusahaan Sony Entertainment. Single pertama mereka

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 5

yang dirilis oleh DefSTAR Records, berhasil menempati posisi 12 pada tangga musik mingguan (generasia.com). AKB48 juga dikenal karena memiliki banyak sister groups atau grup saudari yang berlokasi di berbagai daerah baik di Jepang maupun di luar Jepang, setiap grup saudari memiliki konsep dan sistem yang sama seperti AKB48. Sebagai bentuk kerja sama dengan AKB48, para peserta yang mengikuti program acara Produce 48 tidak hanya berasal dari Korea Selatan saja, tetapi juga berasal dari Jepang. Para peserta asal Jepang merupakan anggota dari AKB48 dan grup saudarinya seperti SKE48, NMB48, HKT48 dan NGT48. Tidak seperti peserta asal Korea Selatan yang masih berstatus trainee, para peserta asal Jepang merupakan idola yang sudah melakukan debut secara profesional. Produce 48 merupakan contoh nyata dari produk ciptaan media massa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya, salah satunya dengan menciptakan acara televisi dengan genre variety show. Variety show sendiri merupakan program acara televisi yang memadukan antara berbagai macam jenis hiburan, panggung televisi seperti lawak, lagu dan drama. Variety show adalah format acara televisi yang menggabungkan berbagai format lainnya, seperti talk show, magazine show, quiz, games show, music concert, drama dan sitkom (situasi komedi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman (Naratama, 2006: 109). Seiring dengan meluasnya perkembangan televisi, format variety show kemudian diadopsi dan beradaptasi sesuai dengan budaya masyarakat setempat. Beberapa contoh variety show yang diadaptasi oleh berbagai negara dengan format yang sama, diantaranya Idol, Got Talent, The X Factor, Rising Star hingga The Voice. Acara-acara tersebut secara sukses menarik perhatian masyarakat dari berbagai negara dan berhasil menciptakan fenomena baru di tengah-tengah masyarakat. Media massa memiliki peran yang begitu penting untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat, media massa berperan sebagai media edukasi, media massa juga menjadi media informasi yang menyediakan berbagai macam informasi kepada masyarakat, hingga peran media massa sebagai media hiburan. Sebagai Agent of Change, media massa juga berperan sebagai institusi budaya,

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 6

yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya (Bungin, 2006: 87). Variety show tentu tidak bisa dinikmati oleh masyarakat luas tanpa adanya media berupa televisi, Televisi sendiri merupakan media massa yang mempunyai berbagai fungsi. Fungsi televisi adalah sebagai alat informasi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi baik nasional maupun internasional. Informasi ini berguna untuk menambahkan ilmu pengetahuan mereka akan berita yang diserap oleh masyarakat yang menggunakan media tersebut (McQuail, 2011:63). Jika dibandingkan dengan media massa lainnya, fungsi televisi hampir sama dengan fungsi media massa seperti surat kabar dan radio siaran, yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang menyatakan bahwa umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi (Ardianto dkk, 2009:137). Media massa berupa televisi merupakan salah satu sarana bagi masuknya informasi baru yang sekaligus menjadi agen perubahan yang baru, model audio-visual yang dimiliki oleh televisi terbukti efektifdalam menyampaikan pesan-pesannya terhadap masyarakat luas. Tidak hanya itu, televisi juga memiliki fungsi sebagai saran promosi dan hiburan. Karena itu juga televisi sangat bermanfaat dalam upaya pembentukan perilaku dan perubahan pola pikir (Darwanto, 2007: 26). Begitu besarnya persaingan antara berbagai stasiun televisi baik lokal maupun internasional telah membuat banyak stasiun televisi berlomba-lomba menyajikan acara yang menarik perhatian khalayak umum demi rating yang tinggi. Bahkan, mereka berani untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak terfikirkan demi menciptakan acara televisi yang tidak sekedar unik, tetapi juga mampu menghibur khalayak umum. Dengan beragam pilihan acara yang disiarkan membuat masyarakat mempunyai banyak pilihan tayangan yang sesuai dengan selera mereka. Media massa, di zaman modern ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat luas. Pengaruh yang kuat ini tak lepas dari ketergantungan masyarakat akan informasi yang didapat dari media massa. Katz, Gurevitch dan Hatz

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 7

menjelaskan bahwa kebutuhan manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial, afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian, sehingga terciptalah kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media, meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan pribadi secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan (Effendy, 2003: 294). Media massa sendiri terdiri dari beberapa jenis, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi hingga film. Bahkan, di era globalisasi seperti sekarang ini, telah muncul dan berkembang media-media baru yang kini dikelompokkan menjadi bagian dari media massa, seperti portal berita, website, forum diskusi online hingga media sosial. Media massa merupakan suatu alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Salah satu media massa yang memiliki pengaruh besar, yaitu televisi selama beberapa dekade berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu media massa yang banyak diminati masyarakat (Cangara 2010: 123). Jika dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, buku, internet dan surat kabar, televisi memiliki kelebihan karena merupakan gabungan dari media dengar (audio) dan gambar hidup (visual) yang biasa bersifat informasi, hiburan, pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut (Kuswandi, 2008: 23). Komunikasi massa yang dilakukan oleh media televisi memiliki pengaruh yang kuat bagi masyarakat luas, baik secara sadar ataupun tidak. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia beserta pesan yang disampaikan dapat menciptakan pemahaman hingga kebudayaan baru di tengah-tengah masyarakat. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia (Kuswandi, 2008:21-22). Inilah alasan mengapa acara yang ditayangkan oleh televisi harus melalui proses seleksi yang panjang dikarenakan tayangan dan pesan yang disampaikan melalui acara tersebut akan diterima oleh masyarakat luas dan bahkan bisa mempengaruhi masyarakat tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik melakukan penelitian lebih mendalam untuk mengidentifikasi bagaimana stasiun

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 8

televisi Korea Selatan Mnet melalui program acara televisi Produce 48 membingkai sedemikian rupa citra dari grup idola asal Jepang AKB48.

1.2 Fokus Masalah Dalam penelitian kualitatif, fokus kajian penelitian atau pokok persoalan yang hendak diteliti memiliki penjelasan mengenai dimensi yang akan dijadikan sebagai pusat perhatian serta yang akan dibahas secara mendalam dan tuntas (Bungin, 2007: 41). Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan di atas, maka fokus masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Mnet mengkonstruksi citra grup idola asal Jepang AKB48 dalam program acara televisi Korea Selatan Produce 48.

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini sendiri mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana konstruksi citra grup idola AKB48 dalam program acara televisi Produce 48 oleh Mnet. 1. Untuk menganalisis bagaimana Mnet mengkonstruksi citra grup idola AKB48 pada program acara televisi Produce 48. 2. Untuk mengetahui bagaimana citra grup idola AKB48 yang digambarkan oleh Mnet pada program acara televisi Produce 48.

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik bagi pihak yang bekerja di media massa seperti televisi, akademis, maupun masyarakat, sebagai berikut: 1. Secara Teoritis, agar mampu memberikan makna atau gambaran mengenai bagaimana pembingkaian dan pengemasan pesan mampu mempengaruhi citra suatu individu maupun kelompok ditengah-tengah masyarakat. 2. Secara Akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai pembingkaian terhadap acara televisi. Juga diharapkan dapat menjadi bahan literatur yang dapat memperluas wawasan mengenai cara media massa dalam melakukan pembingkaian yang berpengaruh terhadap citra dari seorang individu maupun kelompok.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 9

3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan implikasi berupa manfaat yaitu memberi ilmu dan pengetahuan mengenai framing dalam acara televisi. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu dijadikan sebagai bahan masukan dan diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait untuk meningkatkan mutu dan kualitas dari acara televisi serta menjadi salah satu pembanding terhadap pembingkaian yang dilakukan acara televisi Mnet dengan acara televisi lokal.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Penelitian Setiap penelitian pasti memerlukan paradigma sebagai model teori dalam menyusun kerangka pemikiran. Menurut Guba dan Lincoln paradigma adalah seperangkat kepercayaan dasar yang menjadi prinsip utama dalam menentukan pandangan tentang dunia dan menjelaskan pada penganutnya tentang alam dunia. Artinya, paradigma bisa disimpulkan sebagai suatu kepecayaan, cara pandang atau prinsip dasar yang ada dalam diri seseorang tentang pandangan dunia dan membentuk cara pandangnya terhadap dunia (Wibowo, 2013: 36). R. Halley berpendapat bahwasanya paradigma merupakan menthal window seseorang dalam nelihat dunia. Perbedaan yang ada diantara paradigma penelitian bisa dilihat dalam empat dimensi yaitu: 1. Epistemologis: antara lain menyangkut asumsi mengenai hubungan antara peneliti dan yang diteliti dalam proses untuk memperoleh pengetahuan mengenai objek yang dimiliki 2. Ontologis: berkaitan dengan asumsi mengenai objek atau realitas sosial yang dimiliki. 3. Metodologis: berisi asumsi-asumsi mengenai bagaimana cara memperoleh pengetahuan mengenai suatu objek penelitian. 4. Axiologis: berkaitan dengan posisi value judgements, etika dan pilihan moral peneliti dalam suatu penelitian (Wibowo, 2013: 36).

Guba dan Lincoln membedakan paradigma dalam ilmu pengetahuan secara umum dalam dua kelompok, yaitu positivic paradigm (paradigma ilmiah) dan naturalistic paradigm (paradigma alamiah) (Saebani, 2017: 118). Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap perilaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola data sosial mereka (Hidayat, 2003: 3). Paradigma konstruktivis berpandangan bahwa pengetahuan bukanlah potret langsung dari realitas, namun atas konstruksi di dalamnya. Paradigma ini berkeyakinan bahwa

10 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 11

alam semesta adalah suatu konstruksi, yang berarti semata tidak dipahami sebagai semesta yang otonom, namun dikonstruksi secara sosial. Konstruktivisme menolak pengertian ilmu sebagai sesuatu yang terberi dari objek pada subjek yang mengetahui. Unsur objek maupun subjek sama-sama berperan dalam melakukan konstruksi terhadap ilmu pengetahuan. Konstruksi membuat cakrawala baru dengan mengakui adanya hubungan antara pikiran yang membentuk ilmu pengetahuan dengan objek atau eksistensi manusia. Dengan kata lain, paradigma konstruktivis menjembatani dualisme objektivisme-subjektivisme dengan mengafirmasi peran subjek dan objek dalam konstruksi ilmu pengetahuan (Ardianto dan Qanees 2007: 152). Menurut Sarantakos (dalam Poerwandari, 2007: 22-23) paradigma konstrutivis menyatakan bahwa: 1 Dasar untuk menjelaskan kehidupan, peristiwa sosial dan manusia bukan ilmu dalam kerangka positivistik, tetapi justru dalam arti common sense. Menurut mereka, pengetahuan dan pemikiran awam berisikan arti atau makna yang diberikan individu terhadap pengalaman dan kehidupannya sehari-hari, dan hal tersebutlah yang menjadi awal penelitian ilmu-ilmu sosial 2. Pendekatan yang digunakan adalah induktif, berjalan dari yang spesifik menuju yang umum, dari yang konkrit menuju yang abstrak 3. Ilmu bersifat ideografis bukan nomotetis, karena ilmu mengungkap bahwa realitas tertampilkan dalam simbol-simbol melalui bentuk-bentuk deskriptif 4 Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui indera karena pemahaman mengenai makna dan intrepretasi adalah jauh lebih penting; dan (5) ilmu tidak bebas nilai, kondisi bebas nilai tidak menjadi sesuatu yang dianggap penting dan tidak pula mungkin dicapai. Paradigma konstruktivis mempunyai proses tersendiri dalam melakukan penelitian, proses ini melibatkan dua aspek, yaitu hermeunetik dan dialetik. Hermeunetik merupakan aktivitas dalam merangkai teks – percakapan, tulisan atau gambar. Sedangkan dialetik adalah penggunaan dialog sebagai pendekatan agar subjek yang diteliti dapat ditelaah pemikirannya dan membandingkannya dengan cara berpikir peneliti. Dengan begitu, harmonitas komunikasi dan interaksi dapat dicapai dengan maksimal (Hidayat, 2003: 4-5).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 12

Paradigma konstruktivis memiliki karakteristik yang membedakannya dengan jenis-jenis paradigma lainnya (Pujileksono, 2015: 28). Antara lain sebagai berikut: 1. Paradigma penelitian yang melihat suatu realita dibentuk oleh berbagai macam latar belakang sebagai bentuk konstruksi realita tersebut. Realita yang dijadikan sebagai objek penelitian merupakan suatu tindakan sosial oleh aktor sosial. 2. Latar belakang yang mengonstruksi realita tersebut dilihat dalam bentuk konstruksi mental berdasarkan pengalaman sosial yang dialami oleh aktor sosial sehingga sifatnya lokal dan spesifik. 3. Penelitiannya mempertanyakan ‘mengapa’ (why)? 4. Realita berada di luar peneliti namun peneliti dapat memahami melalui interaksi dengan realita sebagai objek penelitian 5. Jarak antara peneliti dan objek penelitian tidak terlalu dekat, peneliti tidak terlibat namun berinteraksi dengan objek penelitian 6. Paradigma penelitian konstrukstivistik sifatnya kualitatif, artinya peneliti memasukkan nilai-nilai pendapat ke dalam penelitiannya. Adapun penelitian dengan paradigma ini sifatnya subjektif 7. Tujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi suatu realita. Oleh karena itu peneliti harus dapat mengetahui faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan menjelaskan bagaimana faktor-faktor itu merekonstruksi realita tersebut

Paradigma kontruktivis memiliki hubungan dengan ilmu komunikasi, Robyn Penmann (dalam Ardianto dan Qanees, 2007: 156) merangkum hubungan antara kontruktivisme dan kaitannya dengan ilmu komunikasi, antara lain: 1. Tindakan komunikatif sifatnya sukarela. Pembuat komunikasi adalah subjek yang memiliki yang memiliki pilihan bebas, walaupun lingkungan sosial membatasi apa yang dapat dan telah dilakukan. Jadi tindakan komunikatif dianggap sebagai tindakan sukarela, yang didasarkan kepada pilihan subjeknya. 2. Pengetahuan adalah sebuah produk sosial. Pengetahuan bukan sesuatu yang objektif sebagaimana diyakini positivis, melainkan diturunkan dari interaksi dalam kelompok sosial. Pengetahuan itu dapat ditemukan dalam bahasa, melalui bahasa itulah konstruksi realitas tercipta. 3. Pengetahuan bersifat konstektual, maksudnya pengetahuan merupakan produk yang dipengaruhi ruang dan waktu akan dapat berubah sesuai dengan pergeseran waktu. 4. Teori-teori menciptakan dunia. Teori bukanlah alat, melainkan suatu cara pandang yang ikut mempengaruhi cara pandang kita terhadap realitas atau dalam batas tertentu teori menciptakan dunia. 5. Pengetahuan bersifat sarat nilai.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 13

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin memandang fenomena ini secara konstruksionis, yaitu realitas yang ada diciptakan secara sosial, serta ingin melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap suatu fenomena dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Penelitian ini sendiri menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini memungkinkan seorang peneliti untuk memahami serta menjelaskan suatu fenomena secara holistik dengan menggunakan kata-kata sebagai hasil datanya, tanpa harus bergantung pada sebuah angka.

2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berisi penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Kajian terdahulu adalah bentuk upaya yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari perbandingan dan untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya, di samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Dari kajian terdahulu, peneliti tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul yang peneliti sajikan. Namun, peneliti berhasil menemukan dan mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan analisis framing, berikut beberapa kajian yang peneliti berhasil temukan.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian Peneliti Metode Penelitian Hasil Penelitian

Gema Mawardi Deskriptif Upaya framing 1 “Analisis Framing Universitas Kualitatif, dengan Mundurnya Surya Indonesia dengan Metode pemilihan Paloh dari Partai Depok Framing model kutipan dari Golkar di 2012. Pan dan Kosicki sumber berita mediaindonesia.com yang didasarkan dan vivanews.com oleh Tanggal 7 September keberpihakan 2011” media

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 14

2 Shella Yesyca Deskritif Konstruksi “Nazarudin dalam Anggraeni Kualitatif, realitas yang Bingkai Media Metro Universitas dengan Metode diciptakan oleh TV dan TV One Kristen Satya Framing model Metro TV dan (Analisis Framing Wacana Robert Entman TV ONE yang Nazarudin Pada Media Salatiga berbeda Metro TV dan TV 2012 terhadap satu One)” objek yang sama. 3 “Analisis Framing Irine Sari Susilo Deskriptif, Media massa Ideologi Politik Jokowi Universitas Kualitatif, bersifat tidak di Media Massa (Studi Kristen Satya dengan Metode netral dalam Kasus Pemberitaan di Wacana Framing model menyampaikan Metro TV, TV One, Salatiga Robert Entman pemberitaan. dan Kompas TV)” 2015

4 Fahmi Deskriptif, Dua media “Analisis Framing Universitas Islam Kualitatif bertolak Pemberitaan Media Negeri Syarif dengan Metode belakang dalam Online Rakyat Hidayatullah Framing model menyampaikan Merdeka dan CNN Jakarta Robert Entman pemberitaan Indonesia dalam Isu 2016. mengenai isu Penetapan 19 Pondok radikalisme. Pesantren Penyebar Paham Radikalisme oleh BNPT” 5 Achmad Oky Deskriptif, Media “Pembingkaian Berita Surya Kualitatif sindonews Pencalonan Gubernur Universitas Islam dengan Metode menggambarkan dalam Media Online” Negeri Sunan Framing model sosok Ahok (Analisis Framing Kalijaga Robert Entman dengan konotasi Berita Basuki Tjahaja Yogyakarta negatif Purnama dalam 2017 Pemilihan Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017 melalui Jalur Independen di Portal Berita sindonews.com) 6 Elvi Bertha Deskriptif, Upaya “Konstruksi Realitas Debora Kualitatif konstruksi Politik Presiden Joko Universitas dengan Metode realitas yang Widodo dalam Slot Sumatera Utara Framing model dilakukan Metro Tayangan President’s Medan Robert Entman TV terhadap Corner Metro TV 2018 sosok presiden (Analisis Framing Joko Widodo Tayangan President’s dengan Corner Metro TV) penonjolan aspek tertentu. Sumber: Peneliti (2019)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 15

Seperti yang sudah disajikan pada tabel tersebut, peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu sebagai referensi dalam memperkaya kajian peneliti.

2.3 Kerangka Teori 2.3.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan kultural dan personal atau sistem sosial (Morissan, 2010: 8). Kata “massa” sendiri ditujukan kepada masyarakat luas selaku penerima pesan, komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi yang dilakukan melalui media massa, komuniksi ini termasuk komunikasi sekunder. Komunikasi sekunder sendiri merupakan proses penyampaian pesan dari satu orang ke orang lain melalui media, jenis komunikasi ini seperti surat, radio, telepon dan surat kabar (Nurudin, 2004: 4). Liliweri mengungkapkan bahwa komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi lainnya, dalam arti memiliki unsur- unsur seperti sumber (orang), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan hambatan, efek, konteks maupun umpan balik (Fajar, 2009: 221). Sedangkan menurut Rakhmat komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (Rakhmat, 2009:189). Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa, adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan yang dilakukan media kepada khalayak banyak. Media massa, selaku pembuat dan penyebar berita, bertanggung jawab terhadap segala pesan yang nantinya akan diterima khalayak, kata “massa” ditujukan kepada khalayak yang bersifat sekuler, bukan hanya terhadap salah satu kelompok maupun golongan saja. Tak jarang, informasi yang disampaikan oleh media massa menimbulkan pro dan kontra pada khalayak banyak, hal ini disebabkan oleh cara dan perspektif yang berbeda dari masing- masing individu maupun kelompok dalam menyikapi pemberitaan yang disampaikan oleh media.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 16

2.3.1.1 Fungsi Komunikasi Massa Seperti peradaban manusia yang semakin berkembang, komunikasi massa juga turut mengalami perkembangan, salah satunya melalui fungsinya. Menurut Dominick (dalam Ardianto, 2004: 16) komunikasi massa memiliki lima fungsi, antara lain: 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan dalam komunikasi massa dibagi menjadi: a. Pengawasan peringatan (Warning surveillance) Fungsi pengawasan peringatan pada media massa umumnya terjadi ketika sedang dalam keadaan darurat, berbahaya dan genting. Seperti bencana alam, peperangan, kudeta hingga krisis pangan. b. Pengawasan instrumental (Instrumental surveillance) Fungsi pengawasan instrumental adalah penyebaran informasi yang berfungsi untuk membantu masyarakat atau khalayak umum dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran memiliki fungsi yang hampir sama dengan fungsi pengawasan. Bedanya adalah, media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejaidan-kejadian yang penting, industri media memilih peristiwa mana yang akan dimuat dan ditayangkan. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama akan sesuatu. 4. Transmission of Values (Penyebaran Nilai-Nilai) Fungsi ini juga disebut sosialization atau sosialisasi. Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. Media massa memperlihatkan kita bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan. 5. Entertainment (Hiburan) Fungsi hiburan bertujuan untuk menghibur dan mengurangi ketegangan khalayak umum, seperti pertandingan olah raga, kontes musik, drama televisi hingga komedi situasi.

2.3.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa Elvinaro (2007: 6) mengidentifikasi beberapa karakteristik dari media massa, antara lain sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 17

1. Komunikator terlembagakan, komunikasi massa melibatkan lembaga dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan bersifat umum, komunikasi massa itu bersifat terbuka, yang berarti ditujukan untuk semua orang tidak untuk seseorang tertentu. 3. Komunikannya bersifat anonim dan heterogen, artinya sang komunikator tidak mengenal komunikannya dikarenakan komunikasi yang berlangsung melalui media, bukan tatap muka. Komunikannya pun berasal dari beragam lapisan masyarakat. 4. Media massa menimbulkan keserampakan, Effendy (2007) mengartikan bahwa keserempakan media massa sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lain berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi mengutamakan isi dibandingkan dengan hubungan, antara komunikator dan komunikannya tidak harus saling kenal, yang penting pesan yang disampaikan diterima dengan baik oleh komunikan. 6. Komunikasi massa bersifat satu arah, komunikasi yang dilakukan melalui media memungkinkan komunikator aktif mengirimkan pesan kepada komunikan, sementara komunikan hanya akan menerimanya. Tidak ada dialog seperti dalam komunikasi antar pribadi. 7. Stimulasi alat indera terbatas, jika dalam komunikasi antar pribadi bersifat tatap muka sehingga memungkinkan seluruh indera komunikator dan komunikan digunakan secara maksimal, maka dalam komunikasi massa stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa yang digunakan. 8. Umpan balik tertunda, umpan balik komunikasi massa bersifat tidak langsung dan tertunda, artinya komunikator tidak dapat segera mengetahui bagaimana reaksi dan tanggapan komunikan. Tanggapannya dapat diterima melalui telepon, email atau surat pembaca.

2.3.1.3 Unsur dalam Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan proses yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas, Bungin (2008: 85) membagi unsur komunikasi massa menjadi: 1. Komunikator a. Komunikator merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka informasi ini dengan cepat ditangkap oleh publik. b. Komunikator dalam proses penyebaran informasi mencoba berbagai pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan sejumlah massa yang tersebar tanpa diketahui jelas keberadaannya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 18

c. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut. 2. Media Massa Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat massal pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan: a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu berperan sebagai media pemberi edukasi. b. Sebagai media informasi, yaitu media yang menyampaikan informasi kepada masyarakat. c. Media massa sebagai media hiburan. 3.Informasi Massa Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing. 4. Gatekeeper Gatekeeper merupakan penyeleksi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media massa, mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan atau tidak disiarkan. 5. Khalayak Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. 6. Umpan balik atau Feedback Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda, sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, umpan balik dalam komunikasi massa kini bisa secara dilakukan secara langsung.

2.3.2 Media Massa Media massa adalah sebuah sarana yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan, penambahan kata “massa’’ dibelakangnya secara jelas menegaskan bahwa media massa adalah penyampaian pesan yang dilakukan kepada khalayak luas atau masyarakat umum. (Bungin, 2006:2) mendefinisikan media massa sebagai media komunikasi dan informasi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 19

yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula, McQuail (dalam Morissan, 2013: 480) berpendapat bahwa media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.

2.3.2.1 Efek Media Massa Chaffe (dalam Ardianto dan Erdinanya, 2007: 50) mengemukakan bahwa terdapat lima jenis kehadiran media massa sebagai benda fisik, antara lain: 1. Efek Ekonomi Kehadiran media massa di tengah-tengah masyarakat berpotensi dapat menumbuhkan berbagai minat masyarakat untuk memulai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa, misalnya timbulnya niat untuk mengiklankan diri ke jasaabiro jodoh yang biasa dapat ditemui dalam rubrik majalah maupun surat kabar. 2. Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya lebih mendekatkan antara media dengan khalayaknya seperti majalah Gatra yang bertemakan politik, maka akan dikonsumsi oleh para pengamat politik dan politikus, serta majalah Femina yang memiliki pangsa pasar wanita dan ibu rumah tangga. 3. Penjadwalan Kegiatan Kegiatan sehari-hari melibatkan penjadwalan kegiatan dari individu atau masyarakat itu sendiri. Misalnya pagi hari para pekerjaakantoran sebelum berangkat bekerjaabiasanya membaca surat kabar maupun menonton tayangan berita terlebih dahulu. 4. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Manusia bukanlah makhluk yang terus berada pada kondisi bahagia atau senang. Merupakan hal yang normal ketika timbul perasaan bosan,rresah, sedih, kecewa dan marah karena berbagai hal. Sehingga manusia menggunakan media massa untuk memenuhi dan mengalihkan perasaan yang tidak nyaman tersebut, misalnya pasien yanggberobat ke dokter gigi membaca majalah ketika menunggu panggilan demi menghilangkan perasaan takut. 5. Efek Menimbulkan Perasaan Tertentu selain menghilangkan atau mengalihkan perasaan yang tidak nyaman, kehadiran media dapat menumbuhkan perasaan tertentu, baik itu positif atau negatif.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 20

2.3.2.2 Peran Media Massa Pada perkembangannya, media massa memiliki banyak peran, terutama dalam kehidupan sosial, McQuail (2000:66) membagi peran media massa ke dalam enam perspektif, yaitu: 1. Media massa sebagai window on event and experience Media massa dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak untuk melihat apa yang sedang terjadi di luar sana, atau media merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa. 2. Media sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection Media massa dianggap sebagai cermin untuk melihat berbagai peristiwa yang ada di dunia, yang merupakan cerminan atau refleksi dari realita yang ada. Media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media. 3. Media massa sebagai filter atau gatekeeper Media massa berfungsi sebagai penyeleksi yang menyaring berbagai hal untuk diberitahu atau tidak. Media kerap memilih isu, content atau infomasi berdasarkan standar yang ditetapkan oleh para pengelolanya. Disini, khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa yang layak untuk diketahui dan mendapat perhatian. 4. Media massa sebagai guide Media massa sering dianggap sebagai penunjuk jalan atau interpreter yang berfungsi menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam. 5. Media massa sebagai forum Media massa berperan sebagai sebuah forum yang berfungsi untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya proses diskusi, tanggapan maupun umpan balik (feedback). 6. Media massa sebagai interlocutor Media massa tidak hanya berperan sebagai tempat untuk mendapat dan memberikan informasi, tetapi media massa juga berperan sebagai partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.

2.3.2.3 Jenis-Jenis Media Massa Menurut Cangara (2010: 74), Jenis-jenis media massa dibedakan menjadi tiga jenis antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 21

1. Media cetak Media cetak adalah media massa tertua yang masih ada sampai saat ini, media ini telah menjadi saksi bisu perkembangan peradaban manusia di berbagai belahan dunia, sejak ratusan tahun media cetak mengalami banyak perkembangan fungsi mulai dari sarana penyampaian titah raja kepada rakyatnya hingga kini memuat informasi-informasi spesifik seperti hiburan, politik, edukasi hingga hiburan. Adapun media cetak yang masih bisa ditemui hingga sekarang yaitu surat kabar, tabloid dan majalah. 2. Media elektronik Setelah media cetak yang bertahan sejak lama, muncul jenis media kedua yaitu media elektronik. Media ini adalah salah satu bukti hasil perkembangan peradaban manusia dimana media cetak saat itu dianggap tidak lagi cukup untuk menjadi media yang harus menyebarkan informasi kepada jangkauan yang lebih luas secara cepat, media elektronik dinilai lebih praktis dikarenakan kita tidak perlu menunggu edaran surat kabar setiap harinya, kemudahan dalam mengaksesnya, serta kecepatan informasi yang didapat. Diawali oleh radio, media elektronik kemudian menghasilkan televisi sebagai salah satu media yang bahkan hingga kini masih diakui eksistensinya. 3. Media siber. Disebut juga sebagai media internet ataupun media daring, media ini adalah media massa terbaru yang muncul pada abad ke-21. Kemudahan dalam mengakses berita dan informasi menggunakan media ini sudah jauh melebihi kedua pendahulunya, menjadikan batas-batas geografis seolah kabur, informasi dari tempat yang sangat jauh bisa sangat mudah diakses, menyebabkan pertukaran pesan berlangsung cepat dan sulit dikontrol. Media ini meliputi mesin pencarian raksasa, Google.

2.3.3 Televisi Televisi adalah salah satu bentuk komunikasi massa yang masih eksis hingga sekarang. Berbeda dari radio yang hanya menyajikan audio, televisi hadir dengan menyajikan pesan dalam bentuk audio dan visual. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media pada sejumlah besar orang. Media komunikasi yang termasuk media massa yaitu siaran radio, televisi dan film yang dikenal sebagai media elektronik; serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak (Ardianto dan Lukiati, 2005: 3). Televisi telah banyak mengalami perkembangan dari berbagai aspek, fungsinya yang beragam, cakupan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 22

yang luas serta kemudahan untuk diakses masih menempatkan televisi sebagai salah satu primadona khalayak dalam menemukan informasi yang beragam. Kata televisi sendiri berasal dari kata tele yang berarti “jarak” dalam bahasa Yunani dan kata visi yang berarti “citra atau gambar” dalam bahasa Latin. Televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2002). Televisi mulai diperkenalkan pada tahun 1939 di sebuah acara publik, ketika berlangsungnya Worl’d Fair di New York, Amerika Serikat. Kegiatan dalam pertelevisian pernah berhenti sementara akibat pecahnya Perang Dunia II, pada tahun 1946 kegiatan dalam bidang televisi dimulai lagi. Amerika Serikat, pada saat itu hanya memiliki beberapa buah pemancar, tetapi dikarenakan suasana yang mengizinkan dan teknologi yang berkembang dengan pesat, maka jumlah pemancar televisi meningkat secara drastis (Baskin, 2006: 12). Televisi memiliki karakteristiknya sendiri sebagai salah satu bentuk dari media massa yang membuatnya berbeda, Usman (2009: 23) menjelaskan bentuk karakteristik media televisi sebagai berikut: 1. Media pandang dengar (audio visual): televisi adalah media pandang sekaligus media dengar dimana khalayak dapat memandang dan mendengar serta mencerna narasi gambar. 2. Mengutamakan gambar: kekuatan dari televisi adalah gambar yang hidup sehingga lebih menarik dari media cetak. 3. Mengutamakan kecepatan: deadline atau tenggat televisi dihitung setiap detiknya karena televisi mengutamakan kecepatan sehingga dapat memberikan nilai pada berita televisi, hal ini juga yang membedakan televisi dari media lainnya. 4. Bersifat sekilas: media cetak mengutamakan dimensi ruang sedangkan media televisi mengutamakan dimensi ruang dan waktu. 5. Bersifat satu arah: Penonton tidak dapat memberikan respon balik secara langsung terhadap siaran televisi yang sedang ditayangkan. 6. Daya jangkau luas: televisi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial dan ekonomi.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 23

Walaupun menjadi salah satu media massa terpopuler, televisi sendiri merupakan bentuk media massa yang tergolong baru jika dibandingkan oleh media massa lainnya seperti surat kabar, majalah hingga radio. Sebagai mana media massa lainnya, penemuan televisi melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan pada akhir abad 19 oleh James Carl Maxwell dan Heinrch Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890 (Ardianto dan Lukiati, 2005: 126).

2.3.4 Program Acara Televisi hanya sebuah benda tidak berguna tanpa adanya tayangan televisi, tayangan inilah yang nantinya akan dinikmati oleh khalayak luas, tayangan televisi berisi berbagai macam pesan dan informasi yang menyasar berbagai macam kalangan, tayangan inilah yang disebut dengan program acara televisi. Pengertian program televisi yaitu berasal dari kata programe yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti acara atau rencana. Kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran Indonesia daripada kata “siaran” yang mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience (Morissan, 2008: 199) Secara teknis program televisi diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Dapat disimpulkan bahwa program acara televisi merupakan tayangan berupa segmen yang ditayangkan dengan jadwal yang terencana dari hari ke hari serta terdiri dari berbagai kriteria utama yang kemudian disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut (Soenarto, 2007: 1). Program acara televisi tentu menjadi alasan utama mengapa televisi menjadi sangat populer seperti sekarang. Program acara televisi memiliki sangat banyak bentuk dan konsep acara, setiap stasiun televisi tidak hanya mempunyai satu program acara televisi agar menghindari rasa bosan dan jenuh dari khalayak penikmatnya, umumnya setiap program acara televisi akan berganti menjadi program acara yang lain dengan rentang waktu tertentu, yang kemudian akan diulangi keesokan harinya, jika dilihat dari sifatnya maka program televisi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu program faktual (meliputi program berita, reality show dan documenter) dan program fiksi (fictional, meliputi komedi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 24

dan program drama) (Morrisan, 2008:208) Adapun penjabarannya sebagai berikut: 1. Program berita (informasi) Program informasi adalah segala jenis siaran yang bertujuan untuk tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak. Daya tarik program ini adalah informasi, sehingga informasi inilah yang diberikan kepada audiensnya. Program informasi dapat dipilah menjadi dua yaitu: a. Berita keras (hard news) atau straight news, yaitu segala informasi yang penting dan menarik harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya harus segera diketahui khalayak. b. Berita lunak (soft news) adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. 2. Program Hiburan (Entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita, perlombaan dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik, permainan (game) dan banyak lagi. Dalam dunia pertelevisian, perencanaan dalam membuat sebuah program acara mutlak dilakukan, hal ini berguna untuk merencanakan bagaimana sebuah program bisa menarik perhatian banyak penonton. Menurut Peter Prinkle (Morissan 2008:231) strategi program dibagi atas beberapa bagian ditinjau dari strategi manajemennya, yaitu dimulai dengan perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program hingga pengawasan dan evaluasi program. Perencanaan program sendiri mencakup pekerjaan mempersiapkan rencana jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang memungkinkan status penyiaran untuk mendapatkan tujuan program dan tujuan keuangan. Pada stasiun televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program, yaitu program jenis apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli atau diakusisi hingga penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin audiens (Morissan, 2008:232). Perencanaan suatu program acara biasanya menjadi tanggung jawab manajemen stasiun penyiaran. Dalam program perencanaan ini, terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi dalam penentuan program, di antaranya yaitu pengelola atau pemilik stasiun televisi, audiens, pemasang iklan atau sponsor

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 25

hingga regulator. Menurut Lewis (dalam Morissan, 2008: 245) pengaruh audiens dalam keputusan perencanaan program adalah dalam bentuk pemberian umpan balik atau feedback secara langsung dan laporan peringkat atau rating. Setelah tahap perencanaan program, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana program yang telah dibuat, atau dengan kata lain disebut sebagai produksi program. Dilihat dari siapa yang memproduksi program, maka terdapat dua tipe program, yaitu program yang diproduksi sendiri dan program yang diproduksi pihak lain (Morissan, 2008: 267).

2.3.5 Variety Show Variety show adalah salah satu format acara yang dimiliki oleh media massa televisi, Variety Show menggabungkan berbagai format acara televisi lainnya seperti talk show, magazine show, quiz, game show, music concert dan lain sebagainya, keberagaman format di satu acara televisi membuat acara televisi menjadi tidak membosankan karena tidak selalu menayangkan satu format acara saja sehingga bisa menghibur khalayak yang menonton, Naratama (dalam Mabruri, 2013: 19). Variety show sendiri merupakan salah satu program acara televisi yang dikategorikan sebagai program acara televisi nonfiksi (nondrama) adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterpretasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya, untuk itu format-format program acara nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. (Marburi, 2013: 35). Naratama (dalam Marburi, 2013: 35) berpendapat bahwa dalam bidang non drama, ada tujuh subkategori yang bisa dijadikan rumus baku yang berlaku di dunia broadcast, yaitu: talk show, magazine show, game show, quiz, concert music, repackaging video, dan variety show.

2.3.6 Citra Citra adalah rupa atau gambaran yang dimiliki orang banyak mengenai pribadi, perusahaan, organisasi, atau produk (kbbi.co.id). G. Sach berpendapat

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 26

bahwa citra adalah pengetahuan mengenai kita dan sikap-sikap terhadap kita yang mempunyai kelompok-kelompok yang berbeda. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil pengetahuan dan pengalamannya (Soemirat dan Ardianto, 2007: 114). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa citra berupa gambaran atau tanggapan positif atau negatif yang melekat terhadap suatu objek. Citra bisa diketahui, diukur maupun diubah. Penelitian mengenai citra perusahaan (corporate image) telah membuktikan bahwa citra bisa diukur dan diubah. Efek kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang (Soemirat dan Ardianto, 2004: 72). Proses kognitif menggabungkan antara informasi yang diterima dengan informasi yang telah ada dalam ingatan. Kognisi adalah kemampuan jiwa manusia yang berhubungan dengan pengenalan, dimana manusia harus mengenal stimulus dan rangsangan agar mendapatkan respon (Walgito, 2002: 67). Frank Jenkins (dalam Soemirat dan Ardianto, 2007: 117) membagi citra kedalam beberapa jenis, antara lain: 1. The Mirror Image The mirror image atau cerminan citra yaitu sebuah penggambaran atau citra yang diyakini atau dianggap benar oleh suatu perusahaan atau manajemen terhadap publik atau pihak luar yang melihat perusahaannya. 2. The Current Image Current Image atau citra kini, merupakan citra yang terdapat pada publik eksternal. Citra ini amat ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh atau pihak eksternal atau mereka yang mempercayainya. The Current Image bisa saja bertentangan dengan The Mirror Image dan sebaliknya. 3. The Wish Image Citra yang diinginkan atau the wish image adalah citra yang diharapkan diterima dan dimaknai dengan baik oleh publik. Citra keinginan adalah citra yang berbanding lurus antara harapan dan hasil. 4. The Multiple Image The multiple image atau citra yang berlapis adalah citra dari sejumlah individu, kantor cabang atau perwakilan dari perusahaan lainnya yang membentuk citra tertentu yang belum tentu tidak sesuai dengan citra sebuah perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 27

2.3.7 Konstruksi Realitas Sosial Istilah konstruksi atas realitas sosial (social construction of reality) menjadi terkenal semenjak diperkenalkan Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui bukunya yang diberi judul “The Social Construction of Reality: A Treatise in the Sosiological of Knowledge” (1996). Ia menggambarkan bahwa sebuah proses sosial tercipta melalui tindakan dan interaksinya, di mana individu menciptakan suatu realitas yang dimiliki dan dialami secara subyektif (Bungin, 2008: 13). Pandangan konstruksionis melihat media bukan hanya sekedar saluran yang bebas. Media juga sebuah subjek yang melakukan konstruksi terhadap realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan pemihakannya. Disini media dipandang sebagai sebagai agen konstruksi sosial yang mendefenisikan realitas. Media memilih realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil. Media bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefenisikan aktor dan peristiwa (Eriyanto, 2012: 26-27). Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, tidak juga sesuatu yang diturunkan oleh Tuhan, tetapi sebaliknya ia dibentuk dan direkonstruksi (Eriyanto, 2002: 18). Adapun tahapan konstruksi realitas oleh Peter L. Berger yaitu: 1. Eksternalisasi, yaitu usaha pencurahan atau pengekspresian diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini diawali dari latar belakang seseorang dalam melakukan pencurahan diri ke dalam sebuah realitas, dengan kata lain latar belakang mempengaruhi seseorang dalam meilhat realitas. 2. Objektifikasi, yaitu hasil yang telah dicapai dari kegiatan eksternalisasi, baik mental maupun fisik. Hal ini menghasilkan realitas objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai sebuah fakta yang berlawanan dari manusia yang menghasilkannya. 3. Internalisasi, proses ini merupakan proses penyerapan kembali realitas objektif ke dalam kesadaran sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh struktur dunia sosial.

Setiap produk yang dihasilkan dari sebuah media, merupakan suatu hasil akhir dari bentuk konstruksi sosial. Upaya-upaya konstruksi berupa penonjolan pesan maupun aspek tertentu terhadap sebuah pesan yang dapat berupa gambar, suara, simbol-simbol yang sebelumnya telah melalui sebuah proses penyeleksian sesuai dengan keinginan dari media tersebut, khalayak pada akhirnya hanya menerima proses akhir dari sebuah pesan yang telah dikonstruksi oleh media.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 28

Dunia simbol media membentuk konsepsi khalayak tentang dunia nyata atau dengan kata lain media merupakan sebuah konstruksi realitas (Wibowo, 2013: 153). Sebelum melakukan konstruksi atas realitas, media massa memerlukan beberapa tahapan yang krusial. Bungin (2006: 209-210) berpendapat bahwa konstruksi sosial membutuhkan tiga hal penting, yaitu: 1. Keberpihakan media massa terhadap kapitalisme. Media massa membutuhkan uang dan modal yang besar untuk membuatnya tetap bergerak, keberpihakan terhadap pemilik modal dan keinginan untuk mencari keuntungan merupakan salah satu hal penting yang mempengaruhi konstruksi realitas sosial oleh media. 2. Keberpihakan yang semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan yang semua ini dapat berupa sifat simpati dan empati yang semuanya berujung kepada upaya menaikkan rating demi keuntungan. 3. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk dari keberpihakan kepada kepentingan umum adalah bentuk asli dan krusial yang merupakan tujuan awal dari setiap media, yang berarti bahwa media massa bertujuan memberikan keuntungan dan berpihak kepada masyarakat.

Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi sehingga menjadi sebuah cerita yang bemakna. Suwardi menyatakan bawa pembuatan berita di media pada dasarnya adalah penyusunan dari berbagai realitas hingga membentuk sebuah susunan cerita atau wacana. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa seluruh isi media tidak lain adalah realitas yang telah dikonstruksi dalam bentuk wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 11-12). Media memiliki kemampuan dalam mengontruksi realitas sosial, setiap informasi yang disampaikan media, baik berupa berita, wawancara hingga berbagai ragam variety show merupakan hasil akhir dari bentukan sebuah media yang memiliki tujuan tertentu. Media menyusun realitas dari berbagai peristiwa yang terjadi hingga menjadi cerita atau wacana yang bermakna (Hamad, 2004: 11). Media massa diyakini memiliki kekuatan yang dahsyat untuk mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Bahkan media massa mampu untuk mengarahkan masyarakat seperti apa yang dibentuk di masa yang akan datang. Media mampu membimbing dan mempengaruhi kehidupan di masa kini dan masa datang (Romli, 2017: 45).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 29

Hadi (dalam Romli, 2017: 46) menyebutkan bahwa apa yang ditampilkan dalam tayangan televisi (realitas media) dipersepsi sebagai dunia nyata (realitas nyata), sehingga pemirsa yang meluangkan waktu lebih banyak dalam menonton televisi lebih meyakini bahwa dunia nyata adalah seperti apa yang digambarkan televisi. Media memilih realitas mana yang diambil dan mana yang tidak diambil. Media bukan hanya memilih peristiwa dan menentukan sumber berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa (Eriyanto, 2012: 26-27). Seluruh isi media, baik cetak maupun non cetak selalu menggunakan bahasa verbal (kata-kata/tulisan) ataupun non verbal (gambar/foto). Bahasa merupakan instrumen yang pokok dalam menyampaikan informasi. Bahasa adalah alat yang penting dalam berkomunikasi yakni dalam menyampaikan dan merespon informasi. Pemilihan kosa kata dalam menyajikan informasi sangat mempengaruhi dalam pembentukan realita dalam sebuah media massa tak terkecuali pers. Jadi, alat untuk mengkonstruksi sebuah realitas adalah pemilihan bahasa yang digunakan baik bahasa verbal maupun non verbal (Burngin, 2001: 11). Realitas sosial yang sudah dibingkai inilah yang kelak bisa menciptakan perilaku, paham, persepsi dan opini baru ditengah tengah khalayak. Framing yang merupakan cara mengenai bagimana sebuah peristiwa maupun pesan dalam siaran media disajikan mempunyai dampak yang besar dalam mengubah atau mengatur persepsi dari khalayak umum. Dengan melakukan proses seleksi, penonjolan dan pembiasan pada aspek tertentu sehingga membuat pesan yang disajikan terlihat lebih dinamis dan mudah diingat oleh khalayak (Wibowo, 2013: 153).

2.3.8 Framing Model Robert Entman Secara umum, framing dapat diartikan sebagai pembingkaian suatu berita dengan cara menonjolkan informasi tertentu oleh media sebelum akhirnya disampaikan kepada khalayak luas. Entman (dalam Eriyanto, 2002: 67) menjelaskan bahwa framing sebagai suatu proses seleksi dari berbagai aspek realitas yang diterima sehingga bagian tertentu dari sebuah peristiwa lebih menonjol dibanding aspek lain. Analisis framing adalah analisis yang dipakai untuk melihat bagaimana media mengkontruksi realitas (Eriyanto, 2012: 11).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 30

Pada analisis framing, kita akan melihat mengenai bagaimana cara media memaknai, memahami, membingkai kasus maupun peristiwa yang diberitakan. Framing dapat digunakan untuk melihat cara bercerita (story telling) media terhadap suatu peristiwa. Cara bercerita ini tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan pemberitaan, “cara melihat” inilah yang nantinya akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari kontruksi realitas (Eriyanto, 2012: 10- 11). Proses konstruksi realita tersebut memiliki hasil akhir berupa adanya bagian- bagian tertentu yang ditonjolkan dan ada bagian-bagian lain yang disamarkan atau bahkan dihilangkan. Aspek yang tidak ditonjolkan kemudian akan terlupakan karena khalayak telah digiring pada sebuah realitas yang ditonjolkan oleh media tersebut, framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan oleh media, ditambah dengan beragam kepentingan (Sobur, 2006: 167). Pada awalnya, gagasan framing digagas oleh Beterson tahun 1955 (Sobur, 2002: 161). Dalam perspektif komunikasi, analisis framing digunakan untuk membedah cara atau ideologi media saat melakukan konstruksi terhadap sebuah fakta. Analisis ini mencermati strategi penonjolan, seleksi dan pertautan fakta kedalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik dan lebih berarti untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai dengan perspektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita (Sobur, 2006: 162). Terdapat dua esensi utama dari analisis framing. Pertama, bagaimana peristiwa itu dimaknai, ini berhubungan dengan bagian mana yang diliput wartawan dan dimuat media untuk dijadikan berita, dan mana yang tidak diliput. Kedua, bagaimana fakta itu ditulis. Aspek ini berhubungan mengenai pemakaian kata, kalimat, dan gambar untuk mendukung gagasan. Framing terutama melihat pesan/peristiwa dikontruksi oleh media (Eriyanto, 2012: 11-12). (Eriyanto, 2012: 77-79) mengumpulkan beberapa defenisi framing oleh para ahli, antara lain: 1. Robert Entman mengartikan framing sebagai sebuah proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 31

informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada sisi yang lain. 2. William A. Gabson menyebutkan bahwa framing adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. 3. Todd Gitlin berpendapat bahwa framing merupakan sebuah strategi mengenai bagaimana realitas dunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan kepada khalayak pembaca. Peristiwa- peristiwa ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu dilakukan dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan presentasi aspek tertentu dari realitas. 4. Amy Binder mendefenisikan framing sebagai skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks kedalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa. 5. Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki berpendapat bahwa framing adalah strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan menghubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Robert Entman merupakan seorang ahli yang meletakkan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media (Eriyanto, 2002: 219). Konsep framing Robert Entman, digunakan untuk menggambarkan proses seleksi realitas oleh media. Framing dapat dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas (Eriyanto, 2012: 20), informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak, lebih terasa dan tersimpan di memori dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa. Bentuk penonjolan tersebut bisa beragam; menempatkan satu aspek informasi lebih menonjol dibandingkan yang lain, lebih mencolok, melakukan pengulangan informasi yang dipandang penting atau dihubungkan dengan aspek budaya yang akrab dibenak khalayak (Eriyanto, 2012: 20). Dalam konsep Entman, framing pada dasarnya merujuk pada pemberian definisi, penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan (Eriyanto, 2012: 22).

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 32

Hal inilah yang menyebabkan peneliti tertarik menggunakan konsep framing milik Robert Entman, segala aspek mulai dari pendefenisian dari masalah yang terjadi, penjelasan masalah berupa sumber, penyebab hingga aktor yang menyebabkan masalah, evaluasi hingga rekomendasi berupa penekanan penyelesaian mampu secara lugas dan rinci mengupas permasalahan yang sedang diteliti serta membantu peneliti dalam menentukan dua hal yang penting, yaitu berupa penonjolan aspek dan pemilihan isu dalam tayangan yang sedang diteliti. Entman membagi framing ke dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas/isu. Penonjolan adalah proses membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti atau lebih diingat oleh khalayak (Eriyanto, 2012: 221). Lebih jelasnya, Robert Entman menggunakan empat konsep framing dalam menganalisis objek penelitian (Entman dalam Eriyanto, 2002: 223). Konsepsi framing menurut Entman sendiri tersusun atas beberapa tahapan seperti pendefenisian masalah (define problems), memperkirakan sumber masalah (diagnose cause), membuat keputusan moral (make moral judgement) hingga upaya rekomendasi dalam penyelesaian masalah (treatment recommendation). Penjelasan lebih rinci sebagai berikut: 1. Define problems atau Pendefenisian Masalah Merupakan elemen pertama yang perlu diperhatikan ketika mempelajari mengenai framing. Pendefenisian masalah dapat diartikan sebagai upaya untuk melihat masalah tersebut dari berbagai sisi, bagaimana suatu isu atau konflik dilihat dan diukur dari sudut pandang nilai-nilai kebudayaan tertentu, hal ini berkaitan juga dengan cara pandang wartawan atau media dalam memahami suatu permasalahan. 2. Diagnose cause atau Memperkirakan Masalah Adalah upaya untuk memperkirakan atau mencari tahu penyebab dan sumber masalah, faktor-faktor pemicu timbulnya masalah, hingga orang atau kelompok yang menyebabkan masalah serta upaya mengidentifikasi besarnya dampak dari masalah tersebut. 3. Make Moral Judgement Merupakan proses evaluasi, dimana terdapat nilai moral yang digunakan untuk menjelaskan suatu masalah serta menentukan apakah setiap tindakan yang diambil dalam permasalahan tersebut pantas atau tidak pantas untuk dilakukan, elemen framing ini dapat digunakan untuk memberikan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 33

dukungan maupun sanggahan terhadap pendefenisian masalah yang sudah dibuat. 4. Treatment recommendation Yaitu merupakan penyelesaian atau jalan tengah yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Penyelesaian ini tentu saja tergantung kepada bagaimana peristiwa itu dilihat dan siapa maupun kelompok mana yang dipandang sebagai penyebab dari suatu permasalahan.

2.4. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap suatu fenomena yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian yang relevan atau terkait.

PRODUCE 48

Analisis Framing

Model Robert Entman

Citra Grup Idola AKB48 dalam Program Acara Televisi Produce 48

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran (Sumber: Peneliti, 2019)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian Secara garis besar, metode penelitian adalah sebuah prosedur dalam melakukan pengkajian dengan langkah yang sistematis. Menurut Sugiyono (2012: 5) metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisispasi masalah”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, jika dirunut berdasarkan pengertiannya, metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang –orang dan perilaku yang dapat diamati. (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2008: 4). Penelitian kualitatif mampu melukiskan kejadian atau realitas sosial dari sudut pandang subyek bukan dari sudut pandang peneliti sebagai pengamat. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering disebut sebagai metode naturalistik (Sugiyono, 2016: 1-2). Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis, sedangkan dalam penelitian kuantitatif melakukan analisis data untuk menguji hipotesis (Sugiyono, 2016: 3). Adapun hal yang diteliti meliputi perilaku, perasaan dan emosi dari subyek penelitian, demi mendapatkan pemahaman otentik, pengamatan dan wawancara mendalam (dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka) dianggap sesuai dan potensial dengan tujuan penelitian tersebut

34 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 35

(Mulyana, 2001: 156). Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, melainkan data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut (Saebani, 2017: 120).

3.2 Gambaran Umum Program Acara Produce48 Produce 48 (: 프로듀스 48) adalah program acara televisi asal Korea Selatan yang ditayangkan oleh Mnet. Berbeda dengan kebanyakan acara survival pada umumnya yang diikuti oleh para peserta yang awam dalam industri hiburan, banyak dari para peserta yang mengikuti acara Produce 48 telah debut sebelum acara ini dibuat. Acara ini merupakan serial penerus dari dua acara sebelumnya, Produce 101 Season 1 yang dirilis pada tanggal 22 Januari 2016 dan Produce 101 Season 2 yang dirilis pada tanggal 7 April 2017. Kedua grup pemenang musim sebelumnya, I.O.I dan berhasil meraih popularitas yang tinggi di Korea Selatan, Produce 48 sendiri telah mengumumkan kedua belas anggota yang telah debut dengan nama resmi Iz*one, acara ini disutradarai oleh Ahn-Joon- Young yang sebelumnya juga menyutradarai kedua musim Produce 101. Lagu pembuka mereka, Naekkoya yang dibawakan oleh para peserta berhasil menempati posisi 56 dalam Japan Hot 100 Download Charts.

Gambar 3.3: Poster Promosi (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Produce_48)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 36

3.2.1 Gambaran Umum Produce 48 Episode 1, 2 dan 3 Episode 1 (15 Juni 2018) Tayangan dibuka dengan menampilkan para peserta yang menuliskan harapan mereka di sebuah tembok berwarna putih, yang dilanjutkan dengan perkenalan acara oleh pembawa acara Lee Seung-gi. Setiap peserta mewakili grup atau agensi masing-masing memasuki studio dan terjadi kontak pertama antara para peserta dari berbagai agensi dan grup. AKB48 memasuki studio sebagai kontestan pertama yang berasal dari Jepang, disusul oleh grup saudarinya yang lain. Setelah seluruh peserta masuk, dua pembawa acara yang merupakan pemenang dari serial Produce musim sebelumnya, Jeon So-mi dan Daniel kemudian masuk dan memimpin acara disusul dengan perkenalan para juri, serta pengumuman jumlah akhir dalam grup yang akan diisi oleh 12 orang finalis, kemudian setiap peserta tampil di depan para juri yang nantinya akan diberikan penilaian mulai dari A hingga F per individu. Episode 2 (22 Juni 2018) Pembawa acara Lee Seung-gi menonton tayangan Produce 48 episode pertama di sebuah ruangan dan menjelaskan pendapatnya mengenai perbedaan yang mencolok antara idola Jepang dan Korea Selatan, evaluasi nilai antar para peserta masih terus berlanjut, setelah evaluasi nilai berakhir, para peserta kemudian dikelompokkan sesuai dengan nilai yang mereka dapat. Para mentor mengumumkan bahwa para peserta akan menampilkan lagu tema (theme song) mereka berjudul naekkoya yang dibawakan dalam dua bahasa, Jepang dan Korea. Posisi setiap peserta dipanggung akan di atur berdasarkan nilai yang mereka dapat, peserta dengan nilai A akan tampil di barisan paling depan sedangkan peserta kelas F hanya akan menjadi back dancer, para peserta diberi waktu tiga hari untuk menghafal tarian beserta lagu. Episode 3 (29 Juni 2018) Setiap peserta menampilkan tarian dan lagu yang mereka hafal selama tiga hari kemudian para mentor memberikan nilai kembali kepada mereka, para peserta yang mendapat perubahan nilai harus pindah sesuai dengan nilai yang ia dapat. Para peserta di kelas A harus saling bersaing untuk mendapat posisi center yang akhirnya dimenangkan oleh Sakura Miyawaki dari HKT48, setelah penampilan langsung mereka, pembawa acara Lee Seung-gi menjelaskan pertandingan selanjutnya yang merupakan group battle, setiap peserta akan dibagi kedalam 16 tim yang harus membawakan berbagai lagu dari musisi ternama, semua tim harus menampilkan lagu yang mereka dapatkan secara langsung didepan para penggemar dan mentor.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 37

3.2.1.1 Staff dan Peserta Setiap program acara televisi melibatkan berbagai pihak dalam pelaksanaan acaranya, hal ini dilakukan agar terciptanya acara televisi yang diharapkan mempunyai kualitas baik dan mampu memenuhi kebutuhan penikmatnya.

Tabel 3.1 Staff Produce 48 Nama Berperan Sebagai Ahn Joon-young Sutradara Kim Young-bum Kreator Lee Seung-gi Pembawa Acara Bae Yoon-jeong Pelatih Tari Choi Young-joon Pelatih Tari May J Lee Pelatih Tari Pelatih Vocal Lee Hong-gi Pelatih Vocal Pelatih Rap Special MC (Episode 1) Kim Chung-ha Special MC (Episode 5) Jeon So-mi Special MC (Episode 1 dan 5) Bora Position Evaluation – Episode 6 dan 7 One-day Dance Judge (Episode 1) Bora One-day Healing Mentor (Episode 11) (Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Produce_48)

Terdapat total 96 peserta yang turut berpartisipasi dalam acara ini, 57 diantaranya berasal dari berbagai label agensi di Korea Selatan sedangkan 39 peserta lainnya merupakan anggota grup idola asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya (sister group). Selama jalannya acara, beberapa peserta yang berasal dari Jepang diketahui meninggalkan acara tanpa alasan yang diketahui, sedangkan seseorang peserta lainnya yang juga berasal dari Jepang meninggalkan acara dikarenakan masalah kesehatan, semua peserta yang berpartisipasi dalam acara ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Daftar Peserta Produce 48 dari Korea Selatan Nama Agensi/Grup Asal Kang Hye-won 8D Creative Korea Selatan Kim Cho-yeon A Team Korea Selatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 38

Kim Da-hye Banana Culture Korea Selatan Kim Na-young Banana Culture Korea Selatan Ko Yu-jin BlockBerry Creative Korea Selatan Hong Ye-ji CNC Korea Selatan Kim Da-yeon CNC Korea Selatan Kim Yu-bin CNC Korea Selatan Lee Yu-jeong CNC Korea Selatan Yoon Eun-bin CNC Korea Selatan Kim Hyun-Ah Collazoo Company Korea Selatan Han Cho-won Korea Selatan Shin Su-hyun Fave Entertainment Korea Selatan Kim Do-ah FENT Entertainment Korea Selatan Cho Ah-Yeong FNC Entertainment Korea Selatan Park Hae-yoon FNC Entertainment Korea Selatan Kim Min-seo HOW Entertainment Korea Selatan Wang Ke HOW Entertainment Tiongkok Yu Min-young HOW Entertainment KoreaSelatan Cho Sa-rang Million Market KoreaSelatan Son Eun-chae Million Market KoreaSelatan Won Seo-yeon MMO Entertainment KoreaSelatan Lee Chae-jeong MND17 KoreaSelatan Park Chan-ju MND17 KoreaSelatan Park Min-Ji MND17 KoreaSelatan Lee Ha-eun MNH Entertainment KoreaSelatan Heo Yun-jin Korea Selatan Lee Ga-eun Pledis Entertainment Korea Selatan Na Go-eun Rainbow Bridge World Korea Selatan Park Ji-eun Rainbow Bridge World Korea Selatan Ahn Yu-jin Korea Selatan Cho Ka-hyeon Starship Entertainment Korea Selatan Jan Won-young Starship Entertainment Korea Selatan Bae Eun-yeong Stone Music Entertainment Korea Selatan Jang Gyu-ri Stone Music Entertaiment Korea Selatan Jo Yu-ri Stone Music Entertainment Korea Selatan Lee Si-an Stone Music Entertainment Korea Selatan Choi So-eun Korea Selatan Yoon Hae-sol The Music Works Korea Selatan Park Jinny Trainee individual Korea Selatan Park Seo-young Trainee individual Korea Selatan Kim Min-ju Urban Works Korea Selatan Hwang So-yeon Wellmade Yedang Korea Selatan Kang Da-min Wellmade Yedang Korea Selatan Cho Yeong-in WM Entertainment Korea Selatan Lee Chae-yeon WM Entertainment Korea Selatan Lee Seung-hyeon WM Entertainment Korea Selatan Kim Chae-won Woolim Entertainment Korea Selatan Kim So-hee Woolim Entertainment Korea Selatan Kim Su-yun Woolim Entertainment Korea Selatan Kwon Eun-bi Woolim Entertainment Korea Selatan Ahn Ye-won YG KPLUS Korea Selatan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 39

Choi Yeon-soo YG KPLUS Korea Selatan Choi Ye-na Yuehua Entertainment Korea Selatan Kim Si-hyeon Yuehua Entertainment Korea Selatan Wang Yi-ren Yuehua Entertainment Tiongkok Alex Christine ZB Label Amerika Serikat (Sumber: http://produce48.mnet.com/pc/profile/0)

Tabel 3.3 Daftar Peserta Produce 48 dari Jepang Nama Agensi/Grup Asal Ayana Shinozaki AKB48 Jepang Chiyori Nakanishi AKB48 Jepang Erii Chiiba AKB48 Jepang Erina Oda AKB48 Jepang Hitomi Honda AKB48 Jepang Ikumi Nakano AKB48 Jepang Juri Takahashi AKB48 Jepang Mako Kojima AKB48 Jepang Manami Ichikawa AKB48 Jepang Miho Miyazaki AKB48 Jepang Minami Sato AKB48 Jepang Miu Shitao AKB48 Jepang Miyu Takeuchi AKB48 Jepang Moe Goto AKB48 Jepang Nanami Asai AKB48 Jepang Saho Iwatate AKB48 Jepang Serika Nagano AKB48 Jepang Shinobu Mogi AKB48 Jepang Tomu Muto AKB48 Jepang Amane Tsukiashi HKT48 Jepang Aoi Motomura HKT48 Jepang Miku Tanaka HKT48 Jepang Mina Imada HKT48 Jepang Misaki Aramaki HKT48 Jepang Nako Yabuki HKT48 Jepang Natsumi Matsuoka HKT48 Jepang Sae Kurihara HKT48 Jepang Sakura Miyawaki HKT48 Jepang Vivian Murakawa HKT48 Jepang Noe Yamada NGT48 Jepang Rena Hasegawa NGT48 Jepang Azusa Uemura NMB48 Jepang Cocona Umeyama NMB48 Jepang Kokoro Naiki NMB48 Jepang Miru Shiroma NMB48 Jepang Sae Murase NMB48 Jepang Yuuka Kato NMB48 Jepang Jurina Matsui SKE48 Jepang Yuka Asai SKE48 Jepang (Sumber: http://produce48.mnet.com/pc/profile/0)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 40

3.2.2 Profil Grup Idola AKB48 AKB48 (singkatan dari Akihabara48) adalah grup idola asal Jepang yang memulai debutnya pada 8 Desember 2005. Dengan konsep “idola yang dapat dijumpai”, grup ini tampil secara rutin di teater mereka yang terletak di lantai delapan sebuah pusat perbelanjaan Don Quijote, Akihabara, Tokyo. Mereka memegang penghargaan sebagai grup wanita yang memiliki penjualan single tertinggi pada tangga musik Oricon (www.generasia.com/wiki/AKB48). Tidak hanya terkenal di Jepang saja, AKB48 juga meraih popularitas yang tinggi di mancanegara, terbukti dengan berbagai konser atau pertunjukan yang sukses mereka lakukan di berbagai tempat di seluruh dunia seperti Paris, New York, Cannes, Los Angeles, , Macau, Singapura, Moskow, Taiwan, Shanghai, Jakarta dan Washington DC (http://jkt48.com/about/akb48).

Gambar 3.1: Logo AKB48 (Sumber: http://stage48.net/wiki/index.php/File:AKBLogo.png)

Diawali dengan debut bersama 20 anggota generasi pertama, AKB48 rutin melakukan audisi untuk menambah anggota dan mengisi kekosongan dari anggota yang memutuskan untuk keluar dari grup, tidak hanya melakukan audisi di Jepang, AKB48 tercatat beberapa kali melakukan audisi di luar Jepang, yaitu Tiongkok dan Taiwan. Setiap kandidat yang lolos tahap audisi kemudian akan dipanggil AKB48 Seed, yang kemudian penggunaan istilah tersebut diganti menjadi trainee atau research student (www.generasia.com). Mereka akan menjadi under atau anggota bawahan yang menggantikan peran para anggota resmi yang sedang cuti dalam berbagai aktivitas hiburan, jika ada anggota resmi

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 41

yang meninggalkan grup, para trainee akan dipromosikan untuk mengisi tempat yang kosong. AKB48 memiliki 112 anggota aktif yang dibagi ke dalam beberapa tim, yaitu Team A, Team K, Team B, Team 4, Team 8 dan trainee, jumlah anggota yang banyak ini membuat AKB48 mendapatkan predikat sebagai grup pop terbesar di dunia oleh Guinness World Records (www.yeinjee.com).

3.2.3 AKB48 dan Grup Saudari Konsep AKB48 ‘idola yang dapat dijumpai’ faktanya cukup mendapatkan perhatian dari khalayak Jepang saat itu, hal ini bisa dibuktikan dengan single debut mereka yang dirilis pada tahun 2006, Sakura no Hanabiratachi yang mampu menempati posisi ke 10 pada tangga musik Oricon dengan penjualan lebih dari 20 ribu keping dalam seminggu, merupakan angka yang cukup besar untuk sebuah grup indie saat itu (generasia.com). Melihat respon masyarakat saat itu, produser AKB48 kemudian menciptakan grup saudari atau sister group yang berlokasi di berbagai tempat, setiap grup memiliki konsep yang sama dengan AKB48, menciptakan single atau album mereka secara terpisah, serta memiliki teater mereka masing-masing. Grup saudari AKB48 yang pertama kali dibentuk adalah SKE48 yang berpusat di Sakae, Nagoya, lalu SDN48 yang kemudian dibubarkan pada tahun 2012, kemudian NMB48 di Namba, Osaka, HKT48 di Hakata, NGT48 di Niigata hingga STU48 di Setouchi. Di luar Jepang sendiri, AKB48 mempunyai beberapa grup saudari diantaranya JKT48 di Indonesia, BNK48 di Thailand, MNL48 di Filipina, AKB48 Team TP di Taiwan, AKB48 Team SH di Tiongkok, SGO48 di Vietnam hingga MUM48 di India.

Gambar 3.2: Logo Sister Group AKB48 yang Berpartisipasi dalam Produce48 (Sumber: stage48.net)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 42

Walaupun sebelumnya Mnet mengumumkan kolaborasi dengan AKB48, nyatanya pada program acara televisi Produce48 yang ditayangkan oleh stasiun televisi tersebut, AKB48 turut serta membawa grup saudarinya untuk turut berpartisipasi. Hanya saja, sister group atau grup saudari yang turut berpartisipasi merupakan grup saudari yang berdomisili di Jepang, para anggota dari grup saudari tersebut mendapatkan hak yang sama dengan yang didapatkan oleh anggota AKB48.

3.2.4 Profil Stasiun TV Mnet Mnet (akronim dari Music Network) adalah stasiun televisi asal Korea Selatan yang didirikan sejak tahun 1993, dimiliki oleh CJ E&M Corp. Stasiun televisi ini merupakan stasiun televisi kabel pertama di Korea Selatan, sebelumnya stasiun televisi ini bernama Music Network hingga akhirnya berganti nama menjadi Mnet sejak bulan Maret 1995. Pada tahun pertama setelah berganti nama, Mnet hanya memiliki jam siaran sebanyak 16 jam per hari, format siaran selama 24 jam kemudian terealisasikan setahun setelahnya, yaitu pada tahun 1996, dengan slogan “Mnet makes new K-Pop star & Trends”, stasiun televisi ini tercatat mengalami beberapa kali pergantian slogan mengikuti perkembangan pasar dan konsep yang ditawarkan oleh Mnet sendiri. Stasiun televisi ini juga berhasil mendapatkan perhatian masyarakat Korea Selatan dengan berbagai acara televisi dan ajang penghargaan musik yang bergengsi, salah satunya Mnet Asian Music Awards yang rutin diadakan di beberapa negara setiap tahunnya, penghargaan musik dari Mnet ini bahkan kerap dijadikan tolak ukur kesuksesan bagi setiap musisi, aktor hingga produser asal Korea Selatan (fimela.com). Sebagai stasiun televisi yang berfokus kepada musik dan hiburan di Korea Selatan, Mnet tidak hanya memberikan pengaruh yang besar dalam dunia pertelevisian Korea Selatan, pada tahun 2006 Mnet mendirikan Mnet Japan, sebagai sister channels pertama yang berada di luar Korea Selatan, pada tahun- tahun berikutnya Mnet kembali membuat sister channels lainnya, seperti Mnet America yang diciptakan untuk memenuhi ketertarikan penggemar dari Amerika Serikat terhadap kultur pop Asia, dimana para penggemar bisa mengikuti perkembangan musik, film, drama, fashion dan gaya hidup di Asia. Tidak hanya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 43

untuk penggemar fanatik, tetapi terhadap para penonton yang pertama kali terpapar budaya Asia (www.mnetamerica.com). Ambisi Mnet dalam menyebarkan budaya kultur pop Asia terutama Korea Selatan ke seluruh dunia juga dapat dilihat dengan dibukanya global website Mwave, pada tahun 2013. Portal Global yang dikhususkan untuk kultur pop asal Korea Selatan ini menghasilkan berita dan konten dalam berbagai bahasa yang mencakup Tiongkok, Jepang, Asia Tenggara, Amerika dan Eropa (english.cj.net). Diketahui, Mnet juga menjalin kerjasama dengan banyak stasiun televisi sehingga menghasilkan banyak sister channels, seperti OCN, tvN Asia, tvN Korea, O’live, hingga Chunghwa TV yang semuanya berada di bawah naungan perusahaan yang sama dengan Mnet, yaitu CJ E&M Corp. Tidak hanya menciptakan program acara musik dan penghargaan saja, Mnet juga menciptakan acara televisi dalam berbagai format, hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Korea Selatan dan negara-negara lainnya. Beberapa program acara televisi bergenre drama hingga non-drama diantaranya yaitu : Mnet Asian Music Awards (sejak 1999), (sejak 2004), Superstar K (Sejak 2009), Monstar (2013), Show Me The Money (2012-2018), (2012-2013), The Voice Kids (2013), I Can See Your Voice (2015-sekarang), Produce 101 Season 1 (2016), Produce 101 Season 2 (2017), Produce 48 (2018), (upcoming).

Gambar 3.4: Logo Mnet (Sumber: https://ko.wikipedia.org/wiki/엠넷)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 44

3.3 Objek Penelitian Objek penelitian pada penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai permasalahan yang diteliti, menurut Bungin (2007: 78) objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi sasaran. Sasaran penelititidak tergantung pada judul dan topik penelitian, topik secara konkret tergambarkan dalam fokus masalah. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah program acara Produce 48 oleh Mnet episode satu hingga tiga.

3.4 Subjek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dapat didefenisikan sebagai sumber informasi yang didapat dari informan. Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2007: 76). Subjek penelitian dalam karya tulis ini adalah program acara Produce 48 yang berisi framing terhadap grup idola AKB48 grup saudarinya.

3.5 Kerangka Analisis Penelitian ini menggunakan kerangka analisis framing model Robert Entman. Lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Konsep Framing Robert Entman Define Problems Bagaimana suatu peristiwa/isu dilihat? (Pendefenisian masalah) Sebagai apa? Sebagai masalah apa?

Diagnose Cause Peristiwa itu disebabkan oleh apa? (Memperkirakan masalah atau sumber Apa yang dianggap sebagai penyebab masalah) suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah? Make Moral Judgement Nilai moral apa yang disajikan untuk (Membuat Keputusan Moral) menjelaskan suatu masalah? Nilai moral apa yang dipakai untuk melegitimasi atau mendelegitimasi suatu tindakan? Treatment Recommendation Penyelesaian apa yang ditawarkan untuk (Menekankan Penyelesaian) mengatasi masalah/isu? Jalan apa yang ditawarkan dan harus ditempuh untuk mengatasi masalah? Sumber: Eriyanto (2002)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 45

3.6 Teknik Pengumpulan Data Peneliti menggunakan beberapa metode dalam pengumpulan data, antara lain: 1. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi adalah cara yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk memperoleh gambaran dari sudut pandang subjek dengan melalui suatu media tertulis atau dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat oleh subjek yang bersangkutan (Herdiansyah, 2010: 143). Dalam penelitian ini, dokumentasi berupa tayangan program acara televisi Produce 48. Tayangan tersebut kemudian dikaji dan dikategorikan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh data yang berguna terhadap penelitian. 2. Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya (Hasan, 2002: 45). Peneliti menggunakan beberapa literatur hingga penelitian terdahulu yang mengangkat permasalahan yang sama sebagai sumber referensi dalam melakukan analisa.

3.7 Teknik Analisis Data Analisis data adalah aktivitas pengorganisasian data yang terkumpul berupa catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel dan sebagainya (Saebani, 2017: 176). Pada penelitian deskriptif kualitatif yang lebih memperhatikan detail kejadian dalam sebuah fenomena, maka analisis data dilakukan dengan menggunakan model Miles dan Huberman (Pujileksono, 2015: 152) melalui tiga tahap yaitu: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan- catatan tertulis di lapangan. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data berarti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya. Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 46

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Draving) Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti berada di lapangan penarikan kesimpulan yang dilakukan setelah melakukan penelitian dari lapangan.

3.8 Keabsahan Data Dalam setiap penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan pemeriksaan ulang terhadap keabsahan data yang bisa disimpulkan dari setiap penanganannya. Moleong (2010: 330) menyatakan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Denzin (dalam Moleong, 2010: 274) membagi triangulasi menjadi empat, yaitu: 1. Triangulasi sumber, menguji kredibilitas data dengan cara mengecek dan membandingkan data yang telah diperoleh dari informan dengan cara membandingkan hasil pengamatan dan wawancara, membandingkan apa yang dinyatakan di depan umum dan yang dikatakan secara pribadi, membandingkan situasi penelitian, membandingkan keadaan perspektif dari berbagai pandangan dan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen. 2. Triangulasi metode, yaitu upaya pengujian kredibilitas yang terdiri dari dua cara, yaitu berupa menguji derajat kepercayaan hasil penelitian dan menguji derajat kepercayaan berupa sumber data dengan metode yang sama. 3. Triangulasi pengamat, yaitu triangulasi dengan cara memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan menguji kembali derajat kepercayaan data. 4. Triangulasi teori, yaitu dilakukan dengan menguraikan pola, hubungan dan menyertakan penjelasan yang muncul dari analisis untuk mencari tema atau penjelasan pembanding.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teori, dimana peneliti menggunakan berbagai macam teori sebagai sebuah pembenaran dan sebagai dasar dalam setiap analisis maupun dalam menarik kesimpulan yang peneliti dapatkan.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Peneliti akan menggunakan analisis framing model Robert Entman pada program acara televisi Produce 48 yang ditayangkan oleh stasiun televisi Mnet. Analisis model ini membagi framing ke dalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek realitas, program acara Produce 48 memiliki total 12 episode. Tetapi, peneliti menemukan fakta bahwa upaya framing terhadap grup idola AKB48 dan sister groups hanya terjadi pada episode satu hingga empat. Oleh sebab itu, peneliti hanya akan meneliti keempat episode tersebut yang kemudian akan dianalisis berdasarkan framing model Robert Entman. Tabel 4.1 Tayangan Produce48 Episode 1

Segmen Durasi Keterangan Satu 21 menit 38 detik Kemunculan Peserta dari Korea Selatan

Dua 20 menit 09 detik Kemunculan AKB48 beserta grup saudarinya.

Tiga 37 menit 17 detik Perbedaan budaya antara idola Jepang dan Korea Selatan.

Empat 52 menit 02 detik Pembingkaian terhadap beberapa anggota AKB48 beserta grup saudarinya.

(sumber : peneliti, 2019)

4.1.1 Analisis Framing Episode 1 Episode pertama dari program acara Produce 48 berisi tayangan mengenai awal perjumpaan yang terjadi di antara para peserta dan para mentor dilanjutkan dengan perkenalan diri dan asal agensi atau grup hingga ajang menampilkan bakat di depan para mentor. Episode pertama terdiri dari empat segmen, yaitu: 1. Segmen Pertama Segmen pertama di mulai ketika para peserta asal Korea Selatan mulai memasuki studio untuk evaluasi kelas, peneliti tidak menemukan adanya

47 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 48

upaya pembingkaian terhadap grup idola AKB48 dikarenakan grup tersebut belum memasuki studio, pembingkaian bisa ditemukan ketika segmen kedua ditayangkan, ketika para peserta asal Korea Selatan ditampilkan mulai mempertanyakan “pesaing” mereka asal Jepang yang merupakan anggota dari grup idola terpopuler di Jepang.

2. Segmen Kedua Berdasarkan Seleksi Isu:

s

Gambar 4.1, 4.2 & 4.3 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 49

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada segmen kedua di menit ke 22 terlihat adanya upaya framing terhadap citra grup idola AKB48 yang pertama kali turut serta berpartisipasi dalam program acara televisi buatan Mnet tersebut, dengan berulang kali menonjolkan komentar komentar para peserta asal Korea Selatan yang berisi pujian, kekaguman hingga rasa takut tersaingi ketika melihat kedatangan para peserta asal Jepang menegaskan bahwa para peserta asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya merupakan super star dari negara asal mereka. Disisi lain para peserta asal Jepang ditonjolkan memiliki sifat yang ramah sehingga merubah rasa takut para peserta asal Korea Selatan terhadap mereka. Walaupun AKB48 mendapatkan pembingkaian (framing) oleh stasiun televisi Mnet, hanya terdapat dua tokoh yang ditonjolkan, antara lain Jurina Matsui dari SKE48 dan Sakura Miyawaki dari HKT48, dimana mereka menampilkan ekspresi panik dan kagum dari peserta asal Korea Selatan ketika kedua peserta diatas naik keatas panggung. 3. Segmen Ketiga Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.4 & 4.5 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 50

Gambar 4.6 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.7 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.8 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.9 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 51

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada episode pertama segmen ketiga, ketika satu per satu peserta asal Korea Selatan tampil memukau dihadapan juri, pihak Mnet mulai menayangkan reaksi dan komentar yang berbeda ketika peserta dari Jepang tampil untuk pertama kalinya, pemilihan kata yang dilakukan juga semakin mempertegas ketidak mampuan peserta dari Jepang untuk tampil baik dihadapan para juri. Pada segmen ini citra AKB48 seolah diperburuk dengan komentar para juri, serta zoom in terhadap kesalahan yang dilakukan oleh peserta asal Jepang, yaitu Nakano Ikumi dari AKB48 yang dapat dilihat pada menit ke 67. Hal yang sama juga dilakukan oleh stasiun televisi Mnet pada menit 69 ketika lima personel AKB48 selanjutnya tampil secara bersamaan, Imada Mina dari HKT48 juga melakukan kesalahan ketika tampil, yaitu pada menit ke 71. Mnet juga melakukan zoom in terhadap ekspresi para juri yang terlihat kecewa dengan penampilan peserta dari Jepang tersebut, dan juga melakukan pengulangan pada saat para peserta asal Jepang tampil dengan tujuan mendramatisir kesalahan. Pada segmen ini juga ditampilkan saat salah satu mentor, Lee Hong-ki menjelaskan mengenai perbedaan kebudayaan dan konsep idola antara Korea Selatan dan Jepang terhadap mentor lainnya, hal ini kemudian dipertegas Mnet dengan ditayangkannya pernyataan para anggota AKB48 mengenai konsep idola yang mereka anut di Jepang, pada scene ini, Mnet mencoba memberitahukan bahwa perbedaan kebudayaan lah yang menyebabkan hal semacam ini terjadi, di penghujung segmen tiga Mnet menayangkan para peserta asal Jepang yang menangis setelah mendapatkan kritikan tajam dari para mentor, menampilkan wawancara dengan beberapa peserta asal Jepang yang merasa sedih, serta menayangkan para peserta asal Jepang yang berlatih keras mengejar ketertinggalan mereka, terakhir Mnet menayangkan wawancara dengan peserta asal Jepang yang menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerah, semua hal ini dilakukan Mnet untuk menarik simpati para penonton asal Korea Selatan terhadap para anggota AKB48 beserta grup saudarinya. Pada program acara televisi Produce 48 episode pertama, dibandingkan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 52

segmen yang lain, segmen ketiga memiliki banyak sekali pembingkaian terhadap idola Jepang AKB48 beserta grup saudarinya, hal ini dilakukan Mnet untuk mempertegas perbedaan kebudayaan yang mencolok serta upaya menarik simpati terhadap anggota AKB48 yang sebelumnya mengalami penolakan di Korea Selatan.

4. Segmen Keempat Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.10, 4.11 & 4.12 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 53

Gambar 4.13 (Sumber: www.viu.com)

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Jika di segmen sebelumnya, Mnet melakukan framing dengan menonjolkan pesan yang mengusik sisi emosi khalayak dengan menimbulkan rasa sedih dan simpatik, maka pada segmen ke empat Mnet melakukannya dengan cara yang berbeda. Pada episode pertama segmen ke empat, upaya pembingkaian atau framing terhadap grup idola asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya masih berlanjut, hanya saja pada segmen terakhir ini, Mnet lebih menonjolkan beberapa tokoh sebagai perwakilan dari setiap grup, beberapa anggota yang mewakili setiap grup AKB48 dipilih Mnet untuk ditayangkan pada segmen ini. Framing terhadap Noe Yamada dari NGT48 dimulai dari menit ke 79 yang menayangkan informasi semenjak ia melakukan interview dengan Mnet, bahkan semenjak ia pertama kali tiba di Korea Selatan, Mnet mendeskripsikan Noe Yamada sebagai pribadi yang ceria dan mampu mengundang tawa, hal ini terlihat dari banyaknya durasi yang diberikan Mnet terhadap Noe Yamada, yaitu delapan menit yang jika dibandingkan dengan puluhan peserta lain, merupakan waktu yang cukup banyak hanya untuk satu orang peserta saja. Upaya framing yang dilakukan yaitu dengan menonjolkan sisi humoris dari peserta tersebut, beserta menayangkan respon positif dari peserta lain hingga para juri yang terlihat bahagia ketika melihat Noe Yamada, pembingkaian terhadap peserta ini berlangsung dari awal kemunculannya keatas panggung hingga ketika kembali ke belakang panggung. Peserta berikutnya yang mendapatkan pembingkaian yaitu

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 54

Miyu Takeuchi dan Moe Goto dari AKB48, yang tampil secara bersamaan, dimulai dari menit ke 111 hingga menit ke 115. Miyu Takeuchi ditampilkan mendapatkan respon positif dari para peserta hingga juri dikarenakan kemampuan dalam mengaransemen lagu dan kemampuan vokal yang baik, Moe Goto juga ditampilkan berhasil memukau juri dengan tariannya yang unik walaupun tidak ikut bernyanyi. Kedua peserta terakhir yang mendapatkan pembingkaian oleh Mnet adalah Jurina Matsui dan Sakura Miyawaki, keduanya mendapatkan banyak pembingkaian yang bahkan dimulai semenjak segmen kedua, keduanya di tampilkan merupakan peserta dengan tekad yang kuat serta popularitas yang tinggi, disini Mnet berulang kali menampilkan reaksi kaget, penasaran hingga kagum dari para peserta dan juri yang bertujuan menegaskan pesan yang ingin disampaikan oleh Mnet melalui kedua peserta ini, pembingkaian yang dilakukan Mnet tidak hanya menampilkan reaksi kagum dari peserta asal Korea Selatan saja, tetapi juga dari sesama peserta Jepang sendiri.

Analisis framing terhadap grup idola Jepang pada program acara Produce48 episode pertama menurut model Robert Entman yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.2 Analisis Framing Episode Pertama Define Problems Perbedaan keterampilan antara peserta asal (Identifikasi Masalah) Jepang dan Korea Selatan.

Diagnose Cause Anggota AKB48 beserta grup saudari nya (Sumber Masalah) asal Jepang

Make a Moral Judgement Perbedaan kebudayaan dan konsep idola (Membuat Keputusan Moral) yang berbeda antar dua negara, Jepang dan Korea Selatan.

Treatment Reccomendation Peserta asal Jepang harus mengejar (Menekankan Penyelesaian) ketertinggalan untuk mencapai standar yang ditentukan dalam industri hiburan Korea Selatan.

(Sumber: peneliti, 2019)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 55

a. Identifikasi Masalah atau Define Problems Pada program acara televisi Produce48 episode pertama, Mnet menampilkan perbedaan keterampilan yang mencolok antara peserta asal Korea Selatan dan Jepang sebagai suatu hal yang patut dipermasalahkan, peserta asal Jepang dianggap tidak memenuhi kriteria sebagai sebuah grup entertainer, hal ini dapat ditemukan pada segmen kedua ketika para peserta harus tampil dihadapan juri. Mnet melakukannya dengan mendramatisir kesalahan yang dilakukan peserta asal Jepang dan berulang kali menayangkan respon negatif dari para juri, serta beberapa komentar negatif dari juri yang berulang kali di highlight oleh Mnet. Bae Yoon-jeong mengatakan “Kamu tidak akan bisa tampil di panggung”, “Astaga, ini keterlaluan. Keterampilan kalian lebih buruk dari para kontestan di Musim Satu”, “Akan sulit bagi kalian jika melanjutkannya seperti ini, aku bahkan tidak bisa menilai mereka”,“Kurasa para gadis Jepang itu akan banyak menangis disini”, “Apa yang membuat mereka memilih kalian?”, “Kalian tahu para penyanyi dan penari K-Pop cukup terkenal untuk tarian mereka yang sangat kompak? Apakah tarian yang sangat kompak tidak dianggap penting di Jepang?”. Tidak hanya menampilkan pendapat negatif dari para juri, tetapi Mnet juga menampilkan bentuk komunikasi non verbal seperti ekspresi terkejut, senyuman yang meremehkan, tatapan yang sinis hingga menggelengkan kepala sebagai respon atas penampilan peserta asal Jepang. b. Sumber Masalah atau Diagnose Cause Peserta asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya merupakan sumber masalah yang diangkat pada program acara Produce48 episode satu, AKB48 beserta grup idolanya ditampilkan sebagai sosok entertainer yang bahkan tidak memenuhi kriteria-kriteria tertentu sebagai sebuah grup idola yang hanya mengandalkan nama besar grup, salah satu juri, Soyou mengatakan “Rasanya aku hampir seperti memasuki dunia yang baru saat terus menemui para gadis Jepang ini”, “Sangat sulit bagi para gadis Jepang itu” hingga pernyataan “Astaga, ini sangat buruk” c. Membuat Keputusan Moral atau Make Moral Judgement Perbedaan kebudayaan serta konsep idola yang dianut oleh kedua negara, Jepang dan Korea Selatan adalah penyebab dari munculnya kesenjangan dalam keterampilan antar kontestan. Dalam hal ini, Mnet menonjolkan sanggahan bahwa

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 56

para kontestan asal Jepang bukan merupakan entertainer yang tidak berbakat, hanya saja mereka tidak mendapatkan sistem pelatihan yang sama seperti yang didapatkan para peserta asal Korea Selatan, hal ini dapat dilihat dari beberapa pernyataan para juri hingga peserta yang ditampilkan oleh Mnet. Lee Hong-gi, juri sekaligus pelatih vokal serta seorang peserta asal Korea Selatan Kim Chaewon yang mengatakan bahwa “Di Korea, jika bergabung dengan sebuah agensi, agensinya akan mulai melatihmu. Tapi tidak begitu untuk di Jepang, kamu harus belajar sendiri. Dua negara punya cara berbeda dalam memproduksi idola”,“Aku sungguh-sungguh menyadari bahwa budaya Korea dan Jepang sungguh cukup berbeda”. Komentar senada juga disampaikan oleh Amane Tsukiashi Mina Imada dari HKT48 dan Miru Shiroma dari NMB48, “Penting bagi para idola Korea andal menyanyi dan menari, tapi para idola Jepang harus bersikap manis dan menyengangkan. Kami harus membuat para penggemar senang terlepas dari hal lainnya.”,“Terlihat manis jauh lebih penting bagi para idola Jepang ketimbang mengompakkan tarian”. Tomu Muto dan Saho Iwatate dari AKB48 dalam percakapannya juga menanggapi hal tersebut dengan mengungkapkan fakta yang senada dengan berkata: “Bagi kita, penting memperlihatkan bahwa kita bersenang-senang ketimbang bagus bernyanyi dan menari” yang kemudian ditanggapi dengan pernyataan berupa;“Ya, itu benar. Karena itulah yang terpenting sebagai seorang entertainer” Tidak hanya menampilkan pendapat mengenai perbedaan kebudayaan yang dikemukakan oleh para juri dan kontestan, stasiun televisi Mnet juga menyangkan aktivitas yang mencolok antara idola Korea Selatan dan Jepang, dimana Mnet menayangkan idola Korea Selatan yang sedang tampil memukau di atas panggung sedangkan idola asal Jepang melakukan acara jabat tangan dengan para penggemarnya kembali menegaskan perbedaan konsep idola yang mereka anut. d. Menekankan Penyelesaian atau Treatment Reccomendation Penekanan penyelesaian terhadap masalah perbedaan skill serta kebudayaan antara peserta Jepang dan Korea Selatan yaitu dengan mewajibkan para peserta asal Jepang untuk mengikuti standar yang ditetapkan oleh para entertainer di

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 57

Korea Selatan, para peserta asal Jepang harus dibagi kedalam beberapa kelas yang disesuaikan dengan kemampuan mereka, mengingat bahwa jika mereka berhasil lolos ketahap final dan menjadi sebuah grup, mereka tidak hanya akan aktif di Jepang tetapi juga di Korea Selatan, Kahi mengatakan “Kita harus pikirkan harus masukkan mereka ke kelas mana untuk membuat mereka mempelajari semua secepat mungkin”. “Bukan berarti kami berkata bahwa level keterampilan kalian adalah F, hanya saja kalian tidak menerima jenis pelatihan yang sama dengan yang diterima peserta didik Korea”. Pernyataan Kahi kemudian disambung oleh Lee Hong-gi yang juga menyatakan hal yang senada. “Kami akan banyak membantu kalian dan mendorong kalian maju, agar kalian bisa menjadi penampil peringkat A”. Pernyataan ini kemudian ditutup dengan perkataan mentor lainnya, Bae Yoon-jeong yang mengatakan “Ada gadis yang mendapat F di musim satu, tapi akhirnya bisa debut. Karena kalian sudah jauh-jauh datang ke Korea, gunakan peluang ini untuk mempelajari seperti apa menari dengan kompak, semoga berhasil.”

Tabel 4.3 Tayangan Produce48 Episode 2

Segmen Durasi Keterangan Satu 21 menit 25 menit Evaluasi kelas A hingga F

Dua 36 menit 17 detik Evaluasi kelas A hingga F

Tiga Perkenalan theme song 39 menit 08 detik Produce 48, Naekkoya

Empat 26 menit 57 detik Evaluasi ulang para peserta dengan lagu Naekkoya

(Sumber: peneliti, 2019)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 58

4.1.2 Analisis Framing Episode 2 Episode kedua terdiri dari empat segmen dengan durasi acara 123 menit. Episode kedua masih dibuka dengan evaluasi kelas para peserta. Setelah semua peserta mendapatkan kelas dari para juri, mereka kemudian dikelompokkan dan berlatih sesuai dengan kelas yang didapat, yaitu A, B, C, D dan F. Pada episode ini, para mentor kemudian memperkenalkan theme song Produce 48 yang berjudul Naekkoya. Para peserta diberi waktu tiga hari untuk menghafal lagu beserta tarian sebelum akhirnya dievaluasi ulang oleh para juri. Adapun pembingkaian atau framing terhadap AKB48 dan grup saudarinya dapat dilihat pada setiap episode, tetapi Mnet lebih melakukan penonjolan terhadap beberapa anggota sebagai representasi dari setiap grup.

1. Segmen Pertama Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.14 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.15 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 59

Gambar 4.16 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.17 (Sumber: www.viu.com)

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada episode kedua segmen pertama, Mnet menampilkan rasa khawatir para peserta asal Jepang yang rata-rata mendapatkan nilai D dan F. Penonjolan terhadap grup idola AKB48 dan sister group nya pada segmen pertama lebih dipusatkan terhadap Jurina Matsui dari SKE48. Pembingkaian terhadap Jurina Matsui dimulai pada menit ke 14:50 ketika ia dipanggil untuk tampil ke atas panggung. Mnet menayangkan reaksi kagum dari para juri yang sebelumnya sudah mengetahui bahwa Jurina Matsui adalah salah satu anggota AKB48 paling populer yang bahkan sudah debut sejak sepuluh tahun yang lalu. Selain itu, Mnet juga berusaha menonjolkan popularitas dari Jurina dengan menayangkan tanggapan dan reaksi dari sesama anggota AKB48 dan sister groups yang semakin menegaskan karakter Jurina Matsui, Noe Yamada dari NGT48

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 60

menyatakan kekagumannya atas keberanian Jurina Matsui untuk “memulai semuanya dari awal” dengan ikut dalam program acara Produce 48. Erii dari AKB48 menyatakan bahwa Jurina Matsui 100 kali lebih populer dibandingkan dirinya. Mnet berusaha menonjolkan karakter Jurina yang walaupun sudah mempunyai popularitas yang tinggi di Jepang, tetapi berani untuk mengambil resiko dengan menjadi peserta dalam program acara Produce 48. Pembingkaian terhadap Jurina Matsui bahkan masih berlanjut disaat ia tampil hingga selesai tampil, pembingkaian yang didapat berupa efek khusus ketika tampil, reaksi kagum dari para juri dan kontestan hingga tanggapan para juri dan para peserta yang mengagumi rasa percaya diri Jurina Matsui ketika tampil sendirian di atas panggung.

2. Segmen Kedua Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.18 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.19 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 61

Gambar 4.20 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.21 (Sumber: www.viu.com)

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada segmen kedua, penilaian terhadap peserta masih berlangsung. Hanya saja, segmen kedua di awali dengan aksi spontan kontestan yang menarikan lagu Nayana yang merupakan theme song Produce musim sebelumnya, yang kemudian disambung dengan lagu Heavy Rotation milik AKB48. Segmen kedua kemudian dilanjutkan dengan penentuan kelas terhadap para peserta, beberapa diantaranya yaitu tiga orang anggota AKB48, lima anggota NMB48 dan Sakura Miyawaki dari HKT48 yang tampil solo. Tidak seperti episode sebelumnya, Mnet melakukan pembingkaian yang membuat citra grup AKB48 dan grup saudarinya terlihat baik. Pada segmen ini, NMB48 menjadi grup pertama yang tampil sekaligus mendapatkan pembingkaian oleh Mnet. Walaupun anggota yang tampil keseluruhan berjumlah lima orang, tetapi Mnet hanya menonjolkan

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 62

Miru Shiroma, sebagai representasi dari NMB48. Selain itu, pembingkaian juga dilakukan ketika NMB48 tampil, Mnet menampilkan ekspresi para juri yang kagum melihat tarian yang dibawakan oleh para anggota NMB48, serta menayangkan komentar dari seorang peserta asal Korea Selatan, Jo Yuri yang memuji penampilan dari grup tersebut. Selain itu, Mnet bahkan memberikan efek dramatis ketika NMB48 tampil serta menayangkan ekspresi wajah kagum dari para peserta yang melihat penampilan mereka, pembingkaian atau framing terhadap NMB48 bisa dilihat pada menit ke 24. Setelah NMB48, tiga anggota AKB48 menjadi grup selanjutnya yang tampil di depan juri. Mereka adalah Juri Takahashi, Mako Kojima dan Tomu Muto. Walaupun hanya tampil bertiga, pihak Mnet hanya menonjolkan Juri Takahashi dengan menayangkan wawancara yang dilakukan sebelum acara Produce 48 ditayangkan, Mnet menampilkan kegiatan Takahashi Juri ketika tampil pada sebuah drama musikal. Selain itu, Mnet juga menayangkan video wawancara berisi rasa kagum Takahashi Juri terhadap musisi dan idol dari Korea Selatan yang menjadi alasan utamanya mengikuti acara Produce 48. Mnet berusaha menonjolkan sosok Juri Takahashi sebagai seorang idol berbakat yang bahkan mengakui popularitas musisi asal Korea Selatan, tempat Produce 48 ditayangkan. Peserta asal Jepang terakhir serta yang mendapat pembingkaian atau framing adalah Sakura Miyawaki dari HKT48, Sakura Miyawaki bahkan sudah mendapat framing di segmen terakhir pada episode sebelumnya. Sakura yang merupakan salah satu member terpopuler di grup nya mendapatkan framing bahkan sebelum ia naik ke atas panggung, Mnet menampilkan reaksi kagum dari banyak peserta asal Korea Selatan ketika namanya dipanggil. Sakura Miyawaki mendapatkan pembingkaian dua menit sebelum iya tampil, selain menayangkan rasa kagum dari para peserta asal Korea Selatan, Mnet menayangkan pernyataan dari Sakura yang menyatakan bahwa ia masih merasa tidak percaya diri atas kemampuannya walaupun ia merupakan anggota HKT48 yang sangat populer dan berperingkat tinggi, Mnet juga menayangkan reaksi Sakura

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 63

yang merasa sedih dan marah ketika peserta asal Jepang lainnya mendapatkan kritikan pedas dari para juri, terutama ketika rekan satu grup nya, HKT48 tampil. Mnet melakukan framing dengan menayangkan berbagai tayangan, seperti wawancara, pernyataan hingga respon dari berbagai pihak seperti juri dan para peserta dalam membangun citra Sakura Miyawaki, Mnet berusaha menonjolkan sisi rendah hati Sakura Miyawaki yang tidak merasa mampu walaupun ia adalah anggota yang populer. Selain itu, Mnet juga menunjukkan rasa setia kawan yang kuat antar para peserta Jepang dimana mereka saling memberikan semangat bahkan saling merasa sedih ketika beberapa di antara mereka mendapatkan komentar yang pedas dari para juri. Ketika tampil pun, Sakura Miyawaki mendapatkan efek dramatis serta penayangan reaksi kagum dari para peserta hingga juri secara berulang ulang, Mnet juga tetap menayangkan tanggapan dan respon positif dari para juri bahkan ketika Sakura Miyawaki sudah meninggalkan panggung.

3. Segmen Ketiga Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.22 & 4.23 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 64

Gambar 4.24, 4.25 (Sumber: www.viu.com)

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Episode dua segmen ketiga dimulai ketika seluruh peserta telah mendapatkan penilaian dari juri, termasuk para anggota AKB48 dan sister groups populer yang mendapatkan pembingkaian atau framing dari Mnet. Selanjutnya, para juri kemudian memberikan tugas pertama kepada para peserta yaitu menghafalkan lagu dan koreografi theme song Produce 48 berjudul Naekkoya, lagu tersebut juga akan dibawakan dalam bahasa Jepang dan Korea, para peserta kemudian diberikan waktu tiga hari untuk menghafal lirik lagu dan koreografi Naekkoya sebelum akhirnya

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 65

ditayangkan di depan para juri untuk kemudian dievaluasi ulang, para peserta pun dikelompokkan sesuai dengan nilai yang didapatkan sebelumnya. Pada segmen ketiga, Mnet mulai melakukan framing yang berusaha membangkitkan emosi penonton berupa rasa kasihan dan simpati dengan menampilkan para peserta Jepang yang merasa kesulitan berlatih dikarenakan perbedaan cara training yang sebelumnya didapatkan para peserta asal Jepang dengan para peserta asal Korea Selatan, pada segmen ini Mnet banyak menayangkan kesulitan-kesulitan yang dialami para peserta Jepang selama mengikuti kelas pelatihan pada Program Acara Produce 48, pembingkaian pertama dilakukan pada Miru Shiroma pada menit ke 72. Pada segmen sebelumnya Mnet menampilkan sosok Miru Shiroma sebagai representasi dari NMB48 yang berhasil memikat juri dengan tariannya yang unik, tetapi pada saat mengikuti pelatihan tari di kelas B, Miru Shiroma tidak bisa mengikutinya dengan baik dikarenakan perbedaan cara pelatihan yang mencolok diantara Korea Selatan dan Jepang, Mnet melakukan zoom in dan menayangkan kesalahan yang dilakukan oleh Miru Shiroma berulang kali. Mnet juga menayangkan Miru Shiroma yang sedang menangis setelah mendapatkan kritik tajam dari pelatihnya. Selain Miru Shiroma, Mnet juga menayangkan respon Jurina Matsui yang merasa adanya jarak di antara para peserta asal Jepang dan Korea Selatan, Mnet tidak hanya melakukan pembingkaian terhadap Miru Shiroma dan Jurina Matsui secara personal tetapi juga menayangkan respon dan reaksi seluuh peserta asal Jepang yang berada di kelas B, tayangan dimana para peserta asal Jepang merasa tidak dianggap selama proses pelatihan merupakan hal yang ingin disampaikan oleh Mnet, dengan menunjukkan bahwa member populer asal Jepang yang mendapatkan banyak pujian dari juri pada segmen sebelumnya bahkan tidak dianggap ada oleh para peserta asal Korea Selatan selama proses latihan. Tetapi, pada menit ke 83 Mnet kembali membuat pembingkaian di mana para peserta asal Korea Selatan justru mengajari para peserta asal Jepang, yang kemudian disambut dengan baik oleh para peserta asal Jepang sendiri. Pembingkaian terhadap Jurina

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 66

Matsui diakhiri oleh Mnet dengan menayangkan kerja sama yang dilakukan oleh peserta dari kedua negara, yaitu saling mengajari dan membantu antar peserta. Mnet ingin menunjukkan kekompakan dan kebersamaan bisa terjalin bahkan oleh warga dari negara yang saling bertentangan seperti Korea Selatan dan Jepang. Pembingkaian pada segmen ketiga masih berlanjut, yaitu terjadi pada kelas F. Kelas F sendiri diisi oleh 19 peserta dimana 17 diantaranya adalah peserta asal Jepang, Erii Chiba dari AKB48 adalah peserta yang mendapatkan pembingkaian ole Mnet yang di mulai dari menit ke 90. Sama seperti yang dilakukan terhadap para peserta di segmen sebelumnya, Mnet berulang kali menayangkan kesalahan-kesalalahan yang dilakukan oleh Erii, Mnet juga selalu menampilkan sosok Erii sebagai sosok yang terlihat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, pada menit-menit selanjutnya, Mnet kembali menayangkan sosok Erii yang menangis setelah mendapatkan tekanan dari pelatihnya. Framing pada menit terakhir lebih menonjolkan para peserta asal Jepang dikelas F yang berlatih dengan keras, Mnet juga tidak lupa menayangkan para peserta ketika sedang mengalami kesulitan saat berlatih hingga menangis, tetapi masih tetap melanjutkan latihan dengan giat. Mnet berusaha menampilkan sosok idola Jepang sebagai orang-orang yang giat berlatih, walaupun mendapatkan banyak tekanan. Pada akhir segmen ketiga, Mnet juga menampilkan kekompakan yang terjalin diantara peserta asal Jepang dan Korea Selatan, Mnet berulang kali menampilkan interaksi peserta antar negara ketika saling mengajari, saling menghibur hingga saat sedang beristirahat, sama seperti sebelumnya Mnet berusaha menampilkan fakta bahwa persahabatan bisa terjalin diantara orang-orang yang berasal dari budaya dan latar belakang yang berbeda.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 67

4. Segmen Keempat Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.26

Gambar 4.27

Gambar 4.28

Gambar 4.29 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 68

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Segmen keempat dimulai dengan framing terhadap Sakura Miyawaki dari HKT48, pembingkaian yang dilakukan masih sama seperti yang dilakukan pada segmen sebelumnya yaitu berupa penayangan wawancara Mnet dengan Sakura Miyawaki, Mnet juga menampilkan kegiatan Sakura Miyawaki ketika sedang beristirahat dan memuji penampilan para peserta asal Korea Selatan, Mnet berusaha menonjolkan sisi rendah diri Sakura Miyawaki sama seperti segmen sebelumnya. Pembingkaian atau framing yang dilakukan oleh Mnet terhadap peserta Jepang berbeda-beda di setiap kelas, beberapa peserta asal Jepang ditampilkan sebagai idola yang tidak pernah berhenti untuk tersenyum dan selalu ceria ketika tampil di depan kamera, hal ini bisa dilihat dengan ditayangkannya ekspresi serta tanggapan dari peserta asal Korea Selatan ketika para peserta asal Jepang di kelas D tampil, yaitu pada menit ke 103. Untuk para peserta dikelas F, walaupun kebanyakan peserta asal Jepang tampil sangat buruk di depan kamera saat evaluasi kelas, Mnet tetap menunjukkan bahwa mereka setidaknya sudah bekerja keras walaupun akhirnya tetap gagal, Mnet menayangkan wawancara dengan beberapa kontestan asal Jepang seperti Ayana Shinozaki dan Shinobu Mogi dari AKB48, Mnet membentuk suasana sedih ketika melakukan framing terhadap peserta asal Jepang yang berada di kelas F dengan memutar back sound bernada lirih, menayangkan ekspresi sedih dan kecewa dari para peserta, hingga menampilkan peserta yang menangis sambil tetap bernyanyi dan menari di depan kamera, walaupun ada dua peserta lainnya asal Korea Selatan yang berada di kelas F, Mnet hanya menampilkan para peserta asal yang berasal dari Jepang saja. Untuk peserta asal Jepang yang berada di kelas A, Mnet melalukan framing dengan menciptakan image yang baik terhadap Sakura Miyawaki, ia digambarkan mampu menyelesaikan evaluasi dengan membawakan theme song dalam dua bahasa yaitu Jepang dan Korea, bahkan ketika Sakura Miyawaki tampil, Mnet menayangkan reaksi kagum para peserta lain, Mnet juga menampilkan penampilan yang berbeda dari para peserta

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 69

asal Korea Selatan dimana para peserta digambarkan tidak tampil dengan baik hanya karena tidak bisa membawakan lagu dalam bahasa Jepang, Mnet melakukannya sebagai sebuah pembanding untuk menunjukkan kemampuan Sakura Miyawaki yang lebih baik daripada kemampuan kebanyakan peserta asal Korea Selatan.

Analisis framing terhadap grup idola Jepang pada program acara Produce48 episode kedua menurut model Robert Entman yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4 Analisis Framing Episode Kedua Define Problems Timbulnya jarak diantara peserta dari (Identifikasi Masalah) kedua negara Kesalahan selama latihan yang dilakukan para peserta asal Jepang Diagnose Cause Anggota AKB48 beserta grup saudari nya (Sumber Masalah) asal Jepang.

Make a Moral Judgement Perbedaan bahasa, serta sistem pelatihan (Membuat Keputusan Moral) yang melatar belakangi timbulnya kesenjangan antar peserta dari Korea Selatan dan Jepang

Treatment Reccomendation Peserta asal Jepang harus mau membuka (Menekankan Penyelesaian) diri dengan peserta asal Korea Selatan serta mengikuti standar yang ditentukan oleh para mentor.

(Sumber: peneliti, 2019) a. Identifikasi Masalah atau Define Problems Pada program acara televisi Produce48 episode kedua, Mnet masih menayangkan proses pemberian nilai yang di laksanakan di depan para juri, beberapa peserta asal Jepang mendapatkan spotlight dengan durasi yang cukup lama, seperti Jurina Matsui, Sakura Miyawaki dan Juri Takahashi. pada episode iniketiga ketika seluruh peserta telah mendapatkan nilai, Mnet mulai menampilkan hambatan budaya dan bahasa yang menjadi penghalang para peserta asal Jepang. Mnet menampilkan banyak sekali keluhan dari para peserta Jepang yang menganggap diri mereka merasa dipersulit oleh banyak hambatan, salah

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 70

satunya Jurina Matsui dari SKE48 yang pada segmen pertama mendapatkan pembingkaian cukup banyak, ia berkata: “Ada banyak peserta didik Korea berkumpul di sana, hingga kami tidak bisa melihat videonya dengan jelas. Para peserta didik Jepang mulai berpikir, apa kalian mau menyaksikan sendiri dan kami tidak boleh? Itu membuat kami cukup gelisah” Hal senada juga diungkapkan Saho Iwatate dari AKB48 yang berada di kelas yang sama dengan Jurina Matsui. “Kami tidak bisa saling berkomunikasi dengan baik, jadi kami tidak bisa beri tahu bahwa kami juga ingin melihatnya. Jadi, kami terpaksa bersikap pasif” Masalah selanjutnya yang harus dihadapi para peserta asal Jepang adalah perbedaan sistem pelatihan yang mereka dapatkan ketika mengikuti Produce 48, para peserta asal Jepang berulang kali tertinggal jika dibandingkan dengan peserta asal Korea Selatan, hal ini sama seperti yang diungkapkan oleh Miyu Takeuchi dari AKB48, yaitu: “Kurasa para peserta dari Korea mengingat gerakannya begitu cepat, hingga aku hampir mengatakan mereka sudah mengingat lagu dan gerakan tariannya?” Beberapa peserta dari Jepang juga terlihat kewalahan mengikuti standar yang ditetapkan oleh para mentor asal Korea Selatan, Vivian Murakawa dan Sakura Miyawaki dari HKT48 mengungkapkan: “Aku bahkan tidak bisa masuk ke kelas F, aku lebih buruk dari itu. Semua rasa percaya diriku untuk masuk ke kelas yang lebih tinggi hilang” “Peserta lain bahkan tidak tidur dan terus berlatih, aku takut tidak bisa masuk kelas A jika tidak berusaha keras. Para peserta yang bergabung setahun menari lebih baik daripada aku, aku menjadi penyanyi idola selama tujuh tahun. Aku bekerja begitu keras tetapi gerakanku tidak tepat. Jadi aku sadar bahwa aku masih banyak kekurangan. Aku merasa belum meraih apa pun selama tujuh tahun terakhir, aku merasa marah pada diriku sendiri” Selain itu, para mentor juga terlihat memberikan kritik terhadap para peserta dari Jepang, mentor tari Choi Young-joon mengatakan kepada Shiroma Miru: “Kita hanya punya tiga hari, jika kamu belum siap kurasa aku tidak akan bisa menempatkanmu di panggung”.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 71

Mentor Bae Yoon-jeong juga mengatakan hal yang sama kepada Erii Chiba, yaitu: “Astaga, kemampuan menarimu buruk. Erii, berkonsentrasilah berusaha keras, sepertinya kamu tidak bersungguh-sungguh. Apakah kamu ingin berada di kelas F hingga acara ini berakhir?” b. Sumber Masalah atau Diagnose Cause Peserta asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya adalah sumber masalah yang di angkat oleh Mnet. Perbedaan bahasa dan sistem pelatihan yang berbeda menjadi salah satu penyebab mengapa peserta asal Jepang merasa terbebani selama mengikuti program acara Produce 48. Meskipun begitu, para mentor dan para peserta dari Korea Selatan juga beberapa kali memuji penampilan para peserta Jepang yang cukup baik mengingat mereka tidak mendapat pelatihan yang sama seperti yang didapatkan para peserta asal Korea Selatan. Para mentor mengatakan kepada Matsui Jurina: “Pertama-tama, apa tepat jika aku menyebutnya percaya diri? Aku sangat suka, rasa percaya dirimu. Dia jelas yang paling meyakinkan di antara para peserta asal Jepang yang telah kita lihat dalam berbagai aspek” Kepada anggota NMB48, para mentor juga mengatakan hal yang sama. “Energi mereka mengagumkan, kurasa mereka yang terbaik dari peserta didik Jepang sejauh ini. Energi kalian hebat, dan koreografi kalian membuat kami ingin memahami liriknya. Namun, apa yang ada kedepannya akan jauh lebih sulit dari apa yang kalian tampilkan, tolong jangan kecewakan kami” Kepada anggota AKB48 yang tampil setelahnya, mentor juga mengatakan hal yang sama, yaitu: “Nyanyian mereka cukup stabil meskipun mereka menari, ya mereka terbaik sejauh ini, terbaik dari ke tiga tim. Aku tidak tahu harus berkomentar tentang apa terhadap para peserta didik Jepang” c. Membuat Keputusan Moral atau Make Moral Judgement Walaupun beberapa peserta asal Jepang terakhir banyak mendapatkan pujian dan komentar baik dari para juri hingga para peserta yang berasal dari Korea Selatan, nyatanya para anggota AKB48 dan grup saudarinya masih mengalami kesulitan untuk berbaur dengan peserta asal Korea Selatan, selain itu mereka juga merasa sedikit terkejut dengan perbedaan metode pelatihan yang mereka dapatkan ketika berada di Korea Selatan, Shinobu Mogi dari AKB48 bahkan mengungkapkannya ketika mengikuti latihan bersama

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 72

“Ini jauh lebih cepat daripada saat kami mempelajari koreografi AKB48. Sangat sulit untuk mengingatnya secepat ini” Selanjutnya, Miru Shiroma juga mengungkapkan hal yang sama dengan menyatakan: “Ini kali pertama aku merekam video saat aku menari, jadi aku merasa takut” d. Menekankan Penyelesaian atau Treatment Reccomendation Terdapat dua masalah yang diangkat pada episode kedua, yaitu timbulnya jarak diantara para peserta asal Korea Selatan dan Jepang, hingga para peserta Jepang yaitu anggota AKB48 dan grup saudarinya yang merasa kesulitan dalam mengikuti standar pelatihan yang ditetapkan di Korea Selatan. Para peserta asal Jepang harus mampu beradaptasi dengan para peserta asal Korea Selatan, menghilangkan batasan batasan yang menghalangi proses komunikasi diantara para peserta serta harus siap mengikuti standar yang ditetapkan sebagi bentuk persetujuan setelah mau bergabung ke dalam acara Produce 48. Mengenai timbulnya jarak yang terjadi antar peserta, Jurina Matsui dari SKE48 menyatakan bahwa: “Para gadis yang sangat pandai menari, menghafal gerakan tariannya terlebih dahulu lalu mengajarkannya pada semua anak di kelas kami, dan hal itu membuatku sangat lega. Kenyataan bahwa aku sangat gelisah dan salah paham seperti itu membuatku sangat menyesal” Peserta lain asal Jepang, Iwatate Saho juga mengungkapkan hal yang senada, dengan berkata “Para peserta didik dari Jepang biasanya tidak saling mengajari, semua orang biasa mempelajari bagiannya tersendiri, tapi para peserta didik dari Korea mengajari semua orang dan bekerja sama sebagai grup, itu membuatku senang” Sedangkan mengenai perbedaan sistem pelatihan yang didapatkan oleh para peserta asal Jepang, para mentor berkata “Karena ini kali pertama para peserta didik Jepang dilatih dengan cara Korea, ini mungkin cukup sulit. Tetapi percayalah pada kami, para pelatih dan dengarkan kami” Mentor tari Bae Yoon-jeong juga mengatakan hal yang sama pada saat mengajar peserta dari kelas F

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 73

“Kamu terbang jauh-jauh ke Korea dan berusaha begitu keras, setidaknya kamu harus tampil di panggung itu. Mari kita semua naik ke kelas yang lebih tinggi, aku sangat ingin kalian semua tampil di atas panggung. Harga diri kalian terluka, bukan?”

Tabel 4.5 Ringkasan Episode 3

Segmen Durasi Keterangan Satu 43 menit 38 detik Pemilihan center untuk theme song Naekkoya

Dua 12 menit 57 detik Pemilihan tim untuk group battle

Tiga 81 menit 09 detik Group Battle Evaluation, Pemilihan anggota dan latihan

Empat 35 menit 52 detik Group Battle “” Tim 1 VS Tim 2

(sumber : peneliti, 2019)

4.1.3 Analisis Framing Episode 3 Episode ketiga menayangkan para peserta sesudah menerima evaluasi nilai dari para mentor, yang kemudian dilanjutkan dengan pemilihan posisi center yang hanya diisi oleh satu peserta dari kelas A, Sakura Miyawaki dari HKT48 berhasil menjadi center setelah mengalahkam Lee Ga-eun asal Korea Selatan dalam pemilihan suara. Setelah sukses membawakan theme song Produce 48 di acara musik M Countdown, para peserta kemudian dihadapkan dengan tantangan selanjutnya, yaitu evaluasi adu tim.. Para peserta asal Jepang dan Korea Selatan dibagi ke dalam 16 tim dan membawakan delapan buah lagu, yang berarti setiap tim akan memiliki satu pesaing dalam membawakan lagu yang sama. Adu tim diadakan secara langsung di depan para penonton dan juga para juri. Setiap tim yang berhasil mengalahkan pesaingnya akan mendapatkan bonus 1000 suara. Setiap tim yang sudah terbentuk kemudian berdiskusi untuk menentukan posisi leader dan juga center dari masing-masing tim. Pada

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 74

episode ini, para peserta asal Jepang akan bekerja sama dengan peserta asal Korea Selatan demi penampilan yang sempurna.

1. Segmen Pertama Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.30 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.31 (Sumber: www.viu.com)

Gambar 4.32 (Sumber: www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 75

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Segmen keempat dimulai dengan framing yang dilakukan terhadap para peserta asal Jepang yang berhasil masuk ke kelas yang lebih tinggi. Jika pada episode pertama, para peserta asal Jepang yaitu anggota AKB48 beserta beserta grup saudarinya menampilkan penampilan yang dianggap tidak sesuai dengan standar dunia hiburan di Korea Selatan sehingga mendapatkan komentar yang pedas dan respon yang negatif. Tetapi pada segmen ini, Mnet banyak menayangkan ekspresi kaget para peserta asal Korea Selatan melihat banyaknya peserta asal Jepang yang mengalami kenaikan kelas. Ada dua peserta asal Jepang yang ditonjolkan pada segmen ini, yaitu Hitomi Honda dari AKB48 yang mengalami kenaikan kelas dari C ke A, hingga Nako Yabuki dari HKT48 yang mengalami kenaikan kelas dari F ke A. Mnet bahkan menayangkan ekspresi tidak yakin dari para juri yang kemudian berganti menjadi rasa kagum terhadap kedua peserta ini.

2. Segmen Kedua Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.33 & 4.34 (sumber : www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 76

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Episode ketiga segmen kedua menayangkan para anggota yang telah dikumpulkan pada satu ruangan, pembawa acara kemudian datang dan menjelaskan konsep tantangan yang kedua yaitu evaluasi adu tim, dimana setiap tim akan memilih tim lainnya sebagai pesaing. Pada segmen ini, terdapat empat peserta dari Jepang, yang terdiri dari tiga orang anggota AKB48, serta satu orang anggota SKE48 yang tidak dipilih oleh peserta manapun dan menjadi tim sisa bersama dengan dua peserta asal Korea Selatan. Salah satu tim asal Korea Selatan kemudian menantang mereka untuk membawakan satu judul lagu yang dirasa berat bagi para peserta asal Jepang sehingga membuat mereka menangis, disini Mnet melakukan framing dengan melakukan zoom in ketika peserta asal Jepang merasa dipersulit sebab harus membawakan lagu yang tidak sesuai dengan karakter mereka. Mnet juga menayangkan tayangan kilas balik ketika tim asal Korea Selatan yang memilih mereka tertawa sebab merasa bahwa mereka telah memilih lawan yang mudah untuk dikalahkan.

3. Segmen Ketiga Berdasarkan Seleksi Isu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 77

Gambar 4.35, 4.36 & 4.37 (sumber : www.viu.com)

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada segmen ini, Mnet menayangkan para peserta yang sudah bergabung dalam tim nya masing-masing. Pembingkaian yang Mnet melakukan terhadap para peserta asal Jepang cukup merata dengan menampilkan interaksi baik yang terjalin antara peserta dari dua negara. Beberapa peserta yang mendapatkan perhatian lebih adalah Chiyori Nakanishi dari AKB48, Mnet berusaha menampilkan kesan humoris dan lucu dari Chiyori seperti yang dilakukan terhadap peserta asal Jepang lainnya, Noe Yamada pada episode pertama. Walaupun begitu, Mnet tetap menampilkan tayangan yang menggambarkan bahwa para peserta Jepang tidak mau mencoba mendominasi setiap tim, hal ini bisa dilihat dari pernyataan Chiyori Nakanishi yang ditayangkan oleh Mnet, Chiyori mengaku bahwa ia sangat menginginkan posisi center tetapi ia lebih memilih untuk mengalah demi kebaikan grup dikarenakan peserta lainnya asal Korea Selatan juga menginginkan posisi yang sama. Beberapa anggota AKB48 ditampilkan sebagai sosok yang ambisius sedangkan beberapa anggota lainnya ditampilkan sebagai karakter yang tenang dan easy going. Mnet berusaha menunjukkan fakta bahwa walaupun setiap peserta asal Jepang memiliki karakter yang berbeda-beda tetapi mereka cenderung bersikap sportif ketika berada dalam tim nya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 78

4. Segmen Keempat Berdasarkan Seleksi Isu:

Gambar 4.38, 4.39, 4.40 & 4.41 (sumber : www.viu.com)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 79

Berdasarkan Penonjolan Aspek Tertentu Pada segmen keempat, Mnet menayangkan live battle antara tim satu dan tim dua dengan membawakan lagu yang sama berjudul “Love Whispers”. Terdapat beberapa peserta asal Jepang diantara kedua grup ini. Yaitu Manami Ichikawa, Serika Nagano, Tomu Muto dari AKB48 dan Noe Yamada dari NGT48, pada tim dua terdapat Misaki Aramaki, Nako Yabuki dan Sae Kurihara dari HKT48. Setelah ke dua tim tampil dihadapan para penonton dan mentor, Mnet kemudian menayangkan proses latihan diantara ke dua tim. Untuk tim pertama, Mnet melakukan framing dengan membuat seolah-olah pemimpin dari tim satu, yaitu Son Eun-chae bersalah dikarenakan memilih Manami Ichikawa sebagai main vocal dan kemudian mengganti nya secara tiba tiba kepada anggota yang lain. Pada tim dua, Mnet menampilkan reaksi berupa rasa ragu ketua tim dua, yaitu Kim Na-young kepada salah satu peserta asal Jepang, Nako Yabuki yang dipercaya sebagai main vocal untuk lagu tersebut. Ketika Nako Yabuki berhasil membawakan lagu tersebut dengan baik, Mnet juga menayangkan reaksi kagum berupa sorakan, pujian hingga tepuk tangan yang meriah dari para penonton, peserta hingga juri. Mnet berusaha menampilkan bahwa idola Jepang yang diwakilkan oleh Nako Yabuki mampu memberikan penampilan yang baik sesuai dengan standar yang telah mereka tetapkan.

Tabel 4.6 Analisis Framing Episode Ketiga Define Problems Kerja sama antar tim yang terbangun (Identifikasi Masalah) dalam evaluation group battle

Diagnose Cause Anggota AKB48 beserta grup saudari nya (Sumber Masalah) asal Jepang, dan para peserta asal Korea Selatan

Make a Moral Judgement Perbedaan Jenis musik dan tarian yang (Membuat Keputusan Moral) harus ditampilkan oleh para peserta asal Jepang.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 80

Treatment Reccomendation Peserta asal Jepang bersikap sportif dan (Menekankan Penyelesaian) mau bekerja sama dengan Peserta asal Korea Selatan. Terjalin hubungan yang akrab antar beberapa peserta dari negara yang berbeda.

(Sumber: peneliti, 2019) a. Identifikasi Masalah atau Define Problems Pada program acara televisi Produce 48 episode keempat, di segmen pertama Mnet menayangkan persiapan para peserta yang akan tampil pada debut resmi mereka di acara musik M Countdown, sebelumnya Mnet menampilkan para peserta yang mendapatkan evaluasi ulang dari para mentor. Setelah penayangan evaluasi kelas hingga penampilan perdana mereka di M Countdown, Mnet kemudian menampilkan para peserta yang sedang bersiap untuk tahap selanjutnya, yaitu evaluasi adu tim. Dimana para peserta harus dibagi ke dalam beberapa tim untuk kemudian menampilkan lagu dari musisi asal Jepang dan Korea Selatan. Pada segmen ini, Mnet tidak lagi menampilkan ketimpangan kemampuan antara peserta asal Jepang dan Korea Selatan, melainkan lebih menampilkan kekompakan para peserta antar negara, Mnet berulang kali menayangkan anggota AKB48 dan grup saudarinya yang terlihat membaur dengan peserta asal Korea Selatan, bahkan pada segmen tiga Mnet menayangkan adegan ketika anggota AKB48 asal Jepang lebih memilih peserta asal Korea Selatan sebagai center untuk lagu AKB48 sendiri, Erina Oda dan Miyu Takeuchi dari AKB48 lebih memilih peserta asal Korea Selatan untuk mengisi posisi center untuk lagu AKB48 dengan menyatakan: “Itu lagu AKB48, jadi menjadikan orang Jepang sebagai center akan terlalu terduga, jadi memilih orang Korea sebagai center akan menyajikan sesuatu yang baru”, “Kami ingin melihat versi baru dari lagu High Tension, oleh karena itu kupikir orang Korea akan lebih baik” Selanjutnya, Mnet menayangkan respon Chiyori Nakanishi dari AKB48 ketika rekan satu tim nya lebih memilih peserta asal Korea Selatan, Kim Hyun-ah sebagai center dari tim mereka dengan berkata: “Aku sangat ingin menjadi center, namun saat kupikirkan keseimbangan tim secara keseluruhan. Aku tak bisa mengatakan bahwa aku ingin melakukannya”

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 81

Selain itu, Mnet juga menayangkan tayangan ketika para peserta sedang berlatih dengan menunjukkan kekompakan peserta antar negara seperti pada menit ke 57 disaat salah satu peserta asal Korea Selatan yang mampu berbahasa Jepang, Kim Da-hye berperan sebagai penerjemah ketika sedang melakukan latihan bersama anggota AKB48 dan NMB48 dalam sebuah tim, dan pada menit ke 63 ketika peserta asal Korea Selatan Park Hae-yoon mengajari salah satu personel AKB48 Moe Goto, dan terakhir pada menit ke 86 ketika anggota AKB48 Juri Takahashi dibujuk oleh rekan tim nya yang berasal dari Korea Selatan untuk tetap mengisi posisi center setelah sebelumnya menolak posisi itu. b. Sumber Masalah atau Diagnose Cause Seperti pada episode-episode sebelumnya, AKB48 dan grup saudarinya sebagai peserta asal Jepang merupakan tokoh yang dibahas pada pembingkaian ini. Pada episode keempat Mnet mulai menampilkan kesan bahwa peserta asal Jepang berkembang dengan cepat mengikuti standar yang telah ditentukan dengan lebih banyak menayangkan para peserta asal Jepang yang mengalami kenaikan kelas dari pada para peserta asal Korea Selatan, beberapa peserta asal Jepang yang mendapatkan sorotan khusus yaitu Nako Yabuki dari HKT48 yang dipindah dari kelas F ke A, Hitomi Honda yang dipindah dari kelas C ke A, hingga Moe Goto yang dipindah dari F ke C. Terdapat beberapa pujian dari para mentor terhadap anggota AKB48 dan HKT48 di atas yang ditayangkan oleh Mnet, yang pertama respon positif para mentor melihat evaluasi ulang oleh Moe Goto dari AKB48: “Dia terus tersenyum, jujur aku mau memindahkannya”,“Mengesankan bahwa ia tidak berhenti” Selanjutnya, komentar positif yang diberikan para mentor kepada Hitomi Honda dari AKB48 pada segmen pertama yang berbunyi: “Dia pasti banyak berlatih, senang melihatnya. Aku suka gadis ini”, “Dia menggemaskan”, “Dia pasti banyak berlatih bahasa Korea”, “Aku yakin, Hitomi akan terus berkembang”. Dan yang terakhir yaitu Nako Yabuki dari HKT48 yang mendapatkan pembingkaian citra oleh Mnet dengan menampilkan reaksi positif dari para juri setelah ia berhasil pindah dari kelas F ke kelas A

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 82

“Ada hal lain yang perlu kuberitahu kepada kalian semua, satu peserta ada di Jepang saat ini karena masalah jadwal. Dia juga mendapat nilai A sebagai nilai akhir, dia sebelumnya mendapatkan F”,“Gerakannya terlihat mudah, tetapi juga sangat rapi”, “Terlihat mudah untuknya”, “Kurasa dia akan naik jauh”, “Keajaiban jika dia langsung naik dari kelas F ke A”. Nako Yabuki dari HKT48 bahkan kembali mendapatkan spotlight ketika tampil bersama tim nya saat membawakan lagu Love Whispers. Mnet memberikan efek dramatis dan pengulangan hingga beberapa kali ketika peserta asal Jepang tersebut berhasil menyanyikan bagian tersulit dari lagu itu, hal selanjutnya yang dilakukan oleh Mnet adalah menayangkan reaksi kagum dari para juri hingga sambutan meriah dari para penonton hingga dari sesama peserta. c. Membuat Keputusan Moral atau Make Moral Judgement Berada di dalam tim yang berbeda-beda membuat para peserta asal Jepang, yaitu anggota AKB48 dan grup saudarinya harus bisa beradaptasi dengan tim nya masing-masing. Beberapa peserta asal Jepang tetap saja harus menyesuaikan diri dengan jenis musik dan tarian yang wajar ditemukan dalam industri hiburan Korea Selatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Juri Takahashi dari AKB48 yaitu: “Para anggota Jepang memberikan kesan menggemaskan seperti ini, namun jika membicarakan para anggota Korea, cara mereka menggerakkan pinggul mereka berbeda dengan kami.” Hal ini juga dipertegas oleh Mnet dengan ditayangkannya sebuah video yang berisi perbandingan penampilan idola Jepang AKB48 dengan idola Korea IOI beserta sebuah pesan suara dari salah satu anggota NMB48 Miru Shiroma yang berbunyi: “Para idola Korea banyak menggunakan pinggul mereka saat menari. Jadi, tarian mereka lebih banyak memainkan peran sensual feminim” d. Menekankan Penyelesaian atau Treatment Reccomendation Penyelesaian yang ditekankan pada dalam episode ini adalah mengenai rasa sportifitas dan kerja sama yang harus dilakukan oleh para peserta asal Jepang, yaitu anggota AKB48 beserta sister group nya. Peserta asal Korea Selatan, Kwon Eun-bi berkata bahwa ini bahkan bukan tentang persaingan lagi, melainkan tentang persahabatan yang terjalin diantara mereka.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 83

“Sepertinya ini bukan tentang menang atau kalah, ini lebih seperti kita menang bersama, itulah kesan yang kudapat” Komentar senada juga diungkapkan oleh Sakura Miyawaki selaku peserta asal Jepang dengan mengatakan: “Aku melihat sekeliling dan sadar aku memiliki begitu banyak teman. Ada saat-saat aku merasa sangat kesepian. Tapi itu semua hanya pikiranku. Itu bukan soal aku yang berada di center, aku menyadari bahwa kami, 96 peserta didik ini akan bersatu dan tampil bersama di atas panggung”

4.2 Pembahasan Produce 48 adalah acara televisi yang ditayangkan oleh stasiun televisi asal Korea Selatan yaitu Mnet. Serial Produce sendiri pertama kali ditayangkan pada tahun tahun 2016 yang kemudian rutin ditayangkan setiap tahunnya. Dibandingkan serial Produce sebelumnya, Produce 48 merupakan hasil kolaborasi yang dilakukan oleh Mnet dengan grup idola asal Jepang, AKB48 yang bertujuan menciptakan grup idola yang bertaraf internasional. Mnet bahkan menegaskan mengenai hal ini pada prolog episode pertama dengan menyatakan bahwa Produce 48 adalah sebuah ‘Proyek Besar Menggabungkan Produce 101 dan AKB48’ serta menargetkan seluruh dunia akan menonton acara mereka. Tujuan Mnet untuk menciptakan sebuah idol group yang tidak hanya dikenal di Korea Selatan juga diungkapkan oleh pembawa acara Lee Seung-gi pada prolog episode pertama dengan menyatakan bahwa Produce 48 merupakan serial yang akan menciptakan grup idola baru bertaraf global yang akan tampil di pasar dunia. Kata kunci ‘global’ adalah hal yang mendasari Mnet melakukan kolaborasi dengan grup idola populer asal Jepang, AKB48. Debut sejak tahun 2005, AKB48 meraih popularitas yang tinggi di Jepang hingga mendapatkan julukan sebagai grup idola nasional oleh masyarakat hingga media di Jepang. Sebagai bukti, AKB48 bahkan selalu berhasil menjual lebih dari satu juta keping CD dalam setiap single atau album yang mereka rilis. Jika berbicara mengenai AKB48, tentu tidak akan lengkap jika tidak membahas mengenai grup saudari atau sister group nya. AKB48 dikenal memiliki banyak grup dengan konsep sama yang disebut sister group. Grup saudari ini berbasis di beberapa daerah baik di Jepang dan di luar Jepang, tercatat hingga saat ini AKB48 memiliki lima grup saudari yang

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 84

masih aktif di Jepang dan enam grup saudari yang masih aktif di luar Jepang serta satu grup saudari di luar Jepang yang masih dalam tahap audisi. Walaupun meraih kesuksesan yang tinggi di Jepang hingga beberapa negara, nyatanya AKB48 sempat mendapat penolakan oleh masyarakat Korea Selatan, sebuah petisi menolak keikutsertaan para anggota AKB48 dan grup saudarinya bahkan dilayangkan oleh masyarakat Korea Selatan begitu mengetahui fakta bahwa serial Produce akan berkolaborasi dengan grup idola asal Jepang tersebut. Beberapa hal seperti buruknya citra Jepang di hadapan mereka serta konflik antar negara diduga menjadi penyebab timbulnya respon berupa penolakan terhadap anggota AKB48 dan grup saudarinya. Hal ini tentu bertentangan dengan rencana dari Mnet yang bertujuan untuk menciptakan sebuah grup idola bertaraf internasional. Proyek berskala besar yang dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan AKB48 tentu bisa batal jika citra dari AKB48 masih dipandang negatif oleh masyarakat asal Korea Selatan tempat Produce 48 ditayangkan. Hal inilah yang mendasari Mnet perlu melakukan framing terhadap citra grup idola AKB48 beserta grup saudarinya sebagai pihak yang di ajak untuk berkolaborasi. Peneliti memilih tiga tayangan Produce 48 untuk dianalisis, menggunakan analisis framing model Robert Entman. Peneliti menganalisis episode pertama, kedua dan ketiga dari program acara televisi buatan Mnet, Produce 48 untuk mengetahui dan mencari tahu pembingkaian seperti apa yang dilakukan Mnet terkait dengan citra dari grup idola asal Jepang, AKB48 beserta grup saudarinya yang turut berpartisipasi dalam program acara Produce 48. Setiap episode sendiri terdiri dari empat segmen yang dipisahkan oleh iklan atau commercial break. Robert Entman (dalam Eriyanto, 2002: 221) membagi framing kedalam dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penonjolan isu. Pengambilan keputusan mengenai isu yang dipilih dan isu yang diabaikan serta menonjolkan isu secara menarik adalah tugas dari media massa selaku penyedia informasi, dalam kasus ini yaitu Mnet. Dari ketiga episode Produce 48 yang peneliti amati, peneliti menemukan fakta bahwa terdapat beberapa hal yang mendapatkan framing berupa seleksi isu dan penojolan isu yang dilakukan oleh Mnet terkait dengan citra dari AKB48 dan grup saudarinya, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 85

1. Perbedaan Keterampilan antar Peserta Mnet menyadari bahwa terdapat perbedaan keterampilan yang mencolok antara para peserta yang berasal dari agensi di Korea Selatan dengan peserta asal Jepang yang merupakan anggota dari grup idola AKB48 dan grup saudarinya. Hal inilah yang mendapatkan framing dari Mnet pada tayangan Produce 48 episode pertama, daripada melakukan cut atau tidak menayangkan penampilan peserta asal Jepang, Mnet tetap menayangkan penampilan para peserta asal Jepang yang kebanyakan dianggap buruk namun tetap memaparkan hal-hal yang mendasari perbedaan keterampilan antar peserta sebagai sebuah justifikasi. 2. Perbedaan Kebudayaan Para idola Korea dituntut untuk ahli dalam menari dan bernyanyi, mereka mendapatkan pelatihan yang ketat dari agensi sebelum akhirnya bisa debut sebagai idola, sedangkan para idola Jepang harus berlatih bernyanyi dan menari secara mandiri dan lebih mengutamakan koneksi yang baik antara para penggemar dan idola. Ini adalah gambaran yang Mnet coba berikan kepada para penonton acara Produce 48 yang sekaligus menjadi sebuah justifikasi terhadap perbedaan keterampilan antar peserta. Citra AKB48 dan grup saudarinya digambarkan bukan sebagai idola yang tidak mempunyai kemampuan yang baik, tetapi hanya sebagai idola yang menganut sistem berbeda dengan para idola asal Korea Selatan. 3. Kemampuan Beradaptasi para Peserta asal Jepang Datang dengan kemampuan yang berbeda dari para peserta asal Korea Selatan, para anggota AKB48 dan grup saudarinya harus mengikuti standar yang telah ditentukan oleh para mentor selama mengikuti program acara Produce 48. Pada beberapa segmen Mnet berulang kali menayangkan para peserta asal Jepang yang berlatih dengan keras demi mengejar perbedaan kemampuan yang jauh dari para peserta asal Korea Selatan. Selain itu, Mnet juga berusaha memunculkan rasa simpati para penonton terhadap para peserta asal Jepang dengan berulang kali menayangkan tayangan yang penuh emosi, seperti saat para peserta asal Jepang menangis ketika mendapatkan kritikan tajam dari para juri, hingga

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 86

ketika para peserta asal Jepang yang terlihat kewalahan saat mengikuti arahan dari para mentor. Di beberapa segmen, Mnet juga tak lupa menayangkan beberapa peserta asal Jepang yang dianggap berhasil mengikuti standar yang ditentukan oleh para mentor, yang juga menegaskan fakta bahwa para idola Jepang memiliki kemampuan yang sama dengan para peserta asal Korea Selatan, beberapa tayangan yang mendapat framing dari Mnet ini dapat disimpulkan sebagai sebuah bentuk konstruksi realitas terhadap citra grup idola AKB48 beserta grup saudarinya, Mnet menggambarkan anggota AKB48 sebagai sosok idola yang bekerja keras walaupun mendapatkan tekanan di lingkungan yang baru. 4. Interaksi antar Peserta Mnet beberapa kali melakukan pembingkaian atau framing yang menyangkut interaksi antar peserta selama mengikuti progam acara Produce 48. Walaupun datang dengan membawa nama grup yang besar, Mnet tidak pernah menampilkan sosok anggota AKB48 dan grup saudarinya sebagai idola yang sombong meskipun terkendala oleh bahasa dan budaya, Mnet berulang kali menayangkan interaksi yang baik antara para peserta asal Jepang dan peserta asal Korea Selatan, beberapa peserta yang berasal dari negara yang berbeda bahkan digambarkan terlihat sangat akrab, Mnet dalam tayangan Produce 48 berusaha menampilkan bahwa persahabatan dapat terjalin bahkan diantara warga negara yang sebelumnya saling terlibat konflik. Seperti yang sudah dipaparkan pada bab dua, realitas bukanlah hal yang terbentuk begitu saja, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya realitas, Peter L. Berger (dalam Eriyanto, 2002: 18) membagi tahapan konstruksi realitas menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Eksternalisasi, yaitu upaya dalam mengekspresikan diri manusia baik secara mental maupun fisik. Proses ini dipengaruhi oleh latar belakang seseorang maupun kelompok, dengan kata lain pandangan seseorang terhadap realitas juga dipengaruhi oleh latar belakangnya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 87

2. Objektifikasi, merupakan hasil yang dicapai disaat manusia melakukan eksternalisasi. Hasil yang didapat bisa sesuai atau bahkan berlawanan dengan realitas sebelumnya. 3. Internalisasi, merupakan proses terakhir yang merupakan proses dimana realitas objektif diterima kembali oleh individu yang sebelumnya telah mendapatkan banyak pengaruh oleh struktur sosial. Pada tayangan Produce 48, Mnet melakukan upaya konstruksi atas realitas terhadap para penonton asal Korea Selatan yang sebelumnya menolak kedatangan anggota AKB48 dan grup saudarinya dari Jepang. Disini, Mnet berperan sebagai media massa yang memilih realitas yang ingin disampaikan kepada masyarakat yang menonton tayangan Produce 48, serta berperan dalam menentukan aktor dan juga alur peristiwa yang akan ditayangkan. Jika dilihat dengan menggunakan model tahapan konstruksi realitas Peter L. Berger, proses konstruksi realitas yang terjadi yaitu: 1. Penolakan masyarakat Korea Selatan terhadap anggota AKB48 asal Jepang merupakan proses eksternalisasi, latar belakang mereka sebagai bangsa yang pernah dijajah oleh Jepang membuat mereka memandang semua hal yang berkaitan dengan negara Jepang sebagai hal yang negatif dan harus dijauhi. 2. Pembingkaian atau framing yang dilakukan oleh Mnet terhadap anggota AKB48 dan grup saudarinya selama mengikuti program acara Produce 48 adalah proses objektifikasi, realitas yang sebelumnya tertanam pada penonton asal Korea Selatan terhadap anggota AKB48 asal Jepang berbanding terbalik dengan realitas yang ditayangkan oleh Mnet. 3. Perubahan respon terhadap anggota AKB48 dan grup saudarinya yang berasal dari Jepang merupakan proses internalisasi, dimana Mnet berhasil menampilkan realitas baru yang bertentangan dengan realitas sebelumnya yang dianggap benar oleh penonton acara Produce 48 asal Korea Selatan, tindakan penolakan yang berubah menjadi rasa simpati merupakan bukti bahwa masyarakat asal Korea Selatan tidak lagi memandang citra grup asal Jepang sebagai sesuatu yang buruk, menandakan bahwa konstruksi atas realitas baru telah tercipta.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 88

Pada dasarnya, program acara Produce 48 sama seperti tayangan acara lainnya yang merupakan produk akhir dari media massa, setiap tayangan dan pesan yang disampaikan mewakili ideologi maupun tujuan dari Mnet sendiri. Media massa secara aktif dan terus menerus berusaha membangun atau membentuk realitas sosial dari suatu peristiwa maupun fenomena yang kemudian disajikan kepada masyarakat. Dengan kata lain, media massa berperan penting dalam menentukan dan membuat konstruksi atas fenomena yang terjadi di tengah- tengah masyarakat, setiap konstruksi terhadap suatu realitas yang diciptakan oleh media tentu saja memiliki dampak terhadap masyarakat yang terpapar informasi oleh media massa tersebut. Hamad (2004: 15) menyatakan bahwa terdapat tiga tindakan yang dilakukan komunikator massa dalam melakukan sebuah konstruksi realitas yang kemudian bisa mempengaruhi citra objek yang berusaha dikonstruksi, yaitu: 1. Fungsi bahasa 2. Strategi framing 3. Agenda Setting Pada program acara Produce 48, Mnet melakukan strategi framing dalam menciptakan konstruksi atas realitas. Pembingkaian atau framing adalah cara yang dilakukan oleh media untuk menciptakan sebuah konstruksi realitas. Melalui framing, media bisa menonjolkan aspek tertentu dalam sebuah peristiwa yang berkaitan dengan kepentingannya, menggabungkan semua potongan-potongan fakta yang dibutuhkan untuk kemudian membentuk sebuah realitas yang akan diberikan kepada masyarakat. AKB48 dan grup saudarinya adalah pihak yang mendapatkan konstruksi realitas oleh Mnet, datang dengan mendapatkan penolakan dari waga negara tempat Produce 48 diselenggarakan, Mnet merasa perlu melakukan framing melalui berbagai tayangan dalam setiap episodenya. Hal ini bisa dilihat dari pemilihan isu serta penonjolan isu yang dilakukan oleh Mnet. Pemaparan pesan secara terus menerus yang dilakukan oleh Mnet terhadap masyarakat yang menonton program acara Produce 48 secara perlahan mampu mengubah dan merekonstruksi ulang citra grup idola AKB48 yang sebelumnya mendapatkan penolakan dari masyarakat Korea Selatan. Mnet selalu menampilkan tayangan yang mencerminkan sosok idola Jepang yang bekerja keras, rendah hati, mudah

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 89

akrab. Mnet juga berulang kali menayangkan tayangan yang memancing rasa simpati terhadap para peserta asal Jepang yang berada dibawah tekanan sebagai bentuk upaya rekonstruksi terhadap citra AKB48 dan grup saudarinya selaku pihak yang diajak bekerja sama oleh Mnet. Mnet TV sebagai media massa yang menayangkan tayangan Produce 48, tentunya memiliki peran ditengah-tengah masyarakat. Jika dilihat dari peranan media massa oleh McQuail (2000:66), maka Mnet melalui tayangan Produce 48 memiliki beberapa peran yaitu: 1. Mnet berperan sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful reflection, dimana media massa dianggap sebagai cermin untuk melihat berbagai peristiwa yang ada di dunia yang merupakan cerminan atau refleksi dari realita yang ada. Media hanya sebagai refleksi fakta. Padahal sesungguhnya, angle, arah dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional media. Pada tayangan Produce 48, Mnet berusaha menampilkan realitas bahwa grup idola AKB48 dan grup saudarinya yang berasal dari Jepang adalah sosok idola yang bekerja keras dan mampu beradaptasi di lingkungan baru, tidak hanya itu Mnet juga menayangkan realitas bahwa idola Jepang bukanlah sosok idola yang tidak memiliki bakat hanya saja mereka memiliki sistem budaya yang berbeda dengan yang dianut oleh masyarakat Korea, realitas ini kemudian ditayangkan kepada masyarakat yang menganggap hal ini adalah suatu fakta yang benar adanya, padahal hal ini sebelumnya sudah melalui proses framing. 2. Mnet berperan sebagai sebagai filter atau gatekeeper Stasiun televisi Mnet berperan sebagai penyeleksi yang menyaring berbagai hal untuk diberitahu atau tidak. Program acara Produce 48 hanya memiliki durasi rata-rata 120 menit untuk setiap episodenya, sementara kegiatan para peserta selama mengikuti program acara ini berlangsung selama lebih dari dua bulan. Ada banyak hal yang terjadi di belakang layar yang tidak semuanya ditampilkan kepada khalayak, para pekerja media yang bertanggung jawab terhadap acara ini tentu

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 90

saja melakukan framing dengan memilih hal yang dianggap menarik dan penting untuk ditampilkan kepada para penonton tayangan ini mengingat keterbatasan durasi dari setiap episode. 3. Mnet berperan sebagai sebagai forum Sebagai acara bergenre variety show, para peserta diwajibkan untuk tampil di depan para penonton atau yang mereka sebut dengan istilah National Producers, yang kemudian para peserta akan mendapatkan suara atau voting dari para penonton yang menonton penampilan mereka secara langsung, ini merupakan umpan balik yang terjadi secara langsung antara para peserta dan penonton dimana Mnet berperan sebagai sebuah perantara, hal ini tentu sesuai dengan fungsi media massa yang berperan sebagai sebuah forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya proses diskusi, tanggapan maupun umpan balik (feedback). Mengenai hal yang menyangkut upaya rekonstruksi terhadap citra grup idola AKB48 dan grup saudarinya, Mnet melakukan framing terhadap beberapa topik seperti yang sudah dipaparkan pada hasil penelitian, yaitu perbedaan keterampilan, culture shock hingga mengenai keseharian antar peserta selama mengikuti acara ini yang menyangkut kemampuan beradaptasi dan interaksi antar peserta. Berdasarkan tujuan dari penelitian yang peneliti telah lakukan, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pembingkaian atau framing yang dilakukan oleh stasiun televisi asal Korea Selatan Mnet terhadap grup idola asal Jepang yaitu AKB48 pada program acara televisi Produce 48. Pembingkaian atau framing dengan melakukan seleksi dan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu dalam tayangan Produce 48 merupakan strategi yang dilakukan oleh Mnet sebagai upaya rekonstruksi media mengenai realitas yang ada hingga pada akhirnya mempengaruhi citra dari grup idola AKB48 menjadi lebih baik. Dalam melakukan penelitian, peneliti menemukan hambatan atau kesulitan yang sedikit mempengaruhi kegiatan peneliti dalam melakukan analisa terhadap tayangan Produce 48. Adapun hambatan atau kesulitan yang peneliti hadapi yaitu:

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 91

1. Kendala Bahasa Tayangan Produce 48 merupakan program acara yang diciptakan oleh Mnet yang merupakan stasiun televisi asal Korea Selatan, peserta yang mengikuti program acara ini berasal dari agensi Korea Selatan dan Jepang sehingga percakapan yang ditemukan dalam program acara ini merupakan gabungan antara bahasa Korea dan Jepang, peneliti harus mencari subtitle yang pas agar bisa semakin memahami percakapan dan dialog yang terjadi di antara peserta, peneliti bahkan terkadang harus melakukan terjemahan secara manual terhadap nama peserta maupun monolog singkat yang terkadang tidak diterjemahkan oleh sang pembuat subtitle. 2. Tidak Ditemukan Penelitian dengan Masalah yang Sama Selama melakukan penelitian, peneliti tidak menemukan penelitian terdahulu yang sama seperti peneliti analisis, sehingga peneliti harus menggunakan penelitian terdahulu dengan subjek penelitian maupun permasalahan yang mendekati atau mirip dengan masalah yang peneliti angkat sebagai bahan referensi peneliti dalam melakukan analisis.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menganalisis tiga episode program acara Produce 48 melalui model framing Robert Entman, maka peneliti menarik kesimpulan sebagau berikut: 1. Stasiun Televisi Mnet melalui program acara Produce 48 melakukan pembingkaian atau framing yang berkaitan dengan citra dari grup idola AKB48 beserta sister group. Upaya framing yang dilakukan Mnet yaitu dengan melakukan penonjolan terhadap aspek aspek tertentu yang ditayangkan pada beberapa segmen. Walaupun program acara Produce 48 juga memiliki peserta asal Korea Selatan yang berjumlah lebih banyak dari para peserta asal Jepang, Mnet justru lebih banyak menayangkan dan melakukan penonjolan terhadap para peserta asal Jepang, yaitu anggota grup idola AKB48 dan grup saudarinya pada tiga episode yang peneliti amati. 2. Seleksi isu yang dilakukan oleh Mnet terhadap citra grup idola AKB48 meliputi beberapa hal seperti perbedaan kebudayaan, adaptasi para anggota AKB48 dan grup saudarinya selama di Korea Selatan, interaksi antar peserta dari negara yang berbeda hingga aktivitas yang dilakukan anggota AKB48 dan grup saudarinya di belakang panggung. 3. Penonjolan isu yang dilakukan Mnet terhadap grup idola AKB48 berupa framing dalam bentuk penayangan monolog dari para peserta sendiri hingga para juri, penayangan respon atau reaksi tertentu dari para peserta dan juri, pemberian efek dan musik yang dramatis hingga penayangan video kilas balik yang sekiranya diperlukan untuk mempertegas realitas terhadap citra grup idola asal Jepang AKB48 dan grup saudarinya yang ingin dibentuk oleh Mnet. 4. Dari ketiga episode yang peneliti amati, peneliti menemukan bahwa Produce 48 yang merupakan program acara televisi buatan Mnet berusaha menggambarkan citra grup idola AKB48 dan grup saudarinya sebagai sosok idola yang bekerja keras walaupun harus mengejar ketertinggalan dengan

92 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 93

para peserta lain asal Korea Selatan dan harus berada di bawah tekanan terhadap lingkungan yang baru.

5.2 Saran Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang peneliti ajukan untuk menjadi saran yang diharapkan mampu memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antaa lain sebagai berikut: 1. Saran Peneliti Secara Teoritis Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan agar pembaca semakin membuka wawasan mengenai analisis framing yang dilakukan oleh media massa, khususnya televisi yang mampu membentuk atau melakukan konstruksi terhadap realitas sehingga mempengaruhi citra dari suatu kelompok. 2. Saran Peneliti Secara Akademis Peneliti berharap kepada mahasiswa/i Ilmu Komunikasi untuk dapat membuat maupun melanjutkan penelitian sejenis menggunakan model analisis framing yang lain agar jumlah penelitian maupun referensi mengenai analisis framing terhadap suatu program acara televisi semakin banyak dan memperkaya kajian dalam bidang ilmu komunikasi. 3. Saran Peneliti dalam Kaitan Praktis Peneliti mengharapkan agar penelitian ini memberikan manfaat mengenai framing dalam acara televisi, hasil penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi dan diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait sebagai sebuah pembanding terhadap pembingkaian yang dilakukan acara televisi Mnet dengan acara televisi lokal di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 94

DAFTAR REFERENSI Buku: Ardianto, Elvinaro dan Komala, Lukiati. 2005. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Ardianto, Elvinaro, Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Baskin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ______2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada. ______2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada. Cangara, Hafield. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Darwanto, 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Eriyanto. 2002 Analisis Framing “Konstruksi, Ideologi dan Politik Media”. Yogyakarta: LkiS ______2012. Analisis Framing “Konstruksi, Ideologi dan Politik Media”. Yogyakarta. LkiS Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graham Ilmu. Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa. Jakarta: Granit. Hasan, Iqbal 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia Herdiansyah, Haris. 2010. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik. Jakarta: FISIP UI Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa (Sebuah Analisis Isi Media Televisi). Jakarta: Rineka Cipta. Mabruri, Anton. 2013. Penulisan Naskah TV Program Acara Televisi. Jakarta: Jakarta.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 95

______2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. ______2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan, dkk. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Pernada Media Grup ______2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. ______2013. Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Jakarta: Kencana. Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ______2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Naratama, Rukmananda. 2006. Menjadi Sutradara Televisi. Jakarta: Grasindo. Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT. LKiS Priyanto, Agus. 2009. Komunikasi dan Konseling. Jakarta: Salemba Medika Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing. Rakhmat, Jalaludin. 2009. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Romli, Khomsahrial. 2017. Komunikasi Massa. Jakarta: Grasindo. Saebani, Beni Ahmad. 2017. Pedoman Aplikatif Metode Penelitian dalam Penyusunan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung: Pustaka Setia. Sendjaja, Djuarsa. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sobur, Alex. 2002. Analisa Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisa Semiotika dan Analisa Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

______2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Soenarto, R.M. 2007. ProgramTelevisi. IKJ Press: Jakarta. Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Walgito, Bimo. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Wibowo. 2013. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 96

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Usman. 2009. Ekonomi Media. Bandung: Ghalia Indonesia.

Website: Global.mnet.com diakses pada tanggal 6 Desember 2018. http://english.cj.net/brand/list_enjoy/mnet.asp diakses pada tanggal https://entertain.naver.com/now/read?oid=416&aid=0000223798 diakses pada tanggal 5 November 2018. https://en.wikipedia.org/wiki/Produce_48 diakses pada tanggal 12 September 2019 https://fimela.com/news-entertainment/fakta-seputar-gelaran-mama-2017 diakses pada tanggal 08 Januari 2019 http://generasia.com/AKB48 diakses pada tanggal 11, 12 Januari 2019 https://globescan.com/bbc2013_country_ratings diakses pada tanggal 10 Maret 2019 http://jatim.tribunnews.com/2018/07/07/jadi-acara-hits-di-korea-episode- keempat-produce-48-capai-rating-penayangan-tertinggi diakses pada tanggal 12 Februari 2019 http://jkt48.com/about/akb48?lang=id diakses pada tanggal 17 Februari 2019 https://ko.wikipedia.org/wiki/엠넷 diakses pada tanggal 9 September 2019 http://produce48.mnet.com/pc/about diakses pada tanggal 7 Desember 2018. http://star.hankookilbo.com/News/Read/201806111699390239 diakses pada tanggal 5 Desember 2018. https://tvnasia.net/en/tvn-asia/programme/Produce-48.html diakses pada tanggal 11 Agustus 2018. tv.naver.com/cjenm.produce48 diakses pada tanggal 2 Maret 2019 http://stage48.net/wiki/index.php/File:AKBLogo.png diakses pada tanggal 10 Januari 2019 https://www.imdb.com/title/tt8836050/ diakses pada tanggal 14 Desember 2018. https://www.japantimes.co.jp/news/2012/08/15/national/japanese-emperor- must-apologize-for-colonial-rule-s-korean-president#.XKIuA9IzbIV diakses pada tanggal 5 Maret 2019 https://www.koreaboo.com/news/koreans-hate-idea-japanese-idols-produce-48- much-theyre- trying-get-cancelled/ diakses pada tanggal 14 Desember 2018.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 97

http://www.mnetamerica.com/about) diakses pada tanggal 18 Desember 2018 https://www.nationalgeographic.com/travel/destinations/asia/south-korea/history- dispute-photos-dodko-rocks-islands/ diakses pada tanggal 5 Maret 2019. https://www.soompi.com/article/1196465wpp/produce-48-achieves-highest- viewership-ratings-yet diakses pada tanggal 12 Januari 2019. https://www.viu.com/ott/id/en/all/playlist-produce_48-playlist-25608983 diakses pada tanggal 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17 Januari 2019. http://www.yeinjee.com/2010/akb48-officially-world-biggest-group/ diakses pada tanggal 7 Januari 2019.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara