HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN COPING
DAN PERFORMA PEMAIN SEPAK BOLA
DALAM SUATU PERTANDINGAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh :
PANJI ARYO PUTRO 009114045
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
ii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
iii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,...... Penulis
Panji Aryo Putro
iv
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com MOTTO
...To Dare Is To Do...
“Gapailah langit, karena jika meleset pun, kau tetap akan berada di antara bintang-bintang”
(n.n.)
...Nil Statis Nisi Optimum...
v
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Kupersembahkan karya sederhana untuk Tuhan Yang Maha Pengasih dan untuk orang-orang yang mencintai aku yang telah memberikan warna-warni kehidupan dalam setiap langlah hidupku… Untuk papa Sutarman dan mama Sri Mulyani tercinta Untuk yang terkasih kakakku mbak Dyah Kusumaningsih dan adikku Agung Wibowo SAMPAI KAPAN PUN AKU AKAN SELALU MENCINTAIMU…!!!
vi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN COPING DAN PERFORMA
PEMAIN SEPAK BOLA DALAM SUATU PERTANDINGAN
Panji Aryo Putro 009114045 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keterampilan coping dan performa pemain pemain sepak bola dalam suatu pertandingan. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan antara keterampilan coping dan performa pemain sepak bola dalam suatu pertandingan. Subjek penelitan berjumlah 41 orang pemain sepak bola profesional yang berasal dari tim Persik Kediri, Persija Jakarta, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta. Pengukuran variabel keterampilan coping menggunakan skala keterampilan coping dan pada variabel performa dalam suatu pertandingan menggunakan alat pengukuran dan penilaian performa yang diadaptasi dari alat yang digunakan oleh PA Sport dan tim PSS Sleman. Dari hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas untuk skala keterampilan coping sebesar 0,953. Hasil analisis data menyatakan bahwa sebaran data normal dan tidak linear. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dari Spearman dengan taraf signifikansi 0.05 (uji 2 ekor) dan diperoleh koefisien korelasi sebesar -0.043 dengan taraf signifikansi 0.791. Dengan demikian, hipotesis hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan antara keterampilan coping seorang pemain sepak bola dan performanya dalam suatu pertandingan ditolak atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterampilan coping dari seorang pemain sepak bola dengan performanya dalam suatu pertandingan sepak bola.
vii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN COPING SKILLS AND
PERFORMANCE IN A GAME ON SOCCER PLAYERS
Panji Aryo Putro 009114045 Faculty of Psychology Sanata Dharma University
This research is correlation research. This research was aimed to verify the correlation between coping skill and performance in a match on soccer player. The hypotesis proposed in this research was that there is correlation between coping skill and performance of a soccer player in a match. The subject of this research are 41 profesional soccer players from Persik Kediri, Persija Jakarta, PSS Sleman, and PSIM Yogyakarta. The statistical reasuring coping skill uses coping skill scale and the statistical variable performance uses measuring method and performance rating that are adopted from PA Sport and PSS Sleman method. The reliability of coping skill scale was tested with Alpha Cronbach reliabilty coefficient method and the result was 0,953. The result of data analysis revealed normal data distribution with nonlinear correlation. The research data is analyzed by using Spearman rank-order correlation technique with significance level of 0.05 (two tailed) and the result show that correlation coefficient was -0.043 with significance value was 0.791. Therefore, the hypotesis which stated that there is correlation between coping skill of a soccer player and his performance in a match is refused. In other words, there was no correlation between coping skill of a soccer player and his performance in a match.
viii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Kata Pengantar
Akhirnya...... tugas akhir atau skripsi ini, yang disusun untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Sanata Dharma, dapat terselesaikan.
Meskipun dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak terdapat kesulitan
dan kendala, namun penulis yakin bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas atas
bantuan dan dorongan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan kali ini penulis hendak menghaturkan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada:
1. Tuhan Yesus Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih; Tuhan, terima kasih
atas nafas kehidupan yang telah dicurahkan dalam kehidupanku
sehingga aku memperoleh kekuatan untuk menyelesaikan satu masa
dalam hidupku.
2. Pak P. Eddy Suhartanto, S. Psi., M. Si., selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan
ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu ML. Anantasari, M. Si., selaku dosen pembimbing skripsiku;
terima kasih buat kesabaran, kebaikan, dan bimbingan yang ibu
berikan selama ini. Trim’s banget ya, bu...:)
4. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, M. Si., selaku dosen pembimbing
akademikku.
ix
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 5. Dosen penguji skripsiku; pak Minta Istono, S. Psi., M. Si. dan bu atau
mbak P. Henrietta PDADS., S. Psi.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
7. Mbak Nanik, Mas Gandung, dan Pak Gi di Sekertariat Fakultas
Psikologi USD, jasa-jasamu tidak kalah besar dengan yang lainnya.
Matur nuwun sanget nggih ...
8. Mas Muji di Lab. Psikologi, terima kasih untuk bantuannya selama ini,
terima kasih juga buat semua joke-mu. Hidup Muji “Beckham” ... dan
Halleluya! O iyo mas, ... hidup” the Reds” Liverpool!!!
9. Mas Doni di Ruang Baca, terima kasih untuk semua bantuanmu dan
terima kasih juga buat ademnya ruanganmu. Mas Don, aku wis lulus
ki! Skripsiku tolong dijogo tenanan yo...!!!
10. Seluruh karyawan Universitas Sanata Dharma, termaksud penjaga
parkir dan satpam, yang kenal dengan penulis.
11. Sri Sultan Hamengkubowono X, selaku Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
tepatnya di tim PSIM Yogyakarta.
12. Kepala Dinas Perijinan Pemkot. Yogyakarta.
13. Kepala BAPPEDA Kab. Sleman yang telah memberikan ijin kepada
penulis untuk melaksanakan penelitian di Kab. Sleman, tepatnya di tim
PSS Sleman.
x
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 14. Pak Rahmad, selaku sekretaris PSSI Pengda DIY, atas surat
rekomendasinya (permohonan ijin) yang mengantarkan saya ke
Jakarta, tepatnya pada turnamen Piala Emas Bang Yos 2006.
15. Pak Jamil, selaku sekretaris turnamen Piala Emas Bang Yos 2006, atas
kemudahan dan ijinnya untuk melakukan penelitian selama turnamen.
16. Terima kasih untuk Pak Syukrian, pak Daniel R., dan tim Persik Kediri
atas bantuan dan kesediaannya untuk menjadi bagian (subjek) dari
penelitian ini; maju terus Macan Putih...!!!
17. Terima kasih untuk Bang Ferry Indra Sjarief dan tim Persija Jakarta
atas bantuan dan kesediaannya untuk menjadi bagian (subjek) dari
penelitian ini; buktikan kalau taring Macam Kemayoran masih
tajam...!!!
18. Matur Nuwun kagem Pak Bambang Nurdjoko, pak Y. Oroh, pak Pras,
dan tim PSS Sleman atas bantuan dan kesediaanya untuk untuk
menjadi bagian (subjek) dalam penelitian ini; ayo Elang Jawa-ku,
kudukung kau untuk masuk ke dalam Super Liga 2008...!!!
19. Matur nuwun kagem Mas Taufiq, Mas Desi, pak Nugroho Swasto, pak
Sofyan Hadi dan tim PSIM Yogyakarta atas bantuan dan kesediaannya
untuk menjadi bagian (subjek) dalam penelitian ini; hidup Laskar
Mataram...!!!
20. Special untuk untuk papa Sutarman dan mama Sri Mulyani yang selalu
kucintai dan kubanggakan, terima kasih atas kasih dan sayang yang
boleh aku rasakan semenjak aku terlahir hingga saat ini dan terima
xi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com kasih juga untuk segala “cambuk” yang papa – mama berikan dalam
hidupku.... sampai kapanpun, Ari akan terus sayang sama Papa n
Mama!!!
21. Special untuk kakakku mbak Dyah Kusumaningsih dan adikku Agung
Wibowo plus (calon adik ipar...?) Ochie, terima kasih untuk “warna”
yang kalian berikan dalam hidup dik / mas Ari selama ini.....apapun
“keadaannya” kalian tetap satu daging denganku dan Ari juga terus
menyayangimu!!!
22. Simbah Kakung (alm.) – Simbah Putri Warso dan Simbah Kakung
(alm.) – Simbah Putri Karto; untuk (alm.) simbah kakung, khususnya
(alm.) simbah kakung Karto, Ari minta maaf atas kemalasan Ari
sehingga skripsi Ari belum selesai sebelum engkau meninggalkan Ari
untuk selamanya...; untuk simbah putri Warso & simbah putri Karto,
Ari juga minta maaf untuk kenakalan dan kemalasan Ari selama ini,
terima kasih juga untuk semua doa dan dukunganmu selama ini.....
23. Semua Pakde – Budeku dan Om – Bulikku, khususnya untuk Pakde
Narno, Bude Narmi, Pakde Mino, Bude Mur, Om Darsono, Om Mul –
Bulik Ratna dan Om Yun – Bulik Hani; terima kasih untuk segala
macam support yang kalian berikan selama ini.
24. Semua sepupuku; mas Bambang – mbak Endah, mas Gusman – mbak
Woro, mas Tomi – mbak Murni, mas Sugeng – mbak Winda, mas
Wiwit – mbak Kristin, mas Dino – mbak Ninik, mas Jati – mbak Umi,
mas Totok – mbak Anik, mas Delil – mbak Ida, mbak Un, mas Nur,
xii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com mas Juki – mbak Erna, mas ... – mbak Titien, mas Didik – mbak Novi,
dik Agus – dik Indri, dik Agung – dik Retno, dik Ida, dik Sigit, dik Tia,
dik Ellen, si kembar dik Evan – dik Bella, dik Yoga, nong El, dik
Woro, dik Wuri, dik Sari, dik Raihan, dik Rian, dik Tami, dik Rio, dik
Tika, dik Indah, dik Sania, dik Aria, dik Rahma ...... i love you all!!!
25. Semua keponakanku.
26. Teruntuk adeku tercinta, Christina Pradanti Sulisputri. Terima kasih
untuk kesabaran dan pengertian dalam menghadapi segala “keanehan”
akang... terima kasih untuk segala warna-warni yang telah kita lalui
bersama... terima kasih untuk adamu yang selalu memberikan
semangat dalam setiap langkah hidupku... terima kasih atas segala
bentuk cinta dan kasih sayang yang ade berikan untuk akang... I Love
You Always, My Ade!!!
27. Keluarga besar eyang A. Darsono, terima kasih atas hari-hari yang
boleh kita lalui bersama dan terima kasih juga untuk segala bentuk
perhatian yang diberikan kepada penulis.
28. Tante Elisabeth M. dan Ign. Dwiki P. S., terima kasih atas perhatian
dan segala bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
29. Para pandawa WONG LIMO beserta srikandinya, then_must Andreas
Ari K. – mbak Yopie A. plus dik Bintang Adrian Arraya Putra K.,
bang Adrianus “predator” Pradigdiyo – dik Monica Anggit “anggito”
P., mas Fx. Setyo Hari N. – dik Mita, dam Y. Widhi Bintoro
xiii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com “gabhrut” S. – (?), terima kasih buat hari-hari gila yang telah kita lalui
bersama. Mari kita lanjutkankan perjuangan kita untuk terus
“Menemukan Makna Di Dalam Kebersamaan”.
30. Para bidadari SEMEDI beserta pengawalnya, mbak Ahdarini – mas
Totok, Ign. Ria Natalia – mas Adi, my T Luisa – mas Yudi, mbak
Regina Isnawati Oktavia – mas Popo, Retno Astuti W. – Dion Sweta
U., Dwi Shinta S. – Alb. Didik, Ulin Sari Kartika H. – mas Wicak, R.
A. Andini, Celeste Urmeneta, dan Petonella Ellen B. – bang Jerry.
Kalian memang “kekasih gelapku” yang teramat setia...;)
31. Teruntuk sobat-sobat perjuangku selama kuliah, Leo Agung Kristyo R.
– dik Lia, Widya Wiryawan, Ken Pradnya, Widya Wulandari, Bhirawa
S. – MM. Yuliastuti, Aluisia Anita P., Monica Kris A., Melany, Maria
Nofaola, Meiriza K. – mas Dedi, Vicky Dyah K. – mas Wisnu, J. Doni
Maradona, Yani M., Heru Asmoro, Dony Thompson P., E. Yoyok
Linggarjanto, E. Meri, Fx. Joko K., Indah Sari K., Stanislaus Y.,
...... cuma ada dua kata untuk membalas segala “kehebatan” kalian
semua, TERIMA KASIH!!!
32. Teman-teman angkatan 2000 lainnya; Miswadi, profesor Hendra,
Sudarto, Lengkong, cak Damus, Reni, Aril, Lintang, Pipit, Suster, Ia,
Dewi, Veenu, Niken, Cyria, Ika, Tia, Tina, Merdeka, Sisca, Febry, mas
Anton L., Yosi, Yanu, Antok, Hendra, mas Adri, Ari, Anang, Desi,
dan yang lainnya (maaf nama kalian ndak aku sebut! Tapi kalian
xiv
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com semua tetap menjadi salah satu bagian dalam perjalananku selama
berkuliah... matur tengkyu yach...!!!)
33. Kakak-kakak dan adik-adik di Fak. Psikologi USD, khususnya mas
Dea, mas Radix, mas Pram, bang Martin, mas Irfan, mas Ardi, mas
Ari, mas Bram, mas Ian, Paidjo, Yudis, Ekko “lemu”, Eko “kodok”,
mas Doni, Galih, Gerry, Agung “Akrie”, mbak Ika, mbak Ony, mbak
Rani, dik Puspa, Aris, Sius “gibon”, dan yang lainnya.
34. Teman-teman KKN-ku, angkatan XXVI – kelompok 36 (Sisca,
Wisnoe, Andre, Yolin, Cicie, Meri, plus Sius), dan seluruh penduduk
Jali; khususnya bu Yanto, mas Tono – mbak Wiwiek, Ari, dan Kidung.
35. Komunitas SUKET, GENTA RAKYAT, dan tim sepak bola Psikologi
USD; ayo... tunjukkan terus karya-karya dan prestasimu!!!
36. Personil Reload (dulu Pendopo) dan crew, tak tunggu kegaranganmu
dan ... KEEP ON ROCKIN THE WORLD!!!
37. Terima kasih untuk om Jopie Leepel, om Tumpak Sihite, Rully Nerre,
Tyastono Taufik, bang Edward “Edu” Tjong, dan mas Sri Widadi atas
pengalaman dan cerita-cerita tentang dunia sepak bola. Kapan ya aku
bisa ketemu lagi sama kalian....???
38. Terima kasih untuk bang Tigor Shalom, mas Ali Reza, dan seluruh
perangkat dari Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) atas segala
bantuannya dalam babak 8 besar Liga Indonesia 2006. Maaf kalau
kerjasama kita kemarin tidak dapat dilanjutkan, namun skripsi ini tetap
xv
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com kupersembahkan untuk sepak bola Indonesia. Bang Igoy & mas Alja,
ada kerjaan buat saya nggak di BLI ?
39. Pak Idrus Hamid, selaku staf dari PSSI Pusat.
40. Untuk pak Paulus Lie selaku pendeta dari GKI Gejayan dan seluruh
majelis – jemaat GKI Gejayan.
41. Untuk om Bambang dan bu Dede selaku pendeta di GKI Buaran,
Jakarta, serta seluruh majelis – jemaat GKI Buaran
42. Buat teman-teman dari masa kecilku (TK – SD), teman-teman SMP –
SMU, teman-teman semasa kuliah dan teman-teman permainanku
yang lainnya. Special untuk Ami, Franky, Thomas, Felix, Chandra,
dan Michael “Kecap”.
43. Karyawan Laris dan Laris 2 MM, mbak Prapti, mas Arfan, mbak
Bintar, mas Edi, mbak Ririn, mbak Siti, mbak Nita, mas Bintang, plus
mbak Desi dan mbak Nita.
44. Teruntuk kendaraan tempurku tercinta “Tank Biru” B 7225 EI dan
ruang imajinasiku. Tanpa keberadaan dan kesetiaanmu, perjuanganku
akan terasa berat. Buat laptop dan printerku plus kertas-kertas, tanpa
keberadaanmu juga, skripsi ini tidak mungkin ada.
45. Kota Yogyakarta dan Jakarta, tempat (kota) dimana penulis banyak
menghabiskan waktu untuk menjalankan kewajibannya sebagai
seorang manusia.
xvi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 46. Semua orang atau pihak yang penulis kenal atau yang kenal dengan
penulis, kalian adalah orang-orang yang telah memperkaya wawasan
berpikir dalam hidupku.
Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yang membangun akan diterima demi kebaikan bersama.
Yogyakarta, ......
Penulis
Panji Aryo Putro
xvii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com DAFTAR ISI
Halaman Judul...... i
Halaman Persetujuan Pembimbing...... ii
Halaman Pengesahan...... iii
Pernyataan Keaslian Karya...... iv
Halaman Motto...... v
Halaman Persembahan...... vi
Abstrak...... vii
Abstract...... viii
Kata Pengantar...... ix
Daftar Isi...... xviii
Daftar Tabel...... xxii
Daftar Lampiran...... xxiii
Daftar Gambar...... xxv
BAB I PENDAHULUAN...... 1
A. Latar Belakang...... 1
B. Rumusan Masalah...... 9
C. Tujuan Penelitian...... 10
D. Manfaat Penelitian...... 10
xviii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB II LANDASAN TEORI...... 12
A. Keterampilan Coping...... 12
1. Pengertian Coping...... 12
2. Pengertian Keterampilan Coping...... 13
3. Jenis-jenis Keterampilan Coping...... 14
4. Aspek Keterampilan Coping...... 15
5. Hasil Keterampilan Coping...... 18
B. PERFORMA SAAT PERTANDINGAN SEPAK BOLA...... 19
1. Sepak Bola...... 19
2. Performa Pemain Sepak Bola...... 21
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa
Pemain Sepak Bola...... 23
4. Pengukuran Performa Pemain Sepak Bola...... 25
C. HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN COPING
DAN PERFORMA PEMAIN SEPAK BOLA
DALAM SUATU PERTANDINGAN...... 33
D. HIPOTESIS...... 39
BAB III METODE PENELITIAN...... 40
A. Jenis Penelitian...... 40
B. Identifikasi Variabel Penelitian...... 40
1. Variabel Bebas...... 40
2. Variabel Tergantung...... 40
xix
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com C. Definisi Operasional...... 40
1. Keterampilan Coping...... 40
2. Performa Dalam Suatu Pertandingan...... 41
D. Subjek Penelitian...... 42
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data...... 43
1. Keterampilan Coping...... 43
2. Performa Dalam Suatu Pertandingan...... 46
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas...... 51
1. Validitas...... 51
2. Seleksi Item...... 52
3. Reliabilitas...... 53
G. Metode Analisis Data...... 53
H. Persiapan Penelitian...... 54
1. Uji Coba Alat Ukur...... 54
2. Alat Ukur Setelah Uji Coba...... 55
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...... 57
A. Orientasi Kancah Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian...... 57
1. Orientasi Kancah Penelitian...... 57
a. Persija Jakarta...... 57
b. Persik Kediri...... 58
c. PSS Sleman...... 58
d. PSIM Yogyakarta...... 59
xx
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 2. Pelaksanaan Penelitian...... 60
B. Hasil Penelitian...... 61
1. Deskripsi Data Penelitian...... 61
2. Kategorisasi...... 62
a. Keterampilan Coping...... 62
b. Performa Dalam Pertandingan...... 63
C. Uji Hipotesis...... 63
1. Uji Asumsi...... 63
a. Uji Normalitas Sebaran...... 64
b. Uji Linearitas...... 64
2. Uji Hipotesis...... 65
D. Perbandingan Hasil Penelitian Antara Subjek Penelitian
di Tim Persija Jakarta, Persik Kediri, PSS Sleman,
dan PSIM Yogyakarta...... 66
E. Pembahasan...... 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...... 76
A. Kesimpulan...... 76
B. Keterbatasan Penelitian...... 76
C. Saran...... 77
DAFTAR PUSTAKA...... 80
xxi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Data Performa Pemain Sepak Bola dalam Pertandingan
Juventus – Lecce...... 29
Tabel 2 : Performa Emile Heskey...... 31
Tabel 3 : Performa Patrick Vieira...... 32
Tabel 4 : Distribusi Item Skala Keterampilan Coping
Sebelum Try-out...... 46
Tabel 5 : Poin Performa...... 48
Tabel 6 : Data Statistik Seorang Pemain Sepak Bola dalam
Suatu Pertandingan...... 49
Tabel 7 : Jumlah Item Keterampilan Coping Setelah Uji Coba...... 55
Tabel 8 : Blue-print dan Distribusi Item Skala Keterampilan Coping
Setelah Penyamaan Prosentase Jumlah Item...... 56
Tabel 9 : Deskripsi Data Penelitian...... 61
Tabel 10 : Kategorisasi Keterampilan Coping...... 62
Tabel 11 : Skor Performa Pemain (Subjek Penelitian)...... 63
Tabel 12 : Hasil Uji Normalitas...... 64
Tabel 13 : Hasil Uji Linearitas...... 65
Tabel 14 : Hasil Penelitian dari Masing-masing Tim...... 66
xxii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
1. Format Skala Keterampilan Coping Untuk Uji Coba...... 85
2. Analisis Item Awal Skala Keterampilan Coping...... 92
3. Analisis Item Skala Keterampilan Coping Setelah Penyamarataan Item.. 95
Lampiran B
1. Format Skala Keterampilan Coping Untuk Penelitian...... 99
2. Format Box Score Pengukuran Performa...... 105
3. Data Penelitian Keterampilan Coping – Performa...... 106
4. Data Deskriptif Penelitian...... 107
5. Uji Normalitas Penelitian...... 108
6. Uji Linearitas Penelitian...... 109
7. Kurva Sebaran Data Penelitian...... 110
8. Uji Korelasi Penelitian...... 111
9. Uji Korelasi Persija Jakarta...... 112
10. Uji Korelasi Persik Kediri...... 113
11. Uji Korelasi PSS Sleman...... 114
12. Uji Korelasi PSIM Yogyakarta...... 115
xxiii
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com Lampiran C
1. Surat Keterangan dan Pengantar Penelitian dari Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma...... 117
2. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari PSSI Pengda D. I. Yogyakarta.... 121
3. Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta...... 122
4. Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perijinan Pemkot. Yogyakarta...... 123
5. Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman...... 124
6. Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persik Kediri...... 125
7. Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persija Jakarta...... 126
8. Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSS Sleman...... 127
9. Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSIM Yogyakarta...... 128
xxiv
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Hubungan Keterampilan Coping dan
Performa Seorang Pemain Sepak Bola
dalam Suatu Pertandingan...... 39
xxv
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga terpopuler di dunia.
Sekjen Konfederasi Sepakbola Asia (AFC – Asian Football Confederation),
Peter Veleppan, mengatakan bahwa sepakbola adalah cabang olahraga yang
paling popular, paling banyak dimainkan orang, dan paling digemari di muka
bumi (Bola, 15 Juli 2005). Piala Dunia 2002 yang lalu ditonton oleh total 28,8
miliar penonton di seluruh dunia (Scheunemann, 2005).
Dewasa ini sepakbola tidak hanya dipandang sebagai salah satu cabang
olahraga semata akan tetapi sepakbola juga dapat dijadikan sebagai suatu
lahan bisnis yang cukup menguntungkan, jadi dengan kata lain sepakbola
merupakan suatu industri besar yang cukup menjanjikan. Seperti halnya
industri-industri besar lainnya yang dapat memberikan penghasilan yang
memadai bagi orang-orang yang terlibat didalamnya, demikian pula dengan
sepakbola. Setiap pemain, pelatih, dan juga pemilik dari sebuah klub atau tim
sepakbola profesional dimungkinkan untuk mendapat penghasilan atau upah
yang cukup tinggi.
Menjadi seorang pemain sepakbola dengan bayaran yang tinggi
tidaklah mudah. Pemain yang bersangkutan harus terlebih dahulu mampu
untuk menunjukkan performansi yang baik dalam setiap pertandingan
sepakbola yang dijalaninya. Penampilan atau performa seorang atlet atau
1
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 2
pemain sepakbola pada hakikatnya merupakan gabungan dari banyak faktor
(Gunarsa, 1996). John Billing (dalam Gunarsa, 1996), mengemukakan bahwa
performansi seorang atlet merupakan gabungan dari sejumlah aspek, yaitu:
fisik, kepribadian, ketrampilan (skill), kebugaran tubuh dan intelegensia. Jadi,
jika seorang atlet sepakbola ingin menunjukkan performansi yang baik dalam
setiap pertandingan yang dijalaninya maka atlet yang bersangkutan harus
memiliki kemampuan teknik bermain sepakbola dan fisik yang memadai atau
bahkan sempurna, disamping itu si atlet juga harus memiliki kontrol emosi,
mental, dan kepribadian yang baik pula. Kemampuan intelegensia yang
dimiliki oleh seorang atlet sepakbola juga dapat menentukan kualitas
permainannya atau performansi dalam pertandingan.
Sepakbola adalah permainan atau salah satu cabang olahraga yang
menantang secara fisik dan mental (Luxbacher, 2004). Dengan kata lain kedua
faktor tersebut saling terkait dan dapat mempengaruhi penampilan atau
performansi seorang atlet sepakbola dalam suatu pertandingan yang sedang
dijalaninya (Gunarsa, 1999). Dalam suatu pertandingan sepakbola dengan
durasi waktu + 90 menit, dengan situasi fisik dan mental yang lelah, dan
sambil menghadapi lawan, seorang atlet sepakbola dituntut untuk selalu dapat
melakukan gerakan yang terampil. Selain itu, dalam suatu pertandingan,
seorang atlet sepakbola juga harus mampu berlari beberapa mil atau kilo
meter, menanggapi berbagai perubahan situasi permainan yang berlangsung
dengan cepat, dan juga harus mampu untuk memahami taktik permainan
individu dan kelompok. Kemampuan seorang atlet sepakbola untuk dapat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 3
memenuhi semua tantangan atau tuntutan seperti yang telah disebutkan
sebelumnya akan dapat menentukan performa atau penampilannya dalam
suatu pertandingan yang sedang dijalaninya (Luxbacher, 1999).
Secara garis besar, penampilan seorang atlet dalam suatu pertandingan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor teknis dan faktor non-teknis
(Gunarsa, 1999). Faktor teknis adalah faktor-faktor yang berhubungan
langsung dengan olahraga itu sendiri, seperti perasaan takut akan kekalahan,
kecemasan untuk tidak dapat menampilkan performa terbaiknya, dan
sebagainya; termaksud juga hal-hal yang telah disebutkan pada paragraf
sebelumnya. Sedangkan faktor non-teknis adalah faktor-faktor yang tidak
memiliki hubungan secara langsung dengan olahraga itu sendiri, seperti
terdapat persoalan pribadi dalam kehidupan sosial dari atlet yang
bersangkutan.
Faktor teknis maupun non-teknis tersebut adalah faktor-faktor yang
akan menimbulkan dampak yang negatif pada kehidupan psikis dan dapat
mempengaruhi aspek mental dari seorang atlet yang bersangkutan. Dampak
yang negatif itu harus segera diatasi supaya seorang atlet yang bersangkutan
memiliki persiapan mental yang baik dalam menghadapi suatu pertandingan,
dengan kata lain seorang atlet tidak memiliki kecemasan yang berlebih dalam
persiapannya menghadapi suatu pertandingan. Sebab apabila seorang atlet
memiliki tingkat kecemasan yang terlalu berlebih atau hilang rasa
kepercayaan dirinya, baik dalam masa persiapan atau sedang dalam masa
pertandingan, maka fungsi otot akan terganggu, sehingga kesalahan-kesalahan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 4
akan meningkat. Seiring dengan meningkatnya kesalahan, maka akan muncul
pikiran-pikiran negatif, yang selanjutnya akan menambah goncangan,
menambah kesalahan dan akibatnya seorang atlet akan menjadi panik atau
performanya menjadi buruk dan dalam keadaan seperti itu tentu seorang atlet
tinggal menunggu kekalahan saja (Gunarsa, 1999). Demikian pula dalam
sepakbola, jika seorang atlet atau pemain sepakbola tidak dapat segera
mengatasi kecemasan atau permasalahan yang terjadi, baik yang bersumber
dari faktor teknis maupun faktor non-teknis, maka kemungkinan atlet yang
bersangkutan tidak akan dapat menampilkan performansi terbaiknya dalam
pertandingan yang akan dihadapinya.
Sebuah penelitian yang dilakukan Institut Eta Meta (Gazzetta dello
Sport, 8 Juli 2005 dalam Bola, 12 Juli 2005) menunjukkan bahwa hampir dua
per tiga dari total 124 atlet sepakbola profesional yang ada di Italia mengaku
stress dengan pekerjaan mereka sebagai pemain sepakbola profesional. Para
pemain mengakui bahwa stress yang terjadi pada diri mereka disebabkan oleh
karena berbagai macam alasan; diantaranya karena mereka selalu dituntut
untuk tampil bagus dalam setiap pertandingan, meraih hasil yang positif,
ketakutan dalam menghadapi atau mengalami cedera dan permasalahan yang
sedang terjadi dalam kehidupan pribadinya. Para pemain juga mengaku
merasa tertekan dengan pemberitaan-pemberitaan, baik yang berhubungan
langsung dengan kegiatan sepakbola maupun kegiatannya dalam kehidupan
sosial, yang ditampilkan oleh media massa.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 5
Sebagai salah satu contoh pemain sepak bola yang mengalami stres
dalam hidupnya dan mempengaruhi performanya dalam pertandingan yang
diikutinya adalah Adriano, pemain top asal negara Brazil yang bermain untuk
tim Internazionale Milan, Italia. Selama berlangsungnya Liga Italia dalam
periode Maret 2006 sampai dengan November – Desember 2006 Adriano
tidak pernah mencetak satu gol pun ke gawang lawan. Sebagai seorang
penyerang atau striker, tugas atau peran utamanya adalah untuk menciptakan
gol ke gawang lawan dan selama karirnya sebagai pemain sepak bola, Adriano
terkenal sebagai penyerang yang produktif menciptakan gol. Menurut
pengamatan dari pelatih Internazionale Milan, Roberto Mancini, Adriano
sedang mengalami kelelahan dan menderita beban psikologis yang berat.
Beban psikologis yang dialami oleh Adriano bersumber dari masalah-masalah
atau kejadian yang terjadi dalam kehidupannya, seperti harapan yang terlalu
besar dari pendukungnya, masalah dengan kekasihnya, kehilangan ayahnya
(meninggal), ditinggal pergi sahabatnya, dan semakin berkembangnya
permainan para pesaingnya (Soccer, 11 November 2006).
Pemain sepakbola di Indonesia, dalam akhir-akhir ini, juga banyak
yang mengalami stress atau merasa tertekan dalam setiap menghadapi suatu
pertandingan. Fenomena tersebut dapat terlihat dari banyaknya pemain yang
mudah terpancing emosinya dalam suatu pertandingan yang digelar dalam
rangka Liga Djarum Indonesia 2005 yang telah berlalu. Faktor mental yang
tidak siap menerima kekalahan, merasa diperlakukan tidak adil atau di-kerjai
oleh wasit, dan teror atau pressure dari penonton menjadi alasan yang paling
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 6
sering memancing emosi seorang pemain, bahkan juga offisial tim (pelatih,
asisten pelatih, dan manajer tim), dalam suatu pertandingan (Bola, 15 Juli
2005).
Dalam menghadapi berbagai macam tuntutan dan tekanan tersebut,
setiap pemain sepakbola memiliki respon atau sikap yang berbeda-beda untuk
mengatasi atau menyelesaikannya, dan jika pemain yang bersangkutan tidak
dapat mengatasi atau menyelesaikan berbagai macam tuntutan dan tekanan itu
maka si pemain akan mengalami stress. Istilah yang biasa dipakai untuk
menyebut respon atau sikap untuk mengatasi tekanan atau stres adalah coping.
Pearlin & Schooler (dalam Liestiani, 2001) mengemukakan bahwa coping
merupakan bentuk tingkah laku individu untuk melindungi diri dari tekanan-
tekanan psikologis yang ditimbulkan oleh problematika pengalaman sosial.
Rasmun (2004) mengemukakan bahwa coping adalah proses yang dilalui oleh
individu dalam menyelesaikan situasi stresfull, coping juga merupakan respon
individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun
psikologik.
Kemampuan seseorang individu untuk merasakan suatu situasi dengan
teliti dan berdasar pada persepsi yang akurat, dan kemampuan untuk
mengembangkan strategi yang menolong dan efektif untuk mengatasi sumber
stress (stressors) dapat disebut sebagai keterampilan coping
(www.KidsHealth.org). Keterampilan coping juga merupakan suatu tingkah
laku yang biasa digunakan oleh seorang individu untuk mengatasi suatu situasi
yang dapat merugikan hidupnya (www.enpsychlopedia.com).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 7
Keterampilan coping yang dimiliki atau dikembangkan oleh seseorang
pemain sepakbola dapat berbeda dengan pemain lainnya, sesuai dengan
bentuk dari coping itu sendiri, yaitu Problem Focused Coping dan Emotional
Focused Coping. Pemilihan strategi coping yang tepat sangatlah penting, jika
seseorang pemain melakukan kesalahan dalam pemilihan strategi coping akan
berdampak buruk dalam permainannya. Mengembangkan keterampilan
coping, ketika menghadapi suatu permasalahan atau stres, akan sangat
berguna dan dapat memberikan suatu perbedaan yang besar dalam hidup
(www.coolnurse.com). Jadi, jika seorang pemain sepakbola tidak dapat
mengembangkan ketrampilan coping yang dimilikinya dengan baik maka
pemain yang bersangkutan akan mendapatkan kesulitan untuk dapat bermain
maksimal dan untuk menampilkan permainan (performa) terbaiknya.
Sebagai contoh bentuk pemilihan coping yang salah adalah seorang
pemain sepakbola terkenal di Indonesia bernama Kurniawan Dwi Yulianto.
Sebagai seorang pemain sepakbola yang sangat top dalam era 1990-an, dirinya
merasakan mendapat tekanan atau tuntutan yang bisa dikatakan berlebihan.
Dirinya merasa selalu mendapatkan tuntutan supaya berpenampilan atau
berperforma bagus dalam setiap pertandingan dan juga harus
mempersembahkan kemenangan. Dalam menghadapi keadaan tersebut
Kurniawan melakukan kesalahan dalam mengembangkan keterampilan coping
yang telah dimilikinya. Dirinya lebih memilih mengkonsumsi obat-obatan
terlarang (narkoba) untuk mengatasi segala macam tuntutan yang sedang
dihadapinya ketika itu. Hal tersebut mungkin juga disebabkan oleh karena
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 8
pergaulan bebas yang telah ia rasakan semenjak dirinya memperoleh
pengalaman bertanding di luar negeri. Seperti yang telah kita ketahui
sebelumnya, bahwa narkoba akan memberikan dampak atau efek yang buruk
jika dikonsumsi secara tidak benar dan hal itu terlihat dalam kualitas
permainan yang ditampilkan oleh Kurniawan dalam setiap pertandingan.
Performansi Kurniawan waktu itu sangat menurun drastis dan juga dirinya
sempat dikucilkan oleh komunitas sepakbola di Indonesia.
Contoh lain mengenai pentingnya keterampilan coping bagi seorang
pemain sepak bola adalah berawal dari padatnya jadwal pertandingan yang
harus dilalui oleh seorang pemain sepak bola, khususnya dalam kompetisi
sepak bola Liga Indonesia. Mantan pelatih tim Persebaya Surabaya, Jacksen F.
Tiago, mengatakan bahwa terlalu padatnya jadwal bertanding akan
mengakibatkan kelelahan yang luar biasa pada diri pemain dan hal ini akan
menimbulkan masalah psikologis pada pemain yang bersangkutan (Kompas, 5
Februari 2004).
Seorang pemain sepakbola dari klub Persik Kediri, Harianto, juga
mengatakan bahwa padatnya jadwal juga dapat menimbulkan rasa bosan
dalam diri seorang pemain; sebagai bukti adalah teman satu klubnya, Wawan
Widiantoro, suatu ketika pernah mengalami situasi dimana dirinya merasa
enggan atau jenuh untuk bermain. Jika situasi itu berlanjut, maka pada
akhirnya pemain yang bersangkutan tidak dapat menampilkan performansinya
secara maksimal dalam setiap atau suatu pertandingan yang dijalaninya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 9
Menurut penjelasan-penjelasan diatas tampak bahwa ketrampilan
untuk menggunakan dan mengembangkan coping dengan baik bagi seorang
pemain sepakbola akan dapat mempengaruhi performanya dalam setiap
pertandingan. Sudrajat (dalam Gunarsa, 1996) mengatakan bahwa dimensi
psikologi, yang dalam hal ini adalah ketrampilan untuk menggunakan coping,
merupakan salah satu di antara beberapa faktor yang dapat menentukan
tampilan atau performansi dari seorang atlet dalam suatu pertandingan.
Gunarsa (1996) mengemukakan bahwa faktor mental merupakan suatu faktor
yang sangat berpengaruh besar terhadap penampilan puncak (peak
performance) seorang atlet. Singer (dalam Gunarsa, 1996) juga
mengemukakan bahwa penampilan puncak seorang atlet melibatkan tiga aspek
yang saling berhubungan secara harmonis, yaitu mental, emosi, dan fisik.
Berdasarkan penjelasan pada paragraf-paragraf sebelumnya, mengenai
pentingnya aspek psikologis bagi seorang atlet, maka peneliti hendak melihat
hubungan antara keterampilan coping dengan performansi yang akan
dimunculkan oleh seorang pemain sepakbola dalam suatu pertandingan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang hendak diteliti adalah apakah terdapat hubungan
antara keterampilan coping dan performa pemain sepakbola dalam suatu
pertandingan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 10
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
keterampilan coping dan performa pemain sepakbola dalam suatu
pertandingan yang dijalaninya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan berfungsi sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat
mengembangkan lebih lanjut penelitian yang sudah ada atau bahkan untuk
melakukan penelitian baru, khususnya yang relevan dengan aspek
psikologis dari seorang atlet (pemain sepakbola) dan atau performanya
dalam pertandingan yang dijalaninya.
2. Bagi Pemain Sepak Bola
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
bahan refleksi bagi pemain sepak bola mengenai keterampilan coping
yang dimilikinya dan performanya dalam suatu pertandingan yang
dijalaninya.
3. Bagi Tim-tim Sepak Bola di Indonesia
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
bahan atau materi pertimbangan dalam menentukan kebijakan mengenai
pengembangan sumber daya dari para pemainnya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 11
4. Bagi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Badan Liga
Sepak Bola Indonesia (BLI)
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi dan gambaran kepada BLI dan PSSI mengenai keterampilan
coping dan performa dalam pertandingan para pemain sepakbola di
Indonesia. Disamping itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan kualitas
kompetisi sepakbola yang ada di Indonesia.
5. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca
dalam menambah atau memberikan wacana atau informasi mengenai
keterampilan coping dan performa pemain sepakbola dalam suatu
pertandingan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB II
LANDASAN TEORI
A. Keterampilan Coping
1. Pengertian Coping
Dalam bahasa Indonesia, coping yang sering disebut sebagai suatu
strategi atau cara untuk menghadapi masalah adalah mekanisme yang
biasa dilakukan seseorang untuk menanggulangi stres yang sedang
dihadapinya. Menurut Kamus Lengkap Psikologi (2002), coping behavior
(tingkah laku atau tindakan penanggulangan) adalah sembarang perbuatan;
dalam mana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,
dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas atau masalah).
Baron dan Byrne (2005), menyebutkan bahwa coping adalah
respon terhadap stres dalam cara yang akan mengurangi ancaman dan
efeknya; termaksud apa yang dilakukan, dirasakan, atau dipikirkan
seseorang dalam rangka menguasai, menghadapi, ataupun mengurangi
efek-efek negatif dari situasi-situasi penuh tekanan. Breakwell (dalam
Liestiani, 2001), mengemukakan bahwa coping merupakan segala pikiran
dan perilaku yang berhasil mengurangi atau menghilangkan ancaman, baik
secara sadar ataupun tidak. Jadi seorang individu dapat dikatakan telah
melakukan coping meskipun dirinya tidak menyadarinya. Halonen dan
Santrock (1999), mengemukakan bahwa coping adalah usaha untuk
memecahkan suatu permasalahan hidup atau usaha untuk menguasai /
12
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 13
mengurangi tekanan. Rasmun (2004) berpendapat bahwa coping
merupakan proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasi
stressfull. Lazarus (dalam Liestiani, 2001) mengemukakan bahwa coping
juga dapat dipandang sebagai faktor penyeimbang dalam usaha individu
mempertahankan dirinya selama menghadapi situasi yang dapat
menimbulkan stress.
Berdasarkan definisi-definisi dari para ahli mengenai coping yang
telah disebutkan pada paragraf sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa coping adalah usaha yang dilakukan individu untuk mengatasi
suatu keadaan atau situasi yang menekan, menantang atau mengancam
hidupnya yang nantinya dapat menimbulkan stres pada individu yang
bersangkutan. Coping dilakukan baik secara sadar maupun tidak.
2. Pengertian Keterampilan Coping
Menurut Kamus Psikologi (2000), keterampilan atau skill adalah
kecakapan atau keterampilan yang diperoleh melalui proses belajar.
Kamus saku Bahasa Inggris (Oxford, 1991) menjelaskan bahwa skill atau
keterampilan adalah kemampuan atau kecakapan untuk melakukan
sesuatu.
Parry (1990), mengemukakan bahwa keterampilan coping
merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh seorang individu dalam
merespon stres yang terjadi ketika peristawa-peristiwa tertentu terjadi
diluar prediksi rutinnya tentang dunia. Heerdijan (1987), menyebutkan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 14
bahwa mekanisme coping adalah suatu keterampilan dalam hal
penyesuaian diri terhadap masalah-masalah dalam hidup.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
keterampilan coping adalah suatu kecakapan atau kemampuan untuk
merespon dan mengurangi situasi yang menekan atau mengancam dan
situasi stressfull yang dimiliki oleh individu melalui proses belajar atau
berdasarkan pengalaman.
3. Jenis-jenis Keterampilan Coping
Lazarus (dalam Pierce, 1995) membedakan keterampilan coping
menjadi dua jenis:
a. Instrumental coping skill
Jenis keterampilan coping ini berorientasi pada masalah atau problem
individu. Biasanya digunakan untuk berhubungan dengan tuntutan
lingkungan yang sedang terjadi.
b. Palliative coping skill
Jenis keterampilan coping ini dilakukan untuk membebaskan perasaan-
perasaan negatif yang muncul beserta dengan kehadiran dari stressor.
Usaha yang dilakukan dalam jenis keterampilan ini berupa pengalihan
perhatian, relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan sebagainya.
Contoh atau bentuk nyata, dalam kehidupan sehari-hari, dari
keterampilan coping yang biasa dimiliki atau digunakan oleh individu
berdasarkan pada dua jenis keterampilan coping diatas yaitu memiliki
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 15
hubungan yang baik dengan lingkungan sekitarnya (sosial), menjalankan
hobi yang disukai, selalu memiliki pikiran yang positif, memiliki
kemampuan untuk fokus terhadap masalah atau pekerjaan yang sedang
dihadapi, melakukan relaksasi, makan, merokok, dan sebagainya.
Orang yang terampil melakukan coping adalah orang yang tanggap
terhadap tekanan atau ancaman, yang nantinya dapat menimbulkan stres
pada dirinya, yang sedang terjadi pada dirinya. Dengan kata lain orang
tersebut akan segera mengatasi atau mengurangi situasi yang menekan
atau mengancam hidupnya, supaya nantinya tidak menimbulkan stres
dalam hidupnya. Keterampilan coping seseorang dapat dilatih dan
dikembangkan (Jacksen, 2005).
Jenis atau strategi ketrampilan coping yang dipilih dan dipakai oleh
seseorang tidak menunjukkan bahwa orang tersebut terampil atau tidak
dalam melakukan coping. Tidak ada yang lebih baik diantara jenis atau
strategi keterampilan coping yang ada, sebab pemilihan dan pemakaian
jenis atau strategi keterampilan coping tersebut hanyalah berdasarkan dari
kebiasaan dari masing-masing individu dalam melakukan coping dan juga
disesuaikan dengan kondisi atau keadaan pada saat berlangsungnya
tekanan atau ancaman. Jadi, keterampilan coping seseorang tidak
bergantung dari strategi coping yang dipilih dan dipakainya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 16
4. Aspek Keterampilan Coping
Keterampilan coping memiliki beberapa aspek didalamnya (NN.,
www.journal-writing.webdjinni.net, 2006):
a. Reaksi terhadap stres
Dimaksudkan dalam hal ini adalah mengacu pada keterampilan atau
kemampuan untuk tetap berfungsi secara normal atau seperti biasa
pada saat berada dalam keadaan stres atau dalam keadaan tertekan. Hal
ini berhubungan juga dengan bagaimana seseorang memandang hal-
hal mengecewakan (kesalahan) yang terjadi dalam hidupnya. Kuncinya
adalah belajar dari kesalahan kita, juga belajar dari segala hal, dan
menikmati keberhasilan kita.
b. Percaya atau bersandar pada diri sendiri
Keterampilan atau kemampuan untuk mempercayai atau bergantung
pada diri kita sendiri. Ada kalanya kita merasa terbantu oleh orang lain
saat kita bertanya atau meminta pendapat dari mereka, akan tetapi pada
akhirnya, diri kita sendirilah yang harus memutuskan pendapat mana
yang harus diikuti dan memilih jalan hidup kita sendiri.
c. Kemampuan untuk melakukan pendekatan secara tepat terhadap situasi
Dimaksudkan dalam hal ini adalah keterampilan atau kemampuan
untuk mengamati atau menganalisa dan dapat masuk dalam segala
situasi pada lingkungan sekitar kita. Dengan mempercayai insting serta
kemampuan untuk membuat keputusan, kita dapat dengan cepat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 17
merespon segala hal atau situasi baru yang ada dalam lingkungan
sekitar kita.
d. Memiliki sumber daya
Maksudnya adalah keterampilan atau kemampuan untuk menemukan
jalan keluar terhadap segala permasalahan yang sedang dihadapi.
Menemukan jalan keluar tidaklah mudah, namun dengan memiliki
sumber daya atau kecerdikan dari diri kita sendiri, kita dapat
menemukan jalan keluar itu.
e. Kemampuan untuk beradaptasi (adaptif)
Keterampilan atau kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri
terhadap perubahan, fleksibilitas, dan berpikiran yang terbuka.
Keterampilan tersebut akan dapat membantu kita dalam menghadapi
segala perubahan yang terjadi dalam hidup kita.
f. Sikap proaktif
Dimaksudkan dalam hal ini adalah keterampilan atau kemampuan
untuk mengatasi masalah sebelum masalah tersebut muncul, dengan
kata lain, kemampuan untuk memahami apa yang kita inginkan atau
butuhkan dan kemampuan mengambil tindakan saat diperlukan.
Diperlukan suatu keberanian untuk mengambil atau menanggung
resiko dari tindakan-tindakan yang akan dilakukannya itu.
g. Kemampuan untuk menikmati saat tenang
Maksudnya adalah keterampilan atau kemampuan untuk mencari
waktu hanya untuk diri kita sendiri, menikmati hidup serta lingkungan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 18
sekitar kita, dan menghargai hidup kita yang berada dalam dunia yang
sangat sibuk. Disamping itu juga termaksud kemampuan untuk
membiarkan sisi kekanakan yang ada dalam diri kita untuk muncul ke
permukaan pada saat yang tepat.
5. Hasil Keterampilan Coping
Menurut Breakwell (1986), coping atau keterampilan coping yang
dimiliki oleh seorang individu terdapat tiga target hasil yang harus dicapai,
minimal satu diantaranya, yaitu:
a. Penghilangan aspek yang mengancam.
b. Pergerakan individu ke dalam situasi yang tidak mengancam.
c. Perbaikan struktur individu.
Hasil dari suatu coping atau keterampilan coping akan berpengaruh
pada satu atau lebih dari wilayah-wilayah berikut:
a. Wilayah psikologis
Hasil-hasil psikologis meliputi reaksi emosional, kesehatan mental
secara umum dan kinerja (performance) dalam mengerjakan suatu
tugas.
b. Wilayah sosial
Hasil-hasil sosial mencakup perubahan dalam hubungan interpersonal
dan kemampuan untuk memenuhi peran sosial.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 19
c. Wilayah fisiologis
Hasil-hasil fisiologis meliputi tingkat reaksi fisiologis jangka pendek
(sistem syaraf otonom, hormon, kekebalan, dan perubahan
neuroregulator) hingga perubahan kesehatan jangka pendek (misal,
perkembangan penyakit jantung koroner).
Seorang individu yang memiliki keterampilan coping yang baik
akan memproduksi atau menghasilkan hal-hal yang mempertahankan dan
bahkan mengembangkan kecenderungan-kecenderungan positif yang
dimiliki oleh individu yang bersangkutan. Sebagai contoh: performa
kerjanya semakin meningkat, memiliki kehidupan sosial yang baik, tidak
mengidap penyakit-penyakit yang berbahaya (misal: jantung), dan
sebagainya.
B. Performa Saat Pertandingan Sepak Bola
1. Sepak Bola
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, sepak bola diartikan
sebagai permainan beregu yang mengunakan sebuah bola sepak yang
dimainkan oleh dua regu dan masing-masing regu terdiri atas sebelas
orang pemain. Dua regu atau tim tersebut bertarung atau bertanding untuk
memasukan bola ke dalam gawang lawan atau biasa disebut dengan
mencetak gol. Tim atau regu yang mencetak gol lebih banyak dalam waktu
pertandingan 2 x 45 menit dinyatakan sebagai pemenang.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 20
Sepak bola merupakan salah satu cabang olah raga yang berskala
internasional, oleh karena itu ketentuan dan peraturan yang mendukung
jalannya suatu pertandingan sepak bola juga harus dibuat atau ditetapkan
secara internasional pula (Luxbacher, 2004).
Federation Internationale de Football Association, atau biasa
disingkat dengan FIFA (dalam Dinata, 2004), sebagai induk organisasi
sepak bola di dunia mengeluarkan peraturan-peraturan mengenai
pertandingan sepak bola, diantaranya adalah:
a. Lapangan permainan harus berbentuk empat persegi panjang, dengan
ukuran 75-90 meter x 90-120 meter.
b. Gawang dengan ukuran tinggi x panjang : 2,44 meter x 7,32 meter.
c. Bola berbentuk bulat dengan berat 600-700 gram.
d. Jumlah pemain yang terdapat dalam lapangan adalah 22 orang pemain,
dengan masing-masing tim atau regu berjumlah 11 orang pemain.
e. Setiap pemain diharuskan memakai sepatu khusus sepak bola dan
pelindung tulang kering.
f. Durasi normal dalam setiap pertandingan resmi adalah 2 x 45 menit
dan 2 x 15 menit jika menggunakan sistem perpanjangan waktu.
g. Dalam setiap pertandingan resmi sepak bola selalu dipimpin oleh
seorang wasit dan dibantu oleh 2 orang asisten wasit (hakim garis).
Adapun peraturan-peraturan lainnya; setiap pemain yang bermain,
kecuali penjaga gawang, dilarang untuk memgang bola dengan tangan atau
lengan ketika permainan masih aktif (bola belum meninggalkan lapangan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 21
pertandingan dan belum atau tidak terjadi pelanggaran). Penjaga gawang
diperbolehkan untuk menyentuh bola dengan menggunakan tangan atau
lengannya hanya di dalam kotak penalti atau area di depan gawangnya
sendiri.
Sejumlah pemain (biasanya tiga orang pemain) dapat digantikan
oleh pemain cadangan yang dimiliki oleh masing-masing tim atau regu
pada masa permainan / pertandingan. Dalam pertandingan resmi, pemain
yang telah digantikan oleh pemain cadangan tidak dapat bermain kembali
dalam pertnadingan tersebut.
Sepakbola secara umum dapat diartikan sebagai suatu permainan
olahraga yang dimainkan secara beregu (dua regu atau tim) dengan
masing-masing regu terdiri dari 11 orang pemain. Kedua regu yang
bertanding berusaha atau bertanding untuk memasukan bola sebanyak-
banyaknya ke dalam gawang lawang pada sebuah area pertandingan yang
berbentuk empat persegi panjang dan dengan durasi waktu selama 2 x 45
menit.
2. Performa Pemain Sepak Bola
Performa atau performansi menurut kamus saku Bahasa Inggris
(Oxford, 1991) adalah sebuah kata kerja yang menunjukkan suatu aktifitas
atau kegiatan. Kamus Lengkap Psikologi (2002) menyebutkan bahwa
performa atau performansi merupakan suatu tingkah laku yang
membuahkan suatu hasil. Setyobroto (2001) mendefinisikan performa
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 22
sebagai kegiatan seorang individu untuk mencapai tujuan tertentu dengan
menggunakan cara-cara tertentu pula.
Dalam menjalani suatu aktifitas atau kegiatan tersebut, seorang
individu juga melakukan suatu atau beberapa gerakan atau gerak. Gerakan
atau gerak yang dilakukan oleh individu yang bersangkutan dipengaruhi
oleh faktor emosi dan faktor situasional. Emosi adalah reaksi kompleks
yang mengait satu tingkat kegiatan dan perubahan-perubahan secara
mendalam yang diikuti atau diserta oleh perasaan atau afektif. Untuk dapat
menguasai suatu keterampilan gerak, seseorang membutuhkan
kemampuan untuk mengarahkan dan mengontrol perasaannya secara tepat
sebelumnya dan saat melakukan tugas. Faktor situasional adalah keadaan
lingkungan disekitar individu yang melakukan interaksi untuk
mendukungnya dalam belajar secara maksimal agar tercapai suatu
keterampilan yang diinginkannya (dalam Wijaya, 2004).
Seorang pemain sepakbola harus melakukan gerakan yang terampil
dalam suatu atau setiap pertandingan yang dijalaninya (Luxbacher, 2004).
Gerakan atau gerak yang ditampilkan oleh seorang pemain sepakbola
dalam suatu pertandingan adalah gerak dasar dan gerak manipulatif yang
mendukung berlangsungnya suatu pertandingan sepakbola. Gerak dasar
yang terdapat dalam sepakbola atau pertandingan sepakbola adalah berlari,
melompat, dan sebagainya. Gerak manipulatif yang biasa terdapat dalam
sepakbola adalah menendang, melempar, menerima atau menangkap bola,
dan sebagainya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 23
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa performa
pemain sepak bola adalah keterampilan gerak, dasar dan manipulatif, yang
ditampilkan oleh seorang pemain sepak bola dalam suatu pertandingan
yang dijalaninya dengan dilandasi oleh emosi, interaksi sosial, dan
kognitif. Gerakan atau gerak tersebut harus dapat terlihat secara nyata dan
juga harus dipenuhi dengan aktifitas-aktifitas lainnya yang mendukung;
seperti berlari, menendang, melompat, melempar, menguasai suatu obyek
(bola), dan unsur-unsur gerakan lainnya yang terdapat dalam aspek
olahraga, khususnya dalam sepak bola.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Performa Pemain Sepak Bola
Penguasaan teknik-teknik dasar bermain sepak bola yang baik,
sedikit banyak, akan mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola
dalam suatu pertandingan yang sedang dijalaninya. Harsono (1998)
mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
performa dari seorang atlet:
a. Faktor-faktor yang ada hubungannya dengan organisasi pertandingan;
seperti kondisi lapangan atau stadion, penonton, wasit, dan sebagainya.
b. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keadaan dari atlet yang
bersangkutan; seperti gaya atau kebiasaan hidup, lingkungan sosialnya,
dan sebagainya.
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan latihan dan pelatih; seperti
program latihan, karakter pelatih, dan sebagainya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 24
d. Kecemasan dan arousal yang dialami oleh atlet yang bersangkutan.
Dewazien (dalam Wijaya, 2004) mengungkapkan bahwa performa
seorang pemain sepak bola dipengaruhi oleh empat faktor; yaitu faktor
kognitif (IQ dan strategi), faktor fisik (stamina, postur tubuh, skill, dan
kemampuan teknik), faktor psikologis (motivasi, mental atau kepercayaan
diri, dan emosi), dan faktor sosial (relasi sosial dari pemain yang
bersangkutan dan tekanan dari media atau pers).
Situs www.soccerperformance.org (2005) membagi faktor yang
dapat mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola menjadi dua
bagian besar; yaitu faktor yang berasal dan dapat dikontrol langsung oleh
pemain yang bersangkutan (seperti keadaan fisik, psikologis dari pemain
yang bersangkutan, skill dan teknik yang dimiliki oleh pemain itu, dan
strategi atau taktik yang akan digunakan oleh timnya), dan faktor yang
bersumber dari luar dan tidak dapat diprediksi atau dikontrol secara
langsung oleh pemain yang bersangkutan (seperti keberuntungan, wasit,
keadaan atau strategi dari tim lawan, kondisi penonton, dan faktor sosial
lainnya).
Setyobroto (2001) berpendapat bahwa terdapat delapan dimensi
yang dapat mempengaruhi performa dari seorang atlet (pemain sepak
bola), yaitu:
a. Dimensi kesegaran jasmani.
b. Dimensi keterampilan.
c. Dimensi kemampuan mengembangkan taktik dan strategi bertanding.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 25
d. Dimensi anthropometri.
e. Dimensi fisiologi.
f. Dimensi biomekanika.
g. Dimensi kemampuan inteljensia.
h. Dimensi mental / kepribadian.
Faktor-faktor dan dimensi yang telah disebutkan sebelumnya
saling terkait satu dengan yang lainnya dan dapat menentukan atau
mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola. Dengan kata lain,
faktor dan dimensi tersebut saling mendukung satu dengan yang lainnya
guna menentukan performa yang akan ditampilkan seorang pemain sepak
bola dalam pertandingan yang akan dijalaninya.
4. Pengukuran Performa Pemain Sepak Bola
Untuk mengetahui apakah performa dari seorang atlet baik atau
buruk maka diperlukan suatu pengamatan dan pencatan atau penilaian dari
pelatih atau suatu lembaga yang berwenang (Wijaya, 2004). Namun
karena di Indonesia belum terdapat suatu lembaga berwenang yang
bertugas melakukan pengamatan dan pencatatan atau penilaian mengenai
baik atau buruknya performa seorang pemain sepak bola dalam suatu
pertnadingan, maka pengamatan dan pencatatan atau penilaian performa
seorang pemain sepak bola dilakukan oleh tim kecil yang dibentuk
peneliti. Hasil dari pencatatan atau penilaian tersebut nantinya akan
dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam bidang sepak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 26
bola, seperti pelatih sepak bola. Pengukuran performa seorang pemain
sepak bola adalah penilaian secara statistik terhadap performa yang
ditampilkan oleh seorang pemain dalam sebuah pertandingan. Performa
seorang pemain sepak bola dapat dilihat dalam permainan dari pemain
sepakbola itu sendiri. Oleh karena itu, pengukuran ini dapat dilakukan
dengan menilai permainan dari pemain sepak bola itu sendiri.
Secara garis besar permainan sepak bola dikelompokkan kedalam
dua bagian, yaitu teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Teknik dengan
bola terdiri dari beberapa teknik dasar, seperti:
a. Kontrol bola
Kontrol bola merupakan teknik untuk menerima atau menghentikan
bola.
b. Mengumpan (passing)
Mengumpan merupakan teknik untuk memberikan bola kepada teman
dengan menggunakan bagian-bagian dari kaki atau menggunakan
kepala (heading).
c. Menembak (shooting)
Menembak merupakan teknik untuk menendang atau mengarahkan
bola kedalam gawang lawan dengan tujuan untuk mencetak gol.
Menembak atau mencetak gol juga dapat menggunakan kepala.
d. Menggiring bola (dribble)
Menggiring merupakan teknik mengendalikan bola sehingga
memungkinkan seorang pemain untuk mempertahankan bola saat si
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 27
pemain berlari melintasi / melewati lawan atau untuk maju ke ruang
yang terbuka (Luxbacher, 2004). Menggiring atau men-dribble bola
dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan punggung kaki, dengan
bagian dalam kaki, dan dengang kaki bagian luar (Dinata, 2004).
Sebagian besar pemain sepak bola handal juga dapat menggiring bola
dengan menggunakan kepalanya.
e. Merebut bola (tackling)
Tackling merupakan keterampilan atau teknik dalam bertahan yang
digunakan mencuri atau mengambil bola dari lawan (Luxbacher,
2004).
f. Menjaga gawang (untuk penjaga gawang atau kiper)
Keterampilan atau teknik yang dimiliki oleh seorang kiper, sebagian
besar, berbeda dengan keterampilan yang dimiliki oleh pemain dengan
posisi yang lain. Untuk menjadi seorang penjaga gawang atau kiper,
seorang pemain harus mampu menangkap atau memblok semua tipe /
jenis tembakan yang mengarah ke gawangnya (Luxbacher, 2004).
Selain itu kiper juga harus dapat memberikan kontribusi berupa umpan
yang akurat ketika timnya hendak memulai serangan.
Sedangkan untuk teknik tanpa bola terdiri dari beberapa teknik,
yaitu melakukan sprint, akselerasi yang baik, membelokkan arah lari,
menghentikan lari secara cepat dan tepat, penempatan posisi dalam
lapangan, dan ketahanan fisik yang baik selama pertandingan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 28
Disamping teknik dasar seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
dalam permainan sepak bola juga terdapat beberapa kemampuan atau
teknik yang juga harus dimiliki oleh para pemain, yaitu:
a. Kerjasama tim, yaitu kekompakkan para pemain didalam sebuah tim
atau regu. Permainan sepak bola merupakan permainan yang
dimainkan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan tujuan untuk
menyarangkan bola kedalam gawang lawannya. Untuk mencapai
tujuan tersebut, sebuah regu atau tim yang terdiri dari 11 orang pemain
harus memiliki pemikiran yang sama. Dengan kata lain masing-masing
dari 11 orang pemain tersebut haruslah tercipta rasa saling pengertian
diantara sesama pemain lainnya. Seperti pernyataan yang diungkapkan
oleh Luxbacher (2004):
Taktik beregu mengarahkan kesebelas anggota ke arah satu sasaran utama dan membantu menempatkan semua pemain pada “halaman” yang sama. Serangan dan pertahanan yang sukses dibangun oleh kelompok, hasil dari usaha pemain yang terkoordinasi, dan dapat dicapai hanya jika semua pemain memiliki pemahaman terhadap prinsip dasar yang mendasari permainan.
b. Fisik dan stamina, sepak bola merupakan sebuah cabang olahraga yang
sangat membutuhkan kemampuan fisik dan stamina yang kuat atau
prima. Hanya dengan fisik dan stamina yang prima, disamping dengan
skill yang dimiliki, seorang pemain sepak bola dapat bermain secara
optimal.
c. Kreatifitas dalam bermain, kreatifitas dari seorang pemain sepak bola
juga sangatlah dibutuhkan dalam suatu pertandingan. Hal tersebut
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 29
disebabkan supaya permainan / pertandingan dapat terlihat lebih
menarik. Kekreatifitasan yang dimiliki oleh seorang pemain sepak bola
sangat erat kaitannya dengan tingkat intelejensia yang dimiliki oleh
pemain yang bersangkutan, khususnya yang terkait dalam bidang
sepak bola. Kekreatifitasan seorang pemain dapat diperoleh atau dapat
bertambah seiring dengan seringnya si pemain melakukan latihan dan
menjalankan pertandingan.
Pengukuran performa seorang pemain sepak bola didapat dari hasil
data penilaian statistik mengenai permainan sepak bola atau teknik-teknik
yang ditampilkan oleh pemain yang bersangkutan dalam sebuah
pertandingan.
Skor atau penilaian performa pemain sepak bola dapat dilihat dari
contoh berikut ini:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 30
Tabel 1 Data Performa Pemain Sepak Bola Dalam Pertandingan Juventus – Lecce (Minggu, 26/2) Bola, 28 Februari 2006
Juventus Lecce 3 1 Skuad (4-4-2) Skuad (4-3-3) Buffon 6 Benussi 7 Blasi 5 Camisa 6,5 (17’ Pessotto) 6 Saidi 6 Thuram 6,5 Diamoutene 5,5 Kovac 6,5 Rullo 6 Balzaretti 6 (82’ Pinardi) Mutu 6 Camorani 5 (86’ Camoranesi) Giacomazzi 6 Emerson 7 (62’ Giorgino) 5,5 Vieira 6 Del Vecchio 6,5 (67’ Giannichedda) 6 Nedved 6,5 Ibrahimovic 6 Babu 6,5 Del Piero 6,5 Konan 5,5 (52’ Marianini) 5,5 Vucinic 5 Pelatih: Capello 6 Pelatih: Rizzo 6 Cadangan: Abbiati, Olivera, Cadangan: Rosati, Stovini, Trezeguet, Zalayeta Cichero, Valdes · Wasit: Rodomonti (Roma) 6 · Penonton: 26.721 (Delle Alpi) · Gol: 0-1 Del Vecchio 10’, 1-1 Emerson 18’, 2-1 Kovac 44’, 3-1 Del Piero 88’ pen · Sepak Pojok: 8-3 · Waktu Ekstra: 3’ dan 3’ · Kartu Merah: Camorani 51’ (L) · Kartu Kuning: Del Vecchio, Camorani, Kovac, Mutu, Vieira
Angka-angka dibelakang nama-nama pemain merupakan nilai dari
performa yang mereka tampilkan selama pertandingan, semakin tinggi
nilai yang mereka dapat maka semakin tinggi atau baik pula performa
yang mereka (pemain yang bersangkutan) tampilkan dalam pertandingan
tersebut.
Pemain sepak bola dikelompokkan kedalam tiga posisi dasar dalam
setiap pertandingannya, yaitu pemain belakang (goalkeeper dan defender),
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 31
pemain tengah (midfielder), dan pemain depan (striker). Secara umum,
masing-masing posisi tersebut memiliki tugas yang berbeda-beda; pemain
belakang bertugas sebagai pertahanan bagi timnya, pemain tengah
bertugas sebagai penyeimbang antara pertahanan dan penyerangan dari
timnya, dan pemain depan bertugas untuk mencetak gol. Namun
Luxbacher (2004) berpendapat bahwa saat ini sepak bola memberikan
tugas atau tuntutan yang lebih banyak pada pemain untuk dapat
menyerang sekaligus bertahan, dengan pengecualian pada posisi kiper atau
penjaga gawang.
Penilaian atau pengukuran performa pemain sepak bola,
berdasarkan posisinya masing-masing, dapat dilihat dari beberapa contoh
dibawah ini:
Tabel 2 Performa Emile Heskey Kategori S U Shots 1 2 Crosses 0 2 Passes 16 3 Heading Challenges 17 10 Dribbles/Runs with 9 2 Ball Fouls Won 0 2 Turns 2 0 Control 2 2 Runs Off the Ball 2 0 Pressing 4 1 Tackles 4 1 Interception 7 2 Clearance 3 0 www.soccerperformance.org
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 32
Tabel diatas merupakan contoh analisa performa dari seorang
pemain sepak bola dengan posisi sebagai pemain depan bernama Emile
Heskey. Huruf S yang terdapat dalam masing-masing kategori atau aspek
menandakan keberhasilan si pemain dalam melakukan suatu gerakan atau
tugas (S = Successful). Secara keseluruhan, berdasarkan tabel diatas, Emile
Heskey memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menyerang
maupun bertahan bagi timnya.
Tabel 3 Performa Patrick Vieira Action / Times 1st Half 2nd Half Total Tackles 3 5 8 Interceptions/blocks 9 7 16 Pressing 2 1 3 Headers 2 1 3 Clearances 7 3 10 Fouls Conceded 4 1 5 Passes 18 16 34 Crosses 0 0 0 Shots 0 1 1 Dribbles 3 4 7 Headers 0 0 0 Fouls Won 2 2 4 www.soccerperformance.org
Tabel diatas merupakan analisa performa dari pemain dengan
posisi sebagai pemain tengah yang bernama Patrick Vieira. Vieira, dalam
pertandingan tersebut, terlihat memberikan kontribusi yang cukup baik
bagi timnya. Pada tabel diatas terlihat bahwa Patrick Vieira bermain cukup
konsisten sebagai penyeimbang pertahanan dan penyerangan timnya.
Berdasarkan beberapa contoh analisa atau standar mengenai
pengukuran performa dari pemain sepak bola yang telah diuraikan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 33
sebelumnya, peneliti akan menggunakan beberapa gerakan atau aspek
yang digunakan sebagai standar penilaian atau pengukuran performa dari
seorang pemain. Adapun gerakan atau aspek yang akan dipakai sebagai
standar pengukuran performa adalah mencetak gol, assist, interception,
tackle, shooting (on target atau off target), pelanggaran, kartu hukuman,
dan ditambah dengan lama bermain dari pemain yang bersangkutan. Untuk
posisi kiper atau penjaga gawang ditambah dengan gerakan atau aspek
penyelamatan (saves) dan kemasukan. Pemakaian dan penilaian aspek atau
gerakan tersebut juga didasarkan atau disesuaikan dengan standar yang
dipakai oleh sebuah lembaga yang diakui secara resmi oleh F.A. (Football
Association – Persatuan Sepak bola Inggris), PA Sport, dalam rangka
pengukuran atau penilaian performa para pemain dalam Liga Inggris (FA
Premier League).
Setiap aspek atau gerakan yang berhasil ditampilkan oleh seorang
pemain akan dikalikan dengan skor performa dari masing-masing aspek
guna mendapatkan skor akhir performa dari pemain yang bersangkutan.
C. Hubungan Antara Keterampilan Coping dan Performa Pemain Sepak
Bola Dalam Pertandingan
Setiap pemain sepak bola, layaknya juga sebagai manusia biasa, jika
dalam kehidupan sehari-harinya selalu dihadapkan oleh berbagai macam
tuntutan, baik itu tuntutan yang berhubungan langsung dengan dunia sepak
bola maupun tuntutan dalam kehidupan pribadi dan sosialnya, maka pemain
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 34
itu akan merasa tertekan dan mengalami stres. Jika tekanan atau stres yang
dialaminya itu tidak sesegera mungkin diatasi maka hal tersebut, secara tidak
langsung, dapat mempengaruhi kinerja atau performanya dalam melakukan
suatu tugas, yang dalam hal ini adalah bermain sepak bola.
Untuk itu, jika seorang pemain sepak bola mengalami stres atau
merasa tertekan dalam kehidupan sehari-harinya maka pemain yang
bersangkutan harus sesegera mungkin melakukan tindakan atau respon untuk
mengatasi atau menguranginya supaya performa atau kinerjanya (dalam
bermain sepak bola) tidak terganggu. Tindak mengatasi yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah menggunakan dan mengembangkan keterampilan coping
yang dimiliki oleh pemain tersebut. Keterampilan coping merupakan suatu
tingkah laku yang biasa digunakkan oleh seorang individu untuk mengatasi
suatu situasi yang dapat merugikan hidupnya (www.enpsychlopedia.com).
Dengan mengembangkan keterampilan coping yang telah dimiliki oleh
seorang individu, ketika sedang menghadapi suatu permasalahan atau ketika
sedang merasa stres, akan sangat berguna didalam kehidupannya.
Jika seorang individu atau seorang pemain sepak bola tidak dapat
menggunakan dan mengembangkan keterampilan coping yang telah
dimilikinya maka dirinya akan mengalami kesulitan dalam hidupnya,
khususnya terhadap performanya didalam suatu pertandingan sepak bola yang
akan dijalaninya. Sebagai contoh, untuk aspek kemampuan untuk menikmati
saat tenang atau saat santai, jika seorang pemain sepak bola dapat menikmati
dan memanfaatkan saat santai atau liburan yang ada maka pemain tersebut
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 35
diasumsikan memiliki pikiran yang tenang dan memiliki kondisi badannya
(fisik) yang segar sehingga diasumsikan atau diperkirankan pemain yang
bersangkutan dapat bermain dengan baik selama satu (90 menit) pertandingan
yang akan dijalani nantinya. Contoh berikutnya, untuk aspek kemampuan
untuk beradaptasi, jika seorang pemain sepak bola yang berpindah tim tidak
dapat melakukan adaptasi terhadap suasana atau kondisi dari tim barunya itu
maka diasumsikan pemain tersebut akan mengalami kesulitan untuk bekerja
sama dengan rekan-rekan barunya itu.
Contoh lainnya, untuk aspek reaksi terhadap stres dan atau
kemampuan untuk melakukan pendekatan secara tepat terhadap situasi, jika
seorang pemain sepak bola sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya
(baik yang berhubungan langsung dengan sepak bola maupun tidak) tidak
dapat sesegera mungkin untuk mengatasi atau meredakannya (walau hanya
untuk sementara waktu) maka diasumsikan pemain tersebut tidak dapat
menampilkan performa terbaiknya dalam suatu pertandingan yang akan
dijalaninya nanti. Atau dengan kata lain, performa pemain tersebut dalam
suatu pertandingan yang akan dijalaninya nanti dapat terpengaruh oleh karena
dirinya masih “larut” dalam permasalahan yang sedang dihadapinya. Sebagai
bukti, seorang pemain sepak bola top dari negara Brazil, Adriano, selama
hampir satu tahun, tahun 2006, sering mendapatkan permasalahan dalam
hidupnya; seperti kehilangan (meninggal) ayahnya, masalah dengan
kekasihnya, ditinggal kekasihnya, dsb.; namun tidak dapat menemukan cara
untuk mengatasi atau meredakannya sesegera mungkin sehingga performanya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 36
dalam setiap pertandingan yang dijalaninya selama jangka waktu tersebut
tersebut dapat dikatakan menurun (Soccer, 11 November 2006).
Performa atau kinerja seorang pemain sepak bola dalam setiap atau
suatu pertandingan ditentukan berdasarkan baik atau buruknya permainan
mereka dalam pertandingan itu. Penilaian terhadap baik atau buruknya
permainan dari seorang pemain dapat dilihat dari tingkat keberhasilannya
dalam melakukan suatu gerakan atau teknik dasar yang dapat bermanfaat bagi
timnya, atau dengan kata lain pemain tersebut memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi permainan timnya. Semakin tinggi tingkat keberhasilan
seorang pemain melakukan gerakan yang bermanfaat bagi timnya maka
semakin baik atau tinggi pula performa yang dapat dicapai oleh pemain
tersebut.
Dewazien (dalam Wijaya, 2004) mengungkapkan bahwa performa
seorang pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan ditentukan oleh empat
faktor, yaitu faktor kognitif (IQ, kemampuan teknik atau skill, dan
pemahaman strategi), faktor fisik (stamina, postur tubuh), faktor psikologis
(mental atau kepercayaan diri, motivasi, dan emosi), dan faktor sosial (relasi
sosial yang dimiliki oleh pemain yang bersangkutan).
Keempat faktor diatas saling berkaitan dan menentukan performa
seorang pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan yang dijalaninya.
Kemampuan teknik dan IQ (faktor kognitif) didukung dengan faktor fisik
seperti daya tahan tubuh, postur tubuh, kelenturan tubuh, dan kecepatan dalam
berlari serta dengan pemilihan strategi yang tepat untuk menghadapi lawan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 37
secara nyata dapat menentukan performa seorang pemain sepakbola dalam
sebuah pertandingan. Faktor psikis juga memiliki pengaruh yang tidak kalah
besarnya dengan faktor-faktor yang lain, karena dimungkinkan terdapat
beberapa kondisi dalam sebuah pertandingan yang akan mempengaruhi
kondisi psikis seorang pemain, yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap
performa bertanding pemain yang bersangkutan.
Harsono (2003) juga berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi performa seorang pemain sepakbola dalam sebuah
pertandingan, yaitu faktor yang berhubungan langsung dengan organisasi
pertandingan, faktor yang berhubungan dengan keadaan dari si pemain yang
bersangkutan, faktor yang berhubungan dengan latihan dan pelatih, dan faktor
mengenai kecemasan dan arousal yang dialami oleh pemain yang
bersangkutan.
Faktor-faktor tersebut juga saling berhubungan atau saling mendukung
antara satu dengan yang lainnya dan dapat mempengaruhi kesiapan seorang
pemain sepak bola dalam menghadapi suatu pertandingan yang nantinya,
dapat diasumsikan, juga akan mempengaruhi performa yang akan ditampilkan
oleh pemain yang bersangkutan dalam pertandingan tersebut.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat dikatakan pula bahwa
keterampilan coping dapat dimasukkan kedalam faktor psikologis dan hal
tersebut dapat mempengaruhi performa atau kinerja seorang pemain sepak
bola dalam sebuah pertandingan. Cohn (2005) berpendapat bahwa terdapat
sepuluh cara bagi seorang atlet untuk dapat menampilkan performa terbaiknya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 38
dalam sebuah pertandingan dan mengembangkan keterampilan coping
merupakan salah satu diantaranya. Untuk itu jika seorang pemain sepak bola
dapat menggunakan dan menggembangkan keterampilan coping dengan baik
maka dapat diasumsikan pemain tersebut mampu untuk menampilkan
performa terbaiknya dalam suatu pertandingan. Kesimpulan yang dapat
diambil dari beberapa penjelasan diatas adalah keterampilan coping dari
seorang pemain sepak bola memiliki hubungan yang positif terhadap
performanya dalam suatu pertandingan. Semakin baik atau tinggi tingkat
keterampilan coping dari seorang pemain sepak bola maka semakin baik atau
tinggi pula performa yang dapat ditampilkannya dalam suatu pertandingan.
Hubungan antara keterampilan coping dan performa seorang pemain
sepak bola dalam suatu pertandingan dapat dilihat dalam bagan atau skema
berikut ini:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 39
Pemain Sepak Bola
Tuntutan Dalam Hidup / Stressors
Keterampilan Coping Tinggi Keterampilan Coping Rendah
· Mental Baik · Mental Buruk · Adaptif · Stres / Tertekan · Rileks · Tegang
Performa Baik Performa Buruk
Gambar 1 Skema Hubungan Keterampilan Coping dan Performa Seorang Pemain Sepakbola dalam Suatu Pertandingan
D. Hipotesis
Berdasarkan asumsi teoritis yang telah diuraikan diatas, maka dapat
diajukan hipotesis bahwa ada hubungan antara keterampilan coping dan
performa pemain sepak bola dalam suatu pertandingan.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2003).
B. Identifikasi Varibel Penelitian
Terdapat dua macam variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:
1. Variabel Bebas : Keterampilan coping
2. Variabel Tergantung : Performa dalam suatu pertandingan
sepak bola
C. Definisi Operasional
1. Keterampilan Coping
Keterampilan coping yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah kecakapan atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemain
sepakbola untuk merespon dan mengurangi situasi yang menekan atau
mengancam dan situasi stressfull yang dimilikinya dalam kehidupan
pribadinya melalui proses belajar atau berdasarkan pengalaman.
40
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 41
Keterampilan coping seorang pemain sepak bola nampak dalam dalam
skor total yang dihasilkan dari skala keterampilan coping. Semakin tinggi
skor yang diperoleh oleh seorang pemain maka menunjukkan bahwa
pemain yang bersangkutan memiliki keterampilan coping yang tinggi, dan
jika skor yang diperoleh rendah maka menunjukkan rendahnya
keterampilan coping dari pemain yang bersangkutan.
2. Performa Dalam Suatu Pertandingan Sepak Bola
Performa dalam suatu pertandingan yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah keterampilan gerak dasar yang dihasilkan atau
ditampilkan oleh seorang pemain sepak bola dalam suatu pertandingan
yang dilandasi oleh emosi, interaksi sosial, dan kognitif dalam sebuah
pertandingan. Gerakan yang ditampilkan adalah suatu aktifitas yang dapat
mendukung jalannya suatu pertandingan sepak bola; seperti menembak
(shooting), mencetak gol, assist atau umpan yang menghasilkan gol,
tackle, interception atau menggagalkan serangan musuh, pelanggaran, off
side, kartu hukuman, dan ditambah dengan waktu atau lamanya bertanding
dari pemain yang bersangkutan.
Performa saat pertandingan akan diukur melalui hasil penilaian
atau data statistik permainan sepak bola selama pemain sepak bola yang
bersangkutan bertanding dengan menggunakan tabel penilaian performa.
Skor penilaian atau rating yang akan diperoleh oleh seorang pemain sepak
bola merupakan data atau indikator yang akan menunjukkan tinggi
rendahnya performa bermain sepak bola dari pemain yang bersangkutan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 42
pada saat pertandingan. Semakin tinggi skor atau rating yang diperoleh
seorang pemain maka dapat diasumsikan semakin baik pula performanya,
dengan kata lain pemain yang bersangkutan banyak menghasilkan gerakan
atau poin yang positif dan menghasilkan gerakan atau poin negatif yang
minimal.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah pemain sepak bola yang tergabung atau
berasal dari empat tim atau perkumpulan sepakbola, yang menjadi peserta
dalam Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2007, yang sedang dalam masa
persiapan dalam menghadapi kompetisi Liga Indonesia 2007, yaitu Persik
Kediri, Persija Jakarta, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta.
Pemain yang akan diambil atau dipakai sebagai subyek penelitian
adalah pemain sepak bola profesional yaitu seorang atlet yang memiliki
keahlian dalam bermain sepak bola dan berprofesi atau berkarier sebagai
pemain sepak bola, yang terdaftar atau telah resmi dikontrak oleh tim-tim
yang menjadi tempat atau subjek penelitian.
Alasan untuk memilih subyek penelitian hanya dari keempat tim
tersebut (Persik Kediri, Persija Jakarta, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta)
adalah kemudahan akses dan ijin yang diperoleh dari keempat tim tersebut.
Sedangkan alasan untuk memilih subyek penelitian pemain sepakbola
profesional adalah dalam kehidupannya terdapat beberapa atau banyak situasi
yang mengancam hidupnya atau situasi stressfull, yang diperkiran dapat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 43
mempengaruhi performanya dalam suatu pertandingan sepakbola yang
dijalaninya.
Subyek penelitian dipilih secara purposive sampling yaitu pemilihan
kelompok subyek berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang
mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya (Hadi, 2004).
E. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1. Keterampilan Coping
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk keterampilan
coping adalah skala keterampilan coping. Skala ini menggunakan skala
tipe Likert, dengan jawaban: SS, S, TS, dan STS.
Skala keterampilan coping disusun berdasarkan aspek-aspek dalam
keterampilan coping (NN., www.journal-writing.webdjinni.net, 2006):
a. Reaksi terhadap stres
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk tetap berfungsi
secara normal atau seperti biasa pada saat berada dalam keadaan stres
atau dalam keadaan tertekan. Hal ini berhubungan juga dengan
bagaimana seseorang memandang hal-hal mengecewakan atau
kesalahan yang terjadi dalam hidupnya. Kuncinya adalah belajar dari
kesalahan-kesalahan dan juga segala hal yang pernah terjadi dalam
hidup kita.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 44
b. Percaya atau bersandar pada diri sendiri
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mempercayai
atau bergantung pada diri kita sendiri. Ada kalanya kita merasa
terbantu oleh orang lain saat kita bertanya atau meminta pendapat dari
mereka, akan tetapi pada akhirnya, diri kita sendirilah yang harus
memutuskan pendapat mana yang harus diikuti dan memilih jalan
hidup kita sendiri.
c. Kemampuan untuk melakukan pendekatan secara tepat terhadap situasi
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mengamati
atau menganalisa dan dapat masuk dalam segala situasi pada
lingkungan sekitar kita. Dengan mempercayai insting serta
kemampuan untuk membuat keputusan, kita dapat dengan cepat
merespon segala hal atau situasi baru yang ada dalam lingkungan
sekitar kita.
d. Memiliki sumber daya
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk menemukan
jalan keluar terhadap segala permasalahan yang sedang dihadapi.
Menemukan jalan keluar tidaklah mudah, namun dengan memiliki
sumber daya atau kecerdikan dari diri kita sendiri, kita dapat
menemukan jalan keluar itu.
e. Kemampuan untuk beradaptasi (adaptif)
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk dapat
menyesuaikan diri terhadap perubahan, fleksibilitas, dan berpikiran
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 45
yang terbuka. Keterampilan tersebut akan dapat membantu kita dalam
menghadapi segala perubahan yang terjadi dalam hidup kita.
f. Sikap proaktif
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mengatasi
masalah sebelum masalah tersebut muncul, dengan kata lain,
kemampuan untuk memahami apa yang kita inginkan atau butuhkan
dan kemampuan mengambil tindakan saat diperlukan. Diperlukan
suatu keberanian untuk mengambil atau menanggung resiko dari
tindakan-tindakan yang akan dilakukannya itu.
g. Kemampuan untuk menikmati saat tenang atau saat santai
Merupakan suatu keterampilan atau kemampuan untuk mencari waktu
hanya untuk diri kita sendiri, menikmati hidup serta lingkungan sekitar
kita, dan menghargai hidup kita yang berada dalam dunia yang sangat
sibuk. Disamping itu juga termaksud kemampuan untuk membiarkan
sisi kekanakan yang ada dalam diri kita untuk muncul ke permukaan
pada saat yang tepat.
Skala ini menggunakan tipe Likert, dengan jawaban SS (sangat
setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), dan STS (sangat tidak setuju).
Peneliti sengaja hanya menggunakan empat macam pilihan jawaban
dengan maksud untuk menghindari bias yang akan terjadi apabila peneliti
memberikan satu pilihan jawaban lagi yaitu netral atau ragu-ragu, yang
biasanya ditempatkan ditengah-tengah atau diantara pilihan jawaban S dan
TS. Hadi (2000) menjelaskan bahwa subyek biasanya memiliki
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 46
kecenderungan untuk lebih memilih jawaban yang ditengah (netral) atau
disebut juga dengan central tendency effect. Kecenderungan tersebut dapat
dihilangi dengan meniadakan pilihan jawaban netral atau ragu-ragu.
Item berjumlah 98 pertanyaan. Distribusi atau penyebaran item
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Distribusi Item Skala Keterampilan Coping Sebelum Try-out Keterampilan Coping Item Total F U Reaksi terhadap stres 1, 8, 15, 29, 50, 71, 22, 33, 43, 53, 64, 14 98 84, 88 Percaya atau bersandar 2, 9, 16, 30, 51, 73, 23, 34, 44, 54, 65, 14 pada diri sendiri 97 83, 89 Kemampuan untuk 3, 10, 17, 31, 52, 24, 35, 45, 55, 66, 14 melakukan pendekatan 75, 96 82, 90 secara tepat terhadap situasi Memiliki sumber daya 4, 11, 18, 32, 57, 25, 39, 46, 56, 67, 14 76, 92 81, 91 Kemampuan untuk 5, 12, 19, 36, 61, 26, 40, 47, 58, 68, 14 beradaptasi (adaptif) 78, 87 77, 93 Sikap proaktif 6, 13, 20, 37, 62, 27, 41, 48, 59, 69, 14 79, 86 74, 94 Kemampuan untuk 7, 14, 21, 38, 63, 28, 42, 49, 60, 70, 14 menikmati saat tenang 80, 85 72, 95 atau saat santai Total 98
2. Performa Dalam Suatu Pertandingan Sepak Bola
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan untuk mengukur
performa seorang pemain sepak bola dalam suatu pertandingan adalah
tabel penilaian statistik seorang pemain sepak bola di saat pertandingan.
Hasil penilaian atau pengolahan dari tabel penilaian statistik itu akan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 47
menunjukkan rating atau baik buruknya performa yang ditampilkan oleh
pemain yang bersangkutan.
Tabel penilaian statistik yang digunakan dalam penelitian dibuat
berdasarkan acuan dari tabel statistik atau box score yang dibuat oleh
asosiasi atletik atau olah raga tingkat perguruan tinggi di Amerika
(NCAA) dengan beberapa modifikasi atau perubahan. Modifikasi atau
perubahan dilakukan dengan alasan untuk penyesuaian dengan aspek-
aspek yang digunakan dalam penelitian untuk pengukuran performa
seorang pemain sepak bola dalam sebuah pertandingan.
Pengisian tabel penilaian statistik dilakukan dengan cara
memberikan poin atau nilai satu untuk setiap aspek atau kategori yang
terdapat dalam tabel yang dapat dihasilkan atau ditampilkan oleh seorang
pemain dalam sebuah pertandingan. Aspek atau kategori yang akan
dipakai sebagai sumber penilaian antara lain adalah interception
(menggagalkan serangan lawan), tackle (merebut bola dari lawan), foul
(pelanggaran), kartu hukuman yang diterima (kartu kuning – kartu merah),
off side, assist (umpan yang menghasilkan gol), shoot atau tembakan (on
target – off target), gol, dan waktu atau lama bermain.
Hasil yang didapat dari penilaian statistik kemudian dikalikan
dengan poin pengali yang sesuai dengan aspek yang diukur guna
mendapatkan skor total atau skor akhir dari performa pemain yang
bersangkutan. Adapun poin pengali dari tiap-tiap aspek atau kategori:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 48
Tabel 5 Poin Performa Poin Performa + Poin Performa - Mencetak Gol + 2 Pelanggaran - 1 Assist + 1 Kartu Kuning - 1 Tackle Berhasil +1 Kartu Merah - 3 Interception +1 Off Side - 1 Shoot on Goal +1 Shoot off Target - 1 Clean Sheet +2 Kemasukan tiap gol - 1 (khusus kiper) Saves (khusus kiper) +1 Lama Bermain (1 babak) +1 Lama Bermain (2 babak) +2
Proses pengisian sampai pengolahan tabel penilaian statistik
seorang pemain sepak bola akan dilakukan oleh sebuah tim kecil yang
dibentuk oleh peneliti. Tim tersebut berisikan peneliti sendiri, ditambah
dua atau tiga orang rekan dari peneliti dan dibantu oleh individu-individu
yang berkompeten dalam bidang sepak bola.
Penilaian terhadap performa seorang pemain sepak bola, dan juga
aspek atau kategori penilaian yang dipakai, menggunakan standar
penilaian dari sebuah lembaga di Inggris yang bertugas untuk memberikan
penilaian terhadap performa para pemain sepak bola yang berlaga dalam
English Premier League (EPL / Liga Sepak Bola Inggris) dan juga dipakai
oleh salah satu klub yang dijadikan tempat (subjek) penelitian oleh
peneliti, yaitu tim PSS Sleman.
Contoh dari pengisian dan penghitungan skor performa dari
seorang pemain akan dijelaskan dalam bagian berikut ini,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 49
Tabel 6 Data Statistik Seorang Pemain Sepak Bola dalam Suatu Pertandingan Nama pemain : D. Kuyt (Liverpool) Pertandingan : Charlton vs Liverpool ( 0 – 3 ) Kategori Total tackle 0 Tackle berhasil 0 Menggagalkan serangan musuh 1 Off-side 1 Pelanggaran dilakukan 1 Dilanggar 2 Kartu kuning 0 Kartu merah 0 Assist 1 Total tembakan 1 Tembakan mengarah ke gawang 1 Gol 1 Lama Bermain 90’
Angka-angka yang tertera pada tabel diatas menunjukkan jumlah
total gerakan atau kejadian yang dapat dilakukan oleh seorang pemain
sepak bola (D. Kuyt) dalam sebuah pertandingan yang telah dilaluinya.
Contoh: dalam pertandingan tersebut, D. Kuyt melakukan gerakan
menembak atau tembakan sebanyak satu kali.
Proses penghitungan skor performa yang akan didapat oleh D.
Kuyt dalam pertandingan tersebut adalah sebagai berikut; skor mencetak
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 50
gol (+2) + skor assist (+1) + skor tackle berhasil (0) + skor interception
(+1) + skor shoot on goal (+1) + skor clean sheet (+2) + skor lama
bermain (2 babak / +2) + skor pelanggaran dilakukan (-1) + skor kartu
kuning (0) + skor kartu merah (0) + skor off side (-1) + skor shoot off
target (0) = 7. Jadi skor akhir atau skor performa yang didapat oleh D.
Kuyt adalah 7.
Standar diatas mencatat gerakan-gerakan yang terdapat dalam
suatu permainan atau pertandingan sepak bola yang dihasilkan atau
ditampilkan oleh seorang pemain sepak bola.
Poin diberikan tanpa melihat perbedaan posisi dari pemain (kecuali
kiper atau penjaga gawang), karena menurut Luxbacher (2004) tanggung
jawab terhadap posisi pemain semakin dipersempit dan terdapat sedikit
perubahan peranan. Sepak bola dewasa ini menuntut seorang pemain
untuk dapat menyerang sekaligus bertahan dengan baik, pengecualian
diberikan kepada posisi kiper atau penjaga gawang.
Untuk posisi penjaga gawang atau kiper memiliki kriteria atau
aspek penilaian yang sedikit berbeda dengan posisi lainnya. Hal tersebut
disebabkan oleh karena posisi penjaga gawang memiliki beberapa gerakan
dasar yang berbeda dengan posisi lainnya, meskipun juga terdapat
beberapa gerakan dasar yang sama dengan posisi lainnya. Kriteria atau
aspek penilaian yang dipakai untuk posisi penjaga gawang diantara adalah
umpan termaksud juga dengan assist, interception, penyelamatan gawang
(saves), pelanggaran, dan sebagainya.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 51
F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas
1. Validitas
Validitas memiliki arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut mampu
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2001).
Pada penelitian ini, pengukuran validitas alat tes dilakukan dengan
menggunakan metode validitas isi. Validitas isi akan menunjukkan sejauh
mana item-item yang terdapata dalam tes mencakup keseluruhan kawasan
isi yang hendak diukur, dengan demikian tes itu bukan saja harus
komprehensif tetapi isinya juga harus tetap relevan dan tidak keluar dari
penelitian (Azwar, 2001). Validitas isi dari skala ini diselidiki melalui
analisis rasional terhadap isi dari tes atau melalui professional judgement.
Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah sejauh mana
item-item tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan
isi yang hendak diukur dan sejauh mana item-item tes mencerminkan ciri
perilaku yang hendak diukur. Analis rasional dilakukan berdasarkan
pendapat profesional atau individu yang berkompeten, seperti dosen
pembimbing, pelatih atau pembina sepak bola, wartawan olah raga (sepak
bola), pemain sepak bola atau atau subyek penelitian itu sendiri, dan juga
beberapa orang rekan dari peneliti yang paham mengenai keterampilan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 52
coping dan atau mengenai sepak bola, khususnya mengenai pengukuran
performa.
2. Seleksi Item
Seleksi item dilakukan untuk memperoleh item-tem yang memiliki
kelayakan untuk digunakan dalam penelitian. Seleksi item diambil dari
data hasil uji coba item pada subjek yang memiliki karakteristik setara
dengan subjek yang akan diteliti. Dalam statistik, seleksi item atau daya
diskriminasi item diwakili oleh koefisien korelasi item total (rix). Semakin
tinggi koefisien korelasi positf antara skor item dengan skor skala berarti
semakin tinggi pula konsistensi antara item dengan skala secara
keseluruhan yang berarti memiliki daya beda yang semakin tinggi (Azwar,
2001).
Batasan item yang sahih atau lolos seleksi adalah item yang
memiliki koefisien korelasi item total (rix) = 0,3. Item-item yang memiliki
rix ≥ 0,3 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan. Sedangkan item
yang memiliki rix ≤ 0,3 dapat dikatakan sebagai item yang memiliki daya
diskriminasi yang rendah. Namun jika jumlah item yang lolos ternyata
tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan
untuk menurunkan sedikit batas nilai rix dari 0,3 menjadi 0,25 sehingga
jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Batasan atau penurunan nilai
rix tersebut hanyalah suatu konvensi dan peneliti dapat menentukan
batasan sendiri dengan mempertimbangkan isi serta tujuan skala yang
disusun (Azwar, 2002).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 53
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari suatu pengukuran dapat
dipercaya (Azwar, 2001). Dengan kata lain hasil dari suatu pengukuran
tersebut dapat terus dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran
terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama,
jika aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.
Tinggi rendahnya suatu reliabilitas secara empirik ditunjukkan oleh
koefisien reliabilitas. Semakin tinggi koefisien reliabilitas atau mendekati
angka 1,00 berarti semakin tinggi pula reliabilitasnya. Sebaliknya, jika
koefisien reliabilitasnya rendah atau mendekati angka 0 berarti semakin
rendah pula reliabilitasnya (Azwar, 2002). Penghitungan koefisien
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach karena
akan memberikan harga yang sama besarnya dengan harga reliabilitas
yang sebenarnya.
G. Metode Analisis Data
Sebelum dilakukan uji hipotesi dan untuk memperoleh kesimpulan
yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi data penelitian yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas.
Penghitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows.
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara keterampilan coping
dari seorang pemain sepak bola dengan performanya saat pertandingan maka
data-data yang terdapat dalam penelitian ini akan dianalisis atau dilakukan uji
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 54
hipotesis dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Tujuan
digunakannya uji hipotesis dengan menggunakan korelasi Product Moment
Pearson adalah karena dalam penelitian ini akan melihat tinggi rendahnya
koefisien korelasi yang dihasilkan melalui korelasi antara skor total dari dua
variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (keterampilan
coping) dan variabel tergantung (performa saat pertandingan sepak bola).
H. Persiapan Penelitian
1. Uji Coba Alat Ukur
Uji coba untuk skala keterampilan coping dilakukan mulai tanggal
11 September sampai dengan tanggal 10 Oktober 2006, dengan subjek
sebanyak 45 orang pemain sepak bola yang berasal dari beberapa klub
amatir yang ada di wilayah Sleman, Bantul, dan Klaten.
Dari hasil uji coba diperoleh 28 item soal, dari total sebanyak 98
item, gugur, yaitu item 1, 9, 11, 12, 22, 24, 27, 29, 30, 35, 36, 38, 50, 51,
57, 60, 61, 62, 66, 68, 69, 72, 76, 82, 83, 91, 94, dan 95 dengan koefisien
korelasi item total sebesar -0.238 – 0.428, sehingga 70 item lainnya
dinyatakan lolos seleksi dengan koefisien korelasi item total minimal sama
dengan 0.265 dan koefisien reliabilitas Cornbach Alpha sebesar 0.953.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa skala keterampilan coping memiliki
koefisien reliabilitas yang tinggi, karena nilai koefisien yang tertinggi
adalah 1.00.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 55
2. Alat Ukur Setelah Uji Coba
Setelah dilaksanakan uji coba, alat ukur disusun kembali
berdasarkan item-item yang lolos seleksi.
Tabel 7 Jumlah Item Keterampilan Coping Setelah Uji Coba Aspek Jumlah Item Total Favorabel Unfavorabel Jumlah % Reaksi terhadap stres 6 7 13 18.06 % Percaya atau bersandar 4 6 10 13.89 % pada diri sendiri Kemampuan untuk 7 4 11 15.28 % melakukan pendekatan secara tepat terhadap situasi Memiliki sumber daya 3 4 7 9.72 % Kemampuan untuk 4 5 9 12.50 % beradaptasi (adaptif) Sikap proaktif 6 5 11 15.28 % Kemampuan untuk 6 5 11 15.27 % menikmati saat tenang atau saat santai 36 36 72 100 %
Namun karena jumlah item pada tiap-tiap aspek tidak sama dengan
pembagian prosentase item skala keterampilan coping sebelum
dilaksanakan uji coba, maka dilakukan penyamaan prosentase jumlah item
pada tiap aspek sesuai dengan blue print sebelum uji coba.
Untuk itu diperoleh hasil blue-print dan penyebaran item skala
keterampilan coping setelah uji coba:
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 56
Tabel 8 Blue-print dan Distribusi Item Skala Keterampilan Coping Setelah Penyamaan Prosentase Jumlah Item Aspek Jumlah Item Total Favorabel Unfavorabel Jumlah % Reaksi terhadap stres 8 (7), 15 (11), 33 (24), 43 10 14.29 % 71 (50), 98 (31), 53 (39), (70) 64 (46), 84 (59), 88 (63) Percaya atau bersandar 2 (1), 16 (12), 23 (18), 34 10 14.29 % pada diri sendiri 73 (51), 97 (25), 44 (32), (69) 54 (40), 65 (47), 89 (64) Kemampuan untuk 3 (2), 10 (8), 45 (33), 55 10 14.29 % melakukan pendekatan 17 (13), 31 (41), 90 (65) secara tepat terhadap (22), 52 (38), situasi 75 (53), 96 (68) Memiliki sumber daya 4 (3), 18 (14), 25 (19), 39 10 14.29 % 32 (23), 92 (27), 46 (34), (66) 56 (42), 67 (48), 81 (58) Kemampuan untuk 5 (4), 19 (15), 26 (20), 40 10 14.29 % beradaptasi (adaptif) 78 (55), 87 (28), 47 (35), (62) 58 (43), 77 (54), 93 (67) Sikap proaktif 6 (5), 13 (9), 41 (29), 48 10 14.29 % 20 (16), 37 (36), 59 (44), (26), 79 (56), 74 (52) 86 (61) Kemampuan untuk 7 (6), 14 (10), 28 (21), 42 10 14.26 % menikmati saat tenang 21 (17), 63 (30), 49 (37), atau saat santai (45), 80 (57), 70 (49) 85 (60) 70 100 %
Keterangan: Nomor yang didalam kurung dan bercetak tebal merupakan
nomor baru yang akan dipakai dalam penelitian.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian dan Pelaksanaan Penelitian
1. Orientasi Kancah Penelitian
a. Persija Jakarta
Persija atau Persatuan Sepak bola Jakarta, sebuah klub
sepak bola Indonesia yang berbasis di Jakarta, didirikan pada tahun
1928 dengan memakai nama Voetbalbond Indonesish Jakarta
(VIJ). VIJ atau Persija merupakan salah satu klub pendiri Persatuan
Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Selama keikutsertaan pada Liga Indonesia, Persija pernah
mencatatkan diri sebagai juara pertama sebanyak satu kali, yaitu
pada tahun 2000. Dalam Liga Indonesia 2007 mendatang, Persija
tercatat sebagai tim peserta yang tergabung dalam wilayah barat.
Jumlah pemain yang mengisi skala keterampilan coping
pada tim Persija Jakarta adalah 19 pemain, namun yang aktif
bertanding dalam pertandingan melawan PSIS Semarang pada
tanggal 11 Desember 2006 berjumlah 15 pemain; terdapat tiga
pemain lokal yang tidak mengisi skala atau angket, dan semua
pemain asing dalam tim Persija Jakarta tidak dapat mengisi skala
dengan alasan kendala bahasa dan kendala lainnya. Sehingga
57
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 58
jumlah pemain yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah
sembilan pemain.
b. Persik Kediri
Persik Kediri didirikan pada tahun 1950 oleh Bupati Kediri
pada waktu itu, R. Muchammad Machin, seorang pengusaha
bernama Liem Giok Djie, dan M. Sanusi.
Persik Kediri saat ini memiliki predikat atau status sebagai
juara bertahan Liga Indonesia. Predikat atau status tersebut
diperoleh setelah Persik berhasil keluar sebagai juara dalam Liga
Indonesia tahun 2006 lalu. Dalam Liga Indonesia 2007 yang akan
dating, Persik Kediri tergabung dalam wilayah barat.
Pemain Persik Kediri yang mengisi skala keterampilan
coping berjumlah 24 pemain, namun yang aktif bermain dalam
pertandingan melawan Manly Utd. pada tanggal 7 Desember 2006
berjumlah 13 pemain; terdapat dua pemain asing yang tidak dapat
mengisi skala atau angket dengan alasan kendala bahasa. Sehingga
pemain dari tim Persik Kediri yang dapat dijadikan sebagai subjek
penelitian berjumlah 11 pemain.
c. PSS Sleman
PSS atau Persatuan Sepak bola Sleman didirikan pada
tahun 1976. Dibandingkan dengan klub sepak bola lainnya yang
ada di Indonesia, termaksud dengan PSIM Yogyakarta, PSS dapat
dikatakan sebagai “klub muda”. Penampilan perdana PSS sebagai
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 59
klub peserta divisi utama Liga Indonesia baru dicatat pada musim
kompetisi tahun 1999/2000.
Saat ini PSS Sleman, klub dengan julukan Elang Jawa,
sedang dalam masa persiapan menjelang dimulainya kompetisi
divisi utama Liga Indonesia tahun 2007. Sama halnya dengan
Persik Kediri dan Persija Jakarta, PSS Sleman terdaftar sebagai
klub peserta yang ditempatkan dalam wilayah barat pada Liga
Indonesia mendatang.
Pemain dari tim PSS Sleman yang mengisi skala
keterampilan coping berjumlah 21 pemain, namun yang aktif
bermain dalam pertandingan melawan Persiwa Wamena berjumlah
16 pemain; terdapat dua pemain lokal dan satu pemain asing yang
tidak dapat mengisi skala atau angket dengan alasan pemain yang
bersangkutan tidak berada di tempat ketika peneliti menyebarkan
atau membagikan skala keterampilan coping. Sehingga pemain dari
tim PSS Sleman yang dapat dijadikan sebagai subjek dari
penelitian berjumlah 13 pemain.
d. PSIM Yogyakarta
PSIM atau Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram
berdiri pada tanggal 5 September 1929, dengan nama awal
Perserikatan Sepak Raga Mataram atau PSM. Bersama dengan
Persija (VIJ) dan beberapa klub perserikatan lainnya, PSIM
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 60
merupakan salah satu klub pendiri PSSI (Persatuan Sepak Bola
Seluruh Indonesia).
Dalam keikutsertaannya pada Liga Indonesia, prestasi
PSIM sering mengalami pasang surut. Semenjak Liga Indonesia
bergulir pada tahun 1994, PSIM tercatat mengalami dua kali
degradasi. Pada Liga Indonesia 2007 mendatang, PSIM
Yogyakarta atau Laskar Mataram terdaftar sebagai tim peserta
yang ditempatkan dalam wilayah timur.
Jumlah pemain dari tim PSIM Yogyakarta yang mengisi
skala keterampilan coping adalah 17 pemain, namun yang aktif
bermain dalam pertandingan melawan Persema Malang pada
tanggal 8 Januari 2007 berjumlah 15 pemain; terdapat dua pemain
lokal yang tidak mengisi skala atau angket, dan semua pemain
asing yang ada dalam tim PSIM Yogyakarta tidak dapat mengisi
skala dengan alasan kendala bahasa dan kendala lainnya.
2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah dilakukan uji coba alat penelitian, keterampilan coping,
dan melihat dari hasil analisis validitas dan reliabilitas alat ukur, maka
kemudian diadakan penelitian. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 2
Desember 2006 sampai dengan tanggal 16 Januari 2007.
Jumlah total pemain, dari empat tim (Persija Jakarta, Persik Kediri,
PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta) yang dijadikan tempat pelaksanaan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 61
penelitian, yang mengisi skala keterampilan coping adalah 81 pemain,
namun yang dapat dijadikan sebagai subjek dalam penelitian hanya
berjumlah 41 pemain. Alasan mengapa hanya 41 pemain atau separuh dari
total 81 pemain yang mengisi skala keterampilan coping adalah karena
hanya ke-41 pemain itulah yang aktif bermain dalam suatu pertandingan
dan juga mengisi skala keterampilan coping yang dibagikan oleh peneliti.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Tabel 9 Deskripsi Data Penelitian Data N Mean Xmax Xmin SD Mean Mean Teoritik Empiris Variabel Penelitian Keterampilan Coping 41 195 262 172 19.84 175 217 Performa 41 7.15 22 1 4.96 - 11.5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keterampilan coping memiliki
mean teoritik sebesar 175 dan mean empiris sebesar 217. Mean empiris >
mean teoritik memiliki pengertian bahwa rata-rata keterampilan coping
dari subjek penelitian adalah tinggi.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 62
2. Kategorisasi
a. Keterampilan Coping
Tabel 10 Kategorisasi Keterampilan Coping Kategorisasi Norma Kategorisasi Norma Skor Frekuensi Prosenstase Rendah X < (μ – 1,0σ) X < 140 0 0 % Sedang (μ – 1,0σ) ≤ X < (μ + 1,0σ) 140 ≤ X < 210 31 75.61 % Tinggi (μ + 1,0σ) ≤ X 210 ≤ X 10 24.39 % Total 41 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui frekuensi dan prosentase
keterampilan coping subjek penelitian. Dari 41 pemain sepak bola
yang dijadikan sebagai sebagai subjek penelitian terdapat 10 pemain
(24.39 %) yang berada pada kategori tinggi, 31 pemain (75.61 %)
berada pada kategori sedang, dan tidak ada pemain yang berada pada
kategori rendah. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sebagian besar
pemain yang dijadikan sebagai subjek penelitian memiliki
keterampilan coping dalam kategori sedang.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 63
b. Performa Dalam Pertandingan
Tabel 11 Skor Performa Pemain (Subjek Penelitian) Rentang Skor Performa Jumlah Prosentase 0 – 4 16 39.02 % 5 – 9 15 36.59 % 10 – 14 7 17.07 % 15 – 19 2 4.88 % 20 - 24 1 2.44 % 41 100 %
Dari tabel diatas diketahui frekuensi dan prosentase performa
seorang pemain atau subjek penelitian dalam pertandingan. Dari 41
pemain sepak bola yang dijadikan sebagai subjek penelitian terdapat
31 pemain (75.61 %) yang memiliki skor performa 0 sampai dengan 9,
dan 10 pemain (24.39 %) yang memiliki skor performa 10 sampai
dengan 24. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sebagian besar
pemain yang menjadi subjek penelitian memiliki skor total performa
yang rendah atau berada dalam kategori rendah.
C. Uji Hipotesis
1. Uji Asumsi
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi yang meliputi uji normalitas sebaran dan uji linearitas. Uji asumsi
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 64
dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari
tujuan penelitian.
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi dari variabel bebas (keterampilan coping) bersifat normal
atau tidak. Untuk menghitung uji normalitas maka digunakan metode
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS 12.0.
Berdasarkan hasil uji normalitas untuk variabel keterampilan
coping dengan metode 1-Sample K-S diperoleh Z sebesar 1.237 (p=
0.094; p>0.05) yang menunjukkan bahwa sebaran variabel
keterampilan coping adalah normal. Sedangkan untuk variabel
performa diperoleh Z sebesar 0.820 (p=0.512; p>0.05), dengan
demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran variabel performa
adalah normal.
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas Keterampilan Coping Performa 1-Sample K-S 1.237 0.820 Asymp.Significant 0.094 0.512 Keterangan Normal Normal
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antara skor keterampilan coping dan performa dalam pertandingan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 65
merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Uji linearitas ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 12.0.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa hubungan kedua
variabel adalah tidak linear. Hasil ini ditunjukkan dengan taraf
signifikansi untuk linearitas lebih besar daripada 0.05 (p < 0.05) yakni
p = 0.853.
Tabel 13 Hasil Uji Linearitas F Sign performa*coping (Combined) 0.999 0.527 between groups Linearity 0.036 0.853 Deviation 1.035 0.498 from Linearity
2. Uji Hipotesis
Data dianalisa dengan menggunakan teknik korelasi Product
Moment Spearman. dalam program SPSS 12.0 karena setelah melalui uji
asumsi, hasil distribusi kedua variabel bersifat normal dan memiliki
hubungan yang tidak linear.
Dari hasil analisis diperoleh skor koefisien korelasi untuk variabel
keterampilan coping dan variabel performa dalam pertandingan adalah -
0.043 (p=0.791) dengan taraf signifikansi 0,05 (uji 2 ekor). Analisa data
ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterampilan
coping yang dimiliki oleh pemain sepak bola dengan performanya dalam
pertandingan, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hipotesis dari
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 66
penelitian ini, yang menyebutkan terdapat hubungan antara keterampilan
coping dengan performa dalam pertandingan, ditolak.
D. Perbandingan Hasil Penelitian Antara Subjek Penelitian di Tim Persija
Jakarta, Persik Kediri, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta
Tabel 14 Hasil Penelitian Dari Masing-masing Tim Daerah Penelitian Hasil Korelasi Penelitian Koef. Korelasi Signifikansi Persija Jakarta 0,160 0,682 Persik Kediri 0,005 0,989 PSS Sleman -0,499 0,083 PSIM Yogyakarta -0.550 0.158
Dari korelasi secara terpisah antara subyek penelitian di klub Persija
Jakarta, Persik Kediri, PSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta diperoleh hasil
yang serupa.
Pada klub Persija Jakarta diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar
0.160 dengan nilai signifikansi 0.682 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa keterampilan coping yang dimiliki oleh para pemain
Persija Jakarta, yang dijadikan sebagai subjek penelitian, tidak memiliki
hubungan dengan performanya dalam suatu pertandingan.
Pada klub Persik Kediri diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar
0.005 dan nilai signifikansi 0.989 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil ini
menunjukkan bahwa tdk ada hubungan antara keterampilan coping yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 67
dimiliki oleh pemain Persik Kediri, yang dijadikan subjek penelitian, dengan
performanya dalam suatu pertandingan.
Pada klub PSS Sleman diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar -0.499
dan nilai signifikansi 0.083 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa tdk ada hubungan antara keterampilan coping yang
dimiliki oleh pemain PSS Sleman, yang dijadikan subjek penelitian, dengan
performanya dalam suatu pertandingan.
Pada klub PSIM Yogyakarta diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar
-0.550 dengan nilai signifikansi 0.158 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa tdk ada hubungan antara keterampilan coping
para pemain PSIM Yogyakarta, yang dijadikan subjek penelitian, dengan
performanya dalam suatu pertandingan.
E. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan
anatara keterampilan coping yang dimiliki oleh seorang pemain sepak bola
dengan performanya dalam suatu pertandingan. Penelitian dilaksanakan di
empat klub profesional, yang juga tercatat sebagai tim peserta dalam Liga
Indonesia 2007, yaitu Persija Jakarta, Persik Kediri, PSS Sleman, dan PSIM
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil pengolahan statistik dengan menggunakan analisa
korelasi Spearman, antara keterampilan coping yang dimiliki oleh seorang
pemain sepak bola dan performanya didalam suatu pertandingan diperoleh
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 68
koefisien korelasi (rxy) sebesar -0.043 dengan nilai signifikansi 0.791 pada
taraf signifikansi 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara keterampilan coping yang dimiliki oleh seorang pemain
sepak bola dan performanya didalam suatu pertandingan. Dengan demikian,
hipotesis dari penelitian ini, yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan
antara keterampilan coping dan performa seorang pemain sepak bola dalam
suatu pertandingan, ditolak atau tidak diterima.
Terdapat beberapa kemungkinan yang mengakibatkan hipotesis dari
penelitian ini tidak diterima. Pengukuran dan penilaian terhadap performa
seorang pemain yang menjadi subjek dalam penelitian hanya dilakukan pada
satu pertandingan saja. Namun karena terbatasnya waktu yang dimiliki oleh
peneliti, maka penelitian atau pengukuran dan penilaian terhadap performa
seorang pemain sepak bola, subjek penelitian, hanya dapat dilakukan pada
satu kali pertandingan saja.
Asisten pelatih tim PSS Sleman, Y. Oroh, dan psikolog dari tim PSIM
Yogyakarta, Taufik, dalam perbincangan atau wawancara informal yang
dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian (5 Januari 2007 dan 16
Januari 2007), berpendapat bahwa untuk mengukur atau menilai performa
seorang pemain tidak cukup hanya melalui pengamatan dari satu pertandingan
saja. Nugroho (2007) mengemukakan bahwa dalam sepakbola tidak ada
sesuatu yang pasti. Hal tersebut dapat diartikan bahwa seorang pemain sepak
bola yang menjadi subjek penelitian kali ini dimungkinkan akan memperoleh
skor performa yang berbeda dari skor performa dalam pertandingan yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 69
dijadikan bahan atau acuan dalam penelitian. Dengan demikian, sebaiknya,
untuk menilai performa seorang pemain dilakukan dengan melalui
pengamatan dari beberapa pertandingan yang diikuti oleh pemain yang
bersangkutan, kemudian diambil reratanya.
Alasan atau kemungkinan lainnya yang menyebabkan hipotesis dari
penelitian ini ditolak adalah performa seorang pemain sepak bola dalam suatu
pertandingan yang dijalaninya tidak hanya dipengaruhi oleh keterampilan
coping yang dimilikinya, namun terdapat faktor-faktor lainnya yang juga
dapat mempengaruhi performa pemain tersebut dalam suatu pertandingan.
Menurut situs www.soccerperformance.org (2006) terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola dalam suatu
pertandingan. Faktor yang sesuai dengan kondisi dari penelitian ini dan dapat
dijadikan sebagai alasan atau kemungkinan yang mengakibatkan ditolaknya
hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Kemampuan fisik seorang pemain sepakbola
Dalam menjalani suatu pertandingan, seorang pemain sepakbola
dituntut untuk dapat terus bergerak selama + 90 menit waktu pertandingan.
Dengan demikian dibutuhkan fisik yang memadai dari pemain yang
bersangkutan. Jika seorang pemain sepakbola tidak memiliki kemampuan
fisik yang kurang memadai maka dapat diasumsikan akan berpengaruh
buruk terhadap performanya dalam pertandingan yang dijalaninya itu.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 70
2. Kondisi terkini dari seorang pemain sepakbola
Dimaksudkan dengan faktor yang ke empat ini adalah kesiapan,
baik fisik maupun teknik atau skill, dari seorang pemain sepak bola dalam
mengahadapi suatu pertandingan. Jika seorang pemain sedang mengalami
cedera dan dipaksakan untuk tetap bermain, maka dapat diasumsikan
performa bertanding dari pemain yang bersangkutan tidak maksimal atau
rendah.
3. Faktor sosial atau lingkungan sekitar (keadaan keluarga dan teman-
temannya, kondisi jet-lag, kondisi lapangan pertandingan, cuaca atau suhu
selama pertandingan, pengaruh pertandingan away atau tandang, dan
sebagainya)
Kondisi lapangan pertandingan atau cuaca selama pertandingan
dapat mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola dalam
menjalani suatu pertandingan. Permukaan lapangan yang tidak rata akan
membuat laju bola tidak terarah atau akan membuat pergerakan seorang
pemain menjadi tidak maksimal, keadaan seperti demikian diasumsikan
dapat berpengaruh buruk terhadap performa seorang pemain sepak bola
dalam menjalani suatu pertandingan.
4. Faktor lainnya yang tidak dapat diduga oleh seorang pemain sepakbola
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, ada
beberapa faktor yang benar-benar tidak dapat dikontrol atau diduga oleh
seorang pemain sepak bola, seperti keadaan atau suasana penonton, wasit,
faktor keberuntungan, dan sebagainya. Wasit yang lebih berpihak kepada
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 71
tim lawan, diasumsikan, akan mengakibatkan tidak maksimalnya atau
buruknya performa dalam pertandingan dari seorang pemain sepak bola.
Keadaan tersebut, wasit yang lebih berpihak kepada tim lawan, juga dapat
dikatakan atau diartikan bahwa pemain yang bersangkutan sedang tidak
beruntung.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa selain
keterampilan coping ada banyak faktor yang lainnya yang mungkin lebih
menentukan atau lebih mempengaruhi performa seorang pemain sepak bola
dalam suatu pertandingan.
Kemungkinan lainnya yang menyebabkan hipotesis penelitian ini
ditolak adalah karena para pemain sepak bola yang menjadi subjek penelitian
memiliki status sebagai pemain sepak bola profesional. Menurut pelatih kiper
dari tim Persik Kediri, Syukrian (wawancara informal, 8 Desember 2006),
pemain sepak bola yang profesional umumnya telah dapat memisahkan
masalah atau kepentingan pribadinya dengan kewajibannya atau tanggung
jawabnya sebagai atlet atau seseorang yang dibayar khusus untuk bermain
sepak bola. Menurut salah seorang pemain sepak bola di Indonesia, Marwal
Iskandar (Bola, 6 Februari 2007), performa seorang pemain sepak bola
profesional dalam suatu pertandingan yang akan dijalaninya tidak boleh
terpengaruh atau terganggu oleh permasalahan-permasalahan yang khususnya
bersifat non teknis (diluar kewajiban atau pekerjaannya sebagai pemain sepak
bola).
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 72
Menurut Y. Oroh selaku asisten pelatih dari tim PSS Sleman
(wawancara informal, 5 Januari 2007), dalam klausul kontrak yang ditanda
tangani oleh seorang pemain sepak bola profesional sebelum bergabung dalam
suatu tim, terdapat poin persetujuan yang menyatakan bahwa pihak
manajemen atau pelatih tim berhak memutus kontrak atau memecat pemain
yang bersangkutan jika pemain tersebut tidak dapat menunjukkan performa
terbaiknya dalam bermain sepak bola; apapun kondisi atau keadaan yang
sedang dialami oleh pemain yang bersangkutan.
Dengan demikian, hal atau tuntutan untuk tetap menampilkan
performa terbaik selama menjalani suatu atau beberapa pertandingan wajib
dilakukan oleh setiap pemain sepak bola profesional, meskipun pemain yang
bersangkutan sedang mengahadapi suatu permasalahan dalam hidupnya.
Untuk menjalani kewajiban tersebut, seorang pemain dapat dipastikan akan
mengalami kesulitan. Sebab, sebagai manusia biasa, jika seorang pemain
sedang mengalami permasalahan atau stres dalam hidupnya maka hal tersebut
akan menggangu kesiapan dirinya dalam menghadapi suatu pertandingan.
Sehingga, dapat diasumsikan, nantinya akan mempengaruhi performanya
dalam pertandingan yang dijalaninya itu.
Dalam contoh diatas, dari sudut pandang psikologis, pemilahan antara
perasaan dan tuntutan dalam tugas mungkin saja terjadi apabila pemain yang
bersangkutan menggunakan salah satu bentuk dari mekanisme pertahanan diri,
yaitu isolasi. Isolasi adalah memisahkan dan menyimpan, untuk sementara
waktu atau situasional, segala pikiran, dorongan atau stres yang sekiranya
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 73
dapat menggangu (Mustikasari, 2006). Meskipun mekanisme pertahanan diri,
isolasi, tidak berarti dapat menyelesaikan masalah yang dimiliki oleh pemain
sepak bola yang bersangkutan akan tetapi dapat membantu mengurangi
tekanan atau stres yang dirasakan selama pemain yang bersangkutan
menjalani suatu pertandingan.
Kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah fokus penelitian
yang digunakan dalam skala keterampilan coping lebih mengarah atau
menyinggung kepada permasalahan pribadi atau permasalahan (stres) dalam
kehidupan sehari-hari dari seorang pemain sepak bola. Sebab, berdasarkan
penjelasan dari paragraf-paragraf sebelumnya, subjek penelitian kali ini
merupakan seorang pemain atau atlet sepak bola profesional. Dengan kata
lain, fokus pembahasan pada skala keterampilan coping dalam penelitian ini,
mengenai permasalahan atau stres dalam kehidupan sehari-hari, kurang atau
tidak terkait terhadap tugasnya sebagai seorang pemain sepak bola atau
performanya dalam suatu pertandingan yang dijalaninya.
Dengan kata lain, item yang digunakan dalam skala keterampilan
coping sebaiknya lebih fokus atau mengarah kepada dunia sepak bola itu
sendiri, khususnya dalam keadaan yang mungkin terjadi dalam suatu
pertandingan yang diikuti oleh pemain yang bersangkutan. Sebagai contoh,
bagaimana seorang pemain bersikap jika selalu mendapat perlakuan kasar dari
pemain lawan selama pertandingan atau bagaimana jika seorang pemain
bintang atau pemain inti bersikap jika dirinya mengalami cedera yang cukup
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 74
parah, bagaimana pemain bersikap terhadap teror yang didapat dari penonton
dan berbagai macam contoh lainnya.
Berdasarkan dari data hasil analisis tambahan atau pendukung
mengenai pengukuran dan penilaian performa, dapat terlihat bahwa sebagian
besar pemain sepak bola atau subjek penelitian memiliki skor performa atau
menampilkan performa yang rendah dalam suatu pertandingan yang dilaluinya
(31 pemain = 75.61%). Banyaknya pemain atau subjek penelitian yang
memperoleh skor performa yang rendah disebabkan oleh karena pertandingan
yang dilakukan oleh subjek penelitian hanya bersifat pertandingan atau
turnamen uji coba (pra kompetisi) sebelum memasuki kompetisi yang
sesungguhnya, Liga Indonesia 2007, sehingga para pemain atau subjek
penelitian belum menunjukkan atau tidak menampilkan performa terbaiknya.
Adapun alasan-alasan yang memungkinkan mengapa banyak pemain
atau subjek penelitian belum atau tidak menampilkan performa terbaiknya
adalah karena para pemain takut mendapatkan cedera parah yang dapat
mengakibatkan pemain yang bersangkutan tidak dapat mengikuti Liga
Indonesia 2007, alasan lainnya adalah belum jelasnya status atau kontrak
pemain yang bersangkutan dalam tim yang dibelanya (Top Skor, 14 Desember
2006).
Hasil yang berbeda, menurut peneliti, akan didapatkan jika penilaian
performa atau penelitian diadakan pada pertandingan atau event yang
sesungguhnya (Liga Indonesia atau Piala Indonesia), dimana para pemain
akan mendapatkan atau merasakan tekanan atau atmofser sesungguhnya dalam
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 75
suatu pertandingan sepak bola yang dilaluinya. Namun karena terbatasnya
waktu yang dimiliki oleh peneliti, maka penelitian hanya dapat dilakukan
ketika para pemain (subjek penelitian) ataupun tim sedang dalam masa
persiapan atau pra kompetisi.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada hubungan atau korelasi antara keterampilan coping dan
performa pemain sepakbola dalam suatu pertandingan.
2. Berdasarkan hasil analisis tambahan (kategorisasi keterampilan coping dan
performa) menunjukkan bahwa seluruh subyek memiliki keterampilan
coping yang sedang, namun sebagian besar subyek juga memiliki skor
performa yang rendah.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan, salah satunya adalah
pengukuran dan penilaian terhadap performa pemain sepakbola hanya
dilakukan dalam satu kali pertandingan saja. Kelemahan tersebut terkait
dengan beberapa keterbatasan yang dimiliki dan dihadapi oleh peneliti,
diantaranya adalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Kurangnya
atau tidak adanya lembaga di Indonesia yang secara khusus melakukan
pengukuran dan penilaian terhadap performa sepakbola dalam pertandingan
merupakan kendala yang dihadapi oleh peneliti sehingga peneliti mengalami
keterbatasan dalam hal memperoleh atau mendapatkan data mengenai
76
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 77
pengukuran dan penilaian terhadap performa pemain sepakbola dalam suatu
pertandingan.
Sulitnya akses dan ijin, dari beberapa tim yang hendak dijadikan
sebagai subyek penelitian, yang dialami oleh peneliti adalah kendala atau
alasan lain, yang dialami oleh peneliti selama mengadakan penelitian, dari
keterbatasan dalam penelitian ini. Sehingga subyek dalam penelitian ini (41
orang) dapat dikatakan minim.
C. Saran
1. Saran kepada peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pengamatan
atau mengambil data untuk variabel performa seorang pemain sepak bola
dalam bermain atau bertanding sepak bola pada lebih dari satu
pertandingan supaya dapat terlihat performa sesungguhnya dari pemain
sepak bola yang akan diteliti.
Peneliti selanjutnya juga dapat mengembangkan atau
menambahkan aspek yang digunakan untuk pengkuran dan penilaian
performa seorang pemain dalam suatu pertandingan. Seperti
menambahkan aspek mengumpan atau passing, menyundul atau heading,
kesalahan atau turnover, dan sebagainya.
Disamping itu, peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat
mengembangkan atau memperdalam penelitian, khususnya dalam skala
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 78
keterampilan coping, terlebih jika penelitian memakai subjek seorang atlet
sepak bola profesional.
2. Saran kepada pemain sepak bola
Berdasarkan hasil analisis tambahan tentang kategorisasi performa,
terlihat bahwa sebagian besar pemain yang menjadi subjek penelitian
memiliki skor performa yang rendah. Untuk itu peneliti juga hendak
memberikan saran kepada para pemain supaya dapat berlatih dengan giat
dan teratur.
3. Saran kepada tim-tim sepak bola di Indonesia
Kepada seluruh tim sepak bola di Indonesia, khususnya tim
profesional, peneliti memberi saran supaya manajemen atau pengurus dan
pelatih dari masing-masing tim memperhatikan dengan benar faktor-faktor
yang sekiranya berhubungan atau berpengaruh terhadap performa dari para
pemainnya dalam suatu pertandingan, baik faktor psikologis maupun
faktor teknis yang dimiliki oleh para pemainnya, sehingga performa yang
diharapkan dari para pemainnya dapat terwujud.
4. Saran kepada Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) dan Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
Berdasarkan hasil analisis tambahan, yang menunjukkan bahwa
sebagian besar pemain sepakbola (subyek penelitian) memiliki skor
performa yang rendah, maka peneliti hendak memberikan saran kepada
BLI dan PSSI untuk dapat terus menciptakan suasana kompetisi, Liga
Indonesia dan Piala Indonesia, yang kondusif dan benar-benar kompetitif,
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 79
dengan demikian para pemain akan berkompetisi dengan sportif dan selalu
memiliki keinginan untuk menampilkan kemampuan atau performa
terbaiknya dalam setiap pertandingan yang dijalaninya. Sehingga nantinya
juga dapat bermanfaat dalam pembentukkan tim nasional sepakbola negara
kita.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
DAFTAR PUSTAKA
______. Buku Program Gudang Garam Bang Yos Gold Cup 2006.
American Psychological Association. (2002). Publication Manual of The American Psychological Association (5th ed.). Washington DC: American Psychological Association.
Azwar, S. (2001). Realiabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bismoko, J. & Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Chaplin, J. P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Cohn, Patrick J. (2005). Sports Psychology and Performance Enchancement. [on- line]. Diambil tanggal 20 November 2005 dari www.emaxhealth.com
Dinata, M., (editor: Adam, U. & Wijaya, T.). (2004). Dasar-Dasar Mengajar Sepakbola. Lampung: Cerdas Jaya.
Gunarsa, Singgih D. (2000). Psikologi Olahraga dan Penerapannya Untuk Bulutangkis. Jakarta: UPT Penerbitan Univ. Tarumanegara.
Gunarsa, Singgih D., Satiadarma, Monty P., & Soekasah, Myrna R. (1996). Psikologi Olahraga: Teori dan Praktik. Jakarta: Gunung Mulia.
Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset.
Halonen, Jane S. & Santrock, John W. (1999). Psychology: Contexts & Applications (3rd ed.). McGraw-Hill College.
Harsono. (1998). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud.
80
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 81
Heerdijan, S. (1987). Apa Itu Kesehatan Jiwa: Suatu Pengantar ke Bidang Kesehatan Jiwa Masyarakat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Jacksen T., A. (2005). Jinakkan Stress: Kiat Hidup Bebas Tekanan. Bandung: Nexx Media Inc.
Kartono, K. & Gulo, D. (2000). Kamus Psikologi. Bandung : Pioner Jaya.
Liestiani, Nalia S. (2001). Hubungan Antara Locus of Control dan Keterampilan Coping Pada Remaja. Skripsi, (tidak diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Psikologi USD.
Luxbacher, Joseph A. (2004). Sepak Bola: Langkah-Langkah Menuju Sukses. Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada.
Nugroho, Bhuono A. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.
Oxford Learner’s Pocket Dictionary. (1995). Oxford: Oxford University Press.
Parry, G. (1990). Coping With Crises. London: The British Psychological Society and Routledge Ltd.
Pierce, T. W. (1995). Skills Training in Stress Management. Dalam W. O’Donohue & L. Krasner. Handbook of Psychological Skills Training. Massachusetts: Allyn & Bacon.
Rasmun. (2004). Stres, Koping, dan Adaptasi: Teori dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.
Scheunemann, T. (2005). Dasar-Dasar Sepakbola Modern: Untuk Pemain dan Pelatih. Malang: Dioma.
Setyobroto, S. (2001). Mental Training. Jakarta: Percetakan Solo. Singer, Robert N. (1993). Handbook of Research on Sport Psychology. New York: Mac Millan Publishing Company.
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 82
Supratiknya, A. (1999). Statistik Psikologi. Jakarta: Grasindo.
Wijaya, Artian D. (2004). Performa Pebolabasket Berdasarkan Tingkat Kecemasan Sebelum Bertanding Pada Kompetisi Indonesia Basketball League (IBL) Tahun 2003., Skripsi, (tidak diterbitkan), Yogyakarta: Fakultas Psikologi USD.
www.premierleague.com
ARTIKEL ______. Factors Affecting Soccer Performance. [on-line]. Diambil tanggal 23 November 2005 dari www.soccerperformance.org
______. Coping Skills Journal Exercise. [on-line]. Diambil tanggal 2 Maret 2006 dari www.journal-writing.webdjinni.net/muse- pages/exploration/coping.html
______. Sejarah Persik FC. [on-line]. Diambil tanggal 22 Desember 2006 dari www.kotakediri.go.id/persik
______. Sejarah: Sejarah Singkat Perjalanan Team Hijau PSS Menuju Sepakbola Nasional. [on-line]. Diambil tanggal 29 Desember 2006 dari www.slemania.or.id
______. PSIM History. [on-line]. Diambil tanggal 29 Desember 2006 dari www.brajamusti.org
Bola. (2005, 12 Juni). Pemain Profesional Stres.
Bola. (2005, 15 Juli). Emosi, Efek Ketatnya Liga.
Kompas. (2004, 5 Februari). Awas, Bahaya Mengintai…!.
Mustikasari. (2006). Mekanisme Koping. [on-line]. Diambil tanggal 30 Januari 2007 dari www.mustikanurse.blogspot.com
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 83
Soccer. (2005, 23 Juli). Popularitas membawa bencana.
Soccer. (2006, 11 November). Roda sedang berputar di bawah.
Velappan, P. (2005, 15 Juli). Vision Asia Bangunkan Raksasa Tidur. Jakarta: Bola.
www.coolnurse.com
www.enpsychlopedia.com
www.KidsHealth.org
www.wikipedia.org/wiki/persija
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lampiran A
· Format Skala Keterampilan Coping Untuk Uji Coba · Analisis Item Awal Skala Keterampilan Coping · Analisis Item Skala Keterampilan Coping Setelah Penyamarataan Item
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Format Skala Keterampilan Coping Untuk Uji Coba
Skala Keterampilan Coping
Isilah identitas Anda dibawah ini. Nama : ……………….. Asal Klub : ………………… Usia : ………… tahun. Posisi & Nomor Punggung : …………………
Petunjuk Pengisian. Skala berikut ini terdiri dari 98 pernyataan. Pernyataan – pernyataan yang terdapat dalam skala ini merupakan berbagai kemungkinan mengenai keterampilan untuk mengatasai masalah / stress yang Anda miliki atau biasa anda lakukan / alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta untuk memberikan pendapat tentang keadaan – keadaan tersebut dengan memberi tanda silang ( x ) pada pilihan yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda selama ini. Keterangan pilihan jawaban : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh : SS S TS STS 3. Saya tahu cara untuk menyelesaikan segala X permasalahan dalam hidup saya
Peringatan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tidak ada pendapat yang salah atau memalukan. Berikan pendapat Anda pada semua pernyataan secara jujur dan sesuai dengan keadaan diri Anda.
Teliti semua jawaban pernyataan agar tidak ada yang terlewat …SELAMAT MENGERJAKAN…
85
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 86
No. Pernyataan SS S TS STS 1. Saya dapat menerima atau mengakui segala kesalahan saya 2. Saya percaya pada setiap keputusan yang saya ambil 3. Saya tahu cara untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam hidup saya 4. Saya tidak mudah tersinggung meskipun ada orang lain yang menghina saya 5. Saya dapat merasa nyaman terhadap segala hal atau situasi yang baru 6. Saya mampu untuk menjalankan segala kewajiban yang harus saya jalani untuk meraih tujuan hidup saya 7. Saya selalu menikmati setiap waktu istirahat yang saya miliki 8. Dalam keadaan tertekan, saya masih dapat menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya dengan baik 9. Menurut saya, akan selalu ada jalan keluar untuk setiap permasalahan 10. Saya dapat membuat suatu strategi yang baik yang dapat membantu saya untuk meraih tujuan hidup saya 11. Saya akan memaafkan setiap kesalahan yang pernah dilakukan orang lain kepada saya 12. Saya suka mempelajari sesuatu hal yang belum pernah saya pelajari sebelumnya 13. Jika saya berkeinginan untuk mengubah sesuatu dalam atau mengenai diri saya, maka saya akan mewujudkannya 14. Saya masih bisa menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tempat hiburan meskipun aktivitas saya sangat padat 15. Saya masih bisa bersikap tenang ketika sedang menghadapi suatu permasalahan 16. Saya mampu membuat keputusan sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain 17. Ketika membuat suatu keputusan, saya dapat memprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi nantinya 18. Saya akan tetap bersikap sabar jika menghadapi situasi mengantri atau menunggu sesuatu
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 87
19. Saya mampu untuk berkompromi terhadap opini dari orang lain 20. Saya sanggup menanggung segala resiko dari suatu perbuatan yang saya lakukan 21. Saya dapat menikmati segala macam aktivitas seperti membaca, bermain kartu, dsb. 22. Saya tidak dapat menerima atau mengakui segala kesalahan saya 23. Saya kurang percaya pada setiap keputusan yang saya ambil 24. Saya tidak mengetahui cara untuk menyelesaikan segala permasalahan dalam hidup saya 25. Saya mudah tersinggung jika ada orang lain yang menghina saya 26. Saya selalu merasa tidak nyaman terhadap segala situasi atau hal-hal yang baru 27. Saya merasa tidak mampu untuk menjalankan segala kewajiban yang harus saya jalani untuk meraih tujuan dalam hidup saya 28. Saya tidak dapat menikmati setiap waktu istirahat yang saya miliki 29. Dalam keadaan tertekan, saya masih dapat mengendalikan emosi saya 30. Saya percaya pada penilaian saya sendiri mengenai segala permasalahan yang saya alami 31. Saya mampu membuat suatu strategi yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang saya hadapi 32. Saya mampu menemukan solusi yang baru jika cara atau metode yang lama tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi 33. Dalam keadaan tertekan, sulit bagi saya untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya dengan baik 34. Menurut saya, tidak semua permasalahan ada jalan keluarnya 35. Saya tidak dapat membuat suatu strategi yang dapat membantu saya untuk meraih tujuan hidup saya 36. Saya dapat bekerja sama dengan orang yang
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 88
belum saya kenal sebelumnya 37. Saya merasa dapat untuk mewujudkan apa yang telah saya cita-citakan atau impikan 38. Saya masih memiliki waktu untuk bermanja-manjaan dengan istri atau pacar saya (atau anggota keluarga yang lainnya) 39. Saya tidak akan memaafkan kesalahan dari orang lain meskipun orang itu telah meminta maaf 40. Saya kurang suka untuk mempelajari sesuatu hal yang baru 41. Saya tidak dapat mewujudkan keinginan saya untuk mengubah sesuatu dari dalam atau mengenai diri saya meskipun saya menghendakinya 42. Tidak ada waktu bagi saya untuk berkunjung ke tempat-tempat hiburan karena aktivitas saya sangat padat 43. Saya akan menjadi panik ketika menghadapi suatu permasalahan 44. Saya tidak dapat membuat suatu keputusan tanpa bantuan dari orang lain 45. Ketika membuat suatu keputusan, saya tidak dapat memprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi nantinya 46. Saya tidak akan bisa bersabar jika diharuskan menghadapi suasana mengantri atau menunggu sesuatu 47. Sulit bagi saya untuk dapat berkompromi dengan opini dari orang lain 48. Saya tidak sanggup untuk menanggung segala resiko yang dapat terjadi dari suatu perbuatan yang saya lakukan 49. Saya kurang dapat menikmati segala macam aktivitas seperti membaca, bermain kartu, dsb. 50. Saya selalu belajar dari setiap kesalahan yang pernah saya perbuat 51. Saya akan tetap menggunakan ide saya, untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi, meskipun orang lain tidak menyukai ide saya tersebut 52. Saya dapat menemukan penyebab dari permasalahan yang pernah saya alami 53. Dalam keadaan tertekan, emosi saya mudah
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 89
terpancing 54. Saya kurang percaya pada penilaian diri saya sendiri mengenai segala permasalahan yang saya alami 55. Saya kurang mampu untuk membuat suatu strategi yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang saya hadapi 56. Saya tidak dapat menemukan solusi yang baru jika cara atau metode yang lama tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi 57. Saya akan meminta pendapat atau saran kepada pimpinan atau atasan saya mengenai permasalahan yang sedang saya hadapi 58. Saya tidak dapat bekerja sama dengan orang yang belum saya kenal sebelumnya 59. Saya merasa tidak yakin untuk dapat mewujudkan apa yang telah saya cita- citakan atau impikan 60. Saya tidak memiliki waktu untuk bermanja- manjaan dengan istri atau pacar saya (atau anggota keluarga yang lainnya) 61. Saya dapat menerima pendapat dari orang lain yang berbeda dengan apa yang saya yakini 62. Saya selalu memiliki inisiatif untuk menyelesaikan tugas yang saya miliki lebih awal dari deadline yang telah ditentukan 63. Ketika saya mulai merasa jenuh dengan aktivitas saya sehari-hari, saya akan menghilangkan perasaan jenuh itu dengan bermain game (PlayStation, dsb.) 64. Saya tidak pernah belajar dari setiap kesalahan yang pernah saya perbuat 65. Saya tidak akan menggunakan ide saya, untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi, yang tidak disukai oleh orang lain 66. Saya tidak dapat mengetahui penyebab dari permasalahan yang pernah saya alami 67. Saya merasa sungkan jika harus meminta pendapat atau saran dari atasan saya mengenai permasalahan yang sedang saya hadapi 68. Saya tidak dapat menerima pendapat dari
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 90
orang lain yang bertentangan dengan apa yang saya yakini 69. Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki mepet atau melebihi dari deadline yang telah ditentukan 70. Ketika saya mulai merasa jenuh dengan aktivitas saya sehari-hari, saya tidak tahu cara untuk menghilangkan perasaan jenuh tersebut 71. Ketika saya merasa stres, saya masih dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik 72. Sulit bagi saya mencari waktu kosong, di tengah rutinitas saya yang padat, untuk menyalurkan hobi yang yang saya miliki 73. Saya selalu percaya terhadap kemampuan saya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah 74. Saya merasa tidak yakin atau tidak dapat untuk mewujudkan apa yang telah saya cita- citakan atau impikan 75. Saya mampu mengambil keputusan dengan cepat 76. Saya tidak akan membalas perbuatan jahat yang pernah dilakukan oleh orang lain terhadap saya 77. Saya tidak dapat beradaptasi dengan segala hal atau situasi yang asing bagi saya 78. Saya menikmati segala rutinitas yang harus saya kerjakan sehari-harinya 79. Saya tidak takut untuk melakukan suatu tindakan meskipun tindakan tersebut sangat beresiko bagi diri saya 80. Saya masih memiliki waktu luang untuk bergaul atau berkumpul dengan teman- teman saya meskipun jadwal aktivitas saya sangat padat 81. Saya mudah merasa menyerah jika mengalami suatu kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas 82. Saya tidak dapat menjalankan setiap ide atau strategi yang saya miliki dalam memecahkan suatu permasalahan 83. Saya takut untuk mengambil suatu sikap meskipun sikap itu saya yakini benar 84. Dalam keadaan tertekan, saya tidak dapat
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 91
berpikir dengan tenang 85. Ditengah rutinitas saya yang padat, saya masih memiliki waktu untuk menyalurkan hobi yang saya miliki 86. Saya merasa dapat mewujudkan apa yang telah saya cita-citakan atau impikan 87. Saya mampu untuk beradaptasi terhadap segala hal atau situasi yang asing bagi saya 88. Dalam keadaan stress, saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik 89. Saya selalu merasa kurang percaya terhadap kemampuan saya dalam menyelesaikan suatu permasalahan 90. Saya menjadi bingung apabila harus mengambil keputusan dengan cepat 91. Saya pasti akan membalas setiap perbuatan jahat yang pernah dilakukan oleh orang lain terhadap saya 92. Saya tidak akan mudah menyerah meskipun telah berulang kali mengalami kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas 93. Saya merasa jenuh dengan segala rutinitas yang harus saya kerjakan sehari-harinya 94. Saya tidak akan melakukan suatu tindakan yang dapat menimbulkan resiko bagi diri saya 95. Waktu luang yang saya miliki banyak tersita hanya untuk latihan sehingga saya merasa kurang memiliki kesempatan untuk bergaul atau berkumpul dengan teman – teman saya 96. Saya selalu menjalankan setiap ide atau strategi yang saya miliki dalam memecahkan suatu permasalahan 97. Saya berani mengambil sikap sesuai dengan apa yang saya yakini benar 98. Dalam keadaan tertekan, saya masih dapat berpikir dengan tenang
…TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMANYA…
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Analisis Item Awal Skala Keterampilan Coping
Case Processing Summary
N % Cases Valid 45 100.0 Excluded 0 .0 (a) Total 45 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .953 98
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted item1 286.5333 494.709 .360 .952 item2 286.4667 488.482 .649 .952 item3 286.8667 490.800 .497 .952 item4 287.0000 492.682 .256 .953 item5 286.9333 481.245 .607 .951 item6 286.5778 488.386 .443 .952 item7 286.6000 489.791 .354 .952 item8 287.1111 484.237 .677 .951 item9 286.0444 494.907 .259 .952 item10 286.7111 488.528 .459 .952 item11 286.7556 496.234 .131 .953 item12 286.3333 496.182 .181 .953 item13 286.4222 488.522 .607 .952 item14 286.8444 477.543 .603 .951 item15 286.6667 484.136 .682 .951 item16 286.9778 492.977 .334 .952 item17 286.7556 487.234 .605 .952 item18 286.7333 487.109 .443 .952 item19 286.6667 489.182 .511 .952 item20 286.5556 482.843 .636 .951 item21 286.5556 490.662 .402 .952 item22 286.6667 491.000 .302 .953
92
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 93
item23 286.7556 487.780 .531 .952 item24 286.6667 494.773 .201 .953 item25 286.9778 491.795 .289 .953 item26 286.6889 496.219 .265 .952 item27 286.7333 491.064 .309 .952 item28 286.7111 490.074 .373 .952 item29 286.7556 493.098 .428 .952 item30 286.7333 498.836 .078 .953 item31 286.7778 491.040 .602 .952 item32 286.6889 489.992 .559 .952 item33 287.0889 484.537 .621 .951 item34 286.6000 488.882 .386 .952 item35 286.8444 497.271 .137 .953 item36 286.6000 496.382 .224 .953 item37 286.5111 491.301 .541 .952 item38 286.4889 499.665 .027 .953 item39 286.1778 494.149 .281 .952 item40 286.4667 491.709 .474 .952 item41 286.5778 494.659 .422 .952 item42 286.7333 483.791 .672 .951 item43 287.0000 484.727 .640 .951 item44 286.6889 484.583 .528 .952 item45 286.7778 486.359 .572 .952 item46 286.8222 491.059 .335 .952 item47 286.6444 492.825 .410 .952 item48 286.6000 486.836 .552 .952 item49 286.4889 490.074 .465 .952 item50 286.6889 507.492 -.200 .955 item51 287.0000 506.364 -.238 .954 item52 286.9556 492.953 .312 .952 item53 287.2667 489.564 .452 .952 item54 286.7111 486.801 .568 .952 item55 286.8000 480.073 .757 .951 item56 286.5111 489.437 .465 .952 item57 286.6000 495.836 .254 .952 item58 286.6222 485.968 .608 .952 item59 286.5778 484.477 .631 .951 item60 286.3333 496.545 .183 .953 item61 286.5778 497.613 .173 .953 item62 286.8667 494.391 .254 .953 item63 286.6222 489.559 .498 .952 item64 286.3556 489.462 .523 .952 item65 286.8222 491.786 .489 .952 item66 286.8667 492.118 .351 .952 item67 286.8444 481.407 .608 .951 item68 286.7778 498.086 .157 .953 item69 287.0222 494.159 .271 .952
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 94
item70 286.5333 493.073 .461 .952 item71 287.0444 484.907 .542 .952 item72 286.9111 499.674 .034 .953 item73 286.5556 485.662 .502 .952 item74 286.7778 490.131 .564 .952 item75 287.0889 485.446 .584 .952 item76 286.8000 496.164 .154 .953 item77 286.7556 490.416 .458 .952 item78 286.6000 494.518 .478 .952 item79 287.1556 489.498 .451 .952 item80 286.5333 491.527 .557 .952 item81 286.9333 492.245 .322 .952 item82 287.0889 494.719 .220 .953 item83 286.8889 498.374 .105 .953 item84 287.1778 487.286 .590 .952 item85 286.3556 489.916 .455 .952 item86 286.4889 490.710 .549 .952 item87 286.8000 483.027 .689 .951 item88 286.9333 482.109 .730 .951 item89 286.8222 489.468 .452 .952 item90 287.2222 488.177 .506 .952 item91 286.5111 493.574 .248 .953 item92 286.7778 489.222 .545 .952 item93 286.8889 490.328 .416 .952 item94 287.0444 496.453 .144 .953 item95 286.6000 495.109 .344 .952 item96 286.8000 490.345 .525 .952 item97 286.5778 494.159 .457 .952 item98 286.9556 486.453 .545 .952
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 289.6889 500.719 22.37676 98
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 95
Analisis Item Skala Keterampilan Coping Setelah Penyamarataan Item
Case Processing Summary
N % Cases Valid 45 100.0 Excluded 0 .0 (a) Total 45 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items .961 70
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted item2 202.9111 377.401 .637 .960 item3 203.3111 379.128 .504 .961 item4 203.4444 381.298 .239 .962 item5 203.3778 370.104 .634 .960 item6 203.0222 376.749 .458 .961 item7 203.0444 378.089 .364 .961 item8 203.5556 372.980 .701 .960 item10 203.1556 377.316 .456 .961 item13 202.8667 376.982 .622 .960 item14 203.2889 366.983 .621 .960 item15 203.1111 373.374 .682 .960 item16 203.4222 381.159 .333 .961 item17 203.2000 375.845 .619 .960 item18 203.1778 375.013 .480 .961 item19 203.1111 378.192 .491 .961 item20 203.0000 371.636 .662 .960 item21 203.0000 379.364 .390 .961 item23 203.2000 376.482 .536 .960 item25 203.4222 379.886 .297 .961 item26 203.1333 384.527 .229 .961
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 96
item28 203.1556 379.407 .338 .961 item31 203.2222 379.768 .579 .960 item32 203.1333 378.345 .570 .960 item33 203.5333 373.709 .622 .960 item34 203.0444 378.316 .355 .961 item37 202.9556 379.634 .544 .961 item39 202.6222 382.149 .282 .961 item40 202.9111 379.037 .536 .961 item41 203.0222 382.386 .442 .961 item42 203.1778 372.740 .687 .960 item43 203.4444 373.798 .644 .960 item44 203.1333 373.482 .539 .960 item45 203.2222 374.949 .590 .960 item46 203.2667 378.882 .358 .961 item47 203.0889 380.492 .442 .961 item48 203.0444 375.180 .579 .960 item49 202.9333 378.473 .471 .961 item52 203.4000 381.745 .282 .961 item53 203.7111 378.028 .457 .961 item54 203.1556 375.998 .555 .960 item56 202.9556 377.453 .493 .961 item58 203.0667 374.745 .620 .960 item59 203.0222 373.749 .628 .960 item63 203.0667 378.382 .485 .961 item64 202.8000 378.527 .497 .961 item65 203.2667 380.064 .492 .961 item67 203.2889 370.801 .614 .960 item70 202.9778 382.113 .400 .961 item71 203.4889 374.892 .507 .961 item73 203.0000 374.091 .527 .961 item74 203.2222 378.995 .543 .960 item75 203.5333 374.573 .582 .960 item77 203.2000 379.255 .440 .961 item78 203.0444 382.589 .472 .961 item79 203.6000 379.155 .400 .961 item80 202.9778 380.159 .538 .961 item81 203.3778 380.740 .311 .961 item84 203.6222 376.286 .583 .960 item85 202.8000 377.891 .484 .961 item86 202.9333 379.427 .532 .961 item87 203.2444 372.507 .685 .960 item89 203.2667 377.518 .478 .961 item90 203.6667 376.773 .513 .961 item92 203.2222 378.040 .534 .960 item93 203.3333 378.773 .418 .961 item96 203.2444 378.643 .536 .960 item97 203.0222 381.931 .479 .961
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 97
item98 203.4000 374.882 .568 .960 item55 203.2444 369.780 .758 .960 item88 203.3778 371.422 .739 .960
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items 206.1333 387.982 19.69725 70
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lampiran B
· Format Skala Keterampilan Coping Untuk Penelitian · Format Box Score Pengukuran Performa · Data Penelitian Keterampilan Coping – Performa · Data Deskriptif Penelitian · Uji Normalitas Penelitian · Uji Linearitas Penelitian · Kurva Sebaran Data Penelitian · Uji Korelasi Penelitian · Uji Korelasi Persija Jakarta · Uji Korelasi Persik Kediri · Uji Korelasi PSS Sleman · Uji Korelasi PSIM Yogyakarta
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 99
Format Skala Keterampilan Coping Untuk Penelitian
Skala Keterampilan Coping
Isilah identitas Anda dibawah ini. Nama : ……………….. Asal Klub : ………………… Usia : ………… tahun. Posisi & Nomor Punggung : …………………
Petunjuk Pengisian : Skala berikut ini terdiri dari 70 pernyataan. Pernyataan – pernyataan yang terdapat dalam skala ini merupakan berbagai kemungkinan mengenai keterampilan untuk mengatasai masalah / stress yang Anda miliki atau biasa anda lakukan / alami dalam kehidupan sehari-hari. Anda diminta untuk memberikan pendapat tentang keadaan – keadaan tersebut dengan memberi tanda silang ( x ) pada pilihan yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda selama ini. Keterangan pilihan jawaban : SS : Sangat Setuju S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh :
3. Saya tahu cara untuk menyelesaikan segala SS S TS STS permasalahan dalam hidup saya
Peringatan : Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tidak ada pendapat yang salah atau memalukan. Berikan pendapat Anda pada semua pernyataan secara jujur dan sesuai dengan keadaan diri Anda.
Teliti semua jawaban pernyataan agar tidak ada yang terlewat …SELAMAT MENGERJAKAN…
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 100
No. Pernyataan 1. Saya percaya pada setiap keputusan yang SS S TS STS saya ambil 2. Saya tahu cara untuk menyelesaikan segala SS S TS STS permasalahan dalam hidup saya 3. Saya tidak mudah tersinggung meskipun SS S TS STS ada orang lain yang menghina saya 4. Saya dapat merasa nyaman terhadap segala SS S TS STS hal atau situasi yang baru 5. Saya mampu untuk menjalankan segala SS S TS STS kewajiban yang harus saya jalani untuk meraih tujuan hidup saya 6. Saya selalu menikmati setiap waktu istirahat SS S TS STS yang saya miliki 7. Dalam keadaan tertekan, saya masih dapat SS S TS STS menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya dengan baik 8. Saya dapat membuat suatu strategi yang SS S TS STS baik yang dapat membantu saya untuk meraih tujuan hidup saya 9. Jika saya berkeinginan untuk mengubah SS S TS STS sesuatu dalam atau mengenai diri saya, maka saya akan mewujudkannya 10. Saya masih bisa menyempatkan diri untuk SS S TS STS mengunjungi tempat-tempat hiburan meskipun aktivitas saya sangat padat 11. Saya masih bisa bersikap tenang ketika SS S TS STS sedang menghadapi suatu permasalahan 12. Saya mampu membuat keputusan sendiri SS S TS STS tanpa meminta bantuan dari orang lain 13. Ketika membuat suatu keputusan, saya SS S TS STS dapat memprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi nantinya 14. Saya akan tetap bersikap sabar jika SS S TS STS menghadapi situasi mengantri atau menunggu sesuatu 15. Saya mampu untuk berkompromi terhadap SS S TS STS opini dari orang lain 16. Saya sanggup menanggung segala resiko SS S TS STS dari suatu perbuatan yang saya lakukan 17. Saya dapat menikmati segala macam SS S TS STS aktivitas seperti membaca, bermain kartu, dsb. 18. Saya kurang percaya pada setiap keputusan SS S TS STS yang saya ambil
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 101
19. Saya mudah tersinggung jika ada orang lain SS S TS STS yang menghina saya 20. Saya selalu merasa tidak nyaman terhadap SS S TS STS segala situasi atau hal-hal yang baru 21. Saya tidak dapat menikmati setiap waktu SS S TS STS istirahat yang saya miliki 22. Saya mampu membuat suatu strategi yang SS S TS STS dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang saya hadapi 23. Saya mampu menemukan solusi yang baru SS S TS STS jika cara atau metode yang lama tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi 24. Dalam keadaan tertekan, sulit bagi saya SS S TS STS untuk dapat menjawab pertanyaan yang diajukan kepada saya dengan baik 25. Menurut saya, tidak semua permasalahan SS S TS STS ada jalan keluarnya 26. Saya merasa dapat untuk mewujudkan apa SS S TS STS yang telah saya cita-citakan atau impikan 27. Saya tidak akan memaafkan kesalahan dari SS S TS STS orang lain meskipun orang itu telah meminta maaf 28. Saya kurang suka untuk mempelajari SS S TS STS sesuatu hal yang baru 29. Saya tidak dapat mewujudkan keinginan SS S TS STS saya untuk mengubah sesuatu dari dalam atau mengenai diri saya meskipun saya menghendakinya 30. Tidak ada waktu bagi saya untuk SS S TS STS berkunjung ke tempat-tempat hiburan karena aktivitas saya sangat padat 31. Saya akan menjadi panik ketika SS S TS STS menghadapi suatu permasalahan 32. Saya tidak dapat membuat suatu keputusan SS S TS STS tanpa bantuan dari orang lain 33. Ketika membuat suatu keputusan, saya tidak SS S TS STS dapat memprediksi segala kemungkinan yang dapat terjadi nantinya 34. Saya tidak akan bisa bersabar jika SS S TS STS diharuskan menghadapi suasana mengantri atau menunggu sesuatu 35. Sulit bagi saya untuk dapat berkompromi SS S TS STS dengan opini dari orang lain 36. Saya tidak sanggup untuk menanggung SS S TS STS
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 102
segala resiko yang dapat terjadi dari suatu perbuatan yang saya lakukan 37. Saya kurang dapat menikmati segala macam SS S TS STS aktivitas seperti membaca, bermain kartu, dsb. 38. Saya dapat menemukan penyebab dari SS S TS STS permasalahan yang pernah saya alami 39. Dalam keadaan tertekan, emosi saya mudah SS S TS STS terpancing 40. Saya kurang percaya pada penilaian diri SS S TS STS saya sendiri mengenai segala permasalahan yang saya alami 41. Saya kurang mampu untuk membuat suatu SS S TS STS strategi yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang saya hadapi 42. Saya tidak dapat menemukan solusi yang SS S TS STS baru jika cara atau metode yang lama tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi 43. Saya tidak dapat bekerja sama dengan orang SS S TS STS yang belum saya kenal sebelumnya 44. Saya merasa tidak yakin untuk dapat SS S TS STS mewujudkan apa yang telah saya cita- citakan atau impikan 45. Ketika saya mulai merasa jenuh dengan SS S TS STS aktivitas saya sehari-hari, saya akan menghilangkan perasaan jenuh itu dengan bermain game (PlayStation, dsb.) 46. Saya tidak pernah belajar dari setiap SS S TS STS kesalahan yang pernah saya perbuat 47. Saya tidak akan menggunakan ide saya, SS S TS STS untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang saya hadapi, yang tidak disukai oleh orang lain 48. Saya merasa sungkan jika harus meminta SS S TS STS pendapat atau saran dari atasan saya mengenai permasalahan yang sedang saya hadapi 49. Ketika saya mulai merasa jenuh dengan SS S TS STS aktivitas saya sehari-hari, saya tidak tahu cara untuk menghilangkan perasaan jenuh tersebut 50. Ketika saya merasa stres, saya masih dapat SS S TS STS menyelesaikan pekerjaan dengan baik 51. Saya selalu percaya terhadap kemampuan SS S TS STS
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 103
saya sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah 52. Saya merasa tidak yakin atau tidak dapat SS S TS STS untuk mewujudkan apa yang telah saya cita- citakan atau impikan 53. Saya mampu mengambil keputusan dengan SS S TS STS cepat 54. Saya tidak dapat beradaptasi dengan segala SS S TS STS hal atau situasi yang asing bagi saya 55. Saya menikmati segala rutinitas yang harus SS S TS STS saya kerjakan sehari-harinya 56. Saya tidak takut untuk melakukan suatu SS S TS STS tindakan meskipun tindakan tersebut sangat beresiko bagi diri saya 57. Saya masih memiliki waktu luang untuk SS S TS STS bergaul atau berkumpul dengan teman- teman saya meskipun jadwal aktivitas saya sangat padat 58. Saya mudah merasa menyerah jika SS S TS STS mengalami suatu kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas 59. Dalam keadaan tertekan, saya tidak dapat SS S TS STS berpikir dengan tenang 60. Ditengah rutinitas saya yang padat, saya SS S TS STS masih memiliki waktu untuk menyalurkan hobi yang saya miliki 61. Saya merasa dapat mewujudkan apa yang SS S TS STS telah saya cita-citakan atau impikan 62. Saya mampu untuk beradaptasi terhadap SS S TS STS segala hal atau situasi yang asing bagi saya 63. Dalam keadaan stress, saya tidak dapat SS S TS STS menyelesaikan pekerjaan dengan baik 64. Saya selalu merasa kurang percaya terhadap SS S TS STS kemampuan saya dalam menyelesaikan suatu permasalahan 65. Saya menjadi bingung apabila harus SS S TS STS mengambil keputusan dengan cepat 66. Saya tidak akan mudah menyerah meskipun SS S TS STS telah berulang kali mengalami kegagalan dalam menyelesaikan suatu tugas 67. Saya merasa jenuh dengan segala rutinitas SS S TS STS yang harus saya kerjakan sehari-harinya 68. Saya selalu menjalankan setiap ide atau SS S TS STS strategi yang saya miliki dalam memecahkan suatu permasalahan
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com 104
69. Saya berani mengambil sikap sesuai dengan SS S TS STS apa yang saya yakini benar 70. Dalam keadaan tertekan, saya masih dapat SS S TS STS berpikir dengan tenang
…TERIMA KASIH ATAS KERJA SAMANYA…
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Format Box Score Pengukuran Performa
BOX SCORE ______TGL : JAM : I II WASIT NOTE ASS. I ASS. II
TIM ______No. Nama Intercept. Tackle Foul Cards Off Assist Shoot Goal Min. Side
No. Nama SOT Saves Intercept. Conc. Foul Cards Min.
105
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Data Penelitian Keterampilan Coping – Performa
coping performa Harianto 185 6 Berta Y. 187 8 Aris I. 215 5 Aris BP. 201 13 Cristian 214 12 Kusnul Yuli 193 8 Danilo 187 2 Kurnia S. 192 9 Deca 186 10 Yohanes 196 3 Imam 202 2 Leonard T. 222 12 Mulky 199 8 Samosir 235 16 Aliyudin 212 1 Agus Supri. 228 4 Gerald P. 180 13 Francis W. 228 3 Agus R. 211 2 Basri 216 2 Hatri N. 187 4 Slamet N. 186 8 Urip Istiaji 184 18 Agus P. 262 6 Haryanto "Tomi" 197 9 Anderson 185 22 Martinez 177 13 Roni Irawan 201 6 Andrie Yoga 182 9 Zaenal 181 9 Castano 189 6 Ramon 177 12 Busari 183 4 Taufiq 177 5 M. Irfan 172 9 Seto N. 175 3 M. Ansori 173 3 Donny H. 173 2 Wawan S. 180 2 Agus Pujiono 183 1 Prasetyo S. 182 3
106
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Data Deskriptif Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation coping 41 172.00 262.00 195.0000 19.84313 performa 41 1.00 22.00 7.1463 4.95763 Valid N (listwise) 41
107
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Normalitas Penelitian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
coping performa N 41 41 Mean 195.0000 7.1463 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 19.84313 4.95763 Most Extreme Absolute .193 .128 Differences Positive .193 .128 Negative -.123 -.108 Kolmogorov-Smirnov Z 1.237 .820 Asymp. Sig. (2-tailed) .094 .512 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
108
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Linearitas Penelitian
ANOVA Table
Sum of Square Mean s df Square F Sig. performa * Between (Combined) 687.95 28 24.570 .999 .527 coping Groups 5 Linearity .884 1 .884 .036 .853 Deviation 687.07 27 25.447 1.035 .498 from Linearity 1 Within Groups 295.16 12 24.597 7 Total 983.12 40 2
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared performa * coping -.030 .001 .837 .700
109
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Kurva Sebaran Data Penelitian
MODEL: MOD_1. _
Independent: coping
Dependent Mth Rsq d.f. F Sigf b0 b1
performa LIN .001 39 .04 .852 8.6073 -.0075
performa
25.00 Observed Linear
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
150.00180.00210.00240.00270.00300.00 coping
110
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Korelasi Penelitan
Correlations
coping performa Spearman's rho coping Correlation 1.000 -.043 Coefficient Sig. (2-tailed) . .791 N 41 41 performa Correlation -.043 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .791 . N 41 41
111
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Korelasi Tim Persija Jakarta
Correlations
coping performa Spearman's rho coping Correlation 1.000 .160 Coefficient Sig. (2-tailed) . .682 N 9 9 performa Correlation .160 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .682 . N 9 9
112
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Korelasi Tim Persik Kediri
Correlations
coping performa Spearman's rho coping Correlation 1.000 .005 Coefficient Sig. (2-tailed) . .989 N 11 11 performa Correlation .005 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .989 . N 11 11
113
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Korelasi Tim PSS Sleman
Correlations
coping performa Spearman's rho coping Correlation 1.000 -.499 Coefficient Sig. (2-tailed) . .083 N 13 13 performa Correlation -.499 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .083 . N 13 13
114
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Uji Korelasi Tim PSIM Yogyakarta
Correlations
coping performa Spearman's rho coping Correlation 1.000 -.550 Coefficient Sig. (2-tailed) . .158 N 8 8 performa Correlation -.550 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) .158 . N 8 8
115
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lampiran C
· Surat Keterangan dan Pengantar Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma · Surat Permohonan Ijin Penelitian dari PSSI Pengda D. I. Yogyakarta · Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta · Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perijinan Pemkot. Yogyakarta · Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman · Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persik Kediri · Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persija Jakarta · Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSS Sleman · Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSIM Yogyakarta
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Surat Keterangan dan Pengantar Penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
117
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
118
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
119
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
120
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Surat Permohonan Ijin Penelitian dari PSSI Pengda D. I. Yogyakarta
121
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Surat Ijin Penelitian dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
122
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Surat Ijin Penelitian dari Dinas Perijinan Pemkot. Yogyakarta
123
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA Kab. Sleman
124
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persik Kediri
125
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim Persija Jakarta
126
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSS Sleman
127
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com
Lembar Identitas (Bukti) Penelitian dari Tim PSIM Yogyakarta
128
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.fineprint.com