INDONESIA MELAWAN AMERIKA Konfl Ik Perang Dingin, 1953-1963

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

INDONESIA MELAWAN AMERIKA Konfl Ik Perang Dingin, 1953-1963 INDONESIA MELAWAN AMERIKA Konfl ik Perang Dingin, 1953-1963 i INDONESIA MELAWAN AMERIKA ii Baskara T Wardaya, SJ INDONESIA MELAWAN AMERIKA Konfl ik Perang Dingin, 1953-1963 iii INDONESIA MELAWAN AMERIKA INDONESIA MELAWAN AMERIKA Konfl ik Perang Dingin, 1953-1963 Penulis: Baskara T Wardaya, SJ Penerjemah Awal: Dono Sunardi Penyunting: Dono Sunardi & AA Kunto A Perancang Sampul: Teguh Prastowo Perancang Isi: Amir Hendarsah & Prast Ilustrasi sampul & isi: Corbis & istimewa Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Cetakan I, 2008 PENERBIT GALANGPRESS (Anggota Ikapi) Jln. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225 Telp. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 554985 email: [email protected] www.galangpress.com Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Wardaya, Baskara T.; INDONESIA MELAWAN AMERIKA, Konfl ik Perang Dingin, 1953-1963; Yogyakarta: Galangpress; Cet. I, 2008; 150 x 230 mm; xx+448 halaman ISBN: 978-602-8174-03-9 I. Sejarah III. Wardaya, Baskara T. II. Judul Dicetak oleh: PERCETAKAN GALANGPRESS Jln. Anggrek 3/34 Baciro Baru Yogyakarta 55225 Telp. (0274) 554985, 554986 Faks. (0274) 554985 email: [email protected] Distributor tunggal: PT BUKU KITA Jln. Kelapa Hijau No.22 RT 006/03 Kel. Jagakarsa, Kec. Jagakarsa, Jakarta 12620 Telp/Fax. (021) 7888 1850 Fax: (021) 7888 1860 iv Untuk kedua orangtua, dan untuk Anda, pecinta sejarah Indonesia v INDONESIA MELAWAN AMERIKA Belum pernah terjadi sebelumnya, adanya semacam kebingungan besar di benak banyak orang berkenaan dengan soal politik luar negeri Amerika Serikat. Hanya para sejarawan diplomatik— yang bisa meluangkan waktu khusus dan mendalaminya secara leluasa, sambil mengambil jarak dari peristiwa-peristiwa yang terjadi—akan sanggup untuk mengurai benang kusut itu dan memperlihatkan aspek-aspek yang sebenarnya dari berbagai faktor dan persoalan yang ada. — George Kennan* * George F. Kennan, Memoirs, 1925-1950 (Boston: Little, Brown and Company, 1967), 500. vi DAFTAR ISI DAFTAR ISI — vii DAFTAR PETA DAN TABEL — xi UCAPAN TERIMA KASIH — xiii BERSAMA MENEKUNI SEJARAH Sebuah Catatan Awal — 1 BAB 1: AMERIKA SERIKAT DAN UPAYA RE-KOLONISASI ATAS INDONESIA — 17 Pemerintahan Roosevelt dan Indonesia — 17 Mengharapkan Dukungan Amerika — 22 Perang Dingin dan Implikasinya — 25 Kontroversi Perjanjian Linggajati — 33 vii INDONESIA MELAWAN AMERIKA BAB 2: AMERIKA SERIKAT, DARI AGRESI PERTAMA HINGGA KONFERENSI MEJA BUNDAR — 45 Washington dan Agresi Militer Pertama — 46 Perjanjian Renville — 54 Peristiwa Madiun 1948 — 61 Washington dan Agresi Militer Kedua — 57 KMB dan Upaya Menarik Indonesia — 73 BAB 3: AMERIKA DAN KECENDERUNGAN INDONESIA KE KIRI — 95 Sikap Netral terhadap Indonesia — 96 Dari Sikap Netral ke Intervensi — 98 Kebangkitan Kembali PKI — 105 Konferensi Asia-Afrika — 113 Pemilihan Umum 1955 — 118 Merebut Hati Bung Karno — 121 Memanggang Kaki Bung Karno — 131 BAB 4: AMERIKA SERIKAT DAN PEMBERONTAKAN DAERAH — 153 Perspektif Perang Dingin — 153 Berakhirnya Sistem Parlementer — 156 Pergeseran ke Kiri — 162 CIA dan Awal Pemberontakan Daerah — 169 Dukungan Terselubung Pemerintah Eisenhower — 176 viii Menyangkal Keterlibatan — 189 Tertangkapnya Allen Pope — 194 Indonesia Pascapemberontakan — 200 BAB 5: AMERIKA SERIKAT DAN MASALAH IRIAN BARAT — 229 Kennedy dan Indonesia — 230 Kennedy dan Masalah Irian Barat — 234 Indonesia dan Masalah Irian Barat — 242 Pergeseran Sikap terhadap Indonesia —252 Kesepakatan Middleburg — 258 Masalah Irian Barat dan Perang Dingin — 265 BAB 6: AMERIKA SERIKAT DAN KONFRONTASI MALAYSIA — 291 Indonesia dan Rencana Federasi Malaysia — 292 Pemerintahan Kennedy dan Masalah Malaysia — 303 Perdebatan Soal Bantuan untuk Indonesia — 309 Menuju Suatu Penyelesaian Damai? — 318 Memelihara Hubungan Baik dengan Indonesia — 328 Persekongkolan untuk Melengserkan Bung Karno? — 334 Usaha Terakhir “Menyelamatkan” Bung Karno — 338 MELIHAT GAMBAR BESAR PERANG DINGIN Sebuah Catatan Penutup — 359 ix INDONESIA MELAWAN AMERIKA EPILOG — 371 DAFTAR PUSTAKA — 379 APENDIKS I: Daftar Istilah — 395 APENDIKS II: Daftar Tokoh — 409 APENDIKS III: Lampiran Dokumen — 427 Indeks — 439 Tentang Penulis — 447 x DAFTAR PETA DAN TABEL PETA: 1. Republik Indonesia — xvii 2. Irian Barat — xviii TABEL: 1. Perbandingan Kekuatan Militer Belanda dan Indonesia — 249 2. Bantuan Ekonomi Blok Sino- Soviet untuk Indonesia — 269 3. Program Bantuan A.S. untuk Indonesia — 270 4. Bantuan dari Negara Blok Barat Lain — 270 xi INDONESIA MELAWAN AMERIKA xii UCAPAN TERIMA KASIH BANYAK pribadi dan lembaga yang telah menjadi inspirasi dan membantu saya di dalam penulisan buku Anda ini, dan kepada mereka semua saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya. Saya berterima kasih kepada Serikat Yesus Provinsi Indonesia yang telah mengutus saya untuk belajar sejarah di Marquette University di Milwaukee, Wisconsin, Amerika Serikat. Selama tahun-tahun studi saya di Marquette, Serikat Yesus Provinsi Wisconsin telah berbaik hati menyediakan dan memenuhi segala kebutuhan saya, dan telah menerima serta memperlakukan saya sebagai salah seorang anggotanya sendiri. Pater Eugene F. Merz, S.J. sangat membantu saya di dalam mencari dana yang memungkinkan saya melakukan penelitian di Indonesia dan Amerika Serikat. Karya ini bermula dari disertasi doktoral saya, dan saya merasa sangat beruntung mendapat bimbingan dari Dr. Steven M. Avella. Beliau tidak hanya bersedia memikul beban tambahan dengan menjadi pembimbing saya, tetapi juga mengarahkan saya sedemikian rupa sehingga proyek penulisan ini menjadi menantang xiii INDONESIA MELAWAN AMERIKA namun tetap menyenangkan. Dr. Avella rela membimbing saya secara intensif, termasuk selama masa sabatikal akademis beliau. Kesabaran dan kebaikan hati beliau tidak hanya terungkap di dalam berbagai pembicaraan langsung kami di kampus maupun di rumah beliau, tetapi juga di dalam email, faks, dan percakapan telepon. Kepada beliau, saya sangat berhutang budi. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dewan pembimbing disertasi saya—Dr. Athan G. Theoharis, Dr. Ralph E. Weber, Dr. Phillip C. Naylor, Dr. Alan M. Ball—atas kesediaan mereka membaca dan mengkritik draft awal saya. Secara khusus, saya berterima kasih kepada Dr. Daniel Meissner, yang sebenarnya tidak termasuk dalam dewan pembimbing tetapi bersedia bergabung di dalam dewan itu pada waktu disertasi ini diujikan. Saya berterima kasih kepada kawan-kawan dan kolega saya di Marquette, terutama Dr. Edward Schmitt, Julie Leonard, Dr. Kathy Callahan, Elizabeth Frank, Dr. John Donovan, Dr. Patricia Richard, Dr. Karen Kehoe, Ald. James Bohl, Jr., Dr. Kathryn Galchutt, Dr. Mike Besch, Dr. Mike Jacobs, Dr. Bernard McDevitt III, Colleen Carroll, dan Trinette Robichaux. Mereka telah menjadi kekuatan dan inspirasi saya di dalam penulisan ini. Pada kesempatan ini, saya juga ingin berterima kasih kepada mahasiswa-mahasiswi saya di Marquette University. Ketika mengajar mereka, saya tidak hanya belajar untuk mencintai sejarah, tetapi juga untuk membagikan apa yang saya tahu tentang sejarah kepada orang lain. Saya juga belajar hal yang sama dari rekan-rekan diskusi saya, teristimewa Ignas Legowo, Dr. B. Herry-Priyono, S.J., D.S. Indah Sari dan Dr. Francisia (Ery) Seda. Komunitas Jesuit Marquette tidak hanya mencukupi kebutuhan fi sik saya. Komunitas itu juga telah memperhatikan kesejahteraan rohani saya. Saya secara khusus berterima kasih kepada Pater Richard F. Sherburne, S.J., yang telah membantu saya dengan memberi koreksi dan komentar sejak karya ini masih dalam wujud xiv draft yang sangat awal. Terima kasih yang tulus juga saya sampaikan kepada rekan-rekan Jesuit saya, yang dengan berbagai cara telah membantu saya, terutama Dr. J. Patrick Donnelly, Thomas A. Caldwell, Dr. Joseph G. Mueller, Thomas D. Stegman, Dr. Francis Paul Prucha, William E. Dooley (alm), Robert W. Leiweke, I. Ismartono, Greg Heliarko, Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, dan Dr. Franz Magnis-Suseno. Saya juga sangat berterima kasih kepada anggota staf Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional, Jakarta; The Harry S Truman Library di Independence, Missouri; The Dwight D. Eisenhower Library di Abilene, Kansas; The John F. Kennedy Library di Boston, Massachusetts; The Lyndon B. Johnson Library di Austin, Texas; The Library of Congress di Washington, D.C.; maupun The National Archives II di College Park, Maryland, A.S. Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada saudara-saudara Jesuit saya selama saya menjalani program Tersiat di Filipina. Mereka telah membantu saya selama masa transisi antara tahun- tahun studi dan karya di “dunia nyata”. Kepada seluruh rekan kerja dan mahasiswa saya di Universitas Sanata Dharma maupun di Komunitas Bellarminus, Yogyakarta, saya mengucapkan terima kasih yang mendalam karena telah menyediakan “rumah akademis” yang baru dan menantang bagi saya. Saya hendak berterima kasih kepada Direktur Galangpress, Bpk Julius Felicianus beserta staff- nya, juga rekan-rekan saya di PUSdEP (Pusat Sejarah dan Etika Politik), khususnya Dr. St. Sunardi, Dr. G. Budi Subanar, Dr. Budiawan, Y. Tri Subagya, M.A., Monica Laksono S.Pd., E. Mita Yuwanti S.E., dan A.M. Dian Sari Dewanti yang telah membantu saya sehingga karya ini dapat diterbitkan. Terima kasih juga untuk dua asisten saya, Mary Doi Seng dari Myanmar dan Maria Atiek dari Kalimantan Barat. Juga Wivina Rahayu. Tentu saja saya amat berterima kasih kepada rekan Dono Sunardi yang dalam waktu xv INDONESIA MELAWAN AMERIKA yang relatif singkat dan ketepatan yang luar biasa telah melakukan terjemahan awal dari buku Cold War Shadow yang merupakan versi bahasa Inggris dari buku ini. Tampak sekali, Dono adalah
Recommended publications
  • Covert Action to Prevent Realignment by Cullen Gifford Nutt
    Sooner Is Better: Covert Action to Prevent Realignment by Cullen Gifford Nutt September 2019 ABSTRACT Why do states intervene covertly in some places and not others? This is a pressing question for theorists and policymakers because covert action is widespread, costly, and consequential. I argue that states wield it—whether by supporting political parties, arming dissidents, sponsoring coups, or assassinating leaders—when they fear that a target is at risk of shifting its alignment toward the state that the intervener considers most threatening. Covert action is a rational response to the threat of realignment. Interveners correctly recognize a window of opportunity: Owing to its circumscribed nature, covert action is more likely to be effective before realignment than after. This means that acting sooner is better. I test this argument in case studies of covert action decision-making by the United States in Indonesia, Iraq, and Portugal. I then conduct a test of the theory’s power in a medium-N analysis of 97 cases of serious consideration of such action by the United States during the Cold War. Interveners, I suggest, do not employ covert action as a result of bias on the part of intelligence agencies. Nor do they use it to add to their power. Rather, states act covertly when they fear international realignment. 1 Chapter 1: Introduction 1. The Puzzle and Its Importance In April 1974, military officers in Portugal overthrew a right-wing dictatorship. A caretaker government under a conservative officer, Antonio Spínola, set elections for March of 1975. But Spínola resigned at the end of September, frustrated with menacing opposition from the left.
    [Show full text]
  • Safe for Democracy the Secret Wars of the Cia John Prados
    06-223 (01) FM.qxd 5/9/06 8:59 PM Page iii SAFE FOR DEMOCRACY THE SECRET WARS OF THE CIA JOHN PRADOS Ivan R. Dee Chicago 2006 06-223 (01) FM.qxd 5/9/06 8:59 PM Page vii Contents Foreword ix Major Figures in the Book xiii Acronyms Used in the Book xxvii 1 The Gamut of Secret Operations 3 2 Cold War Crucible 28 3 The Secret Warriors 42 4 “The Kind of Experience We Need” 58 5 Covert Legions 78 6 Bitter Fruits 97 7 Adventures in Asia 124 8 “Acceptable Norms of Human Conduct Do Not Apply” 145 9 Archipelago 162 10 The War for the Roof of the World 184 11 “Another Black Hole of Calcutta” 204 12 The Bay of Pigs: Failure at Playa Girón 236 13 Cold War and Counterrevolution 273 14 The Secret War Against Castro 298 15 War in Southeast Asia 337 16 Global Reach 366 17 The Southern Cone 396 18 From “Rogue Elephant” to Resurrection 431 19 The Mountains of Allah 467 20 The Reagan Revolution 493 06-223 (01) FM.qxd 5/9/06 8:59 PM Page viii viii Contents 21 Bill Casey’s War 507 22 Project Democracy 539 23 Full Circle 572 24 The Struggle for Control 606 25 Safe for Democracy 640 Notes 649 A Note on Sources 675 Index 679 06-223 (01) FM.qxd 5/9/06 8:59 PM Page ix Foreword PUBLIC OPINION POLLS in many countries today portray the United States as the greatest threat to world peace on the globe, worse than terrorism or any other na- tion.
    [Show full text]
  • The Miami Hurricane
    r— IflYEBni « KAM NOV 7 Lonnie Robinson Sandra Welch Carol Danziger Rebecca Munn Janice Clift ... a Tri-Delt ... a Kappa Kappa Gamma ... a Sixmo Delta Tau ... a Sigma Alpha Iota ... an independent • *• For Catholic The Mia urricane Center VOL. XXXIV, No. 7 UNIVEBSITY OF MIAMI CORAL CABLES, FLORIDA NOVEMBER 7, 1958 see pace 2 • •• HC Finalists Chosen Yelen Designated Queen And Princesses UA Council Head Picked From 72 Girls At First Meeting By ROGER REECE By LOGAN FULBATH HBrrlciat SBtciat Writtr HairicMM Ita* iBstrtBr The 1958 Homecoming Queen and her court of four prin­ cesses were chosen last Tuesday evening from a field of 72 David Yelen, Undergraduate Aaao­ candidates. ciation Council representative from retail merchandising major. the School of Business Administra­ Which of the five finalists is the Sondra, 21-year-old brownette, tion, was «i."t»d chairman of the new Queen will not be released was previously a Hurricane Honey, Council after thc Inauguration of the until Nov. 14 when the winner will Ibis Beauty, and Tempo Girl of thc 12 representative! at their flrat meet­ be announced in The Miami Hurri­ Month. She is vice president of ing laat Tuesday. cane special Homecoming edition. Kappa Kappa Gamma. Jamea J. Blosser, alao from the The finalists are Lonnie Robin­ 20-year-old Lonnie Robinson is a School ol Business Administration, son, Sondra Welch, Carole Dan­ newcomer to the South Florida area. was chosen vice chairman. ziger, Rebecca Munn and Janice Living at 9440 S.W. 73rd Ave., the Ann Ashworth, from the School of Clift. brown-eyed, blonde junior is a speech major.
    [Show full text]
  • THE OLD BOYS the American Elite and the Origins of the CIA
    THE OLD B OYS The American Elite and the Origins of the CIA BURTON HERSH Expanded, unexpurgated, and with an updated preface INTRODUCTION THE OLD BOYS The American Elite and the Origins of the CIA In 1961 I was a kid attempting to break into magazine free-lancing. The Bay of Pigs debacle had barely overtaken the Kennedy administration, and through a well-intentioned friend I finagled an audience with the highly regarded progressive Carey McWilliams, long since the rock and senior brain around The Nation of that era. McWilliams’s editorial office was small, I remember, with an ink-blotched, chipped-up desk that looked as if it had been dragged into an alley behind some principal’s office somewhere and rescued by liberals from the Department of Sani- tation. The plaster was grey, and crazed into cracks in a great many places, and smeared with a formless crescent behind where McWilliams tilted back his creaky oak chair and impatiently rubbed his scalp against the wall while hashing up story ideas. Amidst all this atmosphere, McWilliams came right to the point. What with the end of the Eisenhower administration and the Cuban misadventure, the CIA was accessible for the first time. The moment was ripe to dig out a full-length exposé of the Agency, until recently seemingly untouchable. The Allen Dulles era was mani- festly at an end. How about starting in for the magazine with that assignment? There could be no guarantee, but the magazine would probably pay expenses up to thirty dollars. At that time of my life I had no experience of any kind with investigative jour- nalism, a single friend with a couch in the entire D.C.
    [Show full text]
  • The Central Intelligence Agency
    THE CENTRAL INTELLIGENCE AGENCY— DEPUTY DIRECTORATE FOR PLANS 1961 SECRET MEMORANDUM ON INDONESIA: A STUDY IN THE POLITICS OF POLICY FORMULATION IN THE KENNEDY ADMINISTRATION* Frederick P. Bunnell The Significance and Origins of the DDF Memorandum The once-secret CIA document published for the first time below has multiple significance for scholars of American-Indonesian relations in the cold war period.* 1 First and foremost, this long memorandum offers a rare opportunity to gauge the substance and quality of policy analysis in the CIA*s Deputy Directorate for Plans (henceforth DDP), whose Far East Division under Desmond Fitzgerald2 prepared it at the order of DDP Director Richard Bissell in mid-March 1961.3 * Normally DDP does not produce papers which can be characterized as a mixture of intelligence estimate and policy implications, as Bissell describes the contents of the report in his cover memo. The DDP’s formal responsi­ bility within the CIA is exclusively for Clandestine services11 of three main types: intelligence collection, counterintelligence and covert actions, involving a whole range of operations (or Mdirty *This article is a modified version of a segment of a larger study about the politics of policy formulation on Indonesia in the Kennedy and early Johnson adminis­ trations. I am indebted to the American Philosophical Society and the Vassar College Faculty Research Committee for grants which facilitated this research. 1See my note on the source of this document on p. 156. 2In the shakeup of DDP personnel following the Bay of Pigs fiasco, Fitzgerald was made Deputy Chief of the DDP*s Western Hemisphere Division.
    [Show full text]
  • A Thesis Entitled a Socio-Historical Analysis of U.S. State Terrorism
    A Thesis Entitled A Socio-Historical Analysis of U.S. State Terrorism from 1948 to 2008 By Chad A. Malone Submitted as partial fulfillment of the requirements for The Master of Arts in Sociology ___________________________________ Advisor: Dr. Elias Nigem ___________________________________ Committee Member: Dr. Dwight Haase ___________________________________ Committee Member: Dr. Marietta Morrissey ___________________________________ College of Graduate Studies The University of Toledo August 2008 An Abstract of A Socio-Historical Analysis of U.S. State Terrorism from 1948 to 2008 Chad A. Malone Submitted as partial fulfillment of the requirements for The Master of Arts in Sociology The University of Toledo August 2008 This thesis is a critical examination of U.S. foreign intervention from 1948 to 2008. Using a comparative/historical analysis of seven cases—Iran, Guatemala, Indonesia, Chile, Nicaragua, Panama, and Iraq—this study finds patterns of U.S. state/state-sponsored terror and intervention. Using world-system theory and G. William Domhoff’s class-domination theory of power, this study explains how and why the U.S. government, the U.S. military, the CIA, and U.S. corporations participate in economically motivated terrorist acts to support the capitalist mode of production, U.S. investments, and access to markets and natural resources. Finally, this study reveals patterns (in addition to the use of terror) that the U.S. government follows while intervening in the affairs of foreign nations. ii Dedication This thesis is dedicated to my parents. While they may not always agree with what I say or write, they have always been supportive of my education and my goals.
    [Show full text]
  • Sejarah Indonesiaindonesia • •
    EDISI REVISI 2018 Buku Guru SejarahSejarah IndonesiaIndonesia • • SMA/MA/ SMK/MAK KELASXII Hak Cipta © 2018 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Disklaimer: Buku ini merupakan buku guru yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku guru ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis dan laman http://buku.kemdikbud.go.id atau melalui email [email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Edisi Revisi Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018. viii, 248 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII ISBN 978-602-427-126-8 (jilid lengkap) ISBN 978-602-427-129-9 (jilid 3) 1.Indonesia -- Sejarah -- Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 600 Penulis : Abdurakhman, Arif Pradono, Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi. Penelaah : Baha’ Uddin, Hariyono, dan Mohammad Iskandar. Pe-review : Djulimi Tandjung. Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud. Cetakan Ke-1, 2014 (ISBN 978-602-282-025-3) Cetakan Ke-2, 2018 (Edisi Revisi) Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt. Kata Pengantar Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan.
    [Show full text]
  • Naskah Lengkap Buku Illuminati Asia 6 Juni 2017
    Ahmad Y Samantho ILLUMINATI ASIA SEJARAH JARINGAN KONSPIRASI KEJAHATAN INTERNASIONAL FREEMASONRY DI ASIA Bayt al Hikmah Institute Press 1 Sejarah peradaban umat manusia di dunia ini tak akan lepas dari perang dan pertempuran antar kuasa kebaikan dan Kuasa kejahatan. Yang Haq dan Bathil sudah dan akan terus dalam posisi saling berhadapan, baik terang-terangan maupun rahasia-tersembunyi. Sering kali kita sebagai orang awam kebanyakan tertipu tak mengerti mana yang kebenaran yang haq dan mana Kejahatan yang bathil, saking halusnya dan rahasianya batas antara keduanya bagi masyarakat umum. Buku ini berusaha mengungkap batas antara kebenaran-kebaikan dan kejahatan-tersembunyi itu- dalam realitas kedidupan internasional, sebatas kemampuan akal-nurani penulisnya 2 ILLUMINATI ASIA: SEJARAH JARINGAN KONSPIRASI KEJAHATAN INTERNASIONAL FREEMASONRY DI ASIA DAFTAR ISI 3 4 ILLUMINATI ASIA : SEJARAH JARINGAN KONSPIRASi KEJAHATAN INTERNASIONAL FREEMASONRY DI ASIA Karya : Ahmad Yanuana Samantho Copyright@2014, Ahmad Yanuana Samantho Hak Cipta Dilindungi Undang-Undanhg All Right Reserved Penulis : Ahmad Yanuana Samantho Editor : Ki Ageng Selo Penyelaras Akhir : Abi Maulana Ahmad Hussein K Design Cover : Abi Muhammad Iqbal Pewajah Isia : Abi Muhammad Taufioqurahman ISBN : Cetakan Edisi Terbaru (E.Book / Pdf): Mei 2017 Diterbitkan atas kerjasama : Bayt al Hikmah Institute Bogor dan Studi Kata Press Ciputat Tangerang 5 Bab 1 Sejarah Illuminati Illuminati (jamak dari bahasa Latin Illuminati, yang makna harfiahnya: "tercerahkan") adalah nama yang diberikan kepada beberapa kelompok, baik yang nyata maupun fiktif. Secara historis, nama ini mengacu pada Illuminati Bavaria, sebuah masyarakat rahasia di era Pencerahan (Enlightenment) yang didirikan pada tanggal 1 Mei 1776. Tujuan masyarakat rahasia ini pada awalnya adalah menentang takhayul, obskurantisme (ketidakjelasan), akibat pengaruh agama (Kristen Katholik) atas kehidupan publik dan penyalahgunaan kekuasaan Negara oleh Raja dan Gereja.
    [Show full text]
  • Covert Action: a Useful Tool for United States Foreign Policy?
    Covert Action: A Useful Tool for United States Foreign Policy? Derek Andrew Uram M.Ed., University of Toronto, 2002 B.Ed.,University of Toronto, 2000 B.U.R.Pl., Ryerson Polytechnical Institute, 1989 A Thesis Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of MASTER OF PUBLIC ADMINISTRATION in the School of Public Administration 0 Derek Andrew Uram, 2005 University of Victoria All rights reserved. This thesis may not be reproduced in whole or in part, by photocopy or by other means, without the permission of the author. Supervisor: Dr. Emmanuel Brunet-Jailly ABSTRACT Covert action is a policy tool used by the United States government. It is secretive and highly controversial in that it attempts to actively change the course of events in other nations. Much covert action undertaken by the US government has taken place within the developing world - governments have been overthrown, elections influenced, media distorted, and the lives of millions of individuals affected by covert activities secretly organized and executed by US officials in Washington, DC and Langley, Virginia - headquarters of the Central Intelligence Agency. The question must be asked: Is covert action a useful tool for US foreign policy? Evidence from two important case studies - Iran and Chile - reveals that covert action has very limited genuine value as a policy tool. It does not always produce desired results. Even "successful" covert undertakings can create additional problems, the type of which may not appear until many years after the fact. Supervisor: Dr. E. Brunet-Jailly (School of Public Administration) Table of Contents Title Page .
    [Show full text]
  • US Marines in Vietnam the Defining Year 1968 PCN 19000313800 11
    Notes PART I 5. MACV ComdHist, 1968, p . 248 . Pre-Tet 1968 6. Ibid ., pp . 238, 345 ; MACV ComdHist, 1967, pp. 156—7 ; HQMC , Status of Forces, Dec67—Jan68 . CHAPTER 1 7. Gen William C. Westmoreland USA (Ret .) inrvw, dtd 4Apr83, p . A PUZZLING WA R 11 (Oral HistColl, MCHC) ; MACV ComdHist, 1968, pp . 248, 443 , 475—77 ; MACV ComdHist, 1967, p . 9 . Unless otherwise noted the material in this chapter is derived fro m 8. MACV ComdHist, 1967, p . 124 . For relations between FMFPac an d MilHistBr, Office of the Secretary, Joint Staff MACV, Command His- III MAF, and between III MAF and Seventh Air Force, see the previ- tory, 1967, hereafter MACV ComdHisc, 1967 ; MilHistBr, Office of ous volumes in this series, Shulimson and Johnson, U.S . Marines i n the Secretary, Joint Staff MACV, Command History, 1968, hereafte r Vietnam, 1965 ; Shulimson, U.S. Marines in Vietnam, 1966; and Teller, MACV ComdHist, 1968 ; HQMC, Status of Forces, Dec67—Jan68 ; Rogers, and Fleming, U .S. Marines in Vietnam, 1967, passim . See also FMFPac, Marine Operations in the Republic of Vietnam, hereafte r BGen John R . Chaisson Itrs to his wife, dtd 6Sep67, 30Sep67, an d FMFPac, MarOpsV with specific month ; CGFMFPac, Pacific Opera- 14Nov67 (Chaisson Papers) . tions, tab F, General Officers Symposium Book, 1967, hereafte r 9. MACV ComdHist, 1967, p . 167 ; For command relations betwee n CGFMFPac, Pacific Opns ; III MAF ComdCs, Dec67—Jan68 ; LtGe n Army and Navy Flotilla Group see MajGen William B . Fulton, River- John R . Chaisson Papers (Hoover Institution on War, Peace and Revo- ine Operations 1966—69, Vietnam Studies (Washington : Dept of th e lution, Stanford University), hereafter Chaisson Papers ; Assessmen t Army, 1973), pp 85—8 .
    [Show full text]
  • USNS Shoshone
    NATIONAL REGISTER ELIGIBILITY ASSESSMENT VESSEL: ex-USS Vancouver (LPD-2) USS Vancouver underway off the coast of Oahu, Hawaii in 1967. U.S. Navy photo by PH3 D.R. Hyder. http://www.navsource.org/archives/10/09/0902.htm Vessel History The amphibious transport dock ship USS Vancouver (LPD-2) was laid down on November 19, 1960 at the New York Naval Shipyard in Brooklyn, New York. It was launched on September 15, 1962, and commissioned on May 11, 1963. Vancouver was the second of three Raleigh-class LPDs; USS La Salle (LPD-3) was the third and last of the class. LPDs are named for cities that honor celebrated pioneers and explorers. Vancouver was named for the town of Vancouver, Washington. George Vancouver (1757-1798), British naval officer and explorer, commanded a British expedition that explored Puget Sound in 1792. After completing builder’s trials off New York n the summer of 1963, Vancouver proceeded to Norfolk, Virginia for shakedown training. On August 14 Vancouver steamed from there to its new homeport of San Diego, California via the Panama Canal. Following a brief stop at Acapulco, Mexico after assisting a disabled fishing vessel, Vancouver arrived in San Diego on 2 August 31. That fall Vancouver conducted amphibious operations and visited its namesake, Vancouver, Washington. In December, Vancouver displayed its capabilities for the new Secretary of the Navy Paul H. Nitze and several high-ranking naval officers. From February to May 1964, Vancouver underwent post-shakedown maintenance and repairs in Long Beach, California. In late June it steamed north to Vancouver, Canada for that city’s annual maritime festival prior to spending the July 4th holiday in San Francisco.
    [Show full text]
  • Bab I Perjuangan Menghadapi Ancaman Disintegrasi Bangsa
    Hak Cipta © 2015 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Indonesia/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. viii, 232 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMA/MA Kelas XII ISBN 978-602-282-107-6 (jilid lengkap) 1. Indonesia -- Sejarah--Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 959.8 Kontributor Naskah : Abdurakhman, Arif Pradono, Linda Sunarti dan Susanto Zuhdi Penelaah : Baha Uddin, Hariyono, dan Joko Sayono Penyelia Penerbitan : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Cetakan Ke-1, 2015 Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt. Kata Pengantar Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran, sehingga kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut. Pembelajaran Sejarah Indonesia untuk Kelas XII jenjang Pendidikan Menengah yang disajikan dalam buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Sejarah Indonesia bukan berisi materi pembelajaran yang dirancang hanya untuk mengasah kompetensi pengetahuan siswa.
    [Show full text]