Nasionalisme dalam Sepak Bola Tahun 1950-1965

R.N. Bayu Aji Alumnus Program Studi S2 Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada

Abstract

In the modern history of the mankind, no type of sports has gained as a widespread popularity as football, or soccer, including in politics. This paper examines the policy of President Sukarno on the Indonesian football and the discourse of nation building during the 1950s. Sukarno was aware of the potentials of football and made it accordingly an inspiring source to bolster the Indonesian nationalism. However, this paper argues, the nationalism that spread out of the football was temporary in nature and euphoria in kind that it vaporized along the decline of the national team’s performances and achievements.

Keywords: Football, nationalism, nation-building, early independence

Abstrak

Dalam sejarah manusia modern, tidak ada jenis olahraga yang menandingi kepopuleran sepakbola, termasuk dalam hal politik. Artikel ini mengulas kebijakan Presiden Sukarno dalam pengelolaan sepakbola nasional dalam kerangka pembentukan bangsa di tahun 1950an dan awal 1960an. Sukarno sadar tentang potensi politik sepakbola dan memanfaatkannya sebagai sumber untuk menggelorakan nasionalisme Indonesia. Namun, seperti tampak dalam artikel ini, nasionalisme yang muncul dan berkembang dari sepakbola adalah nasionalisme yang sifatnya sementara dan merupakan euforia. Nasionalisme sepakbola akan surut seiring memudarnya prestasi dan capaian tim nasional sepakbola.

Kata kunci: Sepakbola, nasionalisme, pembentukan bangsa, awal kemerdekaan

Latar Belakang Sepak bola adalah olahraga yang memiliki daya tarik global. Tidak ada bentuk budaya “Saja jakin PSSI akan tetap berada di depan populer lain yang dapat menimbulkan gairah dalam melaksanakan program revolusi, kebersamaan dalam perjalanan sejarah bekerdja bersama-sama ormas lainnja guna olahraga dunia kecuali sepak bola. Daya tarik mewudjudkan tiga kerangka revolusi kita.” lintas budaya sepak bola meluas dari Eropa (Kompas, 6 Agustus 1965)1 dan Amerika Selatan ke Australia, Afrika,

1 “Derapkan Langkah PSSI”. Pesan Sukarno, Presiden Asia bahkan Amerika Serikat. Penyebaran Indonesia, Pemimpin Besar Revolusi, Pelindung PSSI dalam sepak bola yang melintas batas hingga ke amanat tertulisnya saat Lustrum ke-7 PSSI di Istana Negara. 136 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013 belahan penjuru dunia telah memungkinkan oleh Anthony D. Smith yakni sebagai doktrin suatu budaya di sebuah negara yang berbeda dan gerakan ideologis sehingga anggota bangsa untuk mengkonstruksikan bentuk identitas tersebut bertekad membentuk bangsa yang tertentu melalui praktik dan interpretasi atas aktual dan potensial (Smith, 2003: 6-11). Hal permainan (Guilianotti, 2006). ini sejalan dengan prinsip nasionalisme yang Sepak bola adalah wadah di mana diutarakan oleh Sartono Kartodirdjo bahwa orang dari berbagai latar-belakang etnis nasionalisme harus memiliki wujud prestasi bertemu. Terkadang pertandingan sepak bola yang sangat diperlukan untuk menjadi sumber berakhir dengan pertengkaran antar orang inspirasi dan kebanggaan bagi warga negara yang berbeda latar belakang dan suporter. bangsa. Dalam komunikasi politik, konsep Walaupun demikian, sepak bola tetap menjadi tentang nasionalisme perlu diterjemahkan meeting point yang mendapat perhatian oleh dengan simbol-simbol sehingga imaji yang lebih masyarakat (Colombijn, 2010: xix-xx). Sepak kongkrit akan lebih mudah dapat dipopulerkan bola menjadi kultur di berbagai negara dan ke masyarakat (Kartodirdjo, 1993: 4-5). Sepak mampu menyedot perhatian massa dan dapat bola yang merupakan simbol dari eksistensi menghadirkan suguhan olahraga yang tidak bangsa dalam kejuaraan maupun pertandingan hanya bernilai olahraga saja. internasional dapat dijadikan sebagai salah satu wujud dari nasionalisme sehingga Bagaimana dengan persepakbolaan di nasionalisme seperti kata Slamet Muljana Indonesia saat era Sukarno? Permasalahan tidak akan hilang begitu saja setelah negara pokok yang menjadi rumusan masalah dalam bangsa telah mencapai kemerdekaan dari tesis ini adalah wacana dan upaya negara yang kolonialisme (Mulyana, 2008: vii-viii). hendak menjadikan sepak bola sebagai sarana untuk menumbuhkan dan merepresentasikan nasionalisme. Situasi politik Indonesia yang Sisi Sosial dan Politik Sepak Bola baru saja memproklamirkan kemerdekaan Manusia pada hakekatnya telah melakukan membuat dunia sepak bola, baik pemain, olahraga semenjak awal peradaban dimulai. suporter, pengelola dan juga bagi para Olahraga dan masyarakat merupakan suatu pemimpin negara, menjadi sarana penguatan yang tidak terpisahkan. Olahraga dapat nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan. Sepak digambarkan sebagai sebuah representasi dari bola tidak hanya dipandang melalui semboyan dunia sosial yang melingkupinya. Begitupun “men sana in corpore sano” maupun sebatas sebaliknya, olahraga juga menyumbang olahraga untuk olahraga. Melalui sepak bola terbentuknya masyarakat karena olahraga pula, nama bangsa dan negara Indonesia dapat bukanlah semata-mata aktivitas fisik belaka. dikenang oleh dunia internasional dengan Olahraga mengandung nilai-nilai tertentu yang prestasi olahraganya. bisa menyumbangkan konstruksi nilai-nilai dan Kepopuleran sepak bola bisa membuat budaya dalam masyarakat. Secara fungsional orang menjadi fanatis. Bill Murray mengatakan olahraga memiliki peran untuk menyehatkan bahwa sepak bola selalu mengandung emosi dan tubuh, sementara pada sisi sosial berperan fanatisme. Sifat fanatisme sepak bola adalah dalam menanamkan nilai-nilai dan norma unik karena orang yang berada di dalamnya kehidupan yang patut untuk direnungkan dan rela untuk membela tim kesayangannya diterapkan. Lebih jauh lagi olahraga bahkan dengan pengorbanan yang tidak kecil, baik dapat menunjukkan karakter dan identitas tenaga dan dana (Iskandar, 2006: 41-43). sebuah bangsa (Malobulu, 2011: vi). Nasionalisme yang digunakan dalam penulisan Sepak bola merupakan sebuah bentuk tesis ini mengacu pada konsep yang diutarakan “institusi” besar yang dapat membentuk serta R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 137 merekatkan identitas nasional di seluruh cabang olahraga ini. Wawasan kebangsaan dunia. Sepak bola selama abad ke-19 sampai kemudian digerakkan oleh PSSI seiring dengan abad ke-20 tersebar luas seiring dengan pembinaan sepak bola yang akhirnya turut perkembangan negara-negara di Eropa mendorong perkembangan olahraga yang dan Amerika Latin menegosiasikan batas- lainnya seperti tenis, atletik, bulutangkis (70 batas wilayah negaranya. Salah satu contoh Tahun PSSI, 2000: 21). sepak bola dilihat melalui sisi politik adalah Pada tahun 1947, Menteri Negara Pemuda bagaimana eksistensi sepak bola sebuah negara dan Olahraga Wikana menyampaikan pidato yang dapat diakui atau tidak sebagai bagian kenegaraan tentang gerakan olahraga. dari keanggotaan sebuah organisasi resmi Menurutnya, gerakan olahraga tidak bisa internasional berkaitan dengan kedaulatan dipisahkan dari gerakan kebangsaan dan negara itu sendiri. FIFA (Federation adalah kewajiban bagi masyarakat untuk Internationale de Football Association) sebagai memperhatikan gerakan olahraga sebagai organisasi tertinggi sepak bola internasional suatu bagian kebulatan tekad perjuangan pada awalnya mengakui keanggotaan sebuah (Tjakram, no. 10, 2 Februari 1947). Di saat organisasi sepak bola tiap negara berdasarkan Indonesia telah menjadi sebuah negara, apakah negara tersebut mendapat pengakuan tujuan perjuangan bangsa adalah menegakkan kedaulatan dari negara-negara lainnya atau negara Republik Indonesia menjadi negara telah diterima dalam pergaulan internasional yang besar. Olahraga menjadi perhatian dan dan bahkan melalui PBB. Sisi sosial sepak urusan negara sebagai representasi dari pihak bola berkaitan erat dengan muatan nilai-nilai negara. Keolahragaan yang menjadi tujuan kultural, sosial maupun identitas yang melekat para penggemar dan atlitnya dilihat dari sudut dalam sepak bola itu sendiri. kenegaraan adalah jalan untuk menegakkan negara. Menurut Wikana, hasil olahraga Wacana Negara Terhadap Olahraga di tidak bisa dilihat dari hasil pertandingan Indonesia Setelah Kemerdekaan saja; olahraga adalah pembangunan “op lange termijn” bagi perjalanan bangsa dan Induk organisasi olahraga untuk kalangan negara.Olahraga harus dikembangkan secara bumiputera yang berdiri pertama kali di merata dan menjadi kebiasaan (Tjakram, no. Indonesia saat era kolonial adalah PSSI. 11, 9 Februari 1947). Olahraga tidak hanya Induk organisasi tertinggi yang menaungi sebagai tontonan dan harus dialakukan sepak bola ini didirikan tanggal 29 April 1930 oleh masyarakat sebagai bentuk dukungan di Yogyakarta dengan ketuanya adalah Ir. terhadap negara dalam mengembangkan visi Suratin. Sepak bola saat itu telah mengakar dan olahraga yang menjadi perhatian negara. menjadi permainan yang merakyat, sehingga perkembangan sepak bola di berbagai daarah Olahraga merupakan salah satu sektor Indonesia juga berjalan pesat. Selain tujuh kota yang menjadi perhatian dari pemerintah (Surabaya, , Yogyakarta, Bandung, untuk dikembangkan secara serius di era Solo, Madiun dan Magelang) yang memiliki kemerdekaan. Olahraga memiliki potensi klub sepak bola sebagai pendiri, daerah- yang cukup besar untuk mengenalkan dan daerah lainnya di Indonesia juga tidak kalah membanggakan Indonesia sebagai bangsa dalam mengembangkan, membentuk klub dan yang masih baru. Keberhasilan dalam dunia memainkan sepak bola. Meningkatnya anggota olahraga akan membuat bangga sekaligus PSSI yang mencapai 40 kota yang tersebar di mengangkat citra bangsa Indonesia di mata Jawa, Makasar, Medan dan Padang pada tahun dunia. Keberhasilan dalam pembinaan olahraga 1942 menujukkan minat yang tinggi terhadap serta prestasi yang berhasil diraih menjadi 138 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013 magnet penarik perhatian bagi bangsa-bangsa Olimpiade Internasional pernah menyatakan lainnya dalam memandang Indonesia. Olahraga bahwa “sports are sports, do not mix sport yang dikemas dalam bentuk kompetisi, menjadi with politics” dan Sukarno dengan tegas sarana yang tepat untuk menarik perhatian menyatakan itu tidak benar. Perilaku orang dunia. Dalam setiap tahun, banyak sekali beserta institusinya yang mengucapkan agenda-agenda yang diadakan berkaitan kata tersebut tidak mencerminkan tentang dengan olahraga, dan dalam ajang tersebut hal tersebut karena telah melarang negara melibatkan olahragawan-olahragawan dari komunis (Republik Rakyat China dan Vietnam) berbagai negara. Misalnya dalam olimpiade, ikut bergabung dalam kejuaraan olimpiade dan Asian Games, dan lain sebagainya yang juga mengeluarkan Indonesia dari keanggotan dalam kompetisinya banyak diikuti negara- Komite Olimpiade Internasional. Sukarno negara besar, sehingga setiap negara peserta mengusulkan dan menanggapinya dengan kompetisi selalu menginginkan untuk menjadi mengatakan “sports has something to do with yang terbaik. Seandainya Indonesia mampu politics!, Indonesia proposes now to mix sports berprestasi dalam ajang olahraga tingkat with politics.”2 internasional seperti olimpiade ataupun Di tengah-tengah krisis tahun 1957 Sukarno asian games, tentu hal tersebut akan menjadi mengambil langkah-langkah pertama menuju catatan positif Indonesia di mata dunia, suatu bentuk pemerintahan yang olehnya terutama dalam bidang olahraga. Selain itu, dinamakan demokrasi terpimpin. Demokrasi prestasi yang diukir akan menumbuhkan terpimpin didominasi kepribadian Sukarno, rasa kebanggaan terhadap bangsa yang mana walaupun prakarsa dan pelaksanaannya hal tersebut akan sangat bermanfaat dalam diambil bersama-sama dengan pimpinan membangun dan rasa cinta terhadap bangsa angkatan bersenjata. Sukarno dapat berpidato negara (Rahman, 2012: 55-56). membuat khalayak ramai terpesona dan menawarkan sesuatu yang diyakini kepada Nasionalisme dan Politik Sepak Bola bangsa Indonesia, sesuatu yang diharapkan Indonesia 1950-1965 banyak orang akan memberi martabat serta kebanggaan akan sebuah masyarakat dan Opini publik dan berita-berita di sejumlah negara (Ricklefs, 2007: 387). Pada tanggal media massa secara umum menyatakan bahwa 17 Agustus 1959, semua perjuangan bangsa olahraga dan politik harus dipisahkan dan harus di segala aspek kehidupan sosial diharuskan tetap dibatasi supaya jangan sampai bercampur dan bahkan wajib untuk mengikuti anjuran aduk menjadi satu. Sejarah perjalanan suatu Manipol dan jiwa USDEK antara lain Undang- bangsa dan negara menunjukkan realitas Undang Dasar 1945, Sosialisme Indonesia, yang berbeda bahwa olahraga dapat berjalan Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, beriringan dengan politik. dan Kepribadian Nasional. Untuk membakar semangat nasionalisme dan membangun Pandangan Politik Olahraga Sukarno karakter bangsa, Sukarno sering sekali Sukarno memandang bahwa olahragawan mengakatan “don’t leave history”. Jargon-jargon adalah wakil-wakil bangsa dan negara dalam itu juga masuk dalam wilayah olahraga dan ajang pertandingan dan perlombaan. Setelah sepak bola. Indonesia dikeluarkan dari keanggotaan Komite Olimpiade Internasional, Sukarno 2 Arsip Pidato Presiden 484, Address by President Sukarno semakin jelas mendeklarasikan olahraga at the Opening of the Preparotary Conference of the Games tidak bisa terpisah dengan politik. Komite of the New Emerging Forced (Ganefo) in Hotel Indonesia, Djakarta, 27 April 1963. R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 139

Sepak bola dan Manipol di era Sukarno maupun keseluruhan momen kejuaraan, saling memiliki hubungan yang saling melengkapi belajar dan menyaksikan kemajuan zaman dalam satu tujuan. Manipol yang bertemakan juga merupakan bagian potensi kemajuan yang revolusi sebagai tema tunggal dapat sama bagi Indoneia dalam bidang olahraga. memberikan jalan untuk menempatkan Apresiasi yang didapat oleh atlit adalah bagian sepak bola sebagai salah satu alat untuk dari penghormatan dan perasaan bangga pada mewujudkan hal itu karena sepak bola juga bangsa dan negara. merupakan perjuangan tentang nilai-nilai. Sepak bola yang secara resmi didanai Tidak hanya olahraga untuk olahraga saja, oleh negara Indonesia merupakan wakil sepak bola syarat dengan perjuangan nilai untuk mengharumkan nama sebuah bangsa dan pengharuman nama bangsa dalam kancah dan negara Indonesia dalam pertandingan dunia internasional.Sukarno yang ahli dalam internasional. Secara langsung, sepak bola propaganda dan agitasi hendak menjadikan memiliki misi diplomatik untuk membudayakan sepak bola sebagai salah satu alat untuk seperti apa sepak bola Indonesia dan promosi membentuk suatu karakter bangsa dalam Indonesia secara resmi yang selalu mendapat proses national building. Prestasi sepak bola dukungan negara. Pemerintah Indonesia ketika era Sukarno pun dapat dibanggakan sebagai pelaksana pemerintahan menginginkan oleh negara dan rakyat Indonesia. Semangat terciptanya citra yang positif mengenai bangsa sosialisme yang dipandang sebagai suatu dan negara yang didaulatkan dalam sepak cara untuk memperjuangkan harga diri dari bola. Bagian inimenjelaskan bahwa peranan penindasan masuk pula dalam sepak bola. sepak bola sebagai salah satu bentuk eksistensi bangsa yang merupakan wujud artikulasi Eksistensi Sebuah Bangsa: Sepak Bola nasionalisme dalam sepak bola sebagaimana dalam Asian Games, Olimpiade, Piala dapat dilihat dari pengiriman tim sepak Dunia, Ganefo dan Pertandingan bola Indonesia dalam kejuaraan olahraga Persahabatan internasional. Dalam kurun waktu tahun 1950-1960-an, Indonesia mengikutsertakan tim nasional sepak bola dipertandingkan secara kompetitif sepak bola di asian games untuk pertamakalinya di Asian Games, Olimpiade, Piala Dunia, dengan membentuk tim nasional yang pertama Ganefo dan juga pertandingan sepak bola setelah era kemerdekaan.PSSI membentuk persahabatan dan turnamen sepak bola timnas untuk Asian Games I New Delhi melalui yang menjadi ajang untuk menunjukkan keputusan kongres PSSI 1950 di Semarang. eksistensi sebuah bangsa di mata internsional Pemilihan pemian dalam persiapan menghadapi dalam ranah olahraga. Sebelas pemain yang kejuaraan sepak bola di dalam asian games ini bertanding dalam sebuah pertandingan bola dilaksanakan secara bertahap. Pertama melalui yang diseleksi dari pemain-pemain terbaik di pemilihan di enam distrik Jawa (3), Sumatera dalam negeri menjadi simbol kekuatan bangsa- (1), Kalimantan (1) dan Sulawesi (1). Kemudian bangsa dan tiap negara di seluruh dunia. Misi dibentuklah enam kesebelasan pada enam untuk memperjuangkan dan menggelar nama distrik yang saling diadu di jakarta dan temapt Indonesia di dalam gegap gempita kejuaraan lain. Komite dari KOI (Komite Olimpiade olahraga merupakan ekspresi kepercayaan diri Indonesia) yang memiliki kewenangan untuk dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara. menyeleksi selanjutnya memilih 18 pemain Kenangan indah dan persahabatan yang yang akan dibawa ke New Delhi (70 Tahun hangat antar tim sepak bola akan terendap PSSI, 2000: 52). dan masuk dalam memori-memori tiap atlit 140 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013

Kesempatan seleksi ini tidak disia-siakan saling mengalahkan untuk masuk semifinal. oleh para pemain yang ingin memperkuat Indonesia yang bertemu dengan India harus timnas Indonesia. Wadah untuk menyalurkan mengakui kemenangan India dengan tiga gol bakat bermain bola dan juga menunjukkan tanpa balas di hadapan ribuan penonton yang sebesar apa kecintaan terhadap bangsa dan memadati stadion Nasional New Delhi (70 negara, menunjukkan nasionalisme mereka Tahun PSSI, 2000: 53). Hasil ini tidak begitu dalam ranah olahraga, memberikan tenaganya bagus, namun semua ini masih awal. Target untuk membangun bangsa dan negara melalui untuk menunjukkan nasionalisme, bagiamana olahraga. Semua pemain sepak bola yang ada mewadahi nasionalisme melalui sepak bola di klub maupun belum memiliki klub, tentunya memiliki nilai yang lebih penting apabila ingin sekali membela timnas karena muara dibandingkan dengan hanya target yang tinggi pemain sepak bola pada akhirnya adalah dalam bentuk kemenangan dan juara. berkeinginan untuk bergabung dalam timnas Begitu juga semangat-semangat yang negaranya. dikumandangkan dalam Asian Games kedua Setelah seleksi dilaksanakan, terpilihlah 18 yang diselenggarakan di Manila, Filipina 1954 pemain sebagai anggota timnas yang masuk dan Asian Games ketiga yang diselenggarakan menjadi kontingen Indonesia untuk sepak di Tokyo, Jepang 1958. Menghadapi Asian bola Asian Games I di New Delhi. Mereka Games II Manila, pelatih tim nasional sudah adalah Maulwi Saelan, Bing Moheng (penjaga berganti dari kendali Choo Seng Que ke Tony gawang), Soenardi Arland, Chaeruddin Siregar, Pogacnik. Menurut R. Maladi, kedatangan Aten, Sardjiman, Soleh, Ramlan, Tan Liong Tony tidak semata-mata melatih timnas Houw, Sidhi, Yahya, Soegiono, Aang Witarsa, PSSI saja, melainkan mengajarkan sepak Dharmadi, Bee Ing Hien, Tee San Liong, Yusuf bola modern di era 1950-an dan setelah era Siregar, Ramli. Pelatih yang menangani tim PD II usai. Keistimewaan Tony dalam dunia nasional pertama untuk Asian Games I New sepak bola adalah kemampuannya dalam Delhi adalah Choo Seng Quee dari Singapura. menganalisa pertandingan secara ilmiah dan Pelatih asing pertama yang menangani timnas bagaimana mengomposisikan cara bermain ini, menurut pengakuan R. Maladi didatangkan untuk menghadapi lawan. Ia pun dikirim atas jasa seorang pengusaha bernama Tony Wen ke daerah untuk memberi ceramah dan dan ia pula yang mendanai timnas. Tony Wen, kepelatihan, sedangkan di pusat ia dipercaya menurut keterangan Kosasih Purwanegara, menyelenggarakan pendidikan kepelatihan. ketua PSSI pertama di era Orde Baru adalah Hasil pretasi yang dicapai dalam Asian Games orang penting dalam sindikat penyelendupan II Manila 1954, Indonesia melaju sampai madat dari Indonesia ke Singapura di era semifinal. Bersama dengan India dan Jepang revolusi dan dana dari penyelendupan itulah dalam grup penyisihan Indonesia berhasil lolos yang digunakan untuk pembiayaan perwakilan ke semifinal bersama dengan Korea Selatan, Indonesia (70 Tahun PSSI, 2000: 53-55). Birma dan Taiwan dari grup lain. Indonesia Perjalanan timnas sepak bola di Asian di semifinal dikalahkan oleh Taiwan dengan Games I New Delhi terhenti pada babak skor 2-4 yang akhirnya menjadi juara. Pada pertama kejuaraan yang menggunakan perebutan medali perunggu Indonesia kalah sistem knouck out. Hanya enam negara yang 4-5 dari Birma (70 Tahun PSSI, 2000: 74). mengirimkan timnas sepak bola di asian games Setelah Asian Games Manila, Indonesia ini yakni Afganistan, Jepang yang beruntung akan segera menghadapi Asian Games Tokyo langsung masuk ke tahap semifinal, Indonesia 1958. Popularitas sepak bola Indonesia India, Iran dan Birma yang masih harus berdasarkan kegiatan dan pola kepemimpinan R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 141

PSSI, baik dalam tingkat Asia maupun di Indonesia menjadi tuan rumah asian games tingkat Eropa ketika melakukan perjalanan adalah Sri Paku Alam VIII dan Wakil Ketua petandingan persahabatan di Eropa Timur, KOI R. Maladi setelah mendapat amanat dari telah menempatkan tim nasional Indonesia Sukarno agar Indonesa menjadi tuan rumah. dalam Asian Games Tokyo pada posisi yang Keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah lebih diperhatikan dibanding dengan cabang ini mengungguli Taiwan dan Pakistan dalam olahraga lainnya yang akan diikuti Indonesia. pemungutan suara yang cukup mengejutkan. Tanpa mengecilkan cabang olahraga yang Tidak ada yang menyangka sebelumnya bahwa lainnya, dalam tahun-tahun 1950-an nama Indonesia akan memenangi pemilihan untuk sepak bola Indonesia terdengar baik, terkenal menjadi tuan rumah asian games ke IV. dan begitu disegani di Asia. Semula Indonesia diragukan oleh negara- Tim nasional Indonesia banyak negara Asia yang lainnya dan dianggap masih diperbincangkan dan dibahas oleh komentator belum mampu menggelar perhelatan olahraga di Singapura, Laos, Hongkong dan Birma sebesar asian games. Seperti diberitakan secara rinci. Kondisi ini bukanlah datang dalam koran The Straight Times Singapura dengan sendirinya. Itu merupakan kekuatan yang menulis ”Lonceng kematian Asian hasil kerja yang direncanakan dan suatu Games telah berbunyi di Jakarta” (Sejarah manifestasi dari perkembangan yang besar. Olahraga Indonesia, 1991: 626). Adanya Melalui komentar berita asing tersebut ejekan seperti itu justru memacu bangsa Indonesia menjadi semakin populer dengan Indonesia bersikeras untuk menyelenggarakan sepak bola. Implikasi yang muncul adalah Asian Games IV Jakarta lebih hebat dan kebanggaan dan juga beban berat yang harus melebihi Tokyo. Dalam tataran persiapannya dijalani. Tanggung jawab yang besar terhadap dinyatakan bahwa usaha-usaha persiapan sepak bola Indonesia juga menanti untuk dan penyelenggaraan Asian games IV Jakarta dilaksanakan, baik dalam tataran elit pengurus langsung menyangkut martabat bangsa dan PSSI, pemain yang bersangkutan. Arti penting negara. Segala bentuk upaya yang berupa asian games kali ini bagi sepak bola nasional pendanaan dan tenaga harus dikerahkan Indonesia tidak hanya ikut serta berpartisi, untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang namun juga untuk mempertahankan nama lebih tinggi. Penyelenggaraan Asian Games IV baik yang sudah dicapai oleh Indonesia dalam adalah merupakan “national pride and blame” membangun sepak bola terlebih setelah sehingga semboyan yang dicantumkan dalam menahan imbang 0-0 Rusia dalam olimpiade logo Asian games IV adalah “Ever Onward, 1956 (Anwar, 1958: 3). No Retreat”. Dalam Asian Games Jakarta Indonesia dalam perjalanan Asian Games ini, Indonesia berhasil meraih 11 emas, 12 pada akhirnya menorehkan hasil yang bagus Perak dan 28 Perunggu. Perolehan medali di era Sukarno. Indonesia meraih peringkat ini menempatkan Indonesia di urutan ke dua ketiga dan mendapatkan perunggu tahun 1958. setelah kontingen Jepang (Gonggong, 1993: Raihan ini merupakan prestasi tertinggi sepak 388-389). bola Indonesia di kejuaraan resmi Asian Games Pada Asian Games kali ini, sepak bola dan medali pertama sepak bola yang diraih Indonesia diguncang skandal suap yang oleh Indonesia.Dalam pertemuan Asian Games kemudian membuat marah PSSI dan oleh Federation yang bersamaan dengan Asian kalangan masyarakat dalam negeri dianggap Games Tokyo 1958, Indonesia terpilih sebagai membuat malu bangsa Indonesia. Setelah di tuan rumah Asian Games IV Jakarta. Delegasi Olimpiade Melbourne menahan imbang Rusia yang memperjuangkan untuk terpilihnya 1956, menyisihkan RRC di pra piala dunia 1957, 142 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013 dan mendapatkan medali perunggu di Asian tidak banyak dan tidak bisa digunakan untuk Games Tokyo 1958, harapan untuk melihat hidup bermewah-mewahan istri mereka. nasionalisme dalam sepak bola Indonesia Saelan akhirnya menahan para pemain yang semakin menguat dalam menghadapi Asian terbukti menerima suap dari bandar judi di Games Jakarta 1962. Masyarakat dan juga Rumah Tahanan Militer di jalan Budi Utomo pemerintah Indonesia berharap supaya timnas (70 Tahun PSSI, 2000: 99-100).3 bisa meraih medali emas di rumah sendiri. Akibat dari perombakan pemain yang Beberapa bulan menjelang Asian Games IV terkait skandal suap, kekuatan timnas Jakarta, di saat tim Indonesia dalam pemusatan Indonesia melemah dan persiapan untuk latihan, harian Merdeka Jakarta memberitakan menghadapi Asian Games Jakarta yang bahwa telah ditengarai beberapa pemain timnas semakin mepet. Timnas Indonesia pun terlibat suap. Berita ini beberapa kali dilansir, mengalami kegagalan dan langsung tersingkir namun belum mendapatkan perhatian dari di babak awal penyisihan grup. Indonesia pengurus PSSI. Pada awalnya pihak PSSI dapat mengalahkan Vietnam 3-1 dan Filipina ingin tetap menyimpan informasi tentang 6-0, namun kalah dengan Malaysia 3-2 yang adanya skandal suap ini. Akan tetapi, lama- mengakibatkan Malaysia berhak lolos karena kelamaan Abdulwahab yang merupakan ketua sebagai pemuncak klasemen. Optimisme besar PSSI saat itu, akhirnya membuka informasi setelah mendapatkan hasil yang positif di bahwa memang terjadi skandal suap dalam Asian Games Tokyo terjawab dengan hasil yang skuad pemain timnas Indonesia. Pihak PSSI berkebalikan. Indonesia tidak meraih hasil kemudian membuat konferensi pers. Pimpinan yang diharapkan (70 Tahun PSSI, 2000: 94). PSSI bersama Tony Pogacnik dengan kecewa Pelajaran berharga terhadap kasus skandal dan sedih menjelaskan kepada wartawan terkait suap ini adalah bagaimana nasionalisme yang skandal suap ini (70 Tahun PSSI, 2000: 98). terus diwacanakan oleh negara melalui ranah Keterlibatan pemain timnas dan para olahraga, bagaimana harus memberikan bandar judi terbongkar setelah Maulwi Saelan tenaga untuk dipersembahkan kepada yang juga merupakan kapten CPM melakukan negara untuk bermain menjadi yang terbaik investigasi. Pada pertandingan persahabatan demi membangun nama besar bangsa dan melawan Malaysia menjelang dibukanya negara bukanlah sesuatu yang mudah untuk Asian Games, timnas Indonesia dikalahkan diwujudkan. 1-0 oleh Malaysia. Begitu juga ketika timnas Setelah Asian Games, PSSI menghadapi melawan kesebelasan luar negeri di Lapangan Olimpiade. Sepak bola dalam olimpiade Ikada. Indikasinya adalah banyak pemain mendapat banyak perhatian dan negara- yang tidak mau bermain dengan berbagai negara di dunia. Banyak negara menyatakan alasan: mulai cidera dan sakit. Kalaupun turut serta sehingga format untuk sepak memaksakan bermain, maka beberapa pemain bola dilaksanakan melalui kualifikasi bermain setengah hati. Tan Liong Houw sebelum olimpiade dilaksanakan. Pada awal bahkan menceritakan para pemain bermain diselenggarakannya olimpiade hingga tahun seperti “ayam teler” meskipun saat itu pemain- 1960-an, negara-negara dari Eropa Timur dan pemain Indonesia diakui sebagai pemain top. Amerika Latin merupakan kekuatan dominan Investigasi Saelan semakin menguat ketika beberapa istri-istri para pemain timnas yang 3 Dari data yang diperoleh siapa-siapa yang menerima suap, dibawa serta ke Jakarta berbelanja secara sementara ini hanya Ramang dan Wowo Sunaryo yang diketahui penulis sehingga keduanya dijatuhi hukuman tidak wajar dan berlebihan, padahal secara berupa dicoret dari timnas Indonesia dan mendapat logika pendapatan pemain timnas saat itu larangan bermain. Pihak PSSI dalam kasus ini sengaja menutupi siapa-siapa saja yang terlibat skandal suap. R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 143 dalam sepak bola seperti Rusia, Hungaria, lagu kebangsaan di antara timnas sepak bola Yugoslavia dan Uruguay. seluruh dunia. Pada keikutsertaannya yang pertama di Pada akhirnya Taiwan membatalkan Olimpiade Helsinski 1952, timnas sepak bola melakukan pertandingan di Indonesia. Indonesia Indonesia tidak lolos dari kualifikasi sehingga yang memiliki hubungan dplomatik dengan RRT tidak ikut serta berlaga di olimpiade. Barulah dan saat yang bersamaan RRT memiliki masalah pada Olimpiade Melbourne 1956, Indonesia interen dengan Taiwan merupakan keuntungan lolos kualifikasi, sedangkan di Olimpiade Roma yang didapat Indonesia. Indonesia dinyatakan 1960, timnas sepak bola Indonesia tidak lolos oleh FIFA berhak lolos ke Olimpiade Melbourne dari kualifikasi. Dalam perjalanan menuju dan dalam drawing akan bertemu dengan Rusia Olimpiade Melbourne, timnas Indonesia yang menjadi unggulan dan favorit sebagai juara harus terlebih dahulu melalui kualifikasi di sepak bola Olimpiade Melbourne. Kepastian zona Asia. Untuk mempersiapkan timnas batalnya Taiwan diumumkan oleh pengurus di Olimpiade Melbourne, sebelumnya telah PSSI tanggal 26 Juni 1956 lantaran Taiwan dilaksanakan seleksi pemain. Indonesia dalam tidak mau bertanding apabila tidak dilakukan mempersiapkan timnas tidak main-main dengan acara seremonial menyanyikan lagu karena di kualifikasi bertemu dengan Taiwan. kebangsaan. Indonesia dan Taiwan saat itu terkenal Pertandingan antara Indonesia dan sebagai kekuatan sepak bola Timur Jauh. Rusia dilaksanakan di stadion Olympic Park Taiwan yang dilatih oleh Lee Wai Tong, yang kebetulan dekat dengan kolam renang. seorang legenda hidup sepak bola Taiwan Beberapa jam sebelum pertandingan sepak bola tentunya telah mengenal sepak bola Indonesia dilaksanakan, pelombaan renang yang diikuti karena pernah bermain di Indonesia saat oleh atlit renang Indonesia Habib Nasution dan memperkuat kesebelasan Nan Hwa dalam Ria Tobing diselenggarkan sehingga banyak beberapa pertandingan persahabatan dengan orang-orang Indonesia yang menjadi suporter. kesebelasan Indonesia. Taiwan yang terkenal Dari arena kolam renang suporter Indonesia dengan permainan taktis dan juga bertipikal berduyun-duyun ke stadion. Tidak disangka- keras hendak dihadapi oleh pelatih Indonesia, sangka dalam pertandingan ini Indonesia Tony Pogacnik dengan permainan yang sabar dapat menahan Rusia 0-0 di pertandingan dan mengandalkan serangan dari sektor tengah 2x45 menit dan perpanjangan waktu 2x15 kiri dan kanan yang biasa dilakukan oleh Liong menit. Keberhasilan Indonesia menahan Rusia Houw dan Ramlan sebagai gelandang kiri dan juga diberitakan oleh surat kabar luar negeri kanan timnas Indonesia (Star, 19 Mei 1956: 35). yang mana potongan berita tersebut dijadikan Kondisi politik hubungan kedua negara sebagai cover majalah Olahraga. antara Indonesia dan Taiwan pada saat akan Akhirnya Indonesia kalah pada pertandingan dilaksanakannya pertandingan kualifikasi ulangan melawan Rusia dengan skor 4-0. olimpiade mengalami ketegangan. Indonesia Pada saat itu masih belum diberlakukan adu dan Taiwan tidak memiliki hubungan tendangan pinalti ketika pertandingan selesai diplomatik. Pihak FIFA telah mengatur tata waktu normal 2x45 menit dan perpanjangan cara pertandingan terkait dengan masalah waktu 2x15 menit. Pertandingan dengan bendera dan juga masalah lagu kebangsaan. hasil draw akan dilakukan pertandingan Permasalahan tentang bendera dan lagu ulang. Meskipun kalah, para pemain telah kebangsaan di era pasca perang dunia II telah mengharumkan nama bangsa dan negara menjadi masalah nasionalisme. Perdebatan Indonesia melalui olahraga. Para pemain telah pun banyak terjadi mengenai bendera dan berjuang sebaik mungkin dengan menunjukan 144 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013 semangat juang yang tinggi beserta pemerintah menyatakan bahwa “kita tidak nasionalismenya. Rusia dalam Olimpiade mempunyai hubungan diplomatik dengan Melbourne 1956 akhirnya meraih juara dalam Israel dan kita menjalankan good neighbour cabang olahraga sepak bola. policy.” Dapat diartikan apa yang akan Selanjutnya, Piala dunia merupakan dilakukan oleh pemerintah memiliki implikasi kejuaraan sepak bola sedunia yang besar dalam kemungkinan terhentinya usaha memiliki gengsi tinggi. Ketika piala dunia PSSI untuk atas nama negara dan bangsa diselenggarakan, perhatian masyarakat di memperkenalkan nama pahlwan-pahlawan dunia tertuju ke sana, baik secara langsung sepak bola Indonesia dalam putaran final piala berbondong-bondong menuju ke stadion dunia (Aneka, 10 Juli 1957). tempat diselenggarakannya kejuaran maupun Pemerintah Indonesia dinilai ragu menyaksikan melalui media massa: layar kaca, dalam memberikan izin dilangsungkannya radio dan media cetak. Secara perlahan orang- pertandingan lawan Israel di Indonesia, di orang merasa memiliki negaranya kembali Israel ataupun di tempat netral. Indonesia yang terartikulasikan melalui tim nasional khawatir terhadap sokongan yang diberikan sepak bola yang sedang berlaga. Piala dunia oleh negara-negara Arab dalam sidang politik sejak diselenggarakan pertama kali di Uruguay PBB. Apabila tetap bertanding dengan Israel tahun 1930 telah menyedot perhatian dunia. maka pemerintah takut tidak mendapat Piala dunia tidak ubahnya sebagai ajang bagi dukungan dari negara-negara Arab. Oleh bangsa dan negara untuk mempertaruhkan sebab itu, pemerintah menyarankan PSSI harga dirinya melaui ranah sepak bola. untuk mengusahakan rencana pertandingan Selama piala dunia diselenggarakan di yang tepat sehingga tidak berpengaruh era 1950-1965, Indonesia tidak pernah masuk buruk terhadap hubungan diplomatik dalam putaran final piala dunia. Indonesia Indonesia dengan negara-negara Timur selalu berhenti pada kualifikasi dan tidak Tengah.Pengalaman permasalahan yang berhasil lolos dari kualifikasi zona Asia. persis terjadi antara Indonesia dan Taiwan Eksistensi Indonesia untuk berjuang masuk dalam kualifikasi olimpiade mengemuka lagi, putaran final piala dunia kandas setelah meski tidak memiliki hubungan diplomatik, dikalahkan oleh Israel terkait masalah politik. namun pemerintah dikala itu memberikan Peselisihan sepak bola dan politik antara izin pertandingan dengan syarat bahwa Indonesia dan Israel tidak hanya sekali. pertandingan harus dimainkan tanpa lagu Setelah peristiwa pelarangan atlit Israel masuk kebangsaan dan tanpa bendera negara masing- Indonesia, maka permasalahan kali ini dalam masing. Mengenai kebijakan good neighbour piala dunia mirip seperti kasus yang dialami policy, maka permasalahan ini menempatkan oleh Indonesia dan Taiwan dalam kualifikasi Indonesia sepeti posisi Taiwan saat penyisihan sepak bola Olimpiade Melbourne. Olimpiade Melbourne, sedangkan Israel menempati posisi Indonesia dengan usul Politik dapat juga menjadi bumerang mereka untuk bertanding di bawah bendera perkembangan keolahragaan. Hal ini yang FIFA tanpa dikumandangkannya lagu melatarbelakangi pertandingan antara timnas kebangsaan dan pengibaran bendera. Israel Indonesia ketika hendak melawan Israel. menggunakan kesempatan ini untuk memukul Permasalahan politik biasanya diketengahkan Indonesia dengan “senjata politiknya” sendiri sebagai salah satu jalan untuk mempererat saat hal ini dahulu dilakukan Indonesia perhubungan antara bangsa-bangsa di dunia terhadap Taiwan. Indonesia saat kualifikasi untuk meredakan runcingnya dunia politik di piala dunia ini menempati posisi kuat karena era perang dingin melanda dunia. Kalangan R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 145 sebelumnya telah mengalahkan RRT di babak juara III setelah mengalahkan RDV (Vietnam kualifikasi. Indonesia tinggal mengalahkan Utara) 3-1 di final perebutan juara III (Ihsan, Israel dan kemudian akan dapat melenggang 2010: 30). ke putaran final piala dunia (Aneka, 10 Juli Sementara itu dalam kejuaraan resmi 1957). Akhirnya Indonesia memutuskan untuk Olimpiade Ganefo, cabang olahraga sepak bola tidak bertanding dan menganggap dukungan diikuti oleh 13 negara dan langkah tuan rumah negera-negara Arab dalam sidang PBB lebih timnas Indonesia tertahan di babak perempat penting daripada sepak bola melawan Israel final setelah dikalahkan Republik Demokrasi dan tidak memberi izin untuk bertanding Rakyat Korea (Korea Utara/RDRK) dengan karena tidak memiliki hubungan diplomatik. skor 1-5. Sebelumnya, di babak penyisihan Israel yang kemudian lolos ke piala dunia 1958. Grup B, Indonesia berhasil mengalahkan Mali Olahraga, sepak bola dan politik dapat 3-2 dan menahan Republik Rakyat China 1-1. berjalan beriringan. Pada tahun 1963, Sukarno Gelar juara cabang olahraga sepak bola Ganefo menggagas dan kemudian menyelenggarakan I Jakarta akhirnya diraih Republik Persatuan Ganefo (Games of the new emerging forces) Arab (medali emas) yang disusul Korea Utara di Jakarta, Indonesia. Dalam rangka untuk (perak), dan Uruguay (perunggu). Menurut mempromosikan Ganefo kepada khalayak rencana, Ganefo akan diselenggarakan secara dunia Internasional, maka dibentuklah KWAA periodik dan Ganefo II 1967 akan digelar di (Konferensi Wartawan Asia Afrika). Setelah Kairo, Mesir. Perubahan politik dunia pada itu KWAA mengadakan Turnamen Sepak masa itu mencatat bahwa Ganefo I Jakarta pun Bola Sukarno Cup yang diikuti oleh 6 negara menjadi ganefo pertama dan terakhir. Skuad yang diadakan pada 25 April 1963. Enam timnas sepak bola Indonesia di olimpiade negara itu adalah Indonesia, RRT, Pakistan, Ganefo Jakarta ini adalah: Jus Etek, Judo Vietnam Utara, RPA, dan Kuba (Merdeka, Hadianto, Sahala Siregar (penjaga gawang), 10 April 1963). Turnamen ini merupakan Ishak Udin, Masri, John Simon, Fattah turnamen olahraga pertama yang diikuti oleh Hidajat, Latif Haris Tanoto, Djadjang Haris, negara-negara Nefo dari tiga benua. Stadion Januar Pribadi, Emen Suwarman, Komar, Gelora Bung Karno digunakan sebagai tempat Rukman, Maurits Manuhutu, Lim Soei Liang, pertandingan. Faisal Jusuf, Ipong Silalahi, Sahruna, Basri, Turnamen Sukarno Cup memiliki dua A. Titaheluw, Soenarto, Omo Suratmo, Wowo tujuan utama yaitu memeriahkan KWAA dan Soengkowo, dan Soenarto Soentoro (www. mendasari realisasi turnamen olahraga Ganefo. novianmediaresearch.wordpress.com). Maka dari itu Turnamen Sepakbola KWAA Tidak hanya dalam kejuaran kompetisi disebut sebagai miniatur Ganefo (Merdeka, 29 resmi, timnas Indonesia juga menambah Maret 1963). Meskipun hanya diikuti oleh 6 pengalaman bermain para pemain timnas negara dan hanya mempertandingkan cabang dengan menyelenggarakan pertandingan sepak bola saja, Sukarno Cup merupakan persahabatan. PSSI memiliki program pelatihan suatu awal yang bagus untuk membuktikan seperti melakukan pertandingan persahabatan bahwa Indonesia yang sedang diskorsing oleh dengan timnas negara lain, kesebelasan luar IOC dan telah keluar dari badan tersebut negeri dan kesebelasan dalam negeri. PSSI dalam ternyata dapat mengundang beberapa negara perjalanan waktu telah banyak melakukan untuk ikut serta dalam suatu kejuaraan pertandingan persahabatan dan juga mengirim olahraga internasional. RPA (Mesir) menjuarai timnas Indonesia ke luar negeri. Selain turnamen ini setelah mengalahkan RRT 2-0 kejuaraan resmi sepak bola yang masuk dalam di babak final. Sedangkan Indonesia menjadi agenda FIFA maupun olimpiade, pertandingan 146 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013 persahabatan terutama pengiriman timnas Belgrado (Madjallah Olahraga, 25 September sepak bola ke luar negeri merupakan wakil 1964). Kekalahan di kandang lawan merupakan bangsa dan negara dalam memperkenalkan hal yang wajar, tetapi sambutan penonton yang Indonesia di mata internasional. Pertandingan menjamu timnas Indonesia sangat luar biasa. persahabatan dan pengiriman timnas Indonesia Terdapat pula kisah menarik ketika melawan yang dibahas adalah tur PSSI ke Eropa Timur Yugoslavia yang sedang mempersiapkan diri pada tahun 1956. Perjalanan kunjungan timnas menghadapi Hungaria. Pada saat itu, publik Indonesia ke Eropa Timur ini tidak hanya Eropa menduga, Yugoslavia akan menang dilakukan dalam pendekatan olahraga sebagai 5-0 atau 10-0 atas Indonesia. Faktanya hanya persiapan sebelum ke Olimpiade Melbourne 4-2 dan sesudah pertandingan, seluruh Eropa 1956 di Australia. gempar, seluruh pers Eropa terkejut. Seperti halnya yang dilakukan oleh Stalin pada era setelah PD II selesai. Uni Soviet telah Kesimpulan memerkenalkan diri kepada negara-negara Hubungan antara nasionalisme yang sepak bola kuat dengan kunjungan regu- semakin menguat dengan sepak bola yang regu juaranya, Dynamo dan Tentara Merah semakin populer memiliki nilai potensial ke Inggris dan Eropa. Rezim pemerintah untuk diwujudkan menjadi sumber inspirasi. Soviet yang sedang berkuasa ikut serta dalam Sepak bola akhirnya menjadi sebuah alat menggerakkan dan mengarahkan kebijakan perjuangan bagaimana membangun karakter olahraga nasionalnya. Tur Eropa Timur yang bangsa melalui ranah olahraga. Sukarno yang dilakukan oleh PSSI tidak berbeda jauh dengan merupakan pemimpin Indonesia saat itu apa yang dilakukan oleh Uni Soviet. PSSI melihat potensi kuat antara nasionalisme dan mendapatkan undangan Pemerintah Uni Soviet sepak bola. Di saat Indonesia telah menjadi untuk melakukan pertandingan persahabatan sebuah negara, tujuan perjuangan bangsa dan sekaligus digunakan sebagai tur Eropa adalah menegakkan negara Republik Indonesia Timur menghadapi negara-negara lainnya menjadi negara yang besar. Olahraga pun sepanjang jalur yang dilalui rombongan tim menjadi perhatian dan urusan negara karena PSSI yang dipimpin oleh R. Maladi selaku berpotensi besar untuk mengenalkan Indonesia ketuanya. Indonesia tidak hanya ingin sebagai bangsa dan negara yang terhitung membangun olahraga khususnya sepak bola masih baru merdeka. Keberhasilan dalam dalam pendekatan olahraga saja, namun dunia olahraga, tentu saja akan membuat ada nilai politis bahwa tur Eropa Timur ini bangga sekaligus mengangkat citra bangsa merupakan salah satu duta bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. untuk menunjukkan eksistensi Indonesia setelah merdeka dan dalam dunia internasional. Sukarno melalui orang-orang terdekatnya seperti R. Maladi, Abdulwahab Djojohadikusumo Meskipun 10 dari 11 pertandingan dan Maulwi Saelan yang ketiganya adalah menderita kekalahan, para penonton di pimpinan PSSI di eranya, akhirnya negeri Eropa sangat banyak untuk memenuhi memanfaatkan penguatan nasionalisme stadion yang berkapasitas puluhan ribu. Indonesia melalui sepak bola. Untuk penguatan Jumlah penonton mencapai angka kurang ke dalam, sepak bola dikemas dalam bentuk lebih 100.000 penonton di pertandingan yang kompetisi untuk menjadi yang terbaik sehingga diselenggarakan di Leningrad, termasuk para pemain sepak bola saling berlomba supaya Ir. Sukarno (Presiden Republik Indonesia). dapat bergabung menjadi pemain timnas Sedangkan ketika di Yugoslavia disaksikan Indonesia. Sarana olahraga pun dibangun oleh kurang lebih 30.000 di stadion Red Star negara untuk menunjang kompetisi seperti R.N. Bayu Aji Nasionalisme dalam Sepak Bola Indonesia Tahun 1950-1965 147 pembangunan stadion Gelora Bung Karno yang terjadi menjelang pertandingan Asian Games menggantikan stadion Ikada yang dinilai tidak Jakarta 1962. Sanksi tegas pun diberlakukan lagi representatif di tahun 1960-an, sehingga dengan pemecatan para pemain timnas bisa lebih banyak menampung penonton dan Indonesia yang terlibat seperti yang dialami suporter. Sementara untuk penguatan ke luar, penyerang legendaris Ramang dan Indonesia maka nasionalisme Indonesia dalam sepak bola mengalami kegagalan dalam sepak bola adalah bagaimana menunjukkan permainan Asian Games Jakarta dihadapan masyarakat yang berkelas dan meraih prestasi di antara Indonesia. Meskipun pembangunan kompetisi internasional yang diselenggarakan nasionalisme Indonesia melalui sepak bola sebagai ajang bergengsi untuk diperebutkan. pernah mengalami kegagalan, namun usaha Dalam perjalanannya, nasionalisme yang negara untuk membangun nasionalisme coba dimasukkan ke dalam sepak bola tidak melalui ranah olahraga terus dilakukan selalu berjalan linear. Nasionalisme dalam karena nasionalisme dalam olahraga sejatinya sepak bola bersifat sesaat. Ada kalanya dapat membangkitkan potensi nasionalisme nasionalisme yang dimasukkan dalam sepak di bidang lainnya. Sepak bola sebagai alat bola berhasil, bagaimana para pemain sepak perjuangan bangsa merupakan sebuah wadah bola yang tergabung dalam timnas Indonesia untuk membangun perwujudan nasionalisme. sebagai duta bangsa dan negara memberikan tenaga dan perjuangannya sehingga bermain Daftar Pustaka dengan bagus dan berprestasi. Seperti prestasi yang diraih oleh timnas Indonesia ketika Arsip berpartisipasi dalam Asian Games Manila ANRI, Jakarta, Arsip Pidato Presiden No. 484, 1954 sampai semifinal danAsian Games Tokyo 630 & 782. 1958 dengan meraih medali perunggu. Begitu juga saat melakukan tur ke Eropa Timur, Surat Kabar timnas Indonesia mendapatkan sambutan yang hangat dan berhasil memperkenalkan Kompas, 6 Agustus 1965. kebesaran nama Indonesia melalui sepak Tjakram, 2 Februari 1947. bola. Sama halnya dengan Ganefo yang Tjakram, 9 Februari 1947. diselenggarakan oleh Sukarno di Jakarta Aneka, 10 Djuli 1957. sebagai tandingan olimpiade untuk wadah Star, 19 Mei 1956. pergerakan menentang negara-negara Madjalah Olahraga, 25 September 1956. imperialisme yang mendapatkan sambutan positif dari negara-negara yang beru merdeka Merdeka, 10 April 1963. dari kolonialisme negara Barat. Pada event Merdeka, 29 Maret 1963. Olimpiade Melbourne 1956, nasionalisme yang Aneka, 1 Februari 1958. dibangun dalam ranah olahraga membuahkan hasil yang positif dan Indonesia dapat menahan Buku, Penelitian, Laporan, Makalah dan 0-0 kesebelasan Rusia, meskipun akhirnya Jurnal kalah dipertandingan ulangan dengan skor 4-0. Aji, R.N. Bayu, Tionghoa Surabaya dalam Sepak Kegagalan untuk memasukkan Bola 1915-1942. Yogyakarta: Ombak, 2010. nasionalisme dalam sepak bola juga dialami Indonesia ketika terjadinya skandal suap Colombijn, Freek, “The Politics of Indonesian yang menimpa beberapa timnas Indonesia Footbal”, dalam Archipel No. 59/2000. dengan bandar judi karena faktor uang. Hal itu 148 Lembaran Sejarah, Vol. 10, No. 2, Oktober 2013

Giulianotti, Richard, Sepak Bola Pesona Sihir Muljana, Slamet, Kesadaran Nasional Dari Permainan Global. Yogyakarta: Apeiron Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid II. Philotes, 2006. Yogyakarta: LkiS, 2008. Gonggong, Anhar dkk., Sejarah Nasional Palupi, Srie Agustina, Politik dan Sepak Bola di Indonesia VII, Lahir dan Berkembangnya Jawa 1920-1942. Yogjakarta: Ombak, 2004. Orde Baru, Jakarta: Depdikbud, 1993. PSSI, 70 Tahun PSSI, Mengarungi Milenium Ihsan, Ardha, Politisasi Olahraga di Bawah Baru, Jakarta: PSSI, 2000. Soekarno: Games of The New Emerging Forces Rahman, Aulia, Olahraga dan Identitas Nasional: (Ganefo) di jakarta 1963, Surabaya: Skripsi Pencak Silat di Idonesia Tahun 1950-1970, Unair, 2010. Yogyakarta: Tesis UGM, 2012. Iskandar, Muhaimin, Spiritualitas Sepak Bola. Ricklefs, M. C., Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: KLIK.R, 2006. Yogyakarta: UGM Press, 2007. Kamenpora, Sejarah Olahraga Indonesia. Saelan, Maulwi, Sepak Bola Jilid I. Djakarta: Jakarta: Kantor Menteri Pemuda dan tp, 1970. Olahraga, 1991. Smith, Anthony D., Nasionalisme, Teori, Ideologi, Kartodirdjo, Sartono, Nasionalisme, Lampau Sejarah, terj. Frans Kowo. Jakarta: Erlangga, dan Kini, hlm. 4-5. Sebuah makalah 2003. yang disampaikan pada seminar tentang “Nasionalisme Indonesia Menjelang dan Pada Sumber Elektronik Abad XXI” yang diselenggrakan oleh Yayasan Bina Darma di kampus Universitas Kristen “Sepak Bola Ganefo I/1963”, dalam http:// Satya Wacana tanggal 2-5 Juni 1993. novanmediaresearch.wordpress.com, diakses Malobulu, Syarifudin dkk., Olahraga dan Senin, 20 Agustus 2012, pukul 19.35 WIB. Pendidikan Jasmani dalam Wajah Keutuhan NKRI. Jakarta: Ardadizya Jaya, 2011.