23 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Tabel 2. Penelitian Terdahulu No Nama Pengarang, Hasil Penelitian Relevansi Terhadap Tahun dan Judul Penelitian 1. Mohammad Alfa Hasil penelitian Penelitian yang di Hasyim (2015), menunjukkan bahwa lakukan oleh Hasyim Jaringan Sosial Bonek aktor-aktor yang terlibat memiliki persamaan Di Malang Raya dalam jaringan sosial dengan penelitian ini Bonek Malang Raya yaitu penggunaan menghubungkan antara Jaringan sosial pada Bonek Malang Raya komunitas suporter yaitu dengan beberapa Bonek, sedangkan komunitas Bonek mania perbedaannya terdapat lainnya yang ada di pada subjek penelitian, beberapa kota terdekat dimana pada penelitian lainnya. Selain itu ini meneliti tentang komunitas Bonek Malang Korwil Aremania Raya terbentuk juga Kampus. Penelitian karena rasa cinta dan hasyim dilakukan di bangga terhadap Persebaya komunitas, dimana Surabaya, hingga perasaan mayoritas komunitas senasib dan cenderung tidak sepenanggungan karena terorganisir. kebanyakan anggota dari komunitas Bonek Malang Raya banyak yang berasal dari Kota Surabaya. Kemudian dihubungkan dengan bentuk antara warga dan beberapa komunitas Bonek mania yang ada di beberapa kota terdekat. 2. Arista Indra Witantra Berdasarkan penelitian Persamaan penelitian (2008) “ Aplikasi terhadap observasi dan yang dilakukan oleh Manajemen hasil wawancara kepada witantra dengan Organisasi Pada beberapa pengurus penelitian ini terletak Komunitas Suporter Aremania Korwil pada kesamaan akan Untuk Menuju Aremania Kampus Putih, koordinator wilayah Suporter Teladan Pada dapat diketahui bahwa Aremania Kampus Aremania Korwil secara langsung maupun sebagai topik penelitian 23 No Nama Pengarang, Hasil Penelitian Relevansi Terhadap Tahun dan Judul Penelitian Aremania Kampus tidak langsung semenjak dan metode yang Putih” awal pendirian Aremania digunakan. Sedangkan Korwil Aremania Kampus perbedaanya terletak Putih telah mencoba untuk pada tujuan penelitian mengaplikasikan konsep- dimana penelitian ini konsep dari fungsi-fungsi terfokus pada jaringan manajemen sosial yang terjadi (perencanaan,pengorganisa dimana masih belum sian,kepemimpinan,danpe banyak penelitian terkait ngendalian) dan unsur- jaringan sosial khususnya unsur organisasi dalam suporter sepak (sekelompok orang, bola. kerjasama, tujuan bersama, lingkungan dan lain-lain), kendatipun belum sepenuhnya maksimal. Hal tersebut dikarenakan Aremania tengah berusaha belajar berorganisasi yang tidak lain merupakan salah satu tuntutan dari pihak Badan Liga Indonesia (BLI) agar setiap kelompok suporter nantinya sudah dalam bentuk organisasi agar mudah dalam memberikan penyuluhan maupun pengawasan. 3. Aditya Tri Saputra Hasil penelitian yang Penelitian yang dilakukan (2015), Pola menyebutkan pola oleh Saputra memiliki Komunikasi Suporter komunikasi yang terjadi persamaan dengan Sepak bola (Studi adalah komunikasi internal penelitian ini yaitu pada Deskriptif Kualitatif dan eksternal. Dari hasil metode yang digunakan Pola Komunikasi penelitian tersebut juga yaitu deskriptif kualitatif, Arsenal Indonesia menyebutkan bahwa sedangkan perbedaannya Suporter Solo). dalam komunikasi terdapat pada tujuan interpersonal memiliki penelitian yaitu terkait pola komunikasi yang jaringan sosial yang terjadi secara eksternal melihat tindakan proses terbentuk pada kelompok interaksi hubungan sosial dimana secara keseluruhan tingkat mikro dan tingkat bersifat formal. makro dalam suporter sepak bola. 24 No Nama Pengarang, Hasil Penelitian Relevansi Terhadap Tahun dan Judul Penelitian 4. Rachel McLean and Hasil penelitian Penelitian yang dilakukan David W (2009), menyebutkan komunikasi oleh Rachel dan David Social networks, digunakan untuk memiliki persamaan football fans, fantasy mendekatkan suporter untuk mengkoordinasi and reality: How kepada klub sepak bola suporter sepak bola corporate and media yang diidolakan, kekuatan dalam sebuah klub. interests are invading media masa mampu Sedangkan perbedaannya our lifeworld. meningkatkan partisipasi adalah penggunaan dari suporter agar sistem dalam terintegrasi. Media mengkordinasi suporter, digunakan untuk di mana dalam penelitian penyebaran informasi ini menggunakan Korwil dankemuncul teknologi untuk mengkoordinasi telah membawa peluang sedangkan penelitian lebih besar untuk Rachel dan David berkomunikasi, berbagi menggunakan media pandangan di mana klub. sebelumnya tidak dapat dipublikasikan secara luas. Media sebagai salah satu kekuatan dalam menghubungkan komunikasi kepada seluruh suporter sepak bola. 5. Paundra Jhalugilang Hasil dari penelitian ini Penelitian yang dilakukan (2012), Makna melihat bagaimana oleh Paundra Jhalugilang Identitas Fans Klub identitas yang terbentuk memiliki persamaan pada Sepak Bola (Studi melalui proses eksplorasi penggunaan konsep Kasus: Juventus Club seperti keluarga, teman, interaksionis simbolis di Indonesia). dan media massa. Serta sebuah klub sepak bola. level komitmen dengan Persamaan yang lainnya memiliki atribut, setia adalah pemaknaan mendukung Juventus identitas. Perbedaannya meski sedang terpuruk, terletak pada komunitas hingga menyejajarkan fans sepak bola yang Juventus dengan keluarga diteliti, perbedaan lain serta pasangannya. ada pada pemaknaan Kemudian identitas sosial identitas yang dipilih. mereka terbentuk melalui Penelitian Paundra proses kategorisasi yakni Jhalugilang fokus pada memahami dan pemaknaan identitas mengidentifikasi keseluruhan pada fans komunitas. Lalu (yel-yel, atribut, dll) dilanjutkan identifikasi sedangkan penelitian ini 25 No Nama Pengarang, Hasil Penelitian Relevansi Terhadap Tahun dan Judul Penelitian dengan menjalankan misi terfokus pada simbol atau komunitas, memakai logo korwil Aremania atribut komunitas, Kampus sebagai menyanyikan yel-yel, identitas. hingga memakai istilah yang digunakan komunitas. Terakhir adalah perbandingan sosial yakni membandingkan kelompoknya dengan kelompok lain. Konsep interaksionis simbolik mengenai komunitas (society), anggota (self), dan pikiran (mind) menghasilkan makna bahwa fans Juventus adalah kelompok fans yang loyal, memiliki rasa cinta yang tinggi, serta mempunyai rasa kebersamaan, solidaritas, dan persaudaraan sebagai sebuah komunitas. 2.2 Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Tentang Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, di mana ‘ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia (person). Mungkin saja, yang menjadi anggota suatu jaringan sosial itu berupa sekumpulan dari orang yang mewakili titik-titik seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, jadi tidak harus satu titik diwakili dengan satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah atau negara (Agusyanto, 2007: 13). 26 Jaringan sosial juga merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal misalnya saat Aremania Korwil 193 Unisma mengadakan acara nonton bareng pertandingan Arema FC, maka Korwil Aremania 193 Unisma juga akan mengundang Korwil-korwil Aremania kampus lain. Kagiatan informal lainnya adalah saat acara galang dana untuk korban bencana yang biasanya dilakukan di jalan-jalan secara bersama-sama oleh para anggota Korwil Aremania Kampus, hal tersebut merupakan contoh hubungan dalam bentuk yang informal. Sedangkan hubungan dalam bentuk formal adalah pada saat Korwil Aremania kampus mendapatkan undangan dari manajemen Arema untuk membagikan jatah tiket untuk masing-masing Korwil Aremania, undangan dari manajemen Arema untuk berdiskusi dengan manajemen Arema, selain itu saat Korwil Aremania kampus berulang tahun diusahakan mengundang perwakilan dari manajemen Arema agar dapat hadir dalam acara ulang tahun Korwil Aremania Kampus. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat saling berbalasan (Damsar, 2002: 157), misalnya saat Korwil Aremania Kampus saling bertukar informasi dengan Korwil Aremania Kampus lain mengenai acara atau kegiatan yang berhubungan dengan Arema. Jaringan sosial terdiri dari individu (atau organisasi) yang disebut node yang terikat (terhubung) oleh satu atau lebih tipe tertentu saling ketergantungan, seperti persahabatan, kekerabatan, kepentingan bersama, hubungan kepercayaan, pengetahuan atau prestise. Paling 27 luas, analisis jaringan sosial mengkonsep struktur sosial sebagai jaringan dengan ikatan yang menghubungkan anggota dan penyaluran sumber daya, berfokus pada karakteristik hubungan bukan pada karakteristik dari masing-masing anggota dan melihat komunitas sebagai “komunitas pribadi”, yaitu, sebagai jaringan hubungan individu yang mendorong orang, mempertahankan, dan menggunakan dalam perjalanan hidup sehari-hari mereka. 2.2.1 Pengaktifan Hubungan Emosi Pada Jaringan Sosial Hubungan sentiment (emosi) yang diaktifkan dalam rangka memperoleh power, reward, atau sumber daya-sumber daya yang tersedia (tujuan-tujuan para pelaku) biasanya ada beberapa jenis. Hubungan emosi yang diaktifkan ini bermakna langsung pada persoalan pengaruh dan informasi terhadap sumber daya. Artinya, apabila seseorang atau sekelompok orang dalam mencari, mendapatkan dan melaksanakan proyek, orang-orang yang dihubungi dan diajak kerja sama adalah orang-orang yang bisa dihubungi melalui hubungan emosi jenis ini. Umumnya, minimal hubungan emosi