perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Septyan Riesky Hermawan

I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAScommit SEBELAS to user MARET 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR METAFORA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

Septyan Riesky Hermawan

I0207121

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 i

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

PENYUSUN : SEPTYAN RIESKY HERMAWAN

NIM : I 0207121

JURUSAN : ARSITEKTUR

TAHUN : 2012

Surakarta, Oktober 2012

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II Tugas Akhir Tugas Akhir

Ir. Suparno, MT. Ir. Hari Yuliarso, MT. NIP. 19550516 198601 1 001 NIP. 19590725 199802 1 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Arsitektur Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik UNS Fakultas Teknik UNS

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT. Kahar Sunoko, ST, MT. NIP. 19620610 199103 1 001 NIP. 19690320 199503 1 002 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbilalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah membukakan jalan bagi hamba untuk mengenal dunia arsitektur, melalui kampus Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan banyak pelajaran dalam berarsitektur. Mulai dari awal masa perkuliahan sampai pada saat dimana penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora” sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan sumbangan baik materiil maupun spiritual. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Dr. Ir. M. Muqoffa, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur FT-UNS 2. Ir. Kahar Sunoko, MT., selaku Ketua Prodi Arsitektur FT-UNS 3. Ir. Suparno, MT., selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir 4. Ir. Hari Yuliarso, MT., selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir 5. Yosafat Winarto, ST. MT., selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur FT-UNS

6. Ir. Hardiyati, MT., selaku Dosen Pembimbing Akademik

7. Rekan–rekan angkatan 2007 Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Tahap Tugas Akhir bukan akhir dari segalanya. Melainkan sebuah perjalanan hidup penulis dalam mempelajari dunia arsitektur di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi masyarakat umum.

Terimakasih.

Surakarta, Oktober 2012

Penulis

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas akhirku. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya

[Ayah] pendukung yang selalu mendukung segala aktivitas, memfasilitasi dan selalu menyemangatiku agar lulus dengan nilai yang memuaskan …

[Ibu] yang selalu merawat, mendoakanku, dan memberi nasehat tentang kehidupan.maaf selalu merepotkan..luv u mom….

[Adek] yang terus mendoakan aku cepat lulus n cepat kerja, walaupun ujung-ujungnya ada maunya…

[Ir. Suparno, MT n Ir. Hari Yuliarso, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini…

[Ir. M. Asrori, MT n Tri Joko, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini…

Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS.

[Teman-Teman Arsitek]

[ABC] thank’s for all broo…ayo dolan bareng meneh sing komplet kyo mbiyen….

[dr.Bangunan] tim tersukses se-arsitek hahaa….futsal…futsal…futsaallll…

[ studio 127] akhirnya kita lulus kawan-kawan…sukses selalu buat kalian…

[ALL ‘07] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi orang -orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin…..

dan Semua Pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu...

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”

(QS. Al-Mujadillah : 11)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. iii

UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………………... iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… v

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………… x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………………… xii

DAFTAR SKEMA………………………………………………………………………... xiii

BAB I………………………………………………………………………………………. 1

PENDAHULUAN………………………………………………………………………… 1

1.1 Judul…………………………………………………………………………………… 1 1.2 Pengertian Judul……………………………………………………………………… 1 1.3 Latar Belakang………………………………………………………………………... 2

1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia…………………………………. 2

1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di ……………………………………. 3

1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia…………………………………….. 4

1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta……………………………………………. 6

1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………….. 7

1.4 Permasalahan Dan Persoalan………………………………………………………... 9

1.4.1 Permasalahan…………………………………………………………………. 9

1.4.2 Persoalan………………………………………………………………………. 9

1.5 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 10

1.5.1 Tujuan…………………………………………………………………………. 10

1.5.2 Sasaran………………………………………………………………………… 10

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan…………………………………………………. 11

1.6.1 Lingkup Pembahasan………………………………………………………… 11

1.6.2 Batasan Pembahasan…………………………………………………………. 11

1.7 Metoda Pembahasan………………………………………………………………….. 11

1.8 Sistematika Penulisan………………………………………………………………… 12

BAB II……………………………………………………………………………………... 14

TINJAUAN……………………………………………………………………………….. 14

2.1 Tinjauan Teori………………………………………………………………………... 14 2.1.1 Olahraga/Sport………………………………………………………………. 14 2.1.1.1 Pengertian Olahraga………………………………………………… 14 2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga……………………………………………... 15 2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga……………………………………….. 16 2.1.1.4 Fasilitas Olahraga……………………………………………………. 18 2.1.2 Sepak Bola……………………………………………………………………. 19 2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola………………………………………………. 19 2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola…………………………………………. 19 2.1.3 Klub Sepak Bola……………………………………………………………... 25

2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional…………………………... 25

2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional………………………………….. 25

2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional………………... 26

2.1.4 Pelatihan Sepak Bola………………………………………………………… 26

2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola………………………………… 26

2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola……………………… 27

2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………………………. 30

2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………. 30

2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola…………………………………… 30

2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola……………………………….. 31

2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA…. 31

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 vi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.6 Arsitektur Metafora…………………………………………………………. 32

2.1.6.1 Pengertian Metafora………………………………………………… 32

2.1.6.2 Bentuk Metafora……………………………………………………... 33

2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur…………………………………………. 34

2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural…………………………………... 36

2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora………………………………………. 37 2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural…………………………………………………. 37 2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk…………………………………………………….. 38 2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk………………………………. 39 2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga……………………….. 42 2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta………………………………… 45 2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih……………………………………. 45 2.2.1.1 Tinjauan Wilayah……………………………………………………. 45 2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta…………………………………………… 46 2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta…………………………. 47 2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta……………………………………………… 47 2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta……………………. 51 2.3 Tinjauan Preseden……………………………………………………………………. 57

2.3.1 The Academy……………………………………………… 57

2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis…...57

2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda…………... 58

2.4 Kesimpulan Tinjauan………………………………………………………………… 61

BAB III……………………………………………………………………………………. 62

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA……………………………. 62

3.1 Pengertian……………………………………………………………………………... 62

3.2 Sifat…………………………………………………………………………………… 62

3.3 Tujuan Dan Sasaran………………………………………………………………….. 62

3.3.1 Tujuan………………………………………………………………………... 62

3.3.2 Sasaran……………………………………………………………………….. 63 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 vii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.4 Visi Dan Misi………………………………………………………………………….. 64

3.4.1 Visi……………………………………………………………………………. 64

3.4.2 Misi…………………………………………………………………………… 64

3.5 Skala Pelayanan………………………………………………………………………. 64

3.6 Status Kelembagaan………………………………………………………………….. 65

3.7 Karakter Wadah……………………………………………………………………… 66 3.8 Sistem Pengelolaan…………………………………………………………………….67 3.9 Fasilitas………………………………………………………………………………... 68 3.10 Progam Kegiatan…………………………………………………………………. 68 3.11 Macam Kegiatan………………………………………………………………….. 70 3.12 Kebutuhan Ruang………………………………………………………………… 72 3.13 Pelaku Kegiatan…………………………………………………………………... 74 3.14 Kurikulum………………………………………………………………………… 74 3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan………………………………………... 76

BAB IV…………………………………………………………………………………….. 77

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN………………………………… 77

4.1 Analisa Non Fisik……………………………………………………………………... 77

4.1.1 Pengelompokan Kegiatan…………………………………………………….. 77

4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan……………………………………………. 78

4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang……………………………………………... 79

4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang…………………………………………... 96

4.2 Analisa Fisik…………………………………………………………………………... 100

4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site………………………………. 100

4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site………………………………. 103

4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian……………………………. 103

4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi………………………………. 104

4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi……………………………… 107

4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View…………………………………… 112

4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan………………………….. 113 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 viii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan…………………………. 113

4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa………………... 117

4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang…………………………………… 118

4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam…………………… 118

4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar…………………….. 119

4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur………………………………. 121 4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas……………………………...... 123

BAB V……………………………………………………………………………………... 134

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN…………………………. ……... 134

5.1 Konsep Non Fisik……………………………………………………………………... 134 5.1.1 Konsep Peruangan……………………………………………………. ……... 134 5.2 Konsep Fisik…………………………………………………………………………... 146 5.2.1 Konsep Tapak………………………………………………………………… 146 5.2.2 Konsep Site……………………………………………………………………. 147 5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan………………………………………………… 148 5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa……………………………………….. 151 5.2.5 Konsep Desain Eksterior……………………………………………………... 152

5.2.6 Konsep Desain Interior………………………………………………………. 152

5.2.7 Konsep Sistem Struktur……………………………………………………… 153

5.2.8 Konsep Sistem Utilitas………………………………………………………... 154

5.2.9 Konsep Arsitektural Desain………………………………………………….. 157

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 159

LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 161

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 ix

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lapangan Sepak Bola Standart FIFA

Gambar 2.2 Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

Gambar 2.3 Opera Sidney House

Gambar 2.4 Church of Light

Gambar 2.5 Reichstag Parlamentul

Gambar 2.6 Logo Klub AC Milan

Gambar 2.7 Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012

Gambar 2.8 Kostum Klub AC Milan

Gambar 2.9 Wembley Stadium

Gambar 2.10 Peta Surakarta

Gambar 2.11 Stadion Sriwedari

Gambar 2.12 Stadion Manahan

Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia

Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan

Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta

Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto

Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru

Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo

Gambar 4.7 lokasi site terpilih

Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site

Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 x

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.10 : Sirkulasi melewati ruang

G ambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang

Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site.

Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site.

Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site.

Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site.

Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site.

Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site.

Gambar 4.19 Analisa View ke luar site

Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan

Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik

Gambar 5.4 : Material lansekap bangunan

Gambar 5.5 Sistem sub struktur

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang

Table 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta

Table 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta

Table 2.4 Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta

Table 3.1 Macam kegiatan dan karakter

Table 3.2 Pelaku kegiatan dan motivasi

Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan

Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta

Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan

Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi

Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola

Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang

Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan

Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar

Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan

Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi

Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa

Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang

Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Skema 3.1 Hubungan antar lembaga

Skema 4.1 Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola

Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan

Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi

Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang

Skema 5.1 Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan

Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi

Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa

Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola

Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 xiii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Septyan Riesky Hermawan Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Sepak bola saat ini menjadi olahraga terpopuler di dunia. Diantara negara-negara di dunia, di Indonesia sepak bola merupakan olahraga paling populer dan Surakarta merupakan salah satu kota dengan fanatisme yang tinggi terhadap olahraga sepak bola. Dalam perkembangannya sepak bola sekarang bukan hanya sekedar sebuah olah raga untuk menyehatkan badan, akan tetapi sudah menjadi olah raga menghibur yang bisa di nikmati dan dilakukan oleh siapa saja. Selain itu, sepak bola sekarang sudah mengarah pada sebuah pertandingan kompetisi yang mengharuskan sebuah kemenangan dan prestasi. Fasilitas pelatihan digunakan untuk membentuk karakter pemain agar nantinya dapat berprestasi dan dapat meningkatkan mutu dari sebuah klub sepak bola professional. Maka keberadaan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sangatlah penting. Hal ini berkaitan erat dengan proses pembinaan dan pelatihan dari suatu klub sepakbola profesional. Sarana pelatihan sepakbola di Surakarta yang representatif dan lengkap merupakan salah satu tolak ukur serta cermin keprofesionalan dan kemajuan sebuah klub sepakbola.

Perencanaan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini menggunakan desain arsitektur

metafora. Dengan menerapkan unsur-unsur sepak bola yang kemudian ditransformasikan kedalam bentuk bangunan yang sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif dengan menekankan perancangan bentuk dan peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma -norma perencanaan yang cenderung kaku dan mengikat. Metafora yang dipakai adalah metafora kombinasi dimana merupakan perpaduan antara metafora abstrak dan konkret. Pusat

Pelatihan Sepak Bola di Surakarta ini diharapkan mampu mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola secara proporsional.

Kata Kunci: Pusat Pelatihan Sepak Bola, Sepak Bola, Surakarta, Arsitektur Metafora

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

FOOTBALL TRAINING CENTERS IN SURAKARTA

With Metaphor Architecture Approach

Septyan Riesky Hermawan Architecture Studies Program Department of Architecture, Faculty of Engineering

Sebelas Maret University Surakarta

ABSTRACT

Football is now the most popular sport in the world. Among the countries in the world, in Indonesia football is the most popular sport and Surakarta is one of the cities with a high bigotry towards sport of soccer. In development now football is not just a sport for a healthy body, but it has become entertaining sport that can be enjoyed and performed by anyone. In addition, football has now led to a competitive game that requires a victory and achievement. Training facilities are used to shape the character of the player that will be able to perform and to improve the quality of a professional football club. So the existence of a Football Training Centre in Surakarta is essential. It is closely related to the development and training of a professional football club. Football training facility in Surakarta representative and complete a one benchmark and makeup professionalism and progress of a football club.

Planning Football Training Center in Surakarta uses the metaphor of architectural design. By applying the elements of football that later transformed into the shape of the building in accordance with the spirit of sport dynamic, spontaneous and sporty design emphasizing form and monetary affairs free, flowing and avoid planning norms tend to be rigid and binding. The metaphor is a metaphor used a combination which is a mix between abstract and concrete metaphor. Football Training Center in Surakarta is expected to reflect the function of the building housed as a football training metaphorical approach to the architecture that can support the expression of the building and can accommodate all the activities related to football, especially football lesson in proportion.

Key Words: Football Training Centre, Football, Surakarta, Architectural Metaphor

commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta Dengan Pendekataan Arsitektur Metafora

1.2 Pengertian Judul Pusat: Pokok pangkal atau kumpulan atau himpunan dari suatu urusan, hal, dan sebagainya. Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tempat yang menjadi kumpulan dari berbagai kegiatan berlaih sepak bola. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009). Pelatihan: Pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha memberikan pelajaran untuk membiasakan atau memperoleh suatu kecakapan. Dalam hal ini adalah kecakapan bermain sepak bola. (Ibid, hal 570). Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan oleh dua kelompok / team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang

paling banyak memasukkan bola ke gawang lawan dalam waktu yang telah ditentukan

dianggap sebagai pemenang. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).

Surakarta: Salah satu kota di Indonesia yang terletak di propinsi Jawa Tengah;

merupakan salah satu penyelenggara even olahraga khususnya sepakbola tingkat nasional

dan internasional. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009).

Arsitektur Metafora: kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan

harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.

(Charles Jenks, The language of post modern Architecture).

Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta merupakan suatu area yang mewadahi berbagai

kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga

sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan

arsitektur metafora yang bertujuan meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang

memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-

klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

1.3 Latar Belakang 1.3.1 Sejarah Perkembangan Sepak Bola Dunia

Beberapa dokumen mengatakan sepak bola berasal dari masa Romawi, namun ada juga yang menyatakan bahwa sepak bola berasal dari daratan Cina. FIFA sendiri sebagai badan sepak bola dunia menyatakan bahwa sepak bola berawal dari permainan yang dilakukan oleh masyarakat Cina pada abad ke-2 hingga ke-3 sebelum Masehi. Olah raga ini dikenal dengan nama “cuju“. Sepak bola modern yang kita kenal sekarang diakui oleh berbagai pihak berasal dari Inggris. Sepak bola modern ini mulai dimainkan pada pertengahan abad ke-19 di sekolah-sekolah di daerah Inggris Raya. Pada tahun 1857 beridiri klub sepak bola pertama di dunia, dengan nama Sheffield Football Club. Klub sepak bola ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah yang memainkan permainan sepak bola. Pada saat yang sama, tepatnya tahun 1863, berdiri badan asosiasi sepak bola di Inggris, dengan nama Football Association (FA). Pada saat itu badan inilah yang mengeluarkan peraturan dasar permainan sepak bola.

Pada tahun 1886 terbentuk badan yang mengeluarkan peraturan sepak bola

modern di dunia, dengan nama International Football Association Board (IFAB).

IFAB terbentuk setelah adanya pertemuan antara FA dengan Scottish Football

Association, Football Association of Wales, dan Irish Football Association di

Manchester, Inggris. Hingga saat ini IFAB adalah badan yang mengeluarkan berbagai

peraturan pada permainan sepak bola, mulai dari peraturan dasar hingga peraturan

yang menyangku teknik permainan serta perpindahan pemain. Tidak adanya badan

yang mengatur permainan sepak bola di dunia internasional membuat perkembangan

olah raga ini agak terhambat. Disadari oleh para pelaku sepak bola bahwa penting

untuk membentuk sebuah organisasi yang membawahi dan mengatur permainan

sepak bola secara global.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Karena itu pada tanggal 21 Mei 1904 dibentuk sebuah badan sepak bola

internasional di Perancis dengan nama Fédération Internatinale de Football

Association (FIFA). Meskipun tebentuk di Perancis, namun kantor pusat dari FIFA

terdapat di Zurich, Swiss. Sedangkan presiden pertama FIFA adalah Robert Guérin.

Sejak FIFA terbentuk, perkembangan sepak bola di dunia pun semakin pesat. Hal

ini karena salah satu tugas utama dari FIFA adalah melakukan promosi dan sosialisasi tentang sepak bola ke berbagai belahan dunia. Perkembangan sepak bola yang pesat di dunia ini dapat dilihat dari banyaknya negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Hingga saat ini sudah lebih dari 200 negara yang masuk menjadi anggota FIFA. Banyak orang menyangka sepak bola lahir di Inggris. Ternyata sepak bola yang dimaksud itu sepak bola modern, namun sebelum itu termyata sepak bola telah ditemukan sejak 3000 tahun yang lalu di berbagai pelosok dunia dalam bentuk yang berbeda-beda. Bola pernah ditemukan bukti-buktinya sebagai permainan para prajurit China sekitar abad ke 2-3 zaman pemerintahan Dinasty Han. Belakangan ditemukan juga bukti keberadaan sepak bola di Kyoto, Jepang. Di Indonesia, sepak bola pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda, perkembangannya pun menjadikan sepak bola menjadi sebuah kelompok bergengsi pada awal abad 19. (www.fifa.com/classicfootball/history).

1.3.2 Perkembangan Sepak Bola Di Indonesia

Tim nasional sepak bola Indonesia pernah memiliki kebanggaan tersendiri,

menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938.

Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria,

yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala

Dunia. Ironisnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan

memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepak bola,

menjadikan sepak bola olahraga terpopuler di Indonesia (selain bulu tangkis), namun

Indonesia tidaklah termasuk jajaran tim-tim kuat di Konfederasi Sepakbola Asia.

Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi

juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger) dan hanya menjadi salah satu tim

unggulan. Prestasi tertinggi Indonesiacommit hanyalah to user tempat kedua di tahun 2000, 2002,

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 3

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up

dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang

meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.

Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di

China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan

Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, Vietnam. (www.wikipedia.com).

1.3.3 Permasalahan Sepak Bola Di Indonesia Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah populasi sekitar 220 juta. Dengan jumlah penduduk yang demikian besar itu, tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan prestasi sepak bola nasional baik di tingkat ASEAN ataupun tingkat dunia. Namun harapan itu, untuk saat ini masih sulit untuk diwujudkan. Mari kita lihat prestasi tim nasional sepak bola kita beberapa tahun terakhir. Pada saat Piala Asia tahun 2007 digelar di kawasan ASEAN dan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam banyak harapan dari seluruh rakyat Indonesia untuk tim nasional agar mampu berprestasi di turnamen tertinggi sepak bola kawasan Asia.

Harapan itu seakan menjadi kenyataan ketika Timnas kita berhasil mengalahkan

Bahrain, namun menghadapi Arab Saudi dan Korea Selatan Timnas kita tidak

berdaya walaupun sempat memberikan perlawanan sengit. Derita tim nasional kita

seakan tidak habis-habisnya, puncaknya ketika SEA GAMES Laos akhir Desember

tahun 2009. Untuk pertama kali nya sepanjang sejarah, timnas sepakbola U-23 kita

dikalahkan oleh Laos, dan berakibat tidak lolosnya Timnas U-23 dari babak

penyisihan grup.

Serangkaian prestasi memalukan tersebut tidak lepas dari buruknya kinerja para

petinggi PSSI dalam mengelola sepakbola nasional. Dimulai dari kasus hukum yang

menimpa ketua umum PSSI, kualitas Liga domestik yang buruk, ditandai dengan

seringnya terjadi kerusuhan antar suporter, mafia wasit, dan banyaknya kuota pemain

asing di klub-klub Indonesia. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 4

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ditambah dengan kurang adanya pembinaan atlet muda berbakat secara

berkesinambungan serta faktor non teknis lain seperti fasilitas pendukung atau

kualitas lapangan sepakbola di Indonesia yang masih jauh dari standar resmi FIFA.

(www.wikipedia.com)

Akibatnya para pemain lokal yang sebenarnya memiliki potensi untuk

berkembang, tidak mendapat kesempatan. Selain itu minimnya melakukan pertandingan persahabatan dengan negara-negara yang memiliki kualitas sepakbola yang lebih baik ditengarai sebagai salah satu sebab merosotnya prestasi timnas. ketidaktegasan sanksi yang diberikan kepada pelaku-pelaku kerusuhan antar suporter sepakbola dan mafia wasit semakin membuat suram masa depan sepakbola kita. Pada kenyataannya sampai saat ini Indonesia masih kurang sarana dan fasilitas pembinaan dan pelatihan yang memadai dan memenuhi standar internasional. Pada prinsipnya proses pembinaan sepakbola yang kompetitif tidak mungkin terselenggara tanpa didukung sarana pengembangan terpadu yang representatif. Salah satu penyebab utama menurunnya prestasi sepakbola nasional adalah kurang lancarnya proses pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia sepakbola nasional. Imbasnya pembinaan pemain muda terganggu akibat minimnya sarana dan fasilitas untuk berlatih. Dampak selanjutnya

adalah tersendatnya regenerasi pemain karena para pemain muda kurang memiliki

kesiapan, kemampuan dan pengalaman untuk menggantikan para pemain senior yang

prestasinya mulai menurun.

Sarana Pelatihan Sepakbola, untuk pembelajaran teoritis dan praktis, secara

khusus belum ada di Indonesia. Selama ini pengembangan pemain sepakbola hanya

berupa pembelajaran praktis saja, bukan dalam studi yang terpadu. Diklat-diklat

(pendidikan dan latihan) yang sudah ada seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga,

Diklat Sawangan, Diklat Mandau dsb yang belum menyentuh area pembelajaran

teoritis sepakbola (bisa berupa studi literatur, diskusi, seminar, penelitian dan

pengembangan dll). Pusat Studi ini dibutuhkan sebagai salah satu usaha untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam pembinaan sepakbola nasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 5

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tempat seperti ini sudah lazim di Eropa, yang merupakan pusat perkembangan

sepakbola dunia, sebagai sarana pembentukan bibit-bibit pemain seperti sekolah

sepakbola manchester united (manchester,inggris), Milanello (milan,italy) dan

akademi sepakbola ajax (belanda), dll.

1.3.4 Potensi Sepak Bola Di Surakarta Surakarta, seperti halnya beberapa kota besar lainnya di Indonesia seperti Malang, Makassar, Surabaya dan Bandung, memiliki potensi sangat besar dalam perkembangan sepakbola. Masyarakatnya mempunyai antusiasme yang luar biasa pada olahraga ini. Menjamurnya Sekolah Sepak Bola (SSB), dan maraknya even-even sepakbola yang berlangsung tiap tahunnya, dari level kompetisi resmi PSSI sampai ke tingkatan tarkam (antar kampung), merupakan indikator paling mudah yang bisa dijadikan pegangan. Yang juga tidak bisa diabaikan adalah keberadaan Pasoepati (Pasukan Suporter Solo Sejati) yang bisa disebut merupakan konsentrasi massa terbesar sebagai bukti nyata mengakarnya fanatisme sepakbola di kota Bengawan ini. Di sisi lain, ironisnya segala potensi ini tidak diiringi dengan kemudahan- kemudahan dalam mengakses fasilitas yang berkaitan dengan sepakbola. Fasilitas yang ada kurang representatif untuk mewadahi semua kebutuhan para penggemar

sepakbola. Penggemar yang saya maksud adalah mereka yang ingin mendapatkan

kesempatan berlatih dan mengembangkan kemampuan bermain sepakbola serta yang

hanya sekedar ingin beraktualisasi dengan dunia sepakbola misalnya mencari atau

bertukar informasi tentang perkembangan sepakbola terkini. Dua kategori penggemar

inilah yang akan menjadi “user target” dari desain yang saya buat. Di Surakarta

terdapat banyak lokasi pembinaan sepakbola (SSB) yang tersebar di beberapa tempat

tapi belum ada satu yang menjadi pusat orientasi dan referensi yang bisa menyatukan

visi, mengontrol sekaligus menjadi barometer pengembangan sepakbola (untuk

pemain muda). Selain itu juga tidak terdapat semacam community center yang bisa

menjadi tempat kajian referensional atau menjadi spot untuk berkumpul (communal

space) diantara fans sepakbola. Kesemuanya itu ingin saya wadahi ke dalam suatu

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 6

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Pusat Pelatihan Sepakbola yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat di Surakarta

dan sekitarnya bila perlu.

Pemilihan Surakarta sebagai lokasi sebuah Pusat Pelatihan Sepakbola bukan

tanpa dasar. PSSI sebagai organisasi berwenang dalam mengurusi masalah

pembinaan nasional, telah jauh hari menetapkan Surakarta sebagai salah satu

alternatif lokasi pusat pelatihan sepakbola yang rencananya akan dibangun di beberapa tempat di tanah air. Dewasa ini perkembangan di kota ini, yang menampung remaja-remaja peminat sepakbola yang jumlahnya kian bertambah tiap tahunnya. Keinginan dan mimpi pemain-pemain sepakbola di kota Solo (Surakarta) semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dengan makin menjamurnya klub-klub (amatir) dan sekolah sepakbola (SSB) yang ada muda ini untuk menjadi pesepakbola profesional di masa datang boleh jadi menjadi sumber motivasi terbesar mereka masuk ke klub-klub yang ada di Surakarta. Dengan terfasilitasinya sarana-sarana sepakbola yang dibutuhkan oleh masyarakat kota Solo (Surakarta), diharapkan hal ini akan memacu prestasi dari para pemain sehingga tercipta pemain-pemain yang mampu berprestasi baik di level nasional maupun internasional. Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu

dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan di Surakarta pada masa yang

akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati dan

sekaligus paling berprospek, sebagai konsekuensi logis yang perlu terus dijaga dan

dikembangkan.

1.3.5 Arsitektural Bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola

Di dalam Arsitektur, ekspresi suatu desain dapat langsung terlihat pada wujud

fisiknya. Ekspresi ini menjadi semacam media komunikasi untuk memperlihatkan apa

fungsi bangunan tersebut, bagaimana fasadenya, sebesar apa dimensinya dan berbagai

pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang melihat bangunan

tersebut. Sehingga representasi visual bangunan merupakan salah satu faktor penting

yang dapat memberikan statement tentang tema yang ingin disampaikan bangunan itu

sendiri. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 7

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan makna yang

terkandung didalamnya. Arsitektur bukan hanya sekedar bangunan mati yang tidak

memiliki jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah bentuk bahasa, sehingga merupakan

bagian dari komunikasi. Makna primer dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud

fungsi dan struktur fisik, makna sekunder akan melewati dan menekankan pada

bagian-bagian yang berkaitan dengan pengirim, penerima dan kode yang merupakan suatu sistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti. Dalam kaitannya sebagai media komunikasi, ekspresi tidak lepas dari peran bentuk. Bentuk sendiri merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume, tekstur dan warna. Kombinasi dari keseluruhan unsur tersebut dan juga setelah diselaraskan dengan skala, irama, dan proporsi akan menghasilkan suatu ekspresi serta memunculkan citra (image) pada bangunan. Dari segi arsitektural, bangunan dari pusat pelatihan sepakbola yang ada belum mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai suatu bangunan pelatihan sepakbola. Dengan tidak adanya sarana olahraga yang rekreatif maka para pemain bisa jadi akan merasa jenuh jika harus tinggal dalam waktu yang lama. Untuk itu diperlukan suatu rancangan bangunan pusat pelatihan sepakbola yang bisa mencerminkan fungsi yang diwadahi sebagai bangunan pelatihan sepakbola dengan pendekatan pada arsitektur

metafora sehingga dapat menunjang ekspresi bangunan dan dapat mewadahi semua

kegiatan yang berhubungan dengan sepakbola, terutama pembelajaran sepakbola

secara proporsional.

Dengan melihat latar belakang di atas, maka sangat mungkin di Surakarta

dibangun suatu wadah berupa Pusat Pelatihan Sepakbola yang mampu menjawab

berbagai potensi dan kendala yang ada dengan melihat prospek ke depan bagi

perkembangan sepakbola di Surakarta sendiri khususnya dan Indonesia pada

umumnya.

Sesuai dengan spirit olahraga yang dinamis, spontan dan sportif maka Pusat

Pelatihan Sepakbola ini didesain dengan menekankan perancangan bentuk dan

peruangan yang bebas, mengalir dan menghindari norma-norma perencanaan yang

cenderung kaku dan mengikat. Dari sinilah kemudian saya memilih tema pendekatan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 8

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pada Arsitektur Metafora yang akan diaplikasikan terhadap perencanaan dan

perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini.

Bertolak dari pemikiran tersebut saya menyusun sebuah konsep perencanaan yang

di dalamnya tertuang ide-ide, gagasan-gagasan hasil kontemplasi yang dijadikan

dasar untuk mendesain suatu Pusat Pelatihan Sepakbola dengan penekanan pada

Arsitektur Metafora yang mampu mengakomodasikan semua angan-angan mengenai pembinaan dan pengembangan sepakbola khususnya di Surakarta dan Indonesia pada umumnya.

1.4 Permasalahan Dan Persoalan 1.4.1 Permasalahan 1. Bagaimana rumusan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta yang menerapkan unsur-unsur arsitektur metafora kedalam suatu bangunan yang dapat mewadahi seluruh kegiatan yang berlangsung sehingga dapat melahirkan pemain sepak bola berbakat dan berprestasi? 2. Bagaimana wujud fisik Pusat Pelatihan Sepakbola dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga mampu menunjang ekspresi bangunan? 1.4.2 Persoalan 1. Bagaimana konsep pemilihan lokasi dari Pusat Pelatihan Sepakbola yang

direncanakan?

2. Bagaimana konsep pengolahan tapak dari Pusat Pelatihan Sepak Bola yang

direncanakan?

3. Bagaimana konsep peruangan dan pola sirkulasi yang direncanakan?

4. Bagaimana konsep tampilan dan gubahan massa yang direncanakan?

5. Bagaimana konsep desain tata ruang dalam dan luar yang direncanakan?

6. Bagaimana konsep sistem struktur dan utilitas yang akan digunakan pada Pusat

Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?

7. Bagaimana menampilkan desain yang menerapkan arsitektur metafora pada Pusat

Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan?

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 9

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.5 Tujuan Dan Sasaran

1.5.1 Tujuan

. Merancang konsep suatu Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berfungsi sebagai pusat

pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang sepak bola dengan

menerapkan pendekatan arsitektur metafora sehingga dapat menunjang ekspresi

bangunan yang mewadahi fasilitas dan sarana- sarana pendidikan dan pelatihan

yang dapat digunakan oleh para pemain sepakbola sebagai sarana untuk menempa kualitas, kemampuan dan keahlian bermain sepakbola dengan harapan meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan lokal.

1.5.2 Sasaran Menentukan konsep perancangan fisik bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang mampu menjawab permasalahan-permasalahan di atas dengan tujuan: 1. Terciptanya suatu bangunan pusat pelatihan sepakbola yang mengajarkan segala teknik dan keterampilan bermain sepakbola secara profesional yang sesuai kurikulum pendidikan sepakbola lengkap dengan sarana dan prasarananya. 2. Terciptanya suatu pusat pelatihan sepakbola yang mampu memenuhi seluruh konsep perencanaan yang ditentukan sebelumnya yang meliputi konsep kegiatan, peruangan, penataan sirkulasi, tampilan bangunan, pemilihan dan pengolahan site

serta sistem struktur dan utilitas bangunannya.

3. Terciptanya sebuah fasilitas lapangan pelatihan, ruang pendidikan dan fasilitas

penelitian tentang sepakbola yang baik dan berstandar internasional bagi para

pemain maupun pihak penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan

prasarananya.

4. Terciptanya suatu wadah yang menjadi tempat pencarian bakat dan

pengembangan potensi dalam bidang sepakbola, sehingga dapat memunculkan

pemain sepak bola muda yang berbakat dan berprestasi.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 10

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1.6 Lingkup Dan Batasan Pembahasan

1.6.1 Lingkup Pembahasan

1. Pembahasan mengarah pada Pusat Pelatihan Sepak Bola serta fasilitas-fasilitas

pendukung bangunan.

2. Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang

akhirnya akan menghasilkan konsep berupa penyelesaian masalah.

3. Pembahasan menitik-beratkan pada hal-hal dan masalah di sekitar disiplin ilmu arsitektur serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola. 4. Hal-hal di luar disiplin ilmu arsitektur dalam perencanaan bangunan akan menjadi pertimbangan awal untuk memahami kondisi dan kebutuhan yang selanjutnya menjadi pertimbangan dalam proses perencanaan. 1.6.2 Batasan Pembahasan . Dalam pembahasan ini ditekankan pada permasalahan dan persoalan yang ada, serta diarahkan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, sehingga dapat dipakai sebagai masukan terhadap konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola dengan pendekatan arsitektur metafora.

1.7 Metoda Pembahasan Dibagi atas beberapa tahap, antara lain:

1. Pengumpulan data

a. Studi observasi

Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, yaitu penulis tidak ikut

ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung. Tetapi hanya mengamati dan

mencatat segala sesuatu yang behubungan dengan pusat pelatihan sepak bola.

b. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelengkapan

data.

c. Dokumentasi

Berupa foto-foto atau rekaman dari obyek yang menjadi tujuan studi observasi guna

menambah kelengkapan data dan memudahkan penjelasan obyek.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d. Studi literature

Melakukan pengumpulan data dari berbagai buku, tugas akhir, dan website yang

berhubungan dengan sepak bola dan pusat pelatihan sepak bola.

2. Pendekatan Konsep

a. Analisis: merupaka nmetode penguraian dan pengkajian dari data-data informasi dan

pengalaman empiris yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi perencanaan dan perancangan. b. Sintesa: merupakan tahap penggabungan dari data sumber yang didapatkan di lapangan, literatur, pengalaman empiris yang telah dikaji pada tahap analisis dan kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan. 3. Pendekatan Rancangan Merupakan kesimpulan dari proses sintesa yang akan diterjemahkan ke dalam konsep desain berupa gambar rancangan.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Memberi penjelasan mengenai judul, pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan

dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN

Berupa tinjauan pustaka, tinjauan lokasi dan tinjauan preseden.

Menyusun teori-teori yang diperoleh baik dari studi observasi,

studi literatur, maupun wawancara yang nantinya akan menjadi

bahan untuk membuat analisa guna memecahkan permasalahan

dan dirangkum menjadi sebuah kesimpulan tinjauan.

BAB III PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA YANG

DIRENCANAKAN

Memberikan gambaran mengenai Pusat Pelatihan Sepak Bola Di

Surakarta yang akan direncanakan. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB IV ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Membuat analisa-analisa dan alternatif penyelesaian permasalahan

perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di

Surakarta.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil akhir untuk Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB II

TINJAUAN

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Olahraga/Sport

2.1.1.1 Pengertian Olahraga Sport dalam bahasa indonesia akan memiliki pengertian olahraga, dan merupakan kata yang terdiri dari dua frase yaitu olah dan raga. . Olah mempunyai arti (mengerjakan,mengusahakan) sesuatu (barang) supaya menjasi lain atau menjadi sempurna. . Raga mempunyai arti badan atau tubuh. Sehingga olahraga (sport) dapat berarti mengusahakan badan supaya menjadi sempurna dalam pengertian menjadi sehat dan kuat. Demikian sehingga olahraga sering disebut juga sebagai sport. (Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987)

Terdapat pula beberapa pengertian Sport/Olahraga, yaitu :

. C.A. Bucher (1985) menyatakan bahwa Olahraga dapat dikatakan sebagai

cerminan ungkapan rasa olah tubuh yang timbul secara alami pada tiap

individu manusia, dari keberadaan rasa keinginan untuk memenuhi

kebutuhan kesehatan secara fisik dan psikologis, serta untuk lebih

mengekspresikan diri. (C.A Bucher, The physical educating and sport,

1985)

. Pengertian olah raga adalah gerak badan untuk menyehatkan dan

menguatkan tubuh Adapun maksud dari menyehatkan dan menguatkan di

sini adalah bahwa tujuan akhir dari olah raga adalah agar didapatkan

tubuh yang sehat dan kuat sehingga terhindar dari penyakit. (Depdikbud,

1996)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 14

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.1.2 Konsep Dasar Olahraga

Arismunandar (1987) menyatakan terdapat beberapa konsep dasar yang

berkaitan dengan olahraga, yaitu :

1. Bermain (Play)

Johan Huisiniaga (1950) mengatakan bahwa bermain merupakan kegiatan hakiki atau kebutuhan manusia. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar,sukarela tanpa paksaan dan tidak sungguhan dalam kurun waktu,tempat dan ikatan aturan. Dengan ciri tersebut,bermain dapat mendorong terjadinya pertumbuhan kelompok sosial,karena bukan dilakukan secara sendirian tetapi dalam suasana kelompok. 2. Pendidikan Jasmani Yaitu kegiatan pendidikan yang memiliki tujuan untuk membentuk gerak, prestasi, sosial dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani. 3. Rekreasi Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang, menghilangkan kepenatan atas rutinitas yang dilakukan sehari-hari,

dorongan yang dilakukan oleh kelompok tertentu, bersantai (leisure) dan

mendapatkan kesenangan walaupun kadang dalam rekreasi kadang

terdapat ketegangan dan aktivitas jasmani yang cukup melelahkan.

4. Olahraga ( Sport )

Olahraga merupakan perluasan dari bermain. Tiga ciri pokok

dalam olahraga yaitu penekanan pada kemenangan,pengutamaan pada

teknik dan ketrampilan yang baik serta adanya penonton. Matveyef

(1981) mengatakan bahwa olahraga merupakan suatu kegiatan energik

dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan

kemauannya semaksimal mungkin.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Loy (1986) mengemukakan bahwa olahraga memerlukan peragaan

ketangkasan fisik yang terungkap dalam ketrampilan, kesegaran jasmani

atau kombinasi kedua hal itu. Berdasarkan penekanan pada tujuannya,

olahraga (sport) dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Olahraga prestasi yang mengutamakan pada prestasi dan kemenangan, atau keunggulan dalam pertandingan. 2) Olahraga pendidikan (menekankan pada tujuan pendidikan). 3) Olahraga profesional, yaitu pencapaian tujuan yang bersifat profesional 4) Olahraga amatir,awal dari munculnya olahraga profesional yang dilakukan karena hobby. 5) Olahraga kesehatan, bertujuan untuk mencapai derajad sehat yang lebih baik. 6) Olahraga rekreasi, yang muncul sebagai akibat budaya dan gaya hidup remaja yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lebih kearah gengsi agar tidak disebut ketinggalan jaman.

2.1.1.3 Sifat Dan Karakter Olahraga

Sifat dan karakter masing-masing cabang olahraga berbeda-beda. Hal ini

dipengaruhi oleh beragam maksud dan tujuandari tiap-tiap cabang olahraga.

Sehingga selain bertujuan untuk menyehatkan tubuh, olahraga pun ada yang

bersifat hiburan, seperti billiard dan bowling. Ataupun juga yang bersifat

kompetitif untuk meningkatkan prestasi, seperti Sepakbola, basket,

bulutangkis, renang, dll. Adapun sifat-sifat olahraga secara umum menurut

Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987 adalah:

1. Sifat Olahraga

1) Menyehatkan dan menguatkan tubuh.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Terdiri dari berbagai macam gerakan yang berbeda-beda yang

membentuk suatu kesatuan yang dinamis.

3) Gerakannya mempunyai ritme, pola tertentu dan berestetika.

4) Pola gerakan yang dibentuk selalu seimbang.

5) Terkadang gerakannya menitik beratkan pada salah satu bagian tubuh

tertentu. 6) Mempunyai aktivitas gerakan yang tinggi 7) Menarik untuk dilihat dan menggugah perasaaan.

2. Karakteristik Olahraga

C.A. Bucher (1985) menyatakan ada beberapa karakteristik olahraga, yaitu:

1) Beraktivitas. Olahraga memiliki ragam aktivitas olah tubuh. Bentuknya bisa bermacam-macam seperti aktivitas fisik, psikis, sosial maupun emosiaonal.

2) Sukarela dan Universal.

Olahraga dapat dilakukan siapapun dengan bebas tanpa ada rasa

paksaan. Bebas disini diinterprestasikan sebagai kebebasan

berekspresi, berkreasi, dan pencarian jati diri.

3) Adanya Motivasi.

Olahraga dilakukan karena terdorong oleh berbagai motivasi,

terkhususnya untuk mencapai sehat secara fisik dan psikis. Dengan

adanya motivasi, orang dapat secara aktif berolahraga.

4) Fleksibel.

Olahraga tidak terikat oleh sesuatu tempat dan waktu. Olahraga

dapat dilakukan dimana saja dan kapan pun.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

5) Adanya Achievment.

Bila dilakukan secara teratur dan bersungguh-sungguh, dari

olahraga dapat digali nilai-nilai potensi prestasi yang dapat berupa :

a. Physical Achievement

Pertumbuhan fisik yang baik, kesegaran jasmani, rehabilitasi, pengembangan skill, rileksasi, dan pengurangan ketegangan. b. Mental Achievement Aspek ini tidak terukur namun hasilnya dapat dirasakan. Ketenangan, kebahagiaan, kepuasan, kenikmatan . c. Sociality Achievement Nilai positif yang dapat dikembangkan dalam aspek ini seperti keakraban, kesetiakawanan, dan kebersamaan. d. Emotional Achievement Olahraga berpotensi menyelaraskan ekspresi diri, dan kepercayaan diri. e. Intellectual Achievement

Berpotensi untuk mmecahkan masalah, menemukan cara

memenangi suatu tantangan.

f. Spirituality Achievement

Beberapa olahraga spiritual seperti olahraga pernafasan

yoga dan meditasi sering disebut sebagai ibadah ritual suatu

agama (Khonghucu dan Hindu).

2.1.1.4 Fasilitas Olahraga

Fasilitas Olahraga adalah fasilitas dari semua sarana olahraga dan

pendukung, yang meliputi antara lain fasilitas latihan, fasilitas pertandingan,

fasilitas penginapan, sekretariat klub dan sebagainya. Fasilitas latihan dan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pertandingan sendiri berdasarkan kegiatan yang diwadahinya bisa dibedakan

menjadi dua, yaitu :

. Fasilitas outdoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang

berada di ruang terbuka atau luar ruangan.

. Fasilitas indoor yaitu fasilitas untuk latihan dan pertandingan yang berada di dalam ruangan. Kegiatan olahraga, outdoor maupun indoor, idealnya diwadahi dalam 1 fasilitas yang berada dalam 1 area dengan penyediaan peralatan serta berbagai fasilitas pendukung di dalamnya. Suatu pusat olahraga dapat terdiri dari berbagai cabang olahraga, ataupun hanya satu cabang saja sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dan kondisi lingkungan setempat.

2.1.2 Sepak Bola 2.1.2.1 Pengertian Sepak Bola Sepak Bola: Salah satu cabang olahraga yang dimainkan di luar ruangan dan dimainkan oleh dua kelompok/team yang berlawanan yang disebut kesebelasan. Kesebelasan yang paling banyak memasukkan bola ke gawang

lawan dalam waktu yang telah ditentukan dianggap sebagai pemenang.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009)

2.1.2.2 Elemen-Elemen Sepak Bola

1. Lapangan Sepakbola

Adapun ukuran lapangan standar sepakbola yang telah ditetapkan oleh

FIFA, yaitu :

1) Ukuran : 105m x 68m.

2) Daerah penalti : 40,32m x 16,5m.

3) Jari-jari lingkaran tgh : 9,15m.

4) Titik tendangan pinalti :11m dari gawang.

5) Gawang : lebar 7,32m x tinggi 2,44m.

6) Permukaan daerah pelemparan harus halus, rata, dan tak abrasif. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.1: Lapangan Sepak Bola Standar FIFA.

2. Bola dan Perlengkapan Permainan Sepak Bola. Adapun ukuran bola menurut situs resmi FIFA adalah sebagai berikut : 1) Keliling : 10cm

2) Berat : 410- 450 gram

3) Lambungan : maks. 10m pada pantulan pertama

4) Bahan : karet / karet sintetis (buatan)

Perlengkapan permainan sepakbola antara lain sebagai berikut :

1) Kaos bernomor (sejak 1954)

2) Celana pendek.

3) Kaos kaki.

4) Pelindung tulang kering pada kaki.

5) Alas kaki bersolkan karet .

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.2: Bola Resmi Event Piala Dunia dan Bola Jabulani PD 2010 Afrika Selatan.

3. Tim, Wasit dan Offisial Pertandingan. 1) Tim Setiap tim maksimal memiliki sebelas pemain, salah satunya haruslah penjaga gawang. Kadang-kadang ada peraturan kejuaraan yang mengharuskan jumlah minimum pemain dalam sebuah tim (minimum delapan). Sang penjaga gawang diperbolehkan untuk mengambil bola dengan tangan atau lengannya di dalam kotak penalti di depan gawangnya. Pemain lainnya dalam kedua tim dilarang untuk memegang bola dengan tangan atau lengan mereka ketika bola masih dalam

permainan, namun boleh menggunakan bagian tubuh lainnya.

Pengecualian terhadap peraturan ini berlaku ketika bola ditendang

keluar melewati garis dan lemparan dalam dilakukan untuk

mengembalikan bola ke dalam permainan.

Sejumlah pemain (jumlahnya berbeda tergantung liga dan negara)

dapat digantikan oleh pemain cadangan pada masa permainan. Alasan

umum digantikannya seorang pemain termasuk cedera, keletihan,

kekurang efektifan, perubahan taktik, atau untuk membuang sedikit

waktu pada akhir sebuah pertandingan. Dalam pertandingan standar,

pemain yang telah diganti tidak boleh kembali bermain dalam

pertandingan tersebut.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Wasit dan Offisal Pertandingan.

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang

mempunyai wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai

peraturan permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan

kepadanya dan keputusan-keputusan pertandingan yang

dikeluarkannya dianggap sudah final. Wasit menggunakan peluit sebagai tanda suatu keadaan seperti pelanggaran, offside, gol dan menunjukan waktu pertandingan dimulai atau selesai. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.

4. Lama Permainan, Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti. 1) Lama permainan Sepak bola normal adalah 2×45 menit, ditambah istirahat selama 15 menit (kadang-kadang 10 menit). Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga

didapat pemenang, namun jika sama kuat maka diadakan adu penalti.

2) Perpanjangan Waktu dan Adu Penalti.

Kebanyakan pertandingan biasanya berakhir setelah kedua babak

tersebut, dengan sebuah tim memenangkan pertandingan atau

berakhir seri. Meskipun begitu, beberapa pertandingan, terutamanya

yang memerlukan pemenang mengadakan babak tambahan yang

disebut perpanjangan waktu kala pertandingan berakhir imbang: dua

babak yang masing-masing sepanjang 15 menit dimainkan.

Hingga belum lama ini, IFAB telah mencoba menggunakan

beberapa bentuk dari sistem „sudden death‟, namun mereka kini telah

tidak digunakan.Jika hasilnya masih imbang setelah perpanjangan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

waktu, beberapa kejuaraan mempergunakan adu penalti untuk

menentukan sang pemenang.

Ada juga kejuaraan lainnya yang mengharuskan pertandingan

tersebut untuk diulangi. Perlu diperhatikan bahwa gol yang dicetak

sewaktu babak perpanjangan waktu ikut dihitung ke dalam hasil

akhir, berbeda dari gol yang dihasilkan dari titik penalti yang hanya digunakan untuk menentukan pemenang pertandingan.

5. FIFA, Peraturan Sepak Bola dan PSSI. 1) FIFA Merupakan badan asosiasi tertinggi sepakbola dunia. FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan merayakan hari jadinya yang ke-100 pada 2004. FIFA selain menetapkan peraturan sepakbola, juga ikut mempromosikan sepakbola dengan mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya dan even sepakbola terbesar yaitu Piala Dunia yang digelar 4 tahun sekali. Adapun organisasi sepakbola didunia yang dikoordinasi oleh FIFA

yaitu:

a. UEFA (Negara di benua Eropa)

b. CONMEBOL (Negara di benua Amerika Latin)

c. CONCACAF (Negara di benua Amerika tengah dan utara)

d. AFC (Negara di benua Asia dan benua Australia)

e. CAF (Negara di benua Afrika)

f. OFC (Negara di benua Oceania)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Peraturan Sepakbola

Peraturan sepak bola ditetapkan oleh IFAB (International Football

Association Board), bagian dari badan kesatuan sepakbola benua

eropa atau UEFA. Peraturan resmi permainan sepak bola (Laws of the

Game) adalah perihal:

a. Lapangan Sepak Bola b. Bola c. Jumlah Pemain d. Peralatan Pemain e. Wasit Yang Mengatur Pertandingan f. Asisten Wasit g. Lama Permainan h. Bola Keluar dan Di Dalam Lapangan i. Cara Mendapatkan Angka j. Offside k. Pelanggaran l. Tendangan Bebas m. Tendangan

n. Lemparan Dalam

o. Tendangan Gawang

3) PSSI

Merupakan kepanjangan dari Persatuan Sepakbola Seluruh

Indonesia. Didirikan 1930 di Yogyakarta oleh Soeratin

Sosrosoegondo. Setiap tahunya PSSI menggelar even sepakbola

ditanah air seperti Piala Indonesia, ISL (Indonesian Super League),

Copa Indonesia dan sekarang ditambah IPL (Indonesian Premier

League).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.3 Klub Sepak Bola

2.1.3.1 Pengertian Klub Sepak Bola Profesional

Definisi Klub Sepakbola Profesional yang diperoleh dari penguraian

makna per kata-nya adalah sebagai berikut:

Klub: Suatu perkumpulan dimana orang-orang bertemu untuk melakukan

kegiatan dengan tujuan tertentu. (Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000) Sepak Bola: Permainan (olahraga) bola yang ditendang dengan kaki yang dimainkan oleh dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang.( Ibid ) Professional: Orang yang melakukan olahraga dengan menerima bayaran. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985). Jadi pengertian Klub Sepak Bola Profesional adalah suatu perkumpulan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga sepakbola, dimana mereka bekerja di bidang tersebut secara penuh (full time) yang terdiri dari para pemain, pengurus, dan pemilik serta memiliki agenda kerja dan tujuan prestasi & profit yang jelas.

2.1.3.2 Sifat Klub Sepak Bola Profesional

Klub sepakbola professional memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan

klub amatir, diantaranya :

1. Mandiri, mempunyai otonomi untuk menentukan dan menjalankan visi

dan misi dari klub itu sendiri.

2. Memiliki, mengelola sendiri seluruh aktivitas di dalamnya.

3. Orang-orang yang beraktivitas di dalamnya berstatus bekerja penuh dan

mendapatkan gaji sesuai dengan kontribusinya kepada klub.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.3.3 Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional

Owner

Asisten Manager Asisten

Manager Manager

Pelatih

Tes Medis Humas Pemain

Unsur Pendukung

Skema 2.1: Struktur Organisasi Klub Sepak Bola Profesional. (Kantor Menpora, 1997)

2.1.4 Pelatihan Sepak Bola 2.1.4.1 Unsur-Unsur Pelatihan Sepak Bola Pada perkembangan sepak bola modern, unsur-unsur permainan yang terdiri dari: kondisi fisik dan taktik permainan serta mental pemain dipelajari

benar-benar secara cermat. Sistem latihan berkembang dengan pesat. Jadwal

latihan disusun dengan cermat antara proporsi latihan kondisi fisik, latihan

teknik dan taktik permainan. Bahkan kondisi pemain selalu dipantau dengan

cermat.

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa unsur-unsur kondisi fisik,

teknik, dan taktik sangat besar perannya dalam mencapai prestasi dalam

kecakapan bermain sepakbola. Di antara pendapat-pendapat tersebut adalah:

1. Menurut Csanadi Arpad, tujuan latiahan sepakbola adalah untuk

meningkatkan kemampuan teknik, taktik dan kondisi fisik serta mental

pemain, sehingga pemain dapat mencapai tingkat prestasi tertinggi.

(C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Menurut Savin S dan Sushkhov M, unsur-unsur sepakbola yang harus

ditingkatkan adalah latihan taktik, latihan teknik, dan latihan kondisi

fisik. (Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing

House, Moscow, 1958, hal.10)

3. Menurut Eric Batty, untuk mencapai kecakapan bermain sepakbola yang

tinggi, para pemain harus diberikan latihan-latihan: a. Kemampuan mengoperkan dan menembakkan bola ke gawang b. Mengembangkan pengertian bermain dalam team c. Meningkatkan kondisi fisik terutama kecepatan lari. (Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, , 1975. hal. 98)

2.1.4.2 Macam-Macam Unsur Pelatihan Sepak Bola Dari berbagai pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur latihan teknik, fisik, dan taktik, adalah hal yang penting dalam pelatihan sepakbola. Sehingga sebuah pusat pelatihan sepakbola harus dapat mewadai ketiga unsur tersebut dalam arti mempunyai fasilitas untuk latihan teknik, fisik, dan taktik. Berikut ini adalah keterangan lebih jauh mengenai unsur-

unsur tersebut:

1. Latihan Fisik

Yang disebut dengan latihan fisik dalam sepakbola adalah suatu

latihan untuk meningkatkan kemampuan fisik pemain agar dapat bermain

sepakbola selama 1,5 jam terus menerus tanpa mengalami

kesukaran/kelelahan yang berarti. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press,

Budapast, 1972, hal. 491). Latihan kondisi fisik ada dua macam, yaitu

latihan kondisi fisik umum dan latihan kondisi fisik khusus.

. Latihan kondisi fisik umum adalah untuk meningkatkan kesegaran

fisik pada umumnya tanpa menuntut gerakan yang memerlukan

koordinasi secara khusus.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

. Latihan kondisi fisik khusus adalah untuk meningkatkan kesegaran

fisik yang diperlukan oleh suatu cabang olah raga tertentu.

Latihan kondisi fisik khusus baru dikembangkan jika kondisi fisik

umum telah mencapai tingkat tinggi. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh

Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola,

Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5 )

Adapun berbagai latihan yang dilakukan dalam latihan fisik adalah: 1) Kekuatan (Strength) adalah kemampuan otot untuk mempergunakan kekuatan (force) melawan tahanan/beban. 2) Daya tahan (endurance) adalah kemampuan organisme untuk melawan kelelahan yang timbul pada waktu bermain sepakbola dalam jangka waktu yang lama. 3) Kecapatan (speed) adalah kemampuan melakukan gerakan-gerakan yang sejenis dengan waktu yang sesingkat-singkatnya dan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. 4) Kelincahan (agility) adalah kemampuan melakukan gerakan untuk

merubah arah.

5) Kelenturan (flexibility) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan

dengan amplitudo yang luas. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan

Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola. Laporan

Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta,

1981, hal.5,6)

Latihan fisik dilakukan didalam ruangan dengan berbagai alat berat

dan dilapangan terbuka.

2. Latihan Teknik

Teknik dalam sepakbola adalah suatu rangkuman cara (metode) yang

dipergunakan dalam pelaksanaan semua gerakan dalam permainan

sepakbola. (Csanadi commitArpad, Corvinato user Press, Budapast, 1972, hal. 23-24).

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sehingga latihan teknik dalam sepakbola dapat disebut sebagai melatih

kecakapan untuk menerapkan metode-metode yang digunakan dalam

semua gerakan pada sepakbola. Gerakan-gerakan tersebut dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1) Gerakan tanpa bola

a. Lari dan merubah arah b. Melompat dan meloncat c. Gerak tipu tanpa bola 2) Gerakan-gerakan dengan bola a. Menendang bola (kicking) b. Menerima/mengontrol bola (Receiving/controlling) c. Menyundul bola (Heading) d. Mengiring bola (Dribbling) e. Gerak tipu dengan bola (Feinting) f. Merebut bola (Tackling) g. Melempar bola kedalam (Thow in) h. Teknik-teknik penjaga gawang. (Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola.

Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP

Yogyakarta, 1981, hal. 6)

Latihan teknik tersebut kebanyakan dilakukan di lapangan. Akan

tetapi ada beberapa latihan yang dilaksanakan dalam ruang

tertutup seperti latihan wall pass.

3. Latihan Taktik

Taktik permainan sepakbola adalah seni permainan yang

direncanakan dan rasional yang diselaraskan dengan keadaan untuk

mencapai hasil yang maksimal. (Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres,

Budapast, 1972, hal. 259). Sedangkan latihan taktik adalah bagaimana

merencanakan permainan agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Taktik dalam sepakbola dapat dibagi menjadi:

. Taktik perseorangan.

. Taktik bersama yang terdiri dari taktik team dan taktik kelompok,

misalnya taktik bertahan dan taktik menyerang. (Drs. Sardjono, dkk.,

Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain

Sepakbola. Laporan Penelitian, Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal. 6)

Latihan taktik ini dilakukan di:

. Lapangan. . Ruang kelas dengan peralatan semacam board magnet yang dilengkapi dengan miniatur pemain. . Ruang audio visual dengan layar lebar untuk menyaksikan pertandingan atau peragaan tertentu dan untuk keperluan melakukan analisa terhadap permainan lawan.

2.1.5 Pusat Pelatihan Sepak Bola 2.1.5.1 Pengertian Pusat Pelatihan Sepak Bola

Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan suatu tempat dimana dilakukan

berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan

penelitian tentang sepakbola yang dilaksanakan dalam waktu tertentu, dan

menempati sarana-sarana yang diperuntukkan bagi kegiatan tersebut dengan

tujuan meningkatkan prestasi pemain dan kualitas sepakbola itu sendiri.

2.1.5.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepak Bola

Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu:

1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang

merupakan tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi.

2. Dilakukan secara berkelompok

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan

kualitas pemain / tim untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam

konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan (skill).

4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.

2.1.5.3 Fasilitas Pusat Pelatihan Sepak Bola Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. (De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973). Kelima fasilitas tersebut adalah: 1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola. 2. Ground Field atau Lapangan Pertandingan: yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track). 3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery (pemulihan) dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas, ruang pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb.

4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis

sepakbola seperti sarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport

shop, dan tempat-tempat yang sengaja dibuat untuk interaksi sosial para

penghuni kompleks.

5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi

yang mencakup kantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa

pers dll.

2.1.5.4 Kriteria Lokasi Pusat Pelatihan Sepak Bola Berstandart FIFA

Kriteria Pusat Pelatihan Sepakbola yang berstandar FIFA diterapkan

bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak

Bola Di Surakarta sebagai bangunan edukasi komersil yang mengedepankan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

kemajuan prestasi dibidang olahraga sepakbola. Edukasi dimaksudkan

bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini tidak hanya akan

melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang menguasai teori dan skill sepak

bola, namun akan berprestasi pula dalam event olahraga sepakbola.

Sedangkan komersial dimaksudkan bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola Di

Surakarta diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri, baik dari segi sarana dan prasarana maupun hal teknis dan non teknis. Hal tersebut bertujuan agar Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dapat mandiri, tetap terawat dan terjaga kestabilitasannya. Berdasarkan kriteria, letak tapak pusat pelatihan sepakbola standar dari FIFA adalah sebagai berikut (www.fifa.com/trainingcamp): 1. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar internasional dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola berskala internasional. 2. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi camp sebuah klub sepak bola lokal yang dinaungi liga professional. 3. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan. 4. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis.

Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung

seperti sarana transportasi, telekomunikasi, PLN dan perbankan.

Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting

karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian.

5. Berada dalam wilayah pengembangan kota.

2.1.6 Arsitektur Metafora

2.1.6.1 Pengertian Metafora

Metafora merupakan bagian dari gaya bahasa yang digunakan untuk

menjelaskan sesuatu melalui persamaan atau perbandingan. Istilah metafora

berasal dari bahasa yunani metapherein (perancis: metaphore, latin: metafora,

inggris: metaphor). commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

meta dalam hal ini diartikan sebagai memindahkan atau yang berhubungan

dengan perubahan. Sedangkan pherein berarti mengandung atau memuat.

Dari etimologinya, metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu

yang dikandungnya (makna). Metafora adalah serangkaian tuturan atau

kalimat dimana satu istilah dipindahkan maknanya kepada obyek atau

konsepyang ditunjukkan melalui perbandingan tak langsung atau analogi. Metafora disebut sebagai bahasa yang bersifat perlambang atau kiasan (figurative language). Pada tahun 1970-an muncul ide untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Menurut Charles Jenks dalam bukunya the language of post modern Architecture, arsitektur dapat dikaitkan dengan gaya bahasa, antara lain dengan cara metafora. Arsitektur sebagai komuninkasi adalah bahasa non verbal dimana bangunan mewakili salah satu bentuk komunikasi dan seperti bahasa juga menggunakan kosakata dan sintaksis atau penggabungan kosakata. Pengertian metafora dalam arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati atau memakai bangunan.

2.1.6.2 Bentuk Metafora

Samuel Levin, seorang ahli bahasa,mengidentifikasikan metafora menurut

bentuk ekspresinya menjadi 5 jenis (Soedarsono, 200:111):

1. Metafora Konvensional (conventional metaphor)

Sebuah metafora disebut konvensional saat ia membentuk bagian

dari pengertian sehari-hari kita akan suatu pengalaman. Metafora tersebut

akan terproses secara otomatis,tanpa usah adan terkadang tanpa perhatian

kita. Contoh: ”harga-harga naik”,”menanjak”,”melambung” atau

”rendah” atau ”jatuh”.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Metafora Penyalur (conduit metaphor)

Konsep ”komunikasi” dimengerti melalui metafora yaitu metafora

penyalur dimana ”ide” adalah obyek dan ”kata” adalah wadah. Ide-ide

bahwa kata-kata memiliki arti didalamnya adalah suatu konsekuensi dari

metafora penyalur ini.

3. Metafora Puitis (poetic metaphor) Metafora puitis, dala syair-syair karya sastra, memanfaatkan pemikiran metaforik yang telah biasa kita dengar sehari-hari. Dengan memperluas metafora ctersebut atau mengkombinasikannya. Sebagai contoh: ada suatu metafora dimana ”kehidupan” dimengerti sebagai ”hadir disini” dan kelahiran sebagai ”kedatangan”serta ”kematian” sebagai ”keberangkatan”.

4. Metafora Kesan (image metaphor) Metafora tidak saja memproyeksikan struktur cdari suatu konsep kepada yamg lain, tetapi juga dapat memproyeksikan strukturdari suatu kesan kepada kesan yang lain. Sebagai contoh: penyair Andre Breton menulis ”my wife,whose waist is an hourglass”. Disini kesan dari sebuah

jam pasir (hourglass) dipetakan kedalam kesan pinggul seorang wanita.

5. Metafora Tingkat Umum (generic-level metaphor)

Metafora tingkat umum adalah metafora yamg tidak terbatas pada

kerangka daerah asal dan daerah target. Satu contoh adalah metafora

“peristiwa” adalah “tindakan”, yang menafsirkan peristiwa sebagai

tindakan yang dilakukan oleh beberapa pengantar metafora. Metafora ini

akan banyak menghasilkan personifikasi.

2.1.6.3 Metafora Dalam Arsitektur

Arsitektur sebagai instrumen komunikasi harus dapat menyampaikan

makna yang terkandung didalamnya. Arsitektur bukanhanya sekedar

bangunan mati yang tidakcommit memiliki to user jiwa, namun arsitrektur adalah sebuah

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bentuk bahasa, sehingga merupakan bagiuan dari komunikasi. Makna primer

dari dari arsitektur adalah bangunan sebagai wujud fungsi dan struktur fisik,

makna sekunder akan melewati dan menekankan pada bagian-bagian yang

berkaitan dengan pemgirim,penerima dan kode yang merupakan suatu

bsistem sehingga sebuah pesan dapat dimengerti.

Charles Jenks dan Michael graves melihat bahwa orang dengan latar belakang berbeda akan membaca ekspresi metaforik (dalam hal ini bangunan) secara berlainan. Metafora berkaitan dengan pemahaman manusia,dengan pengalaman yang melatar belakangi pemikiran manusia. Pengalaman dan pemahaman terhadap sebuah konsep akan terpatri dalam ingatannya,bentuk yang terlihat,permukaan yang kasar,cahaya yang terang,sampai wangi bunga dan lain-lain.

Arsitektur yang berdasarkan prinsip-prinsip metafora, pada umumnya dipakai jika: 1. Mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu obyek ke obyek lain. 2. Mencoba atau berusaha untuk melihat suatu obyek (konsep atau obyek)

seakan-akan suatu hal yang lain.

3. Mengganti fokus penelitian area konsentrasi atau penyelidikan lainnya

(dengan harapan jika dibandingkan atau melebihi perluasan kita dapat

menjelaskan subyek yang sedangn dipikirkan dengan cara baru)

Kegunaan penerapan metafora dalam arsitektur sebagai salah satu cara

atau metode sebagai suatui perwujudan kreativitas arsitektural,yakni sebagai

berikut:

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya arsitektural dari sudut

panndang yang lain.

2. Mempengaruhi timbulnya berbagai intepretasi pengamat.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 35

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Mempengaruhi pengertian terhadap suatu hal yang kemudian dianggap

menjadi hal yang tidak dapat dimengertiataupun belum sama sekali ada

pengertiannya.

4. Dapat menghasilkan arsitektur yang lebih ekspresif.

2.1.6.4 Pemindahan Makna Arsitektural John Simond menulis,karakteristik ruang merupakan kualitas abstrak yang akan mempengaruhi respon emosi maupun psikologi pemakainya. Bila sesuai dengan tujuan penggunaan dan konteks pemakainya, maka ekspresi metaforiknya akan tersampaikan. Berikut contoh konsep yang dipindahkan kedalam karakteriatik ruang. (Soedarsono,2000:114)

Konsep Karakteristik Ruang

Ketegangan Bentuk-bentuk tak stabil, pembenturan warna-warna yang intens, penekanan visual suatu obyek, permukaan keras dan kasar, elemen yang tidak familiar, cahaya terang dan menyilaukan, suara gemuruh

Istirahat Obyek nyang mudah dikenali, garis-garis yang mengalir,

stabilitas struktur yang jelas, elemen horizontal, tekstur dan

cahaya lembut, suara sayup-sayup, warna putih, abu-abu,

biru dan hijau.

Ketakutan Tidak ada orientasi, area tersembunyi, kejut-kejutan,

bidang lekukan, putaran dan pecahan, bentuk-bentuk stabil,

pijakan licin, void tanpa pengaman, elemen-elemen tajam,

gelap/remang-remang, warna pucat dan monokrom.

Kegembiraan Pola dan bentuk halus mengalir, gerakan dan irama terlihat

pada struktur, sedikit batasan, warna hangat dan cerah,

cahaya berkelap-kelip.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 36

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kerenungan Terisolasi, pribadi, terpisah, cahaya dan warna lembut

berpendar, suara bernada rendah dan konstan, tanpa

elemen dekorasi, tanpa gangguan kekontrasan.

Tabel 2.1 Pemindahan konsep kedalam karakteristik ruang

2.1.6.5 Kategori Arsitektur Metafora Anthony Antoniades mengidentifikasikan tiga buah kategori metafora arsitektural, yaitu (Soedarsono,2000:115): 1. Metafora Abstrak (Intangible Metaphors) Ide awal metaforiknya berasal dari sebuah konsep yang abstrak, sebuah ide, sifat manusia, atau kualitas obyek (alami, tradisi, budaya). Intangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang tidak dapat diinderai seperti konsep atau ide dari tradisi, budaya, lingkungan dan sebagainya. 2. Metafora konkret (Tangible Metaphors ) Tangible metaphors yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang dapat diinderai atau memiliki suatu bentuk visual. 3. Metafora kombinasi (Combined Metaphors )

Combined metaphors merupakan gabungan keduanya. Dimana

kondep abstrak dan karakter materi atau visual obyek tergabung sebagai

ide awal kreasi arsitektural. Karakter visualnya dapat menjadi alasan

untuk menilai sifat-sifat, kualitas dan karakter wadah visual.

2.1.7 Kajian Bentuk Arsitektural

Desain sangat erat kaitannya dengan bentuk (form) dari produk yang

dihasilkannya. Dengan alasan tersebut berikut ini akan dikemukakan beberapa teori

tentang bentuk dalam arsitektur.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 37

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.1.7.1 Asal-Usul Bentuk

Teori asal-usul bentuk ada beberapa macam, dari pernyataan bahwa

bentuk berasal dari daya imajinasi kreatif sampai argumen tentang asal-

muasal bentuk dari pengaruh fungsi dan iklim. Berikut merupakan teori-teori

yang lain berkaitan dengan asal usul bentuk yang disarikan dari buku

Sources of Architectural Form, yaitu : 1. Bentuk Arsitektural Tercipta Sesuai Dengan Fungsinya Dalam teori ini suatu bangunan yang bagus adalah bangunan yang terbentuk karena berbagai pengaruh fisik, sosial, psikologi dan fungsi simbolis. Sebagai contoh adalah bentuk ideal untuk suatu bangunan stadion, yang dihasilkan dengan meletakkan jalur penanda yang mudah terlihat, bentuk dan penempatan tribun harus memperhatikan keleluasaan pandangan serta pergerakan penonton dari dan ke tempat duduk mereka, dan juga tampak luar harus terbentuk dari simbolisasi stadion sebagai ruang komunal untuk aktivitas olahraga.

2. Bentuk Lahir Dari Proses Imajinasi Pada teori ini ide bentuk arsitektur murni berasal dari intuisi dan kemampuan dari perancang. Bentuk yang tercipta merupakan perasaan

khusus dari si perancang dalam membuat bentuk-bentuknya, atau

menempatkan ide lama bersama dengan yang baru dan metode yang

belum pernah dipakai sebelumnya.

3. Bentuk Ada Karena Semangat Kekinian (spirit of age)

Dalam hal ini perancang dalam mendesain bentuk terpengaruh oleh

adanya semangat kekinian atau keinginan untuk tampil up to date, dalam

hal ini ada suatu kemungkinan seorang perancang mengikuti gaya

tertentu dari arsitek yang lain, sehingga ada pengaruh psikologis dalam

proses penciptaan bentuk.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 38

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Bentuk Arsitektural Dapat Dibedakan Dengan Adanya Pengaruh Kondisi

Sosial Ekonomi

Seperti halnya teori bentuk ketiga, yaitu spirit of age, teori ini

mengemukakan bahwa usaha artistik seseorang terpengaruh oleh usaha

yang berkembang saat itu. Tetapi kondisi sosial ekonomi berpengaruh

terhadap bentukan bangunan yang terjadi, di sini ada suatu hirarki sosial sebagai refleksi individual. Dalam hal ini terdapat bentuk-bentuk khusus yang berkaitan dengan adanya faktor sosial ekonomi, dalam hal ini finansial, dari pemberi order (calon pemilik bangunan).

5. Bentuk Arsitektural Berasal Dari Prinsip Waktu Yang Merefleksikan Kelebihan Atau Kekhususan Si Arsitek, Budaya Dan Iklim. Dalam teori ini lebih menekankan pada keunikan bentukan bangunan itu sendiri. Sehingga ada berbagai macam bentuk bangunan dalam usaha untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, iklim dan alam sekitarnya. Sebagai hasilnya bangunan yang dihasilkan mempunyai bentukan yang khusus sesuai dengan ide si arsitek

2.1.7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk

Perwujudan suatu bentuk tidak lepas dari pengaruh tuntutan kebutuhan

aktivitas pemakai, tuntutan kepuasan akan keindahan dan keamanan.

1. Fungsi

Peranan fungsi menyangkut pemenuhan terhadap aktivitas manusia

yang muncul sebagai konsekuensi pemenuhan kebutuhan manusia, baik

itu kebutuhan jasmani maupun rohani.

2. Simbol

Simbol dapat muncul dalam konteks yang sangat beragam dan

digunakan untuk berbagai tujuan. Dalam arsitektur, pengenalan simbol

merupakan proses yang terjadi pada individu dan masyarakat melalui

panca indera yang selanjutnya dapat menimbulkan suatu persepsi. Atau commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 39

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bisa juga ditafsirkan bahwa simbol adalah suatu usaha yang dilakukan

dengan sengaja, terencana, sangat diperhitungkan, untuk menerjemahkan

konsep-konsep menjadi istilah-istilah yang ilustratif dan inderawi.

(Seperti yang diungkapkan oleh Mikke Susanto dalam bukunya

Membongkar Seni Rupa: 2003. Dalam konteks ini kata “istilah-istilah”

bisa diterjemahkan sebagai perwujudan fisik suatu desain). Simbol dapat dipilah menjadi beberapa kategori yang diklasifikasikan berdasarkan peran simbol itu sendiri, kesan yang ditimbulkan serta pesan yang disampaikan melalui tampilan-tampilan bentuk tertentu. a. Simbol Yang Agak Tersamar Simbol ini menyatakan peran dari suatu bentuk. Sebagai contoh gerigi pada atap sebuah pabrik. b. Simbol Metafora Masyarakat mempunyai pandangan, opini atau interpretasi tertentu terhadap suatu bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, baik sebagian maupun keseluruhan bangunan. Interpretasi ini sangat dipengaruhi oleh latar belakang mereka yaitu tingkat kecerdasan

(baca: kemampuan menangkap dan memahami esensi suatu ruang)

dan pengalaman meruangnya. Ada kecenderungan mereka akan

membandingkan bangunan yang dilihatnya dengan substansi yang

lain yang dianggap memiliki karakter serupa. Di sinilah peran

metafora sebagai media transposisi (pemindahan) istilah atau

pencitraan dari suatu benda ke benda lain, yang berasal dari memori

tersimpan yang muncul pertama kali ketika mengidentifikasi sesuatu

hal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 40

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.3: Opera Sidney House (google image)

c. Simbol sebagai unsur pengenal Terefleksi pada bentuk-bentuk yang sudah dikenal secara umum oleh masyarakat melalui ciri khas dan fungsinya pada suatu bangunan. Contohnya seperti kubah pada masjid atau salib pada gereja.

Gambar 2.4: Church of Light (google image)

3. Sistem Struktur

Dengan majunya pengetahuan manusia. Struktur juga mengalami

perkembangan, baik konstruksinya, bahan, maupun metode

pembangunannya. Dengan demikian sangat besar kemungkinan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 41

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

menciptakan struktur yang kuat dan indah yang berpengaruh besar

terhadap penampilan bentuk yang terwujud.

Gambar 2.5: Reichstag Parlamentul (google image)

2.1.7.3 Tinjauan Bentuk Dengan Filosofi Olahraga Selain memiliki pengertian dan karakter, olahraga (sport) memiliki banyak sekali identitas maupun ciri khas berupa simbol-simbol yang mengidentifikasikan olahraga. Simbol-simbol tersebut di visualisasikan dengan berbagai macam cara, mulai yang sifatnya eksplisit maupun implisit. Eksplisit desain berarti simbol tersebut secara jelas mengidentifikasikan

sport, seperti logo-logo klub, warna,corak kostum, maupun merk-merk

produk yang sudah melekat dan tidak asing lagi didunia olahraga, seperti:

Nike, Adidas, Reebok, dll.

1. Logo / Maskot

Merupakan suatu lambang yang digunakan sebuah grup / klub

olahraga untuk menunjukkan identitas klubnya kepada masyarakat,

sehingga dengan logo tersebut masyarakat dapat dengan mudah

mengenali klub tersebut. Bentuk,warna / gambar yang digunakan

mengambil bentuk bola /bentuk yang lebih unik namun tetap berkaitan

dengan olahraga (sport) dan warna yang mencolok,sebab tujuan

utamanya adalah agar mudah dikenali masyarakat.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 42

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.6: Logo Klub AC Milan (google image)

Selain logo-logo tim,juga ada logo-logo untuk event / acara olahraga akbar, seperti piala dunia, piala eropa, olimpiade, PON, dll.

Gambar 2.7: Logo Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012 (google image)

2. Kostum pemain

Kostum untuk pemain didalam olahraga sangat bervariasi. Setiap

cabang olahraga memiliki corak kostum yang berbeda-beda. Corak

kostum tim sepakbola berbeda dengan corak kostum tim basket,voli atau

yang lainnya. Selain itu tiap tim pada masing-masing cabang olahraga

memiliki corak kostum yang berbeda-beda pula. Selain warna dan bahan,

kostum untuk olahraga dibuat dari bahan yang tidak panas,menyerap

keringat, dan ringan. Walaupun memiliki corak dan motif yang berbeda,

namun pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk

membedakan kawan commit/ lawan. to Sehingga user warna yang digunakan harus

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 43

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

jelas, tegas,dan mencolok. Untuk seragam negara biasanya diambil warna

dari bendera masing-masing negara.

Gambar 2.8: Kostum Klub AC Milan (google image)

Sedangkan simbol yang berupa implisit lebih dituangkan kedalam bentuk bangunan olahraga seperti stadion, GOR,dan Sport Center. Simbol yang berupa implisit berupa bentuk-bentuk geometris yang disesuaikan dengan karakter dan sifat dari olahraga itu sendiri.

3. Dinamis Digambarkan dengan bentuk lingkaran, elips dan bentuk lengkung lainnya. Bentuk lengkung ini juga menggambarkan sebuah bola,dimana

hampir seluruh cabang olahraga menggunakan bentuk yang bundar ini.

4. Tegas

Merupakan salah satu karakter dari olahraga, digambarkan dengan

bentuk segi empat, bentuk ini merupakan bentuk dari sebagian besar

lapangan olahraga.

5. Besar, Perkasa, Dan Kuat

Karakter olahraga besar, perkasa dan kuat di lambangkan dengan

ukuran / dimensi dari tempat olahraga yang besar dengan langit-langit

yang tinggi serta berkesan megah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

6. Rekreatif Dan Menarik

Karakter olahraga yang lain adalah rekreatif walaupun dilakukan

dengan sungguh-sungguh dan mengeluarkan keringat. Rekreatif dapat

digambarkan dengan ketidak monotonan (unstatis) yaitu dengan

menggunakan warna-warna terang dan terkesan ceria.

7. Bentuk Massa Bangunan Pada bangunan sport yang telah ada, bentuk yang didesain oleh si Arsitek merupakan perpaduan dari kombinasi bentuk lengkung dan persegi. Sebagian besar stadion olahraga mengambil bentuk lingkaran dan ellips. Dimana bentuk lengkung memiliki bagian yang dominan. Dari sudut pandang struktur, bentuk lengkung dapat digunakan untuk bentang yang sangat lebar. Selain lengkung, bentuk dasar massa bangunan juga mengambil bentuk segi empat.

Gambar 2.9: Wembley Stadium (google image)

2.2 Tinjauan Kota Dan Potensi Sepak Bola Surakarta

2.2.1 Surakarta Sebagai Lokasi Site Terpilih

2.2.1.1 Tinjauan Wilayah

Tinjauan disini bertujuan untuk mendiskripsikan tentang kota-kota dalam

wilayah Surakarta terkait dengan kriteria pemilihan site Pusat Pelatihan

Sepakbola yang berstandar FIFA. Wilayah Surakarta terkhususnya akan

menjadi cakupan pelayanancommit Pusat to Pelatihan user Sepak Bola untuk menelurkan

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bibit-bibit pemain atau atlet muda yang akan dibina dan dilatih untuk

menjadi pesepakbola professional. Namun juga diharapkan memberikan

peluang untuk diakses oleh pihak lain / penyewa (klub sepakbola) dari

seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas

Indonesia.

Secara administratif Surakarta termasuk wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah dan merupakan kota nomor 2 terbesar setelah Semarang (Ibu Kota Propinsi). Surakarta terbagi menjadi 5 wilayah kecamatan dan 51 kelurahan. Kota-kota dalam cakupan wilayah Surakarta meliputi: 1. Kota Surakarta (Solo) 2. Kabupaten Boyolali 3. Kabupaten Karanganyar 4. Kabupaten Klaten 5. Kabupaten Sragen 6. Kabupaten Sukoharjo 7. Kabupaten Wonogiri.

2.2.1.2 Deskripsi Kota Surakarta

Surakarta adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia

2 yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km 2 dengan luas 44 km . Berdasarkan astronomi, Kota Surakarta terletak pada

posisi 110 BT – 111 BT serta 7.6 LS – 8 LS. Kondisi fisik topografinya

relatif datar dengan ketinggian sekitar 92 m di atas muka air laut rata-rata

(dpl), dengan kemiringan tanahnya 0-3 %. Surakarta dilalui oleh beberapa

sungai yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Bersama dengan

Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah

pada tahun 1755.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 46

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 2.10: Peta Surakarta

2.2.1.3 Luas Dan Batas Wilayah Kota Surakarta Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404 Ha yang terbagi atas lima kecamatan dan 51 kelurahan. Secara administratif, Kotamadya Surakarta berbatasan dengan : . Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali . Selatan : Kabupaten Sukoharjo

. Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali

. Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo

2.2.1.4 Potensi Kota Surakarta

Berikut analisa potensi kota Surakarta sebagai lokasi pusat pelatihan sepak bola

yang sesuai standart FIFA:

1. Di Kota Surakarta terdapat stadion yang sudah berstandar internasional

dan telah digunakan untuk menggelar even sepakbola berskala

internasional. Stadion Gelora Manahan yang berkapasitas 30.000 orang,

tepatnya terletak di Kelurahan Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota

Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 47

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Persis Solo merupakan sebuah klub sepakbola lokal yang professional

dan secara resmi dinaungi oleh PSSI dan mengikuti Liga Profesional

PSSI.

3. Di Kota Surakarta terdapat sejumlah industri rumahan pembuat alat-alat

olahraga.

4. Kota Surakarta tercatat sebagai tuan rumah penyelenggaraan APG pertama di Indonesia. 5. Kota Surakarta terdapat sarana pendukung seperti sarana transportasi, telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan kejelasan dan kemudahan pencapaian.

Sebelum lebih lanjut berbicara tentang Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta, ada baiknya untuk melihat dulu potensi pengembangan atlet muda di Surakarta. Potensi pengembangan atlet muda itu dapat dilihat dari tabel jumlah klub dan SSB dalam cakupan wilayah Surakarta di bawah ini:

No. Nama Klub Status

1. PERSIS SOLO (Profesional) Anggota Divisi Utama Liga PSSI

2. POP Klub anggota divisi 1 Persis

3. Sparta Klub anggota divisi 1 Persis

4. AT Farmasi Klub anggota divisi 1 Persis

5. Mars Klub anggota divisi 1 Persis

6. PSHW Klub anggota divisi 1 Persis

7. TNH Klub anggota divisi 1 Persis

8. MTA Klub anggota divisi 1 Persis

9. HMW Klub anggota divisi 1 Persis

10. PDAM Klub anggota divisi 1 Persis

11. ASMI Klub anggota divisi 1 Persis commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

12. Monas Putra Klub anggota divisi 1 Persis

13. Arseto Amatir Klub anggota divisi II Persis

14. Angkasa Klub anggota divisi II Persis

15. UNS Klub anggota divisi II Persis

16. UMS Klub anggota divisi II Persis

17. UTP Klub anggota divisi II Persis

18. THOR Klub anggota divisi II Persis 19. PLN Klub anggota divisi II Persis 20. LDN Klub anggota divisi II Persis 21. KIM Klub anggota divisi II Persis 22. BHAKTI 96 Klub anggota divisi II Persis 23. Adidas Sekolah Sepakbola 24. Putra Bengawan Sekolah Sepakbola 25. Ksatria Sekolah Sepakbola 26. Patriot Sekolah Sepakbola 27. Bonansa Sekolah Sepakbola 28. Angkasa Sekolah Sepakbola Tabel 2.2 Klub-Klub Sepakbola Amatir dan Sekolah Sepakbola di Surakarta.

Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010

Dari daftar yang tersebut di atas masih terdapat puluhan klub atau

perkumpulan sepakbola amatir yang belum tercatat secara resmi sebagai

anggota divisi Persis Solo. Bila dilihat dari segi

penyelenggaraan pertandingan, Kota Solo (Surakarta) sering ditunjuk PSSI

untuk menggelar event pertandingan sepakbola baik dalam cakupan level

local, nasional maupun internasional.

No. EVEN KETERANGAN

2008–2011: Djarum Indonesia Super 1. Liga Indonesia

League, commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2005–2007: Liga Djarum Indonesia,

1999–2004: Liga Bank Mandiri

1997–1999: Liga Indonesia

1996–1997: Liga Kansas

1994–1996: Liga Dunhill

Piala Champions Asia Kejuaraan Antarklub Asia 1992, 1998- 2. Wilayah ASEAN 2004 Liga Djarum Indonesia 2005-2007, Stadion 3. Babak 8 besar Manahan. Babak promosi Liga Djarum Indonesia Divisi 1 2005-2007, 4. degradasi Stadion Manahan. Piala Indonesia 2010, juara Sriwijaya FC, 5. Final Piala Indonesia Stadion Manahan. Partai pembuka Liga Primer Indonesia 6. Pembukaan Liga 2011, Stadion Manahan. SCTV CUP 2011, Juara Persipura, Stadion 7. Babak 4 besar ISL Manahan. Senior vs U-23 Timnas 1-1, 18 Agustus

Ujicoba Timnas 2011, Stadion Manahan. 8. Indonesia Indonesia vs Palestina 4-1, 22 Agustus

2011, Stadion Manahan.

Persiapan Pra Piala Dunia grup E, Stadion 9. Latihan Timnas

Manahan.

Kampiun Cup 2011 penyisihan Grup A &

10. Kejuaraan Antarklub semifinal, Oktober 2011, Stadion

Manahan

Tabel 2.3 Even Pertandingan Sepakbola Yang Digelar Di Surakarta.

Sumber : Data Komda PSSI Surakarta 2010.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 50

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dengan tersedianya fasilitas sarana-sarana sepakbola yang berstandar

internasional di Surakarta yaitu Stadion Gelora Manahan maka diharapkan

hal tersebut akan memacu prestasi dari para pemain lokal maupun pemain

sepakbola di Indonesia.

Dilihat dari sejarahnya yang panjang dikancah sepakbola nasional

kapasitas Surakarta sebagai kota sepakbola sudah tidak perlu diragukan lagi. Surakarta selalu menjadi salah satu home base dari sebuah klub Liga Profesional PSSI. Berikut adalah beberapa klub yang pernah dan masih berlaga di Liga Profesional PSSI : 1. PERSIS SOLO (1923-Sekarang), prestasi juara 7 kali kompetisi Liga Perserikatan Indonesia di era 30-50an, runner up Divisi Utama Liga Djarum Indonesia tahun 2006 2. ARSETO (1983-1998), prestasi juara 1992, juara antar klub ASEAN 1992, juara Piala Liga 1981. 3. PELITA SOLO (2000-2002), anggota Liga Bank Mandiri. 4. PERSIJATIM SOLO FC (2003-2004), anggota Liga Bank Mandiri. 5. KSATRIA XI SOLO FC (2010-2012), anggota Liga Primer Indonesia.

2.2.1.5 Sarana Dan Fasilitas Sepak Bola Di Surakarta

Semakin banyaknya klub-klub sepakbola professional di Surakarta

mengindasikan kebutuhan akan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang berstandar

internasional semakin meningkat. Kondisi didukung oleh faktor bahwa

sarana lapangan sepakbola yang ada di Surakarta sebagai tempat latihan

ataupun tempat penyelenggaraan suatu pertandingan harus memadai dari segi

jumlah venue maupun dari segi kondisi yang layak menurut aturan FIFA.

Oleh karena itu, Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta dengan segala

fasilitasnya sangat dibutuhkan dalam peningkatan prestasi persepakbolaan

baik dalam tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 51

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tabel 2.4: Venue Penyelenggaraan Event Sepak Bola Di Surakarta

No. NAMA VENUE KONDISI

1. Stadion Gelora Manahan Bagus

2. Stadion Sriwedari Bagus

3. Stadion Mini Kota Barat Sedang 4. Stadion UNS Buruk 5. Stadion Batik Keris Buruk Sumber: Data Dispenpora Surakarta 2010

Dari data di atas, Surakarta memiliki 2 stadion sepakbola yang memadai dan berstandar nasional maupun internasional, yaitu : a. Stadion R. Maladi (Stadion Sriwedari)

Gambar 2.11: Stadion Sriwedari

Stadion Sriwedari terletak di jalan Bayangkara atau sekitar 3

kilometer sebelah selatan dari Stadion Manahan, Solo. Stadion Sriwedari

didirikan pada tahun 1932 oleh Sri Susuhunan Paku Buwono X. Stadion

Sriwedari adalah stadion pertama yang dibangun oleh bangsa Indonesia

karena stadion-stadion lain saat itu masih dibangun oleh orang-orang

Belanda. Proses pembangunan stadion ini memakan waktu 8 bulan dan

dikerjakan oleh kurang lebih 100 pekerja. Peresmian Stadion Sriwedari

dilakukan oleh G.P.H Hargopalar atas nama Sri Susuhunan. Fasilitas

yang disediakan di stadion ini antara lain adanya tribun tertutup di sisi commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 52

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

tribun sebelah barat. Stadion yang berbentuk oval ini juga dilengkapi

dengan trek lintasan atletik dan empat menara lampu di setiap sudut

stadion.

Pada tanggal 9-12 September 1948, Stadion Sriwedari digunakan

untuk tuan rumah event Pekan Olahraga Nasional (PON) yang pertama.

Dari tanggal event tersebut, 9 September, akhirnya menjadi cikal bakal dijadikannya sebagai Hari Olahraga Nasional di Indonesia. Dan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Stadion Sriwedari dikukuhkan sebagai monumen PON Pertama. Pada jaman dulu, Stadion Sriwedari digunakan sebagai kandang klub sepak bola Galatama Arseto Solo dan klub Perserikatan Persis. Arseto sendiri pada akhirnya menyatakan bubar pada tahun 1998 dan klub Persis menjadi satu-satu klub yang berkandang di Stadion Sriwedari. Tapi dengan berjalannya waktu, seiring dengan berdirinya Stadion Manahan pada tahun 1998, klub Persis Solo pun hijrah ke stadion Manahan dan hanya mempergunakan stadion Sriwedari sebagai lokasi pusat latihan tim. Pada Agustus 2003, nama Stadion Sriwedari mengalami pergantian

nama. Oleh pemkot Solo, nama Stadion Sriwedari diubah nama menjadi

Stadion R. Maladi. Pergantian nama ini dimaksudkan sebagai bentuk

penghargaan tinggi kepada Raden Maladi, seorang tokoh olahragawan

kelahiran Solo yang pernah menjabat sebagai ketua umum PSSI pada

periode 1950-1959 dan juga pernah menjabat sebagai Menteri Olahraga

periode 1964-1966. (Pasoepati.Net)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 53

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Stadion Gelora Manahan

Gambar 2.12: Stadion Manahan

Stadion Manahan adalah nama sebuah stadion yang berada di Surakarta, Jawa Tengah. Sejak diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1998 lalu, Stadion Manahan kini telah menapaki usianya yang ke- 13 tahun. Bangunan yang terletak di jalan Adi Sucipto tersebut adalah salah satu bagian dari fasilitas yang terdapat di kompleks Gelora Olah Raga Manahan. Nama Manahan sendiri diambil dari nama sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Banjarsari, Surakarta. Di kelurahan tersebut, Stadion Manahan berdiri kokoh diantara bangunan sekitarnya yang telah terisi dengan perumahan, sekolah, tempat ibadah, ruang

terbuka hijau dan jalan raya dengan deretan pohon cemara di pinggirnya.

Stadion Manahan Surakarta adalah persembahan dari Yayasan Ibu

Tien Soeharto. Pembangunannya dimulai sejak tahun 1989 dengan

menggunakan luas areal lahan sebesar 170.000 m2 dan luas bangunan

33.300 m2. Butuh waktu 9 tahun lamanya untuk mengubah sebuah lahan

kosong menjadi bangunan Stadion Manahan. Dan tepat pada hari Sabtu

tanggal 21 Februari 1998, akhirnya Stadion Manahan diresmikan oleh

Presiden Republik Indonesia, Soeharto. Dalam pengelolaan stadion

Manahan, pemerintah kota Surakarta menyerahkannya kepada Yayasan

Gelora Surakarta.

Stadion Manahan merupakan salah satu stadion berstandar

Internasional yang ada di Indonesia. Selain memiliki fasilitas tribun commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 54

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

terbuka di sisi timur, selatan dan utara, Stadion Manahan juga dilengkapi

dengan tribun tertutup (VIP) di sisi tribun bagian barat, lengkap dengan

kursi penonton. Kapasitas di tribun Stadion Manahan mampu

menampung jumlah penonton hingga mencapai 35.000 orang. Stadion

Manahan juga telah dilengkapi dengan empat menara lampu yang

menunjang untuk penyelenggaraan kegiatan olah raga pada malam hari. Fasilitas lain yang menjadi satu dengan bangunan Stadion Manahan diantaranya track lintasan lari/atletik, lompat jauh, tenis meja, latihan yudo, latihan tarung drajat, ruang kesehatan, ruang sekretariat, ruang wartawan dan ruang konferensi pers. Sedangkan di kompleks Gelora Manahan sendiri, fasilitas olah raga yang tersedia malah terbilang lebih lengkap dan beragam karena tersedia lapangan tenis, balap sepeda, bola voli, basket, bulu tangkis, ruang tenis meja, ruang bilyard, 3 buah lapangan sepak bola dan gedung olahraga (GOR). Dilihat dari letak geografisnya, keberadaan Stadion Manahan di Surakarta terbilang sangat strategis. Berdiri megah di tengah-tengah pusat kota, berdekatan dengan bandar udara, perhotelan, jalan raya dan pusat perbelanjaan menjadikan Stadion Manahan sebagai salah satu tempat

yang sangat representatif dalam menggelar event-event olah raga berskala

nasional maupun internasional. (Pasoepati.Net)

Walaupun di Surakarta sudah memiliki Stadion Gelora Manahan

yang tidak perlu lagi diragukan kapasitasnya sebagai venue

penyelenggaraan pertandingan sepakbola nasional maupun internasional,

namun masih ada beberapa kendala terkait pembinaan dan

pengembangan pemain muda berbakat untuk menjadi bagian dari pemain

Liga Profesional PSSI maupun bagian timnas Indonesia. Kendala tersebut

antara lain:

. Masih kurangnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam

bidang pembinaan dan pengembangan sepakbola sehingga adanya

upaya menciptakan SDM yang mampu memahami dan ahli di bidang commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 55

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pengembangan potensi atlet muda berbakat skala lokal dan nasional.

. Belum adanya semacam pusat studi dan riset olahraga sepakbola yang

terpadu dan memfasilitasi aktivitas pembelajaran teoritis maupun

praktis tentang sepakbola di Surakarta.

. Sarana dan prasaran pertandingan yang kurang memadai dan

perbandingan kuantitas antara fasilitas yang ada dengan peminat sepakbola (pemain dan penggemar) yang tidak seimbang.

Pembangunan suatu Pusat Pelatihan Sepakbola merupakan hal yang perlu dilakukan guna meningkatkan kualitas persepakbolaan Surakarta di masa yang akan datang. Eksistensi sepakbola sebagai olahraga yang paling diminati sekaligus sebagai olahraga yang berprospek merupakan konsekuensi logis yang perlu kita jaga dan kembangkan. Ada beberapa prospek yang diharapkan dengan dibangunnya Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta ini, antara lain:

. Keberadaannya diharapkan dapat menjadi proyek percontohan standarisasi pengembangan sepakbola baik secara kualitas (Skala Nasional) maupun secara kuantitas (Skala Lokal).

. Sarana olahraga, dalam hal ini sepakbola sangat besar peranannya

dalam mendukung perkembangan budaya dan gaya hidup masyarakat

sehingga diharapkan proyek Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

ini dapat berperan memajukan perkembangan kultural masyarakat

lokal (Surakarta dan sekitarnya) yang berjiwa sehat dan sportif.

. Seiring dengan aktualisasi masyarakat di Surakarta dan sekitarnya

terhadap sepakbola (informasi maupun penyaluran hobi) maka

kebutuhan akan ruang komunal atau community center yang spesifik

dan berkaitan dengan sepakbola akan semakin dibutuhkan. Untuk itu,

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta diharapkan menjadi wadah

komunal dan community center tersebut.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 56

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.3 Tinjauan Preseden

2.3.1 The David Beckham Academy

Greenwich,BOLASportsLine/ES Kapten Timnas Inggris, David Beckham,

membuka sekolah sepakbola miliknya, Senin (14/3). Dalam pembukaannya tersebut,

ia mengingat kembali bagaimana ia pertama kali datang ke Sekolah Sepakbola

Bobby Charlton di usia 10 tahun. Sejak saat itu dia berpikir ingin memberi kesempatan pada anak-anak lain seperti yang dia dapatkan. Proyek ini menghabiskan banyak uang pribadi David Beckham dan Ia sendiri melihat ini bisa menjadi satu asosiasi di beberapa tahun mendatang. Ini adalah komitmen jangka panjang dan David Beckham akan terlibat langsung setelah kariernya di sepakbola berakhir. Akademi sepakbola Beckham ini dibuka di tepi Sungai Tahmes, Greenwich, di dekat Millennium Dome musim panas ini. Beckham juga bekerja sama dengan Anschutz Entertainment Group untuk membangun gelanggang dan hiburan dengan kapasitas 26.000 tempat duduk yang menjadi bagian dari kompleks akademi sepakbola tersebut. Rencananya sekolah sepakbola Beckham ini juga akan dibuka di di tahun ini juga. Target sekolah tersebut adalah anak laki-laki dan perempuan antara usia delapan sampai 15 tahun. Dan lebih dari 15.000 anak-anak berharap dapat datang di tahun

pertama sekolah tersebut di London, dan 10.000 anak mendapat latihan gratis di

tahun pertama. David Beckham sendiri akan membayar seluruh kebutuhan anak-

anak.

Akademi itu telah merekrut 23 pelatih sepakbola yang akan melatih anak-anak di

bawah pimpinan Eric Harrison, yakni pelatih pertama Beckham di saat muda dir

United. Harrison juga yang pertama menangani Paul Scholes, Ryan Giggs, Gary dan

Phil Neville, dan Nicky Butt.

2.3.2 Centre Technique National Fernand Sastre, Claire Fontaine, Prancis

Seperti halnya Belanda, Prancis yang menyandang status peraih juara Piala Dunia

dan Piala Eropa juga memiliki pusat latihan dan pendidikan resmi milik FFF

(Francaise Football Federation). Bertempat di Claire Fontaine, Centre Technique commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 57

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

National Fernand Sastre (CTNFS) dibangun untuk mencetak pesepakbola-

pesepakbola berbakat di Prancis. Tempat ini menjadi semacam „kawah

Candradimuka‟ bagi calon bintang sepakbola dari seluruh Prancis.

Proyek CTNFS Claire Fontaine ini sudah dimulai tahun 1976 tapi baru

diresmikan tahun 1988 yang spesifikasinya bisa disarikan seperti berikut:

. Luas total : 66.000 m2 . Changing rooms : 16 kamar . Ground field : 7 lapangan . Indoor field : 2 lapangan, masing-masing berukuran 50x80 m . Hall : 1 buah, berukuran 44x24 m . Fitness center : 1 gedung . Tennis court : 3 lapangan . Bedroom : 302 kamar Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk persiapan tim nasional Prancis baik senior maupun junior (U-15 sampai dengan U-18 serta di bawah 15 tahun). Sebagian besar anggota skuad Prancis sewaktu meraih juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000 berasal dari akademi Claire Fontaine. Nama-nama tenar seperti Thierry Henry, Nicholas Anelka dan David Trezeguet tidak lain merupakan pemain didikan asli

CTNFS Claire Fontaine. Dan ini menegaskan posisi sentral CTFNS Claire Fontaine

dalam pembinaan sepakbola (muda) di Prancis.

2.3.3 The KNVB National Football Training Centre, Zeist, Belanda

Kesuksesan Belanda sebagai salah satu negara besar sepakbola tidak terlepas dari

pembinaan pemain yang rapi, berjenjang dan kontinyu dari usia dini (junior) sampai

level professional. Tidak salah jika Negeri KIncir Angin ini disebut sebagai salah

satu negara penghasil pemain-pemain muda terbaik di dunia. Akademi junior Ajax

Amsterdam atau Feyenoord Rotterdam terkenal sebagai produsen pemain-pemain

muda yang bertalenta dan skill tinggi. Dengan keberadaan akademi-akademi

juniornya yang tersebar di hampir setiap kota besar, boleh dibilang Belanda tidak

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 58

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

pernah khawatir akan kekurangan stok pemain-pemain berkelas dunia karena

regenerasinya yang tak pernah terputus.

Salah satu institusi yang juga memiliki peran penting dalam perkembangan

sepakbola Belanda adalah pusat latihan tim nasional di Zeist, Arnhem. Mengingat

segala keunggulan dan fasilitasnya saya mengambil subjek ini sebagai objek studi

kasus yang selanjutnya menjadi acuan referensional pada desain Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yang saya kerjakan ini. Didirikan pada awal 1960 dengan nama resmi The KNVB National Football Training Centre, institusi ini sekarang telah menjadi salah satu ikon pembinaan sepakbola di Negeri Kincir Angin. Pusat latihan ini merupakan salah satu bagian dari markas besar Konijklike Nationaal Voetbaal Bond (KNVB) atau PSSI-nya Belanda yang dihuni 65 staf full time yang bertanggungjawab pada 560.000 pertandingan yang diadakan setiap tahunnya di Belanda. Fungsinya tidak hanya sebagai pusat pelatihan bagi pemain nasional – junior maupun senior- saja tapi juga bagi para wasit dan pelatih dari seluruh Belanda. The KNVB National Football Training Centre menempati lahan seluas 25 hektar yang pada awal pembangunannya terdiri dari sports hall berukuran besar, blok hotel (asrama pemain), medical centre, dan pusat administrasi. Belakangan, di tahun 1978

ditambah lagi dengan kompleks kolam renang. Secara singkat peruangannya terdiri

dari:

1. Swimming pool

Merupakan kompleks kolam renang yang berfungsi sebagai sarana

rekreasi dan recovery bagi usernya. Terdiri dari tiga jenis kolam renang yang

masing-masing berukuran 30 x 25 m2, 20 x 15 m2 dan 20 x 12 m2. Dilengkapi

juga dengan fasilitas khusus underwater jets untuk tujuan pemulihan dan

pemijatan.

2. Dormitory pavilion (asrama pemain)

Asrama untuk menampung para pemain yang tengah menjalani pemusatan

latihan dengan kapasitas 56 orang.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 59

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Social pavilion

Terdiri dari ruang-ruang terbuka (open space) yang sebagian berbatasan

langsung dengan hutan kecil yang berfungsi sarana sosialisasi antar pemain atau

staf. Juga terdapat camping centre sebagai area rekreasional.

4. Lecture pavilion (pavilion instruktur)

Dilengkapi dengan fasilitas mekanis untuk keperluan pemutaran film dan video, slide shows, dan perangkat pengajaran lainnya. Fasilitas biasanya digunakan untuk semacam diklat bagi komisi perwasitan, pelatih-pelatih akademi sepakbola junior dan organisasi kesepakbolaan lainnya. 5. Association office Kantor asosiasi yang menampung 65 staf yang bekerja penuh waktu (full time). 6. Sports hall Didesain dengan ukuran besar 50 x 30m2, dan menjadi most interest building dari seluruh kawasan ini. Bisa digunakan untuk segala jenis indoor games dengan skala internasional. Bangunan ini juga menyediakan sarana latihan untuk indoor football atau sekarang populer dengan istilah futsal. 7. Hotel

Berupa penginapan kecil yang terdiri dari 16 kamar dengan kapasitas

maksimal 48 tempat tidur. Dilengkapi dengan ruang konferensi yang mampu

menampung 150 orang. Selain itu ada pula ruang-ruang yang lebih kecil dengan

fungsi sama berkapasitas 16 orang per ruang.

8. Medical centre

Klinik kesehatan ini dihuni oleh 6 staf tetap yang terdiri dari 2 (dua)

dokter, seorang physioterapis, seorang masseur dan 2 (dua) orang medical

assistant.

9. Artificial turf pitch (area lapangan rumput buatan)

Merupakan area hijau yang menempati ruang–ruang kosong atau open

space yang ada dan mendominasi keseluruhan kompleks ini.

10. Ground field (lapangan latihan) commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 60

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2.4 Kesimpulan Tinjauan

Surakarta memiliki potensi sepak bola yang sangat bagus di lihat dari bagaimana antusias

warga apabila ada pertandingan sepak bola, banyaknya sekolah sepak bola dan juga klub-

klub amatir namun seiring berjalannya waktu potensi ini mengalami penurunan yang di

akibatkan menurunnya prestasi sebuah klub sepak bola yang ada di Surakarta dan juga

kurangnya perhatian terhadap pembinaan pesepakbola usia dini. Pemerintah pusat sebenarnya sudah mendirikan stadion berskala Internasional namun itu semua belum memenuhi karena banyaknya klub-klub amatir dan juga sekolah sepakbola di wilayah Surakarta. Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya sumber daya manusia maupun sarana prasarana pelatihan. Upaya pencegahan rusaknya potensi sepak bola usia dini sebenarnya sudah dilakukan dalam bentuk pelatihan yang dilakukan sekolah sepak bola dengan memanfaatkan lapangan sekitar. Namun itu semua dirasa kurang karena belum ada bangunan khusus yang mewadahi semua kegiatan-kegiatan tersebut. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu bangunan Pusat Pelatihan Sepak Bola di Surakarta sebagai wadah yang ideal untuk pendidikan dan juga pelatihan sepak bola guna meningkatkan kembali prestasi persepakbolaan local di wilayah Surakarta.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB III

PUSAT PELATIHAN SEPAK BOLA DI SURAKARTA

3.1 Pengertian

Merupakan suatu area yang mewadahi berbagai kegiatan pembelajaran, pelatihan, pendidikan, pembinaan, dan penelitian tentang olahraga sepakbola yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu, dengan menerapkan pendekatan arsitektur metafora yang bertujuan meningkatkan kemahiran dan keterampilan bermain sepakbola yang meliputi teori dan praktek serta didukung dengan fasilitas kepelatihan yang memadai untuk meningkatkan prestasi pemain sepakbola dan meningkatkan prestasi klub-klub sepakbola di Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

3.2 Sifat Pusat Pelatihan Sepakbola mempunyai beberapa ciri-ciri khusus, yaitu : 1. Dilakukan di ruang tertutup dan atau di alam terbuka (open space) yang merupakan tempat dimana semua kegiatan utama terkonsentrasi. 2. Dilakukan secara berkelompok.

3. Mempunyai tujuan khusus untuk membina, melatih, meningkatkan kualitas pemain/tim

untuk mencapai suatu kondisi tertentu dalam konteks mental, jiwa, fisik, dan ketrampilan

(skill).

4. Mempunyai ciri kebersamaan dan sosialisasi.

3.3 Tujuan Dan Sasaran

3.3.1 Tujuan

Tujuan keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola yang direncanakan secara umum

adalah sebagai wadah yang menampung segala aktivitas yang berhubungan dengan

sepakbola yaitu aktivitas pelatihan, pengembangan, pembinaan, dan penelitian

tentang sepak bola, yang intinya:

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 62

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Mendukung usaha pengembangan sepakbola nasional khususnya pengembangan

pesepakbola usia muda.

2. Menghasilkan sepakbola dengan kualitas tinggi yang bertujuan untuk mencapai

level yang maximal dari tiap-tiap individu pemain dalam setiap penampilan dan

untuk mengambil manfaat dan pengalaman dalam belajar cara-cara sepakbola

modern.

3. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada parapenggemar berat olah raga sepak bola dalam hal aktualisasi diri berkaitan dengan sepakbola.

4. Meningkatkan prestasi pemain dan kualitas persepakbolaan nasional secara umum dan lokal secara khusus.

3.3.2 Sasaran Keberadaan Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan akan menjadi suatu usaha untuk mewujudkan kegiatan yang nyaman dan sesuai dengan standar Pusat Pelatihan yang ditetapkan FIFA sehingga atlet akan lebih optimal dalam meningkatkan potensial serta bakat yang dimiliki. Disamping itu, Pusat Pelatihan SepakBola juga dapat menghidupkan minat masyarakat Surakarta dan sekitarnya untuk memajukan persepakbolaan di lingkup

wilayah Kota Surakarta secara khusus dan di tingkat nasional dan internasional

secara umum.

Sasaran yang ingin dicapai dengan mengarahkan pada fungsi diantaranya:

1. Sebagai sarana untuk berlatih sepakbola, baik atlet (peserta didik) maupun pihak

penyewa yang akan memanfaatkan sarana dan fasilitas pelatihan.

2. Sebagai wadah pencarian bakat dan pengembangan potensi dalam bidang

sepakbola, sehingga dapat memunculkan atlet muda yang berbakat dan

berprestasi.

3. Sebagai tempat pengadaan pendidikan sepakbola dengan memberikan ilmu studi

pada penyelenggaraan pendidikan non formal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 63

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.4 Visi Dan Misi

3.4.1 Visi

Visi Pusat Pelatihan Sepak Bola adalah mewujudkan pelatihan khusus tentang

sepakbola di Surakarta serta melangsungkan kegiatan pendidikan, pengembangan,

dan pembinaan sebagai sarana informasi tentang sepakbola bagi para masyarakat

penggemar sepak bola. 3.4.2 Misi Misi Pusat Pelatihan Sepak Bola, sebagai berikut : 1. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai bangunan pelatihan sepak bola yang memberikan kesempatan berlatih bagi masyarakat penggemar sepak bola. 2. Mewujudkan Pusat Pelatihan SepakBola sebagai bangunan edukasi informasi terpadu bagi masyarakat penggemar sepak bola. 3. Mewujudkan Pusat Pelatihan Sepak Bola sebagai ruang komunal bagi masyarakat penggemar sepak bola.

3.5 Skala Pelayanan Dengan tujuan menyediakan pelatihan dan pendidikan sepakbola yang diharapkan dapat melahirkan atlet muda yang berbakat dan berprestasi tidak hanya dalam lingkup lokal

Surakarta tapi nasional bahkan mancanegara maka area Pusat Pelatihan Sepak Bola

direncanakan dapat memberikan pelayanan seputar sepakbola secara makro dan kualitatif

untuk skala Indonesia dan secara mikro dalam skala Surakarta dan sekitarnya.

Namun juga diharapkan memberikan peluang untuk diakses oleh pihak penyewa (klub

sepakbola) dari seluruh Indonesia dan juga diharapkan dapat menjadi camp pelatihan timnas

Indonesia. Surakarta sangat berpotensi untuk didirikannya sebuah Pusat Pelatihan

Sepakbola, hal ini terlihat dari banyaknya fenomena-fenomena yang bisa kita lihat di

Surakarta ini, diantaranya:

1. Menjamurnya klub-klub sepakbola dan sekolah- sekolah sepakbola ( SSB )

2. Maraknya even-even sepakbola,mulai dari tingkat nasional yaitu kompetisi divisi utama,

divisi I, dan divisi II, sampai ke tingkat daerah yaitu kompetisi antar kampung (tarkam)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 64

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3. Antusiasme masyarakat di Surakarta yang sangat besar terhadap sepak bola. Hal ini

terlihat dari keberadaan kelompok suporter PASOEPATI yang sangat kreatif dan atraktif.

3.6 Status Kelembagaan

Pengelolaan Pusat Pelatihan sepak Bola ini nantinya dikendalikan oleh pihak swasta yang

bertahap nasional dan dalam operasionalnya bekerjasama dengan klub sepakbola se- Surakarta dan sekolah binaan sepakbola di Solo (SSB). Dengan adanya kerjasama tersebut nantinya diharapkan terjadinya hubungan timbal balik antara keduanya. Sehingga kegiatan dalam fasilitas tersebut tampak hidup dengan dangan adanya aktifitas yang berjalan secara kontinyu. Pengelola mendidik atlet yang diambil dari masyarakat melalui acouting yaitu memanfaatkan pencari bakat (acouting talent) yang nantinya akan dididik dalam pelatihan khusus dimana pada akhirnya dapat menjadi atlet sepakbola profesional yang ditampung dan dikontrak oleh klub sepakbola yang berminat merekrutnya atau klub sepak bola yang menjadi homebase tempat pelatihan dan pendidikan ini. Selain mendidik para pemain, sarana tersebut juga disewakan kepada pihak luar untuk kepentingan pemusatan latihan. Dengan begitu sarana tersebut bisa disewa oleh klub sepakbola, pemerintah daerah Jawa Tengah seperti dalam rangka pemusatan latihan untuk

event PON, serta untuk pemusatan latihan timnas Indonesia sebelum melakukan

pertandingan berskala internasional.

Akan tetapi untuk saat ini segala hal yang berkaitan dengan sepakbola dalam negeri

berada di bawah penanganan atau pengawasan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia

(PSSI). Sedangkan untuk status kelembagaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta, secara

langsung maupun tidak langsung terkait dengan beberapa lembaga/instansi, diantaranya:

1. Kementrian Pemuda dan Olahraga

2. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

3. PSSI

4. Komisariat Daerah (Komda) PSSI Jawa Tengah

5. Pemerintah Daerah Se-Surakarta

6. Perserikatan Sepakbola Se-Surakartacommit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 65

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kementrian Pemuda dan Olahraga

KONI

PSSI

Pusat Pelatihan

Sepakbola Di Pemda Tingkat II Komda PSSI Surakarta Surakarta Jawa Tengah

Pemain Klub Sepak Bola sepakbola junior

Publik Sepak Bola

Hubungan instruktif

Hubungan konsultatif

Hubungan kerjasama

Skema 3.1: Hubungan antar lembaga

3.7 Karakter Wadah

Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta merupakan bangunan edukatif-komersial sebagai

wujud football public service yang meliputi kegiatan pelatihan, pengembangan dan penyedia

informasi kepada masyarakat penggemar sepakbola.

Sebagai konsekuensi bangunan edukatif-komersial, citra (image) yang terbentuk

merupakan jawaban dari tuntutan kriteria kegiatan yang merefleksikan keduanya. Ungkapan

fisik dalam fasade dan peruangan didesain sebagai hasil kompromi dari form follow function

yang mewakili efektivitas dan efisiensi komersial dengan form follow desire sebagai simbol

bangunan edukatif dengan pendekatan arsitektur metafora. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 66

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sedangkan karakter yang ingin ditonjolkan pada bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di

Surakarta ini adalah desain dengan pendekatan arsitektur metafora dengan ungkapan image

komunikatif, informatif, terbuka dan atraktif-rekreatif yang mampu memberikan

kemudahan, kenyamanan dan keamanan terhadap pelaku kegiatan yang berlangsung

didalamnya. Hal ini diharapkan mampu dikombinasikan dengan karakter sepakbola yang

diwadahinya sebagai sebuah produk desain dengan pendekatan arsitektur metafora sehingga memunculkan tampilan yang estetis, dinamis dan sportif. Pendekatan arsitektur metafora dibatasi pada:

1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair. 2. Refleksi kesan ekspresif pada komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan. 3. Lebih ditekankan pada unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar). 4. Penggunaan warna yang kontras pada bangunan; selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif.

3.8 Sistem Pengelolaan Pengelolaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta dilakukan oleh pihak swasta secara mandiri/independen. Untuk pengelolaan intern, secara umum ada empat tingkatan dalam

struktur organisasi suatu manajemen gedung, yaitu :

1. Manajer Gedung (Building Manager)

2. Kepala Divisi

3. Penyelia (Supervisor)

4. Operator

Dengan mengambil contoh struktur organisasi diatas, maka Pusat Pelatihan Sepakbola di

Surakarta menggunakan manajemen pengelolaan dengan dipimpin oleh seorang direktur dan

wakil direktur yang membawahi dua orang manajer dan sekretaris umum. Setiap manajer

dibantu oleh beberapa kepala divisi dimana masing-masing memiliki staf.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 67

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.9 Fasilitas

Suatu Pusat Pelatihan Sepakbola harus memiliki minimal 5 fasilitas utama. Kelima

fasilitas tersebut adalah:

1. Hunian atau Asrama: yang digunakan oleh para pemain, pelatih, pengurus, dan pengelola.

2. Ground Field atau lapangan pertandingan; yang terdiri dari lapangan latihan, lapangan

untuk pertandingan resmi, dan lintasan lari (jogging track). 3. Sports Buildings: yaitu arena olahraga indoor yang digunakan untuk recovery(pemulihan) dan rekreasi. Bangunan ini terdiri dari ruang serbaguna, hall, ruang-ruang kelas,ruang pemutaran film (slide) & ruang strategi, lapangan tennis, kolam renang dsb. 4. Fasilitas Pendukung: yaitu fasilitas di luar fungsi olahraga atau teknis sepakbola sepertisarana kebugaran, sauna, open space, kantin, sport shop, dan tempat-tempat yang sengajadibuat untuk interaksi sosial para penghuni kompleks. 5. Fasilitas Pengelola: yaitu bangunan untuk fungsi kantor dan administrasi yang mencakupkantor pengelola, sekretariat, ruang rapat, ruang jumpa pers dll.

3.10 Progam Kegiatan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalam Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kegiatan Utama

a. Pembelajaran dan pendidikan

1) Pembelajaran di kelas

2) Diskusi

3) Seminar

4) Pemutaran film sebagai ajang analisa dan evaluasi latihan.

b. Pelatihan / Fisik

a. Latihan sepakbola

b. Latihan kebugaran / fitness

c. Senam

d. Recovery termasuk di dalamnya kegiatan pemulihan yang dilakukan pada

klinik perawatan (medicalcommit center )to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 68

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Penelitian dan pengembangan

Berupa kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkompeten

dengan penelitian dan pengembangan sepakbola nasional. Bisa berupa diskusi

atau seminar dengan memanfaatkan fasilitas utama perpustakaan.

Kegiatan ini bersifat temporer atau dengan kata lain Pusat Pelatihan

Sepakbola ini menyediakan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan sepakbola meskipun tidak harus digunakan setiap hari. d. Penyediaan informasi public Merupakan aktivitas yang diwadahi oleh keberadaan perpustakaan khusus sepakbola yang bisa diakses oleh publik setiap hari. 2. Kegiatan Pendukung Utama Berupa kegiatan bersifat komersial yang melayani kepentingan umum meliputi: a. Penyediaan fasilitas olahraga dalam ruangan (indoor sports) b. Soccer shop (toko khusus sepakbola) c. Pengadaan ruang-ruang komunal d. Penyediaan jasa informasi dan permainan 3. Kegiatan Pendukung Merupakan aktivitas kegiatan pengelolaan bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sehingga kegiatan-kegiatan yang berlangsung didalamnya dapat

berjalan sesuai dengan fungsi dan karakternya

4. Kegiatan Pelengkap

Merupakan aktivitas yang diwadahi dalam fasilitas bangunan yaitu kegiatan

pelayanan dalam menunjang kegiatan-kegiatan diatas, diantaranya :

a. Lobby

b. Rest room

c. Restoran / kafetaria

d. Counter bank

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 69

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.11 Macam Kegiatan

1. Kegiatan Utama

Kegiatan Informasi

Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Terbuka, Informasi aktif Seminar, diskusi,

segala informasi informatif, (langsung dengan media wawancara, dsb mengenai komunikatif, manusia/informan) tenang aman, perkembangan nyaman sepakbola Buku, majalah (literatur), Informasi pasif (dengan dokumen komputerisasi, media lain/ bukan foto, slide, film, display manusia)

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Komunikatif, Mempraktekkan langsung pelatihan teknis informatif, Pendidikan dan teknik-teknik dan strategi dan teoritis rekreatif, santai, pelatihan aktif permainan dengan kepada pemain- aman dan pengarahan dari tim pemain muda nyaman pelatih

Demonstrasi berupa Pendidikan dan pemutaran film dan video pelatihan pasif dari tim pelatih

2. Kegiatan Pendukung Utama

Kegiatan Pelayanan Jasa

Sarana Fungsi Karakter Jenis

Memberikan Konsentratif, Soccer shop Penjualan merchandise pelayanan jasa komunikatif, berhubungan aman, nyaman sepakbola

dengan Sports hall dan fitness Olahraga dalam ruang sepakbola center (Indoor sports) kepada Sport cafe commitRuang to komunaluser

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 70

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

konsumen Warung Internet Jasa Informasi (Cybercafe)

Game Center Jasa permainan

3. Kegiatan Pendukung

Kegiatan Pengelolaan

Fungsi Karakter Jenis Sarana

Mengkoordinasi Aman, nyaman, Pengawasan, kan seluruh lancar, Pengelolaan langsung pemeliharaan dan dengan dipimpin kegiatan dalam komunikatif, koordinasi seluruh PPSS sehingga konsentratif seorang Direktur kegiatan yang ada. kegiatan dapat mendukung berjalan lancar proses kerja dan saling mendukung.

4. Kegiatan Pelengkap

Kegiatan Fasilitas Bangunan Fungsi Karakter Jenis Sarana

Memberikan Aman, nyaman, Area parkir, space pelayanan dalam lancar, Pelayanan Publik penerima, lobby, menunjang komunikatif, receptionost, mendukung seluruh proses resto/cafetaria, counter proses kerja kegiatan yang ada bank, wartel, amusement, dan para ruang kesehatan, loket pelakunya tiket, security, lavatory,

mushola

Area parkir, space Pelayanan Pengelola penerima, loading, rest room, resto/cafetaria,

ruang kesehatan, lavatory, mushola,

security, gudang

Ruang Mechanical, Pelayanan Bangunan Elektrical dan Equipment

Tabel 3.1 Macam kegiatan dan karakter commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 71

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.12 Kebutuhan Ruang

Mengacu pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan maka pendekatan kebutuhan ruang

dalam Pusat Pelatihan Sepakbola ini dengan memperhitungkan jenis fasilitas yang ada

antara lain sebagai berikut (Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types;

Physical Education and Sport Facilities, 1973):

1. Fasilitas Latihan Indoor a. Ruang-ruang kelas b. Ruang-ruang Audio Visual c. Ruang Serbaguna / Seminar d. Ruang Fitness e. Ruang Perpustakaan f. Ruang Laboratorium g. Ruang Ganti & Kamar mandi h. Ruang Pemeriksaan Kesehatan i. Ruang Medis / Klinik Perawatan j. Ruang Peralatan / Perlengkapan Sepakbola k. Gudang l. Lavatory

Fasilitas Latihan Outdoor 2.

a. Stadion

b. Lapangan taktis outdoor

c. Ruang-ruang terbuka (open space) sebagai tempat latihan dan rekreasi.

d. Sarana latihan recovery : lapangan tenis dan kolam renang.

3. Fasilitas Kantor Pengelola & Administrasi

a. Hall & lobby

b. Ruang Tamu

c. Ruang Manager dan Pengurus

d. Ruang Personalia, Humas, Arsip, dan Dokumentasi commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 72

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Ruang Administrasi

f. Ruang Staf Keuangan

g. Ruang Kerja Pelatih

h. Ruang Sekretariat

i. Ruang Rapat

j. Ruang Jumpa Pers k. Sport Shop l. Kantin m. Gudang n. Lavatory

4. Fasilitas Penunjang a. Hall & lobby b. Ruang Tidur Asrama c. KM / WC d. Ruang duduk bersama e. Ruang Makan, baik untuk pemain maupun team pelatih dan pengurus. f. Ruang service

g. Dapur

h. Gudang

i. Lavatory

5. Ruang Service / Utilitas

a. Ruang Parkir

Ruang Keamanan b.

c. Gudang

d. Lavatory

e. Ruang Genset dan Sampah

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 73

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3.13 Pelaku Kegiatan

Pelaku Kegiatan Motivasi

Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam Regular User mengembangkan kemampuan diri. (Pemain Remaja)

Mendapatkan kemudahan dan kepuasan menyangkut Pengunjung kebutuhan akan dunia sepakbola dalam satu lokasi yang lengkap dengan berbagai fasilitasnya, sehingga lebih kaya akan kesempatan memilih sesuai dengan kebutuhan. Ditambah keinginan untuk berekreasi, ajang aktualisasi diri dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Mengantisipasi dan menyediakan fasilitas, kemudahan, Pengelola dan Staff keamanan serta kepuasan bagi pengguna reguler dan pengunjung dengan mengakomodir berbagai kebutuhan akan sepakbola lengkap dengan fasilitas penunjangnya.

Tabel 3.2: Pelaku kegiatan dan motivasi

3.14 Kurikulum

1. Program Pusat Pelatihan

Program dari Pusat Pelatihan Sepakbola ini ditujukan untuk :

1) Menjaga siswa agar tetap senang dengan pola pelatihan yang menggairahkan dan

tidak membosankan.

2. Fokus Kelas

Pelajaran difokuskan untuk membangun dan menyaring skill individu dan teknik

untuk berkreasi., penyerangan, permainan yang bebas dan mengalir yang dapat

memberikan kepercayaan diri kepada pemain dalam pertandingan satu lawan satu.

Dan juga untuk menunjukkan langkah-langkah untuk unjuk kemampuan dan

instruksi-instruksi mengenai individu-individu tiap pemain. Staff pelatih akan

menggunakan fasilitas dan peralatan khusus yang di desain untuk tujuan kepelatihan,

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 74

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

termasuk mini soccer arenas, passing gates, dribbling mannequins, free kick walls,

dan peralatan - peralatan lainnya.

3. Fokus Program

Menyiapkan para pemain muda untuk mendapatkan kesempatan untuk belajar

dasar-dasar keahlian & tekhnik bermain bola dalam suatu lingkungan yang aman,santai,dan menantang. Setiap minggu, program dibagi menjadi 2 bagian; coach- centric skill development training (pusat pengembangan & pelatihan skill) dan player-centric games (pusat games pemain). Dalam 10-12 minggu, program ini dapat membantu pemain muda untuk meningkatkan pengembangan skillnya, dan kemudian diterapkan kedalam permainan yang santai, dimana orangtua juga mengamati, tetapi tidak dilibatkan.

Kelas juga menawarkan kepada pemain muda yang berumur lebih dari 18 tahun yang ingin berpartisipasi dalam kompetisi dengan tingkatan yang lebih tinggi. Kelas 4 minggu, tersedia sepanjang tahun, yang akan difokuskan pada pelatihan skill-skill yang lebih spesifik dan mengembangkan taktik-taktik permainan untuk pemain kelas menengah dan lanjut,termasuk penjaga gawang. Kelas akan menyiapkan pemain untuk bersaing secara efektif dalam tingkat yang lebih tinggi yang telah dipilih,dan

bermain dalam klub-klub di liga utama. Dan bersaing dengan sekolah-sekolah

sepakbola yang lain.

4. Aktivitas

Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan :

a. Fungsi: pelatihan teknis dan teoritis kepada pemain-pemain muda

b. Karakter: Komunikatif, informatif, rekreatif, santai, aman dan nyaman

c. Jenis:

Pendidikan dan pelatihan aktif :

Mempraktekkan langsung teknik-teknik dan strategi permainan dengan

pengarahan dari tim pelatih commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 75

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Pendidikan dan pelatihan pasif :

Demonstrasi berupa pemutaran film dan video dari tim pelatih

3.15 Batasan Perencanaan Dan Perancangan

Untuk menghindari meluasnya pembahasan yang tidak sesuai dengan tujuan dan

sasaran d konsep perencanaan dan perancangan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini, maka perlu adanya batasan-batasan dalam perencanaan dan perancangannya, antara lain :

1. Pembahasan dan proyeksi proyek perencanaan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini dibuat berpedoman pada Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Surakarta tahun 1993-2013. 2. Site yang dipilih berada pada kawasan yang dianggap paling sesuai untuk proyek ini, dengan kriteria-kriteria yang mendukung eksistensinya. 3. Lingkup pelayanan bangunan secara makro dan kualitatif melayani lingkup Nasional dan secara mikro dan kuantitatif melayani wilayah Surakarta dan sekitarnya. 4. Perencanaan dan perancangan fisik dibatasi pada bangunan, sistem sirkulasi dan fasilitas penunjangnya. 5. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pembebasan lahan dan sebagainya, dianggap

tidak ada masalah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB IV

ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1 Analisa Non Fisik

4.1.1 Pengelompokan Kegiatan

1. Berdasarkan program kegiatan, dibagi menjadi : a. Kegiatan pendidikan b. Kegiatan pelatihan c. Kegiatan informasi d. Kegiatan pengelolaan e. Kegiatan penunjang 2. Berdasarkan sifat kegiatan/ zona : a. Kegiatan publik Merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan publik: 1) Kegiatan penelitian 2) Kegiatan pelayanan jasa (service) 3) Kegiatan fasilitas bangunan

b. Kegiatan semi public

Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran :

1) Kegiatan pendidikan

2) Kegiatan pelatihan

3) Kegiatan pelayanan jasa

4) Kegiatan fasilitas bangunan

3. Berdasarkan pengelompokan kegiatan :

a. Kegiatan Utama

Kegiatan yang diprioritaskan dalam bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola di

Surakarta, meliputi :

1) Kegiatan pelatihan

2) Kegiatan pendidikan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 77

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Kegiatan Pendukung

Merupakan kegiatan yang mendukung kegiatan utama secara khusus,

sehingga kegiatan utama bisa berjalan lebih baik dan lancar. Kegiatan ini

meliputi :

1) Kegiatan penyediaan informasi

2) Kegiatan pengelolaan c. Kegiatan Pelengkap Merupakan kegiatan yang dibutuhkan untuk melengkapi dan memberikan nilai tambah terhadap pelayanan yang ada serta menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta yaitu kegiatan penunjang.

4.1.2 Pengelompokan Pelaku Kegiatan 1. Pengelola

PELAKU TUGAS KEGIATAN Memimpin dan mengatur berjalannya fungsi bangunan Pusat Direktur Pelatihan Sepakbola di Surakarta

Wakil Direktur + Membantu tugas Direktur

Sekretaris Umum

Manajer Umum Mengatur masalah administrasi umum

Kabag Informasi + Mengurusi masalah penyediaan informasi baik mengenai staff otomotif maupun bangunan.

Kabag Pelayanan Mengurusi masalah pelayanan jasa yang diselenggarakan. Jasa

+ staff

Kabag Pemeliharaan Melaksanakan pemeliharaan bangunan Bangunan + staff

Mengurusi masalah teknis yang berhubungan dengan kegiatan Manajer Teknik pelatihan sepakbola commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Membantu tugas Manajer Teknik, menggantikan tugasnya bila Asisten Manajer Manajer Teknik berhalangan

Menyusun dan memberikan program kepelatihan kepada Tim Pelatih pemain

Memberikan pelayanan medis kepada penghuni, terutama para Tim Medis pemain

Humas Mengurusi masalah komunikasi dengan publik

Tabel 4.1 Pelaku dan kegiatan pengelolaan

2. Pengguna Reguler PELAKU KEGIATAN TUJUAN

Mendapatkan kemudahan fasilitas dan kenyamanan dalam Pemain mengembangkan kemampuan diri

Mendapatkan kemudahan dan kepuasan menyangkut Pengunjung kebutuhan akan informasi, rekreasi, dan aktualisasi diri dalam kaitan dengan sepakbola.

Tabel 4.2 Kegiatan pengunjung Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta

4.1.3 Kebutuhan Dan Besaran Ruang 1. Dasar perhitungan besaran ruang a. Perhitungan standar (studi literatur)

Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan dengan

permasalahan yang ada.

b. Perhitungan khusus

Dengan pertimbangan:

1) Kapasitas ruang

2) Kebutuhan perabot

3) Modul ruang

Mempertimbangan kebutuhan ruang gerak manusia dan peralatan yang

dipakai pada kegiatan operasional.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 79

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

a) kebutuhan ruang gerak manusia yaitu kelipatan 0,6 m

Gambar 4.1. Kebutuhan ruang gerak tubuh manusia

(Data Arsitek)

b) kebutuhan perletakan perabotan yang membutuhkan ruang dengan kelipatan 0,3 m

Gambar 4.2. Dimensi manusia dengan perabotan

(Data Arsitek)

4) Sirkulasi/ flow gerak berdasarkan tujuan, karakter dan kebutuhan untuk

kelancaran kegiatan di masing-masing ruang.

a) 5 % - 10 % standart minimum

b) 20 % kebutuhan keleluasaan sirkulasi c) 30 % tuntutan kenyamanancommit to fisikuser

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d) 40 % tuntutan kenyamanan psikologis

e) 50 % tuntutan spesifik kegiatan

f) 70 % - 100 % keterkaitan dengan banyak kegiatan

Sedangkan untuk ruang-ruang umum seperti hall dan lobby, flow

berkisar antara 100 %-200%.

5) Kepuasan pemakai ruang

c. Perhitungan asumsi Perhitungan dengan pertimbangan : 1) Kasus 2) Survei (studi banding) 3) Pertimbangan/ kebijaksanaan dari instansi terkait.

2. Kapasitas pelayanan Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat pendidikan dan pelatihan, penyediaan informasi, serta pelayanan jasa dengan sistem community center untuk masyarakat pecinta sepakbola, direncanakan mampu melayani secara makro dan kualitatif dalam skala Propinsi Jawa Tengah serta secara mikro dan

kuantitatif melayani kepentingan Kota Surakarta dan sekitarnya dalam jangka

waktu 10 tahun ke depan.

3. Sumber Perhitungan Besaran Ruang

a. Architects’ Data, Ernest Neufert Standard

b. Building Planning and Design Standard

c. Studi Ruang Gerak

d. Studi Banding

e. Asumsi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Kebutuhan dan Perhitungan Besaran Ruang

a. Kelompok Ruang Pendidikan dan Pelatihan

Tabel 4.3 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg.Pendidikan & Pelatihan

Luas Rg Ruang Perhitungan Luas Ideal

(m2)

Stadion Mini Standar ruang 70 x 100 m2

= 7000

Lapangan latihan Standar ruang 20 x 30m2

= 600

Standar ruang 40 x 60m2

= 2400

Standar ruang 45 x 100m2

Outdoor = 4500 Training Kolam Renang 3 ukuran berbeda: (30 x 25) m2= 750 16.784,8 Lapangan Tenis Standar ruang 24 x 11 m2

= 792

Lavatory 20 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +

flow 20 %

= 52,8

Ruang Ganti 100 orang

2 Standar ruang 1,5 m / org

= 150

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Indoor R. Kelas 100 orang

Training 2 Standar ruang 2 m / org

= 200

R. Audio Visual 100 orang

2 Standar ruang 1 m / org

= 100

Fitness Center 60 orang

Standar ruang 2,5 m2/ org + flow 25 % 555,9 = 187,5

Ruang Ganti 20 orang

Standar ruang 1,5 m2/ org

= 30

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 %

= 26,4

2 Gudang Asumsi 12 m

Lobby 100 orang

2 Standar ruang 0,6 m / org + flow 100 %

= 120 Sports hall 4120

Main Hall Standar ruang lapangan indoor 50 x 80 m2 (Indoor Sport)

= 4000

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang 4 orang

pemeriksaan 2 kesehatan Standar ruang 12-18 m

= 18

Klinik 10 bed, 1 ruang obat Keperawatan 2 10 m / bed

15,48 m2 + flow 30%

Medical = 46,2 99,2 Center Laboratorium 6 orang

Standar ruang 4 m2/ org

= 24

Lavatory 4 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 %

= 11

R. Jumpa Asumsi 20 m2 20 Pers

2 R. Asumsi 50 m

Perlengkapan 50 Sepakbola

Hall 20 % luas total = 616

Ruang Tamu 10 orang

Standar ruang 1 m2/ org

= 10 3796,11

R. Tidur (Pemain 200 pemain, 20 pelatih

2 & Pelatih) Standar ruang 9 m / org

= 1980

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 84

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Asrama R. Kepala Asrama 1 orang

pemain 2 Standar ruang 9 m / org

= 9

R. Bersama 20 % luas = 600

R. Makan 220 orang

Standar ruang 5,75 m2/ 4 org

= 316,25

Dapur 20 % R. Makan

= 63,25

R. Cuci 20 % R. Makan

= 63,25

Mushola 50 orang

Standar ruang 1,5 m2/ org

= 75

Lavatory 24 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org +

flow 20 %

= 63,36

2 Gudang Asumsi 20 m 20

Jumlah 24.947

b. Kelompok Ruang Informasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 85

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Tabel 4.4 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Informasi

Luas Rg

Ruang Perhitungan Luas Ideal (m2)

R. 4 orang Pendaftaran Standar ruang 4,5 m2/ org

= 18

R. Pengelola 3 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org

= 13,5

Ruang R. Tunggu 100 orang Informasi Standar ruang 1 m2/ org + flow 40% 309,62 = 140

R. Komputer 20 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org + flow 30%

= 117

Lavatory 8 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org + flow 20%

= 21,12

R. 2 orang Pendaftaran Standar ruang 4,5 m2/ org 299,12

= 9

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 86

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Penitipan 2 orang; 4,5 m2/ org

Barang 2 10 rak; 0,6 m / rak (Rak = 15 penyimpanan)

2 R. Katalog: 10 orang; 1 m / org almari katalog 2 10 rak; 0,6 m / rak

(10 buah) = 16

R. 10 orang/jam Perpustakaan 154 buku/m2, 140 mjl/m2, flow Perpustakaa (asumsi 60 % n Sepakbola 10.000 buku = 161,6 & 5000 majalah)

R. Baca 20 orang/jam

Standar ruang 2,32 m2/ org

= 46,4

R. Pengelola 4 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org

= 18

2 Gudang Asumsi 12 m

Lavatory 8 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org +

flow 20 %

= 21,12

R. Informasi 2 orang

Standar ruang 4,5 m2/ org 170,4

= 9

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 87

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Display 2 100 orang/jam + 5 pemandu

dimensi 2 Standar ruang 1 m / org

Ruang = 105

Display R. Pengelola 4 orang Perkembang an 2 Standar ruang 4,5 m / org Sepakbola = 18

Lavatory 10 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow 20 %

= 26,4

Gudang Asumsi 12 m2

R. Diskusi 50 orang

Standar ruang 2 m2/ org

= 100

R. Tunggu 50 orang

Ruang Standar ruang 1 m2/ org + flow Diskusi 30 % 186,12

= 65

Lavatory 8 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org + flow 20 %

= 21,12

Ruang R. Pertemuan 300 orang Konferensi Standar ruang 2 m2/ org 1042,8

= 600

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Tunggu 300 orang

2 Standar ruang 1 m / org + flow 30 %

= 390

Lavatory 20 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org +

flow 20 %

= 52,8

Ruang foto Asumsi 16 m2 16 kopi

Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org loker, 2 15 absensi = 15 m karyawan

Pantry Asumsi 4 m2 4

Gudang Asumsi 20 m2 20

Jumlah 2063,06

c. Kelompok Ruang Pengelola

Tabel 4.5 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Pengelola

Luas Rg Ruang Perhitungan Luas Ideal

(m2)

RuangTamu Kapasitas 10 orang

Umum 32,5 2 Standar luas ruang 2 m / org + flow 30%

2 Ruang Direktur  Ruang Direktur, standar luas 40 m 49,5 2  Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m Ruang Tamu 1 orang

Direktur 30 2 Standar luas ruang 30 m

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 89

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang Wakil  Ruang Direktur, standar luas 40 m2 2 49,5 Direktur  Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m

Ruang Jumlah 2 orang Sekretaris Standar ruang per orang 5,5 m2 11 Umum

Ruang Manajer 1) Standar luas ruang 13,5 m2/ org 2 23 Umum 2) Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org Personalia 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang Personalia 27,5 Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org Informasi 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang Informasi 27,5 Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org Pelayanan Jasa 13,5

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang Pelayanan Jasa 27,5 Standar ruang per orang 5,5 m2

Ruang Kabag Standar luas ruang 13,5 m2/ org Pemeliharaan 13,5

Bangunan

Ruang Staff Jumlah karyawan 5 orang Pemeliharaan 27,5 Standar ruang per orang 5,5 m2 Bangunan

Ruang Manajer . Standar luas ruang 13,5 m2/ org 2 23 Teknik . Ruang sekretaris, standar luas 9,5 m

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang Asisten . Standar luas ruang 13,5 m2/ org 13,5 Manajer

Ruang Humas . Standar luas ruang 13,5 m2/ org 23 2 . Ruang Sekretaris, standar luas 9,5 m Ruang Rapat 15 orang 40 2 Standar luas ruang 2 m / org + flow 30%

Ruang Tunggu Kapasitas 10 orang

/ Lobby 32,5 Standar luas ruang 2 m2/ org + flow 30%

Ruang Arsip Asumsi 6 m2 6

Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m2/org loker, absensi 15 2 karyawan = 15 m

Pantry Asumsi 4 m2 4

Lavatori pria 2 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 1.84 m2

4 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org 7.32 = 3.68 m2

2 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

2 = 1.8 m

Lavatori wanita 4 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

2 = 3.68 m 7.28 4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

2 = 3.6 m

Gudang Asumsi 12 m2 12 Peralatan

Jumlah 543,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 91

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

d. Kelompok Ruang Penunjang

Tabel 4.6 Perhitungan Besaran Ruang Kelompok Rg. Penunjang

Luas Rg Ruang Perhitungan Luas Ideal

(m2)

Ruang Security 3 pos @ 2 orang 18,75 Standar ruang 6,25 m2

Ruang parkir Bus: 5 x 38,5 =192,5 m2 bus, mobil dan 2 motor Mobil: 100 x 15 = 1500m 1842,5 Motor: 100 x 1,5 = 150m2

Plaza/ Main Kapasitas 250 orang Hall 150 Standar ruang 0,6 m2/ org

Reception Jumlah karyawan 2 orang 6,825 Standar ruang 0,625 m2/ org + flow 30%

Lobby Kapasitas 100 orang 120 Standar ruang 0,6 m2/ org + flow 100%

Restaurant R. makan 200 orang

2 Standar ruang 3,8 m / 5 org + flow 20%

= 182,5

R. 5 orang administr 344 Standar ruang 5,5 m2/ org asi

= 27,5

Dapur 25 % R makan

= 45,6

Gudang Asumsi ruang 20 m2 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 92

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. 15 orang

karyawa 2 n Standar ruang 2 m / org

= 30

Lavatory 10 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org + flow 20%

= 26,4

R. utilitas Asumsi ruang 12 m2

Cafetaria R. makan 80 orang

Standar ruang 3,8 m2/ 5 org + flow 30%

= 80

R. 5 orang administr Standar ruang 5,5 m2/ org asi = 27,5

Dapur 25 % R makan

= 20 189,9 2 Gudang Asumsi ruang 12 m

R. 6 orang

karyawa 2 n Standar ruang 2 m / org

= 12

Lavatory 10 orang

2 Standar ruang 2,2 m / org + flow 20%

= 26,4

R. utilitas Asumsi ruang 12 m2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 93

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Counter bank 5 unit

100 2 standar ruang 20 m / counter

Toko Ruang penjualan Asumsi 150 m2

Sepakbola Ruang karyawan Asumsi 18 m2

2 Ruang administrasi Asumsi 24 m 225,2

Gudang Asumsi 30 m2

Lavatory 5 orang =13,2 m2

Warung Asumsi 40 m2 40 telekomunikasi

Warung Asumsi 40 m2 40 Internet

Game Center Asumsi 60 m2 60

Amusement R. biliar 3 meja

85,91m2/ meja

= 258

R. 3 orang administr 2 Standar ruang 5,5 m / org + flow asi 20 %

= 27,5 322,7 R. 5 orang

karyawa Standar ruang 2,4 m2/ org n

= 12

Lavatory 5 orang

Standar ruang 2,2 m2/ org + flow

20%

= 13,2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 94

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gudang Asumsi ruang 12 m2

2 Ruang ganti, Kapasitas 10 orang, standar (NAD) 1.5 m /org loker, absensi 15 = 15 m2 karyawan

2 Mushola Asumsi 60 m 60

Lavatori pria 10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 9,2 m2

10 urinoir, standar (NAD) 0.92 m2/org

= 9,2 m2 22

4 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org

= 3,6 m2

Lavatori wanita 10 closet, standar (NAD) 0,92 m2/org

= 9,2 m2

10 wastafel, standar (NAD) 0.9 m2/org 18,4

= 9,2 m2

Jumlah 3500,3

5. Rekapitulasi Besaran Ruang

Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan sebagai

wadah dari kegiatan informasi, promosi dan pemasaran, pelayanan jasa, ruang

pengelolaan dan fasilitas bangunan.

Ruang informasi : 2.063,06 m2

Ruang pendidikan dan pelatihan : 25.447 m2

Ruang pengelolaan : 5.43,5 m2

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Ruang fasilitas penunjang : 30.500,3 m2

Total Besaran Ruang : 60.553,86 m2

6. Analisa Pendekatan Jumlah Lantai yang Direncanakan

Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada, maka

bangunan direncanakan berjumlah 4 -5 lantai.

4.1.4 Hubungan Dan Organisasi Ruang Konsep pola keruangan adalah konsep lokasi yang menitik beratkan pada tiga unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuannya adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi antar unit keruangan yaitu hubungan antara suatu ruang dan interaksi keruangan, aksebilitas antara pusat dan perhentian suatu ruang dan hambatan interaksi.

Hal ini didasarkan olah adanya sebuah bagian keruangan yang menjadi pusat kegiatan bagi ruang- ruang lainnya. Yang sering disebut juga dengan adanya hirarki diantara tempat-tempat tersebut. Untuk lebih lanjut dalam penentuan pola

perancangan dalam hubungannya dengan ruang-ruang lain dalam bangunan, factor-

faktor yang dipertimbangkan antara lain:

1. Kedekatan kegiatan.

2. Hubungan antar ruang.

3. Alur kegiatan perilaku.

4. Pengelompokan kegiatan yang ada.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 96

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola

Skema 4.1: Pola hubungan ruang fasilitas Pusat Pelatihan Sepakbola (Analisa pribadi)

Skema 4.2: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan & latihan. (Analisa pribadi) commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 97

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 4.3: Pola hubungan ruang-ruang informasi. (Analisa pribadi)

Skema 4.4: Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa. (Analisa pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 98

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 4.5: Pola hubungan ruang fasilitas pengelola. (Analisa pribadi)

Skema 4.6: Pola hubungan ruang fasilitas penunjang. (Analisa pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 99

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2 Analisa Fisik

4.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Lokasi Dan Site

Bertujuan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi Pusat Pelatihan Sepak Bola

sebagai bangunan edukasi komersial. Edukasi disini berarti bangunan Pusat Pelatihan

Sepak Bola tidak hanya akan melatih dan membentuk atlet-atlet lokal yang secara

teori dan skill namun akan berprestasi dalam event olahraga sepakbola. Untuk komersial dimaksudkan bangunan dan gedung Pusat Pelatihan Sepak Bola diharapkan dapat membiayai kebutuhan sendiri baik sarana dan prasarana maupun hal teknis juga non teknis. Hal tersebut bertujuan agar bangunan dan gedung Pusat Pelatihan Sepak Bola dapat mandiri dan tetap terawat atau terjaga kestabilitas maupun kenyamanannya. 1. Dasar Pertimbangan. Berdasarkan kriteria letak tapak Pusat pelatihan sepakbola standar dari FIFA adalah sebagai berikut : a. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan stadion yang sudah berstandar internasional dan telah digunakanuntuk menggelar even sepakbola berskala internasional. b. Pusat pelatihan sepakbola dekat atau bahkan menjadi Camp sebuah klub

sepakbola lokal yang dinaungi Liga professional.

c. Pusat pelatihan sepakbola dekat dengan bandara penerbangan.

d. Pusat pelatihan sepakbola terletak pada lokasi yang strategis.

Berada pada jalan utama kota, dekat dan dilewati sarana pendukung seperti

sarana transportasi telekomunikasi, PLN dan perbankan. Keberadaan fasilitas

atau sarana transportasi memegang peranan penting karena akan memberikan

kejelasan dan kemudahan pencapaian.

e. Berada dalam wilayah pengembangan kota.

Dilihat dari kondisi open space dipusat kota (downtown) Surakarta yang

semakin padat, kecenderungan penempatan suatu pemusatan kegiatan

sepakbola mengarah ke wilayah pengembangan kota ke daera sub urban.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Wilayah Pengem bangan Barat

Sentra Bisnis Wilayah Pengem bangan Timur

Wilayah Pengem bangan Selatan

Gambar 4.3 Distribusi wilayah pengembangan Kota Surakarta

Selain karena masih memungkin dibangunnya suatu fasilitas olahrga dengan luasan yang besar, juga untuk memperluas jangkauan pelayanan, terutama bagi yang tinggal didaerah satelit kota Solo. Sehingga terdapat beberapa alternative lokasi yang match yaitu :

1) Wilayah pengembangan barat sepanjang Jln. Adi Sucipto atau Jln. Slamet Riyadi (Solo-Kartasura)

Gambar 4.4 Foto udara lokasi jalan adi sucipto

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 101

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Wilayah pengembangan selatan (Solo Baru)

Gambar 4.5 Foto udara lokasi wilayah solo baru

3) Wilayah pengembangan timur (Mojosongo).

Gambar 4.6 Foto udara lokasi wilayah mojosongo

2. Analisa Pendekatan Dengan dasar pertimbangan diatas, lokasi yang dipilih berada pada ruas Jl. Adi

Sucipto (kawasan pengembangan barat wilayah Kota Surakarta) yang merupakan

jalur utama Solo-Bandara Adi Sumarmo. Site terpilih merupakan tanah dengan

kontur relatif datar.

Gambar 4.7 : lokasi site terpilih (analisa pribadi) commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 102

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Luas site : ± 12 Ha

Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Persawahan

b. Sebelah timur : Pabrik Konveksi Danrilis (PT Multiyasa Abadi Sentosa)

c. Sebelah selatan : Jl. Adi Sucipto d. Sebelah barat : Perumahan

Kondisi site :

a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman. b. Site sebagaian besar adalah lahan persawahan yang berkontur datar sehingga sangat cocok untuk diolah sebagai tempat pelatihan sepakbola. c. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang besar bagi Pusat Pelatihan Sepakbola ini.

d. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama

pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan”

Pusat Pelatihan Sepakbola kepada publik karena kemudahan akses yang ada.

Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola

diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung

perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.

e. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.

f. Dekat dengan komplek Gelora Manahan.

4.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Pengolahan Site

4.2.2.1 Analisa Pendekatan Konsep Pencapaian

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 103

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar Pertimbangan

a. Memberikan kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan

dari site.

b. Pengelompokkan kegiatan yang diwadahi.

c. Pemerataan pencapaian.

2. Analisa Pendekatan a. Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui Jalan Adi Sucipto yang merupakan jalan utama menuju dan dari Kota Surakarta dengan jalur dua arah yang dilalui berbagai jenis kendaraan bermotor, baik dalam kota, antar kota maupun antar propinsi. b. Alternatif pencapaian (SE) : melalui jalan kampung yang melintas di sebelah barat site. 3. Respon Desain

SE karena merupakan jalan alternatif

ME karena

merupakan jalan utama depan site

Gambar 4.8 Analisa pendekatan pola pencapaian pada site.(Analisa pribadi)

4.2.2.2 Analisa Pendekatan Konsep Sirkulasi

1. Dasar Pertimbangan

a. Faktor keamanan, kenyamanan, efektif dan efisien dalam sirkulasi site

sehingga tidak terjadi crossing antar pengguna.

b. Sirkulasi yang jelas antara kendaraan maupun pejalan kaki

c. Eksplorasi maksimal bagi pengunjung terhadap bangunan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 104

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Analisa Pendekatan

a. Pola sirkulasi antar zona fasilitas

1) Lintasan Umpan Balik

Kegiatan berasal dari satu pusat kegiatan lalu menyebar ke

berbagai kelompok kegiatan tetapi masih memungkinkan untuk

kembali ke pusat kegiatan.

Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik

(Buku Sumber Konsep)

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.

b. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi

Sirkulasi merupakan jalur penghubung antar ruang dan antar

kelompok kegiatan yang ada di dalam bangunan. Dalam bangunan

Pusat Pelatihan Sepakbola yang terdiri dari berbagai kelompok

kegiatan, maka sirkulasi harus diperhatikan sehingga pengguna

bangunan dapat melakukan kegiatannya dengan lancar dan tanpa

hambatan. Sirkulasi sendiri dapat mengakibatkan suatu alur gerak

pengunjung dalam ruang.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 105

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1) Sirkulasi melewati ruang

Gambar 4.10 Sirkulasi melewati ruang

(Buku Sumber Konsep)

2) Sirkulasi menembus ruang

Gambar 4.11 Sirkulasi menembus ruang

(Buku Sumber Konsep)

3) Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

Gambar 4.12 Sirkulasi berakhir dalam satu ruang

(Buku Sumber Konsep)

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola memiliki zona kegiatan yang

saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih

adalah kombinasi dari ketiga pola sirkulasi di atas. Pola sirkulasi yang ada

diarahkan sebagai berikut :

a) Menerus, jelas, dan terarah.

b) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek.

c) Sirkulasi yang tidak membosankan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 106

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Di dalam suatu ruang dimana terjadi kontak visual antara pengamat dan

obyek yang dilihat, maka untuk mempercepat atau memperlambat

sirkulasi dapat dicapai dengan cara:

a) Perbedaan level atau ketinggian lantai.

b) Aksentuasi sirkulasi dengan bantuan lighting dan penempatan ornamen pajang/ teknologi audiovisual yang ada.

4.2.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Orientasi 1. Dasar Pertimbangan a. Kejelasan keberadaan sebagai bangunan edukatif-komersial yang menuntut ekspose bangunan yang optimal. b. Kemudahan pencapaian dari dan menuju bangunan. c. Kondisi lingkungan sekitar site d. Letak entrance e. Arah kedatangan dan kepadatan pengunjung baik yang berkendaraan maupun pejalan kaki. f. Kepadatan arus lalu lintas, dimana bangunan diorientasikan

menghadap ke arah yang paling banyak terlihat oleh publik.

g. Pertimbangan klimatologi

2. Analisa Pendekatan

Berikut adalah beberapa analisa terkait dengan pengolahan site sebelum

menuju proses peracangan :

a. Analisa Noise

b. Analisa Angin

c. Analisa Sinar Matahari

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 107

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

a. Analisa Noise

Kebisingan atau noise sangat berpengaruh dalam proses pembinaan dan

pembelajaran atlet pada area site. Untuk itu dibutuhkan pengolahan site

yang berorientasi pada peredaman tingkat kebisingan.

Berikut adalah analisa kebisingan pada area site :

Gambar 4.13 Analisa kebisingan pada area site. Sumber : Dokumen pribadi

Analisa:

1) Bagian ini adalah zone paling bising karena terdapat aktivitas lalu

lintas dan kendaraan umum.

2) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan sedang karena dilewati

jalan kecil dan adanya pabrik konveksi.

3) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.

4) Bagian ini mempunyai tingkat kebisingan rendah.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 108

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.14 Rekomendasi mengatasi kebisingan pada area site. Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi: 1) Memberikan barier pepohonan pada zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2). 2) Memilih material gedung yang dapat meredam suara.

3) Menghindari pemilihan material yang dapat memantulkan suara pada

zone kebisingan tingkat tinggi (zone 1 & 2).

b. Analisa Angin

Analisa:

1) Pada site terjadi angin lingkungan yaitu angin yang berasal dari asap

kendaraan dan debu.

2) Karena Pusat Pelatihan Sepak Bola nantinya berupa kawasan

olahraga dengan sedikit gedung berlantai banyak (4 lantai) maka

diperlukan barier secukupnya untuk meredam angin yang berasal

dari luar site.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 109

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.15 Analisa mengatasi angin yang menuju area site. Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi: i. Memberikan barier pepohonan yang berguna sebagai filter udara kotor, sekaligus sebagai suply oksigen. ii. Mengatur orientasi bukaan pada bangunan.

c. Analisa Sinar Matahari

Analisa sinar matahari yang menuju site adalah sebagai berikut :

1) Pagi, sinar matahari tidak terlalu panas, bersifat menyehatkan.

2) Siang, sinar matahari menyengat.

3) Sore, sinar matahari menyilaukan, tidak baik untuk kesehatan.

Berikut adalah gambar mengenai analisa terkait dengan sinar matahari

pada area site :

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 110

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Gambar 4.16 Analisa sinar matahari pada area site. Sumber : Dokumen pribadi

Rekomendasi : i. Memberikan barier pepohonan pada bagian barat. ii. Diperlukan tirai atau material penutup/ penghalang panas pada lantai-lantai tipikal apartemen. iii. Meminimalisir bukaan pada sisi barat gedung.

Gambar 4.17 Rekomendasi sinar matahari pada area site. Sumber : Dokumen pribadi commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 111

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4.2.2.4 Analisa Pendekatan Konsep View

1. Analisa

View menuju site analisanya adalah sebagai berikut :

Gambar 4.18 Analisa View ke dalam site. Sumber : Dokumen pribadi

Penerapan: Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto. View ke luar site analisanya sebagai berikut :

Gambar 4.19 Analisa View ke luar site

Sumber : Dokumen pribadi commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 112

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Penerapan:

Bangunan di orientasikan ke arah Jalan Adi sucipto, karena view ke dalam

dan keluar site paling menarik adalah dari dan ke arah Jalan Adi sucipto.

4.2.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Penzoningan

1. Dasar Pertimbangan

a. Sifat kegiatan dan tuntutan akan privacy b. Tingkat kebisingan c. Pola pencapaian, sirkulasi dan orientasi bangunan d. Pengelompokan kegiatan 2. Analisa Pendekatan Untuk dapat mengatur penempatan ruang dan fasilitasnya kedalam site, perlu diadakan pembagian zona didalam site. zoning vertical berdasarkan level kebisingan

Terdapat noise yang berasal dari Hotel Lor

Gambar 4.20 Zoning vertikal berdasarkan tingkat kebisingan. (Analisa Pribadi)

4.2.3 Analisa Pendekatan Konsep Tampilan Bangunan

Bertujuan untuk menentukan tampilan fisik bangunan.

1. Dasar Pertimbangan

a. Kesesuaian dengan karakteristik bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola dengan

pendekatan desain yang ekspresif yang merupakan penggabungan ekspresi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 113

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

bentuk dan kebebasan ide (gagasan yang mengalir) baik pada bangunan

maupun sistem yang digunakan di dalamnya.

b. Mencerminkan sebuah bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai

bangunan edukatif-komersial yang atraktif, rekreatif, terbuka dan komunikatif,

yang merupakan perwujudan karakter kegiatan yang diwadahinya sehingga

mampu menjadi salah satu daya tarik bagi pengunjung. c. Menunjang fungsi kegiatan yang berlangsung didalamnya. 2. Analisa Pendekatan

Filosofi Kriteria Tuntutan

Atraktif Kriteria ekspresi atraktif rekreatif : Penampilan bangunan harus rekreatif mampu memberi daya tarik  Memberi kesan dominan dan menimbulkan minat bagi terhadap lingkungan tetapi pengunjung sehingga dapat tetap selaras dengan sekitar  Bentuk yang kompleks tetapi memberi kesan logis / sederhana menyenangkan.  Bentuk-bentuk mengalir bebas naik turun  Bentuki-bentuk hiperbolis yang dinamis

Kriteria komunikatif : Penampilan bangunan harus

Komunikatif mudah dikenali dan dipahami  Memberi kesan mengundang  Memberi kejelasan fungsi apa maksudnya. peruangan

 Mengkomunikasikan filosofi dan kegiatan yang

berlangsung di dalamnya melalui simbol-simbol baik secara langsung maupun tak

langsung

Terbuka  Berpenampilan terbuka Memberi kesan mengundang

dengan memperlihatkan dan menerima bagian dalam bangunan

menggunakan bidang transparan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 114

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Penempatan orientasi dan

entrance yang tepat  Keberadaan plaza yang menerima / menyongsong

 Filosofi tangan terbuka pada entrance ( membuka ke arah luar dan menyempit ke arah

dalam ).  Kanopi sebagai ruang transisi dan penerima

Kejelasan fungsi  Perubahan ketinggian peruangan  Pembukaan melalui pintu dan jendela

 Penyempitan yang diwujudkan lewat bentuk lorong.

Komunikasi Simbol-simbol tulisan untuk melalui simbol- mengkomunikasikan fungsi simbol bangunan dan fasilitas yang ada di dalamnya

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 115

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Bentuk-bentuk desain yang Bentuk fisik mengacu pada konsep Desain Ekspresif

Warna  Mampu memberikan kesan Warna-warna terang untuk atraktif dan rekreatif eksterior bangunan memiliki nilai ekspose tinggi, atraktif

dan dominan terhadap lingkungan

( merah, kuning ).

Warna-warna netral / transisi digunakan pada interior bangunan dapat menimbulkan suasana santai, rekreatif dan nyaman ( putih, krem, coklat muda, abu-abu ).

Tabel 4.7 Analisa pendekatan tampilan bangunan (Analisa Pribadi)

Penentuan penampilan bangunan tidak lepas dari pertimbangan fungsi utama Pusat Pelatihan Sepakbola sebagai bangunan edukatif-komersial yang berorientasi gabungan non profit-profit, sebagai pusat kegiatan yang

berhubungan dengan sepakbola. Sebagai bangunan, bentuk dan penampilan Pusat

Pelatihan Sepakbola dituntut untuk dapat mendukung semua aktivitas yang

diwadahi disamping tuntutan-tuntutan arsitektural kualitatif.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendekatan bentuk dan penampilan Pusat

Pelatihan Sepakbola antara lain:

a. Perlunya citra (image) untuk mengemas fasilitas dalam Pusat Pelatihan

Sepakbola sehingga mempunyai daya tarik bagi masyarakat yang merupakan

potensi dan target pasar. Dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam

masyarakat tidak hanya dalam konteks sepakbola, terbukti image merupakan

ikon yang paling ampuh dalam menggaet pasar.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 116

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Pusat Pelatihan Sepakbola mewadahi berbagai aktivitas berkenaan dengan

sepakbola. Semua aktivitas tersebut harus diperlakukan seimbang sesuai

dengan peran dan kontribusi masing-masing. Hal ini penting karena akan

menjadi tolok ukur profesionalisme pengelolanya. Pada akhirnya tingkat

keprofesionalan pengelola bisa menjadi katalis bagi kehadiran masyarakat

pengemar sepakbola di Pusat Pelatihan Sepakbola. c. Pusat Pelatihan Sepakbola adalah fasilitas untuk memberikan informasi dan pelayanan jasa untuk produk-produk atau komoditas sepakbola, dalam satu bangunan multi lantai. Penyediaan transportasi vertikal kemudian menjadi masalah yang sangat penting agar kegiatan yang diwadahi dapat diakomodasi dengan baik. d. Bentuk bangunan harus logis atau dapat dibangun dengan struktur yang direkomendasikan.

4.2.4 Analisa Pendekatan Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa Bertujuan menentukan bentuk dan pola gubahan massa yang sesuai. 1. Dasar Pertimbangan a. Mampu memunculkan daya tarik sebagai sebuah bangunan edukatif-komersial

dengan karakter atraktif, rekreatif, dan komunikatif dengan pendekatan desain

yang ekspresif yang dimaksud.

b. Kelancaran, kemudahan dan keamanan sirkulasi

c. Zoning tapak baik horisontal maupun vertical

d. Kemudahan koordinasi antar kegiatan yang diwadahi

e. Optimalisasi dan fleksibilitas ruang

f. Orientasi bangunan dan pola pencapaian yang ada.

g. Memiliki nilai ekspose tinggi

2. Analisa Pendekatan

Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran

memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan

karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 117

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna

mencapai tuntutan rekreatif.

Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi.

Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut :

a. Kelompok kegiatan pembelajaran

Kelompok ruang ini adalah wadah yang digunakan untuk kegiatan utama (main activities). Karena itu bentuk massanya dituntut fungsional dan efisien. Bentuk persegi dianggap memenuhi kriteria tersebut diatas. b. Kelompok kegiatan informasi dan pelayanan jasa Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena merupakan ruang fasilitas tambahan. Pertimbangan utama adalah kenyamanan. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat. c. Kelompok pengelolaan bangunan Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran disesuaikan dengan bentuk perabot (meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan sebagainya) yaitu segiempat. Penggabungan massa bangunan

Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan

pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan

pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk

memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola yang direncanakan, dengan memperhatikan

peletakan ruang berdasarkan fungsi sebagai salah satu syarat berdirinya sebuah

bangunan edukatif-komersial.

4.2.5 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang

4.2.5.1 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Dalam

Tujuan : menentukan layout / tampilan interior yang mampu mendukung

kegiatan yang berlangsung dalam Pusat Pelatihan Sepakbola.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 118

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar pertimbangan :

Kesesuaian dengan karakteristik kegiatan a.

b. Kelancaran sirkulasi

c. Kebebasan ruang gerak

d. Optimalisasi pemakaian ruang

2. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton, plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif dan cozy sehingga mampu membuat user merasa nyaman untuk menikmati fasilitas yang ada. b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan dengan sepakbola untuk mendukung suasana yang diinginkan. 3. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi.

b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang

mendukung suasana kerja.

4.2.5.2 Analisa Pendekatan Konsep Tata Ruang Luar

Tujuan : menentukan tata ruang luar yang mampu menimbulkan daya tarik

dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmatinya sekaligus

mengarahkan pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola.

1. Dasar Pertimbangan

a. Filosofi : terbuka, komunikatif dan rekreatif

b. Zoning tapak yang terbentuk, baik zoning horizontal maupun vertical

c. Karakter kegiatan yang diwadahi

d. Kelayakan sistem sirkulasi commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 119

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2. Analisa Pengolahan Lansekap

Analisa ini meliputi penataan elemen-elemen lansekap yang diintegrasikan

dengan desain kawasan secara keseluruhan. Aspek yang tercakup dalam

bahasan ini antara lain pemanfaatan unsur air, tata hijau, penciptaan

sculpture sebagai landmark, perkerasan, dan pengadaan lansekap furniture.

a. Air Air tidak bisa dipisahkan dari keberadaan suatu bangunan. Selain sebagai satu elemen yang harus ada dalam suatu unit kegiatan manusia yang diwadahi dalam bangunan atau kawasan, air bila dieksplorasi lagi akan memberi nilai plus (added value) bagi kualitas visual dan suasana ruang dari bangunan itu sendiri. Sesuai dengan sifatnya yang fluid air sangat cocok untuk digunakan sebagai media untuk merefleksikan kesan “mengalir” pada ekspresi bangunan sekaligus mencairkan suasana kawasan yang didominasi oleh bangunan masif. Pemanfaatan air mengandung beberapa tujuan antara lain: 1) Sebagai sumber air, irigasi dan drainase 2) Air untuk berbagai proses kegiatan 3) Pengaturan iklim mikro

4) Perlindungan habitat

5) Penggunaan untuk rekreasi

6) Pertimbangan nilai estetis

b. Tanaman

Fungsi:

1) Visual control

Berguna untuk menahan silau yang ditimbulkan oleh sinar

matahari. Selain itu juga berfungsi sebagai dinding dan atap pada

ruang luar.

2) Physical barrier

Sebagai pembentuk privasi, penghalang, pengarah dan pengendali

pergerakan. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 120

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3) Climate control

Menyerap panas sinar matahari untuk kemudian memantulkannya

sehingga menimbulkan suhu dan mikro klimat.

c. Landmark

Landmark mempunyai fungsi sebagai penanda, acuan, ciri suatu

bangunan atau kawasan sehingga mudah terlihat dan teridentifikasi. Alternatif landmark bisa didesain dengan bentuk skulpturalis bebas sesuai dengan konsepnya sebagai bangunan produk desain yang ekspresif. d. Perkerasan Perkerasan dimaksudkan untuk membedakan antara jalur sirkulasi dengan pertamanan. Selain itu juga berfungsi menjaga kondisi & kualitas area yang ditutupinya terutama dari pengikisan air hujan. Umumnya bagian ruang luar yang diperkeras adalah permukaan jalan, sidewalk (trotoar) dan promenade (pedestrian). Alternatif perkerasan bisa berupa pengaspalan, paving blok dan ekspose lantai dari material beton. e. Lansekap furniture

Elemen-elemen yang merupakan kelengkapan dari keberadaan sebuah

jalan perlu diolah untuk memperkuat kualitas tata ruang luar.

Manifestasinya meliputi:

1) Lampu jalan

2) Lampu pedestrian

3) Lampu taman

4) Lampu penerang jalur parkir

4.2.6 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Struktur

Analisa ini bertujuan untuk menentukan sistem struktur yang mampu menunjang

bentuk massa dan penampilan bangunan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 121

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1. Dasar Pertimbangan

a. Terpenuhinya persyaratan dasar struktur

1) Kekuatan (strength)

2) Kestabilan (stability)

3) Kekakuan (stiffness)

4) Laik pakai (service ability) 5) Estetika b. Terjaminnya penyelesaian permasalahan struktur 1) Pembebanan yang terjadi 2) Ketahanan terhadap kebakaran dalam periode tertentu 3) Keleluasaan yang menunjang tampilan bangunan 2. Analisa Pendekatan Pembagian sistem struktur : a. Sub struktur Bagian bangunan yang berada di bawah tanah yang berfungsi menyalurkan beban dari struktur diatasnya. Pertimbangan : 1) Kedalaman tanah keras

2) Daya dukung tanah

3) Beban bangunan keseluruhan

Alternatif : pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat.

Respon Desain:

Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil (3-4 lantai) dan jenis tanah

yang tidak terlalu keras, alternatif sistem pondasi yang digunakan adalah

pondasi footplat yang memiliki karakteristik yang sesuai untuk digunakan

bangunan bertingkat pada jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam.

Selain itu pengaruhnya terhadap lingkungan relatif kecil karena tidak

menimbulkan kebisingan dan tidak menggali tanah terlalu dalam sehingga

tidak banyak membuang tanahcommit dan to airuser permukaannya.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 122

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Super struktur

Bagian bangunan yang berada di atas tanah, yaitu : struktur badan (lantai,

kolom, dinding) dan struktur atap.

Pertimbangan :

1) Tuntutan tampilan/ekspresi bangunan

2) Kemampuan memikul beban bangunan keseluruhan (keamanan) 3) Efisiensi struktur yaitu dengan penerapan sistem struktur yang dapat menekan biaya dan waktu pembangunan, namun tetap fungsional dan arsitektural. 4) Kemungkinan pengembangan Alternatif : struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur rangka ruang (space frame), struktur kabel. Respon Desain: Pola peruangan dengan fleksibiltas tinggi tanpa menggunakan pembatas ruang yang permanen membutuhkan sistem struktur yang ringan tanpa menggunakan dinding masif sebagai pemikul beban. Struktur rangka dengan kolom dan balok sebagai pemikul beban yang ringan, cukup elastis dalam menahan beban gempa, ekonomis dan fleksibel dalam pembagian ruang

merupakan alternatif sistem struktur yang digunakan pada bangunan.

Struktur atap baja dan kabel yang dapat menahan atap dengan bentangan

besar dengan kemungkinan bentuk atap yang lebih bervariasi merupakan

alternatif yang paling baik untuk digunakan pada atap bangunan yang

memiliki bentang atap besar.

4.2.7 Analisa Pendekatan Konsep Sistem Utilitas

Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan

empat unsur bangunan secara erat. Keempat unsur bangunan tersebut, yaitu :

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 123

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Meliputi

Unsur Bangunan  Sistem Otomasi Bangunan (SOB)

Sistem manajemen Optimasi pemanasan & kendali udara, kontrol (kendali) bangunan skedul & program, monitor status lingkungan & fasilitas,

tagihan biaya per meter, kendali jarak jauh, kendali elevator, kendali parkir

Sistem penghematan Otomasi pencahayaan & kendali tirai, manajemen energi kebutuhan energi, thermosiphon tata udara, kendali fasilitas tenaga steamlined

Sistem keamanan Pengamanan dengan video, kendali pintu & penguncian jarak jauh, kendali api dan asap, deteksi kebocoran gas & air, respon terhadap hilangnya tenaga listrik

 Sistem telepon kunci multiguna, konferensi jarak jauh, tulisan jarak Telekomunikasi jauh, teleks, komunikasi dengan komputer pribadi (PC), faksimile dan video, e-mail, penulisan dengan biaya murah, komunikasi dengan radio satelit

 Sistem Otomasi Proses dokumen, dukungan dalam membuat keputusan, Perkantoran kontrol (kendali) dan dukungan skedul, proses data elektronik (EDP), sistem kartu identitas (ID Cards), pelayanan informasi untuk publik, dukungan akses database dari luar.

 Building Engineering

Sistem perencanaan Perencanaan : ergonomik, ruang santai, yang fleksibel, lingkungan pemeliharaan dan fasilitas

Arsitektur, struktur dan Perencanaan lantai, sistem pengkabelan, pencahayaan, tata engineering bangunan udara, pendistribusian dokumen, perencanaan tahan

gempa, perencanaan perabotan (furniture).

Tabel 4.8 Empat unsur bangunan pintar

1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal

Tujuan : menentukan sistem mekanikal dan elektrikal yang mendukung kegiatan

dalam Pusat Pelatihan Sepakbola

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 124

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dasar pertimbangan :

a. Kapasitas sistem yang dibutuhkan

b. Karakter kegiatan yang ada

c. Kelancaran, keamanan dan kenyamanan penggunaan sistem

d. Kemudahan penggunaan dan perawatan

Analisa pendekatan

a. Sistem Kelistrikan Sistem instalasi listrik gedung biasanya disuplai dari Jaringan Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung. Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan menggunakan sistem busduct. Dari transformator itu, tegangan 220 V 1 fasa/380 V 3 fasa dialirkan ke Low Voltage Main Distribution Panel (LVMDP) melalui busduct. Pada LVMDP harus ada pula suplai dari genset sebagai sumber daya cadangan bila listrik dari PLN padam.

Sistem kerja normal atau darurat :

1) Dalam keadaan suplai dari PLN normal (tidak padam), masing-masing

trafo bekerja sendiri melayani beban secara radial, tidak boleh parallel

2) Suplai antara genset dan PLN bekerja secara interlock, tidak boleh

paralel.

Uninterruptable Power Supply (UPS) System

UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan

daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem

CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal

lima menit dipasok dari unit baterai perawatan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 125

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Sistem Pengkondisian Udara

Dasar Pertimbangan

1) Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem AC

2) Efisiensi pemakaiannya

Pengkondisian udara merupakan hal penting lain di dalam mendukung

kenyamanan orang-orang yang berada di dalamnya. Menurut orang yang dianggap punya kebiasaan dan peradaban modern (untuk umumnya manusia) kenyamanan optimum berkisar pada suhu sekitar 21-23C pada kelembaban 40-70%. (Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134). Menurut jenisnya penghawaan dapat juga dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Penghawaan Alami Yaitu penghawaan yang menggunakan ventilasi untuk masuknya udara dari luar. Lubang hawa atau saluran angin luas bersih sekurang- kurangnya 0,35% dari luas lantai yang bersangkutan. Berdasarkan suatu ketentuan agar kesegaran udara dalam suatu ruangan dapat terjamin, maka perlu adanya lubang untuk peranginan silang sebesar lebih kurang 1/5 kali luas jendela keseluruhan. Tetapi bila suhu dan kelembaban udara cukup tinggi, penggunaan penghawaan alami sulit

untuk diterapkan karena tidak memenuhi standar kenyamanan ruang.

2) Penghawaan Buatan

Yaitu penghawaan dengan menggunakan alat-alat yang bisa membuat

udara di dalam ruangan menjadi sejuk seperti AC dan kipas angin.

Untuk mengatur kelembaban dan temperatur udara didalam ruangan,

digunakan AC Central Statistik System, yaitu pengkondisian udara yang

dikerjakan pada central station / mechanical room oleh alat contrifugal

air cooled water chiller, yang memproduksi air es (chilled water) dengan

temperatur  5C. Air dingin ini selanjutnya dipompakan kedalam AHU

untuk menyerap panas dari udara. Udara dingin yang dihasilkan

selanjutnya didistribusikan kedalam ruangan.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 126

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Perlengkapan AC :

a) Cooling Tower

mendinginkan air sehabis dipakai untuk mendinginkan refrigerant

dalam condenssore.

b) Chiller

membuat air es untuk mendinginkan coil pendingin di dalam AHU c) Compressore d) Condenssore mendinginkan refrigerant sehabis dipakai untuk membuat air es di dalam chiller dengan menggunakan air yang disirkulasi dalam cooling tower. e) AHU Air Handling Unit, menyerap (oleh coil pendingin) udara yang diisap ke dalamnya sehingga udara tersebut menjadi dingin, kemudian udara dingin tersebut dikeluarkan ke ruangan melalui pipa-pipa penyalur.

Selain AC sentral, juga digunakan AC split, exhaust fan dan polower. a) AC sentral

Digunakan pada ruang-ruang utama seperti ruang pendidikan dan

perpustakaan.

b) AC split

Digunakan pada ruang-ruang private yang scope pelayanannya

kecil seperti ruang pengelola.

c) Exhaust Fan

Digunakan pada ruang service / pelayanan, seperti dapur, fasilitas

parkir basement dll.

d) Polower

Digunakan pada ruang mekanikal dan elektrikal.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 127

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sistem Telekomunikasi

Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address

Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service

Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video

dengan standar internasional. Seluruh jaringan kerja benar-benar fleksibel

dan dirancang agar dapat disesuaikan dengan perkembangan di masa mendatang. Disamping PABX, gedung pintar dilengkapi fasilitas telekomunikasi sebagai berikut: 1) Direct lines : facsimile, CCM, dealing system 2) Telex 3) Lease channel : reuters, telerate, tele trac 4) Lease channel data : computer center 5) Lease channel data : computer center ke kantor penyewa. Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.

d. Sistem Kebakaran

Gedung pintar harus dilengkapi dengan sistem kebakaran yang memenuhi

standar Amerika (National Fire Protection Association/NFPA) dan Peraturan

Daerah dimana gedung tersebut berada. Kelengkapan tersebut terdiri atas:

1) Tangga darurat dua sisi gedung

2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan)

3) Fire Sprinkler

4) Fire Hydrant

5) Portable fire extinguisher

6) Detector panas dan asap

7) Persediaan air di beberapa lantai

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 128

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman

lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke

pusat pengendali.

Sistem kebakaran ini diintegrasikan dengan sistem pengkondisian udara,

pencahayaaan dan sistem lift lewat Interlocking Main Control Fire Alarm

(MCFA). Bila pada gedung terjadi kebakaran, alarm akan berbunyi, baik secara otomatis maupun manual.

e. Sistem Tata Suara / Akustik Pendekatan tata suara digunakan untuk background musik, pengumuman, panggilan maupun promosi. Untuk mendapatkan tata suara yang baik dan merata maka diperkirakan penyusunan loudspeaker yang disesuaikan dengan luas bangunan. Sistem distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm dan penguat suara berupa mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi (MDF). Dari MDF didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker yang ada di tiap lantai. Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call.

Sistem A terdiri atas:

1) Cassette deck : sumber suara

2) Radio : penerima suara

3) Pream unit : penguat awal

4) Power amplifier : penguat akhir

5) Channel selector : tombol pemilih kelompok pengeras suara yang

akan diaktifkan

6) Mikrofon : menyampaikan informasi/panggilan

7) Monitor unit : untuk mengecek hasil suara

8) Chime unit : sumber nada untuk melakukan panggilan

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 129

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Sistem B untuk car call, terdiri atas :

1) Pusat car call meliputi mikrofon untuk panggilan, preamp unit sebagai

penguat awal, power amplifier sebagai penguat akhir dan speaker selector

untuk pemilihan kelompok pengras suara.

2) Remote control yang meliputi indikator, power on, occupation dan monitor. f. Sistem Penangkal Petir Penangkal petir yang biasanya digunakan pada bangunan gedung, yaitu: 1) Sistem Franklin Merupakan suatu tiang yang tinggi untuk menyalurkan petir ke dalam bumi dan melindungi bangunan dengan area perlindungan berbentuk kerucut dengan jari-jari alasnya sama dengan tinggi kerucut. Sistem ini sederhana dan mudah untuk suatu komplek bangunan yang luas. 2) Sistem Faraday Menggunakan desentralisasi dari sistem franklin, yaitu dengan menggunakan tiang-tiang konduktor (split) yang terbesar di atap bangunan dan dihubungkan dengan kawat ke bumi (arde) untuk

menyalurkan aliran petir yang menyambar.

Sistem sangkar Faraday terdiri atas :

a) Alat penerima berupa tongkat sepanjang 50 cm pada setiap jarak 20

m atau seluas areal  400 m diletakkan satu alat penerima.

b) Kawat penghantar horizontal dan vertikal menuju ground yang

ditanam didalam tanah sedalam  6m.

c) Ujung menggunakan emas 24 karat tegak dan tidak goyah

d) Bidang penagkal petir adalah berbentuk kerucut dengan sudut 120.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 130

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

g. Sistem Keamanan

Sistem keamanan pada bangunan bertujuan melindungi dan memonitor

fasilitas-fasilitas dari pihak yang tidak berkepentingan. Sistem keamanan

yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensor-

sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan

Closed Circuit Television(CCTV) dan Video Display Terminal (VDT). Prinsip dasar sistem keamanan: 1) Mencegah orang untuk memasuki suatu daerah 2) Mendeteksi orang yang memasuki daerah tertentu 3) Memonitor daerah yang diamankan 4) Card Access Control bagi orang tertent 5) Pengamanan dan perlindungan

2. Sistem Sanitasi Dan Pengolahan Sampah

Tujuan : menentukan sistem sanitasi dan pengolahan sampah yang tidak merusak lingkungan. Dasar pertimbangan : a. Kemudahan pengoperasian, pengolahan dan pemeliharaan

b. Kebutuhan air bersih

c. Jenis dan volume air kotor dan sampah yang dihasilkan

d. Perlindungan terhadap pencemaran lingkungan

Analisa Pendekatan:

a. Sistem Pasokan Air Bersih

Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan

ditampung dalam tangki. Air dari tangki tersebut lalu disalurkan ke deep well

untuk dicampur dengan air tanah. Air dari deep well kemudian dikembalikan

ke break tank untuk dialirkan ke ground tank di bawah tanah. Selanjutnya air

dari ground tank lalu dihisap oleh pompa-pompa yang jumlahnya

disesuaikan dengan kebutuhan. Air yang dihisap tadi kemudian disalurkan ke

tangki-tangki pembagi dicommit lantai atas.to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 131

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Air tersebut harus memenuhi standar World Health Organization (WHO)

atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika Serikat, supaya air

layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-peralatan plumbing

maupun sanitasi atau semua peralatan yang mengkonsumsi air.

b. Sistem Pembuangan Air Kotor

Terbagi atas: 1) Air Hujan Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak kontrol 2) Air Kotor Pembuangan air kotor yang berasal dari toilet, dapur dan lainnya disalurkan ke sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota. 3) Kotoran Padat Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke riol kota. c. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola menggunakan sistem

manual, yaitu sampah yang berasal dari bangunan dikumpulkan dalam tong–

tong yang kemudian dikumpulkan dalam penampungan sampah sementara di

luar bangunan yang selanjutnya setiap beberapa hari sekali diangkut menuju

penampungan sampah kota dengan menggunakan truk sampah. Sampah yang

dihasilkan terdiri dari dua bentuk yaitu sampah cair dan sampah padat.

3. Sistem Transportasi Vertikal

Dasar Pertimbangan:

a. Kemudahan, kenyamanan dan keamanan pengguna

b. Aksesibel

c. Efisiensi waktu dan tenaga

d. Faktor estetika interior bangunan commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 132

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Analisa :

Sistem Transportasi vertikal menggunakan beberapa jenis alat dan sarana

diantaranya:

a. Eskalator

Sistem transportasi vertikal dengan menggunakan eskalator atau tangga

berjalan lebih efektif dan memberi keuntungan bagi penggunanya seperti: 1) Tidak ada interval waktu tunggu 2) Kecepatan bergerak stabil 3) Dapat dijadikan unsur estetika dalam interior bangunan 4) Dapat menampung pengguna dengan kapasitas yang besar 5) Dapat difungsikan secara manual jika terjadi gangguan listrik Eskalator melayani sirkulasi vertikal dengan jalur satu arah, sehingga membutuhkan penyusunan yang terencana seperti penataan berlapis, saling menyilang dan bersilangan ganda. Untuk kenyamanan pengguna, sudut eskalator tidak lebih dari 30. b. Elevator (Lift) Merupakan sistem transportasi vertikal yang dapat mengangkut orang / barang secara periodik dan cepat namun membutuhkan interval waktu tunggu

untuk penggunaannya.

c. Tangga

Sebagai pelengkap atau tangga darurat jika elevator (lift) macet serta jika

terjadi bahaya kebakaran. Perletakannya menyebar sesuai kebutuhan, dengan

syarat pencapaian maksimum 30 m.

d. Ramp

Sebagai sarana transportasi untuk pencapaian mobil kedalam gedung parkir

lantai basement. Selain itu ramp juga sangat berguna bagi mereka yang

diffable. Biasanya dengan sudut kemiringan 15% (standard).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 133

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

BAB V

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5.1 Konsep Non Fisik

5.1.1 Konsep Peruangan 1. Pengelompokan Kegiatan a. Kegiatan Utama : kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan informasi b. Kegiatan Pendukung : kegiatan pelayanan jasa dan pengelolaan c. Kegiatan Pelengkap : kegiatan penunjang. 2. Pengelompokan Pelaku Kegiatan a. Pengelola b. Pemain c. Pengunjung 3. Pendekatan Penentuan Besaran Ruang a. Dasar perhitungan besaran ruang 1) Perhitungan standar (studi 134iterature) 2) Perhitungan khusus

Perhitungan dengan mempertimbangkan :

a) Feasibility besaran ruang

b) Modul ruang

c) Flow gerak / sirkulasi

d) Kepuasan pemakai ruang

3) Perhitungan asumsi

b. Kapasitas Pelayanan

Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta sebagai pusat informasi, promosi

dan pemasaran serta pelayanan jasa dengan sistem Football Community

Center, direncanakan mampu melayani secara makro dan kualitatif dalam

skala Nasional serta secara mikro dan kuantitatif melayani kepentingan Kota

Surakarta dan sekitarnya dalamcommit jangka to user waktu 10 tahun ke depan.

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 134

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sumber Perhitungan Besaran Ruang

1) Architect’s Data, Ernest Neufert Standard

2) Standard FIFA

3) Building Planning and Design Standard

4) Studi Ruang Gerak

5) Studi Banding 6) Asumsi d. Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang 1) Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan

Kebutuhan Ruang Luas (m2)

Sports Hall Lobby 120

Main hall 4000

R. kelas 200

R. audio visual 100

Indoor Fitness center 190 Training Gudang 12

R. ganti 30

Lavatory 28

Stadion Mini 7000

Lapangan latihan 7000

Outdoor Kolam Renang 12290

Training Lapangan Tenis 792

Lavatory 54

R ganti 150

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 135

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. pemeriksaan 18

kesehatan

Medical Klinik keperawatan 48 center Laboratorium 24

Lavatory 11

R. jumpa pers 20

R. perlengkapan sepakbola 50

Hall 616

Ruang Tamu 10

R. Tidur (Pemain 1980 & pelatih)

R. kepala asrama 9 Asrama pemain R. bersama 600

R. makan 320

Dapur 64

R. cuci 64

Mushola 75

Lavatory 64

Gudang 20

Jumlah 24.960 m2

Table 5.1 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pendidikan dan pelatihan

2) Fasilitas Informasi

2 Kelompok ruang Kebutuhan Ruang Luas (m )

R. Pendaftaran 18 R. informasi

R. Pengelola 13,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 136

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Tunggu 140

R. Komputer 117

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Pendaftaran 9

R. Penitipan barang 15

(rak penyimpanan)

R. Katalog : almari katalog 16

(10 buah)

R. Perpustakaan R. Perpustakaan : 10.000 buku 161,6 sepakbola 5.000 majalah

R. Baca 46,4

R. Pengelola 18

Gudang 12

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Informasi display 9

perkembangan sepakbola

R. Display 2 dimensi 105 R. Display

Perkembangan R. Pengelola 18 Sepakbola Lavatory : WC pria + urinoir, WC 26,4

wanita, wastafel

Gudang 12

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 137

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Pendaftaran 18

R. Tunggu/lobby 65

R. Pertunjukkan 50

R. Pemutaran R. Proyektor 13,5 slide/film

R. Pengelola slide/film 18

Gudang 12

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Pertemuan 600

R. Tunggu 390 R. Konferensi Lavatory : WC pria + urinoir, 52,8

WC wanita, wastafel

R. Diskusi 100

R. Tunggu 65 R. Diskusi

Lavatory : WC pria + urinoir, 21,12

WC wanita, wastafel

R. Foto copy 16

R. ganti, absen & loker karyawan 15

Pantry 4

Gudang 20

2 Jumlah 2.262 m

Table 5.2 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas informasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 138

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

3) Fasilitas Pengelolaan dan Pelayanan Jasa

Kebutuhan Ruang Luas(m2)

R. Direktur 40

R. Sekretaris direktur 9,5

R. Tamu direktur 30

R. Wakil direktur 40

R. Sekretaris wakil direktur 9,5

R. Tamu wakil direktur 20

R. Sekretaris umum 11

R. Manajer umum 13,5

R. Sekretaris manajer umum 9,5

R. Kabag Personalia 13,5

R. Staff personalia 27,5

R. Kabag informasi 13,5

R. Staff informasi 27,5

R. Kabag pelayanan jasa 13,5

R. Staff pelayanan jasa 27,5

R. Kabag pemeliharaan bangunan 13,5

R. Staff pemeliharaan bangunan 27,5

R. Tamu umum 32,5

R. Manajer teknik 13,5

R. Sekretaris manajer teknik 9,5

R. Asisten manajer 13,5

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R. Humas 13,5

R. Sekretaris humas 9,5

R. Rapat 40

R. Tunggu / lobby 32,5

Pantry 13,65

Lavatory : 21,12

WC pria, urinoir, WC wanita, wastafel

Gudang peralatan 12

Jumlah 546 m2

Table 5.3 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas pengelolaan dan pelayanan jasa

4) Fasilitas Penunjang

Kebutuhan Ruang Luas (m2)

R. Security : 3 pos 18,75

R. Parkir mobil dan motor 5935,5

(60% mbl, 30% mtr, 10% jln kaki/kend. umum)

Loading : trailer 300

Plaza / main hall 150

Canopy 30

R. Receptionist 6,825

Lobby 120

R. makan 182,4

R. 27,5 Restaurant administrasi

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 140

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dapur 45,6

Gudang 20

R karyawan 30

Lavatory 26,4

R utilitas 12

R. makan 79,04

R. 27,5 administrasi

Cafetaria Dapur 19,76 Gudang 12

R karyawan 12

Lavatory 26,4

R utilitas 12

R penjualan 150

R karyawan 18

R 24 Football Shop administrasi

Gudang 30

Lavatory 13,2

Counter bank 100

Warung telekomunikasi 40

R permainan 144

Amusement ketangkasan

R biliar 257,73

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 141

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

R 19,8

administrasi

R. karyawan 12

Lavatory 13,2

Gudang 20

R. Kesehatan 46,124

Mushola 60

Lavatory umum : WC pria, 39,6 urinoir, WC wanita, wastafel

R. Mechanical 40

R. Electrical 40

R. AC /AHU 30

R. Telephone switchboard 24

R. Sampah 15

R. Reservoir air 20

Gudang peralatan 36

Jumlah 3.335,1m2

Table 5.4 Kebutuhan dan besaran ruang fasilitas penunjang

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 142

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Rekapitulasi Besaran Ruang

Jumlah besaran ruang yang terdiri dari rekapitulasi ruang yang digunakan

sebagai wadah dari kegiatan pendidikan, informasi, pelayanan jasa, ruang

pengelolaan dan fasilitas bangunan.

Ruang pendidikan dan pelatihan : 24.960 m2

Ruang informasi : 2.262 m2 Ruang pengelolaan : 546 m2 Ruang fasilitas bangunan : 3.335,1 m2 Total Besaran Ruang : 32.000 m2 f. Jumlah Lantai yang Direncanakan Dengan melihat perbandingan antara luas lahan dan total besaran ruang ada, maka bangunan direncanakan berjumlah 4 lantai.

4. Pendekatan Pola Ruang dan Organisasi Ruang Hubungan

Skema 5.1: Pola hubungan ruang fasilitas pendidikan dan latihan (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 143

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 5.2 Pola hubungan ruang fasilitas informasi (Analisa Pribadi)

Skema 5.3 Pola hubungan ruang fasilitas pelayanan jasa (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 144

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Skema 5.4 Pola hubungan ruang fasilitas pengelola (Analisa Pribadi)

Skema 5.5 Pola hubungan ruang fasilitas penunjang (Analisa Pribadi)

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 145

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

5.2 Konsep Fisik

5.2.1 Konsep Tapak

1. Lokasi dan luas site

Gambar 5.1 Site Existing Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

2. Luas site : ± 12 Ha Adapun batas-batas site adalah sebagai berikut : a. Sebelah utara :Persawahan b. Sebelah timur :Pabrik konveksi danrilis (PT. Multiyasa abadi sentosa) c. Sebelah selatan : Jl. Adi Sucipto

d. Sebelah barat : Perumahan

3. Kondisi site :

a. Dilihat dari lokasinya, site berada di kawasan pengembangan kota Surakarta

sebelah barat. Jika dilihat dari intensitas kegiatan di sekitar site, kawasan ini

merupakan distrik perkantoran dan jasa serta pemukiman.

b. Letak site relatif dekat dengan berbagai simpul sarana transportasi di

Surakarta, seperti Bandara Adi Sumarmo, Terminal Tirtonadi, Stasiun

Purwosari dan Solo Balapan. Hal ini merupakan potensi ekspos publik yang

besar bagi Sekolah Sepakbola ini.

c. Site terpilih berada di ruas jalan Adi Sucipto yang merupakan jalur utama

pusat kota - bandara. Hal ini merupakan potensi untuk “memperkenalkan”

Pusat Pelatihan Sepakbola kepada publik karena kemudahan akses yang ada. commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 146

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Dengan letak yang strategis ini, bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola

diharapkan mampu menjadi bangunan representatif yang mendukung

perkembangan kegiatan kultural Kota Surakarta.

d. Tersedianya jaringan utilitas seperti listrik, telepon dan saluran drainase.

5.2.2 Konsep Site 1. Pola Pencapaian

SE karena merupakan jalan alternatif

ME karena merupakan jalan utama depan site

Gambar 5.2 Pola Pencapaian Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta

2. Pola Sirkulasi

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang

saling berhubungan dan saling menunjang tetapi bisa berdiri sendiri, maka pola

sirkulasi yang dipilih adalah lintasan umpan balik.

a. Hubungan Ruang dengan Sirkulasi

Karena Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta memiliki zona kegiatan yang

saling mendukung dan melengkapi, maka pola sirkulasi yang dipilih adalah

kombinasi dari ketiga pola sirkulasi diatas (sirkulasi melewati ruang,

menembus ruang dan berakhir dalam satu ruang). Pola sirkulasi yang ada

diarahkan sebagai berikutcommit : to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 147

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

1) Menerus, jelas, dan terarah.

2) Memberikan keleluasaan pengamatan obyek.

3) Sirkulasi yang tidak membosankan.

Gambar 5.3 Pola Sirkulasi Lintasan Umpan Balik

(Buku Sumber Konsep)

5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan

Filosofi Kriteria Tuntutan

Atraktif rekreatif Kriteria ekspresi atraktif Penampilan bangunan harus mampu rekreatif : memberi daya tarik dan menimbulkan minat bagi pengunjung sehingga  Memberi kesan dominan dapat memberi kesan menyenangkan. terhadap lingkungan tetapi tetap selaras dengan sekitar  Bentuk yang kompleks tetapi logis / sederhana

 Bentuk-bentuk mengalir bebas naik turun  Bentuki-bentuk hiperbolis yang dinamis

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 148

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Kriteria komunikatif : Penampilan bangunan harus mudah Komunikatif dikenali dan dipahami apa  Memberi kesan maksudnya. mengundang  Memberi kejelasan

fungsi peruangan  Mengkomunikasikan

filosofi dan kegiatan yang berlangsung di dalamnya melalui

simbol-simbol baik secara langsung maupun tak langsung

Terbuka  Berpenampilan terbuka Memberi kesan mengundang dan dengan memperlihatkan menerima bagian dalam bangunan menggunakan bidang transparan  Penempatan orientasi dan entrance yang tepat  Keberadaan plaza yang menerima / menyongsong  Filosofi tangan terbuka pada entrance ( membuka ke arah luar dan menyempit ke arah dalam ).  Kanopi sebagai ruang transisi dan penerima

Kejelasan fungsi  Perubahan ketinggian

peruangan  Pembukaan melalui pintu dan jendela

 Penyempitan yang diwujudkan lewat bentuk

lorong.

Komunikasi Simbol-simbol tulisan untuk

melalui simbol- mengkomunikasikan fungsi bangunan simbol dan fasilitas yang ada di dalamnya

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 149

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

 Bentuk-bentuk desain . Performance bangunan dibangun Bentuk fisik yang mengacu pada dari bentuk dasar yang tegas dan konsep desain yang ekspresif fantastik tapi tetap memberikan

image spontan, dinamis dan cair.

5. Komposisi struktur, sirkulasi dan

pencahayaandirancang sedemikian

agar dapat merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan. 6. Mengakomodasi term “will to form” dengan menekankan unsur kontekstualisme (berbeda dengan lingkungan sekitar). 7. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar bangunan. 8. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk mendapatkan ruang berbentang

lebar tanpa kolom ditengah

(tuntutan aktivitas yang

berlangsung di dalamnya).

9. Penggunaan warna pada bangunan

selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen

dekoratif.

Warna  Mampu memberikan Warna-warna terang untuk eksterior

kesan ekspresif pada bangunan memiliki nilai ekspose bangunan tinggi, atraktif dan dominan

terhadap lingkungan ( merah, biru, kuning, orange ).

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 150

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Warna-warna netral / transisi

digunakan pada interior bangunan dapat menimbulkan suasana santai,

rekreatif dan nyaman ( putih, krem, coklat muda).

Table 5.5 Konsep Tampilan Bangunan

5.2.4 Konsep Bentuk Dan Gubahan Massa

Bentuk dasar massa yang terdiri dari lingkaran dan segiempat. Lingkaran memberi kesan dinamis dan memiliki nilai ekspose tinggi yang sesuai dengan karakter atraktif, komunikatif. Sedangkan kesederhanaan dan kewajaran bentuk segiempat merupakan penetralisir dari bentuk lengkung / lingkaran guna mencapai tuntutan rekreatif. Pendekatan bentuk massa dilakukan berdasarkan pada kegiatan yang diwadahi. Oleh karena itu analisa dilakukan pada masing-masing zona, sebagai berikut : 1. Kelompok kegiatan pendidikan Kelompok kegiatan ini nantinya diwadahi dalam ruang-ruang seperti asrama dan ruang-ruang kelas. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan dikembangkan sesuai kebutuhan. 2. Kelompok kegiatan informasi Kelompok kegiatan ini terdiri kegiatan-kegiatan yang nantinya diwadahi dalam

ruang-ruang seperti perpustakaan, ruang display, ruang pemutaran slide/film,

ruang diskusi dan seminar. Bentukan massa diambil dari bentuk dasar persegi dan

dikembangkan sesuai kebutuhan.

Kelompok fasilitas bangunan 3.

Dengan pertimbangan kegiatan yang ada, kelompok kegiatan ini yang dianggap

paling fleksibel dalam menentukan bentuk massanya karena sifatnya tidak

menuntut efektifitas ruang. Bentukan massa bisa lingkaran maupun segi empat.

4. Kelompok pengelolaan bangunan

Bentuk massa pada kelompok pengelolaan terutama unit kerja pekantoran

disesuaikan dengan bentuk perabot ( meja, kursi, rak perkakas, almari, loker, dan

sebagainya ) yaitu segiempat.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 151

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Penggabungan massa bangunan

Penggabungan massa bangunan dilakukan dengan media site terpilih, dengan

pertimbangan utama view publik ke arah site. Pendekatan dilakukan dengan

pertimbangan: menarik perhatian publik kemudian mengundang publik untuk

memasuki Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta yang direncanakan.

5.2.5 Konsep Desain Eksterior Tata ruang luar yang mampu memberi rasa nyaman bagi pengguna reguler serta menimbulkan daya tarik dan minat pengunjung untuk mendatangi dan menikmati sekaligus memberikan kemudahan dalam mengarahkan pengguna reguler dan pengunjung menuju bangunan Pusat Pelatihan Sepakbola Di Surakarta, dengan tetap mendukung pola sirkulasi yang ada. Pada lansekap bangunan diperlihatkan pola sirkulasi, untuk memisahkan pengguna kendaraan antar pengunjung olahraga, pengunjung rekreasi dan pengelola, maka dipisahkan masing-masing parkirnya. Pada lansekap juga diberi taman dan jalur hijau. Materi finishing lansekap yang digunakan adalah bahan yang bertekstur keras seperti paving dan aspal.

Gambar 5.4 Material lansekap bangunan

5.2.6 Konsep Desain Interior

1. Fasilitas Pendidikan

a. Pemilihan bahan dan pola lantai maupun penutup lantai yang tidak monoton,

plafond dengan lighting (tata cahaya) yang atraktif sehingga mampu menarik

pemakai untuk menikmati fasilitas penddikan yang ada.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 152

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

b. Penggunaan teknologi audiovisual, ornamen/gambar yang berhubungan

dengan sepakbola.

2. Fasilitas Informasi dan Pengelolaan

a. Pola dan bahan lantai, dinding dan plafond diciptakan dengan karakter yang

formal untuk mendukung suasana kerja dan sirkulasi yang ada, tetapi tidak

menutup kemungkinan adanya variasi dan permainan komposisi. b. Pemilihan warna, tata cahaya dan penggunaan ornamen yang mendukung suasana kerja. 3. Fasilitas Bangunan a. Penciptaan suasana pada fasilitas pendukung yang sesuai dengan karakter masing-masing ruang

5.2.7 Konsep Sistem Struktur Untuk menentukan sistem struktur yang digunakan, perlu memperhatikan dasar–dasar pertimbangannya sebagai berikut : 1. Kekuatan struktur yang menunjang bangunan 2. Kondisi tanah site terpilih 3. Hubungan antara sistem struktur yang dipilih dengan tampilan bangunan

4. Faktor efektifitas dan efesiensi dari sistem yang digunakan

Dari hasil analisis dan pertimbangan–pertimbangan di atas, maka struktur yang

tepat digunakan adalah :

Sub struktur: pondasi sumuran, rakit, tiang pancang, foot plat.

Gambar 5.5 Sistem sub struktur

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 153

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Struktur permukaan bidang dengan menggunakan rangka beton bertulang dan plat

baja. Juga menggunakan struktur rangka ruang baja (space frame) untuk

mendapatkan bentuk yang estetik dengan bentang yang lebar.

Super struktur: struktur rangka, struktur dinding pemikul (bearing wall), struktur

rangka ruang (space frame), struktur kabel.

5.2.8 Konsep Sistem Utilitas Penggunaan Sistem Bangunan Pintar (Intelligent Building System) mengintegrasikan empat unsur bangunan secara erat, yaitu Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Telekomunikasi, Sistem Otomasi Perkantoran dan Building Engineering. 1. Sistem Mekanikal dan Elektrikal a. Sistem Kelistrikan Sistem disuplai dari Jaringan Distribusi Listrik Tegangan Menengah dari PLN yang tersambung ke Gardu Hubung. Dari Gardu ini disalurkan melalui kabel tanah ke High Voltage Medium Distribution Panel (HVMDP) gedung. Selanjutnya, dari HVMDP daya listrik disalurkan ke transformator sesuai dengan kapasitas yang diperlukan menggunakan sistem busduct. Uninterruptable Power Supply (UPS) System

UPS System dipasang pada gedung pintar untuk memasok semua kebutuhan

daya bagi Sistem Otomasi Bangunan (SOB), Sistem Keamanan dan Sistem

CCTV. Sistem ini dicadangkan untuk waktu backup (cadangan) minimal lima

menit dipasok dari unit baterai perawatan.

b. Sistem Pengkondisian Udara

. Penghawaan Alami

. Penghawaan Buatan

. Penggunaan AC sentral, AC split, exhaust fan dan polower.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 154

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

c. Sistem Telekomunikasi

Sistem komunikasi pada bangunan biasanya menggunakan Private Address

Brand Exchange (PABX) digital modern yang menunjang Integrated Service

Data Network (ISDN) yang merupakan paduan dari suara, data dan video

dengan standar internasional.

Untuk masa mendatang, gedung pintar juga dapat dilengkapi dengan satelit dan saluran microwave. Sistem telekomunikasi ini juga dapat dipadukan dengan Sistem Otomasi Bangunan (SOB) yang memungkinkan para penyewa mengatur sistem pengkondisian udara dan pencahayaan sesuai kebutuhan.

d. Sistem Kebakaran Kelengkapan pemadam kebakaran: 1) Tangga darurat dua sisi gedung 2) Alat penaik tekanan udara (pressurized fan) 3) Fire sprinkler 4) Fire hydrant 5) Portable fire extinguisher 6) Detektor asap dan panas

7) Persediaan air di beberapa lantai.

8) Alat komunikasi HT dan plug in telephone hand set di setiap lobi fireman

lift (lift petugas pemadam kebakaran) yang dihubungkan langsung ke

pusat pengendali.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 155

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

e. Sistem Tata Suara/Akustik

Sistem yang digunakan melalui distribusi dengan paging mix dilengkapi alarm

dan penguat suara berupa mixer preamp yang disalurkan ke main distribusi

(MDF). Dari MDF didistribusikan ke terminal box dan ke calling speaker

yang ada di tiap lantai.

Sistem tata suara terbagi menjadi sistem A untuk keperluan background music dan paging/emergency unit serta sistem B untuk keperluan car call. f. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang digunakan adalah Sistem Faraday. g. Sistem Keamanan Sistem keamanan yang digunakan berupa Pass Ultra System yang dilengkapi dengan sensor-sensor yang ditempatkan didaerah tertentu dan dapat dimonitor lewat bantuan Closed Circuit Television (CCTV) dan Video Display Terminal (VDT).

2. Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah a. Sistem Pasokan Air Bersih Air untuk konsumsi dalam gedung sebaiknya dipasok PDAM setempat dan

ditampung dalam tangki. Air tersebut harus memenuhi standar World Health

Organization (WHO) atau Environmental Protection Agency (EPA) Amerika

Serikat, supaya air layak untuk diminum dan tidak merusak peralatan-

peralatan plumbing maupun sanitasi atau semua peralatan yang

mengkonsumsi air.

b. Sistem Pembuangan Air Kotor

Terbagi atas :

1) Air Hujan

Pembuangan air hujan menuju ke riol kota dilengkapi dengan bak-bak

kontrol.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 156

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

2) Air Kotor

Pembuangan air kotor berasal dari toilet, dapur dan bengkel disalurkan ke

sewage treatment kemudian disalurkan ke riol kota

3) Kotoran Padat

Kotoran padat disalurkan ke septic tank kemudian ke peresapan dan pada

proses terakhir ke sewage treatment untuk diolah sebelum disalurkan ke riol kota.

c. Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah pada Pusat Pelatihan Sepakbola di Surakarta ini menggunakan sistem manual, sampah dari beberapa ruangan dikumpulkan di suatu tempat (dengan memisahkan sampah organik dan anorganik). Untuk sampah organic sisa operasi atau yang mengandung kuman penyakit diolah secara tersendiri yaitu dengan dimasukkan ke dalam alat incinerator kemudian dikremas/ dibakar hingga menjadi abu untuk kemudian dapat kemudian dibuang ke tempat pembuangan kota bersama-sama dengan sampah lainnya.

3. Sistem Transportasi Vertikal

a. Eskalator

b. Elevator (Lift)

c. Tangga

d. Ramp

5.2.9 Konsep Arsitektural Desain

1. Performance bangunan dibangun dari bentuk dasar yang tegas dan fantastik tapi

tetap memberikan image spontan, dinamis dan cair.

2. Komposisi struktur, sirkulasi dan pencahayaan dirancang sedemikian agar dapat

merefleksikan kesan ekspresif dari bangunan.

3. Mengakomodasi term “will to form” dengan menekankan unsur kontekstualisme

(berbeda dengan lingkungan sekitar). commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 157

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

4. Penggunaan kaca dan fiberglass transparan yang dominan pada bidang luar

bangunan.

5. Sistem space frame sering digunakan dalam konstruksi atap, tetapi tidak menutup

kemungkinan digunakan dalam ruang dalam sebagai konstruksi lantai untuk

mendapatkan ruang berbentang lebar tanpa kolom ditengah (tuntutan aktivitas

yang berlangsung di dalamnya). 6. Penggunaan warna pada bangunan selain sebagai pembeda fungsi, juga digunakan sebagai elemen dekoratif.

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 158

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

DAFTAR PUSTAKA

Architects’ Data, Ernest Neufert Standard

Arismunandar, Manusia dan Olahraga, 1987

Batty Eric, Soccer Coaching the Modern Law, Faber and Faber, London, 1975. hal. 98

Building Planning and Design Standard

C.A Bucher, The physical educating and sport, 1985

Charles Jenks, The language of post modern Architecture

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 23-24

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Pres, Budapast, 1972, hal. 259

C.sanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 410

Csanadi Arpad, Soccer, Corvina Press, Budapast, 1972, hal. 491

Data Komda PSSI Surakarta 2010

Data Dispenpora Surakarta 2010

De Chiara, Joseph, Times Saver Standards for Buildings Type, 1973

Depdikbud, 1996

Drs. Sardjono, dkk., Pengaruh Latihan Kondisi Fisik terhadap Kecakapan Bermain Sepakbola, Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Ilmu Keolahragaan FKIP Yogyakarta, 1981, hal.5-6

Ibid, hal 570

Joseph De Chiara, Time Saver Standards for Building Types; Physical Education and Sport Facilities,

1973

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penerbit: Pusat Bahasa, 2009

Kantor Menpora, 1997

Longman Learner’s Dictionary of American English, 2000)

Mikke Susanto, Membongkar Seni Rupa: 2003

Savin S. and Suskhov M., Football, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 1958, hal.10

Soedarsono, 200:111 commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 159

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

Soedarsono,2000:114

Soedarsono,2000:115

Sources of Architectural Form

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1985).

Y.B. Mangunwijaya, Op.Cit, hal:134

Internet: www.acmilan.com www.fifa.com/classicfootball/history www.fifa.com/trainingcamp) www.google.com www.manchester-united.com www.pasoepati.net www.wikipedia.com

Surat kabar:

Bola

Goal

Kompas

Jawa Pos

Soccer

Solopos

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 160

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pusat Pelatihan Sepak Bola Di Surakarta

Dengan Pendekatan Arsitektur Metafora

LAMPIRAN

commit to user

SEPTYAN RIESKY HERMAWAN I0207121 161