Pelestarian Dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dalam Menunjang Desa Wanagiri Sebagai Desa Wisata
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ISBN 978-623-7482-47-5 PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM MENUNJANG DESA WANAGIRI SEBAGAI DESA WISATA Sanusi Mulyadiharja 1, Nyoman Wijana 2, Ketut Srie Marhaeni Julyasih 3 1,2,3 Staf Pengajar pada Jurusan Biologi Perikanan dan Kelautan FMIPA Undiksha Email: [email protected] ABSTRACT The objectives of this community service are (1) increasing the knowledge and understanding of the community, especially the Wanagiri Village Tourism Awareness Group (PokDarwis) towards the environment; and (2) optimizing the use of the carrying capacity of the environment to be developed as an attraction for tourist villages in Wanagiri village. The number of participants was 10 from the tourism awareness group (Darwis) The approach used is the Total Ergonomic Approach (PET) with the methods of lectures, discussions, training (drill), and FGD. The conclusions of this community service activity are: (1) Dissemination of knowledge, understanding and skills about the concept of tourism villages and innovation in the use of the environment in developing tourist villages, these community service participants are able to increase knowledge about tourism concepts, management of tourist attractions, and the development plan of the existing Taman Gumi Banten forest and waterfall to support the development of a tourist village; (2) There are various efforts that can be made in the development of the Taman Gumi Banten forest as one of the support for the tourism village, namely a) Labeling each existing plant, b) making a vegetation map, c) creating a GPS point for vegetation, and d) providing description of existing plants. (3) For waterfall tourism objects, it is necessary to maintain the quality of the waterfall, the authenticity of the location of the waterfall, to give an explanation to visitors about the supernatural things in the waterfall area, so that visitors do not arbitrarily behave at the location of the tourist attraction. Keywords: Conservation, Utilization, Environment, Wanagiri Village ABSTRAK Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya kelompok sadar wisata (PokDarwis) desa Wanagiri terhadap lingkungan hidup; dan (2) mengoptimalkan pemanfaatan daya dukung lingkungan hidup untuk dikembangkan menjadi daya tarik desa wisata di desa Wanagiri. Jumlah peserta ada sebanyak 10 orang dari kelompok Darwis. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Ergonomi Total (PET) dengan metode metode ceramah, diskusi, pelatihan (drill), dan FGD. Simpulan dari kegiatan P2M ini adalah: (1) Deseminasi pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang konsep desa wisata dan inovasi dalam pemanfaatan lingkungan hidup dalam pengembangan desa wisata, para peserta P2M mampu menambah pengetahuan tentag konsep wisata, pengelolaan daya tarik wisata, dan rancangan pengembangan hutan Taman Gumi Banten dan Air terjun yang ada sebagai penunjang pengembangan desa wisata; (2) Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan hutan Taman Gumi Banten sebagai salah satu penunjang desa wisata yakni a) Memberikan label pada setiap tumbuhan yang ada, b) membuat peta vegetasi, c) membuat GPS titik tumbuh tumbuhan, dan d) memberikan deskripsi terhadap tumbuhan yang ada. (3) Pada onjek wisata Air terjun,perlu dilakukan untuk dijaga kualitas air terjun, keaslian lokasi air terjun, diberikan penjelasan kepada pengunjung hal-hal supernatural di kawasan air terjun, sehingga pengunjung tidak secara sembarangan berprilaku di lokasi objek wisata. Kata Kunci: Pelestarian, Pemanfaatan, Lingkungan Hidup, Desa Wanagiri memiliki luas Wilayah 15,75 km 2. Secara PENDAHULUAN topopografis terletak pada ketinggiaan 1.220 Secara Geografis dan secara meter di atas permukaan laut (dpl). Posisi administratif Desa Wanagiri merupakan salah desa Wanagiri adalah berbukit yang terletak satu dari 129 Desa di Kabupaten Buleleng, dan pada bagian selatan Kecamatan Sukasada, Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 966 ISBN 978-623-7482-47-5 Kabupaten Buleleng berbatasan langsung (HPHD) seluas 30.041 ha dikelola oleh Badan dengan sebelah barat Desa Gobleg Kecamatan Usaha Milik Desa (BUMDES) yaitu Desa Banjar, dan sebelah timur berbatasan dengan Tejakula (Kecamatan Tejakula) seluas 353 ha, Desa Pegayaman, sebelah Utara Desa Gitgit, desa Lemukih seluas 988 ha, Desa Galungan Sambangan dan Ambengan, serta sebelah 712 ha, dan Desa Sudaji 90 ha. Ketiga desa ini selatan Desa Pancasari. Lahan yang ada di desa berada di Kecmaatan Sawan. Sedangkan Desa seluruhnya merupakan tanah kering/kegalan. Wanagiri seluas 250 ha dan Desa Selat seluas Jumlah penduduk desa 522 ha kedua desa ini termasuk di wilayah Wanagiri berdasarkan profil desa tahun Kecamatan Sukasada. Dan di wilayah 2014 sebesar 3.811 jiwa yang terdiri dari Kecamatan Busungbiu hutan desa juga 1.927 laki-laki dan 1.884 perempua. ditetapkan berlokasi di Desa Telaga dengan luas Berdasarkan Keputusan Bupati Buleleng Nomor 96 ha. Saat ini di Kecamatan Sukasada ada enam 430/405/HK/2017, tentang Desa Wisata hutan desa yang sudah mengantongi ijin untuk Kabupaten Buleleng terdapat 31 desa yang dikelola oleh desa adat. Keenam hutan itu ditetapkan menjadi desa wisata, Salah satu di meliputi hutan desa Wanagiri, Selat, Ambengan, antaranya adalah desa Wanagiri sebagai desa Sambangan, Panji dan desa Panji Anom. wisata. Yang menarik atraksi yang ada di desa Diharapkan seluruh stakeholder mendukung Wanagiri, adalah adanya satwa liar yakni kera program pengelolaan hutan desa ini. ekor panjang yang cukup ramah ketika didekati Pengalihan pengelolaan hutan dari oleh wisatawan yang berkunjung. Desa ini di pemerintah kepada desa adat, dimaksudkan agar kelilingi oleh Danau Tamblingan, sehingga hutan itu dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai lebih terhadap view yang kesejahteraan masyarakat, yang salah satu di dimiliki oleh desa ini. Desa ini juga memiliki antaranya adalah sebagai penunjang desa wisata. wisata agro, wisata selfie . tempat kuliner seperti Ada beberapa desa adat merencanakan hutan itu warung kopi, warung bakso, warung sate, dan digunakan untuk obyek wisata, di sisi lain, ada restoran yang memberikan ragam pilihan bagi desa yang akan menggunakan hutan itu sebagai wisatawan yang berkunjung, hotel dan homestay hutan tumpangsari. Banyak program-program yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin yang dirancang oleh desa adat setelah turunnya menginap. Dengan demikian Desa Wanagiri kebijakan pemerintah untuk pengelolaan hutan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kepada desa adat. Dengan adanya obyek wisata desa wisata. alternatif yang akan dikembangkan oleh desa Ahmad S. Fauzi selaku Balai adat, dimaksudkan untuk menambah kedatangan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan wisatawan untuk mengunjungi desa itu sendiri. wilayah Jawa-Bali-Nusra menyatakan bahwa Dengan adanya pertambahan kunjungan pihaknya saat ini fokus melakukan pengelolaan wisatawan, berarti income akan bertambah, hutan desa di Kecamatan Sukasada. Pengelolaan sehingga ekonomi pedesaan akan berkembang kawasan hutan desa tahap pertama melibatkan dan diharapkan dapat menunjang kesejahteraan ratusan masyarakat pada 15 desa disekitar masyaraat. kawasan hutan yang ada di Kabupaten Salah satu di antara yang dapat Jembrana, Buleleng, Bangli dan Karangasem. diperkenalkan adalah jenis tumbuhan langka, Tapi pada kenyataannya hanya terrealisasi 7 tumbuhan berguna (baik sebagai tumbuhan (tujuh) desa di Kabupaten Buleleng dengan Sk untuk keperluan sandang, pangan, papan, obat- Gubernur Bali No. 2017/03-L/HK/2005 tanggal obatan, upacara, dan industri). Hal ini sesuai 30 Oktober 2015 Hak pengelolaan Hutan Desa dengan hasil penelitian yang telah banyak Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 967 ISBN 978-623-7482-47-5 dilakukan oleh Wijana dan Setiawan (2017 dan secara optimal dalam mempromosikan desa 2018a) dengan dihasilkannya peta pencaran wisata di desa Wanagiri. (4) Belum adanya spesies tumbuhan langka di Hutan Wisata strategi yang disusun secara detail dan tertulis Monkey Forest , Penglipuran, dan Alas Kedaton. untuk mengembangkan desa wisata di desa Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan wanagiri. (5) Pemberdayaan sumber daya bahwa pola konservasi berbasis kearifan lokal manusia belum secara optimal dilakukan untuk berorientasi pada awig-awig , mitos, religius, menunjang pengembangan desa Wanagiri tenget (angker), tonya (mahluk penghuni), dan sebagai desa wisata. dan (6) Belum optimalnya kesadaran masyarakat setempat. Hasil penelitian pengelolaan lingkungan hidup untuk lain yang dilakukan oleh Wijana dan Setiawan dimanfaatkan sebagai objek wisata. Dari (2018b) tentang tumbuhan simbol tubuh identifikasi masalah tersebut, tujuan pengabdian menunjukkan bahwa secara tradisi pada desa masyarakat ini adalah (1) meningkatkan Bali Age Tenganan Pegringsingan tidak pengetahuan dan pemahaman masyarakat menggunakan tumbuhan simbol tubuh dalam khususnya kelompok sadar wisata (PokDarwis) upacara pengabenan (upacara kremasi jenazah). desa Wanagiri terhadap lingkungan hidup; dan Penggunaan spesies tumbuhan yang ada di desa (2) mengoptimalkan pemanfaatan daya dukung Bali Age Tenganan Pegringsingan ini, tidak lingkungan hidup untuk dikembangkan menjadi mempengaruhi atas rusaknya hutan adat yang daya tarik desa wisata di desa Wanagiri. ada di desa tersebut, hutan adat tetap lestari. Ada beberapa kawasan hutan yang ada METODE di daerah wewidangan desa adat Wanagiri, di Pendekatan yang digunakan dalam antaranya adalah (1) di hutan Pucak Wanagiri kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah (di sekitar kuliner Puncak/sebelah