ISBN 978-623-7482-47-5

PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM MENUNJANG DESA WANAGIRI SEBAGAI DESA WISATA

Sanusi Mulyadiharja 1, Nyoman Wijana 2, Ketut Srie Marhaeni Julyasih 3 1,2,3 Staf Pengajar pada Jurusan Biologi Perikanan dan Kelautan FMIPA Undiksha Email: [email protected]

ABSTRACT

The objectives of this community service are (1) increasing the knowledge and understanding of the community, especially the Wanagiri Village Tourism Awareness Group (PokDarwis) towards the environment; and (2) optimizing the use of the carrying capacity of the environment to be developed as an attraction for tourist villages in Wanagiri village. The number of participants was 10 from the tourism awareness group (Darwis) The approach used is the Total Ergonomic Approach (PET) with the methods of lectures, discussions, training (drill), and FGD. The conclusions of this community service activity are: (1) Dissemination of knowledge, understanding and skills about the concept of tourism villages and innovation in the use of the environment in developing tourist villages, these community service participants are able to increase knowledge about tourism concepts, management of tourist attractions, and the development plan of the existing Taman Gumi Banten forest and waterfall to support the development of a tourist village; (2) There are various efforts that can be made in the development of the Taman Gumi Banten forest as one of the support for the tourism village, namely a) Labeling each existing , b) making a vegetation map, c) creating a GPS point for vegetation, and d) providing description of existing . (3) For waterfall tourism objects, it is necessary to maintain the quality of the waterfall, the authenticity of the location of the waterfall, to give an explanation to visitors about the supernatural things in the waterfall area, so that visitors do not arbitrarily behave at the location of the tourist attraction.

Keywords: Conservation, Utilization, Environment, Wanagiri Village

ABSTRAK

Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah (1) meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat khususnya kelompok sadar wisata (PokDarwis) desa Wanagiri terhadap lingkungan hidup; dan (2) mengoptimalkan pemanfaatan daya dukung lingkungan hidup untuk dikembangkan menjadi daya tarik desa wisata di desa Wanagiri. Jumlah peserta ada sebanyak 10 orang dari kelompok Darwis. Pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Ergonomi Total (PET) dengan metode metode ceramah, diskusi, pelatihan (drill), dan FGD. Simpulan dari kegiatan P2M ini adalah: (1) Deseminasi pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang konsep desa wisata dan inovasi dalam pemanfaatan lingkungan hidup dalam pengembangan desa wisata, para peserta P2M mampu menambah pengetahuan tentag konsep wisata, pengelolaan daya tarik wisata, dan rancangan pengembangan hutan Taman Gumi Banten dan Air terjun yang ada sebagai penunjang pengembangan desa wisata; (2) Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan hutan Taman Gumi Banten sebagai salah satu penunjang desa wisata yakni a) Memberikan label pada setiap tumbuhan yang ada, b) membuat peta vegetasi, c) membuat GPS titik tumbuh tumbuhan, dan d) memberikan deskripsi terhadap tumbuhan yang ada. (3) Pada onjek wisata Air terjun,perlu dilakukan untuk dijaga kualitas air terjun, keaslian lokasi air terjun, diberikan penjelasan kepada pengunjung hal-hal supernatural di kawasan air terjun, sehingga pengunjung tidak secara sembarangan berprilaku di lokasi objek wisata.

Kata Kunci: Pelestarian, Pemanfaatan, Lingkungan Hidup, Desa Wanagiri memiliki luas Wilayah 15,75 km 2. Secara PENDAHULUAN topopografis terletak pada ketinggiaan 1.220 Secara Geografis dan secara meter di atas permukaan laut (dpl). Posisi administratif Desa Wanagiri merupakan salah desa Wanagiri adalah berbukit yang terletak satu dari 129 Desa di Kabupaten Buleleng, dan pada bagian selatan Kecamatan Sukasada,

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 966 ISBN 978-623-7482-47-5

Kabupaten Buleleng berbatasan langsung (HPHD) seluas 30.041 ha dikelola oleh Badan dengan sebelah barat Desa Gobleg Kecamatan Usaha Milik Desa (BUMDES) yaitu Desa Banjar, dan sebelah timur berbatasan dengan Tejakula (Kecamatan Tejakula) seluas 353 ha, Desa Pegayaman, sebelah Utara Desa Gitgit, desa Lemukih seluas 988 ha, Desa Galungan Sambangan dan Ambengan, serta sebelah 712 ha, dan Desa Sudaji 90 ha. Ketiga desa ini selatan Desa Pancasari. Lahan yang ada di desa berada di Kecmaatan Sawan. Sedangkan Desa seluruhnya merupakan tanah kering/kegalan. Wanagiri seluas 250 ha dan Desa Selat seluas Jumlah penduduk desa 522 ha kedua desa ini termasuk di wilayah Wanagiri berdasarkan profil desa tahun Kecamatan Sukasada. Dan di wilayah 2014 sebesar 3.811 jiwa yang terdiri dari Kecamatan Busungbiu hutan desa juga 1.927 laki-laki dan 1.884 perempua. ditetapkan berlokasi di Desa Telaga dengan luas Berdasarkan Keputusan Bupati Buleleng Nomor 96 ha. Saat ini di Kecamatan Sukasada ada enam 430/405/HK/2017, tentang Desa Wisata hutan desa yang sudah mengantongi ijin untuk Kabupaten Buleleng terdapat 31 desa yang dikelola oleh desa adat. Keenam hutan itu ditetapkan menjadi desa wisata, Salah satu di meliputi hutan desa Wanagiri, Selat, Ambengan, antaranya adalah desa Wanagiri sebagai desa Sambangan, Panji dan desa Panji Anom. wisata. Yang menarik atraksi yang ada di desa Diharapkan seluruh stakeholder mendukung Wanagiri, adalah adanya satwa liar yakni kera program pengelolaan hutan desa ini. ekor panjang yang cukup ramah ketika didekati Pengalihan pengelolaan hutan dari oleh wisatawan yang berkunjung. Desa ini di pemerintah kepada desa adat, dimaksudkan agar kelilingi oleh Danau Tamblingan, sehingga hutan itu dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai lebih terhadap view yang kesejahteraan masyarakat, yang salah satu di dimiliki oleh desa ini. Desa ini juga memiliki antaranya adalah sebagai penunjang desa wisata. wisata agro, wisata selfie . tempat kuliner seperti Ada beberapa desa adat merencanakan hutan itu warung kopi, warung bakso, warung sate, dan digunakan untuk obyek wisata, di sisi lain, ada restoran yang memberikan ragam pilihan bagi desa yang akan menggunakan hutan itu sebagai wisatawan yang berkunjung, hotel dan homestay hutan tumpangsari. Banyak program-program yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin yang dirancang oleh desa adat setelah turunnya menginap. Dengan demikian Desa Wanagiri kebijakan pemerintah untuk pengelolaan hutan memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai kepada desa adat. Dengan adanya obyek wisata desa wisata. alternatif yang akan dikembangkan oleh desa Ahmad S. Fauzi selaku Balai adat, dimaksudkan untuk menambah kedatangan Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan wisatawan untuk mengunjungi desa itu sendiri. wilayah Jawa-Bali-Nusra menyatakan bahwa Dengan adanya pertambahan kunjungan pihaknya saat ini fokus melakukan pengelolaan wisatawan, berarti income akan bertambah, hutan desa di Kecamatan Sukasada. Pengelolaan sehingga ekonomi pedesaan akan berkembang kawasan hutan desa tahap pertama melibatkan dan diharapkan dapat menunjang kesejahteraan ratusan masyarakat pada 15 desa disekitar masyaraat. kawasan hutan yang ada di Kabupaten Salah satu di antara yang dapat Jembrana, Buleleng, Bangli dan Karangasem. diperkenalkan adalah jenis tumbuhan langka, Tapi pada kenyataannya hanya terrealisasi 7 tumbuhan berguna (baik sebagai tumbuhan (tujuh) desa di Kabupaten Buleleng dengan Sk untuk keperluan sandang, pangan, papan, obat- Gubernur Bali No. 2017/03-L/HK/2005 tanggal obatan, upacara, dan industri). Hal ini sesuai 30 Oktober 2015 Hak pengelolaan Hutan Desa dengan hasil penelitian yang telah banyak

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 967 ISBN 978-623-7482-47-5 dilakukan oleh Wijana dan Setiawan (2017 dan secara optimal dalam mempromosikan desa 2018a) dengan dihasilkannya peta pencaran wisata di desa Wanagiri. (4) Belum adanya spesies tumbuhan langka di Hutan Wisata strategi yang disusun secara detail dan tertulis Monkey Forest , Penglipuran, dan Alas Kedaton. untuk mengembangkan desa wisata di desa Hasil penelitian tahun kedua menunjukkan wanagiri. (5) Pemberdayaan sumber daya bahwa pola konservasi berbasis kearifan lokal manusia belum secara optimal dilakukan untuk berorientasi pada awig-awig , mitos, religius, menunjang pengembangan desa Wanagiri tenget (angker), tonya (mahluk penghuni), dan sebagai desa wisata. dan (6) Belum optimalnya kesadaran masyarakat setempat. Hasil penelitian pengelolaan lingkungan hidup untuk lain yang dilakukan oleh Wijana dan Setiawan dimanfaatkan sebagai objek wisata. Dari (2018b) tentang tumbuhan simbol tubuh identifikasi masalah tersebut, tujuan pengabdian menunjukkan bahwa secara tradisi pada desa masyarakat ini adalah (1) meningkatkan Bali Age Tenganan Pegringsingan tidak pengetahuan dan pemahaman masyarakat menggunakan tumbuhan simbol tubuh dalam khususnya kelompok sadar wisata (PokDarwis) upacara pengabenan (upacara kremasi jenazah). desa Wanagiri terhadap lingkungan hidup; dan Penggunaan spesies tumbuhan yang ada di desa (2) mengoptimalkan pemanfaatan daya dukung Bali Age Tenganan Pegringsingan ini, tidak lingkungan hidup untuk dikembangkan menjadi mempengaruhi atas rusaknya hutan adat yang daya tarik desa wisata di desa Wanagiri. ada di desa tersebut, hutan adat tetap lestari. Ada beberapa kawasan hutan yang ada METODE di daerah wewidangan desa adat Wanagiri, di Pendekatan yang digunakan dalam antaranya adalah (1) di hutan Pucak Wanagiri kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah (di sekitar kuliner Puncak/sebelah timur desa Pendekatan Ergonomi Total (Wijana, 2008). Wanagiri), (2) di lokasi air terjun Banyumala, Pendekatan Ergonomi Total (PET) adalah suatu (3) Air Terjun Banyuwana Amertha, (4) Air bentuk pendekatan dalam pemecahan masalah Terjun Pucak Manik, dan (5) Air Terjun dengan menggunakan kaidah-kaidah ergonomi Cemara. Keempat air terjun ini masih sangat berupa TTG (Teknologi Tepat Guna) dan SHIP alami dengan airnya yang sangat jernih, dan (Sistemik, Holistik, Interdisipliner, dan lingkungan yang sangat sejuk dan segar. Partisipasi) sebagai dasar acuan untuk Sementara ini belum ada data hasil penelitian memecahkan permasalahan yang dihadapi yang terkait dengan komposisi spesies vegetasi masyarakat sehingga efektivitas dapat tercapai, hutan yang ada di daerah wewidangan desa adat menimbulkan rasa nyaman, kondisi tubuh tetap Wanagiri. Demikian pula hal-hal yang dalam keadaan sehat, dan efesiensi pada segala menyangkut tentang manfaat, tumbuhan langka, aspek dapat terrealisasi. dan ensiklopedianya. Mengacu pada pendekatan di atas, maka Dari uraian di atas, berbagai masalah metode yang digunakan dalam kegiatan P2M ini yang dihadapi oleh masyarakat setempat adalah: adalah metode ceramah, diskusi, pelatihan (1) Belum ada data base terkait dengan (drill ), dan FGD. Kegiatan pengabdian inventarisasi spesies tumbuhan yang ada di masyarakat ini dievaluasi keberhasilannya hutan wewidangan desa Wanagiri. (2) Belum dengan cara (1) kehadiran peserta yang terlihat dimanfaatkan spesies tumbuhan yang ada di dari daftar hadir, (2) kuesioner, (3) Lembar dalam ekosistem hutan sebagai penunjang Observasi, dan (4) aktivitas peserta. pengembangan desa wisata. (3) Pemandangan alam yang sangat elegan, belum dimanfaatkan

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 968 ISBN 978-623-7482-47-5

HASIL DAN PEMBAHASAN pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang Aktivitas Kegiatan berkaitan dengan konsep pariwisata (desa Dari rencana awal tentang jumlah wisata) dan rencana pengembangan desa wisata peserta yang dilibatkan dalam kegiatan yang relevan ke depan. Pertanyaan yang cukup pengabdian masyarakat ini adalah sekitar 20 menarik adalah pertanyaan yang menyangkut orang. Namun dengan kondisi pendemi Covid tentang pengembangan dan strategi menghadapi 19, berdasarkan hasil diskusi dengan bapak situasi pada masa pandemi covid 19 ini terkait Perbekel, disepakati bahwa peserta yang kelesuan di bidang pariwisata. (3) Adanya dilibatkan dalam kegiatan ini diambil sebesar interaksi aktif antara peserta-peserta, dan peserta 50% dari rencana awal yaitu sebanyak 10 orang – penyelenggara (nara sumber); (4) Sambutan dengan mengambil peserta dari Kelompok Sadar dari bapak Perbekel, pengelola hutan Taman Wisata (Pok Darwis) Desa Wanagiri. Jadi Gumi Banten yang hadir di lapangan, dan jumlah peserta dari kegiatan ini dihadiri oleh 10 PokDarwis yang ikut dalam kegiatan di kantor orang peserta (10 orang kelompok darwis, daftar Perbekel, memberikan apresiasi yang positif hadir lihat lampiran). terhadap pelaksanaan kegiatan ini. Demikian Hasil pengabdian masyarakat ini dilihat dari pula dengan ketua PokDarwis dan para peserta aktivitas kegiatan yang dilaksanakan, pada saat sesi tanya jawab. (5) Permohonan dari nampaknya memberikan hasil yang sangat peserta yaitu ketua BUMDES dan sekaligus memuaskan. Indikator yang dapat digunakan sebagai pengeloa desa wisata setempat, adalah (1) Peserta secara antusias mengikuti memohon kegiatan yang sama dilakukan juga di kegiatan pelatihan di ruang tertutup yaitu di masa mendatang, terutama menyangkut berbagai kantor kepala desa Wanagiri, berupa acara keterampilan yang menunjang desa wisata dan ceramah dan pemberian pengetahuan tentang peran kelompok Darwis. konsep desa wisata, konsep pemanfaatan Dengan demikian dapat dinyatakan lingkungan dalam pegembangan desa wisata, bahwa pengetahuan, sikap dan implementasi inovasi pengembangan lingkungan hidup untuk desa wisata dan inovasi pengembangan wisata objek wisata, dan pemanfaatan hutan sebagai dapat diterima secara apresiatif. objek wisata alteratif. (2) Ada sejumlah

Gambar 1. Suasana Pembukaan dan Pendampingan dalam Pelaksanaan P2M di Desa Wanagiri, Sukasada, Buleleng

Produk Kegiatan Produk kegiatan ini adalah berupa (1) Beberapa A. Beberapa contoh Tumbuhan contoh tumbuhan yang ada di seputar objek Beberapa contoh tumbuhan yang ada di sekitar wisata (Air Terjun), (2) Tinjauan Lapangan objek wisata Air Terjun Banyuwana disajikan (Taman Gumi Banten), (3) Diskusi di Lapangan pada Tabel 1. (Taman Gumi Banten). dan (4) Partisipasi peserta dalam mengikuti kegiatan P2M ini di Kantor Kepala Desa.

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 969 ISBN 978-623-7482-47-5

Tabel 1. Beberapa Contoh Tumbuhan di Sekitar Objek Wisata Air Terjun Banyuwana Nama Tumbuhan No. Familia Gambar Nama Daerah Nama Ilmiah 1. Yeh-yeh Saurauia pendula Actinidiaceae

2. Rasamala Altingia excelsa Altingiaceaae

3. Dau/ rau Dracontomelum Anacardiaceae mangiferum

4. Kepohpoh/ gerok Buchanania arborescens Anacardiaceae

5. Poh kedis/ poh Mangifera gedebe Anacardiaceae lutung

A. Deskripsi tumbuhan di hutan Taman Gumi Banten

Tabel 2. Deskripsi Tumbuhan yang Ada di Hutan Taman Gumi Banten 1. Kaliampuak ( Eugenia densiflora BI.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnolopsida Ordo : Myrtales Familia : Myrtaceae Genus : Eugenia Spesies : Eugenia densiflora Tumbuhan dengan tinggi 10-15 m. Memiliki batang yang berkayu (lignosus ), silindris, kulit kasar, batang berwarna coklat kehitaman. Duduk daun berhadapan dan bertangkai. Daun bertulang menyirip dan memiliki daun dengan tepi rata. Buah menyerupai jambu air dan berwarna keputihan.

2. Kepundung ( racemosa Reinw.)

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 970 ISBN 978-623-7482-47-5

Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Familia : Genus : Baccaurea Spesies : Baccaurea racemosa Tumbuhan ini memiliki tinggi 10-25 m dengan diameter 91 cm. Batangnya tegak berkayu berbentuk bulat, batang sedikit berbulu dan kasar, percabangan pada tanaman ini bersifat sympodial. Memiliki Daun tunggal, letak daun tersebar, bentuk daun lonjong, tepi daun bergerigi, ujung daun runcing, pangkal daun membulat dengan pertulangan menyirip. Bunga kepundung majemuk, berbentuk buliran-buliran terpadu pada ranting.

3. Mangga Hutan/Poh Santog ( Mangifera sp.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Familia : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera sp. Tumbuhan ini mencapai tinggi 25 m. Akarnya memiliki sistem perakaran tunggang, strukturnya kuat. Batang besar berkayu, berbentuk bulat panjang seperti silindris, kasar, berwarna coklat, arah tumbuhnya tegak lurus. Daunnya tunggal tidak lengkap, tidak memiliki pelepah daun. Termasuk ke dalam perbungaan majemuk tak terbatas, bunga lengkap. Buahnya berukuran kecil, daging buah memiliki serabut. 4. Teep ( Artocarpus elasticus Reinw.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Urticales Famili : Moraceae Genus : Artocarpus Spesies : Artocarpus elastic Tumbuhan dengan tinggi 25-30 m dengan diameter batang hingga 80 cm. daunnya berukuran besar dengan panjang hingga 40 cm, tunggal, menyirip permukaan daun bertekstur kasar. Buahnya majemuk dan dilindungi dengan kulit buah yang berduri lunak .

5. Ae ( Ficus racemose L.) Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Urticales Familia : Moraceae Genus : Ficus Spesies : Ficus racemosa Tumbuhan dengan tinggi hingga 40 m. Berdaun hijau tua, halus dan mengkilap, panjang dan permukaan daun berbulu dengan bentung meruncing. Buah bergerombol pada batang pohon, berukuran kecil dan banyak, berwarna merah jika sudah masak.

B. Tinjauan Lapangan Tinjauan lapangan dilakukan di Taman Gumi Banten. Taman Gumi Banten merupakan

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 971 ISBN 978-623-7482-47-5 hutan yang akan dikembangkan menjadi bentuk tumbuhan banten. Di samping itu akan taman atau camping ground, yang mana di dikembangkan juga tumbuhan tumbuhan obat. dalam hutan tersebut akan dikembangkan Tinjauan lapangan dilakukan di hutan Taman berbagai tumbuhan yang terkait dengan Gumi Banten.

Gambar 1. Tinjauan Lapangan Hutan Gumi Banten C. Rapat Koordinasi di lapangan dapat dimanfaatkan sebagai informasi berbagai Pada saat dilakukan tinjauan di lapangan jenis tumbuhan yang ada, dan dapat digunakan Taman Gumi Banten, dilanjutkan dengan rapat pengenalan spesies tumbuhan kepada koordinasi dalam diskusi pengembangan Taman masyarakat. Rencana tahun berikutnya adalah Gumi Banten sebagai objek wisata. Dalam dilanjutkan dengan kegiatan labelisasi dan diskusi tersebut menyatakan bahwa tumbuh- pemetaan vegetasi. tumbuhan yang ada di Taman Gumi Banten

Gambar 2. Rapat Koordinasi dengan Pengelola Hutan Taman Gumi Banten

D. Hasil Pelatihan dilaksanakan di kantor perbekel desa Wanagiri. Pengisian kuesioner ini dimaksudkan Pengisi kuesioner ini adalah dari peserta untuk mengetahui kebermanfaatan pelaksanaan PokDarwis sebanyak 10 orang. Hasil dari isian kegiatan P2M ini. Pengisian kuesioner ini kuesioner ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Kuesioner yang Diisi oleh Peserta P2M No Pertanyaan Jawaban Jumlah Peserta Ya Tidak 1 Apakah topik yang diberikan dalam kegiatan P2M ini 10 - sudah relevan dengan kebutuhan kelompok? 2 Apakah dalam penyajian materi ini sudah jelas? 10 - 3 Adakah materi yang disajikan itu ada di luar program 10 - yang telah dimiliki oleh kelompok? 4 Apakah materi yang disajikan itu bisa diimplementasikan 10 - di masa mendatang? 5 Apakah materi yang disajikan itu bisa dimanfaatkan 10 - untuk pengembangan desa wisata? 6 Apakah materi yang diberikan itu ada hal-hal yang 10 - dipandang inovatif 7 Apakah materi yang diberikan itu mengikuti 10 - perkembangan pariwisata saat ini? 8 Perlukan materi ini diberikan lagi di masa mendatang? 10 - 80 0 Data kuesioner di atas diisi oleh 10 sebanyak 80 orang (100%) yang menyatakan orang peserta P2M. Berdasar data di atas ada bahwa topik materi yang diberikan relevan

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 972 ISBN 978-623-7482-47-5 dengan kebutuhan kelompok, materi yang sesuai dengan program yang mereka miliki, diberikan sangat jelas, sesuai dengan program bersifat inovatif, dan dinyatakan pula bahwa yang mereka miliki, bersifat inovatif, dan materi ini masih diperlukan pada masa-masa dinyatakan pula bahwa materi ini masih mendatang. Yang lagi 3,75% memberikan saran diperlukan pada masa-masa mendatang.. Adanya bahwa pemberian materi ini perlu disertai penambahan pengetahuan yang mereka peroleh dengan contoh-contoh konkrit yang bisa dalam hal pengembangan objek wisata dan dikembangkan di masa mendatang. Hal yang keterampilan pengenalan tumbuhan (identitas bersifat inovatif yang bisa dikerjakan oleh dan manfaat). Ada beberapa menyampaikan kelompok. saran bahwa pemberian materi ini perlu disertai Semua kondisi di atas sangat relevan dengan contoh-contoh konkrit yang bisa dengan konsep dari desa wisata seperti definisi dikembangkan di masa mendatang. Hal yang yang disampaikan oleh Soemarno (2010) yaitu bersifat inovatif yang bisa dikerjakan oleh Desa Wisata merupakan Suatu kawasan kelompok. Labelisasi nama-nama tumbuhan pedesaan yang menawarkan keseluruhan perlu dilakukan di lakukan. Pada tahun suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan berikutnya, agar disertai dengan peta baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial vegetasinya. budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa Pembahasan yang khas, atau kegiatan perekonomian yang Kuesioner yang diberikan kepada unik dan menarik serta mempunyai potensi peserta P2M menunjukkan hal sebagai bukti untuk dikembangkannya berbagai komponen keikutserta mereka dengan aktivitas yang aktif. kepariwisataan, misalnya : atraksi, akomodasi, Saat pemerian materi dan pendampingan secara makanan-minuman, cindera-mata, dan langsung di lapangan menunjukkan hasil yang kebutuhan wisata lainnya sangat memuaskan, karena partisipasi mereka Lebih lanjut Soemarno (2010) dalam melaksanakan dan mengerjakan menyatakan bahwa penetapan suatu desa penyusunan strategi dan program kerja sangat dijadikan sebagai desa wisata harus memenuhi aktif. persyaratan-persyaratan, antara lain sebagai Dari kuesioner yang diisi oleh peserta berikut (1) Aksesbilitasnya baik, sehingga P2M menyatakan bahwa secara keseluruhan mudah dikunjungi wisatawan dengan mereka menyatakan kegiatan P2M ini menggunakan berbagai jenis alat transportasi. memberikan manfaat untuk menambah (2) Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, pengetahuan maupun keterampilan mereka. seni budaya, legenda, makanan local, dan Kegiatan P2M ini sudah menyentuh keperluan sebagainya untuk dikembangkan sebagai obyek yang diinginkan oleh peserta. Hal ini wisata. (3) Masyarakat dan aparat desanya menyangkut pemberian keterampilan pembuatan menerima dan memberikan dukungan yang strategi dan program kerja, di mana tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan keterampilan semacam ini belum pernah dia yang datang ke desanya. (4) Keamanan di desa pelajari, dan dari sisi kebutuhan, hal ini sangat tersebut terjamin. (5) Tersedia akomodasi, diperlukan untuk keperluan kegiatan telekomunikasi, dan tenaga kerja yang memadai. pengembangan wisata di masa mendatang. Ada (6) Beriklim sejuk atau dingin. (7) Berhubungan sebanyak 96,25% yang menyatakan bahwa topik dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan oleh masyarakat luas. kelompok, materi yang diberikan sangat jelas,

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 973 ISBN 978-623-7482-47-5

Pemnafaatan lingkungan hdiup sebagai perlu diujicobakan dan diadakan koordinasi alternative pengembangan desa wisata adalah lebih jauh dengan seluruh stakeholder yang ada, sesuai dengan arahan dari Dinas Pariwisata sehingga pengabdian masyarakat ini tidqk hanya Kabupaten Buleleng. Arahan ini diberikan pada pada tatanan pengabdian semata. saat pertemuan FGD di desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Buleleng. Dalam arahan DAFTAR RUJUKAN tersebut dinyatakan tentang pentingnya Adiputra. N. Sutjana, D.P. Widana K, Manuaba pemanfaatan lingkungan hidup sebagai objek A, O Neill. 1977. Participatory wisata. Dalam pemanfaatan lingkungan hidup Ergonomics in Agriculture. Case Study in Batunya Village Bali, Indonesia. In tersebut tetap menjaga kelestarian lingkungan. Khalid, H.M. editor. Proceeding of 5 th Untuk di Bali, peran kearifan local sangat SEAES Confrence , 6-7 Nov. penting untuk diperhatikan, terutama memahami Kualalumpur : IEA Press : IEA Press. tentang konsep filosofi Tri Hita Karana. p. 463-467. Anonimus. (2018). SIMPULAN (http://www.gianyarkab.go.id/fasilitas/ pariwisata-2/) diakses tanggal 9 Simpulan dari kegiatan P2M ini adalah: Desember 2018 (1) Deseminasi pengetahuan, pemahaman dan Dibyosaputro, Suprapto. (1998). Geomorfologi keterampilan tentang konsep desa wisata dan Dasar . Fakultas Geografi, Univetsitas inovasi dalam pemanfaatan lingkungan hidup Gadjah Mada: Yogyakarta dalam pengembangan desa wisata, para peserta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten P2M mampu menambah pengetahuan tentag Buleleng. (2009). Direktori Hotel, konsep wisata, pengelolaan daya tarik wisata, Pondok Wisata, Rumah Makan, Restoran dan Bar, Kabuapten Buleleng dan rancangan pengembangan hutan Taman Tahun 2009. Singaraja: Pemerintah Gumi Banten dan Air terjun yang ada sebagai Kabupaten Buleleng, Dinas penunjang pengembangan desa wisata; (2) Ada Kebudayaan dan Pariwisata. berbagai upaya yang dapat dilakukan dalam Kodyat, H. (1983). Sejarah Pariwisata dan pengembangan hutan Taman Gumi Banten Perkembangnannya di Indonesia. sebagai salah satu penunjang desa wisata yakni Jakarta: PT Gramedia a) Memberikan label pada setiap tumbuhan yang Manuaba, A. 1999. Penerapan Pendekatan Ergonomi Partisipasi dalam ada, b) membuat peta vegetasi, c) membuat GPS Meningkatkan Kinerja Industri. titik tumbuh tumbuhan, dan d) memberikan Makalah disampaikan pada seminar deskripsi terhadap tumbuhan yang ada. (3) Pada nasional ergonomi reevaluasi onjek wisata Air terjun,perlu dilakukan untuk Penerapan ergonomi dalam dijaga kualitas air terjun, keaslian lokasi air Membangkitkan Kinerja Industri, terjun, diberikan penjelasan kepada pengunjung Surabaya tanggal 23 Nopember 1999. Manuaba, A. (2005). Total Ergonomics hal-hal supernatural di kawasan air terjun, Enhancing Productivity, Product sehingga pengunjung tidak secara sembarangan Quality and Customer Satisfication. berprilaku di lokasi objek wisata. Dari simpulan Makalah disampaikan pada Quality di atas ada beberapa saran yang dapat Enhancement of Manufacture and disampaikan: (1) Diperlukan kajian akademis Hospitality System, Yogyakarta oleh staf dosen Undiksha dan universitas lainnya tanggal 30 April 2005. untuk dapat mengembangkan lebih jauh desa Profil Desa Ambengan Tahun 2017 Sunaryo, Bambang. (2013). Wanagiri sebagai desa wisata. (2) Implementasi KebijakanPembangunan Destinasi dari hasil diskusi dalam pelaksanaan P2M ini

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 974 ISBN 978-623-7482-47-5

PariwisataKonsep dan Aplikasinya di Kelelahan Serta Meningkatkan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama. Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Wijana, Nyoman. (2008). Pembelajaran Sains SD 1 Sangsit Kecamatan Sawan Melalui Pendekatan Ergonomi Kabupaten Buleleng. Disertasi. Tidak Mengurangi Keluhan Diterbitkan. Muskuloskeletal, Kebosanan Dan

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 975