Pagelaran Randai Di Perantauan “Study Etnografi Di Kota Medan”

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pagelaran Randai Di Perantauan “Study Etnografi Di Kota Medan” PAGELARAN RANDAI DI PERANTAUAN “Study Etnografi di Kota Medan” SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam Bidang Antropologi Oleh: ALFI SYUKRI 130905097 DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL PERNYATAAN ORGINALITAS Pagelaran Randai di Perantauan “Study Etnografi di Kota Medan” SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajuan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap meninggalkan kelar sarjana saya. Medan, November 2017 Penulis Alfi Syukri Universitas Sumatera Utara ABSTRAK ALFI SYUKRI, 2017. Judul skripsi: Pagelaran Randai di Perantauan “Study Etnografi di Kota Medan”. Skripsi ini terdiri dari 5 BAB, 91 halaman, 17 daftar gambar, 17 daftar pustaka. Tulisan ini berjudul Pagelaran Randai di Perantauan, Randai yang di ambil adalah study etnografi di kota Medan. Tujuan dari tulisan ini adalah mendeskripsikan bagaimana pagelaran Randai di kota Medan serta perubahannya. Wujud pagelaran Randai yang dimaksud adalah bagaimana eksistensi, dan pelestarian kesenian Randai di kota Medan serta mendeskripsikan bagaimana Randai di kota Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana penelitian ini bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistic. Untuk memperoleh data penelitian yang dibutuhkan, menggunakan tekni observasi wawancara. Observasi yang penulis lakukan adalah observasi partisipan dimana penulis ikut langsung di lapangan. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian adalah wawancara mendalam, yaitu penulis dan informan berinteraksi satu sama lain dalam waktu yang relatif lama sehingga penulis dapat membangun rapport (hubungan baik) dengan informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada masyarakat Minangkabau yang peduli akan budaya sendiri sehingga masih ada upaya-upaya yang dilakukan oleh perkumpulan masyarakat Minangkabau untuk melestarikan Randai di kota Medan, seperti yang dilakukan oleh Ikatan keluarga Bayur dan Badan Musyawarah Masyarakat Minangkabau Medan. Randai di perantauan terdapat dua bentuk yaitu Randai seperti daerah asal Minangkabau dan Randai yang mengalami perubahan, Randai yang mengalami perubahan baik dari segi fungsi, gerakan, Alat musik, tempat pertunjukan maupun formasi. Randai yang mengalami perubahan seperti gerakan Randai yang mengambil gerakan tarian modern, Alat musik elektronik sebagai pengganti pemain musik Randai yang sudah mulai berkurang di daerah perantauan. Akibat Randai yang memakan waktu terlalu lama dalam pertunjukan mengakibatkan kurangnya minat pertunjukan Randai di perantauan akibat dari hal tersebut menurunnya orderan terhadap Randai di perantauan dan mengalami kelangkaan personil atau pelaku dalam Randai. Kata-kata Kunci: Kesenian, Pagelaran Randai, Perubahan, Perantauan. Universitas Sumatera Utara UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan Syukur saya ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat dan karuni-Nya Saya dapat Menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini merupakan akhir dari perkuliahan saya dan awal bagi saya untuk belajar hal yang baru kembali. Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada kedua orang tua saya, Bapak Bustaman dan Ibu Ermadewita yang telah berjuang dan bekerja keras serta memberi semangat agar saya tetap rajin kuliah, belajar, dan sukses dalam pendidikan. Mereka bekerja tanpa lelah dan pamrih akan keberhasilan saya. Mereka berharap saya akan jadi orang yang sukses nantinya dan dapat mengangkat derajat keluarga, terima kasih juga saya ucapkan kepada kedua saudara saya, kakak saya Nurul Fatma dan suaminya Arif Ade Putra, dan Adik saya Muhammad Aldi Fikri yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada saya. Tanpa kasih sayang dan dukungan mereka semua, mungkin perkuliahan saya tidak sesemangat ini. Terkhusus saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dra, Nita Savitri, M. Hum, Sebagai dosen pembimbing skripsi saya yang telah banyak mencurahkan waktu dan ilmu untuk membantu saya menyelesaikan permasalahan perkuliahan dan skripsi. Dimulai dari pengajuan judul hingga pembekalan saya menulis hasil penelitian skripsi. Oleh karena itu, saya sudah anggap sebagai orang Universitas Sumatera Utara tua saya di rantau. Sungguh sebuah pengalaman yang berharga untuk saya. Semoga ibu dan keluarga selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska, sebagai ketua Departemen Antropologi Fisip Universitas Sumatera Utara. Terima kasih juga kepada bapak Agustrisno, M.Sp, Sebagai sekretaris Departemen Antropologi FISIP Universitas Sumatera Utara. Saya berterima kasih juga kepada pembimbing akademik saya yaitu Ibu Dra.Tjut Syahriani M.soc, M.sc, kepada kak Nur sebagai staf Departemen Antropologi, saya ucapkan terima kasih karena telah membantu dan mempermudah segala informasi serta urusan perkuliahan saya. Terima kasih juga kepada dosen-dosen Antropologi FISIP USU Ibu Sabariah Bangun, ibu Mariana Makmur, Bapak Yance, Bapak Lister Brutu, Ibu Rytha Tambunan, Bapak Zulkifli, Bapak Rhamdani Harahap, Bapak Ermansyah, Bapak Nurman,Ibu Sri Alem Br. Sembiring yang telah memberikan ilmunya dan juga mendidik saya menjadi karakter mahasiswa yang baik. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada informan saya Uda dedi, Uda Aznil, Uda Ainal, Mak gaek, Bapak Edimas Putra (Sutan Pangulu), Muhammad Hasyim, yang mana telah memberikan berbagai macam informasi untuk skripsi saya. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada senior saya di Antropologi angkatan 2012, Ida Rahmadani, yang telah memberi nasehat dan membantu saya untuk lebih mudah dalam menyelesaikan skripsi. Terima kasih juga kepada Senior pada jurusan lain Rahmad hidayat, Roni Andriska, Febri, Fauza, Dedi Amin, Universitas Sumatera Utara Rian, yang telah memberi nasehat kepada saya selama kuliah saya berlangsung di Univeristas Sumatera Utara. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan dari Organisasi Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol yaitu Achil, Jimmy, Fadil, Farel, Subqi, Anin, Rendi, Rozi, Tio, Syafri, Nadira, Azita, Mirza, Adik, Elvi, Ami, Dewi, Ulfa, Nia dan banyak lagi yang tidak bisa disebutkan nama satu persatu- satu. Kerabat dekat saya di Antropologi Sosial Angkatan 2013 seperti Andhika, Pandu, Rizki, Mega, Nazla, Rajali, Marie, Putra, Daniel, Dedek, Bambang, Ammar, Indri, Una dan banyak lainya yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kerabat junior seperti Vero, Afdhal, Yosri, Bima. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat saya dari kecil yang berada di kampung halaman, Andre Marta dan Fandi Synapa yang selalu memeberikan dukungan dan semangat serta juga tempat berbagi cerita suka maupun duka. Medan, Desember 2017 Penulis Alfi Syukri Universitas Sumatera Utara RIWAYAT HIDUP Alfi Syukri, Lahir pada tanggal 21 November 1994 di Batusangkar Sumatera Barat. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Anak dari pasangan Bustaman dan Ermadewita. Penulis memulai pendidikannya di Taman Kanak-kanak Al-Amin Batusangkar pada tahun 2000. Kemudian masuk ke sekolah dasar SDN 05 Tabek Batusangkar dan selesai pada tahun 2007. Melanjutkan sekolah tingkat pertama SMP Negeri 3 Pariangan Tanah Datar dan selesai pada tahun 2010. Pada tahun 2013 menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA 1 Pariangan Tanah Datar. Kemudian penulis melanjutkan ke Perguruan Universitas Sumatera Utara Tinggi Negeri di Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara Pada tahun 2013. Selama pendidikan di Antropologi FISIP USU, penulis juga mengikuti berbagai kegiatan seperti kepanitiaan inisiasi, seminar di kampus, pengalaman organisasi dan anggota kepanitiaan dalam berbagai organisasi, berikut penjabarannya : 1. Peserta Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU di Danau Toba-Parapat, Sumatera Utara (2013) 2. Peserta PMB Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol USU di Sibolangit (2013) 3. Peserta Imib Leadersip Training pada tahaun 2014 4. Panitia Penyambutan Hari Besar Islam Ikatan Mahasisaw Imam Bonjol tahun (2014) 5. Panitia Balai Kerapatan Anggota IMIB USU (2014) 6. Panitia PMB IMIB USU di Sayum Sabah Sibolangit tahun (2014) 7. Panitia Pagelaran Budaya Minagkabau IMIB USU di Gelanggan Mahasiswa Usu (2015) 8. Top Scorer Sepak Bola Fisip USU (2015) 9. Ketua Panitia pelatihan kepemimpinan IMIB USU di Pancur Batu (2015) 10. Kepala Bidang PTKP pada kepengurusan Organisasi IMIB USU tahun 2014-2015 11. Panitia Sek. Keamanan Inisiasi Antropologi 2015 Universitas Sumatera Utara 12. Mengikuti PKL TBM di Kelurahan Suka Raja Medan (2016) 13. Peserta Training Of Facilitator mata kuliah pembangunan masyarakat di hotel Candi Medan (2016) Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat skripsi yang berjudul “Pagelaran Randai di Perantauan, Studi Etnografi
Recommended publications
  • Masyarakat Kesenian Di Indonesia
    MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Muhammad Takari Frida Deliana Harahap Fadlin Torang Naiborhu Arifni Netriroza Heristina Dewi Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara 2008 1 Cetakan pertama, Juni 2008 MASYARAKAT KESENIAN DI INDONESIA Oleh: Muhammad Takari, Frida Deliana, Fadlin, Torang Naiborhu, Arifni Netriroza, dan Heristina Dewi Hak cipta dilindungi undang-undang All right reserved Dilarang memperbanyak buku ini Sebahagian atau seluruhnya Dalam bentuk apapun juga Tanpa izin tertulis dari penerbit Penerbit: Studia Kultura, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara ISSN1412-8586 Dicetak di Medan, Indonesia 2 KATA PENGANTAR Terlebih dahulu kami tim penulis buku Masyarakat Kesenian di Indonesia, mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan buku ini pada tahun 2008. Adapun cita-cita menulis buku ini, telah lama kami canangkan, sekitar tahun 2005 yang lalu. Namun karena sulitnya mengumpulkan materi-materi yang akan diajangkau, yakni begitu ekstensif dan luasnya bahan yang mesti dicapai, juga materi yang dikaji di bidang kesenian meliputi seni-seni: musik, tari, teater baik yang tradisional. Sementara latar belakang keilmuan kami pun, baik di strata satu dan dua, umumnya adalah terkonsentasi di bidang etnomusikologi dan kajian seni pertunjukan yang juga dengan minat utama musik etnik. Hanya seorang saja yang berlatar belakang akademik antropologi tari. Selain itu, tim kami ini ada dua orang yang berlatar belakang pendidikan strata dua antropologi dan sosiologi. Oleh karenanya latar belakang keilmuan ini, sangat mewarnai apa yang kami tulis dalam buku ini. Adapun materi dalam buku ini memuat tentang konsep apa itu masyarakat, kesenian, dan Indonesia—serta terminologi-terminologi yang berkaitan dengannya seperti: kebudayaan, pranata sosial, dan kelompok sosial.
    [Show full text]
  • Time Project Event Unite the Nations 3 May 2011
    Time Project Event 2011 May 3rd 2011 TIME PROJECT EVENT UNITE THE NATIONS 3 MAY 2011 Short instruction: 1) How many questions do I have to answer? There are 250 questions. Every Country has 25 questions. Every school HAS to answer 225 questions, which means you do not ANSWER THE 25 questions FROM YOUR OWN COUNTRY. For example: Russia: There are 25 questions about Russia. More than one school from Rusia contributed questions which means there may be some Russian questions some Russian students may not recognize (they came from the other school ). Schools from Russia do not answer the 25 questions about Russia regardless of who contributed the questions. You never answer the questions about YOUR OWN COUNTRY. 2) How do I find the answers? - Encyclopaedias, the Internet, the Library or other sources at school or in the community - Get in touch with other time participants to find answers to questions which are difficult for you. 3) Where and when do I send the answers? Questions have to answered on line at the ZOHO Challenge Site. https://challenge.zoho.com/unite_the_nations_2011 Test starts 00:00 GMT May 3rd 2011 - Deadline: 00:00 GMT/UTC 4 May 2011! Other questions?? Get in touch with Event Co-ordinator ! [email protected] phone: +01.519.452.8310 cellphone +01.519.200.5092 fax: +01.519.452. 8319 And now…the game! Time Project Event 2011 May 3rd 2011 ARTS Argentina 1) Who wrote the book "Martin Fierro"? a) Jose Hernandez b) Peschisolido miguel angel c) David vineyards d) Jorge Luis Borges 2) What is the typical dance of Argentina? a) quartet b) tango c) cumbia d) capoeira 3) Who was Carlos Gardel? a) a singer of cumbia b) a soccer player c) a singer of tango d) a former president 4) Who was Lola Mora? a) a model b) a sculptor c) an athlete d) a journalist 5) Which Argentine made and released the world's first animated feature film.
    [Show full text]
  • Gentarasa 2016 Showcases the Significance of Malay Culture Through Traditional Performances and Poetry in Celebration of Hari Raya Aidilfitri
    PEOPLE’S ASSOCIATION 9, King George’s Avenue Singapore 208581 Tel: (65) 6340 5430/5454/432/231 Fax: (65) 6348 5977 Website: www.pa.gov.sg 27 July 2016 GENTARASA 2016 SHOWCASES THE SIGNIFICANCE OF MALAY CULTURE THROUGH TRADITIONAL PERFORMANCES AND POETRY IN CELEBRATION OF HARI RAYA AIDILFITRI 18 Gentarasa performers who have excelled in both academic and cultural pursuits to receive Gentarasa Study Grant 2016 at Gala Show In conjunction with Hari Raya celebrations, Gentarasa 2016 will showcase the Malay community’s heritage, culture and customs through this cultural performance which will feature performers from all walks of life. The cast, comprising 85% local talents from the Community Centres/Clubs (CCs), includes a total of 150 artistes, both Malay and non-Malay performers coming together to promote understanding and appreciation of the Malay culture. This is one of the biggest cast participation in Gentarasa since 2002. William See is one of the 5 non-Malay performers who is very excited in performing dance on stage and will continue to support such programmes in the future. The youngest cast, Md Hasif Afiq Bin Md Ridwan, aged 6, will be involved in the martial arts performance. Md Hasif Afiq is from the Bukit Batok East CC Silat Interest Group and is his first Gentarasa performance. 2 The 100-minute flagship cultural concert by People’s Association (PA) Malay Activity Executive Committees Council (MESRA), entitled “Genggaman Jati, Menyulam Masa – Weaving Self through Time” – will perform to an anticipated 2,500 audience at the Kallang Theatre on Saturday, 30 July 2016 at 2.00pm (Matinee) and at 8.00pm (Gala Show).
    [Show full text]
  • Tengkolok As a Traditional Malay Work of Art in Malaysia: an Analysis Of
    ISSN- 2394-5125 VOL 7, ISSUE 19, 2020 TENGKOLOK AS A TRADITIONAL MALAY WORK OF ART IN MALAYSIA: AN ANALYSIS OF DESIGN Salina Abdul Manan1, Hamdzun Haron2,Zuliskandar Ramli3, Mohd Jamil Mat Isa4, Daeng Haliza Daeng Jamal5 ,Narimah Abd. Mutalib6 1Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia. 2Pusat Citra Universiti, Universiti Kebangsaan Malaysia. 3Fakulti Seni Lukis & Seni Reka, Universiti Teknologi MARA 4Fakulti Teknologi Kreatif dan Warisan, Universiti Malaysia Kelantan 5Bukit Changgang Primary School, Banting, Selangor Email: [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected] Received: May 2020 Revised and Accepted: August 2020 ABSTRACT: The tengkolok serves as a headdress for Malay men which have been made infamous by the royal families in their court. It is part of the formal attire or regalia prominent to a Sultan, King or the Yang DiPertuan Besar in Tanah Melayu states with a monarchy reign. As such, the tengkolok has been classified as a three-dimensional work of art. The objective of this research is to analyses the tengkolok as a magnificent piece of Malay art. This analysis is performed based on the available designs of the tengkolok derived from the Malay Sultanate in Malaysia. To illustrate this, the author uses a qualitative method of data collection in the form of writing. Results obtained showed that the tengkolok is a sublime creation of art by the Malays. This beauty is reflected in its variety of names and designs. The name and design of this headdress has proved that the Malays in Malaysia have a high degree of creativity in the creation of the tengkolok.
    [Show full text]
  • Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna Dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau
    Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau Oleh Budiwirman Songket Minangkabau Sebagai Kajian SR i ii Budiwirman Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa: Bentuk, Makna dan Fungsi Pakaian Adat Masyarakat Minangkabau Dr. Budiwirman, M. Pd. 2018 Songket Minangkabau Sebagai Kajian SR iii Undang-Undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Pasal 72 Ketentuan Pidana Saksi Pelanggaran 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumum- kan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara palng singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tu- juh) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) ta- hun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (li- ma ratus juta rupiah). iv Budiwirman Dr. Budiwirman, M. Pd Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa Penerbitan dan Percetakan. CV Berkah Prima Alamat: Jalan Datuk Perpatih Nan Sabatang, 287, Air Mati, Solok Email: [email protected]; [email protected] Editor, Nasbahry C., & Rahadian Z. Penerbit CV. Berkah Prima, Padang, 2018 1 (satu) jilid; total halaman 236 + xvi hal. ISBN: 978-602-5994-04-3 1. Tekstil, Songket 2. Seni Rupa 3. Pakaian Adat 1. Judul Songket Minangkabau Sebagai Kajian Seni Rupa Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • 135 Vol. XIII No.2 Th. 2014 STRUKTUR GARAPAN GANDANG
    Vol. XIII No.2 Th. 2014 STRUKTUR GARAPAN GANDANG TAMBUA SEBAGAI PERWUJUDAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA CUBADAK AIA KECAMATAN PARIAMAN UTARA KOTA PARIAMAN Irfi Sri Wahyuni1 & Indrayuda2 1SMK Perbankan Pariaman 2Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang Abstract This article aims to reveal the structure of arrangement of Gandang Tambua and the function of Gandang Tambua in the communities in terms of local wisdom. This study examines the values in local wisdom that are represented in the arrangement of Gandang Tambua in Cubadak Aia village, Pariaman Utara district, Pariaman City. This research is qualitative using descriptive method. Data is collected through interview, observation with direct participation, documentation, and literature review. Data is then analysed according to 0iles and Huberman‘s. The result shows that the arrangement structure of Gandang Tambua consists of parts related to each other. ”Tasa‘ plays as the main role in leading the performance of Gandang Tambua, while Gandang Tambua follows Tasa. It means, based on the local wisdom, the leaders are one step in front and one level higher. It also refers to the social structure of Minangkabau community where the children see their uncles as kings, the unces see ”pangulu‘ (tribal leaders) as kings, pangulu see the truth as king, and the truth stands on its own. Gandang Tambua also serves as the media for social integration, entertainment, and communication. Keywords: Gandang Tambua, local wisdom, function and structure of arrangement Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan struktur garapan Gandang Tambua dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat yang dikait dengan kearifan lokal. Kajian ini melihat nilai-nilai kearifan lokal yang diwujudkan dalam stuktur garapan Gandang Tambua di Desa Cubadak Aia, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman.
    [Show full text]
  • Komodifikasi Tari Piring Minangkabau Di Sumatera Utara Indah Fikria
    Jurnal Antropologi Sumatera Vol. 16, No.2, Edisi Desember 2018, 59-74 1693-7317 (ISSN Cetak)| 2597-3878 (ISSN Online) Komodifikasi Tari Piring Minangkabau di Sumatera Utara Indah Fikria Aristy1, Ichwan Azhari2, Fikarwin Zuska3 1) Antropologi Sosial, Program Pasca Sarjana Unimed, Indonesia. 2) Antropologi Sosial, Program Pasca Sarjana Unimed, Indonesia. 3) Antropologi Sosial, Program Pasca Sarjana Unimed, Indonesia. Corresponding author: E-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komodifikasi tari piring di Sumatera Utara. Tari piring merupakan salah satu kesenian yang berakar pada kebudayaan Minangkabau yang telah mengalami komodifikasi sebagai salah satu kesenian pertunjukan tari. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan teknik Wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komodifikasi tari piring terjadi akibat dua hal, yakni komodifikasi secara internal dan komodifikasi eksternal yang meliputi gerak tari piring, pakaian penari, musik pengiring pertunjukan tari piring hingga pada komodifikasi bentuk pertunjukan tari piring. Kesimpulannya komodifikasi tari piring dipengaruhi beberapa hal antara lain kebutuhan penari, permintaan atas pertunjukan dan penyesuaian penciptaan reka gerak tari. Kata Kunci : Komodifikasi, Budaya Minangkabau, Tari Piring Abstract This study aims to determine the process of commodification of plate dance in North Sumatra. Plate dance is one of the arts that has its roots in the Minangkabau culture which has undergone commodification as a dance performance. Using qualitative research methods by conducting interview and observation techniques. The results showed that the commodification of the plate dance occurred due to two things, namely internal commodification and external commodification which includes the movements of the plate dance, the dancer's clothes, the music to accompany the plate dance performance to the commodification of the plate dance performance.
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 463 Proceedings of the Eighth International Conference on Languages and Arts (ICLA-2019) Inventory, Identification, and Analysis of Randai Performing Arts Elements for the Development of Minangkabau Theatrical Dance Tulus Handra Kadir1 1 Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia, (email), [email protected] ABSTRACT This article describes the inventory, identification and analysis of elements of Randai performing art for the development of the Minangkabau theatrical dance based on Randai in the context of developing the Minangkabau performing arts. The development of contemporary performing arts, Randai and Minangkabau dance are not able to compete with modern performing arts. On the other hand, Randai has elements of performance that can be used in the development of theatrical dance, as a new form of Minangkabau performing art that combines elements of Randai and dance in Minangkabau. It is expected to be able to keep abreast of developments of contemporary performing arts. Development is based on research conducted qualitatively (the first phase of research) and experimentally (the second phase of research). Qualitative research was used to inventory and analyze data of Randai performance who were unable to compete in the realm of contemporary performing arts as well as inventory and analyze data, especially the elements of the performance that will be used in the development of the Minangkabau theatrical dance. Experimental research was used to create innovative dance that refers to the results of the first phase of research. This research uses an interdisciplinary approach (sociology /anthropology of dance and music, theater, choreography/dance composition, as well as the artistic performances).
    [Show full text]
  • Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam
    UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENDESKRIPSIKAN RANGKIANG DISAMPING RUMAH GADANG DALAM MATA PELAJARAN BAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TIME TOKEN PADA SISWA KELAS VIII.1 SMPN 4 PASAMAN Tita Sulastri SMPN 4 Pasaman Email: [email protected] ABSTRACT Based on the learning outcomes of Class VIII.1 Pasaman Junior High School 4 in the BAM sub subject, describing the rangkiang beside rumah gadang, it was found that the student learning outcomes in BAM subjects were still very low. The average student learning outcomes are still below the KKM. The purpose of this study was to describe and obtain information about efforts to improve student learning outcomes in BAM sub subjects. Describe the rangkiang next to the rumah gadang through the cooperative learning model of Time Token Type in Class VIII.1 Pasaman Middle School 4 West Pasaman Regency. This research is a classroom action research. The research procedure in this study includes planning, action, observation and reflection. This study consisted of two cycles with four meetings. The research subjects consisted of 23 students of Class VIII.1 Pasaman 4 Middle School. Research data was collected using observation sheets and daily tests. Data is analyzed using percentages. Based on the results of the research and discussion that has been raised, it can be concluded that the cooperative learning model of Time Token Type can improve student learning outcomes in BAM sub subjects. Describe the addition of a traditional house in Pasaman 4 Middle School. Student learning outcomes from cycle I to cycle II. Student learning outcomes in cycle I was 52.84 (Enough) increased to 84.26 (Good) with an increase of 32.42%.
    [Show full text]
  • A Study of Minangkabau Tradisional Dance in Tanah Datar)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 301 Seventh International Conference on Languages and Arts (ICLA 2018) MINANGKABAU DANCE MOVEMENT BASED ON ABS-SBK VALUE (A Study of Minangkabau Tradisional Dance in Tanah Datar) Afifah Asriati1 and Desfiarni2 1 Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia, [email protected] 2Universitas Negeri Padang, Padang, Indonesia, [email protected] Abstract Minangkabau dance is now increasingly existing. It is used and functions in many formal and informal events, both government and traditional events in various forms of tradition, as well as creations. It is also performed by both men and women, either in acrobatic motion using magic or not. On the other hand, the alim ulama and cerdik pandai are active in implementing the Adat Basandi Syarak Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). This philosophy means culture should be based on religion and religion should be based on Al-Quran. This article aims to inventory the appropriate movements of the Minangkabau dance based on the ABS- SBK value. This research is a qualitative study using documentation and interviews as techniques for collecting data. It is concluded that some dances still use the element of magic which is contrary to the ABS-SBK value. Keywords: Minangkabau Dance, movement based, ABS-SBK value. Introduction Basically, a dance communicates cultural values that are espoused by its supporters and functions as cultural expressions (Asriati: 2000). Philosophically, cultural values are included in the traditional philosophy known as Adaik Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (culture should be based on religion and religion should be based on Qoran). This is commonly called ABS-SBK in Minangkabau.
    [Show full text]
  • The Invention of Martial Arts About the Journal
    ISSUE EDITORS Spring 2016 Paul Bowman ISSN 2057-5696 Benjamin N. Judkins MARTIAL ARTS STUDIES THEME THE INVENTION OF MARTIAL ARTS ABOUT THE JOURNAL Martial Arts Studies is an open access journal, which means that all content is available without charge to the user or his/her institution. You are allowed to read, download, copy, distribute, print, search, or link to the full texts of the articles in this journal without asking prior permission from either the publisher or the author. C b n d The journal is licensed under a Creative Commons Attribution- NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License. Original copyright remains with the contributing author and a citation should be made when the article is quoted, used or referred to in another work. Martial Arts Studies is an imprint of Cardiff University Press, an innovative open-access publisher of academic research, where ‘open-access’ means free for both readers and writers. cardiffuniversitypress.org Journal DOI 10.18573/ISSN.2057-5696 Issue DOI 10.18573/n.2016.10060 Martial Arts Studies Journal design by Hugh Griffiths MARTIAL issue 2 ARTS STUDIES SPRING 2016 1 Editorial Paul Bowman and Benjamin N. Judkins 6 The Seven Forms of Lightsaber Combat ARTICLES Hyper-reality and the Invention of the Martial Arts Benjamin N. Judkins 23 The Fifty-Two Hand Blocks Re-Framed Rehabilitation of a Vernacular Martial Art Thomas A. Green 34 The @UFC and Third Wave Feminism? Who Woulda Thought? Gender, Fighters, and Framing on Twitter Allyson Quinney 59 Ancient Wisdom, Modern Warriors The (Re)Invention of a Mesoamerican Warrior Tradition in Xilam George Jennings 71 Fight-Dancing and the Festival Tabuik in Pariaman, Indonesia and lemanjá in Salvador da Bahia, Brazil Paul H.
    [Show full text]