No: 63/ Tahun XXXII Desember 2019 ISSN 0251-5168

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

No: 63/ Tahun XXXII Desember 2019 ISSN 0251-5168 No: 63/ Tahun XXXII Desember 2019 ISSN 0251-5168 PUSAT PENELITIAN LIMNOLOGI-LIPI Warta Limnologi – No. 63/Tahun XXXII Desember 2019 1 DAFTAR ISI Warta Limnologi – No. 63/Tahun XXXII Desember 2019 WL Artikel Utama: Proses Biosorpsi untuk Dekontaminasi Logam Berat dalam Dewan Redaksi: Air Limbah: Mekanisme dan Prospek Aplikasinya di Masa Mendatang (Surat Keputusan Deputi IPK LIPI No. 33 /E/DK/2018) (Awalina Satya) …………………. 1 Banjir di DAS Batanghari dari Hadiid Agita Rustini Perspektif Limnologi (Hadiid Agita M. Suhaemi Syawal Rustini) ….…………………….… 10 Riky Kurniawan Yovita Lambang Isti Reverse Osmosis sebagai Alternatif Pengolahan Air Payau Menjadi Air Bersih (Eka Prihatinningtyas) …… 13 Alamat Redaksi: Puslit Limnologi-LIPI Peran Loka Alih Teknologi Cibinong Science Center Penyehatan Danau dalam Upaya Jl. Raya Jakarta Bogor Km 46 Meningkatkan Kesadaran Cibinong 16911-Bogor Lingkungan Masyarakat Danau Jawa Barat-Indonesia Maninjau (Tri Suryonoi) ………... 16 Telp. 021-8757071/ Fax. 021-8757076 Aplikasi DNA Barcode dalam E-mail: [email protected] Bioasesmen (Aiman Ibrahim) ….... 19 Penerbit: Bioremediasi dalam Akuakultur dan Puslit Limnologi-LIPI Peran Mikroba dalam Prosesnya (Dwi Febriyanti dan Tri Widyanto) …………………………………. 23 WARTA LIMNOLOGI : Warta Limnologi, ISSN 0251-5168, terbit 6 (enam) bulan sekali, Pemanfaatan Serangga Akuatik memuat makalah yang bersifat ilmiah semi populer, ulasan atau komentar, ringkasan hasil dalam Investigasi Forensik (Jojok penelitian mutakhir, informasi tentang Sudarso) ………………………... 28 Keteranganpenelitian, buku, Gambar majalah,/Cover seminar, :pelatihan, yang telah/akan dilakukan baik didalam Gambar cover : D. Tempe (M. S. Sekilas Warta …………..……....... 34 lingkungan P2L maupun diluar P2L, nasional danSyawal internasional.) MAKALAHLayout : Makalah : M. S. diketik Syawal dengan Microsoft Word, Times News Roman, Fonts 12, ukuran kertas A4, tepi kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, dengan jarak 1 spasi, dalam bahasa Indonesia sesuai dengan EYD. Untuk makalah ilmiah semi populer, minimum 1,5 halaman dan maksimum 3 halaman. Untuk ringkasan maksimum 1,5 halaman. Dari Redaksi Assalaamu’alaikum, Pembaca yang budiman, Alhamdulillaahi robbil'aalamiin, Warta Limnologi dapat kembali menjumpai para pembaca melalui edisi No. 63 Tahun XXXII. Artikel utama kali ini mengetengahkan suatu teknologi penyisihan ion logam dari air limbah yang dinilai setara dengan pengolahan yang mapan namun berbiaya tinggi. Pembaca dapat menyimak deskripsi singkat dan menarik mengenai biosorpsi dengan membaca artikel Dr. Awalina yang berjudul 'Proses Biosorpsi untuk Dekontaminasi Logam Berat dalam Air Limbah: Mekanisme dan Prospek Aplikasinya di Masa Mendatang'. Artikel selanjutnya Saudari Hadiid Agita Rustini mengenai 'Banjir di DAS Batanghari dari Perspektif Limnologi' mengangkat isu banjir yang bermanfaat bagi ekosistemnya. Artikel Saudari Eka Prihatinningtyas yang berjudul 'Reverse Osmosis sebagai Alternatif Pengolahan Air Payau Menjadi Air Bersih' memberikan informasi metode pengolahan air dengan kontaminan minimal. Saudara Tri Suryono, alumnus Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau yang telah kembali bertugas di Puslit Limnologi LIPI sejak 2019 menulis 'Peran Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau dalam Upaya Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Masyarakat Danau Maninjau', sementara Saudara Aiman Ibrahim menulis 'Aplikasi DNA Barcode dalam Bioasesmen'. Artikel selanjutnya berkenaan dengan limbah dan pengolahannya ditulis oleh Saudari Dwi Febriyanti dan Tri Widyanto dengan judul 'Bioremediasi dalam Akuakultur dan Peran Mikroba dalam Prosesnya'. Jojok Sudarso menyajikan artikel berjudul 'Pemanfaatan Serangga Akuatik dalam Investigasi Forensik'. Informasi diseminasi dan kerjasama penelitian Puslit Limnologi hingga akhir Desember 2019 disajikan secara apik oleh Dr. Luki Subehi, Saudara Aan Dianto, Saudari Imroatushshoolikhah dan Yovita Lambang Isti. Akhir kata, kami mengucapkan selamat membaca dan terima kasih atas partisipasi Bapak Ibu yang telah berkenan mengirim artikel untuk Warta Limnologi. Wassalaamu’alaikum. Dewan Redaksi PROSES BIOSORPSI UNTUK DEKONTAMINASI LOGAM BERAT DALAM AIR LIMBAH: MEKANISME DAN PROSPEK APLIKASINYA DI MASA MENDATANG ( Awalina Satya-Puslit Limnologi LIPI [email protected] 1. Pendahuluan nsur-unsur logam dan semi logam berperan penting dalam U keberlangsungan proses kehidupan mahluk hidup. Berbagai proses biokimia dalam sel mahluk hidup membutuhkan unsur-unsur logam esensial tersebut agar dapat berlangsung dengan semestinya. Akan tetapi keberadaan unsur-unsur logam esensial dalam jumlah yang berlebihan dalam sel justru akan berubah menjadi bersifat toksik bagi mahluk hidup. Toksisitas terjadi karena adanya pergantian ion-ion logam dari sisi pengikat alami (binding sites) pada permukaan membran sel melalui interaksi ligan (Bulgariu dan Gavrilescu, 2015; Pinto et al. 2011). Logam-logam masuk ke suatu lingkungan melalui berbagai jalur, salah satunya adalah dari kegiatan manusia. Kegiatan manusia menjadi faktor penyebab signifikan atas terjadinya peningkatan konsentrasi berbagai jenis logam di lingkungan. Sebagai contoh, air limbah dari berbagai jenis industri (yang berkaitan dengan logam) bila tidak terolah dengan baik akan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia maupun mahluk hidup lainnya jika langsung dibuang ke perairan umum. Risiko gangguan kesehatan manusia akan meningkat jika perairan umum tersebut merupakan sumber bahan baku air minum, atau budidaya perikanan (Chojnacka, 2010; Pettinato et al. 2015). Beberapa teknik remediasi untuk menyisihkan ion-ion logam dari air limbah sudah banyak digunakan mulai dari yang paling tradisional (fisiko-kimia) hingga yang terkini, yaitu bioremediasi. Contoh proses fisiko-kimia adalah pengendapan secara kimia, reverse osmosis, oksidasi/reduksi, elektrokimia dan filtrasi (Wang dan Chen, 2009). Teknik bioremediasi meliputi bioakumulasi, biosorpsi dan fitoremediasi. Bioremediasi disebut sebagai teknik yang ramah lingkungan, bebas dari polusi sekunder, dan berbiaya murah, sehingga menarik minat berbagai pihak untuk diimplementasikan pada instalasi pengolahan air limbah. Biosorpsi diprediksi sebagai teknologi yang paling potensial karena dinilai setara dengan teknik pengolahan yang sudah mapan tetapi berbiaya mahal, yaitu teknik ion-exchange (Naja dan Volesky, 2014). 2. Mekanisme dan Teknologi Biosorpsi Biosorpsi didefinisikan sebagai passive uptake bahan pencemar oleh material biologis yang sudah mati atau inactive melalui berbagai mekanisme fisiko-kimia. Mekanisme tersebut meliputi adsorpsi fisika, pertukaran ion, chelation, kompleksasi dan mikropresipitasi (Gambar 1). Proses tersebut berbeda karakteristiknya tergantung pada jenis biosorben yang digunakan. Jenis biosorben yang digunakan untuk proses penyisihan logam berupa padatan yang berasal dari makroalga, mikroalga, jamur, bakteri, limbah Warta Limnologi – No. 63/Tahun XXXII Desember 2019 1 pertanian, limbah industri, dan sebagainya. Biosorben-biosorben tersebut mampu secara efisien menyisihkan berbagai jenis logam. Umumnya publikasi internasional terkait biosorpsi hingga sepuluh tahun belakangan ini, masih membahas kapasitas penyisihan biosorben tertentu dalam sistem limbah cair sintetik yang terdiri atas logam tunggal (mono metallic) yang diamati pada kondisi laboratorium. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik mendasar interaksi biosorben tertentu dengan logam yang spesifik, serta untuk kemudahan dalam memodelkan/simulasi proses perpindahan logam dari larutan menuju permukaan biosorben. Interaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh pH, suhu, dan material terlarut lainnya. Gambar 1. Mekanisme bioakumulasi (kiri) dan biosorpsi (kanan) Sumber: Kumar et al. (2015). Keterangan : Me n+-ion logam, L-liquid (Me n++L adalah ion logam dalam larutan); Metal-ion transporters (yaitu NRAMP, CTR, ZIP dan FTR); Phytochelatin bio-synthesis pathway, PC complexes dan enzim yang terlibat dalam PC synthesis (GCS- glutamyl–cysteinyl synthase, GS- Glutathione synthase, PCS- phytochelatin synthase); AA-Amino Acids; OA-Organic Acids; LMW PC-MeC - Low Molecular Weight Phytochelatin Metal Ion Complexes; HMWPC-MeC-High MolecularWeight Phytochelatin Metal Ion Complexes; MTP - Metallothionein Protein; SA-surface adsorption; P- Precipitation; IE- Ion Exchange; CC- Complexation and Chelation dan PD- Passive diffusion Air limbah industri kemungkinan besar mengandung berbagai jenis logam, dengan demikian terjadi pula saling interaksi dan kompetisi antar logam untuk berikatan dengan sisi-sisi aktif pengikat logam pada permukaan biosorben. Penelitian biosorpsi terkait dengan sistem multi logam masih sangat jarang, apalagi yang terkait dengan air limbah sungguhan yang mengandung logam (real waste water). Hal ini tentu membuka peluang para peneliti untuk melaksanakannya agar diperoleh solusi inovatif dalam permasalahan kendala penyisihan logam dalam air limbah tersebut, terutama di Indonesia. Beberapa hasil penelitian dalam Tabel 1 menggunakan empat jenis biosorben dan reaktor biosorpsi batch maupun kolom fixed bed. Hasil yang diperoleh ternyata belum memuaskan, misalnya untuk menyisihkan Cr, Mn, Al, dan Fe yang terkandung dalam air limbah analisis logam-logam menggunakan instrumen Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Akan tetapi secara umum biosorpsi tetap sangat prospektif untuk digunakan dalam penyisihan logam- logam berat, mengingat bahwa studi pada tahun 2004-2013 tersebut masih berfokus hanya pada penggalian potensi biosorben untuk menyisihkan logam-logam. Para peneliti tersebut
Recommended publications
  • KAJIANILMIAHIKAN PELANGI {Marosatherina Ladigesi (Ahl 1936)} FAUNA ENDEMIK SULAWESI [Scientific Review of a Rainbow Fish {Marosa
    Berita Biologi 8(6) - Desember 2007 KAJIANILMIAHIKAN PELANGI {Marosatherina ladigesi (Ahl 1936)} FAUNA ENDEMIK SULAWESI [Scientific review of a rainbow fish {Marosatherina ladigesi (Ahl 1936)} an endemic fauna of Sulawesi] Renny Kurnia Hadiaty Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911; email13: [email protected] ABSTRACT Marosatherina ladigesi is one of the famous rainbow fish species from Sulawesi. This endemic fish species from Sulawesi is one of the Indonesian export commodity since more than 30 years ago. All of the export specimens come from the wild habitat. The anxiousness of the extinction of this species stated in the redlist of IUCN since 1994. Two field work of Maros Karst Project conducted in 2006, 2007 and an international expedition in 2007 showed the decreasing population of this species. The results of the three field trips showed the difficulties to get M. ladigesi in the streams. Taxonomical status and classification, coloration, sex dimorphism and distribution discussed. Kata kunci: Marosatherina ladigesi, endemik, langka, Sulawesi PENDAHULUAN Ikan Hias Indonesia (PIHI) menggunakan satu jenis Ikan Pelangi atau 'rainbow fish' sudah lama Pelangi Sulawesi, yaitu jenis Marosatherina ladigesi dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dinamai ikan sebagai logo dari organisasi tersebut. Pelangi karena pola warnanya yang menyerupai Ikan Pelangi Sulawesi sangat populer di pelangi. Ikan ini cukup populer di kalangan penggemar kalangan penggemar ikan hias di dunia, hasil pencarian ikan hias, karena mudah dipelihara dan harganya pun di situs internet diperoleh 2080 judul untukM ladigesi. tidak terlalu mahal. Ikan Pelangi yang beredar di Ironisnya, masyarakat yang tinggal di habitat asli ikan pasaran dalam negeri berasal dari Propinsi Papua.
    [Show full text]
  • Proquest Dissertations
    GENE FLOW & DISPERSAL AS FACTORS MEDIATING POPULATION DIVERGENCE, ADMIXTURE AND SPECIATION IN FISHES by RyanP Walter B.Sc, SUNY Brockport, NY, 2000 M.Sc, SUNY Brockport, NY, 2002 A Dissertation Submitted to the Faculty of Graduate Studies through the Great Lakes Institute for Environmental Research in partial fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Philosophy at the University of Windsor Windsor, Ontario, Canada 2009 © 2009 Ryan Walter Library and Archives Bibliotheque et 1*1 Canada Archives Canada Published Heritage Direction du Branch Patrimoine de I'edition 395 Wellington Street 395, rue Wellington OttawaONK1A0N4 Ottawa ON K1A 0N4 Canada Canada Your file Votre re'terence ISBN: 978-0-494-82070-4 Our file Notre reference ISBN: 978-0-494-82070-4 NOTICE: AVIS: The author has granted a non­ L'auteur a accorde une licence non exclusive exclusive license allowing Library and permettant a la Bibliotheque et Archives Archives Canada to reproduce, Canada de reproduire, publier, archiver, publish, archive, preserve, conserve, sauvegarder, conserver, transmettre au public communicate to the public by par telecommunication ou par I'lnternet, preter, telecommunication or on the Internet, distribuer et vendre des theses partout dans le loan, distribute and sell theses monde, a des fins commerciales ou autres, sur worldwide, for commercial or non­ support microforme, papier, electronique et/ou commercial purposes, in microform, autres formats. paper, electronic and/or any other formats. The author retains copyright L'auteur conserve la propriete du droit d'auteur ownership and moral rights in this et des droits moraux qui protege cette these. Ni thesis. Neither the thesis nor la these ni des extraits substantiels de celle-ci substantial extracts from it may be ne doivent etre imprimes ou autrement printed or otherwise reproduced reproduits sans son autorisation.
    [Show full text]
  • The Etyfish Project © Christopher Scharpf and Kenneth J
    ATHERINIFORMES (part 2) · 1 The ETYFish Project © Christopher Scharpf and Kenneth J. Lazara COMMENTS: v. 4.0 - 9 Dec. 2019 Order ATHERINIFORMES (part 2 of 2) Family BEDOTIIDAE Malagasy Rainbowfishes 2 genera · 16 species Bedotia Regan 1903 -ia, belonging to: Maurice Bedot (1859-1927), director of the Geneva Natural History Museum (where holotype of type species B. madagascariensis is housed) and editor of journal in which description appeared Bedotia albomarginata Sparks & Rush 2005 albus, white; marginatus, edged or bordered, referring to characteristic white marginal stripes on second dorsal fin and anal fin Bedotia alveyi Jones, Smith & Sparks 2010 in honor of Mark Alvey (b. 1955), Field Museum (Chicago, Illinois, USA), for his “tremendous” efforts to promote natural history research and species discovery during his tenure as Administrative Director of Academic Affairs Bedotia geayi Pellegrin 1907 in honor of pharmacist and natural history collector Martin François Geay (1859-1910), who collected type Bedotia leucopteron Loiselle & Rodriguez 2007 leukos, white; pteron, fin, referring to iridescent-white fin coloration particularly evident in adult male Bedotia longianalis Pellegrin 1914 longus, long; analis, anal, referring to more anal-fin rays (19) compared to the similar B. geayi (14-17) Bedotia madagascariensis Regan 1903 -ensis, suffix denoting place: Madagascar, where it (and entire family) is endemic Bedotia marojejy Stiassny & Harrison 2000 named for Parc national de Marojejy, northeastern Madagascar, type locality Bedotia masoala Sparks 2001 named for Masoala Peninsula of northeastern Madagascar, where this species appears to be endemic Bedotia tricolor Pellegrin 1932 tri-, three, referring to anal-fin coloration of adults, “three equal parallel bands: black, yellow, red, exactly reproducing the Belgian flag” (translation) Rheocles Jordan & Hubbs 1919 etymology not explained, presumably rheos, current or stream, referring to occurrence of R.
    [Show full text]
  • Status Taksonomi Iktiofauna Endemik Perairan Tawar Sulawesi (Taxonomical Status of Endemic Freshwater Ichthyofauna of Sulawesi) Renny Kurnia Hadiaty
    Jurnal Iktiologi Indonesia, 18(2): 175-190 DOI: https://doi.org/10.32491/jii.v18i2.428 Ulas-balik Status taksonomi iktiofauna endemik perairan tawar Sulawesi (Taxonomical status of endemic freshwater ichthyofauna of Sulawesi) Renny Kurnia Hadiaty Laboratorium Iktiologi, Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911 Diterima: 25 Mei 2018; Disetujui: 5 Juni 2018 Abstrak Perairan tawar Pulau Sulawesi merupakan habitat beragam iktiofauna endemik Indonesia yang tidak dijumpai di bagian manapun di dunia ini. Dari perairan tawar pulau ini telah dideskripsi 68 spesies ikan endemik dari tujuh familia, tergo- long dalam empat ordo. Ke tujuh familia tersebut adalah Adrianichthyiidae (19 spesies, dua genera), Telmatherinidae (16 spesies, empat genera), Zenarchopteridae (15 spesies, tiga genera), Gobiidae (14 spesies, empat genera), Anguilli- dae (satu spesies, satu genus), Eleotridae dua spesies, dua genera), dan Terapontidae (satu spesies, satu genus). Seba- gian besar spesies endemik di P. Sulawesi hidup di perairan danau (45 spesies atau 66,2%), 23 spesies hidup di perairan sungai. Spesies pertama yang dideskripsi dari P. Sulawesi adalah Glossogobius celebius oleh Valenciennes tahun 1837, spesimen tipenya disimpan di Museum Paris. Delapan spesies ditemukan pada abad 19, sampai sebelum kemerdekaan Indonesia telah ditemukan 29 spesies, setelah merdeka ditemukan 39 spesies di P. Sulawesi. Di awal penemuan spesies baru, spesimen tipe disimpan di museum luar negeri, namun sejak tahun 1990 dipelopori oleh Dr. Maurice Kottelat spesimen tipe disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi. Sampai saat ini spesimen tipe iktiofauna dari P. Sulawesi disimpan di 27 museum dari 11 negara di dunia, terbanyak di Ame- rika (8), Jerman (6), Swiss (3), Australia, dan Belanda (2), sedangkan di Austria, Jepang, Perancis, Singapura, Inggris, dan Indonesia masing-masing satu museum.
    [Show full text]
  • (Indonesian Journal of Ichthyology) Volume Nomor 20 3 Oktober 2020
    p ISSN 1693-0339 e ISSN 2579-8634 (Indonesian Journal of Ichthyology) Volume 20 Nomor 3 Oktober 2020 Jurnal Iktiologi Indonesia p ISSN 1693-0339 e ISSN 2579-8634 Terakreditasi berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No. 10/E/KPT/2019 tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2019 tertanggal 4 April 2019 Peringkat 2, berlaku lima tahun mulai dari Volume 19, Nomor 1, tahun 2019 Volume 20 Nomor 3 Oktober 2020 Dewan Penyunting Ketua : M. Fadjar Rahardjo Anggota : Agus Nuryanto Achmad Zahid Angela Mariana Lusiastuti Charles P.H. Simanjuntak Djumanto Endi Setiadi Kartamihardja Haryono Kadarusman Lenny S. Syafei Lies Emmawati Hadie Sharifuddin bin Andy Omar Teguh Peristiwady Alamat Dewan Penyunting: Gd. Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jln. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911 Laman: jurnal-iktiologi.org Laman: www.iktiologi-indonesia.org Surel: [email protected] Jurnal Iktiologi Indonesia (JII) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Masyarakat Iktiologi Indonesia (MII) tiga kali setahun pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. JII menyajikan artikel lengkap hasil penelitian yang berkenaan dengan segala aspek kehidupan ikan (Pisces) di perairan tawar, payau, dan laut. Aspek yang dicakup antara lain biologi, fisiologi, taksonomi dan sistematika, genetika, dan ekologi, serta terapannya dalam bidang penangkapan, akuakultur, pengelolaan perikanan, dan konservasi. Ikan pirik, Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 (Foto: Muhammad Nur) Percetakan: CV. Rajawali Corporation Prakata Jurnal Iktiologi Indonesia edisi akhir bobot dan faktor kondisi ikan pirik di daerah tahun 2020 berisikan 8 artikel. Artikel pertama aliran sungai Maros, Sulawesi Selatan. menguraikan tentang pengaruh madu terhadap Tiga artikel terkait dengan ikan budi daya kualitas sperma ikan botia yang ditulis oleh dipublikasikan pada edisi ini.
    [Show full text]
  • AACL Bioflux, 2020, Volume 13, Issue 4
    Length-weight relationship and condition factors of Matano medaka (Oryzias matanensis Aurich, 1935) in Towuti Lake, South Sulawesi, Indonesia 1Athira Rinandha, 2Sharifuddin Bin Andy Omar, 2Joeharnani Tresnati, 2Dewi Yanuarita, 2Moh. Tauhid Umar 1 Doctoral Program of Fishery Science, Postgraduate School, Hasanuddin University, Makassar, Tamalanrea, 90245, Indonesia; 2 Fishery Department, Faculty of Marine Science and Fishery, Hasanuddin University, Makassar, Tamalanrea, 90245, Indonesia. Corresponding author: S. B. A. Omar, [email protected] Abstract. Matano medaka (Oryzias matanensis) is an endemic fish in Towuti Lake, South Sulawesi. This study was aimed to determine the growth pattern and condition factors of Matano medaka. Samples were collected from November 2017 to October 2018. During the study 880 fish samples were obtained containing 410 males and 470 females. The total body length ranged 25-54 mm and weight ranged 1.04- 3.73 g. The result showed that the growth pattern for male and female were negative allometric with the condition factor ranging from 0.56-1.80. Key Words: allometry, condition factors, Oryzias matanensis, Matano medaka, Lake Towuti. Introduction. Indonesian waters are the home of the genus Oryzias, where you can find half of the species in the genus (Parenti 2008). However, high diversity in Indonesia has not been accompanied by the proper knowledge regarding these species (Fahmi et al 2018). Matano medaka Oryzias matanensis (Aurich 1935) is one of the several endemic fish in Matano Lake (Makmur et al 2007). The population is quite scarce in Matano Lake, but quite abundant in Towuti Lake. Lake Matano and Towuti Lake form a unified lake system, connected by Petea and Tominanga River (Nomosatriyo et al 2013).
    [Show full text]
  • Length-Weight Relationship and Condition Factor of the Celebes
    Length-weight relationship and condition factor of the Celebes rainbowfish Marosatherina ladigesi, endemic to the Maros karst region, South Sulawesi, Indonesia 1Sharifuddin B. A. Omar, 2Kariyanti, 1Dewi Yanuarita, 1Mohammad T. Umar, 2Yeni S. A. Lawi 1 Aquatic Resources Management Study Program, Hasanuddin University, Makassar, South Sulawesi, Indonesia; 2 Balik Diwa College of Marine Technology, Makassar, South Sulawesi, Indonesia. Corresponding author: S. B. A. Omar, [email protected] Abstract. Locally called beseng-beseng, Marosatherina ladigesi (Ahl 1936) is a rainbowfish endemic to the Maros karst region in South Sulawesi, Indonesia. The colorful > ladigesi male has become popular within ornamental fish hobbyists worldwide. However there is a lack of published information on the basic biological parameters of this species. This research aimed to determine the length-weight relationship and condition factors of two wild M. ladigesi populations. Sampling was carried out in two studies. In the first study, samples were collected 12 times at fortnightly intervals from October 2013 to March 2014. The fish were caught using a rectangular net (3 x 1m), 0.5 cm mesh size, from Bantimurung River (N = 338) and Pattunuang River (N = 331), both in Maros District. The samples were examined in the Fisheries Biology Laboratory, Hasanuddin University. The fish collected from Bantimurung river comprised 69 males and 269 females, while those from Pattunuang River comprised 88 males and 243 females. In the second study, samples were collected 8 times from July to October 2020. The number of samples obtained from the Bantimurung River was 206 individuals, while in the Pattunuang River no fish samples were obtained.
    [Show full text]
  • (Paratherina Striata Aurich) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN
    Potensi Rekrut Ikan Bonti-Bonti (Paratherina striata Aurich) .........., Sulawesi Selatan (Nasution, S.H., et al.) POTENSI REKRUT IKAN BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN Syahroma Husni Nasution1), Ismudi Muschsin2), dan Sulistiono2) 1)Peneliti pada Pusat Penelitian Limnologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong-Bogor 2)Staf Pengajar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan-Institut Pertanian Bogor, Bogor Teregistrasi I tanggal: 5 Maret 2010; Diterima setelah perbaikan tanggal: 16 Maret 2010; Disetujui terbit tanggal: 26 Maret 2010 ABSTRAK Ikan bonti-bonti (Paratherina striata) selain endemik, statusnya tergolong rawan punah (vulnerable species) dan hanya terdapat di Danau Towuti dan Danau Mahalona. Masyarakat di sekitar danau memanfaatkan ikan ini sebagai ikan konsumsi, ikan hias, dan bahan pakan hewan. Populasi ikan ini dikhawatirkan mengalami penurunan, diduga karena degradasi kualitas lingkungan dan penangkapan ikan yang cenderung intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi rekrut ikan bonti-bonti sebagai dasar pengelolaannya. Pengamatan dilakukan di Danau Towuti setiap bulan selama 12 bulan dari bulan Mei 2006-April 2007. Contoh ikan diperoleh menggunakan jaring insang eksperimental dengan ukuran mata jaring 0,625, 0,75, 1,0, dan 1,25 inci yang dioperasikan di lima stasiun (Tanjung Bakara; inlet Danau Towuti; Pulau Loeha; outlet Danau Towuti dan Beau). Potensi rekrut ikan dapat dilihat dari nisbah kelamin, diameter telur, fekunditas, dan indeks kematangan gonad. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nisbah kelamin total ikan bonti-bonti jantan dan betina 1,0:0,9. Fekunditas ikan bonti-bonti 818-6.051 butir. Diameter telur ikan bonti-bonti berkisar antara 0,01-1,50 mm. Nilai indeks kematangan gonad ikan bonti-bonti jantan dan betina paling tinggi dijumpai di stasiun II, masing-masing 3,96 dan 6,77%.
    [Show full text]
  • An Annotated Checklist of the Inland Fishes of Sulawesi 77-106 © Biodiversity Heritage Library
    ZOBODAT - www.zobodat.at Zoologisch-Botanische Datenbank/Zoological-Botanical Database Digitale Literatur/Digital Literature Zeitschrift/Journal: Bonn zoological Bulletin - früher Bonner Zoologische Beiträge. Jahr/Year: 2015 Band/Volume: 64 Autor(en)/Author(s): Miesen Friedrich Wilhelm, Droppelmann Fabian, Hüllen Sebastian, Hadiaty Renny Kurnia, Herder Fabian Artikel/Article: An annotated checklist of the inland fishes of Sulawesi 77-106 © Biodiversity Heritage Library, http://www.biodiversitylibrary.org/; www.zobodat.at Bonn zoological Bulletin 64 (2): 77–106 March 2016 An annotated checklist of the inland fishes of Sulawesi Friedrich Wilhelm Miesen1*, Fabian droppelmann1, Sebastian Hüllen1, renny Kurnia Hadiaty2 & Fabian Herder1 1Zoologisches Forschungsmuseum Alexander Koenig, Bonn, Germany 2Ichthyology Laboratory, Division of Zoology, Research Center for Biology, Indonesian Institute of Science (LIPI), Cibinong, Indonesia; E-mail: [email protected]; +49 (0)228 9122 431 Abstract. Sulawesi is the largest island of the Wallacea. Here, we present an annotated checklist of fish species record- ed in Sulawesi’s inland waters. We recognize a total of 226 species from 112 genera and 56 families. Gobiidae (41 species), Adrianichthyidae (20 species) and Telmatherinidae (19 species) are most species-rich, making up a total of 43% of the total species diversity. 65 species are endemic to Sulawesi’s freshwaters, including 19 Tematherinidae, 17 Adrianichthyi- dae, and 17 Zenarchopteridae. 44% of the inland fish fauna are obligate freshwater fishes, followed by euryhaline (38%) and amphi-, ana- or diadromous (29%) taxa. 65 species have been recorded from lacustrine environments. However, we stress that the data available are not representative for the island’s freshwater habitats. The fish species diversity of the spectacular lakes is largely explored, but the riverine ichthyofaunas are in clear need of further systematic exploration.
    [Show full text]
  • Species Compositions and Ecology of the Riverine Ichthyofaunas in Two Sulawesian Islands in the Biodiversity Hotspot of Wallacea
    MURDOCH RESEARCH REPOSITORY This is the author’s final version of the work, as accepted for publication following peer review but without the publisher’s layout or pagination. The definitive version is available at http://dx.doi.org/10.1111/jfb.12121 Tweedley, J.R., Bird, D.J., Potter, I.C., Gill, H.S., Miller, P.J., O'Donovan, G. and Tjakrawidjaja, A.H. (2013) Species compositions and ecology of the riverine ichthyofaunas in two Sulawesian islands in the biodiversity hotspot of Wallacea. Journal of Fish Biology, 82 (6). pp. 1916-1950. http://researchrepository.murdoch.edu.au/15914/ Copyright: © 2013 The Authors. It is posted here for your personal use. No further distribution is permitted. Journal of Fish Biology Species compositions and ecology of the riverine ichthyofaunas on two Sulawesian islands in the biodiversity hotspot of Wallacea --Manuscript Draft-- Manuscript Number: Full Title: Species compositions and ecology of the riverine ichthyofaunas on two Sulawesian islands in the biodiversity hotspot of Wallacea Short Title: Freshwater fish ecology in Sulawesi Article Type: Regular paper Keywords: adaptive radiation; ecology; endemic and native; riverine and lacustrine fish; Sulawesi; Wallacea Corresponding Author: James Richard Tweedley, BSc (Hons), MRes, Ph.D. Murdoch University Perth, Western Australia AUSTRALIA Corresponding Author Secondary Information: Corresponding Author's Institution: Murdoch University Corresponding Author's Secondary Institution: First Author: James Richard Tweedley, BSc (Hons), MRes, Ph.D. First Author Secondary Information: Order of Authors: James Richard Tweedley, BSc (Hons), MRes, Ph.D. David J Bird, Ph.D. Ian C Potter, Ph.D. Howard S Gill, Ph.D. Peter J Miller, Ph.D.
    [Show full text]
  • Preliminary Checklist of Sailfin Silversides (Teleostei: Telmatherinidae) in the Malili Lakes of Sulawesi (Indonesia), with a Synopsis of Systematics and Threats
    Verhandlungen der Gesellschaft für Ichthyologie Band 5, 2006, 139-163 Preliminary checklist of sailfin silversides (Teleostei: Telmatherinidae) in the Malili Lakes of Sulawesi (Indonesia), with a synopsis of systematics and threats Vorläufige Checkliste der Sonnenstrahlfische (Teleostei: Telmatherinidae) der Maliliseen Sulawesis (Indonesien), mit einer Übersicht zu Systematik und Bedrohung Fabian Herder1, Julia Schwarzer1, Jobst Pfaender1, Renny K. Hadiaty2, and Ulrich K. Schliewen3. 1 Sektion Ichthyologie, Zoologisches Forschungsmuseum Alexander Koenig, Adenauer- allee 160, D-53113 Bonn, Germany; [email protected] (corresponding author) 2 Ichthyology Laboratory, Division of Zoology, Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911, Indonesia 3 Department of Ichthyology, Bavarian State Collection of Zoology (ZSM), Münchhausenstr. 21, D-81247 München, Germany Summary: The ancient Malili Lakes in Sulawesi harbor an adaptive radiation of sailfin silversides (Teleostei: Atheriniformes: Telmatherinidae). This radiation is characterized by local endemism either to basins of Lakes Towuti, Mahalona and Lontoa (Wawontoa) or to that of Lake Matano, and by spectacular male color polymorphisms. Based on recent surveys, we report a previously unde- tected diversity of steam-dwelling Telmatherinidae, inhabiting a wide range of the lake system’s rivers and streams and additional adjacent catchments. We provide a preliminary checklist of Telm- atherinidae in the Malili Lakes system, including surrounding catchments, and add records of three yet undescribed lacustrine Telmatherina from Lake Matano. Distribution patterns of Lake Matano’s Telmatherina are provided in detail, based on eight sampling locations around the lake’s shoreline. Moreover, we record an increased number of color morphs in five known Telmatherina and summarize color polymorphisms of the species-flock.
    [Show full text]
  • Age Estimates for an Adaptive Lake Fish Radiation, Its
    Stelbrink et al. BMC Evolutionary Biology 2014, 14:94 http://www.biomedcentral.com/1471-2148/14/94 RESEARCH ARTICLE Open Access Age estimates for an adaptive lake fish radiation, its mitochondrial introgression, and an unexpected sister group: Sailfin silversides of the Malili Lakes system in Sulawesi Björn Stelbrink1*, Isabella Stöger2, Renny K Hadiaty3, Ulrich K Schliewen2 and Fabian Herder4 Abstract Background: The Malili Lakes system in central Sulawesi (Indonesia) is a hotspot of freshwater biodiversity in the Wallacea, characterized by endemic species flocks like the sailfin silversides (Teleostei: Atherinomorpha: Telmatherinidae) radiation. Phylogenetic reconstructions of these freshwater fishes have previously revealed two Lake Matano Telmatherina lineages (sharpfins and roundfins) forming an ancient monophyletic group, which is however masked by introgressive hybridization of sharpfins with riverine populations. The present study uses mitochondrial data, newly included taxa, and different external calibration points, to estimate the age of speciation and hybridization processes, and to test for phylogeographic relationships between Kalyptatherina from ancient islands off New Guinea, Marosatherina from SW Sulawesi, and the Malili Lakes flock. Results: Contrary to previous expectations, Kalyptatherina is the closest relative to the Malili Lakes Telmatherinidae, and Marosatherina is the sister to this clade. Palaeogeographic reconstructions of Sulawesi suggest that the closer relationship of the Malili Lakes radiation to Kalyptatherina might be explained by a ‘terrane-rafting’ scenario, while proto-Marosatherina might have colonized Sulawesi by marine dispersal. The most plausible analysis conducted here implies an age of c. 1.9 My for the onset of divergence between the two major clades endemic to Lake Matano. Diversification within both lineages is apparently considerably more recent (c.
    [Show full text]