Download This PDF File
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal_Pekommas_Vol._6_No._1,_April_2021:_83_–_93 . Implementasi Teori Komunikasi Krisis Situasional pada kasus Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui @pikobar_jabar Implementation of Situational Crisis Communication Theory on the Case of Covid-19 by the Government of West Jawa through @pikobar_jabar Rizkiya Ayu Maulida Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta Jl. RS Fatmawati No. 1, Pondok Labu, Jakarta Selatan 12450 [email protected] Diterima: 21 Nopember 2020 || Revisi : 14 April 2021 || Disetujui: 28 April 2021 Abstrak – Penelitian ini bertujuan menggali upaya komunikasi krisis yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menangani krisis Covid-19, melalui akun Instagram @pikobar_jabar. Menurut Situational Crisis Communication Theory (SCCT), ada dua fungsi komunikasi krisis, yaitu untuk memastikan keselamatan publik dan mengelola reputasi organisasi. Langkah komunikasi krisis yang dilakukan oleh organisasi menentukan reputasi organisasi pasca krisis. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi kualitatif, dengan obyek konten Instagram @pikobar_jabar pada periode Maret-Mei 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemda Jabar menggunakan akun Instagram @pikobar_jabar untuk menyebarluaskan instruksi mengenai penanganan Covid-19 sekaligus mempublikasikan kinerja yang dilakukan dalam mengatasi krisis tersebut. Akan tetapi, terdapat lebih banyak unggahan yang berisi instruksi dibanding publikasi kinerja. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa Pemda Jawa Barat lebih mengutamakan keselamatan publik dibanding reputasi institusi. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa dalam memberikan pesan instruktif, @pikobar_jabar menggunakan strategi persuasif, yang menggabungkan aspek logika, emotional, dan kredibilitas sumber untuk menciptakan perubahan perilaku. Kata Kunci: komunikasi krisis, komunikasi pemerintah, media digital, media sosial Abstract – This study aims to explore the crisis communication strategy of West Java Provincial Government on handling Covid-19 through the @pikobar_jabar Instagram account. According to SCCT, there are two functions of crisis communication, namely to ensure public safety and manage the reputation of the organization. This research was conducted using a qualitative content analysis method, where the researcher examined the content of Instagram @pikobar_jabar in the period of March-April 2020. The results showed that The West Java Regional Government used the Instagram account @pikobar_jabar to disseminate instructions on handling Covid-19 and at the same time publish their performance in overcoming the crisis. However, there are more posts contained instruction than performance publication. Hence, the West Java Regional Government prioritize public’s safety, rather than managing the image of their institution. In addition, researchers also found that in providing instructive messages, @pikobar_jabar used a persuasive strategy, which combines logical, emotional, and emotional aspects to create behavior changes. Keywords: crisis communication, government communication, digital media, social media PENDAHULUAN dimana mulai banyak informasi yang tidak benar yang tidak tersebar di masyarakat. Baru-baru ini muncul lagi Penyebaran virus Corona di berbagai wilayah di istilah infodemics. Menurut WHO (dikutip oleh dunia, termasuk di Indonesia, telah menimbulkan Departement of Global Communications, 2020), berbagai masalah baru. Masalah yang muncul tidak infodemics adalah suatu keadaan dimana terdapat hanya terkait dengan masalah kesehatan—segi informasi yang berlebihan, sehingga sulit untuk epidomologi dan virologi—akan tetapi berbagai mengidentifikasi informasi yang benar dan salah. masalah dari aspek kehidupan lain yang terpengaruh Pada situasi krisis, kebutuhan masyarakat akan oleh dampak Corona, seperti ekonomi, sosial, informasi semakin meningkat. Pasalnya, krisis keamanan dan juga informasi. Persebaran virus diikuti menimbulkan ketidakpastian yang apabila dibiarkan dengan masalah baru yang timbul dari segi informasi— doi: 10.30818/jpkm.2021.2060109 Implementasi Teori Komunikasi Krisis Situasional pada kasus Covid-19 … (Rizkiya Ayu Maulida) dapat menyebabkan kericuhan (Putra, 2008). Oleh kognitif dan afektif. Lavidge and Steiner (dalam Barry karena itu, peran pemerintah sangat penting dalam & Howard, 1990) mengenalkan konsep hierarki efek memberikan informasi yang akurat dan terpercaya, yang terdiri atas efek kognisi (pengetahuan), efek sehingga dapat dijadikan rujukan oleh masyarakat. afeksi (perasaan) dan efek konatif (tindakan). Tahap Menurut SCCT, ada dua jenis pesan yang paling rendah adalah efek kogisi, dimana audiens dikeluarkan oleh organisasi kepada publiknya pada berada pada tahap “mengetahui” mengenai pesan yang situasi krisis. Pertama, instruction information disampaikan, akan tetapi belum melakukan tindakan (informasi instruktif), yaitu pesan beisi instruksi yang apapun. Untuk dapat merubah perilaku audiens, maka bertujuan mencegah publik mengalami kerugian atau pesan yang disampaikan harus menyentuh sisi cedera secara fisik atau materiil akibat krisis tersebut. emosional audiens, karena apabila hanya menyentuh Kedua, adjusting information (informasi penyesuaian), sisi rasional maka tidak akan menggerakkan audiens informasi yang berfungsi untuk melindungi publik dari untuk mengubah perilakunya. Selain itu, itu, pesan kerugiaan secara emosional (Kim et al., 2011). yang disampaikan harus menggunakan komunikator Menurut Barton (dikutip W. Timothy Coombs yang memiliki kredibilitas dan pengaruh (2013, pp. 262–276), dalam melakukan kegiatan (persuasiveness) yang tinggi pada audiens, sehingga komunikasi krisis, hal pertama yang harus diperhatikan auidens mau mengikuti perubahan perilaku yang adalah keselamatan dari publik, melalui penyampaian ditawarkan. Komunikasi persuasive ini dijelaskan instructing information dan adjusting information. melalui Teori Retorika Aristoteles, yang menyebutkan Akan tetapi, untuk proyeksi jangka panjang adalah bahwa untuk menggerakkan audiens dibutuhkan tiga bagaimana reputasi dari organisasi tersebut setelah aspek, yaitu ethos (etika), pathos (emosi) dan logos terjadi krisis. Krisis dapat menaikkan ataupun (rational). Aspek ethos (etika) berkaitan dengan menurunkan reputasi organisasi. Dengan kata lain, kredibilitas sumber pesan (Venus, 2019, p. 109) kecakapan organisasi dalam mengatasi krisis Penanganan virus Corona di Indonesia, dilakukan berpengaruh terhadap reputasi organisasi tersebut pada dua level, yaitu pada level pemerintah pusat dan dalam jangka panjang. pemerintah daerah. Penanganan pada pemerintah pusat Pada krisis kesehatan, informasi yang disampaikan dikomandoi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan berkaitan dengan mengkomunikasikan resiko yang Covid-.19, yang terdiri dari anggota lintas kementerian akan dihadapi oleh masing-masing individu (risk seperti Kementerian Kesehatan, Badan Nasional perception). Menurut Hermin Indah Wahyuni(2020), Penanggulangan Bencana (BNBP), Kementerian Luar komunikasi yang dilakukan pemerintah terkait Covid- Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 19 terdiri dari komunikasi resiko, komunikasi krisis Kemenko PMK dan Kantor Staf Presiden RI. Pada dan komunikasi darurat (emergency communication). pemerintah daerah, penanganan dilakukan oleh Komunikasi yang dilakukan pada masa pandemic masing-masing kepala daerah, dengan membentuk merupakan perpaduan antara komunikasi krisis dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 komunikasi resiko, dimana komunikasi krisis Daerah. umumnya menyampaikan keadaan saat ini, sedangkan Konteks penelitian ini, yang menjadi organisasi komunikasi resiko menyampaikan konsekuensi adalah lembaga pemerintah, sedangkan publik adalah negative apabila tidak mengikuti anjuran yang masyarakat yang berada di bawah naungan lembaga disampaikan serta probabilitas seseorang dapat tertular pemerintah tersebut. Apabila lembaga pemerintah penyakit. Pada Covid-19, pemerintah memberi merupakan lembaga yang memiliki informasi yang berisi perkembangan terbaru mengenai pertanggungjawaban dengan skala nasional, maka penanganan Covid-19 sekaligus memberikan petunjuk publik adalah seluruh masyarakat Indonesia. dan anjuran agar masyarakat tidak tertular penyakit Sedangkan apabila pihak yang berperan sebagai publik tersebut. adalah masyarakat daerah, maka organisasi di sini Pesan mengenai resiko Covid-19 tersebut umumnya adalah pemerintah daerah. Pemerintah wajib bersifat persuasif, yaitu bertujuan merubah audiens, memberikan informasi kepada masyarakat terkait baik pada level sikap maupun perbuatan. Informasi penanganan krisis, sebagai usaha untuk mencegah yang disampaikan pada komunikasi persuasive kerugian yang lebih besar akibat krisis. umumnya berusaha menyentuh dua aspek, yaitu aspek 84 Jurnal Pekommas, Vol. 6 No. 1, April 2021: 83 - 93 Ada beberapa saluran komunikasi yang digunakan organisasi melalui media konvensional, dibandingkan oleh pemerintah dalam berkomunikasi dengan publik sosial media, karena informasi yang disampaikan lewat dalam penanganan krisis Covid-19,Pertama, media konvensional sudah melewati proses editing pemerintah menggunakan juru bicara yang akan berdasarkan standar jurnalisme, sehingga akurasi dan menyampaikan perkembangan penanganan kasus reliabilitas pesan yang disampaikan lebih terjamin (Liu Covid-19, dimana akan ditayangkan oleh media arus et al., 2011). Pada krisis yang berkepanjangan, seperti utama, baik media konvensional maupun media online. Covid-19, peran sosial media ini sangat penting karena Kedua, pemerintah menggunaan