MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (National Character Consruct Through Bahasa Indonesia Education)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SAWERIGADING Volume 17 No. 2, Agustus 2011 Halaman 157—168 MEMBANGUN KARAKTER BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA (National Character Consruct Through Bahasa Indonesia Education) Dendy Sugono Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur 13320, Kotak Pos 6259 Telepon (021) 4706288, 4894564, Faksimili 4750407 Laman: www.pusatbahasa.depdiknas.go.id; Pos-el: [email protected] Diterima: 7 Juni 2011; Disetujui 25 Juli 2011 Abstract The development of Indonesian society’s life attitude in the post-reformation era has made a lot of changes, including language, as the use of foreign language at schools having international and international pioneering standard. This phenomenon indicates that the use of bahasa Indonesia as language of unity has been shifted. Otherwise, the use of foreign language has become a tendency for the society nowadays. This will effect the attitude of society either mature persons or teenagers to neglect the national nobleness which has been shaped since the independence struggle. Character construct covers the basic strategy in overcoming those phenomena through educational system, especially the bahasa Indonesia education starting from the curriculum, methods, learning books, skills, personality, and reference. In addition, preparing dedicated profesional teachers should be necessity. Key words: education, bahasa Indonesia, national character construct Abstrak Dalam perkembangan peri kehidupan masyarakat Indonesia pascareformasi telah terjadi berbagai perubahan, termasuk di bidang bahasa, seperti: penggunaan bahasa asing di sekolah bertaraf internasional dan rintisan sekolah bertaraf internasional. Gejala tersebut merupakan indikasi bahwa ruang gerak penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan mengalami pergeseran. Sebaliknya, penggunaan bahasa asing makin memperoleh tempat dalam tatanan kehidupan masa kini. Fenomena seperti itu akan berdampak pada sikap sebagian masyarakat dewasa, kawula muda, dan sebagian kalangan pelajar untuk mengesampingkan nilai-nilai luhur bangsa, seperti karakter yang terbentuk pada masa perjuangan kemerdekaan. Pembangunan karakter merupakan strategi mendasar dalam mengatasi berbagai fenomena tersebut melalui sistem pendidikan, lebih khusus pendidikan bahasa Indonesia, mulai dari kurikulum, metode pembelajaran, buku ajar utama, buku pengayaan pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan referensi. Lebih penting lagi, penyediaan guru profesional yang berdedikasi pada profesi pendidik, dan pemberian keteladanan semua insan di sekolah. Kata kunci: pendidikan, bahasa Indonesia, membangun karakter bangsa 157 Sawerigading, Vol. 17, No. 2, Agustus 2011: 157—168 1.Pendahuluan (Presiden Republik Indonesia Pertama), sebagaimana diketahui, sebelum itu telah tumbuh 1.1 Latar Belakang dan berkembang karakter suku bangsa sebagai Pembahasan topik ini amat kompleks, bagian dari peradaban suku bangsa di kawasan pertama masalah bahasa Indonesia, kedua masalah nusantara ini. Peran bahasa Indonesia dalam bahasa daerah, ketiga keberagaman dalam pembangunan karakter bangsa itu makin kukuh masyarakat Indonesia, keempat pembentukan ketika bahasa Indonesia dinyatakan sebagai karakter bangsa kelima pendidikan bahasa bahasa negara (Pasal 36c Undang-Undang Dasar Indonesia. Masing-masing memiliki permasalahan Negara Republik Indonesia 1945). Selain sebagai yang kompleks, apalagi masalah karakter anak bahasa dalam menjalankan pemerintahan dan bangsa akan lebih kompleks karena akan kenegaraan, bahasa Indonesia menjadi bahasa menyangkut perilaku dan terkait dengan berbagai pengantar pendidikan bagi anak bangsa (Pasal 33 persoalan kehidupan dalam keberagaman Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang masyarakat Indonesia. Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 29 Undang Bahasa Indonesia bukan sekedar sarana -Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, komunikasi, bahasa itu telah terbukti mampu Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu menjadi media ekspresi (1) pernyataan sikap Kebangsaan). Kekuatan hukum itu memberikan politik identitas bangsa pada Kongres Pemuda amunisi kepada bahasa Indonesia untuk Kedua 28 Oktober 1928 yang menyatakan memainkan peran dalam pembangunan karakter pengakuan terhadap (i) satu tanah tumpah darah, bangsa bagi generasi pelapis melalui sistem tanah air Indonesia, (ii) satu bangsa, bangsa pendidikan. Untuk itu, pembahasan tulisan ini Indonesia, dan (iii) menjunjung bahasa persatuan, lebih ditekankan pada peran bahasa Indonesia bahasa Indonesia, serta (2) pernyataan dalam pembangunan karakter bangsa bagi siswa, kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945. sebagai generasi pelapis, melalui pendidikan Pernyataan sikap politik pada Sumpah Pemuda bahasa Indonesia di sekolah. Namun, sebelum tersebut mampu membangun sinergi kekuatan pembahasan pembangunan karakter bangsa persatuan merebut kemerdekaan dari melalui sistem pendidikan bahasa Indonesia, cengkeraman kolonialisme Barat.1 Sementara itu, dikemukakan terlebih dahulu latar belakang, pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia masalah, dan tujuan pembahasan. terbukti mampu memberi inspirasi membentuk Kini dalam perkembangan peri kehidupan persatuan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk masyarakat Indonesia telah terjadi berbagai melawan kolonialisme dan merebut kemerdekaan perubahan, terutama yang berkaitan dengan bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika maka tatanan baru kehidupan dunia dan perkembangan terbentuklah Konferensi Asia Afrika di Bandung ilmu pengetahuan serta teknologi—khususnya pada tahun 1955. Kekuatan bersama itu telah teknologi informasi—yang semakin sarat dengan melahirkan negara-negara baru di Asia dan Afrika. tuntutan dan tantangan globalisasi. Kondisi itu Sebagaimana paparan di atas, bahasa telah menempatkan bahasa asing pada posisi Indonesia memainkan peran dalam pencerdasan strategis yang memungkinkan bahasa itu kehidupan bangsa, perubahan menuju peradaban memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan maju, perjuangan kemerdekaan bangsa, dan memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia penyatuan berbagai pembentukan karakter (Sugono Peny.Utm., 2005). Keadaan itu telah bangsa. Maka, pendidikan bahasa Indonesia membawa perubahan gaya hidup dan perilaku memiliki peran strategis dalam membangun masyarakat dalam bertindak dan berbahasa. kecerdasan dan kepribadian anak bangsa, bahkan Jiwa kebersamaan telah tergeserkan oleh pada masa pascakemerdekaan bahasa Indonesia individualisme; interaksi sosial di tempat umum turut membentuk karakter sebagai bangsa telah kehilangan ruang. Misalnya, pusat belanja Indonesia yang bertumpu pada peradaban suku yang disebut pasar dahulu menjadi ruang interaksi bangsa. Ihwal pembangunan karakter bangsa sosial warga masyarakat. Kini ruang itu telah Indonesia dikumandangkan Ir. Soekarno berganti pasar modern (swalayan) yang kurang 158 Dendi Sugono: Meembangung Karakter Bangsa melalui Pendidikan Bahasa Indonesia memberi peluang terjadinya interaksi sosial, keilmuan dan dari kehidupan masa depan bangsa bahkan antara pembeli dan penjual/pemilik karena penulis buku akan beralih ke bahasa asing. barang dagangan pun tidak terjadi interaksi sosial. 2. (Bahkan, kaum ibu mengambil langkah ikut Gejala tersebut merupakan indikasi bahwa ruang kursus bahasa asing tersebut.) Padahal, bahasa gerak penggunaan bahasa Indonesia sebagai Indonesia dinyatakan sebagai bahasa persatuan bahasa persatuan mengalami pergeseran. dan bahasa nasional serta bahasa negara Sebaliknya, penggunaan bahasa asing makin (Moeliono, 2000) yang pada masa lalu memiliki memperoleh tempat dalam tatanan kehidupan peran strategis pada masa-masa perjuangan masa kini. Pembangunan pusat belanja, kemerdekaan dan pasca kemerdekaan dalam permukiman/apartemen, dan industri modern, pembentukan ke-Indonesia-an (lihat kembali serta ruang promosi telah memberi peluang paparan di atas). Pandangan itu memiliki alasan penggunaan bahasa asing, setidaknya dalam bahwa bahasa nasional dan bahasa negara yang pemberian nama permukiman/apartemen, pusat tidak digunakan sebagai bahasa pengantar belanja, merek dagang, dan iklan. Demikian juga, pendidikan akan kehilangan generasi penerus perkembangan teknologi informasi dan komukasi bahasa itu karena para penulis buku akan turut memperbesar peluang penggunaan bahasa meninggalkan bahasa Indonesia. asing. Bahkan, penggunaan bahasa itu telah Kalau di sekolah bahasa Indonesia tidak merambah ke pertemuan-pertemuan resmi digunakan sebagai sarana mempelajari ilmu dan (terutama kalangan muda), media elektronik teknologi, buku-buku ajar dan buku-buku (televisi) (Tobing, 2003), dan media luar ruang, pendukung tidak lagi menggunakan bahasa bahkan judul buku tertulis dalam bahasa asing Indonesia lalu untuk apa belajar bahasa Indonesia, walaupun di dalamnya berbahasa Indonesia. apalagi bagi generasi muda yang berbahasa ibu Dalam dunia pendidikan, penggunaan bahasa daerah. Mereka itu telah dapat berinteraksi bahasa makin memprihatinkan, bahasa ”gaul” sosial dengan bahasa ibu itu. Jadi, lengkaplah telah merambah ke ranah sekolah, bahkan kebutuhan akan sarana ekspresi dan komunikasi sejumlah sekolah--sekolah bertaraf internasional bagi mereka walaupun tanpa penguasaan bahasa (SBI) dan rintisan sekolah bertaraf internasional Indonesia. (RSBI)--telah menempatkan bahasa asing sebagai Penguasaan bahasa ibu (bahasa daerah bahasa pengantar pendidikan. Bukankah hal itu bagi sebagian besar penduduk Indonesia) memang bertentangan dengan Pasal 33 Undang-Undang masih tetap diperlukan, demi pelestarian kekayaan No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan budaya multilingual dan multikultural yang telah