Quo Vadis Pilkada Indonesia

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Quo Vadis Pilkada Indonesia QUO VADIS PILKADA INDONESIA Wira Atma Hajri Fakultas Hukum, Universitas Islam Riau email: [email protected] ABSTRAK A. Pendahuluan erdebatan mengenai pemilihan kepala daerah (pilkada) Berdasarkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) atau pemilihan kepala daerah adalah persoalan P secara langsung melalui rakyat adalah perdebatan klasik open legal policy, sehingga pemilihan langsung maupun tidak langsung adalah namun begitu “panasnya” ketika diangkat ke permukaan dari sama-sama pemilihan yang demokratis. masa ke masa yang sepertinya takkan pernah padam. Sering Karena itu, hal ini tidak perlu disoalkan. kali dipahami bahwa pilkada secara langsung melalui rakyatlah Hal yang perlu disoalkan adalah mengapa yang demokratis. Ketika diwacanakan atau dikembalikan pilkada pemilihan kepala daerah selama ini banyak ke DPRD seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang menghasilkan kepala daerah yang terlibat Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, kasus korupsi. dan Walikota, kemudian memunculkan reaksi dari berbagai pihak. Tak hanya masyarakat yang awam dengan konstitusi, Kata Kunci: Demokrasi Daerah, Election, demokrasi, dan politik, para legislator bahkan segelintir ahli-ahli Korupsi Hukum Tata Negara pun ikut terseret dalam arus perdebatan itu untuk anti dengan pilkada melalui DPRD. Dikatakan bahwa ABSTRACT andaikata pilkada melalui DPRD adalah sebagai bentuk kemunduran demokrasi, “sekarat” daulat rakyat, bahkan ada Based on Article 18 Paragraph (4) of the yang mengatakan pemilihan yang tidak demokratis. 1945 Constitution, the election of regional heads is a matter of open legal policy, so Tulisan ini dimulai dengan telaah Penulis mengenai frasa that direct or indirect election is the same ”dipilih secara demokratis” dalam Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945. democratic election. Therefore, this does not Penulis tidak hanya menelaahnya dari sisi keinginan disigner need to be disputed. The thing that needs to pasal itu (original intent), tetapi juga Penulis telaah dari sisi be addressed is why the election of regional teori demokrasi. heads so far resulted in many heads of Setelah itu, Penulis membawa pembaca bahwa di alam regions involved in corruption cases. mana seharusnya perdebatan itu kita hidupkan dari masa Keywords: Local Democracy, Election, ke masa yang kemudian membawa perubahan yang berarti Corruption sebagai implikasi dari sistem pilkada yang ideal. Sebab selama ini perdebatan yang muncul adalah perdebatan yang sama sekali tidak menyentuh alam substansial sistem pilkada itu sendiri. Dan lagi-lagi kepala daerah yang terpilihpun adalah kepala daerah “predator”. Mereka wakil, tapi sama sekali tidak mewakili. Andaipun terpilih kepala daerah yang baik, mereka itu adalah anomali dalam produk demokrasi. UIR Law Review Volume 01, Nomor 02, Oktober 2017 173 Wira Atma Hajri . QUO VADIS PILKADA INDONESIA B. Pembahasan Pertanyaan tersebut dijawab oleh Ali Hardi Kiaidemak dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Latar Belakang Perumusan Pasal 18 Ayat (4) UUD dengan jawaban setuju untuk memilih alternatif 2, 1945 yaitu: “Gubernur, bupati, dan walikota dipilih secara Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945 menyebutkan bahwa: langsung demokratis yang selanjutnya diatur dalam “Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing undang-undang”. Lebih lanjut, Ali Hardi mengatakan sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten bahwa fraksinya sependapat dengan alternatif 1 yang dan kota dipilih secara demokratis”. Lahirnya berbunyi: “Bupati, walikota dipilih dalam pemilihan Pasal 18 Ayat (4) ini tidak semudah membalikkan umum lokal yang selanjutnya diatur dalam Undang- telapak tangan. Ia lahir melalui perdebatan yang Undang”.3 begitu panjang. Bahkan Pasal 18 Ayat (4) ini pernah Berikut ini beberapa pandangan anggota MPR ditunda pembahasannya untuk beberapa saat. Hal lainnya yang menarik untuk kita simak. ini dikarenakan karena perdebatan yang berlarut- larut seperti pernyataan Jakob Tobing dari Fraksi a. M. Hatta Mustafa dari Fraksi Partai Golkar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang terekam mengatakan bahwa:4 1 berikut ini: “Pemilihan langsung ini tempo hari memang Saya tawarkan bagaimana kalau ini begini dulu. dikaitkan juga dengan pemilihan Presiden secara Begini dulu kita ke bab berikut, dan bab berikutnya langsung itu sebetulnya. Tadinya begitu. Tapi, saya rasa kita sudah mengenai Undang-Undang kalau pengertian dipilih secara demokratis itu Dasar, apa masih ada rasanya satu, Pak, satu lagi, bisa juga nanti secara langsung ataupun tidak pemerintah daerah itu masih ada ya? Iya, 2 ayat. langsung itu berarti alternatif 2 juga bisa diterima. Yang satu itu diurai mengenai kewenangannya. Tetapi pengertian demokratis itu kan bisa secara Jadi ini pemerintah pusat memberikan otonomi langsung dan terbuka, tergantung undang- yang luas, tapi disebutkan kecuali ini, ini, dan undang-nya. Kalau misalnya pengertiannya begitu bidang lain yang diatur undang-undang. Dan barangkali juga kita bisa menerima alternatif 2”. alternatif kedua tidak usah diatur begini, toh Lebih lanjut Hatta mengatakan:5 nanti ada undang-undang-nya, begitu. Apakah ada tanda-tanda bahwa ini bisa menjadi satu “Karena sekarang ini undang-undang sudah alternatif, begitu? menyatakan gubernur dan wakil gubernur, bupati, wakil bupati itu dipilih secara paket di dalam di Perdebatan yang berlarut-larut itu tidak terlepas DPRD Tingkat 1 itu. Jadi kalau pengertiannya dari adanya dua alternatif pilkada untuk mengisi Pasal demikian juga, artinya demokratis itu demikian 18 Ayat (4) itu. Berikut pernyataan Jakob: bisa langsung dan tidak langsung, tetapi dalam pengertian paket itu barangkali bisa. Karena ini, “Dipilih secara demokratis yang pelaksanaannya tidak ada penjelasan, tidak penjelasan Undang- diatur dalam undang-undang, salah satu alternatif Undang Dasar kita itu tidak bisa menjelaskan yang mungkin adalah pemilihan langsung di apa-apa. Jadi, sebaiknya itu jelas”. samping pemilihan oleh DPRD. Atau pemilihan b. Alimarwan Hanan dari Fraksi Partai Persatuan berdasarkan cara lain yang dianggap demokratis. 6 Apakah kita bisa memilih alternatif 2, bisa, belum. Pembangunan mengatakan bahwa: Tenang lagi dengan muka dingin, belum. Pak Ali “Sebagaimana pada waktu the founding fathers Hardi. ”.2 kita menyusun Undang-Undang Dasar. Terkenal dengan situasi kebatinan pada waktu mereka menyusun Undang-Undang Dasar. Suasana, saya 1 Risalah Rapat Sinkronisasi PAH I BP MPR, 17 Juli 2000, dalam Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 3 Ibid. Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 4 Ibid. , hlm. 1250-1251. Jakarta, Konstitusi Pers, 2010, hlm. 1263. 5 Ibid. , hlm. 1252. 2 Ibid. , hlm. 1250. 6 Ibid. 174 UIR Law Review Volume 01, Nomor 02, Oktober 2017 Wira Atma Hajri . QUO VADIS PILKADA INDONESIA takut itu nanti tertambah begitu saya rubah “Saudara Pimpinan Fraksi kami dari awal, yang situasi. Lalu pada suasana ini pun. Ada sesuatu menyangkut Presiden itu mengusulkan Presiden yang mempengaruhi kita di dalam rangka itu dipilih langsung. Dengan bermacam-macam memilih alternatif perumusan-perumusan ini. varian yang akhirnya di Anyer tidak tersepakati. Sekedar untuk diketahui kita bersama dan telah Sepintas lalu yang menyangkut Bupati dan diketahui. Berbagai ekses dari pemilihan dan Gubernur ini, Gubernur, Bupati dan Walikota, sistem Perundang-undangan kita tentang Undang dengan rumusan secara demokratis memang Undang Otonomi Daerah ini. ternyata sudah dimungkinkan ada 2, hal baik secara langsung sangat dirasakan oleh semua. Dan, akibatnya itu maupun melalui DPRD, tetapi tidak bisa menjamin yang paling fatal yang terkenal dengan money bahwa bunyi alternatif 2 itu seperti itu. Jadi politic sekarang, karena undang-undang yang saya condong, karena tidak bisa ada jaminan sekarang itu pun digunakan secara bias oleh sedangkan fraksi kami mengusulkan itu dipilih berbagai daerah. Pengertian dengan suara langsung, ya seperti ini saja terima kasih”. terbanyak dan dianggap itu demokratis ternyata diterjemahkan oleh berbagai daerah ada yang f. Valina Singka Subekti dari Utusan Golongan 10 menterjemahkan arti terbanyak itu mayoritas, ada mengatakan bahwa: yang terbanyak itu tidak perlu mayoritas. Suasana ”Saya berpendapat bahwa sebetulnya soal kebatinan inilah yang harus kita rumuskan untuk keinginan untuk melakukan pemilihan bupati atau tidak mengulangi lagi kejadian ini. Pilihan itulah gubernur secara langsung atau tidak langsung, yang harus kita lakukan pilihan sekarang. Kami itu punya korelasi dengan soal perubahan sistem mengerti seandainya suasana itu akan dapat yang akan kita lakukan. Jadi, dalam satu kerangka terjamin dengan alternatif ke-2, ya mari monggo besar. Jadi, bukan sesuatu yang parsial sifatnya. begitu. Tetapi, kalau itu tidak akan banyak Jadi, makanya pembahasannya itu tidak boleh terjamin dalam mengatasi ini dengan alternatif setengah-setengah, dipisahkan antara soal dari ke-2 maka, ya sebagaimana kami sampaikan kami mulai soal sistem pemilihan umum kemudian menawarkan alternatif pertama, begitu”. sistem pemilihan Presiden, juga dengan soal c. Anthonius Rahail dari Fraksi Kesatuan Kebangsaan keinginan untuk melakukan pemilihan langsung atau tidak langsung soal bupati dan gubernur, Indonesa mengatakan bahwa:7 karena memang ini satu kaitan. Kalau kita “Oleh karena itu kami mengusulkan yang pertama ingin melakukan satu perubahan sistem, kita di mana gubernur, bupati, dan walikota itu ingin melakukan semua dalam satu kerangka dipilih secara langsung. Saya yakin dan percaya, pemilihan langsung mulai dari sistem Pemilu- bahwa sudah cukup
Recommended publications
  • The Role of Strategic Alliances Between Ngos and the Local Media in Making Health Services Responsive to the Poor in Makassar Ci
    The Role of Strategic Alliances between NGOs and the Local Media in making Health Services responsive to the Poor in Makassar City, South Sulawesi Province, Indonesia International Institute for Democracy and Electoral Assistance (International IDEA) Darmawan Triwibowo* *This paper was prepared by Darmawan Triwibowo, and was a part of International IDEA’s Democracy and Development programme work in 2011. This document was selected as a contribution to stimulate debate on and increase knowledge about the impact of democratic accountability on services. © International Institute for Democracy and Electoral Assistance 2012 The International Institute for Democracy and Electoral Assistance (International IDEA) publications are independent of specific national or political interest. Views expressed in this publication do not necessarily represent the views of International IDEA, its Board or its Council members. 2 Contents 1. Background ....................................................................................... 4 2. The role of the mass media in promoting accountability .............. 4 3. Makassar: A strategic alliance between NGOs and the local media ......................................................................................... 6 4. Key factors influencing effective accountability mechanisms .... 12 5. Conclusions ..................................................................................... 22 3 1. Background Decentralization has become one of the key features of Indonesia’s democratization process since 1999.
    [Show full text]
  • Kepemimipinan Politik Danny Pomanto Di Kota Makassar Skripsi Program Studi Ilmu Politik Departemen Ilmu Politik Dan Ilmu Pemerin
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Hasanuddin University Repository KEPEMIMIPINAN POLITIK DANNY POMANTO DI KOTA MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Gelar Sarjana Ilmu Politik pada Departemen Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Disusun oleh: Olan Nur Rakhmat Johansyah E111 12 251 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016 KATA PENGANTAR Segala puji serta dengan penuh rasa syukur yang dalam, penulis memanjatkan doa yang tiada henti-hentinya kepada Allah SWT, pencipta langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, pemilik kesempurnaan, meliputi segala ilmu pengetahuan serta kuasa yang tiada batas kepada penulis, serta sholawat dan salam selalu senantiasa tercurahkan dari hati yang paling dalam kepada Nabiullah Muhammad SAW sebagai pembawa cahaya serta petunjuk kepada seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Sehubungan dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa bimbingan, arahan serta dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak sulit rasanya untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, melalui penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada berbagai pihak yang telah mengarahkan dan memberikan semangat kepada penulis, antara lain kepada: 1. Buat kedua orang tua penulis, sebagai penyemangat hidup di dunia ini, yang sangat penulis cintai dan sayangi, Ayah Johansyah Mansyur dan Ibu Indar Arifin yang telah mencurahkan seluruh kasih sayang, cinta dan pengorbanan keringat dan air mata. Untaian doa serta pengharapan tiada henti, yang hingga kapan dan dimanapun penulis tidak akan iv bisa membalasnya.
    [Show full text]
  • Conference Series
    Governance and Poverty: The Governance Crisis of The Local Government Gregorius Sahdan1 {[email protected]} STPMD "APMD" Yogyakarta1 Abstract: This paper departs from the problem that poverty and corruption are still the biggest problems in the governance of local government in Indonesia. Since the reformation in 1998, the government has carried out various agendas to encourage the transformation of local governance both through changes in institutional models of local governance from institutional models that are rich in poor structure functions to a more streamlined institutional model. Local governments also through legislation products on local government, have been encouraged to carry out bureaucratic reform and even the Permenpan No.11 of 2015 concerning the Road Map of Bureaucratic Reform has explicitly had a road map for bureaucratic reform as a key agenda for improving local governance, but so far the results have not had an impact on reducing corruption which impedes the realization of public welfare. Poverty remains a ghost that surrounds the administration of local government in Indonesia. The question posed in this paper is "how are local governance in Indonesia? To what extent does the influence of local governance in Indonesia affect poverty and corruption reduction? The results of the study show that local governance has not been fully implemented in accordance with the 1998 reform agenda, especially in combating corruption and poverty. These findings indicate that our local governance is still facing a crisis, has not been able to eradicate poverty and corruption. Keywords: Governance, Governance Crisis, Local Government, Poverty 1 Introduction Decentralization having been carried out since 2001 and local leaders election (Pilkada) which have been carried out since 2005 do not always contribute to the better initiatives of the local governance.
    [Show full text]
  • Melawan Korupsi Dari Aceh Sampai Papua
    Kata Pengantar Melawan Korupsi Dari Aceh Sampai Papua 10 Kisah Pemberantasan Korupsi di Indonesia Kata Pengantar Melawan Korupsi Dari Aceh Sampai Papua 10 Kisah Pemberantasan Korupsi di Indonesia Melawan Korupsi dari Aceh sampai Papua Melawan Korupsi: Dari Aceh sampai Papua 10 Ksah Pemberantasan Korups d Indonesa Hak Cpta © Kemtraan bag Pembaruan Tata Pemerntahan d Indonesa Pertama kal dterbtkan oleh Kemtraan bag Pembaruan Tata Pemerntahan d Indonesa, Aprl 2006 Jl. MH Thamrn Kav.9, Jakarta 10350 Telp. [61 21] 3902566, 3902626 Fax [62 21] 2302933, 2303924 www.kemtraan.or.d Editor: Dadang Trisasongko, Sofie Arjon Schuette, Veven Sp. Wardhana Assten Edtor: Inda Loekman Ilustras & dsan sampul: Muhammad Syafuddn (Ifoed) Percetakan: PT Penebar Swadaya ISBN: 979-99791-8-8 Kata Pengantar Daftar Isi 1. Kata Pengantar (H.S. Dllon, Kemtraan bag Pembaruan Tata Pemerntahan d Indonesa) ................ v 2. Pendahuluan (Bambang Widjojanto, Kemitraan bagi Pem- baruan Tata Pemerntahan d Indonesa) ........................ v 3. Menguak Korupsi di Daerah Konflik (Akhiruddin Mahjuddin, GeRAK) ................................... 2 4. Bola Salju bagi Korupsi di Sulawesi Selatan (Elyas Joseph, LBHP2) ...................................................... 36 5. Konfrontas Menguak Bau Busuk d KPU (Arf Nur Alam, FiTRA) ................................................... 68 6. Koals Antarumat Beragama Melawan Korups (Isnan Mualldn, LP3 UMY) .......................................... 98 7. Ketka Ka Mengontrol Anggaran Daerah (A.S. Burhan, P3M) ............................................................
    [Show full text]
  • 45173-EN-Fighting-Corruption-From-Aceh-To-Papua-10-Stories-On-Corruption-Eradication-In-I.Pdf
    Introduction Fighting Corruption From Aceh To Papua 10 Stories on Corruption Eradication in Indonesia i Fighting Corruption: From Aceh To Papua Fighting Corruption: From Aceh to Papua 10 Stories on Combating Corruption in Indonesia Copyright © Partnership for Governance Reform in Indonesia First Edition issued By the Partnership for Governance Reform in Indonesia, April 2006 Jl. MH Thamrin Kav.9 Jakarta 10350, Indonesia Telp. [61 21] 3902566, 3902626 Fax [62 21] 2302933, 2303924 www.kemitraan.or.id Editor of English version: Sofie Arjon Schuette Editor of Indonesian version: Dadang Trisasongko, Veven Sp. Wardhana, Sofie Arjon Schuette Assistant Editor: Inda Loekman Translation: James Boyd Illustration & cover design: Muhammad Syaifuddin (Ifoed) Printing Company: PT Penebar Swadaya ISBN: 979-99791-7-X ii Introduction Table of Contents 1. Foreword (H.S. Dillon, Executive Director, Partnership for Governance Reform in Indonesia) ............................... v 2. Introduction (Bambang Widjojanto, 3artnership for Governance Reform in Indonesia) ....................................... vii 3. Uncovering Corruption in Aceh (ANhiruddin 0ahMuddin,GeRA.) ........................................ 2 4. Anticorruption Snowball in South Sulawesi (Elyas Joseph, LBHP2i) .......................................................... 36 5. Something Rotten in the KPU (Arif Nur Alam, Fitra) ............................................................ 68 6. Interfaith Coalition Against Corruption (Isnaini Muallidin, LP3 UMY) ............................................
    [Show full text]
  • Jeneberang River Basin Management Capacity
    JENEBERANG RIVER BASIN MANAGEMENT CAPACITY Establishing of a Public Corporate in South Sulawesi Province in INDONESIA: Assessment and Stakeholders’ Participation PANDU SW. AGENG KTH Chemical Engineering and Technology Master of Science Thesis Stockholm 2005 PANDU SW. AGENG JENEBERANG RIVER BASIN MANAGEMENT CAPACITY ESTABLISHING OF A PUBLIC CORPORATE IN SOUTH SULAWESI PROVINCE IN INDONESIA: ASSESSMENT AND STAKEHOLDERS’ PARTICIPATION Master of Science Thesis STOCKHOLM 2005 PRESENTED AT INDUSTRIAL ECOLOGY ROYAL INSTITUTE OF TECHNOLOGY TRITA-KET-IM 2005:24 ISSN 1402-7615 Industrial Ecology, Royal Institute of Technology Stockholm 2005 www.ima.kth.se Pandu SW. Ageng Master Thesis Disasters have spread throughout the land and sea, because of what the people have committed. He thus lets them taste the consequences of some of their works, that they may return (to the right works). Al-Furqan, 30 : 41 For my loving parents, Maria and Soenarto "When planning for one year, there's nothing better than planting grain, When planning for ten years, there's nothing better than planting trees, When planning for a lifetime, there's nothing better than planting men". Guanzi, (551 - 479 BC) i Jeneberang River Basin Management Capacity Pandu SW. Ageng Master Thesis Acknowledgement Firstly, I would like to thank to my supervisor, adjunct, Larsgöran Strandberg for his valuable guidance and precious advice during work. I also wish to express my special gratitude to director of studies, Nils Brandt, for input on the research methodology. My sincere gratitude goes to all people that provided me with important information, valuable explanation and helpful discussion during the fieldwork in Jakarta and Makassar, Indonesia: Bambang Hargono and Subandi from Proyek Induk (Jeneberang River Basin Development Project); Toshio Katayama, Agnes (JICA-CTI); Rina Agustin, the Ministry of Settlement and Regional Infrastructure (KIMPRASWIL); Makassar Major Mr.
    [Show full text]
  • Harmin Hatta P1400211010
    TESIS PENGARUH FAKTOR ISU “PUTRA DAERAH” DAN ASPEK ORGANISASI DALAM KOMUNIKASI KAMPANYE PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013 DI KABUPATEN ENREKANG The Influence of the Factor of “Local Son ” Issue and Organizational Aspects In Campaign Communication Of Governor and Vice Governor Election of South Sulawesi Province in 2013 in Enrekang Regency HARMIN HATTA P1400211010 PROGRAM PASCASARJANA KOMUNIKASI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 PENGARUH FAKTOR ISU “PUTRA DAERAH” DAN ASPEK ORGANISASI DALAM KOMUNIKASI KAMPANYE PADA PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2013 DI KABUPATEN ENREKANG Tesis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Magister Program Studi Ilmu Komunikasi Disusun dan diajukan oleh HARMIN HATTA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 ii HALAMAN PENGESAHAN Judul :Pengaruh Faktor Isu “Putra Daerah” Dan Aspek Organisasi Dalam Komunikasi Kampanye Pada Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Di Kabupaten Enrekang Nama : Harmin Hatta N.P.M. : P1400211010 Program Studi : Ilmu Komunikasi Konsentrasi : Studi Media dan Dinamika Politik Makassar, Desember 2013 Menyetujui Komisi Penasehat Ketua Anggota Prof. Dr. H. M. Tahir Kasnawi, SU Dr. H. M. Iqbal Sultan, M.Si NIP. 19480915 197803 1 001 NIP. 19631210 199103 1 002 Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Prof. Dr. H. Hafied Cangara, M.Sc. NIP. 19520412 197603 1 017 iii KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN PROGRAM PASCASARJANA Kampus Unhas Tamalanrea, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Telp. (0411) 585034, 585036 Fax. (0411) 585868 Makassar 90245 http://pasca.unhas.ac.id PERNYATAAN KEASLIAN TESIS Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Harmin Hatta NomorPokok :P1400211010 Program Studi : Ilmu Komunikasi Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.
    [Show full text]
  • Analisis Pengelolaan Lorong Garden (Longgar) Dikota Makassar
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Hasanuddin University Repository ANALISIS PENGELOLAAN LORONG GARDEN (LONGGAR) DIKOTA MAKASSAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Ilmu Pemerintahan Oleh DEWI SARTIKA S. E12113502 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 i ii iii KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dzat pemilik alam semesta serta segala kehidupan dan kematian didalamnya. Pantaslah kita untuk senantiasa memuja dan memuji kebesaran serta keagungan-Nya. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Ilahi ditiap aktivitas keseharian kita. Allahumma Shalli Alasayyidina Muhammad Waala Alihi Wasahbihi Wasallim, shalawat dan salam teriring kehadirat Rasulullah SAW. Pemimpin terbaik yang menginsipirasi peradaban manusia, sosok revolusioner sejati yang telah mengantarkan kita dari zaman jahiliyah ke kehidupan yang bernafaskan Islami dan penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga beliau, para sahabat dan pengikutnya senantiasa mendapat tempat istimewa disisi Allah SWT. Amin. Rasa syukur yang mendalam penulis sampaikan atas selesainya penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Maros” sebagai salah satu syarat penyelesaian studi guna memperoleh gelar sarjana (S1) pada jurusan Ilmu Politik Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
    [Show full text]