Swasembada Lumbung Pangan Dunia 2045
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Swasembada Pangan merupakan keniscayaan bagi negara Indonesia yang jumlah penduduknya diprediksi akan mencapai 318 juta jiwa dalam dua dekade ke depan. Pemerintah telah mempunyai pengalaman dan kinerja yang berharga dalam pembangunan pangan dan pertanian selama lima dasawarsa. Pengalaman dan kinerja tersebut akan menjadi dasar kuat untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia tahun 2045. Buku “Sukses Swasembada Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045” ini menguraikan identikasi permasalahan kunci dalam membangun pertanian, khususnya pangan, rencana strategis, kebijakan dan program, pengembangan kawasan pangan, pengelolaan impor dan promosi ekspor pangan, serta program khusus menyejahterakan keluarga petani dalam mendukung swasembada pangan dan lumbung pangan dunia tahun 2045. Buku ini memuat sembilan bagian pokok, yaitu: (1) butir-butir pemikiran mewujudkan kedaulatan pangan; (2) diagnosis permasalahan dan bench marking; (3) rencana strategis Lumbung Pangan Dunia 2045; (4) kebijakan program inti; (5) program pengembangan kawasan; (6) program wilayah perbatasan dan penyangga kota besar; (7) program kesejahteraan petani; (8) kebijakan harga dan perdagangan; serta (9) perspektif implementasi. SUKSES SWASEMBADA INDONESIA MENJADI LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045 SUKSES SWASEMBADA INDONESIA MENJADI LUMBUNG PANGAN DUNIA 2045 Andi Amran Sulaiman Pantjar Simatupang I Ketut Kariyasa Kasdi Subagyono Irsal Las Erizal Jamal Hermanto Syahyuti Sumaryanto Suwandi IAARD PRESS Sukses Swasembada Indonesia Menjadi Lumbung Pangan Dunia 2045 Edisi I 2017 Edisi II 2018 Hak cipta dilindungi undang-undang @IAARD Press PENGANTAR Katalog dalam terbitan (KDT) SUKSES swasembada Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045 / Andi Amran Sulaiman ... [dkk.]. – Cetakan ke-2. -- Jakarta : IAARD Press, 2018. xxvi, 304 hlm.; 21 cm. ISBN: 978-602-344-196-9 338.439(594) 1. Lumbung pangan 2. Indonesia ilayah perbatasan merupakan bagian integral dan I. Sulaiman, Andi Amran menjadi “beranda terdepan” Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kawasan ini berperan Penulis: Wpenting dan strategis dari perspektif pertahanan keamanan Andi Amran Sulaiman maupun ekonomi, sosial, dan budaya. Masing-masing kawasan Pantjar Simatupang I Ketut Kariyasa perbatasan memiliki karakteristik yang berbeda antara satu Kasdi Subagyono dengan yang lain. Secara umum, wilayah perbatasan Indonesia Irsal Las Erizal Jamal relatif tertinggal dari wilayah lain. Selain faktor geografis, hal Hermanto ini juga disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur pendukung, Syahyuti Sumaryanto khususnya dari aspek sosial ekonomi masyarakat. Suwandi Kementerian Pertanian telah mencanangkan “Indonesia Editor: Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 (LPD-45)” dengan Tahlim Sudaryanto Achmad Suryana menetapkan program lumbung pangan berorientasi ekspor di Hermanto wilayah perbatasan (LPBE-WP) sebagai program aksi perdana dalam mewujudkannya. Perancang Cover dan Tata Letak Tim Kreatif IAARD Press Disadari bahwa pembangunan LPBE-WP tidak berdampak Penerbit besar jika hanya diupayakan oleh Kementerian Pertanian, tetapi IAARD PRESS harus melibatkan sektor lain, terutama yang terkait dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl, Ragunan No 29, Pasar Minggu, Jakarta 12540 pembangunan sarana prasarana, perdagangan, regulasi, dan Email: [email protected] sebagainya. Oleh sebab itu, perancangan LDP-45 diawali dengan Anggota IKAPI No: 445/DKI/2012 v konsolidasi internal Kementerian Pertanian dan secara simultan berintegrasi dengan pemangku kepentingan kementerian/lembaga di tingkat pusat dan daerah. Buku ini mengungkap potensi wilayah perbatasan dalam mewujudkan lumbung pangan berorientasi ekspor yang diharapkan menjadi acuan dalam pembangunan pertanian dan kedaulatan pangan nasional ke depan. PRAKATA Kementerian Pertanian ugas besar dan berat bangsa ini adalah berdaulatnya pangan dan sejahteranya masyarakat khususnya petani. Bukan Hari Priyono Thanya sampai di situ, mimpi besar di saat seratus tahun kemerdekaan menjadi momentum tercapainya visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. Visi ini sangat mulia dan sulit tapi bukan mustahil untuk dicapai. Sebagai Menteri Pertanian dalam kabinet Kerja, kami harus dapat mewujudkan swasembada pangan dengan prioritas awal swasembada beras. Lumbung pangan dunia akan sulit terpenuhi jika kita salah dalam membangun fondasinya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan secara cepat dan tepat dalam penentuan kebijakan. Pertama, pengembangan kawasan perlu dijadikan dasar dalam mengembangkan komoditas-komoditas pertanian yang berdaya saing. Kedua, salah satu perwujudan membangun dari pinggiran adalah memperhatikan pembangunan pertanian di wilayah perbatasan. Daerah-daerah perbatasan dan perdesaan menjadi lumbung pangan guna penyangga kota-kota besar dan ekspor ke negara tetangga. Ketiga, ketika swasembada sudah di depan mata maka kita harus berani mempromosikan ekspor dan mengendalikan impor. Keempat, jangan lupakan sejarah pernah swasembada, maka buatlah strategi dan wujudkan swasembada berkelanjutan. Kelima, atur tata niaga agar petani lebih sejahtera. vi vii Dalam mewujudkan kelima hal tersebut, tentunya kita Keberhasilan beradaptasi terhadap perubahan iklim, menjadikan menghadapi tantangan yang tidak ringan. Karena itu, tanpa kerja tidak ada lagi musim paceklik karena produksi pangan bisa keras mustahil akan terwujud. Ingatlah, populasi penduduk dipertahankan dan ditingkatkan sepanjang tahun. Hasilnya semakin bertambah dengan perkiraan mencapai 318 juta jiwa di adalah kebutuhan pangan terpenuhi dan impor pangan menurun tahun 2045 di Indonesia. Guna menghadapi permasalahan pangan bahkan tidak ada impor pangan pada tahun 2016. dan mewujudkan fondasi yang kuat maka kita harus berani Selain tantangan yang cukup besar, Indonesia juga memiliki membuat terobosan dan akselerasi. Pencapaian peningkatan potensi sumber daya pertanian yang melimpah. Indonesia produksi pangan dalam dua tahun ini bisa kita raih dengan: 1) termasuk daerah tropis dengan plasma nutfah (biodiversity) Perbaikan regulasi seperti merevisi Perpres pengadaan barang dan nomor dua terbesar di dunia setelah Brasil. Artinya, kita punya jasa yang semula melalui tender menjadi penunjukan langsung komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan untuk penyediaan benih dan pupuk sehingga realisasinya tepat dan peternakan yang sangat beragam jenisnya. Indonesia juga waktu menjelang masa tanam; 2) Refocusing anggaran 2015-2017 mempunyai lahan cukup luas yang belum dimanfaatkan dengan sebesar Rp12,2 triliun dari perjalanan dinas, rapat, rehab gedung optimal. Penerapan inovasi dan teknologi mampu mengubah menjadi rehab irigasi, alat mesin pertanian dan lainnya untuk lahan sub-optimal menjadi lahan-lahan produktif. Total luas petani langsung; 3) Bantuan benih yang disalurkan ke petani tidak daratan Indonesia adalah sebesar 191,1 juta ha, terbagi atas 43,6 di lahan existing untuk menambah luas tanam; 4) Pengawalan jta ha lahan basah dan 144,5 juta ha lahan kering. Dari total luas program Upaya Khusus (Upsus) dan evaluasi harian; 5) Deregulasi tersebut yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 15,9 juta ha. perizinan dan investasi serta penyaluran asuransi usaha pertanian. Potensi ketersediaan sumber daya lahan untuk pengembangan Sebagai bentuk keseriusan membangun fondasi menuju padi sawah 7,5 juta ha, tanaman pangan, cabai, bawang merah lumbung pangan dunia, maka bisa dilihat dari kebijakan dan dan tebu 7,3 juta ha, dan tanaman cabai dan merah dataran tinggi program yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir ini. sekitar 154,1 ribu ha. Potensi tersebut bisa kita manfaatkan dengan Perbaikan irigasi untuk 3 juta hektare dikerjakan dalam waktu 1,5 program reformasi agrarian sebagai bagian dari Nawa Cita. tahun dari target 3 tahun. Pembangunan embung, long storage, dan Selain itu, kita harus memanfaatkan daerah perbatasan dam parit mencapai 3.771 unit. Penyediaan alsintan 180 ribu unit kota yang memiliki sumber daya dan lahan yang subur, untuk (naik 2.000 persen), asuransi pertanian 674.650 hektare (naik 100 menyangga kebutuhan pangan masyarakat di kota besar. persen), dan pengembangan benih unggul untuk memenuhi 2 juta Pengembangan Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Wilayah hektare penanaman padi. Selain itu, pemerintah juga membangun Perbatasan (LPBE-WP) sebagai pengejewantahan konsep “Menuju lumbung pangan di wilayah perbatasan negara, integrasi jagung- Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia 2045”. Sebagai bukti sawit 233 ribu ha, peningkatan indeks pertanaman, pengembangan pembangunan pertanian dan peluang pasar di daerah perbatasan lahan rawa lebak, dan sapi indukan wajib bunting. maka dilakukan penandatanganan Join Investment Agreement in Program lainnya adalah membangun Toko Tani Indonesia Indonesia-Malaysia Border Area dengan Malaysia. Perjanjian kerja sebanyak 1.218 unit atau naik 100 persen. Dengan fondasi sama ini dalam rangka ekspor komoditas pangan, terutama jagung pembangunan pertanian yang semakin kuat, Indonesia mampu dari Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat ke Sabah, negara melewati ancaman peristiwa El Nino 2015 dan La Nina 2016. bagian Malaysia. Secara geopolitik, wilayah perbatasan sangat viii ix strategis karena di satu sisi sebagai wilayah “pinggir” dan di sisi rekomendasi impor jagung. Dari ketentuan undang-undang lain merupakan beranda NKRI yang berbatasan langsung dengan kiranya jelas bahwa ekspor pangan pokok utamanya beras dan negara tetangga. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan jagung harus dikelola pemerintah sebagai bagian dari instrumen memperkuat daerah