Oleh: E.S. Ardinarto2l Secara Sosiologis-Antropologis Bangsa
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SEKATEN MERUPAKAN UPACARA ADAT YANG BERNUANSA RELIGIUS1l Oleh: E.S. Ardinarto2l ABSTRACT : E.S. Ardinarto, Sekaten is a Custom Ceremony Having Nuance of Religious. This research aim to: 1) Know the meaning os Sekaten Ceremony, 2) Nuance exists in Sekaten, 3) Since when Sekaten Ceremony started, 4) execution procedures of Sekaten Ceremony, 5) to know whether Sekaten Ceremony is a way of spreading Religion of Islam. Method used in this research is a qualitative anthropologic method that is descriptive analytic or constructing culture view. Strategy used in this research has been specified first before going into research location. Research location in Keraton Surakarta dan its surrounding, since those still conducting Sekaten Ceremony is those who live in Keraton Surakarta and Keraton Yogayakarta only. Data source obtained from informants that are keraton's consanguinity who know exactly about Sekaten Ceremony, while techniques of gathering data are inteNiew and direct obseNation but passive. Conclusions obtained are: 1) Sekaten Ceremony is a ceremony conducted only in keratin! king, 2) Sekaten Ceremonyis a combination ceremony between culture and religion, 3) Sekaten aims to express thanks of the king to the God who gave safety to keratin, 4) Sekaten Ceremony as a cultural heritage of ancestors having religious nuance. Keywords : Sekaten, Religious, Game/an, Gunungan. PENDAHULUAN penolong (Wisnu), dewa pemelihara Secara sosiologis-antropologis bangsa (Brahma ) dan dewa perusak (Syiwa). Alas Indonesia adalah bangsa yang terdiri dan dasar itulah maka pada waktu seseorang kesatuan-kesatuan suku bangsa, ras, akan mengadakan suatu hajatan, misalnya budaya, bahasa dan agama/kepercayaan, akan mendirikan rumah, menikahkan yang mendiami wilayah tertentu dan anaknya, atau pada hari-hari tertentu akhimya tunduk dan mengakui kepada (Selasa Kliwon, Jumat Kliwon) mereka kedaulatan negara Kesatuan Republik tidak lupa membuat sesaji, dan tidak lupa Indonesia. memberi sesaji ditempat-tempat yang Sejak dahulu kala, kebudayaan nenek dianggap keramat. Mereka percaya di moyang bangsa Indonesia telah menganut tempat keramat tersebut para dewa kepercayaan animisme dan dinamisme, bersemayam. Perbuatan itu semua disebut sehingga mereka sudah mempunyai dengan selamatan. sistem religi dan upacara keagamaan yang Selamatan yang dilakukan sering dipercayainya. Mereka mempercayai disebut caos dhahar atau sesaji. Sesaji bahwa alam raya dan seisinya ada yang hanyalah sebagai simbolisasi ucap syukur menciptakan, yang mereka sebut sebagai alas segala berkah yang sudah Dewa atau Shang Hyang Widhi, atau dilimpahkan Nya kepada kita atau sebagai sebutan-sebutan lain. Orang Jawa permohonan perlindungan kepada Tuhan menyebutnya sebagai Kang Bhahu Rekso, Yang Maha Esa karena akan melakukan yang dimaksud semuanya itu pada intinya sesuatu, agar supaya berhasil dan adalah Tuhan Yang Masa Esa. selamat. Selamatan semacam ini sampai Nenek moyang bangsa Indonesia sekarang masih dilakukan, baik secara sebagai penganut politheisme atau banyak perseorangan maupun oleh lembaga. dewa antara lain : dewa angin, dewa laut, Conteh, di keraton Surakarta Hadiningrat dewa api, dewa padi dan lain-lainnya. sering mengadaan upacara yang disebut Dewa-dewa tersebut ada yang baik ada dengan Suran, Sekaten, Selikuran, juga yang jahat. Disamping itu nenek Mahesolawungan dan sebagainya. moyang kita juga mempercayai ada dewa Contoh-contoh tersebut sampai saat ini ,,lntisari Thesis 52 Program Pendidikan Sejarah UNJ 2002 'lStal Pengajar Program PPKN - P IPS - FKIP - UNS Sekaten Merupakan Upacara ... (ES Ardinarto) 107109 ---------------------------------------------- masih dilaksanakan oleh keraton upacara dalam rangka memperingati Surakarta, karena sudah menjadi adat- kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka istiadat dan budaya yang bemuansa namanya bukan sekaten. Berbeda dengan religius. acara Tujuhbelasan/Agustusan atau Syawalan maupun Natalan dapat Tujuan Penelitian dilakukan oleh setiap desa, atau instansi 1 Mengetahui bagaimana sejarah berdirinya pemerintah. keraton Surakarta Hadiningrat Sekaten berasal dari bahasa Jawa 2 Mengetahui perkembangan upcara adat yaitu dan kata "Sekati" yang artinya Sekaten di keraton Surakarta Hadiningrat setimbang atau seimbang antara yang baik 3 Mengetahui prosesi upacara adat Sekaten dengan yang buruk. Menurut bahasa Arab di keraton Surakarta Hadiningrat Sekaten mempunyai beberapa pengertian 4 Mengetahui cara pelestarian dan sebagai berikut: partisipati masyarakat Surakarta terhadap a. Sakhatein artinya menghilangkan dua pelaksanaan upacara adat Sekaten perkara yaitu watak hewan dan watak 5 Mengetahui pengaruh upacara adat setan Sekaten terhadap pendidikan dan sosial b. Sakatain artinya menghentikan atau budaya menghindari dua perkara yaitu perkara yang bersifat lacut dan bersifat Manfaat Penelitian menyeieweng Hasil penelitian tentang upacara adat c. Sakhotain artinya menanamkan dua sekaten di Keraton Surakarta Hadiningrat perkara yaitu ngrumkebi budi suci dan diharapkan dapat bermanfaat, antara lain : menghambakan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. 1 Menambah bahan kajian yang luas dan d. Syahadatein artinya meyakini dua mendalam tentang sejarah berdirinya perkara yaitu Syahadat Tauhid atau keraton Surakarta Hadiningrat percaya adanya Allah YME dan 2 Menambah bahan pengayaan bagi Syahadat Rasul yang artinya percaya masyarakat yang ingin mengetahui kalau Nabi Muhammad itu adalah perkembangan upcara adat sekaten di utusan Allah ( Poeger, GPH. 1999) keraton Surakarta Hadiningrat Pendapat lain mengakatan Sekaten 3 Masyarakat mengetahui prosesi dari kata Syahadataini yang artinya dua upacara adat Sekaten di keraton kalimat syahadat yaitu: Surakarta Hadiningrat dari awal hingga a. Syahadat yang pertama disebut akhir syahadat tauhid yang berbunyi 4 Pani ia pelaksana sekaten dapat Asyhadu al/a ila ha ilalah yang artinya mengetahui kebaikan dan kelemahan saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan pelaksanaan upcara sekaten melainkan Allah. 5 Pemerintah Kola dan Pemerintah b. Syahadat yang kedua disebut syahadat Karetaon Surakarta Hadiningrat dapat Rasul yang berbunyi : Waasyhadu menilai baik buruknya upacara adat anna Muhammadarrosu/uloh yang Sekaten dari segi pendidikan dan sosial artinya saya bersaksi bahwa Nabi budaya masyarakat. Muhammad itu utusan Allah (Soepanto, 1992). KA.llAN TEORI Selanjutnya Soepanto mengatakan Pengertian Sekaten Sekaten berasal dari kata sekati yaitu Sekaten adalah tata cara upacara Raja nama dua perangkat gamelan pusaka atau Keraton yang diselenggarakan dalam keraton yang dibunyikan selama seminggu rangka menghormati hari kelahiran Nabi semenjak tanggal 5 sampai dengan Muhammad SAW (Wawancara dengan tanggal 12 bulan Robiullawal atau Mulud Dipokoesoemo, GPH). Upacara sekaten dalam rangkaian acara menyambut hari memang hanya dilakukan oleh keraton Maulid (kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Surakarta dan Yogyakarta, tidak ada Dalam acara sekatenan yang tidak instansi atau lembaga pemerintah lain boleh ditinggalkan adalah gamelan dan yang menyelenggarakan sekatenan. gunungan. Kedua perangkat tersebut Seandainya ada yang mengadakan 108 ----------------------------------- MllPS Vol. 7 No.2 September 2008 107-118 merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terhadap kemunduran kebudayaan dan dipisahkan. Tanpa salah satu perangkat agama Hindu di Jawa. Apalagi sesudah tersebut namanya bukan sekatenan. berdirinya kerajaan Demak dengan Gamelan dan gunungan merupakan R.Patah sebagai raja Islam pertama. perpaduan antara adat istiadat dengan Dengan masuknya pengaruh Islam ke religius. Gamelan merupakan adat budaya Jawa mulailah agama dan budaya Islam bangsa Jawa khususnya yang sudah berkembang yang akhirnya dapat dilaksanakan sejak nenek moyang dahulu. menggantikan pengaruh Hindu bersamaan Demikian juga gunungan yang bermakna dengan runtuhnya kerajaan Majapahit. gunung-gunung sebagai salah satu wujud (Dwi Ratna Nurhajarini, 1999). sesaji selamatan yang khusus dibuat untuk Dalam penyebaran agama Islam di disajikan dalam selamatan negara. Dalam Jawa menyebabkan ada dua jenis agama ajaran Islam dinamakan sodaqoh, dalam Islam yang disebut dengan (1) Islam Santri ajaran Kristen dinamakan persembahan. dan (2) Islam Kejawen atau Islam Abangan. Jadi sekaten kecuali menyambut perayaan Islam santri sebagai sebutan orang Islam kelahiran Nabi Muhammad, juga sebagai yang benar-benar menjalankan syariat upacara ucap syukur keraton kepada Islam (rukun Islam) dengan penuh Tuhan Yang Maha Esa. ketaatan. Sedangkan, Islam Abangan adalah golongan orang yang mengaku Sejarah Upacara Sekaten agama Islam tetapi tidak menjalankan Sekaten merupakan kelanjutan upacara syariat Islam dengan tekun, bahkan masih tradisional yang dilaksanakan oleh raia- menjalankan pengaruh budaya Hindu, raja Jawa semenjak jaman Majapahit pada misalnya masih mengadakan selamatan akhir abad 14 atau awal abad 15 yang dengan membuat sesaji. Sampai dilaksanakan setiap tahun sekali. Tujuan sekarangpun Islam Abangan atau Islam upacara tersebut tidak lain untuk Kejawen masih banyak penganutnya. keselamatan negara/kerajaan agar Tuhan (Simuh. 1988). Yang Maha Esa selalu memberikan Penyebaran agama Islam di Jawa perlindungan dan keselamatan kepada ternyata tidak berjalan mulus, karena Raja dan seluruh rakyatnya. Upacara pengaruh Hindu masih kuat, apalagi di selamatan tersebut dahulu disebut pedalaman. Untuk melancarkan Rojowedo yang artinya kitab suci raja atau penyebaran agama Islam peran Wali kebijaksanaan raja. Rojowedo disebut juga Songo sangat besar. Salah satunya adalah dengan rojomedo yang artinya hewan Sunan Kalijaga,