Inventarisasi Potensi Wisata Terpadu Cagar Alam Padang Luway Dengan Kawasan Wisata Lainnya Di Kabupaten Kutai Barat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Inventarisasi Potensi Wisata Terpadu Cagar Alam Padang Luway Dengan Kawasan Wisata Lainnya Di Kabupaten Kutai Barat INVENTARISASI POTENSI WISATA TERPADU CAGAR ALAM PADANG LUWAY DENGAN KAWASAN WISATA LAINNYA DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karolina Sherly Orianto1, M. Sumaryono1 dan Johanes Johny Hang Kueng2 1Laboratorium Inventarisasi dan Perencanaan Hutan Fahutan Unmul, Samarinda. 2Laboratorium Sosial Ekonomi Fahutan Unmul, Samarinda. ABSTRACT. Inventory of Integrated Tourism Potential of Padang Luway Nature Reserve with Other Tourism Sites in West Kutai Regency. West Kutai Regency was established under Law Number 47 Year 1999, is rich with natural resources as well as full with unique cultural heritages, giving the area a great potentiality to be a tourism destination. Padang Luway Nature Reserve besides cultural tourism object such as lamin (East Kalimantan’s traditional house), traditional dance and local ceremonies, is one of tourism objects found to be attracting tourists to visit West Kutai Regency. The aims of this research were to identify the type of vegetation and the fauna found in the Padang Luway Nature Reserve which is one of the natural tourist attractions in the West Kutai Regency; to identify other tourist attractions; to analyze the strength, the weakness, the opportunity and the existence threat of the Nature Reserve as well as other tourist attractions and what strategies were based on the results of the analysis in developing tourism in the West Kutai Regency. The research resulted that there were about 759 known individuals from various types of vegetation in the level of epiphytes which was dominated by the black orchid (Coelogyne pandurata Lindl.). Approximately 555 individuals of different types of vegetation were the host of the orchids. There were also found some mammals, reptiles, birds, butterflies, fishes, shrimps and crabs. There were also nature and cultural tourisms. The Regency Government, in this case the Office of Tourism, Art and Culture had made some efforts to manage those tourism objects, but these steps were barely enough since some of them were abandoned. This made the available structure and infrastructure vulnerable to destruction. The differing perception between BKSDA and the Office of Tourism in the management and use of Nature Reserve could negatively affect the existence of the Reserve itself. The lack of promotion by the Office of Tourism resulted in ever-decreasing number of visitors coming to the tourism objects from year to year. Information on the sites which was incomplete an unattractive had worsened the situation. In the future, a good coordination between the Office of Tourism and the local communities is essential, creating a sense of participation from the part of those communities. Coordination between BKSDA and the Office of Tourism also needs improvement, besides promotion about the tourism objects in a complete and interesting ways. Kata kunci: inventarisasi, potensi wisata, Cagar Alam Padang Luway Provinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah 211.440 km² (10,55% dari luas Indonesia) terbagi atas 9 kabupaten dan 4 kotamadya. Salah satunya adalah Kabupaten Kutai Barat yang beribukota di Sendawar. Merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999 (Anonim, 2001). 169 JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 2 (2), OKTOBER 2009 170 Kabupaten Kutai Barat kaya akan sumberdaya alam hayati dan budaya khas daerah. Potensi yang ada perlu diperhatikan dan dikelola sehingga dapat menjadi objek daya tarik wisata, baik lokal maupun internasional sehingga dapat membantu pertumbuhan perekonomian daerah. Potensi wisata yang ada dapat berkembang, jika terdapat informasi yang mendukung mengenai suatu kawasan yang akan dikunjungi. Peta merupakan salah satu kunci penyedia informasi bagi para wisatawan, dengan adanya peta sebagai sarana komunikasi maka pada saat ini sangatlah tepat untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya alam dan potensi budaya selengkap-lengkapnya melalui media ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis vegetasi dan fauna yang terdapat di Cagar Alam Padang Luway yang merupakan salah satu objek wisata alam di Kabupaten Kutai Barat; untuk mengetahui objek wisata lainnya pada jarak 010 km, 1020 km, 2050 km dan 50100 km sekitar Cagar Alam Padang Luway; menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman keberadaan Cagar Alam Padang Luway serta objek wisata lainnya dan strategi apa yang dibuat berdasarkan hasil analisis dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kutai Barat. Penelitian ini diharapkan diketahuinya jenis vegetasi dan fauna yang terdapat di Cagar Alam Padang Luway; dapat diketahui objek wisata lainnya pada jarak 010 km, 1020 km, 2050 km dan 50100 km sekitar Cagar Alam Padang Luway dan adanya strategi yang dibuat berdasarkan hasil analisis dalam mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kutai Barat. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Perencanaan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda. Waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah selama ±7 bulan yaitu dari bulan Januari sampai dengan bulan Juli yang meliputi tahap persiapan, survei lapangan. pengumpulan dan input data. Objek dalam penelitian ini adalah Cagar Alam Padang Luway dan kawasan wisata lainnya di sekitar Cagar Alam Padang Luway. Untuk mengumpulkan data di lapangan berupa data potensi ekowisata dilakukan dengan cara inventarisasi dan identifikasi potensi ekowisata langsung di lokasi penelitian. Data yang diambil antara lain foto, deskripsi mengenai potensi dan lokasi, aksesibilitas, sarana dan prasarana. Data potensi biologi berupa vegetasi diambil dengan cara pembuatan petak penelitian Untuk menentukan tingkat dominasi suatu jenis pada tingkat pancang digunakan Nilai Penting Jenis (NPJ) menurut Curtis dan Cottam (1964) dengan rumus NPJ (%) = KR (%) + DR (%) + FR (%), sedangkan untuk menentukan tingkat dominasi suatu jenis pada tingkat epifit seperti Anggrek, menurut Numata (1958) dalam Bratawinata (1998) digunakan rumus Sum of Dominance Ratio (SDR2) = {N’ (%) + F’ (%) / 2)} Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat dilakukan analisis prospek pengembangan ekowisata dengan analisis SWOT yang terdiri dari analisis kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat). 171 Orianto dkk. (2009). Inventarisasi Portensi Wisata Terpadu Hasil identifikasi disusun dalam format matriks SWOT menurut Rangkuti (2003). Pembuatan peta dengan komputer tahapan-tahapannya antara lain: input data meliputi pendigitasian peta dan data tabular. Digitasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Arcview GIS 3,3; pendigitasian peta berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Provinsi Kalimantan Timur Terbitan Bakosurtanal Tahun 1993; proses editing merupakan kegiatan yang dilakukan setelah digitasi peta yakni melakukan pembetulan terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses digitasi; Agar dapat dilakukan link antara peta dan data tabular, maka dilakukan proses pemberian kode untuk setiap objek pada peta. Kode tersebut harus sama dengan yang ada pada data tabular; Proses selanjutnya adalah proyeksi peta digital. Semua peta digital diproyeksikan ke dalam proyeksi latitude longitude, agar mempunyai sistem koordinasi yang bersifat universal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Kutai Barat Kabupaten Kutai Barat secara geografis terletak pada posisi 113°45’05” 116°31’19” BT dan 01°31’35” LU01°10’16” LS. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kayan Hulu Kabupaten Malinau dan Negara Bagian Serawak (Malaysia Timur); sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tabang, Kecamatan Kembang Janggut, Kecamatan Muara Wis dan Kecamatan Muara Muntai Kabupaten Kutai Kartanegara; sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Long Kali dan Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara; Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat. Wilayah administrasinya meliputi 21 Kecamatan dengan 223 Desa (Kampung) dengan luas keseluruhan wilayah Kabupaten ini adalah ±3.162.870 ha. Topografi wilayah Kabupaten Kutai Barat umumnya didominasi oleh daerah berbukit, bergelombang hingga landai/ datar. Daerah berbukit-bukit tersebar pada wilayah utara dan selatan, sedangkan daerah datar hingga bergelombang mendominasi wilayah tengah dan selatan. Untuk kelerengan, wilayah Kabupaten Kutai Barat mempunyai kelas lereng yang beragam dari datar sampai sangat curam di atas 40%. Menurut peta jenis tanah yang diterbitkan oleh Bappeda Provinsi Kalimantan Timur tahun 2002 skala 1:250.000, jenis tanah didominasi oleh jenis podsolik yaitu sebesar 75,33% dari keseluruhan wilayah. Karakteristik iklim di Kabupaten Kutai Barat termasuk dalam kategori iklim tropika humida dengan curah hujan berkisar antara 1.500–4.500 mm/thn. Temperatur udara minimum rata-rata adalah 21°C dan maksimun 34°C, dengan perbedaan temperatur siang dan malam antara 5–7°C. Temperatur minimum pada umumnya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Januari, sedangkan temperatur maksimum umumnya terjadi antara bulan Juli hingga Agustus. Kelembapan udara rata-rata mencapai 80%, dengan kecepatan angin rata-rata 5 knot/jam. Wilayah Kabupaten Kutai Barat yang termasuk tipe hutan hujan tropis mempunyai jenis JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 2 (2), OKTOBER 2009 172 tumbuhan yang sangat beraneka ragam dan dari segi ekonomi bernilai tinggi. Jenis pohon umumnya didominasi oleh Shorea dan jenis kayu khas Kalimantan yaitu ulin (Eusideroxylon zwageri) yang sekarang sudah mulai langka. Jenis liana yang berharga adalah jenis rotan (Calamus sp.) dan bermacam-macam jenis epifit
Recommended publications
  • Data Peminat Dan Terima Di Universitas Mulawarman
    DATA PEMINAT DAN TERIMA DI UNIVERSITAS MULAWARMAN JALUR SNMPTN 2020 PEMINAT PEMINAT Nama Provinsi Nama Kota NAMA SEKOLAH LULUS PL1 LULUS PL2 JML LULUS PL1 PL2 Kalimantan Timur Kab Berau MAN BERAU 20 4 15 4 SMA IT ASH SHOHWAH 1 SMA NEGERI 12 BERAU 26 8 25 1 9 SMAN 1 BERAU 33 13 28 13 SMAN 10 BERAU 1 1 SMAN 11 BERAU 6 1 6 1 SMAN 13 BERAU 3 1 SMAN 14 BERAU 1 1 SMAN 2 BERAU 37 8 33 8 SMAN 3 BERAU 20 5 18 1 6 SMAN 4 BERAU 28 7 21 2 9 SMAN 5 BERAU 17 2 9 1 3 SMAN 6 BERAU 14 1 12 1 SMAN 7 BERAU 28 6 19 6 SMAN 8 BERAU 37 8 34 1 9 SMAS MUHAMADIYAH TANJUNG REDEB 2 2 SMAS PGRI 13 TANJUNG REDEB 15 2 11 2 SMK NEGERI 8 BERAU 8 3 6 3 SMKN 1 BERAU 12 11 SMKN 2 BERAU 4 1 2 1 2 SMKN 6 BERAU 2 2 Kab Berau Total 315 69 257 7 76 Kab Kutai Barat MAN KUTAI BARAT 6 1 5 1 SMAN 1 BENTIAN BESAR 2 1 SMAN 1 BONGAN 6 5 SMAN 1 JEMPANG 6 1 4 1 SMAN 1 LINGGANG BIGUNG 39 11 29 1 12 SMAN 1 LONG IRAM 11 2 11 2 SMAN 1 MUARA LAWA 11 2 10 2 SMAN 1 MUARA PAHU 5 1 5 1 PEMINAT PEMINAT Nama Provinsi Nama Kota NAMA SEKOLAH LULUS PL1 LULUS PL2 JML LULUS PL1 PL2 SMAN 1 PENYINGGAHAN 10 3 7 3 SMAN 1 SENDAWAR 47 15 34 1 16 SMAN 1 SILUQ NGURAI 4 3 SMAN 2 SENDAWAR 19 10 15 10 SMAN 3 SENDAWAR 6 1 4 1 SMKN 1 SENDAWAR 16 5 16 5 SMKN 2 SENDAWAR 8 1 6 1 Kab Kutai Barat Total 196 53 155 2 55 Kab Kutai Kartanegara MA DDI KARYA BARU LOA JANAN 6 1 6 1 MA Negeri 1 Kutai Kartanegara 13 3 12 3 MAN 2 KUTAI KARTANEGARA 70 20 57 20 MAS AS ADIYAH SANTAN TENGAH 6 2 6 2 MAS MIFTAHUL ULUM ANGGANA 18 5 18 5 SMA AL HAYAT SAMBOJA 1 1 SMA ISLAM ULUMUDDIN SAMBOJA 2 1 2 1 SMA IT NURUL ILMI TENGGARONG 10 1 9 1
    [Show full text]
  • Kode Dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Provinsi Kalimantan Timur
    KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR JUMLAH N A M A / J U M L A H LUAS JUMLAH NAMA PROVINSI / K O D E WILAYAH PENDUDUK K E T E R A N G A N (Jiwa) *) KABUPATEN / KOTA KAB KOTA KECAMATAN KELURAHAN D E S A (Km2) 64 KALIMANTAN TIMUR 64.01 1 KAB. PASER 10 5 128 7.730,88 226.496 Perubahan Nama Kab. Pasir menjadi Paser, PP No. 49/2007 64.01.01 1 Batu Sopang - 9 Tanjung Pinang Menjadi wil. Kec. Muara Samu Rantau Atas Menjadi wil. Kec. Muara Samu Libur Dinding Menjadi wil. Kec. Muara Samu Luan Menjadi wil. Kec. Muara Samu Suweto Menjadi wil. Kec. Muara Samu Muser Menjadi wil. Kec. Muara Samu Biu Menjadi wil. Kec. Muara Samu Rantau Bitungan Menjadi wil. Kec. Muara Samu 64.01.01.2009 1 Samuranggau 64.01.01.2010 2 Busui 64.01.01.2011 3 Batu Kajang 64.01.01.2012 4 Legai 64.01.01.2013 5 Sungai Terik 64.01.01.2014 6 Kasungai 64.01.01.2015 7 Rantau Buta 64.01.01.2016 8 Rantau Layung 64.01.01.2017 9 Songka Pemekaran sebagian Desa Batu Kajang Perda No. 1/2010 64.01.02 2 Tanjung Harapan - 7 Kerang Menjadi wil. Kec. Batu Engau Lomu Menjadi wil. Kec. Batu Engau Segedang Menjadi wil. Kec. Batu Engau 64.01.02.2004 1 Keladen Mengkudu Menjadi wil. Kec. Batu Engau 64.01.02.2006 2 Tanjung Aru 64.01.02.2007 3 Labuangkallo Riwang Menjadi wil. Kec. Batu Engau 1 N A M A / J U M L A H LUAS JUMLAH NAMA PROVINSI / JUMLAH WILAYAH PENDUDUK K E T E R A N G A N K O D E KABUPATEN / KOTA KAB KOTA KECAMATAN KELURAHAN D E S A (Km2) (Jiwa) *) Langgai Menjadi wil.
    [Show full text]
  • East Kalimantan
    PROVINCE INFOGRAPHIC EAST KALIMANTAN Nunukan NUNUKAN Tideng Pale Malinau TANA The boundaries and names shown and the TID UNG designations used on this map do not imply KOTA TARAKAN official endorsement or acceptance by the Tarakan United Nations. MA LINAU BULUNGAN Tanjungselor MOST DENSE LEAST DENSE Tanjung Selor Kota Balikpapan Malinau Tanjungredep MOST POPULATED LEAST POPULATED BERA U Kota Samarinda Tana Tidung 14 1,435 KUTAI DISTRICTS VILLAGES TIMUR Putussibau Sangatta 136 KAPU AS Ujoh Bilang HULU SUB-DISTRICTS Bontang SINTANG KOTA MU RUNG KUTAI BONTANG RAYA KARTANEGARA Legend: Sendawar KOTA SAMARIND A Administrative Boundary Tenggarong Samarinda Samarinda Province Province Capital Purukcahu District District Capital BARITO KUTAI GUNUN G UTARA BARAT MA S Population Transportation Muara Teweh PEN AJAM Population counts at 1km resolution Toll road PA SER Kuala Kurun UTARA KOTA Pasangkayu Primary road 0 BALIKPAPAN Secondary road 1 - 5 Balikpapan Port 6 - 25 Penajam BARITO KATINGAN Airport 26 - 50 SELATAN 51 - 100 Buntok KOTA Other KAPU AS TABALONG PASER 101 - 500 PALANGKA Kasongan Volcano 501 - 2,500 RAYA Tanah Grogot Tamiang Water/Lake 2,501 - 5,000 KOTAWARINGIN Layang Tobadak Tanjung 5,000 - 130,000 TIMUR Palangka Raya BARITO Coastline/River TIMUR Palangkaraya Paringin MA MUJU HULU BALANGAN SUNGAI Amuntai TAPIN UTARA Barabai HULU Sampit SUNGAI KOTA PULANG BARITO HULU SUNGAI Mamuju MA MASA SELATAN TEN GAH BARU GEOGRAPHY PISAU KUALA Mamuju TORA JA East Kalimantan is located at 4°24'N - 2°25'S and 113°44' - 119°00'E. The province borders with Malaysia, specifically Sabah and Sarawak (North), the Sulawesi Ocean and Makasar Straits (East), South Kalimantan (South) and West Kalimantan, Central Kalimantan and Malaysia (West).
    [Show full text]
  • Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
    KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/200/2019 TENTANG DAFTAR LOKASI PRORITAS INTERVENSI KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN KEGIATAN PENGENDALIAN PEYAKIT BERSUMBER DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan, Menteri Kesehatan perlu menetapkan daftar lokasi prioritas intervensi kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat dan kegiatan pengendalian penyakit bersumber dana alokasi khusus bidang kesehatan Tahun Anggaran 2019; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Lokasi Prioritas Intervensi Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2019; -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 223 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137); 3. Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rician Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 225); 4. Peraturan Presiden Nomor 141 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 271); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019 tentang petunjuk operasional dana alokasi khusus fisik bidang kesehatan Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2019 Nomor 116); 6.
    [Show full text]
  • Inside Indonesia's Highest-Profile Land Conflict
    Inside Indonesia’s highest-profile land conflict December 7, 2015 Masrani stood at the confluence of two rivers in Indonesian Borneo as his father recited the most dreadful oath. The extreme form of sumpah adat, a ritualistic nuclear option for Indonesia’s Dayak indigenous peoples, was reserved for dealing with crises nothing else could solve. The forest chattered to the post-daybreak sounds of hornbills and proboscis monkeys as the two-dozen men assembled for the rite. One by one, they beseeched the ancestors to punish those who had shifted their borders and robbed them of their territory. “They were brave enough to steal our land, but not to meet us at the river,” said Masrani, the deposed former chief of Muara Tae, a village in East Kalimantan province. “They didn’t come because they know they’re wrong.” Indonesia’s shambolic internal borders are a national emergency. No single map of land-use claims exists; contradictory references persist across the different levels of government. The problem impedes efforts to zone the country for sustainable development and underlies thousands of conflicts that pit communities against companies, the state or each other. Amid the chaos, oil palm plantations have sprung up at breakneck speed across Indonesia’s ravaged hinterlands, eating away at the forests and propelling this country of 250 million to become the world’s sixth-largest emitter of greenhouse gases. At the start of last century more than four-fifths of the archipelago was covered by jungle; today it is fighting to stem forest losses even in its national parks as species like the Javan tiger (Panthera tigris sondaica) fall away into extinction.
    [Show full text]
  • Indonesia 12
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak .
    [Show full text]
  • Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lokasi : Tepian Sungai Mahakam Editor : Lutfi Budiarto BIGNEWS Edisi II Juni 2009 DAFTAR ISI
    Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lokasi : Tepian Sungai Mahakam Editor : Lutfi Budiarto BIGNEWS Edisi II Juni 2009 DAFTAR ISI MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA, LAUNCHING SAMSAT ONLINE ............. 17 DARI REDAKSI ..............................................3 PERWAKILAN BPKP KALTIM FASILITASI PROFIL ............................................................6 DIKLAT SIMDA UNTUK AUDITOR BPK RI KALTIM........................................................ 19 SEKAPUR SIRIH ............................................8 PENERIMAAN PENGHARGAAN DARI KOMITE OLAH RAGA NASIONAL SATGAS SPIP BPKP INDONESIA (KONI) ATAS PARTISIPASI MENSOSIALISASIKAN SPIP KEPADA BPKP PERWAKILAN PROV. JAJARAN MUSPIDAPROV KALTIM PARA KALIMANTAN TIMUR DALAM BUPATI, WALIKOTA, KETUA DPRD DAN PIMPINAN SKPD SE KALIMANTAN PENYELENGGARAAN PON KE XVII TIMUR..............................................................9 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR......... 20 BPKP KALTIM MERINTIS JALAN BPKP PERWAKILAN PROV. MENUJU PENGELOLAAN KALIMANTAN TIMUR MENGGANDENG PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN SELURUH RSUD SE PROV. KALTIM DALAM RANGKA SOSIALISASI BERSIH. .........................................................10 PENERAPAN PPK-BLUD .......................... 22 SOSIALISASI SPIP : PERSIAPAN PENINGKATAN KAPASITAS : DIKLAT PENERAPAN SPIP DILINGKUNGAN BENDAHARAWAN PEMKAB. NUNUKAN23 PEMKOT BONTANG DAN BALIKPAPAN14 PRESENTASI HASIL EVALUASI GUBERNUR KALTIM MEMINTA KAPER PENERAPAN GCG PT. PUPUK KALTIM BPKP MEMBERIKAN ARAHAN DALAM OLEH BPKP PERWAKILAN PROV. RAPAT KERJA DAERAH...........................15
    [Show full text]
  • Upacara Tradisional Kuangkay Suku Dayak Benua
    \) ~ \. p. · ~ f "'"' MILIK DEPDIKBUD TIDAK DIPERDAGANGKAN UPACARA TRADISIONAL "KUANGKAY" SUKU DAYAK BENUA DAERAH KALIMANTAN TIMUR TIM PENYUSUN Ketua Aspek : Ors. G. SIMON DEVUNG, M.Pd Anggota : Ors. YAKOBUS BAYAU Ors. WILHEM AVUN Asisten Lapangan : NYIMPUN HS, BA YAN NASIR BRILL EDITOR : HASYIM ACHMAD, BA ABO. AZ I Z DEPARTEMEN PEND IDI KAN DAN KEBUDAYAAN KANWIL DEPDIKBU D PROPINSI KALI MANTAN BARAT PROYEK INVENTARISASI DAN PEMBINAAN NILAI-NILAI BUDAYA KALIMANTAN BARAT TAHUN 1990/1991 TIM PEREKAMAN UPACARA TRADISIONAL DAERAH KALIMANTAN TIMUR 1986 I 1987 .PEMBINA H. MOHD.ARSYAD Kepala Kantor Wilayah Departemen Pen­ didikan dan Kebudayaan Propinsi Kali­ mantan Timur KONSULTAN 1. ·HASJIM ACHMAD, BA. Kepala Bidang Musjarah Kanwil Dep­ dikbud Propinsi Kalimantan Timur 2. ABD.AZIS Pemimpin Proyek lnventarisasi dan Dokumentasi Xebudayaan Daerah Kalimantan Timur PELAKSANA 1. Ketua Tim : Drs.G.Simon Devung, M.Pd. 2. Anggota : 2.1. Drs. Yacobus Bayau 2.2. Drs. Withem Avun 3. Asisten Lapangan : 3.1. Nyimpun HS.BA. 3.2. Yan Nasir Brill KATA PEMGANTAR Tujuan Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah (IPNB)adalah menggali nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam r angka memperkuat penghayatan dan pengamalan Pancasila demi tercapainya ketahanan nasio­ nal dibidang sosial budaya. Untuk mencapai t ujuan itu dipe~lukan penyebarluasani buku-buku yang memuat berba­ gai aspek kebudayaan daerah. Pada tahun 1990 /1991 Pro­ yek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Daerah Kalimantan Barat diberikan kepercayaan menggan­ dakan sebanyak 12 (dua belas) naskah seperti berikut: 1. PERALATAN PRODUKSI TRADISIONAL DAN PERKEMBANGAN - NYA , hasil penelitian Proyek IDKD Kalimantan Ba­ rat tahun 1985/1987 . 2. DAP UR DAN ALAT-ALAT MEMAS AK TRADISIONAL , hasiLpe­ nelitian Proyek IDKD Kalimantan Barat tahun 1986/ 1987.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Mahakam
    POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI MAHAKAM TAHUN 2017 DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................. ii DAFTAR TABEL ............................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran ............................................................. 6 1.3 Isu-isu Strategis ................................................................................... 7 1.3.1 Isu Strategis Nasional ........................................................................7 1.3.2 Isu Strategis Lokal........................................................................... 11 BAB II KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI ..................................................... 25 2.1 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Sumber Daya Air dan Peraturan Terkait Lainnya .................................................................. 25 2.2 Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air ................................. 28 2.2.1 Kebijakan Nasional .......................................................................... 28 2.2.2 Kebijakan Lokal Pemerintah Daerah Terkait Pengelolaan Sumber Daya Air .......................................................................................
    [Show full text]
  • Natural Resources Under Vortex of Simultaneously Elections
    Natural Resources Under Vortex of Simultaneously Elections Semuel Risal1, Johnles2, Abner Herry Bajari3, Ika Devy Pramudiana4, Bartholomeus Padatu5 {[email protected], [email protected], abner. bajari@gmail3, [email protected], [email protected]} Polytechnic Malinau, North Kalimantan, Indonesia1, Polytechnic Malinau, North Kalimantan, Indonesia2, Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, Indonesia2, Universitas Dr. Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia4, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) "AAN" Yogyakarta, Indonesia5 Abstract. The political phenomenon that develops in the democratic order in Indonesia shows that local election (Pilkada) has become a "political industry" that requires large capital for investment. This research explores the high cost of contest local elections, which is then used by the cukong to become a partner for politicians in hunting down rent through the Pilkada. Our findings show that the Pilkada becomes an arena for battle between cukong, and regions that have abundant natural resources are contested by large local and national cukong to finance all the needs of the candidate's campaign. They control natural resources, so they are the ones who decide who is the regent, who is the governor. Natural resources, especially coal mines, are occupied emphasize as one of the main sources of driving the political machine, which has an impact on bad environmental management practices. A large number of political party leaders and several businessmen who own mining, large-scale plantations have contributed to the destruction and overexploitation of nature. Therefore, the issue of natural resources must be included in the agenda of local and national political processes and break the chain of political cukong with transactional natural resource rulers.
    [Show full text]
  • Laporan Pendahuluan
    Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN PASER 3.1 ARAHAN RTRW NASIONAL 3.1.1 Rencana Struktur Ruang Nasional Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Paser, sebagai berikut : 1. Sistem Perkotaan Nasional a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : 1). Kota Samarinda 2). Kota Balikpapan 3). Kota Bontang b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : 1). Tanah Grogot 2). Tanjung Redeb 3). Sanga-sanga 4). Sendawar 5). Tenggarong 6). Sangatta 2. Jalan Bebas Hambatan a. Sp Penajam-Balikpapan b. Balikpapan-Samarinda c. Samarinda-Tenggarong 3. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional a. Pelabuhan Internasional : Pelabuhan Balikpapan b. Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Pasir/ Tanah Grogot, Samarinda, Tanjung Sangatta, dan Tanjung Redep 4. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional a. Pusat Penyebar Primer : Sepinggan (Balikpapan) b. Pusat Penyebaran Sekunder : Samarinda Baru (Samarinda) c. Pusat Penyebaran Tersier : Kalimaru (Berau), Bontang 5. Wilayah Sungai LAPORAN AKHIR 3 - 1 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 Wilayah Sungai Mahakam 6. Kawasan Lindung Nasional a. Tamana Nasional Kutai b. Cagar Alam Muara Kaman Sedulang c. Cagar Alam Padang Luwai d. Cagar Alam Teluk Apar e. Cagar Alam Teluk Adang 7. Kawasan Andalan Nasional a. Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya b. Kawasan Bontang - Samarinda - Tenggarong, Balikpapan Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam2) c. Kawasan Andalan Laut Bontang 8. Kawasan Strategis Nasional a. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan Malaysia (Sabah-Sarawak) b.
    [Show full text]
  • (Sesa) Ministry of Environment and Forestry East Kalimantan Province
    Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized STRATEGIC ENVIRONMENTAL AND SOCIAL ASSESSMENT (SESA) MINISTRY OF ENVIRONMENT AND FORESTRY EAST KALIMANTAN PROVINCE Public Disclosure Authorized REPUBLIC OF INDONESIA Public Disclosure Authorized TABLE OF CONTENTS TABLE OF CONTENTS ..................................................................................... I LIST OF TABLES .............................................................................................V LIST OF FIGURES ..........................................................................................VII LIST OF APPENDICES ..................................................................................VII LIST OF ACRONYMS ................................................................................... VIII 1.0 INTRODUCTION ..................................................................................... 1 1.1 BACKGROUND............................................................................................. 1 1.2 OBJECTIVE .................................................................................................. 3 1.3 SCOPE OF THE SESA.................................................................................. 3 2.0 APPROACH ............................................................................................ 4 2.1 DATA COLLECTION ..................................................................................... 5 2.2 SCREENING AND SCOPING FOR THE SESA............................................. 6 2.2.1 Formulation
    [Show full text]