Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 19, Nomor 2, Oktober 2019, Hal.73-79 https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia e-ISSN: 2686-4894 ; p-ISSN: 1411-9447

KERAGAMAN SPESIES DAN PERSEBARAN FAUNA ANURA DI CAGAR ALAM DAN TAMAN WISATA ALAM TELAGA WARNA

Wawan Setiawan1, Wahyu Prihatini1*, Sri Wiedarti1 1Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan, Bogor * e-mail: [email protected]

diterima: 12 Agustus 2019; direvisi:19 September 2019; disetujui: 28 September 2019

ABSTRAK Anura mencakup katak dan kodok, berperan penting sebagai bioindikator kualitas ekosistem, serta pengendalian populasi serangga di alam. Anura sangat peka terhadap perubahan di lingkungan, sejak stadium telurnya. Gangguan terhadap di habitat alaminya, dapat mengancam kelangsungan hidup Anura. Penelitian ini dilakukan di dalam kawasan Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Telaga Warna. Pengamatan menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES). Analisis yang dilakukan meliputi penghitungan indeks keragaman spesies Shannon- Wienner, frekuensi pertemuan spesies, dan kepadatan spesies. Hasil penelitian diperoleh 11 spesies Anura dari 5 famili, yaitu Megophryidae, , Ranidae, Dicroglossidae, dan Rhacoporidae. Tingkat keragaman spesies Anura di lokasi penelitian tergolong sedang (H’ = 0,152). Kepadatan berkisar antara 0,07-0,24 ekor/m2, dan kepadatan tertinggi ditunjukkan oleh Rhacophorus margaritifer. Frekuensi pertemuan di lokasi sampling berkisar 0,01-3,6%, dengan frekuensi tertinggi adalah Rana chalconota. Secara umum kualitas ekosistem Telaga Warna cukup baik, terutama di area Rawa Gayung.

Kata Kunci: Anura, Keragaman fauna, Bioindikator, kawasan CATWA Telaga Warna

DIVERSITY OF AND THE DISTRIBUTION OF FAUNA ANURA IN NATURE RESERVE AND NATURAL PARK OF ALAM TELAGA WARNA

ABSTRACT Anura includes and frogs, playing an important role as ecosystem quality bioindicators, as well as population control. Anura is very sensitive to changes in the environment, since its egg stadium. Disruption to its natural habitat, can threaten Anura's survival. This research is done in the Nature reserve area and Telaga Warna Natural Nature Park. Observations using the Visual Encounter Survey (VES) method. Analyses conducted include the calculation of the species diversity index of Shannon-Wienner, the frequency of species meetings, and the density of species. The results of the research gained 11 species of Anura from 5 families, namely Megophryidae, Microhylidae, Ranidae, Dicroglossidae, and Rhacoporidae. The level of diversity of Anura species in the research site is moderate (H ' = 0.152). Density ranged from 0.07 to 0.24 tails/m2, and the highest density is demonstrated by the Rhacophorus margaritifer. The frequency of meetings at a sampling location ranges from 0.01 to 3.6%, with the highest frequency being Rana chalconota. Generally, the quality of the ecosystem of Telaga Warna is good, especially in the area of Gayung Swamp

Keywords: Anura, diversity of fauna, bioindicator, CATWA area of Telaga Warna

EKOLOGIA is licencedunder:

Wawan Setiawan, Dkk:Keragaman Spesies dan Persebaran Fauna Anura.....

PENDAHULUAN sebagai alah satu cara pemantauan kualitas Hewan katak dan kodok yang termasuk lingkungan di kawasan tersebut. dalam ordo Anura kelas Amfibia, sangat peka terhadap perubahan kualitas BAHAN DAN METODE lingkungan, misalnya pencemaran air, Bahan hilangnya habitat, maupun perubahan iklim. Penelitian berlokasi di Cagar Alam dan Apabila di suatu wilayah tidak ditemukan Taman Wisata Alam Telaga Warna, Bogor, katak atau kodok, hal ini mengindikasikan Jawa Barat. Bahan-bahan yang digunakan kualitas lingkungan di wilayah tersebut dalam penelitian, yaitu sampel katak dan sangat buruk (Iskandar & Mumpuni, 2004 kodok dari lokasi penelitian. Peralatan yang dalam IUCN, 2007). digunakan: sweeping net, jangka sorong, Katak dan kodok berperan penting penggaris, senter, sarung tangan, sebagai bioindikator kualitas lingkungan, termometer, hygrometer, DO meter, pH dan pengendalian populasi serangga di alam. meter, buku panduan identifikasi Anura, Katak dan kodok juga memberikan manfaat dan kamera. bagi manusia, antara lain sebagai sumber protein hewani berupa daging paha katak Metode beku, yang menjadi komoditi ekspor penting Penelitian dilakukan menggunakan (Sparling, et.al., 2000). metode Visual Encounter Survey (VES), dan Katak dan kodok sangat peka terhadap mengamati obyek penelitian dalam suatu perubahan lingkungan, bahkan sejak periode waktu. Waktu disini dimaknai stadium telurnya. Kerusakan hutan, sebagai jumlah jam pencarian per orang pencemaran sungai, maupun konversi lahan, pada suatu lokasi pengamatan, sehingga menjadi penyebab berkurang, atau bahkan menjadi data yang terukur, dan bisa hilangnya habitat alami katak dan kodok diperbandingkan (Kusrini, 2009). (Kusrini, 2009). Di wilayah Jawa Barat Pengambilan data primer dilakukan diketahui terdapat 28 spesies Anura dari 6 dengan tahap-tahap sebagai berikut: famili: Bufonidae, Dicroglossidae, a. survey pendahuluan untuk menetapkan Microhylidae, Megophyridae, Ranidae, dan lokasi pengamatan; Rhacophoridae (Kusrini, 2013). b. pembuatan tiga plot di setiap lokasi Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pengamatan, masing-masing berukuran (CATWA) Telaga Warna merupakan 10x10m2. kawasan konservasi yang berpotensi untuk c. pengumpulan sampel di setiap plot dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. dilakukan pada pukul 18.00-23.00 WIB. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2011 d. pengumpulan data fisika-kimia menyatakan fungsi utama Taman Wisata lingkungan di setiap plot pengamatan. Alam adalah sebagai lokasi pariwisata, dan e. identifikasi spesies yang ditemukan, rekreasi alam, namun di sisi lain kegiatan menggunakan buku “Panduan tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan Bergambar Identifikasi Amfibi Jawa kualitas lingkungan CATWA Telaga Warna Barat” (Kusrini, 2013). sebagai kawasan konservasi. Berdasarkan uraian tersebut, perlu Analisis Data dilakukan inventarisasi keragaman spesies a. Indeks Keragaman Spesies dan persebaran satwa Anura di CATWA Analisis keragaman spesies Anura di Telaga Warna, yang dapat menjadi indikator lokasi penelitian berdasarkan indeks kualitas lingkungan kawasan ini. Penelitian Shannon-Wienner (Brower & Zar, 1997), ini bertujuan untuk mengidentifikasi dengan rumus: keragaman spesies, dan persebaran satwa Anura di kawasan CATWA Telaga Warna,

74 EKOLOGIA is licencedunder:

Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 19, Nomor 2, Oktober 2019, Hal.73-79

H’= - {∑( ni/n ) ln ( ni/n )} Kepadatan suatu spesies (K) dihitung dengan : dengan rumus (Brower & Zar, 1997): H’ = indeks Shannon-Wienner KspesiesA=Jumlah individu spesies A pada suatu plot Luas plot pengamatan (m2) ni = jumlah spesies (i) N = total jumlah individu d. Analisis persebaran, dan waktu perjumpaan setiap spesies Anura yang b. Frekuensi spesies dijumpai di lokasi pengamatan. Analisis frekuensi perjumpaan spesies e. Parameter fisika-kimia lingkungan yang Anura di lokasi pengamatan (Brower & Zar, diukur, meliputi suhu, pH, kelembaban 1997), dengan rumus: udara, serta dan DO.

Frekuensi spesies = jumlah plot HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukannya spesies i, dibagi jumlah total Hasil penelitian mendapati 11 spesies Anura plot pengamatan, dikalikan 100%. dari 5 famili, yaitu Megophryidae, Microhylidae, Ranidae, Dicroglossidae, dan c. Kepadatan Rhacoporidae dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Ragam spesies dan jumlah Anura di lokasi pengamatan Lokasi (ekor) No Famili Spesies Jumlah (ekor) A B C Fejervarya limnocharis - 1 - 1 1 Dicroglossidae Limnonectes kuhlii - 1 7 8 Limnonectes microdiscus - - 2 2 achatina 2 - - 2 2 Microhylidae Microhyla phalmipes 1 - - 1 3 Megophryidae Megophrys montana - 1 - 1 4 Ranidae Rana chalconota 11 8 2 21 Nyctixalus margaritifer - 1 - 1 Philautus auriafasciatus - 4 - 4 5 Rhacophoridae Rhacophorus margaritifer - 24 1 25 Rhacophorus reinwardtii - 3 - 3 Jumlah 14 43 12 69 Keterangan: A = Danau Telaga Warna; B = Rawa Gayung; C = Curug Nonggeng

Tampak pada Tabel 1 bahwa lokasi sangat mungkin disebabkan area ini yang memiliki jumlah spesies Anura merupakan perbatasan hutan primer dengan tertinggi adalah Rawa Gayung (8 spesies), perkebunan. Beberapa spesies Anura diikuti oleh Curug Nonggeng (4 spesies), diketahui menyukai kawasan hutan yang tak dan terendah yaitu area Danau Telaga terganggu manusia, dan tersedia berbagai Warna (3 spesies). Jumlah spesies Anura di spesies pakannya, seperti semut, kumbang Curug Nonggeng tidak terlalu berbeda kecil, larva serangga, dan hewan-hewan dengan temuan Octaviani (2010) yang kecil lain yang melimpah (Kusrini, 2013).

menjumpai tiga spesies. Spesies Rhacophorus margaritifer

Rawa Gayung merupakan kawasan inti (katak pohon Jawa) adalah spesies yang CATWA Telaga Warna yang memiliki paling banyak ditemukan, di area Rawa beragam spesies tumbuhan, dan sungai Gayung khususnya mereka banyak dijumpai berarus lambat, berbeda dengan area di sepanjang alur rawa. Katak ini diketahui sekeliling Danau Telaga Warna, ataupun tersebar di hutan primer pada ketinggian di area Curug Nonggeng. Jumlah spesies atas 250-1500 m dpl (Kusrini, 2013). Di Anura di area Rawa Gayung yang lebih Kawasan CATWA Telaga Warna katak ini tinggi dibandingkan dua lokasi lainnya, sering ditemukan bertengger pada cabang 75 EKOLOGIA is licencedunder:

Wawan Setiawan, Dkk:Keragaman Spesies dan Persebaran Fauna Anura..... batang semak, ranting pohon dan dedaunan tingkat keragaman spesies Anura pada tiga lebar, pada tutupan tajuk yang relatif lokasi pengamatan tergolong sedang tertutup di tepi sungai, atau selokan, serta (Iskandar, 1998). Tingkat keragaman spesies sumber air lainnya. ini diduga tidak lepas dari pengaruh Persebaran R. margaritifer terbatas di kehadiran pengunjung ekowisata CATWA Pulau Jawa, antara lain di Kawasan Taman Telaga Warna (Tabel 2), dan aktivitas Nasional G. Gede Pangrango, G. Malabar pembangunan di sekitar Kawasan ini. (daerah Bogor), Lawang, dan Gua Ngerong (Jawa Timur). Status konservasi spesies ini Tabel 2. Jumlah pengunjung CATWA adalah least concern (LC) atau beresiko Telaga Warna rendah, dan populasinya diketahui No Bulan Pengunjung (orang) cenderung stabil (IUCN, 2015). 1 November 2016 1.726 Spesies terbanyak kedua yang 2 Desember 2016 2.007 ditemukan di area Rawa Gayung, adalah 3 Januari 2017 3.889 Rana chalconota (kongkang kolam). Satwa ini menyukai lingkungan hutan primer Jumlah pengunjung CATWA Telaga maupun sekunder, dan banyak ditemukan di Warna khususnya di sekitar danau Telaga sepanjang aliran sungai (IUCN, 2004). Warna, periode November 2016 sampai Spesies ini tersebar mulai dari Thailand, Januari 2017 menunjukkan peningkatan. Pulau Nicobar, Semenanjung Malaysia, Meningkatnya jumlah, dan aktivitas Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali dan pengunjung tentu berdampak terhadap Sulawesi (Kusrini, 2013). Status konservasi kualitas mikrohabitat satwa, termasuk spesies ini yaitu Least concern (LC) atau habitat Anura. Kondisi ini diduga yang beresiko rendah, dan populasinya di alam menjadi penyebab utama penurunan diperkirakan stabil (IUCN, 2015). keragaman spesies Anura di CATWA Spesies lain yang dijumpai di dalam Telaga Warna. Keragaman spesies Anura hutan Rawa Gayung adalah Nyctixalus pada penelitian ini lebih rendah margaritifer (katak pohon mutiara) yang dibandingkan temuan Octaviani (2010) di berstatus rentan (vulnerable). Spesies ini kawasan yang sama, yang mendapati 22 diketahui hanya hidup di dalam hutan-hutan spesies dari enam famili, yaitu Ranidae, yang tidak terganggu, dan populasinya di Dicroglossidae, Megophryidae, Bufonidae, alam diperkirakan terus menurun (IUCN, Microhylidae, dan Rhacoporidae. 2015). Katak endemik P. Jawa ini sering Posisi Horisontal dan Vertikal Anura bersembunyi di lubang-lubang kayu, Perjumpaan dengan Anura di lokasi sehingga sukar ditemukan. N. margaritifer pengamatan terlihat pada posisi horizontal, dijumpai mulai dari hutan dataran rendah maupun vertikal (Tabel 3). Pada hewan hingga ketinggian 1.200 m dpl (Kusrini, Anura, posisi horizontal adalah posisi hewan 2013). Di lokasi pengamatan, katak ini terhadap badan perairan, yang dipengaruhi ditemukan di atas daun talas dekat oleh naungan, dan tipe tepian. Adapun pepohonan. Pernah pula dilaporkan katak posisi vertikal adalah posisinya pada sub ini ditemukan di Cilember, dan TWA Situ permukaan tanah terbuka, pada tanah di Gunung (Kusrini, 2013). Berdasarkan hasil bawah naungan, di bawah tanah, ataupun air temuan spesies-spesies Anura di area Rawa (Kusrini, 2009) Gayung dalam penelitian ini, dapat Umumnya spesies Anura yang dijumpai dikatakan bahwa lokasi tersebut sangat ideal dalam penelitian ini adalah spesies-spesies sebagai habitat Anura. yang membutuhkan air. Sebagai contoh, Hasil analisis indeks keragaman Limnonectes kuhlii (bangkong tuli) sering spesies Shannon-Wienner mendapati nilai dijumpai di bebatuan pada aliran air, dan indeks keragaman H’ = 0,152; yang berarti Limnonectes microdiscus (bangkong kerdil)

76 EKOLOGIA is licencedunder:

Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 19, Nomor 2, Oktober 2019, Hal.73-79 dijumpai di tanah, atau bebatuan di tepi dan bergerak. Aktivitas yang paling sering sungai yang tergenang air. Kedua spesies teramati adalah duduk diam atau istirahat. katak akuatik ini sangat membutuhkan Beberapa spesies Anura sangat peka perairan untuk melarikan diri jika terganggu. terhadap gangguan di sekitarnya, contohnya Adapun Rana chalcone jika menjumpai Microhyla achatina (percil Jawa), gangguanota sering terlihat menggunakan Microhyla phalmipes (percil berselaput), semak-semak di tepi perairan untuk dan Limnonecte kuhlii (bangkong tuli). bersembunyi (Nasir dkk., 2003). Ketiga spesies tersebut biasanya segera Aktivitas Anura yang teramati pada melompat, atau menyelam ke dalam air, jika penelitian ini dapat dikelompokkan dalam ada manusia mendekati lokasi mereka beberapa aktivitas, yaitu duduk diam atau (Nasir dkk., 2003). istirahat, memanggil (calling), berenang,

Tabel 3. Posisi horizontal dan vertikal spesies Anura di lokasi pengamatan No Spesies Posisi horizontal Posisi vertikal 1 Fejerivarya limnocharis di tengah air (rawa) di rumput di batu, celah batu, permukaan 2 Limnonectes kuhlii di tengah sungai tanah basah 3 Limnonectes microdiscus di tengah sungai di atas batu dan rumput 4 Microhyla achatina di tepi dan sekitar badan air di rumput dan tanah terbuka 5 Microhyla phalmipes di tepi dan sekitar badan air di rumput 6 Leptobrachium montana di tepi air di bebatuan, diserasah 7 Rana chalconota di tepi air di rumput, kadang di batu 8 Nyctixalus margaritifer di tepi air di atas pohon 9 Philautus auriafasciatus di tepi air di daun 10 Rhacophorus margaritifer di tepi sungai di daun 11 Rhacophorus reinwardtii di tepi sungai di daun

Spesies Anura lain yang ditemukan yang dijumpai di seluruh area, terutama juga cepat melompat ke air jika terganggu, sepanjang alur rawa. Hal ini diduga terkait adalah Rhacophorus margaritifer, dengan banyaknya rerumputan, dan Fejervarya limnoholi (katak tegalan), Rana pepohonan yang rapat. chalconota, dan Limnonectes microdiscus. Frekuensi perjumpaan R.margaritifer Katak R. chalconota jantan saat dijumpai juga tertinggi (0,08%) dari seluruh spesies pengamat, sedang melakukan aktivitas yang dijumpai dalam penelitian ini. Spesies memanggil (calling), namun langsung diam ini juga sering ditemukan di sekitar kolam ketika pengamat mendekat. Perilaku buatan berarus lambat. Spesies lain yang menghindar yang serupa juga dijumpai pada juga sering dijumpai di semua lokasi L. kuhlii yang mudah dikenali suaranya. Jika pengamatan dengan frekuensi tertinggi ke tertangkap, mereka langsung bereaksi dua (0,02%), adalah Rana chalconota. mengeluarkan cairan pada seluruh kulitnya Spesies ini sering terlihat di sepanjang alur (Nasir dkk., 2003). rawa. atau tepi selokan yang berarus lambat. R. chalconota diketahui menyukai Kepadatan dan Frekuensi Perjumpaan lingkungan hutan, primer maupun sekunder, Kepadatan spesies Anura di lokasi dan biasa ditemukan dalam jumlah banyak pengamatan berkisar 0,07-0,24 ekor/m2, dan pada vegetasi, dan bebatuan di sepanjang kepadatan tertinggi ditunjukkan oleh aliran sungai (IUCN, 2007). Rhacophorus margaritifer (0,24 ekor/m2)

77 EKOLOGIA is licencedunder:

Wawan Setiawan, Dkk:Keragaman Spesies dan Persebaran Fauna Anura.....

Beberapa spesies Anura lainnya yang dan biologi Anura (Wong, 2003 dalam tidak sering dijumpai, dan kepadatannya Pujaningsih, 2007). relatif rendah, adalah Microhyla phalmipes, Suhu di lokasi pengamatan secara Megophrys montana, Nyctixalus umum sesuai untuk kehidupan Anura. margaritifer dan Fejervarya limnocharis. Pujaningsih (2007) menyebutkan bahwa Berdasarkan karakteristik biologi dan status untuk pertumbuhan yang optimal, Anura konservasi spesies Anura yang ditemukan di menyukai kisaran suhu 19-310C. Anura area Rawa Gayung, dapat dikatakan bahwa mutlak memerlukan air untuk bertelur, dan lokasi ini sangat sesuai sebagai habitat berkembangnya larva (berudu). Suhu Anura. Dapat dikatakan bahwa area Rawa lingkungan berpengaruh terhadap laju Gayung memiliki keragaman spesies Anura metabolisme, pertumbuhan, perilaku, paling tinggi, dan merupakan habitat yang kerentanan terhadap penyakit, dan sangat cocok bagi kehidupan Anura. mortalitas suatu organisme. Secara fisika, suhu lingkungan menentukan konsentrasi Kesesuaian Habitat Anura gas terlarut dalam perairan (Ardiansyah Peubah kimia fisika pada tiga lokasi dkk., 2014), dan hal tersebut sangat pengamatan di dalam Kawasan CATWA berpengaruh terhadap biota akuatik. Telaga Warna secara umum sesuai untuk Kondisi pH air dan tanah di lokasi kehidupan, dan persebaran Anura (Tabel 4). pengamatan juga sesuai untuk kehidupan Beberapa faktor lingkungan yang Anura (Pujaningsih, 2007). Kondisi pH memengaruhi kehidupan dan persebaran perairan sangat menentukan keberhasilan Anura, antara lain adalah suhu, pH perairan, dan pertumbuhan telur, serta berudu Anura. kelembaban, dan struktur hutan. Anura tidak Kondisi pH tanah berpengaruh terhadap tahan terhadap sinar matahari langsung, vegetasi, yang mendukung kelangsungan sehingga kerapatan vegetasi di hidup Anura, karena berfungsi sebagai lingkungannya memengaruhi kondisi fisik tempat berlindung, dan mendapatkan pakan.

Tabel 4. Peubah kimia fisika lingkungan di lokasi pengamatan

No Peubah DanauTelaga Warna Rawa Gayung Curug Nonggeng 1 Kelembaban (%) 70 72 72 2 pH air 5 5 5 3 pH tanah 5 5 6 4 Suhu air (0C) 21 21 19 5 Suhu udara (0C) 21 20 20 6 DO (mg/L) 20,3 24,5 26,1

Rataan kandungan DO perairan di area Area Rawa Gayung yang merupakan Curug Nonggeng tercatat 26,1 mg/L, di kawasan inti CATWA Telaga Warna Rawa Gayung 24,5 mg/L, dan di area Danau memiliki beragam jenis tumbuhan, serta Telaga Warna 20,3 mg/L. Nilai DO yang sungai berarus lambat. Serasah, lumut, dan lebih tinggi pada bagian hulu sungai (area pepohonan di area ini sangat rapat, terlebih Curug Nonggeng) dipengaruhi oleh suhu air dengan adanya hutan primer yang yang lebih rendah. Semakin rendah suhu air menjadikan area Rawa Gayung sangat ideal semakin tinggi kandungan DO. Nilai DO di sebagai habitat alami Anura. Tidak semua lokasi pengamatan secara umum mengheranjkan jika area ini memiliki sesuai untuk kehidupan Anura. Barus (2004) keragaman spesies Anura yang paling tinggi menyatakan bahwa kehidupan biota akuatik dibandingkan dua lokasi lainnya. dapat bertahan pada kandungan DO Area sekeliling Danau Telaga Warna minimum 5 mg/L. memiliki banyak tajuk tertutup, dan semak- semak rapat. Terdapat pula beberapa area

78 EKOLOGIA is licencedunder:

Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 19, Nomor 2, Oktober 2019, Hal.73-79 terbuka yang ditumbuhi rerumputan, dan Nasional Gunung Gede Pangrango. pepohonan dengan kerapatan jarang, serta Bioma 10(2):2. tumbuhan talas yang mengelompok di Barus, T.A. (2004). Pengantar Limnologi. sekitar danau. Kondisi lingkungan yang agak Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. terbuka, dan cukup banyak didatangi USU Press. Medan. 23 pengunjung kurang disukai oleh beberapa Brower, J.E., J.H. Zar. (1997). Fieled and spesies Anura, sehingga perjumpaan Anura Laboratory Medhods for General di area ini cukup rendah. Ecology. Jakarta. 21 Lokasi pengamatan Curug Nonggeng IUCN. (2004). The IUCN Red List of memiliki vegetasi dengan tajuk relatif Threatened Species. Diakses pada terbuka, dan rumput yang jarang-jarang di tanggal 21 Juni 2016 pk. 12.05 WIB. sepanjang alur curug, serta sungai berarus IUCN. (2007). The IUCN Red List of deras. Terdapat banyak celah batuan di Threatened Species. Diakses pada sepanjang, dan tepi aliran curug, serta tanggal 21 Juni 2016 pukul 02.30 WIB. lubang-lubang yang dihuni beberapa spesies IUCN. (2015). The IUCN Red List of Anura. Pada siang hari tidak banyak Threatened Species. Diakses pada aktivitas masyarakat di wilayah ini. tanggal 21 Juni 2016 pukul 02.50 WIB Kondisi lingkungan Curug Nonggeng Iskandar, D. T. (1998). Amfibi Jawa dan cocok untuk beberapa spesies Anura tertentu Bali. Seri Panduan Lapangan. yang menyukai perairan berarus deras, dan Puslitbang LIPI. Bogor.1-3. banyak bebatuan. Katak-katak muda Kusrini, M. D. (2009). Pedoman Penelitian umumnya dapat ditemukan di antara dan Survei Amfibi di Alam. IPB. Bogor. bebatuan, atau di atas lumpur di tepi 19 selokan, dan sungai. Katak dewasa biasa Kusrini, M. D. (2013). Panduan Bergambar ditemukan pada lubang-lubang di antara Identifikasi Amfibi Jawa Barat. bebatuan. Secara umum keragaman Anura Fahutan IPB dan Direktorat KKH. yang dijumpai di lokasi ini adalah yang Bogor. 30. paling rendah jumlah spesiesnya dalam Nasir, M.D., A. Priyono, M.D. Kusrini. peneltian ini (2003). Keanekaragaman Amfibi (Ordo Anura) di Sungai Ciapus Leutik, Bogor, KESIMPULAN Jawa Barat. LIPI. 61. Penelitian ini mendapatkan 11 spesies Octaviani, R. (2010). Keragaman dan Anura di kawasan Cagar Alam dan Taman Kelimpahan Anura. Skripsi Program Wisata Alam Telaga Warna, yaitu Rana Studi Biologi, Fakultas Matematika dan chalconota, Limnonectes kuhlii, Fejervarya Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas limnocharis, Philautus auriafasciatus, Pakuan. 17-19. Limnonectes microdiscus, Rhacophorus Pujaningsih, R.I. (2007). Seri Budidaya margaritifer, Megophrys montana, Kodok Lembu. Kanisius. Yogyakarta. Microhyla achatina, Microhyla phalmipes, 26 Nyctixalus margaritifer, dan Rhacophorus Sparling, D.W., G. Linder, C.A. Bishop. reinwardtii. Tingkat keragaman spesies (2000). Ecotoxicology of Anura tergolong sedang, berdasarkan skala and Reptiles. SETAC Technical indeks Shannon Wienner. Publications. Colombia. 87.

DAFTAR PUSTAKA Ardiansyah, D., A. Karunia, T. Auliandina, D.A. Putri, M.I. Noer. (2014). Kelimpahan Kodok Jam Pasir Leptophryne borbonica di Sepanjang Aliran Sungai Cisuren, Bodogol, Taman 79 EKOLOGIA is licencedunder: