Konsentrasi Filologi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2017
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RISALAH-RISALAH FIKIH HAJI YUSUF : RESPONS ULAMA PADERI TERHADAP TANTANGAN SOSIAL KEAGAMAAN DI MINANGKABAU AKHIR ABAD XIX Tesis Oleh : NOFRIZAL NIM. 21141200100071 Pembimbing : Dr. M. Adib Misbachul Islam, M.Hum Konsentrasi Filologi Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 KATA PENGANTAR ا ﱠﻟﺮ ِﺣ ْ ِﻤ ﱠﺎﻟﺮ ْﺣﻤﻨِﺎﻟﻠ ِﺒِ ْﺴ ِﻢ Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan penulis kesempatan, kesabaran dan keistiqamahan sehingga dapat menyelesaikan Tesis ini. Shalawat dan salam penulis mohonkan kepada Allah SWT agar senantiasa disampaikan-Nya ke haribaan Nabi Muhammad S.A.W. yang dengan jiwa dan raganya mendakwahkan Islam hingga dapat kita rasakan keindahan ajarannya sampai sekarang. Tesis yang berada di hadapan pembaca ini berjudul “Risalah-RisalahFikih Haji Yusuf: Respons Ulama Paderi Terhadap Tantangan Sosial Keagamaan di Minangkabau Akhir Abad XIX”. Cukup banyak kendala yang penulis hadapi dalam proses pengerjaan tesis ini, namun ungkapan syukur dan rasa bahagia lebih memenuhi jiwa ini karena telah dapat menyelesaikan tugas akhir dalam jenjang pendidikan Strata Dua (S@2) ini. Serta penulis tak lupa meminta maaf apabila di dalam penulisan tesis ini ada yang kurang berkenan dihati pembaca, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan. Dengan selesainya penulisan tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan, bimbingan, saran, motivasi, dan do’a. Khususnya pada pihak-pihak di bawah ini : 1. Pertama, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., beserta jajarannya. Direktur Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA., kemudian kepada Prof. Didin Saepuddin, MA selaku ketua Program Doktor, dan kepada Dr. JM. Muslimin, MA selaku ketua Program Magister. 2. Kedua, Bapak Prof. Dr. Oman Fathurahman, M. Hum., beliau adalah guru penulis. Suatu kesyukuran bagi penulis atas kesediaan beliau memberikan bimbingan. 3. Ketiga, Bapak Dr. M. Adib Misbachul Islam, M.Hum., selaku pembimbing tesis penulis. Beliau telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan wejangan mengenai tesis penulis. Beliau juga selalu memberikan semangat untuk terus mencari dan menggali ide-ide untuk menulis dan menuntaskan tesis ini. 4. KepadaBapak Prof. Dr. SukronKamil, MA selakupenguji 1 dalamUjianPendahuluanTesisdanUjianTesispenulis. Terimakasihatasinspirasidanmotivasinya Prof. 5. Kepada Bapak Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA selaku penguji 2 dalam Ujian Pendahuluan Tesis dan Ujian Tesis penulis. Ataskemurahanhatibeliaupenulisucapkanterimakasih. 6. Seterusnya kepada segenap civitas akademika Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Bapak dan Ibu dosen yang telah membuka wawasan intelektual penulis, di antaranya ialah Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA,Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Suwito, MA, Prof. i Dr. Atho’ Mudzhar, MPSD, Prof. Dr. Oman Fathurahman, M.Hum, Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, Prof. Dr. Zainun Kamaluddin Fakih, MA, Prof. Dr. HusniRahim, Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA, Prof. Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Prof. Dr. Said Agil Husin al-Munawwar, Prof. Dr. Komauddin Hidayat, MA,Prof. Dr. Iik Mansurnoor, MA, Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM,Prof. Dr. M. Ikhsan Tanggok, MSi, Alm. Prof. Dr. Dr. MK. Tajuddin, S.And,Dr. Ahmad Dardiri, MA, Dr. Muhbib Abdul Wahab, MA, Dr. Fuad Djabali, MA,Dr. Yusuf Rahman, MA,Dr. Ayang Utriza. Semogailmudanpengalaman yang diberikan bermanfaatbagipenulis, danmenjadimatarantaikebaikankedepanhendaknya. Amin.Selanjutnya kepada seluruh staf dan karyawan Sekolah Pascasarjana yang telah memberikan pelayanan semaksimal mungkin. 7. Kepada guru-guru dansahabat-sahabatpenulis, yang telah memberikan arahan. Ust. Yusri Akhimuddin, MA. Hum., Buk Yanti Mulia Roza, MA. Insya Allah beliau berdua akan segera menyelesaikan studi Doktoralnya. Ramadiva M. Akhyar, Bang Syarif, A Fahmi,Aspiyah Kasdini, Defi Hasnah, Aditya Waldi, Umriadi, Mega, Mas Bayu, Kang Aceng Aum, Mas Ali Wafa’, Bu Ipah, Bu Tri, Adeni, Sani n Wardah, Bang Adriansyah, Bang Yasir, Hanafi, Bang Munif, Uda Oka Pratama. Saudara-saudara seperantauan, yang salingmenyemangatidalamstudiini, Ferki Ahmad Marlion, Khairul Amri, Tiara Sri Wulandari, Ica FebriaMulyani, Fandi A.M,SeptianDwittes, dankawan-kawan yang taktersebutkansatu-persatu. Ucapan terima kasih yang paling utama teruntuk kepada kedua orang tua penulis. rasa hormat penulis sampaikan untuk Apak dan Amak tersayang, Mawardi dan Harliati. Didikan dan do’a dari keduanya menjadi kunci kekuatan penulis dalam menempuh lika-liku pendidikan. Untuk Apak dan Amak karya ini ananda persembahkan. Terakhir, penulis menyadari bahwa dalam tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis membuka diri bagi masukan berupa kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi perbaikan diri penulis. Penulis berharap bahwa tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama dalam bidang kajian filologi. A<<<<mi>n ya Rabb al-‘Alami>n. Bambu Apus, September 2017 Penulis, NOFRIZAL ii Abstrak Perang Paderi sangat terkenal sebagai gerbang awal bagi pergerakan melawan penjajah di seluruh wilayah Nusantara yang di kuasai kolonial Belanda. Sejatinya, Paderi dalam mempropagandakan ide-ide pembaharuannya menggunakan dua model pemikiran, yaitu: revolusioner, yang didalangi oleh Haji Miskin dan Tuanku Nan Renceh hingga generasi Tuanku Imam Bonjol yang terkenal itu. Mereka mempropagandakan pemikiran keagamaannya cenderung dengan penaklukan dan kekerasan. Di lain pihak, Tuanku Nan Tuo Koto Tuo, yang notabenenya merupakan tokoh pertama Paderi lebih suka mempropagandakan pemikiran keagamaannya dengan jalan moderat, dengan pendekatan persuasif melalui lisan dan tulisan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terjadi dinamika pemikiran keagamaan Paderi di Minangkabau pada paroh akhir abad XIX, walaupun kalah dalam peperangan fisik melawan Belanda. Adapun cita-cita Paderi untuk memurnikan dan mengadakan pembaharuan Islam dalam masyarakat Minangkabau telah terwujud dan tetap berlanjut. Terbukti dalam penerapan peraturan nikah dan waris yang islami tetap terlaksana. Penelitian ini mendukung beberapa kesimpulan yang dinyatakan oleh; (1) Adrianus, Kaum Padri dan Pemikiran Keagamaan di Minangkabau (1991). Adrianus mengatakan bahwa dalam lapangan Syari’ah, dengan pengertian fikih, kaum Paderi lebih mengarah kepada reaktualisasi. Artinya mengembalikan ajaran agama kepada pengamalan ajaran Islam yang sebenarnya, karena ajaran agama (pengamalan ibadah dan muamalah lainnya) banyak yang dimanipulasi oleh masyarakat. (2) M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005), Ricklefs berpendapat bahwa Paderi telah membawa perhatian masyarakat yang kuat terhadap Islam ortodoks, dimana peranan Islam sebagai bagian dari keseluruhan perangkat peraturan yang mengatur masyarakat Minangkabau menjadi bertambah besar. Melalui penelitian ini, penulis membahas masalah nikah dan waris di Minangkabau pasca kekalahan Paderi paroh akhir abad XIX, melalui penelaahan terhadap sumber utama Naskah Risalah-Risalah Fikih Haji Yusuf. Pembacaan sumber dilakukan dengan menggunakan pendekatan filologi dan pendekatan historis atau sejarah. Pendekatan filologi digunakan untuk mendeskripsikan naskah, menyajikan edisi kritis dan mengungkapkan isi teks tentang nikah dan waris. Pendekatan sejarah sosial-intelektual untuk mengelaborasi setiap rangkaian perjuangan Paderi di akhir kekalahannya abad XIX, serta melihat perubahan orientasi keagamaan masyarakat Minangkabau dari corak sufiyah bercampur adat menuju corak syariah atau fiqhiyah, terutama dalam konteks nikah dan waris. Kata Kunci : Paderi, Minangkabau, Nikah, Waris, Revolusioner, Moderat, Filologi. iii Abstract The Paderi War has been known as a starting point for the anti-colonial movement throughout the archipelago which at that time was dominated by the Dutch. In propagating his reforming ideas, Paderi used two models of thoughts: the revolutionary model and the moderate one. The revolutionary model was led by Haji Miskin and Tuanku Nan Renceh to the well-known Tuanku Imam Bonjol. These leaders proliferated their religious thoughts by the medium of conquest and violence. On the other hand, the moderate model was led by Tuanku Nan Tuo Koto Tuo, who was notably the first Paderi figure employed a persuasive approach through speeches and writings. This study concludes that despite the lost in the battle against Dutch, there was a dynamic of Paderi’s religious thoughts in Minangkabau in the second half of the nineteenth century. Paderi’s goals of purifying and reforming Islam in Minangkabau society has been realized and kept continuing, which can be seen in the implementation of marriage and inheritance regulations. This research supports the findings by Adrianus, ‘Padri and Religious Thought in Minangkabau’ (1991). Adrianus concluded that in the field of shariah within the understanding of fiqh, the Paderis movement was a form of reactualization. Reactualization means restoring the religious teachings of Islam to its origin, as some teachings of religion (the practice of worship and other muamalat) were manipulated by the community. This study also agrees with M.C. Ricklefs, ‘History of Modern Indonesia 1200-2004’ (2005). Ricklefs argued that Paderi has brought strong public attention to orthodox Islam, in which the role of Islam as a part of Minangkabau sets of rules has grown. This research discusses the issue of marriage and inheritance in Minangkabau after