Quick viewing(Text Mode)

ANALISIS SEMIOTIKA ISLAMOPHOBIA DALAM FILM PADMAVATI Skripsi

ANALISIS SEMIOTIKA ISLAMOPHOBIA DALAM FILM PADMAVATI Skripsi

ANALISIS SEMIOTIKA ISLAMOPHOBIA DALAM FILM PADMAVATI Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Riska Yanurini NIM: 11140510000180

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M

ABSTRAK Riska Yanurini NIM: 11140510000180 Analisis Semiotika Islamophobia dalam Film Padmavati Penelitian ini di buat untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos yang ada dalam film Padmavati. Pada awal kemunculan film ini, respon nya negatif bahkan banyak warga muslim yang memprotes film ini yang dianggap menyesatkan karena menampilkan sosok pemimpin muslim yang kejam. Tidak hanya diprotes di India, Film Padmavati dilarang tayang di karena menurut pihak National Film Censorship Board menilai film garapan ini memuat isu sensitif dan memprihatinkan di Malaysia. Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos Islamophobia dalam film Padmavati? Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Ia menggambarkan semiotika menjadi denotasi, konotasi, dan mitos. Barthes juga menyatakan aspek mitos yaitu ketika aspek konotasi menjadi pemikiran populer di masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap tanda tersebut. Adapun yang dianalisis adalah tanda-tanda dalam film meliputi adegan dan dialog, Hasil penelitian ini peneliti menemukan lima adegan yang menggambarkan makna denotasi, konotasi, mitos tentang Islamophobia. Makna konotasi menjelaskan bagaimana Islamophobia digambarkan dalam setiap adegan. Makna mitos menjelaskan mengenai makna yang dipercaya menggambarkan Islamophobia dalam adegannya. Islam digambarkan agama yang mengajak perang, pemimpin yang kejam dan tidak menaati ajaran Allah. Kata kunci: Islamophobia, Film, Padmavati, Semiotika, Penelitian.

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Semiotika Islamophobia dalam Film Padmavati” Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini. Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun guna memenuhi salah satu yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1) Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari pihak lain baik secara moral maupun material. Oleh karena itu, izinkan penulis untuk mengucapkan rasa hormat dan ucapan terima kasih yang mendalam pada semua pihak yang dengan tulus dan ikhlas, terutama kepada: 1. Bapak Dr. Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, BSW, MSW selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Wakil

ii

Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Bapak Dr. H. Edy Amin, M.A sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Bapak Prof. Dr. H. M. Yunan Yusuf sebagai Dosen Pembimbing yang secara ikhlas dan tulus telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi arahan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Masran, M.A, sebagai Dosen Penasehat Akademik KPI D 2014 yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi. 6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat. 7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melayani penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orang tua tercinta, atas segala dukungan dan doa kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat tersayang, Tyas, Anis, Filzah, Kak Irma yang telah menemani hari-hari penulis selama

iii

perkuliahan dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Teman-teman KPI D, yang telah sama-sama berjuang dari awal ke universitas, tempat berbagi pengalaman berharga selama di bangku kuliah. 11. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis kepada kalian. Harapan peneliti semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca, khususnya Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, Desember 2020

Riska Yanurini

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

KATA PENGANTAR ...... ii

DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... viii

DAFTAR GAMBAR ...... ix

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Identifikasi Masalah ...... 7

C. Pembatasan Masalah ...... 8

D. Rumusan Masalah ...... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...... 9

F. Landasan Teori ...... 10

G. Tinjauan Pustaka ...... 22

H. Metodologi Penelitian ...... 25

I. Sistematika Penulisan ...... 31

BAB II KAJIAN PUSTAKA

v

A. Landasan Teori ...... 33

1. Semiotika ...... 23

2. Tanda dalam Semiotika ...... 35

3. Semiotika Roland Barthes ...... 26

4. Tinjauan Umum Film ...... 36

5. Islamophobia ...... 40

BAB III GAMBARAN UMUM ...... 48

A. Profil sutradara film Padmavati ...... 48

B. Sinopsis film Padmavati ...... 50

C. Tim produksi film Padmavati ...... 53

D. Profil pemain film Padmavati ...... 54

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...... 64

A. Sinopsis film Padmavati ...... 64

1. Adegan 1 ...... 67

2. Adegan 2 ...... 68

3. Adegan 3 ...... 70

4. Adegan 4 ...... 71

5. Adegan 5 ...... 72

BAB V PEMBAHASAN ...... 63

vi

A. Analisis Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos

Islamophobia dalam Film Padmavati ...... 74

1. Adegan 1 ...... 74

2. Adegan 2 ...... 77

3. Adegan 3 ...... 80

4. Adegan 4 ...... 84

5. Adegan 5 ...... 87

BAB VI PENUTUP ...... 92

A. Kesimpulan ...... 93

B. Kritik dan Saran ...... 93

DAFTAR PUSTAKA ...... 95

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 adegan 1 ...... 67

Tabel 4.2 adegan 2 ...... 68

Tabel 4.3 adegan 3 ...... 70

Tabel 4.4 adegan 4 ...... 71

Tabel 4.5 adegan 5 ...... 72

Tabel 5.1 adegan 1 ...... 74

Tabel 5.2 adegan 2 ...... 77

Tabel 5.3 adegan 3 ...... 80

Tabel 5.4 adegan 4 ...... 84

Tabel 5.5 adegan 5 ...... 87

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Sanjay Leela Bhansali ...... 48

Gambar 3.2 ...... 54

Gambar 3.3 Sahid Kapoor ...... 56

Gambar 3.4 ...... 58

Gambar 3.5 ...... 60

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang semakin canggih, manusia menciptakan film sebagai alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita audio visual. Film juga merupakan media elektronik paling tua daripada media lainnya, apalagi film telah berhasil mempertunjukkan gambar-gambar hidup yang seolah- olah memindahkan realitas ke atas layar besar. Keberadaan film telah diciptakan sebagai salah satu media komunikasi massa yang benar – benar disukai bahkan sampai sekarang. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam.1 Film diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Film sebagai komunikasi massa merupakan gabungan dari berbagai tekhnologi seperti fotografi dan rekaman suara, kesenian baik seni rupa dan seni teater sastra dan arsitektur serta seni musik.2 Islamophobia adalah istilah yang menunjukkan sikap takut sekaligus benci terhadap Islam dan umat Islam. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya Islamophobia. Salah

1 Liliweri, A. Komunikai Antar Pribadi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991) h.153 2Effendy, Onong Uchjana. Televisi Siaran, Teori dan Praktek, (Bandung : Alumni, 1986) h.239.

1 2

satunya adalah masalah terorisme yang dilakukan atas nama Islam ataupun lebih tepatnya kelompok Islam tertentu. Film Padmavati seakan menggambarkan kekerasan dalam Islam dan menimbulkan Islamophobia terhadap orang awam. Film „Padmavati‟ mengisahkan cinta dan pengorbanan dan juga obsesi cinta. Bercerita tentang seorang wanita bernama Rani Padmavati „Padmini‟ (Deepika Padukone) salah satu wanita terindah, pintar dan berani yang pernah ada. Cerita kehidupan Rani Padmavati yang nyata ini adalah melambangkan cinta dan pengorbanan antara Rana Rawal Ratan Singh () dengan Ratu Padmavati penguasa . Lalu munculah sosok Alauddin Khilji (Ranveer Singh) yang menatap Ratu Padmavati. Alauddin Khilji dikenal sebagai sosok salah satu penguasa paling mengerikan dari dinasti Khilji yang naik tahta dengan membunuh mertua, paman dan saudara iparnya.Alauddin Khilji dikenal menyerang negara bagian hanya untuk penguasaan dan wanita. Adapun motif dari Alauddin Khilji menyerang balik terhadap Rajput tidak lain karena merupakan kerajaan Rani Padmavati, untuk mewujudkan ambisi obsesi untuk mendapatkan Rani Padmavati. Dan Ratu „Padmavati‟ memimpin seluruh wanita dan anak-anak melakukan „‟ untuk menjaga kehormatan mereka.3

3 Posfilm.com, Sinopsis Film PADMAVATI (2017): Obsesi, Cinta dan Pengorbanan artikel di akses dari https://posfilm.com/sinopsis-film-padmavati-2017- obsesi-cinta-dan-pengorbanan/ 3

Padahal ada ayat Al-Quran yang membahas tentang tidak boleh memaksa dan menyusahkan wanita yaitu:

Artinya: hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS. An-Nisa:19) Padmavati menjadi film paling kontroversial di India pada tahun 2018 ini. Kelompok Hindu dan organisasi kasta Rajput menuduh film tersebut, menggambarkan adegan intim antara Ratu Rani Padmini „Padmavati‟ dengan Alauddin Khilji, tetapi tuduhan ini dibantah oleh produser film tersebut. Walaupun sosoknya diyakini fiktif belaka, Padmavati didewakan dan dianggap sebagai simbol kehormatan kaum perempuan di kalangan kasta Rajput. 4

Tak hanya diprotes kaum agama Hindu, umat muslim di India juga menyuarakan keberatannya. Presiden Majelis India, Asaduddin Owaisi, menyarankan umat muslim tak perlu menonton Padmavati, diwartakan The Huffington Post, Rabu (24/1/2018). Asaduddin Owaisi menyebutkan, film Padmavati menyesatkan, memberikan gambaran yang salah mengenai sosok Sultan Allaudin Khilji. Selain itu, film ini juga terkesan menyudutkan umat muslim, dilansir dari HindustanTimes.4 Tidak hanya di India, gelombang penolakan juga terjadi di Malaysia. Pemerintah Malaysia menolak penggambaran karakter Sultan Alauddin Khilji dalam film tersebut. “Beliau (Sultan Alauddin Khilji) digambarkan sebagai seorang Sultan yang arogan, kejam, tidak manusiawi, licik dengan banyak muslihat, tidak bisa dipercaya, dan tidak melaksanakan ajaran Islam secara penuh,” demikian pernyataan Kementerian Dalam Negeri Malaysia. Kementerian Dalam Negeri Malaysia menegaskan, pihak Badan Sensor Film telah memutuskan film itu 'tidak disetujui untuk tayang' di seluruh bioskop di Malaysia. Permohonan banding dari pihak distributor film itu telah

4www.liputan6.com, Giliran Film Padmavati Diprotes Umat Muslim di India artikel di akses pada 14 Mei 2018 dari https://www.liputan6.com/showbiz/read/3237379/giliran-film-padmavati- diprotes-umat-muslim-di-india 5

ditolak oleh Badan Sensor Film Malaysia pada Selasa (30/1).5 Sebelum film Padmavati, film India yang berjudul PK juga terlibat kontroversi. Film Amir Khan ini dikelilingi kontroversi karena melukai sentimen agama kelompok Hindu dan Islam. Akibatnya Anggota Dewan Hukum Personal Seluruh Masyarakat India Muslim meminta dewan sensor untuk menghapus adegan yang menyinggung. Bahkan The Vishwa Hindu Parishad menuntut pelarangan film tersebut. Film ini mengisahkan seorang alien yang membongkar praktik agamawan yang menyalahgunakan ajaran agama untuk hasrat duniawinya. PK mengungkap ketakutan dan kepalsuan manusia dalam sebuah kepercayaan. Kecaman diluncurkan oleh All India Muslim Personal Law Board (AIMPLB). Ini adalah sebuah organisasi non pemerintah yang mengurus segala permasalahan umat Islam di India, termasuk mengurus beberapa hukum yang berkaitan dengan Islam. Menurut mereka film PK sudah melukai beberapa agama sekaligus. AIMPLB berharap komite sensor film India menghapus beberapa bagian yang dianggap sensitif. Tidak hanya itu, kelompok masyarakat sayap kanan Hindu Janajagruti Samiti juga mengklaim bahwa film PK

5www.news.detik.com, Malaysia Larang Film Kontroversial '', artikel di akses pada 14 Mei 2018 dari https://news.detik.com/internasional/d-3847380/malaysia-larang-film-kontroversial- bollywood-padmaavat 6

sudah menyakiti sentimen masyarakat mayoritas dan meminta agar bioskop menurunkan film itu. Dari Indonesia, ada film Tanda Tanya (?) yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film ini dianggap menggambarkan adegan-adegan yang menyiratkan bahwa umat Islam suka melakukan tindakan kekerasan dan menyudutkan Islam secara negatif. Selain itu film Tanda Tanya (?) juga dianggap menyebarkan paham pluralisme, yakni sebuah paham yang menganggap semua agama mengandung kebenaran. Walaupun pemahaman ini lebih kepada toleransi umat beragama, namun menjadi persoalan saat ditarik dalam wilayah aqidah yang membernarkan agama lain. Selain film Tanda Tanya (?), Film Ayat-Ayat Cinta 2 menyajikanisu permasalahan Islamophobia dan bagaimana cara bijak untuk umat Islam menghadapinya. Penulis Novel Habiburrahman El Shirazy menyatakan buku karya terbarunya "Ayat-Ayat Cinta 2" adalah jawaban dari maraknya gelombang islamofobia yang terjadi di Barat saat ini. Tantangan umat Islam saat ini khususnya di dunia Barat yakni maraknya islamofobia. Fahri berdakwah di Eropa menghadapi kondisi munculnya islamofobia. Fahri yang menjadi tokoh utama digambarkan sebagai muslim yang taat, suka menolong dan toleransi antar umat beragama yang tinggi meskipun tetap saja Fahri dan sahabatnya selalu diteriaki sebagai teroris. 7

Film Padmavati sangat kontroversial dengan adanya penolakan tidak hanya dari masyarakat India tetapi juga muslim India. Dengan penggambaran sosok sultan muslim tetapi bersifat buruk, arogan, sadis, sangat tidak mencerminkan pemimpin muslim yang semestinya. Pemimpin seharusnya bersifat adil, bijaksana, dan bertanggungjawab. Apalagi banyak sekali tokoh pemimpin muslim yang ber-akhlak baik, adil, santun, tanggung jawab, tidak seperti yang digambarkan oleh Sultan Alauddin Khilji. Walaupun begitu film ini tetap ditayangkan walaupun membuat citra Islam buruk dan adanya indikasi Islamophobia.Dari latar belakang inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan representasi Islamophobia dalam film Padmavati. Maka dari itu penulis memberikan judul pada penelitian ini “Analisis SemiotikaIslamophobia Dalam Film Padmavati”

B. Identifikasi Masalah Bhansali Production adalah sebuah rumah produksi film yang didirikan oleh Sanjay Leela Bhansali pada tahun 1997. Sanjay Leela Bhansali adalah salah satu sutradara kenamaan India yang telah membuat banyak film memukau. Seperti film Black (2005) yang meraih 11 penghargaan di 2006 termasuk penghargaan film terbaik. Selain itu ada film sebuah film kolosal dan megah yang juga menyabet penghargaan film terbaik dan juga sutradara terbaik pada Filmfare 2016. Film Padmavati juga 8

meraih kesuksesan luar bisa walaupun sempat menjadi kontroversial karena dianggap melenceng dari sejarah, serta membuat salah paham suatu ajaran agama tertentu. Film ini meraup keuntungan 500 Crore Rupee atau sekitar Rp 1,1 triliun dan disebut sebagai film Bollywood terlaris. Banyak gelombang protes dari kaum agama Hindu karena diduga memberikan gambaran berbeda dengan sejarah yang beredar di masyarakat. Tak hanya di protes kaum agama Hindu, umat Muslim di India bahkan di Malaysia juga menyuarakan keberatannya karena terkesan menyudutkan umat Muslim mengenai sosok Sultan Alauddin Khilji yang kejam, ambisius, sadis, sebagai sosok penguasa Muslim. Umat muslim di India berharap film Padmavati diuji kembali kelayakannya.

C. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam menganalisis hasil penelitian, maka peneliti membatasi masalah agar ruang lingkup pada penelitian kali ini fokus, terarah dan tidak meluas. Penelitian ini difokuskan pada analisis semiotika islamophobia dalam film Padmavati dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang membagi semiotika menjadi tiga unsur yaitu denotasi, konotasi, dan mitos.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian diatas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 9

1. Bagaimana makna denotasi islamophobia dalam film Padmavati? 2. Bagaimana makna konotasi islamophobia dalam film Padmavati? 3. Bagaimana makna mitos islamophobia dalam film padmavati?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos islamophobia dalam film Padmavati. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara teoritis dapat berguna untuk menambah pengetahuan dan masukan pada studi ilmu komunikasi komunikasi, khususnya analisis semiotika serta dapat menjadi referensi bagi lanjutan penelitian yang berkaitan dengan analisis semiotika. b. Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi praktisi media komunikasi terutama bagi praktisi film dalam menelaah atau mengkaji film melalui metode analisis semiotika.

10

F. Landasan Teori 1. Teori Analisis Semiotika Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata yunani Semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai suatu – yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya – dapat dianggap mewakili yang lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai suatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya asap menandai adanya api, sirene mobil yang keras meraung-raung menandai adanya kebakaran di sudut kota. Secara terminologis, semiotika dapat diintefikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.6 Sejak pertengan abad ke 20 semiotika telah tumbuh menjadi bidang kajian yang sungguh besar diantara kajian bahasa tubuh, bentuk-bentuk seni, wacana retoris, komunikasi visual, media, mitos, naratif, bahasa, artefak, isyarat, kontak mata, pakaian, iklan, makanan, upacara dan singkatnya semua yang diadopsi, digunakan dan diciptakan oleh manusia untuk memproduksi makna. Sebenarnya istilah semiotic diperkenalkan oleh Hippocrates (460-377 SM) penemu ilmu barat seperti ilmu gejala-gejala.Gejala menurut Hippocrates

6Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013),h.7 11

merupakan semion bahasa Yunani untuk “petunjuk” (mark) atau tanda (sign) fisik.7 Terdapat tiga makna dalam pemikiran Barthes mengenai makna, yaitu Denotasi dalam pandangan barthes merupakan tataran pertama yang maknanya bersifat eksplisit, langsung, dan pasti. Denotasi merupakan makna yang sebenar-benarnya, yang disepakati bersama secara sosial, yang rujukannya pada realitas.8 Makna konotasi adalah makna-makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada nilai-nilai budaya yang karenanya berada pada tingkatan kedua.9 Tanda konotatif merupakan tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran-penafsiran baru. Mitos dalam pandangan Barthes berbeda dengan konsep mitos dalam arti umum. Barthes mengemukakan mitos adalah bahasa, maka mitos adalah sebuah sistem komunikasi dan mitos adalah sebuah pesan. Dalam uraiannya, ia mengemukakan bahwa mitos dalam

7 M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, Teori dan Aplikasi (Yongyakarta : Gitanyali,2004) h.42 8Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014),h.28. 9Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkIs, 2007),h.163. 12

pengertian khusus ini merupakan perkembangan dari konotasi. Konotasi yang sudah terbentuk lama di masyarakat itulah mitos. Mitos dapat dikatakan sebagai produk kelas sosial yang sudah memiliki suatu dominasi.10 Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitif misalnya mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa, dan alam sebagainya jika ada mitos massa kini misalnya mengenai feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan dan kesuksesan.11

2. Tinjauan Umum Film a. Pengertian Film dan Jenis-jenis Film Secara harfiah, film (sinema) adalah cinematographie yang berasal dari kata cinema(gerak), tho atau phytos (cahaya), dan graphie atau graph (tulisan, gambar, citra). Jadi, dalam pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya, harus menggunakan alat khusus, yang biasa disebut dengan kamera. Itulah mengapa seperti yang telah diutarakan tadi bahwa film tidak akan jauh dari kata „kamera‟ dengan menggunakan

10Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014),h.28-29 11 Alex Sorbur, Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001) h.164 13

konsep sinematografi dalam pembuatannya baik dengan atau tanpa suara. Undang-undang perfilman No.6 tahun 1992, bab 1 pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita selluloid, pita video, piringan video dan atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam bentuk jenis, ukuran melalui kimiawi, proses elektronik atau proses lainnya dalam bentuk, jenis, ukuran, melalui kimiawi proses elektronik atau proses lainnya atau tanpa suara yang dapat dipertunjukan atau ditayangkan dengan system proyeksi mekanik elektronik dan atau lainnya.12 Film merupakan salah satu media komunikasi massa. Dikatakkan sebagai media komunikasi karena merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran media dalam mengghubungkan komunikator dan komunikan secara massal dalam arti berjumlah banyak

12 Askurifai Baksin, Membuat Film Indie Itu Gampang, (Bandung : Katarsis, 2003).h.6 14

tersebar dimana-mana khalayaknya heterogen dan anonom dan menimbulkan efek tertentu.13 Secara umum film dibagi menjadi tiga jenis, yakni film dokumenter, fiksi dan eksperimental.14 1. Film Dokumenter (Documentary Films) Dokumenter adalah sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang berkisah tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun 1890-an. Kemuadian „dokumenter‟ kembali digunakan oleh pembuat dan kritikus film asal Inggris John Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert Flaherty. Film dokumenter menyajikan realita melalui berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan. Namun, film dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Film ini memiliki bentuk sederhana, dan jarang jarang menggunakan efek visual. 2. Film Fiksi Film jenis ini sering dijumpai di televisi dan layar lebar, serta digemari setiap kalangan masyarakat.

13 Nawiroh, Vera , Semiotika dalam Riset Komunikasi. (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 1014) h.91 14 Himawan Pratista, Memahami Film. (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), h.4 15

Film fiksi terikat plot, menggunakan cerita karangan atau diangkat dari kejadian nyata. Dalam ceritanya memiliki tokoh protagonis dan antagonis, masalah, konflik, penutupan, serta pengembangan cerita. Film fiksi berada di tengah-tengah dua kutub, nyata dan abstrak, sering kali memiliki tendensi ke salah satu kutubnya, baik secara naratif maupun sinematik. 3. Film Eksperimental Film Eksperimental tidak memiliki plot, tetapi tetap memiliki struktur yang dipengaruhi oleh subjektifitas pembuatnya, seperti gagasan, ide, emosi, serta pengalaman diri sendiri. Film jenis ini tidak menceritakan apapun, dan sangat susah dipahami, karena pembuatnya menggunakan simbol-simbol personal. b. Unsur-Unsur Film Pembentukan film terdiri dari dua unsur, yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur ini tidak dapat dipisahkan, keduanya saling terikat sehingga menghasilkan sebuah karya yang menyatu dan dapat dinikmati oleh penonton. Jika 16

hanya satu yang ada, maka film tidak akan terbentuk. 1) Unsur Naratif Unsur Naratif yaitu materi atau bahan olahan, dalam cerita unsur naratif adalah penceritaannya. 2) Unsur Sinematik Unsur sinematik ini terdiri dari beberapa aspek yakni, mise en scene, sinematografi, editing, dan suara. Mise en scene adalah segala hal yang berada di depan kamera yang akan diambil gambarnya dalam sebuah produksi film.15 Hal ini termasuk setting atau latar, tata cahaya, kostum, dan make up, serta akting dari pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan terhadap kamera dan filmnya serta hubungan dengan obyek yang diambil.16 Editing adalah proses penggabungan shot ke shot gambar yang lain. Kemuadian terakhir adalah suara, sesuatu yang bisa kita tangkap melalui pendengaran. c. Klasifikasi Film

15 Ibid, h.61 16 Ibid, h.2 17

Secara umum film diklasifikasikan sebagai berikut:17 1) Aksi, yaitu film yang berhubungan dengan adegan-adegan aksi fisik seru, menegangkan, berbahaya, dan nonstop dengan cerita yang cepat. 2) Drama, yaitu film yang kisahnya seringkali mengunggah emosi, dramatic dan mampu menguras air mata penontonnya. Tema umumnya mengangkat isu-isu sosial seperti kekerasan, ketidakadilan, masalah kejiwaan penyakit dan sebaginya. 3) Epic sejarah yaitu film dengan tema periode masa silam (sejarah) dengan latar belakang sebuah kerajaan, peristiwa aau tokoh besar yang menjadi mitos, legenda, atau kisah bliblical.

4) Fantasi yaitu film yang berhubungan dengan tempat peristiwa dan karakter yang tidak nyata dengan menggunakan unsur magis, mitos, imajinasi, halusional serta alam mimpi. 5) Fiksi ilmiah yaitu film yang berhubungan dengan teknologi dan

17 Ibid, h.4-8 18

kekuatan di luar jangkauan teknologi masa kini yang artificial. 6) Horror yaitu film yang berhubungan dengan dimensi spiritual atausisi gelap manusia. 7) Komedi yaitu jenis film yang tujuannya menghibur dan memancing tawa penonton. 8) Kriminal dan gangster yaitu film yang berhubungan dengan aksi-aksi kriminal dengan menggambil kisah kehidupan tokoh kriminal besar yang diinspirasi dari kisah nyata. 9) Musikal, yaitu film yang mengkombinasikan unsur musik, lagu, tari dansa, serta gerak koreografi. 10) Petualangan yaitu film yang berkisah tentang perjalanan, eksplorasi, ekspedisi, ke suatu wilayah asing yang belum pernah terjangkau dengan manusia 11) Perang yaitu film, yang mengangkat tema ketakutan serta terror yang ditimbulkan oleh aksi perang dengan memperlihatkan kegigihan dan perjuangan. 19

12) Western yaitu film dengan tema seputar konflik antara pihak baik dan jahat berisi tembak-tembakan, aksi berkuda, dan aksi duel. Film ini masuk ke dalam kategori film documenter yang menyajikan fakta berhubungan dengan orang-orang tokoh peristiwa dan lokasi yang nyata. Dalam Tjasmadi terdapat tiga fungsi film, yaitu:18 a. Film sebagai medium ekspresi seni peran yang berkaitan erat hubungannya dengan seni. b. Film sebagai tontonan yang bersifat dengar-pandang (audio-visual) atau bisa dibilang sebagai hiburan. c. Film sebagai piranti penyampaian pesan apa saja yang bersifat dengar pandang, oleh karenanya film berkaitan erat dengan informasi. 3. Islamophobia Istilah Islamophobia muncul karena ada fenomena baru yang membutuhkan penamaan. Prasangka anti muslim berkembang begitu cepat pada beberapa tahun terakhir ini sehingga membutuhkan kosa kata baru untuk mengidentifikasikan. Penggunaan istilah baru yaitu Islamophobia tidak akan menimbulkan konflik namun dipercaya akan lebih memainkan peranan dalam usaha

18 Tjasmadi, Johan HM, 100 Tahun Sejarah Bioskop di Indonesia, (Bandung: PT. Megindo Tunggal Sejahtera, 2008), h.44 20

untuk mengoreksi persepsi dan membangun hubungan yang lebih baik (Young European Muslims, 2002).19 Islamofobia atau Islamophobia adalah istilah yang menunjukkan sikap takut sekaligus benci terhadap Islam dan umat Islam. Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya fenomena ini. Namun faktor yang paling nampak di era masyarakat ini adalah masalah terorisme. Yakni terjadinya beberapa teror yang dilakukan atas nama Islam ataupun lebih tepatnya kelompok Islam tertentu. Asia Timur dianggap sebagai “the yellow peril”, atau bahaya kuning yang mengancam pada sektor ekonomi. Sementara Islam, lebih tepatnya Islam fundamentalis dianggap sebagai “the green peril” atau bahaya hijau, yakni kekuatan yang dianggap mengancam ideologi dan politik.20 Wacana “the green peril” ini juga tidak dapat dipungkiri merupakan penyebab dari sentimen anti-Islam di tengah-tengah masyarakat. Apalagi diperkuat dengan analisis-analisis beberapa tokoh seperti Samuel Huntington tentang teori benturan peradabannya. Kondisi seperti ini secara tidak langsung telah berpotensi menanamkan pemahaman bagi publik awam bahwa Islam

19 Moordiningsih. Islamophobia dan Strategi Mengatasinya. Buletin Psikologi. Vol. 12, No. 2, 2004 20 Muhammad Qobidl‟ „Ainul Arif, Politik Islamophobia Eropa: Menguak Sentimen Anti-Islam Dalam Isu Keagamaan Turki, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), hlm.36 21

merupakan kaum yang militan, mengganggu stabilitas keamanan, meruntuhkan pemerintah, dan memaksakan kehendak tentang negara Islam. Akhirnya melahirkan persamaan yang terlalu menggampangkan persoalan bahwa Islam identik dengan fundamentalisme, terorisme, dan ekstrimisme.21 Dalam kaitannya tentang definisi Islamophobia konteks kekinian, Christoper Allen dari University of Birmingham telah merangkum dari beberapa sumber. Islamophobia minght be: defined as: ideology or pattern of thought and/or behaviour in which [Muslims] are excluded from positions, rights, possibibilities in (part of) society because of their believed or actual Islamic background. [Muslims] are positioned and treated as (imagines/real) representatives of Islam in general or (imagined/real) Islamic groups instead of their capacities as individuals.22 Islamophobia dapat didefinisikan sebagai ideologi atau pola pikir dan/atau sikap terhadap Muslim dalam masyarakat karena keyakinan atau latar belakang Islam terkini. Dalam hal ini semua umat Islam (Muslim) diposisikan dan diperlakukan sebagai representasi dari

21 John L. Esposito, Bahaya Hijau: Kesalahpahaman Barat Terhadap Islam, Terjemahan Sunarto, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997),hlm.8 22 Christoper Allen, Islamophobia. (Famham-Inggris: Ashgate, 2010), h.133 22

Islam secara umum atau kelompok Islam tertentu, bukan sebagai Muslim secara individu-individu. G. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun skripsi ini, pada tahap awal penulis melakukan pengkajian dari penelitian-penelitian terdahulu yang memiliki kedekatan judul dengan skripsi yang akan penulis teliti. Hal ini dilakukan guna untuk mengetahui agar skripsi yang penulis tulis berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.Berikut beberapa karya ilmiah yang memiliki kedekatan judul terhadap skripsi yang ditulis penulis, antara lain: 1. Ahmad Zarkasi, Jurusan Aqidah Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Dengan skripsi berjudul “Islamophobia dalam Film 3: Alif, Lam, Mim (2015) ini menjelaskan bahwa Islamophobia tervisualkan dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan tindakan yang tidak menyenangkan serta merugikan umat Islam sehingga dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung menggunakan teori semiotikaCharles Sanders Pierce. Persamaannya adalah penulis juga mencari tanda Islamophobia. Perbedaanya adalah teori penelitian yang digunakan.23

23Ahmad Zarkasi.Islamophobia dalam Film 3: Alif, Lam, Mim (2015). (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam:2017) 23

2. Sandi Ananta Purbasari, Jurusan Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Dengan skripsi berjudul “Representasi Islamophobia dalam Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika (2015) ini menjelaskan representasi Islamophobia yang tidak lepas dari kepentingan ekonomi, politik, kekuasaan, kebencian dan ketidaktahuan masyarakat Barat yang menjadi sebab- sebab utama munculnya Islamophobia sehingga dapat diungkapkan muatan pesan yang terkandung menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce. Persamaannya adalah penulis juga mencari tanda Islamophobia. Perbedaanya adalah teori penelitian yang digunakan.24 3. Anis Astriana, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2018. Dengan skripsi berjudul “Representasi Identitas Islamophobia dalam Film Ayat-Ayat Cinta 2” ini menjelaskan bahwa representasi identitas Islamophobia di Eropa sangatlah mayoritas dan berkuasa. Stereotype masyarakat Eropa terhadap identitas Islam merupakan agama yang ektremisme, teroris, dan juga kekerasan sehingga stereotype tersebut dapat mendorong tingkah

24Sandi Ananta Purbasari. Representasi Islamophobia dalam Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika (2015). (Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam:2017) 24

laku untuk mengisolasi dan mengdeskriminasi terhadap identitas Islam. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes.25 4. Jurnal: “ Islamophobia dalam Film Ayat-Ayat Cinta 2” Oleh: Wiji Nugroho, Lisa Adhrianti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Universitas Bengkulu) Tahun: 2019 Jurnal ini menjelaskan nilai-nilai atau sikap Islamophobia yang ditampilkan dalam film Ayat-Ayat Cinta 2. Hasil penelitian menunjukkan 3 level analisis, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi. Islamophobia terjasi dalam beberapa bentuk dialog yang disampaikan secara langsung maupun tersirat. Film Ayat- Ayat Cinta 2 menunjukkan bagaimana isu Islamophobia itu dibangun, konflik di dalamnya, serta cara untuk meredam dan mengatasinya. Isu islamophobia juga menjadi motivasi terhadap kaum Muslim khususnya untuk selalu berbuat baik terhadap sesama umat manusia dan umat agama lain untuk saling menghargai perbedaan. Persamaannya adalah penulis juga mencari tanda Islamophobia. Perbedaannya adalah metode penelitian

25 Anis Astriana. Representasi Identitas Islamophobia dalam Film Ayat- Ayat Cinta 2. (Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik:2018) 25

yang digunakan yaitu metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis semiotika John Fiske. H. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah konstruktivis yang memandang realitas sosial bukanlah realitas yang natural, tetapi realitas sosial yang terbentuk dari hasil konstruksi.26 Sehingga paradigma konstruktivis ini berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmupengetahuan bukan hasil pengalaman semata, 27 tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran. 2. Pendekatan dan Jenis Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang, lembaga atau perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif berusaha mencari apa yang ada

26Eriyanto, .Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm.43. 27Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 140. 26

dibalik tindakan dan lebih menekankan pada makna dan proses daripada hasil dari suatu aktifitas.28 Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif ialah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud untuk menfsirkan kejadian yang terjadi dan menggunakan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.29 Untuk metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan analisis semiotika. Semiotika merupakan disiplin ilmu yang memperlajari tentang tanda atau sign.30Semiotika juga ilmu yang membedah hubungan tentang tanda, simbol dan makna. Analisis semiotika yang digunakan dalam penilitian ini ialah analisis semiotika Roland Barthes. 3. Subjek dan Objek Penelitian Istilah subjek penelitian menunjuk pada individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan (kasus) yang diteliti.31 Sedangkan objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi,

28Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 3. 29Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 5. 30Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LkiS, 2007),h.161. 31Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan Aplikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 109. 27

atau barang yang akan diteliti.32Adapun subjek penelitian pada penelitian ini ialah film Padmavati. Sedangkan objek yang menjadi penlitian ini adalah Representasi Islamophobia Dalam Film Padmavati. 4. Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bisa dimana saja dengan syarat bahwa data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini tersedia. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.33 Peneliti menonton serta mengamati adegan-adegan film Padmavati yang menunjukkan Representasi Islamophobia d alam Film Padmavati baik berupa kata-kata atau gambar. b. Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui peninggalan tulisan berupa arisp-arsip, buku-buku dan surat kabar sebagai bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian ini. Dokumen adalah profil data berupa bahan tulis ataupun film yang dapat berupa dokumen pribadi dan dokumen resmi.34 Dokumentasi yang dikumpulkan yaitu dengan

32 Supranto, Statistik, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2000), h.21 33Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,2010),h.15 34Moleong, Lexy. J. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 216. 28

menggunakan file berisi film Padmavati karyaSanjay Leela Bhansali. Serta mengumpulkan data-data yang ada hubungannya dengan bahan penelitian, kemudian dijadikan argumentasi. Seperti buku, artikel koran, arsip, kamus istilah, internet dan lainnya. 6. Tekhnik Pengolahan Data Dalam menyederhanakan data yang dikumpulkan menggunakan tabel mengenai representasi kepemimpinan sesuai dengan makna pada analisis semiotik Roland Barthes yaitu makna denotasi, konotasi dan mitos. Data tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabel- tabel, dapat berupa gambar-gambar juga, yang kemudian digolongkan dan dimasukan sesuai klasifikasi.

29

Denotasi konotasi

Tanda Tanda Tanda Tanda Mitos verbal visual verbal visual Dialog Adegan Interpreta Interpreta Penamaa pemain yang si si n atau yang menunju subjektif subjektif penyebu menunju kan dari dari tan sikap kan adanya peneliti peneliti dari indikasi indikasi dalam dalam interpret Islamoph Islamoph menjelas menjelas asi obia obia kan kan denotasi dialog adegan dan dari dari konotasi pemain pemain sesuai yang yang dengan sesuai sesuai budaya, dengan dengan ideologi indikasi indikasi atau Islamoph Islamoph kepercay obia obia aan masayar akat

7. Teknik Analisis Data Setelah mengamati dan mendapatkan berbagai data primer dan data sekunder yang dibutuhkan, selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Analisis data adalah upaya bekerja dengan data, mengorganisasikan data dan memilih menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan 30

apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.35 Model analisis data menurut Miles dan Huberman terbagi menjadi tiga yaitu: a. Reduksi data, dari sekian banyak data yang diperoleh di lapangan, penulis memilih dan menyederhanakan beberapa data yang benar-benar diperlukan dan yang penulis anggap sangat penting serta sesuai dengan penelitian ini. b. Display (penyajian data), penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data. c. Verifikasi (menarik kesimpulan), kesimpulan selama penelitian berlangsung makna-makna yang muncul dari data yang di uji kebenarannya, kekokohannya dan kecocokannya sehingga diperoleh kesimpulan yang jelas kebenaran dan kegunaannya.36

35Lexy, J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 248 36Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Afabeta, 2014),h.246 31

I. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan skripsi ini merujuk kepada pedoman umum karya ilmiah civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.37 Agar penulisan skripsi ini bersifat sistematis dam mempermudah tahapan demi tahapan maka penulis membaginya menjadi lima bab dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab, adapun sistematikanya adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, landasan teori tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. Bab ini adalah gambaran singkat untuk melihat kontur pembahasan pada bab-bab selanjutnya. BAB II: Kajian Teoritis Berisi uraian teoritis penelitian ini. Bab ini akan menguraikan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu konsep dasar dari semiotika, konsep dasar semiotika Roland Barthes, konsep dan sejarah film beserta jenis dan klasifikasi film, teori representasi, teori islamophobia.

37Oman Fathurahman, dkk, Pedoman Penluisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi (Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007) 32

BAB III: Gambaran Umum Dalam bab ini merupakan gambaran umum mengenai film Padmavati. Bab ini menjelaskan biografi sutradara, ide cerita, sinopsis film, profil pemain dan kru film Padmavati. BAB IV: Analisis Hasil Temuan Dalam bab ini akan diuraikan hasil analisa temuan di lapangan berupa analisis semiotika mengenai representasi Islamophobia dalam film Padmavati yang terdapat pada tiap adegan-adegan dan teks. Bab V: Penutup Dalam bab ini peneliti akan memberikan saran dan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Bab ini merupakan penutup dari rangkaian pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Bab ini berisi jawaban atas pertanyaan pada rumusan masalah yang kemudian tersusun menjadi kesimpulan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI 1. SEMIOTIKA Istilah semiotika atau semiotik, muncul pada akhir abad ke 19, oleh filsuf aliran pragmatik Amerika, Charles Sanders Peirce, merujuk pada doktrin formal tentang tanda-tanda. Yang menjadi dasar semiotika adalah konsep tentang tanda: tak hanya hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-tanda. Melainkan dunia itu sendiri pun, sejauh terkait dengan pikiran manusia, seluruhnya terdiri atas tanda-tanda.38 Sebagai sebuah ilmu (pengetahuan), semiotika memiliki makna atau arti yang beragam. Pada umumnya, semiotika dipahami sebagai ilmu yang mempelajari tentang tanda atau signifikasi. Sedangkan signifikasi itu sendiri, menurut A. J. Ggreimas dan J. Courte, adalah pengetahuan yang hanya menekankan aspek tertentu dari jangkauan pengetahuan tanda.39 Tanda-tanda (signs), adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk

38Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 13 39Baidhowi, Antropologi Al-Quran, (Yogyakarta: LKIS Yogyakarta, 2009), hlm. 24

33 34

mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barthes, semiologi pada dasaranya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).40 Memaknai dalam hal ini, berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek- objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Suatu tanda menandakan sesuatu selain dirinya sendiri, dan makna (meaning) ialah hubungan antara suatu objek atau idea dan suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersama seperangkat teori yang amat luas, yakni tanda yang diartikan sebagai a stimulus designating something other than it self (suatu stimulus yang mengacu pada sesuatu yang bukan dirinya sendiri). Berurusan dengan simbol, bahasa, wacana, dan bentuk-bentuk non verbal, teori-teori yang menjelaskan tanda berhubungan dengan makna, dan bagaimana tanda tersusun.41 Oleh karena itu, semiotik atau semiologi adalah studi tentang tanda dan cara tanda-tanda itu bekerja. Tanda pada dasarnya akan mengisyaratkan suatu makna yang dapat dipahami oleh manusia yang

40Ibid, h. 16 41Loc.cit 35

menggunakannya. Bagaimana manusia menangkap sebuah makna tergantung pada bagaimana manusia mengasosiasikan objek atau ide dengan tanda. Hal ini selaras dengan pendapat Charles Sander Pierce (dalam Sobur, 2003:15) bahwa semiotik sebagai “a relationship a many sign, an object, and a meaning...” suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna.42 Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.43 Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi dibalik sebuah tanda (teks, iklan, berita).44 Jadi semiotika adalah ilmu yang mengkaji tanda- tanda dan proses pencarian makna terhadap suatu peristiwa atau fenomena di kehidupan masyarakat.

2. Tanda dalam Semiotika Tanda dalam pandangan Peirce, adalah sesuatu yang hidup dan dihidupi. Sebuah tanda adalah semua hal yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunyai arti yang penting untuk menggantikan yang lain.45

42Tommy Suprapto, M.S., Pengantar Ilmu Komunikasi Dan Peran Manajemen dalam Komunikasi, (Yogyakarta: CAPS, 2011), H. 95. 43Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana, 2007), h. 265. 44Ibid, h. 266. 45Ibid, h. 19 36

Pierce (dalam Fiske 1990: 62) melihat tanda, acuan, dan penggunaannya sebagai tiga titik dalam segitiga. Sedangkan Saussure mengatakan bahwa tanda terdiri atas bentuk fisik plus konsep mental yang terkait. Konsep ini merupakan pemahaman atas realitas eksternal.46 Pierce juga menyebut tanda sebagai representamen; bentuk fisik, konsep benda, dan gagasan diacunya sebagai objek. Makna yang diperoleh dari sebuah tanda diistilahkan sebagai interpretan.47 Tanda terdiri dari berbagai macam, antara lain tanda gerak atau isyarat, tanda verbal yang dapat berbentuk ucapan kata, maupun tanda non verbal yang dapat berupa bahasa tubuh. Tanda isyarat dapat berupa menegakkan jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf V yang berarti “damai”, atau menggelengkan kepala dapat diterjemahkan sebagai tanda tidak setuju. Tanda bunyi seperti sirine ambulans, dering telepon atau suara manusia.

3. Semiotika Roland Barthes Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Semiotika dalam pandangan Barthes pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti

46Tommy Suprapto, Op. Cit; h. 96 47Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2012) h. 37 37

bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.48 Dalam terminologi Barthes, jenis budaya populer apapun dapat diurai kodenya dengan membaca tanda- tanda didalam teks. Tanda-tanda tersebut adalah hak otonom pembacanya atau penonton. Saat sebuah karya selesai dibuat, makna yang dikandung karya itu bukan lagi miliknya, melainkan milik pembaca atau penontonnya untuk menginterpretasikannya begitu rupa.49 Contohnya saat seorang individu menonton film, orang itu berhak menginterpretasikan makna yang terkandung dalam film itu sesuai dengan pemahaman dan pandangan yang ia miliki. Setiap orang bisa jadi memiliki perbedaan dalam memaknai sesuatu tergantung sudut pandangnya. Sehingga dalam semiotik Barthes, proses representasi itu berpusat pada makna denotasi, konotasi, dan mitos. Ia mencontohkan, ketika mempertimbangkan sebuah berita atau laporan, akan menjadi jelas bahwa tanda linguistik, visual, dan jenis tanda lain mengenai bagaimana berita itu direpresentasikan (seperti tata letak / lay out, rubrikasi, dsb) tidaklah sesederhana

48Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 15 49Ade Irwansyah, Seandainya Saya Kritikus Film, (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2009), h. 42 38

mendenotasikan sesuatu hal, tetapi juga menciptakan tingkat konotasi yang dilampirkan pada tanda.50 Roland Barthes mengembangkan dua sistem pertandaan bertingkat, yang disebutnya sistem denotasi dan konotasi.51 Barthes menggunakan istilah “two orders of signification”. First order of signification adalah denotasi. Sedangkan konotasi adalah second order of signification. Tatanan yang pertama mencakup penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut makna denotasi. Kemudian dari tanda tersebut muncul pemaknaan lain, sebuah konsep mental lain yang melekat pada tanda (yang kemudian dianggap sebagai penanda). Pemaknaan baru inilah yang kemudia menjadi konotasi”.52 Contohnya, secara denotatif tikus adalah binatang pengerat, namun secara konotatif “tikus” dapat diasosiakan dengan hal lain seperti koruptor. Signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikansi tahap kedua. Hal ini menggambarkan

50Jonathan Bignell, Media Semiotics: An Introduction, (Manchester and New York: Manchester University Press, 1997), h. 16 51Yasraf Amir Piliang, Semiotika dan Hipersemiotika. (Bandung: Matahari, 2012), h. 159 52Pappilon Manurung, Editor : M. Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi, h. 56-57 39

interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya.53 a. Makna denotasi Makna denotasi adalah sistem signifikansi tahap pertama. Makna yang paling nyata dari sebuah tanda. Maka dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi keberadaannya. Dalam hal ini, denotasi di asosiasikan dengan ketertutupan makna.54 Contohnya adalah Coca Cola merupakan minuman soda yang diproduksi oleh PT. Coca Cola Company, dengan arna kecoklatan dan kaleng berwarna merah. b. Makna konotasi Arthur Asa Berger menyatakan bahwa konotasi melibatkan simbol-simbol, historis dan hal-hal yang berhubungan dengan emosional. Makna konotatif bersifat subjektif dalam pengertian bahwa terdapat pergeseran dari makna umum (denotatif) karena sudah ada penambahan rasa dan nilai tertentu.55 Contohnya

53Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 127 54Ibid, h. 70 55Ibid, h. 70 40

adalah Coca Cola merupakan minuman yang identik dengan budaya modern. Dengan mengkonsusmi Coca Cola, seorang individu akan tampak modern dan bisa dikatakan memiliki pemikiran budaya populer. Dua aspek kajian dari Barthes di atas merupakan kajian utama dalam menelitimengenai semiotik. Kemudian Barthes juga menyertakan aspek mitos, yaitu ketika aspek konotasi menjadi pemikiran populer di masyarakat, maka mitos telah terbentuk terhadap tanda tersebut. 4. Islamophobia Phobia diartikan sebagai bentuk khusus dari sebuah ketakutan ataupun kecemasan akan suatu hal, seseorang merasa cemas ataupun takut apabila seseorang tengah menghadapi sebuah situasi atau objek yang mereka takuti atau merasa harus berantisipasi saat mereka akan menghadapi kondisi tersebut. Respon seseorang ketika dihadapkan dengan phobia yang dimilikinya adalah dengan menunjukkan tingkah laku penghindaran.56 Islamophobia biasa merujuk pada ketakutan akan sesuatu yang berhubungan dengan islam. Menurut Rowan Wolf, Islamophobia merupakan bentuk

56Moordiningsih. 2004. “Islamophobia dan Strategi Mengatasinya”. Volume 12, No. 2, https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/7470/5809 18 Oktober 2018. 41

prasangka dan permusuhan yang ditujukan pada umat Islam yang secara umum yang digeneralisasi oleh kebanyakan bangsa barat merupakan orangorang Arab. Jadi dalam konteks stratifikasi sosial, Islamophobia menurut Wolf masuk pada sifat rasial, karena ketakutan dan kebencian akan Islam ini mengacu pada diskriminasi terhadap orang-orang Islam baik dalam bidang sosial, ekonomi, dan kehidupan bermasyarakat.57 Islamophobia pada awalnya dikembangkan sebagai sebuah konsep pada akhir 1990an oleh aktivis politik untuk menarik perhatian pada retorika dan tindakan yang diarahkan pada Islam dan Muslim di negara-negara demokrasi liberal barat. Dalam beberapa tahun terakhir, islamophobia telah 16 berevolusi dari konsep politik utama sampai yang semakin banyak digunakan untuk tujuan analisis. peneliti telah mulai menggunakan istilah tersebut untuk mengidentifikasi sejarah, kehadiran, dimensi, intensitas, sebab, dan konsekuensi dari sentimen anti- Islam dan anti-Muslim. Singkatnya, islamophobia adalah suatu ketakutan yang berlebihan terhadap Islam tanpa mengenal dan mengetahui nya lebih dalam. Ketakutan ini diikuti

57Wentiza Fadhila, “Upaya ICNA (Islamic Circle Of North America) Dalam Melawan Islamophobia di Amerika Serikat”, Jom FISIP, Volume 2, Nomor 1, Februari 2014, hlm 1. 42

dengan perasaan dengki dan menganggap Islam dengan konotasi negatif. Islamophobia pertama kali di publikasikan pada tahun 1997 dalam laporan "Islamophobia: A Challange for Us All" oleh Runnymede Trust. Sejak itu, dan terutama pada tahun 2001, istilah Islamophobia telah sering digunakan oleh media, warga negara, dan LSM, khususnya di Inggris, Prancis dan Amerika Serikat. Meski sudah relatif umum, hanya ada sedikit kesepakatan tentang makna yang tepat untuk istilah Islamofobia. beberapa penulis menggunakan istilah Islamofobia tanpa secara eksplisit menentukan maknanya. Sedangkan penulis lain menggunakan karakterisasi yang tidak jelas, sempit atau tidak khusus.58 Bleich mengusulkan bahwa Islamophobia paling baik dipahami sebagai sikap negatif atau emosi yang tidak pandang bulu yang ditujukan pada Islam atau Muslim, dimana penilaian negatif diterapkan pada semua atau sebagian besar Muslim atau aspek Islam. Seperti konsep paralel seperti Homofobia atau Xenofobia, Islamofobia berkonotasi lebih banyak sikap negatif dan emosi yang diarahkan pada individu atau kelompok karena anggotanya dianggap dalam

58Bleich, Erik. (2012). Defining and Researching Islamophobia. Review of Middle East Studies, 46(2), 180-189. Diakses dari http://www.jstor.org/stable/41940895 43

kategori yang didefinisikan. Dilihat dengan cara ini, Islamofobia juga serupa dengan istilah seperti rasisme, seksisme atau antisemitisme. Rasa keengganan, kecemburuan, kecurigaan, penghinaan, kecemasan, penolakan, penghinaan, ketakutan, jijik, amarah dan permusuhan yang dirasakan oleh seseorang terhadap Islam atau Muslim adalah bentuk dari Islamophobia.59 Secara umum Islamophobia adalah ketakutan berlebihan yang tidak memiliki dasar berpikir yang kuat tentang Islam bahkan dapat disebut dengan mengada-ada. Tidak ada pembenaran yang logis di dalamnya, yang ada hanyalah prasangka-prasangka yang terlahir akibat persepsi-persepsi buruk yang terus menerus ditanamkan kepada diri seseorang bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kekerasan, kebencian, egois, tidak toleran dan membatasi pemeluknya dengan aturan-aturan yang ketat sehingga tidak adanya kebebasan di dalamnya yang berujung persepsi bahwa Islam adalah kuno, ekstrim, agama yang membawa kehancuran, dan sebagainya.60 Pengertian Islamophobia yang pernah dikemukakan oleh Trust Runnymede Komisi Anti- Semitisme dari Inggris tentang Islamophobia yang

59Ibid, h. 189 60Ustadz M.A. Firdaus, 2011. Islamophobia!!! Agenda ideologi barat melucuti aqidah islam dari umat dan dunia. https://politikislam123.wordpress.com/2011/04/15/islamophobia-agenda- ideologi-barat-melucuti-aqidah-islam-dari-umat-dan-dunia/. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2018. 44

juga secara luas telah diterima oleh masyarakat sebagai definisi yang legal, yaitu: “Islamophobia is the shorthand way of referring to dread or hatred of Islam – and, therefore, to fear or dislike of all or most Muslims”(Islamophobia adalah cara singkat yang mengacu kepada ketakutan atau kebencian terhadap Agama Islam-dan, oleh karena itu, ketakutan atau ketidak sukaan ditujukan kepada semua umat Muslim).61 Diawali dari pembunuhan petinggi Negara Belanda Theo van Gogh yang mengawali kuatnya persepsi dan keyakinan masyarakat Barat tentang Islam Phobia, serta dipertegas dengan sikap muslim yang menurut mereka ketika orang Muslim melakukan Shalat Jum‟at, mereka tidak tertib dalam memarkirkan kendaraan mereka yang seolah memperkuat asumsi mereka bahwa Agama Islam tidak memiliki etika, yang meyebabkan anggapan miring tersebut tentang Islam ditujukan kepada semua Umat Muslim. Islamophobia juga banyak mereka gunakan sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian masyarakat khusunya di Belanda, banyak politisi nonMuslim menggunakan cara ini untuk mendapatkan suara atau dukungan seperti dalam pemilihan-pemilihan umum.62 Dalam memahami atau menjelaskan fenomena yang telah memiliki dampak yang dramatis dalam

61Samir Amghar, Amel Boubekeur, dkk. 2007. European Islam Challenges For Public Policy and Society. Brussels : Centre For European Policy Studies, h. 144 62Ibid, h. 144 45

ruang yang relatif singkat dan melibatkan banyak orang, yang paling banyak bertanggung jawab atas hal ini adalah Media. Media yang merupakan alat informasi kesetiap tempat maupun kalangan, membuat banyak orang yang Phobia terhadap Islam karena informasi yang diterima tidak dinyatakan dengan benar, kebanyakan didalamnya mengandung unsur propaganda dan menyusulnya kasus 11 September 2001 yang mempertegas ketakutan mereka. Kurangnya informasi tentang kebenaran Islam yang diterima dan yang diinformasikan oleh banyak orang terutama media mengakibatkan kesimpangsiuran tentang kebenaran Islam, dan untuk mendefinisikan Islamophobia, bagi banyak orang itu adalah sesuatu yang serius yang berarti bahwa hasil akhirnya adalah kembali kepada keyakinkan diri pribadi.63 Istilah Islamophobia muncul karena ada fenomena baru yang membutuhkan penamaan. Prasangka anti muslim berkembang begitu cepat pada beberapa tahun terakhir ini sehingga membutuhkan kosa kata baru untuk mengidentifikasikan. Penggunaan istilah baru yaitu Islamophobiatidak akan menimbulkan konflik namun dipercaya akan lebih memainkan peranan dalam usaha untuk mengoreksi persepsi dan membangun hubungan yang lebih baik.

63Ibid, h. 145-146 46

Islamophobia memiliki beberapa karakteristik. Untuk memahami karakteristik inidalam laporan Runnymede menjelaskan sebuah kunci untuk memahami perbedaan tersebut, yaitu pandangan yang terbuka dan pandangan yang tertutup terhadap Islam (open and closed views of Islam). Phobia dan ketakutan terhadap Islam yang terjadi merupakan karakteristik dari pandangan yang tertutup terhadap Islam (closed views), sementara ketidaksetujuan yang logis dan kritik serta apresiasi maupun pernghormatan merupakan pandangan yang terbuka terhadap Islam(open views).64 Dari beberapa deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa Islamophobiaadalah bentuk ketakutan berupa kecemasan yang dialami seseorang maupun kelompok sosial terhadap Islam dan orang- orang Muslim yang bersumber dari pandangan yang tertutup tentang Islam serta disertai prasangka bahwa Islam sebagai agama yang “inferior” tidak pantas untuk berpengaruh terhadap nilai-nilai yang telah ada di masyarakat.65 Islamophobia juga dapat disefinisikan sebagai prasangka buruk, ketakutan, kecemasan suatu

64Bleich, Erik. Defining and researching Islamophobia. in Review of Middle East Studies, 46 (2), (2013), 180 65Moordiningsih. 2004. “Islamophobia dan Strategi Mengatasinya”. Volume 12, No. 2, https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi/article/view/7470/5809 18 Oktober 2018. 47

kelompok terhadap Islam karena minimnya pengetahuan tentang Islam, pandangan yang tertutup sehingga menimbulkan prasangka buruk.

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sanjay Leela Bhansali: Sutradara Film Padmavati

Gambar 3.1Sanjay Leela Bhansali Sanjay Leela Bhansali lahir pada 24 Februari 1963 di , India. Ia adalah seorang sutradara musik, penulis latar, produser dan sutradara film India alumnus Institut Film dan Televisi India.Bhansali mengambil nama tengahnya “Leela” dari nama ibunya, Leela Bhansali. Ia mendirikan SLB Films, sebuah rumah produksi film, pada 1999. Ayahnya, Navin Bhansali, merupakan produser film. Oleh karena itu Sanjay selalu dikelilingi oleh banyak aktor dan sutradara. Walaupun ayahnya bukan produser film yang sukses dan mengetahui bahwa bekerja di industri film tidaklah mudah. Ayahnya juga memberi nasehat kepada Bhansali kecil untuk mengejar karir dibidang lain, tetapi Bhansali tetap pada pendiriannya. Ia kagum dengan seni „Direction‟ lalu

48 49

memutuskan profesiini yang akan dia pilih di masa depan. Sekarang terbukti Sanjay menjadi salah satu sutradara terbaik di India. Bhansali memulai karirnya sebagai asisten Vidhu Vinod Chopra dan terlibat dalam pembuatan , 1942 Love Story dan Kareeb. Namun, keduanya jatuh ketika Bhansali menolak untuk mengarahkan Kareeb dan malah melakukan debut penyutradaraannya dengan Khamoshi: The Musical, yang secara komersial tidak berhasil, tetapi secara kritis diakui sebagai perjuangan seorang putri untuk berkomunikasi dengan orang tuanya yang bisu tuli.66 Film dia berikutnya adalah kisah cinta segitiga, , yang membentuk cap individualistis untuk kemegahan visual dan menciptakan aura perayaan dan pesta. Film ini sukses besar dan memenangkan banyak penghargaan. Film berikutnya Devdas adalah ode Bhansali untuk novel terkenal dengan nama yang sama.67 Setelah rilis di teater India, film ini muncul sebagai film terlaris. Ini juga memenangkan berbagai penghargaan Bollywood dan merupakan entri resmi India untuk Oscar. Musikal ini menerima penerimaan yang signifikan di Cannes. Lalu muncullah film Black, yang disebut Time Magazine (Eropa) sebagai film kelima dari 10 Film Terbaik Tahun 2005 dari seluruh dunia. Black memecahkan rekor di

66 “Profil Sanjay Leela Bhansali” di akses pada 2 November 2018 dari https://starsunfolded.com/sanjay-leela-bhansali/ 67 “Profil Sanjay Leela Bhansali” di akses pada 2 November 2018 dari https://www.imdb.com/name/nm0080220/bio?ref_=nm_ov_bio_sm 50

2006 , memenangkan sebelas penghargaan. Setelah empat kali sukses, Bhansali mengalami kegagalan besar pertamanya di , yang disambut dengan kritik tajam dan sekaligus koleksi yang buruk di box office. Dalam proses pembuatan film Padmavati pun Bhansali banyak menerima penolakan dari masyarakat India karena dianggap telah menyesatkan sejarah. Akhirnya Bhansali mengklarifikasi dan mengganti judul lalu akhirnya film ini bisa tayang. Penghargaan yang pernah diraih oleh Sanjay Leela Bhansali  Penghargaan Filmfare untuk Sutradara Terbaik  Penghargaan Screen untuk Sutradara Terbaik  Penghargaan IIFA untuk Sutradara Terbaik Salah satu filmnya yang paling sukses adalah Bajirao Mastani mampu meraih penghargaan film terbaik, aktor terbaik, dan sutradara terbaik.68

B. Sinopsis Film Padmavati Abad ke 13, Jalaluddin Khilji (Raza ) dari dinasti Khilji merebut tahta . Keponakannya yaitu Alauddin Khilji (Ranveer Singh) meminta putri Jalaluddin yaitu Mehrunisa (Aditi Rao Hydari) dalam pernikahan itu. Pernikahan Alauddin pun diatur, namun di malam acara itu, Alauddin melakukan perzinahan dengan wanita lain dan

68 “Bajirao Mastani borong 12 piala” diakses pada 2 November 2018 dari http://www.harnas.co/2016/06/27/bajirao-mastani-borong-12-piala 51

membunuh hakim Jalaluddin yang menangkapnya alhasil istrinya menjadi takut. Sementara, penguasa Rajput bernama Maharawal Ratan Singh (Shahid Kapoor)melakukan perjalanan menuju Sinhala demi mendapatkan mutiara langka untuk istri pertamanya bernama (). Putri Sinhala bernama Padmavati (Deepika Padukone) tanpa sadar terluka saat Ratan Singh berburu seekor rusa. Mereka kemudian saling jatuh hati dan menikah. Jalaluddin merebut tahta Delhi dan mengizinkan Alauddin mengusir invasi Mongolke Delhi. Alauddin melakukan serangan tanpa henti daerah Devagiri. Memahami ambisi Alauddin untuk mengambil alih tahtanya dari istri dan juga keponakannya, Jalaluddin pergi menuju Kara yang mana keponakannya juga ditempatkan oleh Alauddin menangkap putri dari Devagiri dan menjadikannya sebagai pinangannya. Jalaluddin tiba dan memberi hadiah kepada lalu kepada Alauddin yang menjadikan Jalaluddin dan pengawalnya dibunuh dan menyatakan dirinya adalah Sultan. Padmavati melakukan perjalanan menuju Mewar bersama Ratan, namun dituntut oleh pendeta kerajaan yaitu Raghav Chetan. Chetan tertangkap sedang menyaksikan Padmavati dan Ratan ketika mereka bermesraan dan diusir dari kerajaan. Istri pertama dari Ratan cemburu terhadap Padmavati. Chetan menuju ke Delhi dan memberitahu Alauddin Khilji mengenai keindahan Padmavati. 52

Alauddin pun ingin memiliki setiap hal yang tidak biasa di dunia ini yang mengundang Rajput menuju Delhi. Setelah mengetahui penolakan, Alauddin memerintahkan serangan terhadap Chittor. Setelah berbagai usaha yang gagal merebur Chittor, Khilji berpura-pura berdamai dan diizinkan masuk di Chittor tempat dia bertemu dengan Ratan Singh. Dia meminta untuk bertemu Padmavati. Ratan mengetahui maksudnya dan mengancamnya dan menjelaskan padanya bahwa dia hidup hanya karena Alauddin adalah sebagai tamu. Alauddin diizinkan bertemu Padmavati setelah bersih keras. Selanjutnya Ratan Singh dipenjara oleh Alauddin yanng kemudian menuntut agar dapat bertemu Padmavati. Setelah dikuatkan oleh ratu, Alauddin setuju dan pergi ke Delhi. Sementara keponakan Alauddin berusaha membunuhnya. Alauddin terluka namun dia dapat membela dirinya sendiri. Sementara di perbatasan, pasukan Rajput berencana untuk menyergap pasukan Khilji di pagi hari. Padmavati kemudian membebaskan Ratan Singh dengan bantuan dari Mehrunisa. Pasukan Khilji yang sedang berdoa diberi informasi tahu tentang penyerangan namun disergap. Di Chittor Padmavati dipuji sebab menyelamatkan Ratan dan dibanding-bandingkan dengan seorang dewi. Alauddin kemudian memenjarakan Mehrunisa sebab telah membantu keluarga Rajput. Selanjutnya Alauddin dan Ratan Singh terlibat pertarungan. Alauddin hampir dikalahkan oleh Ratan yang mana Ratan dibunuh dengan tidak hormat oleh 53

pasukan dari Khilji dengan menembak anah panah selanjutnya mencaci Alauddin karena tidak hormat sebelum kematian Ratan. Pasukan Khilji berhasil menaklukkan Rajput namun tidak mampu meraih wanita Rajput yang telah melakukan jauhar dengan Padmavati.69

C. Tim Produksi Film Padmavati Sutradara : Sanjay Leela Bhansali Produser : Bhansali Productions, Viacom 18 Motion Pictures Penulis : Prakash Kapadia, Sanjay Leela Bhansali Based on : by Pemeran :  Deepika Padukone sebagai Padmavati  Shahid Kapoor sebagai Maharawal Ratan Singh  Ranveer Singh sebagai Alauddin Khilji  sebagai Jalaluddin Khilji  Aditi Rao Hydari sebagai Mehrunisa  sebagai Malik Kafur Music : Sanchit Balhara, Sanjay Leela Bhansali Sinematografi : Editor : Jayant Jadhar, Sanjay Leela Bhansali, Akiv Ali Distributor : Viacom 18 Motion Pictures Budget : US$33 million

69 “Sinopsis Lengkap Film Padmavati” diakses pada 2 November 2018 dari https://www.sinopsisfilmindia.com/2017/10/sinopsis-film-padmavati- 2017.html 54

D. Profil pemain film Padmavati 1. Deepika Padukone

Gambar 3.2 Deepika Padukone

Deepika Padukone adalah salah satu artis India berbakat dengan bayaran termahal. Lahir di Denmark, 5 Januari 1986. Ia memulai debut aktingnya pada pada 2006 sebagai karakter tituler pada film Kannada Aishwarya. Film pertamanya dirilis pada tahun berikutnya yaitu . Ia tampil memukau bahkan memenangkan penghargaan Filmfare Award sebagai Best Female Debut of The Year.70

70 “Profil Deepika Padukone” diakses pada 3 November 2018 dari https://www.wowkeren.com/seleb/deepika_padukone/profil.html 55

Berbagai peran telah ia lakoni dan membuat ia semakin populer dan menjadi salah satu artis ternama di India. Salah satu film Deepika yang paling sukses adalah Bajirao Mastani yang juga disutradarai oleh Sanjay Leela Bhansali. Ia tampil sangat memukau dengan memerankan prajurit Mastani dan beradu peran dengan Ranveer Singh yang berperan menjadi Bajirao. Kemampuan akting Deepika mulai diperhitungkan. Tak heran jika sutradara kenamaan asal Amerika, D.J. Caruso, tertarik untuk mengajak Deepika bekerja sama untuk bermain dalam sekuel film xXx (2002) bertajuk xXx: The Return of Xander Cage. Deepika beradu akting dengan Vin Diesel yang akan kembali berperan sebagai Cage. Ini adalah kesempatan emas bagi Deepika dan menjadikan film hollywood perdana yang ia mainkan.

56

2. Shahid Kapoor

Gambar 3.3 Shahid Kapoor

Shahid Kapoor yang juga dikenal dengan Shahid Khattar lahir di Delhi, India pada 25 Februari 1981. Sebelum memulai karirnya di dunia hiburan, ia pernah membintangi video klip Ankhon me tera hi chehra dan iklan Pepsi. Ia juga mengikuti kelas menari di Shiamak Davyar Institut Seni Pertunjukan (SDIPA) di tahun 1995. Kemudian pada tahun 1999 ia menjadi penari latar di film TAAL bersama Aishwarya Rai. Shahid Kapoor memutuskan untuk berhenti di dunia periklanan dan 57

musik untuk berkonsentrasi dalam debut Bollywood nya.71 Pada tahun 2003 Shahid memerankan peran utama sebagai Rajiv Mathur di sebuah film romantis ISHQ VISHK yang beradu peran dengan Amrita Rao dan Shehnaz Treasurywala. Film ini mendapat respon positif bahkan menjadikan Shahid sebagai aktor pendatang baru terbaik. Beberapa film yang telah ia bintangi telah mendapat respon positif dan ia juga telah banyak belajar dari pengalaman dan masa-masa sulit yang telah ia lewati dalam dunia akting.

71 “5 Fakta Menarik Shahid Kapoor” diakses pada 3 November 2018 dari https://www.wowkeren.com/seleb/deepika_padukone/profil.html 58

3. Ranveer Singh

Gambar 3.4 Ranveer Singh Ranveer Singh lahir di Mumbai, India pada 6 Juli 1985. Ia memulai debutnya pada tahun 2010 setelah lulus dari Indiana University Bloomington.Ranveer selalu bercita-cita menjadi seorang aktor sejak dia masih kecil. Ia sering kali berpartisipasi dalam drama sekolah. Selama kuliah, dia memutuskan untuk mengikuti kelas akting dan mengambil teater sebagai ekstrakurikuler. Setelah menyelesaikan studinya dan kembali ke Mumbai pada tahun 2007, Ranveer bekerja selama beberapa tahun dalam bidang periklanan sebagai copywriter, dengan agensi seperti O & M dan J. Walter Thompson. Dia kemudian bekerja sebagai asisten 59

sutradara, namun meninggalkan job tersebut demi mengejar karir aktingnya.72 Film pertamanya adalah sebuah roman komedi yang berjudul , bekolaborasi dengan aktris .Filmnya ternyata sangat laku di pasaran dan membuat nama Ranveer Singh meroket.Ranveer juga pernah membintangi film-film seperti Goliyon Ki Raasleela Ram-Leela, , , serta Bajirao Mastani.

72 “Fakta Ranveer Singh” di akses pada 3 November 2018 dari http://style.tribunnews.com/2017/07/12/ranveer-singh-mengenal-kembali-dan- 7-fakta-aktor-ganteng-dari-bollywood-ini 60

4. Aditi Rao Hydari

Gambar 3.5Aditi Rao Hydari Aditi Rao Hydari lahir dari dua garis keturunan kerajaan, yaitu Muhammad Saleh Akbar Hydari dan Raja J.Rameshwar Rao dari keluarga Wanaparthy. Ayahnya, Late Ehsaan Hydari adalah seorang muslim sedangkan ibunya Vidya Rao adalah seorang hindu. Dia adalah cucu besar dari Akbar Hydari dan keponakan dari Muhammad Saleh Akbar Hydari yang seorang mantan Gubernur Assam.73 Hydari memulai debut di tahun 2007 dalam film TAMIL (SRINGARAM). Dalam film tersebut, ia menjadi tokoh utama sebagai devadasi. Film ini bertemakan tari klasik yang disutradarai oleh Sharada Ramanathan dan diproduksi oleh Padmini Ravi.

73 “Profil Aditi Rao” di akses pada 3 November 2018 dari https://www.kapanlagi.com/aditi-rao/profil/ 61

Hydari mendapat tawaran ini setelah Ramanathan melihat pertunjukan tarinya pada konferensi selama tiga hari. Film ini menerima pujian kritis dan mendapat beberapa penghargaan, termasuk tiga penghargaan film nasional. Di tahun 2013, Hydari muncul di film VISHESH BHATT'S MURDER 3 bersama Randeep Hooda dan Sara Loren.Hydarimendapat banyak pujian dari penampilannya ini, salah satunya, Taran Adarsh yang menulis“Aditi dan Sara adalah penghenti acara. Keduanya memberikan pertunjukan yang luar biasa.” Ada pula tambahan dari Roshni Devi“ Penampilan Aditi merupakan pillar film ini.”74

74 “Profil Aditi Rao” di akses pada 3 November 2018 dari https://www.kapanlagi.com/aditi-rao/profil/ 62

E. Sejarah Kesultanan Khilji Dinasti Khilji berasal dari nama Khalj, daerah pegunungan di , di mana beberapa abad sebelumnya orang berkebangsaan Turki berdiam secara permanen. Mereka sangat berjasa dalam Islamisasi di Asia terutama di India. Setelah Balban wafat (1287 M) tidak ada yang kuat mempertahankan kekuasaan mereka, sehingga masuklah kekuatan baru dari Afghanistan yaitu Dinasti Khilji, sultan pertama adalah Malik Firuz dengan nama Sultan Jalaludin Firuz.75 Jalaludin menunjuk keponakannya Alauddin untuk menjadi gubernur di daerah Awadh dan Kara. Ketika menjadi gubernur dia izin untuk menyerang Bhilsa dan menang. Setelah itu tanpa izin sultan, dia menyerang Deogir dan berhasil membawa harta rampasan yang banyak. Sultan bangga dengan kemenangan Alauddin dan mendatanginya untuk mengucapkan selamat, namun ketika Sultan datang, Alauddin membunuh Sultan dan mendeklarasikan diri menjadi sultan yang baru.76 Alauddin seoranag pemimpin sekaligus panglima yang hebat, dia sanggup mengalahkan setiap serangan yang dilakukan oleh pasukan Mongol. Pada tahun 1299 Mongol menyerang Delhi dan hendak menguasai Negara tetapi Alauddin mampu mengalahkan mereka dan pada

75 M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Yogyakarta: Bagaskara, 2011) h.265 76 K.Ali, M.A. History of India & Bangladesh. (Dakha: Ali Publications, 1980). h.69 63

tahun 1307 M Mongol menyerang Delhi lagi tetapi Alauddin mengalahkan mereka dan menimbulkan kerugian besar pada pihak musuh dan setelah kekalahan ini, Mongol tidak pernah menyerang Delhi lagi.77

77 Op.Cit h.70

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Film Padmavati merupakan film kolosal India yang menceritakan ambisi Sultan Alauddin Khilji yang ingin menaklukan dunia dan seorang Ratu Padmavati yang berstatus sebagai istri Raja Ratan Singh. Sebagai seorang muslim, Alauddin Khilji sangat tidak mencerminkan sebagai peminpin yang baik dan melenceng dari aturan Islam. Film ini mendapat banyak kecaman dari mayoritas masyarakat muslim di India bahkan di negara mayoritas muslim seperti Malaysia. Film ini dianggap menyesatkan karena tidak sesuai fakta dan dianggap melebih-lebihkan sosok pemimpin Muslim yang buruk dan sutradara dan film ini dianggap Islamophobia. Berikut merupakan temuan Islamophobia yang terdapat dalam film Padmavati menggunakan semiotika Roland Barthes yaitu dengan mencari makna konotasi, denotasi, dan mitos: Sinopsis Abad ke 13, Jalaluddin Khilji (Raza Murad) dari dinasti Khilji merebut tahta Delhi. Keponakannya yaitu Alauddin Khilji (Ranveer Singh) meminta putri Jalaluddin yaitu Mehrunisa (Aditi Rao Hydari) dalam pernikahan itu. Pernikahan Alauddin pun diatur, namun di malam acara itu, Alauddin melakukan perzinahan dengan wanita lain dan membunuh hakim Jalaluddin yang menangkapnya alhasil istrinya menjadi takut.

64 65

Sementara, penguasa Rajput bernama Maharawal Ratan Singh (Shahid Kapoor) melakukan perjalanan menuju Sinhala demi mendapatkan mutiara langka untuk istri pertamanya bernama Nagmati (Anupriya Goenka). Putri Sinhala bernama Padmavati (Deepika Padukone) tanpa sadar terluka saat Ratan Singh berburu seekor rusa. Mereka kemudian saling jatuh hati dan menikah. Jalaluddin merebut tahta Delhi dan mengizinkan Alauddin mengusir invasi Mongol ke Delhi. Alauddin melakukan serangan tanpa henti daerah Devagiri. Memahami ambisi Alauddin untuk mengambil alih tahtanya dari istri dan juga keponakannya, Jalaluddin pergi menuju Kara yang mana keponakannya juga ditempatkan oleh Alauddin menangkap putri dari Devagiri dan menjadikannya sebagai pinangannya. Jalaluddin tiba dan memberi hadiah kepada Malik Kafur lalu kepada Alauddin yang menjadikan Jalaluddin dan pengawalnya dibunuh dan menyatakan dirinya adalah Sultan. Padmavati melakukan perjalanan menuju Mewar bersama Ratan, namun dituntut oleh pendeta kerajaan yaitu Raghav Chetan. Chetan tertangkap sedang menyaksikan Padmavati dan Ratan ketika mereka bermesraan dan diusir dari kerajaan. Istri pertama dari Ratan cemburu terhadap Padmavati. Chetan menuju ke Delhi dan memberitahu Alauddin Khilji mengenai keindahan Padmavati. Alauddin pun ingin memiliki setiap hal yang tidak biasa di dunia ini yang mengundang Rajput menuju Delhi. Setelah mengetahui penolakan, Alauddin memerintahkan serangan terhadap Chittor. Setelah berbagai usaha yang gagal merebur 66

Chittor, Khilji berpura-pura berdamai dan diizinkan masuk di Chittor tempat dia bertemu dengan Ratan Singh. Dia meminta untuk bertemu Padmavati. Ratan mengetahui maksudnya dan mengancamnya dan menjelaskan padanya bahwa dia hidup hanya karena Alauddin adalah sebagai tamu. Alauddin diizinkan bertemu Padmavati setelah bersih keras. Selanjutnya Ratan Singh dipenjara oleh Alauddin yanng kemudian menuntut agar dapat bertemu Padmavati. Setelah dikuatkan oleh ratu, Alauddin setuju dan pergi ke Delhi. Sementara keponakan Alauddin berusaha membunuhnya. Alauddin terluka namun dia dapat membela dirinya sendiri. Sementara di perbatasan, pasukan Rajput berencana untuk menyergap pasukan Khilji di pagi hari. Padmavati kemudian membebaskan Ratan Singh dengan bantuan dari Mehrunisa. Pasukan Khilji yang sedang berdoa diberi informasi tahu tentang penyerangan namun disergap. Di Chittor Padmavati dipuji sebab menyelamatkan Ratan dan dibanding-bandingkan dengan seorang dewi. Alauddin kemudian memenjarakan Mehrunisa sebab telah membantu keluarga Rajput. Selanjutnya Alauddin dan Ratan Singh terlibat pertarungan. Alauddin hampir dikalahkan oleh Ratan yang mana Ratan dibunuh dengan tidak hormat oleh pasukan dari Khilji dengan menembak anah panah selanjutnya mencaci Alauddin karena tidak hormat sebelum kematian Ratan. Pasukan Khilji berhasil menaklukkan Rajput namun tidak mampu meraih wanita Rajput yang telah melakukan jauhar dengan Padmavati.

67

Adegan 1 Tabel 4.1 adegan 1 Visual Audio/Dialog Type of Shot Jalaluddin Khilji: Long shot high “kami dikelilingi angle oleh musuh, tetapi ancaman paling

mendesak adalah Gambar 4.1 (sumber: film dari Mongol” Padmavati) Itaat: “sultan, Long shot, mengalahkan memperlihatkan pertempuran gambar objek Mongol tidak orang secara mungkin. Tentara utuh, serta latar

Gambar 4.2 (sumber: film kami adalah belakang yang Padmavati) setengah dari jelas. kekuatan mereka” Alauddin Khilji: Medium shot, “tetapi keberanian memperlihatkan kita jauh lebih gambar objek besar dari mereka. dari batas dada Demi khilji aku ke atas”

bahkan bisa Gambar 4.3 (sumber: film Padmavati) melawan Tuhan”

Pada adegan ini Sultan Jalaluddin Khilji sedang berbicara kepada rakyatnya mengenai ancaman musuh dan rencana untuk 68

mengalahkan Mongol. Mereka pesimis bisa mengalahkan Mongol karena kekuatan mereka tidak sebanding dengan Mongol. Tetapi dengan lantang salah satu pasukannya yang bernama Alauddin Khilji dengan berani mengatakan bahwa bisa mengalahkan Mongol bahkan dengan sombongnya bisa melawan Tuhan.

Adegan 2 Tabel 4.2 adegan 2 Visual Audio/Dialog Type of Shot Alauddin Khilji: Medium shot, “apa yang bisa memperlihatkan kau lakukan gambar objek untukku?” dari batas dada Malik: “apapun. ke atas” Saya dapat Gambar 4.4 (sumber: film memberikan Padmavati) hidup saya untuk anda” Alauddin Khilji: Long shot, “kemudian bunuh memperlihatkan orang-orang ini” gambar objek orang secara utuh, serta latar

belakang yang Gambar 4.5 (sumber: film Padmavati) jelas. 69

Tidak ada dialog Long shot, (Malik telah memperlihatkan membunuh kedua gambar objek menteri yang orang secara diperintahkan utuh, serta latar Gambar 4.6 (sumber: film oleh Alauddin) belakang yang Padmavati) jelas. Alauddin Khilji: Medium shot, “panjang umur memperlihatkan Khilji!” gambar objek dari batas dada ke atas”

Gambar 4.7 (sumber: film Padmavati)

Pada adegan ini Sultan Jalaluddin memberikan hadiah berupa seorang budak kepada Alauddin. Budak tersebut bernama Malik Kafur. Kuasa Malik Kafur berada pada Alauddin, dia memerintahkan untuk membunuh kedua menteri yang datang bersama Sultan Jalaluddin. Tanpa ragu, Malik segera membunuh keduanya lalu tidak lama Alauddin memerintahkan orang suruhannya yang lain untuk membunuh Sultan Jalaluddin dengan maksud ingin merebut harta dan tahta.

70

Adegan 3 Tabel 4.3 adegan 3 Visual Audio/Dialog Type of Shot Itaat: “jadi anda Long shot, akhirnya memperlihatkan melakukan gambar objek pemberontakan orang secara melawan utuh, serta latar

kesultanan?” belakang yang Gambar 4.8 (sumber: film Padmavati) Itaat: “sejarah jelas. tidak akan pernah memaafkanmu yang membunuh paman saya” Alauddin: Medium close “kesultanan up, membutuhkan memperlihatkan darah segar untuk gambar objek memperluas dari batas dada perbatasan dan ke atas” Gambar 4.9 (sumber: film membuat orang- Padmavati) orang bahagia. Dan itulah mengapa saya telah merebut tahta” 71

Adegan ini menggambarkan Itaat yang marah dan protes kepada Alauddin yang melakukan pemberontakan kesultanan dengan membunuh pamannya. Dengan santai, Alauddin menjelaskan perlu korban agar dia bisa menguasai tahta kesultanan.

Adegan 4 Tabel 4.4 adegan 4 Visual Audio/Dialog Type of Shot Malik: “Sultan, Medium shot, Raja Chittor telah memperlihatkan menolak undangan gambar objek anda” dari batas dada Alauddin: “panggil ke atas” pasukan dan Gambar 4.10 (sumber: film nyatakan perang” Padmavati) Mehrunisa: “anda Medium shot, harus takut pada memperlihatkan Tuhan, sultan. gambar objek Padmavati adalah dari batas dada istri seseorang. ke atas” Sulit dipercaya Gambar 4.11 (sumber: film sikandar sani akan Padmavati) mengorbankan perang untuk seorang wanita.” 72

Adegan ini menggambarkan kemarahan Alauddin yang undangannya ditolak oleh Raja Chittor dan langsung menyatakan akan berperang. Disisi lain, istri Alauddin yaitu Mehrunisa menasehati agar takut dan tunduk kepada Tuhan dan tidak berperang demi seorang wanita karena wanita tersebut sudah mempunyai suami.

Adegan 5

Tabel 4.5 adegan 5 Visual Audio/Dialog Type of Shot Alauddin: “ingat, Long shot, tidak ada penjaga memperlihatkan yang harus ada, gambar objek ketika ratu tiba” orang secara Malik: “yakinlah utuh, serta latar

baginda, belakang yang Gambar 4.12 (sumber: film Padmavati) kesendirian anda jelas. tidak akan terganggu” Suara doa-doa Long shot high saat angle melaksanakan ibadah sholat

Gambar 4.13 (sumber: film Padmavati) 73

Adegan ini menggambarkan Malik Kafur sedang merapikan pakaian Alauddin karena akan segera bertemu dengan Ratu Padmavati. Disaat yang bersamaan, rakyat sedang melaksanakan ibadah sholat. Sebagai pemimpin muslim seharusnya Alauddin melaksanakan ibadah sholat karena wajib tetapi Alauddin lebih tertarik dengan pertemuannya dengan Ratu Padmavati.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Analisis Makna Denotasi, Konotasi, Dan Mitos Islamophobia dalam Film Padmavati 1. Adegan 1 Tabel 4.1 adegan 1 Visual Audio/Dialog Type of Shot Jalaluddin Long shot Khilji: “kami high angle dikelilingi oleh musuh, tetapi ancaman paling

mendesak Gambar 4.1 (sumber: film adalah dari Padmavati) Mongol” Itaat: “sultan, Long shot, mengalahkan memperlihat pertempuran kan gambar Mongol tidak objek orang

mungkin. secara utuh, Gambar 4.2 (sumber: film Tentara kami serta latar Padmavati) adalah belakang setengah dari yang jelas. kekuatan mereka”

74 75

Alauddin Medium Khilji: “tetapi shot, keberanian kita memperlihat jauh lebih kan gambar besar dari objek dari mereka. Demi batas dada Gambar 4.3 (sumber: film Padmavati) khilji aku ke atas” bahkan bisa melawan Tuhan”

Denotasi:

a. Gambar pertama memperlihatkan Sultan Jalaluddin Khilji sedang duduk dan berbicara kepada rakyatnya. b. Gambar kedua memperlihatkan rakyat kesultanan Delhi yang sedang berkumpul dan berbicara dengan Sultan Delhi. c. Gambar ketiga memperlihatkan Alauddin yang berbicara dengan Sultan dengan wajah membara. Konotasi: a. Gambar pertama Sultan Jalaluddin Khilji sedang berbicara dengan rakyat atau prajuritnya tentang pertempuran dengan Mongol dengan maksud ingin menguasai Mongol. Dia bersemangat bisa mengalahkan Mongol. 76

b. Gambar kedua memperlihatkan Itaat yang pesimis bisa mengalahkan Mongol karena jumlah tentara mereka setengah kekuatan dari pasukan Mongol. c. Gambar ketiga memperlihatkan arogansi dan ambisi Alauddin yang yakin bisa menang melawan Mongol. Bahkan demi Khilji, dengan arogannya dia mengatakan bisa melawan Tuhan. Mitos:

Dalam adegan ini memperlihatkan Alauddin dengan sombongnya bisa melawan Tuhan. Sebagai seorang muslim yang baik, sepatutnya kita takut kepada Allah SWT. Bahkan kita terkadang lebih takut kepada manusia daripada Allah. Semakin orang berilmu semakin takut kepada Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada-Nya” (HR. Bukhari-Muslim).

Maka orang-orang yang lancang berbuat maksiat, tidak memiliki rasa takut kepada Allah, adalah karena kurangnya ilmu mereka terhadap agama Allah serta kurangnya ma‟rifah mereka kepada Allah SWT. Film ini menggambarkan sosok Alauddin yang kejam dan sombong dengan berkata bisa melawan Tuhan. Sebagai muslim yang baik seharusnya memiliki rasa takut kepada Allah SWT. Ini bisa menjadi kesalahpahaman masyarakat 77

terhadap Islam dan menganggap perkataan Alauddin benar. Seharusnya sutradara tidak melebih-lebihkan citra negatif Alauddin karena akan menimbulkan perdebatan atau lebih parahnya islamofobia.

2. Adegan 2

Tabel 4.2 adegan 2 Visual Audio/Dialog Type of Shot Alauddin Khilji: Medium “apa yang bisa shot, kau lakukan memperlihat untukku?” kan gambar Malik: “apapun. objek dari Saya dapat batas dada ke Gambar 4.4 (sumber: memberikan atas” film Padmavati) hidup saya untuk anda” Alauddin Khilji: Long shot, “kemudian memperlihat bunuh orang- kan gambar orang ini” objek orang secara utuh,

serta latar Gambar 4.5 (sumber: film Padmavati) belakang yang jelas. 78

Tidak ada Long shot, dialog (Malik memperlihat telah kan gambar membunuh objek orang kedua menteri secara utuh, Gambar 4.6 (sumber: yang serta latar film Padmavati) diperintahkan belakang oleh Alauddin) yang jelas. Alauddin Khilji: Medium “panjang umur shot, Khilji!” memperlihat kan gambar objek dari

batas dada ke Gambar 4.7 (sumber: film Padmavati) atas”

Denotasi: a. Gambar pertama memperlihatkan Alauddin sedang berbicara dengan dengan seorang budak/suruhan yang bernama Malik Kafur. b. Gambar kedua memperlihatkan Alauddin memerintahkan Malik Kafur untuk membunuh kedua menteri. c. Gambar ketiga memperlihatkan kedua menteri sudah tergeletak tidak bernyawa karena dibunuh oleh Malik Kafur. 79

d. Gambar keempat memperlihatkan Alauddin yang sedang memegang Sultan Jalaluddin Khilji yang ditusuk punggungnya oleh orang suruhan Alauddin.

Konotasi: Makna konotasi dalam adegan ini adalah Alauddin memanfaatkan “hadiah” dari Sultan Jalaluddin yaitu seorang budak yang bernama Malik Kafur untuk membunuh kedua menteri untuk balas dendam. Gambar keempat terlihat Alauddin seperti memeluk Sultan padahal dia berkhianat dengan memerintahkan orang suruhannya untuk membunuh Sultan Jalaluddin dengan maksud merebut tahta dan menguasai Kesultanan Delhi. Mitos: Seorang pemimpin harus berperilaku baik dan menjadi panutan untuk rakyatnya. Allah SWT telah menegaskan agar umat Islam tidak melakukan khianat seperti yang dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 29 :

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil.”

Dari „Abdullah, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

“Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka.” (HR. Ibnu Hibban 2: 326. Hadits ini shahih 80

sebagaimana kata Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1058)78 Isu islamofobia sangat kental dengan pernyataan islam menyukai kekerasan, permusuhan, perang dan lainnya. Dalam adegan ini digambarkan Alauddin dengan tipu daya nya bisa dengan mudah mendapatkan kekuasaan dengan mengorbankan dan menipu orang lain. Adegan ini bisa menimbulkan keresahan dan kebencian terhadap Islam. Isu islamofobia yang dekat dengan adegan ini adalah Islam punya ideologi politik, bergerak mewujudkan tujuan-tujuan politik dan militer. Sama seperti Alauddin yang memiliki tipu daya agar bisa mengorbankan pemimpin sebelumnya, maka dia membunuh musuhnya demi bisa menjadi pemimpin dan mendapatkan kekuasaan. Kenyataannya, Islam adalah agama yang cinta damai, politik yang berusaha mewujudkan kesejahteraan rakyat, bukan politik yang menumpahkan darah. 3. Adegan 3 Tabel 4.3 adegan 3 Visual Audio/Dialog Type of Shot Itaat: “jadi anda Long shot, akhirnya memperlihatk melakukan an gambar pemberontakan objek orang melawan secara utuh,

kesultanan?” serta latar

78 “Melariskan Dagangan dengan Pencitraan”, diakses dari https://muslim.or.id/21448-melariskan-dagangan-dengan-pencitraan.html pada tanggal 29 Agustus 2019 81

Gambar 4.8 (sumber: film Itaat: “sejarah belakang Padmavati) tidak akan pernah yang jelas. memaafkanmu yang membunuh paman saya” Alauddin: Medium close “kesultanan up, membutuhkan memperlihatk darah segar untuk an gambar memperluas objek dari perbatasan dan batas dada ke Gambar 4.9 (sumber: film membuat orang- atas” Padmavati) orang bahagia. Dan itulah mengapa saya telah merebut tahta”

Denotasi: a. Gambar pertama memperlihatkan Itaat yang sedang protes kepada Alauddin lalu langsung ditodong oleh kedua pasukan Alauddin menggunakan tombak. b. Gambar kedua memperlihatkan Alauddin sedang berbicara dengan Itaat.

82

Konotasi: a. Makna konotasi dari adegan ini adalah seorang keponakan Sultan Jalaluddin yang bernama Itaat sedang protes kepada Alauddin yang telah membunuh pamannya demi tahta. Ini menggambarkan kepedulian seorang keponakan kepada pamannya walaupun Alauddin sangat kejam dia berani melakukan protes tersebut bahkan nyawa taruhannya. Disaat yang bersamaan kedua pasukan Alauddin langsung menodong Itaat dengan tombak menandakan mereka patuh dan berusaha melindungi Alauddin. b. Gambar kedua menggambarkan ambisi Alauddin untuk memperluas wilayah dan menguasai tahta Kesultanan Delhi dengan membunuh Sultan Jalaluddin. Tindakan ini sangat tidak mencerminkan seorang pemimpin muslim yang baik. Sutradara film Padmavati yaitu Bhansali menggambarkan pemimpin muslim yang kejam sedangkan memuliakan raja-raja Hindu.

Mitos: Membunuh merupakan suatu bentuk kejahatan, kerusakan dan kezaliman. Selain itu juga bertolak belakang dengan agama dan fitrah manusia. Membunuh seorang mukmin dengan sengaja merupakan perbuatan yang akan mengundang murka Allah SWT seperti yang dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 93: 83

Artinya: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia didalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”

Alauddin hanya peduli dengan harta dan kekuasaan sehingga dia tega membunuh Sultan Jalaluddin untuk merebut kekuasaan Kesultanan Delhi.

Dalam artikel yang dimuat oleh www.newuniversity.org seorang mahasiswa bernama Natasha Kaushal, memberikan pendapat bahwa semua produksi film dari Bhansali melampaui sasaran dan masyarakat India suka dengan hal itu dan penggambaran negatif tentang Muslim ini bisa membuat kesalahpahaman dan ketakutan terhadap Islam.79 Isu islamofobia seperti Islam suka dengan kekerasan, perrmusuhan, perang dan lainnya akan menambah ketakutan dan kebencian masyarakat terhadap Islam. Faktanya, Islam adalah rahmat, penuh dengan kasih sayang dan jihad karena Allah bukan berarti untuk menumpahkan darah, tetapi untuk menjaga kedaulatan negara.

79 “Bollywood‟s “Padmaavat” Shows Blatant Islamophobia” diakses dari https://www.newuniversity.org/2018/05/08/bollywoods-padmaavat-shows- blatant-islamophobia/ pada tanggal 29 Agustus 2019 84

4. Adegan 4 Tabel 4.4 adegan 4 Visual Audio/Dialog Type of Shot Malik: “Sultan, Raja Medium shot, Chittor telah memperlihatk menolak undangan an gambar anda” objek dari Alauddin: “panggil batas dada ke pasukan dan atas” Gambar 4.10 (sumber: film nyatakan perang” Padmavati) Mehrunisa: “anda Medium shot, harus takut pada memperlihatk Tuhan, sultan. an gambar Padmavati adalah objek dari istri seseorang. Sulit batas dada ke

dipercaya sikandar atas” Gambar 4.11 (sumber: film Padmavati) sani akan mengorbankan perang untuk seorang wanita.”

Denotasi:

a. Gambar pertama memperlihatkan Malik sedang berbicara dengan Alauddin. b. Gambar kedua memperlihatkan Mehrunisa yang sedang menjahit memotong pembicaraan antara Alauddin dengan Malik. 85

Konotasi:

a. Gambar pertama terlihat Malik sedang memberitahu bahwa Raja Chittor menolak undangan untuk berkunjung ke Kesultanan Delhi. Maksud undangan tersebut adalah Alauddin tertarik dengan Padmavati yaitu istri Raja Chittor. b. Gambar kedua terlihat istri Alauddin yaitu Mehrunisa yang mengingatkan Alauddin kalau Padmavati adalah istri dari Raja Chittor. Sebagai istri yang baik Mehrunisa juga mengingatkan suaminya untuk takut kepada Tuhan. Dia tidak rela suaminya berbuat kejam dengan merebut istri orang lain apalagi sampai menimbulkan perang.

Mitos:

Dalam kehidupan rumah tangga, baik suami maupun istri mempunyai peraan yang sangat penting. Sebagai istri yang baik, senantiasa mengingatkan suami agar patuh pada perintah Allah SWT. Istri yang baik juga selalu mendampingi apapun kondisi suami dan selalu mengingatkan agar selalu berada dalam jalan yang benar. Dalam adegan ini Mehrunisa selalu mengingatkan Alauddin untuk takut kepada Tuhan. Sebagai seorang suami dan juga pemimpin, tidak sepatutnya Alauddin mendekati Padmavati karena merupakan istri dari Raja Chittor. Mehrunisa berusaha dengan keras memperingatkan Alauddin untuk takut kepada Tuhan dan untuk tidak mengambil apa yang bukan hak nya. Alauddin 86

dengan santai mengatakan akan berperang dengan Raja Chittor.

Salah satu isu islamophobia adalah kekerasan yang dilakukan oleh muslim. Dalam film ini digambarkan Alauddin seorang pemimpin muslim ingin berperang demi seorang wanita. Alauddin terobsesi dengan kecantikan Ratu Padmavati yang sangat tersohor dan merasa tertantang setelah mendengar perkataan tabib kerajaan jika dia bisa memiliki Ratu Padmavati, dia juga bisa memiliki dunia. Hal ini menambah ketakutan masyarakut umum terhadap Islam dan semakin membenci Islam. Islam bukanlah agama yang cinta perang, menaklukan bangsa dan merenggut semua yang mereka miliki. Konsep jihad dan perang sering disalahpahami tidak hanya oleh non-muslim tetapi muslim itu sendiri. Seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Hajj ayat 39:

Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang- orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”

87

5. Adegan 5 6. Tabel 4.5 adegan 5 Visual Audio/Dialog Type of Shot Alauddin: “ingat, Long shot, tidak ada penjaga memperlihatk yang harus ada, an gambar ketika ratu tiba” objek orang Malik: “yakinlah secara utuh, baginda, serta latar Gambar 4.12 (sumber: film kesendirian anda belakang Padmavati) tidak akan yang jelas. terganggu” Suara doa-doa Long shot saat high angle melaksanakan ibadah sholat

Gambar 4.13 (sumber: film Padmavati)

Denotasi:

a. Gambar pertama memperlihatkan Malik sedang merapikan rambut dan pakaian yang dikenakan Alauddin. b. Gambar kedua memperlihatkan rakyat atau pasukan di Kesultanan Delhi sedang menunaikan ibadah sholat berjamaah. 88

Konotasi: Adegan ini menggambarkan Alauddin sedang menunggu kedatangan Padmavati selagi Malik sedang merapikan rambut dan pakaian Alauddin. Ini menandakan Alauddin ingin tampil rapi dan sempurna di hadapan Padmavati. Malik terlihat setia dan selalu melayani apa yang Alauddin butuhkan. Ini menandakan Malik sangat taat dan selalu bersedia melakukan apa saja yang Alauddin perintahkan. Pada saat yang sama, pasukan Kesultanan Delhi sedang melaksanakan ibadah sholat tetapi Alauddin tetap fokus menunggu kedatangan Padmavati dan tidak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu sholat. Sebagai seorang pemimpin seharusnya Alauddin bisa memberi contoh yang baik kepada rakyatnya. Shalat juga merupakan permohonan atas perkara-perkara yang penting dan pencegahan dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar. Mitos: Shalat merupakan kewajiban untuk semua Muslim. Secara lughawi atau arti kata shalat mengandung arti; yang arti beragam itu dapat ditemukan contohnya dalam Al-Quran. Ada yang berarti “doa”, sebagaimana dalam surat al-Taubah ayat 103:

Artinya: Berdo‟alah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Kata shalat juga dapat berarti memberi berkah, sebagaimana terdapat dalam surat al-Ahzab ayat 56: 89

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya memberi berkah kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” Secara terminologis ditemukan beberapa istilah diantaranya: “Serangkaian perkataan dan perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir dan disudahi dengan salam”.80 Hukum shalat adalah wajib „aini dalam arti kewajiban yang ditujukan kepada setiap orang yang telah dikenai beban hukum (mukallaf) dan tidak lepas kewajiban seseorang dalam shalat kecuali bila telah dilakukannya sendiri sesuai dengan ketentuannya dan tidak dapat diwakilkan pelaksanaannya; karena yang dikehendaki Allah dalam perbuatan itu adalah berbuat itu sendiri sebagai tanda kepatuhannya kepada Allah yang menyuruh. Tujuan syara‟ menetapkan kewajiban shalat atas manusia yang terpenting di antaranya supaya manusia selalu mengingat Allah. Hubungan langsung antara manusia dengan Allah penciptanya adalah pada waktu manusia itu mengingat Allah yang biasa disebut zikir. Allah menyuruh memperbanyak zikir, baik dalam keadaan berdiri, duduk atau sambil berbaring.81

80 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm. 21. 81 Ibid, hlm. 22. 90

Adapun hikmah dari shalat itu sendiri banyak dijelaskan dalam Al-Quran di antaranya ialah:82 a. Menjauhkan diri dari perbuatan keji dan mungkar seperti tersebut dalam surat al- „Ankabut ayat 45:

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Quran)dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji munkar”.

b. Memperoleh ketenangan jiwa sebagaimana firman Allah dalam surat al-Ra‟du ayat 28:

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan merasa tentram hati mereka karena mengingat Allah. Ingatlah, sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah lah hati akan menjadi tentram”.

Dalam film ini, Bhansali tidak hanya menggambarkan Alauddin sebagai sosok yang kejam tetapi juga lalai melakasanakan ibadah sholat wajib. Hal ini bisa memberikan

82 Ibid, hlm. 23. 91

perspektif buruk tentang Islam karena seorang pemimpin tidak melaksanakan kewajibannya untuk ibadah sholat sedangkan semua pasukan kerajaan melaksanakan ibadah sholat. Dalam Islam, pemimpin seharusnya memberikan contoh yang baik kepada rakyatnya. Salah satunya dengan ikut sholat berjamaah dengan rakyatnya agar tercipta suasana damai, sejahtera, dan aman.

BAB VI

PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil analisis pada bab- bab sebelumnya dengan mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos yang dianggap merepresentasikan Islamophobia. Maka peneliti menuliskan kesimpulan dari penelitian yakni: Makna denotasi islamophobia dalam film Padmavati digambarkan cukup jelas. Adegan kekerasan ditampilkan sangat frontal. Makna islamophobia digambarkan di beberapa adegan dengan jelas dan mencakup ke dalam beberapa aspek seperti perilaku Alauddin yang suka kekerasan dan perang. Makna konotasi yang terdapat pada film Padmavati menjelaskan sikap seorang pemimpin muslim yang digambarkan sadis, berkata kasar dan frontal, suka dengan kekerasan dan perang yang sangat berbanding terbalik dengan pemimpin muslim yang sesungguhnya. Hal ini bisa membuat masyarakat menilai Islam adalah agama yang buruk dan suka dengan kekerasan. Kenyataannya Islam adalah agama yang cinta damai dan tidak suka kekerasan. Makna mitos yang terdapat pada film Padmavati menjelaskan bagaimana seorang pemimpin muslim rela mendapatkan harta, kekuasaan, dengan cara yang tidak benar dan dilarang oleh Islam. Islam adalah agama yang cinta damai, adil, dan politik yang mewujudkan kesejahteraan rakyat tetapi dalam film ini seorang pemimpin merebut

92 93

kekuasaan dengan cara membunuh. Isu islamophobia sangat kental dengan kekerasan dan perang. Di film ini digambarkan seorang pemimpin berperang demi wanita dan harus mengkorbankan rakyatnya untuk ikut berperang. Hal ini sangat sensitif dan hanya akan membuat citra Islam semakin negatif. Penggambaran ini juga dikhawatirkan menimbulkan ketakutan dan kebencian terhadap Islam.

B. Kritik dan Saran Kritik peneliti untuk film Padmavati ini lebih kepada pembuat film atau sutradara untuk berhati-hati karena mengangkat isu Islamophobia karena sensitif dan dikhawatirkan menimbulkan keresahan masyarakat. Terbukti dengan film ini pada awalnya diprotes oleh masyarakat muslim di India karena penggambaran tokoh pemimpin muslim dianggap berlebihan. Peneliti berharap ada kesadaran untuk para sineas film yang ingin membuat film dengan isu-isu sensitif dengan mempertimbangkan respon dari masyarakat luas. Adapun saran-saran dari peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Saat menonton sebuah film, sebaiknya kita tidak pasif dan bersikap kritis dalam menilai pesan yang ingin disampaikan sutradara sehingga tidak mudah terprovokasi oleh sebuah film. Inilah pentingnya mengkaji Islam dengan benar agar tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif. 94

2. Bagi sineas film, dapat membuat film yang bertujuan sebagai sarana dakwah, sehingga tidak ada lagi film-film provokatif yang menimbulkan isu Islamophobia. 3. Bagi mahasiwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya. Adapun jika terdapat kekurangan sumber referensi buku dapat disempurnakan pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Alex Sorbur. 2011. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotic, dan Analisis Framing. (Bandung: Remaja Rosdakarya. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Rosdakarya.

Askurifai Baksin. 2003. Membuat Film Indie Itu Gampang. Bandung : Katarsis.

Burhan, Bungin. 2010. Penelitian Kualitatif. Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.

Burton, Graeme. 2007. Membincangkan Televisi. Yogyakarta: Humorian Pustaka.

Effendy, Onong Uchjana. 1986. Televisi Siaran, Teori dan Praktek. Bandung: Alumni.

Eriyanto. 2011. .Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Hartley, John. 2010. Communication, Culture, and Media Studies: Konsep Kunci. Yogyakarta: Jalasutra.

Indiwan Seto Wahyu Wibowo. 2013. Semiotika Komunikasi – Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.

Kartono Kartini. Pemimpin dan kepemimpinan apakah kepemimpinan abnormal itu?

Liliweri, A. 1991. Komunikai Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

95 96

Lexy, J. Moeloeng. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

M. Antonius Birowo. 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gitanyali.

Muhammad Tholhah Hasan. 2005. Islam & Masalah Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lantabora Press.

Moordiningsih. Islamophobia dan Strategi Mengatasinya. Buletin Psikologi. Vol. 12, No. 2, 2004

Musthafa Muhammad Thahhan. 1985. Model kemimpinan dalam amal islami. Jakarta: Robbani Press.

Nawiroh, Vera. 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Oman Fathurahman, dkk. 2007. Pedoman Penluisan Karya Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi. Jakarta: CEQDA (Center Fir Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LkIs.

Posfilm.com, Sinopsis Film PADMAVATI (2017): Obsesi, Cinta dan Pengorbanan

artikel di akses dari https://posfilm.com/sinopsis-film-padmavati- 2017-obsesi-cinta-dan-pengorbanan/

Sanapiah, Faisal. 2007. Format-format Penelitian Sosial Dasar- dasar dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sugiyono. 2014.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: Afabeta.

Tjasmadi, Johan HM. 2008. 100 Tahun Sejarah Bioskop di Indonesia. Bandung: PT. Megindo Tunggal Sejahtera.

97

Internet https://posfilm.com/sinopsis-film-padmavati-2017-obsesi-cinta- dan-pengorbanan/ www.liputan6.com, Giliran Film Padmavati Diprotes Umat Muslim di India artikel di akses pada 14 Mei 2018 dari https://www.liputan6.com/showbiz/read/3237379/giliran- film-padmavati-diprotes-umat-muslim-di-india www.news.detik.com, Malaysia Larang Film Kontroversial Bollywood 'Padmaavat', artikel di akses pada 14 Mei 2018 dari https://news.detik.com/internasional/d-3847380/malaysia- larang-film-kontroversial-bollywood-padmaavat

LAMPIRAN

PRODUKSI: BHANSALI PRODUCTIONS, VIACOM 18 MOTION PICTURES PRODUSER:  SANJAY LEELA BHANSALI  SUDANSHU VATS  AJIT ANDHARE PENULIS: PRAKASH KAPADIA, SANJAY LEELA BHANSALI SUTRADARA: SANJAY LEELA BHANSALI

Padmavati adalah salah satu film termegah yang pernah dbuat oleh Sanjay Leela Bhansali.

Film ‘Padmavati’ mengisahkan cinta dan pengorbanan dan juga obsesi cinta. Bercerita tentang seorang wanita bernama Rani Padmavati ‘Padmini’ (Deepika Padukone) salah satu wanita terindah, pintar dan berani yang pernah ada. Cerita kehidupan Rani Padmavati yang nyata ini adalah melambangkan cinta dan pengorbanan antara Rana Rawal Ratan Singh (Shahid Kapoor) dengan Ratu Padmavati penguasa Rajput. Lalu munculah sosok Alauddin Khilji (Ranveer Singh) yang menatap Ratu Padmavati. Alauddin Khilji dikenal sebagai sosok salah satu penguasa paling mengerikan dari dinasti Khilji yang naik tahta dengan membunuh mertua, paman dan saudara iparnya.Alauddin Khilji dikenal menyerang negara bagian hanya untuk penguasaan dan wanita. Adapun motif dari Alauddin Khilji menyerang balik terhadap Rajput Mewar tidak lain karena merupakan kerajaan Rani Padmavati, untuk mewujudkan ambisi obsesi untuk mendapatkan Rani Padmavati. Dan Ratu Rani Padmini ‘Padmavati’ memimpin seluruh wanita dan anak-anak melakukan ‘jauhar’ untuk menjaga kehormatan mereka.

Film Padmavati sangat kontroversial dengan adanya penolakan tidak hanya dari masyarakat India tetapi juga muslim India. Dengan penggambaran sosok sultan muslim tetapi bersifat buruk, arogan, sadis, sangat tidak mencerminkan pemimpin muslim yang semestinya. Walaupun menundang kontroversi film ini akhirnya tetap ditayangkan dan sukses di pasaran. Menghadirkan aktor- aktor ternama India seperti Deepika Padukone, Shahid Kapoor, Ranveer Singh, Raza Murad, Aditi Rao Hydari, Jim Sarbh.