TUGAS AKHIR RP 141501

KRITERIA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN PREFERENSI MASYARAKAT DI BARAT (STUDI KASUS: KORIDOR JALAN DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT) JODI RAHADIAN 3611 100 056

Dosen Pembimbing Ir. Sardjito, MT.

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014 Latar Belakang Kegiatan transportasi. Kegiatan Manusia akan melakukan perpindahan baik transportasi yang dilakukan perpindahan dalam bentuk diri nya sendiri membutuhkan moda transportasi. ataupun memindahkan barang yang Moda transportasi dasarnya dibagi dilakukan dari tempat asal menuju tempat menjadi tranportasi pribadi dan tujuan. transportasi publik.

Jakarta Barat merupakan pusat Tersedia moda transportasi yang kegiatan yang menyebabkan dikelola oleh operator angkutan tinggi nya intensitas kegiatan umum yang berbeda. Masing – masing dan membutuhkan pergerakan memiliki rute dan trayek yang berbeda yg tinggi untuk berpindah dari beda untuk melayani pergerakan yang satu tempat ke tempat lain. ada di Jakarta Barat.

Pelayanan yang masih rendah ini menunjukkan perlu dilakukan Pelayanan angkutan umum yang perumusan kriteria pelayanan yang tersedia belum memenuhi sesuai dengan keinginan masyarakat. keinginan para pengguna, terkait Jalan Daan Mogot merupakan koridor dengan ugal – ugalan, waktu jalan yang dilewati oleh seluruh tempuh relatif lama, kenyamanan operator bus kota Jakarta Barat, yang tidak sesuai keinginan. sehingga dijadikan studi kasus penelitian. Rumusan Masalah

Masyarakat yang berada di Fakta dilapangan menjelaskan Jakarta Barat memiliki intensitas bahwa masyarakat pengguna pergerakan yang sangat tinggi. transportasi umum, banyak yang Untuk memenuhi kebutuhan mengeluhkan akan layanan pergerakan sehari – hari, angkutan umum yang digunakan, masyarakat Jakarta Barat dapat baik layanan kenyamanan, menggunakan moda ketepatan waktu, dan biaya atau transportasi: transportasi tarif/ ongkos. pribadi dan transportasi publik.

“Bagaimana kriteria pelayanan Dilakukan penelitian ini untuk angkutan umum yang diinginkan merumuskan kriteria layanan oleh masyarakat pengguna angkutan umum berdasarkan angkutan umum di wilayah preferensi masyarakat. penelitian?” Tujuan Sasaran

Merumuskan kriteria pelayanan Menentukan faktor dan variabel yang angkutan umum berdasarkan mempengaruhi minat masyarakat preferensi masyarakat pengguna dalam menggunakan angkutan angkutan umum di koridor Jalan umum. Daan Mogot, Jakarta Barat.

Mengeksplorasi preferensi masyarakat terhadap layanan angkutan umum yang digunakan di koridor Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Merumuskan kriteria layanan angkutan umum berdasarkan preferensi masyarakat pengguna angkutan umum di koridor Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat. • Morlok, 1978: “suatu tindakan, proses, atau hal yang Kajian Pustaka sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain”. • Kamus Webster’s New Collegiate Dictionary, 1977, 1242: “an act, process, or instance of transporting or being transported” • Nasution, 1996: “pemindahan barang dan manusia dari tempat asalnya menuju ke tempat tujuan”.

• Tamin, 2000, pergerakan dan perpindahan terjadi dikelompokkan berdasarkan maksud perjalanan: ekonomi, sosial, pendidikan, rekreasi dan hiburan, serta kebudayaan. Transportasi

• Nasution, 1996, hal yang terkait dengan kegiatan transportasi: manusia/ pelaku transportasi, barang/ objek transportasi, kendaraan/ moda transportasi, jalan, dan organisasi.

• Hay, 1977, 5 komponen pembentuk dasar suatu sistem transportasi: sumber tenaga penggerak, kendaraan, jalur pergerakan, terminal, dan sistem pengendali operasi. Angkutan Umum

• Warpani, 1990: “angkutan (transpot) • Tamin, 2000: “angkutan umum dalam adalah sebuah kegiatan perpindahan bentuk angkutan massal menjadi orang dan barang dari suatu tempat suatu sistem yang efisien, (asal) ke tempat lainnya (tujuan)”. dikarenakan biaya angkutan menjadi • Warpani, 2002: “angkutan beban tanggungan bersama yang penumpang dengan menggunakan menjadikannya sangat murah”. kendaraan umum dan dilaksanakan • Tamin, 2000: “penggunaan angkutan dengan sistem sewa atau bayar “. umum menyebabkan penggunaan jalan menjadi relatif lebih efisien dalam m2/penumpangnya, sehingga dapat mengurangi jumlah kendaraan yang lalu – lalang di jalan “. Variabel Pelayanan Angkutan Umum • Paulley, 2006, permintaan akan alat transportasi publik: tarif, pendapatan, kepemilikan mobil, kualitas pelayanan. • Tamin, 2000, pengguna moda • Schumer, 1974, atribut tingkat pelayanan yang transportasi dikelompokkan efisien dalam sistem transportasi yaitu kecepatan, menjadi 2 kelompok: golongan keselamatan, kapasitas, frekuensi, keteraturan, paksawan dan golongan pilihwan. kekomprehensifan, tanggung jawab, kenyaman, • Tamin, 2000, ciri faslilitas moda dan tarif. transportasi dijelaskan dalam 2 cara yaitu kuantitatif yang terkait waktu perjalanan, biaya transportasi, dan ketersediaan parkir dan kualitatif • Dagun et. al, 2006, transportasi yang baik dalam terkait kenyamanan, keamanan, pelayanan publik harus memenuhi 3 kriteria dasar keandalan, dan lain – lain. yaitu kenyamanan, keamanan, dan kecepatan. • Saxena, 1989, faktor terkait • Rudy Hermawan, 2001, parameter dan indikator pengguna dan moda yang dipilih: yang digunakan untuk mengukur kinerja sistem umur, jenis kelamin, pendapatan, transportasi yaitu faktor tingkat pelayanan yang pemilikan moda, dan kepadatan terdiri dari kapasitas dan aksesibilitas, selanjutnya lokasi hunian. faktor kualitas pelayanan yang terdiri dari • Paulley, 2006, permintaan akan alat keselamatan, keandalan, fleksibilitas, transportasi publik: tarif, kenyamanan, kecepatan, dan dampak. pendapatan, kepemilikan mobil, kualitas pelayanan. Sintesa Pustaka

Parameter Indikator Variabel

Kapasitas.

Faktor tingkat pelayanan. Aksesbilitas.

Waktu tunggu.

Keselamatan.

Faktor – faktor Kecepatan. Faktor kualitas pelayanan. peningkatan Kenyamanan. layanan angkutan Tarif. umum. Umur.

Jenis kelamin.

Pendapatan. Perilaku individu.

Kepemilikan kendaraan pribadi. Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan • Kualitatif karena data yang pendekatan positivisme. digunakan pada proses analisis, Pendekatan positivisme dilakukakan dengan menggunakan merupakan pendekatan yang sebagian besar data primer dan didasari dengan fakta yang analisis kualitatif. merupakan hasil dari • Jenis penelitian ditentukan sesuai pengamatan indera yang dengan maksud, tujuan, dan sasaran didukung landasan teori penelitian. (Muhadjir, 1990). Variabel Penelitian

Parameter Indikator Variabel Definisi Operasional

Kemampuan dari angkutan umum untuk mengangkut jumlah Kapasitas. penumpang. Faktor tingkat Kemudahan pengguna angkutan dalam mencapai atau ketika Aksesbilitas. pelayanan. menggunakan suatu angkutan. Lamanya waktu menunggu di tempat pemberhentian angkutan Waktu tunggu. umum. Kemungkinan ada nya kecelakaan dalam suatu perjalanan yang Keselamatan. erat dengan sistem pengendalian moda. Waktu yang dibutuhkan angkutan umum untuk mencapai Kecepatan. tempat tujuan. Faktor – faktor Faktor kualitas Erat kaitan nya dengan fasilitas yang ada dalam suatu angkutan, peningkatan pelayanan. Kenyamanan. seperti: tata letak bangku penumpang, ketersediaan toilet, dan layanan sebagainya. angkutan umum Biaya yang harus dikeluarkan pengguna ketika menggunakan Tarif. angkutan. Usia pengguna moda, yang berkaitan dengan rasa aman aatu Umur. nyaman sehingga lebih selektif memilih moda. Terkait dengan rasa aman atau tidak nya sang pengguna ketika Jenis kelamin. sedang berada di dalam angkutan dan terkait dengan Perilaku individu. kemampuan fisik yang berbeda antara tiap jenis kelamin. Apakah pendapatan dari seseorang akan mempengaruhi Pendapatan. minatnya dalam menggunakan angkutan umum. Kepemilikan kendaraan Terkait dengan minat menggunakan angkutan umum ketika bermotor. individu sudah memiliki kendaraan pribadi. Metode Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder Teknik kuisoner, observasi wilayah studi, dan wawancara yang dilakukan diluar kuisioner. Dilakukan dengan studi literatur untuk Daftar pertanyaan yang ditampilkan disusun mendapatkan data terkait dengan jasa berdasarkan variabel – variabel yang menjadi layanan angkutan umum yang bersumber faktor pelayanan angkutan umum. Kemudian dari buku, internet, penelitian untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan sebelumnya, jurnal, Badan Pusat yang didasarkan atas penetapan variabel Statistik, Dinas Perhubungan, dan tersebut dari para responden, dilakukan operator penyelenggara angkutan pertanyaan yang bersifat menjaring pendapat umum. masyarakat mengenai jasa angkutan umum yang ideal dan yang sesuai dengan keinginannya. Mengetahui pihak – pihak terkait dalam suatu kegiatan yang dilakukan, baik pihak terdampak maupun pihak yang memberikan dampak. Analisis didasari dengan pertimbangan bahwa Analisis Stakeholders dalam penelitian ini dibutuhkan responden yang mempunyai peran sebagai regulator, perwakilan operator penyelenggara angkutan umum, dan pengguna angkutan umum. Teknik Sampling

Responden pada penelitian ini adalah Teknik sampling dilakukan untuk masyarakat sebagai pengguna ataupun menentukan jumlah respoden yang akan calon pengguna yang tersebar dalam dimintai pendapatnya mengenai jasa koridor Jalan Daan Mogot yang dimulai layanan angkutan umum. Sampling yang dari Terminal hingga Terminal dilakukan menggunakan teknik random . sampling.

Berdasarkan Jakarta Barat Dalam Angka Tahun 2009 disebutkan: • Pengguna di terminal Kalideres sebanyak 13.524 pada tahun 2008; • Pengguna di terminal Grogol sebanyak 10.173 pada tahun 2008.; • Populasi pengguna angkutan umum yang ada di koridor Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat sebanyak 23.697; dan • Nilai toleransi yang digunakan 5%.

n = 23.697 / ((23.687x0,0025)+1) n = 23.687 / 60,2175 n = 392,357 ≈ 392 Teknik Analisis Penelitian

Deskriptif Kualitatif

Pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, Sugiyono (2003, p: 11) kuisioner, dan wawancara untuk menjelaskan, menjelaskan pula bahwa pada menggambarkan suatu keadaan di wilayah penelitian. penelitian kualitatif, data Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan kualitatif adalah data yang memberikan ulasan atau interpretasi terhadap data yang berbentuk kata, skema, dan diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan bermakna gambar. dibandingkan dengan sekedar angka – angka. Menurut Juwita (2013), deskriptif kualitatif merupakan Proses deskriptif kualitatif dilakukan dalam beberapa tahap; bagian dari penelitian kualitatif yaitu: reduksi data, penyajian data dalam bentuk bagan atau yang merupakan metode yang teks, dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini deskriptif digunakan untuk membedah kualitatif digunakan untuk suatu fenomena di lapangan, • Menggambarkan dan menjabarkan keadaan pelayanan menggambarkan, dan angkutan umum yang ada di koridor Jalan Daan Mogot, menjabarkan temuan di Jakarta Barat terkait dengan faktor dan variabel yang lapangan. Metode deskriptif mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan kualitatif digunakan untuk angkutan umum; dan memaparkan situasi atau • Merumuskan kriteria pelayanan angkutan umum peristiwa. berdasarkan preferensi masyarakat. Analisis Delphi

Delphi digunakan untuk mendapatkan sasaran Delphi adalah prosedur penelitian sebagai berikut: peramalan pendapat untuk 1. Menentukan faktor dan variabel yang memperoleh, menukar, mempengaruhi minat masyarakat dalam menggunakan dan membuat opini angkutan umum. tentang peristiwa dimasa 2. Langkah – langkah dalam melakukan analisis Delphi depan (Dunn, 2000). adalah sebagai berikut: a. Memilih pakar/ responden (yang telah dipilih Analisis Delphi melibatkan dari Random Sampling); beberapa pakar/ b. Menyiapkan kuesioner berisikan kriteria/ responden yang saling variable yang akan ditanyakan ke pakar/ tidak berkomunikasi agar responden; menghasilkan pendapat c. Wawancara setiap pakar/ responden; secara lebih tepat dan d. Kompilasi dari seluruh hasil wawancara; dan maksimal. e. Pengulangan/ iterasi langkah 2 sampai 4 hingga terjadi consensus.

Melibatkan beberapa macam pakar/ responden yang saling tidak berkomunikasi dan relevan dengan permasalahan yang dibahas, guna menghasilkan pendapat responden secara tepat dan maksimal tanpa adanya pengaruh dari luar. Responden dalam melakukan analisis Delphi ini adalah Dinas Perhubungan D. K. I. Jakarta, Koperasi Angkutan Jakarta, dan masyarakat pengguna angkutan umum. Gambaran Umum

Jalan dengan sistem primer.

Memiliki fungsi arteri. Koridor Jalan Daan Mogot Jalan dengan status Nasional.

RUMIJA: 26 meter.

RUASJA: 36 meter.

Terdiri dari 2 jalur yang masing – masing terdapat 4 lajur dan salah satu lajur dalam setiap jalur merupakan lajur untuk busway.

Sebelah Utara: Kecamatan Cengkareng dan Kecamatan . Koridor Jalan Daan Mogot Sebelah Barat: Kecamatan Cengkareng. Membentang dari Barat ke Timur Sebelah Selatan: Kecamatan dimulai dari terminal Kalideres dan Kecamatan hingga ke terminal Grogol yang Kembangan. memiliki panjang 5,89 km. Sebelah Timur: Kecamatan Grogol Petamburan. Permukiman yang muncul disekitar pelabuhan menyebabkan perkembangan transportasi berupa Zidosha Sokyoku yang berupa gerobak Sejarah Angkutan Umum yang ditarik sapi dan dilanjutkan di Jakarta pengembangan trem tahun 1910.

Bermula dengan adanya Pada tahun 1960 trem pelabuhan Sunda Kelapa yang dihapuskan dengan alasan tidak digunakan untuk transportasi sesuai dengan kota sebesar barang dagangan serta pedagang. Jakarta dan mulai diarahkan Namun tahun 1859 mengalami untuk menggunakan kendaraan penurunan sehingga dibangun pribadi. baru pelabuhan Tanjung Priok. Hal tersebut menyebabkan Untuk memperlancar peredaran revolusi transportasi pada tahun barang maka dibangun jalan 1970 hingga sekarang dimana kereta api tahun 1873 antara masyarakat berlomba – lomba Batavia – Buitenzorg. Sempat untuk menggunakan kendaraan muncul trem beruda untuk waktu pribadi yang lambat laun yg tidak lama. kapasitas jalan yang ada di Jakarta tidak mampu menampungnya. Faktor dan Variabel Peningkatan Iterasi pertama, Dinas Perhubungan dan Layanan Angkutan Umum tidak menyetujui variabel umur dan jenis kelamin. Pengguna angkutan umum tidak menyetujui Dalam Stakeholder Analysis yang dilakukan pendapatan dan kepemilikan kendaraan pribadi menghasilkan 3 ahli yang akan digunakan dengan alasan kedua variabel tersebut dinilai tidak dalam penelitian yang melalui 3 tahap ini, ada hubungannya dengan peningkatan layanan yaitu: Dinas Perhubungan D. K. I. Jakarta, angkutan umum dan tidak berpengaruh terhadap Koperasi Angkutan Jakarta (KOPAJA), dan minat pengguna angkutan umum. Pengguna masyarakat pengguna angkutan umum. menganggap pendapatan tidak mempengaruhi kriteria pelayanan angkutan umum dan kepemilikan kendaraan karena pasti masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi. Karena tidak menemukan kesepakatan/ consensus maka dilakukan iterasi kedua. 1. Faktor Tingkat Pelayanan Iterasi kedua, Dinas Perhubungan dan a. Kapasitas KOPAJA menyetujui bahwa jenis kelamin dan b. Aksesbilitas umur mempengaruhi kriteria pelayanan c. Waktu Tunggu angkutan umum dan berpengaruh terhadap 2. Faktor Kualitas Pelayanan minat masyarakat karena terkait dengan a. Keselamatan keselamatan dan kenyamanan dalam b. Kecepatan menggunakan angkutan umum. Pengguna c. Kenyamanan angkutan umum menyetujui pendapatan d. Tarif karena menjadi pertimbangan dalam 3. Faktor Perilaku Individu menggunakan jasa layanan angkutan umum a. Umur terkait dengan tarif dan kepemilikan b. Jenis Kelamin kendaraan pribadi akan mempengaruhi c. Pendapatan minat. d. Kepemilikan Kendaraan Pribadi Eksplorasi Preferensi Masyarakat Terhadap Layanan Angkutan Umum yang Digunakan

Kapasitas • 172 orang atau 43,87% yang menyebutkan kapasitas yang ada tidak berpengaruh Okupansi melebihi 100%, sehingga terhadap minat dalam menggunakan didalam angkutan umum masih angkutan umum; berdesakan dalam angkutan umum • 220 orang atau 56,13% menyebutkan yang menimbulkan rasa bahwa kapasitas dari angkutan umum ketidaknyamanan. mempengaruhi minat dalam menggunakan angkutan umum .

Aksesbilitas Aksesbilitas yang ada di koridor Jalan • 204 orang atau 52.05% menyebutkan Daan Mogot, Jakarta sudah cukup bahwa aksesbilitas atau kemudahan baik. Pengguna menemukan dalam mencapai angkutan tidak angkutan umum yang akan mereka berpengaruh terhadap minat mereka gunakan untuk melakukan dalam menggunakan angkutan umum; pergerakan dengan mudah. • 188 orang atau 47, 95% yang Angkutan umum sudah mempunyai menyebutkan bahwa aksesbilitas atau jangkauan yang cukup dalam kemudahan dalam mencapai angkutan melayani masyarakat ketika akan umum berpengaruh terhadap minat melakukan pergerakan. menggunakan angkutan umum. Waktu Tunggu Terkait dengan heading dan frekuensi. Heading • 152 orang atau 38, 77% adalah lamanya waktu tunggu dari satu angkutan menyebutkan bahwa waktu tunggu umum ke angkutan umum yang lainnya. tidak mempengaruhi minat Frekuensi disebutkan sebagai jumlah menggunakan angkutan umum; keberangkatan yang dapat melayani jumlah • 240 orang atau 61,23% pergerakan yang banyak dalam satu waktu. menyebutkan bahwa waktu tunggu Dalam wilayah penelitian heading dan frekuensi berpengaruh terhadap minat angkutan umum masih kurang dan masih cukup menggunakan angkutan umum. lama.

1. Banyak pengemudi angkutan umum Keselamatan mengemudi dengan ugal – ugalan sehingga • 132 orang atau 33,67% membahayakan penumpang dan pengguna menyebutkan bahwa keselamatan jalan yang lainnya. tidak berpengaruh terhadap minat 2. Banyak angkutan umum yang tidak mematuhi menggunakan angkutan umum; aturan lalu lintas dan menerobos lampu • 260 orang atau 66,33% merah sehingga membahayakan pengguna menyebutkan bahwa keselamatan jalan yang ada di Daan Mogot. mempengaruhi minat pengguna 3. Masih maraknya kejadian penodongan yang dalam menggunakan angkutan dialami oleh pengguna angkutan umum hingga umum. keselamatan pengguna yang harus dipertimbangkan. Kecepatan • 172 orang atau 43,87% menyebutkan kecepatan atau Banyak angkutan umum yang masih waktu tempuh tidak “ngetem” atau berhenti tidak pada mempengaruhi minat mereka tempatnya. Angkutan umum yang akan dalam menggunakan angkutan melakukan perjalanan ketika okupansi umum. nya sudah mencapai 100%. Hal ini • 220 orang atau 56,13% mengakibatkan waktu tempuh menjadi menyebutkan kecepatan atau berkurang dan tidak efisiennya waktu waktu tempuh mempengaruhi ketika melakukan suatu perjalanan. minat mereka dalam menggunakan angkutan umum.

• Faktor fisik terdapat angkutan umum jenis bus Kenyamanan kecil yang tempat duduknya sudah robek – • 128 orang atau 32,85% robek, kondisi jendela sebagai tempat sirkulasi menyebutkan bahwa kenyamanan udara sudah tidak berfungsi dengan baik, dan tidak mempengaruhi minat masih banyak angkutan umum jenis bus kecil dan pengguna menggunakan angkutan sedang tidak menggunakan pendingin udara. umum. • Faktor non – fisik terkait dengan banyaknya • 264 orang atau 67,35% pengamen dan preman yang ikut dalam menyebutkan bahwa kenyamanan perjalanan suatu angkutan umum sehingga berpengaruh terhadap minat dalam mengurangi rasa nyaman pengguna ketika menggunakan angkutan umum. menggunakan angkutan umum. Tarif Tarif yang harus dibayarkan • 256 orang atau 65, 31% mempengaruhi minat pengguna dalam menyebutkan bahwa tarif yang menggunakan angkutan umum terkait harus dibayarkan tidak dengan banyak hal seperti sepadan mempengaruhi minat atau tidaknya biaya yang harus menggunakan angkutan umum. dikeluarkan dengan fasilitas yang • 136 orang atau 34,69% disediakan oleh angkutan umum yang menyebutkan bahwa tarifnya digunakan. Tarif yang harus dibayarkan mempengaruhi minat dalam sudah cukup baik dan terjangkau. menggunakan angkutan umum.

Umur Umur tidak menjadi suatu hal yang • 232 orang atau 59,18% terlalu menjadi pertimbangan menyebutkan bahwa umur tidak dikarenakan pengguna angkutan umum mempengaruhi mereka ketika akan yang ada di koridor Jalan Daan Mogot, menggunakan angkutan umum. Jakarta Barat lebih • 160 orang atau 40,82% mempertimbangkan kebutuhan menyebutkan umur pengguna pergerakan dan mereka memilih berpengaruh ketika akan angkutan umum sebagai moda yang menggunakan angkutan umum. mereka gunakan. 1. Adanya kejadian penodongan dan Jenis Kelamin perampokan yang terjadi di • 192 orang atau 48,97% angkutan umum sehingga menyebutkan bahwa jenis kelamin pengguna yang memiliki jenis tidak berpengaruh terhadap minat kelamin perempuan harus lebih pengguna dalam menggunakan berhati – hati ketika akan angkutan umum. menggunakan angkutan umum. • 200 orang atau 51,03% 2. Adanya banyak pengamen dan menyebutkan bahwa jenis kelamin preman sehingga dibutuhkan mempengaruhi minat dalam pertimbangan terkait dengan menggunakan angkutan umum. variabel sebelumnya yaitu kenyamanan.

Pendapatan • 252 orang atau 64,28% Erat kaitannya dengan variabel tarif menyebutkan bahwa pendapatan yang merupakan biaya yg harus mereka tidak mempengaruhi dibayarkan. Namun, pendapatan mereka ketika akan menggunakan pengguna tidak menjadi suatu angkutan umum; pertimbangan ketika mereka akan • 140 orang atau 35,72% menggunakan angkutan umum untuk menyebutkan bahwa pendapatan memenuhi kebutuhan pergerakan ke akan mempengaruhi minat ketika suatu tempat. menggunakan angkutan umum. Tekait dengan efisiensi yang diberikan Kepemilikan Kendaraan Pribadi lebih baik daik daripada ketika • 176 orang atau 44,89% menyebutkan pengguna menggunakan angkutan bahwa kepemilikan kendaraan umum. Efisensi terkait dengan waktu bermotor tidak berpengaruh dalam tempuh, kenyamanan, kecepatan atau minat menggunakan angkutan umum. waktu tempuh, dan keselamatan. • 216 orang atau 55,11% menyebutkan Menurut responden, pengguna akan bahwa kepemilikan kendaraan lebih memilih menggunakan bermotor berpengaruh dalam minat kendaraan pribadi dikarenakan jauh menggunakan angkutan umum. lebih efisien terutama yang berkaitan dengan waktu tempuh.

1. Faktor Tingkat Pelayanan a. Kapasitas b. Waktu Tunggu 2. Faktor Kualitas Pelayanan a. Keselamatan b. Kecepatan c. Kenyamanan 3. Faktor Perilaku Individu a. Jenis Kelamin b. Kepemilikan Kendaraan Pribadi Perumuskan Kriteria Pelayanan Angkutan Umum Berdasarkan Preferensi Masyarakat Pengguna Angkutan Umum

Kapasitas Kondisi saat ini Pengguna menilai bahwa pelayanan yang terkait kapasitas menunjukkan bahwa kapasitas dan okupansi dari angkutan umum Rumusan kriteria pelayanan angkutan melebihi 100% (melebihi kapasitas yang umum yang terkait dengan kapasitas seharusnya bisa diangkut) sehingga terjadi adalah: Angkutan umum yang tersedia berebutan ketika ingin menggunakan harus bisa memenuhi kebutuhan angkutan umum dan berdesakan didalam pergerakan masyarakat pengguna angkutan umum. angkutan umum dengan okupansi tidak Harapan lebih dari 100%. Kapasitas angkutan umum ditambahkan, baik dalam penambahan jumlah armada maupun kapasitas dalam sebuah armada angkutan umum. Waktu Tunggu Kondisi saat ini Rumusan kriteria pelayanan angkutan Pengguna menilai bahwa waktu tunggu umum yang terkait dengan waktu angkutan umum di koridor Jalan Daan tunggu adalah: Angkutan umum yang Mogot masih cukup lama. tersedia memiliki waktu tunggu yang Harapan relatif singkat dan frekuensi angkutan Waktu tunggu diperbaiki sehingga tidak umum yang cukup banyak. perlu menunggu lama ketika akan melakukan pergerakan.

Keselamatan Kondisi saat ini Pengguna menilai banyak angkutan umum yang beroperasi ugal – ugalan, melanggar Rumusan kriteria pelayanan angkutan marka yang mencemaskan dan umum terkait dengan keselamatan membahayakan lingkungan, dan maraknya adalah: Angkutan umum yang tidak penodongan yang terjadi di angkutan ugal – ugalan dan mematuhi rambu umum. lalu lintas, serta bebas dari kejadian Harapan penodongan. Keadaan yang membahayakan keselamatan segera dibenahi dan ditegur bagi para angkutan yang tidak memperhatikan faktor keselamatan. Kecepatan Kondisi saat ini Pengguna menilai kecepatan angkutan umum yang ada di koridor Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat masih Rumusan kriteria pelayanan angkutan kurang baik. Kecepatan atau waktu tempuh yang kurang umum terkait dengan kecepatan adalah: baik disebabkan angkutan umum yang sering “ngetem” Angkutan umum dengan waktu dan berhenti tidak pada tempatnya untuk menunggu tempuh yang efisien dalam bentuk okupansi mencapai 100% atau lebih baru melakukan tidak berhenti disembarang tempat perjalanan. dan akan melakukan perjalanan ketika Harapan ada penumpang. Angkutan yang lebih efisien yang terkait dengan waktu tempuh dan normalisasi waktu tempuh serta lama dijalan dalam wujud tidak “ngetem” pada sembarang tempat.

Kenyamanan Kondisi saat ini Rumusan kriteria pelayanan angkutan Pengguna masih merasa kurang nyaman menggunakan umum terkait dengan kenyamanan angkutan umum yang ada disebabkan terdapat kondisi angkutan umum adalah: Angkutan fisik angkutan umum yang tidak layak terkait dengan umum yang nyaman dalam hal fisik dan fasilitas fisik seperti tempat duduk yang sobek dan non – fisik dalam bentuk angkutan sudah rusak, jendela yang tidak bisa dipergunakan umum yang memiliki tempat duduk dengan baik dan faktor non – fisik seperti banyak yang layak, jendela yang dapat pengamen dan preman yang ikut dalam perjalanan. dipergunakan dengan baik, dan Harapan perjalanan angkutan umum yang bebas Terciptanya fasilitas yang lebih memadai sehingga ketika dari preman dan pengamen. memakai angkutan umum akan lebih nyaman. Jenis Kelamin Kondisi saat ini Rumusan kriteria pelayanan angkutan Pengguna menilai jenis kelamin erat kaitannya dengan umum yang terkait dengan jenis kelamin rasa aman dan nyaman tersebut dinilai dalam kondisi adalah: Angkutan umum yang bebas adanya kejadian penodongan ketika sedang ada dari preman, pengamen, dan kejadian perjalanan dan pengamen serta preman yang seringkali penodongan serta menjamin ikut dalam perjalanan di angkutan umum. kenyamanan serta keselamatan Harapan pengguna terutama pengguna Angkutan umum yang aman dan bebas dari keadaan angkutan umum yang memiliki jenis penodongan dan terbebas dari ketidaknyamanan secara kelamin perempuan. non – fisik. Rumusan kriteria pelayanan angkutan Kepemilikan Kendaraan Bermotor umum mengenai kepemilikan kendaraan Kondisi saat ini pribadi berkaitan dengan waktu tempuh, Pengguna menilai bahwa akan lebih memilih kenyamanan, keselamatan, waktu menggunakan kendaraan pribadi dikarenakan jauh lebih tempuh, tarif, adalah: Angkutan umum efisien terkait dengan waktu tempuh. Kenyamanan, dengan waktu tempuh yang efisien keselamatan, waktu tempuh, tarif juga dipertimbangkan dalam bentuk tidak berhenti oleh para pengguna yang sudah memiliki kendaraan disembarang tempat dan akan pribadi. Pengguna yang memiliki kendaraan pribadi ingin melakukan perjalanan ketika ada menggunakan angkutan umum juga bingung untuk penumpang, melakukan perjalan memarkir kendaraan pribadinya. dengan aman dan nyaman yang bebas Harapan dari pengamen, preman dan kejadian Pembenahan faktor – faktor pendukung seperti tempat penodongan, dan memiliki tarif yang parkir untuk meletakkan kendaraan pribadi bagi pengguna terjangkau tidak lebih dari angkutan yang menggunakan kenadraan pribadi sebelumnya. umum. Angkutan umum yang tersedia harus bisa memenuhi Kesimpulan kebutuhan pergerakan masyarakat pengguna angkutan umum dengan okupansi tidak lebih dari 100%. Angkutan umum yang tersedia memiliki waktu tunggu yang relatif singkat dan frekuensi angkutan umum yang cukup banyak. Angkutan umum yang tidak ugal – ugalan dan mematuhi Rumusan Kriteria rambu lalu lintas, serta bebas dari kejadian penodongan. Pelayanan Angkutan Angkutan umum dengan waktu tempuh yang efisien dalam Umum bentuk tidak berhenti disembarang tempat dan akan melakukan perjalanan ketika ada penumpang. Angkutan umum yang nyaman dalam hal fisik dan non – fisik dalam bentuk angkutan umum yang memiliki tempat duduk yang layak, jendela yang dapat dipergunakan dengan baik, dan perjalanan angkutan umum yang bebas dari preman dan pengamen.

Angkutan umum yang bebas dari preman, pengamen, dan kejadian penodongan serta menjamin kenyamanan serta keselamatan pengguna terutama pengguna angkutan umum yang memiliki jenis kelamin perempuan. Saran dan Rekomendasi

Penelitian ini masih jauh dari Penelitian ini juga dapat sempurna sehingga penelitian dijadikan dasar oleh pihak ini dapat dilajutkan dengan terkait seperti Dinas kajian lebih lanjut dalam Perhubungan dan operator bentuk arahan pelayanan penyelenggara angkutan angkutan umum berdasarkan umum preferensi masyarakat.