Kinerja Diplomasi Ekonomi: Evaluasi Atas Perjanjian Perdagangan Dan Investasi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kinerja Diplomasi Ekonomi: Evaluasi Atas Perjanjian Perdagangan Dan Investasi Kinerja Diplomasi Ekonomi: Evaluasi atas Perjanjian Perdagangan dan Investasi Kinerja Diplomasi Ekonomi: Evaluasi atas Perjanjian Perdagangan dan Investasi Kerja Sarna Penelitian Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional (Pusat P2K-OI) BPPK - Kementerian Luar Negeri RI dan FISIP Universitas Pelita Harapan Tahun 2015 Kinerja Diplomasi Ekonomi: Evaluasi atas Perjanjian Perdagangan dan lnvestasi Pengarah dan Penanggung Jawab Pit. Kepala BPPK, Salman AI Farisi Editor Kepala Pusat P2K-OI, Fikry Cassidy Tim Penulis: Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D., Susy Tekunan, B.A., M.BA , Oscar Fernando, S.Sos (FISIP Universitas Pelita Harapan); Dr. Michelle Limenta, LL.M., Sianti Candra, S.H., M.H. (Center for International Trade and Investment Universitas Pelita Harapan) Cover Image: www.media.viva.co.id Diterbitkan oleh: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat, 10110 Tel. (021) 3849810 ext. 7709 Fax. (021) 3861385 Email. [email protected] Pendapat maupun pandangan yang disampaikan dalam tulisan serta presentasi yang ada di dalam kajian ini tidak mewakili pandangan maupun kebijakan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Daftar lsi Daftar Isi ......................................................................................................................... i Daftar Tabel ............................................................................................................... iii Daftar Gambar ........................................................................................................... iv Pengantar....................................................................................................................... v Susunan Tim Peneliti Universitas Pelita Harapan ......................................... vii Daftar Singkatan ..................................................................................................... viii I. Pendahuluan .................................................................................................. 1 1.1. Pertanyaan pcnelitian ..................................................................... 6 1.2. Tujuan penelitian ............................................................................ 6 1.3. Kerangka Konseptual dan Teori .................................................... 7 1.4. Metode dan Metodologi Penelitian .............................................. 14 1.5. Garis Bcsar Laporan Penelitian .................................................... l5 II. Tantangan Diplomasi Ekonomi Indonesia Abad 21 ........................ 16 11.1. Tantangan Internal ....................................................................... 16 11.1.1. Infrastruktur .................................................................................. I X 11.1.2. Koordinasi dan Sinergi ................................................................. 21 11.1.3. Korupsi dan Good Governance .................................................... 23 11.2. Tantangan Eksternal ..................................................................... 25 III. Isu-Isu Perdagangan Internasional dan Investasi di lndonesia ..... 36 III.1. Ketahanan Pangan (Food Securi~y) .............................................. 37 111.1.1. Konsep Kebijakan Ketahanan Pangan di Indonesia ..................... 39 III.1.2. Pengaruh Kebijakan Ketahanan Pangan terhadap Perdagangan Internasional Indonesia .......................................... .43 111.1.3. Ketahanan Pangan Indonesia dari Dimensi Internasional. ........... 51 111.1.4. Perdagangan Internasional Untuk Mencapai Kedaulatan Pangan ............ ,............................................................................. 56 111.2. Produk Ramah Lingkungan (Environmental Goods) ................... 57 Pusat P2K OJ- BPPK Kementerian Luar Negeri 111.2.1. Perkembangan Perdagangan Internasional Mengenai Produk Ramah Lingkungan ......................................................... 58 111.2.2. Tantangan Indonesia terhadap Perdagangan Luar Negeri Produk Ramah Lingkungan ............................................. 60 111.2.3. Produk Ramah Lingkungan Indonesia Bersaing di Pasar Global68 111.3. Penyelesaian Sengketa Penanam Modal Asing dengan Negara (Investor State Dispute Settlement) .................... 69 111.3 .1. Pendahuluan Mengenai Penyelesaian Sengketa an tara Investor- Negara .......................................................................................... 70 111.3.2. Tantangan Indonesia terhadap Klausul Penyelesaian Sengketa antara Investor- Negara di Perjanjian Internasional ... 74 III.4. Merumuskan Substansi dan Kelembagaan Diplomasi Ekonomi Indonesia A bad 21: Koordinasi dan Alignment Yang Diperlukan ......................................................................... 83 IV. Simpulan dan Rckomcndasi Kcbijakan .............................................. 96 Daftar Pustaka .......................................................................................... 106 ii Pusat P2K 01- BPPK Kementerian Luar Negeri Daftar Tabel Tabel 3.1. Perbedaan atau Konflik Orientasi Kebijakan ......................... 88 dalam Diplomasi Ekonomi 3.2. Policy Alignment dan Penataan Kelembagaan ....................... 92 untuk Diplomasi Ekonomi 3.3. Empat Model Kelembagaan Diplomasi ............................... 93 Perdagangan dan Implikasinya Pusat P2K OJ - BPPK Kementerian Luar Negeri iii Daftar Gam bar Gambar 3.1. Kasus ISDS sejak tahun 1987-2014 ... .. 70 iv Pusat P2K 01- BPPK Kementerian Luar Negeri Pengantar Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa pada akhirnya penelitian denganjudui: "Kinerja Dipiomasi Ekonomi: Evaluasi atas Perjanjian Perdagangan dan Investasi" yang merupakan basil kerjasama Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Pelita Harapan (UPH), Center for International Trade and Investment (CITI) UPH dan Pusat Peneiitian dan Pengembangan Kebijakan Organisasi Intemasionai (P2K-OI) Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri Repubiik Indonesia dapat diselesaikan tepat waktu. Pada dasamya peneiitian ini terkait dengan prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi yang menekankan pentingnya dipiomasi ekonomi daiam kebijakan Iuar negeri Indonesia demi mendukung pembangunan ekonomi nasional. Sejaian dengan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi Indonesia daiam menyikapi berbagai isu perdagangan dan invcstasi di fora intcrnasionai ada kebutuhan mendesak untuk mcninjau kcmbali tidak hanya suhstansi diplomasi ekonomi Indonesia tetapi juga mckanismc pcnataan kclcmbagaan sc11a keterkaitan antara berbagai sektor kcbijakan pcmcrintah dcmi mcnjamin koherensi dan konsistensi kebijakan perdagangan internasional dan investasi dalam rangka mewujudkan kepentingan nasionai Indonesia. Sesuai dengan kesepakatan antara ketiga pihak maka peneiitian ini membatasi cakupan penelitian ini pada tiga isu utama yaitu ketahanan pangan (food security), produk ramah lingkungan (em•ironmental goods) dan penyeiesaian sengketa investor- negara atau lm·estor- State Dispute Settlement (ISDS) daiam kaitan dengan Bilaterallm·estment Treaties (BITs). Penelitian ini pada umumnya menggunakan data sekundcr dari studi atau penelusuran secara mendaiam berbagai dokumen baik yang diterbitkan oieh World Trade Organization (WTO) maupun organisasi intemasional Iainnya dan sumber dari Kementerian Luar Negeri dan instansi pemerintah lainnya. Selain itu Focused Group Discussion (FGD) juga diiakukan secara khusus mcmbahas secara mendalam ketiga isu di atas dengan meiibatkan perwakiian berbagai instansi pemerintah, akademisi dan organisasi non­ pemerintah. FGD ini dimaksudkan untuk melengkapi studi dokumen yang ada Pusat P2K 01 - BPPK Kementerian Luar Negeri v sehingga menghasilkan analisis yang dapat dipercaya dan bermanfaat tidak hanya bagi pembuat kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia tetapi juga masyarakat pada umumnya yang peduli dengan kebijakan luar negeri. Jurusan Hubungan Internasional FISIP UPH ingin menyampaikan terima kasih kepada Pusat P2K-OI BPPK Kementerian Luar Negeri RI atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada CITI UPH yang telah menjadi mitra kami dalam penelitian ini. Ban yak pihak telah membantu kami melalui berbagai cara seperti seminar dan FGD untuk membuat penelitian ini lebih lengkap dan lebih baik. Kami secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Duta Besar Soemadi Brotodiningrat, Duta Besar Ngurah Swajaya selaku Ketua Kelompok Kerja Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Ibu Sondang Anggraini dari Kementerian Perdagangan RI, Dr Makmur Keliat dari Universitas Indonesia dan Prof. Dr. Bustanul Arifin dari Universitas Lampung yang telah memberikan masukan yang sangat hcrharga untuk pcnelitian ini. Akhimya kami berharap semoga hasil penelitian ini bennanl~tat tidak hanya bagi pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Luar Ncgcri RI dalam meningkatkan kinerja diplomasi ekonomi Indonesia tetapi juga ma~yarakat pada umumnya. Karawaci, I 0 Desember 2015 vi Pusat P2K 01- BPPK Kementerian Luar Negeri Susunan Tim Peneliti Universitas Pelita Harapan Ketua Peneliti :Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D. Wakil Ketua : Dr. Michelle Limenta, LL.M. Peneliti : Susy Tekunan, B.A., M.BA. Sianti Candra, S.H., M.H. Pembantu Peneliti :Oscar Fernando, S.Sos. Pusat P2K 01- BPPK Kementerian Luar Negeri vii Daftar Singkatan AANZFTA : ASEAN Australia New Zealand Free Trade Agreement ACFTA : ASEAN-China Free Trade
Recommended publications
  • Revisiting Transnational Media Flow in Nusantara: Cross-Border Content Broadcasting in Indonesia and Malaysia
    Southeast Asian Studies, Vol. 49, No. 2, September 2011 Revisiting Transnational Media Flow in Nusantara: Cross-border Content Broadcasting in Indonesia and Malaysia Nuurrianti Jalli* and Yearry Panji Setianto** Previous studies on transnational media have emphasized transnational media organizations and tended to ignore the role of cross-border content, especially in a non-Western context. This study aims to fill theoretical gaps within this scholarship by providing an analysis of the Southeast Asian media sphere, focusing on Indonesia and Malaysia in a historical context—transnational media flow before 2010. The two neighboring nations of Indonesia and Malaysia have many things in common, from culture to language and religion. This study not only explores similarities in the reception and appropriation of transnational content in both countries but also investigates why, to some extent, each had a different attitude toward content pro- duced by the other. It also looks at how governments in these two nations control the flow of transnational media content. Focusing on broadcast media, the study finds that cross-border media flow between Indonesia and Malaysia was made pos- sible primarily in two ways: (1) illicit or unintended media exchange, and (2) legal and intended media exchange. Illicit media exchange was enabled through the use of satellite dishes and antennae near state borders, as well as piracy. Legal and intended media exchange was enabled through state collaboration and the purchase of media rights; both governments also utilized several bodies of laws to assist in controlling transnational media content. Based on our analysis, there is a path of transnational media exchange between these two countries.
    [Show full text]
  • Bab 2 Industri Dan Regulasi Penyiaran Di Indonesia
    BAB 2 INDUSTRI DAN REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA 2.1. Lembaga Penyiaran di Indonesia Dalam kehidupan sehari-hari, istilah lembaga penyiaran seringkali dianggap sama artinya dengan istilah stasiun penyiaran. Menurut Peraturan Menkominfo No 43 Tahun 2009, yang ditetapkan 19 Oktober 2009, lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas, maupun Lembaga Penyiaran Berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Jika ditafsirkan, lembaga penyiaran adalah salah satu elemen dalam dunia atau sistem penyiaran. Dengan demikian walau lembaga penyiaran bisa dilihat sebagai segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan siaran saja, namun secara implisit ia merupakan keseluruhan yang utuh dari lembaga-lembaga penyiaran (sebagai lembaga yang memiliki para pendiri, tujuan pendiriannya/visi dan misi, pengelola, perlengkapan fisik), dengan kegiatan operasional dalam menjalankan tujuan-tujuan penyiaran, serta tatanan nilai, dan peraturan dengan perangkat-perangkat regulatornya. Sedangkan stasiun penyiaran adalah tempat di mana program acara diproduksi/diolah untuk dipancarluaskan melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan
    [Show full text]
  • Radio Republik Indonesia Surakarta, 1945-1960S: Its Role in Efforts to Maintain Indonesian Independence and the Formation of National Culture
    Indonesian Historical Studies, Vol. 1, No. 2, 138-153 © 2017 Radio Republik Indonesia Surakarta, 1945-1960s: Its Role in Efforts to Maintain Indonesian Independence and the Formation of National Culture Dhanang Respati Puguh Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University * Corresponding Author: [email protected] Abstract This article discusses the role of Radio Republik Indonesia (RRI, The Radio of RepuBlic of Indonesia) Surakarta in the period 1945-1960s. In that period RRI Surakarta had two roles in the context of decolonization. In the period 1945-1949, RRI Surakarta had a role in the effort to maintain the independence of Indonesia. The RRI Surakarta employees struggled to maintain the existence of RRI Surakarta with rescueing the station and Received: transmitter so that the struggle of the Indonesian nation in defending the 8 DecemBer 2017 independence of Indonesia could Be Broadcasted to various parts. In the period 1950-1960s RRI Surakarta participated in efforts to formation a Accepted: 18 DecemBer 2017 national culture. When the discourse of national culture continued to Be discussed By the elite of Indonesia, since 1950 the Bureau of the Radio of RepuBlic of Indonesia had set the estaBlishment and the choice of ways to Build a national culture. In this connection, RRI should Be directed to build a national culture. Based on the policy of the Bureau of Radio of RepuBlic of Indonesia, RRI Surakarta realized that idea By organizing Javanese art Broadcasts (gamelan, wayang wong, kethoprak, and shadow puppets), “local entertainment” and national music, and organizing Radio Star Competition. RRI Surakarta Radio Star made an important role in the creation of popular music in Indonesia.
    [Show full text]
  • Maju Bersama Masyarakat Asean
    ISSN 2460-1683 Masyarakat ASEANEdisi 10 / DESEMBER 2015 MAJU BERSAMA MASYARAKAT ASEAN “ASEAN adalah kita” MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI DAFTAR ISI ISSN 2460-1683 LAPORAN UTAMA 6 Masyarakat STABILITAS POLITIK DAN ASEANEdisi 10 / DESEMBER 2015 KEAMANAN DI KAWASAN ASEAN: MAJU BERSAMA ‘CONDITIO SINE QUA NON’ BAGI MASYARAKAT ASEAN MASYARAKAT ASEAN Salah satu kontribusi nyata ASEAN bagi kawasan dan dunia adalah perannya dalam menciptakan serta menjaga keamanan dan stabilitas. “ASEAN adalah kita” Dengan adanya keamanan dan stabilitas tersebut, seluruh negara anggota ASEAN dapat fokus pada pembangunan ekonomi dan sosial budaya. MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN Bentuk kerja sama Politik dan Keamanan ASEAN dalam pilar Polkam KEMENTERIAN LUAR NEGERI RI Masyarakat ASEAN 2015 terus diperjuangkan agar sejalan dengan Foto Cover: AP kepentingan nasional Indonesia. MALAYSIAN INSIDER Perspektif ASEAN 2025 Kewaspadaan, Determinasi, dan Optimisme 4 Laporan Utama Menuju Masyarakat Sosial Budaya ASEAN 12 Dimensi Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN 13 Laporan Khusus Isu Asap Lintas Batas Jadi Perhatian Pimpinan ASEAN 15 Indonesia Gagas Standar PR di ASEAN 18 Indonesia Berbagi Pengalaman tentang SAR 20 Mitra Wicara Dukung Pembentukan Masyarakat ASEAN 24 Wujud Diplomasi Maritim RI 27 LAPORAN UTAMA 9 Reportase MEA DAN DINAMIKA EKONOMI Kebijakan Perdagangan Kamboja 28 TIONGKOK, INDIA DAN DUNIA Kiat Negara ASEAN Menyongsong Masyarakat ASEAN 31 YOURPNOMPENH.COM Masyarakat Ekonomi ASEAN Galeri (MEA) yang mulai diimplementasikan ASEAN Friendship Ghatering 33 pada 31 Desember 2015 dalam Serba Serbi prosesnya memiliki jalan berliku 40 Tahun Kerja Sama Perempuan yang cukup panjang. Dinamika di ASEAN 42 perekonomian dunia selalu berubah, tetapi ASEAN selalu merespon Pojok Sosialisasi dengan sebuah upaya kolektif yang UNIPDU, Pesantren Pertama mampu mempertahankan ASEAN Miliki PSA 46 sebagai kawasan tujuan utama bagi investor di dunia.
    [Show full text]
  • MEMBANGUN MEDIA PENYIARAN YANG BERDAULAT Roso Prajoko1
    E-ISSN 2686 5661 INTELEKTIVA : JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA VOL.01 NO. 09. APRIL 2020 MEMBANGUN MEDIA PENYIARAN YANG BERDAULAT Roso Prajoko1 1}Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Boyolali Korepondensi : [email protected] ABSTRAK Media penyiaran yang kita temuai sehari-hari sangatlah penting dalam memberikan informasi, pendidikan seni, budaya dan beraneka ragam acara lain yang terdapat disitu. Jika kita tidak hati hati, maka bisa saja media penyiaran membawa dampak yang negative dan justru melanggar asas penyelenggaraan penyiaran yaitu berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis data. Penelitian kualitatif berusaha untuk mengangkat secara ideografis berbagai fenomena dan realitas sosial. Hasil penelitian dan pembahasan memberikan gambaran bahwa sebagian besar masyarakat menonton dan mendengarkan radio lebih dari satu atau dua jam per hari. Adapun yang mereka lakukan dengan menonton dan mendengarkan radio ada bermacam macam tujuan dengan kebutuhan diri masing-masing penonton. Dampak positif maupun negative tergantung dari kita yang melihat, selain juga di butuhkan lembaga pengawasan yang Independen, dan tegas dalam mengawasi media penyiaran. Jangan sampai media penyiaran justru merusak integrase nasioanl. Kata kunci: Media Penyiaran, Integrasi Nasional, dan Pengawasan ABSTRACT Broadcast media that we meet everyday are very important in providing information, arts education, culture and various other events contained there. If we are not careful, then the broadcasting media could have a negative impact and actually violate the principles of broadcasting that is based on Pancasila and the 1945 Constitution. In this study the researchers used qualitative methods to analyze data. Qualitative research seeks to elevate ideographically various phenomena and social realities. The results of the study and discussion illustrate that most people watch and listen to the radio for more than one or two hours per day.
    [Show full text]
  • Notes on the Radio Republic Indonesia
    This document is downloaded from DR‑NTU (https://dr.ntu.edu.sg) Nanyang Technological University, Singapore. Notes on the radio Republic Indonesia Utiek Ruktiningsih. 1984 Utiek R. (1984). Notes on the radio Republic Indonesia. In AMIC‑MPI Seminar on Communication Training in ASEAN : Kuala Lumpur, October 29‑November 2, 1984. Singapore: Asian Mass Communication Research & Information Centre. https://hdl.handle.net/10356/86367 Downloaded on 28 Sep 2021 05:53:04 SGT ATTENTION: The Singapore Copyright Act applies to the use of this document. Nanyang Technological University Library Notes On The Radio Republik Indonesia By Utiek Ruktiningsih Paper No.13 SEMINAR ON COMMUNICATION TRAINING AND THE NEEDS OF MASS MEDIA ORGANISATIONS Oct. 29-Nov. 2, 1985 Kuala Lumpur, Malaysia Country Paper: Notes on the Radio Republik Indonesia By Ms. Utiek Ruktiningsih ATTENTION: ThDirectoe Singapore Cro pyorigfh t ANewct apspli es to the use of this document. Nanyang Technological University Library Radio Republik Indonesia Jakarta, Indonesia Radio Republik Indonesia (RRI) is the official name of the national sound-broadcasting network of the Republic of Indonesia. It is a government body, given the status of directorate under the Directorate General of Radio Television and Film of the Department of Information. The chief executive of the organisation is the director. The directorate of RRI includes the folllowing: domestic services, overseas services, news service, engineering, planning and development, transmission service, Jakarta transmitters unit and administrations. Each division is headed by a division head. Domestic Service The Domestic Services provide guidance in matters of programme in accordance with government policies. It stipulates the lines of conduct to be followed by the regional RRI stations all over Indonesia.
    [Show full text]
  • The Foreign Policy Triad of Jokowi
    INDONESIAN DIPLOMACY GURJIT SINGH Ambassador The Foreign Policy Triad of Jokowi President Jokowi appears to be focusing his foreign policy on a troika of engagements—with the Association of Southeast Asian Nations, archipelagic geopolitics including the Indo-Pacific, and China. hen President Joko Widodo was elected President in 2014, his W simplicity, humility and ability to run cities was manifest. The freshness that he brought to politics was welcomed all around with immense hope. The one area that he was found to be lacking experience was in foreign policy. Here too he chose to run a new path. He started by removing the professional team of Marty Natalegawa and Dinopati Djalal. Both were career diplomats who were perceived close to the former president, Susilo Bambang Yudhoyono, best known as SBY, but both had years to retirement. He brought in new career diplomats who were surprises to the establishment but have served him well. Ibu Retno Marsudi and Pak Abdurrahman Mohammad Fachir led the ministry in the Jokowi I term. Fachir was replaced by SBYs G20 Sherpa Mahendra Siregar in the Jokowi II Cabinet. These choices meant that Joko Widodo, also known as Jokowi, wanted a firm grip on the foreign policy establishment. When Indonesia became independent its RISING ASIA JOURNAL. VOLUME 1, ISSUE 1 (WINTER/SPRING) JANUARY TO APRIL 2021. © RISING ASIA FOUNDATION 2021. D D Foreign Policy Triad of Jokowi 35 founding fathers saw it as a means. Their slogan was “A sovereign, independent, just and prosperous Indonesia.”1 These foreign policy initiatives were new for the reticent yet perceptive Jokowi.
    [Show full text]
  • Sejarah Radio Republik Indonesia Denpasar
    Sejarah Radio Republik Indonesia Denpasar Suasana remang-remang menjelang petang, ketika tepat jam 18.00 tanggal 9 Nopember 1950, di angkasa Pulau Dewata, terdengar untuk pertama kalinya suara panggilan (station call) “ INILAH RADIO REPUBLIK INDONESIA DENPASAR “. Suara penyiar itu menjadi “keramat”, karena menandai babak baru dalam sejarah kehidupan masyarakat serta keberadaan dunia informasi di Pulau Bali. Sesaat kemudian, terdengar untuk pertama kalinya melalui pesawat radio, pidato sambutan Presiden RI Soekarno, disusul sambutan Kepala Daerah, Ketua DPR (D) dan Komandan Regional (militer) di Bali. Dengan gelombang 61,98 meter dan pemancar yang digunakan saat itu berkekuatan 250 watt milik PTT yang disewa, RRI mulai mengudara dan siarannya berlangsung dari suatu tempat yang sangat sederhana beratapkan ilalang di Jalan Melati, Denpasar. Mulai saat itu RRI dielu-elukan masyarakat pulau Dewata dan berkumandang setiap hari dengan penampilan khasnya, terutama dalam penyelenggaraan siaran seni-budaya. Semula ada Orkes Keroncong yang hanya beranggotakan 4 orang. Kemudian dibentuk Orkes Gabungan Denpasar dengan 20 orang. Dalam usia sewindu, di RRI Denpasar ini pula dihimpun sekitar 300 sekaa (kelompok) Kesenian Bali yang secara teratur turut mengisi siaran. Selanjutnya dari tokoh- tokoh sekaa itu dibentuklah sebuah kelompok seni Wija Ratnadi di bawah pengawasan Jawatan RRI Denpasar. Masyarakat, mulai saat itu bisa mendengar berbagai siaran seni budaya, tanpa perlu langsung menonton di balai desa atau banjar. Cukup mendengar di rumah melalui siaran RRI, atau datang ke Balai Masyarakat di pusat kota Denpasar di mana sebuah corong ( speaker ) radio dipasang. Jelaslah sudah, karena itu RRI Denpasar menjadi cikal bakal pengembangan dan pelestarian kesenian Bali.Wija Ratnadi ini pula kemudian lebur menjadi Kelompok Kesenian “Candra Metu“ selanjutnya dikenal sebagai KKB – Keluarga KesenianBali sampai saat ini.
    [Show full text]
  • (Rri) Makassar Dalam Meningkatkan Daya Tarik Pendengar
    PENGELOLAAN PROGRAM SIARAN BERITA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) MAKASSAR DALAM MENINGKATKAN DAYA TARIK PENDENGAR Oleh: ARHAM JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 i PENGELOLAAN PROGRAM SIARAN BERITA DI RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) MAKASSAR DALAM MENINGKATKAN DAYA TARIK PENDENGAR OLEH: ARHAM E311 07 624 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Komunikasi Program Studi Jurnalistik JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013 i HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi : Pengelolaan Program Siaran Berita di Radio Republik Indonesia (RRI) Makassar Dalam Meningkatkan Daya Tarik Pendengar. Nama Mahasiswa : Arham Nomor Pokok : E311 07 624 Makassar, 2013 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Kahar, M.Hum., Muliadi Mau, S.Sos., M.Si. NIP. 195910101985031005 NIP. 197012311998021002 Mengetahui, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Dr. H. Muhammad Farid, M.Si. NIP. 196107161987021001 ii HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI Telah diterima Tim Evaluasi Skripsi Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik pada tanggal 23 Agustus Tahun 2013. Makassar, Agustus 2013 TIM EVALUASI Ketua : Dr. Jeanny Maria Fatimah, M.Si. (……………………….) Sekretaris : Andi Subhan Amir, S.Sos., M.Si. (……………………….) Anggota : 1. Dr. H. Muhammad
    [Show full text]
  • ASEAN and PEACE MEDIATION Progress, Challenges, and Cooperation
    I ASEAN AND PEACE MEDIATION Progress, Challenges, and Cooperation Roxana Cristescu Augustin Nicolescou Agus Wandi April 2012 Paper based on the conference ‘ASEAN-EU High-Level Expert Workshop on Preventive Diplomacy and International Peace Mediation’ held in Bali, Indonesia on 11 October 2011 A B O U T T H E P RO J ect This paper, and the conference on which it is based, is part of the CMI project “Creating Improved Capacities for International Peace Mediation”. The project targets regional organisations and actors to support their capacity to engage in and develop policies for peace mediation. The project is supported by the Foreign Ministry of the Kingdom of Belgium, the Foreign Ministry of the Republic of Finland, and the Department of Foreign Affairs of the Republic of Ireland. The contents of this document are the sole responsibility of CMI and can under no circumstances be regarded as reflecting the position of the donors. A B O U T CMI The Crisis Management Initiative (CMI) is a nonprofit organisation founded by Nobel Peace Prize Laureate and former president of Finland, Martti Ahtisaari. CMI works to build sustainable peace and to resolve violent conflicts. As CMI, we contribute to conflict resolution through mediation, facilitating confidence building dialogue and strengthening local capacities to implement peace. CMI also has the capacity to support international peace missions as requested. To learn more, visit http://www.cmi.fi. Photos: © Augustin Nicolescou © Crisis Management Initiative 2012 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored, in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, without full attribution.
    [Show full text]
  • Perubahan Status Radio Republik Indonesia Dalam Pengembangan Kapabilitas Dari Milik Pemerintah Menjadi Milik Publik
    PERUBAHAN STATUS RADIO REPUBLIK INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN KAPABILITAS DARI MILIK PEMERINTAH MENJADI MILIK PUBLIK Nellis Mardhiah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teuku Umar Email: [email protected] . Abstrac The aim of this study was to investigate changes RRI Status of Government Owned Public Being Held Under Law No. 32 of 2002 on Broadcasting. RRI and Broadcasting independent, neutral, non-commercial and works to serve the needs of society. This study uses a qualitative method to collect data, data reduction, data presentation and conclusion or data verification. The theory used is the Change in Status and Development Board. Subjects in this study is the snowball sampling is RRI officials and community leaders as a stimulus of RRI. The results showed that the cause of the change in status due to the demands of RRI bureaucratic reform, RRI own internal demands and also supported by external parties as well as the demands of Act No. 32 of 2002 on broadcasting survey and observation approach openly with previous studies and various print and electronic media sources. The obstacles faced by RRI in adapting to their status as LPP derived from internal RRI it self and also from outside RRI. Human Resources is a constraint on the internal RRI are generally accustomed to rule by the government. From among the external number of listeners of RRI relatively little, but RRI continues to struggle extra to broadcast to the public interest, RRI as public broadcasting institution that bears the name of the state is required to be implemented in accordance with the duties and functions that have been entrusted to him as stipulated in Law No.
    [Show full text]
  • Laporan Akhir Analisis Dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran
    LAPORAN AKHIR ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM TERKAIT PENYIARAN BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI TAHUN 2020 Laporan Akhir Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran Disusun oleh Pokja Analisis dan Evaluasi Hukum Terkait Penyiaran Penanggungjawab: Liestiarini Wulandari., S.H., M.H. di bawah pimpinan: Dr. Muhammad Riyanto, S.H., M.H. dengan anggota: Umri, S.Sos.,M.Si.; Drs. Jayanto Arus Adi,MM.; Apri Listiyanto, S.H.; Alice Angelica,S.H.,M.H.; Yuharningsih,S.H.; Iva Shofiya, S.H.,M.Si.; Dicky Mochammad Faisal, S.H.; Deasy Kamila,S.H.; Hendra Simak, S.H.; Jupiter Zalukhu,S.H. copyright© BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Jl. Mayjend Soetoyo Nomor 10 - Cililitan, Jakarta Timur Telp : 62-21 8091908 (hunting), Faks : 62-21 8011753 Website: www.bphn.go.id Cetakan Pertama - Oktober 2020 ISBN : 978-623-7918-15-8 Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta. Dicetak oleh: Percetakan Pohon Cahaya KATA SAMBUTAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, karunia-Nya serta pengetahuan yang telah diberikan, sehingga Kelompok Kerja (Pokja) Analisis dan Evaluasi Hukum dapat menyelesaikan tahapan kegiatan melalui rapat-rapat Pokja, focus group discussion dan rapat dengan narasumber/pakar hingga menghasilkan laporan analisis dan evaluasi hukum yang dapat diselesaikan oleh Tim Kelompok Kerja (Pokja) di masa pandemi Covid-19 ini. Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional, Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM, melaksanakan salah satu tugas dan fungsi yaitu melakukan Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional.
    [Show full text]