ULUMUL HADIS Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode Dan Contoh
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ULUMUL HADIS Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh Dr. Hj. Marhumah, M.Pd SUKA-Press ULUMUL HADIS: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. Cover dan Lay out: Khairul Anam Cetakan Pertama: Maret 2014 x+254; 14.5x21 Penerbit: SUKA-Press, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Email: [email protected] ISBN: 978-602-1326-30-5 All Rights reserved. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun tanpa ijin tertulis dari penerbit. KATA PENGANTAR Kajian terhadap hadis mengalami perkembangan dengan pesat dan cukup bermakna. Hal ini terbukti dengan membanjirnya literatur-literatur yang menyajikan pem- bahasan hadis, terlepas apakah buku hadis tersebut meru- pakan kajian Ulumul Hadis saja atau dikontekstualisasikan dengan isu-isu aktual yang sekarang ini berkembang. Ini ada- lah indikasi bahwa hadis sebagai sebuah pegangan penting bagi umat Islam terus menjadi pembicaraan dan tetap lestari. Memahami hadis memang harus diawali dengan memahami aspek konsep, urgensi, objek kajian, dan metode. Hal ini untuk memudahkan kita memahami hadis. Walaupun harus disadari bahwa kajian akan hadis berkisar dari kajian tersebut atau mempertanyakan apakah hadis itu otentik dari Rasul. Hal ini dengan cara mendudukkan hadis sebagai sesuatu yang dijadikan sebagai pijakan. Akan tetapi v ULUMUL HADIS: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh menjadi penting untuk melihat bagaimana setting ketika hadis itu diturunkan, apakah peran Rasul saat itu; apakah sebagai manusia biasa, pribadi, suami, utusan Allah , kepala negara, pemimpin masyarakat, panglima perang. Ini penting diketahui untuk mendudukkan hadis pada porsi yang substansial dan menempatkan hadis secara proporsional. Untuk itu dalam melihat fakta sejarah dan melihat fungsi Nabi di masyarakat, maka studi hadis dengan melihat pada status Nabi dalam konteks disabdakannya serta mengetahui bentuk matan hadis merupakan upaya yang penting untuk menangkap hadis secara utuh. Maka mema- hami hadis sangat diperlukan dalam kerangka menemukan keutuhan makna hadis dan mencapai kesempurnaan hadis. Buku ini sebagai awal pengantar dalam melihat hadis dari definisi hadis, ketika hadis menjadi sebuah kajian ilmiah, sejarah hadis, ilmu ilmu bantu memahami hadis, seperti ilmu asbabul wurud, ilmu ma’anil hadis, ilmu tarikhurruwah, ilmu mukhtaliful hadis, ‘ilalil hadis, ilmu nasikh wal mansukh dan ilmu takhrij hadis. Seperangkat ilmu yang ada dalam Ulumul Hadis tersebut merupakan perangkat pokok dalam studi hadis dan memudahkan untuk melakukan kontekstualisasi hadis. Untuk memudahkan pembaca, maka dalam buku ini dilengkapi dengan pembahasan tentang Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh dari masing-masing pembahasan. Penulis menyadari bahwa perlunya pembahasan lebih detail lagi tentang aplikasi Ulumul Hadis ini secara lebih khusus pada masalah pendidikan. Dan menjadi sangat vi Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. Kata Pengantar menarik jika seluruh konsep, urgensi, kajian diarahkan kepada hadis-hadis pendidikan. Akan tetapi karena pertimbangan teknis, maka pembahasan yang lebih spesifik akan menjadi pembahasan khusus dalam buku yang lain. Yogyakarta, 12 Maret 2014 Dr. Hj. Marhumah, M.Pd Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. vii Daftar Isi Kata Pengantar ......................................................................... v Daftar Isi ................................................................................... ix I Hadis, Sunnah, Khabar, dan Asar ................... 1 II Ilmu Hadis ......................................................9 III Sejarah Kodifikasi Hadis .............................. 13 IV Sanad dan Matan Hadis ............................... 21 V Sighat Tahammul Wal Al-Ada’ dalam Periwayatan Hadis ........................................ 29 VI Nama Periwayat Hadis ................................35 VII Teori Takhrij Al-Hadis .................................37 VIII Hadis Ditinjau dari Kualitas Periwayatnya .. 71 ix ULUMUL HADIS: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh IX Hadis Palsu (Hadis Maudhu’) ................... 103 X Ilmu Tarikh Al-Ruwah ................................ 117 XI Ilmu Jarh Wa Ta’dil ..................................... 125 XII Asbab Al-Wurud Al-Hadis.......................... 141 XIII Ilmu Mukhtalif Al-Hadis ........................... 155 XIV Tarjih dan Tawaqquf .................................. 161 XV Ilmu Nasikh wa Mansukh .......................... 173 XVI Ilmu ‘Ilal Al-Hadis ...................................... 179 XVII Ilmu Majaz Al-Hadis .................................. 193 XVIII Metode Memahami Hadis Nabi ................ 201 XIX Kajian Tematis Hadis-hadis Pendidikan ... 213 Daftar Pustaka ........................................................ 247 Tentang Penulis...................................................... 251 x Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. I HADIS, SUNNAH, KHABAR, DAN ASAR adis merupakan peninggalan yang berharga Hdari Rasulullah Saw. Pernyataan ini berdasar- kan hadis yang diriwayatkan oleh Muwatta’ Malik: Artinya: Sesungguhnya Rasulullah Saw. bersabda “saya meninggalkan kalian dua hal, yang jika dijadikan pegangan tidak akan tersesat, kedua hal itu adalah Alquran dan Sunnah (Hadis)”. Dari hadis di atas, ulama menjadikan hadis sebagai sumber ajaran Islam setelah Alquran dalam berbagai bidang termasuk hukum Islam maupun yang lainnya. Dalam arti 1 ULUMUL HADIS: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh luas hadis sebagai sumber ajaran Islam setelah Alquran. Karena itulah segala sesuatu ajaran Islam harus sesuai dengan yang ada dalam Alquran dan hadis. Bagaimanakah pe- ngertian hadis itu? Serta apa saja yang dapat dikatakan hadis? Apakah semua yang berasal dari Nabi Saw. merupakan suatu hadis yang diamalkan? Kajian ini akan dibahas pada bahasan selanjutnya. Hadis: Secara Bahasa dan Istilah Al-Hadis, menurut bahasa adalah al-Jadid ( ) yang baru; al-Jadid min al-asyya’i1 ( ); al-Khabar qaliluhu wa kasiruhu, warta baik sedikit atau banyak2 yaitu “ma yutahaddasu bihi wa yunqalu”, sesuatu yang dibicarakan dan dipindahkan dari seseorang qarib, yang dekat – yang belum lagi terjadi.3 Namun, secara istilah hadis dapat dilihat sebagai berikut, sesuai dengan latar belakang keilmuan: 1. Menurut Ulama Ushul Fiqh “Segala apa yang dinukil dari Nabi Saw., baik yang 1M. Ajjaj al-Khatib, Al-Sunnah Qabl al-Tadwin (Beirut: Dar al-Fikr, 1990), hlm. 20. 2Abu Hatim Al-Razi, Al-Jarh wa al-Ta’dil (Beirut: Dar al-Ma’rifah al- Utsmaniyah, t.th), hlm. 125. 3Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Ilmu Hadis (Bandung: Ma’arif, 1980), hlm. 20. 2 Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. Bab I: Hadis, Sunnah, Khabar, dan Asar berupa perkataan, perbuatan, atau penetapan”. 4 2. Menurut Ulama Ahli Fiqh “Segala ketetapan yang berasal dari Nabi Saw., yang bukan hukum fardu serta bukan wajib”. 5 3. Menurut Ulama Hadis, bahwa al-Hadis adalah : “Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Saw., dalam bentuk ucapan, perbuatan, penetapan, perangai atau sopan santun ataupun sepak terjang perjuangannya, baik sebelum maupun sesudah diangkat menjadi Rasul”. 6 Atau dalam pengertian yang lain : “Sesungguhnya hadis itu bukan hanya yang di-marfu- kan kepada Nabi Saw. saja, melainkan dapat pula disebutkan kepada sesuatu yang disandarkan kepada sahabat (mauquf) baik berupa ucapan atau seumpama- nya, serta segala yang disandarkan kepada tabi’in 4Musthafa As-Siba’i, Al-Sunnah wa Makanatuha fi al-Tasyri’ al-Islami (Beirut: Al-Maktabah al-Islami, 1978), hlm. 54. 5M. Ajjaj al-Khatib, Al-Sunnah Qabl al-Tadwin, hlm. 19. 6Al-Khatib, Al-Sunnah Qabl al-Tadwin, hlm. 19 Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. 3 ULUMUL HADIS: Konsep, Urgensi, Objek Kajian, Metode dan Contoh (maqtu’), baik berupa perkataan atau lainnya”. 7 Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hadis di dalamnya mencakup berbagai hal, yaitu: Perkataan, ialah segala ucapan Nabi Saw. dalam berbagai segi. Misalnya, masalah hukum, akhlak, akidah, pendidikan dan sebagainya. Masalah hukum, contoh dalam hadis : “Sesungguhnya sahnya amal perbuatan itu tergantung kepada niatnya”. Perbuatan. Perbuatan Rasulullah Saw. merupakan penjelasan praktis terhadap peraturan-peraturan syara’ yang belum jelas cara mengerjakannya, seperti cara mengerjakan solat, puasa, haji, dan sebagainya. Penetapan (Taqrir). Yang dimaksud adalah keadaan Rasulullah Saw. mendiamkan, tak mengadakan sanggahan atau persetujuan atas perbuatan sahabat yang dilakukan di muka beliau. Contoh, dalam suatu undangan, Khalid bin Walid menyajikan daging binatang biawak Arab (zab) dan Khalid mempersilahkan beliau Nabi Saw. dan para undangan untuk menikmatinya. Sifat-sifat, keadaan dan hasrat Rasulullah Saw. Sifat-sifat Rasulullah yang termasuk unsur al-hadis antara lain: Sifat-sifat Rasulullah Saw. yang dijelaskan oleh para 7Muhammad ibn Isa al-Tirmizi, Sunan al- Tirmizi (Beirut: Dar al- Fikr, 1974), hlm. 8. 4 Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. Bab I: Hadis, Sunnah, Khabar, dan Asar sahabat atau sejarahwan; Silsilah, nama-nama dan tahun kelahiran; Himmah (hasrat), yaitu angan-angan Nabi yang belum terealisir, seperti puasa pada tanggal 4 di bulan Muharram, yang Nabi sendiri belum pernah melakukannya. Dari pembahasan di atas dapat dikatakan bahwa definisi hadis dapat bermacam-macam tergantung siapa yang memahaminya dan memberi pengertian. Bagi ahli hukum cenderung hanya membatasi konteks tertentu yang berimplikasi pada hukum, sementara ahli hadis memberikan pengertian yang lebih luas sebagaimana tergambar dari pengertian di atas. Sunnah Di berbagai literatur dan di masyarakat keberadaan hadis