KM 166 TAHUN 2019.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 166 TAHUN 2019 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 200 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Pasal 35 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudarudaraan Nasional, perlu menetapkan Tatanan Kebandarudarudaraan Nasional; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); - 2 - 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); 4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 5. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1756); 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 39 Tahun 2019 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 594); MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL. PERTAMA Menetapkan Tatanan Kebandarudaraan Nasional yang memuat: a. peran, fungsi, penggunaan, hierarki, dan klasifikasi bandar udara eksisting; dan b. rencana induk nasional bandar udara. KEDUA Peran, fungsi, penggunaan, hierarki, dan klasifikasi bandar udara eksisting sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA huruf a, mengacu pada ketentuan dalam Peraturan Menteri mengenai Tatanan Kebandarudaraan Nasional sebagaimana termuat dalam peta dan tabel sebagaimana tercantum dalam Lampiran IA dan Lampiran IB yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. - 3 - KETIGA Rencana induk nasional bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA huruf b, terdiri atas: a. kebijakan nasional Bandar Udara; dan b. rencana lokasi Bandar Udara beserta penggunaan, hierarki, dan klasifikasi Bandar Udara. KEEMPAT Kebijakan nasional Bandar Udara sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf a, mengacu pada ketentuan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri yang mengatur mengenai Tatanan Kebandarudaraan Nasional. KELIMA Kebijakan nasional Bandar Udara sebagaimana tercantum dalam Diktum KETIGA huruf a, meliputi juga Bandar Udara Internasional yang masuk dalam perjanjian ASEAN Open Sky, terdiri atas: a. Bandar Udara Internasional untuk pelayanan penumpang; dan b. Bandar Udara Internasional untuk pelayanan pesawat udara khusus kargo. KEENAM Bandar Udara Internasional yang masuk dalam perjanjian ASEAN open sky sebagaimana dimaksud pada Diktum KELIMA tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KETUJUH Rencana induk nasional bandar udara sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf b, termuat dalam peta dan tabel yang tercantum dalam Lampiran IIIA dan IIIB yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDELAPAN : Rencana induk nasional bandar udara dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun oleh Direktur Jenderal. KESEMBILAN: dalam hal terjadi perubahan kondisi lingkungan strategis peninjauan Rencana induk nasional bandar udara dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. - 4 - KESEPULUH: Perubahan kondisi lingkungan strategis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESEMBILAN antara lain: a. bencana yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. kebijakan nasional yang mengakibatkan perubahan batas wilayah provinsi; atau c. kebijakan strategis nasional yang mempengaruhi aspek pertahanan keamanan, ekonomi, industri atau pariwisata. KESEBELAS : Lokasi bandar udara di luar tatanan kebandarudaraan nasional harus ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Tatanan Kebandarudaraan ini. KEDUABELAS: Direktur Jenderal melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Menteri ini dan menyampaikan laporan kepada Menteri Perhubungan. - 5 - KETIGABELAS : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2019 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. BUDI KARYA SUMADI SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Menteri Badan Usaha Milik Negara; 2. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 4. Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 5. Para Kepala Kantor Otoritas Bandara Udara Wilayah I s/d Wilayah X; 6. Para Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara; 7. Direktur Utama PT. Angkasa Pura I (Persero); 8. Direktur Utama PT. Angkasa Pura II (Persero); 9. Direktur Utama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan; 10. Pimpinan Badan Usaha Bandar Udara; 11. Pimpinan Operator Pesawat Udara. LAMPIRAN IA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 166 TAHUN 2019 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL TABEL LOKASI BANDAR UDARA EKSISTING PERAN FUNGSI PENGGUNAAN R a w a n D a e ra h HIERARKI KLASIFIKAS KETERANGAN NO NO BANDAR UDARA KOTA/LOKASI G e rb a n g A lih M o d a Perin dag/ D a erah W a w a s a n S im p u l Pemerintahan Pengusahaan In f l D o m N u sa n ta ra E k o n o m i Transportasi P a riw isa ta T e riso lir B e n c a n a P e rb a ta sa n I PROPINSI NANGGROE ACEH CIARUSSALAM 1 1 Sultan Iskandar Muda A c e h B e s a r v v v 'Z v v v v 'Z V PT 4 E 2 2 Cut Nyak Dhien N a g a n R a y a v V 'Z v V V V V p 4 C 3 3 L a s l k i n S i n a b a n g v V v 'Z V 'Z V V V V p 3 C 4 4 Teuku Cut Ali T a p a k T u a n v V V 'Z V V 'Z V p 2 C 5 5 Maimun Saleh S a b a n g V V 'Z V v v V V 'Z V V p 3 C 6 6 R e m b e l e T a k e n g o n 'Z V V V V V 'Z V 'Z p 3 C 7 7 Syekh Hamzah Fanshuri S i n g k i l V V 'Z 'Z V 'Z V V p 2 B 8 8 Alas Lauser K u t a c a n e V V 'Z 'Z V V V p 2 C 9 9 K u a l a B a t u Biang Pidie 'Z 'Z 'Z V 'Z V V p 2 C 1 0 1 0 Malikussaleh Lhok Seumawe V V V 'Z V 'Z 'Z p 2 B 11 11 Blangkejeren G a y o L u e s V 'Z V V V V V p 2 B II PROPINSI SUMATERA UTARA 1 2 1 K u a l a n a m u Deli Serdang V V V V 'Z 'Z V V V p p 4 E 1 3 2 B l n a k a G n . S i t o l i V V V 'Z 'Z 'Z 'Z 'Z V p 3 C 1 4 3 S i b i s a P a ra p a t 'Z 'Z 'Z V 'Z V 'Z V V p 1 B 1 5 4 Dr. Ferdinand L. Tobing Tapanuli Tengah 'Z V 'Z 'Z 'Z 'Z V V 'Z p 4 C 1 6 5 A e k G o d a n g Padang Sidem puan V 'Z 'Z V V V V p 3 C 1 7 6 Raja Slslngam angaraja XII Tapanuli Utara V 'Z 'Z 'Z 'Z V 'Z V V V p 4 C 1 8 7 L a s o n d r e Pulau-pulau Batu 'Z V 'Z V v 'Z 'Z 'Z V 'Z V p 3 C III PROPINSI SUMATERA BARAT 1 9 1 Minangkabau Padang Pariaman V 'Z 'Z 'Z 'Z 'Z V 'Z V V PS 4 E 2 0 2 R o k o t Kepulauan Mentawai 'Z V V • V 'Z 'Z 'Z V - 'Z V p 2 B 2 1 3 Pasam an Barat Pasam an Barat V V 'Z 'Z 'Z 'Z V p 2 B IV PROPINSI RIAU 2 2 1 Sultan Syarlf Kasim II P e k a n b a r u V 'Z V 'Z V 'Z V V V PS 4 C 2 3 2 T e m p u l i n g Indragiri Hilir V V V V V 'Z V V p 3 C 2 4 3 J a p u r a R e n g a t V V V V V V 'Z p 3 C 2 5 4 Paslr Pangaralan Pasir Pangaraian V 'Z V 'Z 'Z V 'Z V p 2 C Sementara (khusus 2 6 5 Pinang Kampai D u m a i V V V V 'Z 'Z V 'Z V p 4 C melayani umum) PERAN FUNGSI PENGGUNAAN NO NO BANDAR UDARA KOTA/LOKASI G e rb a n g A lih M o d a Perin dag/ D aerah R a w a n D a e ra h W a w a s a n HIERARKI KLASIFIKAS KETERANGAN S im p u l Pemerintahan Pengusahaan Int'l D o m N u sa n ta ra E k o n o m i Transportasi P a riw isa ta T e riso lir B e n c a n a P e rb a ta sa n V PROPINSI KEPULAUAN RIAU 2 7 1 H a n g N a d i m B a t a m v v v V V V v V V V PS 4 E 2 8 2 Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang v v v v v V V V v V p 4 C 2 9 3 D a b o S i n g k e p v v V V V V V p 3 C 3 0 4 R a n a i N a t u n a V V V v v V V v V p 4 C 3 1 5 Raja Haji Abdullah Tanjung Balai Karim un V V V V V V V V p 2 C 3 2 6 L e t u n g Kep.