Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P E N E T A P A N Nomor 16/Pdt.P/2015/PN Slw. Mahkamah AgungDEMI KEADILAN BERDASARKANRepublik KETUHANAN YANG Indonesia MAHA ESA Pengadilan Negeri Slawi yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata permohonan pada Pengadilan tingkat pertama telah menjatuhkan Penetapan sebagai berikut atas nama Para Pemohon: 1. Prof. Dr. Pudjo Nirmolo, lahir di Tegal, Umur 68 tahun/24 Agustus 1946, pekerjaan Pensiunan dokter gigi, bertempat tinggal di Desa Slawi Kulon RT.004, RW.001 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, selaku Ketua Yayasan Dewantara Ciptasari; 2. Ir. Atma Windrija, lahir di Semarang, umur 45 tahun/20 September 1969, pekerjaan Dosen, bertempat tinggal di Desa Slawi Kulon RT.004, RW.005 Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, selaku Sekretaris Yayasan Dewantara Ciptasari; Keduanya bertindak untuk dan atas nama pengurus serta mewakili kepentingan Yayasan Dewantara Ciptasari beralamat di Jalan KH. Ahmad Dahlan Blok B RT. 004, RW. 001 Desa Slawi Kulon Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal, Mahkamah sebagaimanaAgung Pasal 18 yang Republik termuat didalam Akta Nomor 04Indonesia tentang Akta Pendirian Yayasan Dewantara Ciptasari tanggal 10 Januari 2013 yang dibuat dan dihadapan Pejabat Notaris Prasetyaningsih, S.H. Notaris berkedudukan di Kabupaten Tegal dan telah disahkan oleh Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-2612.AH.01.04. Tahun 2013 tentang Pengesahan Yayasan tanggal 13 Mei 2013, serta telah dimuat di Tambahan Berita Negara Republik Indonesia tanggal 2 September 2014 Nomor 70; Pengadilan Negeri tersebut; Setelah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Slawi tertanggal 3 Maret 2015, Nomor : 16/Pdt.P/2015/PN.Slw Tentang Hakim Tunggal yang memeriksa dan mengadili perkara ini; Setelah membaca Penetapan Hakim tertanggal 4 Maret 2015, Nomor : 16/Pdt.P/2015/PN.Slw. Tentang Penetapan Hari Sidang; Setelah membaca Surat Permohonan serta surat-surat lain yang Mahkamahberhubungan Agung dengan perkara iniRepublik; Indonesia Halaman 1 dari 23 Penetapan Nomor 16/Pdt.P/2015/PN.Slw. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Setelah membaca, melihat, meneliti dan memperhatikan surat-surat bukti yang diajukan Para Pemohon di persidangan; Setelah mendengar keterangan dari pihak Para Pemohon dan Mahkamah Agungketerangan saksi-saksi diRepublik persidangan; Indonesia TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Para Pemohon dengan surat Permohonannya tertanggal 2 Maret 2015 yang diterima dan didaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Slawi pada tanggal 2 Maret 2015 dibawah register Nomor : 16/ Pdt.P/2015/PN.Slw. telah mengajukan permohonan yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa pada tahun 1959 telah didirikan Yayasan Dewantara Foundation berdasarkan Akta Nomor : 21 tanggal 5 Desember 1959 yang dibuat dihadapan Pejabat Notaris Raden Mas Soeprapto, Notaris di Semarang dengan maksud dan tujuannya adalah menyelenggarakan penyelidikan ilmiah dalam lapangan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan, dengan tujuan membina dan mengembangkan filsafat hidup Doctor Ki Hadjar Dewantara yang dijadikan sendi asas Taman Siswa seperti tertera didalam “Piagam Jajasan Persatuan Perguruan Taman-Siswa” sebagaimana Mahkamah Agungterumuskan didalam Pasal Republik 2 Akta No.21 tanggal 05 Desember Indonesia 1959; 2. Bahwa Yayasan Dewantara Foundation memiliki aset berupa Tanah yang tersebut dalam Sertifikat Hak Pakai Nomor : 1/Bandarjo, atas nama pemegang hak Yayasan Dewantara Foundation, yang mana telah habis masa berlakunya tahun 1987; 3. Bahwa kemudian menurut ketentuan Pasal 71 Ayat (1) dan Ayat (4) Undang-undang RI No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang- undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, Yayasan Dewantara Foundation sudah tidak bisa dikatakan atau tidak bisa menyandang sebagai Yayasan karena tidak pernah melakukan penyesuaian dan tidak pernah mendaftarkannya ke Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; 4. Bahwa dengan keadaan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 2012 Tuan Bunyamin Wibisono yang saat itu adalah satu-satunya pengurus Yayasan Mahkamah Agungyang masih hidup memberikan Republik kuasa kepada Tuan Insinyur Indonesia Setyahadi Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Sarino Mangunpranoto, yang adalah anak kandung dari Tuan Sarino Mangunpranoto (salah satu pendiri Yayasan Dewantara Foundation) untuk membentuk yayasan baru sebagai kelanjutan dan penerus dari Yayasan Mahkamah AgungDewantara Foundation Republik tersebut yang sesuai dengan ketentuan Indonesia perundang- undangan yang berlaku; 5. Bahwa untuk menindaklanjuti dan melaksanakan kuasa tersebut maka kemudian Tuan Insinyur Setyahadi Sarino selaku penerima kuasa telah mengundang mengadakan rapat dengan tujuan untuk membicarakan keberlangsungan Yayasan Dewantara Foundation dan yayasan penerusnya sesuai dengan Undang-undang Yayasan yang berlaku, serta pengurusan, penyelesaian, pelaksanaan penyerahan atau hibah dari Yayasan Dewantara Foundation kepada yayasan penerus tersebut. Dan pada hari SENIN tanggal 8 Oktober 2012 bertempat di Slawi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah telah dilaksanakan rapat yang memutuskan untuk didirikan YAYASAN DEWANTARA CIPTASARI yang merupakan kelanjutan dan penerus dari YAYASAN DEWANTARA FOUNDATION; 6. Bahwa hasil rapat tersebut telah ditindaklanjuti dengan adanya pendirian Yayasan Dewantara Ciptasari sebagai kelanjutan dan penerus sah dari Mahkamah AgungYayasan Dewantara Foundation Republik sebagaimana termuat didalam Indonesia Akta Nomor 04 tentang Akta Pendirian Yayasan Dewantara Ciptasari tanggal 10 Januari 2013 yang dibuat dan dihadapan Pejabat Notaris Prasetyaningsih, S.H. Notaris berkedudukan di Kabupaten Tegal dan yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-2612.AH.01.04.Tahun 2013 tentang Pengesahan Yayasan tanggal 13 Mei 2013, serta telah dimuat di Tambahan Berita-Negara Republik Indonesia tanggal 2 September 2014 Nomor 70, dengan susunan pengurus pertama kalinya adalah sebagai berikut : a. Pembina : Ir. Setyahadi Sarino Mangunpranoto; b. Ketua : Prof.Dr. Pudjo Nirmolo (Pemohon); c. Sekretaris : Ir. Atma Windrija (Pemohon); d. Bendahara : Drs. R. Wurjonindito; e. Pengawas : Prof.Dr. Trijaka Kartana, M.Si; 7. Bahwa karena Tuan Ir. Setyahadi Sarino Mangunpranoto selaku Pembina Mahkamah AgungYayasan Dewantara Ciptosari Republik telah meninggal dunia pada hariIndonesia Kamis, 29 Halaman 3 dari 23 Penetapan Nomor 16/Pdt.P/2015/PN.Slw. Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu. Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3 Mahkamah Agung Republik Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id Mei 2014 sebagaimana Surat Kematian Nomor 474.3/174/K.RS/2014 tertanggal 4 Juni 2014 yang dikeluarkan oleh Lurah Rengas Kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, maka untuk mengisi kekosongan Mahkamah Agungjabatan tersebut pada Republik hari SABTU tanggal 18 Oktober Indonesia2014 bertempat di Slawi Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah telah dilakukan rapat secara sah dan memutuskan adanya perubahan pengurus Yayasan Dewantara Ciptosari, sebagai berikut : a. Pembina : Drs. R. Wurjonindito; b. Ketua : Prof.Dr. Pudjo Nirmolo (Pemohon) c. Sekretaris : Ir. Atma
Recommended publications
  • Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia
    THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Dancing with Legitimacy Globalisation, Educational Decentralisation, and the State in Indonesia Irsyad Zamjani 28 September 2016 A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy of The Australian National University © Copyright by Irsyad Zamjani 2016 All Rights Reserved Acknowledgements First and foremost, I would like to express my deep sense of gratitude to my supervisor, Professor Lawrence James Saha, for the tremendous support throughout my candidacy. This thesis would not have been done in four years without his expertise, guidance, assistance and patience. I would also like to thank the rest of my thesis committee, Dr Joanna Sikora and Dr Adrian Hayes, most sincerely for their constructive feedback, which pushed me to solidify my analysis. Grateful thanks are also due to all of my informants in Jakarta, Surabaya, and Kupang who took the time to participate in my research. My thanks also go to all of the local people who made my fieldwork works, especially Joe, the motorcycle taxi driver who took me to almost all places I needed in Kupang fast and safe. My wife and I are also deeply indebted to Robin and Tieke Brown not only for Robin’s terrific job in editing the thesis, but also for their sincere friendship and care, especially during the last months of our chapter in Canberra. This doctoral study would never happen without the sponsorship of two important parties. I am extremely thankful for the scholarship awarded by the Indonesian Ministry of Education and Culture (MoEC) that landed me the ANU admission in the first place.
    [Show full text]
  • Opini Siswa Tentang Rencana Penghapusan Ujian Nasional Pada Tahun 2021 (Studi Kasus Pada Sma Negeri 2 Medan)
    OPINI SISWA TENTANG RENCANA PENGHAPUSAN UJIAN NASIONAL PADA TAHUN 2021 (STUDI KASUS PADA SMA NEGERI 2 MEDAN) SKRIPSI Oleh : NOVITA BELIA MUNTHE NPM : 1603110055 Program Studi Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2020 vi ii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan Rahmat dan Karunia Nya serta telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul Opini siswa tentang rencana penghapusan ujian nasional pada tahun 2021 (studi kasus pada SMA Negeri 2 Medan) tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada yang teristimewah yaitu Ayahanda Sahimin Munthe dan Ibunda Fatimah, engkau adalah orang tua nomor satu di dunia ini. Serta abang dan kakak penulis Angga Maulana Munthe, Yuliana Munthe, S.T dan Desi Triana Munthe, S.E.,M.Ak yang merupakan bagian hidup penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan dari sejak penulis lahir hingga sekarang. Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Untuk itu, dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada: vi ii i 1. Bapak Dr. Agussani, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Arifin Saleh, S.Sos.,MSP selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Bapak Drs. Zulfahmi, M.I.Kom selaku Wakil Dekan I, Bapak Abrar Adhani, S.Sos., M.I.Kom selaku Wakil Dekan III. 3. Ibu Nurhasanah Nasution, S.Sos., M.I.Kom selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan Bapak Akhyar Anshori S.Sos.,M.I.Kom selaku sekertaris program studi Ilmu Komunikasi.
    [Show full text]
  • Pancasila Democracy to Religious Socialism and Its Chance Against Law Based on Religion
    International Journal of Humanities and Social Science Invention ISSN (Online): 2319 – 7722, ISSN (Print): 2319 – 7714 www.ijhssi.org ||Volume 5 Issue 3 ||March. 2016 || PP.15-20 Pancasila Democracy to Religious Socialism and Its Chance against Law Based On Religion Cucu Solihah Faculty of Law, Universitas Suryakancana Jl. Pasir Gede Raya, Cianjur. ABSTRACT: Ideology within a country influences both law and economic policy. Economic capitalism, socialism, Islamic economy and also the economy of Pancasila has its own character in which will influence the level of welfare of the society of Indonesia with the constitution and ideology of Pancasila philosophy has led to a value order of national and state law on the foundations of economic values of Pancasila, which provides opportunities to accommodate the religious law, including the law derived from zakat which incidentally is one of the elements of the Islam religious law into legislation. It is a part of capacity in carrying out functions of the state to realize the ideals of justice and public welfare. Keywords: Democracy, Law, Society, Welfare. I. Introduction The process of thinking within the countries in the West in the middle ages had transcendental values, drawing a condition as follows: 1. The vacuum state concept in Christianity 2. Theory of theocracy with different variations of Augustine, Thomas Aquinas and others 3. The reaction to the theory of theocracy (the beginning of secularization) 4. Secular state A condition with the transcendental value will be strongly influenced by human faith in God.1 Democracy has become the system of the majority of countries in the world, has been able to change a policy direction of a country.
    [Show full text]
  • Telaah Terhadap Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa
    TELAAH TERHADAP PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN PONDOK ASRAMA TAMANSISWA Oleh : Waharjani Abstrak Pembahasan ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang Ki Hadjar Dewantara melahirkan pemikiran Pondok Asrama Tamansiswa; wujud konkrit sistem penyelenggaraan pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa; dan untuk mengetahui sosialisasi pemikiran tersebut di saat Ki Hadjar Dewantara masih hidup. Pembahasan yang perolehan datanya berupa dokumen/manuskrip itu dilakukan penggalian datanya dengan metode dokumenter dan metode analisis deskriptif sebagai analisa data. Adapun hasil pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran pendirian Pondok Asrama itu lahir karena subyektivitas Ki Hadjar Dewantara yaitu (1) bahwa sistem pendidikan pondok adalah sistem pendidikan nasional yang ideal; (2) perlu adanya peningkatan kualitas kader pamong muda Tamansiswa melalui pendidikan khusus dengan peserta didik yang diasramakan dan lengkap dengan kurikulum yang memadai, berorientasi dalam semangat dan budaya bangsanya. Di antara wujud konkrit pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa adalah pendidikan model asrama yang di dalamnya terdapat ruang belajar bagi para cantrik dan pamong, rumah-rumah guru, rumah cantrik dan kelengkapan lainnya yang berada dalam satu lokasi. Bersama-sama seluruh penghuni menciptakan suasana tertib damai sehingga kopel-kopel itu disebut pondok merdeka. Waharjani: Telaah Terhadap Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa A. Latar Belakang Ki Hadjar Dewantara pernah mencita-citakan model pesantren bagi sistem pendidikan yang ingin dikembangkannya, karena model itu dinilainya sebagai kreasi budaya Indonesia, setidak-tidaknya Jawa. Cita- cita tersebut diwujudkan dengan nama Pondok Asrama Tamansiswa yang dibuka pendiriannya di Bandung dan Yogyakarta. Setelah berjalan dengan baik maka model pendidikan itu oleh Ki Sarino Mangunpranoto, salah satu murid Ki Hadjar, dikembangkan dengan Sekolah Farming di Ungaran.
    [Show full text]
  • Telaah Terhadap Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Tentang Pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa
    THE 5TH URECOL PROCEEDING 18 February 2017 UAD, Yogyakarta TELAAH TERHADAP PEMIKIRAN KI HADJAR DEWANTARA TENTANG PENDIDIKAN PONDOK ASRAMA TAMANSISWA Oleh : Waharjani Program Studi Tafsir Hadis FAI Universitas Ahmad Dahlan ABSTRAK Pembahasan dalam makalah seminar ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang munculnya gagasan Ki Hadjar Dewantara dalam melahirkan pemikiran Pondok Asrama Tamansiswa; wujud konkrit sistem penyelenggaraan pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa; dan untuk mengetahui sosialisasi pemikiran tersebut di saat Ki Hadjar Dewantara masih hidup. Pembahasan yang perolehan datanya berupa dokumen/manuskrip itu dilakukan penggalian datanya dengan metode dokumenter dan metode analisis deskriptif sebagai analisa data, dengan pendekatan historis. Adapun pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran itu lahir karena subyektivitas Ki Hadjar Dewantara yaitu (1) bahwa pondok sistem adalah sistem nasional yang ideal; (2) perlu adanya peningkatan kualitas para pamong muda tamansiswa melalui pendidikan khusus dengan peserta didik yang diasramakan dan lengkap dengan kurikulum yang memadai, berorientasi dalam semangat dan budaya bangsanya. Di antara wujud konkrit pendidikan Pondok Asrama Tamansiswa adalah pendidikan model asrama yang di dalamnya terdapat ruang belajar bagi para cantrik dan pamong, rumah-rumah guru, rumah cantrik dan kelengkapan lainnya yang berada dalam satu lokasi. Bersama-sama seluruh penghuni menciptakan suasana tertib damai sehingga kopel-kopel itu disebut pondok merdeka. Kata kunci: Pendidikan Pondok. Pondok Asrama, Padepokan, Tamansiswa. itu ingin belajar dari apa yang sedang ia 1. LATAR BELAKANG lakukan untuk mendidik kaum marhein Ki Hadjar Dewantara pernah dalam pertanian modern dengan cara mencita-citakan model pesantren bagi nyantri. sistem pendidikan yang ingin Pada tahun 1960-an pemikiran dikembangkannya, karena model itu Ki Hadjar Dewantara tentang pondok dinilainya sebagai kreasi budaya asrama Tamansiswa tersebut nampaknya Indonesia, setidak-tidaknya Jawa.Cita- belum seutuhnya dapat diwujudkan.
    [Show full text]
  • Tinjauan Historis Dan Filosofis
    Perjanjian No: III/LPPM/2014-03/63-P TINJAUAN HISTORIS DAN FILOSOFIS TERHADAP PRINSIP-PRINSIP KOPERASI DAN CREDIT UNION Disusun Oleh: Bernardus Ario Tejo Sugiarto, S.S., M.Hum. Cosmas Lili Alika, S.Pd., M.Hum., Lic.Th. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan (2014) DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................. i ABSTRAK .................................................................................. iii BAB SATU. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ......................................... 1 1.2 Rumusan permasalahan .................................................. 6 1.3 Garis Besar Tahapan, Tujuan dan Metode Penelitian .... 8 1.4 Metode Pelitian Tahap Pertama ...................................... 9 1.5 Alasan pemilihan tema ................................................... 10 BAB DUA. LATAR BELAKANG HISTORIS & FILOSOFIS CREDIT UNION 2.1 Munculnya Sistem Ekonomi ........................................... 12 2.2 Bangkitnya Kekuatan Akal Budi ......................................... 13 2.3 Sistem Liberalisme sebagai Ibu dari Kapitalisme ............... 14 2.4 Sistem Sosialisme ................................................................ 16 2.4.1 Keterasingan Manusia .................................................... 16 2.4.2 Penghapusan Milik Pribadi ............................................. 17 2.5 Rochdale Pioneers ............................................................... 18 2.6 Credit Union .......................................................................
    [Show full text]
  • Indo 35 0 1107018096 133
    IN MEMORIAM: KI SARINO MANGUNPRANOTO Anton Lucas While preparing these notes, I have been listening, for the first time since 1971, to the tape I made (almost accidentally) of my first encounter with Pak Sarino. We met in Semarang on August 30, 1971, at the home of Soeyono, who had been gov­ ernment veterinary officer in Pekalongan residency during the Japanese Occupation and the early Revolution. Soeyono suggested I meet a guest of his who was coming to Semarang in a few days, who knew a lot about the Pekalongan area. In the course of my research on the revolutionary period in the Tiga Daerah region of Pekalongan, I had collected quite a few stories from local officials of the time, and I assumed that this guest would be another former ambtenaar (Dutch-trained official from the prewar colonial bureaucracy). Thus, I was completely unprepared for the visitor. It was Sarino Mangunpranoto. Listening again to our discussion, I realize that Pak Sarino was the first Indo­ nesian I met who started his account of factual events (of the Japanese Occupation and early Revolution) with an analysis of the social relationships of the society in which he lived--the kabupaten town of Pemalang in Pekalongan residency. It was no use trying to explain the political disruption of 1945 by what happened during •the Japanese period, he said; one had to return to the social situation at the end of colonial rule. For him any understanding of the social and political upheaval in 1945 came back to the basic economic reality of village society in 1940.
    [Show full text]
  • Pusdalops Kepala Pelaksana Kasubdit No Prov/Kab
    KONTAK BPBD PROVINSI / KABUPATEN / KOTA UPDATE DESEMBER 2018 NOMOR KONTAK NO PROV/KAB/ KOTA ALAMAT NO TELEPON KANTOR PUSDALOPS KEPALA PELAKSANA KASUBDIT Telp. 0651-34783 Pusdalops : 0813-6066-9111 Kasidar Ibnu Sakdan 0853-6013-5354 Bu Anri Pusdalops 0853-7048- Kasubag program Bp. Fadmi Ridwan Fax. 0651-34783 2106 SP, MA 0812-8974-468 Jl. Teuku Daud Beureueh No. Web : Pusdatin Ibu Henni Kasi Kesiapsiagaan Bp Fadly ACEH 18, Banda Aceh Kode Pos : http://bpba.acehprov.go.id/ 081377087000 Ir. Yusmadi, MM - 081362359661 081362601267 23121 Email : [email protected] / Balian Staff Pusdalops 0821- [email protected] 6313-6885 Email : Kasi Log Bp Teuku Izrialsyah [email protected] 081263026260 Telp. 0655-7551-413 Pusdalops 0822-6150-7858 Jl. Beringin Maju, Seuneubok, T. Syahluna Polem Sekretaris Bp Edison 0852-1092-0909 0852-7723-6569 1 Kab. Aceh Barat Johan Pahlawan, Kab. Aceh Email : Email : Barat, 23615 [email protected] pusdalops.bpbdacehbarat@gma Kasi Kedaruratan Bp Benny Hardi Web : www.acehbaratkab.go.id il.com 0813-6252-0077 Telp. (0659)-92929 Empi Sabril (Sekretaris) Fax. 0659-91647 Kab. Aceh Barat Jln. Iskandar Muda, Amiruddin 0813-6019-6823 / 2 web : Kode pos 23764 0853-5848-1111 Daya http://bpbk.acehbaratdayakab.go. Email : 0853-6157-9916 [email protected] d / [email protected] Telp. 0651-92071 Pusdalops Bp. Iqbal Kabid Pencegahan Bp Bahtiar 0853-7196-4442 / 0852-6095-9554 081-360-097776 Fax. 0651-92071 Jln. Bachtiar Panglima Polim, Ridwan Jamil, S.Sos., M.Si 3 Kab. Aceh Besar SH Kota Janto 23914 Email : [email protected] / 0812-6942-570 Kabid RR Bp.
    [Show full text]
  • Four Indonesian Cabinets Since October 1, 1965, with Scattered Data on Their Members' Organizational and Ethnic Affiliations, Age and Place of Birth
    CONTINUITY AND CHANGE: Four Indonesian Cabinets Since October 1, 1965, with scattered data on their members' organizational and ethnic affiliations, age and place of birth. (Prepared by the Editors) One partial measure of the shifts in political power in Indo­ nesia since the abortive coup of October 1 is the altered composi­ tion of the official political elite — those persons holding ministerial rank. The changes in this official elite amply demon­ strate the post-coup gravitation of political power — formal as well as informal — to a new clustering of factions dominated prin­ cipally by the Indonesian army under General Suharto. At the same time, a study of these changes also suggests both the gradual pace of this political shift and its limits. It is noteworthy, for ex­ ample, that over 20 persons holding a ministerial-level position on October 1 still held such a position in the Aropera Cabinet formed some ten months later on July 28. In an effort to highlight these themes of continuity and change in the official elite, the editors have tried to present something more than a mere catalogue of the numerous alterations in the elite. Essentially what is given below are four cabinet lists — each representing a somewhat blurred, still photograph of the formal distribution of power in Indonesia at four key junctures in the dynamic process of developing a new political equilibrium. The first list serves as a benchmark. It shows the official elite of what is now known as the "Old Order" — the Guided Democ­ racy of President Sukarno — in its fullest and final formal incar­ nation on the eve of the coup.
    [Show full text]
  • The. Destruction of the Indonesian Political Party System- the Pni During the Early Years of Guided Democracy*
    THE. DESTRUCTION OF THE INDONESIAN POLITICAL PARTY SYSTEM- THE PNI DURING THE EARLY YEARS OF GUIDED DEMOCRACY* JoEL ROCAMORA In their drive to power, President Sukarno and the Army leadership worked hard to weaken their major rivals, the political parties. Partly because the political parties retained a measure of support among various social groups. Sukarno and his allies in the military had to do this gradually. In the 1956 to 1958 period, Sukarno and the Army leadership sought to weaken party legitimacy through a critique of the party system., The tion of martial law in March 1957 allowed the military to increase its powers in the economy and the government but the supposedly non-party Kabinet Karya continued to be dominated by partymen. It was only after mid-1958, when the central government victory over the PRRI-Permesta rebels was assured that Sukarno and the Army moved quickly and surely to destroy the institutional bases of party power. In their effort to develop alternative participatory institutions to replace the political parties, Sukarno and the Army attempted to create a number of national front organizations and to encourage the development of various functional organizations. They tried to secure formal representation for these organizations in Guided Democracy institutions during the discussions of these questions at the National Council in late 1958 and early 1959. In the process, President Sukarno and the Army assisted the development of the ormas within the PNI. It was from among these elements that the drive to replace conservative PNI leaders at the PNI Ninth Congress began. THE BATTLE OVER THE NATIONAL COUNCIL PROPOSALS After the pause made necessary by the campaign against the PRRI- Permesta rebellion, the drive to Guided Democracy was resumed in mid- 1958.
    [Show full text]
  • Alamat Skpd, Bumd Kabupaten Semarang
    ALAMAT SKPD, BUMD KABUPATEN SEMARANG NO. NAMA SKPD, BUMD ALAMAT KONTAK 1 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro No.14, Sembungan, Ungaran, 1. TELP : (024) 6921014 Kec. Ungaran Bar., Semarang, Jawa Tengah 2. FAX : (024) 6921004 50511 3. KODE POS : 50511 4. WEBSITE : https://bkd.semarangkab.go.id/35-sekda.html 2 SEEKRETARIAT DPRD KABUPATEN SEMARANG Jl. Diponegoro 203 Ungaran 1. TELP : (024) 6921053 2. FAX : (024) 692 2146 3. KODE POS : 50512 4. WEBSITE : http://setwan.semarangkab.go.id/ 3 INSEKPETORAT JL PEMUDA 127-133 SEMARANG 1. TELP : 024 3517283-3517284-3556230 2. FAX : 024 3514351 3. KODE POS : 50132 4. WEBSITE : https://diskominfo.semarangkab.go.id/ 4 KOMINFO Jl. Diponegoro No. 14, Gedung D, UNGARAN 1. TELP : (024) 76901553 2. FAX : 3. KODE POS : 50511 4. WEBSITE : https://diskominfo.semarangkab.go.id/ 5 BARENLITBANGDA Jln. Gatot Subroto No. 20 Ungaran 1. TELP : (024) 6924962 2. FAX : (024) 6924963 3. KODE POS : 4. WEBSITE : http://barenlitbangda.semarangkab.go.id/ 6 BKD Jl. HOS Cokroaminoto No. 1 Ungaran 1. TELP : (024) 6921127 2. FAX : (024) 6921004 3. KODE POS : 4. WEBSITE : https://bkd.semarangkab.go.id/ 7 DP3KB JLN. Ki Sarino Mangunpranoto 55 ungaran 1. TELP : 024-6923366 2. FAX : 3. KODE POS : 4. WEBSITE : http://dpppakb.semarangkab.go.id/ 8 DISPERMASDES Jl. Diponegoro No. 14 Semarang Gedung D. 1. TELP : (024) 76901553 2. FAX : 3. KODE POS : 4. WEBSITE : http://data.semarangkab.go.id/ 9 DLH Jl. Candirejo No.2 Kompleks Perkantoran 1. TELP : (024) 6925605 Candiasri, 2. FAX : Ungaran Barat 3. KODE POS : 50513 4. WEBSITE : http://dlh.semarangkab.go.id/ 10 DPMPTSD Jl.
    [Show full text]
  • Sustainable Farming System Reviewed from Perspective of Ki Hadjar Dewantara’S Noble Teaching and Tamansiswa Philosophy Values
    SUSTAINABLE FARMING SYSTEM REVIEWED FROM PERSPECTIVE OF KI HADJAR DEWANTARA’S NOBLE TEACHING AND TAMANSISWA PHILOSOPHY VALUES Ignatius Suprih Sudrajat Department of Agribusiness, Agriculture Faculty, University of Sarjanawiyata Tamansiswa, Jl. Batikan No.6 Tahunan, Umbulharjo, Phone Number: +62-274- 384924, Post Code: 55167, Yogyakarta, Indonesia. E-mail: [email protected] Abstract Sustainable farming system is an environmentally friendly agricultural that takes into account ecological, economic and social aspects. In general, the philosophy of this system is closely related to the noble teachings of Ki Hadjar Dewantara and Tamansiswa philosophy values about human harmony with its environment. The aim of this study was to look at sustainable agriculture from the perspective of the noble teachings of Ki Hadjar Dewantara and Tamansiswa philosophy values. This study is a library research with descriptive- qualitative methods. The research used is a scientific, normative, historical and biographical approach. The data obtained is processed with the content analysis technique, which is analyzing the data according to its phenomenal-philosophical content. The result is a correlation about the objectives and basic principles of sustainable farming systems; farmers-based sustainable farming system; local wisdom in sustainable agriculture; food security and independence; and elements of education and teaching in sustainable agriculture. Key words: ecology, economic, human, social, sustainable agriculture, Tamansiswa, Indonesia INTRODUCTION The issue of environmental problems has become a global problem and apprehensive topic since 1970s to the present. Exploitation of natural resources and excessive environmental degradation has an impact on environmental health. Concern about environmental health raises an approach known as the sustainable development approach (Sudrajat et al., 2018).
    [Show full text]