IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

REPRODUKSI IDENTITAS MAHASISWA DI YOGYAKARTA

SUKRAN IKSAN Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta JL. Bulaksumur, Yogyakarta, Email: [email protected]

Abstract: Identity Reproductions of Ternate Student’s in Yogyakarta. This Study shows that identity is so important for an individual because it refers to boundaries that differs himself from others. In a group, identity will create a tradition or something that can be labeled as their ethnicity markers so they could differ themself from others. Symbols could be a typical identity characteristic to express something that important in the community as a domain to communicate in showing their existency or their identity. Moreover those symbols could connect them to another ethnics. Keywords: Identity Reproductions, Identity Constructions, Culture, Ternate, Yogyakarta

Abstrak: Reproduksi Identitas Mahasiswa Ternate di Yogyakarta. Penelitian ini memperlihatkan bahwa identitas sangatlah penting bagi seorang individu karena identitas mengacu pada batasan yang membedakan diri sendiri dengan orang lain. Dalam satu kelompok identitas akan menciptakan suatu tradisi atau sesuatu yang bisa dikatakan sebagai penanda etnisitasnya dan bisa berbeda dengan etnis yang lain. Simbol-simbol nantinya menjadi ciri khas suatu identitas untuk mengekspresikan sesuatu yang dianggap penting dalam masyarakat sebagai suatu tempat komunikasi dalam menunjukan keberadaannya atau identitasnya. Simbol- simbol tersebut juga bisa menjadi penghubung dengan etnis yang lainnya. Kata Kunci: Reproduksi identitas, Konstruksi identitas, Budaya, Ternate, Yogyakarta

PENDAHULUAN disebabkan oleh jaminan kualitas Pembicaraan tentang Yogyakarta akan pendidikan di Yogyakarta yang banyak istilah yang kita dapatkan, direpresentasikan dengan nama besar misalnya Yogyakarta sebagai kota Universitas Gadjah Mada (UGM), pendidikan, Yogyakarta sebagai kota Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), budaya dan lain-lain. Oleh karena itu Universitas Negeri (UIN) Sunan Yogyakarta menjadi salah satu daerah Kalijaga, Universitas Islam Indonesia tujuan utama mahasiswa untuk menuntut (UII), Universitas Muhammadiyah ilmu. Para mahasiswa berasal dari hampir Yogyakarta (UMY), Universitas Teknologi seluruh daerah di Indonesia yang Yogyakarta (UTY), Universitas Ahmad menjadikan Yogyakarta sebagai miniatur Dahlan (UAD), Universitas Sanata Darma Indonesia. Daya tarik ini pertama dan Universitas Atma Jaya. Kedua,

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 55

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

Yogyakarta menjadi pilihan karena faktor ditentukan oleh keadaan sekitar, biaya hidup yang masih terjangkau bagi lingkungan dan masyarakat yang mahasiswa yang berasal dari berbagai mempengaruhi bagaimana kebudayaan daerah. dipersepsikan dan dijadikan dasar dalam Kondisi Yogyakarta dengan pendidikan pembentukan suatu identitas. yang berkualitas dan dengan biaya yang Kebudayaan yang merupakan faktor terjangkau ini telah menarik minat penting dalam pembentukan identitas mahasiswa dari berbagai daerah, selanjutnya menjadi dasar di dalam termasuk mahasiswa dari Maluku Utara pembedaan sekelompok orang lain. umumnya dan Ternate khususnya. Etnis Menurut Pratt, pembeda sebagai faktor Ternate menjadi bagian dari etnis Jawa dapat bersumber pada keadaan sekitar, yang menjadi etnis dominan di lingkungan dan masyarakat yang Yogyakarta dan etnis pendatang seperti mempengaruhi bagaimana sesuatu , Melayu, Minangkabau, Batak, dipersepsikan dan dijadikan dasar dalam Sunda, Madura, Dayak, Bugis Makasar, pembentukan identitas sekelompok orang , Maluku, hingga Papua. (dalam Sari 2013). Kebudayaan dapat Mahasiswa Ternate, sebagaimana etnis- diwakili oleh pembedaan etnis yang ada etnis lain di Yogyakarta, mereka adalah dalam suatu masyarakat dan perantau dalam menuntut ilmu yang memperlihatkan adanya latar belakang keluar dari kampung mereka untuk kebudayaan tertentu sehingga mengembangkan diri dan mencoba menentukan sikap dan perilaku. mencapai sesuatu yang lebih baik. Bagi Studi ini didasarkan pada suatu asumsi mahasiswa ternate, meninggalkan bahwa suatu kelompok etnis akan mampu kampung halaman merupakan tantangan mempertahankan budayanya dalam besar, khususnya untuk meninggalkan interaksinya dengan kelompok etnis yang tempat tinggal, keluarga, dan tradisi yang lain. Sebagaimana dikatakan Barth, di tempat tujuan mengalami hal-hal yang bahwa batas-batas budaya dapat berbeda dengan di daerah asal. Namun bertahan meskipun kelompok-kelompok demikian, banyak orang Ternate yang etnik tersebut saling berbaur, atau bahwa tinggal dan hidup lama di Yogyakarta adanya perbedaan antar etnik tidak yang dapat menjadi tanda dari ditentukan oleh tidak terjadinya penerimaan sosial yang tinggi dari pembaruan, kontak dan pertukaran masyarakat setempat serta kemampuan informasi, tetapi lebih kepada adanya adaptasi yang baik dari mahasiswa atau proses-proses sosial yang berupa komunitas Ternate di Yogyakarta. pemisahan dan penyatuan. Dengan cara Identitas cultural suatu kelompok, ini perbedaan etnik tetap dipertahankan menurut Hall dan Gay, merupakan walaupun terjadi pertukaran peran dan pembeda suatu kelompok dengan keanggotaan di antara unit-unit tersebut. kelompok lain yang didasarkan pada Ciri masing-masing kelompok etnik bukan parameter tertentu dengan prinsip-prinsip ditentukan oleh tidak adanya interaksi tertentu (Sari, 2013). Identitas dapat dan penerimaan sosialnya, tetapi terbentuk atas berbagai alasan cultural berdasarkan terbentuknya sistem sosial dan struktural. Kebudayaan yang tertentu dalam interaksi antar etnis.

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 56

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

Dalam hubungan cultural dengan asrama yang dipisahkan antara struktur setempat yang bersifat interaktif, perempuan dan laki-laki misalnya asrama suatu kelompok etnis dapat memproduksi putra Sumatra Barat di Jalan Magelang kebudayaan asalnya di tempat yang baru, dan asrama putri Bundo Kanduang karena kebudayaan bisa berfungsi (Sumbar) di Jalan Bintaran Tengah. sebagai landasan bagi pemaknaan realitas Seiring dengan banyaknya mahasiswa dan penyusunan strategi aksi dalam suatu yang berasal dari berbagai daerah, hal ini lingkungan sosial (Abdullah, 2015). kemudian mengharuskan para mahasiswa Dengan kata lain, kebudayaan asal dapat untuk bersosialisasi dengan lingkungan mengalami rekontekstualisasi dalam suatu pertemanan baru. Dengan demikian lingkungan baru di luar kebudayaannya proses adaptasi antar mereka sendiri yang terdeteritorialisasi (mahasiswa) dengan latar belakang (Appadurai, 1991). budaya yang berbeda ini menjadi sangat penting. Adaptasi yang dilakukan pun PEMBAHASAN bukan hanya pada antar sesama Keberadaan Mahasiswa Nusantara di mahasiswa namun dengan masyarakat Yogyakarta Yogyakarta. Interaksi dengan masyarakat Seperti yang telah dibicarakan banyak setempat menjadikan mahasiswa yang orang tentang kota Yogyakarta sebagai berasal dari berbagai daerah tersebut kota pendidikan, kota budaya dan lain menjadi lebih berperan aktif dalam untuk sebagainya yang membuat banyak para saling mensosialisasikan kebudayaan anak muda yang punya keinginan untuk masing-masing yang berbeda tersebut, datang di kota tersebut. Bukan hanya sehingga mahasiswa dan masyarakat setempat bisa saling mengenal budaya sekedar jalan-jalan di kota Yogyakarta tapi banyak juga yang punya impian satu dengan yang lainnya. untuk melanjutkan studi di kota ini. Oleh Berbicara tentang adaptasi sama karena itu, di Yogyakarta banyak halnya dengan berbicara tentang mahasiswa yang berasal dari berbagai hubungan penyesuaian antara kelompok daerah. Hal tersebut mendasari perhatian yang satu dengan lingkungan sebagai dari pemerintah pemerintah daerah keseluruhan yang didalamnya itu menjadi mendirikan asrama-asrama baik yang bagiannya. Sebab, adaptasi merupakan berskala Provinsi maupun tingkat suatu tindakan yang penting dalam Kabupaten/Kota misalnya ada asrama bersosialiasi dengan masyarakat yang Nangroe Aceh Darusalam yang terletak di berbeda. Adaptasi dilakukan agar segala Jalan RA. Sagan, asrama Sumatra sesuatu yang menjadi kepentingan dari Utara di Jalan Kaliurang km 5, asrama kelompok–kelompok tersebut bisa Papua di Jalan Kusuma Negara dan terakomodasi dalam lingkungan yang asrama Baabullah (Maluku Utara) baru. Adaptasi kemudian menjadi hal di Jalan Bausasran. Sedangkan asrama terpenting untuk komunikasi dengan mahasiswa dalam skala kabupaten kelompok lain dan lingkungan yang misalnya asrama Kabupaten Lingga di berbeda tersebut. Selain itu juga istilah Jalan Janturan dan asrama Kabupaten yang dipakai oleh Abdullah (1999) Karimun di Jalan Babarsari, selain itu ada menjelaskan bahwa:

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 57

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

“…definisi yang dipakai oleh proses pertemuan dengan kebudayaan pemerintah orde baru ini adalah yang berbeda dengan kebudayaan sebuah bounded system, dimana kelompok tersebut. Nilai atau budaya suatu masyarakat dan kebudayaan baru itu diproses terlebih dahulu memiliki batas-batas yang jelas. dalam jangka waktu tertentu di dalam Mereka dipisahkan antara satu dengan keseharian kelompok sosial itu yang lain dengan batas geografis yang sehingga mempunyai corak yang sama jelas. Selain itu, merekajuga memiliki dengan apa yang sudah ada di dalam system nilai yang dianggap sebagai kelompok sosial tadi…” (Kristi dalam pengikat solidaritas sosial sebagai Laksono, 2015). suatu kesatuan yang sama…” (Abdullah, 1999). Adaptasi dan akulturasi yang terjadi di Yogyakarta inilah yang dirasakan Ketika individu ataupun kelompok mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari tidak dapat mempertahankan identitas berbagai daerah Indonesia. Penentuan kebudayaan dan jati dirinya serta tempat untuk melanjutkan studi di melakukan interaksi sehari-hari sesuai Yogyakarta diikuti dengan konsekuensi identitas kebudayaan masyarakat mendestribusikan perbedaan budaya dominan, maka jalur atau strategi Yogyakarta dengan budaya asalnya asimilasi didefinisikan. Saat individu atau sehingga mereka akan lebih mempelajari kelompok tertarik untuk tetap memelihara budaya dimana mereka akan tinggal kebudayaan aslinya, dan juga ikut selama masa studi. Hal ini akan dirasakan berpartisipasi dalam melakukan interaksi ketika para mahasiswa ini akan hidup dari orang dari kebudayaan lain sebagai dilingkungan dengan penduduk asli bagian dari kesatuan masyarakat luas, hal sehingga mereka harus lebih mampu ini disebut sebagai integrasi. Integrasi ini menyesuaikan diri dengan lingkungan sering di identifikasi dengan proses tersebut. Setiap manusia tidak mungkin akulturasi sebenarnya. Konsep lain, bisa hidup sendiri dan menyendiri karena dimana ada suatu nilai yang ditempatkan mereka memerlukan aktualisasi, identitas pada pengkuhan budaya asal seseorang dan juga eksistensi diri. Dengan dan suatu keinginan untuk menghindari terbentuknya kelompok-kelompok dalam interaksi dengan orang lain, maka masyarakat akan terbentuk pula pola separasi dapat didefinisikan. perilaku yang mengacu pada aturan- Dengan berbagai budaya yang ada aturan, nilai-nilai dan norma-norma yang maka akan terjadi adaptasi seperti yang berlaku dalam masyarakat dimanapun. telah ditulis diatas dan bahkan sampai Pada dasarnya manusia juga sangat pada tingkatan akulturasi budaya itu membutuhkan suatu kelompok untuk sendiri, seperti apa yang di sampaikan beradaptasi dengan kelompok lainnya. oleh Kristi yang mengutip dari Kesadaran akan kedudukan sosial Koentjaraningrat bahwa: merupakan hal yang penting dalam “…Akulturasi akan terjadi bila ada prinsip rukun dan hormat masyarakat sebuah kelompok sosial dengan Jawa. Interaksi sosial yang berlangsung kebudayaan tertentu mengalami suatu harus menyadari dengan siapa interaksi

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 58

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019 tersebut sedang berlangsung. Stratifikasi penting di Maluku Utara. Setelah itu, ini menuntut suatu komunikasi yang generasi-generasi berikutnya datang ke berbeda dalam berinteraksi Yogyakarta, hingga tahun 80-an jumlah mengimplementasikan prinsip rukun dan mahasiswa asal Ternate sudah lumayan hormat. banyak sehingga Pemda Maluku Utara Sebagai pendatang di daerah lain mendirikan asrama mahasiswa Sultan sudah tentunya akan ada perbedaan Baabullah yang terletak di Jalan kebiasaan antara pendatang dan Bausasran. Keberadaan asrama, selain penduduk asli. Oleh sebab itu, sebagai menjadi tempat tinggal mahasiswa, juga pendatang seharusnya bisa bersosialisasi merupakan pusat kegiatan-kegiatan dengan masyarakat asli dengan baik kemahasiswaan dalam pengembangan selain itu juga pendatang harus mengikuti bakat para mahasiswa Maluku Utara dari aturan-aturan yang berlaku dalam berbagai kampus. Asrama Putra Baabullah lingkungan yang menjadi tempat tinggal (Maluku Utara) sendiri tepat berada baru tersebut. dengan demikian akan diantara rumah-rumah warga Yogyakarta, tercipta suasana yang aman dan harmoni sehingga mengharuskan para mahasiswa seperti apa yang diinginkan bersama. harus menyesuaikan dengan segala Interaksi yang baik akan menghasilkan aturan di warga kampung tersebut. lingkungan yang damai. Hal ini Interaksi antara penghuni asrama dengan mencerminkan kehidupan yang rukun pemuda maupun warga lainnya sejauh ini dalam lingkungan masyarakat sehingga telah terjalin dengan dengan baik. Hal ini terjalin interaksi yang bai antara sesama dapat terjadi, karena komunikasi antara masyarakat asli Yogyakarta dan penghuni asrama dengan warga setempat pendatang. berjalan dengan sangat baik, komunikasi yang dijalin merupakan salah satu cara ini Mahasiswa Ternate di Yogyakarta orang Ternate dalam menjaga nama baik mereka sebagai pendatang di lingkungan Kisaran tahun 60-an orang Ternate orang lain. sudah mulai datang ke Yogyakarta dengan tujuan untuk menimba ilmu dan Dari pengalaman selama ini telah mengembangkan sumber daya manusia, membuktikan bahwa orang Ternate lebih walaupun pada saat itu orang Ternate memilih Yogyakarta sebagai tempat yang belum terlalu banyak yang datang ke menyenangkan untuk menutut ilmu, Yogyakarta tapi semangat untuk adapun alasan-alasannya karena selain menempuh pendidikan selalu dijunjung banyaknya pilihan universitas yang ada di tinggi, dengan semangat itulah mereka Yogyakarta, suasana Kota Yogyakarta kemudian dapat sampai di Yogyakarta. juga dinilai kondusif dalam hal keamanan Generasi 60-an yang menimba ilmu di dan kenyamanan. Oleh sebab itu, Yogyakarta terbilang cukup sukses, Yogyakarta menjadi impian bagi banyak misalnya salah satu dari alumnus orang dari Maluku Utara terutama orang mahasiswa asal Ternate yang kuliah di Ternate dan sangat bersemangat jika Yogyakarta yakni Taib Armayn (mantan dapat menempuh pendidikan di kota ini. Gubernur Maluku Utara) dan beberapa Seperti misalnya dewasa ini, cukup tokoh lainnya sempat menduduki jabatan banyaknya pembukaan area tambang baru di Maluku Utara mendorong

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 59

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019 ketertarikan mahasiswa dari Ternate 24 Jam, atau alun-alun selatan yang untuk masuk ke dalam jurusan yang menurut orang Ternate merupakan hal berhubungan dengan dunia yang unik menguatkan keinginan mereka pertambangan, atas pertimbangan menempuh studi di Yogyakarta. Di kualitas yang ditawarkan maka samping itu, tidak sedikit pula yang Yogyakarta merupakan kota tujuan yang memilih Yogyakarta atas pertimbangan lebih menarik untuk memilih jurusan biaya hidup yang lebih terjangkau. pertambangan tersebut, salah satu Pertimbangan lainnya adalah karena di perguruang tinggi yang paling diminati Yogyakarta juga terdapat banyak dalam bidang pertambangan diantaranya perguruan tinggi ternama dan favorit Universitas Pembangunan Nasional (UPN) seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), “Veteran”. (Wawancara dengan responden 2, Perlu disadari bahwa tujuan utama 11/03/2016). Tidak sedikit pula orang Ternate datang ke Yogyakarta mahasiswa dari Ternate ini kuliah di untuk mengenyam pendidikan dan Yogyakarta karena ingin melanjutkan peningkatan kualitas sumber daya pendidikan ke jenjang pascasarjana yakni manusia. Selama mereka menempuh S2 dan S3 yang di kota-kota lain masih pendidikan di Yogyakarta mereka tinggal sangat terbatas, sehingga kota yang juga dan berbaur dengan masyarakat yang ada dijuluki sebagai “Kota Budaya” ini di lingkungan yang mereka tinggal. merupakan pilihan yang paling tepat. Sebagai manusia yang memerlukan Mahasiswa Ternate yang datang dan hubungan interaksi dengan makhluk tinggal di Yogyakarta juga akan lainnya membuat aktivitas sehari-hari mengalami hal yang sama dengan mahasiswa Ternate pun mengikuti trend mahasiswa dari luar Jawa lainnya yakni yang berkembang dalam masyarakat Kota memiliki kesulitan tersendiri dalam Yogyakarta itu sendiri. Sehingga secara beradaptasi dengan lingkungan baru. dinamis mahasiswa asal Ternate dapat Dengan bertemunya berbagai mengikuti gaya hidup orang Yogyakarta kebudayaan yang berbeda inilah para atau juga mengikuti gaya hidup mahasiswa akan bersosialisasi antara mahasiswa pendatang lainnya baik itu kelompok yang satu dengan yang lain dalam hal pakaian, trend wisata maupun baik dilingkungan yang mereka tinggal kuliner yang sedang berkembang. ataupun dilingkungan dimana mereka Selain pertimbangan kualitas dan studi. Menurut salah satu informan, banyaknya pilihan perguruan tinggi, daya awalnya dia merasa banyak kendala tarik Yogyakarta lainnya adalah adaptasi terutama yang berkenaan kenyamanan yang ditawarkan oleh Kota dengan makanan, biasanya makanan Yogyakarta, (Wawancara dengan yang dimakan itu rasanya agak pedas, responden 1, 9/3/2016). Banyak dari tetapi ketika berada di Yogyakarta mahasiswa Ternate memilih Yogyakarta makanan yang dimakannnya berasa karena terpukau oleh cerita tentang manis, dia menambahkan bahwa seiring kehidupan Yogyakarta yang menarik, waktu dia kemudian bisa menerima dan misalnya saja cerita tentang Malioboro hingga saat ini dia sudah bisa beradaptasi yang senantiasa ramai dikunjungi selama dengan baik terhadap makanan yang ada di Yogyakarta.

Sukran Iksan: Reproduksi Identitas Mahasiswa… 60

IJSSE: Indonesian Journal of Social Science Education Volume 1, Nomor 1, Januari 2019

Mahasiswa asal Ternate yang Kuliah di membangun relasi-relasi dengan warga Yogyakarta semakin tahun bertambah Yogyakarta. Selain warga Yogyakarta dan semakin beragam dalam pemilihan mahasiswa Ternate juga akan berbaur universitas sesuai dengan jurusan yang dengan berbagai etnis yang juga tinggal disukai, hal ini terjadi karena calon di kota tersebut sehingga mahasiswa mjahasiswa yang ingin kuliah sudah Ternate juga akan berelasi dengan sedari awal memiliki gambaran pilihan kelompok atau etnis lain yang sama-sama jurusan yang nanti diambil dan tempat tinggal di Yogyakarta. Dalam hal ini yang cocok untuk menjalani kuliahnya. Yoseph A. Roucek mengemukakan bahwa Sementara itu memilih untuk kuliah diluar “interasksi sosial adalah suatu proses daerah seakan menjadi gaya baru bagi yang bersifat timbal balik dan mempunyai mahasiswa yang ada di Ternate bahkan pengaruh terhadap perilaku dari pihak- diseluruh Maluku Utara. Yogyakarta pihak yang bersangkutan melalui kontak menjadi salah satu pilihan diantara langsung melalui berita yang didengar pilihan-pilihan yang tersedia lainnya dan dilihat” (Hadi,2012). Interaksi seperti Makasar, Manado, Jakarta dan mahasiswa Ternate dengan penduduk asli Bandung dengan alasan yang beragam (demikian juga dengan pendatang dari disebutkan di awal tadi. daerah lain) telah melahirkan suatu hubungan timbal balik yang Relasi Mahasiswa Ternate dengan memungkinkan terjadinya pertukaran nilai kelompok lain dan saling pengertian. Pertemuan Hubungan sosial antara