<<

Universitaria

Terus Berupaya menjadi Lebih Baik Unpar Meraih Akreditasi A

ebagai salah satu perguruan nggi swasta tertua di Jawa Barat, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) Stelah melakukan Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) sejak 10 tahun terakhir. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) menetapkan Unpar dengan peringkat akreditasi A berdasarkan No. SK 4339/SK/BAN-PT/Akred/PT/XI/2017 dengan status kadaluarsa hingga 2022 mendatang. Data tersebut sesuai dengan informasi yang tertera pada laman BAN-PT (banpt.or.id). Pemerintah membentuk BAN-PT untuk melakukan dan bertempat di Gedung Rektorat. Tim asesor terdiri dari empat mengembangkan akreditasi perguruan nggi secara mandiri. orang yaitu Prof. Dr. Ing. Herman Parung, M.Eng.; Dr. Ir. H. Berdasarkan peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Suhanan, DEA; Dr. Muhammad Da'i, M.Si., Apt.; Prof. Dr. Pendidikan Tinggi Republik Nomor 32 Tahun 2016 Abdul Rohman, M.Si., Akt., pada Selasa (7/11) lalu. tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, Kegiatan visitasi dihadiri oleh Rektor Unpar Mangadar akreditasi dilakukan seap lima tahun sekali. Situmorang, Ph.D. beserta jajaran rektorat, kepala Akreditasi merupakan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Biro/Lembaga/Unit, pegawai serta mahasiswa dan alumni sebagai bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Unpar. Kunjungan tersebut dilakukan sebagai penilaian Tinggi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menentukan lanjutan dari hasil pengisian borang akreditasi sebagai kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi berdasarkan prasyarat APT. Adapun, akreditasi ini dilakukan dengan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan menggunakan data dan informasi pada Pangkalan Data Tinggi dan menjamin mutu Program Studi dan Perguruan Pendidikan Tinggi (PD Dik). Tinggi secara eksternal baik bidang akademik maupun (Ulasan terkait persiapan, pelaksanaan, dan pemaknaan nonakademik untuk melindungi kepenngan mahasiswa dan hasil Akreditasi Instusi Unpar akan disajikan pada edisi masyarakat. mendatang) Sebelumnya, Unpar menyambut visitasi m asesor BAN PT Source: World Bank

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 51 Universitaria

Dr. Karlina Supelli, M.Sc. : Ancaman terhadap Ilmu Pengetahuan

bagaimana ilmu pengetahuan murni menyediakan resep bagi ndakan saat berjalin dengan teknologi yang tepat. Ancaman pertama terhadap ilmu pengetahuan di Indonesia adalah fakta bahwa 47% tenaga kerja di Indonesia hanyalah lulusan SD, 18% lulusan SMP, 25% lulusan SMA/SMK, dan hanya 20% yang merupakan sarjana. Sangat memprihakan bahwa sekitar 50% tenaga kerja di Indonesia hanyalah lulusan SD, bahkan banyak yang dak lulus SD. Situasi ini menjadi kendala serius yang bisa menciutkan nyali orang-orang yang bercita-cita untuk menjadikan pengetahuan sebagai salah satu penerang lorong pencarian manusia. Sementara ancaman jenis lainnya muncul dari kebiasaan selfie. Tidak ada yang salah dengan selfie. Namun, hal ini menjadi masalah keka selfie ini terus-menerus diunggah ke media sosial. Dengan kata lain, diri sendirilah yang terus- menerus diunggah. Tanpa disadari, muncul suatu pemujaan terhadap diri sendiri atau kelompok sendiri. Seorang manusia yang sibuk memuja dirinya sendiri, atau kelompoknya sendiri, cenderung menolak pengetahuan dan pendapat yang dak sepaham dengan jalannya, sekalipun saat itu faktanya sudah (Rumpun Indonesia) ada di depan mata. “Apa yang aku percayai”, “apa yang aku suka”, “apa yang aku inginkan” – hal ini dapat berubah menjadi kebenaran. Tidak ada dusta, yang ada hanyalah “fakta alternaf”. Dalam drama Shakespeare yang berjudul “Hamlet”, Hamlet berpura-pura menjadi gila. Hamlet terjebak di dalam pikirannya sendiri. Tidak ada yang benar dan dak alimat tersebut menjadi pembuka dalam kuliah ada yang salah. Semuanya tergantung pada pikiran kita. Source: World Bank terbuka yang bertema “Ancaman Terhadap Ilmu Ilmu Pengetahuan Tunduk Pada Fakta KPengetahuan” dengan pembicara utama Dr. Karlina Supelli, M.Sc. Adapun kuliah terbuka ini adalah salah satu Ilmu pengetahuan bukanlah soal percaya atau dak percaya, kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk kepedulian juga bukan soal suka atau dak suka. Pada mulanya, keka terhadap keragaman dan toleransi. Dalam kuliah terbuka ini, seorang ilmuwan mengembangkan teorinya, dak jarang ia GITA bekerja sama dengan Qureta, Rumpun Indonesia, dan pun dak suka dengan teorinya. Contohnya, Johanes Kepler Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Acara yang (1571-1630) menemukan bahwa orbit tata langit daklah diselenggarakan pada 22 September 2017 lalu ini dihadiri membentuk lingkaran sempurna seper prediksi Nikolaus lebih dari 375 peserta. Kopernikus (1473-1543), melainkan seper “pipi tembem”. Christen Longomontanus (1562-1647), seorang astronom Dr. Karlina Supelli, M.Sc. membuka kuliah dengan pertanyaan cum-teolog Denmark menuduh Kepler merusak tata langit! tentang judul yang cukup menggelik keingintahuan. Kita Kepler mencoba berbagai teknik matemaka untuk perlu bertanya, apakah ilmu pengetahuan memang sedang menemukan bentuk orbit yang tepat. Akan tetapi, selisih mengalami ancaman? Atau justru kehidupan kita yang delapan menit busur antara data Kepler dan model mengalami ancaman dari ilmu pengetahuan keka ilmu Kopernikus dak mau pergi. Selama delapan tahun, selisih itu pengetahuan mengalami resep tentang ndakan? Pada tahun menjadi sumber kesengsaraan Kepler sebelum akhirnya ia 1960-an, pada peringatan hancurnya Kota Hiroshima dan menemukan persamaan matemas bagi orbit elips. Nagasaki, seorang ahli fisika yang bernama Robert “Kebenaran yang kutolak dan kubuang jauh-jauh, menyelinap Oppenheimer mengup Seloka 32 Bab 11 kitab Bhagavad secara sembunyi-sembunyi lewat pintu belakang dengan Gita, “Aku menjelma menjadi kemaan”. Kemaan di sini berkedok,” tulis Kepler dalam Astronomia nova (1609: 575). adalah “sang kala” alias waktu, “Sang Penghancur Dunia”. Kepler mengajarkan keseaan yang keras kepala terhadap Oppenheimer juga menyatakan, “Saat bom ini dijatuhkan, fakta. ilmuwan mengenal dosa”. Oppenheimer mengenang penghancuran Hiroshima dan Nagasaki dengan bom atom, di Fakta menjadi begitu penng karena fakta melahirkan mana ia yang menjadi pemimpin penelian dan pembuatan hukum-hukum deskripsi. Deskripsi tentang gejala, namun bom atom tersebut. Bom atom menjadi contoh konkret deskripsi dak menjelaskan tentang “mengapa”. Padahal

52 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 p a r a a h l i i l m u semata-mata mengatakan itu adalah kehendak Tuhan. Kita p e n g e t a h u a n i n g i n harus mencari tahu, faktor-faktor apa yang menyebabkan mengetahui mengapa longsor terjadi. Ilmu pengetahuan juga memerlukan sikap suatu gejala muncul. agnosk terhadap realitas adiduniawi. Ilmu pengetahuan C o n t o h , ke ka k i t a bersifat netral, dak memiliki kepenngan atas realitas m e n g a m a s e b u a h adiduniawi. pohon tumbang, maka itu menjadi bagian dari Ilmu pengetahuan terancam ma jika dak ada pagar yang pengalaman empiris kita. membatasi cakupan wilayahnya. Jika suatu pernyataan ilmiah Namun, keka dak ada bercampur dengan pernyataan yang mengacu pada wilayah yang mengama bahwa adiduniawi, bagaimana seorang ilmuwan dapat mengujinya dalam eksperimen yang terkendali? (Rumpun Indonesia) pohon itu tumbang, kita dak dapat mengatakan Ancaman Terhadap Ilmu Pengetahuan bahwa peris itu dak terjadi. Maka, ada periswa aktual yang terjadi namun dak ada yang mengama. Science ingin Ada dua hal yang mengancam ilmu pengetahuan. Pertama masuk pada “Apa yang menyebabkan pohon itu tumbang?”, adalah relavisme. Dr. Karlina lalu memberikan contoh Teori “Mengapa pohon tersebut tumbang”. “Mengapa” inilah yang Big Bang. Ironis keka di dalam ruang publik, ilmu menimbulkan perdebatan luar biasa. pengetahuan ini di satu sisi dipakai untuk mengklaim, menjusfikasi tafsir agama tertentu (book of elism, Kita tentu mengingat kasus yang belakangan ini terjadi, saat scientology, barantology, dan sebagainya). Keka suatu ilmu beberapa ratus orangtua menolak vaksinasi campak, bisa menunjukkan awal penciptaan alam semesta, hal ini gondong, dan rubela (MMR). Ada yang menolak karena menjadi locus penciptaan alam semesta. Namun, keka tafsir alasan agama, namun ada yang menolak karena data yang ini berkembang, bahwa hal ini karena maka teori ini akan salah yang terus direplikasi. Padahal, satu-satunya laporan tergusur. Arnya, suatu ilmu hanya diterima jika sejauh bisan penelian yang mengasosiasikan vaksin MMR dengan menjusfikasi tafsir-tafsir tertentu. Jika dak, maka ilmu akan ausme (Wakefield et al. 1998) sudah lama dicabut dari The tergusur. Ironis bahwa suatu ilmu dipakai untuk jusfikasi dan Lancet (retracted, 2010), jurnal yang menerbitkannya. jika dak cocok, ilmu dianggap dak perlu, bahkan mungkin Penyebaran informasi ilmiah kalah kencang dengan disingkirkan. Innya, suatu ilmu dipilih secara selekf. kampanye anvaksin. Dalam dunia kehidupan sehari-hari, dak terlalu tertangkap Ilmu Pengetahuan dan Realitas apa yang menjadi pertarungan intelektual di dunia akademik, yaitu relavisme. Lalu, apa sesungguhnya relavisme itu? Lebih jauh, Dr. Karlina Supelli, M.Sc. mengingatkan bahwa Dalam gerakan untuk memahami perkembangan ilmu, ilmu pengetahuan bersifat sekular. Corak sekular ilmu tumbuh apa yang disebut konstrukvisme sosial. Kelompok pengetahuan berar bahwa upaya untuk mencari kebenaran ini menganggap dak ada metode yang handal, dak ada ilmiah dak mengacaukan ranah imanen dengan ranah pendekatan yang objekf, yang memungkinkan ilmuwan atau transenden. Jika dak demikian, maka berbagai kejadian di ilmu pengetahuan menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan dunia ini akan dengan mudah dinyatakan sebagai ndakan adalah konstruksi tekstual. Apa itu pengetahuan? Apa itu ilahi. Contoh, jika terjadi tanah longsor, maka kita dak bisa

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 53 DNA? Apa itu atom? Apa itu gravitasi? Itu adalah kesepakatan Mereka yang dak bergabung ke dalam realitas itu para ilmuwan. Maka, jika ingin mengevaluasi ilmu, ajukanlah berpotensi merusak kemurnian ajaran-ajaran agama. Baik pertanyaan: siapa yang paling diuntungkan jika suatu teori relavisme maupun fundamentalisme, keduanya melahirkan dinyatakan benar? Pandangan ini tentunya menjadi cara pandang yang dak dapat diganggu gugat. tantangan bagi kemanusiaan. Bagaimana kita bisa Tak dapat disangkal bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi menjelaskan tentang bom atom Hiroshima dan Nagasaki jika dapat menghancurkan kehidupan. Ilmu dak dapat hal itu hanya dinyatakan sebagai konstruksi tekstual? menghasilkan kearifan, sebab kearifan lahir dari pencarian Adapun relavisme sendiri dak terlalu populer di Indonesia, manusia akan kebenaran. Ilmu pengetahuan dak kecuali di ruang diskusi filsafat, pascamodernisme dan teori- mengajarkan kepasan. Sebaliknya, ilmu pengetahuan teori kebudayaan. Kenda demikian, relavisme ini dapat seharusnya membuat kita belajar untuk berani meragukan menjadi berbahaya bila gagasan-gagasannya memengaruhi seap pernyataan dan meragu-ragukannya. Bukan berar kebijakan publik atau menimbulkan reaksi masyarakat menjadi skeps, melainkan untuk membangun kebiasaan dengan mengatasnamakan pluralisme budaya. Martha menguji pendapat. Nussbaum menceritakan perdebatan panas dalam sebuah Filsuf Karl Popper pernah berkata bahwa persembahan pertemuan World Instute for Development Economics te r b e s a r ke p a d a s e o ra n g R e s e a r c h , s a a t s e o r a n g ilmuwan adalah mengkrik a n t r o p o l o g m e n y e s a l k a n gagasannya. Melalui krik ia, p r o g r a m v a k s i n a s i c a c a r ataupun orang lain, akan pemerintah Kolonial Inggris di m e m p e r b a i k i a t a u pada abad ke-19. Program mengembangkan gagasannya. v a k s i n a s i c a c a r t e r s e b u t Melalui krik seseorang belajar menggusur ritual pemujaan dari kesalahan. Ia belajar bahwa terhadap Dewi Siala, penyebab i l m u p e n g e t a h u a n d a k sekaligus sebagai penyembuh memberinya kebenaran mutlak. cacar. Namun, apakah sungguh penolakan terhadap objekvitas S e k i ra nya k i n i k i ta d a p at pengetahuan dan nilai-nilai menjawab pertanyaan di atas. kemanusiaan lebih berharga Benarkah ilmu pengetahuan daripada kesehatan dan nyawa terancam? Ilmu pengetahuan manusia? terancam, kecuali jika kita bersama-sama menahan laju Ancaman lainnya terhadap ilmu unsur-unsur yang menjadikan p e n g e t a h u a n a d a l a h m a s y a r a k a t k i t a s e b a g a i fundamentalisme, yang dimulai masyarakat yang tertutup, yang dengan mengatakan bahwa dak m e m p e r t a h a n k a n ada sumber pengetahuan yang keberadaannya melalui ketaatan sahih selain yang berasal dari mutlak kepada perintah yang kitab suci. Fundamentalisme ini diyakini benar, terlepas dari adalah oposisi dari relavisme. apakah kebenaran itu sudah Fundamentalisme ini menjadi teruji atau belum. Dalam dak dapat diterima keka para masyarakat yang tertutup, penganutnya dak dapat lagi pengujian menjadi mustahil membedakan mana yang benar karena mereka dak menghendaki tafsir. Ilmu pengetahuan dan mana yang dak benar. Fundamentalisme dak hanya pun terancam saat masyarakat dak belajar untuk menjadi pada agama, ada juga fundamentalisme science. Menurut dewasa. Kedewasaan ditandai dengan kemampuan untuk pandangan pribadi Dr. Karlina, fundamentalisme adalah membuat pilihan atas dasar komitmen kepada hal-hal yang kelompok yang memuja penalaran dan penafsirannya sendiri. secara faktual dan normaf dibutuhkan untuk merawat Kaum fundamentalis memutlakkan satu makna penafsiran kebaikan bersama. Masyarakat tertutup hanya ingin dan memaksakan kebenaran pernyataan-pernyataannya. membangun jejaring untuk melanggengkan tradisi yang Pemutlakan membuat mereka dak bersedia memandang menurut pandangannya paling murni dan benar. Sedangkan situasi faktual yang majemuk dengan jernih. masyarakat yang kekanak-kanakkan hanya ingin Benarkah Ilmu Pengetahuan Terancam? mendapatkan hal-hal yang memuaskan hasratnya. Sebagai proses imajinaf yang merdeka dan sea kepada fakta, dak Relavisme menggusur kemungkinan realitas objekf dengan mungkin ilmu pengetahuan dapat tumbuh dalam masyarakat menghapus batas antara “yang benar” dan yang “dipercaya yang tertutup ataupun yang kekanak-kanakkan. sebagai benar”. Fundamentalisme agama membangun realitas yang objekvitasnya bertopang ke pemutlakan tafsir. (MC)

54 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 Nusantara

Sebaiknya fokus pada pariwisata dan perikanan Nias (Tano Niha), “Pulau Impian” Pantai, berselancar, menyelam, dan kebudayaan lokal yang mempesona. Barangkali inilah yang ada di dalam benak wisatawan tentang Nias, “Pulau Impian”, yang berlokasi di tepi Samudera India, di sebelah barat Pulau Sumatera, yang termasuk dalam Provinsi Sumatera Utara. Kepulauan Nias sebaiknya fokus pada dua potensi utamanya, yaitu pariwisata dan perikanan, demikian Presiden Joko Widodo. Untuk mewujudkan hal itu, infrastruktur merupakan tantangan pokok.

anduan wisata Lonely Planet memberikan rangkuman diguncang gempa bumi, tadinya diyakini sebagai gempa tentang Pulau Nias, “The roars onto susulan setelah insiden Desember 2004, namun kini PIndonesia, arriving in one of the world's most periswa tersebut merupakan gempa bumi terkuat kedua di spectacular surf breaks here on lonely Pulau Nias: a sizeable dunia sejak 1965. Sedikitnya 638 orang dilaporkan tewas, but solitary rock off the northern Sumatran coast. Surfers have serta ratusan bangunan hancur. Hampir dak ada bangunan been coming here for decades for the waves on superb Teluk perumahan rakyat di seluruh Pulau Nias yang dak Sorake, which has deservedly kept this far-flung island on the mengalami kerusakan akibat gempa itu. Menurut Badan internaonal surfing circuit. Away from the waves, the Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Perwakilan Nias, bencana ancient megalithic monuments and tradional architecture telah menyebabkan 13.000 rumah rusak total, 24.000 rumah has great appeal for the anthropologically inclined.” rusak berat, dan sekitar 34.000 rumah rusak ringan. Sebanyak 12 pelabuhan dan dermaga hancur, 403 jembatan rusak dan 800 km jalan kabupaten dan 266 km jalan provinsi hancur. Sebanyak 723 sekolah dan 1.938 tempat ibadah rusak.

(http://kedaipena.com/) (Kompas) Mengunjungi Museum Pusaka Nias, bangunan Omo Hada, Pada tahun 2015 Pemerintah Pusat menetapkan empat rumah-rumah tradisional di Hilimaetaniha, Desa Botohili, kabupaten di sana sebagai “daerah ternggal” tahun rumah pemimpin masyarakat adat, menyaksikan lombat batu 2015–2019. Sebagaimana dilaporkan Nias Satu, penetapan (fahombo), dan menyantap seafood atau babi panggang status daerah ternggal merujuk pada kriteria: merupakan sejumlah akvitas yang dapat dilakukan di “Pulau perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana Impian” Nias. dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibiltas, dan karakterisk daerah. Adapun kriteria keternggalan Pulau dengan luas wilayah 5.625 km² ini, menurut Wikipedia, diukur berdasarkan indikator dan subindikator seper diatur berpenduduk hampir sekitar 900.000 jiwa. Pulau Nias yang dengan peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan sebelumnya hanya terdiri satu kabupaten saja, telah pemerintahan di bidang pembangunan daerah ternggal. dimekarkan menjadi empat kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Keka berkunjung pada tahun 2016 Presiden Joko Widodo Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli. melihat bahwa potensi terbesar Pulau Nias adalah pariwisata dan perikanan. Kepada Presiden Joko Widodo, pemerintah Pada 26 Desember 2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004 daerah setempat mengeluhkan kekurangan listrik. Presiden terjadi di wilayah pantai barat pulau ini sehingga pun kemudian meningkatkan kapasitas listrik untuk memunculkan tsunami senggi 10 meter di daerah Sirombu mendukung infrastruktur di sana. Semoga tagline “Nias Pulau dan Mandrehe. Menurut Wikipedia, korban jiwa akibat Impian” semakin terwujud. *** (PX) insiden ini berjumlah 122 jiwa dan ratusan keluarga kehilangan rumah. Pada 28 Maret 2005, pulau ini kembali

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 55 ASEAN ASEAN’s Demographic Trends “All countries have made impressive improvement in life expectancies at birth from about 33-65 years in 1960 to about 65-82 years in 2015. As a consequence of these changes, the age structures in Southeast look very different now.” ~ Wei-Jun Jean Yeung.

(http://ayfnhq.org/)

ome to 640 million people in 2016, about 8.5% of the decades to reach approximately 800 million before it starts to world's total populaon, has decline. Given the uneven state of development, ASEAN Hundergone tremendous demographic transforma- countries face different challenges in the next few decades ons over the past five decades. Despite common features including capital development, care of aging shared in history and culture, diversity among these countries populaon, urban environmental degradaon, poverty and has always been part of the region's defining characteriscs. inequality in many areas. Moving forward, aenon should Since 1970, Wei-Jun Jean Yeung (2017) writes, the region's be placed on improving the quality and distribuon of the populaon has expanded as much as thrice its size though at populaon. Developmental strategies including cross-border different rates across the countries. All Southeast Asian ons for facilitang the flow of labour force, markets, countries have experienced a rapid decline in the total ferlity natural and human resources, cultural exchanges and rate (TFR). Today, the TFRs in most Southeast Asian countries cooperaon can enable the populaon to be useful resources are close to an ideal replacement level, except for an ultra-low for healthy socio-economic development in Southeast Asia in level in (1.2), and a high outlier in -Leste (5.6). future decades. All countries have made impressive improvement in life “ASEAN populaon is currently growing at an expectancies at birth from about 33-65 years in 1960 to about annual rate of 1.1% and is projected to 65-82 years in 2015. As a consequence of these changes, Wei- Jun Jean Yeung (2017) explains, the age structures in connue to grow for about four more Southeast Asia look very different now. Some countries are decades to reach approximately 800 million starng to age rapidly, parcularly in Singapore and Thailand before it starts to decline.” where those at 65 and above have risen exponenally from 2- Age structure 4% in 1960 to above 10% at present. The old-age dependency raos in Singapore and Thailand were 16.1 and 14.6 Pham Thi Phuong Thao and Zul Hazmi Nordin (2017) writes a respecvely, higher than the world average of 12.6. The rest nice summary of ASEAN's age structure: of the countries have a more gradual increase though the Ÿ Over 58% of ASEAN's cizens in 2014 fall into the 20-64 speed has also picked up parcularly in the last decade to 4- age bracket while 6% are above 65 years. 7% currently. Ÿ The median age of ASEAN's cizens in 2015 is 28.9 years, younger than Japan (46.5) and China (36), and will ASEAN populaon is currently growing at an annual rate of increase to 33.6 years by 2030. 1.1% and is projected to connue to grow for about four more

56 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Ÿ The populaon aged 60 years and above in Southeast Asia innovaon to communicaons and creavity. Young job accounts for 9.3% of the total populaon in 2015 and is seekers in the region will increasingly face the job-skill expected to reach 14.7% in 2030 and 21.1% in 2050. mismatch that has beset more developed economies. Ÿ The rao of working-age persons to the elderly in The challenge for ASEAN policy makers will be to help workers Singapore will be 2.7 in 2030 and 1.7 in 2050. re-train and re-skill to adapt to the changing structures of the Ÿ The rao of both younger and older dependents (below 15 economies, Moe Thuzar underlines. or above 64) to the working-age populaon among ASEAN The “urbanisaon wave” in ASEAN countries is creang stress countries ranges from 37% in Singapore to 63% in Laos. on state capacity to balance human and ecological needs. Ÿ Singapore has the highest ageing populaon in ASEAN Droves of young people leave their villages or small towns in with 12.3% of the total aged 65 and above, and the highest search of beer job opportunies, hollowing out the rao of older dependents to the working-age populaon countryside and crowding densely-populated cies. The at 16%, while Laos has the youngest populaon in ASEAN region is expected to see nearly 60% of its populaons in with only 3.9% of the total aged 65 and above, and the urban areas by 2050. Moe Thuzar cauons that food, energy, highest rao of younger dependents at 57%. healthcare, educaon, housing and transportaon needs of “The median age of ASEAN's cizens in 2015 is these growing populaons will place addional pressures on 28.9 years, younger than Japan (46.5) and China already strained infrastructure, environmental and natural resources. Le unaddressed, the quality and length of (36), and will increase to 33.6 years by 2030.” peoples' lives will ulmately suffer. Youth unemployment “The 'fourth industrial revoluon' requires There are economic benefits to be reaped from a more different skill sets and qualificaons, ranging youthful regional workforce and a burgeoning middle class from technological experse, innovaon to across the region, which is expected to reach 163 million households by 2030. However, Moe Thuzar (2017) cauons, communicaons and creavity.” this demographic dividend could well turn into demographic Ageing ASEAN stress if educaon systems and businesses are unable to adapt to the needs of the larger, younger working-age Every ASEAN country is experiencing rapid increase in the populaon. number and proporon of elderly persons, as a result of declining ferlity rates and improved life expectancies. Youth unemployment is high across ASEAN, with Indonesia Ageing is an inevitable trend that the whole Southeast Asia and the registering the highest rates at 18.62% must cope with in the near future, Lee Hock Guan (2017) and 13.85% respecvely in 2016. Unemployment rates underlines. Therefore, the whole concept of ageing needs to among persons with terary educaon are also high in be re-calibrated for necessary adaptaon and resilience in , Thailand and . Even when employed, Moe the coming decades. *** (PX) Thuzar writes, young people mostly find themselves in temporary or part-me jobs with lile assurance of career advancement, proper remuneraon or social protecon. The “fourth industrial revoluon” requires different skill sets and qualificaons, ranging from technological experse,

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 57 Indonesiana

Semua orang Indonesia “pendatang” Dari Manakah Asal Orang Indonesia?

iapakah orang Indonesia? Dari manakah asal-usulnya? memperlihatkan, semua populasi Asia Timur maupun Asia Adakah orang asli Indonesia? Jawaban atas pertanyaan Tenggara berasal dari gelombang pertama migrasi Out of Sini menarik untuk ditelusuri. Sejumlah orang pernah . Menurut Hera, migrasi ini menyusuri jalur selatan menyampaikan sejumlah dugaan tentang asal-usul nenek sekira 40.000-60.000 tahun lalu. Sementara itu, berdasarkan moyang orang Indonesia berdasarkan kemiripan fisik, bahasa, model Out of , penyebaran penutur Bahasa dan/atau sosial budaya. Secara umum orang Indonesia diduga Austronesia terjadi sekira 5.000-7.000 tahun lalu. berasal dari daratan Asia. Secara lebih spesifik, ada yang menduga dari daerah Yunan, ada yang menduga dari daerah Cina bagian tengah, ada yang menduga dari daerah Mongolia, ada yang menduga dari Taiwan, ada yang menduga dari daerah Asia Tengah, ada yang menduga dari daerah India, ada yang menduga dari Semenanjung Asia Tenggara. Ada pula yang menduga bahwa orang Indonesia itu ya berasal dari daerah Indonesia sendiri, bukan dari mana-mana.

Mana jawaban yang benar? Jawabannya terletak di dalam diri kita, yaitu DNA kita. Pada akhir September 2015, m peneli Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengambil sampel darah (Majalah Historia) masyarakat di Pulau Yamdena dan Kepulauan Kei. "Penelian Dalam pembentukannya menjadi manusia Indonesia, kata ini bagian dari proyek panjang pemetaan geneka manusia Herawa, secara genes terdapat empat gelombang migrasi Indonesia yang dimulai sejak 1996," kata Herawa Sudoyo, yang berkontribusi. Gelombang awal, nenek moyang datang ahli geneka Eijkman, yang memimpin penelian. "Studi kami 50.000 tahun lalu melewa jalur selatan menuju Paparan di Indonesia awalnya untuk mencari hubungan DNA dengan Sunda yang keka itu masih menggabungkan Pulau mutasi penyakit," jelas Herawa kepada Kompas Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaya. Cikal (12/10/2015). Untuk itu, dibutuhkan data struktur geneka bakalnya, dalam pengembarannya, manusia modern (Homo orang Indonesia. sapiens) dimulai dari Benua Afrika sekira 150.000 tahun lalu.

Temuan awal m Eijkman menguatkan teori bahwa migrasi Gelombang kedua adalah kontribusi dari Asia daratan. Ini manusia ke Nusantara terjadi dalam beberapa gelombang. adalah kelompok yang menuturkan Bahasa Astroasiak. Temuan ini juga berpotensi merevisi pandangan klasik Mereka berpindah ke selatan masuk ke Nusantara dari tentang pembagian dua ras yang mendiami Nusantara, daratan Asia melewa Semenanjung Malaya. Saat itu, seper dijelaskan Alfred Russel Wallace (1823-1913) dalam Semenanjung Malaya masih menyatu dengan Pulau The Malay Archipelago (1869): "Ras Melayu mendiami Sumatera dan Kalimantan. hampir seluruh bagian barat kepulauan itu, sedangkan ras mendiami New Guinea (Papua) dan beberapa pulau di Gelombang kega merupakan ekspansi dari utara. Pada dekatnya". Penyebutan Melayu dan Papua sebagai ras yang periode sekira 4.000 tahun lalu mereka bermigrasi dari berbeda ini memang sudah lama disanggah. Pakar geneka daerah Cina Selatan, menyebar ke Taiwan, Filipina, sampai ke asal Italia, Cavalli-Sforza (2000), membukkan bahwa secara Sulawesi, dan Kalimantan. Mereka inilah yang membawa biologis, hanya ada satu ras manusia modern, yaitu Homo Bahasa Austronesia. Diaspora Austronesia ini terjadi mulai sapiens yang awalnya nggal di Afrika. Pembagian biasanya dari Madagaskar hingga ke Pulau Paskah di dekat Amerika. dilakukan berdasarkan bahasa, jadi yang lebih tepat adalah “Kalau lihat dari bahasanya, bahasa yang kebanyakan dipakai penutur Austronesia dan Papua. sekarang adalah Bahasa Austronesia. Kita adalah mereka yang berbahasa Austronesia,” jelasnya Hera. Gelombang Secara geografis, kata Herawa Sudoyo sebagaimana keempat terjadi pada zaman sejarah. Ini termasuk periode dituliskan oleh Risa Herdahita Putri dalam Majalah Historia Indianisasi dan Islamisasi di Kepulauan Nusantara. (10/2/2017), Kepulauan Nusantara berperan penng sebagai penghubung daratan Asia dan Kepulauan Pasifik. Dua model Menurut Herawa, melalui penelian geneka, kita telah digunakan untuk menerangkan migrasi yang kemudian mengetahui migrasi manusia sampai ke Nusantara yang membentuk populasi penghuni Asia Tenggara masa kini. menjadi nenek moyang orang Indonesia. Agaknya tak Berdasarkan temuan arkeologi, Asia Tenggara mulai dihuni mungkin melabeli kelompok tertentu sebagai manusia asli manusia modern sekira 50.000-70.000 tahun lalu. Indonesia. Sebab, tak ada pemilik gen murni di Nusantara. “Manusia Indonesia adalah campuran beragam geneka, Studi genek yang dilakukan oleh konsorsium HUGO-Pan Asia yang pada awalnya berasal dari Afrika,” tegas Herawa. Nah! *** (PX)

58 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Integral Proses Penyesuaian Diri dengan Abad ke-21

Dewiyani Djayaprabha

esuai tema majalah edisi awal tahun 2018 ini mengenai kemudahan yang diperoleh, Abad ke-21, saya ingin sekali mengajak teman-teman m a k a s e c a r a o t o m a s Spembaca untuk melihat kembali mengenai hal-hal apa semakin berkurang energi dan yang membuat mereka yang hidup di abad ke-21 ini berbeda, upaya untuk mencapai hal terutama dalam kaitannya dengan penyesuaian di dalam tersebut. dunia kerja. Keka hal ini berlangsung Abad ke-21 adalah di mana kita semua dihadapkan pada t e r u s - m e n e r u s , m a k a kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian terbentuklah pola-pola kecil pesatnya, sehingga fokus pembelajaran yang dahulu berpusat kebiasaan yang secara dak pada teori, maka sekarang beralih kepada praktik yang langsung membuat pola besar spesifik agar mampu mengimbangi kemajuan teknologi. dari sebuah generasi, yaitu generasi yang selalu ingin Beberapa contoh keterbatasan yang hilang dan dapat mendapatkan hasil secara instan dan mengabaikan suatu mengubah perilaku adalah : proses di baliknya. Ÿ Komunikasi, karena teknologi memudahkan segalanya. Ÿ Kreavitas dan inovasi, karena sedemikian derasnya Masalah akan muncul keka mereka yang lahir di abad ke-21 informasi yang kemudian merangsang kemampuan otak ini harus berinteraksi dengan generasi sebelumnya di dalam kita untuk berpikir. dunia kerja. Perbedaan pola pikir dan cara kerja, membuat Ÿ Kemampuan berpikir kris dan pemecahan masalah, mereka saling merasakan adanya kedakcocokan dalam karena semakin terbukanya wawasan kita terhadap bekerja sama. banyak hal dan banyaknya opsi yang tersedia di Bagi generasi sebelumnya, sebuah proses menjadi suatu hal lingkungan sekitar. yang penng dan menjadi pembelajaran yang baik untuk Hilang keterbatasan komunikasi, membuat seseorang dapat mengembangkan pribadi, namun di generasi abad ke-21 ini, dengan mudahnya berkomunikasi dengan siapa pun, lintas proses dianggap menghambat sesuatu yang bisa berjalan kota, negara, bahkan lintas benua. Kemudahan dalam dengan lebih cepat dan praks. berkomunikasi membuat seseorang mudah berinteraksi Selain itu, semakin luasnya kreavitas dan kemampuan dengan berbagai macam individu yang membantunya juga berpikir dari seseorang membuat seseorang dak dengan untuk mempelajari banyak hal dari dunia sekitarnya. mudah saja menerima masukan yang diberikan oleh orang- Semakin kaya pengetahuan dan wawasannya, maka semakin orang dari generasi sebelumnya. Seseorang menjadi lebih berkembangnya kreavitas untuk membuat inovasi serta berani untuk mempertanyakan sesuatu hal dan menentang kemampuannya berpikir dalam memecahkan masalah. kalau dianggap dak sesuai dengan yang diyakininya. Namun di sisi yang lain, ada beberapa perubahan yang Satu hal yang bisa kita lakukan agar tercipta keseimbangan membuat generasi pada abad ini kemudian memiliki karakter adalah melakukan penyesuaian agar perbedaan yang muncul yang justru dianggap lebih buruk dibandingkan generasi dak menjadi masalah yang kemudian menganggu sebelumnya. Sebagai contoh adalah, dengan berbagai efekvitas di dalam dunia kerja. Proses penyesuaian tersebut harus muncul dari berbagai pihak yang terlibat, jadi dak bisa generasi yang lebih tua merasa generasi abad ke-21 ini yang harus selalu menyesuaikan, namun sebaliknya yang merasa generasi lebih muda juga harus sama-sama memahami agar tercipta kerja sama yang saling melengkapi yang kemudian melahirkan performa kerja yang opmal, khususnya dalam konteks dunia kerja. Dewiyani Djayaprabha, S.Psi., Psikolog, CGA, Kepala Pusat Pengembangan Karier, Unpar

(P3M Unpar)

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 59 Penelian Pelatihan Kewirausahaan dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Remaja Inklusif

Susana Ani Berliyanti, dkk.

Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan menyediakan sistem pelayanan inklusif dengan meniadakan hambatan bagi seap anak muda (remaja) untuk berparsipasi dalam pembangunan.

elompok remaja rentan di wilayah kota Bandung (ILO, 1999). Konvensi yang sudah dirafikasi oleh merupakan kelompok target dalam pengabdian Pemerintah Indonesia dengan UU No. 1 Tahun 2000 Kmasyarakat ini. Mereka bisa remaja yang berasal dari tentang Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan keluarga kurang mampu secara ekonomi, remaja putus Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak, oleh sekolah, remaja yang pernah berkonflik dengan hukum, karenanya anak-anak yang bekerja di sektor pekerjaan remaja difabel atau remaja yang bekerja dan tereksploitasi secara ekonomi dan sosial. terburuk anak harus dicabut dari situasinya. Kegiatan ini merupakan pengembangan dari dua pengabdian Persoalan-persoalan tersebut mengindikasikan bahwa yang pernah dilakukan oleh ketua pengabdi bersama LPPM remaja putus sekolah atau remaja dengan kegiatan kurang Unpar di tahun 2015 di wilayah Bandung, yaitu produkf menjadi rentan terhadap berbagai hal yang bisa Pendampingan Anak Jalanan dalam Bidang Pendidikan dan menimbulkan masalah baik terhadap individu remaja itu Pendampingan Anak Putus Sekolah. Dalam rangka sendiri, keluarga, sosial dan masyarakat. Pemberdayaan pengidenfikasian persoalan masyarakat, dalam hal ini anak secara ekonomi maupun sosial sangat diperlukan bagi remaja muda jalanan dan anak putus sekolah dilakukan parsipatory rentan tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengabdian ini assessment. temanya adalah “pelahan entrepreneurship yang berwawasan inklusi”, arnya dalam proses pelahan, Dari proses assessment ditemukan beberapa masalah kelompok rentan disandingkan dengan berbagai remaja dari sebagai berikut: kelompok yang berbeda-beda. 1. Banyak anak jalanan berdomisili tetap di Bandung dan pernah mengenyam pendidikan dasar (SD dan SMP) tetapi Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bekerja sama dengan LSM mitra, yaitu Yayasan Samin yang merupakan hanya sedikit yang melanjutkan sekolah ke level SMA lembaga pelaksana Program Peduli dengan metode inklusi dengan alasan ekonomi. Akhirnya mereka cenderung dan menempatkan kelompok sasarannya adalah remaja melakukan kegiatan yang dak produkf atau menjadi rentan dan pekerja anak. Dalam melaksanakan program pengangguran tanpa skill. inklusi, Yayasan Samin bermitra dengan beberapa LSM di Kota 2. Banyak anak putus sekolah karena pengaruh pergaulan Bandung, antara lain LSM KAP dan LSM Bahtera. Tim Pengabdi atau karena alasan kemiskinan. Anak putus sekolah Unpar dan kega LSM tersebut menyepaka untuk tersebut banyak yang kemudian menikah dan punya anak berkolaborasi dan melakukan Pelahan Kewirausahaan tapi dak bekerja dan banyak yang seap hari berkumpul dalam Rangka Pemberdayaan Remaja Inklusi di bawah nomenklatur “Akademik Kewirausahaan. dengan teman sebaya untuk sekedar bersenang-senang atau pun ikut Geng Motor. Kegiatan pelahan kewirausahaan dalam rangka 3. Dari anak-anak tersebut di atas banyak yang terjebak dalam pemberdayaan ekonomi kelompok remaja inklusi dilaksanakan dari April sampai dengan November 2016. pekerjaan terburuk menurut kategori Konvensi ILO No. 182 Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: Membangun kesepakatan dengan lembaga Mitra Pertemuan. Pertemuan awal dilakukan sebanyak 2 (dua) kali di Bulan April 2016 untuk mencari kesepakatan tentang pendekatan dalam pelahan dan kurikulum. Menemukenali calon kelompok dampingan. Bersama dengan lembaga mitra (Samin, KAP, dan Bahtera), Tim Unpar membangun kesepakatan tentang kualifikasi calon dampingan dan jumlah dari masing-masing mitra baik jumlah pendamping maupun jumlah anak dampingan yang akan menjadi peserta pelahan kewirausahaan. Penumbuhan motivasi dan pengenalan wirausaha

60 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 dan bangga dengan produknya. Diseminasi metode dan prakk terbaik pelahan kewirausahaan. Mode pelahan ini telah disosialisasikan dalam dua pertemuan nasional yang diselenggarakan SAMIN bersama mitra kerja nsional Program Peduli. Pertama, dalam “Program Learning Group” yang bertajuk ‘Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Marginal, sebagai Salah Satu Upaya menuju Inklusi Ekonomi” (Bandung, 27 - 28 Juni 2016). Kedua, Training public speaking sharing dalam seminar “Memek Hikmah Program Peduli Yayasan SAMIN Periode 2015 - 2016” (Medan, 14 - 15 Pelahan movasi dan pengembangan ide bisnis. Pada September 2016). pertemuan pertama, peserta training yaitu anak dampingan dan pendamping dari lembaga mitra, dikenalkan konsep Fesval produk dan penutupan. Penutupan dilakukan dengan kewirausahaan. Wawasan mereka dibuka mengenai berbagai pengadaan seminar dan expo produk yang dilakukan di Jalan jenis wirausaha yang bisa dimasuki, sesuai minat dan bakat Merdeka No. 30, Sekolah Pascasarjana Unpar (2 November masing-masing. 2016). Acara ini merupakan kolaborasi dari TAF, Yayasan SAMIN, Unpar, KAP dan Bahtera. Expo dihadiri oleh berbagai Mengidenfikasi jenis intelegensi peserta dan unsur masyarakat, perwakilan dari berbagai Dinas Kota pengembangan produk. Peserta dikenalkan 8 jenis Bandung, lembaga Perbankan dan perwakilan dari intelegensi (Howard Gardner, 1983) berikut penjelasan Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia pengerannya, dan pekerjaan yang cocok untuk seap jenis (Kemenko PMK) sebagai penyelenggara Progam Peduli intelegensi. Kedelapan intelegensi tersebut adalah linguisc, Nasional. matemas logis, ruang, kinestek badani, musical interpersonal, naturalis, dan eksistensial. Kemudian peserta Seminar yang diadakan menerapkan prinsip “dari kita untuk diminta mengidenfikasi jenis intelegensi yang mereka miliki. kita”. Expo yang dimaksud bukanlah hanya expo dalam bentuk barang tetapi termasuk expo usaha jasa, seper jasa EO, MC, Setelah seap peserta mengenali intelegensi yang dimiliki, dan katering. mereka diminta menemukan peserta lain yang memiliki intelegensi serupa dan membentuk kelompok produk yang Oleh karenanya kelompok dampingan adalah subjek dalam akan dikembangkan dalam wirausaha. Hasil dari penyelenggaraannya yang berar perencanaan, MC, pengisi pengelompokan peserta berdasarkan intelegensi hiburan (musik), penyedia katering, semuanya berasal dari memunculkan 3 (ga) kelompok ide produk untuk kelompok dampingan. Forum ini menjadi ajang mereka untuk dikembangkan dalam usaha, yaitu kelompok produk kuliner, unjuk diri dengan tujuan membentuk rasa percaya diri, produk tanaman, dan produk jasa visual (musik, EO, MC). mempertemukan dengan pasar dan dengan pihak-pihak yang bisa mendukung pengembangan usaha. Pelahan pembuatan produk. Pelahan produk dilakukan terpisah di antara ga kelompok usaha yang dibentuk, tetapi Evaluasi. Evaluasi dilakukan secara tertulis maupun interview dilakukan di saat yang bersamaan. Trainer berasal dari alumni informal dengan kelompok dampingan, lembaga mitra dan mahasiswa yang dianggap expert dalam masing-masing maupun berbagai pihak yang hadir dalam acara seminar dan bidang usaha tersebut. Pelahan produk tanaman diarahkan expo. ke urban farming (tanaman hidroponik). Untuk produk Dari rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam “pelahan kuliner pelahannya diarahkan ke produksi kue. Sedangkan kewirausahaan dalam rangka pemberdayaan ekonomi produk jasa visual diberikan pelahan untuk berbicara di kelompok inklusi” ini dapat dicapai sedaknya tujuh outcome: depan umum dan mempraktikkannya, serta diberikan juga Ÿ Tumbuhnya jiwa-jiwa wirausaha dari sebagian peserta ps mengelola audience dan panggung. yang dapat dilihat dengan tumbuhnya ga kelompok Pelahan pengelolaan usaha dan keuangan. Metode bisnis wirausahawan pemula (kelompok usaha kuliner, usaha model kanvas diajarkan kepada peserta training. Mereka tanaman hidroponik, dan usaha jasa visual). diminta mendesain usahanya dengan mengidenfikasi berbagai hal seper sumber daya yang dimiliki, kebutuhan usaha pangsa pasar yang ditarget, sumber pendapatan dan lain-lain. Personal Branding. Personal Branding peserta dilakukan dengan dua cara yaitu training menulis dan public speaking. Ada dua tujuan di sini, pertama peserta berani menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan kedua, peserta berani dan percaya diri membagikan hasil ide/tulisannya kepada orang lain. Training memasarkan produk juga diberikan dalam personal branding. Peserta ditekankan untuk bisa percaya diri Training membuat kue

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 61 Ÿ Membentuk rasa percaya diri dalam melakukan bisnis dan sudah berpengalaman dalam proses pelahan usaha dan tampil dimuka umum. inkubasi bisnis. Ÿ Mengangkat derajat kelompok termarginal dan Fiona Ekaris Putri, S.IP., menghilangkan stereotype serta memupuk rasa M.M., dosen di Program Studi kebersamaan (Bersama Kita Bisa). Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Ÿ Membentuk kemitraan antar pihak (masyarakat, Unpar dengan bidang keahlian pemerintah, pelaku usaha, penyedia modal dan individual ecopreneur. Mengajar Mata volunteer). K u l i a h K e w i r a u s a h a a n , Ÿ Mewadahi parsipasi volunteer individual untuk terlibat Manajemen Sumber Daya dalam pemberdayaan remaja rentan. Manusia (MSDM) dan Bisnis Ÿ Meningkatkan kesadaran anak dampingan akan ar Kreaf. Yang bersangkutan juga penng pendidikan. adalah anggota dari Pusat Ÿ Meningkatkan jaringan kerja sama Unpar dengan Kajian SME (Small Medium berbagai pihak. Enterprises Unpar).

Referensi Laurenus Ariston Gea, Ÿ GARDNER, H. (1983). Frames of mind: the theory of mahasiswa tahap akhir yang mulple intelligences. New York, Basic Books. s u d a h m e n d a p a t k a n Ÿ Internaonal Labour Oganizaon - ILO. (1999). ILO p e m b e k a l a n d a l a m Convenon No. 182 Concerning the prohibion and m e t o d o l o g i d a n immediate acon for the eliminaon of the worst forms of pengorganisasian training. child labour. B erp en ga la ma n b ekerj a Ÿ Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2000 dengan NGO serta serta tentang Pengesahan ILO Convenon No. 182 Concerning melakukan riset dalam bidang the prohibion and immediate acon for the eliminaon Perlindungan Anak. of the worst forms of child labour (Konvensi ILO No. 182 mengenai Pelarangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak) Eka Candra, mahasiswa tahap akhir yang menjadi akvis Tim Pengabdi dalam perlindungan anak Susana Ani Berliyan, Dra. terutama di Yayasan Anak M.Si., dosen di Program Studi Terang, sebuah lembaga Administrasi Negara, FISIP penyedia beasiswa anak. Ketua Unpar yang mengajar mata Himpunan Mahasiswa 2014- kuliah Evaluasi Kebijakan 2015 dan akf dalam berbagai Publik, Pembangunan Ekonomi kegiatan organisasi dan Lokal dan NGO terhadap menjadi Class Assistant Dale masalah perlindungan HAM Carnegie. k h u s u s n y a a n a k d a n perempuan, melakukan riset yang terkait dengan hak anak dalam tesisnya.

Dr. Maria Widyarini, S.E., M.T., (Diedit oleh LPPM Unpar - DH) dosen mata kuliah produksi di P r o g r a m S t u d i I l m u Administrasi Bisnis, FISIP, Unpar dan pelaku usaha dalam b e b e ra p a b i d a n g . Ya n g b e rs a n g ku ta n m e n j a b at sebagai ketua Coe SMED dan

62 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Universitaria PACIS Jajaki Kerjasama Riset dengan Universitas di

memberikan peluang ke r j a s a m a s e p e r pertukaran pelajar, vising lecturer, dan juga mengundang para dosen dan mahasiswa di kedua universitas untuk hadir d a l a m k o n f e r e n s i internasional yang akan diselenggarakan pada O k t o b e r 2 0 1 8 mendatang.

ada tanggal 8-9 November 2017 lalu Parahyangan Tujuan utama dari pertemuan ini adalah melakukan Centre for Internaonal Studies (PACIS), Universitas penjajakan kerja sama riset dari masing-masing pusat studi PKatolik Parahyangan, yang dikepalai oleh Elisabeth untuk mendorong kualitas penelian dan penulisan ilmiah Dewi, Ph.D. bersama dengan Vrameswari Omega Wa, M.Si. mengenai berbagai isu strategis terkait hubungan kerja sama (Han) mendapat kesempatan besar untuk melakukan antara Indonesia dengan Pasifik. Selain itu, kunjungan ini juga pertemuan dengan dua universitas ternama di Suva, Fiji. dimaksudkan untuk mendukung pemerintah Indonesia Pertemuan ini difasilitasi oleh Direktorat Kerja Sama dalam menjalin kemitraan dengan negara-negara di kawasan Intrakawasan dan Antarkawasan Asia Pasifik dan Afrika (KSIA Pasifik guna memperkuat People to People Connecvity. Aspasaf), Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Selain Dalam kunjungannya, PACIS mendapatkan feedback yang PACIS, pusat studi Maluku Corner yang dimiliki oleh sangat baik dari University of the South Pacific dan Fiji Universitas Padjajaran juga ikut serta dalam kunjungan ini. Naonal University. Selama dua hari, delegasi Indonesia mengunjungi dua Kedua universitas memberikan respons yang posif untuk universitas, yaitu University of the South Pacific (USP) dan Fiji melakukan kerja sama riset maupun kegiatan lainnya. Naonal University (FNU). Tanggapan posif ini terbuk dengan ditandatanganinya Di kedua universitas tersebut, baik PACIS maupun Maluku Leer of Intent (LoI) antara PACIS dan Fiji Naonal University. Corner memberikan presentasi terkait dengan pusat studinya Sementara, University of the South Pacific yang diwakili oleh m a s i n g - m a s i n g . D a l a m p r e s e n t a s i n y a , PA C I S Prof. Jito Vanualailai menyepaka untuk menindaklanju memperkenalkan diri sebagai pusat studi yang sudah kerja sama ini melalui komunikasi via surat elektronik. melakukan sejumlah penelian terkait isu di kawasan Asia Harapan ke depannya, semoga kerja sama ini dapat didukung dan Pasifik. Tidak hanya itu saja, PACIS juga membuka ruang terus dan dindaklanju demi menunjang kegiatan penelian kesempatan bagi kedua universitas untuk melakukan joint maupun membangun jaringan kerja sama antara universitas research di sejumlah topik strategis seper masalah yang lebih luas dan berkelanjutan. keamanan, diplomasi, dan lingkungan. Selain itu juga (Elisabeth Dewi, Ph.D.)

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 63 Finance

Financial technology ; Disruptive Potential in Financial Services “Our findings suggest that fintechs have materially changed the basis of compeon in financial services, but have not yet materially changed the compeve landscape. They play a crical role in defining the pace and direcon of innovaon across the sector but have struggled to overcome the scale advantages of large financial instuons.” ~ The World Economic Forum (WEF).

(https://media.licdn.com/)

inancial technologies (fintechs) have changed how Although fintechs have failed to disrupt the compeve financial services are structured, provisioned and landscape, they have laid the foundaon for future Fconsumed, but have not successfully established disrupon. The success of fintechs in changing the basis of themselves as dominant players, WEF conclude in a report compeon, as well as the increasing pace of technology, tled Beyond Fintech: Pragmac Assessment of Disrupve means that while financial instuons have the potenal to Potenal in Financial Services. Fintechs have seized the improve rapidly, they face rapid disrupon both now and in iniave – defining the direcon, shape and pace of the future. innovaon across almost every subsector of financial services Some financial instuons have turned the threat of fintechs – and have succeeded as both stand-alone businesses and into an opportunity. The rapid growth of the fintech crucial parts of financial value chains. Fintechs have also ecosystem allows firms to externalize parts of their reshaped customer expectaons, seng new and higher bars innovaon funcon, as they wait and see which new offerings for user experience. Through innovaons like rapid loan gain tracon before deploying their own soluons. The adjudicaon fintechs have shown that the customer proliferaon of fintechs provides financial instuons with a experience bar set by large technology firms, such as Apple “supermarket” for capabilies, allowing them to use and Google, can be met in financial services. acquisions and partnerships to rapidly deploy new offerings. However, customer willingness to switch away from But the accelerang rate of change represents a serious incumbents has been overesmated. Customer switching threat. The accelerang tempo of the innovaon cycle in costs are high, and new innovaons are oen not sufficiently financial services means that a financial instuon's success material to warrant the shi to a new provider, especially as is predicated on business model agility and the ability to incumbents adapt. Fintechs have struggled to create new rapidly deploy partnerships, neither of which are tradional infrastructure and establish new financial services core competencies of these instuons. The ability to shop ecosystems, such as alternave payment rails or alternave the fintech landscape for capabilies is not limited to capital markets. They have been much more successful in incumbent instuons; today, new entrants face significantly making improvements within tradional ecosystems and lower technological barriers to entering financial services, infrastructure. with potenal long-term implicaons for the compeve landscape.

64 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 “The accelerang tempo of the innovaon cycle arficial intelligence, will mean major shis in financial in financial services means that a financial instuons' workforces as the definion of “talent” evolves. instuon's success is predicated on business The evoluon of talent will fundamentally shi the role of human capital within financial instuons. model agility and the ability to rapidly deploy partnerships …” “The arrival of new technologies, such as arficial intelligence, will mean major shis in Disrupve forces financial instuons' workforces as the WEF have idenfied eight forces that have the potenal to definion of 'talent' evolves.” shi the compeve landscape of the financial ecosystem: Uncertaines 1) Cost Commodizaon: Financial instuons will accelerate the commodizaon of their cost bases, removing In addion to the key findings, WEF throw the following open them as points of compeon and creang new grounds for quesons that will shape the industry's development – the differenaon. Sharing costs among peers and ulizing path forward, however, is uncertain. industry-standard automaon tools will de-vercalize the • Role of Identy. How will the rise of digital identy impact value chain. its use in financial services around the world? 2) Profit Redistribuon: Technology and new partnerships • Monezaon of Data Flows. How can firms extract the will enable organizaons to bypass tradional value chains, most revenues from the data available to them? How thereby redistribung profit pools. As profit pools shi due to much will it cost? value chain movements, intermediaries will face compeve • Technology – Governance Gap. How will financial services pressure from all sides. firms migate risk when technology races ahead of 3) Plaorms Rising: Plaorms that offer the ability to engage management's ability to understand the consequences? with different financial instuons from a single channel will • Systemic Transparency. How will the transparency built into become the dominant model for the delivery of financial new systems impact their design, parcipants' roles or services. The rise of customer choice will have profound their profit models? implicaons on the design and distribuon of products, and • Cooperaon Problems. Can financial services firms use will force companies to shi roles. technology to solve long-running partnership and 4) Systemically Important Techs: Financial instuons collaboraon issues that lie at the heart of the industry? increasingly resemble, and are dependent on, large tech firms to acquire crical infrastructure and differenang Digital Banking technologies. The coming collision between financial Digital banking has greatly evolved in the last several years. instuons and large techs leads to tough choices for all firms: However, WEF conclude that banking is on the cusp of become dependent on large techs or risk falling behind. significant disrupon as regulaons and technology begin to 5) Experience Ownership: Power will transfer to the owner of lay the foundaons of a fundamental shi in the business the customer interface; pure manufacturers must therefore model. Where did disrupon occure? become hyper-scaled or hyper-focused. Customers will • Tradional bank distribuon models and economics are at interact with fewer and fewer distributors in the future, as the risk of being deeply disrupted by the drive towards market consolidates and major firms gain market share. plaorm models of banking. 6) Data Monezaon: Data will become increasingly • Banks no longer define customer expectaons of the important for differenaon, but stac data sets will be banking experience; instead, fintechs and large enriched by flows of data from mulple sources combined technology companies set the standard. and used in real me. As financial instuons seek to increase • Incumbents are starng to migrate core systems to the the amount and variety of data they collect, ownership and cloud, as legacy infrastructure creates challenges in control of data will become a key issue for all stakeholders. meeng customer needs. 7) Financial Regionalizaon: Diverging regulatory priories and customer needs will lead financial services in different Where has disrupon not occurred? regions of the world down disnct paths. Increasingly • Few customers have moved away from tradional deposit divergent regional financial systems mean that local players accounts despite significant efforts from online and mobile could quickly gain market share, but internaonal growth is challenger banks. difficult. WEF cauon that the future of digital banking will be 8) Bionic Workforce: As the ability of machines to replicate impacted by the unravelling of uncertaines around the behaviours of connues to evolve, financial regulaon, increasing digizaon and the behaviour of instuons will need to manage labour and capital as a single technology giants. *** (PX) set of capabilies. The arrival of new technologies, such as

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 65 Internasional Krisis Rohingya, ASEAN, dan Intervensi R2P Richard Sianturi risis Rohingya terus berlanjut dan belum kelihatan berkewajiban memaskan usaha penyelesaian yang berar. Komisi Tinggi bahwa dak ada manusia yang KPerserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi d i i n j a k m a r t a b a t n y a , (UNHCR) mencatat sudah lebih dari 500.000 warga dirampas hak-hak dasarnya Rohingnya eksodus ke wilayah Bangladesh. Kecaman pada dan dirusak eksistensinya oleh Aung San Suu Kyi makin deras hingga Kota Oxford mencabut kekuasaan negara. Mengup penghargaan untuknya. beberapa contoh setelah perang dingin, misalnya, Serangan kelompok militan bersenjata Tentara Penyelamat Operaon Provide Comfort di Rohingya Arakan (ARSA) ke pos polisi Myanmar pada 25 Irak Utara (1991), intervensi Agustus yang lalu menewaskan 12 polisi Myanmar dan NATO di Kosovo (1999) dan puluhan militan ARSA sendiri. Penyerangan itu dibalas oleh L i b y a ( 2 0 1 1 ) a t a u p u n militer Myanmar secara dak proporsional dan sangat intervensi PBB dalam kasus di berlebihan. Pembalasan militer Myanmar yang dak Timor-Timor (1999). proporsional dan berlebihan itu mengangkat sekaligus mempertajam konflik berbasis etnis dan agama di wilayah Sedangkan ASEAN, merujuk pada pasal 2 Treaty of Amity and Rakhine. Cooperaon (TAC) menegaskan bahwa non-intervenon adalah prinsip yang absolut, dak bisa ditawar. ASEAN Way Sikap lambat menekankan bahwa kerja sama ASEAN dilandasi pada non Suu Kyi dalam intervency diplomacy, saling menghorma, konsensus, m e n y i k a p i dialog, konsultasi dan larangan penggunaan kekerasan k r i s i s t e l a h bersenjata. memperburuk k e a d a a n . Hal ini bisa dimenger dengan melihat kondisi geopolik Desakan dunia antar anggota ASEAN. Dalam konteks Myanmar misalnya, internasional dengan kematangan demokrasi yang masih sangat muda (aljazeera.com) y a n g h a r u s (baru membuka diri tahun 2010), masih sulit menerima d i t e k a n k a n campur tangan asing bagi urusan nasionalnya, menandakan adalah bagaimana menghenkan kekerasan terhadap warga kematangan demokrasi juga mempersempit pemaknaan Rohingya ini, yang oleh Kepala Dewan HAM PBB, Zeid Ra'ad prinsip non-intervenon di ASEAN. al-Hussein, disebut sebagai a textbook example of ethnic cleansing, sebisa mungkin tanpa ada lagi tangan yang Prinsip non-intervenon di ASEAN semakin kompleks dengan berdarah. beragamnya kepenngan polik masing-masing negara anggota, misalnya soal besaran investasi dan pengaruh polik Dalam tataran hukum dan hubungan internasional, pro super power. Dalam krisis Rohingya saja, Singapura, Thailand, kontra penyelesaian krisis ini berkaitan dengan legimasi dan Kamboja menolak internasionalisasi kasus ASEAN. intervensi kepada Myanmar. Malaysia dan Indonesia cenderung bersikap sebaliknya. Non-Intervenon yang Primif Untuk itu, prinsip non-intervenon ASEAN yang kaku dan primif itu menjadikan ASEAN susah bergerak, lebih sering Dasar prinsip non-intervenon adalah negara mengurus memilih diam dan menonton, serta kelihatan “tak mau urusan negara itu sendiri tanpa boleh dicampuri negara lain. peduli”, manakala terdapat banyak persoalan yang terjadi, Prinsip ini saling bertalian erat dengan prinsip kedaulatan. seper misalnya pada kasus konflik otoritas Malaysia dengan Namun karena prinsip non-intervenon sebenarnya adalah warga Kerajaan Sulu di Sabah. kebiasaan dalam polik internasional, maka penafsiran prinsip ini juga menjadi sangat lentur. PBB maupun Uni Eropa Sikap Indonesia, meski sendirian, yang sudah mengambil misalnya, menekankan bahwa prinsip non-intervenon dak sikap yang dak biasa sebagaimana ASEAN biasanya, sangat bersifat mutlak, khususnya terkait alasan kemanusiaan. penng, sebab konflik yang menyerang kelompok minoritas seper warga Rohingya harus segera diselesaikan dengan Non-intervenon, dalam batasan pelaksanaan humanitarian serius, perlu langkah-langkah konkret dan “tekanan” dunia intervenon, harus dikesampingkan. Seap anggota PBB (apalagi negara-negara tetangga) yang proporsional.

66 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 yaitu pencegahan terhadap terjadinya kejahatan, reaksi saat kejahatan sudah terjadi, dan pembangunan kembali pasca terjadinya kejahatan. Kekerasan terhadap warga Rohingya sudah mencapai arah terjadinya kejahatan pembersihan etnis dan dalam batasan tertentu bukan dak mungkin genosida. Maka sudah diperlukan reaksi bersama dunia dan masyarakat internasional. Meskipun desakan dan kecaman semakin masif, misalnya dalam Sidang Majelis Umum PBB baru-baru ini, respon dunia harus lebih konkret. Negara-negara, termasuk Indonesia, harus (i.cbc.ca) mulai mempermbangkan penjatuhan sanksi ekonomi sampai embargo ekonomi bagi Bagaimanapun, Indonesia sudah menerobos kekakuan dan Myanmar. Keadaan ini akan memberikan desakan lebih lanjut keprimifan ASEAN soal prinsip non-intervenon dalam bagi Myanmar untuk segera menyelesaikan konflik dan krisis menyelesaikan konflik kemanusiaan di kawasan. Rohingya tanpa kekerasan. Selain itu, penarikan diplomat Formula 4+1: memulihkan keamanan; menghenkan sampai pemutusan hubungan diplomak juga akan kekerasan; perlindungan untuk seluruh warga tanpa memberikan tekanan bagi Myanmar. memandang suku dan agama; akses bantuan kemanusiaan, Jika dak ada perubahan juga, intervensi dengan militer plus implementasi Laporan Komisi PBB untuk Rakhine, yang (kekerasan) mau dak mau dilakukan, dan itu sah dalam disampaikan Menteri Retno Marsudi kepada Suu Kyi konteks R2P sejauh memegang empat prinsip utama: merupakan langkah diplomak yang tepat. Indonesia dak humanity (semata demi kemanusiaan), imparality (dak melakukan diplomasi “mengancam” namun sekaligus diskriminaf), neutrality (dak memihak) dan independence memberikan penekanan yang proporsional bahwa kekerasan (bebas kepenngan polik selain demi kemanusiaan). Meski harus dihenkan. Myanmar harus segera bersikap dan hal ini sangat dak diharapkan terjadi. menyudahi konflik. Indonesia sendiri dak perlu ragu untuk melakukan hal di Sayangnya, Myanmar (Suu Kyi) dak merespons sikap atas, apalagi Indonesia sudah membukkan terlebih dahulu Indonesia dan kecaman dunia dengan cepat dan serius. usaha so diplomacy secara konsisten. Tekanan lebih kuat Warga Rohingya yang meninggalkan Rakhine masih terus diperlukan untuk menghindari terjadinya kejahatan bertambah yang menandakan bahwa kekerasan belum kemanusiaan terhadap etnis Rohingya secara sempurna. berhen. Maka diperlukan langkah berikutnya yang lebih Indonesia juga perlu mendorong kesatuan ASEAN untuk masif dan berdaya jangkau luas. menghindari diplomasi unilateral yang potensial membuat R2P masalah polik regional baru. ASEAN Way dengan begitu juga bisa direformasi. Dalam The Summit Outcome Document tahun 2005, Dewan Keamanan (DK) PBB menerima prinsip baru dalam konteks Seper diingatkan John Vincent dan Peter Wilson dalam humanitarian intervenon, yaitu prinsip Responsibilty to Beyond Non Intervenon (1993), bahwa masyarakat negara Protect (R2P). Prinsip ini disahkan melalui resolusi Majelis pluralis yang berdasarkan pada prinsip non-intervenon, Umum PBB tahun 2005 dan ditegaskan kembali dalam membutuhkan teori (baru) bahwa masyarakat internasional resolusi DK PBB tahun 2006. kosmopolitan dan solidarisme 'yang mengakui bahwa prinsip non-intervenon dak lagi meringkas moralitas negara'. R2P memberikan penafsiran baru dalam memaknai prinsip kedaulatan dan tanggung jawab negara: bahwa kedaulatan Karena itu, prinsip non-intervenon seharusnya dak negara harus dilandaskan pada kewajiban negara melindungi membuat Indonesia, ASEAN, PBB dan negara manapun juga rakyat yang nggal dalam wilayahnya dari segala bentuk menjadi ragu untuk berndak lebih akf lagi menyikapi kejahatan kemanusiaan; genosida, kejahatan perang, ethnic kejahatan kemanusiaan atas warga Rohingya. Krisis cleansing. Rohingnya harus dihenkan!

R2P, karenanya dibenarkan saat suatu negara dak dapat Richard Sianturi, S.H., alumnus FH Unpar, saat ini bekerja di melaksanakan kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Seap Center for Strategic and Internaonal Studies (CSIS). anggota PBB memiliki tanggung jawab untuk memberikan respon bersama, dak lain berar melakukan intervensi kemanusiaan atas dasar R2P. Ada ga tahap intervensi ini,

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 67 Seni dan Budaya

Menikmati karya dua maestri tari Sunda ; Mengapresiasi Seni Bandung #1 Merayakan hari ulang tahun ke-207 Kota Bandung (25 September 2017), Pemerintah Kota Bandung – melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, menggelar fesval kesenian selama sebulan penuh yang terdiri dari 688 akvitas di 44 lokasi, dengan melibatkan 156 kelompok seni dan 2.475 seniman, yang diberi nama Seni Bandung #1. Diharapkan, fesval ini menjadi program yang terus berlanjut dengan Seni Bandung #2, #3, dan seterusnya, seap tahun. Sebuah upaya yang pantas diapresiasi.

Tarian Katumbiri, karya Irawati Durban Ardjo (Antara)

da apa dengan Seni Bandung #1? “Kota Bandung yang segar dan baru dari medan sosial seni dengan komunitas citranya selama ini didominasi oleh pembangunan urban, melalui pendekatan kultural, demikian website Ainfrastruktur, saatnya prioritasnya difokuskan kepada senibandung.id. pembangunan mental dan budaya,” ungkap Wali Kota Direktur Eksekuf Seni Bandung #1, yang juga seniman Bandung Ridwan Kamil, sebagaimana dilaporkan Pikiran Bandung, Iman Soleh, mengatakan bahwa kegiatan itu Rakyat (6/9/2017). Ia menambahkan, seni merupakan diharapkan dapat menarik jumlah wisatawan ke Kota momentum refleksi. Melalui seni, warga bisa merasakan jeda Bandung. Selama ini, Bandung memang sudah sering dari runitas urban sehingga bisa lebih mencintai kehidupan menyelenggarakan berbagai fesval, tapi hanya berlangsung dan peradaban. “Mudah-mudahan dengan begini Bandung satu hari. “Dengan kegiatan yang berlangsung sebulan penuh menjadi kota yang kaya dengan kebudayaan, kota yang hidup ini diharapkan wisatawan dapat nggal lebih lama dan karena warganya bergembira, berbudaya, dak semata-mata menikma berbagai pertunjukan. Kegiatan seper ini belum kota itu hanya sebagai mesin ekonomi saja,” katanya. pernah ada di Indonesia,” katanya. Seni Bandung adalah sebuah kegiatan seni tahunan. Sebuah Seni Bandung #1, tahun 2017, diberi judul “Air, Tanah, dan perayaan kesenian, kebudayaan, dan komunitas selama Udara”, dimaksudkan sebagai cara puik untuk menunjuk sebulan penuh. Kegiatan ini mentransformasikan kota unsur-unsur alam yang menjadi faktor pembentuk kehidupan menjadi panggung global, mengisinya dengan penampilan- kota. Kehidupan kota sesungguhnya dak pernah lepas dari penampilan yang berkualitas, pameran-pameran, dan unsur-unsur alam. Dalam hal ini, kita harus mengakui bahwa kolaborasi dari seniman-seniman internasional juga lokal. gerak peradaban kota kita telah meninggalkan jejak Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan keterhubungan

68 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 perusakan pada alam. Dalam kepaniaan Seni Bandung, 1968. Irawa seorang maestra seni tari Sunda yang dibentuk 5 komite, sesuai dengan disiplin kesenian yang cenderung melestarikan gaya klasik, sedangkan Indrawa dilibatkan, melipu kategori: 1) Seni Rupa, 2) Sastra, 3) Musik, seorang maestra seni tari Sunda yang berusaha 4) Tari, dan 5) Teater. Masing-masing komite membidik memperkayanya dengan gaya etnik lain. beragam genre, sesuai dengan amatan atas perkembangan dari masing-masing disiplin itu sendiri. Genre-genre seni yang Tari klasik Sunda merupakan basic dari tari tradisional dibidik berasal dari wilayah tradisional, modern, maupun Indonesia, yang mana olah tubuh yang disajikan kontemporer. merepresentasikan kelembutan dan tata krama. Demikian pandangan Irawa. “Basic tari itu ada di tari tari klasik Sunda “Mudah-mudahan dengan begini Bandung yang halus dan luwes. Kalau sudah menguasai tari klasik, pas menjadi kota yang kaya dengan kebudayaan, tari dinamis juga bisa," ujar Irawa. Irawa mengungkapkan bahwa dia berusaha menumbuhkan kesenian tari melalui kota yang hidup karena warganya bergembira, sekolah-sekolah di Jawa Barat. "Kita mengupayakan untuk berbudaya, dak semata-mata kota itu hanya melah guru-guru dan pelah tari sekolah SD sampai SMP di sebagai mesin ekonomi saja.” Jawa Barat mulai dari olah tubuhnya serta bentuknya kita ajari dengan suasana hangat," imbuhnya. Ia juga mengimbau Menikma karya dua maestri tari Sunda kepada generasi muda untuk mempelajari tari klasik, sebab di Di antara ratusan akvitas, pada hari Minggu, 15 Oktober situlah akar akar keluwesan seni tari tradisional berasal. 2017, malam di Gedung De Majesc, Jalan Braga Nomor 1, Bandung, dua penari senior, dua maestri tari Sunda, “Basic tari itu ada di tari tari klasik Sunda yang halus menampilkan karya mereka. Mereka adalah Irawa Durban dan luwes. Kalau sudah menguasai tari klasik, pas Ardjo (lahir 1943) dan Indrawa Lukman (lahir 1944). tari dinamis juga bisa.” Keduanya sudah berteman sejak mengenyam pendidikan di Sementara itu, Indrawa menyampaikan pula semangat Sekolah Santa Angela, Jalan Merdeka, Bandung, dan untuk merawat dan menggemakan tari Sunda, melalui upaya keduanya mulai menekuni hobi di jagad tari sejak bersekolah memperkayanya dengan gaya tari etnik lain, baik gaya Jawa, di Santa Angela sebagai murid maestro tari Raden Tjetje Bali, Thailand, dan mana pun termasuk Afrika. Diakui Somantri (pendiri Badan Kesenian Indonesia, KBI). Irawa Indrawa bahwa modifikasi semacam ini membawa risiko menyelesaikan pendidikan nggi di FSRD ITB, sedangkan bahwa karya-karyanya dapat dianggap sebagai dak Indrawa melanjutkan studi di Stephen's College, Columbia, mempunyai aturan. Walaupun diperkaya atau dipadukan Missouri, Amerika Serikat. Keduanya memiliki pengalaman dengan gaya tarik etnik lain, namun gaya tari Sunda tetap panjang sebagai penari, termasuk sebagai penari Istana menjadi yang utama. Justru melalui cara inilah tari Sunda Presiden, dan kemudian sebagai guru tari. Irawa adalah dapat digemakan. pemimpin Pusat Bina Tari (Pubitari) dan pengajar di Instut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, dan sempat pula “Walaupun diperkaya atau dipadukan dengan gaya menjadi dosen Arsitektur Unpar, namun kemudian lebih tarik etnik lain, namun gaya tari Sunda tetap menjadi memfokuskan pada dunia seni tari. Sedangkan Indrawa yang utama. Justru melalui cara inilah tari Sunda mendirikan dan memimpin Studio Tari Indra (STI) sejak tahun dapat digemakan.” D a l a m k e s e m p a t a n t e r s e b u t ditampilkan ga tarian karya Irawa, dan ga tarian karya Indrawa. Semuanya sangat mempesona. Karya- karya Irawa lebih memancarkan pesona orisinal Parahyangan, yang berada di antara gaya halus Jawa Solo- Yogya dan gaya dinamis Bali. Sedangkan karya-karya Indrawa memancarkan pesona Parahyangan yang telah berinteraksi dengan gaya etnis-etnis lain. Parahyangan memang mempesona. Sangat bersyukur dan gembira menikma karya-karya dua maestri tari Sunda, dua penari senior yang masih energik, kreaf, dan mempesona. *** (PX) Tarian Rineka Dewi, karya Indrawati Lukman (Antara)

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 69 Penelian

Analisis Perkuatan Gedung Beton Bertulang Menggunakan FRP (Fiber Reinforced Polymer) Lidya Fransisca Tjong Gedung exisng yang diubah fungsinya sehingga diperlukan evaluasi kekuatan dari gedung tersebut dan perhitungan perkuatan yang diperlukan pada elemen struktur. Hasil analisis menunjukkan beberapa elemen balok memerlukan perkuatan. Dipergunakan FRP (Fiber Reinforced Polymer) untuk perkuatan.

Gambar 1. Diagram Tegangan dan Regangan Beton Bertulang dengan Perkuatan FRP

Gambar 2. Denah Lantai 1 dan 2 Rumah Sakit

Gambar 3. Denah Lantai 3 dan 4 Rumah Sakit

70 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Gambar 4. Balok B134 di lantai 2

Gambar 5. Penampang Balok B134 dengan pemasangan FRP

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 71 (Diedit oleh LPPM Unpar - DH)

7072 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IVV No.No. 14 Internaonal students learned to play angklung

Unpar is the best private university in Jakarta, West Java, Banten

Unpar wants to ensure that the university is providing students a transformave experience – intellectually, socially, and personally – that will prepare them for a meaningful life of service and contribuon. With qualified lecturers and quality of the facilies, 1955 students have resources they need to fulfill their academic and personal potenal.

At Unpar campuses students learn and work together with lecturers, and do their extracurricular acvies. These mulgeneraonal communies provide personal and rich interacons that shape students intellectually, socially, and personally. With a 63-year tradion of educang young leaders, Unpar is proud to deliver an educaon in knowing, doing, being, and living together in a supporve environment of cool air and panoramic view of Bandung City. Situated in beauful surroundings, Unpar offers a learning community that is excing and vibrant.

According to the assessment of The Ministry of Research, Technology, and Higher Educaon (2017), Unpar is ranked as the best private university in Jakarta, West Java, and Banten. The assessment is based www.unpar.ac.id on the quality of lecturers, quality of instuon and programs, quality of students, research, and community engagement.

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 4 | 71 Refleksi Memahami Perempuan Desa yang Berdaya

Tutik Rachmawati

eboh program Nikah Siri dan Lelang Perawan yang manusia di desa dinilai kurang diluncurkan partai baru bernama partai ponsel jelas berkualitas. Tentu hal ini Hmerendahkan kaum perempuan. Program tersebut menyulitkan desa untuk dibuat dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan berkembang. Jika sumber dengan melalui pemberdayaan kaum perempuan. Jelas daya manusia secara umum pemikiran seper ini sangat picik. Mereka dak paham bahwa s a j a d a k b e r k u a l i t a s perempuan adalah makhluk yang sangat hebat. Lihatlah apa b a g a i m a n a d e n g a n yang terjadi di desa. Meskipun di desa hubungan patriarkhis perempuan? Ada dua contoh dan dominasi laki-laki terhadap perempuan tergambar jelas, yang ditemukan oleh penulis namun di desa pula lah kita dapat menemukan kehebatan- untuk menjawab pertanyaan kehebatan perempuan. tersebut dengan lebih opmis. Betul bahwa secara stask perempuan belum menjadi Dalam penyelenggaraan pemimpin formal diberbagai ngkat pemerintah termasuk di program sederhana seper mendata penduduk untuk desa. Kebijakan afirmaf untuk pencalonan perempuan mendapatkan data kependudukan misalnya, perempuan minimal 30% di kursi legislaf pun masih jauh untuk dicapai. memainkan peran penngnya. Dalam kegiatan Bahkan keka perempuan-perempuan yang beruntung dan pendampingan dan pemutakiran data desa melalui program mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin Universitas Membangun Desa yang didukung oleh KOMPAK seringkali harus dapat menyeimbangkan beban ganda dilakukan kegiatan bimbingan teknis. Para ketua RT lah yang domesk dan publik yang harus mereka tanggung. Para aktor sebenarnya memiliki tugas untuk mengisi dan memutakirkan pembangunan, baik pemerintah maupun nonpemerintah buku kependudukan. Namun kewajiban tersebut seringkali yang telah berusaha meyakinkan bahwa program-program dak terlaksana dengan berbagai alasan. pembangunan yang mereka jalankan dapat berkontribusi terhadap tercapainya keadilan gender pun merasa bahwa Dengan diselenggarakannya bimbingan teknis tersebut maka tujuan ini belum tercapai. diharapkan ada dukungan dan semangat baru yang didapatkan oleh para ketua RT untuk melaksanakan tugasnya Saat ini muncul keprihanan dan kekuaran apakah sumber mengisi dan memutakirkSouran ce:buk https://cdn.techinasia.com/u kependudukan. Namun daya manusia yang tersedia di desa mampu merespon kehadiran ketua RT dalam bimtek tersebut justru diwakili dengan baik dan mengelola dengan baik dana desa yang oleh istri masing-masing. Para istri ketua RT inilah yang lebih besarannya seap tahun akan meningkat. Sumber daya mengenal warganya satu persatu dan lebih memahami

74 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 apabila terjadi perubahan atau mutasi penduduk. Dengan pasar). demikian istri-istri para ketua RT tersebut memiliki Sebagai kepala desa perempuan mereka lebih tekun bekerja pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dibanding pemimpin laki-laki. Perempuan juga lebih sabar dengan ketua RT nya sendiri. menghadapi dan melayani masyarakat. Kepala Desa Buluh Alasan bahwa para ketua RT tersebut diwakili oleh para Diri misalnya terpaksa harus membuka pintu rumahnya istrinya adalah karena kesibukan pekerjaan (mayoritas ketua selama 24 jam meskipun dalam sistem pemerintahan di RT adalah petani yang bekerja di sawah atau diladang pada desanya telah ada beberapa kepala urusan yang seharusnya saat pelaksanaan bimbingan teknis). Ini bukannya justru bertanggung jawab terhadap seap urusan dalam beban ganda? Tentu iya. Tapi bayangkan pengetahuan dan masyarakat. Kepala desa di Desa Mallari mampu keterampilan yang dimiliki oleh perempuan-perempuan menghasilkan terobosan di pemerintah desa Mallari dengan tersebut karena mengiku bimbingan teknis pendataan melakukan penyusunan anggaran desa yang memihak orang penduduk ini. Jika pengetahuan dan keterampilan mereka miskin (pro-poor), mengutamakan keadilan gender dan kemudian dikembangkan dan dilembagakan dengan baik, ini memihak anak-anak. menjadi kekuatan bagi desa. Desa dak lagi dianggap kurang Sebagai pemimpin desa perempuan, para kepala desa memiliki sumber daya yang baik. Perempuan dak lagi perlu perempuan tersebut juga memiliki visi yang jelas untuk desa bergantung kepada laki-laki, pemerintah atau partai mereka. Kepada Desa Buluh Duri misalnya secara spesifik manapun untuk menjadi berdaya. Hal ini menjadi menyebutkan bahwa administrasi kependudukan Desa Buluh kesempatan bagi perempuan untuk meretakkan langit-langit Duri harus sudah beres di tahun 2019, sesuai dengan aturan- kaca 'glass ceiling' itu aturan dari pemerintah pusat dan berbasis sistem teknologi Contoh kedua adalah keberhasilan kepala desa perempuan yang terjangkau. Selain administrasi kependudukan yang memajukan desa yang dipimpinnya. Secara stask, jumlah sesuai aturan pemerintah, Kepala Desa Desa Mallari amat perempuan yang menjadi kepala desa amatlah kecil. Namun mengutamakan layanan dasar seper akses air, sanitasi dan terdapat desa-desa di Indonesia yang dipimpin oleh kesehatan. Menjadikan desa yang dipimpinnya menjadi desa perempuan terbuk dapat lebih maju, unggul dan inovaf mandiri, masyarakatnya dak lagi menggantungkan pada dibandingkan dengan desa yang dipimpin oleh laki-laki. program beras sejahtera (dulu raskin) menjadi tujuan utama Dalam penelian yang dilakukan terhadap 11 (sebelas) desa mereka. inovaf di Indonesia oleh Universitas Katolik Parahyangan, Demikian contoh di atas dapat meningkatkan pemahamanan dengan dukungan Friedrich Ebert Sung dan juga Kemenko tentang perempuan yang memiliki potensi luar biasa. Upaya PMK, dapat ditemukan dua desa yang maju & unggul dan pemberdayaan perempuan dak boleh lagi menganggap dipimpin oleh kepala desa perempuan. perempuan sebagai objek pembangunan namun harus Dalam penelian tesebut ditemukan bahwa perempuan mempermbangkan kemampuan perempuan untuk dapat menjadi pemimpin dan berhasil membawa kemajuan memberdayakan diri mereka sendiri. Jangan jadikan dan perubahan. Diakui oleh kepala desa perempuan tersebut kemiskinan yang alami oleh kaum perempuan sebagai alasan bahwa naluri keibuan dan sisi feminin perempuan ternyata untuk menjadikan perempuan dan kemiskinannya sebagai justru menjadikan gaya kepemimpinan mereka mampu komoditas, apalagi komoditas polik. membawa perubahan yang baik di desa. Menjadi kepala desa Tuk Rachmawa, Ph.D., Ketua Program Studi Ilmu perempuan memungkinkan mereka untuk lebih dekat kepada Administrasi Publik, FISIP, Unpar. masyarakat karena berinteraksi secara langsung di tempat- tempat atau pertemuan-pertemuan publik (misalnya di img.okezone.com

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 75 Resensi Handbook Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Administrasi Publik

uba dan Lincol (2009:129) mencatat empat paradigma yang saat ini atau hingga belakangan ini Gsedang berkembang dan bersaing agar bisa diterima sebagai paradigma pilihan dalam memantapkan dan membimbing jalannya penelian. Empat paradigma penelian yang dimaksud yaitu posivisme dan post- posivisme serta teori kris dan konstrukvisme. Posivisme dan post-posivisme menjadi paradigma penng dalam ranah penelian kuantaf sedangkan teori kris dan konstrukvisme merupakan dua paradigma penng dalam ranah penelian kualitaf. Buku ini membahas tentang berbagai aspek terkait dengan pendekatan kualitaf mulai dengan memasuki dunia pendekatan kualitaf. Kemudian dibahas juga pemikiran tentang filsafat dan paradigma penelian kualitaf, pemanfaatan pendekatan kualitaf dalam penelian administrasi publik, proses penelian kualitaf, aplikasi pendekatan kualitaf dalam penelian administrasi publik. Akhirnya dibahas juga tentang metode pengajaran metode penelian kualitaf. Buku ini dibagi ke dalam 7 bagian, yakni Pengantar Editor; Memasuki Dunia Penelian Kualitaf; Paradigma Kualitaf

dalam Penelian Administrasi Publik, Perspekf Pendekatan Kualitaf dalam Penelian Administrasi Publik, Strategi dan Proses Pendekatan Penelian Kualitaf, Aplikasi Pendekatan Kualitaf dalam Penelian Administrasi Publik, dan Metode Pengajaran Metode Penelian Kualitaf untuk Administrasi Publik.

Judul : Handbook Pendekatan Kualitaf untuk Penelian Administrasi Publik Editor : Dr. Ulber Silalahi, MA., et.al Dimensi : 21 x 28 cm, iii + 403 halaman Penerbit : Unpar Press

(MC)

76 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 CBL - Sampul belakang luar (21 x 27,5) SI 2 - Bagian dalam (21 x 13,75 cm) 1 x terbit Rp 2.100.000 1 x terbit Rp 800.000 2 x terbit Rp 3.990.000 2 x terbit Rp 1.520.000 3 x terbit Rp 2.160.000 CDD - Sampul depan dalam (21 x 27,5 cm) 4 x terbit Rp 2.720.000 1 x terbit Rp 1.600.000 2 x terbit Rp 3.040.000

CBD - Sampul belakang dalam (21 x 27,5 cm) 1 x terbit Rp 1.400.000 2 x terbit Rp 2.660.000

SI 1 - Bagian dalam (21 x 27,5 cm) 1 x terbit Rp 1.100.000 2 x terbit Rp 2.090.000 3 x terbit Rp 2.970.000 4 x terbit Rp 3.740.000 SI 3 - Bagian dalam (10,5 x 13,75 cm) 1 x terbit Rp 550.000 2 x terbit Rp 1.045.000 3 x terbit Rp 1.485.000 Pengiriman materi iklan 4 x terbit Rp 1.870.000 - April - Juni 2018 5 Maret 2018 - Juli - September 2018 5 Juni 2018 - Oktober - Desember 2018 5 September 2018 - Januari - Maret 2019 5 Desember 2019

Bentuk file berupa .jpg (300dpi/CMYK) Dikirim melalui alamat surel [email protected] Untuk informasi dan konfirmasi, dapat menghubungi Vita di (022) 203.5137

April - Juni 2018 Oktober - Desember 2018 Juli - September 2018 Januari - Maret 2019 Space & Building

What you should know about High-Rise Building “The first high-rise buildings were constructed in the United States in the 1880s. They arose in urban areas where increased land prices and great populaon densies created a demand for buildings that rose vercally rather than spread horizontally, thus occupying less precious land area. High-rise buildings were made praccable by the use of steel structural frames and glass exterior sheathing. By the mid-20th century, such buildings had become a standard feature of the architectural landscape in most countries in the world.” ~ Encyclopedia Britanica

History of tallest buildings (https://www.aurecongroup.com) ccording to Designing Buildings Wiki, a high-rise poorly built high-rise insulae collapsing, several Roman building is defined variously as a building in which: 1) emperors, beginning with Augustus (30 BC – 14 AD), set limits Athe number of storeys means occupants need to use of 20–25 meters for mul-storey buildings, but met with a li to reach their desnaon; 2) the height is beyond the limited success, as these limits were oen ignored despite reach of available fire-fighng equipment; 3) the height can the likelihood of taller insulae collapsing. The lower floors have a serious impact on evacuaon. Typically this is were typically occupied by either shops or wealthy families, considered to include buildings of more than 7 to 10 storeys while the upper stories were rented out to the lower classes. or 23 m to 30 m. A low-rise building is one which is not tall It's indicated that seven-storey buildings even existed in enough to be classified as high-rise. provincial towns, such as in third century AD Hermopolis in Roman . In modern me, the first high-rise buildings Other definions of buildings in relaon to their height were constructed in the United States in the 1880s. include: • Mid-rise buildings of five to ten storeys, equipped with lis. The principal means of vercal transport in a high-rise is the • Skyscraper of 40 storeys or more. elevator. It is moved by an electric motor that raises or lowers • Supertall buildings exceeding 300m. the cab in a vercal sha by means of wire ropes. Each elevator cab is also engaged by vercal guide tracks and has a • Megatall buildings exceeding 600m. flexible electric cable connected to it that provides power for • Groundscrapers that extend horizontally over a large lighng, door operaon, and signal transmission. distance while only being of a low to medium height. Because of their height and their large occupant populaons, • Super-slender buildings which are pencil-thin and of 50- high-rises require the careful provision of life-safety systems. 90+ storeys. Fire-prevenon standards should be strict, and provisions for High-rise apartment buildings had already appeared in adequate means of egress in case of fire, power failure, or anquity: the insulae in ancient Rome and several other cies other accident should be provided. Although originally in the Roman Empire, some of which might have reached up designed for commercial purposes, many high-rises are now to ten or more stories, one reportedly having 200 stairs, planned for mulple uses. The combinaon of office, Wikipedia informs. Because of the destrucon caused by residenal, retail, and hotel space is common.

78 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Foundaon and structural systems wave moon of the Earth is imparted to buildings resng on it. Timber frame buildings are light and flexible and are The foundaons of high-rise buildings must somemes usually lile damaged by earthquakes; masonry buildings are support very heavy gravity loads, and they usually consist of heavy and brile and are suscepble to severe damage. concrete piers, piles, or caissons that are sunk into the Connuous frames of steel or reinforced concrete fall ground, Encyclopedia Britanica informs. Beds of solid rock between these extremes in their seismic response, and they are the most desirable base, but ways have been found to can be designed to survive with relavely lile damage. distribute loads evenly even on relavely so ground. The most important factor in the design of high-rise buildings, however, is the building's need to withstand the lateral forces imposed by winds and potenal earthquakes. Most high- rises have frames made of steel or steel and concrete. Their frames are constructed of columns (vercal-support members) and beams (horizontal-support members). Cross- bracing or shear walls may be used to provide a structural frame with greater lateral rigidity in order to withstand wind stresses. Even more stable frames use closely spaced columns at the building's perimeter, or they use the bundled- tube system, in which a number of framing tubes are bundled together to form exceponally rigid columns. (Akash Waghani et al.) Safety High-rise buildings present several unique challenges not found in tradional low-rise buildings; longer egress mes and distance, evacuaon strategies, fire department accessibility, smoke movement and fire control. The US Naonal Fire Protecon Associaon (NFPA) underlines that high-rise buildings have garnered significant aenon in the fire safety world over the years. The mulple floors of a high- rise building create the cumulave effect of requiring great numbers of persons to travel great vercal distances on stairs (Akash Waghani et al.) in order to evacuate the building. The public, code bodies, local, regional and federal governments, as well as the design, The structural systems of tall buildings must carry vercal build, and ownership communies are all affected by high- gravity loads, but lateral loads, such as those due to wind and rise building safety. earthquakes, are also a major consideraon. According to Encyclopedia Britanica, maximum 100-year-interval wind “High-rise buildings present several unique forces differ considerably with locaon; in the interiors of challenges not found in tradional low-rise connents they are typically about 100 kilograms per square buildings.” metre at ground level. In coastal areas, where cyclonic storms such as hurricanes and typhoons occur, maximum forces are The fire and life safety systems installed in high-rise buildings higher, ranging upward from about 250 kilograms per square. today, including automac fire sprinkler protecon, are Wind forces also increase with building height to a constant designed to control a fire and therefore lessen the need to or gradient value as the effect of ground fricon diminishes. evacuate all occupants. NFPA underlines, in a typical scenario, The maximum design wind forces in tall buildings are about the occupants of the fire floor and the floors immediately 840 kilograms per square metre in typhoon areas. above and below it should immediately use the exit stairs to descend to a floor level that is at least several floors below the “The structural systems of tall buildings must fire floor, and await further instrucon from safety officials. carry vercal gravity loads, but lateral loads, such as those due to wind and earthquakes, are What are the key elements of emergency preparedness? NFPA answers that they are early warning (typically through also a major consideraon.” an alarm or voice communicaon system), adequate means Earthquake or seismic forces, unlike wind forces, are of egress (exit routes) and occupant familiarity with the plan generally confined to relavely small areas, primarily along through knowledge and pracce. *** (PX) the edges of the slowly moving connental plates that form the Earth's crust, Encyclopedia Britanica informs. When abrupt movements of the edges of these plates occur, the energy released propagates waves through the crust; this

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 79 Pengabdian P3M, CRITICAL THINKING AND PROBLEM SOLVING Willfridus Demetrius Siga

enerasi milenial (the millennial generaon), menjadi sains, ilmu sosial, kesadaran label untuk menamai generasi kekinian yang memiliki global, civic literacy, economic Gkarakterisk akf, multasking, nonlinear thinking, and business literacy, dan menguasai kemampuan teknis, individual, dan berani health literacy memaksa mengambil risiko. Mark Prensky menyebutkan bahwa s e a p i n d i v i d u u n t u k “Today's students are no longer the people our educaonal menguasai berbagai bentuk system was designed to teach.” Mahasiswa (siswa) hari ini keterampilan antara lain; bukanlah orang-orang yang dapat diajar dengan sistem inovasi, keunikan, pemikiran pendidikan yang telah dirancang saat ini. k r i s d a n p e m e c a h a n masalah, komitmen dan Sir Anthony Seldon, Wakil Rektor Universitas Buckingham k o m u n i k a s i . M e n g a j a r memprediksi perubahan yang akan terjadi dalam 10 tahun ke mahasiswa (siswa) berpikir depan di mana teknologi akan menggankan guru dengan secara teores dan empiris, mesin cerdas. Prof. Rheinald Kasali dalam arkel tentang apakah Anda setuju? Pengajaran berbasis crical thinking Inilah Pekerjaan yang akan Hilang Akibat “Disrupon” and problem solving menjadi tawaran yang mutlak perlu mengup laporan PBB yang dikeluarkan – On Financing untuk dipraktikkan. Berpikir kris adalah upaya mendalami Global Opportunity – The Learning Generaon (Oktober kesadaran serta kecerdasan dalam menghadapi masalah 2016) menyebutkan bahwa dengan percepatan teknologi yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah seper saat ini, hingga tahun 2030, sekitar dua miliar pegawai kesimpulan dan gagasan baru. di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan. Menurut Menurut John Dewey, berpikir kris adalah Perlahan-lahan teknologi menggankan tenaga manusia. "berpikir reflekf" sebagai kegiatan akf, tekun, dan Prediksi di atas bukan utopia tetapi sudah menjadi realita. mempermbangkan dengan cermat mengenai sebuah Sebagian orang mungkin menjadi galau, tetapi yang lain keyakinan atau bentuk pengetahuan dengan menyertakan menyikapinya sebagai tantangan, atau mungkin peluang. alasan-alasan/fakta yang mendukung sehingga Pertanyaan yang kemudian muncul: masih relevankah ruang kesimpulannya rasional. Senada dengan Dewey, Edward perkuliahan menjadi alat ukur utama kompetensi mahasiswa Glaser berpendapat bahwa seseorang yang memiliki secara komprehensif? Mengingat, kita terkesan mengalami kemampuan berpikir kris, jika nalar dan argumentasinya “amnesia” akademik terhadap substansi pendidikan, yakni melibatkan ga hal yakni, 1) menanggapi, menimbang, membentuk manusia yang memiliki kecerdasan jiwa memikirkan, dan mempertanyakannya secara mendalam (humanum religiosum). suatu persoalan, 2) kemampuan menggunakan metode Syarat Mutlak: Crical Thinking and Problem Solving berpikir logis, dan 3) keterampilan dalam menerapkan metode-metode berpikir. Tema besar abad XXI seper matemaka, seni dan bahasa, Dengan demikian, kompetensi b e r p i k i r k r i s m e n c a k u p kemampuan untuk mengenali dan memvalidasi masalah, gagasan asli dan independen, kemampuan untuk mengembangkan konsep teoris (assessing evidence), memahami metodologi dan teknik penelian yang relevan, kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi temuan secara kris (non-roune problems), dan kemampuan untuk mendokumentasikan, melaporkan, dan merefleksikan proses (consider different perpecves). Sedangkan, kompetensi pemecahan masalah mencakup penilaian, keterampilan analis, membuat keputusan (P3M Unpar) prioritas, mengumpulkan informasi,

80 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 dan perencanaan. dalam persoalan sosial kemasyarakatan demi membangun peradaban yang lebih baik (bonnum commune). Project Analysis Tools Menilai Hasil dari Proses Kita sering mengatakan kepada mahasiswa, "Pikirkanlah!" Tapi apa yang kita maksud dengan berpikir dan bagaimana Belajar berpikir secara teores dan empiris dalam sebuah kita mendorongnya? Program Pendidikan Pengabdian kepada disiplin ilmu sangat penng, dak hanya untuk mempelajari Masyarakat (P3M) mencoba memberi alternaf jawaban konten yang paling penng, tetapi juga menginternalisasinya sekaligus mengafirmasi bahwa pembelajaran dak pernah sebagai dimensi pemikiran dan pembelajaran seumur hidup. tersekat dalam ruang perkuliahan. Dengan menerapkan Mahasiswa harus masuk ke dalam pengalaman hidup yang project based learning yang bermuatan crical thinking and nyata sebagai sebuah proses “uji kelayakan” untuk problem solving, mahasiswa yang berasal dari berbagai menginternalisasi teori, menganalisis masalah, mengevaluasi fakultas dan jurusan “dilempar” ke realitas sosial informasi, dan menemukan solusi. Mengup refleksi akhir (masyarakat) yang memaksa mereka untuk berpikir analisis kegiatan P3M seorang peserta menulis demikian, logis, terstruktur dalam perencanaan dan pelaksanaan “..karena kepercayaan saya bahwa di dunia ini proyek. Alur proses P3M tertuang dalam tahapan proses seharusnya perbedaan perspekf dalam hidup yang sebagai berikut: 1) Analisis konteks proyek: situasi lingkungan dimiliki seap individu pada dasarnya membuat kita di mana proyek dilaksanakan amat sangat menentukan. 2) menjadi kaya akan ilmu, bukannya menjadi orang Analisis stakeholders. Pemangku kepenngan (stakeholder) close-minded,… Saya belajar untuk menahan emosi, adalah mereka yang dipengaruhi oleh dan memberikan juga terkadang memilih untuk diam. Kegiatan P3M pengaruh pada hal-hal yang terjadi dalam proyek - secara menjadi sangat spesial bagi diri saya karena adanya langsung atau dak langsung, baik sebagai pribadi, kelompok interaksi, perspekf, dan pola pikir yang dikeluarkan atau lembaga. oleh seap individu yang terbentuk di masyarakat.” 3) Analisis masalah: mengidenfikasi aspek-aspek negaf dari Pendidikan bukan hasil tetapi proses. Berhasilnya pendidikan situasi yang ada dan menetapkan hubungan sebab dan akibat dinilai dari kemampuan Anda menjalani seap tahapan antara masalah yang ada, 4) Merumuskan tujuan: menyajikan prosesnya. Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Sebuah aspek-aspek posif situasi masa depan yang diinginkan. 5) proses yang dijalani dengan tekun untuk menghasilkan Menentukan strategi: mengelompokkan prioritas tujuan sesuatu yang lebih berdaya guna bahkan abadi. Sudah untuk memilih mana yang akan dikerjakan untuk mengatasi saatnya kampus menjadi sarana pembebasan masyarakat, masalah dan mencapai tujuan, dengan mempermbangkan: yang diberdayakan untuk membangun manusia yang mampu kapasitas, anggaran, dan kemendesakannya. Untuk melewa berpikir kris dan melihat seap masalah sebagai solusi. berbagai rangkaian proses di atas maka perlu dibuat tahapan perencanaan yang melipu: asumsi, indikator, data factual Willfridus Demetrius Siga, S.S., M.Pd., dosen Matakuliah m e l i n e , p ro p o s a l a n g ga ra n , e va l u a s i n g ka t Logika, Dosen Pendamping Lapangan Program Pendidikan kepuasan/keberhasilan proyek. Output yang diharapkan dari Pengabdian Masyarakat (P3M), dan Tim Peneli Pusat Studi P3M adalah mahasiswa yang telah melalui serangkaian Pancasila (PSP) Unpar. proses perkuliahan, mendapatkan bentuknya keka terjun ke

(P3M Unpar)

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 81 The Naon

Labour market, health, and education are our weaknesses National Competitiveness The World Economic Forum (WEF) have launched The Global Compeveness Report 2017-2018. Among 138 economies, Indonesia (ranked 36th) is inching its way up the compeveness ladder, moving ahead five places since last year. Most problemac factor for doing business in Indonesia, according to respondents to the World Economic Forum's Execuve Opinion Survey, is corrupon. Meanwhile, globalizaon and rapid technological progress connue to test the ability of labour markets to reallocate workers between tasks and occupaons.

(WEF, The Global Competitiveness Report 2017-2018)

op ten most compeve global economies are indicators are grouped into 12 pillars: instuons, Switzerland (1), United States (2), Singapore (3), infrastructure, macroeconomic environment, health and TNetherlands (4), Germany (5), Hong Kong SAR (6), primary educaon, higher educaon and training, goods Sweden (7), United Kingdom (8), Japan (9), Finland (10). market efficiency, labour market efficiency, financial market development, technological readiness, market size, business The goal of human-centric economic progress is the increase sophiscaon, and innovaon. These pillars are in turn in sustainable and equitable welfare for a country's organized into three subindexes: basic requirements, populaon, WEF underline. And while economic growth, as efficiency enhancers, and innovaon and sophiscaon measured by GDP, is not an end in itself, it remains a factors. precondion for enhancing human welfare. It provides the resources necessary for improving health, educaon, and “It combines indicators that capture concepts security. It is therefore important for countries to monitor that maer for producvity and closely the factors that determine compeveness, while keeping an eye on the wider societal goals and related - long-term prosperity.” offs. Indonesia WEF define compeveness as the set of instuons, Indonesia (36th) is inching its way up the compeveness policies, and factors that determine the level of producvity ladder, moving ahead five places since last year. Similar to of an economy. The level of producvity, in turn, sets the South Korea, Indonesia has improved its performance across level of prosperity that can be reached by an economy. The all of its pillars. Its posion in the rankings is driven mainly by producvity level also determines the rates of return its large market size (9th) and a relavely robust obtained by investments in an economy, which in turn are the macroeconomic environment (26th). Ranking 31st and 32nd fundamental drivers of its growth rates. In other words, a in innovaon and business sophiscaon respecvely, more compeve economy is one that is likely to grow faster Indonesia is one of the top innovators among the emerging over me. It combines indicators that capture concepts that economies. In contrast, Indonesia is lagging quite far behind maer for producvity and long-term prosperity. These in terms of technological readiness (80th) despite having

82 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 made steady progress on that front over the last decade. economies and the growth of non-regulated capital Significant advances are also needed in the labour market markets—and governments have less bandwidth than they efficiency pillar (96th), which is dragged down by excessive did 10 years ago to cope with another crisis. Maintaining a redundancy costs, limited flexibility of wage determinaon, sound financial sector is not only important to prevent and a limited representaon of women in the labour force. recessions with deep and long-lasng effects on producvity and growth, but also to sustain innovaon. In fact, providing “Indonesia has improved its performance across adequate funds and instruments to support the most all of its pillars. Its posion in the rankings is producve and innovave ideas is essenal to take advantage driven mainly by its large market size (9th) of the Fourth Industrial Revoluon (4IR). and a relavely robust macroeconomic Second, more countries are able to innovate, but they must environment (26th)” do more to spread the benefits. Major emerging markets such as China, India, and Indonesia are becoming centers for innovaon, catching up with advanced economies. However, they would benefit from accelerang progress in increasing the readiness of their people and firms to adopt new technology, which is necessary to widely spread innovaon's potenal economic and societal benefits. Third, both labour market flexibility and worker protecon are needed to ensure shared prosperity in the 4IR era. “Major emerging markets such as China, India, and Indonesia are becoming centers for innovaon, catching up with advanced economies.” As globalizaon and rapid technological progress connue to test the ability of labour markets to reallocate workers between tasks and occupaons, the GCI shows three parallel trends. First, measures of labour market flexibility are (WEF, The Global Competitiveness Report 2017-2018) converging between advanced and emerging economies; second, more openness and economic integraon has been Most problemac factors for doing business in Indonesia, accompanied by increased labour market flexibility; and according to respondents to the World Economic Forum's third, contrary to widespread percepon, greater labour Execuve Opinion Survey, are: 1) corrupon, 2) inefficient market flexibility can coexist with protecng workers' rights government and bureaucracy, 3) access to financing, 4) and reducing inequality. inadequate supply of infrastructure, 5) policy instability, 6) government instability, 7) tax rates, 8) poor work ethic in Together, these issues underscore the overall challenge for naonal labour force, 9) tax regulaons, 10) inflaon, 11) both advanced and emerging economies: to reallocate inadequately educated workforce, 12) crime and the, 13) factors of producon to be flexible and responsive to restrivve labour regulaons, 14) foreign currency regulaon, technological trends while protecng people's well-being 15) insufficient capacity to innovate, 16) poor public health. during adjustment periods.

“Most problemac factors for doing business in As the challenges facing economies around the globe are varied, agendas to improve compeveness need to be Indonesia are: 1) corrupon, 2) inefficient defined locally, GCI concludes. Public-private collaboraon government and bureaucracy, …” must, however, also explore regional factors: mulnaonal Global key findings corporaons can engage with several jurisdicons, while regional organizaons, such as trade blocs, are able to Ten years aer the financial crisis, what are the most pressing coordinate countries. The Global Compeveness Index can issues related to the health of the global economy and its help to guide and structure these long-term dialogues, ability to provide sustained economic growth and well-being? leading to aconable agendas—not only at the naonal level, Analysis of the Global Compeveness Index (GCI) points to but also subnaonally and regionally. three main challenges and lessons that are relevant for economic progress, public-private collaboraon, and policy We believe that the serious efforts of The Government of acon. Indonesia under the leadership of President Joko Widodo will improve Indonesia's score of compeveness. *** (PX) First, 10 years aer the crisis, the financial sector remains vulnerable. GCI indicators of bank soundness have not recovered to pre-crisis levels, new sources of vulnerability have emerged—such as increasing private debt in emerging

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 83 Kabar Alumni

Bertempat di Aulra Gedung Fakultas Hukum, Ikatan Alumni Fakultas Hukum menggelar Kongres VI Ikatan Alumni Fakultas Hukum Unpar. Acara diselenggarakan pada tanggal 25 November 2017. Dalam pemilihan terpilih Ivan Sadik (angkatan ‘86) sebagai Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum Unpar periode 2017-2021.

Tiga orang alumni Unpar, Ari Renaldi (Teknik Sipil angkatan 1995), Rudy Zulkarnaen (Arsitektur angkatan 1991), dan Muhammad Tulus (Arsitektur angkatan 2005) berhasil meraih penghargaan dalam ajang Anugerah Musik Indonesia 2017 Awards yang dilangsungkan pada 16 November 2017. Mereka berhasil menyabet 6 dari 51 penghargaan yang dibagikan.

Bertempat di Gedung PPAG, Ikatan Alumni Teknik Sipil (IATS) menggelar Munas VI. Acara yang dihelat pada tanggal 11 November 2017 ini juga bertujuan untuk memilih Ketua Baru IATS Unpar. Dalam pemilihan yang berlangsung penuh keakraban, akhirnya terpilih Andreas A Pramudya (angkatan 91) menjadi Ketua IATS periode 2017-2021.

Parahyangan Golf Club menyelenggarakan PGC Year End Golf Gathering di Royale Jakarta Golf Club, 23 November 2017, diiku 81 golfer alumni Unpar dan rekan .

84 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1

Megapolitan

To be a UNESCO World Heritage Site? m Oud Batavia (Jakarta Old Town) “While Indonesia's capital is powering ahead as a global business hub, Kota, its old town, is arguably sll its top traveller highlight. Indonesia's Dutch colonial roots can be explored here, and Jakarta's historical quarter gives a snapshot of how the cityscape looked before the skyscrapers moved in.” ~ Rose Dykins (Lonely Planet).

(Adriansyah Yasin on Flickr)

akarta Old Town, officially known as Kota Tua, is a destroyed Jayakarta under the command of Jan Pieterszoon neighborhood comprising the original downtown area of Coen. A year later the VOC built a new town named "Batavia" JJakarta. It is also known as Oud Batavia (Dutch "Old aer the Batavieren, the Dutch ancestors from anquity. This Batavia"), de Benedenstad (Dutch "Lower City", contrasng it city was centered around the east bank of the Ciliwung River, with Weltevreden, de Bovenstad ("Upper City")), or Kota around present day Fatahillah Square. Inhabitants of Batavia Lama (Indonesian "Old Town"). It spans 1.3 square kilometres are called "Batavianen", later known as "Betawi" people. The within North Jakarta and West Jakarta (Kelurahan Pinangsia, creole cizens are descendants of mixed various ethnicies Taman Sari and Roa Malaka, Tambora). The largely Chinese that had inhabited Batavia. downtown area of Glodok is a part of it. Around 1630 the city expanded towards the west banks of Headquarter of VOC Ciliwung, on the ruins of former Jayakarta. The city was designed according to Dutch urban planning, complete with a Kota Tua is a remainder of Oud Batavia, the first walled fortress (Kasteel Batavia), city wall, public square, churches, selement of the Dutch in Jakarta area. It was an inner walled canals and tree-lined streets. The city was arranged in several city with its own castle. The area gained importance during blocks separated by canals. No nave Javanese were allowed the 17th-19th century when it was established as the de facto to live within the city walls, since the authories were afraid capital of the Dutch . This inner walled city that they might start an insurrecon. The planned city of contrasted with the surrounding kampung (villages), Batavia was completed in 1650. It became the headquarter of orchards, and rice fields. Dubbed "The Jewel of Asia" in the the VOC in the East Indies and prospered from the trade. by European sailors, the area was a center of commerce due to its strategic locaon within the spice trade Old Batavia declined in prominence in the late 18th century, industry in the archipelago, Wkipedia informs. probably because of the canals with their near-stagnant water, together with the warm and humid climate would In 1526, Fatahillah, sent by Sultanate of Demak, invaded the oen cause outbreaks of tropical diseases like malaria. Much Hindu Pajajaran's port of Sunda Kelapa, aer which he of the old town became neglected and abandoned due to its renamed it into Jayakarta. This town was only 15 hectare in decline of importance, and slowly its canals were filled up. size and had a typical Javanese harbor layout. In 1619 the VOC Countryside villas were preferred by wealthier residents,

86 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 which caused the city to grow southward. This process led to plan was started in 2005. Taman Fatahillah Square was the foundaon of an estate named Weltevreden (present day revitalized in 2006. In 2014 the city's governor at that me Jakarta Pusat). Joko Widodo connued the restoraon plan of Kota Tua. In Business district The government of Netherlands aided the restoraon plan in July 2014. Since 2014 the old town has a brighter future with The city retained its status as the administrave center of the Dutch East Indies when the VOC transferred its possession to the ambious Joko Widodo's project to restore Old Batavia's the monarch of the Netherlands in 1800. During the rule of architecture and pung the site on the UNESCO heritage list. Governor General Daendels in 1808, the city's administraon and military were moved south to Weltevreden, with a new planned town center around Koningsplein (present day Medan Merdeka) and Waterlooplein (present day Lapangan Banteng). Due to financial problems however, much of the old town, its wall, and Kasteel Batavia were torn down for construcon materials to build new government and civic buildings, such as the Palace of Daendels (now Department of Finance) and the Harmonie Society Building (demolished). The only remnant of the area of Kasteel Batavia is Amsterdam Gate, which was completely demolished in 1950, Wikipedia informs. The city connued to expand further south as epidemics in 1835 and 1870 forced more and more people to move out of the old city to the newer spacious, green and healthier Weltevreden neighborhood. The old city became deserted and was a mere empty shell of its former glory by this period. Old Batavia kept its commercial importance as the city's main (Masgatotkaca) harbor and warehouses district, but it was largely overshadowed by Surabaya as the colony's prime harbor and “Kota Tua is a remainder of Oud Batavia, the commercial hub. first walled selement of the Dutch in Jakarta area. It was an inner walled city with its own Aer the opening of the Tanjung Priok harbor and fueled by the increasing rubber output in the late 19th century, Batavia castle.” was able to regain its commercial momentum. There had UNESCO World Heritage Site? been aempts to restore the city's old downtown prominence by converng the desolated area into the main Last year (2017) the Government has shelved a plan to business district of Batavia. As a result, the former mansions nominate Jakarta's Kota Tua area to be a UNESCO World and shops that at the me had been occupied by ethnic Heritage Site, pending the revision of its proposal to narrow Chinese people, were converted and renovated into offices in the area covered in the nominaon. Candrian Aahiyat, a the period 1900-1942. Many of these offices can sll be seen member of the expert Jakarta heritage conservaon team, today around Kali Besar. The development of the business told The Jakarta Post (5/2/2017) that Kota Tua had been district was hampered by the 1930 Great Depression and the ready for nominaon to be a world heritage site since 2015, Japanese occupaon of Indonesia in 1942. but the Tourism Ministry and several other stakeholders decided to revise the proposal first. “The inial proposal Restoraon and revitalizaon covers an area that is too wide -- all the way to Thousand Islands,” Candrian said. “From the inial coverage of more Aer the recognion of Indonesia's independence in 1950, than 800 hectares, we are now narrowing it to just 135 the business and banking district of Kota was moved to hectares,” he said. Thamrin and Kebayoran Baru in the south, thus allowing Kota to further deteriorate again aer having regained some of its What and why heritage? According UNESCO, heritage is our lost glory. The banking district of Kota area completely legacy from the past, what we live with today, and what we disappeared in the 1980s. In 1972, the Governor of Jakarta, Ali pass on to future generaons. Our cultural and natural Sadikin, issued a decree that officially designated the Jakarta heritage are both irreplaceable sources of life and Kota Tua area as a heritage site. Despite the Governor's Decree, Kota Tua remained neglected. inspiraon. UNESCO seeks to encourage the idenficaon, protecon and preservaon of cultural and natural heritage The first concrete plan of Kota Tua revitalizaon was signed in around the world considered to be of outstanding value to December 2004. The commencement of the revitalizaon humanity. Yes, Kota Tua is heritage. *** (PX)

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 87 B.S. Kusbiantoro B. Hendra Kimawan, OSC Hendra Gunawan Bambang Hardiono Alexander Tjandana Ketua Sekretaris Umum Sekretaris Bendahara Umum Bendahara

G. Widjonarko Herman Soedarsono Boedi Siswanto B. Antonius Tardia Iwan Supriadi Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Pengurus Yayasan Unpar mengucapkan syukur atas Dies Natalis ke-63 Unpar (17 Januari 1955-2018) Terima kasih kepada Anda atas doa dan dukungan untuk Unpar dalam turut serta memajukan bangsa.

86 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. IV No. 3 Why study a master’s degree at Unpar? 1955

What difference will a master's degree really make to you? What guarantee do you have that your personal investment of me and finance will pay off? Unpar master’s programs prepare you to become professional leaders in the rapidly changing society. You will experience formave personal development, broaden your horizon, deepen your intellectual understanding, and forge your work-related skills.

Unpar graduate programs are also about connecng you with people professionally — not only fellow students, but also faculty members, vising lecturers, professionals, and entrepreneurs, too.

Whatever your movaons, graduang with the qualificaon will make a difference to the rest of your life, whether you choose to measure it in financial terms, career benefits or your own personal development.

Change your life, unlock your mind. Join Unpar Graduate Programs. Master’s Programs • Management • Business Administraon • Law • Social Science • Internaonal Relaons • Theology • Architecture • Civil Engineering • Industrial Engineering • Chemical Engineering Doctoral Programs • Economics • Law • Architecture • Civil Engineering

www.pascasarjana.unpar.ac.id Alumnus

Mengenal lebih dekat Ketua Ilumni FH Unpar 2017 - 2021

Apa alasan Bapak memilih kuliah di Unpar? Dan memilih Fakultas Hukum? Bagi saya, Unpar merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai integritas dan komitmen untuk memajukan dak hanya mahasiswanya akan tetapi sivitas akademikanya juga. Selain itu, kualitas pendidikan yang ditawarkan oleh Unpar memiliki citra yang posif untuk masyarakat. Unpar konsisten dan selalu menjaga komitmen untuk menjadikan lulusannya dapat diterima dengan baik oleh “pasar” kerja. Saya memilih Fakultas Hukum Unpar karena menurut saya hukum adalah elemen penng dalam seap kehidupan. Semua lini menggunakan hukum, dan termasuk negara kita Indonesia merupakan negara yang berlandaskan hukum. sangat baik, sehingga m e m b u a t n y a m a n Apa saja kegiatan Bapak selama menjadi mahasiswa? dalam proses belajar Seper mahasiswa pada umumnya, saya akf di Senat, saya. Majalah Pengayoman, Pramuka dan mengiku Paguyuban Silat Perisai Diri. Untuk mengisi kegiatan di luar kampus, saya Universitas Katolik juga mengajar di SMP Kristen Hidup Baru yang terletak di Parahyangan dikenal ujung Jl. Ciumbuleuit selama 2 tahun (1987-1989), dan dengan disiplinnya, menjadi pembina pramuka di sekolah yang dibangun oleh t e r u t a m a Fa k u l t a s Bapak William Suryajaya tersebut. Saat ini, yang dak Hukum tempat saya disangka adalah sekarang saya bekerja di perusahaan yang menimba ilmu. Yang pendirinya adalah Bapak saya rasakan, dak hanya dari sisi akademik, Berlibur di Afrika Selatan William Suryajaya yaitu bersama keluarga Auto 2000 yang bagian m e n t a l s a y a j u g a dari Astra Tbk. ditempa di Fakultas H u ku m U n p a r , d a n Pe n g a l a m a n p a l i n g karena disiplin itulah yang mengantarkan saya sampai ke berkesan selama kuliah? tempat saya sekarang ini. Kesan yang saya peroleh selama kuliah di Fakultas Mata kuliah apa yang sampai saat ini terpakai di pekerjaan Hukum Unpar adalah Bapak? disiplin. Disiplin waktu Mata kuliah hukum perdata yang banyak terpakai di dalam yang diterapkan menurut pekerjaan saya, akan tetapi hampir semua mata kuliah dapat saya sangat bermanfaat saya implementasikan di kehidupan ini. bagi saya. Hubungan Bisa ceritakan pekerjaan Bapak saat ini? komunikasi yang terjalin Saat ini saya bekerja sebagai Chief Operaon Officer (COO) di antara saya dengan Auto2000 (PT Astra internasional Tbk – Toyota Sales mahasiswa lainnya dan Operaon) yang membawahi 10.200 karyawan yang s aya d e n ga n d o s e n merupakan dealer terbesar di Indonesia yang mempunyai 110 cabang saat ini dan akan menjadi 127 di akhir tahun 2018.

Bersama Class-C FH Unpar ‘86

90 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 A p a y a n g mendorong Bapak maju menjadi calon Ketua Ika FH? K a r e n a s a y a mencintai Unpar dan saya merasa U n p a r a d a l a h rumah bagi saya, di mana saya ditempa dan menjadi diri saya yang sekarang i n i . S a y a i n g i n pengalaman saya Bersama Wakil Ketua Umum s e b a g a i C h i e f Ilumni FH Unpar 2017-2021 Operaon Officer A. B. Daniel (COO) di dealer Saya pribadi ingin mengenal lebih dekat saudara-saudari Toyota terbesar di alumni FH Unpar dan sivitas akademika. Hal ini akan Indonesia dan di membuat saya dan rekan-rekan pengurus Ilumni akan bekerja dunia bisa saya pergunakan untuk Ilumni FH Unpar dan dengan cepat. Dalam masa kepengurusan yang saya pimpin, Fakultas Hukum Unpar pada umumnya yang sama-sama kita saya akan menikberatkan agar para alumni untuk memiliki cintai ini. sense of belonging terhadap Ilumni FH Unpar dan FH Unpar dan Unpar secara keseluruhan. Saya terpanggil untuk membuat Ikatan Alumni FH Unpar lebih berdaya guna untuk “rumahnya”, untuk alumni itu sendiri dan Apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah menjadi Ketua untuk civitas academica, terlebih untuk masyarakat. Selain Ika FH ? itu, membuat citra Fakultas Hukum Unpar semakin baik di Setelah melakukan beberapa kali pertemuan silahturahmi, mata masyarakat. ngobrol, berdiskusi, dan meminta masukan dari junior alumni dan senior alumni, saya memprioritaskan sinergisitas Saya mempunyai visi, di mana Fakultas Hukum Unpar menjadi mahasiswa dengan alumni dan alumni dengan civitas 1 pilihan pertama bagi mahasiswa dan calon mahasiswa untuk academica. Prioritas ini juga bertujuan supaya para alumni belajar hukum. Harapan saya, untuk mewujudkan visi ikut berkomitmen membuat Ilumni FH Unpar menjadi lebih tersebut, para alumni dan segenap civitas academica baik. bergandengan tangan untuk mewujudkan visi yang saya yakini kita semua menginginkan hal itu terwujud. Pertama, membuat data base alumni. Hal ini sangat penng berkaitan dengan penyaluran alumni yang baru lulus (fresh Menjadi Ketua Ilumni daklah mudah, membuat para alumni graduate) ke kantor-kantor di mana terdapat alumni Unpar. untuk mengingat kembali rumahnya dan pulang ke rumah itu Selain itu, data base akan memudahkan pengurus untuk bukan pekerjaan mudah. Untuk itu, saya berharap akan ada kembali merekatkan tali silaturahmi yang sempat terputus. banyak tangan yang menggenggam tangan saya untuk mewujudkan semua visi dan misi saya.

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 91 Kedua, saya dan Seper yang kita pengurus Ilumni ketahui bersama, FH Unpar dan FH U n p a r a d a l a h U n p a r a k a n perguruan nggi b e r u s a h a swasta tertua di s e m a k s i m a l Indonesia dengan mungkin untuk citra sangat baik di mempersiapkan masyarakat. Alumni para alumni FH FH Unpar tersebar di Unpar untuk siap Indonesia dan di b e r s a i n g d i l u a r I n d o n e s i a kehidupan nyata dengan berbagai setelah selesai macam profesi. Saya m e n e m p u h y a k i n k i t a b i s a pendidikan di m e m b e r i k a n Unpar melalui sumbangsih untuk program magang, memberi dampak p r o g r a m posif dan turut mengambil peran di dunia hukum pada pelahan baik negeri ini , membuat hukum di negeri ini semakin baik. berupa training maupun seminar Saya ingin mengajak saudara-saudari saya untuk mari kita yang melibatkan m e n o re h ka n n t a e m a s u n t u k F H U N PA R d a n alumni dan FH mengesampingkan perbedaan di antara kita. Keka Unpar. Intensitas perbuatan dijalani dengan penuh kesungguhan, maka saat itu p e r t e m u a n pula hidup kita akan berar. Karena dak ada kesalahan d e n g a n p a r a bahkan kegagalan yang pantas dijadikan alasan. Kita hanya senior akan lebih pantas melangkah ke depan untuk mengukir sebuah diefekfkan guna kehormatan. m e m b e r i k a n Semoga semua langkah kita selalu diberka Tuhan. Salam s a r a n d a n kompak selalu. movasi kepada para junior untuk Together We are Strong. Viva FH Unpar. Bravo Ilmuni FH dapat diterima Unpar!!! “pasar ” kerja. Ivan Petrus Sadik, S.H., mengenyam pendidikan Sarjana di Selain itu, para Fakultas Hukum Unpar (1986-1991). Mulai tahun 1994 a l u m n i a k a n bekerja di PT Astra Internaonal TBK - Toyota Sales Operaon d a p a t s a l i n g (Auto 2000) dan sejak 2014 menjabat sebagai Chief Operaon m e n g e n a l Officer. dengan baik satu d e n g a n y a n g Riwayat Organisasi lainnya. Ÿ Fungsionaris Senat Mahasiswa FH Unpar (1987 - 1988) Cita-cita ini diharapkan memovasi para Mahasiswa untuk Ÿ Salah satu pengasuh Rubrik Hukum Majalah Forum melakukan yang terbaik dengan melihat dan mengetahui Keadilan (2008 - saat ini) langsung perjalanan alumnus FH Unpar yang hingga saat ini Ÿ Bendahara Umum Ilumni FH Unpar (2011 - 2015) telah banyak mengukir prestasi di ngkat nasional maupun Ÿ Ketua Penggalangan Dana PSSI (2016 - saat ini) kancah internaonal. Ÿ Ketua Otomof Toyota Forum Jakarta (2016 - saat ini) Ÿ Bendahara Umum Persatuan Olahraga Sepatu Roda Kega, melakukan hal-hal yang berguna bagi masyarakat Seluruh Indonesia - Porserosi (sejak 2017) banyak. Misalnya charity, bak sosial, dan penyuluhan hukum, bantuan hukum ditempat alumni itu berada. Bagi saya, kehidupan itu seper secarik kertas puh, tetes demi tetes nta akan kita torehkan menjadi kisah hidup kita, ada yang baik dan ada juga yang buruk. Tapi jangan pernah (BS) takut akan silaunya dan panasnya mentari, walaupun membakar kulit kita. Untuk itu, jangan pernah berpikir tentang apa yang kau terima, tetapi pikirkan apa yang telah kau berikan kepada Tuhan, bangsa dan masyarakat.

92 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 Rabu, 29 November 2017, bertempat di Gedung Rektorat, pimpinan Universitas menerima kunjungan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK RI) dan rombongan. Kunjungan ini dalam rangka menindaklanjuti perjanjian kerjasama Unpar dan KPK di bidang pendidikan anti korupsi bagi mahasiswa Unpar.

28 Oktober 2017, Lembaga Kepresidenan Mahasiswa menyelenggarakan puncak Persada (Peringatan Sumpah Pemuda) berupa Gelar Wicara serta Pagelaran dan Lokakarya. Hadir sebagai pembicara Fiki Satari, Nyoman Nuarta, Mufti Priyanka, dan Joselyn Setiawan Lesmana.

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional bekerja sama dengan Jaringan Mitra Perempuan Bandung, Sub Komisi Gender dan Pemberdayaan Perempuan Keuskupan Bandung, Jurnal Perempuan, Komnas Perempuan, Sapa Institut, dan Papyrus Photo, menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk Make Education Save for All (30 November 2017). Kegiatan ini diadakan dalam rangka peringatan 16 Hari Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Rangkaian kegiatan berisi workshop dongeng, pameran foto, pemutaran film, pembacaan puisi, penampilan tari, dan diskusi.

Berlokasi di Lobby Gedung Rektorat, Pabuyuban Purnabakti Unpar menyelenggarakan kegiatan Temu Kangen PPU 2017, Sabtu 2 Desember 2017. Rangkaian acara kali ini meliputi pemeriksaan kesehatan (cek tensi dan gula darah) bekerja sama dengan RS Santo Borromeus, talkshow kesehatan “Bugar dan Bahagia Tanpa Alzheimer” yang disampaikan oleh dr. Nastiti, doorprize dan hiburan, serta ramah tamah.

Untuk berita dan informasi lainnya tentang Unpar web : www.unpar.ac.id instagram : unparofficial pm_unpar line : @pm_unpar MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 93 Historia

Seperempat Abad Lalu, 1993 f Unpar Dipimpin Rektor Berusia 38 Tahun Seperempat abad lalu, tahun 1993, almarhum Rama Agusnus Rachmat Widiyanto, OSC diangkat sebagai Pejabat Sementara Rektor Unpar. Beliau masih “memegang rekor” yang belum terpecahkan hingga kini sebagai pemimpin termuda Unpar, yaitu 38 tahun. Dosen Fakultas Filsafat Unpar itu memangku amanah sebagai Pejabat Sementara Rektor hingga 1994.

ada dasawarsa 1990-an Unpar menghadapi memanfaatkan berbagai peralatan teknis dan urutan perubahan zaman yang terasa berbeda dibandingkan metodologis tertentu, hingga hasilnya makin menjadi tepat Pdasawarsa 1980-an. Awal tahun 1993, keka dan terukur. Tujuan akhir dari observasi adalah meraih merayakan dies natalis ke-38, Unpar telah mempersiapkan kebenaran (verify), yakni pernyataan (proposisi) yang bisa dan sedang menankan izin pendirian Fakultas Teknologi dipertanggungjawabkan secara metodologis, dan dapat Industri (FTI) dan Fakultas Matemaka dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, yang kelak kemudian menjadi Fakultas dibukkan secara empiris. Teknologi Informasi dan Sains, FTIS). Di tengah situasi itu Rektor Dr. Pande Radja Silalahi mengundurkan diri pada 1 Maret 1993. Beberapa hari kemudian, tanggal 15 Maret 1993 Dewan Pengurus Yayasan mengangkat Rama Agusnus Rachmat Widiyanto, OSC, seorang alumnus Katholieke Universiteit Leuven (KUL), sebagai Pejabat Sementara Rektor. Rama Agus lahir di Bandung pada 8 Januari 1955, sembilan hari sebelum Akademi Perniagaan Parahyangan didirikan. Sama dengan usia Unpar, waktu itu beliau berusia 38 tahun keka diangkat sebagai Pejabat Sementara Rektor. Dalam menjalan tugas, tanggung jawab, dan wewenang, beliau dibantu oleh ga pembantu rektor, yaitu: Suhartono Susilo; Rama Frans Vermeulen, OSC; dan Toni Sundjaja. Unpar senanasa mempunyai komitmen untuk semakin meningkatkan mutu dan keunggulan ilmiahnya. Pembenahan dan pengembangan diri telah menjadi bagian dari irama organisasi Unpar. Akan tetapi, Rama Agus menyatakan keprihanannya, “ … bila kita mengama semakin ngginya tuntutan masyarakat dan langkah yang telah dicapai oleh pelbagai PTN/PTS lainnya, maka dengan rendah ha kita perlu mengakui bahwa dalam pelbagai segi Unpar itu agak kenggalan kereta”. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi di Unpar terjadi begitu cepat di tengah dinamika kebhinekaan Unpar yang seringkali menimbulkan perbedaan- perbedaan yang tajam. Oleh karena itu beliau mengajak (Unpar) warga Unpar merefleksikan kembali makna universitas. Komunikasi adalah pengamatan dan pemahaman atas Universitas: observasi, komunikasi, refleksi dimensi sosial dari realitas. Here people are dependent on the Rama Agus mengingatkan bahwa universitas itu berpasangan course with one another. They must make themselves dengan universum: suatu realitas mikro yang berusaha understandable to one another. One must know what the menggamit dan memantulkan kembali realitas makro. others wants. [W. Dilthey]. Kita dak hanya berpapasan Dengan kata lain, universitas adalah suatu pusat pengamatan atas segala dimensi realitas. Pengamatan itu dijabarkan lebih dengan realitas fisik yang bisu, terurai dan terukur, melainkan lanjut dalam ga kegiatan berikut: observasi, komunikasi, dan juga dengan suatu imperaf: suatu gugatan untuk refleksi. Keganya secara serentak disebut sebagai kegiatan mengindahkan hak dan martabat, kepenngan dan perasaan intelektual. – dari sesama kita manusia. Komunikasi adalah suatu ndakan guna memaparkan dan menafsirkan intensi Observasi adalah pengamatan atas dimensi fisik dari realitas. tersembunyi untuk mencegah konflik dan menggalang Tentu saja observasi ini bisa diperuncing dengan konsensus. Syarat dan tujuan dari ndakan komunikaf

94 | MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 adalah ketulusan dan kesungguhan ha (sincerity): tulus penyair yang sekaligus ilmuwan! dalam membuka diri, dan sungguh-sungguh pula dalam Ringkasnya, membina dan menghasilkan manusia IPTEKS, menanggapi sesama. Tanpa sinceritas tersebut, ndakan yaitu manusia yang bisa menguasai dan menghargai ilmu, komunikaf itu hanya akan bergaung dalam ruang kosong teknologi, dan seni, guna diabdikan pada proses pembebasan ketakpedulian atau terajut dalam the never ending stories dari untuk meraih masa depan yang lebih baik: kebohongan yang makin kompleks dan sadiss. • bebas dari rani material (kelangkaan), • bebas dari rani sosial (penindasan), Refleksi adalah suatu usaha untuk mengama dan • bebas dari rani spiritual (absurditas). memahami diri kita sendiri. Kerja dan upaya bisa kandas, relasi dan komunikasi bisa berkarat dalam dendam dan Dengan demikian, pesan Rama Agus, universitas bukanlah pengkhianatan. Ringkasnya, kita itu bisa mendadak sekadar pusat persemaian ilmu pengetahuan, melainkan juga berkonfrontasi dengan the tragic triad of human existence, pusat perjuangan guna merancang dan mewujudkan dunia namely, pain, death, and guilt [V. Frankl]. Dimensi tragis yang lebih baik. Sumbangan terbesar ilmu pengetahuan bagi kehidupan itu bermuara dalam absurditas, yakni suatu umat manusia adalah memperlihatkan pelangi harapan di perasaan hampa dan sia-sia; saat di mana kita menghabiskan atas ufuk sejarah penderitaan. energi dengan mengajukan pertanyaan tentang mengapa dan apa gunanya! Tujuan dari refleksi adalah mengatasi In memoriam absurditas guna mencari inspirasi: sepenggal gagasan yang Relaf singkat memangku amanah sebagai Pejabat bisa menyulut kembali semangat dan harapan yang telah Sementara Rektor (sampai dengan 1994), Rama Agus pudar dihantam badai kehidupan. dikenang komunitas Unpar sebagai pribadi yang sederhana Observasi, komunikasi, dan refleksi, adalah sekaligus jaminan dan unik. Mengendarai sepeda motor “bebek” merupakan dari integritas intelektual seorang sarjana (scholar) dan suatu kesenangan beliau. Sebagai Pemimpin Unpar pun beliau rangkaian kegiatan ilmiah yang produkf: melahirkan tetap mengendarai sepeda motor. Beliau mampu berbagai disiplin ilmu yang terus berkembang baik dengan mengharmonikan “orkestra” sivitas akademika Unpar yang pesat. Secara global, disiplin ilmu itu bisa dideretkan secara pada waktu itu sedang begitu “dinamis”. Tidak lama sesudah hierarkis sebagai berikut: matemaka, fisika, kimia, biologi, beliau mulai memangku amanah, pada bulan April 1993 antropologi (dalam arnya yang luas, sehingga mencakup: terbitlah izin pendirian FTI dan FMIPA; kemudian pada tahun psikologi, sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu polik, ilmu hukum, akademik 1993/1994 itu pula mulai dibukalah Prodi S1 Teknik dan lain-lainnya), teknik, seni dan sastra, serta teologi. Ada Industri, S1 Teknik Kimia, S1 Matemaka dan S1 Fisika. cabang ilmu di mana peran observasi itu sangat dominan – Tugas Rama Agus berakhir keka pada 3 September 1994 A.P. misalnya fisika dan kimia; dan ada juga yang memberi bobot Sugiarto, S.H. diangkat sebagai Rektor Masa Bak 1994-1998. yang utama bagi refleksi yang amat pribadi – misalnya sastra Kelak di kemudian hari Rama Agus memangku amanah dan filsafat. sebagai anggota Pembina Yayasan pada kurun waktu Keanekaragaman disiplin ilmiah itu membangkitkan 2004–2010. Kebiasaan beliau mengendarai sepeda motor pertanyaan mengenai korelasi (keterkaitan)-nya satu sama “bebek” masih berlangsung seper dahulu. Beliau lain. Kita sudah lazim mengenal integrasi horizontal berupa mengatakan bahwa menu favorit beliau adalah bubur ayam pendekatan interdisipliner. Namun, hal itu perlu dilengkapi dan bebek goreng. Beliau mempunyai hobi membaca cerita dengan suatu integrasi verkal, yakni pola berpikir yang silat Cina dan Jepang (Musashi) dan detekf barat. Beliau hierarkis-evoluf terhadap disiplin keilmuan. Maksudnya, sempat berangan-angan suatu saat sempat berlibur ke Cina agar kita itu sungguh memahami suatu disiplin ilmu tertentu, dan Kenya (Great Park). maka kita itu perlu juga mempelajari beberapa dasar dari ilmu Hampir setahun lalu, pada hari Minggu Palma, 9 April 2017, di lapisan bawah dan lapisan atas dari ilmu yang kita tekuni! Rama Agus wafat pada usia 62 tahun, sesudah beberapa lama Misalnya, seorang sarjana teknik perlu juga mempelajari mengalami sakit. Komunitas Unpar memberikan beberapa dasar dari antropologi dan juga dari seni sastra, penghormatan terakhir kepada beliau di pada hari Senin, 10 agar terhindar dari penjara sempit kotak spesialisasinya April 2017, di Kampus Ciumbuleuit. Rasa haru melipu sendiri. Pembebasan dari kepicikan ini janganlah diserahkan segenap yang hadir, yang mengenang hidup dan karya beliau. kepada kurikulum MKDU (humaniora – misalnya), melainkan Akhirnya, jenazah beliau dimakamkan di Biara Prasta. harus menjadi unsur yang built-in terpatri dalam wawasan minat dan pola pikir. Hatur nuhun, Rama Agus, atas kecintaanmu kepada Unpar. Berisrahatlah dalam damai. *** (PX) Dengan cara itu, kita bisa menghindari bahaya jatuh dalam mulversitas, yakni keanekaragaman dalam keterserakan, Sumber: Soediro, P. Krismastono (2015) Persembahan kepada Nusa Perwi: melainkan sungguh mengacu pada ideal universitas, yakni Enam Puluh Tahun Universitas Katolik Parahyangan 1955-2015. kesatuan dari pelbagai cabang ilmu pengetahuan (universitas Bandung: Unpar Press. scienarum). Secara puis, tujuan akhir dari universitas Soediro, P. Krismastono (2017) “Mengenang Rama Agusnus mungkin bisa dirumuskan sebagai: membina dan Rachmat Widiyanto, OSC, L.Ph.”. menghasilkan para ahli sains yang berjiwa penyair, dan

MAJALAH PARAHYANGAN | Vol. V No. 1 | 95 “Menghimpun dan menyalurkan bantuan dana pendidikan bagi anak bangsa”

Badan Penggalang Dana Lestari Jl. Ciumbuleuit 100 Bandung 40141 T : (022) 203.5137 | F : (022) 203.1021 E : [email protected]

Unpar Press Jl. Ciumbuleuit 100 P (022) 203.5137 E [email protected] Foto : Tiara Regina Phasa Lokasi : Rooftop Gedung PPAG Unpar