Kerajaan Dan Kesultanan Dunia Melayu: Kasus Sumatra Dan Semenanjung Malaysia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KERAJAAN DAN KESULTANAN DUNIA MELAYU: KASUS SUMATRA DAN SEMENANJUNG MALAYSIA Suwardi Mohammad Samin MSI Riau Abstract: Study canopy above is the result of the investigation and writing in 2012 and passed in 2013 that the results have been a dummy book "Overseas from Sumatra to Peninsular Malaysia". Naming kingdom lasted about a century to 7 M- 13M is the Hindu and Buddhist, such as the Royal Malay Jambi, Dharmasyraya, Sriwijaya, Minangkabau, in Riau as Kandis, Kritang, Ghasib, and so on. Since the entry and development of Islam in Sumatra and the peninsula called the empire, such as: the Sultanate of Pasai Ocean, Barus, Deli, shavings, Langkat, Siak Sri Indrapura, Indragiri, Rokan, and so on. Sementra it grows Peninsula Peninsula border with the kingdom of Siam, known as Ligor inscription mentions as Situmarat, Langkasuka, and after the Islamic sultanate of Malacca, Johor, Kedah, Perak, Pahang, Selangor, Negeri Sembilan, Terengganu, Kelantan, Perlis. Archaeological evidence and sources manuskrips and books become a source of study. From the study was appointed sub-headline: "Diaspora" secaratimbal-balikantara Sumatra and Peninsular Malaysia. Analysis and Interpretation was a common thread of this discussion and at the end of a few grains obtained conclusions and suggestions . Keywords: Kingdom, Sultanate Malay World, Case Sumatra and Peninsular Malaysia. Abstrak: Kajian tajuk di atas merupakan hasil penyelidikan dan penulisan tahun 2012 dan diteruskan pada tahun 2013 yang hasilnya sudah merupakan sebuah dummy buku“Perantauan dari Sumatra ke Semenanjung Malaysia”. Penamaan kerajaan berlangsung sekitar abad ke 7 M-13M yaitu masa Hindu dan Budha, seperti Kerajaan Melayu Jambi, Dharmasyraya, Sriwijaya, Minangkabau, di Riau seperti Kandis, Kritang, Ghasib, dan sebagainya. Sejak masuk dan berkembangnya Agama Islam di Sumatra dan Semenanjung dinamakan kesultanan, seperti : Kesultanan Samudra Pasai, Barus, Deli, Asahan, Langkat, Siak Sri Indrapura, Indragiri, Rokan, dan sebagainya. Sementra itu di Semenanjung tumbuh kerajaan perbatasan Semenanjung dengan Siam, dikenal Prasasti Ligor menyebutkan seperti Situmarat, Langkasuka, dan setelah Islam kesultanan Malaka, Johor, Kedah, Perak, Pahang, Selangor, Negeri Sembilan, Terengganu, Kelantan, Perlis. Bukti arkeologis dan sumber manuskrips dan buku-buku menjadi sumber kajian. Dari kajian diangkat sub tajuk: “Diaspora” secaratimbal-balikantara Sumatra dan Semenanjung Malaysia. Analisis dan Interpretasi itu merupakan benang merah dari bahasan ini dan pada bagian akhir diperoleh beberapa butir kesimpulan dan saran. Kata Kunci: Kerajaan, Kesultanan Dunia Melayu, Kasus Sumatra dan Semenanjung Malaysia. 62 Kerajaan dan Kesultanan Dunia Melayu, Suwardi Mohammad Samin. 63 PENDAHULUAN berdasarkan sumber-sumber Klarifikasi dari topik: kerajaan tertulis,lisan dan situs-situs dan benda ialah suatu sistem pemerintahan yang arkeologi.Sumber itu akan ditunjukkan dipimpin oleh Raja untuk kerajaan masa di bagian Daftar Pustaka. Hindu-Buddha dan kesultanan dipimpin Ruang lingkup kajian antara lain oleh sultan untuk sistem kesultanan meliputi: 1. Kerajaan masa Hindu- masa Islam. Buddha di Sumatra dan Malaysia; 2. Dunia Melayu (Kamus Besar Kesultanan masa Islam di Sumatra dan Bahasa Indonesia versi Baru/KBI) ialah Malaysia; 3. Akulturasi dan Kawasan kepemimpinan diwilayah Sinkretisisme kebudayaan di kedua masyarakat yang menjadi pendukung kawasan ;4. Perbandingan sistem Kebudayaan Melayu juga dikenal pemerintahan kerajaan dan kesultanan di sebagai Tanah Melayu. Tanah Melayu Sumatra dan Malaysia 5. Kesimpulan sebagaimana dikemukakan oleh dan saran, selanjutnya baca pada Dr.Helen Ting, digugat oleh Dr.Faris catatan. A.Noor dalam Republika Artikel Teguh Setiawan, Jakarta 2 November 2011, PEMBAHASAN maksudnya bahwa istilah ini digunakan Kerajaan –Kerajaan masa Hindu- oleh Hang Tuah, seperti menyebut dan Buddha di Sumatra dan Malaysia Tanah Terengganu,Tanah Brunei,Tanah A. Kerajan Hindu-Buddha di Malaka dan Indrapura sebagai Tanah Sumatra Melayu, pedagang Melaka menyebut 1) Kerajaan Melayu Jambi. Deli sebagai Tanah Melayu, dan Sebagai kajian awal dirujuk berita William Marsden,1966 dan 2008:39 dan China (Suwardi, 2014: 45-47): kerajaan 303) menyebut penduduk Sumatra Jambi dikenal Mo-lo-you, berdiri sejak sebagai orang Melayu, kemudian tahun 644/645 M, (lihat lebih rinci catatan 1160 pindah ke Ujung Tenggara dibawah) Kerajaan ini berlangsun Semenanjung namanya Ujung Tanah sampai 771 M, dan sesudah itu dibawah terus ke pesisir, mereka disitu dikenal kekuasaan Sriwijaya. Lembaga Adat dengan Tanah Melayu (lihat Suwardi, Jambi menyatakan pula kerajaan itu 2014:11-13). sebagai kerajaan Melayu sejak abad ke 4 Kasus Sumatra maksudnya bahwa dan 5 Mi. Dahlan Manoer menyatakan kajian dibatasi kepada kerajaan dan bahwa kerajaan Jambi selepas serangan kesultanan di pulau Sumatra dan di Chola menggantikan peranan Sriwijaya Semenanjung Malaysia karena Dunia (Palembang) sebagai pusat kegiatan Melayu dalam arti luas meliputi politik, agama, dan kebudayaan Buddha Nusantara yang tersebar dari Samudra di Sumatraii. Pasifik di timur dan Samudara Atlantik 2) Kerajaan Dharmasyraya di barat, sedangkan dari utara tersebar Pelanjut dari Kerajaan Jambi dari Formosa (Taiwan) ke selatan di adalah Dharmasyraya yaitu lokasinya Selandia Baru (New Zealand). sekitar 300 km ditepi Batang Hari Pendekatan dan metodologi kajian kearah hulu,selanjutnya Uli Kozok dan menggunakan kajian Ilmu sosial dan rakan-rakan, 2006, dan Schnitger, humaniora dengan metode sejarah (1937:6), dalam Uli Kozok (2006:24) 64 JURNAL CRIKSETRA, VOLUME 4, NOMOR 7, FEBRUARI 2015. menjelaskan: sebuah kompleks ritual Berdasarkan prasasti yang politik dengan jumlah penduduk yang ditemukan di sungai Langsat (Sumatra lumaian besar. Survei arkeologi di Barat) dikenal dengan prasasti pada Muara Jambi tiba pada kesimpulan tapak Arca Adityawarman sebagai bahawa dilihat dari segi luasnya, pendiri kerajaan Minangkabau berdarah keindahan, dan jumlah bangunan, Muara Melayu sebagai hasil pernikahan Darah Jambi tidak kalah dengan situs lain di Petak/Jingga dengan bangsawan Sumatra. Bangunannya lebih besar dari Singosari sebagai putri Melayu yang Palembang. Mc Kinon menambahkan, dibawa ke Jawa oleh ekspedisi situs Muara Jambi, untuk jelasnya baca Pamalayu sekitar tahun 1275. Kerajaan catatan kakiiii yang secara radio karbon Minangkabau berdiri sekitar 1347 M antara 1304 dan 1436, ditulis sebelum berpusat di Pagaruyung—Batusangkar – 1397 atau ditegaskan sebelum 1377, Sumatra Barat. Masyarakat Miangkabau selama masa kerajaan Adityawarman. menganut adat Perpatih.Adat ini Gelar Maharaja Dharmasyraya bermula dikembangkan oleh Datuk menunjukkan bawahan Maharajadiraja Perpatih Nan Sebatang yang menganut Adityawarman yang hendak garis keturunan dari pihak mengukuhkan hubungan (termasuk ibu/matrilineal. Minagkabau hubungan perdagangan pula ) antara berkembang bahkan sampai ke Negeri Melayu dan Kerinci. (sebuah Mandala sembilan di Tanah Semenanjung Melayu), lihat Uli Kozok, 2006:34. Malaysia. Negri Sembilan rajanya Sistem pemerintahan Melayu keturunan Raja Minangkabau. Raja Jambi menggunakan gelar Raja”yang Budha (Tantrik) ini, Adityawarman tua” yang lazim disebut setelah Islam (1356-1375), banyak meninggalkan Sultan,dan “ raja yang muda” atau patung dan prasasti yang melukiskan dia Pangeran Ratu Raja Muda (putra sebagai peguasa sebagian besar mahkota)1, Naskah Kitab Tanjung Sumatera Tengah. Pada abad 14 M Tanah2 menjelaskan lebih jauh ialah Surawaso dibawah Adityawarman yang secara radio karbon antara 1304 disebut juga Pemerintah “Bumi Emas”. dan 1436, ditulis sebelum 1397 atau 4) Kerajaan/Kedatuan Sriwijaya ditegaskan sebelum 1377, selama masa Kerajaan Sriwijaya lebih dikenal kerajaan Adityawarman. Gelar Maharaja pemerintahannya bernama Kedatuan Dharmasyraya menunjukkan bawahan yang dapat disamakan juga dengan Maharajadiraja Adityawarman yang kerajaan secara umum tetapi sementara hendak mengukuhkan hubungan ahli menyebutnya pemerintahannya (termasuk hubungan perdagangan pula ) dipimpin Datu, maka kerajaan disebut antara Melayu dan Kerinci. (sebuah Kedatuan. Mandala Melayu),. Penemuan prasasti, arca batu dari 3) Kerajaan Minangkabau logam, bata ukuran besar menurut beberapa pakar pusat Kedatuan Sriwijaya di Palembang. Pakar-pakar 1 lihat makalah Prof.Dr.Dien yang mengatakan itu a.l : Samuel Madjid,MA,pada workshop, Beal,Coedes,Yamin,Sartono,Wolters Pekanbaru,19-22 Mei 2014,. dan Slamet Mulyono tentang tinggalan 2 lihat Uli Kozok,2006:34; Kerajaan dan Kesultanan Dunia Melayu, Suwardi Mohammad Samin. 65 Sriwijaya di Palembang ( Bambang Minangkabau daerah berpenduduk padat Budi Utomo, 2012:74 ). Salah satu dan penghasil beras dan emas di prasasti Sriwijaya di Kedukan Bukit pegunungan bagian tengah. Setelah merupakan prasasti tertua yaitu bertahun Jawa menaklukan pelabuhan-pelabuhan 682 (prasasti Sriwijaya 1 sekarang di utama di pantai timur pada abad ke 13 Museum Nasional Jakarta.nomor M, Pangeran yang mengaku keturunan D.146.Prasasti ini diinterpretasikan Mojopahit dan Sriwijaya mendirikan kembali oleh de Casparis dan Buchori). kerajaannnya sendiri dekat hulu sungai Kerajaan yang besar Indragiri dan sungai Batang Hari dan kekuasaannya yaitu kerajaan Sriwijaya menguasai emas Minangkabau. Sejarah yang pusatnya di Palembang. Prasasti- dinasti Ming menjelaskan bahwa San- prasasti memberi petunjuk Sriwijaya bo-tsai (San-fu-chi) tahun 1376 paling awal pengguna bahasa Melayu ditaklukkan oleh Jawa (Mojopahit). pada priode 683-686 Masehi. Ibu Negarakertgama menyebutkan hampir kotanya merupakan pusat agama