PEMAKNAAN CNN INDONESIA.COM MENGENAI GAMBAR KARTUN NABI MUHAMMAD DI SAMPUL MAJALAH CHARLIE HEBDO EDISI 1178
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh: Istiqomah 11140510000074
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M
ABSTRAK 11140510000074. Istiqomah. Pemaknaan CNN Indonesia.com Mengenai Gambar Kartun Nabi Muhammad di Sampul Majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Charlie Hebdo terkenal sebagai majalah yang sering mengeluarkan sindiran. Hal ini menimbulkan konflik antar umat beragama di dunia. Majalah Satire berada di Perancis yang bersistem pers bebas (libertarian Press). Penggambaran Nabi Muhammad oleh majalah tersebut menghina sosok suci dalam Islam. CNN Indonesia.com tidak menampilkan gambar penghinaan karikatur Nabi Muhamnmad itu sebagai penghormatan bagi umat Islam. Pertanyaan mayor skripsi ini adalah bagaimana pemaknaan CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178?, pertanyaan minornya adalah perspektif komunikasi antarbudaya apa yang digunakan CNN Indonesia.com tentang kartun tersebut? Kedua, apa bentuk strukturalisme dalam pemaknaan media ini mengenai kartun tersebut? Ketiga seperti apa makna denotasi dan konotasi media ini tentang kartun tersebut? Pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 tampak hati-hati untuk menghormati perasaan umat muslim. Akan tetapi, media ini luput dari penjelasan alasan mengapa majalah satir tersebut mencela Nabi Muhammad. Pemaknaan tergambar dari cara penulisan dan pandangan jurnalis media online tersebut. Berita berupa berita di media itu dianalisis dengan konsep strukturalisme dan denotasi konotasi. Media ini menjaga perasaan muslim dalam memaknai gambar tersebut. Penelitian ini menggunakan teori pemaknaan Branston dan Stafford bahwa media modern adalah penghubung makna antara fenomena di dunia dan masyarakat. Media menyajikan gambaran sebuah fenomena dan memaknainya sendiri. Teori ini terdiri dari empat cara mengkaji media, melalui semiotik, strukturalisme, konotasi dan denotasi, serta melalui kode-kode. Empat cara tersebut saling berkaitan. Skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode penelitian strukturalisme, makna denotasi dan konotasi. Dilakukan observasi teks, wawancara mendalam dengan wartawan CNN Indonesia.com, dokumentasi melalui pendekatan komunikasi antarbudaya dalam pemaknaan. Temuan dari penelitian ini melalui observasi teks dan wawancara penulis menemukan bahwa CNN Indonesia.com memaknai gambar Nabi Muhammad merujuk pada latar belakang struktur sosial dan psikologi lapisan masyarakat Indonesia dengan memegang teguh sistem pers tanggung jawab sosial atau Social Responsibility bahwa media tidak boleh menyinggung atau menghina ajaran agama manapun. Ditemukan juga dari hasil wawancara bahwa wartawan CNN Indonesia.com berpegang pada hadits yang melarang olokan pada Nabi Muhammad dalam Islam. Gambar dalam berita tersebut tidak memiliki makna khusus. Karena gambar dan berita diambil dari Reuters dan CNN Internasional terlihat dari makna denotasi. Kata Kunci: Media CNN Indonesia.com, Satire, Pemaknaan, Majalah, Gambar Nabi Muhammad.
i
ABSTRACT 11140510000074. Istiqomah. The Meaning of CNN Indonesia.com about the Cartoon Picture of Prophet Muhammad in the Charlie Hebdo Magazine Edition of the 1178 edition. Charlie Hebdo was famous as satire magazine. This thing has led to conflict among religious communities in the world. Satire magazine was located in France has free press system. The depiction of Prophet Muhammad by that magazine insulted the holy figure in Islam. Meanwhile CNN Indonesia.com did not display the image. Major question of this thesis is how was the meanings created by CNNIndonesia.com about the cartoon images of the Prophet Muhammad on the cover of Charlie Hebdo magazine edition 1178? Then, the first minor question is what are intercultural communication‟s perspective that used by online media above about that cartoon? Secondly, what sort of form and meanings of structuralism in the media's interpretation of the cartoons? Third, what are meanings from denotation and connotation that found? CNN Indonesia.com's interpretation about the image of the Prophet Muhammad on the cover of Charlie Hebdo magazine edition 1178 seemed to be cautious to respect Muslim, but this media did not give the explanation why Charlie Hebdo denounces the Prophet Muhammad. The meaning is illustrated by the way of writing and the view of that online media‟s journalist. Writing in the form of news in the media was analyzed with the concept of structuralism and denotation connotation. This media keeps the Muslim feeling in interpreting the image. This research used the theories of meaning Branston and Stafford that modern media is the link of meaning between phenomena in the world and society. The media presents a picture of a phenomenon and its own interpretation. This theory consists of four ways of studying media, through semiotics, structuralism, connotation and denotation, as well as through codes. These four ways are interrelated. This thesis used a qualitative research approach with structuralism research methods, and denotation connotation meaning. Through textual observations, indepth interviews with journalist of CNN Indonesia.com and also documentation through meanings from intercultural communication approach. The results of this study through textual observations and interviews the authors found that CNN Indonesia.com interpreted the image of Prophet Muhammad refers to the background of social structure and psychology of the layers of Indonesian society by upholding the press system of social responsibility or Social Responsibility that the media should not offend or insult the teachings any religion. It was also found from interviews that CNN Indonesia.com journalist refered to a hadith that prohibits the jokes of the Prophet Muhammad in Islam. Images in the news have no special meaning. Because images and news taken from Reuters and CNN International are visible from the meaning of denotation. Key Words: Media CNN Indonesia.com, Picture, Meaning, Magazine, Prophet Muhammad.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabil‟alamin, segala puji bagi Allah atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tanpa henti memberkahi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad
Shallallahu alaihi Wassalam yang juga telah memperkenalkan ilmu pengetahuan kepada manusia di muka bumi ini. Rampungnya skripsi yang berjudul
“Pemaknaan CNN Indonesia.com Mengenai Gambar Kartun Nabi Muhammad di
Sampul Majalah Charlie Hebdo Edisi 1178” ini adalah suatu anugerah dan kebanggaan bagi penulis. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai pada waktunya jika tidak adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta jajaran Wakil
Dekan.
2. Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Drs. Masran, M. Ag dan juga
Sekretaris Jurusan, Fita Fathurokhmah, M. Si.
3. Dr. Suhaemi, M. Si. Sebagai dosen Penasehat Akademik KPI B angkatan
2014, yang telah memberikan bantuan dan arahan dalam penyusunan
proposal skripsi.
iii
4. Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, Ph. D, MA., sebagai pembimbing skripsi.
Ungkapan rasa terima kasih rasanya masih kurang dibandingkan inspirasi,
arahan, ilmu serta doa dan dukungan yang sudah beliau berikan kepada
penulis.
5. Seluruh dosen Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu,
terima kasih atas ilmu dan pelajaran yang didapat di dalam maupun di luar
perkuliahan.
6. Pimpinan, Staf Perpustakaan utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
sudah melayani kebutuhan peminjaman literatur kepada penulis.
7. Pimpinan beserta staf UIN syarif Hidayatullah Jakarta, terutama seluruh
staf tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mengarahkan segala regulasi administrasi kepada penulis.
8. Media CNN Indonesia.com, baik pimpinan maupun stafnya, yang telah
membantu dan mengizinkan penulis mendapatkan data penelitian.
9. Ike Agestu selaku editor CNN Indonesia.com. Amanda Puspitasari dan
Denny Armandhanu selaku mantan penulis di CNN Indonesia.com yang
sudah bersedia menjadi narasumber dan membantu penelitian.
10. Ketiga orang tua saya, papah, mamah dan bunda juga untuk adik saya
satu-satunya yang telah mendukung dan mendorong penulis untuk segera
merampungkan skripsi ini.
11. Mas Abdul dan juga teman-teman dekat saya di KPI, Firly, Aya dan
Mufid, terima kasih sekali sudah menghibur, memberi saran, menjadi
iv
tempat curhatan selama penulisan skripsi ini. Tanpa kalian skripsi ini
hanya akan jadi beban.
12. Teman-teman KPI B 2014 yang sama-sama berjuang dan mengingatkan
agar skripsi masing-masing segera rampung. Semoga Allah mempermudah
penyusunan skripsi kita.
Untuk pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, terima kasih atas
bantuannya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya adik-adik kelas yang nanti akan mengambil tema penelitian
serupa. Semoga menjadi inspirasi yang baik. Khoirunnaasi Ahsanuhum
Khulqan wa Anfauhum Linnas. Akhir kata penulis ucapkan
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 24 Mei 2018
Istiqomah
v
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ...... i
ABSTRACT ...... ii
KATA PENGANTAR ...... iii
DAFTAR ISI ...... vi
DAFTAR TABEL ...... ix
DAFTAR GAMBAR ...... x
BAB I PENDAHULUAN ...... 1
A. Latar Belakang Masalah ...... 1
B. Identifikasi Masalah...... 7
C. Batasan Masalah ...... 8
D. Rumusan Masalah ...... 8
E. Tujuan, Pernyataan dan Manfaat Penelitian ...... 9
F. Tinjauan Pustaka ...... 10
G. Kerangka Teori ...... 14
H. Metodologi Penelitian ...... 15
I. Sistematika Penulisan ...... 19
BAB II LANDASAN TEORITIS ...... 21
vi
A. Komunikasi Antarbudaya ...... 21
1. Definisi Komunikasi Antarbudaya ...... 21
2. Perspektif dalam Komunikasi Antarbudaya ...... 24
B. Teori Pemaknaan ...... 37
1. Strukturalisme ...... 38
2. Konotasi dan Denotasi ...... 42
BAB III GAMBARAN UMUM...... 48
A. Sampul Majalah Charlie Hebdo Edisi 1178 (Jé suis Charlie) ...... 48
B. CNN Indonesia.com ...... 50
1. Profil Singkat ...... 50
2. Visi & Misi CNN Indonesia.com ...... 51
3. Kebijakan Operasional ...... 52
4. Motto CNN Indonesia.com ...... 53
5. Susunan Redaksi CNN Indonesia.com ...... 53
BAB IV ANALISIS ...... 54
A. Pemaknaan ...... 54
1. Strukturalisme ...... 60
2. Konotasi dan Denotasi ...... 67
B. Perspektif Komunikasi Antarbudaya dalam Pemaknaan CNN Indonesia.com
tentang Gambar Nabi Muhammad di Sampul Majalah Charlie Hebdo...... 69
vii
1. Cakupan Komunikasi Antarbudaya ...... 69
2. Perspektif dalam Komunikasi Antarbudaya ...... 75
BAB V PENUTUP ...... 84
A. Kesimpulan ...... 84
B. Saran ...... 86
DAFTAR PUSTAKA ...... 87
LAMPIRAN ...... 95
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Penjelasan Perspektif 20 ...... 25
Tabel 2:2: Contoh Penanda dan Petanda ...... 386
Tabel 4.1: Analisis Berita Satu...... 51
Tabel 4.2: Analisis Berita Dua ...... 52
Tabel 4.3: Analisis Berita Tiga ...... 54
Tabel 4.4: Analisis Berita Empat ...... 55
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir ...... 14 Gambar 3.1: Sampul Majalah Charlie Hebdo Edisi 1178 ...... 505 Gambar 3.2: Tampilan Laman CNNIndonesia.com ...... 505 Gambar 3.3: Susunan Redaksi CNNIndonesia.com ...... 538 Gambar 4.1: Berita Pertama ...... 50 Gambar 4.2: Berita Kedua...... 51 Gambar 4.3: Berita Ketiga ...... 53 Gambar 4.4: Berita Keempat...... 54
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Majalah Satire Charlie Hebdo adalah salah satu majalah kontroversial
di Perancis yang diluncurkan pertama kali di tahun 1970.1 Majalah ini
menekankan pada gambar karikatur untuk sampul majalahnya. Hanya saja,
karikatur yang dibuat majalah ini selalu menggunakan simbol atau tokoh
agama-agama. Sebagai majalah dengan ideologi sayap kiri, yaitu kaum sosialis,
Charlie Hebdo sering mengeluarkan sindiran yang mengandung SARA dalam
muatan berbagai artikel maupun sampul majalahnya.2 Di satu sisi, hal ini tentu
dapat menimbulkan konflik antar umat beragama di dunia. Di sisi lain, Charlie
Hebdo yang berdiri di Perancis menggunakan sistem pers libertarian yang
membebaskan jurnalisnya untuk mengemukakan pendapat masing-masing.
Salah satu kasus yang timbul dari sampul majalah Charlie Hebdo
adalah gambar kartun Nabi Muhammad yang terbit tanggal 14 Januari 2015
untuk edisi ke 1178. Sampul majalah tersebut bergambar karikatur lelaki
berwajah Arab mengenakan jubah yang merujuk pada Nabi Muhammad yang
memegang papan sambil menangis bertuliskan Je suis Charlie artinya “Saya
Charlie.” Selain itu, di atas gambar Nabi terdapat berita Tout est Pardonné
artinya “Kalian semua dimaafkan.” Dua berita dalam bahasa Prancis tersebut
mewakili ungkapan jurnalis atas kematian rekan-rekannya yang terbunuh
seminggu sebelumnya dalam teror di kantor redaksi mereka. Teror yang terjadi
1 History Charlie Hebdo diakses 29 Maret 2018 dari https://charliehebdo.fr/en/history/. 2 Fidel Ali Permana “Mengenal Majalah Kontroversial Charlie Hebdo” diakses 29 Maret 2018 dari https://internasional.kompas.com/read/2015/01/08/07323281/Mengenal.Majalah.Kontroversial.Ch arlie.Hebdo.
1
2
di kantor Charlie Hebdo juga menewaskan Stéphane Charbonaire, editorial
pada majalah Charlie Hebdo edisi sebelumnya No 1011 tahun 2011 yang juga
memuat karikatur Nabi Muhammad.
Penggambaran Nabi Muhammad yang dilakukan majalah Charlie
Hebdo menyinggung umat Islam sebab termasuk penistaan terhadap sosok
yang suci dan harus dijaga kesuciannya. Penggambaran tersebut juga hanya
berdasarkan dugaan akan wajah dan postur Rasulullah SAW saja, sebab tidak
seorang pun saat ini yang pernah melihat Nabi Muhammad secara langsung.
Oleh karena itu dikhawatirkan gambar yang dibuat melecehkan dan membuat
buruk sosok Rasul yang jadi imam umat muslim. Rasulullah SAW juga pernah
bersabda
من لرب علي متعممدا فليتبىأ مقعده من الناز )زواه البخازي و مظلم( .
“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia
menyiapkan tempatnya dari neraka” (HR. Bukhari dan Muslim). 3
Ejekan yang juga ditunjukkan melalui gambar di sampul tersebut
merupakan penghinaan bagi Nabi Muhammad SAW. Allah SWT
mengharamkan ejekan dan hinaan atas Nabi Muhammad dalam Alquran:4
ان الرًن ًؤذون هللا وزطىله لعنهم هللا في الدهيا و خسة و اعدلهم عرابا
مهينا ) لااحصاب: ٥٧(
3 Takhrij Hadits Kitab Shahih Bukhari karya Muhammad ibnu Ismail Al-Bukhari, No. 1291. 4 Muhammad Nurhidayat, Nabi Kita Dihana, Saudara! (Jakarta: Mihrab, 2010), h.. 48.
3
Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-
Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab
yang menghinakan bagi mereka (Surat Al-Ahzab: 57).
Edisi Charlie Hebdo No 1178 tersebut laris terjual di sejumlah negara.
Jika biasanya hanya dicetak sebanyak 60 ribu eksemplar, sepekan setelah teror
tersebut dicetak sebanyak 3 juta eksemplar dan diterjemahkan ke dalam 16
bahasa.5 Zineb El Rhazoui, seorang kolumnis yang selamat dari serangan
mengatakan bahwa sampulnya adalah sebuah panggilan untuk memaafkan
teroris yang membunuh rekan-rekannya minggu lalu. Ia mengatakan bahwa dia
tidak merasa benci terhadap Chérif dan Saïd Kouachi (pelaku teror di kantor
majalah Charlie Hebdo) dan mengatakan bahwa gambar tersebut bagian dari
humor yang harus diterima umat Islam.6
Respons dunia tentu beragam atas terbitnya majalah edisi 1178 ini.
Sebagian pihak menyetujuinya, sementara sebagian lainnya tidak
menerimanya. Beberapa surat kabar di Eropa seperti Libération, Le Monde,
Frankfruter Allgemeine, The Guardian, BBC ikut menampilkan gambar buatan
majalah Charlie Hebdo di pemberitaan mereka. Beberapa media massa di
Amerika seperti Washington Post, USA Today, LA Times, Wall Street Journey,
The Daily Beast dan CBS News juga menampilkan kembali gambar kartun
tersebut di ulasan pemberitaannya. Akan tetapi, ada pula media massa yang
tidak menampilkan gambar tersebut di pemberitaan mereka mengenai Charlie
5 Amanda Puspitasari “Pendiri Charlie Hebdo Salahkan Pemred Atas Kartun Nabi” diakses 13 Februari 2018 dari https://www.CNNIndonesia.com/internasional/20150116122634- 134-25127/pendiri-charlie-hebdo-salahkan-pemred-atas-kartun-nabi. 6 Matthew Weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: first sampul since terror attack depicts prophet Muhammad” diakses 12 Maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-sampul-magazine-prophet- muhammad.
4
Hebdo kala itu. New York Times, CNN, Fox News dan ABC adalah media-
media massa besar yang tidak ikut menampilkan gambar sarat SARA tersebut.
Alasan media massa di Eropa tersebut menampilkannya kembali tentu untuk
keperluan publikasi dan kebijakan redaksi. Namun New York Times menilai ini
sebagai penghormatan bagi Islam sehingga memilih tidak menampilkan
gambar itu kembali.7
Sebagai media massa yang lahir dalam negara berideologi pers
libertarian, Charlie Hebdo menilai tindakan menggambar kartun Nabi
Muhammad sebagai kebebasan berekspresi. Mereka beralasan tidak hanya
Nabi umat Islam yang dijadikan lelucon, beberapa tokoh dalam agama lain
juga kerap dijadikan lelucon di sampul majalah mereka. Beberapa di antaranya
yaitu sindiran atas tuduhan Uskup yang „cabul‟ dengan menggambar seorang
Paus membisikkan Uskup untuk membuat film seperti Sutradara pedofile asal
Amerika, Roman Polanski. Selain itu Charlie Hebdo juga membuat sindiran
terhadap acara reality show di televisi yang dinilai tidak masuk akal dengan
menggambar Yesus di tiang salib pada tahun 2006.8
Reaksi jurnalis yang selamat dari teror bom di kantor Charlie Hebdo
akibat publikasi gambar Nabi Muhammad, Zineb El Rhazoui mengatakan9
“Our friends died because of small drawings, because of a joke, but what
happens to us was not a joke. Muslims must understand that we in Charlie
7 Matthew Weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: first sampul since terror attack depicts prophet Muhammad” diakses 12 Maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-sampul-magazine-prophet- muhammad. 8 Kiri Picone, “10 Controversial Charlie Hebdo Covers Translated” diakses 02 April 2018 dari http://allthatsinteresting.com/controversial-charlie-hebdo-covers. 9 Matthew Weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: first sampul since terror attack depicts prophet Muhammad” diakses 12 Maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-sampul-magazine-prophet- muhammad.
5
Hebdo just consider Islam as a normal religion just like any other religion
in France. Islam must accept to be treated like all the other religions in
this country. And they must accept humour also.”
Meskipun Charlie Hebdo sudah terkenal sebagai majalah yang kerap
menggunakan tokoh agama-agama sebagai leluconnya, tampaknya pro dan
kontra tetap mengiringi respons-respons masyarakat dunia.10
Media massa CNN Indonesia yang merupakan kerjasama antara Trans
Media dan CNN Internasional. Walaupun pertama kali menyiarkan
tayangannya pada 17 Agustus 2015, media ini sudah mulai menayangkan
berita di tahun 2014 akhir. CNN Indonesia merupakan organisasi independen
dari CNN Internasional. Tujuan berdirinya CNN Indonesia adalah dapat
memahami pemberitaan di dunia lebih baik dengan sajian berita yang
berkualitas, berintegritas dan transparan.11 Oleh karena itu, isu global yang
menyangkut budaya dan agama di dunia ini menarik untuk diteliti sudut
pandang pemaknaan beritanya. Hal tersebut juga menarik untuk dikaji apakah
media massa tersebut akan memberitakan kasus di atas dalam pemahaman
redaksi sendiri.
Media massa yang berada dalam ranah komunikasi akan dipandang
secara subjektif isi dari media massa yang diberitakan. Di satu sisi media
massa harus memberitakan hal-hal yang sesuai dengan realitas. Namun di sisi
10 Fidel Ali, “Mengenal Majalah Kontroversial Charlie Hebdo” diakses 12 Maret 2018 dari https://internasional.kompas.com/read/2015/01/08/07323281/Mengenal.Majalah.Kontroversial.Ch arlie.Hebdo . 11 Siska Amelia, “Chairul Tanjung Kibarkan CNN Indonesia” dipetik pada 14 Maret 2018 dari http://bisnis.liputan6.com/read/2017025/chairul-tanjung-kibarkan-cnn-indonesia.
6
lain media massa mempunyai cara tersendiri untuk tetap memasukkan opini,
pandangan bahkan unsur ideologi yang dimiliki ke dalam produk mereka.
John Fiske memaparkan dua mazhab dalam ilmu komunikasi. Mazhab
pertama yaitu yang melihat komunikasi sebatas pengiriman pesan dari
komunikator ke komunikan. Mazhab kedua melihat komunikasi sebagai
kegiatan memproduksi dan mengirimkan makna. Kajian teks dan budaya
termasuk kajian atau sebagian dari kategori produksi makna.12 Analisis teks-
teks media massa sebagai bahan kajian pesan melalui analisis komunikasi
antarbudaya berguna untuk mengetahui seberapa jauh pandangan suatu
masyarakat atau komunitas tertentu dalam memandang suatu masyarakat atau
kelompok lain.13 Mengingat media massa berada dalam ranah komunikasi,
tentu pemberitaannya dapat dikaji melalui pandangan komunikasi
antarbudaya. Era “Media Saturated World” menunjukkan bahwa saat ini
media massa mampu membentuk cara pandang, perilaku dan pemahaman
manusia terhadap realitas hidup. Artinya, media massa juga mampu
membentuk budaya manusia.14
Oleh karena pengertian komunikasi antarbudaya dipahami sebagai
komunikasi yang terjadi antara pihak-pihak yang berbeda latar budaya, maka
penulis melihat hal ini penting untuk dikaji lebih dalam, terutama dilihat dari
perspektif komunikasi antarbudaya yang terkait dengan pemaknaan
CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad di sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Berdasarkan permasalahan dan pemaparan
12 John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 3. 13 Andrik Purwasito, Komunikasi Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h. 329. 14 Rachmah Ida, Metode Penelitian: Studi media dan Kajian Budaya (Jakarta: Kencana Media Grup, 2014), h. 3.
7
konsep-konsep komunikasi di atas, peneliti melihat adanya sinergi antara
proses komunikasi dalam lingkup produksi teks di media massa dengan cara
pemaknaan instansi terkait mengenai teks yang mereka buat.
Melalui penelitian ini, peneliti akan mengaji pemaknaan teks
pemberitaan gambar Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo oleh
media massa CNNIndonesia.com dari segi komunikasi antarbudaya dalam
penelitian berjudul “Pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo Edisi 1178.”
B. Identifikasi Masalah
Penulis menemukan beberapa permasalahan dalam judul yang diangkat.
Pemberitaan CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad
di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 layak diteliti karena:
a. Pemberitaan media merupakan hasil konstruksi media sendiri oleh
karena itu pesan yang ditulis menjadi hasil pemikiran dan persepsi
media.
b. Kasus gambar kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie
Hebdo edisi 1178 bukanlah gambar kartun Nabi pertama yang mereka
terbitkan. Sudah tiga kali majalah Charlie Hebdo menerbitkannya, di
edisi 1011 tanggal 2 November 2011, 1100 tanggal , 1087. Bahkan
berkali-kali pula media tersebut mendapat serangan.
c. Kasus ini merupakan isu komunikasi antarbudaya yang dibuat oleh
Charlie Hebdo melalui gambar tersebut, kemudian dimaknai oleh CNN
Indonesia.com.
8
C. Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan dalam latar belakang,
maka peneliti memfokuskan masalah hanya mengenai pemaknaan
CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad pada sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178 tanggal 14 Januari 2015. Peneliti memilih
edisi tersebut karena terbit di tahun 2015, di mana CNN Indonesia.com baru
saja beroperasi.
D. Rumusan Masalah
Permasalah dan latar belakang masalah di atas memunculkan satu
pertanyaan mayor, yaitu:
Bagaimana pemaknaan CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun
Nabi Muhammad pada sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178?
Kemudian dari pertanyaan mayor tersebut muncul tiga pertanyaan
minor, di antaranya:
1. Perspektif komunikasi antarbudaya apa yang digunakan CNN
Indonesia.com dalam pemaknaan gambar Nabi Muhammad di sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178?
2. Seperti apa bentuk strukturalisme dalam pemaknaan
CNNIndonesia.com mengenai gambar Nabi Muhammad di sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178?
3. Seperti apa makna denotasi dan konotasi dalam pemaknaan
CNNIndonesia.com mengenai gambar Nabi Muhammad di sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178?
9
E. Tujuan, Pernyataan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian:
Penulis coba menganalisis pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai
gambar Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178,
untuk mengetahui bentuk strukturalisme, makna denotasi dan konotasi,
dan juga perspektif komunikasi antarbudaya di dalamnya.
2. Pernyataan Penelitian
Pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar Nabi Muhammad di
sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 terlihat hati-hati karena
gambar ini menimbulkan kontroversi bagi semua pihak, namun media ini
luput dari penjelasan berupa alasan Charlie Hebdo mencela Nabi
Muhammad. Pemaknaan tergambar dari cara penulisan dan pandangan
jurnalis CNN Indonesia.com mengenai gambar tersebut. Berita berupa
berita di media itu kemudian dianalisis dengan konsep strukturalisme dan
denotasi konotasi dalam teori pemaknaan Branston dan Stafford. Media
ini menjaga perasaan muslim dalam memaknai gambar tersebut.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat menjadi acuan atau referensi bagi peneliti
selanjutnya dalam ranah kajian komunikasi antarbudaya. Selain itu,
penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pengembangan ilmiah mengenai metode analisis
pemaknaan dalam ranah penelitian komunikasi antarbudaya.
Penelitian ini juga dapat menjadi kontribusi bagi permasalahan isu
10
global antaragama dan budaya yang sejenis dengan kasus sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178 yang menampilkan sosok Nabi
Muhammad.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan data bagi
media online bersangkutan yaitu CNNIndonesia.com untuk
menunjang pengembangan pemberitaan berkonten Islam. Selain
itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi pembaca laporan penelitian
sebagai penambah wawasan mengenai pemaknaan teks media
dalam ranah komunikasi antarbudaya.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini mengambil referensi dan menjadikan skripsi, jurnal
dan penelitian terdahulu sebagai rujukan tentang komunikasi antarbudaya,
pemaknaan oleh media dan pemberitaan Charlie Hebdo. Penulisan teori dan
konsep dalam penelitian ini menggunakan berbagai macam referensi baik
dari buku, jurnal, dokumen internet, dan hasil penelitian terdahulu. Rujukan
utama penulis untuk memahami dan menjelaskan konsep komunikasi
antarbudaya beserta perspektifnya, di antaranya:
1. Buku Communication and Family Planning: South Sulawesi Muslim
Perception of a Global Development Program karangan Prof. Dr. Andi
Faisal Bakti, Ph,D, M.A., di mana di dalamnya terdapat sub bab
pembahasan tentang komunikasi antarbudaya yang terdiri dari
perspektif-perspektifnya.
11
2. Buku Komunikasi Lintas Budaya karangan Larry A Samovar, Richard
E Porter dan Edwin McDaniel.
3. Berita Prof. Andi Faisal Bakti dengan judul “Communication and
Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is
Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia” dalam
jurnal Identitiy, Culture and Politics, Vol 9 No 1.
4. Berita Prof. Andi Faisal Bakti dengan judul “Major Conflict in
Indonesia: How can Communication Contribute to a Solution?” dalam
jurnal Review of Human Factor Studies Vol. 6 No. 2.
Selain itu, untuk menulis dan menjelaskan teori pemaknaan, penulis menggunakan buku utama yaitu buku Media Student‟s Book karangan Gill
Branston dan Roy Stafford. Sementara untuk penjabaran dan penjelasan masing-masing poin dari teori pemaknaan agar lebih mendalam, penulis menggunakan beberapa buku tambahan di antaranya:
1. Buku Semiotika dan Sosial Budaya karangan Benny Hoed.
2. Buku Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics
and Communication Theory karya Marcel Danesi.
3. Buku Pengantar Ilmu Komunikasi karya John Fiske.
Kemudian untuk menghindari plagiasi, maka berdasarkan literatur yang ada peneliti menemukan penelitian yang memiliki sedikit kesamaan dari penelitian sebelumnya baik di dalam institusi maupun institusi di luar UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, di antaranya:
12
1. Disertasi karya Muhammad Fahmi15 tahun 2016, mahasiswa Jurusan
Kajian Budaya dan Media, Universitas Gajah Mada dengan judul
“Representasi Islam dalam Media Cetak di Surakarta.” Persamaan
penelitian terdapat pada objek penelitian yaitu pemberitaan terkait
majalah Charlie Hebdo. Sedangkan perbedaannya pada objek penelitian
yaitu media di Surakarta dan juga bingkai teoritis yang digunakan.
2. Skripsi mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Sukmana Galih Maulana yang berjudul “Analisis
Framing Pemberitaan Paris Attack di Media Harian Kompas dan
Republika Edisi 15-19 November 2015” tahun 2016. Persamaan skripsi
ini terdapat pada salah satu subjek penelitian yaitu Republika. Sedangan
perbedaannya pada objek yaitu Paris Attack.16
3. Skripsi mahasiswi Universitas Islam Negeri Kalijaga, Silvia Ayudia
Noorty yang berjudul “Framing Peristiwa Penerbitan Karikatur Nabi
Muhammad SAW oleh Majalah Charlie Hebdo pada Rubrik
Internasional di SKH Kompas Edisi Januari 2015” tahun 2015.
Persamaan penelitian pada objek yaitu gambar kartun Nabi Muhammad
oleh majalah Charlie Hebdo. Sedangkan perbedaannya pada subjek yaitu
Kompas.17
15 Muhammad Fahmi “Representasi Islam dalam Media Cetak di Surakarta” (Disertasi Mahasiswa Kajian Budaya dan Media, Universitas Gajah Mada, 2016). 16 Sukmana Galih Maulana, “Analisis Framing Pemberitaan Paris Attack di Media Harian Kompas dan Republika Edisi 15-19 November 2015,” (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). 17 Silvia Ayudia Noorty, “Framing Peristiwa Penerbitan Karikatur Nabi Muhammad SAW oleh Majalah Charlie Hebdo pada Rubrik Internasional di SKH Kompas Edisi Januari 2015,” (Skripsi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).
13
4. Skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Malang, Imam Rosidin yang berjudul “Konstruksi
Media pada Pemberitaan Penyerangan Majalah Charlie Hebdo di Paris”
(Analisis Framing pada media online Kompas.com dan Republika.co.id
edisi 7-14 Januari 2015)” tahun 2015. Persamaan dengan penelitian
penulis adalah objeknya, sedangkan perbedannya pada subjeknya.yaitu
Kompas.com dan Republika.co.id.18
5. Skripsi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Katolik Parahiyangan, Tegar Auzan Bachariputra, 2017 yang berjudul
“Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazira. Studi Kasus:
Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo.” Persamaan penelitian terdapat
pada objek penelitian yaitu mengenai pemberitaan Charlie Hebdo.
Sedangkan perbedaannya pada subjek penelitian ini yaitu media CNN
dan Aljazair.19
18 Imam Rosidin, “Kontruksi Media pada Pemberitaan Penyerangan Majalah Charlie Hebdo,” (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang, 2015). 19 Tegar Auzan Bachariputra, “Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazira. Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo,” (Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Katolik Parahiyangan, 2017).
14
G. Kerangka Teori
Gambar 2.1: Kerangka Berpikir
Komunikasi Antarbudaya
Perspektif 20 Komunikasi Antarbudaya (Andi Faisal Tulisan-tulisan CNN Bakti, 2004) Indonesia.com mengenai Memengaruhi gambar kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Fundamentalisme Charlie Hebdo edisi 1178 „Je vs Rasionalisme suis Charlie‟
Negosiasi vs Imposisi
Teori Pemaknaan (Branston & Stafford, 2010)
Diimplementasikan dengan
Strukturalisme Konotasi & Denotasi
15
H. Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
menurut Lexy J Moleong adalah penelitian terhadap permasalahan ilmiah
yang terjadi pada subjek penelitian dengan mendeskripsikan masalah
tersebut menggunakan metode ilmiah.20 Sementara menurut Haris
Herdiansyah, penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfungsi untuk
medapatkan gambaran terdalam mengenai suatu fenomena sosial yang
menekankan pada interaksi yang erat antara peneliti dan subjek objeknya.21
“Menurut Andrik Purwasito, komunikasi antarbudaya cenderung menggunakan metode penelitian kualitatif. Tepatnya adalah cara mengkaji komunikasi dalam perspektif budaya. Oleh karena itu analisis komunikasi antarbudaya dapat menggunakan data-data yang berasal dari teks media massa sebagai bahan kajian pesan. Manfaatnya untuk mengetahui pandangan suatu masyarakat atau komunitas tertentu dalam menilai masyarakat atau kelompok lain karena dianggap mewakili pendapat kelompoknya.”22 Berdasarkan beberapa definisi penelitian kualitatif di atas, dapat
disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk mendapatkan deskripsi verbal dan non-verbal mengenai problem di
sekitar subjek dan objek penelitian meliputi perilaku, sikap, dan
pandangannya menggunakan metode ilmiah yang mengharuskan kedekatan
peneliti dengan subjek dan objeknya. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti
ingin mengetahui analisis komunikasi antarbudaya dalam pemaknaan
20 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h. 6. 21 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.9. 22 Andrik Purwasito, Komunikasi Multikultural, h. 329.
16
pemberitaan gambar kartun Nabi Muhammad yang dijadikan sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah CNNIndonesia.com. Sedangkan
objek penelitiannya adalah pemberitaan gambar kartun Nabi Muhammad
pada sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
di antaranya:
a. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan yang mengutamakan peran
peneliti untuk memandang dan mengartikan fenomena di sekitarnya
dari cara pandang subjek penelitian.23 Sementara menurut Sugiyono,
observasi adalah pengamatan peneliti yang tidak hanya dikhususkan
pada orang saja, tetapi juga objek lainnya.24 Definisi lain dari observasi
dikemukakan juga oleh Burhan Bungin, bahwa observasi adalah
pengamatan menggunakan pancaindra terhadap data penelitian yang
dilakukan secara sistematik.25 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
observasi adalah cara pengamatan untuk penelitian yang dilakukan oleh
peneliti sendiri tidak hanya terfokus pada manusia saja tetapi juga
selain iu. Untuk penelitian ini peneliti akan mengobservasi teks-teks
pemberitaan yang diterbitkan media online CNNIndonesia.com
23 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,, h. 175. 24 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 196. 25 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2013), h. 143.
17
mengenai kasus gambar kartun Nabi Muhammad yang dijadikan
sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178.
b. Wawancara
Definisi wawancara menurut Moleong adalah tanya jawab
antara peneliti dengan narasumber dengan tujuan tertentu.26 Sementara
Emzir mendefinisikan wawancara sebagai percakapan berisi
pertanyaaan yang telah dipersiapkan peneliti kepada narasumbernya
secara langsung dan dengan tujuan tertentu.27 Pada penelitian ini
peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam secara terstruktur
kepada Ike Agestu selaku editor, Denny Armandhanu dan Amanda
Puspitasari selaku mantan wartawan media online CNNIndonesia.com.
Pertanyaan untuk wawancara telah disusun terlebih dahulu sebelum
melakukan wawancara. Peneliti melakukan wawancara kepada
narasumber mengenai objek penelitian dan data mengenai subjek
penelitian.
c. Dokumentasi
Burhan Bungin mendefinisikan dokumentasi sebagai salah satu
teknik pengumpulan data dalam penelitian sosial yang bertujuan untuk
mendapatkan data historis berupa informasi yang disimpan.28
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan dan
materi penunjang yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitan.
Dokumentasi terbagi menjadi dua macam, yaitu dokumen pribadi dan
26 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 186. 27 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 49-50. 28 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, h. 154.
18
dokumen resmi. Dokumen pribadi yang digunakan dalam penelitian in
adalah biografi lengkap CNNIndonesia.com. Sementara dokumen resmi
yang digunakan adalah pemberitaan-pemberitaan mengenai gambar
kartun Nabi Muhammad pada sampul majalah Charlie Hebdo edisi
1178 yang ditulis dan dipublikasikan oleh CNNIndonesia.com melalui
portal website. d. Telaah Pustaka
Pustaka terbagi menjadi dua, yaitu:29
1) Data Primer
Data primer yaitu data yang dihasilkan dari pihak utama atau dari
subjek penelitian mengenai objek penelitian. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan kitab hadits shahih Bukhari untuk membahas
hadits mengenai hukum menggambar Nabi Muhammad. Selain itu
penulis juga menggunakan kitab suci Alquran untuk mendapatkan
hukum mencela Nabi Muhammad.
2) Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang dihasilkan dari orang di luar pihak
pertama. Sumber data kedua yang digunakan sebagai data
pelengkap dan bahan pembanding penelitian termasuk dalam hal ini
buku teori komunikasi antaragama dan budaya dan berita ilmiah
yang berkaitan dengan Charlie Hebdo serta teori pemaknan, dan
lain-lain.
29 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, h. 128-129).
19
4. Teknik Analisis Data
Setelah mendapatkan data yang diperlukan untuk penelitian ini
baik dari hasil wawancara maupun telaah pustaka, untuk menganalisis data
penulis memaknai pemberitaan CNNIndonesia.com mengenai gambar
kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178
dengan teori pemaknaan Gill Branston dan Roy Stafford. Melalui analisis
pemaknaan Branston dan Stafford peneliti akan menganalisis teks-teks
pemberitaan media online CNNIndonesia.com mengenai gambar kartun
Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178
berdasarkan tiga bagian, yaitu struktur, konotasi dan denotasi.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kantor media online CNNIndonesia.com
Gedung Transmedia lt. 3A Jl. Kapten Tendean Kav 12-14A Mampang
Prapatan, Jakarta Selatan. Sementara waktu penelitian terhitung dari
Maret-Juni 2018.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian disusun secara sistematis merujuk pada
pedoman penulisan karya ilmiah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan
penelitian dibagi menjadi enam bab yang di dalamnya juga terdapat sub-bab
masing-masing.
Skripsi ini dimulai dengan pendahuluan yang berisi latar belakang
diangkatnya permasalahan yang peneliti kemukakan ke dalam sebuah judul.
Kemudian dalam bab ini terdapat pula identifikasi dan batasan masalah yang
diangkat untuk selanjutnya disusun ke dalam rumusan masalah. Hasil yang
20
diharapkan dari rumusan masalah akan digambarkan dalam tujuan dan manfaat penelitian. Selain itu, di dalam bab ini tertulis tinjauan kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika penulisan. Selanjutnya, sebagai karya ilmiah, kajian pustaka dibahas pada bab II yang mengemukakan teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Penulis membahas tentang konsep komunikasi antarbudaya, teori pemaknaan Gill Branston dan Roy
Stafford.
Kemudian, pada bab III penulis memberikan gambaran umum dan lengkap mengenai media CNNndonesia.com dan penulis sertakan pula penggambaran kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Selanjutnya di bab IV penulis memberikan uraian penyajian data dan hasil temuan (data) yang didapatkan selama penelitian, khususnya proses penelitian ke subjek, kemudian penulis menganalisisnya dengan menguraikan hubungan latar belakang, teori dan temuan penelitian agar selanjutnya mendapatkan hasil penelitian dan teori baru. Akhirnya, sebagai pemungkas, penulis tutup penelitian ini dengan kesimpulan, implikasi penelitian dan saran untuk kepentingan penelitian selanjutnya mengenai topik yang sama dan juga bagi pembaca laporan penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Komunikasi Antarbudaya
1. Definisi Komunikasi Antarbudaya
Komunikasi Antarbudaya terdiri dari dua kata yaitu komunikasi
dan budaya. Walaupun dua kata tersebut berbeda arti, namun keduanya
memiliki keterikatan satu sama lain. Seperti yang Edward T. Hall
definisikan bahwa “culture is communication” dan “communication is
culture.”1 Selain Hall, William B. Hart juga mengatakan bahwa komunikasi
dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Komunikasi antarbudaya sebagai ilmu pengetahuan yang menekankan efek
kebudayaan terhadap proses komunikasi.2 Definisi komunikasi antarbudaya
sudah dapat diketahui secara eksplisit hanya dari rangkaian katanya. Akan
tetapi, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap mengenai
pengertian komunikasi antarbudaya dari berbagai ahli, berikut pengertian
masing-masing:
a. Samovar, Porter dan McDaniel berpendapat bahwa komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara pengirim pesan dan
penerima pesan dari latar belakang budaya yang berbeda. Latar
belakang budaya yang dimaksud bukan hanya sekedar identitas diri dan
1 Edward T. Hall, Beyond Culture, (New York: Anchor Press,1959), h. 186. 2 William B. Hart, “A Brief History of Intercultural Communication: A Paradigmatic Approach.” (Paper presented at the Speech Communication Association, San Diego, CA, 1996), h. 15.
21
22
domisili saja, namun juga termasuk pemahaman budaya dan simbol
yang terbentuk dari berbagai sisi pribadi masing-masing.3
b. Kemudian Fred E. Jandt mendefinisikan komunikasi antarbudaya
sebagai hubungan langsung antara orang-orang yang berbeda budaya
tanpa perantara media apapun. Menurut Jandt, interaksi secara tatap
muka dalam penyampaian pesan.4
c. Hamid Mowlana juga mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai
komunikasi antar bangsa-bangsa dari negara yang berbeda dalam
pertemuan internasional, baik resmi maupun tidak. Pengertian Mowlana
menekankan pada latar tempat pertemuan bagi interaksi orang-orang
berbeda budaya tersebut. 5
d. Stephen Dahl mendefinisikan komunikasi antarbudaya sebagai
komunikasi yang terjadi antar orang-orang dalam satu negara yang
sama namun memiliki pandangan nilai dan bentukan budaya yang
berbeda. Lebih lanjut, Dahl tidak membatasi media yang menjadi
penyampai pesan, tidak hanya orang saja, tetapi dapat melalui media
massa.6
3 Larry A Samovar, Richard E Porter, Edwin McDaniel, Komunikasi Lintas Budaya, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 13. 4 Fred E. Jandt, Intercultural Communication, An Introduction, (London: Sage Publications, 1998), h. 36. 5 Hamid Mowlana, Global Information and World Communication, (London: Sage Publications, 1998), h. 146. 6 Stephen Dahl, Communication and Culture Transformation, Cultural Diversity, Globalization and Cultural Convergence, (ECE Europacom, 2002), h. 38.
23
e. Pengertian komunikasi antarbudaya menurut Steward L. Tubbs adalah
komunikasi antara encoder dan decoder yang berbeda etnis, kehidupan
sosial ekonomis dan berbeda bangsa, suku dan ciri fisik.7
f. Menurut DeVito komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara
orang-orang yang memiliki gaya hidup masyarakat yang terdiri atas
nilai-nilai, kepercayaan, cara berperilaku, cara berkomunikasi yang
ditularkan dari generasi ke generasi berikutnya dan berbeda dengan
orang lainnya.8
g. Kemudian Alo Liliweri mendefinisikan komunikasi antarbudaya
sebagai komunikasi antar dua individu yang berlatar belakang budaya
yang berbeda. Konsep komunikasi antarbudaya yang dikemukakan oleh
Liliweri menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi
pertukaran makna dalam bentuk simbol, pertukaran pesan-pesan verbal
dan non-verbal dan pembagian pesan informatif maupun hiburan
melalui lisan atau berita oleh dua orang berbeda budaya.9
h. Charley H. Dood berpendapat bahwa komunikasi antarbudaya adalah
komunikasi antara individu maupun kelompok berbeda latar budaya
yang dipengaruhi oleh budaya maisng-masing.10
i. Sementara Andi Faisal Bakti mendefinisikan komunikasi antarbudaya
sebagai hubungan berupa negosiasi terhadap individu antarentitas
7 Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss, Human Communication, (New York: Random House, 1983), h. 362. 8 Joseph A. DeVito, Komunikasi Antarmanusia, (Tangerang Selatan: Karisma Publishing, 2011), h. 535. 9 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 9. 10 Carley H. Dood, Dynamics of Intercultural Communication, (Dubuque/ISA/USA:Wm.C.Brown Publishers, 1991), h. 5.
24
mengenai aturan dan kepercayaan yang dibangun melalui hubungan
agama, darah, suku, etnis, dan golongan.11
Singkatnya, komunikasi antarbudaya adalah interaksi antarindividu
maupun kelompok yang berasal dari budaya berbeda kemudian melahirkan
pemikiran dan persepsi masing-masing mengenai pesan budaya yang
didapatnya dari komunikasi yang terjadi.
Komunikasi antarbudaya sebenarnya terjadi hampir oleh setiap
orang baik dalam negara yang sama maupun negara yang berbeda.
Layaknya perbedaan pastilah mendatangkan konflik dan ketidaksamaan.
Baik ketidaksamaan arti pesan, ketidaksamaan penerimaan sikap dan
ketidaksamaan prinsip. “Menurut Deddy Mulyana kesulitan berkomunikasi
dengan orang yang berbeda budaya bukan hanya kesulitan dalam
memahami bahasa mereka yang tidak kita kuasai, melainkan juga sistem
nilai mereka dan bahasa non-verbal mereka.”12
2. Perspektif dalam Komunikasi Antarbudaya
Terdapat dua puluh konsep communication and culture yang dijelaskan
dalam buku Andi Faisal Bakti,13 yang penulis bagi menjadi kategori
konservatif, transformatif dan konsep Islam. Masing-masing perspektif
memiliki dua sudut pandang yang berbeda, kemudian dalam mata kuliah
11 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program (Leiden-Jakarta: INIS, 2004), h. 20. 12 Deddy Mulyana, Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), cet ke-3, h. 25. 13 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128.
25
komunikasi antaragama dan budaya dijelaskan juga perspektif dalam Islam.
Perspektif tersebut di antaranya:14
Tabel 2.1: Penjelasan Perspektif 20
Masyarakat Konservatif Masyarakat Konsep No. Transformatif Komunikasi Islam Étre pensé par sa Penser sa culture Al- 1 culture Yaitu suatu kelompok, Muhafadzatu Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan „ala al-qadim golongan, agama dan budaya yang memiliki al-shalih wa budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat al-akhdzu bi nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, al-jadid al- istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, aslah. tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang berusaha mengubah dikendalikan atau tradisi dan budayanya. dikontrol oleh tradisi dan budayanya.
Heriter la culture Acquérir la culture Al- 2 “Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, Muhafadzatu golongan, agama dan golongan, agama dan „ala al-qadim budaya yang memiliki budaya yang memiliki al-shalih wa nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat al-akhdzu bi istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, al-jadid al- tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, aslah. kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang mewarisi budayanya dari berusaha mendapatkan masa lalu budaya baru berbeda dari mewariskannya kembali warisan keluarga dan kepada generasi budaya yang selama ini mendatang. dikenalnya. Submission Egalitarian/emancipation Al-Islam. 3 Yaitu sekelompok Yaitu sekelompok masyarakat agama dan masyarakat agama dan budaya yang hanya budaya yang mengikuti patuh pada budayanya aturan lain dan tidak sendiri dan tidak ingin terkekang oleh terpengaruh ajaran lain ajaran budayanya. yang berbeda dengan budayanya.
14 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128.
26
Adoration of scriptures Interpretation Al-Ijtihad. 4 Yaitu sekelompok Yaitu sekelompok masyarakat agama dan masyarakat agama dan budaya yang sangat budaya yang mengartikan mengkultuskan dan teks dalam kitab sucinya. menghormati ayat dan kitab sucinya sekalipun tidak memahami terjemah dan maknanya. Textualist Contextualist At-Tafsir. 5 Yaitu sekelompok Yaitu sekelompok masyarakat agama dan masyarakat agama dan budaya yang budaya yang percaya mempercayai teks kepada konteks dan sebagai kebenaran pemahamannya secara mutlak. implisit. Gemeinschaft Gesellschaft Al-Ummah. 6 Yaitu sekelompok Yaitu sekelompok masyarakat agama dan masyarakat agama dan budaya yang budaya yang membangun membangun kelompoknya kelompoknya berdasarkan societas berdasarkan organisasinya. komunitasnya. Reproduction Creation and trust in Al-Amanah. 7 Yaitu sekelompok foreigner masyarakat agama dan Yaitu sekelompok budaya yang masyarakat agama dan memproduksi budaya, budaya yang tidak harus keluarganya dan memproduksi budaya keturunannya. yang sama akan tetapi harus dikreasikan dengan keadaan budaya saat ini. Fundamentalism Rationalism/secularism Ihsan. 8 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang berdasarkan pada berdasarkan rasionalisme pondasi utama ajaran bukan pada kitab dan agama, bangsa, negara lebih mementingkan dan masyarakat tertentu. dunia. Dikatakan juga sebagai kekuatan yang absolut.
27
Geographical Geographical mobility Hijrah. 9 immobility Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang memilih berpindah- memilih menetap di pindah. suatu tempat. Je me souviens Deracinement Al- 10 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, Hadharah. golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang mempertahankan meninggalkan masa lalu ingatan masa lalunya untuk menuju masa walaupun bersifat depan yang lebih baik. negatif. Paganism Monotheism/humanism At-Tauhid. 11 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang melakukan menyembah Tuhan yang penyembahan kepada satu. selain Tuhan. Imposition Negotiation Al- 12 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, Musyawarah/ golongan, agama dan golongan, agama dan Al-Shura. budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang cenderung memaksakan mengutamakan sama rasa agama kepada orang lain dan sama rata.
28
menggunakan bujukan, rayuan, paksaan, intimidasi dan kekerasan ataupun dengan perang suci. Nationalism Universalism At-Ta‟aruf. 13 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang menekankan mengutamakan nasionalisme atau universalitas atau tanpa kesukuan. sekat suku. Orthodoxy Protestanism/modernism Al-Maslahah 14 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, wal golongan, agama dan golongan, agama dan Mursalah. budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang mempertahankan budaya mengikuti perkembangan tradisional. zaman. Secretarian Global Al-Qaum. 15 communitarianism communitarianism Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang patuh dan perasaan yang lebih pada golongan atau terbuka tetapi kepada komunitasnya saja. agamanya saja. Inheritance Competence acquisition At-Ta‟lim. 16 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir,
29
dan perasaan yang dan perasaan yang berdasarkan kemampuan memiliki penguasaan berbahasa budaya yang bahasa melalui proses didapat atau diperoleh pembelajaran. dari masa lalu. Dependency Interdependency At-Ta‟awun. 17 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang cenderung kepada mengutamakan saling orang/bangsa yang tolong menolong. mampu dan egois tetapi sangat bergantung pada pihak lain. Vernacular language Vehicular language Al-Lisan. 18 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang cenderung mempelajari mempelajari bahasa bahasa sendiri saja. pengantar atau pengetahuan lain. Exclusivism Inclusivism Al- 19 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, Washatiyah. golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang menolak orang lain mengizinkan orang lain masuk ke dalam masuk ke kelompoknya. kelompoknya. Parochialism Flexibility Tasamuh. 20 Yaitu suatu kelompok, Yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan golongan, agama dan budaya yang memiliki budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat nilai, persepsi, adat
30
istiadat, kebiasaan, istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dan perasaan yang menyampaikan ajaran menyampaikan ajaran secara kaku. (da‟wa) secara fleksibel. Namun, perspektif yang digunakan penulis dalam menganalisis
pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad
di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 hanya perspektif
Fundamentalism vs Rationalism dan perspektif Negotiation vs Imposition.
a. Fundamentalism vs rationalism
Fundamentalisme artinya nilai-nilai, kebiasaan, adat-istiadat
dan pola pikir yang berpondasi pada ajaran agama, bangsa dan Negara
secara kuat dan tidak boleh diubah.15 Menurut Geraudy yang disimpulkan
dari kamus Larous Perancis, fundamentalisme adalah penolakan terhadap
ajaran-ajaran baru dalam kepercayaan.16 Kemudian diperkuat kembali oleh
Mun‟im, fundamentalisme adalah gerakan keagamaan yang menganggap
krisis sebuah perubahan sosial.17 Selain itu, Stephen Macedo juga
mendefinisikan fundamentalisme sebagai ajaran yang berpendapat bahwa
nilai agama sebagai tuntunan satu-satunya dalam hidup.18 Menyerupai
definsi Macedo, Allan Taylor mendefinsikan fundamentalisme sebagai
kelompok dengan pendekatan konservatif terhadap pemurnian agama.19
15 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 16 Geraudy, Al-Ushuliyatul Mu‟asirah, (Paris: Dar Alam al-faan, 1992), h. 13. 17 Mun‟im A. Sirry, Membendung Militansi Agama: Iman dan Politik dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 4. 18 Stephen Macedo, “Liberal Civic Education and Religious Fundamentalism: The Case of God v. John Rawls?‟ (Ethics, Vol. 105, No. 3. (Apr., 1995), h. 468-496. 19 Allan Taylor, The Islamic Question in the Middle East Politics, (London: Westview, 1998), h. Viii.
31
Fundamentalisme sudah menjadi bagian dari pandangan dunia
yang berpraktik agama radikal, tidak hanya bagi Kristen dan Islam, namun
juga Hindu, Budha, Yahudi dan Kong Hu Cu. Istilah fundamentalisme
digunakan secara bebas merujuk ke gerakan pemurnian agama-agama di
dunia sebagai mekanisme pertahanan terhadap ancaman dan krisis di
fenomena agama.20 Fundamentalisme merupakan istilah populer yang
digunakan untuk menjelaskan kepatuhan yang sangat terhadap doktrin
Kristiani, kepercayaan muslim terhadap Alquran dan Hadits Nabi
Muhammad. Istilah fundamentalisme mempunyai tiga makna tambahan
yang secara umum digunakan, pertama bermakna gertakan dunia yang
digunakan beberapa non-fundamentalis untuk mengimplikasikan
ketidaktoleranan, kefanatikan, kurangnya demokrasi dan anti intelektual.
Kedua, bermakna anti-Amerika yang digunakan oleh media Barat terhadap
muslim. Ketiga, bermakna orang yang dengan sangat taat mengikuti ajaran
Nabi Muhammad dan orang-orang yang mengkampanyekan pemerintahan
khilafah yang digunakan oleh muslim yang konservatif.21 Masyarakat barat
berpendapat bahwa fundamentalisme telah melatarbelakangi peristiwa-
peristiwa agama seperti bom di gedung WTC 11 September 2001,
pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzak Rabin dan bom bunuh diri
akibat konflik Israel-Palestina. Berdasarkan konflik-konflik agama yang
terjadi, walaupun pelaku dari masing-masing kasus tersebut berasal dari
20 Herdi Sahrasad dan Al Chaidar, Islamism & Fundamentalism, (Aceh: Universitas Malikussaleh Press, 2012), h. 103-104. 21 Herdi Sahrasad dan Al Chaidar, Islamism & Fundamentalism, h. 105.
32
agama yang berbeda, ciri umum yang melatarinya adalah sama, yaitu
kefanatikan dalam agama 22
Kemudian, oposisi dari fundamentalisme adalah rasionalisme.
Rasionalisme adalah nilai-nilai, kebiasaan, adat-istiadat dan pola pikir yang
berdasarkan pada pemikiran logis dan cenderung mementingkan duniawi.23
Rasionalisme berasal dari kata rasio (akal pikiran) dan isme (faham) maka
artinya adalah faham yang berdasarkan akal pikiran.24 Rasionalisme
berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya dan sesuai
dengan kebutuhan hidup manusia saat ini adalah akal. Metode yang
digunakan dalam rasionalisme adalah deduktif. Rasionalisme lahir dari
pemikiran René Descartes (1595-1650) yang dikenal juga sebagai bapak
filsafat modern.25 Menurut aliran rasionalisme, manusia berkembang
disebabkan oleh akal manusia sendiri sehingga menghasilkan pengetahuan
baginya. Manusia menggunakan alat indera untuk menangkap dan mengolah
pengetahuan yang diterimanya, kemudian menghasilkan perkembangan
pengetahuan yang benar.26
Rasionalisme terbagi menjadi dua macam menurut bidang
kajiannya, pertama dari segi agama, rasionalisme mengkritik ajaran agama
dan melawan perintah Tuhan, kedua, dari segi filsafat, rasionalisme
menekankan penggunaan akal daripada pengalaman sehingga dia menjadi
22 Karen Amstrong, Battle for God, (New York: Random House Publishing Group, 2001), h. 167-168. 23 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 24 Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1980 ), h. 35. 25 Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, h. 18. 26 Muhammad Bahar Akase Teng, “Rasionalis & Rasinonalisme dalam Perspektif Sejarah,” (Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 4, No. 2, (Desember 2016): h 17.
33
lawan dari filsafat empirisme.27 Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis
hanya menggunakan rasionalisme dari segi agama terkait tema penelitian.
Perbedaan pendapat antara orang-orang fundamentalis dan
rasionalis ditengahi oleh konsep ihsan dalam Alquran.28 Ihsan berasal dari
yang artinya baik. Secara istilah ihsan artinya ikhlas dan sangat حسن kata
baik dalam beribadah kepada Allah, tidak mengharapkan pahala serta
beribadah seakan-akan melihat Allah.29 Alquran menyebutkan banyak
konsep ihsan, di antaranya: َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُّ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ وابت ِغ ِفيما آتاك اللاه الداز ِخسة وال تنع ه ِصيبك ِمن الدهيا وأح ِظن لما أحظن
ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُّ ْ ُ ْ َ الله ِإليك وال تب ِغ الفظاد ِفي ز ِض ِإن الله ال ً ِحب ا ف ِظ ِدًن ) القصاص:٧٧(
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Allah juga memerintahkan dalam kitab sucinya untuk berbuat baik kepada
semua makhluk di dunia ini
27 Muhammad Bahar Akase Teng, “Rasionalis & Rasinonalisme dalam Perspektif Sejarah,” h. 15. 28 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 29 Musthafa Dieb al-Bugha, Muhyiddin Mistu, Al-Wafi: Syarah Hadis Arba'in Imam an- Nawawi, (Jakarta: Qisthi Press, 2014), h. 17.
34
َ ْ ُ ُ َ َ َ ُ ْ ُ َ ْ ً َ ْ َ َ ْ ْ َ ً َ ْ ُ ْ َ ٰ واعبدوا الله وال تش ِسمىا ِب ِه شيئا ۖ و ِبالىا ِلدً ِن ِإحظاها و ِب ِري الق اسبى
َ ْ َ َ َ ٰ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ٰ َ ْ َ ْ ُ ُ َ واليتامى وا ظا ِلي ِن والجا ِز ِذي القسبى والجا ِز الجن ِب والصا ِح ِب
ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ُّ َ ْ َ َ ِبالجن ِب واب ِن الظ ِبي ِل وما ملنت أًماهنم ۗ ِإن الله ال ً ِحب من مان ْ ً َ ُ ُمخ َتاال فخى ًزا)النظاء:۳٤(
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.
Dalam hadits Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam yang diriwayatkan oleh Muslim juga menyebutkan keutamaan berbuat ihsan. َ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ َ عن أِبي ٌعلى شداد اب ِن أو ٍض ز ِض ي هللا عنه عن زطىِل ِهللا صلى هللا علي ِه وطلم
َ َ َ َ َ َ ْ ْ َ َ َ َ ُ ّ َ ْ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ قال: ِإن هللا لتب ِ حظان على م ِل ش ي ٍء، فِئذا قتلتم فأح ِظنىا ال ِقتلت وِإذا ذبحتم
َ َ ْ ُ ّ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ َ ُ فأح ِظنىا ال ِربحات ولي ِحد أحدلم شفسته ولي ِرح ذِبيحته.]زواه النظائي[
Dari Abu Ya‟la, Syaddad bin Aus radhiyallahu„anhu, dari Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan IHSAN (berlaku baik) pada segala hal, maka jika kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik dan jika kamu menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah
35
menajamkan pisau dan memberi kelapangan bagi hewan yang
disembelihnya.” [HR. An-Nasai]30
b. Negotiation vs Imposition
Kehidupan bermasyarakat terdiri dari perbedaan suku, ras,
agama, budaya, ideologi dan pendapat. Masing-masing mencoba
mempertahankan keyakinan masing-masing. Beragam konflik dan
kejahatan terjadi di setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu hadirlah
bentuk negosiasi dan imposisi sebagai cara manusia mempertahankan dan
mengajak orang lain menyamainya. Negosiasi yaitu suatu kelompok,
golongan, agama dan budaya yang memiliki nilai, persepsi, adat istiadat,
kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang
mengutamakan sama rasa dan rata.31 Menurut Ravault, sangatlah perlu
mempromosikan konsep negosiasi di antara penduduk dan bukan konsep
pemaksaan dan bujukan saat menjalankan proyek pembangunan untuk
mendorong kerjasama dalam mewujudkan proyek-proyek terwujudnya
emansipasi dan demokrasi.32
Sebaliknya, imposisi atau dapat diartikan sebagai paksaan dan
bujukan adalah pemaksaan dengan keras baik dalam bentuk bujukan,
lobby, ancaman, atau tindakan paksaan lainnya yang ditujukan agar orang
lain menuruti keinginannya. Imposisi terjadi pada adat istiadat, nilai-nilai,
kebiasaan, tradisi, kepercayaan, pola pikir yang cenderung memaksakan
30 Takhrij AlHadits Kitab Al-Sunan An-Nasai Al-Sughra karya An-Nasai, Nomor Hadits 4412. 31 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 32 Andi Faisal Bakti, “Communication and Culture in Indonesia: Old Order and New Order Perspective on Human Quality and Performance Effectiveness” (Potraits of Human Behavior and Performance: The Human Factor in Indonesia (2001)): h. 409.
36
sesuatu dengan cara-cara intimidasi, paksaan, kekerasan atau ancaman.33
Konsep imposisi juga tergambar dari penggabungan bentuk koersi dan
seduksi (bujukan) yang dikemukakan Réné Jean Ravault. Konsep-konsep
tersebut sering digunakan di Indonesia oleh aktor-aktor tertentu guna
mencapai tujuan masing-masing.34
Solusi dari dua cara negosiasi dan imposisi dalam Islam
dikenal konsep musyawarah.35 Musyawarah berasal dari kata syuuraa
yang artinya berunding. “Secara istilah musyawarah adalah meminta
pendapat orang lain tentang suatu masalah.”36 Perintah untuk
bermusyawarah juga diterangkan dalam Al-Quran surat Ali-Imran ayat
159 yang berbunyi: َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ًّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُّ ف ِبما زحم ٍت ِمن الل ِه ِلنت لهم ۖ ولى لنت فظا غ ِليظ القل ِب الهفضىا
ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ِمن حى ِلك ۖ فاعف عنهم واطتغ ِفس لهم اوشا ِوزهم ِفي م ِس ۖ ف ِئذا
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُّ ْ ُ َ َ ّ َ عصمت فتىمل على الل ِه ۚ ِإن الله ً ِحب ا تى ِم ِلينا( ال عمسان: ٩٥١(.
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
33 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 109. 34 Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia” ( Identitiy, Culture and Politics, Vol 9 No 1 (July 2008): h. 76. 35 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 36 Jabir Qumaihah, Beroposisi Menurut Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1990), h. 35.
37
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
َ َ ْ َ َ ُ َ ّ ْ َ َ َ ُ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ ُ َ ٰ َ ْ َ ُ ْ َ وال ِرًن اطتجابىا ِلس ِب ِهم وأقامىا الصلاة وأمسهم شىزي بينهم و ِمما
َ َ ْ َ ُ ْ ُ ْ ُ َ زشقناهم ًن ِفقىنا.
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
B. Teori Pemaknaan
Makna adalah hal yang selalu dicari dan dibuat oleh manusia. Hal ini
dikarenakan manusia disebut sebagai homo signans dan homo culturalis.37
Pengertian makna adalah sesuatu yang dipahami dan berada di sekitar manusia
berhubungan dengan tanda-tanda yang dimaknai secara subjektif sejauh
sesuatu itu dapat ditemukan artinya.38Salah satu tempat di mana makna
diproduksi dan diinterpretasikan adalah media. Menurut Gill Branston dan Roy
Stafford media bukan hanya sekedar sarana komunikasi saja, akan tetapi bahwa
media juga menyusun realitas yang digambarkan baik melalui kata-kata,
gesture, warna dan lagu.39
37 Marcel Danesi dan Paul Perron, Analyzing Cultures, (Indianapolis: Indiana University Press, 1999), h. 39-40. 38 Theo van Leeuwen, Introducing Sosial Semiotics, (USA, Canada: Routledge, 2005), h. 26. 39 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, (London&New York: Routledge, 2010), h. 9.
38
Branston dan Stafford mengemukakan dalam teori pemaknaannya bahwa media modern sering dianggap sebagai semacam penghubung makna antara fenomena di dunia dan masyarakat. Media juga menyajikan gambaran sebuah fenomena dan menginterpretasinya sendiri.40 Objek dari pemaknaan yang paling dasar adalah tanda. Tanda berfungsi untuk menandakan, memberi nama atau menunjukkan aspek yang berbeda.
Tabel 2.2: Contoh Penanda dan Petanda41 X SIGNIFIER Mawar Y SIGNIFIED Bisa dideskripsikan sebagai bunga yang memiliki bermacam warna, tangkainya berduri, namun wanginya sangat harum. Selain itu bisa juga didefinisikan sebagai pengungkap cinta seseorang apabila diberikan
Dalam pembahasan mengenai teori pemaknan Branston dan
Stafford terdapat empat cara untuk mengkaji media, di antaranya melalui semiotik, strukturalisme, konotasi dan denotasi, serta melalui kode-kode. Dari empat cara tersebut, penulis hanya akan menggunakan cara pemaknaan media melalui strukturalisme, konotasi dan denotasi saja.
1. Strukturalisme
Menurut Branston dan Stafford, strukturalisme adalah
rangkaian konsep yang menekankan dua hal, yaitu semua lapisan
masyarakat dibagi oleh struktur sosial dan psikologi masyarakat tersebut.
Semua tindakan manusia dalam sebuah masyarakat dipengaruhi oleh
bagaimana keadaan ekonomi mereka, kemudian menghasilkan dengan
siapa mereka berhubungan, lalu hubungan tersebut menghasilkan
40 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 9. 41 Marsel Danesi dan Perron P, Analyzing Cultures, h. 24.
39
pandangan masing-masing mengenai kejadian tertentu baik segi politik
maupun agama.42 Selain itu strukturalisme juga menekankan pada makna
yang hanya dapat dimengerti melalui struktur sosial yang selama ini sudah
ditekankan dan dibiasakan dan berbeda dengan makna struktur sosial
lainnya. Misalnya dalam struktur sosial masyarakat Perancis, kodok dan
siput merupakan makanan mewah, sedangkan menurut struktur sosial
masyarakat Inggris memakan dua hewan tersebut adalah tindakan kasar dan
kejam.43
Berbeda dengan Branston dan Stafford, tokoh strukturalisme
yang terkenal Ferdinand de Saussure berpendapat bahwa strukturalisme
tersusun dari penanda-penanda (signifiers). Sistem tanda yang berperan
dalam proses penandaan disebut juga bahasa. Saussure menerapkan ini
pada cara-cara bahasa itu menghasilkan makna, sering kali dengan
mendefinisikan istilah sebagai kebalikan dari istilah lain, inilah yang
disebut oposisi biner.44 Strukturalisme lahir dari pemikiran de Saussure
dalam empat konsep yang saling beroposisi, yaitu langue vs parole,
sintagmatik vs paradigmatik, sinkroni vs diakroni, dan signifiant vs
signifié.45
Kemudian tokoh strukturalisme lainnya yang juga terkenal
yaitu Lévi Strauss. Strauss dikenal sebagai bapak strukturalisme karena
dialah yang menggunakan kajian linguistik struktural dalam kajian
42 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 12. 43 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 12. 44 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 12 45 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok: Komunitas Bambu, 2011), h. 42.
40
budaya.46 Strauss menekankan pentingnya penataan oposisi dalam sistem
mitos dan dalam bahasa. Keduanya menghasilkan batas-batas kunci atau
perbedaan dalam budaya, biasanya dengan berat atau nilai yang tidak sama
yang melekat pada satu sisi pasangan.47 Asumsi Strauss mengenai
strukturalisme dalam menganalisis kebudayaan dilihat dari lima asumsi.
Pertama, aktivitas sosial budaya seperti mitos, dongeng, ritual dan lainnya
dapat dilihat sebagai bahasa. Maksud bahasa di sini adalah tanda dan
simbol yang berisi makna tertentu. Kedua, terdapat kemampuan menyusun
struktur sebuah gejala. Ketiga, makna dihasilkan dari hubungan antara
fenomena budaya dengan fenomena lain. Keempat, hubungan-hubungan di
struktur dalam dapat disederhanakan ke dalam oposisi biner, seperti siang
lawan malam, baik lawan buruk. Kelima, aturan-aturan berbahasa dalam
struktur sosial budaya masyarakat dijalankan tanpa sadar.48
Selain tiga tokoh strukturalisme di atas, Marcel Danesi
seorang tokoh semiotik, mengemukakan konsep mengenai strukturalisme.
Menurut Danesi, untuk menghasilkan makna dari bentuk X, seseorang
harus dapat mengenainya sebagai tanda (disepakati pemahamannya oleh
komunikator dan komunikan). Oleh karena itu, tanda tersebut memiliki
struktur. Lebih spesifiknya, bentuk X adalah tanda jika, pertama memiliki
ciri khas, kedua, tanda tersebut terbentuk dengan cara yang dapat
46 Mudji Sutrisno & Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2005), h. 127. 47 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 13. 48 Heddy Shri Ahimsa-Putra, Strukturalisme Lévi Strauss. Mitos dan Karya Sastra, (Yogyakarta: Galang Press, 2001), h. 66-72.
41
diprediksi.49 Bentuk tanda dapat saling digantikan, hubungannya diketahui
sebagai persamaan. Sebagai contoh, permainan kartu orang Eropa dapat
digantikan oleh permainan kartu orang Amerika dalam games Solitaire
karena pertandingan struktural dapat dengan mudah dibuat antara orang
Eropa dan orang Amerika.50
Inti dari berbagai pendapat tokoh strukturalisme mengacu
pada tiga prinsip strukturalisme bahwa struktur dan sistem selalu bersama
walaupun beroposisi, struktur dan sistem bersifat abstrak dan terkonstruk
dalam pikiran manusia, terakhir, struktur dan sistem adalah satuan tertutup
yang saling memenuhi dirinya sendiri.51
Sesuai dengan struktur, dalam bahasa Arab diartikan sebagai muqtadha al-
hal yaitu di mana seseorang harus memerhatikan sisi situasi dan kondisi
atau latar belakang sesuatu.52 Kemudian, dalam Alquran sendiri,
terstruktur atau sesuai dengan latar belakang lingkungan artinya
melakukan sesuatu yang baik (al-ma‟ruf). Maksud dari kata ma‟ruf dalam
Alquran hubungannya dengan makna adalah segala sesuatu yang
dikerjakan harus sesuai aturan dan struktur di belakangnya. Hal tersebut
diterangkan Allah Subhanahu Wata‟ala dalam Alqur‟an, di antaranya: َ ْ َ ُ ْ ْ ُ ْ ُ ٌ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َ َ ولتنن ِمننم أمت ًدعىن ِإلى الخي ِر وٍأمسون ِبا عسو ِف وٍنهىن ع ِن
ْ ُ ْ َ َ ُ َٰ َ ُ ُ ْ ُ ْ ُ َ ا نن ِس ۚ وأول ِئك هم ا ف ِلحىنا ( ال عمسان: ٩٠٤)
49 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, (Toronto: Canadian Scholar‟s Press Inc, 2004), h. 14. 50 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 15. 51 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, h. 70. 52 Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2007), h. 73.
42
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.
َ ْ َ َ َ َ َ َ ٰ َ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ ٌ َ َ ُ ْ ُ َ و ِإن جاهداك على أن تش ِسك ِبي ما ليع لك ِب ِه ِعلم فل ت ِطعهما ۖ
َ َ ْ ُ َ ُّ ْ َ َ ْ ُ ً َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َ وصا ِحبهما ِفي الدهيا معسوفا ۖ وات ِبع ط ِبيل من أهاب ِإلي ۚ ثم ِإلي
َ ْ ُ ُ ْ َ ُ َ ّ ُ ُ ْ َ ُ ْ ُ ْ َ ْ َ ُ َ مس ِجعنم فأهبِ ئنم ِبما لنتم تعملىنا(لقمان:٩٥( ا
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-
Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
2. Konotasi dan Denotasi
Denotasi dan konotasi adalah istilah yang menjelaskan
hubungan antara penanda dan petanda dan perbedaan analitik dibuat antara
dua jenis yang ditandai: denotatif sebagai penanda dan konotatif sebagai
petanda.53 Denotasi dan konotasi merupakan dua cara dalam proses
penandaan yang terbentang dalam X=Y.54 Denotasi dan konotasi juga
penting untuk menentukan makna kata dalam sebuah konteks.55 Memahami
perbedaan antara denotasi dan konotasi penting untuk memahami definisi
53 Daniel Chandler, Semiotics: The Basic, (New York: Routledge, 2002), h. 140. 54 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 12. 55 Howard Jackson, Etinene Zé Amvela, Words, Meaning and Vocabulary: An Introduction to Modern English Lexicology, (London, New York: Cromwell Press, 2004), h. 57
43
dan bagaimana konsep keduanya digunakan. Sebagai contoh, kata "emas"
lagi menunjukkan atau menandai baik bagian dari spektrum warna dan
logam tertentu. Tetapi secara historis telah mengembangkan konotasi
dalam budaya tertentu (sebagian berasal dari hadiahnya untuk perhiasan,
upacara khusus dan sebagai mata uang) yang jauh lebih luas. permukaan ini
dalam frase seperti 'peluang emas', 'baik sebagai emas' dan seterusnya.56
a. Konotasi
Benny Hoed dakam bukunya mengemukakan konsep konotasi.
Konotasi artinya makna yang diberikan penanda sesuai dengan
keinginannya, kognisinya atau fenomena baru di masyarakat. Konotasi
berarti ideologi sebuah tanda.57 Begitu pula Suwandi menyatakan bahwa
konotasi adalah kata-kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang
timbul dari pembicaraan (penulis) dan pendengar (pembaca).58 Selanjutnya,
pengertian konotasi menurut William Ockham adalah makna yang
menandakan dua hal pada saat yang sama dan memiliki lebih dari satu
definisi. Konotasi boleh didefinisikan di beberapa kalimat, di mana setiap
subjek dan predikat berbeda dalam penandaannya. Contoh, kata angelus
dapat diartikan angel, yaitu substansi yang eksis tanpa bentuk, dapat pula
didefinsikan sebagai orang intelektual dan tidak korup.59 Contoh lain
konotasi, jika pengembangan ke arah metabahasa untuk makna “tempat
narapidana dikurung” selain menggunakan kata penjara dapat pula
56 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 16. 57 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, h. 25-26. 58Suwandi, Sarwiji, Semantik Pengantar Kajian Makna, (Yogyakarta: Media Perkasa.2008), h. 82. 59 Beatriz Garza Cuarón, Connotation & Meaning, (Berlin, New York, Moutron de Gruyter: Walter de Gruyter & Co, 1991), h. 15-16.
44
menggunakan kata lain seperti hotel prodeo dan lembaga
permasyarakatan.
Lebih jelas lagi Piliang mendefinisikan konotasi sebagai
pertandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda yang
di dalamnya terdapat makna implisit, tidak langsung, dan terbuka terhadap
berbagai kemungkinan makna. Konotasi juga mengandung penambahan
rasa dan nilai berupa simbol. Oleh karena itu, sebuat kata disebut simbol
jika bermakna konotatif baik positif ataupun negatif.60 Pengertian-
pengertian konotasi dari beberapa tokoh memiliki persamaan yaitu
konotasi merupakan interpretasi kata yang maknanya tidak langsung dapat
diketahui dan makna kata yang dapat diterjemahkan secara subjektif..
Fiske mengemukakan konsep konotasi sebagai penjelasan
mengenai salah satu dari tiga cara kerja tanda dalam pertandaan kedua.
Konotasi menggambarkan interaksi yang berlangsung ketika tanda
bertemu dengan perasaan atau emosi penggunanya dan nilai-nilai
kulturnya. Kedudukan penanda sebagai tatanan utama, sebab pemakai
tanda adalah yang memberikan konotasi.61 Kemudian, tokoh semiotik
Roland Barthes menggunakan konotasi untuk menjelaskan gejala budaya
yang dilihatnya sebagai tanda berarti khusus di masyarakat.62 Oleh karena
itu konotasi bersifat subjektif, karena didefinisikan menurut sudut pandang
60 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika Tafsir Cultiral Studie Atas Matinya Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h. 261. 61 John Fiske, Cultural and Communication Studies, (Yogyakarta: Jalasutra, 2004), h. 118. 62 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, h. 26.
45
masing-masing. Konotasi sebagai cara manusia memperluas penerapan
tanda secara kreatif. Sebab konsep konotasi terbatasi budaya manusia.63
Dalam konsep Islam, konotasi dapat ditemukan dalam
beberapa pembahasan. Pertama, konotasi ditemukan dalam mafhum di
فهم-ًفهم kajian Ushul Fiqh. Mafhum adalah ism-maf‟ul (objek) dalam wazan
yang artinya mengerti, paham. Konteks Ushul Fiqih mengartikan mafhum
sebagai makna yang tidak tertulis yang terdapat dari makna tertulis
(denotasi).64 Kedua, mafhum ditemukan juga dalam ma‟na majâzỉ dalam
kajian ilmu balaghah. Ma‟na majâzỉ adalah kata yang tidak memiliki arti
sebenarnya dikarenakan adanya hubungan dengan makna yang menyerupainya
dan kata yang mencegah makna asli digunakan.65
b. Denotasi
Dalam fenomena dan kajian sosial budaya, penggunaan tanda
juga dimaknai secara denotasi, yaitu pemaknaan secara umum. Denotasi
memberikan konsep umum penjelasan mengenai penanda dan petanda
dalam makna yang jelas. Menurut Alex Sobur, denotasi adalah makna
nyata dari tanda.66 Begitu pula pendapat Djajasudarma bahwa denotasi
adalah hubungan antara konsep yang dituju dengan dunia nyata.67
Kemudian menurut Daniel Chandler, denotasi cenderung digambarkan
sebagai makna definisional yang bersifat literal, jelas, atau masuk akal
63 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 12. 64 Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984), h. 138. 65 Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, h. 32-33. 66 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003),h. 128. 67 T. Fatimah Djajasudarma, Penalaran Deduktif-Induktif dalam Wacana Bahasa Indonesia, (Bandung: Alqaprint Jatinangor, 1999), h. 9.
46
sehat dari suatu tanda.68 Menurut Piliang denotasi termasuk kata-kata atau
lambang yang dapat kita temukan artinya di kamus secara eksplisit.69
Misalnya foto mengenai keadaan jalan maka kata jalan tersebut berdenotasi
jalanan yang sesungguhnya. Pengertian-pengertian denotasi di atas
memberikan kesimpulan bahwa denotasi diterapkan pada kata, simbol,
gerakan dan benda yang bermakna sama dengan bentuknya. Denotasi tidak
membutuhkan interpretasi dari penerima pesan atau siapa pun yang
menggunakan objek dari denotasi tersebut.
Makna yang dihasilkan denotasi bersifat khusus dalam sebuah
tanda dan menjadi gambaran petanda sendiri.70 Denotasi berisikan
hubungan yang berlangsung di antara satuan abstrak dasar kata, benda-
benda, tempat, properti, proses, aktivitas eksternal dalam sistem bahasa.71
Selain itu denotasi juga merepresentasikan makna eksplisit dari suatu
tanda dan mengacu pada arti harfiah dari sebuah kata dalam definisi
kamus. Dari segi denotasi, kita menafsirkan warna sebagai gradasi dari
rona dalam spektrum cahaya. Rona adalah properti yang memimpin kita
untuk memberikan warna pada namanya. Contoh, merah, oren, kuning.
Akan tetapi proses penamaannya tidak bebas dari pribadi dan faktor
budayanya, melainkan sudah mengikuti kesepakatan penggunaan kata
secara global.72
68 Daniel Chandler, Semiotics: The Basic, h. 140. 69 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika Tafsir Cultural Studie atas Matinya Makna, h. 261. 70 Arthur Asa Berger, Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2000), h. 55. 71 John Lyons, Semantics, (Cambridge: Cambridge University Press, 1977), h. 207. 72 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 69.
47
Dalam konteks Islam, denotasi juga dapat ditemukan dalam beberapa pembahasan. Pertama, denotasi ditemukan dalam kajain Ushul
Fiqih mengenai manthuq. Manthuq adalah ism-maf‟ul (objek) dalam
yang artinya mengucapkan. Konteks Ushul Fiqih هطق-ًنطق wazan mengartikan manthuq sebagai makna yang tertulis dalam lafaz.73 Kedua, denotasi ditemukan pada konsep ma‟na haqiqi dalam kajian ilmu balaghah. Ma‟na haqiqi adalah makna yang digunakan untuk mengungkapkan makna yang sebenarnya.74 Dalam Alquran, denotasi diwakilkan oleh kata bayân. “Bayân artinya terbuka atau jelas.”75
Beberapa ayat dalam Alquran yang menyebutkan kata Bayân di antaranya: َٰ َ َ َ ٌ َ ُ ً َ َ ْ َ ٌ ْ ُ َ ه را بيان ِللنا ِض وهدي ومى ِعظت ِللمت ِقينا(ال عمسان:٩٣١( ا
(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. ُ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ّ ثم ِإن علينا بياهه )السحمان:۴(
Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya.
73 Abdul Karim Amrullah, Pengantar Ushul Fiqh, h. 138. 74 Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, h. 32. 75 Mamat Zaenuddin dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah, h. 15.
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Charlie Hebdo
Majalah Satire Charlie Hebdo adalah salah satu majalah
kontroversial di Perancis yang diluncurkan pertama kali di tahun 1970.1
Majalah ini menekankan pada gambar karikatur untuk sampul majalahnya.
Hanya saja, karikatur yang dibuat majalah ini selalu menggunakan simbol atau
tokoh agama-agama. Sebagai majalah dengan ideologi sayap kiri, yaitu kaum
sosialis, Charlie Hebdo sering mengeluarkan sindiran yang mengandung
SARA dalam muatan berbagai artikel maupun sampul majalahnya.2
B. Sampul Majalah Charlie Hebdo Edisi 1178 (Jé suis Charlie)
7 Januari 2015, Kouachi bersaudara, berkerudung dan
bersenjatakan Kalashnikov, menyerbu rapat editorial menembaki jurnalis-
jurnalis dan beberapa orang-orang yang sedang berkumpul di kantor majalah
Charlie Hebdo. Mereka membunuh kartunis Cabu, Charb, Honoré, Tignous
dan Wolinski, psikoanalis Elsa Cayat, ekonom Bernard Maris, pembaca bukti
Mustapha Ourrad, petugas polisi Frank Brinsolaro yang melindungi Charb,
Michel Renaud, pendiri festival Rendez-vous du Carnet de voyage yang
diundang untuk pertemuan, dan juru kunci Frédéric Boisseau. Mereka juga
melukai kartunis Riss, wartawan Philippe Lançon dan Fabrice Nicolino dan
webmaster Simon Fieschi. Ketika mereka meninggalkan gedung, tepat sebelum
membunuh polisi Ahmed Merabet, para teroris berteriak: “Kami telah
1 History Charlie Hebdo diakses 29 Maret 2018 dari https://charliehebdo.fr/en/history/. 2 Fidel Ali Permana “Mengenal Majalah Kontroversial Charlie Hebdo” diakses 29 Maret 2018 dari https://internasional.kompas.com/read/2015/01/08/07323281/Mengenal.Majalah.Kontroversial.Ch arlie.Hebdo.
48
49
membalas nabi Muhammad” Nabi yang sama yang kemudian menyatakan
“sulit untuk dicintai oleh orang bodoh”. Setelahnya, staf yang tersisa pindah ke
Libération spreadsheet harian untuk kembali menghidupkan Charlie Hebdo.
Saatnya untuk hidup atau mati: Charlie Hebdo akan terus hidup.3
Teror tersebut bukan kali pertamanya menimpa kantor majalah
Charlie Hebdo. 2 November 2011 kantor majalah tersebut juga pernah
diserang bom oleh sekelompok orang karena memuat gambar karikatur Nabi
Muhammad dengan edisi “Charia Hebdo” sebagai olokan konsep syariah
dalam Islam. Kemudian, setelah teror di bulan Januari tahun 2015, seakan tidak
jera, Charlie Hebdo kembali memuat gambar karikatur Nabi Muhammad
sebagai wujud kata maaf bagi teroris yang membunuh rekan-rekannya minggu
lalu.4
Sampul majalah tersebut adalah edisi ke-1178. Gambar kartun
Nabi Muhammad terletak di atas backgorund hijau dengan headline “Tout est
Pardonné”. Kemudian di bawah berita headline, terdapat gambar laki-laki
berpakaian Arab berwarna putih dan berjanggut sambil menangis membawa
papan bertuliskan “Je Suis Charlie” artinya saya Charlie. Gambar yang
diilustrasikan oleh Luz, kartunis mingguan yang selamat dari penembakan
karena terlambat datang ke kantor.5
3 Charlie Hebdo History diakses pada 18 Mei 2018 dari https://charliehebdo.fr/en/history/. 4 Matthew weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: Cover pertama sejak serangan teror melukiskan Nabi Muhammad” diakses pada tanggal 12 Maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-cover-magazine-prophet- muhammad.
5 Matthew Weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: Cover pertama sejak serangan teror melukiskan Nabi Muhammad” diakses pada tanggal 12 Maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-cover-magazine-prophet- muhammad.
50
Gambar 3.1: Sampul Majalah Charlie Hebdo Edisi 11786
C. CNN Indonesia.com Gambar 1.2: Tampilan Laman CNNIndonesia.com
1. Profil Singkat CNN Indonesia.com adalah perusahaan yang mengelola laman CNN Indonesia. CNNIndonesia.com berada dalam naungan Trans Corp yang dibagi juga ke dalam PT. Trans News Corpora. CNN Indonesia sendiri
6 Diakses dari https://www.huffingtonpost.com/2015/01/12/charlie-hebdo-cover-je- suis-charlie_n_6458876.html
51
merupakan franchise dari CNN Internasional di Atlanta. Oleh karena itu nama, logo CNN dan semua elemen terkait ditampilkan dengan izin Cable News Network di bawah naungan Turner Internasional. “CNN di Indonesia itu bentuknya franchise. PT. CT. Corp membeli lisensi CNN Indonesia kepada CNN Internasional di Atlanta. Tetapi secara editorial dan manajerial mereka tidak punya campur tangan dan intervensi sama sekali di Indoneisa”7 Dalam laman CNNIndonesia.com terdapat tujuh kategori berita, di antaranya: a. Nasional b. Internasional c. Ekonomi d. Olahraga e. Teknologi f. Hiburan g. Gaya hidup. 2. Visi dan Misi CNN Indonesia.com Panjang bukan berarti membosankan. Pendek tidak berarti dangkal. Panjang pendek bukanlah rumus. Panjang pendek bukanlah kungkungan. Panjang dan pendek hanyalah sebuah format penyampaian. Sebuah pilihan. Dangkal dan membosankan adalah cermin ketidaktrampilan penyampainya. Bukan karena formatnya. Karenanya berita kami bisa panjang dan bisa pendek. Sama seperti dengan pilihan kami untuk tidak sekadar menggunakan semata kata-kata untuk menyampaikan berita. Grafis, foto, dan video adalah juga alat kami. Semua bisa saling berdiri sendiri bercerita sekaligus saling melengkapi sebagai sebuah kesatuan. Kami tak hendak menjadi hakim. Tak hendak pula menjadi algojo. Niatan kami hanyalah mengungkapkan fakta secara apa adanya. Membilasnya dari bias. Kami ada semata karena kepekaan. Ketika sebuah peristiwa, sebuah perkara, layak untuk disampaikan, menarik, dan sebisa mungkin membuka
7 Hasil wawancara dengan managing editor CNNIndonesia.com pada 28 Mei 2018.
52
wawasan. Ketika kegembiraan, tragedi, yang tersembunyi, dan yang terbuka perlu untuk diketahui. Kami hadir untuk mengabarkan.8
3. Kebijakan Operasional
Sebagian perusahaan dikendalikan oleh aturan, sebagian lagi dikendalikan oleh hirarki. Namun, CNNIndonesia.com dikendalikan oleh nilai-nilai berikut:9
a. Cepat dan Akurat Bicara soal digital pastinya tak lepas dari kecepatan. CNNIndonesia.com terhubung ke dunia demi membawa kabar terkini dalam waktu yang sangat singkat. Kami sadar bahwa menyampaikan sesuatu bisa mengubah dunia. Dengan bekerja secara cepat dan akurat, kami membuat waktu berharga Anda tidak ada yang terbuang sedikit pun. b. Kreatif dan Inovatif Digital merupakan produk futuristik yang dikemas dengan penuh hiburan dan menyenangkan. Namun, CNNIndonesia.com tidak hanya mengangkat berita baik. CNNIndonesia.com juga berkomitmen menghadapi tantangan baru. Kami percaya bahwa tantangan adalah kesempatan. Jadi, kami menyampaikan gagasan dan konsep dengan kemasan terkini. Hal tersebut yang membuat CNNIndonesia.com berbeda dari yang lainnya. c. Integritas Jenius tanpa integritas adalah omong kosong. Demi menciptakan sebuah mahakarya, kami tidak hanya membutuhkan pemimpi yang penuh gairah atau pemikir yang bijaksana, tetapi juga seorang pekerja yang tulus berkolaborasi. Inovasi dan gagasan yang telah diucapkan harus menjadi hal nyata dan benar-benar dilakukan. Kami percaya tindakan Anda akan menentukan siapa Anda sebenarnya.
8 Tentang kami, diakses dari https://www.CNNIndonesia.com/tentang-kami pada 3 Juni 2018. 9 Karir, diakses dari https://www.cnnindonesia.com/karir
53
4. Motto CNN Indonesia.com News We Can Trust. Menyajikan berita terhangat langsung melalui handphone Anda. 5. Susunan Redaksi CNN Indonesia.com
Gambar 3.3: Susunan Redaksi CNNIndonesia.com
Editor in Chief Yoko Sari
Managing Editors Anugerah Perkasa Ike Agestu Vetriciawizach Simbolon
Editors Ardita Mustafa Christine Novita Nababan Gilang Fauzi Haryanto Tri Wibowo Rizky Sekar Afrisia Suriyanto
Writers News Development Head of Multimedia
Photographers
Creative Designer
Video Jurnalist
Photo Researcher
Sumber: Laman CNN Indonesia.com10
10 Diakses dari https://www.CNNIndonesia.com/tentang-kami pada 3 Juni 2018.
BAB IV
ANALISIS
Menurut Gill Branston dan Roy Stafford media bukan hanya sekedar sarana komunikasi saja, akan tetapi bahwa media juga menyusun realitas yang digambarkan baik melalui kata-kata, gesture, warna dan lagu.1 Kemudian, penulis mengangkat media CNN Indonesia.com seperti layaknya ciri media yang disebutkan oleh Stafford dan Branston, CNN Indonesia.com memaknai berita gambar Nabi Muhammad di Majalah Satire Charlie Hebdo kemudian menyusun sebuah realitas kasus tersebut kedalam kata-kata dan gambar. Kata-kata dan gambar tersebut dapat dilihat dari berita-berita yang mereka tampilkan di laman
CNN Indonesia.com, khususnya untuk tema pemberitaan gambar kartun Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Penulis mendapatkan data berupa berita-berita CNN Indonesia.com yang diunggah dalam laman mereka. Berita-berita tersebut di antaranya:
A. Pemaknaan Sebelum menganalisis satu persatu pemaknaan berupa strukturalisme
dan denotasi konotasi dalam berita-berita CNN Indonesia.com, penulis
terlebih dahulu akan menampilkan berita-berita seputar pemaknaan CNN
Indonesia.com mengenai gambar Nabi Muhammad di sampul majalah
Charlie Hebdo edisi 1178. Kemudian, penulis akan menganalisis secara garis
besar berita-berita tersebut kedalam konsep strukturalisme, denotasi dan
konotasi.
1 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 9.
54
55
Gambar 4.1: Berita Satu
56
Tabel 4.1: Analisis Berita Satu
No Kategori Hasil Gambar pertama menunjukkan tulisan “de tout cœr avec 1 Denotasi Chalie Hebdo” yang artinya semua hati untuk Charlie Hebdo. Gambar bermakna dukungan bagi Charlie Hebdo setelah penembakan di kantor mereka sehingga Charlie 2 Konotasi Hebdo kembali menerbitkan gambar Nabi Muhammad di sampul majalah edisi berikutnya, 1178.
Gambar 4.2: Berita Dua
57
Tabel 4.2: Analisis Berita Dua No Kategori Hasil Gambar menunjukkan seorang tentara Perancis berdiri 1 Denotasi di bawah menara Eiffel sambil memegang senapan. Gambar bermakna tentara Perancis sedang berjaga di 2 Konotasi sekitar menara Eiffel pasca serangan di kantor majalah Charlie Hebdo tanggal 7 Januari 2015.
58
Gambar 4.3: Berita Tiga
59
Tabel 4.3: Analisis Berita Tiga
No Kategori Hasil Gambar menunjukkan koran-koran yang dijual di depan minimarket kemudian terdapat kardus bertuliskan “il ne 1 Denotasi reste plus de Charlie” yang artinya tidak ada lagi Charlie. Gambar tersebut bermakna majalah edisi 1178 yang baru dirilis habis terjual. Kemudian tulisan di karton 2 Konotasi menunjukkan bahwa Paris tidak ingin ada korban dari kebebasan pers lainnya seperti Charlie Hebdo.
Gambar 4.4: Berita Empat
T a b e l
5 .
60
Tabel 4.4: Analisis Berita Empat
No Kategori Hasil Gambar menunjukkan poster yang artinya “Tetap 1 Denotasi tenang, saya Muslim, bukan teroris” Gambar tersebut bermakna respon orang Muslim yang menjadi kambing hitam dari penembakan di kantor Charlie Hebdo. Pelaku penembakan walaupun mengaku 3 Konotasi sebagai orang Muslim, tetapi tidak merepresentasikan keseluruhan Muslim yang teroris. Sebab, Muslim juga tidak setuju dengan penembakan tersebut.
1. Strukturalisme
Menurut Branston dan Stafford, strukturalism adalah rangkaian konsep
yang menekankan dua hal, yaitu semua lapisan masyarakat dibagi oleh
struktur sosial dan psikologi masyarakat tersebut. Semua tindakan manusia
61
dalam sebuah masyarakat dipengaruhi oleh bagaimana keadaan ekonomi
mereka, kemudian menghasilkan dengan siapa mereka berhubungan, lalu
hubungan tersebut menghasilkan pandangan masing-masing mengenai
kejadian tertentu baik segi politik maupun agama. Selain itu strukturalisme
juga menekankan pada makna yang hanya dapat dimengerti melalui
struktur sosial yang selama ini sudah ditekankan dan dibiasakan dan
berbeda dengan makna struktur sosial lainnya. 2 Hal tersebut dapat terlihat
dari pemaknaan CNN Indonesia.com di berita-berita mereka.
Pada berita pertama, di gambar 5.1 CNN Indonesia.com
menuliskan reaksi media atas gambar tersebut yang kebanyakan tidak
menampilkan gambar Nabi Muhammad atas dasar penghormatan bagi
umat Islam. Artinya CNN Indonesia.com menggunakan struktur sosial dan
psikologi Indonesia yang mayoritas Muslism bahwa penggambaran Nabi
Muhammad atas dasar apapun haram, seperti hadits berikut ini:
من لرب علي متعممدا فليتبىأ مقعده من الناز )زواه البخازي و مظلم(
“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia
menyiapkan tempatnya di neraka” (HR. Bukhori dan Muslim) .3
Pada berita kedua, di gambar 5.2 CNN Indonesia.com menuliskan
juga reaksi umat Muslim bahwa penggambaran kembali Nabi Muhammad
oleh Charlie Hebdo di edisi 1178 hanya akan kembali menimbulkan
kontroversi dan menyakiti umat Muslim.
2 Gill Branston dan Roy Stafford, Media Student‟s Book, h. 12. 3 Wulan Mulya Pratiwi dan Erma Desy, 99 Pemuas Intelektual & Keimanan Remaja, h. 157.
62
Kemudian, pada berita ketiga, di gambar 5.3 CNN Indonesia.com menuliskan beragam reaksi atas edisi 1178 tersebut. Pihak yang setuju membeli edisi terbaru itu hingga habis jutaan eksemplar. Sebaliknya, pihak yang tidak setuju mengatakan kartun terbaru itu hanya akan menimbulkan banyak ketegangan lagi.
Berita terakhir di gambar 5.4 tertulis bahwa alasan pihak yang setuju dengan penggambaran kembali sebagai bentuk maaf Charlie Hebdo kepada pelaku penembakan dan juga sebagai pereda keadaan saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa perasaan Charlie Hebdo saat itu dituangkan dalam gambar Nabi edisi terbaru lagi. Akan tetapi, pihak yang tidak setuju mengatakan bahwa penggambaran kembali Nabi Muhammad oleh Charlie
Hebdo hanya akan menimbulkan lagi kebencian yang hanya didasarkan pada kebebasan pers.
Berdasarkan empat berita tersebut terlihat bahwa CNN
Indonesia.com menekankan penulisan dengan menggunakan struktur sosial, psikologis dan agama. Sebab, CNN Indonesia.com tidak menunjukkan dukungannya untuk penggambaran kartun Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo di edisi 1178 mereka. Seperti yang Denny
Armandhanu, mantan penulis di CNN Indonesia.com untuk kasus gambar kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 katakan:
“CNN Indonesia meyakini kultur di Indonesia yang mayoritas pembacanya Muslim sehingga sebisa mungkin menjaga sensitivas berita tersebut, salah satunya tidak menampilkan cover depan
63
Charlie Hebdo yang bergambar karikatur penghinaan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.”4 Denny mengatakan CNN Indonesia.com memilih untuk tidak
menampilkan sampul depan majalah tersebut yang menampilkan gambar
kartun Nabi Muhammad dikarenakan untuk menjaga sensitivitas umat
muslim khususnya di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama
Islam. Hal ini menandakan bahwa tindakan tersebut dipengaruhi oleh
bagaimana latar belakang lingkungan, kemudian menghasilkan dengan
siapa mereka berhubungan, lalu hubungan tersebut menghasilkan
pandangan masing-masing mengenai kejadian tertentu baik segi politik
maupun agama. Begitu juga dengan pendapat mantan penulis, Amanda
Puspitasari yang mengatakan:
“Menurut wawancara saya dengan warga Indonesia yang menetap di Perancis saat itu, Charlie Hebdo memang terkenal sebagai tabloid yang sering memancing perhatian dengan berbagai kartun dan ilustrasi yang kontroversial. Itulah cara mereka menghasilkan uang. Bukan hanya kartun Nabi Muhammad SAW, Charlie Hebdo sering sekali membuat kartun yang mengolok-olok pemuka agama lain, termasuk Paus (pemuka agama Katolik), dan berbagai peristiwa lain yang sedang menjadi sorotan dunia. Tengok saja kartun di sampul tabloid Charlie Hebdo yang mengejek penemuan puing Malaysia Airlines MH370, atau peristiwa tewasnya imigran anak kecil bernama Aylan Kurdi di pesisir pantai Turki. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah di Perancis, negara yang mengusung sekulerisme. Menurut pakar Indonesia (Indonesianis) Francois Raillon yang berbasis di Perancis dan saat itu saya wawancarai, Perancis memisahkan antara agama dengan masalah umum lainnya. Hal tersebut tak lepas dari sejarah Perancis sejak abad ke 18. Lihat artikel berjudul Sebelumnya Tak Disukai, Kini Charlie Hebdo Menuai Simpati. Pada umumnya, semua ajaran Islam menentang keras penggambaran Nabi Muhammad SAW. Saya pribadi sebagai penganut Islam tidak suka dengan penggambaran kartun tersebut. Saya menganggap itu merupakan
4 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018.
64
cara yang murahan untuk mencari perhatian (dan kemarahan) publik. Meski demikian, aksi kekerasan, penembakan dan terorisme semacam itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.”5 Dari hasil wawancara tersebut diketahui bahwa Amanda
Puspitasari tidak menyukai penggambaran Nabi Muhammad yang
dilakukan Charlie Hebdo karena dalam Islam agamanya tidak
diperbolehkan sama sekali menggambar Nabi Muhammad. Sementara
Charlie Hebdo tetap menggambar kartun Nabi Muhammad karena di
Perancis sendiri hal tersebut bukanlah masalah dan merupakan bagian dari
kebebasan pers seperti pemisahan antara agama dan pemerintahan yang
dilakukan di Perancis. Dua pendapat yang berbeda tersebut sama-sama
disebabkan oleh latar belakang negara dan agama masing-masing.
Kemudian, pendapat ini juga diperkuat oleh pernyataan Ike Agestu, Editor
CNN Indonesia.com untuk pemberitaan kartun Nabi Muhammad di sampul
majalah Charlie Hebdo edisi 1178.
“Yang namanya media itu punya editorial. Itu seperti sikap kita menghadapi suatu peristiwa atau fenomena. Dalam kasus Charlie Hebdo kita tentu saja menyayangkan dan tidak setuju perbuatan teror yang dilakukan siapapun pada pihak mana pun. Untuk kasus Charlie Hebdo kita tinggal di Indonesia, saya beranggapan bahwa bagaimana pun juga yang namanya kebebasan harus tetap mempertimbangkan keyakinan orang lain, menghormati keyakinan yang dimiliki orang lain. Charlie Hebdo menerbitkan kartun nabi dengan dasar kebebasan pers. Kita berpendapat kebebasan berekspresi tetap ada batasnya, harus menghormati agama orang lain, keyakinan orang lain. Intinya tidak perlu sara. Menurut saya itu provokatif karena memang umat Islam tidak mau ada penggambaran Nabi Muhammad. Cukup hormati saja. Itulah mengapa di CNN kita tidak pernah menerbitkan satu pun gambar kartun Charlie Hebdo yang menggambarkan Nabi Muhammad. Bahkan ada foto-foto bukan Charlie langsung. Kita punya terbitan Charlie Hebdo lainnya, setelah itu kan dia masih menggambar
5 Hasil wawancara dengan Amanda Puspitasari (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin, 4 Juni 2018.
65
kartun Nabi Muhammad lagi kan, setelah itu sebenarnya di toko- toko buku di Paris, di loper koran dan sebagainya, itu ada foto- fotonya. Tapi bahkan foto itu pun kita tidak menggambarkan. Intinya ada foto apapun yang di dalamnya terdapat gambar Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo kita gak terbitkan itu di berita kita.”6 Ike mengatakan bahwa dengan berlatar belakang negara Indonesia
yang memiliki sistem pers tanggung jawab sosial dan mayoritas
penduduknya beragama Islam, penggambaran kartun Nabi Muhammad
dalam bentuk apapun tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, CNN
Indoenesia.com menyesuaikan setiap berita dan gambar yang
diterbitkannya oleh editorial mereka agar tidak menyinggung dan
menimbulkan kontroversi di negara mereka bekerja.
Pernyataan-pernyataan sesuai dengan konsep strukturalisme yang
dikemukakan oleh Stafford dan Branston bahwa stukturalisme ditekankan
oleh dua hal, pertama strukturalisme diatur oleh struktur sosial dan
psikologi masyarakat tersebut, dalam artian latar belakang budaya, negara
dan agamanya. Hal ini ditunjukkan oleh CNN Indonesia.com memandang
penggambaran Nabi Muhammad sebagai hal yang buruk karena penulis
dan editor CNN Indonesia.com berasal dan tumbuh di Indonesia yang
memiliki sistem pers tanggung jawab sosial dan mayoritas beragama
Islam. Seperti yang dikemukakan oleh Ike Agestu:
“Untuk kasus Charlie Hebdo kita tinggal di Indonesia, saya beranggapan bahwa bagaimana pun juga yang namanya kebebasan harus tetap mempertimbangkan keyakinan orang lain, menghormati keyakinan yang dimiliki orang lain. Charlie Hebdo menerbitkan kartun nabi dengan dasar kebebasan pers. Kita berpendapat kebebasan berekspresi tetap ada batasnya, harus menghormati agama orang lain, keyakinan orang lain. Intinya tidak
6 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Managing Editorial berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin, 28 Mei 2018.
66
perlu sara. Menurut saya itu provokatif krn memang umat Islam tidak mau ada penggambaran Nabi Muhammad. Cukup hormati saja. Itulah mengapa di CNN kita tidak pernah menerbitkan satu pun gambar kartun Charlie Hebdo yang menggambarkan Nabi Muhammad.”7 Kemudian ditekankan juga pada makna yang hanya dapat
dimengerti melalui struktur sosial yang selama ini sudah ditekankan dan
dibiasakan dan berbeda dengan makna struktur sosial lainnya. Makna di
negara satu berbeda dengan makna di negara lain. Hal ini ditunjukkan oleh
pernyataan Amanda Puspitasari yang mewawancarai jurnalis Indonesia
yang tinggal di Perancis bahwa menurut Perancis penggambaran kartun
Nabi Muhammad diperbolehkan karena sistem pers bebas yang digunakan.
Sementara pihak yang tidak setuju dikarenakan gambar tersebut dapat
menyinggung umat muslim yang melarang penggambaran Nabi
Muhammad untuk menghindari kultus orang yang dimiripinya. Seperti
yang dikemukakan oleh Ike Agestu berikut ini:
“Tapi di Islam itu setau saya memang tidak ada penggambaran Nabi Muhammad itu untuk menghindari kultus tadi, jadi pengagungan terhadap satu sosok, bahkan ada film tentang Nabi Muhammad pun mukanya tidak ada. Kalau yesus ada, mereka tidak masalah. ”8 Selain itu, mantan jurnalis CNN Indonesia.com juga pernah menuliskan opininya dalam salah satu berita di laman CNN Indonesia.com mengenai alasan pelarangan gambar Nabi Muhammad yang berjudul “Kartun Nabi Mengapa
Marah.”9
7 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Managing Editorial berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin, 28 Mei 2018. 8 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Managing Editorial berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin, 28 Mei 2018. 9 Lihat tulisan judul Kartun Nabi, Mengapa Marah di https://www.cnnindonesia.com/internasional/20150109101419-135-23461/kartun-nabi-mengapa- marah.
67
Penggambaran Nabi Muhammad di Islam tidak diperbolehkan
karena tidak ada yang pernah melihat sosok Nabi Muhammad secara
langsung di zaman sekarang. Penggambaranya justru akan menimbulkan
fitnah dan kebohongan. Seperti yang dijelaskan dalam hadits:
من لرب علي متعممدا فليتبىأ مقعده من الناز )زواه البخازي و مظلم(
“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia
menyiapkan tempatnya dari neraka” (HR. Bukhori dan Muslim). 10
2. Konotasi dan Denotasi
Piliang mendefinisikan konotasi sebagai pertandaan yang
menjelaskan hubungan antara penanda dan petanda yang di dalamnya
terdapat makna implisit, tidak langsung, dan terbuka terhadap berbagai
kemungkinan makna. Konotasi juga mengandung penambahan rasa dan
nilai berupa simbol. Oleh karena itu, sebuat kata disebut simbol jika
bermakna konotatif baik positif ataupun negatif.11 konotasi bersifat
subjektif, karena didefinisikan menurut sudut pandang masing-masing.
Konotasi sebagai cara manusia memperluas penerapan tanda secara
kreatif. Sebab konsep konotasi terbatasi budaya manusia.12 Sementara
denotasi merepresentasikan makna eksplisit dari suatu tanda dan mengacu
pada arti harfiah dari sebuah kata dalam definisi kamus. 13
10 Takhrij Hadits Kitab Shahih Bukhari karya Muhammad ibnu Ismail Al-Bukhari, No. 1291. 11 Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika Tafsir Cultiral Studie Atas Matinya Makna, h. 261. 12 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 12. 13 Marcel Danesi, Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Communication Theory, h. 69.
68
Penjelasan isi dan makna konotasi dan denotasi dari berita-berita di
laman CNN Indonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad
telah penulis jelaskan dalam tabel 4.1-4.4 dalam bab ini. Akan tetapi
dalam berita-berita tersebut jarang sekali menggunakan kata yang
bermakna konotatif. Seperti yang dijelaskan oleh Ike Agestu saat penulis
menanyakan makna konotasi dari kata kontroversi kepadanya sebagai
berikut:
“Sementara makna konotasinya gak ada sih, jadi makna konotasi Charlie Hebdo itu persoalannya itu apa yang dilakukan Charlie Hebdo dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Itu menimbulkan perdebatan. Itulah kontroversinya. Ada yang gak sepakat dengan basis seperti yang saya bilang, bagaimanapun juga kebebasan harus menghormati orang lain ada batasnya. Tapi ada juga yang berpendapat kebebasan berekspresi itu dibiarkan saja. Kontroversinya di sana. Jadi memang betul tidak ada makna konotatif persoalan itu menimbulkan perdebatan orang-orang. ”14 Menurut Ike, tidak ada makna konotatif dalam gambar yang
digunakan dalam berita CNN Indonesia.com mengenai gambar kartun
Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Semua
kata akan langsung dapat dipahami maksudnya dengan melihat latar
belakang kejadian tersebut. Begitu juga dengan pemaparan Denny
Armandhanu sebagai berikut:
“Tidak ada makna khusus, pencantuman gambar hanya disesuaikan dengan beritanya saja. ”15 Alasan mengapa tidak adanya gambar bermakna konotatif dalam
pemberitaan dikarenakan untuk menghindari kesalah pahaman pembaca,
14 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018. 15 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018.
69
seperti yang dijelaskan oleh Denny Armandhanu dalam petikan
wawancara sebagai berikut:
“Seharusnya yang jelas, biar pembaca ga salah tangkap, jika memang mau bermain kata dengan memakai istilah, lebih baik diberi tanda kutip ("...") agar pembaca tahu bahwa itu bukan arti harfiah. ”16 Selain itu, media memang dituntut untuk tetap menyampaikan
makna dari suatu kejadian tanpa sudut pandang pribadi ataupun
menimbulkan makna yang salah dari pembacanya. Kata-kata dan gambar
bermakna konotatif tidak digunakan dalam berita pemberitaan straight
news dan hard news, tetapi dapat dipergunakan dalam berita feature atau
soft news seperti yang dikemukakan oleh mantan penulis di CNN
Indonesia.com, Denny Armandhanu sebagai berikut:
“Media sebaiknya menyampaikan apa adanya tanpa ditambah atau dikurangi, reporting without fear and favor, begitu, semoga menjawab pertanyaannya. Hal ini tergantung jenis beritanya, untuk cerita Charlie Hebdo itu straight news atau hard news, sedikit semi-feature tapi ga full feature, jadi bahasa yang digunakan juga langsung, sedikit sekali kiasan. ”17 B. Perspektif Komunikasi Antarbudaya dalam Pemaknaan CNN Indonesia.com tentang Gambar Nabi Muhammad di Sampul Majalah Charlie Hebdo. 1. Cakupan Komunikasi Antarbudaya
Samovar, Porter dan McDaniel berpendapat bahwa komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara pengirim pesan dan
penerima pesan dari latar belakang budaya yang berbeda. Latar belakang
budaya yang dimaksud bukan hanya sekedar identitas diri dan domisili
16 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018. 17 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018.
70
saja, namun juga termasuk pemahaman budaya dan simbol yang terbentuk
dari berbagai sisi pribadi masing-masing.18
CNN Indonesia.com dalam penelitian ini sebagai komunikan yang
menyampaikan pemaknaannya, interpretasinya mengenai gambar Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178. Pemaknaan
dimulai dari pembuatan berita sampai penerbitan berita. Seperti yang
dijelaskan secara umum oleh editor CNN Indonesia.com, Ike Agestu
sebagai berikut:
“Kalau peliputan tentu saja kita meliput karena ada peristiwa di Perancis. Ketika penyerang ke kantor Charlie Hebdo. Media massa pasti meliputnya karena ramai. Diliput karena ada di sana. Penentuan tema, pengembangan berita dari kita. Mengulik Charlie Hebdo itu apa, kasusnnya apa, info grafis, foto, video, galeri foto, pengembangan berita yang kita lakukan sendiri. Sumbernya macam-macam atau kalau di luar negeri kita ga ngirim orang ke sana. Tapi karena franchise dari CNN Internasional bisa ambil dari sana, lalu kita langganan kantor berita Reuters saat itu. Ada juga berita-berita yang kita ambil dari sini misalnya respon-repson orang tentang Charlie Hebdo. Tapi kalau dari luar itu sumbernya hanya dari CNN Internasional dan Reuters. Sebelum penerbitan editor memerhatikan untuk kasus teror kita berhati-hati terhadap glorifikasi terhadap terorisme. Kita melansir apa yang diucapkan pihak-pihak berwenang, kemudian kita juga memerhatikan grafik foto, gambar-gambar yang terlalu menunjukkan kekerasan itu tidak dimasukan atau diblur, kemudian kita juga memerhatikan gambar- gambar yang berisi aspek-aspek sara itu karena terkait gambar kartun Nabi Muhammad. Basic-nya sama kok sama kasus teror di Indonesia, kita gak menglorifikasi terorisme, kita hanya melansir dari sumber-sumber resmi.”19 Berdasarkan wawancara, CNN Indonesia.com mengangkat berita
jika terdapat peristiwa yang menarik bagi masyarakat. Kemudian,
menentukan tema, dan melakukan improvisasi berita jika berita tersebut
18 Larry A Samovar, Richard E Porter, Edwin McDaniel, Komunikasi Lintas Budaya, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 13. 19 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018.
71
bersumber dari luar negeri. Sebab, jika peristiwa yang terjadi di luar
negeri, CNN Indonesia.com tidak meliput secara langsung, akan tetapi
mengambil berita dari sumber terpecaya yaitu Reuters dan CNN
Internasional. Selanjutnya, berita dibawa ke editor untuk diperiksa
kembali, khusus berita terkait terorisme, CNN Indonesia.com tidak
melakukan glorifikasi terhadap kasus tersebut, mereka juga hanya
mengambil kutipan wawancara dari sumber terpercaya, serta
memerhatikan gambar dan video yang akan ditampilkan agar sesuai
dengan undang-undang pers. Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan
mantan penulis CNN Indonesia.com, Denny Armandhanu sebagai berikut:
“*Peliputan: Tidak meliput ke lapangan karena peristiwa terjadi di Paris, pemberitaan mengambil dari laporan media wire. Penentuan tema: Anglenya adalah penembakan di kantor Charlie Hebdo, buntut dari sampul bergambar karikatur penghinaan terhadap Nabi. Headline: Headline dipilih dari berita-berita yang paling menarik pembaca.* Seluruh proses peliputan, penentuan tema, dan headline hingga diterbitkan memakan waktu paling lama 1 jam. Ya iyalah, ini kan media online, mesti cepat. ”20 Begitu juga dengan pernyataan dalam petikan wawancara dengan mantan
penulis lainnya di CNN Indonesia.com, Amanda Puspitasari sebagai
berikut:
“Insiden penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris yang ternyata merupakan serangkaian dari aksi teror selama tiga hari di Perancis pertama kali kami ketahui dari Reuters dan AFP. Kemudian, kami juga mengecek langsung ke media-media lokal seperti France 24 dan lain sebagainya. Artikel soal aksi teror ini sebagian besar ditulis oleh reporter dan writer, yang kemudian diedit dari segi penulisan, penentuan judul, dan headline oleh editor Kanal Internasional. Untuk aksi teror yang berkelanjutan seperti ini, kami cukup hati-hati dalam memberitakannya, karena biasanya terdapat perbedaan jumlah korban luka dan tewas, serta
20 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018.
72
kronologi kejadian dari masing-masing kantor berita pada saat itu. Oleh karena itu, merupakan kewajiban kami untuk selalu menyertakan sumber berita dalam artikel yang kami tulis.”21 Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat dilihat bahwa proses
pembuatan berita sampai penerbitannya di laman CNN Indonesia.com
sama dengan layaknya proses penerbitan berita di media online lainnya.
Proses pemaknaan atas gambar Nabi Muhammad tersebut dilakukan
dengan memerhatikan aspek-aspek pemberitaan agar tidak menyinggung
perasaan umat muslim. Khususnya di Indonesia. Seperti kutipan
wawancara dengan Ike Agestu berikut ini:
“Yang namanya media itu punya editorial. Itu seperti sikap kita menghadapi suatu peristiwa atau fenomena. Dalam kasus Charlie Hebdo kita tentu saja menyayangkan dan tidak setuju perbuatan teror yang dilakukan siapapun pada pihak mana pun. Untuk kasus Charlie Hebdo kita tinggal di Indonesia, saya beranggapan bahwa bagaimana pun juga yang namanya kebebasan harus tetap mempertimbangkan keyakinan orang lain, menghormati keyakinan yang dimiliki orang lain. Charlie Hebdo menerbitkan kartun nabi dengan dasar kebebasan pers. Kita berpendapat kebebasan berekspresi tetap ada batasnya, harus menghormati agama orang lain, keyakinan orang lain. Intinya tidak perlu sara. Menurut saya itu provokatif karena memang umat Islam tidak mau ada penggambaran Nabi Muhammad. Cukup hormati saja. CNN di Indonesia itu bentuknya franchise. PT. CT. Corp membeli lisensi CNN Indonesia kepada CNN Internasional di Atlanta. Tetapi secara editorial dan manajerial mereka tidak punya campur tangan dan intervensi sama sekali di Indonesia. Jadi apa yang berlaku di Amerika belum tentu bisa saya terapkan di sini. Karena nilanya beda, budayanya beda, adatnya beda. Kita akan sesuaikan. Keputusan kita untuk tidak menerbitkan kartun Charlie Hebdo memang keputusan kita sendiri di Indonesia. Tapi saya yakin CNN Internasional saat itu tidak menerbitkan itu juga atas dasar sama karena ya hormati saja. Karena yang namanya kebebasan itu harus menghormati keyakinan orang. ”22
21 Hasil wawancara dengan Amanda Puspitasari (Mantan penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 4 Juni 2018. 22 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018
73
Petikan wawancara di atas menggambarkan bahwa CNN
Indonesia.com tetap menyesuaikan gaya penulisan dengan budaya dan
psikologi masyarakat Indonesia. Walaupun CNN Indonesia sendiri
merupakan franchise dari CNN Internasional. Indonesia berpegang pada
setiap kebebasan pers harus disertai dengan tanggung jawab dan rasa
hormat pada agama dan keyakinan orang lain, seperti sistem pers yang
berlaku di Indonesia yaitu sistem pers tanggung jawab sosial. Hal serupa
juga dikuatkan oleh pernyataan mantan penulis di CNN Indonesia.com,
Denny sebagai berikut:
“CNN Indonesia dan CNN pusat di Atlanta memiliki kebijakan redaksi sendiri-sendiri, tidak saling terkait secara pemberitaan. CNN Indonesia hanya pemegang lisensi franchise CNN di sini. Adapun kesamaannya, ya itu logika aja. Masa mau nampilin gambar yang bikin orang marah?”23 Akan tetapi, dua pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan
mantan penulis CNN Indonesia.com lainnya, Amanda Puspitasari yang
mengatakan bahwa CNN Indonesia mengikuti cara dan alasan CNN
Internasional untuk tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad versi
Charlie Hebdo di pemberitaan mereka. Berikut kutipan wawancaranya:
“Ya, tentu saja, walaupun itu bukan peraturan khusus ya. Kami sebagai penulis merasa kartun pada tabloid itu tidak pantas untuk dipublikasikan. Selain itu, kami juga tidak ingin ikut "meramaikan" beredarnya kartun tersebut, yang mana akan menguntungkan Charlie Hebdo. Hehe. Selain itu, dalam pemberitaan aksi penembakan di kantor Charlie Hebdo dan berbagai aksi teror lain yang melibatkan kelompok militan yang mengatasnamakan Islam, tutur penulisan dan pemilihan kata, amat kami perhatikan. Contohnya, kami sebisa mungkin mengurangi penulisan "Negara Islam Irak dan Suriah" untuk merujuk kelompok ISIS. Hal itu karena kami tidak mengakui ISIS sebagai sebuah negara, terlebih
23 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018.
74
sebagai negara Islam. Kami biasanya menuliskan "kelompok militan ISIS" saja, untuk memberi tekanan bahwa ISIS merupakan sebuah kelompok militan, bukan negara Islam yang berdaulat. Selain itu, kami menghindari penggunaan frasa "kelompok Islamis radikal", dengan pertimbangan bahwa kami tidak ingin mempopulerkan frasa "Islam radikal". Islam, sebagai sebuah agama, sejatinya jauh dari radikalisme. Langkah itu juga kami lakukan dalam berbagai pemberitaan lainnya, bukan hanya terkait insiden Charlie Hebdo. Ketika kami mewartakan berita mengenai diskriminasi yang diterima etnis Rohingya di daerah Rakhine, Myanmar, misalnya, kami sebisa mungkin tidak menggunakan frasa "kelompok Buddha radikal" dengan pertimbangan yang sama. Note: kebijakan redaksi seperti itu diterapkan di Kanal Internasional CNN Indonesia.com ketika saya masih bekerja di sana hingga Desember 2016. Kebijakan semacam itu bisa saja kini sudah berubah.”24 Selanjutnya, komunikasi antarbudaya terdiri dari dua kata yaitu
komunikasi dan budaya. Walaupun dua kata tersebut berbeda arti, namun
keduanya memiliki keterikatan satu sama lain. Seperti yang Edward T.
Hall definisikan bahwa “culture is communication” dan “communication
is culture.” Komunikasi antarbudaya sebagai ilmu pengetahuan yang
menekankan efek kebudayaan terhadap proses komunikasi. 25
Efek kebudayaan terhadap proses komunikasi menurut Ike Agestu
merupakan bentuk subjektivitas yang tidak dapat dipisahkan dari setiap
orang. Akan tetapi dalam menuliskan berita terdapat prinsip-prinsip utama
yang harus diterapkan dalam menulis berita:
“Jadi sebenarnya kalau orang itu tidak akan bisa lepas dari subjektivitas, pun juga pasti ada subjektivitas dia yang ikut dalam penyusunan berita. Tapi yang penting adalah kita menuliskan berita sebisa mungkin mengeliminir itu. Sebisa mungkin berpegang pada prinsip-prinsip penulisan berita, faktual, jujur, cover both side, tidak memihak. Tapi subjekvitas dari mulai tumbuh sampai besar tidak akan bisa dilepas semuanya. Hanya ketika membuat berita
24 Hasil wawancara dengan Amanda Puspitasari (Mantan penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 4 Juni 2018. 25 Edward T. Hall, Beyond Culture, h. 186.
75
prinsip itu harus sebisa mungkin dipegang, harus jujur, berdasarkan fakta, omongan orang dijelaskan, cover both side dan lain-lain.”26 Akan tetapi dalam media, subjektivitas tersebut harus diminimalisir
sebanyak mungkin atau malah dikesampingkan dan mematuhi peraturan
media yang berlaku. Seperti kutipan wawancara dengan mantan penulis
CNN Indonesia.com, Denny sebagai berikut:
“CNN Indonesia berpandangan, media seharusnya independen dan netral dalam memberitakan. Sebisa mungkin penulis menahan diri sehingga tidak ada pandangan pribadi atau opini dalam pemberitaan kasus tersebut, yang justru malah bisa membakar amarah masyarakat Indonesia. Namun CNN Indonesia meyakini kultur di Indonesia yang mayoritas pembacanya Muslim sehingga sebisa mungkin menjaga sensitivas berita tersebut, salah satunya tidak menampilkan cover depan Charlie Hebdo yang bergambar karikatur penghinaan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.”27 Pada prinsipnya, komunikasi antarbudaya memang berkaitan
dengan budaya masing-masing dari komunikator dan komunikan. Dalam
hal ini, komunikator yaitu Charlie Hebdo yang menggambar Nabi
Muhammad dan CNN Indonesia.com sebagai komunikan yang bebas
memaknai gambar tersebut sesuai struktur budaya yang mereka miliki.
Sebab, budaya tersebut menentukan pandangan dan opini pribadi dari
masing-masing.
2. Perspektif dalam Komunikasi Antarbudaya
Terdapat dua puluh konsep communication and culture yang dijelaskan
dalam buku Andi Faisal Bakti.28 Akan tetapi penulis hanya mengambildua
perspektif yang saling berlainan untuk menganalisis perspektif dalam
26 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018 27 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018. 28 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128.
76
pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad
di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178.
a. Fundamentalism vs rationalism.
Fundamentalisme artinya nilai-nilai, kebiasaan, adat-istiadat dan pola pikir
yang berpondasi pada ajaran agama, bangsa dan Negara secara kuat dan
tidak boleh diubah.29 Agama Islam dengan keras melarang penggambaran
Nabi Muhammad karena sesuai dengan hadits Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wassalam berikut ini:
من لرب علي متعممدا فليتبىأ مقعده على الناز )زواه البخازي و مظلم( .
“Siapa yang berbohong tentang aku secara sengaja, maka hendaklah dia
menyiapkan tempatnya di neraka” (HR. Bukhori dan Muslim) .30
Ejekan yang juga ditunjukkan melalui gambar di sampul tersebut
merupakan penghinaan bagi Nabi Muhammad SAW. Allah SWT
mengharamkan ejekan dan hinaan atas Nabi Muhammad dalam Alquran surah
Al-Ahzab ayat 57:
ان الرًن ًؤذون هللا وزطىله لعنهم هللا في الدهيا و خسة و اعدلهم عرابا
مهينا )لاحصاب: ٥٧(
“Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan
Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan
azab yang menghinakan bagi mereka.”31
29 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 30 Wulan Mulya Pratiwi dan Erma Desy, 99 Pemuas Intelektual & Keimanan Remaja, h. 157.
77
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Ike Agestu mengenai pendapatnya
bahwa agama Islam dengan keras melarang penggambaran Nabi Muhammad
seperti berikut ini:
“Tapi yang saya tau umat Islam tidak mau Nabi Muhammad digambarkan untuk menghindari kultus. Biar orang yang dianggap mirip itu dikultuskan oleh orang-orang, itu sebenarnya tujuannya. Jadi ya memang berbeda. Paus memang tidak ada yang melarang menggambar paus, tidak ada yang melarang menggambar Yesus. Mereka bisa memperolok dan segala macam. Tapi di Islam itu setau saya memang tidak ada penggambaran Nabi Muhammad itu untuk menghindari kultus tadi, jadi pengagungan terhadap satu sosok, bahkan ada film tentang Nabi Muhammad pun mukanya tidak ada. Kalau yesus ada, mereka tidak masalah.”32 Selain berpegang pada tuntunan agama, CNN Indonesia. com juga
mengikuti peraturan jurnalistik di Indonesia yang mengatur penulisan dan
penerbitan setiap berita di Indonesia berupa kode etik jurnalistik. Seperti
pernyataan mantan penulis di CNN Indonesia.com berikut ini:
“Indonesia punya kode etik jurnalistik, menurut saya karikatur Nabi di Charlie Hebdo adalah pelanggaran kode etik tersebut. Salah satunya adalah soal Pasal 1 "tidak beritikad buruk" dengan penafsirannya "tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain". Karena kartun Nabi itu jelas berdampak buruk bagi citra Islam dan merugikan keharmonisan umat beragama.”33 Kemudian, oposisi dari fundamentalisme adalah rasionalisme.
Rasionalisme adalah nilai-nilai, kebiasaan, adat-istiadat dan pola pikir yang
berdasarkan pada pemikiran logis dan cenderung mementingkan duniawi.34
Charlie Hebdo berani menerbitkan gambar kartun Nabi Muhammad karena
alasan kebebasan pers dan pemikiran mereka mengapa umat Islam harus marah
karena agama lain juga pernah diolok seperti itu oleh Charlie Hebdo, seperti
31 Muhammad Nurhidayat, Nabi Kita Dihana, Saudara!, hal. 48. 32 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018. 33 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018. 34 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128.
78
ungkapan jurnalis yang selamat dari teror bom di kantor Charlie Hebdo akibat
publikasi gambar Nabi Muhammad, Zineb El Rhazoui mengatakan:35
“Our friends died because of small drawings, because of a joke, but what happens to us was not a joke. Muslims must understand that we in Charlie Hebdo just consider Islam as a normal religion just like any other religion in France. Islam must accept to be treated like all the other religions in this country. And they must accept humour also.” Petikan wawancara yang penulis kutip dari laman guardian.com tersebut
menggambarkan bahwa Perancis menganggap penggambaran Nabi
Muhammad hanya sebatas lelucon yang merupakan bagian dari kebebasan
pers. Sebab agama lain juga mendapat sindiran dari majalah Charlie Hebdo.
Diperkuat lagi oleh petikan wawancara penulis dengan mantan penulis di CNN
Indonesia.com yang menegaskan rasionalisme yang dipegang oleh Charlie
Hebdo:
“Terkait hal ini, perlu diketahui posisi tabloid satire seperti Charlie Hebdo dalam industri media di Perancis. Menurut wawancara saya dengan warga Indonesia yang menetap di Perancis saat itu, Charlie Hebdo memang terkenal sebagai tabloid yang sering memancing perhatian dengan berbagai kartun dan ilustrasi yang kontroversial. Itulah cara mereka menghasilkan uang. Bukan hanya kartun Nabi Muhammad SAW, Charlie Hebdo sering sekali membuat kartun yang mengolok-olok pemuka agama lain, termasuk Paus (pemuka agama Katolik), dan berbagai peristiwa lain yang sedang menjadi sorotan dunia. Tengok saja kartun di sampul tabloid Charlie Hebdo yang mengejek penemuan puing Malaysia Airlines MH370, atau peristiwa tewasnya imigran anak kecil bernama Aylan Kurdi di pesisir pantai Turki. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah di Perancis, negara yang mengusung sekulerisme. Menurut pakar Indonesia (Indonesianis) Francois Raillon yang berbasis di Perancis dan saat itu saya wawancarai, Perancis memisahkan antara agama dengan masalah umum lainnya. Hal tersebut tak lepas dari sejarah Perancis sejak abad ke 18. Lihat artikel berjudul Sebelumnya Tak Disukai, Kini Charlie Hebdo Menuai Simpati. ”36
35 Matthew Weaver dan Anne Penketh, “Charlie Hebdo: first sampul since terror attack depicts prophet Muhammad” diakses 12 maret 2018 dari https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-sampul-magazine-prophet- muhammad. 36 Hasil wawancara dengan Amanda Puspitasari (Mantan penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 4 Juni 2018.
79
Perbedaan pendapat antara orang-orang fundamentalis dan rasionalis
حسن ditengahi oleh konsep ihsan dalam Alquran.37 Ihsan berasal dari kata
yang artinya baik. Secara istilah ihsan artinya ikhlas dan sangat baik dalam
beribadah kepada Allah, tidak mengharapkan pahala serta beribadah seakan-
akan melihat Allah.38 Oleh karena itu, jika pandangan orang-orang
fundamentalis dan rasionalis menghasilkan konflik hendaklah masing-masing
beribadan kepada Allah dengan sebaik-baiknya tidak mengharapkan ganjaran
apapun. Dengan demikian, akan Allah tunjukan berkah dan kemudahan dalam
setiap masalahnya seperti dalam firman Allah Subhanahu wataala: َ ْ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُّ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ وابت ِغ ِفيما آتاك الله الداز ِخسة وال تنع ه ِصيبك ِمن الدهيا وأح ِظن لما أحظن ُ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ ُ ُّ ْ ُ ْ َ الله ِإليك وال تب ِغ الفظاد ِفي ز ِض ِإان الله ال ً ِحب ا ف ِظ ِدًن ) القصاص:٧٧(. Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qashas ayat 77)
b. Negotiation vs Imposition.
Negosiasi yaitu suatu kelompok, golongan, agama dan budaya yang
memiliki nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan,
37 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 38 Musthafa Dieb al-Bugha, Muhyiddin Mistu, Al-Wafi: Syarah Hadis Arba'in Imam an- Nawawi,, h. 17.
80
pola pikir, dan perasaan yang mengutamakan sama rasa dan rata.39 Sama rasa
dan sama rata adalah tindakan yang tidak menyakiti satu pihak pun. Jika ada
perbuatan yang menyakiti seharusnya tidak dibalas dengan perbuatan atau
perkataan yang juga menyakiti, sebaliknya harus dirundingkan bersama agar
sama-sama mendapatkan win win solution.
Ike Agestu mengatakan pendapatnya mengenai kasus gambar kartun Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 yang sangat
kontroversial di dunia dalam petikan wawancara berikut ini:
“Meskipun penggambaran Nabi Muhammad memang sensitif dan dilarang oleh umat Islam dalam penggambarannya, tapi tidak ada yang membenarkan teror kepada siapapun. Walaupun alasan Charlie Hebdo menggambar Nabi Muhammad dan melakukan penghinaan terhadap Islam, bagaimanapun tidak dibenarkan teror dan pembunuhan pada manusia lain. Dalam kasus Charlie Hebdo kita tentu saja menyayangkan dan tidak setuju perbuatan teror yang dilakukan siapapun pada pihak mana pun. Untuk kasus Charlie Hebdo kita tinggal di Indonesia, saya beranggapan bahwa bagaimana pun juga yang namanya kebebasan harus tetap mempertimbangkan keyakinan orang lain, menghormati keyakinan yang dimiliki orang lain.”40 Penggambaran tersebut memang menyakiti perasaan muslim di dunia,
termasuk di Indonesia. Akan tetapi, teror dan pembunuhan kepada jurnalis
Charlie Hebdo bukanlah cara yang tepat. Oleh karena itu, cara CNN
Indonesia.com menyikapi kasus tersebut dengan tidak menerbitkan gambar
kartun Nabi Muhammad pada sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 dan
yang berkaitan dengan hal tersebut. Seperti dalam kutipan wawancara berikut
ini:
“Keputusan kita untuk tidak menerbitkan kartun Charlie Hebdo memang keputusan kita sendiri di Indonesia. Tapi saya yakin CNN Internasional saat itu tidak menerbitkan itu juga atas dasar sama karena ya hormati saja.
39 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128. 40 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018.
81
Karena yang namanya kebebasa n itu harus menghormati keyakinan orang. ”41 Tidak menerbitkan gambar kartun Nabi Muhammad pada sampul majalah
Charlie Hebdo edisi 1178 dan yang berkaitan dengan kasus tersebut sudah
merupakan cara negosiasi yang dilakukan CNN Indonesia.com. Sebaliknya,
imposisi atau dapat diartikan sebagai paksaan dan bujukan adalah pemaksaan
dengan keras baik dalam bentuk bujukan, lobby, ancaman, atau tindakan
paksaan lainnya yang ditujukan agar orang lain menuruti keinginannya.
Imposisi terjadi pada adat istiadat, nilai-nilai, kebiasaan, tradisi, kepercayaan,
pola pikir yang cenderung memaksakan sesuatu dengan cara-cara intimidasi,
paksaan, kekerasan atau ancaman.42
Imposisi dapat terlihat dari kekerasan, teror dan penembakan yang
dilakukan teroris penembak jurnalis di kantor majalah Charlie Hebdo pada 7
Januari 2015, seperti yang dikatakan Ike Agestu dalam petikan wawancara
berikut ini:
“Kasus terorisme itu muncul setelah ada sekelompok orang yang menyerang kantor Charlie Hebdo di Paris. Mereka menembaki awak redaksi yang pada waktu itu sedang rapat redaksi. Lalu kemudian ada yang kabur, dikejar polisi. Sampai satu atau dua hari ditangkap oleh polisi di swalayan hocher (swalayan halal Yahudi) di luar Paris. Tapi sekelompok penyerang ini mengatakan mereka melakukan penyerangan karena Charlie Hebdo memuat kartun Nabi Muhammad.”43 Penyerangan yang dilakukan dua teroris terhadap jurnalis Charlie Hebdo
merupakan bentuk kekerasan yang menghilangkan nyawa. Denny Armandhanu
juga menguatkan pendapat tersebut dalam jawabannya kepada penulis di
wawancara:
41 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018. 42 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 109. 43 Hasil wawancara dengan Ike Agestu, (Editor berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 28 Mei 2018.
82
“Penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang. Menurut saya, Charlie Hebdo sudah keterlaluan dalam mengeksploitasi kebebasan pers, menghina tokoh agama lain, apalagi tokoh itu jadi junjungan dan tidak pernah digambarkan perawakannya, apalagi dalam bentuk karikatur. Tapi itulah kerja media di Barat yang tanpa batasan.”44 Selain penembakan yang dilakukan kelompok teror terhadap jurnalis
Charlie Hebdo, imposisi lainnya yang terdapat dalam gambar kartun Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 adalah
penggambaran Nabi Muhammad itu sendiri. Penggambaran kartun Nabi
Muhammad adalah penghinaan terhadap umat muslim dan Nabi yang
dikultuskannya. Menurut Amanda Puspitasari, olok-olok yang dilakukan
Charlie Hebdo termasuk tindakan intimidasi dan penghinaan:
“Menurut wawancara saya dengan warga Indonesia yang menetap di Perancis saat itu, Charlie Hebdo memang terkenal sebagai tabloid yang sering memancing perhatian dengan berbagai kartun dan ilustrasi yang kontroversial. Itulah cara mereka menghasilkan uang. Bukan hanya kartun Nabi Muhammad SAW, Charlie Hebdo sering sekali membuat kartun yang mengolok-olok pemuka agama lain, termasuk Paus (pemuka agama Katolik), dan berbagai peristiwa lain yang sedang menjadi sorotan dunia.”45 Solusi dari dua cara negosiasi dan imposisi dalam Islam dikenal konsep
musyawarah.46 Seperti dalam firman Allah Subhanahu Wataala dalam Alquran
surat Ali-Imran ayat 159 yang berbunyi: َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ َ ًّ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُّ ف ِبما زحم ٍت ِمن الل ِه ِلنت لهم ۖ ولى لنت فظا غ ِليظ القل ِب الهفضىا
ْ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ َ َ ِمن حى ِلك ۖ فاعف عنهم واطتغ ِفس لهم وشا ِوزهم ِفي م ِس ۖ ف ِئذا
َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ُّ ْ ُ َ َ ّ َ عصمت فتىمل على الل ِه ۚ ِإن الله ً ِحب ا تى ِم ِلينا( ال عمسان: ٩٥١(
44 Hasil wawancara dengan Denny Armandhanu, (Mantan Penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Kamis, 17 Mei 2018. 45 Hasil wawancara dengan Amanda Puspitasari (Mantan penulis berita Charlie Hebdo di CNN Indonesia.com) pada Senin 4 Juni 2018. 46 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, h. 128.
83
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
Kasus penggambaran Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie
Hebdo pada Januari 2015 lalu memang menimbulkan kontorversi di seluruh dunia. Begitu juga pada edisi Charlie Hebdo sebelumnya. Oleh karena itu, sebaiknya antara majalah Charlie Hebdo dan pihak terkait dari sisi umat muslim melakukan musyawarah agar mendapatkan solusi terbaik yang tidak saling merugikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan pengamatan dan penelaahan literasi berbagai
sumber referensi, data dan keterangan dari hasil wawancara tiga narasumber
mengenai pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar kartun Nabi
Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 yang telah
dijabarkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemaknaan media tersebut mengenai gambar Nabi Muhammad di sampul
majalah satir di atas ditampilkan dengan memerhatikan perasaan kaum
muslim, namun media ini tidak menjelaskan alasan Charlie Hebdo mencela
Nabi Muhammad secara lugas..
1. Perspektif komunikasi antarbudaya dalam pemaknaan CNN Indonesia.com
tentang gambar tersebut tergambar dari pesan-pesan dalam berita-berita
CNN Indonesia.com yang ditujukan kepada pembacanya. Komunikasi
antarbudaya terjadi tidak hanya antar individu atau kelompok berbeda
negara, tetapi juga dapat dalam satu negara. Kebudayaan juga berkaitan
dengan komunikasi karena memberi efek cara penyusunan dan pandangan
penulis berita terhadap beritanya, juga pandangan pembaca terhadap berita
yang dibacanya.
a. Perspektif fundamentalisme tergambar dari cara CNN Indonesia.com
yang memilih mengemas berita gambar kartun Nabi Muhammad dengan
berpedoman kode etik jurnalistik dan tidak menampilkan gambar kartun
Nabi Muhammad yang berkaitan karena sesuai dengan ajaran Islam yang
84
85
menentang penggambaran Nabi Muhammad. Sementara rasionalisme
tergambar dari keputusan Charlie Hebdo menggambar Nabi Muhammad
yang menurut mereka bagian dari kebebasan pers di Perancis.
b. Perspektif negosiasi tergambar dari cara CNN Indonesia.com tidak
menyetujui aksi kekerasan yang dilakukan kelompok teror pada jurnalis
Charlie Hebdo dan juga tidak menerbitkan kembali gambar kartun Nabi
Muhammad yang digambar Charlie Hebdo di Indonesia. Sementara
imposisi tergambar dari kekerasan yang dilakukan kelompok bersenjata
kepada jurnalis Charlie Hebdo dan juga olok-olok dan penghinaan Charlie
Hebdo terhadap Islam dengan menggambar Nabi Muhammad.
Berita berupa berita di media itu kemudian dianalisis dengan konsep
strukturalisme dan denotasi konotasi dalam teori pemaknaan Branston dan
Stafford:
2. Strukturalisme dalam pemaknaan CNN Indonesia.com mengenai gambar
kartun Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178
CNN Indonesia.com memaknai gambar Nabi Muhammad merujuk pada
latar belakang struktur sosial dan psikologi lapisan masyarakat Indonesia
dengan memegang teguh sistem pers tanggung jawab sosial atau Social
Responsibility bahwa media tidak boleh menyinggung atau menghina
ajaran agama manapun. Ditemukan juga dari hasil wawancara bahwa
wartawan CNN Indonesia.com berpegang pada hadits yang melarang
olokan pada Nabi Muhammad dalam Islam.
3. Konotasi dan denotasi juga terdapat dalam berita-berita CNN
Indonesia.com mengenai gambar kartun Nabi Muhammad di sampul
86
majalah Charlie Hebdo edisi 1178 yang ditampilkan di laman mereka.
Akan tetapi, semua gambar di berita tersebut tidak memiliki makna
khusus, digunakan hanya sebagai syarat penerbitan berita saja dan
disesuaikan dengan isi berita. Sebab jenis berita mengenai gambar kartun
Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178 adalah
bentuk berita hard news, yang mana harus menggunakan bahasa yang
lugas dan jelas untuk menghindari kesalah pahaman pembaca.
B. Saran
Pada penelitian ini, peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan
pemaknaan CNN Indonesia.com terhadap gambar kartun Nabi Muhammad di
sampul majalah Charlie Hebdo edisi 1178, di antaranya:
1. Peneliti berharap CNN Indonesia.com akan tetap konsisten memandang
kasus dan memaknainya dengan memerhatikan pandangan dua pihak.
2. Peneliti juga berharap agar semua tindakan penghinaan dan kekerasan
dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan sesuai dengan hukum.
3. Peneliti juga berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan dengan
penambahan referensi yang lebih banyak lagi, terutama dari segi landasan
Alquran dan hadits yang berhubungan dengan penggambaran Nabi
Muhammad dan peraturan jurnalistik yang mengharuskan tanggung jawab
dalam setiap berita yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA BUKU: Al-Bugha, Musthafa Dieb, dan Muhyiddin Mistu. Al-Wafi: Syarah Hadis Arba'in
Imam an-Nawawi. Jakarta: Qisthi Press, 2014.
Amrullah, Abdul Karim. Pengantar Ushul Fiqh. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
Amstrong, Karen. Battle for God. New York: Random House Publishing Group,
2001.
Bakti, Andi Faisal. Communication and Family Planning in Islam in Indonesia
South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program.
Leiden: INIS, 2004.
______. Nation Building . Jakarta: Churia Press, 2006.
Berger, Arthur Asa. Tanda-Tanda dalam Kebudayaan Kontemporer. Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 2000.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi. Jakarta: Kencana
Prenada Media , 2013.
Chandler, Daniel. Semiotics: The Basic. New York: Routledge, 2002.
Cuaron, Beatriz Garza. Connotation&Meaning. Berlin&New York: Walter de
Gruyter&Co, 1991.
Dahl, Stephen. Communication and Culture Transformation, Cultural Diversity,
Globalization and Cultural Convergence. ECE: Europacom, 2002.
Danesi, Marcel. Messages, Signs and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics
and Communication Theory. Toronto: Canadian Scholar's Press Inc, 2004.
87
88
Danesi, Marcel, dan Paul Perron. Analyzing Cultures. Indianapolis: Indiana
University Press, 1999.
DeVito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: Karisma
Publishing, 2011.
Djajasudarma, T Fatimah. Penalaran Deduktif-Induktif dalam Wacana Bahasa
Indonesia. Bandung: Alqaprint Jatinangor, 1999.
Dood, Carley H. Dynamics of Intercultural Communication. Dubuque: Brown
Publishers, 1991.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Rajawali Press,
2010.
Fiske, John. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta: Jalasutra, 2004.
—. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Press, 2012.
Geraudy. Al-Ushuliyatul Mu'asirah. Paris: Dar Alam al-faan, 1992.
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,
1980.
Hall, Edward T. Beyond Culture. New York: Anchor Press, 1959.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hoed, Benny H. Semiotika&Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu,
2011.
89
Ida, Rachmah. Metode Penelitiam: Studi Media dan Kajian Budaya. Jakarta:
Kencana Media Grup, 2014.
Jackson, Howard, dan Etinene Ze Amvela. Words, Meaning and Vocabulary: An
Introduction to Modern English Lexicology. London&New York:
Cromwell Press, 2004.
Jandt, Fred E. Intercultural Communication, An Introduction. London: Sage
Publications, 1998.
Leeuwen, Theo van. Introducing Sosial Semiotics. Canada: Routledge, 2005.
Liliweri, Alo. Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013.
Lyons, John. Semantics. Cambridge: Cambridge University Press, 1977.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mowlana, Hamid. Global Information and World Communication. London: Sage
Publications, 1998.
Mulyana, Deddy. Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2008.
Nurhidayat, Muhammad. Nabi Kita Dihina, Saudara! Jakarta: Mihrab, 2010.
Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika Tafsir Cultural Studie Atas matinya Makna.
Yogyakarta: Jalasutra, 2003.
90
Pratiwi, Wulan Mulya, dan Erma Desy. 99 Pemuas Intelektual & Keimanan
Remaja. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2016.
Purwasito, Andrik. Komunikasi Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Putra, Heddy Shri Ahimsa. Strukturalisme Levi Strauss. Mitos dan Karya Sastra.
Yogyakarta: Galang Press, 2001.
Qumaihah, Jabir. Beroposisi Menurut Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1990.
Sahrasad, Herdi, dan Al Chaidar. Islamism&Fundamentalism. Aceh: Universitas
Malikussaleh Press, 2012.
Samovar, Larry A, Richard E Porter, dan Edwin McDaniel. Komunikasi Lintas
Budaya. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.
Sarwono, Jonathan. Pintar Menulis Karangan Ilmiah: Kunci Sukses dalam
Menulis Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010.
Sirry, Mun'im A. Membendung Militansi Agama: Iman dan Politik dalam
Masyarakat Modern. Jakarta: Erlangga, 2003.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.
Stafford, Roy, dan Gill Branston. Media Students's Book. London&New York:
Routledge, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sutrisno, Mudji, dan Hendar Putranto. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius, 2005.
91
Suwandi, dan Sarwiji. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media
Perkasa, 2008.
Taylor, Allan. The Islamic Question in The Middle East Politics. London:
Westview, 1998.
Tubbs, Stewart L, dan Sylvia Moss. Human Communication. New York: Random
House, 1983.
Zaenuddin, Mamat, dan Yayan Nurbayan. Pengantar Ilmu Balagah. Bandung :
PT. Refika Aditama, 2007.
JURNAL
Akase Teng, Muhammad Bahar. “Rasionalis & Rasionalisme dalam Perspektif
Sejarah.” Jurnal Ilmu Budaya Vol 4 No 2, 2016: 14-27.
Bakti, Andi Faisal. “Communication and Culture in Indonesia: Old Order and
New Order Perspective on Human Quality and Performance
Effectiveness.” Dalam Portraits of Behavior and Performance: Human
Factor in Action, oleh Senyo Adjibolosoo, 389-420. New York: University
Press of America, 2001.
Bakti, Andi Faisal. “Communication and Violence: Communicating Human
Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in
Indonesia.” Identity, Culture and Politics, Vol 9 No 1, 2008: 74-114.
Bakti, Andi Faisal. "Major Conflict in Indonesia: How can Communication
Contribute to a Solution?." Review of Human Factor Studies, Vol. 6 No 2,
2000: 33-76
92
Macedo, Stephen. “Liberal Civic Education and Religious Fundamentalism: The
Case of God v. John.” Ethics, Vol 105 No 3, 1995: 468-496.
SKRIPSI, TESIS DAN DISERTASI
Bachariputra, Tegar Auzan. Analisis Perbandingan Berita CNN dan Aljazira,
Studi Kasus: Penembakan Jurnalis Charlie Hebdo. Skripsi, Bandung:
Universitas Katolik Parahiyangan, 2017.
Fahmi, Muhammad. Representasi Islam dalam Media Cetak di Surakarta.
Disertasi, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2016.
Maulana, Sukmana Galih. Analisis Framing Pemberitaan Paris Attck di Media
Harian Kompas dan republika Edisi 15-19 November 2015. Skripsi,
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Noorty, Silvia Ayudia. Framing Pemberitaan Penerbitan Karikatur Nabi
Muhammad SAW Oleh Majalah Charlie Hebdo Pada Rubrik Internasional
di SKH Kompas Edisi Januari 2015. Skripsi, Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga , 2015.
Rosidin, Imam. Kontruksi Media Pada Pemberitaan Penyerangan Majalah
Charlie Hebdo. Skripsi, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang,
2015
WEBSITE
Amelia, Siska. “Chairul Tanjung Kibarkan CNN Indonesia.” Liputan6.com. 5
Februari 2017. http://bisnis.liputan6.com/read/2017025/chairul-tanjung-
kibarkan-CNN-indonesia (diakses Maret 14, 2018).
93
History Charlie Hebdo diakses 29 Maret 2018 dari https://charliehebdo.fr/en/history/
Permana, Fidel Ali. “Mengenal Majalah Kontroversial Charlie Hebdo.”
Kompas.com. 8 Januari 2015.
https://internasional.kompas.com/read/2015/01/08/07323281/Mengenal.M
ajalah.Kontroversial.Charlie.Hebdo (diakses Maret 29, 2018).
Picone, Kiri. “10 Controversial Charlie Hebdo Covers Translated.”
thatsinteresting.com. t.thn. http://allthatsinteresting.com/controversial-
charlie-hebdo-covers (diakses April 2, 2018).
Puspitasari, Amanda. “Pendiri Charlie Hebdo Salahkan Pemred Atas Kartun
Nabi.” CNNIndonesia.com. 16 Januari 2015.
https://www.CNNIndonesia.com/internasional/20150116122634-134-
25127/pendiri-charlie-hebdo-salahkan-pemred-atas-kartun-nabi (diakses
Februari 13, 2018).
Tentang Kami diakses pada 3 Juni 2018 dari https://www.CNNIndonesia.com/tentang-kami
Weaver, Matthew, dan Anne Penketh. “Charlie Hebdo: First Sampul Since Terror
Attack Depicts Prophet Muhammad.” The Guardian.com. 13 Januari 2015.
https://www.theguardian.com/media/2015/jan/13/charlie-hebdo-sampul-
magazine-prophet-muhammad (diakses Maret 12, 2018).
94
WAWANCARA
Wawancara dengan Denny Armandhanu, mantan penulis di CNNIndonesia.com untuk berita Charlie Hebdo pada Kamis, 17 Mei 2018
Wawancara dengan Ike Agestu, managing editor CNNIndonesia.com pada Senin,
28 Mei 2018
Wawanacara dengan Amanda Puspitasari, mantan penulis CNN Indonesia.com untuk berita Charlie Hebdo pada Senin, 4 Juni 2018.
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Nama : Ike Agestu Jabatan : Managing Editor CNNIndonesia.com Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2018 Waktu : 12.00 WIB
Tempat Wawancara : Gedung CNN Indonesia.com lt. 3A. Jl Kapt.Tendean Kav 12-14 A Mampang Prapatan Jaksel. 1. Apakah CNNIndonesia.com mempunyai pandangan khusus dalam menulis berita, misalnya dipengaruhi oleh budaya penulis, editor atau medianya sendiri? Jika iya, seperti apa? Jawaban: Jadi sebenarnya kalau orang itu tidak akan bisa lepas dari subjektivitas, pun juga pasti ada subjektivitas dia yang ikut dalam penyusunan berita. Tapi yang penting adalah kita menuliskan berita sebisa mungkin mengeliminir itu. Sebisa mungkin berpegang pada prinsip-prinsip penulisan berita, faktual, jujur, cover both side, tidak memihak. Tapi subjekvitas dari mulai tumbuh sampai besar tidak akan bisa dilepas semuanya. Hanya ketika membuat berita prinsip itu harus sebisa mungkin dipegang, harus jujur, berdasarkan fakta, omongan orang dijelaskan, cover both side dan lain-lain. 2. Bagaimana proses pembuatan berita Charlie Hebdo edisi “Je suis Charlie” dari mulai peliputan sampai penerbitan? Jawaban: Kalau peliputan tentu saja kita meliput karena ada peristiwa di Perancis. Ketika penyerang ke kantor Charlie Hebdo. Media massa pasti meliputnya karena ramai. Diliput karena ada di sana. Penentuan tema, pengembangan berita dari kita. Mengulik Charlie Hebdo itu apa, kasusnnya apa, info grafis, foto, video, galeri foto, pengembangan berita yang kita lakukan sendiri. Sumbernya macam-macam atau kalau di luar negeri kita ga ngirim orang ke sana. Tapi karena franchise dari CNN Internasional bisa ambil dari sana, lalu kita langganan kantor berita Reuters saat itu. Ada juga berita- berita yang kita ambil dari sini misalnya respon-repson orang tentang Charlie Hebdo. Tapi kalau dari luar itu sumbernya hanya dari CNN Internasional dan Reuters.
3. Mohon gambarkan kasus Charlie Hebdo saat itu hingga terbitlah edisi “Je suis Charlie” Jawaban: Intinya kasus terorisme itu muncul setelah ada sekelompok orang yang menyerang kantor Charlie Hebdo di Paris. Mereka menembaki awak redaksi yang pada waktu itu sedang rapat redaksi. Lalu kemudian ada yang kabur, dikejar polisi. Sampai satu atau dua hari ditangkap oleh polisi di swalayan hocher (swalayan halal yahudi) di luar Paris. Tapi sekelompok penyerang ini mengatakan mereka melakukan penyerangan karena Charlie Hebdo memuat kartun Nabi Muhammad. Meskipun penggambaran Nabi Muhammad memang sensitif dan dilarang oleh umat Islam dalam penggambarannya, tapi tidak ada yang membenarkan teror kepada siapapun. Walaupun alasan Charlie Hebdo menggambar Nabi Muhammad dan melakukan penghinaan terhadap Islam, bagaimanapun tidak dibenarkan teror dan pembunuhan pada manusia lain. 4. Bagaimana pandangan Ibu sebagai jurnalis dan menurut etika pers mengenai alasan ideologi pers bebas yang digunakan majalah Charlie Hebdo ketika membuat kartun berisikan ejekan terhadap tokoh agama, khususnya Nabi Muhammad? Jawaban: yang namanya media itu punya editorial. Itu seperti sikap kita menghadapi suatu peristiwa atau fenomena. Dalam kasus Charlie Hebdo kita tentu saja menyayangkan dan tidak setuju perbuatan teror yang dilakukan siapapun pada pihak mana pun. Untuk kasus Charlie Hebdo kita tinggal di Indonesia, saya beranggapan bahwa bagaimana pun juga yang namanya kebebasan harus tetap mempertimbangkan keyakinan orang lain, menghormati keyakinan yang dimiliki orang lain. Charlie Hebdo menerbitkan kartun nabi dengan dasar kebebasan pers. Kita berpendapat kebebasan berekspresi tetap ada batasnya, harus menghormati agama orang lain, keyakinan orang lain. Intinya tidak perlu sara. Menurut saya itu provokatif krn memang umat Islam tidak mau ada penggambaran Nabi Muhammad. Cukup hormati saja. Itulah mengapa di CNN kita tidak pernah menerbitkan satu pun gambar kartun Charlie Hebdo yang menggambarkan Nabi Muhammad. Bahkan ada foto-foto bukan Charlie langsung. Kita punya terbitan Charlie Hebdo lainnya, setelah itu
kan dia masih menggambar kartun Nabi Muhammad lagi kan, setelah itu sebenarnya di toko-toko buku di paris, di loper koran dan sebagainya, itu ada foto-fotonya. Tapi bahkan foto itu pun kita tidak menggambarkan. Intinya ada foto apapun yang di dalamnya terdapat gambar Nabi Muhammad yang diterbitkan oleh Charlie Hebdo kita gak terbitkan itu di berita kita. 5. Apa makna denotasi dan konotasi dari kata provokatif dan kontroversi dalam beberapa berita berita CNNIndonesia.com mengenai “Je suis Charlie”? Jawaban: denotasinya menimbulkan perdebatan. Sementara makna konotasinya gak ada sih, jadi makna konotasi Charlie Hebdo itu persoalannya itu apa yang dilakukan Charlie Hebdo dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Itu menimbulkan perdebatan. Itulah kontroversinya. Ada yang gak sepakat dengan basis seperti yang saya bilang, bagaimanapun juga kebebasan harus menghormati orang lain ada batasnya. Tapi ada juga yang berpendapat kebebasan berekspresi itu dibiarkan saja. Kontroversinya di sana. Jadi memang betul tidak ada makna konotatif persoalan itu menimbulkan perdebatan orang- orang. 6. Jadi di CNNIndonesia.com tidak menggunakan makna konotatif dalam menulis berita? Jawaban: Engga. Jadi memang kontroversi itu maksudnya itu tadi, Charlie Hebdo banyak yang setuju dan banyak juga yang gak setuju. 7. Apakah alasan CNN Indonesia.com memilih tidak menerbitkan gambar kartun Nabi Muhammad karena merujuk 100 persen ke CNN Internasional? Jawaban: Tidak, CNN di Indonesia itu bentuknya franchise. PT. CT. Corp membeli lisensi CNN Indonesia kepada CNN Internasional di Atlanta. Tetapi secara editorial dan manajerial mereka tidak punya campur tangan dan intervensi sama sekali di Indonesia. Jadi apa yang berlaku di Amerika belum tentu bisa saya terapkan di sini. Karena nilanya beda, budayanya beda, adatnya beda. Kita akan sesuaikan. Keputusan kita untuk tidak menerbitkan kartun Charlie Hebdo memang keputusan kita sendiri di Indonesia. Tapi saya yakin CNN Internasional saat itu tidak menerbitkan itu juga atas dasar sama karena ya hormati saja. Karena yang namanya kebebasan itu harus menghormati keyakinan orang.
8. Apa tanggapan Ibu mengenai salah satu statement kartunis Charlie Hebdo setelah teror bahwa harusnya umat muslim tidak marah karena yang digambar dan diolok bukan hanya tokoh umat muslim.? Jawaban: Ya namanya reaksi ya berbeda-beda ya. Karena mereka memperolok pemuka agama lain bahkan paus. Tapi paus memang boleh digambarkan. Nabi Muhammad itu di dalam Islam tidak mau digambarkan, saya ga tau kajian agamanya ya. Tapi yang saya tau umat Islam tidak mau Nabi Muhammad digambarkan untuk menghindari kultus. Biar orang yang dianggap mirip itu dikultuskan oleh orang-orang, itu sebenarnya tujuannya. Jadi ya memang berbeda. Paus memang tidak ada yang melarang menggambar paus, tidak ada yang melarang menggambar yesus. Mereka bisa memperolok dan segala macam. Tapi di Islam itu setau saya memang tidak ada penggambaran Nabi Muhammad itu untuk menghindari kultus tadi, jadi pengagungan terhadap satu sosok, bahkan ada film tentang Nabi Muhammad pun mukanya tidak ada. Kalau yesus ada, mereka tidak masalah. Cuma masalahnya ini terpisah ya, teror terhadap kantor Charlie Hebdo tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun. Entah dengan alasan mereka menghina Nabi Muhammad. Tidak bisa ada yang membenarkan perlakuan teror terhadap siapa pun. 9. Hal apa saja yang Ibu perhatikan sebelum mengizinkan penerbitan berita mengenai topik Charlie Hebdo tiga tahun lalu di laman CNN Indonesia.com? Jawaban: Untuk kasus teror kita berhati-hati terhadap glorifikasi terhadap terorisme. Kita melansir apa yang diucapkan pihak-pihak berwenang, kemudian kita juga memerhatikan grafik foto, gambar-gambar yang terlalu menunjukkan kekerasan itu tidak dimasukan atau diblur, kemudian kita juga memerhatikan gambar-gambar yang berisi aspek-aspek sara itu karena terkait gambar kartun Nabi Muhammad. Basic-nya sama kok sama kasus teror di Indonesia, kita gak menglorifikasi terorisme, kita hanya melansir dari sumber- sumber resmi. 10. Menurut Ibu apa yang membuat orang-orang berfikir bahwa gambar kartun di sampul majalah Charlie Hebdo itu adalah Nabi Muhammad? Jawaban: karena mereka menyebutkan itu Nabi Muhammad, tidak ada berita bahwa dia adalah Nabi Muhammad. Tapi memang pada waktu itu konteksnya
seperti itu, dia mengeluarkan itu setelah kejadian Charlie Hebdo. Konteksnya yang membuat orang- orang berfikir itu adalah gambar Nabi Muhammad. Saya lupa, saya harus mengecek lagi setau saya ada pihak Charlie Hebdo yang menyebutkan itu gambar Nabi Muhammad. Karena dia memang majalah satir.
Denny Armandhanu Pedoman Wawancara 1.Nama : Denny Armandhanu
Jabatan : Mantan Penulis di CNNIndonesia.com Hari/Tanggal : Kamis, 17 Mei 2018
Waktu : 08.00 WIB
Tempat Wawancara : Melalui pesan singkat Whatsapp
1. Apakah CNN Indonesia.com mempunyai pandangan khusus dalam menulis berita, misalnya dipengaruhi oleh budaya penulis, editor atau medianya sendiri? Jika iya, seperti apa?
Jawaban: CNN Indonesia berpandangan, media seharusnya independen dan netral dalam memberitakan. Sebisa mungkin penulis menahan diri sehingga tidak ada pandangan pribadi atau opini dalam pemberitaan kasus tersebut, yang justru malah bisa membakar amarah masyarakat Indonesia. Namun CNN Indonesia meyakini kultur di Indonesia yang mayoritas pembacanya Muslim sehingga sebisa mungkin menjaga sensitivas berita tersebut, salah satunya tidak menampilkan cover depan Charlie Hebdo yang bergambar karikatur penghinaan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
2. Bagaimana proses pembuatan berita Charlie Hebdo edisi „Je suis Charlie‟ dari mulai peliputan, penentuan tema, headline, sampai bisa diterbitkan?
Jawaban: *Peliputan: Tidak meliput ke lapangan karena peristiwa terjadi di Paris, pemberitaan mengambil dari laporan media wire.
Penentuan tema: Anglenya adalah penembakan di kantor Charlie Hebdo, buntut dari sampul bergambar karikatur penghinaan terhadap Nabi.
Headline: Headline dipilih dari berita-berita yang paling menarik pembaca.*
Seluruh proses peliputan, penentuan tema, dan headline hingga diterbitkan memakan waktu paling lama 1 jam. Ya iyalah, ini kan media online, mesti cepat.
3. Adakah berita mengenai Charlie Hebdo „je suis Charlie‟ yang diliput langsung, tidak melalui kantor berita luar negeri?
Jawaban: Tidak ada. Tapi barangkali ada soal kasus itu yang ditarik ke dalam negeri, berupa komentar tokoh-tokoh politik atau pemerintah. Saya lupa.
4. Mohon ceritakan bagaimana peristiwa Charlie Hebdo „je suis charlie‟ terjadi? Dan bagaimana pendapat bapak mengenai kasus tersebut?
Jawaban: Penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo, menewaskan 12 orang. Menurut saya, Charlie Hebdo sudah keterlaluan dalam mengeksploitasi kebebasan pers, menghina tokoh agama lain, apalagi tokoh itu jadi junjungan dan tidak pernah digambarkan perawakannya, apalagi dalam bentuk karikatur. Tapi itulah kerja media di Barat yang tanpa batasan. Kendati demikian, saya tidak sepakat dengan aksi main hakim sendiri apalagi sampai membunuh.
*Pandangan saya mengenai hal ini bisa dibaca di: https://www.CNNIndonesia.com/internasional/20150109101419-135- 23461/kartun-nabi-mengapa-marah
5. Ketika membuat kartun berita berisikan ejekan terhadap tokoh agama, khususnya Nabi Muhammad yang sering diolok Charlie Hebdo dengan alasan ideologi kebebasan pers di Barat, bagaimana pandangan bapak sebagai jurnalis dan menurut etika pers terkait hal tersebut?
Jawaban: Indonesia punya kode etik jurnalistik, menurut saya karikatur Nabi di Charlie Hebdo adalah pelanggaran kode etik tersebut. Salah satunya adalah soal Pasal 1 "tidak beritikad buruk" dengan penafsirannya "tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain". Karena kartun Nabi itu jelas berdampak buruk bagi citra Islam dan merugikan keharmonisan umat beragama.
6. Bagaimana proses mengurutkan berita-berita Charlie Hebdo edisi „je suis Charlie‟ untuk dipublish di website CNN Indonesia.com? Jawaban: itu berita peristiwa, disajikan secara running
7. Salah satu berita mengenai „Je suis Charlie‟ ada headline “Charlie Hebdo, majalah Perancis pencari kontroversi” apa maksud dari berita tersebut dan mengapa harus melabeli langsung dengan kata kontroversi?
Jawaban: Seingat saya, saya tidak pernah menulis itu. Tapi memang Charlie Hebdo sarat kontroversi.
8. Dari berita-berita yang saya baca di beberapa media luar negeri, menurut Charlie Hebdo penggambaran kartun dan olokannya hanya untuk lelucon semata dan kepentingan konten mereka. Mereka juga berdalih tidak hanya Islam namun juga agama lain pernah diolok. Apa pandangan Bapak mengenai hal ini?
Jawaban: tetap saja mengolok-olok agama itu tidak dibenarkan apapun alasannya
9. Saya juga pernah baca dari media Barat bahwa CNN termasuk media Amerika yang memilih tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad versi Charlie Hebdo di pemberitaan mereka saat itu untuk menjaga perasaan kaum muslim. Apakah CNN di Indonesia mengikuti cara dan alasan CNN Amerika?
Jawaban: CNN Indonesia dan CNN pusat di Atlanta memiliki kebijakan redaksi sendiri-sendiri, tidak saling terkait secara pemberitaan. CNN Indonesia hanya pemegang lisensi franchise CNN di sini. Adapun kesamaannya, ya itu logika aja. Masa mau nampilin gambar yang bikin orang marah?
10. Apa makna konotasi dari judul berita “Situs Charlie Hebdo Gelap Gulita”? Jawaban: Ini lupa saya, tapi kalo ga salah memang itu bukan konotasi melainkan makna harfiah, karena situs internetnya menjadi hitam/digelapkan usai penembakan di kantor Charlie Hebdo.
11. Kalau menulis berita apakah menggunakan kata yang jelas maknanya (tidak multitafsir) atau justru maknanya diambil dari konteks kejadiannya? Jawaban: Seharusnya yang jelas, biar pembaca ga salah tangkap, jika memang mau bermain kata dengan memakai istilah, lebih baik diberi tanda kutip ("...") agar pembaca tahu bahwa itu bukan arti harfiah.
\ 12. Kalau seperti itu apakah media tetap menyampaikan makna dari suatu kejadian terhadap khalayak? Maksud saya media berdiri dalam point of view sendiri sehingga khalayaknya akan memiliki pandangan yang sama dengan media tersebut? Jawaban: Media sebaiknya menyampaikan apa adanya tanpa ditambah atau dikurangi, reporting without fear and favor, begitu, semoga menjawab pertanyaannya. Hal ini tergantung jenis beritanya, untuk cerita Charlie Hebdo itu straight news atau hard news, sedikit semi-feature tapi ga full feature, jadi bahasa yang digunakan juga langsung, sedikit sekali kiasan.
Pedoman Wawancara Nama : Amanda Puspitasari Jabatan : Mantan Penulis di CNNIndonesia.com Hari/Tanggal : Senin, 4 Juni 2018 Waktu : 08.00 WIB Tempat Wawancara : Melalui email
1. Apakah CNN Indonesia.com mempunyai pandangan khusus dalam menulis berita, misalnya dipengaruhi oleh budaya penulis, editor atau medianya sendiri? Jika iya, seperti apa?
Jawaban: Tidak ada pandangan khusus, kami punya prinsip untuk mewartakan sebanyak mungkin berita internasional, khususnya terkait seputar geo politik, ekonomi, dan potensi konflik sektarian yang menurut kami akan punya dampak terhadap Indonesia atau dunia. Tentu saja berita-berita yang memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia, misal berita soal kawasan ASEAN, Asia Pasifik, dan Timur Tengah, pasti kami wartakan. Meski begitu, kami pun memiliki kewajiban mewartakan berita lainnya dari daratan Eropa, Amerika Serikat dan Afrika. Bisa dicek, Kanal Internasional CNN Indonesia.com memiliki kategori wilayah untuk setiap berita. Perlu diketahui juga, sumber pertama pemberitaan kami adalah kantor-kantor berita yang dijamin kredibilitasnya, yakni Reuters, AFP dan Antara. Selain itu, kami juga mengutip sejumlah media lokal di masing-masing negara. Namun, tim kami bukan penerjemah artikel. Kami memperkaya berita kami dengan berbagai narasumber yang kami hubungi langsung, seperti pengamat internasional, pakar di bidang tertentu, duta besar, pejabat pemerintah terkait dan lain sebagainya.
2. Bagaimana proses pembuatan berita Charlie Hebdo edisi „Je suis Charlie‟ dari mulai peliputan, penentuan tema, headline, sampai bisa diterbitkan? Jawaban: Insiden penembakan di kantor majalah Charlie Hebdo di Paris yang ternyata merupakan serangkaian dari aksi teror selama tiga hari di Perancis
pertama kali kami ketahui dari Reuters dan AFP. Kemudian, kami juga mengecek langsung ke media-media lokal seperti France 24 dan lain sebagainya. Artikel soal aksi teror ini sebagian besar ditulis oleh reporter dan writer, yang kemudian diedit dari segi penulisan, penentuan judul, dan headline oleh editor Kanal Internasional. Untuk aksi teror yang berkelanjutan seperti ini, kami cukup hati-hati dalam memberitakannya, karena biasanya terdapat perbedaan jumlah korban luka dan tewas, serta kronologi kejadian dari masing- masing kantor berita pada saat itu. Oleh karena itu, merupakan kewajiban kami untuk selalu menyertakan sumber berita dalam artikel yang kami tulis. Perlu diketahui, aksi penembakan itu terjadi karena sekelompok orang yang berbaiat kepada ISIS tidak suka dengan majalah Charlie Hebdo edisi "Charia Hebdo, Mahomet Redacteur En Chef (Guest-Edited by Mohammed)" yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad di halaman muka, bukan edisi "Je Suis Charlie" seperti yang Mba sebutkan. "Je Suis Charlie" sendiri artinya "Saya Charlie", tagar di Twitter yang kemudian menjadi slogan populer untuk mendukung korban penembakan secara khusus dan kebebasan berekspresi secara umum. 3. Adakah berita mengenai Charlie Hebdo „je suis Charlie‟ yang diliput langsung, tidak melalui kantor berita luar negeri? Jawaban: Seperti yang sudah saya sebutkan, tim Kanal Internasional selalu memperkaya berita dengan menghubungi langsung beberapa narasumber terkait. Ada beberapa artikel yang dihasilkan dari wawancara langsung tersebut, bisa Mba cek sendiri. Namun, kami tidak meliput langsung ke Perancis. 4. Mohon ceritakan bagaimana peristiwa Charlie Hebdo „Je suis charlie‟ terjadi? Dan bagaimana pendapat mba mengenai kasus tersebut? Jawaban: Waduh, sepertinya terlalu panjang kalau saya ceritakan kronologinya. Mungkin Mba bisa baca sendiri melalui artikel yang saya dan teman-teman Kanal Internasional tuliskan di CNN Indonesia.com. :) Menurut pendapat pribadi, aksi penembakan itu menjadi memontum bagi kelompok militan ISIS untuk menebarkan teror ke seluruh dunia. Sejak aksi teror ini, publik dunia seakan sadar bahwa ISIS lebih dari sekadar kelompok militan di Irak dan
Suriah. Paham terorisme yang mereka sebarkan bisa menjalar ke mana saja dan dianut oleh siapa aja. Pasalnya, aksi penembakan di kantor Charlie Hebdo hanya awal dari serangkaian aksi teror di berbagai negara di Benua Eropa, baik yang memang dilakukan oleh sel teroris yang sama maupun tidak. Penembakan ini, sayangnya, juga seakan menjadi momentum bergulirnya sentimen Islamophobia di daratan Eropa (yang sebelumnya hanya marak terjadi di AS pasca-insiden 911). Sentimen ini semakin kencang bergulir seiring dengan fenomena banjir imigran dari Timur Tengah dan Afrika ke Benua Biru di tahun yang sama (2015). Pelarangan pemakaian burkini (baju renang tertutup) di beberapa kota di Perancis, misalnya, tak bisa dinafikkan terkait dengan sentimen Islamophobia di Eropa, menurut saya. 5. Ketika membuat kartun berita berisikan ejekan terhadap tokoh agama, khususnya Nabi Muhammad yang sering diolok Charlie Hebdo dengan alasan ideologi kebebasan pers di Barat, bagaimana pandangan mba sebagai jurnalis dan menurut etika pers terkait hal tersebut? Jawaban: Terkait hal ini, perlu diketahui posisi tabloid satire seperti Charlie Hebdo dalam industri media di Perancis. Menurut wawancara saya dengan warga Indonesia yang menetap di Perancis saat itu, Charlie Hebdo memang terkenal sebagai tabloid yang sering memancing perhatian dengan berbagai kartun dan ilustrasi yang kontroversial. Itulah cara mereka menghasilkan uang. Bukan hanya kartun Nabi Muhammad SAW, Charlie Hebdo sering sekali membuat kartun yang mengolok-olok pemuka agama lain, termasuk Paus (pemuka agama Katolik), dan berbagai peristiwa lain yang sedang menjadi sorotan dunia. Tengok saja kartun di sampul tabloid Charlie Hebdo yang mengejek penemuan puing Malaysia Airlines MH370, atau peristiwa tewasnya imigran anak kecil bernama Aylan Kurdi di pesisir pantai Turki. Tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah di Perancis, negara yang mengusung sekulerisme. Menurut pakar Indonesia (Indonesianis) Francois Raillon yang berbasis di Perancis dan saat itu saya wawancarai, Perancis memisahkan antara agama dengan masalah umum lainnya. Hal tersebut tak lepas dari sejarah Perancis sejak abad ke 18. Lihat artikel berjudul
Sebelumnya Tak Disukai, Kini Charlie Hebdo Menuai Simpati. Pada umumnya, semua ajaran Islam menentang keras penggambaran Nabi Muhammad SAW. Saya pribadi sebagai penganut Islam tidak suka dengan penggambaran kartun tersebut. Saya menganggap itu merupakan cara yang murahan untuk mencari perhatian (dan kemarahan) publik. Meski demikian, aksi kekerasan, penembakan dan terorisme semacam itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.
6. Bagaimana proses mengurutkan berita-berita Charlie Hebdo edisi „je suis Charlie‟ untuk dipublish di website CNN Indonesia.com? Jawaban: Tidak ada proses pengurutan berita. Kami menulis berita sesuai kronologinya. 7. Di beberapa headline berita mengenai „je suis charlie‟ kerap menggunakan kata kontroversi. Apa maksud kata kontroversi yang dituliskan dalam makna denotatif dan konotatif? Jawaban: Saya tidak paham dengan makna konotatif yang Mba Istiqomah maksudkan. Hehe. Kata "kontroversi" yang kami tuliskan yaa memiliki makna denotatif, yakni "perdebatan, persengketaan atau pertentangan", seperti arti dari KBBI. 8. Saya juga pernah membaca dari media Barat bahwa CNN Internasional termasuk media yang memilih tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad versi Charlie Hebdo di pemberitaan mereka saat itu untuk menjaga perasaan kaum muslim. Apakah CNN di Indonesia mengikuti cara dan alasan CNN Internasional? Jawaban: Ya, tentu saja, walaupun itu bukan peraturan khusus ya. Kami sebagai penulis merasa kartun pada tabloid itu tidak pantas untuk dipublikasikan. Selain itu, kami juga tidak ingin ikut "meramaikan" beredarnya kartun tersebut, yang mana akan menguntungkan Charlie Hebdo. Hehe. Selain itu, dalam pemberitaan aksi penembakan di kantor Charlie Hebdo dan berbagai aksi teror lain yang melibatkan kelompok militan yang mengatasnamakan Islam, tutur penulisan dan pemilihan kata, amat kami perhatikan. Contohnya, kami sebisa mungkin mengurangi penulisan "Negara Islam Irak dan Suriah" untuk merujuk kelompok ISIS. Hal itu karena kami tidak mengakui ISIS
sebagai sebuah negara, terlebih sebagai negara Islam. Kami biasanya menuliskan "kelompok militan ISIS" saja, untuk memberi tekanan bahwa ISIS merupakan sebuah kelompok militan, bukan negara Islam yang berdaulat. Selain itu, kami menghindari penggunaan frasa "kelompok Islamis radikal", dengan pertimbangan bahwa kami tidak ingin mempopulerkan frasa "Islam radikal". Islam, sebagai sebuah agama, sejatinya jauh dari radikalisme. Langkah itu juga kami lakukan dalam berbagai pemberitaan lainnya, bukan hanya terkait insiden Charlie Hebdo. Ketika kami mewartakan berita mengenai diskriminasi yang diterima etnis Rohingya di daerah Rakhine, Myanmar, misalnya, kami sebisa mungkin tidak menggunakan frasa "kelompok Buddha radikal" dengan pertimbangan yang sama. Note: kebijakan redaksi seperti itu diterapkan di Kanal Internasional CNN Indonesia.com ketika saya masih bekerja di sana hingga Desember 2016. Kebijakan semacam itu bisa saja kini sudah berubah. 9. Apa makna kata satire, dan provokasi agama menurut pendapat mba? Jawaban: Satire, seperti yang saya kutip dari pengertian KKBI, merupakan "gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang." Provokasi agama: melakukan provokasi melalui sentimen-sentimen agama. 10. Makna apa yang mba tangkap dari gambar sampul Nabi Muhammad di sampul majalah Charlie Hebdo edisi „Je suis Charlie‟ sehingga dapat dikatakan gambar tersebut adalah Nabi Muhammad? Jawaban: Sekali lagi, sampul tabloid Charlie Hebdo yang memantik kontroversi adalah edisi "Charia Hebdo, Mahomet Redacteur En Chef", bukan edisi "Je Suis Charlie" seperti yang Mba sebutkan. Dalam sampul tersebut, digambarkan seorang pria berjenggot yang memakai gamis dan sorban putih, yang bisa jadi penggambaran siapa saja. Namun, kartun itu menjadi merujuk kepada Nabi Muhammad SAW karena ada berita "Mahomet Redacteur En Chef" yang berarti "diedit oleh editor tamu, Muhammad."Dalam sampul tersebut, sang pria berjenggot juga berkata "100 coups de fouet, si vous n'etes pas morts de rire!" yang bisa diartikan, "100 cambukan jika kalian tidak mati tertawa!" Jelas, sampul tersebut dimaksudkan untuk menyinggung
penggambaran Nabi Muhammad SAW dan hukum syariah. Saya pribadi sih tidak menganggap itu kartun Nabi Muhammad SAW, karena saya, sebagaimana umat Muslim di seluruh dunia, tidak tahu rupa Nabi Muhammad. Hehe. Kartun tersebut, menurut saya, hanya cara murahan untuk memancing perhatian publik.
Wawancara dengan Mantan Penulis di CNN Indonesia.com, Denny Armandhanu
Wawancara dengan Managing Editor CNN Indonesia.com, Ike Agestu
Wawancara dengan mantan penulis CNN Indonesia.com, Amanda Puspitasari