MELAYU RIAU Sanksi Pelanggaran Pasal 44: Undang-Undang No
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ISLAM DAN ADAT ANDIKO 44 MELAYU RIAU Sanksi pelanggaran pasal 44: Undang-undang No. 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 6 Tahun 1982 tentang hak cipta. 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak raengumumkan atau mcmpcrbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000.- (seratus juta rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan. mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) ALIAKB AR DT. PANGERAN ISLAM DAN ADAT ANDIKO 44 MELAYU RIAU TIMPENYUSUN THAMRIN, SH, M.HUM DR. MAHDINI, MA DRS. A. LATIEF HASYIM, MM Penerbit LAMR Pekanbaru 2006 Judul Penulis : Islam dan A dat A ndiko 44 Melaju Riau : Ali Akbar Dt. Pangeran Sampul: Das, Unri Press Perwajahan: Arnain '99 Diterbitkan pertama kali oleh Alaf Riau, April 2006 Alamat Penerbit: LAMR Riau, Jl. Diponegoro No. 39 Pekanbaru, Riau, Indonesia, Telp/Faxs (0761) 22313 www.lam-riau.org Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Isi di luar tanggung jawab percetakan Cetakan pertama: April 2006 Islam dan Adat Andiko 44 Melayu Riau fill rv£^cm: ‘Bufyiinii Untuk Adinda Malik, Anak dan Cm 'ercinta: 1. Ramodh Ali Putera, dayani o Aido SE, Ak, MM, M. Sc/Tu„t» * -Tiara Vitaloka,' arus, Lc 2. Nilurrahmah Albar/H. Ala'iddin Attaury ‘ J- alzzaty - Amal Fathuilah, Mohd. Haikal,. yafarina Haibatuzzahra, Arifah El-Wahidyah, ______ v______ 3. Eva Zulfa Albar, S.Ag/H. Nurhadi HuseinLc^^B - Mohd. Kisfun Nazeir, Mohd. Irwan Maulana, Mohd. Assidiqi 4. Alvi Marsih Albar/Zaidir Chair, $.Pd - Mohd. Ali Jibran/Annisa Sarafalma 5. Riyadh Syah Ali Putera, A.Md 6. Nahrein Nova Albar/H. Saefuddin Yuliar, - Ahmad Afifi, Ahmad Ilhami, Ahmad Rezki Alfayed 7. Hayaty Falah Albar, A.Md/dr. Jhond Diesel Sulistiana ALI AKBAR DT. PANGERAN 6 Ahmad Fadli Serta adik dan kemenakan, kerabat/handai tolan. ALI AKBAR DT. PANGERAN 7 Prakata Penulis Assalamu'alaikum Wr. Wb Kita panjatkan puji syukur hanya kepada Allah SWT dan salawat beriring salam untuk Rasulullah SAW. Ucapan "al-Fatihah" disampaikan kepada auliyah, pendahulu dan pejuang, serta para penegak kebenaran dan keadilan di atas bumi ini. Datuk-datuk/Engku-engku, Encik/Tuan-tuan dan Puan-puan yang disanjung tinggi, nan dilambuk besar, tiada kata lain yang saya sampaikan, selain permintaan maaf yang tiada tara atas kelancangan kata dan ulas pendapat yang saya (sesama) ungkapkan melalui buku dan beberapa petuah serta filsafat adat pemakaian. Sebagian masyarakat Melayu (kawasan Andiko nan 44) Riau, dengan maksud sebagai pewarisan jejak- jejak keberhasilan nenek moyang terdahulu yang dipersembahkannya, menjadi naskah petunjuk adat dan budaya yang memancarkan akar kemajuan peradaban. Usaha sebagai dasar dalam menata negeri mencapai kejayaan dan kesejahteraan, merasa aman dan sejahtera, masyarakat yang mendapatkan keberkatan "dunia aman, padi menjadi". Sekali lagi permintaan maaf atas kekurangan dan kealpaan. Andai kata dijumpai tidak menurut baris nan berlebih, ALI AKBAR DT. PANGERAN bukan sepatutnya dan tidak pada tempatnya, maka tinggi gunung besar harapan semoga dapat di- sempumakan di kemudian hari. Dukungan moril material dari semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih. Akhir kata, ungkapan ini diharapkan akan menjadi buah yang berkesan/bermanfaat dan tidak membawa fitnah atau mengundang dosa. Saya mengajak kita semua untuk tidada henti-hentinya memohon perlindungan dan keampiman dari Allah SWT. Medio, Januari 2005 Wassalam, Ali Akbar Dt. Pangeran ALI AKBAR DT. PANGERAN 9 ‘Kata Sambutan DPH LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU Assalamu'alaikum Wr. Wb Dalam dunia yang dipenuhi dengan per- kembangan teknologi dan informasi seka- rang ini masyarakat kita dihadapkan pada persoalan hidup yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kebebasan sebagian generasi muda kita dalam menerapkan nilai- nilai yang bertentangan dengan norma adat dan budaya leluhur kita. Karena itu, penting bagi kita untuk meng- ingatkan mereka, agar tetap berpegang teguh terhadap nilai-nilai agung yang terdapat dalam budaya Melayu. Orang bijak selalu mengatakan, bahwa kemajuan suatu negeri ditandai oleh pemakaian adat dan budaya- nya. Seperti pepatah adat mengatakan, "Kain dipakai menjadi lusuh, adat dipakai menjadi kokoh" dan "Adat dipakai lembaga dituang". Bagi kita adat dan budaya telah menjadi roh kemajuan dalam menjalankan hidup sehari- hari. Sehingga setiap hal yang diperbuat selalu berpe- Islam dan Adat Andiko 44 Melayu Riau 10 doman kepada syarak dan kitabullah (al Quran). Hal ini di-dasarkan atas keyakinan bahwa terdapat nilai-nilai yang agung lagi mulia yang menjadi kebiasaan kita Dalam kerangka itulah, kehadiran Buku Islam dan Adat Andiko 44 Kawasan Melayn Riau ini perlu kita sambut dengan antusias. Mudahan-mudahan melalui buku ini dapat menjawab harapan dan keinginan semua komponen masyarakat di Provinsi Riau akan arti pentingnya meles- tarikan adat dan budaya untuk generasi masa datang. Marilah kita sama-sama berdoa semoga Allah Swt membalas segala amal ibadah kita untuk bekal di akhirat nanti. Pekanbaru, 01 April 2006 HM. AZALY JOHAN, SH Ketua Umum ALI AKBAR DT. PANGERAN 11 Kata Sambutan MKA LEMBAGA ADAT MELAYU RIAU Assalamu'alaikum Wr. Wb Dengan gembira dan rasa senang hati, saya menyambut kehadiran buku Sdr. Ali Akbar Dt. Pangeran, salah seorang Ketua MKA Lembaga Adat Melayu Riau yang berjudul Filsofi Adat Andiko 44 Melayu Riau. Apa yang diungkapkan penulis dalam buku ini cukup membuka wawasan kita kembali tentang masa kejayaan adat budaya asli. Di sini kita diminta supaya membuka mata untuk membangkitkan batang terendam, mengundang keceriaan masa silam yang tak terlupakan. Dalam suasana yang didambakan terciptanya perubahan dan pembaharuan yang didasari kemajuan adat budaya, membawa negeri Lancang Kuning Melayu Riau ke dalam peradaban sopan santun, etika keramah- tamahan, dan menyadari kemajemukan masyarakatnya yang terjalin dalam tali benang kesatuan dan persatuan. Hal ini sesuai dengan kata-kata bermakna dari Hang Tuah ALI AKBAR DT. PANGERAN yang mengungkapkan, "Esa hilang dua terbilang, Patah tumbuh saling berganti, Tak Melayu hilang di bumi". Semoga goresan ini membawa dampak positif dan bermanfaat untuk generasi bumi Melayu Riau ke depan yang memberikan kebahagiaan. Amin. Pekanbaru, 03 April 2006 Prs. H. ISMAIL SUKO Pit. Ketua Umum ALI AKBAR DT. PANGERAN 13 Kata Sambutan MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) PROVINSI RIAU Bismillahirrahrnanirrahim, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pada abad ke-18 dan 19 Barat telah menguasai Dunia Melayu secara politik. Kennggulan ekonomi orang- orang Melayu yang selama ini tidak tertandingi, sudah berakhir. Prestasi teknologi di bidang pelayaran diambil alih dan hasil karya mereka dirampas. Tata intemasional yang memperkuat posisi penguasa lokal dihancurkan. Pada sisi lain, Barat memperkenalkan ide-ide barn, lembaga- lembaga baru, bahkan tata dunia bam; cita-cita sekular disodorkan; batas-batas politik baru dibtiat tanpa memperhatikan realitas historis masyarakat tempatan; sistem hukum barat diadopsi; dan birokrasi modem ala Barat dibangun. Orang-orang Melayu mundur dan kembali kepada budaya dan agama mereka, namun dengan pandangan yang sempit. Mereka tetap melihat ke Timur Tengah untuk Islam dan Adat Andiko 44 Melayu Riau 14 mendapatkan inspirasi dan bimbingan, namun Timur Tengah juga sedang kewalahan menghadapi penjajahan yang datang dari segala penjuru mata angin. Ide-ide baru yang memungkinkan Melayu bisa mengikuti kondisi modem sudah selalu dibicarakan dan melahirkan kebang- kitan Melayu dengan pendekatan konvensional (yang kaku) terhadap Islam. Fenomena bangsa-bangsa yang kini membentuk loyalitas baru dan sangat terpengaruh oleh budaya politik Barat, sulit diterima kaum Melayu. Sampai tingkat tertentu, mereka tetap bertahan dengan polanya sendiri dengan gay a hidup bersahaja. Dibandingkan komunitas agama lain di kawaan ini, orang-orang Melayu "agak"nya merupakan komunitas yang paling sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan tersebut. Apalagi bagi masyarakat yang mencoba mengisolasi dari dari apa yang disebut budaya kolonial, Barat, dan Kristen. Pada sisi lain, kedatangan demokrasi liberal membuat mereka silau. Menyusul fenomena kebangkitan Islam global di tahun 1970-an dan 1980-an, muncullah tuntutan di kalangan puak Melayu untuk mempertimbangkan seluruh ide, nilai-nilai serta konsep yang datang dari Barat, meski melahirkan ketegangan-ketegangan. Namun Islam sebagaimana ditampilkan oleh Melayu sama sekali tidak menarik bagi masyarakat non-Muslim. Dalam kenyataannya puak Melayu bahkan merasa gelisah. Kondisi ini berbeda dengan masa lalu dimana Islam berperan dalam seluruh kebudayaan mereka. Islam sekarang direduksi hanya menjadi sebuah sistem keper- cayaan yang sempit, bahkan lebih menonjol "semacam" aliran politik yang kadang-kadang diperkenalkan secara tidak adil oleh penganutnya. Keadaan ini diperparah dengan adanya simbol-simbol ciptaan intemasional yang menakutkan, semisal "radikalisme" dan "terorisme". Secara tidak sadar menggiring "sebagian" orang Melayu merasa malu menjadi muslim. Kondisi ini diperparah dengan meredupnya Islam dan Adat Andiko 44 Melayu Riau • 15 kehidupan rohani dan spritual umat Islam, sehingga tidak mampu menghadapi terpaan budaya luar yang semakin