Wening Pawestri Wening Pawestri Prosesi Upacara Tetesan dalam Serat Pemutan Tetesipun Bandara Raden Ajeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani perempuan pada saat berusia sewindu atau delapan tahun. makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya. Pertunjukan wayang Bali berakhir pukul dua Namun, pada saat ini telah berubah, yang diiris hanya kunyit berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para belas malam. yang dilakukan oleh seorang dukun wanita. Upacara têtêsan tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang merupakan wujud rasa syukur kita sebagai manusia kepada telah dipersiapkan. 3. Malam Midodarèni Tuhan yang telah memberikan anugrah. Sekaligus media untuk Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Dengan selesainya upacara siraman berarti putri raja memohon atau berdoa dengan berbagai harapan yang baik. sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton sudah selesai berhias, sudah segar dan bersih. Sejak itu, Têtêsan dilaksanakan secara khidmat sesuai dengan urutan yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara putri raja yang akan ditêtês mulai dipingit, dilayani, dan prosesi têtêsan meliputi selamatan, siraman, malam têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di ditunggu oleh para kerabat untuk melaksanakan midodarèni. midodarèni, acara gres atau inti têtêsan, dan resepsi. Setiap antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan Malam sebelum berlangsungnya upacara inti disebut malam prosesi memiliki makna-makna filosofis dan ajaran moral yang Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh Abstrakmidodarèni. dapat dijadikan panutan. pada 5 yaitu: Pada malam midodarèni atau setelah acara siraman

para kerabatMasyarakat mulai Cina berdatangan, telah lama berjaga tinggal bahkan di Indonesia tidak tidur dan Daftar Pustaka Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ menjadisemalam bagian suntuk. dari Seperti masyarakat yang Indonesia.terdapat padaPenetrasi pupuh budaya V Florida, Nancy K. 1994. Javanese Language Manuscrips of katiga kang lenggah mantri/ jugaMegatruh telah padadilakukan 15-16: agar dapat membaur dengan masyarakat Surakarta Central JavaA Pleriminary Descriptive among cundaka kang sêpuh/ pribumi. Salah satu bentuk penetrasi budaya yang dilakukan Catalogus Level I and II. kalih Nyai Madusari/ olehWontên masyarakat ingkang ngrarakitCina adalah ing karyanipun/ adat istiadat dalam upacara Hermono, Ully. 2014. Mengejar Kebahagiaan. : P.T. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) perkawinan.tuwin sowan KemudianSang Su Putri/ penetrasi budaya ini didokumentasikan Kompas Media Nusantara. dalamkang lagya naskah sinêngkê Syairr Perkawinanwau/ Kapitan Tik Sing. Naskah Maulida, Indah. 2013. Konstruksi Sosial Budaya tentang Sunat Terjemahan: SyairGusti PerkawinanKusumawardhani/ Kapitan Tik Sing mendeskripsikan tentang Perempuan. : Universitas Negeri Semarang. Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ tahapansaha mêmangun-tahapan lêlados//dalam upacara perkawinan adat Cina dan Supadma, Ayu Panca. Serat Pemutan Tetesipun Bandara tiga orang yang duduk adalah mantri/ Melayu yang terjadi pada masa Kesultanan Johor, Riau-Lingga, Raden Ajeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Among Cundaka yang tua/ danSarta Pahang.Upacara ingkang kasukan perkawinaning dalêm agung/ ini dilakukan oleh anak Kusumawardhani. Naskah Tulisan Tangan Koleksi kedua Nyai Madusari/ Kapitantan wus Cina,pangikêting yaitu Tik kardi/ Sing dan Nyonyah Kim. Setiap tahapan Perpustakaan Reksa Pustaka Pura Mangkunagaran dan Nyai Mangunsih// dalampamardining upacara sarêng perkawinan dalu/ dijelaskan secara rinci oleh Surakarta dengan Nomor Katalog H 43. pengarangkalêres midadarèni/ Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing, sehingga dapat

Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. dijadikansami kasukan pedoman pakuwon// dalam ( SPTBmelakukan hal 15) upacara perkawinan adat

Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Cina dan Melayu. bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Terjemahan: yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Kata kunci : Adat istiadat, Perkawinan, Cina, Melayu berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Ada yang mengatur pekerjaannya/ siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. dan berkunjung pada putri/

Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masih disembunyikan di suatu tempat/ dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Gusti Kusumawardhani/ oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang serta melayani// kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Penda huluan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang Perkawinanbersenang-senang merupakan di Dalêm perilaku Agung yang/ harus dilakukan olehtidak makhluk lupa menjalankan ciptaan Tuhan pekerjaan/ Yang Maha Esa agar kehidupan di

182 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171353 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing alam dunia berkembang biak. Menurut pasal 1 UU NO. 1- makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Berdasarkan inventarisasi naskah, ditemukan tiga naskah 1974, perkawinan adalah ikatan lahir batin seorang pria dengan berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para SPKTS. Satu naskah tersimpan di Perpustakaan Universiteit wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Leiden dengan kode naskah ML 168. Dua naskah tersimpan di (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan telah dipersiapkan. perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode naskah Yang Maha Esa (Hadikusuma, 2007:6). Perkawinan tidak Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini ML 750 (W 271), dan NBG KL 180. Ketiga naskah ini hanya menyangkut hubungan calon mempelai pria dan wanita sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton merupakan naskah yang se-versi yang memiliki bahasa yang saja, melainkan juga hubungan dengan orang tua kedua belah yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara sama, aksara yang sama, struktur yang sama, pengarang yang pihak, saudara, keluarga, masyarakat, martabat, dan Tuhan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di sama dan berasal satu sumber yang sama. Identitas penyalin Yang Maha Esa (Haar, 1960:158). Maka dari itu, aturan dalam antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan ketiga naskah tersebut tidak tertulis di dalam kolofon. Ia hanya sebuah perkawinan akan dipatuhi oleh setiap anggota Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh menyebutkan dirinya disuruh Candra Ningrat atau Tuan masyarakat sejak dahulu kala. pada 5 yaitu: Penghulu untuk menulis sebuah syair tentang sahabatnya agar Aturan atau tata tertib yang biasa dilakukan ketika diingat untuk masa yang akan datang. melaksanan perkawinan disebut adat istiadat dalam upacara Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ Naskah SPKTS adalah naskah Melayu yang perkawinan. Adat istiadat ini tidak diatur oleh perundang- katiga kang lenggah mantri/ menceritakan tentang pesta perkawinan anak Kapitan Cina di undangan negara, melainkan diserahkan kepada pihak yang among cundaka kang sêpuh/ Tanjung Pinang. Kapitan Cina itu bernama Kapitan Lela bersangkutan menurut adat dan agamanya masing-masing. kalih Nyai Madusari/ Mangindra dan anaknya bernama Tik Sing. Istilah “kapitan” Adat istiadat dalam upacara perkawinan merupakan bagian dari Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) pada nama Kapitan Lela Mangindra menandakan bahwa ia produk kebudayaan, sehingga perlu dijaga dan dipertahankkan adalah seorang pemimpinan masyarakat Tionghoa. Pangkat sistemnya oleh anggota masyarakat adat tersebut. Akan tetapi, Terjemahan: kapitan diberikan oleh pemerintah Belanda kepada seseorang sifat dari kebudayaan yang dinamis mengakibatkan adat Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ yang dipilih sebagai pimpinan masyarakat. Pemimpin- istiadat dalam upacara perkawinan kini mulai mengalami tiga orang yang duduk adalah mantri/ pemimpin itu mempunyai tugas sebagai perantara orang perubahan. Perubahan yang diakibatkan oleh modernisasi. Among Cundaka yang tua/ Tionghoa yang ingin mengurus sesuatu hal dengan Perubahan ini mengakibatkan variasi pada segi tata cara dan kedua Nyai Madusari/ pemerintahan Belanda. Umumnya, pemimpin-pemimpin itu waktu pelaksanaan upacara perkawinan. Jika perubahan terjadi, dan Nyai Mangunsih// dipilih karena mereka mempunyai pengaruh yang besar dan hal ini akan berdampak pada degradasi nilai-nilai sosial budaya dihormati di antara orang-orang Tionghoa dan orang kaya di masyarakat. Seharusnya, kebudayaan dapat dijadikan jati diri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2002:365). atau identitas bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Kapitan Lela Mangindra adalah seorang kapitan dan modernisasi bukan luntur di dalamnya. bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan saudagar yang sangat kaya raya di Tanjung Pinang. Ia memiliki Upaya pelestarian terhadap adat istiadat dalam yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara rumah sewa, rumah berhala, rumah batu tempat menyimpan perkawinan dapat dilakukan dengan mendokumentasikan berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas emas dan , gedung, balai yang indah, dan perahu yang segala tata caranya ke dalam media tulis atau rekam. Upaya ini siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. berlayar ke seluruh negeri. Kapitan juga memiliki kekuasaan dilakukan agar generasi yang akan datang tidak akan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit dengan anak buah yang sangat banyak laki-laki maupun melupakan adat istiadat yang dimiliki oleh bangsanya. dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan perempuan. Orang-orang kaya Cina yang berada di Tanjung Pendokumentasian ini telah dilakukan sejak zaman dahulu oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang Pinang juga tunduk di bawah perintahnya. Berikut kutipan kala. Salah satu hasil dokumentasi adat istiadat dalam kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, dalam teks SPKTS. perkawinan ini terdapat di dalam naskah Syair Perkawinan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Kapitan Tik Sing (selanjutnya SPKTS). Kayanya bukan lagi kepalang

184 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 185 170354 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani alam dunia berkembang biak. Menurut pasal 1 UU NO. 1- makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Berdasarkan Pertunjukan inventarisasi wayang naskah, Bali berakhirditemukan pukul tiga naskahdua 1974, perkawinan adalah ikatan lahir batin seorang pria dengan berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para SPKTS.belas malam. Satu naskah tersimpan di Perpustakaan Universiteit wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Leiden dengan kode naskah ML 168. Dua naskah tersimpan di (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan telah dipersiapkan. perpustakaan3. Malam Midodarèni Nasional Republik Indonesia dengan kode naskah Yang Maha Esa (Hadikusuma, 2007:6). Perkawinan tidak Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini ML 750Dengan (W 271), selesainya dan NBGupacara KL siraman 180. Ketigaberarti putrinaskah raja ini hanya menyangkut hubungan calon mempelai pria dan wanita sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton merupakansudah selesai naskah berhias, yang sudah se-versi segar yang dan memiliki bersih. bahasaSejak itu,yang saja, melainkan juga hubungan dengan orang tua kedua belah yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara sama,putri rajaaksara yang yang akan sama, ditêtês struktur mulai yang dipingit, sama, pengarangdilayani, dan ya ng pihak, saudara, keluarga, masyarakat, martabat, dan Tuhan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di samaditunggu dan olehberasal para satu kerabat sumber untuk yang melaksanakan sama. Identitas midodarèni. penyalin Yang Maha Esa (Haar, 1960:158). Maka dari itu, aturan dalam antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan ketigaMalam naskah sebelum tersebut berlangsungnya tidak tertulis upacara di dalam inti kolofon.disebut malamIa hanya sebuah perkawinan akan dipatuhi oleh setiap anggota Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh menyebutkanmidodarèni. dirinya disuruh Candra Ningrat atau Tuan masyarakat sejak dahulu kala. pada 5 yaitu: PenghuluPada untuk malam menulis midodarèni sebuah syairatau setelahtentang acarasahabatnya siraman agar Aturan atau tata tertib yang biasa dilakukan ketika diingatpara kerabat untuk mamulaisa yangberdatangan, akan datang. berjaga bahkan tidak tidur melaksanan perkawinan disebut adat istiadat dalam upacara Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ semalamNaskah suntuk. SPKTS Seperti adalahyang terdapatnaskah padaMelayu pupuh yangV perkawinan. Adat istiadat ini tidak diatur oleh perundang- katiga kang lenggah mantri/ menceritakanMegatruh pada tentang 15-16: pesta perkawinan anak Kapitan Cina di undangan negara, melainkan diserahkan kepada pihak yang among cundaka kang sêpuh/ Tanjung Pinang. Kapitan Cina itu bernama Kapitan Lela bersangkutan menurut adat dan agamanya masing-masing. kalih Nyai Madusari/ MangindraWontên ingkang dan anaknyangrarakit bernama ing karyanipun/ Tik Sing. Istilah “kapitan” Adat istiadat dalam upacara perkawinan merupakan bagian dari Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) padatuwin namasowan Kapitan Sang Su LelaPutri/ M angindra menandakan bahwa ia produk kebudayaan, sehingga perlu dijaga dan dipertahankkan adalahkang lagya seorang sinêngkê pemimpinanr wau/ masyarakat Tionghoa. Pangkat sistemnya oleh anggota masyarakat adat tersebut. Akan tetapi, Terjemahan: kapitanGusti Kusumawardhani/ diberikan oleh pemerintah Belanda kepada seseorang sifat dari kebudayaan yang dinamis mengakibatkan adat Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ yangsaha mêmangundipilih sebagai lêlados// pimpinan masyarakat. Pemimpin- istiadat dalam upacara perkawinan kini mulai mengalami tiga orang yang duduk adalah mantri/ pemimpin itu mempunyai tugas sebagai perantara orang perubahan. Perubahan yang diakibatkan oleh modernisasi. Among Cundaka yang tua/ TionghoaSarta ingkang yang kasukan ingin ing dalêmmengurus agung/ sesuatu hal dengan Perubahan ini mengakibatkan variasi pada segi tata cara dan kedua Nyai Madusari/ pemerintahantan wus pangikêting Belanda. kardi/ Umumnya, pemimpin-pemimpin itu waktu pelaksanaan upacara perkawinan. Jika perubahan terjadi, dan Nyai Mangunsih// dipilihpamardining karena sarêng mereka dalu/ mempunyai pengaruh yang besar dan hal ini akan berdampak pada degradasi nilai-nilai sosial budaya dihormatikalêres midadarèni/ di antara orang-orang Tionghoa dan orang kaya di masyarakat. Seharusnya, kebudayaan dapat dijadikan jati diri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. (Vasantysami kasukan dalam pakuwon// Koentjaraningrat, (SPTB hal 2002:365). 15) atau identitas bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Kapitan Lela Mangindra adalah seorang kapitan dan modernisasi bukan luntur di dalamnya. bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan saudagarTerjemahan: yang sangat kaya raya di Tanjung Pinang. Ia memiliki Upaya pelestarian terhadap adat istiadat dalam yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara rumah sewa, rumah berhala, rumah batu tempat menyimpan perkawinan dapat dilakukan dengan mendokumentasikan berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas emasAda yangdan mengaturperak, gedung, pekerjaannya/ balai yang indah, dan perahu yang segala tata caranya ke dalam media tulis atau rekam. Upaya ini siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. berlayardan berkunjung ke seluruh pada negeri. putri/ Kapitan juga memiliki kekuasaan dilakukan agar generasi yang akan datang tidak akan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit denganyang masih anak disembunyikan buah yang disangat suatu banyaktempat/ laki-laki maupun melupakan adat istiadat yang dimiliki oleh bangsanya. dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan perempuan.Gusti Kusumawardhani/ Orang-orang kaya Cina yang berada di Tanjung Pendokumentasian ini telah dilakukan sejak zaman dahulu oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang Pinangserta melayani// juga tunduk di bawah perintahnya. Berikut kutipan kala. Salah satu hasil dokumentasi adat istiadat dalam kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, dalam teks SPKTS. perkawinan ini terdapat di dalam naskah Syair Perkawinan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang bersenang-senang di Dalêm Agung/ Kapitan Tik Sing (selanjutnya SPKTS). tidak Kayanyalupa menjalankan bukan lagi pekerjaan/ kepalang

184 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 185 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171355 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Jadi saudagar di Tanjung Pinang makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Kapitan memiliki tiga orang istri dan delapan orang anak. Tempat berniaga segala dagang berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para Salah satu istri Kapitan telah wafat dan ia memiliki lima orang Beratus koin beras di gudang tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang anak,yaitu Nyonyah Hung, Nyonyah Riau, Nyonyah Asa,

telah dipersiapkan. Nyonyah Bui, dan Nyonyah Kelasi. Istri Kapitan yang Rumah sewanya berkeliling-keliling Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini selanjutnya bernama Nyonyah Aling dan ia tidak memiliki Atapnya bata sisik tenggiling sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton anak. Sedangkan istri Kapitan yang terakhir memiliki seorang Eloknya tiada lagi berbanding yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara anak laki-laki yaitu Tik Sing Anom Bujanggi. Kapitan juga Tempat berpasar Cina dan (5-6) têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di memiliki koci gandik yang memiliki dua orang anak, laki-laki

antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan dan perempuan. Kapitan dan istrinya sangat sayang kepada Kapitan Lela Mangindra juga seorang kapitan yang baik Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh anak-anaknya terutama Tik Sing Anom Bujanggi, karena dalam mengemban tugas sebagai seorang pemimpin Tionghoa. pada 5 yaitu: selama Kapitan mwmpunyai anak dia, Kapitan bertambah kaya Ia memiliki akal dan budi yang sempurna, sehingga ia bisa dan masyhur sehingga tidak ada yang bisa menyamai kekayaan berhubungan baik dengan Pemerintahan Belanda dan raja-raja Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ dan kemasyhurannya. Melayu di Kesultanan Johor, Riau-Lingga, dan Pahang. katiga kang lenggah mantri/ Kapitan berkeinginan untuk mengawinkan Tik Sing Permasalahan-permasalahan yang terjadi antara Kesultanan among cundaka kang sêpuh/ Anom Bujanggi dengan Nyonyah Kim dari Semarang. Johor, Riau-Lingga, dan Pahang dengan Pemerintahan Belanda kalih Nyai Madusari/ Keinginan itu disambut baik oleh istrinya. Ia menyuruh tidak mempengaruhi tugasnya sebagai pemimpin orang Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Kapitan untuk mempersiapkan segala perlengkapan dan Tionghoa dan sebagai anak angkat dari Tengku Putri. Berikut mengumpulkan orang-orang Cina, handai, dan sahabat untuk kutipan dalam teks SPKTS. Terjemahan: bermufakat dalam mempersiapkan perkawinan Tik Sing.

Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Persiapan yang akan dilakukan adalah memperbaiki lurang dan Sungguh pun dia Kapitan Cina tiga orang yang duduk adalah mantri/ pakan, membuat panggung mak yong, membuat tempat untuk Akal dan budi amat sempurna Among Cundaka yang tua/ berjudi, membuat tempat untuk bermain joget topeng dan Barang perbuatan semuanya kena kedua Nyai Madusari/ wayang, dan menyediakan jamu-jamuan. Lakunya bijak arif laksana (18) dan Nyai Mangunsih// Kapitan juga pergi menemui bunda angkatnya, Tengku

Putri terlebih dahulu untuk bermufakat dan bermusyawarat Sebab pun orang kasihkan dia Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sebelum pesta perkawinan. Tengku Putri adalah seorang yang Budinya baik Lagi pun kaya Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang cukup penting di Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Kepada raja-raja terlalu mulia bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Tengku Putri atau Engku Putri memiliki nama asli yaitu Raja Barang kehendak dikaruniakan dia yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Hamidah. Ia adalah anak perempuan pertama Raja Haji

berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Fisabilillah, Yang Dipertuan Muda Riau Lingga IV (1778- Mungkin Welanda jangan dikata siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. 1874) dengan istrinya seorang gahara Riau bernama Raja Sangatlah kasih di dalam cita Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Perak, puteri dari Daeng Kamboja Yang Dipertuan Muda Riau Sebilang minggu datanglah pesta dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Lingga III (1748 -1777). Ia memiliki seorang saudara seibu Dijamu oleh Kapitan yang paut (21-22) oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang yang bernama Raja Siti dan saudara seayah Tengku Putri

kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, adalah Raja Jakfar, Raja Idris, Raja Ahmad, Raja Kasim, Raja

sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Salamah, Raja Buntit, Engku Tengah, Raja Aminah, dan Raja Pasir (Junus, 2010:7).

186 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 187 170356 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Jadi saudagar di Tanjung Pinang makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Kapitan Pertunjukan memiliki tigawayang orang Baliistri danberakhir delapan pukul orang dua anak. Tempat berniaga segala dagang berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para Salahbelas malam.satu istri Kapitan telah wafat dan ia memiliki lima orang Beratus koin beras di gudang tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang anak,yaitu Nyonyah Hung, Nyonyah Riau, Nyonyah Asa, telah dipersiapkan. Nyonyah3. Malam Bui,Midodarèni dan Nyonyah Kelasi. Istri Kapitan yang Rumah sewanya berkeliling-keliling Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini selanjutnyaDengan bernama selesainya Nyonyah upacara Aling siraman dan berartiia tidak putri memiliki raja Atapnya bata sisik tenggiling sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton anak.sudah Sedangkan selesai berhias, istri Kapitan sudah segaryang terakhirdan bersih. memiliki Sejak seorang itu, Eloknya tiada lagi berbanding yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara anakputri lakiraja- lakiyang yaitu akan Tik ditêtês Sing mulaiAnom dipingit, Bujanggi. dilayani, Kapitan dan juga Tempat berpasar Cina dan Keling (5-6) têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di memilikiditunggu kocioleh paragandik kerabat yang untukmemiliki melaksanakan dua orang midodarèni.anak, laki-laki antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan danMalam perempuan. sebelum berlangsungnyaKapitan dan istrinya upacara sangat inti disebut sayang malam kepada Kapitan Lela Mangindra juga seorang kapitan yang baik Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh anakmidodarèni.-anaknya terutama Tik Sing Anom Bujanggi, karena dalam mengemban tugas sebagai seorang pemimpin Tionghoa. pada 5 yaitu: selama KapitanPada malam mwmpunyai midodarèni anak atau dia, setelahKapitan acara bertambah siraman kaya Ia memiliki akal dan budi yang sempurna, sehingga ia bisa danpara masyhur kerabat sehinggamulai berdatangan, tidak ada yang berjaga bisa bahkan menyamai tidak kekayaan tidur berhubungan baik dengan Pemerintahan Belanda dan raja-raja Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ dansemalam kemasyhurannya. suntuk. Seperti yang terdapat pada pupuh V Melayu di Kesultanan Johor, Riau-Lingga, dan Pahang. katiga kang lenggah mantri/ MegatruhKapitan pada berkeinginan 15-16: untuk mengawinkan Tik Sing Permasalahan-permasalahan yang terjadi antara Kesultanan among cundaka kang sêpuh/ Anom Bujanggi dengan Nyonyah Kim dari Semarang. Johor, Riau-Lingga, dan Pahang dengan Pemerintahan Belanda kalih Nyai Madusari/ KeinginanWontên ingkang itu disambut ngrarakit ingbaik karyanipun/ oleh istrinya. Ia menyuruh tidak mempengaruhi tugasnya sebagai pemimpin orang Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Kapitantuwin sowan untuk Sang mempersiapkan Su Putri/ segala perlengkapan dan Tionghoa dan sebagai anak angkat dari Tengku Putri. Berikut mengumpulkkang lagya sinêngkêan orangr -wau/orang Cina, handai, dan sahabat untuk kutipan dalam teks SPKTS. Terjemahan: bermufakatGusti Kusumawardhani/ dalam mempersiapkan perkawinan Tik Sing.

Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Persiapansaha mêmangun yang akan lêlados// dilakukan adalah memperbaiki lurang dan Sungguh pun dia Kapitan Cina tiga orang yang duduk adalah mantri/ pakan, membuat panggung mak yong, membuat tempat untuk Akal dan budi amat sempurna Among Cundaka yang tua/ berjudi,Sarta ingkang membuat kasukan tempat ing dalêmuntuk agung/bermain joget topeng dan Barang perbuatan semuanya kena kedua Nyai Madusari/ wayang,tan wus pangikêtingdan menyediakan kardi/ jamu -jamuan. Lakunya bijak arif laksana (18) dan Nyai Mangunsih// pamardiningKapitan sarêngjuga pergi dalu/ menemui bunda angkatnya, Tengku

Putrikalêres terlebih midadarèni/ dahulu untuk bermufakat dan bermusyawarat Sebab pun orang kasihkan dia Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sebelumsami kasukan pesta pakuwon//perkawinan. (SPTB Tengku hal 15)Putri adalah seorang yang Budinya baik Lagi pun kaya Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang cukup penting di Kesultanan Johor-Pahang-Riau-Lingga. Kepada raja-raja terlalu mulia bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan TengkuTerjemahan: Putri atau Engku Putri memiliki nama asli yaitu Raja Barang kehendak dikaruniakan dia yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Hamidah. Ia adalah anak perempuan pertama Raja Haji berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Fisabilillah,Ada yang mengatur Yang Dipertuan pekerjaannya/ Muda Riau Lingga IV (1778- Mungkin Welanda jangan dikata siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. 1874)dan berkunjung dengan istrinyapada putri/ seorang gahara Riau bernama Raja Sangatlah kasih di dalam cita Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Perak,yang masih puteri disembunyikan dari Daeng Kamboja di suatu Yang tempat/ Dipertuan Muda Riau Sebilang minggu datanglah pesta dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan LinggaGusti Kusumawardhani/ III (1748 -1777). Ia memiliki seorang saudara seibu Dijamu oleh Kapitan yang paut (21-22) oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang yangserta melayani//bernama Raja Siti dan saudara seayah Tengku Putri kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, adalah Raja Jakfar, Raja Idris, Raja Ahmad, Raja Kasim, Raja sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Salamah,Yang bersenang Raja Buntit,-senang Engku di Dalêm Tengah, Agung Raja/ Aminah, dan Raja Pasirtidak (Junus,lupa menjalankan 2010:7). pekerjaan/

186 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 187 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171357 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Tengku Putri menikah dengan Sultan Mahmud Syah III makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Pesta perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim merupakan (1761-1812) pada tahun 1803 dan mendapatkan hadiah berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para peristiwa yang besar dan meriah pada masa itu. Pesta ini perkawinan berupa pulau yaitu pulau Penyengat Indera Sakti. tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang dihadiri oleh pembesar Melayu dari Kesultanan Riau-Lingga, Sebelumnya, Sultan Mahmud Syah III sudah memiliki tiga telah dipersiapkan. seperti Tengku Puteri, Raja Abdullah, Sayyid Husin, Engku isteri. Istri yang pertama adalah Engku Puan, puteri Bendahara Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Halimah, Engku Nit, Engku Haji, dan residen Belanda beserta Pahang, yang dianggap sebagai permaisuri gahara. Istri yang sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton keluarga. Pesta perkawinan Tik Sing diadakan di dua tempat kedua adalah Encik Makoh binti Encik Ja’far Daeng Maturang yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara dan dua adat istiadat yang berbeda, yaitu upacara perkawinan dan memiliki dua putra, yaitu Tengku Husin dan Tengku Long. têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di adat Tionghoa di rumah Kapitan Lela Mangindra dan upacara Istri yang ketiga adalah Encik Maryam binti Datuk Bandar antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan perkawinan adat Melayu di rumah Tengku Putri. Hasan dan melahirkan seorang putra bernama Tengku Abdul Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh Rahman (Junus, 2010:46). pada 5 yaitu: Upacara Perkawinan dalam Adat Istiadat Cina atau Meskipun sebagai istri keempat, Tengku Putri memiliki Tionghoa peranan yang cukup penting di Kesultanan Johor-Pahang-Riau- Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ Bagi masyarakat Cina atau Tionghoa, perkawinan Lingga. Tengku Putri adalah istri gahara kedua dan mendapat katiga kang lenggah mantri/ merupakan sesuatu yang sangat penting, karena perkawinan amanah sebagai pemegang regalia kerajaan atau alat-alat among cundaka kang sêpuh/ akan menutup suatu masa tertentu dalam kehidupan yaitu masa kebesaran yang dianggap sakral dan keramat untuk penabalan kalih Nyai Madusari/ bujang dan membentuk masa yang baru yaitu masa perkawinan seorang sultan. Alat-alat kebesaran itu terdiri dari sebuah cogan Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) bersama pasangan. Mereka baru dianggap dewasa atau bernama “Sirih Besar” berbentuk menyerupai sirih terbuat dari “menjadi orang” oleh keluarga dan masyarakat Tionghoa emas bertulang pirang, gendang nobat, sebuah pedang berhulu Terjemahan: lainnya apabila mereka telah menikah. Oleh karena itu upacara panjang, rantai emas, rantai sayap pandang, dan lainnya. Tanpa Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ perkawinan bagi masyarakat Tionghoa haruslah mahal, rumit, keberadaan alat tersebut, penabalan seorang sultan dianggap tiga orang yang duduk adalah mantri/ dan agung (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2002:365). tidak sah dalam adat istiadat Melayu (Junus, 2010:48). 1 Among Cundaka yang tua/ Menurut Baba Teekun Suryadi , perkawinan bagi Tengku Putri juga disebut sebagai puteri perang, karena kedua Nyai Madusari/ masyarakat Cina atau Tionghoa adalah proses pembentukan dilahirkan dan besar pada saat peperangan di lingkungan dan Nyai Mangunsih// keluarga baru untuk mendapatkan keturunan yang berbakti Kesultanan, baik peperangan melawan kompeni Belanda kepada orang tua, karena berbakti kepada orang tua termasuk ataupun perang di internal kerajaan. Walaupun begitu, Tengku Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. dalam ajaran Budha, yaitu Pancasila Dharma dan termasuk Putri tidak hanya tumbuh menjadi sosok perempaun yang tegar, Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang juga dalam ajaran dasar Konfusius yang disebut Pat Tik, yaitu kukuh, dan berhati baja. Ia juga tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan berbakti (Hao). Kewajiban berbakti anak kepada orang tua baik hati dan dermawan. Hal ini dibuktikan dalam teks SPKTS, yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara tidak hanya dilakukan sebelum menikah melainkan sesudah Tengku Putri memiliki peranan yang cukup penting pada pesta berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas menikah pun wajib berbakti kepada orang tua. Setiap pengantin perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim. Ia memberikan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. laki-laki harus tetap berbakti kepada orang tuanya seperti beragam jenis hantaran belanja kepada Kapitan Lela Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit sebelum menikah dan menjadi contoh untuk anak-anak Mangindra dan menyediakan pesta perkawinan adat Melayu di dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan seterusnya. Sedangkan pengantin perempuan, harus lebih istanannya di Pulau Penyengat. Tidak hanya itu, keluarga oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang berbakti kepada mertuanya setelah menikah, karena ia sudah Tengku Putri yang lainnyajuga andil dalam mempersiapkan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, termasuk kedalam anggota keluarga suaminya, meskipun jika pesta perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim dengan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan memberikan mandar berupa baju berkain sutra. 1 Romo di Vihara Tanda Bakti

188 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 189 170358 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Tengku Putri menikah dengan Sultan Mahmud Syah III makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Pesta Pertunjukanperkawinan Tikwayang Sing danBali Nyonyah berakhir Kim pukul merupakan dua (1761-1812) pada tahun 1803 dan mendapatkan hadiah berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para peristiwabelas malam. yang besar dan meriah pada masa itu. Pesta ini perkawinan berupa pulau yaitu pulau Penyengat Indera Sakti. tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang dihadiri oleh pembesar Melayu dari Kesultanan Riau-Lingga, Sebelumnya, Sultan Mahmud Syah III sudah memiliki tiga telah dipersiapkan. seperti3. Malam Tengku Midodarèni Puteri, Raja Abdullah, Sayyid Husin, Engku isteri. Istri yang pertama adalah Engku Puan, puteri Bendahara Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Halimah,Dengan Engku selesainya Nit, Engku upacara Haji, dansiraman residen berarti Belanda putri beserta raja Pahang, yang dianggap sebagai permaisuri gahara. Istri yang sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton keluarga.sudah selesai Pesta berhias, perkawinan sudah Tik segar Sing dan diadakan bersih. di Sejak dua tempatitu, kedua adalah Encik Makoh binti Encik Ja’far Daeng Maturang yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara danputri dua raja adat yang istiadat akan yangditêtês berbeda, mulai yaitudipingit, upacara dilayani, perkawinan dan dan memiliki dua putra, yaitu Tengku Husin dan Tengku Long. têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di adatditunggu Tionghoa oleh paradi rumah kerabat Kapit untukan melaksanakanLela Mangindra midodarèni. dan upacara Istri yang ketiga adalah Encik Maryam binti Datuk Bandar antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan perkawinanMalam sebelum adat Melayuberlangsungnya di rumah upacara Tengku inti Putri. disebut malam Hasan dan melahirkan seorang putra bernama Tengku Abdul Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh midodarèni. Rahman (Junus, 2010:46). pada 5 yaitu: UpacaraPada Perkawinan malam midodarèni dalam atauAdat setelah Istiadat acara Cina siraman atau Meskipun sebagai istri keempat, Tengku Putri memiliki Tionghoapara kerabat mulai berdatangan, berjaga bahkan tidak tidur peranan yang cukup penting di Kesultanan Johor-Pahang-Riau- Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ semalamBagi suntuk.masyarakat Seperti Cina yang atau terdapat Tionghoa, pada pupuhperkawinan V Lingga. Tengku Putri adalah istri gahara kedua dan mendapat katiga kang lenggah mantri/ merupakanMegatruh pada sesuatu 15- 16:yang sangat penting, karena perkawinan amanah sebagai pemegang regalia kerajaan atau alat-alat among cundaka kang sêpuh/ akan menutup suatu masa tertentu dalam kehidupan yaitu masa kebesaran yang dianggap sakral dan keramat untuk penabalan kalih Nyai Madusari/ bujangWontên dan ingkang membentuk ngrarakit masa ing yang karyanipun/ baru yaitu masa perkawinan seorang sultan. Alat-alat kebesaran itu terdiri dari sebuah cogan Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) bersamatuwin sowan pasangan. Sang Su Putri/Mereka baru dianggap dewasa atau bernama “Sirih Besar” berbentuk menyerupai sirih terbuat dari “menjadikang lagya orang” sinêngkê olehr wau/ keluarga dan masyarakat Tionghoa emas bertulang pirang, gendang nobat, sebuah pedang berhulu Terjemahan: lainnyaGusti Kusumawardhani/ apabila mereka telah menikah. Oleh karena itu upacara panjang, rantai emas, rantai sayap pandang, dan lainnya. Tanpa Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ perkawinansaha mêmangun bagi lêlados//masyarakat Tionghoa haruslah mahal, rumit, keberadaan alat tersebut, penabalan seorang sultan dianggap tiga orang yang duduk adalah mantri/ dan agung (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2002:365). tidak sah dalam adat istiadat Melayu (Junus, 2010:48). 1 Among Cundaka yang tua/ Sarta Menurutingkang kasukanBaba ingTeekun dalêm Suryadiagung/ , perkawinan bagi Tengku Putri juga disebut sebagai puteri perang, karena kedua Nyai Madusari/ masyarakattan wus pangikêting Cina atau kardi/ Tionghoa adalah proses pembentukan dilahirkan dan besar pada saat peperangan di lingkungan dan Nyai Mangunsih// keluargapamardining baru sarêng untuk dalu/ mendapat kan keturunan yang berbakti Kesultanan, baik peperangan melawan kompeni Belanda kepadakalêres orangmidadarèni/ tua, karena berbakti kepada orang tua termasuk ataupun perang di internal kerajaan. Walaupun begitu, Tengku Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. dalamsami kasukan ajaran pakuwon//Budha, yaitu (SPTB Pancasila hal 15) Dharma dan termasuk Putri tidak hanya tumbuh menjadi sosok perempaun yang tegar, Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang juga dalam ajaran dasar Konfusius yang disebut Pat Tik, yaitu kukuh, dan berhati baja. Ia juga tumbuh menjadi sosok yang bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan berbaktiTerjemahan: (Hao ). Kewajiban berbakti anak kepada orang tua baik hati dan dermawan. Hal ini dibuktikan dalam teks SPKTS, yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara tidak hanya dilakukan sebelum menikah melainkan sesudah Tengku Putri memiliki peranan yang cukup penting pada pesta berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas menikahAda yang pun mengatur wajib berbakti pekerjaannya/ kepada orang tua. Setiap pengantin perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim. Ia memberikan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. lakidan- lakiberkunjung harus padatetap putri/berbakti kepada orang tuanya seperti beragam jenis hantaran belanja kepada Kapitan Lela Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit sebelumyang masih menikah disembunyikan dan menjadi di suatu tempat/contoh untuk anak-anak Mangindra dan menyediakan pesta perkawinan adat Melayu di dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan seterusnya.Gusti Kusumawardhani/ Sedangkan pengantin perempuan, harus lebih istanannya di Pulau Penyengat. Tidak hanya itu, keluarga oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang berbaktiserta melayani// kepada mertuanya setelah menikah, karena ia sudah Tengku Putri yang lainnyajuga andil dalam mempersiapkan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, termasuk kedalam anggota keluarga suaminya, meskipun jika pesta perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim dengan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang bersenang - senang di Dalêm Agung/ memberikan mandar berupa baju berkain sutra. 1 tidakRomo lupadi Vi haramenjalankan Tanda Bakti pekerjaan/

188 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 189 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171359 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing suaminya sudah meninggal, perkawinannya akan ditentukan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan cara melakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh mertuanya. Perbedaan keduanya dikarenakan anak laki- 2 berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para dan Leluhur (Ciao Tao) di vihara , yaitu (1) sembahyang laki akan meneruskan clan keluarganya (patrilinial). tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang kepada Thian atau Tuhan Yang Maha Esa (Thian Kuan Tai Tee Pada dasarnya, upacara perkawinan masyarakat Tionghoa telah dipersiapkan. adalah Penguasa Langit, Sui Kuan Tai Tee adalah Penguasa di Indonesia berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Air, dan Tee Kuan Tai Tee adalah Penguasa Bumi atau tanah); golongan dan agama yang dianut. Berdasarakan golongan, sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton (2) sembahyang kepada Trinabi agung (Satya Muni Budha, Tionghoa dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Tionghoa totok yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Nabi Khong Hu Cu, dan Nabi Lo Cu); (2) pembacaan tri dan Tionghoa peranakan. Tionghoa totok adalah orang têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di sarana; (3) ikrar perkawinan; (4) perjanjian perkawinan; dan Tionghoa yang menetap di Indonesia selama satu atau dua antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan (5) wejangan dari romo atau pandita agama. generasi, sedangkan Tionghoa peranakan adalah orang Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh Altar yang digunakan untuk sembahyang adalah altar tiga Tionghoa yang telah lama menetap di Indonesia lebih dari tiga pada 5 yaitu: tingkat yang berwarna merah. Di atas altar tersaji tujuh macam generasi atau merupakan hasil perkawinan campur antara orang hidangan dan buah-buahan. Di bawah altar tersedia jambangan Tionghoa totok dan masyarakat pribumi. Hal ini menyebabkan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ berisi air dan dihias rumput. Hal ini melambangkan keindahan terjadinya perbedaan antara upacara perkawinan Tionghoa katiga kang lenggah mantri/ dan kemakmuran. Pada bagian belakang altar diberi tampah totok dengan upacara Tionghoa peranakan. Upacara among cundaka kang sêpuh/ bambu besar sebagai alas dari tong kayu yang berisi air. Selain perkawinan Tionghoa totok masih berorientasi kepada enam kalih Nyai Madusari/ itu juga diletakkan timbangan, sumpit, dan lain sebagainya. peraturan perkawinan Tiongkok, sedangkan upacara Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Barang-barang tersebut melambangkan kebaikan, kejujuran, perkawinan Tionghoa peranakan telah terjadi pembauran panjang umur dan kesetiaan. Setelah melakukan acara dengan budaya setempat. (Vasanty dalam Koentjaraningrat, Terjemahan: sembahyang, maka resmilah calon pengantin tadi sebagai 2002: 365). Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ sepasang suami istri. Berdasarkan pengaruh agama yang dianut, jika orang tiga orang yang duduk adalah mantri/ Setelah melakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Tionghoa tersebut beragama Islam, maka upacara perkawinan Among Cundaka yang tua/ Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao), pasangan pengantin juga akan dilakukan dengan ijab kabul atau akad nikah. Jika orang kedua Nyai Madusari/ harus melakukan upacara penghormatan pada orang tua dan Tionghoa tersebut beragama Kristen atau Protestan, maka akan dan Nyai Mangunsih// keluarga. Tata caranya sama seperti yang telah dikemukakan melakuka upacara perkawinan akan dilakukan pemberkatan. sebelumnya yaitu kedua pasangan pengantin menuangkan Jika orang Tionghoa tersebut menganut Tridharma (gabungan Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. secangkir phang teh (teh hangat) sambil mengelilingi tampah. Budha, Taoisme, dan Konghucu atau Konfusianisme) upacara Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Kemudian, bersujud di hadapan kedua orang tua dan kerabat. perkawinan akan dilakukan sembahyang kepada Tuhan Yang bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Maksud dan tujuan dari penghormatan kepada orang tua dan Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao). Saat ini, melakukan akad yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara keluarga ini juga sama seperti yang telah dikemukakan di atas nikah, pemberkatan, dan sembahyang kepada Tuhan Yang berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas yaitu sebagai ungkapan rasa hormat dan rasa terima kasih atas Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao) tidak mesti dilakukan di siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. jasa orang tua kepada anaknya. tempat ibadah masing-masing, melainkan dapat dilakukan di Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Dalam sebuah perkawinan, terdapat syarat-syarat yang rumah pengantin. dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan harus dipenuhi oleh masyarakat Tionghoa, baik Tionghoa totok Pada umumnya orang Tionghoa menganut Tridharma oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang maupun peranakan, yaitu larangan menikah sesama “..she atau (Budha, Taoisme, dan Konghucu atau Konfusianisme). maka kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, calon pengantin yang ingin melakukan sembahyang kepada sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan 2 Tuhan Yang Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao) di vihara. Tata Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan Baba Teekun Suryadi di Vihara Tanda Bakti tanggal 16 Januari 2015.

190 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 191 170360 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani suaminya sudah meninggal, perkawinannya akan ditentukan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan caraceritanya. melakukan Pertunjukan sembahyang wayang kepada Bali Tuhanberakhir Yang pukul Maha dua Esa oleh mertuanya. Perbedaan keduanya dikarenakan anak laki- 2 berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para danbelas Leluhur malam. (Ciao Tao) di vihara , yaitu (1) sembahyang laki akan meneruskan clan keluarganya (patrilinial). tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang kepada Thian atau Tuhan Yang Maha Esa (Thian Kuan Tai Tee Pada dasarnya, upacara perkawinan masyarakat Tionghoa telah dipersiapkan. adalah3. Malam Penguasa Midodarèni Langit, Sui Kuan Tai Tee adalah Penguasa di Indonesia berbeda satu dengan lainnya, tergantung pada Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Air, danDengan Tee Kuan selesainya Tai Tee upacara adalah Penguasasiraman berarti Bumi atauputri tanah);raja golongan dan agama yang dianut. Berdasarakan golongan, sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton (sudah2) sembahyang selesai berhias, kepada sudah Trinabi segar agung dan (Satyabersih. MuniSejak Budha, itu, Tionghoa dibedakan menjadi dua bagian, yaitu Tionghoa totok yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Nabiputri Khongraja yang Hu akanCu, ditêtêsdan Nabi mulai Lo dipingit,Cu); (2) dilayani,pembacaan dan tri dan Tionghoa peranakan. Tionghoa totok adalah orang têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di sarana;ditunggu (3) oleh ikrar para perkawinan; kerabat untuk (4) melaksanakan perjanjian perkawinan; midodarèni. dan Tionghoa yang menetap di Indonesia selama satu atau dua antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan (5)Malam wejangan sebelum dari berlangsungnya romo atau pandita upacara agama. inti disebut malam generasi, sedangkan Tionghoa peranakan adalah orang Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh midodarèni.Altar yang digunakan untuk sembahyang adalah altar tiga Tionghoa yang telah lama menetap di Indonesia lebih dari tiga pada 5 yaitu: tingkat yangPada berwarnamalam m merah.idodarèni Di atauatas altarsetelah tersaji acara tujuh siraman macam generasi atau merupakan hasil perkawinan campur antara orang hidanganpara kerabat dan mulaibuah- buahan.berdatangan, Di bawah berjaga altar bahkan tersedia tidak jambangan tidur Tionghoa totok dan masyarakat pribumi. Hal ini menyebabkan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ bersemalamisi air dansuntuk. dihias Seperti rumput. yang Hal initerdapat melambangkan pada pupuh keindahan V terjadinya perbedaan antara upacara perkawinan Tionghoa katiga kang lenggah mantri/ danMegatruh kemakmuran. pada 15 -Pada16: bagian belakang altar diberi tampah totok dengan upacara Tionghoa peranakan. Upacara among cundaka kang sêpuh/ bambu besar sebagai alas dari tong kayu yang berisi air. Selain perkawinan Tionghoa totok masih berorientasi kepada enam kalih Nyai Madusari/ ituWontên juga ingkangdiletakkan ngrarakit timbangan, ing karyanipun/ sumpit, dan lain sebagainya. peraturan perkawinan Tiongkok, sedangkan upacara Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Barangtuwin sowan-barang Sang ter sebutSu Putri/ melambangkan kebaikan, kejujuran, perkawinan Tionghoa peranakan telah terjadi pembauran panjangkang lagya umur sinêngkê danr wau/kesetiaan. Setelah melakukan acara dengan budaya setempat. (Vasanty dalam Koentjaraningrat, Terjemahan: sembahyang,Gusti Kusumawardhani/ maka resmilah calon pengantin tadi sebagai 2002: 365). Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ sepasangsaha mêmangun suami istri. lêlados// Berdasarkan pengaruh agama yang dianut, jika orang tiga orang yang duduk adalah mantri/ Setelah melakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Tionghoa tersebut beragama Islam, maka upacara perkawinan Among Cundaka yang tua/ MahaSarta ingkangEsa dan kasukanLeluhur ing (Ciao dalêm Tao agung/), pasang an pengantin juga akan dilakukan dengan ijab kabul atau akad nikah. Jika orang kedua Nyai Madusari/ harustan wus melakukan pangikêting upacara kardi/ penghormatan pada orang tua dan Tionghoa tersebut beragama Kristen atau Protestan, maka akan dan Nyai Mangunsih// keluarga.pamardining Tata sarêng caranya dalu/ sama seperti yang telah dikemukakan melakuka upacara perkawinan akan dilakukan pemberkatan. sebelumnyakalêres midadarèni/ yaitu kedua pasangan pengantin menuangkan Jika orang Tionghoa tersebut menganut Tridharma (gabungan Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. secangkirsami kasukan phang pakuwon// teh (teh (hangat)SPTB hal sambil 15) mengelilingi tampah. Budha, Taoisme, dan Konghucu atau Konfusianisme) upacara Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Kemudian, bersujud di hadapan kedua orang tua dan kerabat. perkawinan akan dilakukan sembahyang kepada Tuhan Yang bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan MaksudTerjemahan: dan tujuan dari penghormatan kepada orang tua dan Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao). Saat ini, melakukan akad yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara keluarga ini juga sama seperti yang telah dikemukakan di atas nikah, pemberkatan, dan sembahyang kepada Tuhan Yang berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas yaituAda yangsebagai mengatur ungkapan pekerjaannya/ rasa hormat dan rasa terima kasih atas Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao) tidak mesti dilakukan di siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. jasadan orangberkunjung tua kepada pada putri/anaknya. tempat ibadah masing-masing, melainkan dapat dilakukan di Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masihDalam disembunyikan sebuah perkawinan, di suatu terdapat tempat/ syarat -syarat yang rumah pengantin. dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan harusGusti dipenuhiKusumawardhani/ oleh masyarakat Tionghoa, baik Tionghoa totok Pada umumnya orang Tionghoa menganut Tridharma oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang maupunserta melayani// peranakan, yaitu larangan menikah sesama “..she atau (Budha, Taoisme, dan Konghucu atau Konfusianisme). maka kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, calon pengantin yang ingin melakukan sembahyang kepada sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan 2Yang bersenang-senang di Dalêm Agung/ Tuhan Yang Maha Esa dan Leluhur (Ciao Tao) di vihara. Tata Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan Baba Teekun tidakSuryadi lupa di Viharamenjalankan Tanda Bakti pekerjaan/ tanggal 16 Januari 2015.

190 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 191 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171361 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing marga”. Pada zaman era dinasti, yaitu ketika paham konfusius makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Dalam adat perkawinan Tionghoa di Indonesia saat ini, sebagai fondasi negara, perkawinan sesama “..she atau marga” berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para tahapan-tahapan upacara enam masih menjadi pedoman dalam dilarang keras, karena dianggap masih memiliki hubungan tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang melakukan upacara perkawinan. Akan tetapi, pada tahapan darah atau keluarga. Umumnya, “..she” dipandang sebagai telah dipersiapkan. tersebut mengalami sedikit perubahan atau variasi akibat dari nama keluarga yang akan melanjutkan garis keturunan dari Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini pembauran dengan budaya setempat dan perubahan ke zaman pihak laki-laki. Terkadang lebih luas dari itu, yaitu nama suku. sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton modern yang lebih menuntut kepraktisan. Keenam peraturan Akan tetapi, semakin banyaknya orang yang memakai “..she” yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara perkawinan Tiongkok ini yang sudah berjalan lebih dari 2000 yang sama, maka anggapan terhadap “..she” yang sama pun têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di tahun, yaitu berasal dari zaman hala Tjiu (112SM-256SM). berubah. Saat ini, orang Tionghoa menganggap “..she” yang antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan Peraturan yang disebut sebagai upacara enam, yaitu: (1) ajukan sama tidak selalu berarti keluarga, karena seorang anak angkat Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh usul resmi, (2) menanyakan nama gadis, (3) pertunangan resmi, ataupun seorang budak-budak belian dapat menggunakan pada 5 yaitu: (4) menanyakan hari nikah (bulannya diusulkan oleh pihak “..she” keluarganya atau tuannya. Maka dari itu, menikah laki-laki dan harinya ditetapkan oleh pihak perempuan), (5) sesama “..she” saat ini sudah dianggap lumrah dan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ mempersembahkan hadiah yang terdiri atas batu permata, larangannya sudah mulai tinggalkan. katiga kang lenggah mantri/ pakaian, dan lain-lain, (6) pengantin laki-laki mengunjungi Larangan menikah sesama “..she” sebenarnya baik among cundaka kang sêpuh/ rumah mempelai perempuan dan membawanya pulang (Lan, dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, karena memiliki dampak kalih Nyai Madusari/ 1961:170). positif, yaitu terhindar dari pernikahan sedarah yang memiliki Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Pada upacara perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim sisi buruk dari segi kesehatan yaitu resiko kelainan pada anak dengan adat Tionghoa, Kapitan Lela Mangindra dan Nyonyah (https://en.m.wikipedia.org/wiki/Inbreeding). Akan tetapi, jika Terjemahan: Aling sebagai orang tua telah mempersiapkan segala seseorang tetap memaksakan diri untuk menikah dengan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ perlengkapan untuk upacara pada hari perkawinan, hingga sesama “..she”, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan tiga orang yang duduk adalah mantri/ pesta perkawinan usai digelar. Persiapan itu akan dibagi pengecekan terhadap silsilah keluarga masing-masing dan Among Cundaka yang tua/ menjadi tiga tahapan, yaitu Tahapan sebelum perkawinan, bertanya pada kerabat untuk menentukan apakah memiliki kedua Nyai Madusari/ tahapan pada hari perkawinan, dan tahapan setelah perkawinan. hubungan darah atau tidak hingga dua-lima generasi ke atas. dan Nyai Mangunsih// Tahapan-tahapan yang dilakukan pada pesta perkawinan Tik Syarat-syarat lain dalam perkawinan adalah seorang adik Sing dan Nyonyah Kim akan dikemukakan sebagai berikut. perempuan dilarang untuk mendahului kakak perempuannya Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. kawin. Syarat ini juga berlaku pada saudara-saudara sekandung Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang 1. Tahapan sebelum perkawinan laki-laki, tetapi adik perempuan boleh mendahului kakak laki- bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Pada tahapan ini, segala kegiatan yang dilakukan oleh lakinya kawin, demikian juga adik laki-laki boleh mendahului yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara calon pengantin, orang tua, dan sanak saudara. Tahapan ini kakak perempuannya kawin. Jika peraturan ini dilanggar, si berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas merupakan tahapan penting, karena pada tahapan ini akan adik harus memberikan hadiah tertentu pada kakaknya yang siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. ditentukan jadi atau tidak jadinya sebuah perkawinan. dilangkahi kawin (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2002:365). Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Biasanya, si kakak tidak akan mengambil seluruhnya hadiah dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan a. Bertunangan yang diberikan oleh adik. Ia akan mengambil setengahnya dan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang Bertunangan adalah proses yang dilakukan sebelum mengembalikan setengah hadiah tersebut. Malahan, terkadang kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, pernikahan untuk memberikan kepastian kepada kedua calon si kakak akan memberikan ang-pao kepada adiknya sebagai sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan pengantin atas hubungan mereka. Sebenarnya, proses bentuk restu atas perkawinannya. bertunangan hampir sama dengan proses meminang atau

192 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 193 170362 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani marga”. Pada zaman era dinasti, yaitu ketika paham konfusius makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Dalam Pertunjukan adat perkawinan wayang Tionghoa Bali berakhir di Indonesia pukul saat dua ini, sebagai fondasi negara, perkawinan sesama “..she atau marga” berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para tahapanbelas malam.-tahapan upacara enam masih menjadi pedoman dalam dilarang keras, karena dianggap masih memiliki hubungan tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang melakukan upacara perkawinan. Akan tetapi, pada tahapan darah atau keluarga. Umumnya, “..she” dipandang sebagai telah dipersiapkan. tersebut3. Malam mengalami Midodarèni sedikit perubahan atau variasi akibat dari nama keluarga yang akan melanjutkan garis keturunan dari Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini pembauranDengan dengan selesainya budaya upacara setempat siraman dan perubahan berarti putri ke zamanraja pihak laki-laki. Terkadang lebih luas dari itu, yaitu nama suku. sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton modernsudah selesai yang lebihberhias, menuntut sudah kepraktisan.segar dan bersih. Keenam Sejak peraturan itu, Akan tetapi, semakin banyaknya orang yang memakai “..she” yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara perkawinanputri raja yang Tiongkok akan iniditêtês yang mulai sudah dipingit, berjalan dilayani,lebih dari dan 2000 yang sama, maka anggapan terhadap “..she” yang sama pun têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di tahun,ditunggu yaitu oleh berasal para kerabat dari zaman untuk melaksanakanhala Tjiu (112SM midodarèni.-256SM). berubah. Saat ini, orang Tionghoa menganggap “..she” yang antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan PeraturanMalam sebelum yang disebut berlangsungnya sebagai upacara upacara enam, inti disebutyaitu: (1) malam ajukan sama tidak selalu berarti keluarga, karena seorang anak angkat Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh usulmidodarèni. resmi, (2) menanyakan nama gadis, (3) pertunangan resmi, ataupun seorang budak-budak belian dapat menggunakan pada 5 yaitu: (4) menanyakanPada malam hari m idodarèninikah (bulannya atau setelah diusulkan acara olehsiraman pihak “..she” keluarganya atau tuannya. Maka dari itu, menikah lakipara-laki kerabat dan mulaiharinya berdatangan, ditetapkan berjagaoleh pihak bahkan perempuan), tidak tidur (5) sesama “..she” saat ini sudah dianggap lumrah dan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ mempersembahkansemalam suntuk. Sepertihadiah yangyang terdapatterdiri ataspada batu pupuh permata, V larangannya sudah mulai tinggalkan. katiga kang lenggah mantri/ pakaian,Megatruh dan pada lain 15--lain,16: (6) pengantin laki-laki mengunjungi Larangan menikah sesama “..she” sebenarnya baik among cundaka kang sêpuh/ rumah mempelai perempuan dan membawanya pulang (Lan, dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, karena memiliki dampak kalih Nyai Madusari/ 1961:170).Wontên ingkang ngrarakit ing karyanipun/ positif, yaitu terhindar dari pernikahan sedarah yang memiliki Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) tuwinPada sowan upacara Sang Su perkawinan Putri/ Tik Sing dan Nyonyah Kim sisi buruk dari segi kesehatan yaitu resiko kelainan pada anak dengankang lagya adat sinêngkê Tionghoa,r wau/ Kapitan Lela Mangindra dan Nyonyah (https://en.m.wikipedia.org/wiki/Inbreeding). Akan tetapi, jika Terjemahan: AlingGusti Kusumawardhani/sebagai orang tua telah mempersiapkan segala seseorang tetap memaksakan diri untuk menikah dengan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ perlengkapansaha mêmangun untuk lêlados// upacara pada hari perkawinan, hingga sesama “..she”, hal yang perlu dilakukan adalah melakukan tiga orang yang duduk adalah mantri/ pesta perkawinan usai digelar. Persiapan itu akan dibagi pengecekan terhadap silsilah keluarga masing-masing dan Among Cundaka yang tua/ menjadiSarta ingkang tiga tahapan,kasukan ingyaitu dalêm Tahapan agung/ sebelum perkawinan, bertanya pada kerabat untuk menentukan apakah memiliki kedua Nyai Madusari/ tahapantan wus padapangikêting hari perkawinan, kardi/ dan tahapan setelah perkawinan. hubungan darah atau tidak hingga dua-lima generasi ke atas. dan Nyai Mangunsih// Tahapanpamardining-tahapan sarêng yang dalu/ dilakukan pada pesta perkawinan Tik Syarat-syarat lain dalam perkawinan adalah seorang adik Singkalêres dan midadarèni/ Nyonyah Kim akan dikemukakan sebagai berikut. perempuan dilarang untuk mendahului kakak perempuannya Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sami kasukan pakuwon// (SPTB hal 15) kawin. Syarat ini juga berlaku pada saudara-saudara sekandung Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang 1. Tahapan sebelum perkawinan laki-laki, tetapi adik perempuan boleh mendahului kakak laki- bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Terjemahan:Pada tahapan ini, segala kegiatan yang dilakukan oleh lakinya kawin, demikian juga adik laki-laki boleh mendahului yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara calon pengantin, orang tua, dan sanak saudara. Tahapan ini kakak perempuannya kawin. Jika peraturan ini dilanggar, si berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas merupakanAda yang mengatur tahapan pekerjaannya/penting, karena pada tahapan ini akan adik harus memberikan hadiah tertentu pada kakaknya yang siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. ditentukandan berkunjung jadi atau pada tidak putri/ jadinya sebuah perkawinan. dilangkahi kawin (Vasanty dalam Koentjaraningrat, 2002:365). Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masih disembunyikan di suatu tempat/ Biasanya, si kakak tidak akan mengambil seluruhnya hadiah dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan a.Gusti Bertunangan Kusumawardhani/ yang diberikan oleh adik. Ia akan mengambil setengahnya dan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang serta melayani//Bertunangan adalah proses yang dilakukan sebelum mengembalikan setengah hadiah tersebut. Malahan, terkadang kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, pernikahan untuk memberikan kepastian kepada kedua calon si kakak akan memberikan ang-pao kepada adiknya sebagai sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan pengantinYang bersenang atas -senanghubungan di Dalêm mereka. Agung / Sebenarnya, proses bentuk restu atas perkawinannya. bertunangantidak lupa menjalankan hampir sama pekerjaan/ dengan proses meminang atau

192 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 193 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171363 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing melamar, yaitu dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan berdampak terhadap kelanggengan perkawinan mereka. Orang dengan cara mengirimkan beberapa wakil kepada pihak berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para yang ahli dalam perhitungan jam, hari, tanggal, bulan dan perempuan. Biasanya, bertunangan dilakukan dengan bertukar tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang tahun yang baik dan membawa keberuntungan adalah seorang cincin sebagai simbol bahwa mereka akan menyatu di dalam telah dipersiapkan. ahli kwamiasian atau feng shui sianseng. Perhitungan tersebut satu ikatan pernikahan. Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini dapat dilakukan menggunakan feng shui, yaitu dengan Istilah bertunangan yang dimaksudkan di dalam Teks sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton menghitung unsur-unsur pada shio masing-masing. Jika SPKTS ini adalah dijodohkan. Tik Sing telah dijodohkan yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara seandainya ditemukan ketidakcocokan, maka perhitungan feng dengan Nyonyah Kim semenjak mereka masih kecil. Hal ini têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di shui juga menawarkan pemecahan permasalahannya (Suliyati, sebenarnya sangat wajar dilakukan oleh masyarakat Cina atau antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan 2013:221). Tionghoa pada masa lampau. Pertunangan mereka merupakan Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh Perhitungan atau penentuan hari perkawinan Tik Sing hasil kerja orang tua dari kedua belah pihak atau hasil kerja dan Nyonyah Kim dilakukan oleh Kapitan Lela Mangindra dan pada媒人 5 yaitu: meiren (mak comblang). Pasangan calon pengantin tidak Nyonyah Aling sebagai hasil inisiatif yang muncul pada diri mengetaLangênhui taya siapa badhaya calon Srimpikawan -kadhatun/hidupnya, mereka baru saling mereka sebagai orang tua. Teks SPKTS tidak menjelaskan melihatkatiga pada kang saat lenggah hari mantri/perkawinan. Berikut kutipan di dalam bagaimana cara mereka untuk menentukan hari perkawinan teksamong SPKTS. cundaka kang sêpuh/ tersebut, akan tetapi melepaskan seorang anak ke dalam fase kalih Nyai Madusari/ baru kehidupan, yaitu fase perkawinan adalah sesuatu yang NyaiTiksing Mangunsih pun mudah sawiyos// ditunangkan (SPTB hal 32) sangat sulit. Maka, walaupun kiranya perkawinan Tik Sing dan Anak Nyonyah Kucing dipinangkan Nyonyah Kim tanpa menggunakan perhitungan feng shui Terjemahan:Dari Semarang disuruh ambilkan terlebih dahulu, Kapitan Lela Mangindra dan Nyonyah Aling TarianDari Bedhaya kecil sudah Srimpi disamakan Keraton/ sebagai orang tua akan mengusahakan hal yang terbaik untuk tiga orang yang duduk adalah mantri/ anaknya. Hal ini ditegaskan dalam teks SPKTS sebagai berikut. AmongNyonyah Cun dakaKim kononyang tua/ namanya keduaItu punNyai baik Madusari/ juga parasnya Ada kepada suatu hari danPutih Nyai safa Mangunsih// warna kulitnya Kapitan duduk laki istri Lemah lembut barang lakunya// (41-42) Di bale cermin berkaca puri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. Dihadap sahayanya kanan dan kiri ParaPeluk tamu dan ciumundangan jangan dikataterpukau melihatnya. Yang bertanggungPujuk dan jawabcumbu untuk ada semata iringan adalah Mantri Karawitan Dengan istri ia berbicara yangSangatlah juga Lurah suka Kadipaten,di dalam cita Nyi Wignya Kastawa. Acara Baiklah kita mengawinkan putra berlangsungOrang muda dengan baharu khidmat bertemu dan mata selesai (197). pukul dua belas Kita kerjakan dengan segera siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. Supaya jangan lagi bermara b. PenentuanMalam hari harinya perkawinan disajikan pertunjukan wayang kulit dariPenentuan Bali dengan hari perkawinanlakon Sri Bomantaradilakukan untukyang mengetahuimerupakan Sangatlah ingin rasanya hati kapanoleh -waktuoleh dari yang Gusti tepat Jelantik perkawinan yang berasal dilaksanakan. dari Bali. Wayang Bagi Kerja anakda hendak dilihati masyarakatkulit tersebut Tionghoa, masih dalam murni melaksanakanmenggunakan suatubahasa upacara bali, Sementara hidup belum mati perkawinansehingga harusbanyak melakukan orang yangperhitungan tidak waktumemahami yang tepat,jalan Kita kerjakan berpuas hati karena jika jam, hari, dan bulan perkawinan kurang tepat akan

194 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 195 170364 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani melamar, yaitu dilakukan oleh pihak calon pengantin laki-laki makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan berdampakceritanya. Pertunjukanterhadap kelanggengan wayang Bali perkawinan berakhir mereka. pukul Orangdua dengan cara mengirimkan beberapa wakil kepada pihak berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para yangbelas malam.ahli dalam perhitungan jam, hari, tanggal, bulan dan perempuan. Biasanya, bertunangan dilakukan dengan bertukar tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang tahun yang baik dan membawa keberuntungan adalah seorang cincin sebagai simbol bahwa mereka akan menyatu di dalam telah dipersiapkan. ahli3. Malam kwamiasian Midodarèni atau feng shui sianseng. Perhitungan tersebut satu ikatan pernikahan. Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini dapat dilakukanDengan selesainya menggunakan upacara siramanfeng shui berarti, yaitu putri dengan raja Istilah bertunangan yang dimaksudkan di dalam Teks sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton menghitungsudah selesai unsur berhias,-unsur sudah pada segar shio dan masing bersih.-masing. Sejak itu,Jika SPKTS ini adalah dijodohkan. Tik Sing telah dijodohkan yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara seandainyaputri raja yangditemukan akan ketidakcocokan,ditêtês mulai dipingit, maka perhitungandilayani, dan feng dengan Nyonyah Kim semenjak mereka masih kecil. Hal ini têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di shuiditunggu juga olehmenawarkan para kerabat pemecahan untuk melaksanakan permasalahannya midodarèni. (Suliyati, sebenarnya sangat wajar dilakukan oleh masyarakat Cina atau antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan 2013:221).Malam sebelum berlangsungnya upacara inti disebut malam Tionghoa pada masa lampau. Pertunangan mereka merupakan Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh midodarèni.Perhitunga n atau penentuan hari perkawinan Tik Sing hasil kerja orang tua dari kedua belah pihak atau hasil kerja dan Nyonyah Kim dilakukan oleh Kapitan Lela Mangindra dan pada媒人 5 yaitu: Pada malam midodarèni atau setelah acara siraman meiren (mak comblang). Pasangan calon pengantin tidak Nyonyahpara kerabat Aling mulai sebagai berdatangan, hasil inisiatif berjaga yang bahkan muncul tidak pada tidur diri mengetaLangênhui taya siapa badhaya calon Srimpikawan -kadhatun/hidupnya, mereka baru saling merekasemalam sebagai suntuk. orang Seperti tua. yangTeks terdapatSPKTS tidakpada menjelaskanpupuh V melihatkatiga pada kang saat lenggah hari mantri/perkawinan. Berikut kutipan di dalam bagaimanaMegatruh padacara 15mereka-16: untuk menentukan hari perkawinan teksamong SPKTS. cundaka kang sêpuh/ tersebut, akan tetapi melepaskan seorang anak ke dalam fase kalih Nyai Madusari/ baruWontên kehidupan, ingkang ngrarakityaitu fase ing perkawinan karyanipun/ adalah sesuatu yang NyaiTiksing Mangunsih pun mudah sawiyos// ditunangkan (SPTB hal 32) sangattuwin sowansulit. Maka, Sang Suwalaupun Putri/ kiranya perkawinan Tik Sing dan Anak Nyonyah Kucing dipinangkan Nyonyahkang lagya Kim sinêngkê tanpar wau/ menggunakan perhitungan feng shui Terjemahan:Dari Semarang disuruh ambilkan terlebihGusti Kusumawardhani/ dahulu, Kapitan Lela Mangindra dan Nyonyah Aling TarianDari Bedhaya kecil sudah Srimpi disamakan Keraton/ sebagaisaha mêmangun orang tua lêlados// akan mengusahakan hal yang terbaik untuk tiga orang yang duduk adalah mantri/ anaknya. Hal ini ditegaskan dalam teks SPKTS sebagai berikut. AmongNyonyah Cun dakaKim kononyang tua/ namanya Sarta ingkang kasukan ing dalêm agung/ keduaItu punNyai baik Madusari/ juga parasnya tan wusAda pangikêting kepada suatu kardi/ hari danPutih Nyai safa Mangunsih// warna kulitnya pamardiningKapitan sarêngduduk lakidalu/ istri Lemah lembut barang lakunya// (41-42) kalêresDi midadarèni/ bale cermin berkaca puri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sami kasukanDihadap pakuwon// sahayanya ( SPTBkanan haldan 15) kiri ParaPeluk tamu dan ciumundangan jangan dikataterpukau melihatnya. Yang bertanggungPujuk dan jawabcumbu untuk ada semata iringan adalah Mantri Karawitan Terjemahan:Dengan istri ia berbicara yangSangatlah juga Lurah suka Kadipaten,di dalam cita Nyi Wignya Kastawa. Acara Baiklah kita mengawinkan putra berlangsungOrang muda dengan baharu khidmat bertemu dan mata selesai (197). pukul dua belas Ada yangKita mengaturkerjakan denganpekerjaannya/ segera siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. dan berkunjungSupaya jangan pada lagiputri/ bermara b. PenentuanMalam hari harinya perkawinan disajikan pertunjukan wayang kulit yang masih disembunyikan di suatu tempat/ dariPenentuan Bali dengan hari perkawinanlakon Sri Bomantaradilakukan untukyang mengetahuimerupakan Gusti SangatlahKusumawardhani/ ingin rasanya hati kapanoleh -waktuoleh dari yang Gusti tepat Jelantik perkawinan yang berasal dilaksanakan. dari Bali. Wayang Bagi serta melayani//Kerja anakda hendak dilihati masyarakatkulit tersebut Tionghoa, masih dalam murni melaksanakanmenggunakan suatubahasa upacara bali, Sementara hidup belum mati perkawinansehingga harusbanyak melakukan orang yangperhitungan tidak waktumemahami yang tepat,jalan Yang Kitabersenang kerjakan-senang berpuas di Dalêm hati Agung/ karena jika jam, hari, dan bulan perkawinan kurang tepat akan tidak lupa menjalankan pekerjaan/

194 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 195 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171365 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Nyonyah tersenyum seraya berkata makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan rombongan yang mengantarnya akan menandakan kelas sosial Apatah lagi bicara kita berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para yang dimiliki oleh calon pengantin laki-laki. Jika pengantin Sekalian alat lengkap semata tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang laki-laki adalah bagian dari kelas atas atau orang kaya, maka Berilah tahu supaya nyata (43-47) telah dipersiapkan. jumlah seserahan (sangjit) atau hantaran belanja akan

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini berlimpah. c. Persiapan perlengkapan perkawinan sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Barang-barang seserahan (sangjit) atau hantaran belanja Pada tahapan ini, Kapitan mengumpulkan sanak, yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara disusun di atas nampan yang berjumlah genap, maksimal 12 saudara, dan anak buahnya untuk berkumpul dan bermufakat têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di nampan. Biasanya, barang-barang itu berisi uang lamaran, uang tentang segala hal yang diperlukan pada hari perkawinan. antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan susu, perhiasan, dua botol arak, paha babi, dua pasang lilin Beberapa hal yang akan dipersiapkan, di antaranya adalah Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh perkawinan motif naga dan burung phoenix, kue pia, buah- bangsal makyong, tempat menyabung, wayang kulit, bangsal pada 5 yaitu: buahan, kue, permen, manisan, pakaian, parfum, sepatu, serta berjudi, dan tempat memencak. Selain itu, kapitan juga perlengkapan lainnya. Akan tetapi, keluarga dari calon mempersiapkan berbagai ragam jenis makanan dan minuman Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ mempelai perempuan tidak mengambil seluruh seserahan khas Cina dan Melayu sebagai jamuan pada saat upacara katiga kang lenggah mantri/ (sangjit) atau hantaran belanja yang telah diberikan tersebut. perkawinan berlangsung. Biasanya, kegiatan ini dilakukan among cundaka kang sêpuh/ Mereka hanya mengambil sedikit sebagai simbol atau yang secara bergotong royong dan bergantian dengan masyarakat kalih Nyai Madusari/ disebut uang tetek. Jika menerima sepenuhnya, menandakan sekitar. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) orang tua si gadis seolah-olah menjual anaknya. Saat mempersiapkan perlengkapan perkawinan Tik Sing Dalam teks SPKTS, seserahan (sangjit) atau hantaran ini, Kapitan menerima hantaran perkawinan yang sangat Terjemahan: belanja diberikan oleh pihak calon pengantin laki-laki kepada banyak berupa barang-barang kebutuhan dari orang-orang Cina Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ calon pihak perempuan. Kapitan mengumpulkan lima ratus di daerah lain, seperti orang Cina seberang, orang Cina di tiga orang yang duduk adalah mantri/ orang untuk memberikan seserahan (sangjit) atau hantaran hutan, dan seluruh juragan payung, tidak terkecuali Tengku Among Cundaka yang tua/ belanja. Rombongan itu terdiri dari beberapa bagian orang Putri yang juga mengirimkan hantaran belanja berupa juatan kedua Nyai Madusari/ yang berjalan seperti sebuah tulisan yang sangat panjang. dan mandar berkain sutra. Sifat saling tolong menolong dan dan Nyai Mangunsih// Rombongan pertama adalah dua orang muda memangku puan gotong royong antar sesama dalam mengerjakan sesuatu adalah dan membawa mandira. Setelah itu, rombongan kedua yang sifat yang patut di lestarikan dan di jaga hingga saat ini sebagai Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. berjalan dengan membawa bingkisan menggunakan talam yang salah satu aset kearifan lokal. Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang berisi segala pakaian. Rombongan terakhir adalah dipimpin

bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan oleh Raja Abdullah yang diiringi oleh pengasuh, siti, dan d. Seserahan (sangjit) atau hantaran belanja yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara dayang. Mereka membawa kurang lebih 48 jenis barang, di Pemberian seserahan (sangjit) atau hantaran belanja berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas antaranya adalah uang, kain bersulam, itik, ayam, angsa, biasanya dilakukan oleh calon pengantin laki-laki kepada calon siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. kambing, biri-biri, dan babi. pengantin perempuan dengan mengirimkan perwakilan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Sesampainya rombongan tersebut, Baba Huk dan Baba rombongan berstatus lajang atau belum menikah sebagai dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Ciliyung sebagai perwakilan calon pengantin perempuan harapan dimudahkan jodohnya. Barang-barang yang diberikan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang menerima seserahan (sangjit) atau hantaran belanja yang telah sebagai seserahan (sangjit) atau hantaran belanja itu tergantung kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, diberikan dan hanya mengambil satu jenis barang, yaitu kepada kemampuan materi dari calon pengantin laki-laki. sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan pakaian. Kemudian, rombongan tersebut dijamu makan dan Jumlah seserahan (sangjit) atau hantaran belanja dan minum. Sebagai balasan, pihak calon pengantin perempuan

196 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 197 170366 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Nyonyah tersenyum seraya berkata makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan rombonganceritanya. Pertunjukanyang mengantarnya wayang akan Bali menandakan berakhir pukul kelas duasosial Apatah lagi bicara kita berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para yangbelas dimilikimalam. oleh calon pengantin laki-laki. Jika pengantin Sekalian alat lengkap semata tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang laki-laki adalah bagian dari kelas atas atau orang kaya, maka Berilah tahu supaya nyata (43-47) telah dipersiapkan. jumlah3. Malam seserahan Midodarèni (sangjit ) atau hantaran belanja akan

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini berlimpah.Dengan selesainya upacara siraman berarti putri raja c. Persiapan perlengkapan perkawinan sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton sudahBarang selesai-barang berhias, seserahan sudah segar(sangjit dan) atau bersih. hantaran Sejak belanja itu, Pada tahapan ini, Kapitan mengumpulkan sanak, yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara disusunputri raja di yangatas nampanakan ditêtês yang mulaiberjumlah dipingit, genap, dilayani, maksimal dan 12 saudara, dan anak buahnya untuk berkumpul dan bermufakat têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di nampan.ditunggu Biasanya, oleh para barangkerabat-barang untuk melaksanakanitu berisi uang midodarèni.lamaran, uang tentang segala hal yang diperlukan pada hari perkawinan. antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan susu,Malam perhiasan, sebelum berlangsungnyadua botol arak, upacarapaha babi, inti disebutdua pasang malam lilin Beberapa hal yang akan dipersiapkan, di antaranya adalah Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh perkawinanmidodarèni. motif naga dan burung phoenix, kue pia, buah- bangsal makyong, tempat menyabung, wayang kulit, bangsal pada 5 yaitu: buahan, Padakue, malampermen, m manisan,idodarèni pakaian, atau setelah parfum, acara sepatu, siraman serta berjudi, dan tempat memencak. Selain itu, kapitan juga perlengkapanpara kerabat mulailainnya. berdatangan, Akan tetapi, berjaga keluargabahkan tidakdari tidurcalon mempersiapkan berbagai ragam jenis makanan dan minuman Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ mempelaisemalam suntuk.perempuan Seperti tidak yang mengambil terdapat seluruhpada pupuh seserahan V khas Cina dan Melayu sebagai jamuan pada saat upacara katiga kang lenggah mantri/ (Megatruhsangjit) atau pada hantaran 15-16: belanja yang telah diberikan tersebut. perkawinan berlangsung. Biasanya, kegiatan ini dilakukan among cundaka kang sêpuh/ Mereka hanya mengambil sedikit sebagai simbol atau yang secara bergotong royong dan bergantian dengan masyarakat kalih Nyai Madusari/ disebutWontên uangingkang tetek. ngrarakit Jika menerima ing karyanipun/ sepenuhnya, menandakan sekitar. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) orangtuwin tuasowan si gadis Sang seolah Su Putri/-olah menjual anaknya. Saat mempersiapkan perlengkapan perkawinan Tik Sing kang lagyaDalam sinêngkê teks SPKTS,r wau/ seserahan (sangjit) atau hantaran ini, Kapitan menerima hantaran perkawinan yang sangat Terjemahan: belanjaGusti Kusumawardhani/ diberikan oleh pihak calon pengantin laki-laki kepada banyak berupa barang-barang kebutuhan dari orang-orang Cina Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ calonsaha mêmangunpihak perempuan. lêlados// Kapitan mengumpulkan lima ratus di daerah lain, seperti orang Cina seberang, orang Cina di tiga orang yang duduk adalah mantri/ orang untuk memberikan seserahan (sangjit) atau hantaran hutan, dan seluruh juragan payung, tidak terkecuali Tengku Among Cundaka yang tua/ belanja.Sarta ingkang Rombongan kasukan itu ing terdiri dalêm dariagung/ beberapa bagian orang Putri yang juga mengirimkan hantaran belanja berupa juatan kedua Nyai Madusari/ yangtan wus berjalan pangikêting seperti kardi/ sebuah tulisan yang sangat panjang. dan mandar berkain sutra. Sifat saling tolong menolong dan dan Nyai Mangunsih// Rombonganpamardining pertama sarêng dalu/adalah dua orang muda memangku puan gotong royong antar sesama dalam mengerjakan sesuatu adalah dankalêres membawa midadarèni/ mandira. Setelah itu, rombongan kedua yang sifat yang patut di lestarikan dan di jaga hingga saat ini sebagai Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. berjalansami kasukan dengan pakuwon// membawa (SPTB bingkisan hal 15) menggunakan talam yang salah satu aset kearifan lokal. Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang berisi segala pakaian. Rombongan terakhir adalah dipimpin bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan olehTerjemahan: Raja Abdullah yang diiringi oleh pengasuh, siti, dan d. Seserahan (sangjit) atau hantaran belanja yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara dayang. Mereka membawa kurang lebih 48 jenis barang, di Pemberian seserahan (sangjit) atau hantaran belanja berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas antaranyaAda yang mengaturadalah uang, pekerjaannya/ kain bersulam, itik, ayam, angsa, biasanya dilakukan oleh calon pengantin laki-laki kepada calon siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. kambing,dan berkunjung biri-biri, pada dan putri/ babi. pengantin perempuan dengan mengirimkan perwakilan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masihSesampainya disembunyikan rombongan di suatu tersebut, tempat/ Baba Huk dan Baba rombongan berstatus lajang atau belum menikah sebagai dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan CiliyungGusti Kusumawardhani/ sebagai perwakilan calon pengantin perempuan harapan dimudahkan jodohnya. Barang-barang yang diberikan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang mesertanerima melayani// seserahan (sangjit) atau hantaran belanja yang telah sebagai seserahan (sangjit) atau hantaran belanja itu tergantung kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, diberikan dan hanya mengambil satu jenis barang, yaitu kepada kemampuan materi dari calon pengantin laki-laki. sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan pakaian.Yang bersenang Kemudian,-senang rombongan di Dalêm tersebutAgung/ dijamu makan dan Jumlah seserahan (sangjit) atau hantaran belanja dan minum.tidak lupa Sebagai menjalankan balasan, pekerjaan/ pihak calon pengantin perempuan

196 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 197 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171367 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing memberikan baju berawan dan seluar sutra lukcuwan. Berikut makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Tata cara upacara menghias kamar pengantin tidak kutipan dalam teks SPKTS. berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para dijelaskan seraca rinci dalam teks SPKTS. Akan tetapi, upacara

tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang ini tetap dilakukan di rumah pengantin perempuan, yaitu Kemudian talam dibawak orang telah dipersiapkan. Nyonyah Kim. Kemungkinan, kamar pengantin Nyonyah Kim Serta berisi barang-barang Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini juga dihias dengan pernak-pernik yang biasa digunakan yaitu Empat puluh delapan tiada kurang sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton dengan dominasi wana merah. Teks SPKTS hanya menjelaskan Seperti bunga sudah terkarang yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara bahwa kamar pengantin telah dihias oleh Nyonyah Kucing,

têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di karena Tik Sing akan datang untuk menjemput calon istrinya Sekalian berisi empat puluh talam antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan ke dalam kamar tersebut. Berikut kutipan yanng terdapat dalam Berisi uang kain bersulam Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh teks SPKTS. Setengah berisi itik dan hayam pada 5 yaitu: Angsa berbunyi tiadalah diam// Tersebut perkataan Nyonyah Kucing

Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ Iapun sudah mengiasi pangking Kambing biri-biri dengan hidupnya katiga kang lenggah mantri/ Segala nyonyah duduk berkeliling Serta babi pula dibawanya among cundaka kang sêpuh/ Karna hendak datang Baba Tik Sing// (134) Serta dengan tampik soraknya kalih Nyai Madusari/ Berbunyi terompet bering-beringnya Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32)

Berjalan ia berkawan-kawan Terjemahan: 2. Tahapan Hari Perkawinan Dua orang muda memangku puan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Tahapan hari perkawinan merupakan tahapan yang Keduanya lengkap dengan pakaian tiga orang yang duduk adalah mantri/ dilakukan pada saat hari perkawinan berlangsung. Berikut Berjalan dihadapan orang sekalian (77-80) Among Cundaka yang tua/ beberapa tahapan yang dilakukan pada hari perkawinan.

kedua Nyai Madusari/ e. Menghias kamar pengantin dan Nyai Mangunsih// a. Menghias Pengantin Upacara menghias kamar pengantin dilakukan sebelum Menghias pengantin adalah tahapan awal yang dilakukan hari perkawinan yaitu H-7 sampai H-3 oleh kerabat dari kedua Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. pada hari perkawinan. Menghias pengantin bertujuan agar belah pihak calon pengantin laki-laki dan perempuan. Pihak- Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang calon pengantin terlihat sempurna di hadapan tamu dan sanak pihak yang bertanggung jawab dalam menghias kamar bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan saudara yang datang. Menghias pengantin biasanya dilakukan pengantin ini adalah kerabat yang sudah menikah dan yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara oleh Mak Andam atau orang yang ahli dalam menghias kehidupan pernikahannya langgeng. Hal ini diharapkan agar berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas pengantin. Kegiatan menghias pengantin ini bermakna untuk dapat dijadikan contoh bagi kedua calon pengantin. Menghias siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. membersihkan dan memperindah fisik (lahiriah) pengantin pengantin biasanya dilakukan dengan warna merah yang Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit dengan harapan agar batinnya juga bersih. Sedangkan makna melambangkan kebahagiaan dan semangat hidup. Kamar dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan simbolisnya adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk pengantin juga dihiasi dengan tulisan, gambar, atau puisi yang oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang menghadapi dan menempuh hidup baru. mengandung makna kebahagiaan abadi. Hiasan lainnya yang kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Pada hari perkawinan, Tik Sing dihias dengan memakai biasa ditemukan di kamar pengantin adalah kertas/gambar sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan seluar atau celana panjang dan baju bertekat suji awan bebek peking, sepasang naga, burung Phoenix (burung Hong). salimpat, yaitu baju yang dibordir dengan benang sutra

198 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 199 170368 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani memberikan baju berawan dan seluar sutra lukcuwan. Berikut makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Tata Pertunjukancara upacara wayang menghias Bali kamarberakhir pengantin pukul duatidak kutipan dalam teks SPKTS. berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para dijelaskanbelas malam. seraca rinci dalam teks SPKTS. Akan tetapi, upacara tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang ini tetap dilakukan di rumah pengantin perempuan, yaitu Kemudian talam dibawak orang telah dipersiapkan. Nyonyah3. Malam Kim. Midodarèni Kemungkinan, kamar pengantin Nyonyah Kim Serta berisi barang-barang Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini juga dihiasDengan dengan selesainya pernak -upacarapernik yangsiraman biasa berarti digunakan putri raja yaitu Empat puluh delapan tiada kurang sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton dengansudah selesaidominasi berhias, wana merah.sudah Tekssegar SPKTS dan bersih. hanya Sejakmenjelaskan itu, Seperti bunga sudah terkarang yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara bahwaputri raja kamar yang pengantin akan ditêtês telah mulai dihias dipingit, oleh Nyonyah dilayani, Kucing, dan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di karenaditunggu Tik oleh Sing para akan kerabat datang untuk untuk melaksanakan menjemput midodarèni.calon istrinya Sekalian berisi empat puluh talam antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan keMalam dalam sebelum kamar teberlangsungnyarsebut. Berikut upacarakutipan yannginti disebut terdapat malam dalam Berisi uang kain bersulam Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh teksmidodarèni. SPKTS. Setengah berisi itik dan hayam pada 5 yaitu: Pada malam midodarèni atau setelah acara siraman Angsa berbunyi tiadalah diam// paraTersebut kerabat perkataan mulai berdatangan, Nyonyah Kucing berjaga bahkan tidak tidur

Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ semalamIapun sudahsuntuk. mengiasi Seperti pangking yang terdapat pada pupuh V Kambing biri-biri dengan hidupnya katiga kang lenggah mantri/ MegatruhSegala nyonyahpada 15- duduk16: berkeliling Serta babi pula dibawanya among cundaka kang sêpuh/ Karna hendak datang Baba Tik Sing// (134) Serta dengan tampik soraknya kalih Nyai Madusari/ Wontên ingkang ngrarakit ing karyanipun/ Berbunyi terompet bering-beringnya Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) tuwin sowan Sang Su Putri/

kang lagya sinêngkêr wau/ Berjalan ia berkawan-kawan Terjemahan: 2.Gusti Tahapan Kusumawardhani/ Hari Perkawinan Dua orang muda memangku puan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ saha mêmangunTahapan hari lêlados// perkawinan merupakan tahapan yang Keduanya lengkap dengan pakaian tiga orang yang duduk adalah mantri/ dilakukan pada saat hari perkawinan berlangsung. Berikut Berjalan dihadapan orang sekalian (77-80) Among Cundaka yang tua/ beberapaSarta ingkang tahapan kasukan yang dilakukaning dalêm padaagung/ hari perkawinan. kedua Nyai Madusari/ tan wus pangikêting kardi/ e. Menghias kamar pengantin dan Nyai Mangunsih// a.pamardining Menghias Pengantinsarêng dalu/ Upacara menghias kamar pengantin dilakukan sebelum kalêresMenghias midadarèni/ pengantin adalah tahapan awal yang dilakukan hari perkawinan yaitu H-7 sampai H-3 oleh kerabat dari kedua Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. padasami kasukanhari perkawinan. pakuwon// Menghias(SPTB hal 15)pengantin bertujuan agar belah pihak calon pengantin laki-laki dan perempuan. Pihak- Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang calon pengantin terlihat sempurna di hadapan tamu dan sanak pihak yang bertanggung jawab dalam menghias kamar bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan saudaraTerjemahan: yang datang. Menghias pengantin biasanya dilakukan pengantin ini adalah kerabat yang sudah menikah dan yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara oleh Mak Andam atau orang yang ahli dalam menghias kehidupan pernikahannya langgeng. Hal ini diharapkan agar berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas pengantin.Ada yang mengaturKegiatan pekerjaannya/menghias pengantin ini bermakna untuk dapat dijadikan contoh bagi kedua calon pengantin. Menghias siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. membersihkandan berkunjung danpada memperindahputri/ fisik (lahiriah) pengantin pengantin biasanya dilakukan dengan warna merah yang Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit denganyang masih harapan disembunyikan agar batinnya di suatu juga tempat/bersih. Sedangkan makna melambangkan kebahagiaan dan semangat hidup. Kamar dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan simbolisnyaGusti Kusumawardhani/ adalah sebagai lambang kebersihan diri untuk pengantin juga dihiasi dengan tulisan, gambar, atau puisi yang oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang menghadapiserta melayani// dan menempuh hidup baru. mengandung makna kebahagiaan abadi. Hiasan lainnya yang kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Pada hari perkawinan, Tik Sing dihias dengan memakai biasa ditemukan di kamar pengantin adalah kertas/gambar sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan seluarYang bersenangatau celana-senang panjang di Dalêm dan Agung baju/ bertekat suji awan bebek peking, sepasang naga, burung Phoenix (burung Hong). salimpat,tidak lupa menjalankanyaitu baju yangpekerjaan/ dibordir dengan benang sutra

198 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 199 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171369 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing bermotif awan salimpat. Kemudian, ia juga memakai songkok makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Anaknya sudah dipakai-pakaikan atau topi sebagai lambang kebesaran Raja Cina yang berjambu- berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para Mak Isah konon mengandamkan jambu merah atau yang disebut Qi pao atau Gua atau Kwa atau tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Diberi memakai selengkap pakaian Chengsam dengan phoenix crown. Selain itu, ia juga memakai telah dipersiapkan. Baju sutra kilau-kilauan (134) kain yang tersampai atau tergantung pada bahunya dan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini menggenakan sepatu pada kakinya. Setelah di hias, ia pun pergi sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton b. Menjemput Pengantin Perempuan sembahyang menyembah nenek moyang, menyembah Teekong yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Menjemput pengantin perempuan dilakukan oleh calon (Dewa-dewa) dan Sin Beng (Dewa Bumi). Hal ini dilakukan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di pengantin laki-laki yang telah mengenakan pakaian pengantin untuk mendapatkan berkah dan sebagai lambang penghormatan antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan bersama keluarga dan rombongan arak-arakannya. Mereka kepada para leluhur dari mereka. Berikut kutipan dalam teks Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh akan disambut dengan taburan beras kuning, biji buncis merah SPKTS. pada 5 yaitu: dan hijau, uang logam, serta bunga. Aneka taburan ini

bermakna kesejahteraan yang melimpah bagi kedua calon Lalu memakai asul bersifat Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ pengantin. Biasanya, calon pengantin laki-laki akan dikerjain Berseluar panjang baju bertekat katiga kang lenggah mantri/ oleh keluarga perempuan dengan tidak dibukakan pintu atau Tekat bersuji awan salimpat among cundaka kang sêpuh/ diberi penghalang agar tidak bisa masuk, sehingga calon Awannya halus terlalu rapat kalih Nyai Madusari/ pengantin laki-laki harus merayu keluarga perempuan agar

Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) diizinkan masuk. Walaupun kegiatan ini hanyalah sebuah

simbolisasi, kegiatan ini bermakna bahwa jika calon pengantin Bersongkok kebesaran raja Cina Terjemahan: laki-laki harus berusaha dan berjuang untuk mendapatkan yang Berjambu-jambu merah puspa warna Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ diinginkannya. Jika palang pintu telah dibuka, hal ini bermakna Kain tersampai pada bahunya tiga orang yang duduk adalah mantri/ bahwa keluarga calon pengantin perempuan menerima calon Terkenalah kasut sarung kekakinya(129-130) Among Cundaka yang tua/ pengantin laki-laki dengan lapang dada.

kedua Nyai Madusari/ Setelah Tik Sing dihias, Kapitan mengumpulkan orang- Sedangkan calon pengantin perempuan, yaitu Nyonyah dan Nyai Mangunsih// orang sebagai rombongan dan arak-arakan untuk menjemput Kim, ia diandamkan atau dipingitkan oleh Mak Isah. Ia pengantin perempuan. Orang-orang yang ikut dalam dipakaikan pakaian yang lengkap berbahan sutra yang terdiri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. rombongan tersebut di antaranya adalah Baba dan Nyonyah; dari: baju tiga lapis di dalamnya putih di luar bertulis atau Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Engku Nyata serta Dayang Perwira; Engku Imah; dan istri-istri bermotif, kain berantai atau disambung dengan tepinya bertulis bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan serta keluarga Belanda. Saat menjemput calon pengantin atau bermotif, dan memakai sifut tongsit, yaitu sanggul yang yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara perempuan, Tik Sing tidak disertai oleh orang tua, karena ditutup kain. Nyonyah Kim juga dipakaikan perhiasan berupa berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas mereka akan mempersiapkan penyambutan calon pengantin kalung, gelang, cincin intan, dan anting-anting liontin atau siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. perempuan di rumah. Sebelum pergi, Tik Sing terlebih dahulu berlian. Selain itu, ia juga dipakaikan mahkota atau tajuk yang Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit menyembah dan meminta ampun kepada kedua orang tuanya. dicucukkan di kepalanya yang terbuat dari mutiara putih dan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Hal ini bermakna sebagai ucapan terima kasih dan syukur emas kencana seperti milik gundik atau selir raja-raja Cina. oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang kepada kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat Setelah selesai, rupa Nyonyah Kim pun berubah seperti kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, kita. wayang yang sangat elok dan indah. Berikut kutipan dalam sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Urutan pertama arak-arakan yang mengantar Tik Sing ke teks SPKTS: tempat calon pengantin perempuan ialah orang Melayu yang

200 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 201 170370 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani bermotif awan salimpat. Kemudian, ia juga memakai songkok makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Anaknya Pertunjukan sudah dipakai wayang-pakaikan Bali berakhir pukul dua atau topi sebagai lambang kebesaran Raja Cina yang berjambu- berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para belas Makmalam. Isah konon mengandamkan jambu merah atau yang disebut Qi pao atau Gua atau Kwa atau tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Diberi memakai selengkap pakaian Chengsam dengan phoenix crown. Selain itu, ia juga memakai telah dipersiapkan. 3. MalamBaju sutraMidodarèni kilau-kilauan (134) kain yang tersampai atau tergantung pada bahunya dan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Dengan selesainya upacara siraman berarti putri raja menggenakan sepatu pada kakinya. Setelah di hias, ia pun pergi sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton b.sudah Menjemput selesai berhias,Pengantin sudah Perempuan segar dan bersih. Sejak itu, sembahyang menyembah nenek moyang, menyembah Teekong yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara putri Menjemputraja yang akanpengantin ditêtês perempuan mulai dipingit, dilakukan dilayani, oleh dancalon (Dewa-dewa) dan Sin Beng (Dewa Bumi). Hal ini dilakukan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di pengantinditunggu olehlaki -paralaki kerabatyang telah untuk mengenakan melaksanakan pakaian midodarèni. pengantin untuk mendapatkan berkah dan sebagai lambang penghormatan antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan bersamaMalam sebelum keluarga berlangsungnya dan rombongan upacara arak inti-arakannya. disebut malam Mereka kepada para leluhur dari mereka. Berikut kutipan dalam teks Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh akanmidodarèni. disambut dengan taburan beras kuning, biji buncis merah SPKTS. pada 5 yaitu: dan hijau,Pada uangmalam logam, midodarèni serta ataubunga. setelah Aneka acara taburan siraman ini

bermaknapara kerabat kesejahteraan mulai berdatangan, yang melimpah berjaga bahkan bagi tidakkedua tidur calon Lalu memakai asul bersifat Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ pengantin.semalam suntuk.Biasanya, Seperti calon yangpengantin terdapat laki -lakipada akan pupuh dikerjain V Berseluar panjang baju bertekat katiga kang lenggah mantri/ olehMegatruh keluarga pada perempuan 15-16: dengan tidak dibukakan pintu atau Tekat bersuji awan salimpat among cundaka kang sêpuh/ diberi penghalang agar tidak bisa masuk, sehingga calon Awannya halus terlalu rapat kalih Nyai Madusari/ pengantinWontên ingkang laki-laki ngrarakit harus ingmerayu karyanipun/ keluarga perempuan agar

Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) diizinkantuwin sowan masuk. Sang SuWalaupun Putri/ kegiatan ini hanyalah sebuah

simbolisasi,kang lagya sinêngkêkegiatanr iniwau/ bermakna bahwa jika calon pengantin Bersongkok kebesaran raja Cina Terjemahan: lakiGusti-laki Kusumawardhani/ harus berusaha dan berjuang untuk mendapatkan yang Berjambu-jambu merah puspa warna Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ diinginkannya.saha mêmangun Jika lêlados// palang pintu telah dibuka, hal ini bermakna Kain tersampai pada bahunya tiga orang yang duduk adalah mantri/ bahwa keluarga calon pengantin perempuan menerima calon Terkenalah kasut sarung kekakinya(129-130) Among Cundaka yang tua/ pengantinSarta ingkang laki- lakikasukan dengan ing lapangdalêm agung/dada. kedua Nyai Madusari/ tan wusSetelah pangikêting Tik Sing kardi/ dihias, Kapitan mengumpulkan orang- Sedangkan calon pengantin perempuan, yaitu Nyonyah dan Nyai Mangunsih// orangpamardining sebagai sarêng rombongan dalu/ dan arak-arakan untuk menjemput Kim, ia diandamkan atau dipingitkan oleh Mak Isah. Ia pengantinkalêres midadarèni/ perempuan. Orang-orang yang ikut dalam dipakaikan pakaian yang lengkap berbahan sutra yang terdiri Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. rombongansami kasukan tersebut pakuwon// di antaranya (SPTB hal adalah 15) Baba dan Nyonyah; dari: baju tiga lapis di dalamnya putih di luar bertulis atau Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Engku Nyata serta Dayang Perwira; Engku Imah; dan istri-istri bermotif, kain berantai atau disambung dengan tepinya bertulis bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan sertaTerjemahan: keluarga Belanda. Saat menjemput calon pengantin atau bermotif, dan memakai sifut tongsit, yaitu sanggul yang yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara perempuan, Tik Sing tidak disertai oleh orang tua, karena ditutup kain. Nyonyah Kim juga dipakaikan perhiasan berupa berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas merekaAda yang akan mengatur mempersiapkan pekerjaannya/ penyambutan calon pengantin kalung, gelang, cincin intan, dan anting-anting liontin atau siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. perempuandan berkunjung di rumah. pada putri/Sebelum pergi, Tik Sing terlebih dahulu berlian. Selain itu, ia juga dipakaikan mahkota atau tajuk yang Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit menyembahyang masih disembunyikandan meminta ampun di suatu kepada tempat/ kedua orang tuanya. dicucukkan di kepalanya yang terbuat dari mutiara putih dan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan HalGusti ini Kusumawardhani/ bermakna sebagai ucapan terima kasih dan syukur emas kencana seperti milik gundik atau selir raja-raja Cina. oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang kepadaserta melayani// kedua orang tua yang telah membesarkan dan merawat Setelah selesai, rupa Nyonyah Kim pun berubah seperti kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, kita. wayang yang sangat elok dan indah. Berikut kutipan dalam sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang Urutanbersenang pertama-senang arak di- arakanDalêm Agungyang mengantar/ Tik Sing ke teks SPKTS: tempattidak lupa calon menjalankan pengantin pekerjaan/perempuan ialah orang Melayu yang

200 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 201 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171371 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing membawa tambak emas, kain kuning lambang kebesaran makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan tua dan keluarga pengantin laki-laki telah menunggu sultan, dan tiang bersimpul mirah (permata yang bermata berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para rombongan arak-arakan di depan pintu rumah. Mereka akan merah) sebagai adat kebesaran Kapitan Tua. Mereka memakai tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang menyambut dengan taburan beras kuning, biji kacang buncis pakaian hijau dan biru. Urutan kedua adalah rombongan telah dipersiapkan. hijau dan merah sebagai simbol kesuburan, serta uang logam pembawa bendera hijau dan merah yang berumbai-rumbaikan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini sebagai lambang rezeki dan kemakmuran. mutiara. Urutan ketiga adalah orang-orang yang membawa sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Orang tua dan keluarga pengantin laki-laki akan serunai berjalan beratar dan berdadi-dadi. Urutan terakhir yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara membimbing kedua mempelai untuk masuk ke dalam rumah. adalah pawai Cina yang membawa terompet dan memalu bunyi têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di Mereka akan langsung dibawa menuju kamar pengantin. Pada bunyian. antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan saat di kamar inilah pengantin laki-laki diizinkan untuk Sesampainya di rumah pengantin perempuan, Tik Sing Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh membuka kerudung atau penutup kepala yang digunakan oleh disambut dengan jamuan makanan dan minuman. Setelah itu, pada 5 yaitu: pengantin perempuan. Secara simbolik, membuka kerudung ia masuk dan menjemput istrinya di atas panggung. Istrinya pengantin perempuan menandakan bahwa mereka telah resmi telah menanti di pintu dengan diapit nyonyah-nyonyah dan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ menjadi sepasang suami istri. Pada zaman dahulu, pembukaan baba-baba di kanan dan kiri. Lalu, istrinya dibawa keluar katiga kang lenggah mantri/ kerudung ini merupakan salah satu upacara yang sangat sakral, panggung dengan diiringi nyonyah sekalian. Tik Sing dan among cundaka kang sêpuh/ karena pada saat inilah pertama kalinya pengantin melihat Nyonyah Kim berjalan pulang dengan arak-arakan. Berikut kalih Nyai Madusari/ pasangan hidupnya. kutipan dalam teks SPKTS. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Keluarga Kapitan juga menyambut kedatangan Nyonyah

Kim ke rumah mereka. Mereka menanti di depan pintu rumah Sudah makan Baba Tiksing Terjemahan: sambil memegang irikan. Mereka juga akan mengarahkan Tik Lalu berjalan masuk ke panggung Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Sing dan Nyonyah Kim agar masuk di bawah irikan tersebut. Membuang gaya sambil mengerling tiga orang yang duduk adalah mantri/ Tantangan ini bertujuan agar mereka dapat mengarungi bahtera Eloknya tidak lagi berbanding Among Cundaka yang tua/ rumah tangga bersama-sama. Setelah tantangan terlewati, Tik

kedua Nyai Madusari/ Sing akan dipersilakan untuk membuka tudung atau penutup Istrinya dipintu sudah berdiri dan Nyai Mangunsih// kepala istrinya sebagai simbol bahwa mereka resmi menjadi Dipegang nyonyah kanan dan kiri sepasang suami istri. Berikut kutipan daam teks SPKTS. Serta datang baba bestari Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. Diangkatnya tangan dipimpinnya jari Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Seketika berarak baba bestari

bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Lalulah sampai ke rumah sendiri Lalu diambil istrinya yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Kapitan menanti laki istri Dibawak keluar dari panggungnya berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Serta residen semua berdiri Diiringkan serta nyonyah sekaliannya siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. Mungkin bertambah pulak raminya (171-173) Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Kapitan memegang berdiri di muka pintu

dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Memegang irikkan seorang suatu c. Penyambutan Pengantin Perempuan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang Jikalau Tiksing sampai ke situ Pada saat penyambutan pengantin perempuan di rumah kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Dimasukkan ia ke bawahnya itu pengantin laki-laki, orang tua dari pihak laki-lakilah yang sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan mempersiapkan segala keperluan kedatangan pengantin. Orang

202 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 203 170372 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani membawa tambak emas, kain kuning lambang kebesaran makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan tuaceritanya. dan keluargaPertunjukan pengantin wayang Balilaki- lakiberakhir telah pukul menunggu dua sultan, dan tiang bersimpul mirah (permata yang bermata berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para rombonganbelas malam. arak -arakan di depan pintu rumah. Mereka akan merah) sebagai adat kebesaran Kapitan Tua. Mereka memakai tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang menyambut dengan taburan beras kuning, biji kacang buncis pakaian hijau dan biru. Urutan kedua adalah rombongan telah dipersiapkan. hijau3. Malam dan merah Midodarèni sebagai simbol kesuburan, serta uang logam pembawa bendera hijau dan merah yang berumbai-rumbaikan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini sebagai Denganlambang selesainya rezeki dan upacara kemakmuran. siraman berarti putri raja mutiara. Urutan ketiga adalah orang-orang yang membawa sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton sudahOrang selesai tuaberhias, dan sudahkeluarga segar pengantin dan bersih. laki Sejak-laki itu,akan serunai berjalan beratar dan berdadi-dadi. Urutan terakhir yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara membimbingputri raja yang kedua akan mempelai ditêtês mulaiuntuk dipingit,masuk ke dilayani, dalam rumah.dan adalah pawai Cina yang membawa terompet dan memalu bunyi têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di Merekaditunggu akan oleh langsung para kerabat dibawa untuk menuju melaksanakan kamar pengantin. midodarèni. Pada bunyian. antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan saatMalam di sebelumkamar berlangsungnyainilah pengantin upacara laki-laki inti disebutdiizinkan malam untuk Sesampainya di rumah pengantin perempuan, Tik Sing Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh membukamidodarèni. kerudung atau penutup kepala yang digunakan oleh disambut dengan jamuan makanan dan minuman. Setelah itu, pada 5 yaitu: pengantinPada perempuan. malam m idodarèniSecara simbolik, atau setelah membuka acara siramankerudung ia masuk dan menjemput istrinya di atas panggung. Istrinya pengantinpara kerabat perempuan mulai berdatangan, menandakan berjaga bahwa bahkan mereka tidak telah tidur resmi telah menanti di pintu dengan diapit nyonyah-nyonyah dan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ menjadisemalam sepasang suntuk. suamiSeperti istri. yang Pada terdapat zaman dahulu,pada pupuhpembukaan V baba-baba di kanan dan kiri. Lalu, istrinya dibawa keluar katiga kang lenggah mantri/ kerudungMegatruh ini pada merupakan 15-16: salah satu upacara yang sangat sakral, panggung dengan diiringi nyonyah sekalian. Tik Sing dan among cundaka kang sêpuh/ karena pada saat inilah pertama kalinya pengantin melihat Nyonyah Kim berjalan pulang dengan arak-arakan. Berikut kalih Nyai Madusari/ pasanganWontên ingkang hidupnya. ngrarakit ing karyanipun/ kutipan dalam teks SPKTS. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) tuwinKeluarga sowan Sang Kapitan Su Putri/ juga menyambut kedatangan Nyonyah

Kimkang kelagya rumah sinêngkê mereka.r wau/ Mereka menanti di depan pintu rumah Sudah makan Baba Tiksing Terjemahan: sambilGusti Kusumawardhani/ memegang irikan. Mereka juga akan mengarahkan Tik Lalu berjalan masuk ke panggung Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Singsaha danmêmangun Nyonyah lêlados// Kim agar masuk di bawah irikan tersebut. Membuang gaya sambil mengerling tiga orang yang duduk adalah mantri/ Tantangan ini bertujuan agar mereka dapat mengarungi bahtera Eloknya tidak lagi berbanding Among Cundaka yang tua/ rumahSarta ingkangtangga bersamakasukan -ingsama. dalêm Setelah agung/ tantangan terlewati, Tik kedua Nyai Madusari/ Singtan wus akan pangikêting dipersilakan kardi/ untuk membuka tudung atau penutup Istrinya dipintu sudah berdiri dan Nyai Mangunsih// kepalapamardining istrinya sarêng sebagai dalu/ simbol bahwa mereka resmi menjadi Dipegang nyonyah kanan dan kiri sepasangkalêres midadarèni/ suami istri. Berikut kutipan daam teks SPKTS. Serta datang baba bestari Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sami kasukan pakuwon// (SPTB hal 15) Diangkatnya tangan dipimpinnya jari Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang Seketika berarak baba bestari bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Terjemahan:Lalulah sampai ke rumah sendiri Lalu diambil istrinya yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Kapitan menanti laki istri Dibawak keluar dari panggungnya berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Ada yangSerta mengatur residen semua pekerjaannya/ berdiri Diiringkan serta nyonyah sekaliannya siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. dan berkunjung pada putri/ Mungkin bertambah pulak raminya (171-173) Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masihKapitan disembunyikan memegang berdiri di suatu di muka tempat/ pintu dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Gusti MemegangKusumawardhani/ irikkan seorang suatu c. Penyambutan Pengantin Perempuan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang serta melayani//Jikalau Tiksing sampai ke situ Pada saat penyambutan pengantin perempuan di rumah kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Dimasukkan ia ke bawahnya itu pengantin laki-laki, orang tua dari pihak laki-lakilah yang sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang bersenang-senang di Dalêm Agung/ mempersiapkan segala keperluan kedatangan pengantin. Orang tidak lupa menjalankan pekerjaan/

202 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 203 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171373 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Setelah sampai baba bangsawan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Syahbandar; dan orang-orang yang ingin melihat Belanda Disambut ayahanda bundanya tuan berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para menari. Kapitan menjamu para tamu dengan menyediakan teh, Lalu menyusup di bawah irikkan tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang kahwa atau kopi, panganan, dan halwa atau manisan. Selain itu, Silanya konon yang dibuangkan telah dipersiapkan. Kapitan juga menyediakan hiburan berupa suara gamelan yang

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini merdu seperti bunyi gendang kecil dan muri (alat musik tiup). Lalu masuk Tiksing bestari sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Sambil membuang tudung istri yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara b. Sembahyang dan Silaturahmi dengan Sanak Saudara Berjalan sama berpimpin jari têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di Tahapan ini adalah tahapan terakhir dalam acara Diiringkan nyonya kanan dan kiri// (177-180) antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim. Pada tahapan ini,

Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh kedua pengantin dan seluruh sanak saudara berkumpul untuk 3. Tahapan setelah Perkawinan pada 5 yaitu: melakukan sembahyang atau yang disebut Cio Tao. Upacara Setelah upacara perkawinan dilangsungkan, sejumlah Cio Tao dilakukan biasanya pada pagi hari atau terkadang pada kegiatan akan dilaksanakan sebagai bagian akhir dari upacara Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ malam hari. Acara sembahyang ini dapat dilakukan di rumah perkawinan. Dalam teks SPKTS, ada dua tahapan akhir yang katiga kang lenggah mantri/ masing-masing mempelai. Acara sembahyang ini menandai dilakukan oleh Tik Sing dan Nyonyah Kim, yaitu resepsi among cundaka kang sêpuh/ resminya pasangan ini sebagai suami istri (Suliyati, 2013:224). perkawinan dan sembahyang dan silaturahmi dengan sanak kalih Nyai Madusari/ Setelah melakukan sembahyang, Tik Sing, Nyonyah Kim saudara. Tahapan tersebut sebagai berikut. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) dan keluarga akan pergi ke rumah sanak saudara untuk

bersilaturahmi, meminta maaf, dan mendapatkan berkah dari a. Resepsi Perkawinan Terjemahan: mereka. Di sana, Tik Sing dan Nyonyah Kim akan Resepsi perkawinan dilakukan sebagai ucapan syukur Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ mendapatkan ang-pao berupa kain, baju, dan cincin permata. atas kelancaran yang diberikan selama acara berlangsung. tiga orang yang duduk adalah mantri/ Jika mendapatkan sebuah perhiasan, orang tua yang Resepsi perkawinan biasanya dilakukan pada malam atau siang Among Cundaka yang tua/ memberikan akan langsung memakaikannya pada mempelai hari bersama keluarga, teman-teman, rekan kerja, dan kedua Nyai Madusari/ wanita. Jika mendapatkan uang, ang-pao tersebut akan sebagainya. Selain itu, resepsi perkawinan biasanya dilakukan dan Nyai Mangunsih// diletakkan di atas nampan atau saku mempelai pria. Akan sebagai ajang silaturahmi antara pengantin dengan tamu yang tetapi, pemberian ang-pao dari sanak saudara tidak ditetapkan hadir. Tempat melakukan resepsi perkawinan tergantung pada Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. jumlahnya tergantung pada kemampuan mereka. Pemberian kemampuan materi yang dimiliki oleh pengantin dan keluarga. Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang ang-pao ini sebagai tanda penghormatan dan hadiah kepada Pihak penyelenggara resepsi perkawinan juga menyediakan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan kedua pengantin. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. berbagai macam makanan, minuman, dan hiburan untuk tamu yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara yang hadir pada acara tersebut. berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Penuhlah rumah gedung batu Resepsi perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. Sanak saudara datang ke situ diadakan pada malam kedua. Resepsi perkawinan ini diadakan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Raminya bukan lagi suatu di dalam gedung dan Kapitan menghiasnya dengan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Seperti emas sepuluh mutu menggantungkan tanglung atau lampion dan kendil. Kapitan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang juga mengembangkan tikar untuk tamu yang datang. Beberapa kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Tik Sing diberi memakai pula tamu yang datang, di antaranya adalah: residen Belanda dan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Dibawak sembahyang ke rumah berhala keluarga; Engku Nyata; Haji Ibrahim dan istri; Bini Mintak selamat menolakkan bala

204 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 205 170374 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Setelah sampai baba bangsawan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Syahbandar;ceritanya. Pertunjukan dan orang -wayangorang yangBali inginberakhir melihat pukul Belanda dua Disambut ayahanda bundanya tuan berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para menari.belas malam. Kapitan menjamu para tamu dengan menyediakan teh, Lalu menyusup di bawah irikkan tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang kahwa atau kopi, panganan, dan halwa atau manisan. Selain itu, Silanya konon yang dibuangkan telah dipersiapkan. Kapitan3. Malam juga Midodarèni menyediakan hiburan berupa suara gamelan yang

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini merdu sepertiDengan bunyi selesainya gendang upacara kecil dansiraman muri (alatberarti musik putri tiup). raja Lalu masuk Tiksing bestari sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton sudah selesai berhias, sudah segar dan bersih. Sejak itu, Sambil membuang tudung istri yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara b.putri Sembahyang raja yang danakan Silaturahmi ditêtês mulai dengan dipingit, Sanak dilayani, Saudara dan Berjalan sama berpimpin jari têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di ditungguTahapan oleh paraini kerabatadalah untuk tahapan melaksanakan terakhir midodarèni.dalam acara Diiringkan nyonya kanan dan kiri// (177-180) antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan perkawinanMalam sebelum Tik berlangsungnyaSing dan Nyonyah upacara Kim. inti Pada disebut tahapan malam ini,

Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh keduamidodarèni. pengantin dan seluruh sanak saudara berkumpul untuk 3. Tahapan setelah Perkawinan pada 5 yaitu: melakukanPada sembahyang malam midodarèni atau yang atau disebut setelah Cio acara Tao. siraman Upacara Setelah upacara perkawinan dilangsungkan, sejumlah Ciopara Tao kerabat dilakukan mulai biasanya berdatangan, pada pagiberjaga hari bahkan atau terkadang tidak tidur pada kegiatan akan dilaksanakan sebagai bagian akhir dari upacara Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ malamsemalam hari. suntuk. Acara sembahyangSeperti yang ini terdapat dapat dilakukanpada pupuh di rumah V perkawinan. Dalam teks SPKTS, ada dua tahapan akhir yang katiga kang lenggah mantri/ masingMegatruh-masing pada 15mempelai.-16: Acara sembahyang ini menandai dilakukan oleh Tik Sing dan Nyonyah Kim, yaitu resepsi among cundaka kang sêpuh/ resminya pasangan ini sebagai suami istri (Suliyati, 2013:224). perkawinan dan sembahyang dan silaturahmi dengan sanak kalih Nyai Madusari/ WontênSetelah ingkang melakukan ngrarakit sembahyang, ing karyanipun/ Tik Sing, Nyonyah Kim saudara. Tahapan tersebut sebagai berikut. Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) dantuwin keluarga sowan Sang akan Su pergiPutri/ ke rumah sanak saudara untuk

bersilaturahmi,kang lagya sinêngkê memintar wau/ maaf, dan mendapatkan berkah dari a. Resepsi Perkawinan Terjemahan: mereka.Gusti Kusumawardhani/ Di sana, Tik Sing dan Nyonyah Kim akan Resepsi perkawinan dilakukan sebagai ucapan syukur Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ mendapatkansaha mêmangun ang lêlados//-pao berupa kain, baju, dan cincin permata. atas kelancaran yang diberikan selama acara berlangsung. tiga orang yang duduk adalah mantri/ Jika mendapatkan sebuah perhiasan, orang tua yang Resepsi perkawinan biasanya dilakukan pada malam atau siang Among Cundaka yang tua/ memberikanSarta ingkang akan kasukan langsung ing dalêm memakaikannya agung/ pada mempelai hari bersama keluarga, teman-teman, rekan kerja, dan kedua Nyai Madusari/ wanita.tan wus pangikêtingJika mendapatkan kardi/ uang, ang-pao tersebut akan sebagainya. Selain itu, resepsi perkawinan biasanya dilakukan dan Nyai Mangunsih// diletakkanpamardining di sarêngatas nampan dalu/ atau saku mempelai pria. Akan sebagai ajang silaturahmi antara pengantin dengan tamu yang tetapi,kalêres pemberian midadarèni/ ang -pao dari sanak saudara tidak ditetapkan hadir. Tempat melakukan resepsi perkawinan tergantung pada Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. jumlahnyasami kasukan tergantung pakuwon// pada (SPTB kemampuan hal 15) mereka. Pemberian kemampuan materi yang dimiliki oleh pengantin dan keluarga. Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang ang -pao ini sebagai tanda penghormatan dan hadiah kepada Pihak penyelenggara resepsi perkawinan juga menyediakan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan keduaTerjemahan: pengantin. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. berbagai macam makanan, minuman, dan hiburan untuk tamu yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara yang hadir pada acara tersebut. berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Ada yangPenuhlah mengatur rumah pekerjaannya/ gedung batu Resepsi perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Kim siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. dan berkunjungSanak saudara pada datangputri/ ke situ diadakan pada malam kedua. Resepsi perkawinan ini diadakan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masihRaminya disembunyikan bukan lagi suatu di suatu tempat/ di dalam gedung dan Kapitan menghiasnya dengan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Gusti SepertiKusumawardhani/ emas sepuluh mutu menggantungkan tanglung atau lampion dan kendil. Kapitan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang serta melayani// juga mengembangkan tikar untuk tamu yang datang. Beberapa kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Tik Sing diberi memakai pula tamu yang datang, di antaranya adalah: residen Belanda dan sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang Dibawakbersenang sembahyang-senang di Dalêm ke rumah Agung berhala/ keluarga; Engku Nyata; Haji Ibrahim dan istri; Bini tidak Mintaklupa menjalankan selamat menolakkan pekerjaan/ bala

204 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 205 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171375 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Supaya jangan lagi bercela makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Upacara Perkawinan dalam Adat Istiadat Melayu

berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para Setelah selesai upacara sembahyang dan silaturahmi Sudah sembahyang Lela Mangindra tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang dengan sanak saudara ini, maka selesailah acara perkawinan Pergi pula ke rumah saudara telah dipersiapkan. Tik Sing dan Nyonyah Kim menggunakan adat perkawinan Menyembah mintak tulus dan mara Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Cina. Selanjutnya, acara perkawinan Tik Sing dan Nyonyah Supaya jangan lagi bermara sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Kim yang kedua menggunakan adat perkawinan Melayu di

yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara kediaman tempat Tengku Putri di Pulau Penyengat. Seperti Sudah menyembah sekaliannya rata têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di halnya upacara perkawinan adat Cina, upacara perkawinan Sekaliannya itu amat suka cita antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan dalam adat Melayu tidak terlepas dari tahapan-tahapan ritual Berapa pulak memberi harta Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh khusus dan terkesan rumit. Akan tetapi, ritual tersebut harus Kain dan baju cincin permata pada 5 yaitu: dilakukan oleh pasangan calon pengantin agar mendapat restu

dari kedua orang tua serta mendapat pengakuan yang resmi dari Seketika kembali berjalan pulang Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ tentangga maupun masyarakat. Diiringkan nyonyah parasnya sedang katiga kang lenggah mantri/ Menurut Datuk Sri Setya Amanah atau Bapak H. Abdul Sinar pakaian amat cemerlang among cundaka kang sêpuh/ Razak AB sebagai ketua Lembaga Adat Melayu Kepulauan Seperti bunga kembang sepadang (242-246) kalih Nyai Madusari/ Riau, upacara perkawinan dalam adat Melayu Kepulauan Riau

Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) saat ini mengalami variasi tata cara dan watu pelaksanaan yang Setelah upacara perkawinan berdasarkan adat dan agama, disesuaikan pada daerah masing-masing. Akan tetapi, hal-hal masyarakat Tionghoa saat ini juga melaksanakan resepsi Terjemahan: yang pokok dalam upacara perkawinan adat Melayu tetaplah perkawinan. Resepsi perkawinan biasanya diadakan pada Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ sama. Tahapan yang lazim dilakukan dalam perkawinan adat malam hari atau siang hari. Tempat pelaksanaannya bisa di tiga orang yang duduk adalah mantri/ Melayu adalah sebagai berikut, (1) proses menuju perkawinan: rumah, hotel, atau gedung pertemuan, tergantung pada Among Cundaka yang tua/ merisik dan meninjau, merasi, melamar, meminang, dan keuangan yang dimiliki oleh pengantin dan keluarganya. kedua Nyai Madusari/ bertunangan; (2) persiapan sebelum hari perkawinan: gotong Resepsi perkawinan dilakukan sebagai ungkapan syukur atas dan Nyai Mangunsih// royong, pembacaan barzanzi, dan persediaan jamuan; (3) kelancaran acara yang diberikan dan dihadiri oleh keluarga, upacara pra perkawinan: upacara menggantung-gantung; tetangga, dan teman sejawat. Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. upacara berinai, upacara berandam, upacara khatam qur’an, Pada saat resepsi perkawinan, warna merah dan kuning Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang upacara antar belanja atau seserahan; (4) upacara saat biasanya mendominasi pada dekorasi dan pelaminan. Menurut bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan perkawinan: upacara akad nikah, upacara menyembah, upacara masyarakat Tionghoa, kedua warna tersebut melambangkan yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara tepuk tepung tawar, upacara nasihat perkawinan, upacara kemakmuran dan kebahagiaan. Maka dari itu, kedua orang tua berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas jamuan santap bersama; (5) Upacara langsung: upacara pengantin laki-laki dan orang tua pengantin perempuan akan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. mengarak pengantin lelaki, upacara menyambut arak-arakan duduk bersama-sama dalam satu meja yang dialasi taplak Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit pengantin laki-laki, upacara bersanding, upacara resepsi, merah pada saat resepsi perkawinan anaknya. Dengan harapan, dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan upacara ucapan alu-aluan (pendahuluan) dan tahniah (ucapan restu dan doa yang telah diberikan orang tua akan menyertai oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang selamat), upacara pembacaan doa, dan upacara santap nasi anaknya kelak untuk mendapatkan kemakmuran dan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, hadap-hadapan; (6) pasca-upacara perkawinan: malam keluarga kebahagiaan. sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan dan upacara mandi damai (Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah,1978:117-133).

206 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 207 170376 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Supaya jangan lagi bercela makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Upacaraceritanya. Perkawinan Pertunjukan dalam wayang Adat Bali Istiadat berakhir Melayu pukul dua berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para belas Setelahmalam. selesai upacara sembahyang dan silaturahmi Sudah sembahyang Lela Mangindra tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang dengan sanak saudara ini, maka selesailah acara perkawinan Pergi pula ke rumah saudara telah dipersiapkan. Tik3. Malam Sing dan Midodarèni Nyonyah Kim menggunakan adat perkawinan Menyembah mintak tulus dan mara Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Cina. Selanjutnya,Dengan selesainya acara perkawinan upacara siraman Tik Sing berarti dan putri Nyonyah raja Supaya jangan lagi bermara sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Kimsudah yang selesai kedua berhias, menggunakan sudah segar adat dan perkawinan bersih. Sejak Melayu itu, di yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara kediamanputri raja tempatyang akan Tengku ditêtês Putri mulai di Pulaudipingit, Penye dilayani,ngat. Sepertidan Sudah menyembah sekaliannya rata têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di halnyaditunggu upacara oleh para perkawinan kerabat untuk adat melaksanakan Cina, upacara midodarèni. perkawinan Sekaliannya itu amat suka cita antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan dalamMalam adat sebelum Melayu berlangsungnya tidak terlepas upacara dari tahapan inti disebut-tahapan malam ritual Berapa pulak memberi harta Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh khususmidodarèni. dan terkesan rumit. Akan tetapi, ritual tersebut harus Kain dan baju cincin permata pada 5 yaitu: dilakukanPada oleh malam pasangan midodarèni calon pengantin atau setelah agar acara mendapat siraman restu

darparai kedua kerabat orang mulai tua berdatangan,serta mendapat berjaga pengakuan bahkan yang tidak resmi tidur dari Seketika kembali berjalan pulang Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ tentanggasemalam maupunsuntuk. masyarakat.Seperti yang terdapat pada pupuh V Diiringkan nyonyah parasnya sedang katiga kang lenggah mantri/ MegatruhMenurut pada Datuk 15-16: Sri Setya Amanah atau Bapak H. Abdul Sinar pakaian amat cemerlang among cundaka kang sêpuh/ Razak AB sebagai ketua Lembaga Adat Melayu Kepulauan Seperti bunga kembang sepadang (242-246) kalih Nyai Madusari/ Riau,Wontên upacara ingkang perkawinan ngrarakit dalaming karyanipun/ adat Melayu Kepulauan Riau

Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) saattuwin ini sowan mengalami Sang Suvariasi Putri/ tata cara dan watu pelaksanaan yang Setelah upacara perkawinan berdasarkan adat dan agama, disesuaikankang lagya sinêngkêpada daerahr wau/ masing -masing. Akan tetapi, hal-hal masyarakat Tionghoa saat ini juga melaksanakan resepsi Terjemahan: yangGusti pokokKusumawardhani/ dalam upacara perkawinan adat Melayu tetaplah perkawinan. Resepsi perkawinan biasanya diadakan pada Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ sama.saha mêmangunTahapan yang lêlados// lazim dilakukan dalam perkawinan adat malam hari atau siang hari. Tempat pelaksanaannya bisa di tiga orang yang duduk adalah mantri/ Melayu adalah sebagai berikut, (1) proses menuju perkawinan: rumah, hotel, atau gedung pertemuan, tergantung pada Among Cundaka yang tua/ merisikSarta ingkang dan meninjau,kasukan ing merasi, dalêm agung/melamar, meminang, dan keuangan yang dimiliki oleh pengantin dan keluarganya. kedua Nyai Madusari/ bertunangan;tan wus pangikêting (2) persiapan kardi/ sebelum hari perkawinan: gotong Resepsi perkawinan dilakukan sebagai ungkapan syukur atas dan Nyai Mangunsih// royong,pamardining pembacaan sarêng dalu/barzanzi, dan persediaan jamuan; (3) kelancaran acara yang diberikan dan dihadiri oleh keluarga, upacarakalêres midadarèni/pra perkawinan: upacara menggantung-gantung; tetangga, dan teman sejawat. Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. upacarasami kasukan berinai, pakuwon// upacara ( SPTBberandam, hal 15) upacara khatam qur’an, Pada saat resepsi perkawinan, warna merah dan kuning Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang upacara antar belanja atau seserahan; (4) upacara saat biasanya mendominasi pada dekorasi dan pelaminan. Menurut bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan perkawinan:Terjemahan: upacara akad nikah, upacara menyembah, upacara masyarakat Tionghoa, kedua warna tersebut melambangkan yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara tepuk tepung tawar, upacara nasihat perkawinan, upacara kemakmuran dan kebahagiaan. Maka dari itu, kedua orang tua berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas jamuanAda yang santap mengatur bersama; pekerjaannya/ (5) Upacara langsung: upacara pengantin laki-laki dan orang tua pengantin perempuan akan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. mengarakdan berkunjung pengantin pada putri/lelaki, upacara menyambut arak-arakan duduk bersama-sama dalam satu meja yang dialasi taplak Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit pengantinyang masih lakidisembunyikan-laki, upacara di suatubersanding, tempat/ upacara resepsi, merah pada saat resepsi perkawinan anaknya. Dengan harapan, dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan upacaraGusti Kusumawardhani/ ucapan alu-aluan (pendahuluan) dan tahniah (ucapan restu dan doa yang telah diberikan orang tua akan menyertai oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang selamat),serta melayani// upacara pembacaan doa, dan upacara santap nasi anaknya kelak untuk mendapatkan kemakmuran dan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, hadap -hadapan; (6) pasca-upacara perkawinan: malam keluarga kebahagiaan. sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan danYang upacara bersenang mandi-senang damai di Dalêm(Proyek Agung Penelitian/ dan Pencatatan

Kebudayaantidak lupa menjalankan Daerah,1978:117 pekerjaan/-133).

206 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 207 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171377 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Upacara perkawinan adat Melayu tersebut tidak makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan balasan ketika mereka bekerja, Tengku Putri menyediakan seluruhnya dilakukan pada perkawinan Tik Sing dan Nyonyah berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para berbagai macam panganan dan minuman serta hiburan. Kim. Mereka hanya melakukan beberapa tahapan, yaitu tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang upacara langsung atau terfokus pada upacara bersanding, telah dipersiapkan. b. Upacara Menyambut Pengantin upacara makan berhadap-hadapan, dan resepsi perkawinan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Upacara menyambut pengantin biasanya dilakukan ketika yang menggunakan adat Melayu. Hal ini dikarenakan upacara sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton pengantin laki-laki beserta rombongan arak-arakan sampai di perkawinan dalam adat Melayu adalah bentuk hadiah dari yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara rumah kediaman keluarga pengantin perempuan. Dalam Tengku Putri dan penghormatan kepada Kapitan Lela têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di upacara penyambutan, hal-hal yang biasa dilakukan adalah Mangindra. Berikut upacara perkawinan Tik Sing dan Nyonyah antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan bermain pencak silat, bertukar tepak induk, dan berbalas Kim menggunakan adat Melayu. Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh pantun pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat,

pada 5 yaitu: makna yang terkandung di dalamnya adalah bahwa pengantin a. Persiapan sebelum Hari Perkawinan laki-laki sebagai calon kepala rumah tangga perlu ditantang Persiapan yang sebelum hari perkawinan mencakup Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ kejantanan dan kepiawainnya. Meski hanya sebagai simbol, beberapa kegiatan, yaitu bergotong-royong dan menyediakan katiga kang lenggah mantri/ pencak silat juga mengandung makna persahabatan dan kasih jamuan. Kegiatan gotong-royong atau rewang (dalam bahasa among cundaka kang sêpuh/ sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah Jawa) dimulai dengan membagi tugas apa yang perlu dilakukan kalih Nyai Madusari/ permainan silat, rombongan pengantin melanjutkan antara laki-laki dan perempuan. Mereka bergotong royong Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) perjalanannya, biasanya diteruskan dengan kegiatan perang untuk mempersiapkan segala perlengkapan acara perkawinan, beras kunyit antara pihak pengantin laki-laki dan pihak yang seperti membuat bangsal penanggah untuk kegiatan masak- Terjemahan: menyambutnya. masak, membuat bangsal untuk tempat hiburan, dan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ Upacara penyambutan pengantin di dalam teks SPKTS sebagainya. Biasanya, pihak tuan rumah akan menyediakan tiga orang yang duduk adalah mantri/ bukanlah upacara penyambutan pengantin laki-laki di berbagai macam kue untuk mereka yang bergotong-royong. Among Cundaka yang tua/ kediaman pengantin perempuan, melainkan penyambutan Kegiatan ini dilakukan oleh tetangga dan keluarga secara kedua Nyai Madusari/ kedua pengantin di kediaman Tengku Putri, tempat di mana sukarela sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dalam dan Nyai Mangunsih// Tik Sing dan Nyonyah Kim akan melakukan acara perkawinan hidup bermasyarakat. dalam adat Melayu. Kedua pengantin dan rombongan disambut Sebagai seorang permaisuri, mempersiapkan perkawinan Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. dengan segerombolan orang yang melawa, yaitu orang yang Tik Sing dan Nyonyah Kim bagi Tengku Putri bukanlah suatu Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang meminta pelunasan uang adat atau ‘cukai’ agar diizinkan hal yang sulit. Banyak orang-orang yang datang membantu dan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan masuk ke tempat pengantin. Setelah uang diberikan kepada akan menuruti perintah dari Tengku Putri. Ketika Tengku Putri yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara orang yang melawa, kedua pengantin diizinkan masuk ke mengumpulkan seluruh penghulu dan orang-orang di kampung berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas dalam istana Tengku Putri. Tidak ada kepastian jumlah uang Melayu, mereka datang untuk membantu dengan membawa siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. yang harus diberikan kepada orang melawa, tergantung pada segala bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti kayu, ikan, Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit materi ataupun kesepakatan kedua belah pihak. Dalam budaya udang, dan sebagainya. Selain itu, mereka membantu Tengku dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Melayu, upacara penyambutan tersebut mempunyai makna Putri memperbaiki pelantar, membuat bangsal mak yong, oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang yang sangat dalam, yaitu sebagai bentuk kegembiraan dan menabok bunga telur, membuat panganan, mencuci pulut dan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, ketulusan hati dalam menerima kedatangan mereka. Berikut beras, mencuci gelas, dan membuat nasi bersatakona. Semua sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan kutipan dalam teks SPKTS. itu mereka lakukan secara sukarela dan gotong royong. Sebagai

208 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 209 170378 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Upacara perkawinan adat Melayu tersebut tidak makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan balasanceritanya. ketika Pertunjukan mereka wayangbekerja, BaliTengku berakhir Putri pukulmenyediakan dua seluruhnya dilakukan pada perkawinan Tik Sing dan Nyonyah berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para berbagaibelas malam. macam panganan dan minuman serta hiburan. Kim. Mereka hanya melakukan beberapa tahapan, yaitu tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang upacara langsung atau terfokus pada upacara bersanding, telah dipersiapkan. b.3. UpacaraMalam Midodarèni Menyambut Pengantin upacara makan berhadap-hadapan, dan resepsi perkawinan Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini UpacaraDengan menyambut selesainya pengantinupacara siraman biasanya berarti dilakukan putri rajaketika yang menggunakan adat Melayu. Hal ini dikarenakan upacara sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton pengantinsudah selesai laki -lakiberhias, beserta sudah rombongan segar dan arak bersih.-arakan Sejak sampai itu, di perkawinan dalam adat Melayu adalah bentuk hadiah dari yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara rumahputri rajakediaman yang akan keluarga ditêtês pengantinmulai dipingit, perempuan. dilayani, Dalamdan Tengku Putri dan penghormatan kepada Kapitan Lela têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di upacaraditunggu penyambutan, oleh para kerabat hal -untukhal yang melaksanakan biasa dilakukan midodarèni. adalah Mangindra. Berikut upacara perkawinan Tik Sing dan Nyonyah antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan bermainMalam sebelumpencak berlangsungnyasilat, bertukar upacaratepak induk,inti disebut dan malamberbalas Kim menggunakan adat Melayu. Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh pantunmidodarèni. pembuka pintu. Dalam kegiatan permainan pencak silat, pada 5 yaitu: makna yangPada terkandungmalam midodarèni di dalamnya atau adalahsetelah bahwaacara siramanpengantin a. Persiapan sebelum Hari Perkawinan lakipara-laki kerabat sebagai mulai calon berdatangan, kepala rumah berjaga tangga bahkan perlu tidak ditantang tidur Persiapan yang sebelum hari perkawinan mencakup Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ kejantanansemalam suntuk.dan kepiawainnya. Seperti yang Meski terdapat hanya pada sebagai pupuh simbol, V beberapa kegiatan, yaitu bergotong-royong dan menyediakan katiga kang lenggah mantri/ pencakMegatruh silat pada juga 15 mengandung-16: makna persahabatan dan kasih jamuan. Kegiatan gotong-royong atau rewang (dalam bahasa among cundaka kang sêpuh/ sayang yang dibungkus dengan jiwa kepahlawanan. Setelah Jawa) dimulai dengan membagi tugas apa yang perlu dilakukan kalih Nyai Madusari/ permainanWontên ingkang silat, ngrarakit rombongan ing karyanipun/ pengantin melanjutkan antara laki-laki dan perempuan. Mereka bergotong royong Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) perjalanannya,tuwin sowan Sang biasanya Su Putri/ diteruskan dengan kegiatan perang untuk mempersiapkan segala perlengkapan acara perkawinan, beraskang lagyakunyit sinêngkê antara rpihak wau/ pengantin laki-laki dan pihak yang seperti membuat bangsal penanggah untuk kegiatan masak- Terjemahan: menyambutnya.Gusti Kusumawardhani/ masak, membuat bangsal untuk tempat hiburan, dan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ saha mêmangunUpacara penyambutan lêlados// pengantin di dalam teks SPKTS sebagainya. Biasanya, pihak tuan rumah akan menyediakan tiga orang yang duduk adalah mantri/ bukanlah upacara penyambutan pengantin laki-laki di berbagai macam kue untuk mereka yang bergotong-royong. Among Cundaka yang tua/ kediamanSarta ingkang pengantin kasukan perempuan,ing dalêm agung/ melainkan penyambutan Kegiatan ini dilakukan oleh tetangga dan keluarga secara kedua Nyai Madusari/ keduatan wus pengantin pangikêting di kediamankardi/ Tengku Putri, tempat di mana sukarela sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dalam dan Nyai Mangunsih// Tikpamardining Sing dan Nyonyahsarêng dalu/ Kim akan melakukan acara perkawinan hidup bermasyarakat. dalamkalêres adat midadarèni/ Melayu. Kedua pengantin dan rombongan disambut Sebagai seorang permaisuri, mempersiapkan perkawinan Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. dengansami kasukan segerombolan pakuwon// orang (SPTB yang hal melawa,15) yaitu orang yang Tik Sing dan Nyonyah Kim bagi Tengku Putri bukanlah suatu Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang meminta pelunasan uang adat atau ‘cukai’ agar diizinkan hal yang sulit. Banyak orang-orang yang datang membantu dan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan masukTerjemahan: ke tempat pengantin. Setelah uang diberikan kepada akan menuruti perintah dari Tengku Putri. Ketika Tengku Putri yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara orang yang melawa, kedua pengantin diizinkan masuk ke mengumpulkan seluruh penghulu dan orang-orang di kampung berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas dalaAdam yang istana mengatur Tengku pekerjaannya/ Putri. Tidak ada kepastian jumlah uang Melayu, mereka datang untuk membantu dengan membawa siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. yangdan berkunjung harus diberikan pada putri/kepada orang melawa, tergantung pada segala bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti kayu, ikan, Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit materiyang masih ataupun disembunyikan kesepakatan dikedua suatu belah tempat/ pihak. Dalam budaya udang, dan sebagainya. Selain itu, mereka membantu Tengku dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Melayu,Gusti Kusumawardhani/ upacara penyambutan tersebut mempunyai makna Putri memperbaiki pelantar, membuat bangsal mak yong, oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang yangserta melayani//sangat dalam, yaitu sebagai bentuk kegembiraan dan menabok bunga telur, membuat panganan, mencuci pulut dan kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, ketulusan hati dalam menerima kedatangan mereka. Berikut beras, mencuci gelas, dan membuat nasi bersatakona. Semua sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan kutipanYang bersenang dalam teks-senang SPKTS. di Dalêm Agung/ itu mereka lakukan secara sukarela dan gotong royong. Sebagai tidak lupa menjalankan pekerjaan/

208 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 209 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171379 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Disuruh sambut Engku Putri makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan bentuk penghormatan kepadanya sebagai pemimpin negeri atau Membenarkan adat kapitan Johari berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para orang yang memiliki kekuasaan di wilayah Kesultanan Johor, Raminya tidak lagi terperi tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Riau-Lingga, Pahang. Selain itu, sebagai bentuk ucapan terima Ada yang berjalan ada yang berlari telah dipersiapkan. kasih atas jasa-jasa dari diri Tengku Putri dan suaminya

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini marhum Sultan Mahmud Syah III. Berikut kutipan dalam teks Setelah sampai ke dalam kota sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton SPKTS. Sorak dan tampik gegak gempita yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Disuruh lawa oleh mahkota têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di Rasanya hati belas dan kasihan Menghabiskan suka di dalam cita (315-316) antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan Melihatkan istri sultan bangsawan

Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh Terkenangkan budi baginda tuan Lalu diberinya uang dan rupia pada 5 yaitu: Dengan dia berkasih-kasihan (13. 328) Baharulah lepas sekalian dia

Rasanya hati terlalu raya Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ d. Makan berhadap-hadapan Adat Melayu sangatlah mulia (321) katiga kang lenggah mantri/ Makan berhadap-hadapan ini adalah kegiatan makan

among cundaka kang sêpuh/ bersama kedua pengantin disaksikan oleh para sesepuh c. Upacara Menyembah kalih Nyai Madusari/ keluarga yang dilakukan di depan pelaminan. Makan berhadap- Upacara menyembah adalah upacara yang dilakukan Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) hadapan dimulai dengan kedua pengantin bersuap-suapan. kedua pengantin dengan cara membungkukkan badannya atau Tangan pengantin wanita yang berisi nasi dipegangkan oleh mencium tangan dan kaki orang tua. Upacara menyembah ini Terjemahan: Mak Andam disuapkan ke mulut pengantin laki-laki dan tidak hanya dilakukan kepada orang tuanya saja, melainkan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ dilakukan berkali-kali. Setelah itu, pengantin wanita dituntun juga orang tua dari pasangannya sebagai bentuk penghormatan tiga orang yang duduk adalah mantri/ oleh Mak Andam meladeni suaminya makan dimulai dengan dan wujud ungkapan terima kasih atas jasa mereka kepada kita Among Cundaka yang tua/ mencuci tangan, mengambilkan nasi dan lauk pauknya, selama ini. Selain itu, upacara menyembah ini tidak terlepas kedua Nyai Madusari/ memberi minum, dan mencucikan kembali tangannya.Tidak dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya dan Nyai Mangunsih// ada makanan dan minuman yang wajib disediakan, semua berlipat ganda. Upacara menyembah ini dilakukan dengan tergantung pada kemampuan dan daerah masing-masing. bimbingan Mak Andam di hadapan sanak saudara lainnya. Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. Biasanya, makanan dan minuman yang disajikan adalah Upacara menyembah yang dilakukan di dalam teks Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang makanan khas di daerah tersebut. Kegiatan makan bersama ini SPKTS tidak dilakukan oleh Tik Sing dan Nyonyah Kim bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan melambangkan bentuk pengabdian seorang istri kepada kepada orang tua mereka, melainkan kepada Tengku Putri. yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara suaminya. Kapitan Lela Mangindra juga melakukan upacara menyembah berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Setelah upacara menyembah, Tengku Putri kepada Tengku Putri dengan cara meletakkan sepuluh jari di siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. mempersilahkan Tik Sing dan istrinya untuk duduk dan makan dadanya. Sedangkan Tik Sing dan Nyonyah Kim menyembah Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit berhadap-hadapan dihadapan Kapitan, Nyonyah-nyonyah, kepada Tengku Putri dengan cara Cina yaitu dengan kaki dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Baba, dan seluruh orang yang hadir. Acara makan berhadap- bersila rapat dan meletakkan sepuluh jari di dada, lalu berdiri oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang hadapan ini juga dilakukan bersamaan dengan acara jamuan dan mengangkat tangan sambil menundukkan kepala. Mereka kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, makan bersama keluarga dan seluruh orang yang hadir. melakukan upacara menyembah dihadapan putra putri sultan, sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Makanan yang telah disediakan di antaranya adalah nasi nyonyah-nyonyah, dan seluruh keluarga Tengku Putri sebagai berastakona, juadah, dan berbagai panganan lainnya. Nasi

210 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 211 170380 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Disuruh sambut Engku Putri makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan bentukceritanya. penghormatan Pertunjukan kepadanya wayang sebagaiBali berakhir pemimpin pukul negeri dua atau Membenarkan adat kapitan Johari berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para orangbelas malam.yang memiliki kekuasaan di wilayah Kesultanan Johor, Raminya tidak lagi terperi tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Riau-Lingga, Pahang. Selain itu, sebagai bentuk ucapan terima Ada yang berjalan ada yang berlari telah dipersiapkan. kasih3. Malam atas Midodarènijasa-jasa dari diri Tengku Putri dan suaminya

Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini marhumDengan Sultan selesainyaMahmud Syah upacara III. siramanBerikut kutipanberarti putridalam raja teks Setelah sampai ke dalam kota sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton SPKTS.sudah selesai berhias, sudah segar dan bersih. Sejak itu, Sorak dan tampik gegak gempita yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara putri raja yang akan ditêtês mulai dipingit, dilayani, dan Disuruh lawa oleh mahkota têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di ditungguRasanya oleh parahati belaskerabat dan untuk kasihan melaksanakan midodarèni. Menghabiskan suka di dalam cita (315-316) antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan MalamMelihatkan sebelum berlangsungnyaistri sultan bangsawan upacara inti disebut malam

Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh midodarèni.Terkenangkan budi baginda tuan Lalu diberinya uang dan rupia pada 5 yaitu: DenganPada malam dia berkasih midodarèni-kasihan atau (13. setelah 328) acara siraman Baharulah lepas sekalian dia para kerabat mulai berdatangan, berjaga bahkan tidak tidur Rasanya hati terlalu raya Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ d.semalam Makan berhadapsuntuk. Seperti-hadapan yang terdapat pada pupuh V Adat Melayu sangatlah mulia (321) katiga kang lenggah mantri/ MegatruhMakan pada berhadap 15-16: -hadapan ini adalah kegiatan makan among cundaka kang sêpuh/ bersama kedua pengantin disaksikan oleh para sesepuh c. Upacara Menyembah kalih Nyai Madusari/ keluargaWontên ingkangyang dilakukan ngrarakit di ingdepan karyanipun/ pelaminan. Makan berhadap- Upacara menyembah adalah upacara yang dilakukan Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) hadapantuwin sowan dimulai Sang Sudengan Putri/ kedua pengantin bersuap-suapan. kedua pengantin dengan cara membungkukkan badannya atau Tangankang lagya pengantin sinêngkê wanitar wau/ yang berisi nasi dipegangkan oleh mencium tangan dan kaki orang tua. Upacara menyembah ini Terjemahan: MakGusti AndamKusumawardhani/ disuapkan ke mulut pengantin laki-laki dan tidak hanya dilakukan kepada orang tuanya saja, melainkan Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ dilakukansaha mêmangun berkali lêlados//-kali. Setelah itu, pengantin wanita dituntun juga orang tua dari pasangannya sebagai bentuk penghormatan tiga orang yang duduk adalah mantri/ oleh Mak Andam meladeni suaminya makan dimulai dengan dan wujud ungkapan terima kasih atas jasa mereka kepada kita Among Cundaka yang tua/ mencuciSarta ingkang tangan, kasukan mengambilkan ing dalêm agung/ nasi dan lauk pauknya, selama ini. Selain itu, upacara menyembah ini tidak terlepas kedua Nyai Madusari/ memberitan wus pangikêting minum, dan kardi/ mencucikan kembali tangannya.Tidak dari harapan agar berkah yang didapat pengantin nantinya dan Nyai Mangunsih// adapamardining makanan sarêngdan minuman dalu/ yang wajib disediakan, semua berlipat ganda. Upacara menyembah ini dilakukan dengan tergantungkalêres midadarèni/ pada kemampuan dan daerah masing-masing. bimbingan Mak Andam di hadapan sanak saudara lainnya. Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. Bisamiasanya, kasukan makanan pakuwon// dan ( SPTBminuman hal 15) yang disajikan adalah Upacara menyembah yang dilakukan di dalam teks Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang makanan khas di daerah tersebut. Kegiatan makan bersama ini SPKTS tidak dilakukan oleh Tik Sing dan Nyonyah Kim bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan melambangkanTerjemahan: bentuk pengabdian seorang istri kepada kepada orang tua mereka, melainkan kepada Tengku Putri. yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara suaminya. Kapitan Lela Mangindra juga melakukan upacara menyembah berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Ada yangSetelah mengatur upacara pekerjaannya/ menyembah, Tengku Putri kepada Tengku Putri dengan cara meletakkan sepuluh jari di siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. mempersilahkandan berkunjung padaTik Singputri/ dan istrinya untuk duduk dan makan dadanya. Sedangkan Tik Sing dan Nyonyah Kim menyembah Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit berhadapyang masih-hadapan disembunyikan dihadapan di suatu Kapitan, tempat/ Nyonyah -nyonyah, kepada Tengku Putri dengan cara Cina yaitu dengan kaki dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Baba,Gusti Kusumawardhani/dan seluruh orang yang hadir. Acara makan berhadap- bersila rapat dan meletakkan sepuluh jari di dada, lalu berdiri oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang hadapanserta melayani// ini juga dilakukan bersamaan dengan acara jamuan dan mengangkat tangan sambil menundukkan kepala. Mereka kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, makan bersama keluarga dan seluruh orang yang hadir. melakukan upacara menyembah dihadapan putra putri sultan, sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan MakananYang bersenang yang -senangtelah di disediakan Dalêm Agungdi antaranya/ adalah nasi nyonyah-nyonyah, dan seluruh keluarga Tengku Putri sebagai berastakona,tidak lupa menjalankan juadah, dan pekerjaan/ berbagai panganan lainnya. Nasi

210 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 211 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171381 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing berastakona adalah nasi yang disajikan dengan talam kuningan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan dikenal sebagai simbol budaya dan menjadi bagian tak bundar dalam bentuk tiga atau lima tingkatan ganjil yang terdiri berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para terpisahkan dalam adat istiadat Melayu, karena banyak dari dari tiga komponen pokok, yaitu nasi dari beras atau padi yang tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang upacara adat Melayu memakai sirih sebagai lambang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air, dan telah dipersiapkan. penghormatan, seperti upacara menyambut tamu, upacara buah-buahan yang tinggi di udara. Ketiga komponen tersebut Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini merisik dan meminang, upacara pernikahan, perngobatan menggambarkan hubungan keterikatan hidup manusia dengan sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton tradisional, dan lain-lain. Tradisi makan sirih sudah ada sejak tanah, air, dan udara. yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara zaman dahulu kala, lebih dari 3000 tahun yang lampau atau di Dahulu, nasi berastakona hanya dihidangkankan untuk têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di zaman Neolitik, hingga saat ini. Tradisi makan sirih dapat tamu kerajaan dan menjadi makanan khas di kalangan antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan memberikan manfaat untuk kesehatan, di antaranya adalah kesultanan. Kini, nasi bersatakona biasa disajikan dalam acara Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka di mulut, perkumpulan dan perkawinan. Nasi berastakona memiliki pada 5 yaitu: menghilangkan bau mulut, menghentikan pendarahan gusi, dan makna yang cukup penting yaitu sebagai simbol keakraban dan sebagai obat kumur (Mudra, 2006:22).Berikut kutipan dalam lambang penghormatan bagi tamu. Melalui sajian nasi Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ teks SPKTS. berastakona diharapkan persahabatan dan keakraban semakin katiga kang lenggah mantri/ terjalin (Sarman:2013). Selain makanan, Tengku Putri juga among cundaka kang sêpuh/ Setelah sudah minum dan makan menyediakan minuman berupa kahwa atau kopi untuk semua kalih Nyai Madusari/ Sirih pun pula dikaruniakan tamu-tamu yang hadir. Kahwa tersebut disajikan di dalam Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Sekalian nyonyah amat kesukaan cawan-cawan dan diletakkan di atas pahar (nampan besar) Melihatkan perintah Raja Bangsawan (18.368) perak. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. Terjemahan:

Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ e. Bersanding Lalu bertitah paduka rakna tiga orang yang duduk adalah mantri/ Acara bersanding merupakan acara inti dari sebuah Kapitan pergi naik peterakna Among Cundaka yang tua/ upacara perkawinan. Acara bersanding adalah menyandingkan Makan nasi berastakona kedua Nyai Madusari/ pengantin laki-laki dengan pengantin perempuan yang Sahaya berniat dari mulanya (18.389) dan Nyai Mangunsih// disaksikan oleh seluruh keluarga, sahabat, dan jemputan.

Kedua pengantin biasanya dihias terlebih dahulu menggunakan Tik Sing makan bersuap-suapam Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. pakaian yang bagus dan indah, terkadang memakai baju dari Kak Ipah dan Encik Jawa melainkan Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang daerah masing-masing. Baju daerah yang digunakan acara Makanlah ia tertib dan sopan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan pengantin di Kepulauan Riau bernama baju Teluk Belanga Dengan babanya bersama makan (18. 363) yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara untuk pengantin laki-laki dan baju Kurung untuk Pengantin

berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Perempuan. Setelah dihias, kedua pengantin didudukkan di Tengku menyuruhkan kepada Encik Jawa siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. pelaminan dan keluarga akan memberikan selamat serta do’a Nyonyah sekalian dikaruniakan kahwa Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit kepada pengantin. Inti dari kegiatan ini adalah mengumumkan Segala hidangan sudah dibawa dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan kepada khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah Nyonyah sekalian turun semua (18.364) oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang sebagai pasangan suami-istri.

kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Tengku Putri memerintahkan Encik Sida dan Encik Lela Sesudah selesai makan, Tengku Putri memberikan sirih sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Bestari untuk menghias Tik Sing dan istrinya. Tik Sing dihias untuk dimakan secara bersama-sama. Tradisi makan sirih menggunakan seluar (celana) panjang, kain, dan rantai. Tik

212 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 213 170382 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani berastakona adalah nasi yang disajikan dengan talam kuningan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan dikenalceritanya. sebagai Pertunjukan simbol wayang budaya Balidan berakhirmenjadi pukulbagian dua tak bundar dalam bentuk tiga atau lima tingkatan ganjil yang terdiri berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para terpisahkanbelas malam. dalam adat istiadat Melayu, karena banyak dari dari tiga komponen pokok, yaitu nasi dari beras atau padi yang tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang upacara adat Melayu memakai sirih sebagai lambang tumbuh di tanah, lauk pauk dari ikan yang hidup di air, dan telah dipersiapkan. penghormatan,3. Malam Midodarèni seperti upacara menyambut tamu, upacara buah-buahan yang tinggi di udara. Ketiga komponen tersebut Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini merisik Dengandan meminang, selesainya upacaraupacara siramanpernikahan, berarti perngobatanputri raja menggambarkan hubungan keterikatan hidup manusia dengan sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton tradisional,sudah selesai dan berhias, lain-lain. sudah Tradisi segar makan dan sirihbersih. sudah Sejak ada itu,sejak tanah, air, dan udara. yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara zamanputri raja dahulu yang kala, akan lebih ditêtês dari 3000mulai tahun dipingit, yang dilayani, lampau ataudan di Dahulu, nasi berastakona hanya dihidangkankan untuk têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di zamanditunggu Neolit olehik, para hingga kerabat saat untuk ini. melaksanakan Tradisi makan midodarèni. sirih dapat tamu kerajaan dan menjadi makanan khas di kalangan antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan memberikanMalam sebelum manfaat berlangsungnya untuk kesehatan, upacara intidi antaranyadisebut malam adalah kesultanan. Kini, nasi bersatakona biasa disajikan dalam acara Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh dapatmidodarèni. menguatkan gigi, menyembuhkan luka di mulut, perkumpulan dan perkawinan. Nasi berastakona memiliki pada 5 yaitu: menghilangkanPada malam bau mulut, midodarèni menghentikan atau setelah pendarahan acara siraman gusi, dan makna yang cukup penting yaitu sebagai simbol keakraban dan sebagaipara kerabat obat mulaikumur berdatangan,(Mudra, 2006:22) berjaga.Berikut bahkan kutipan tidak tidur dalam lambang penghormatan bagi tamu. Melalui sajian nasi Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ tekssemalam SPKTS. suntuk. Seperti yang terdapat pada pupuh V berastakona diharapkan persahabatan dan keakraban semakin katiga kang lenggah mantri/ Megatruh pada 15-16: terjalin (Sarman:2013). Selain makanan, Tengku Putri juga among cundaka kang sêpuh/ Setelah sudah minum dan makan menyediakan minuman berupa kahwa atau kopi untuk semua kalih Nyai Madusari/ WontênSirih ingkang pun pula ngrarakit dikaruniakan ing karyanipun/ tamu-tamu yang hadir. Kahwa tersebut disajikan di dalam Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) tuwinSekalian sowan Sang nyonyah Su Putri/ amat kesukaan cawan-cawan dan diletakkan di atas pahar (nampan besar) kang Melihatkanlagya sinêngkê perintahr wau/ Raja Bangsawan (18.368) perak. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. Terjemahan: Gusti Kusumawardhani/

Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ e.saha Bersanding mêmangun lêlados// Lalu bertitah paduka rakna tiga orang yang duduk adalah mantri/ Acara bersanding merupakan acara inti dari sebuah Kapitan pergi naik peterakna Among Cundaka yang tua/ upacaraSarta ingkang perkawinan. kasukan Acara ing dalêmbersanding agung/ adalah menyandingkan Makan nasi berastakona kedua Nyai Madusari/ pengantintan wus pangikêting laki-laki kardi/dengan pengantin perempuan yang Sahaya berniat dari mulanya (18.389) dan Nyai Mangunsih// disaksikanpamardining oleh sarêng seluruh dalu/ keluarga, sahabat, dan jemputan.

Keduakalêres pengantin midadarèni/ biasanya dihias terlebih dahulu menggunakan Tik Sing makan bersuap-suapam Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. pakaiansami kasukan yang pakuwon//bagus dan (indah,SPTB halterkadang 15) memakai baju dari Kak Ipah dan Encik Jawa melainkan Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang daerah masing-masing. Baju daerah yang digunakan acara Makanlah ia tertib dan sopan bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan pengantinTerjemahan: di Kepulauan Riau bernama baju Teluk Belanga Dengan babanya bersama makan (18. 363) yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara untuk pengantin laki-laki dan baju Kurung untuk Pengantin berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Perempuan.Ada yang mengatur Setelah pekerjaannya/dihias, kedua pengantin didudukkan di Tengku menyuruhkan kepada Encik Jawa siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. pelaminandan berkunjung dan keluargapada putri/ akan memberikan selamat serta do’a Nyonyah sekalian dikaruniakan kahwa Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit kepadayang masih pengantin. disembunyikan Inti dari kegiatandi suatu tempat/ini adalah mengumumkan Segala hidangan sudah dibawa dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan kepadaGusti Kusumawardhani/ khalayak umum bahwa pasangan pengantin sudah sah Nyonyah sekalian turun semua (18.364) oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang sebagaiserta melayani// pasangan suami-istri. kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Tengku Putri memerintahkan Encik Sida dan Encik Lela Sesudah selesai makan, Tengku Putri memberikan sirih sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan BestariYang bersenang untuk menghias-senang Tikdi Dalêm Sing danAgung istrinya./ Tik Sing dihias untuk dimakan secara bersama-sama. Tradisi makan sirih menggunakantidak lupa menjalankan seluar (celana) pekerjaan/ panjang, kain, dan rantai. Tik

212 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 213 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171383 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri Riau-Lingga, Dan Pahang Dalam Naskah Syair Perkawinan Kapitan Tik Sing Sing juga dipakaikan baju bintang emas bunga teratai dan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Sudah diandam disanggul pula dokoh (kalung) yang berantai. Selain itu, Tik Sing juga berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para Sanggul bernama kuntum bersila diberikan pending emas, gelang, sigar (cerutu) emas mangirna, tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Sangatlah kena sajak dan laila tajuk (mahkota) berjurai emas kencana, dan cincin zamrut intan telah dipersiapkan. Seperti Dewi Rabi Gemala (19.395-396) bidadari di jari kanan dan kiri. Setelah perhiasan tersebut telah Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini lengkap yang dikenakan, rupa Tik Sing pun terlihat seperti sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Simpulan pengantin Melayu. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa,

têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di upacara perkawinan adat Cina atau Tionghoa dan Melayu yang Dan pun akan Tengku Putri antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan didokumentasikan di dalam naskah SPKTS masih dilakukan Tik dipatut laki istri Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh oleh masyarakat Cina atau Tionghoa dan Melayu hingga Dipatut Encik Sida orang yang bahari pada 5 yaitu: sekarang. Tahapan-tahapan yang dijalani oleh Tik Sing dan Dengan Encik Bisik Lela Bestari Nyonyah Kim juga masih sesuai dengan enam upacara

Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ perkawinan Tiongkok. Akan tetapi, beberapa tahapan di Berseluar panjang berkain berantai katiga kang lenggah mantri/ antaranya telah mengalami sedikit perubahan atau variasi Bajunya bintang emas bunga teratai among cundaka kang sêpuh/ akibat dari pembauran dengan budaya setempat atau pengaruh Dikenakan dokoh dimasukkan rantai kalih Nyai Madusari/ zaman modern yang menuntut kepraktisan dan efesiensi waktu. Elok tiada lagi berbagai-bagai (19.379-380) Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Demikian juga dengan upacara perkawinan Tik Sing dan

Nyonyah Kim menggunakan adat Melayu, tahapan-tahapan Sedangkan Nyonyah Kim, ia diandamkan oleh Encik Terjemahan: yang dilakukan masih diterapkan oleh masyarakat Melayu Sani. Ia juga dipakaikan sanggul yang bernama kuntum bersila, Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ hingga saat ini. Jika terjadi perubahan, bukanlah perubahan kain berantai kuning, kida-kida emas yang berdering, pendapun tiga orang yang duduk adalah mantri/ yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa adat istiadat emas, gelang emas buah rambiga, dan cincin intan. Selain itu, Among Cundaka yang tua/ Melayu masih dipertahankan oleh komunitasnya yaitu telinganya juga dipasangkan anting-anting nila puspa. Pada kedua Nyai Madusari/ masyarakat Melayu di Kepulauan Riau. rambut nyonyah Kim dihias juga dengan gandik emas, takan dan Nyai Mangunsih// kundai, tajuk emas, kuncai emas, sanggul dililit rantai emas, dan gedabah emas. Kemudian, alisnya dialit, bibirnya dipalit, Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. mukanya dicukur, dan keningnya dipalit. Berikut kutipan dan Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang visualisasi pakaian Tik Sing dan Nyonyah Kim dalam teks bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan SPKTS. yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara

berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Adapun akan raja bangsawan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. Pengantin betina disuruh pakaikan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit Kepada Encik Sani disuruh andamkan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Di atas geta didudukkan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang

kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali,

sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan

214 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 215 170384 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Yovi Ersariadi Upacara Perkawinan Cina Dan Melayu Pada Masa Kesultanan Johor, Wening Pawestri ProsesiRiau -UpacaraLingga, DanTetesan Pahang dalam Dalam Serat Naskah Pemutan Syair Tetesipun Perkawinan Bandara Kapitan RadenTik SingAjeng Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani Sing juga dipakaikan baju bintang emas bunga teratai dan makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan ceritanya.Sudah Pertunjukan diandam disanggul wayang pula Bali berakhir pukul dua dokoh (kalung) yang berantai. Selain itu, Tik Sing juga berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para belas Sanggulmalam. bernama kuntum bersila diberikan pending emas, gelang, sigar (cerutu) emas mangirna, tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Sangatlah kena sajak dan laila tajuk (mahkota) berjurai emas kencana, dan cincin zamrut intan telah dipersiapkan. 3. MalamSeperti Midodarèni Dewi Rabi Gemala (19.395-396) bidadari di jari kanan dan kiri. Setelah perhiasan tersebut telah Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Dengan selesainya upacara siraman berarti putri raja lengkap yang dikenakan, rupa Tik Sing pun terlihat seperti sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Simpulansudah selesai berhias, sudah segar dan bersih. Sejak itu, pengantin Melayu. Berikut kutipan dalam teks SPKTS. yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara putri Berdasarkanraja yang akan uraian ditêtês di atasmulai dapat dipingit, disimpulkan dilayani, bahwa,dan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di upacaraditunggu perkawinan oleh para kerabat adat Cina untuk atau melaksanakan Tionghoa dan midodarèni. Melayu yang Dan pun akan Tengku Putri antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan didokumentasikanMalam sebelum berlangsungnya di dalam naskah upacara SPKTS inti disebutmasih dilakukanmalam Tik dipatut laki istri Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh olehmidodarèni. masyarakat Cina atau Tionghoa dan Melayu hingga Dipatut Encik Sida orang yang bahari pada 5 yaitu: sekarang.Pada Tahapan malam-tahapan midodarèni yang atau dijalani setelah oleh acara Tik siramanSing dan Dengan Encik Bisik Lela Bestari Nyonyahpara kerabat Kim mulai juga berdatangan, masih sesuai berjaga dengan bahkan enam tidak upacaratidur

Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ perkawinansemalam suntuk. Tiongkok. Seperti Akan yang tetapi, terdapat beberapa pada pupuhtahapan V di Berseluar panjang berkain berantai katiga kang lenggah mantri/ antaranyaMegatruh padatelah 15meng-16: alami sedikit perubahan atau variasi Bajunya bintang emas bunga teratai among cundaka kang sêpuh/ akibat dari pembauran dengan budaya setempat atau pengaruh Dikenakan dokoh dimasukkan rantai kalih Nyai Madusari/ zamanWontên modern ingkang yang ngrarakit menuntut ing kepraktisankaryanipun/ dan efesiensi waktu. Elok tiada lagi berbagai-bagai (19.379-380) Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Demikiantuwin sowan juga Sang dengan Su Putri/ upacara perkawinan Tik Sing dan

Nyonyahkang lagya Kim sinêngkê menggunakanr wau/ adat Melayu, tahapan-tahapan Sedangkan Nyonyah Kim, ia diandamkan oleh Encik Terjemahan: yangGusti dilakukanKusumawardhani/ masih diterapkan oleh masyarakat Melayu Sani. Ia juga dipakaikan sanggul yang bernama kuntum bersila, Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ hinggasaha mêmangun saat ini. lêlados//Jika terjadi perubahan, bukanlah perubahan kain berantai kuning, kida-kida emas yang berdering, pendapun tiga orang yang duduk adalah mantri/ yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa adat istiadat emas, gelang emas buah rambiga, dan cincin intan. Selain itu, Among Cundaka yang tua/ MelayuSarta ingkang masih kasukan dipertahankan ing dalêm agung/oleh komunitasnya yaitu telinganya juga dipasangkan anting-anting nila puspa. Pada kedua Nyai Madusari/ masyarakattan wus pangikêting Melayu di kardi/ Kepula uan Riau. rambut nyonyah Kim dihias juga dengan gandik emas, takan dan Nyai Mangunsih// pamardining sarêng dalu/ kundai, tajuk emas, kuncai emas, sanggul dililit rantai emas, kalêres midadarèni/ dan gedabah emas. Kemudian, alisnya dialit, bibirnya dipalit, Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. sami kasukan pakuwon// (SPTB hal 15) mukanya dicukur, dan keningnya dipalit. Berikut kutipan dan Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang visualisasi pakaian Tik Sing dan Nyonyah Kim dalam teks bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan Terjemahan: SPKTS. yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas Ada yang mengatur pekerjaannya/ Adapun akan raja bangsawan siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. dan berkunjung pada putri/ Pengantin betina disuruh pakaikan Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit yang masih disembunyikan di suatu tempat/ Kepada Encik Sani disuruh andamkan dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan Gusti Kusumawardhani/ Di atas geta didudukkan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang serta melayani// kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan Yang bersenang-senang di Dalêm Agung/

tidak lupa menjalankan pekerjaan/

214 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 215 170 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 171385 Yovi Ersariadi Wening Pawestri

Daftar Pustaka makanan berupa kupat gudheg. Para tamu membawakan Fathurahman, Oman. 2015. Filologi Indonesia: Teori dan berbagai macam hadiah untuk Gusti Nurul. Sembari para JUMANTARA Metode. Jakarta: Prenadamedia Group JURNAL MANUSKRIP NUSANTARA tamu menikmati hidangan, terdapat suguhan hiburan yang Haar, Ter. 1960. Asas-asas dan SusunanHukumAdat telah dipersiapkan. (terjemahan Soebakti Poesponoto K. Ng). Pradya Hiburan yang disajikan pada prosesi têtêsan ini Paramita: Jakarta. RUANG LINGKUP sangat beragam, antara lain Tari BedhayaSrimpi Karaton Hadikusuma, Hilman. 2007. Hukum Perkawinan Indonesia. JUMANTARA adalah jurnal ilmiah dengan fokus kajian naskah yang dilaksanakan pada saat acara siraman sebelum acara Bandung: Mandar Maju. Nusantara, menjadi jurnal pertama di Indonesia yang menyajikan têtêsan. Tarian tersebut ditarikan oleh tiga orang penari, di Munir Bin Ali. 1932. Tuhfat Al-Nafis: Karya Al-Marhum Raja karangan ilmiah dari bidang filologi, kodikologi, dan preservasi antaranya Mantri Among Cundaka, Nyai Madusari, dan naskah Nusantara. Redaksi menerima artikel hasil penelitian, Ali Haji Riau. Singapura: Malaysan Branch, Royal Nyai Mangunsih. Hal ini terdapat pada pupuh V Megatruh penilaian terhadap hasil penelitian, obituari tokoh, dan tinjauan Asiatic Society. pada 5 yaitu: buku. Hariyono. 1993. Kultur Cina dan Jawa: Pemahaman Menuju

Asimilasi Kultur. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Langên taya badhaya Srimpi kadhatun/ SYARAT DAN KETENTUAN Ishak, Hikmat. 2001. Warisan Riau: Tanah Melayu Indonesia katiga kang lenggah mantri/ Tulisan yang diusulkan untuk dimuat: yang Legendaris. Pekanbaru: Yayasan Riau. Belum pernah diterbitkan dan tidak sedang diajukan pada among cundaka kang sêpuh/ Junus, Hasan. 2002. Engku Puteri Raja Hamidah Pemegang penerbit manapun. kalih Nyai Madusari/ Regalia Kerajaan Riau. Pekanbaru: UNRI Press. Hak cipta karya tulis dipegang masing-masing pengarang Nyai Mangunsih sawiyos// (SPTB hal 32) Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2007. Masyarakat Melayu dan dengan kesadaran bahwa Perpustakaan Nasional berhak

Budaya Melayu dalam Perubahan. Yogyakarta: Balai menerbitkannya dalam versi cetak dan online dan pihak Terjemahan: Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu. lain diperbolehkan untuk mengutip, menyalin, mengunduh Tarian Bedhaya Srimpi Keraton/ dan membagikan untuk kepentingan pendidikan dan Koentjaraningrat, dkk. 2002. Manusia dan Kebudayaan di tiga orang yang duduk adalah mantri/ kepentingan lain yang bersifat nonkomersialdengan Indonesia. Jakarta: Djambatan. Among Cundaka yang tua/ memperhatikan kaidah-kaidah pengutipan. Koenjtaraningrat, dkk. 2007. Masyarakat Melayu dan Budaya kedua Nyai Madusari/ Jika artikel memuat gambar, tabel, diagram, dan Melayu dalam Perubahan. Yogyakarta: Balai Kajian dan Nyai Mangunsih// sejenisnya, yang sebelumnya pernah dipublikasikan pihak dan Pengembangan Budaya Melayu. lain, penulis artikel harus mendapatkan ijin dan persetujuan Lan, Nio Joe. 1961. Peradaban Tionghoa: Selajang Pandang. dari pemegang hak cipta atas gambar, tabel, atau diagram Mereka menari dengan lemah gemulai, sangat indah. Jakarta: Keng Po yang bersangkutan. Para tamu undangan terpukau melihatnya. Yang

bertanggung jawab untuk iringan adalah Mantri Karawitan PENULIS yang juga Lurah Kadipaten, Nyi Wignya Kastawa. Acara Penulis menyertakan identitas lengkap, meliputi jenjang pendidikan berlangsung dengan khidmat dan selesai pukul dua belas terakhir, kedudukan tetap, karya tulis yang dianggap penting, siang bersamaan dengan berhentinya suara gamelan. alamat surat elektronik pribadi, dan alamat lengkap yang mudah Malam harinya disajikan pertunjukan wayang kulit dihubungi. dari Bali dengan lakon Sri Bomantara yang merupakan oleh-oleh dari Gusti Jelantik yang berasal dari Bali. Wayang ALAMAT PENGIRIMAN kulit tersebut masih murni menggunakan bahasa bali, Tulisan dikirim melalui surat elektronik dengan alamat sehingga banyak orang yang tidak memahami jalan

216 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016 170386 Jumantara Vol. 7 No.2 Tahun 2016