JURNAL BUANA JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNP E-ISSN : 2615 – 2630 VOL- 4 NO- 5 2020

MORFOLOGI ALLUVIAL PLAIN DESA BUMIWANGI KECAMATAN CIPARAY

Aditya Al-Fikri Amanullah1*,Andiko Putra1,Agung Aprillian1, Afrillia Tri Cahyani1Chriswanti Pangestu1,Elfi Effendi1,Fernando Hero Alyandri1,Geny Handani Putra1,Syafrina1,Verdi Jainathul Khamsya1, Risky Ramadhan2 1 MahasiswaJurusan Geografi, FakultasIlmu Sosial, UniversitasNegeri Padang 2 Dosen Jurusan Geografi, FakultasIlmu Sosial, UniversitasNegeri Padang [email protected]

ABSTRAK Bandung Selatan adalah salah satu daerah yang termasuk kedalam Cekungan Bandung yang merupakan wilayah pegunungan.Gunungapi yang aktif maupun non aktif berderet di daerah ini, di antaranya Gn. Patuha, Gn. Wayang, dan Gn. Windu.Karena hal tersebut Bandung Selatan memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah, diantaranya sumber daya air, panasbumi, dan pertambangan.Sumber air berderet di sepanjang lereng utara dari gunung-gunung tersebut.Cisanti yang berada di kaki Gunung Wayang merupakan hulu Sungai Citarum yang menjadi sungai terpanjang di Jawa Barat. Kata kunci:Bandung Selatan; Cekungan Bandung; Sungai Citarum

ABSTRACT South Bandung is one of the areas included in the Bandung Basin which is a mountainous region. Active and non-active volcanoes line up in this area, including Mt. Patuha, Mt. Puppet, and Mt. Windu Because of this South Bandung has abundant natural resource potential, including water resources, geothermal resources, and mining. Water sources lined up along the northern slopes of the mountains. Cisanti at the foot of Mount Wayang is the headwaters of the which is the longest river in West . Keywords: South Bandung; Bandung Basin; Citarum River

Pendahuluan diidentikkan sebagai salah satu pusat Tanah Sunda atau yang dikenal bencana. Jika aktivitas vulkanisme sebagai Bumi Parahyangan memiliki gunungapi meningkat maka daerah kekayaan alam yang luar biasa. Di lain sekitarnya akan mengalami dampak pihak memiliki potensi bencana. Deretan secara langsung. gunungapi, baik yang masih aktif Bandung Selatan adalah salah satu maupun istirahat menjadi barikade atau daerah yang termasuk kedalam Cekungan pembatas utama dataran tinggi Bandung Bandung, yang merupakan wilayah yang berada dalam wilayah Cekungan pegunungan.Gunungapi yang aktif Bandung (Sulaksana, dkk., 2018). maupun istirahat berderet di daerah ini, di antaranya Gn. Patuha, Gn. Wayang, dan Di pinggiran Cekungan Bandung Gn. Windu.Karena hal tersebut Bandung terdapat deretan gunungapi aktif dan juga Selatan memiliki potensi sumber daya dilewati sesar-sesar aktif yang 910

alam yang melimpah, diantaranya sumber yang telah terangkat akan mengalami daya air, panasbumi, dan proses denudasi sehingga terbentuk bukit pertambangan.Sumber air berderet di – bukit dan dataran (peneplain) , proses sepanjang lereng utara dari gunung- pengankatan dan patahan akan gunung tersebut.Cisanti yang berada di menimbulkan zona – zona lemah kaki Gunung Wayang merupakan hulu sehingga akan terbentuk lembah-lembah Sungai Citarum yang menjadi sungai sungai dan penerobosan magma ke terpanjang di Jawa Barat. permukaan dalam bentuk kegiatan Bagi para peneliti yang berkecimpung vulkanisme yang menghasillkan batuan di bidang kebumian Cekungan Bandung vulkanik. Seperti yang membentuk merupakan suatu danau purba raksasa fisiogarfi Jawa Barat yang memiliki yang dikelilingi oleh gunungapi.Batuan karakteristik geologi terdiri dari yang berada di Cekungan ini tidak hanya pedataran alluvial, perbukitan lipatan dan berjenis batuan vulkanik, tetapi di bagian gunungapi. Secara fisiografi terbagi barat terdapat juga jenis batuan sedimen, menjadi 4 bagian (van Bemmelen 1949), yaitu batugamping yang dikenal sebagai yaitu : Formasi Rajamandala (Sudjatmiko, 1972).Pada bagian Bandung Barat memiliki sejarah dan potensi geologi yang menarik.Terdapat morfologi karst dan singkapan-singkapan batugamping yang dijadikan tempat wisata budaya dan geologi di daerah tersebut. Pola jangka panjang dalam vulkanisitas dan efek tektonik

menentukan sedimentasi regional dan pengembangan bantuan di wilayah Gambar 1 :Pembagian Fisiografi Jawa Barat Bandung yang lebih besar.Sedimentasi (Van Bemmlen, 1949)

fluvial dan pelapukan terjadi di 1) Zona (Pantai Utara) cekungan, sementara kisaran vulkanik selatan dan utara terbentuk secara Daerah ini terletak di tepi laut bertahap. Jawa dengan lebar lebih kurang 40

A. Kajian Teori Km terbentang mulai dari Serang sampai ke Cirebon. Sebagian besar 1. Kondisi Fisiografi Jawa Barat tertutupi oleh endapan alluvial yang terangkut oleh sungai – sungai yang Bentuk permukaan bumi yang bermuara di laut Jawa seperti Ci kita lihat sekarang merupakan hasil dari Tarum, Ci Manuk, Ci Asem, Ci suatu proses geologi sebagai tenaga Punagara. Ci Keruh dan Ci endogen dan pengaruh faktor cuaca Sanggarung . Selain itu endapan lahar sebagai tenaga eksogen yang dari Gunung Tangkuban Parahu, menyebabkan batuan mengalami proses Gunung Gede dan Gunung pelapukan . Dengan demikian daerah Pangranggo menutupi sebagai zona

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 911

ini dalam bentuk vulkanik alluvial fan sebagain besar terisi oleh endapan (endapan kipas alluvial) khususnya vulkanik muda produk dari gunung yang berbatsan dengan zona bandung. api disekitarnya . Gunung - gunung berapi terletak pada dataran rendah 2) Zona Bogor antara kedua zone itu dan merupakan Zona ini membentang mulai dua barisan di pinggir Zone Bandung dari Rangkasbitung melalui Bogor, pada perbatasan Zone Bogcr dan Purwakarta, Subang, Sumedang, Zone Pegunungan Selatan. Walaupun Kuningan dan Manjalengka. Daerah Zone Bandung merupakan suatu ini merupakan perbukitan lipatan depresi, ketinggiannya masih cukup yang terbentuk dari batuan sedimen besar, misalnya depresi Bandung tersier laut dalam membentuk suatu dengan ketinggian 650 – 700 m dpl. Antiklonorium, di beberapa tempat Zone Bandung sebagian terisi mengalami patahan yang diperkirakan oleh endapan-endapan alluvial dan pada zaman Pliosen-Plistosen vukanik muda (kwarter), tetapi di sezaman dengan terbentuknya beberapa tempat merupakan patahan Lembang dan pengankatan campuran endapan tertier dan Pegunungan Selatan. kwarter. Pegunungan tertier itu adalah : Zona Bogor sekarang terlihat a. Pegunungan Bayah (Eosen) yang sebagai daerah yang berbukit-bukit terjadi atas bagian Selatan yang rendah di sebagian tempat secara terlipat kuat, bagian tengah terdiri sporadis terdapat-bukit-bukit dengan atas batuan andesit tua (old batuan keras yang dinamakan Andesit)dan bagian Utara yang vulkanik neck atau sebagai batuan merupakan daerah peralihan dengan intrusi seperti Gunung Parang dan zone Bogor. Gunung Sanggabuwana di Plered b. Bukit di lembah Ci Mandiri dekat Purwakarta, Gunung Kromong dan Sukubumi, yang terletak pada Gunung Buligir sekitar Majalengka. ketinggian 570 - 610 m merupakan Batas antara zona Bogor dengan zona kelanjutan dari pegunungan Bayah. Bandung adalah Gunung Ciremai Antara Cibadak dan Sukabumi (3.078 meter) di Kuningan dan terdapat punggung-punggung yang Gunung Tampomas (1.684 meter) di merupakan horst, yang menjulang di Sumedang . atas endapan vulkanik daerah itu. Di 3) Zona Bandung sebelah Timur Sukabumi terdapat dataran Lampegan pada ketinggian Zona Bandung merupakan 700 - 750 m, yang mungkin seumur daerah gunung api, zone ini dengan plateau Lengkong di merupakan suatu depresi jika Pegunungan Selatan. dibanding dengan zona Bogor dan c. Bukit-bukit Rajamandala (Oligosen) Zona Pegenungan Selatan yang dan plateau Rongga termasuk ke mengapitnya yang terlipat pada dataran Jampang (Pliosen) di zaman tersier . Zona Bandung Pegunungan Selatan. Dibandingkan

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 912

dengan plateau Rongga, keadaan Gede (2.958 m) dan Gunung Raja- mandala lebih tertoreh-toreh Pangrango (3.019 m), yang oleh lembah. Plateau Rongga menjulang di tengah-tengah dataran. merupakan peralihan antara zone Bahan-bahan vulkanik tersebut Bandung dan Pegunungan Selatan bahkan tersebar di Iembah-lembah terletak pada ±1.000 m serta zone Bogor. merupakan bukit - bukit dewasa dan Depresi Bandung pada tua. Daerah ini melandai ke dataran ketinggian 650 — 675 m dengan Batujajar (650 m) di zone Bandung. lebar ±25 Km. merupakan dataran d. Bukit-bukit Kabanaran yang terletak alluvial yang subur, yang dialiri oleh di Timur Banjar zone Bandung itu sungai Ci Tarum. Dataran itu terletak Iebarnya 20- 40 km, terdiri atas antara dua deretan gunung berapi. Di dataran-dataran dan lembah-tembah. sebelah Utara pada perbatasan zone Bagian Barat merupakan Bogor tertetak Gunung Burangrang kekecualian, karena di sana tak yang tua (2.064 m), Gunung terdapat depresi dandaerahnya terdiri Bukittunggul (2.209 m) dan Gunung atas komplek pegunungan yang Tangkubanperahu yang muda (2.076 melandai dengan bukit-bukit rendah. m); dan pada perbatasan zone Pegunungan Selatan terletak Gunung Pegunungan itu telah tertoreh- Malabar (2.321 m) dengan beberapa toreh dan tererosikan dengan kuat, gunung berapi tua seperti Gunung sehingga merupakan permukaan yang Patuha (2.429 m) dan Gunung agak datar (peneplain). Peneplain itu Kendeng (1.852 m). terus melandai ke Barat ke Selat

Sunda. Di beberapa tempat di Selatan pantai lautnya curam Zone Bandung, terdiri atas: depresi Cianjur Sukabumi, depresi Bandung, depresi Garut dan depresi para ahli geologi menyebutnya sebagai cekungan antar pegunungan (cekungan intra montana). Depresi Cianjur letaknya agak rendah (459 m) dibandingkan dengan depresi Bandung. Tempat terendah Gambar 2 : Foto Citra Satelit terletak 70 m di atas permukaan taut. Kawasan bandung Di sebelah Bara, dekat zone Bogor terdapat kelompok gunung api, Zona Bandung memiliki dengan Gunung Salak (2.211 m) karakteristik banyak memiliki sebagai gunung berapi termuda, gunungapi baik yang sudah tidak aktif sedangkan di beberapa tempat seperti (gunungapi tipe B dan C) yang di Sukabumi, permukaannya tertutup ditandai dengan fumarol dan solfatara oleh bahan vulcanic dar( Gunung dan gunungapi yang masih aktif

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 913

(gunungapi tipe A).Gunungapi Agak ke Barat terletak dataran tersebut dapat berperan sebagai Tasikmalaya yang mempunyai penangkap hujan yang baik karena komplek gunung berapi tua, dengan material – material gunungapi bersifat gunung berapi muda Gunung porous sehingga dapat menjadi Galunggung (2.241 m) yang meletus daerah penyimpan air yang baik terakhir tahun 1982.Di sekitar Kota sumber yang potensial untuk sungai- Tasikmalaya terdapat bukit-bukit sungai disekitarnya. kecil yang sebagai pruduk letusan

Gunung Galunggung purba yang Di dataran Bandung terdapat membentuk morfologi Hillloc atau endapan rawa yaitu batuan lempung disebut juga Bukit Sepuluh Ribu (Ten yang kemudian tertutupi oleh Thausand Hill). endapan danau yang berumur resen, Di sebelah Timur Banjar, yaitu danau pra historis yang lembah Ci Tanduy itu terbagi dua terbentuk karena pengaliran air di oleh bukit Kabanaran.di bagian Barat Laut, terbendung oleh bahan Selatant sepanjang lembah Ci Tanduy vukcanik (pada kebudayaan dan menerus di bagian Utara melalui Neotithikum), dan selanjutnya kering Majenang bersambung dengan lagi karena Ci Tarum mendapat depresi Serayu di Jawa Tengah. pengaliran baru pada suatu celah sempit yang dinakamakan Sanghyang Tikoro di daerah bukit Rajamandala. Depresi Garut pada ketinggian 717 m merupakan daerah yang lebarnya ±50 km dan dikelilingi gunung berapi.Di sebelah Selatan terletak Gunung Kracak (1.838 m) yang tua dan Gunung Ci Kuray (2.821 m) yang muda. Di Gunung Gambar 3 : Foto citra satelit kawasan Papandayan (2.622 m) terdapat Gunung Galunggung

solfatara dan di Gunung Guntur 4) Zone Pegunungan Selatan. (2.249 m) terdapat aliran Iava yang telah membeku menyebar di lereng Pegunungan Selatan (menurut Gunung Calancang (1.667 m) di Pennekoek; Zone Selatan) terbentang Utara merupakan batas dengan zone mulai dari tetuk Pelabuhanratu Bogor. sampai Pulau Nusakambangan. Zone Depresi Lembah Ci Tanduy ini mempunyai lebar ±50 km, tetapi tertutupi oleh endapan alluvial, dan di bagian Timur menjadi sempit sporadis terdapat bukit- bukit dari- dengan lebar hanya beberapa km. batuan yang terlipat. Gunung Sawal Pegunungan Selatan telah mengalami (1.733 m) endapannya tersebar ke pelipatan dan pengangkatan pada sebelah Barat yang menutupi plateau zaman Miosen. dengan kemiringan Rancah, yang melandai ke Selatan. lemah ke arah Samudera lndonesia.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 914

Pegunungan Selatan dapat beberapa tempat dataran dikatakan suatu plateau dengan Lengkong terangkat lebih permukaan batuan endapan Miosen tinggi. Puncak tertinggi adalan Atas, tetapi pada beberapa tempat Gunung Malang (909 m). permukaannya tertoreh-toreh dengan b. Plateau Pangalengan (1.400 kuat sehingga tidak merupakan m) telah terangkat lebih tinggi plateau lagi. Sebagian besar dari daripada plateau Jampang dan pegunungan Selatan mempunyai plateau Karangnunggal. dataran erosi yang letaknya lebih Sungai Ci Laki di plateau rendah, disebut dataran Lengkong Pangalengan mengalir ke yang terletak di bagian Baratnya dan Selatan ke Samudera sepanjang hulu sungai Ci Kaso. Pada lndonesia. Di sebelah Barat waktu pengangkatan Pegunungan Laut terdapat plateau Ciwidey Selatan (Pleistosen Tengah) dataran - Gununghalu dengan sebuah Lengkong ikut terangkat pula, danau Telaga Patenggang, sehingga batas Utara mencapai yang mempunyai morfologi ketinggian ± 800 m dan bukit-bukit gunung longsor (depresi). pesisir mencapai ± 400 m. Di Sedangkan di bagian Utara pegunungan Selatan terdapat bagian- tertutupi oleh gunung berapi bagian Plateau Jampang, Plateau muda, misalnya Gunung Ma- Pangalengan dan Plateau labar. Karangnunggal. c. Plateau KarangnunggaL a. Plateau Jampang bentuknya Plateau inipun melandai ke khas sekali bagi Pegunungan Selatan dan di beberapa Selatan karena dibatas Utara tempat mempunyai topografi mempunyai escarpment, dan karst. Sungai Ci Wulan pegunungan itu melandai ke berhulu di zone Bandung Selatan. Plateau Pesawahan kemudian mengalir melintasi (menurut Pannekoek; Pegunungan Selatan ke Pegunungan Hanjuang) Samudera lndonesia. merupakan permukaan Sepanjang sungai itu terdapat Pliosen, yang telah terangkat. teras-teras lahar vulkanis. Di sebelah Selatan Plateau Di Tenggara Sukaraja Pesawahan terdapat suatu terdapat bukit Pasirkoja dataran yang lebih rendah dan setinggi 587 m. di daerah ini rata sekali yang disebut perbatasan antara zone plateau Jampang Selatan yang Bandung dan pegunungan mungkin dahulu dibentuk oleh Selatan (yang berupa flexure) abrasi waktu daerah tersebut tertimbun oleh endapan muda tergenang air laut. Dataran alluvial dan vulkanis. Di Lengkong letaknya 200 m sebelah Timur Gunung lebih rendah dari permukaan Bongkok (1.114 m), suatu plateau Pesawahan. Di bukit intrusi terdapat pula

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 915

escarpment sebagai batas letusan gunung api yang terendapkan plateau itu dengan lembah Ci sebagai formasi Jatibarang sementara. Tanduy di zone Bandung. Pada kala Eosen, Jawa Barat berada pegunungan Selatan itu di pada kondisi benua, yang ditandai Timur tertimbun dataran oleh ketidakselarasan, tetapi alluvial yang sempit, karena Rajamandala-Sukabumi merupakan sebagian masuk ke laut dan area terestial fluvial dimana hadir berakhir di dekat Pulau formasi Gunung Walat yang mengisi Nusakambangan.Berdasarkan depresi interarc basin. definisi para ahli dan Pada kala Oligosen Awal perundang-undangan di atasa, ditandai oleh ketidaklarasan pada dapat ditarik kesimpulan puncak Gunung Walat berupa bahwa kota adalah suatu konglomerat batupasir kwarsa, yang kawasan non pertanian/non menunjukan suatu tektonik uplift agricultural, yang lahannya diseluruh daerah. Pada kala oligosen terbatas, kepadatan penduduk akhir diawali dari transgesi marin, tinggi, dan terdapat dinamika yang terbentuk dari selatan-timur social ekonomi yang komplek. (SE) ke arah utara-timur (NE). Bogor Through berkembang ditengah Jawa barat yang memisahkan off-shelf 2. Kondisi Geologi Jawa Barat platform di selatan dari Sunda shelf di Jawa Barat sebagai bagian utara.Pada tepi utara platform ini reef dari Pulau Jawa merupakan pulau formasi Rajamandala terbentuk yang terluar dari busur selatan Asia, didahului oleh pengendapan serpih disamping itu dengan adanya karbonatan formasi Batuasih. Kala ini penunjaman ini maka Pulau Jawa juga diendapkan formasi Gantar pada memiliki kondisi geologi yang unik bagian utara yang berupa terumbu dan rumit.Pada jaman pra tersier Jawa karbonat dan berlangsung selama Barat merupakan kompleks melange siklus erosi dan trangesi yang yaitu zone percampuran antara batuan berulangkali, pada waktu yang sama kerak samudra dengan batuan kerak terjadi pengangkatan sampai Meosen benua. Terdiri dari batuan metamorf, Awal bersamaan dengan aktivitas vulkanik dan batuan beku, yang vulkanik yang menghasilkan struktur diketahui hanya dari data pemboran lipatan dan sesar dengan arah barat dibagian utara laut Jawa barat daya timur laut. (Martodjojo,1984) Pada kala Meosen yaitu Pada Tersier awal (peleosen) setelah formasi Rajamandala terbentuk kompleks melange pada terbentuk maka pada cekungan Bogor barat daya Jawa barat (Teluk diisi oleh endapan turbidit dan Cileutuh) yang diduga sebagai bagian volcanic debris.Sementara pada zona penunjaman ke arah Jawa bagian selatan diendapkan formasi Tengah. Di sebelah utara Jawa Barat Jampang dan Cimandiri.Di sebelah mulai diendapkan produk hasil utara diendapkan formasi Parigi dan

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 916

formasi Subang.Pengangkatan kala utara Bandung berarah timur-barat, Meosin tengah diikuti oleh perlipatan semakin ke barat maka struktur dan pensesaran berarah barat- berarah umum barat daya.Struktur ini timur.Pliosen Akhir mengalami diakibatkan oleh aktivitas tektonik pengangkatan yang diikuti oleh yang berlangsung selama pelipatan lemah, zona Cimandiri Kuarter.Sementara itu di dataran mengalami pensesaran Jakarta mempunyai struktur dengan mendatar.Sementara itu berlangsung arah utara-selatan. Di Jawa barat pengendapan formasi Bentang daerah tengah arah struktur sekitar Pada zaman kuarter peristiwa N75oE yang di tunjukkaan oleh geologi banyak diwarnai oleh Tinggian Rajamandala aktivitas vulkanisme sehingga pada Pengangkatan pada Pliosen seluruh permukaan tertutupi oleh akhir yang diikuti oleh perlipatan satuan produk gunung api. Daerah lemah.Pada formasi Bentang Bandung mengalami penyumbatan sehingga batuan pada formasi ini sungai Citarum oleh lava erupsi relatif memeliki kemiringan lapisan Tangkuban Perahu sehingga yang landai, selanjutnya diikuti tergenang oleh air dan terbentuk dengan kegiatan tektonik sehinnga Danau Bandung. Selama tergenang Zone Cimandiri mengalami maka daerah Bandung dan sekitarnya pensesaran mendatar yang seperti Padalarang dan Cimahi mempunyai arah sekitar N45oE banyak terbentuk endapan-endapan memotong struktur terdahulu. danau. Sampai akhirnya Danau Bandung bocor di daerah gamping Metode Penelitian Sang Hyang Tikoro dan selama itu Metode penelitian adalah ilmu terendapkan lagi produk-produk yang memperbincangkan metode- gunung api dari Tangkuban Perahu. metode ilmiah dalam mengali Struktur regional Jawa Barat kebenaran pengetahuan (Pabundu memiliki empat pola struktur akibat Tika, 2005).Sedangkan metode adanya empat aktifitas tektonik yaitu : penelitian geografi adalah pelajaran Struktur perlipatan dan pensesaran yang menjelaskan tentang metode- yang mempunyai arah barat ke timur. metode ilmiah untuk mengkaji dan Diakibatkan oleh pengangkatan yang mengembangkan pengetahuan yang berlangsung selama Miosen tengah menyangkut permukaan bumi dan Struktur perlipatan dan pensesaran lingkungannya, baik lingkungan fisik yang mempunyai arah sekitar N45oE. maupun social (pabundu Tika, 2005).

Struktur ini diakibatkan oleh Metode yang digunakan dalam pengangkatan yang disertai oleh penelitian ini adalah metode volkanisme pada Oligosen akhir deskriptif yang bertujuan sampai Miosen awal untukmenggambarkan keadaan atau Struktur di sebelah timur Jawa fenomena serta mengetahui hal-hal Barat mempunyai arah sekitar yang berhubungan dengan keadaan N315oE, membentang ke barat di tertentu sesuai dengan fakta-fakta

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 917

yang tampak atau adanya di lapangan. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat gambaran atau lukisan Penelitian dilakukan di Desa secara sistematis, factual,danakurat Bumiwanggi, Kecamatan Ciparay, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat Kabuipaten Bandung, Provinsi Jawa populasi daerah tertentu (Suryana, Barat tanggal 8-11 Oktober 2019. 2010).

Berdasarkan pendapat di atas, Tabel 1. Alokasi Waktu Penelitian maka metode penelitian ini bertujuan untuk mendisripsikan morfologi Hari KEGIATAN alluvial plain yang terbentuk pada 1 2 3 4 Desa Bumiwanggi, Kecamatan Diskusi kawasan Ciparay, Kabupaten Bandung. penelitian Observasi dan wawancara Mengolah data

Pelaporan hasil

Sumber: Hasil Analisis

Gambar 4. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pendapat di atas, maka metode penelitian ini bertujuan Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian untuk mendisripsikan morfologi alluvial plain yang terbentuk pada Desa Bumiwanggi, Kecamatan Ciparay,

Kabupaten Bandung.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 918

Alat dan Bahan Penelitian Tabel 3. Bahan-Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu Tabel 2. Alat-alat Penelitian : Sumber: Hasil Analisis

No Bahan Kegunaan Sumber No Alat Kegunaan 1 Data spasial Untuk I Inageoportal

1 Laptop Untuk analisis data penelitian yaitu berupa mengetahui peta

dengan dan pembuatan peta. peta administrasi dan

software administrasi jaringan jalan di

ArcGIS dan peta Kelurahan

2 Ms.Excel Untuk menganalisis data jaringan jalan. Purus.

penelitian dalam bentuk tabel. 2 Citra Google Untuk Google

3 Kamera Untuk mengambil dokumentasi Earth memperoleh dat Earth

di lapangan. sekunder yang

4 Alat tulis Untuk mencatat hasil penelitian akan diolah.

5 GPS (Global Untuk mencatat koordinat objek Teknik Pengolahan Data Positioning penelitian. di lapangan guna

System) untuk penentuan titik sebaran Teknik pengumpulan data merupakan pada peta. GPS yang digunakan langkah yang sangat penting dalam adalah GPS essential yang penelitian, karena langkah ini sangat menentukan kualitas keabsahan dan didownload pada aplikasi kredibilitas hasil penelitian. Pengumpulan android. data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (pabundu tika, 2005). Teknik pengamatan ini digunakan untuk melihat karakteristik fisik permukiman di Kelurahan Purus berkaitan dengan parameter kawasan kumuh.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 919

2. Dokumentasi B. Deskripsi Fisik Morfologi Desa Dokumentasi yaitu mencari data Bumiwangi mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat Bukit Cula merupakan gawir atau kabar, majalah, notulen rapat, perasaan, punggungan perbukitan yang terbentuk agenda, dan sebagainya (Suharsimi dari proses pembekuan magma. Batuan Arikunto, 2006). Teknik dokumentasi Bukit Cula merupakan batuan beku dalam penelitian ini digunakan untuk andesit yang telah mengalami memperoleh data sekunder seperti; data perombakan.Pada zona perbukitan ini jumlah penduduk Desa Bumiwanggi dari terdapat struktur yang berbentuk kulit Kantor Desa Bumiwanggi. bawang (sphrenoidal weatheving). Pada bagian kaki gawir Bukit Cula Teknik Analisis Data terdapat perbukitan masyarakat yang Analisis adalah proses notabennya tidak cocok untuk kawasan penyederhanaan dan dalam bentuk yang permukiman karena kawasan ini lebih mudah untuk dibaca dan memiliki batuan yang labil dan lapuk diinterprtasikan (Masri Singaningrum, sehingga sangat rawan terjadinya longsor 1995). Teknik analisis data dalam dan gerakan tanah atau likuifaksi.Hal ini penelitian ini adalah kuantitatif dibuktikan dengan terdapatnya rumah persentase. yang telah mengalami kerusakan seperti keretakan pada dinding bangunan dan Hasil dan Pembahasan: lantainya amblas. A. Gambaran Umum Wilayah Sungai Cibaduyun merupakan sungai 1. Keadaan Fisis yang terbentuk pada zona sesar antara geoantiklin bukit bukit pasir dan Bukit Letak Astronomi dan batas Cula.Sungai ini terbentuk diantara Desa Bumiwangi memiliki luasan pegunungan vulkanik tua dan 504.6 hektar dan memiliki batas muda.Kawasan ini juga merupakan batas sebegai berikut : formasi antara batuan beku dengan Utara : Desa Sekar mekar alluvial.Pada hulu sungai Cibaduyun Selatan : Desa Mekarlaksana merupakan sumber mata air dan bersifat Barat : Desa Ciheulang akuifer yang baik, namun pada saat Timur : Desa Leutik dilakukan pengamatan sungai ditemukan dalam keadaan kering dan sumber mata 2. Kondisi Sosial airnya hanya memiliki debit kecil. a. Penduduk Keadaan kekeringan pada Sungai Jumlah penduduk Desa Cibaduyun disebabkan oleh berbagai Bumiwangi tahun 2019 bersumber factor yaitu : dari website Desa Bumiwanggi  Klimatologis adalah sebagai berikut: Keadaan kekeringan yang terjadi Laki-laki : 11.561 jiwa sekitar 4 bulan menyebabkan Perempuan : 10.795 jiwa kekeringan sungai dan mengecilnya Keseluruhan : 22.356 jiwa sumber mata air.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 920

 Vegetasi bagian yang lebih rendah membentuk Banyaknya tanaman yang telah tanah alluvial.

mongering atau bahkan mati C. Bentuk lahan Desa Bumiwanggi mengakibatkan sedikitnya air yang Berdasarkan hasil interpretasi citra tertahan pada tanah. maka didapatkan data sebagai berikut  Partisipasi Masyarakat : Lemahnya kesadaran masyarakat No Bentuk Lahan Luas dalam memberdayakan potensi sumber air tersebut sehingga tidak (Ha) siap jika terjadi musim kemarau. 1 Perbukitan/pegunungan 318.436 Sungai Cibaduyun yang merupakan bagian dari Hulu Sungai Citarum 2 Dataran Alluvial 186.166 memiliki banyak sumber mata air.Sumber mata air di hulu sungai ini muncul dari Sumber: Hasil Analisis celah-celah kekar batuan beku dari gawir- Berdasarkan bentuk lahan di Desa gawir Gunung Malabar yang Bumiwanggi, hanya terdapat dua bentukan mengelilinginya.Sungai Cibaduyun saat lahan utama yaitu bentuk lahan perbukitan pengamatan ditemukan dalam kondisi dan poegunungan dengan luasan 318,436 kering akibat dari kemarau panjang yang hektar dan bentuk lahan alluvial dengan luas melebihi 4 bulan. 186,166 dari total luas wilayah. Sungai Cibaduyun yang terletak persis di atas zona sesar dan pergantian litologi antara litologi batuan beku dengan litologi batuan sedimen. Akibat dari factor geologi ini mengakibatkan terjadinya proses tranportasi material- material batuan beku dan terendapnkan menjadi material lebih halus di bagian yang klebih rendah.

Alluvial plain merupakan bentuk Gambar 6.Peta Bentuk Lahan Desa satuan lahan yang terdapat pada daerah Bumiwanggi depresi berupa akumulasi material- material sedimen dari ukuran kasar D. Penggunaan Lahan Desa Bumiwanggi

sampai ke ukuran yang sangat Hasil pemetaanmenunjukan halus.Dataran alluvial adalah bentuk penggunaan lahan di Desa Bumiwanggi lahan datar besar yang dibuat dari sebagai berikut: pengendapan sedimen atau puing-puing jangka waktu lama oleh sungai dari dataran tinggi.Sedimen hasil pelapukan dan erosi kemudian di bawa oleh air dan angin dan kemudian terendapakan pada

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 921

Tabel 4. Penggunaan Lahan Bumiwangi Simpulan:

Alluvial plain merupakan bentuk No Penggunaan Lahan Luas (Ha) satuan lahan yang terdapat pada daerah 1 Perkebunan 320.318 depresi berupa akumulasi material-material sedimen dari ukuran kasar sampai ke ukuran 2 Sawah 89,864 yang sangat halus.Dataran alluvial adalah bentuk lahan datar besar yang dibuat dari 3 Permukiman 94,420 pengendapan sedimen atau puing-puing jangka waktu lama oleh sungai dari dataran Sumber: Hasil Analisis tinggi.Sedimen hasil pelapukan dan erosi kemudian di bawa oleh air dan angin dan Berdasarkan data di atas, dapat kemudian terendapakan pada bagian yang disimpulkan bahwa penggunaan lahan di lebih rendah membentuk tanah aluvvial. Desa Bumiwanggi dominan berupa perkebunan dengan luas 320,318 hektar. Berdasarkan bentuk lahan di Desa Bumiwanggi, hanya terdapat dua bentukan lahan utama yaitu bentuk lahan perbukitan dan poegunungan dengan luasan 318,436 hektar dan bentuk lahan alluvial dengan luas 186,166 dari total luas wilayah sedangkan berdasarkan penggunaan lahan di Desa Bumiwanggi dominan berupa perkebunan dengan luas 320,318 hektar.

Berdasarkan bentuk lahan dan penggunaan lahan di Desa Bumiwanggi, Kecamatan Ciparay dapat disimpulkan bahwa pemfaatan morfologi alluvial plain Gambar 7. Peta Penggunaan Lahan Desa pada wilayah ini didominasi oleh penggunaan lahan untuk permukiman dan Bumiwangi kawasan pertanian.

E. Pemanfaatan Alluvian Plain Desa Bumiwanggi

Berdasarkan bentuk lahan dan penggunaan lahan di Desa Bumiwanggi, Kecamatan Ciparay dapat disimpulkan bahwa pemfaatan morfologi alluvial plain pada wilayah ini didominasi oleh penggunaan lahan untuk permukiman dan kawasan pertanian.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630 922

Daftar Rujukan:

Bemmelen,R.W.Van.,1949,The Geology , Tha Hague Martinus Brahmantyo, Budi.,2005, Geologi Cekungan Bandung, Departemen Teknik Geologi ITB Sudjatmiko.,1972 Peta Geologi Lembar Cianjur, Direktorat Geologi Bandung Sudradjat, Adjat.,1992, Jawa Barat Selatan Sebagai Potensi Yang Terpendam, Direktorat Jendral Geologi Dan Sumberdaya Mineral Departemen Pertambangan dan Energi Silitonga, P.H., 1973. Peta Geologi Lembar Bandung, Jawa Skala 1 ; 100.000. Direktorat Geologi , Bandung Sampurno.,1976, Geologi Daerah Longsor Jawa Barat, Geologi Indonesia, V 3(1),hal 45-52 Pabundu Tika, Moh 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Jurnal Buana – Volume-4 No-5 2020 E-ISSN : 2615-2630