Etika Mei 2018 1 Kolom Yosep Adi Prasetyo: Kompetensi Wartawan Ada Banyak Orang Merasa Sudah Menjadi Wartawan Hanya Karena Mengantongi Kartu Pers
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Etika Mei 2018 1 Kolom Yosep Adi Prasetyo: Kompetensi Wartawan Ada banyak orang merasa sudah menjadi wartawan hanya karena mengantongi kartu pers. Celakanya, kartu pers bisa dibuat siapa saja. Termasuk oleh wartawan jadi-jadian atau abal-abal. Hanya dengan berbekal foto diri, orang bisa datang ke tempat foto kopi atau tempat pencetakan foto untuk dibuatkan kartu identitas. artawan adalah sebuah media yang kemudian lebih dikenal nerjanya secara professional. Secara profesi. Untuk menekuni sebagai media abal-abal. Hal ini sederhana, uji kompetensi bertujuan profesi sebagai wartawan juga ditambah dengan mudah dan untuk menjadikan seluruh wartawan W seseorang harus memi- Indonesia memiliki kompetensi, yang liki pengatahuan (knowledge), men- bisa diketahui dengan melakukan cakup pengetahuan tentang jurna- pengukuran atau ujian. lisme, pengetahuan umum, dan Profesi wartawan dituntut pengetahuan khusus sesuai bidang memiliki sertifikasi seperti halnya kewartawan yang bersangkutan. profesi lain. Ini penting untuk Seorang wartawan juga harus me- membedakan antara mereka yang miliki ketrampilan (skills) antara la- sungguh-sungguh berprofesi war- in mencakup ketrampilan menulis, tawan, dengan yang praktisi, atau wawancara, riset, investigasi, ke- mereka yang hanya berpura-pura trampilan menggunakan peralatan. Yosep Adi Prasetyo menjadi wartawan dengan tujuan Dan, yang paling penting seorang murahnya pengelolaan media online mendapat keuntungan finansial wartawan harus memiliki kesadaran yang membuat ratusan dan mungkin dan berbagai kemudahan layaknya (awareness) yang mencakup kesa- ribuan media abal-abal memilih seorang wartawan. daran tentang kode etik jurnalistik, migrasi ke media online. Dewan Pers mencatat sudah kesadaran hukum terkait pers, je- Media-media jenis abal-abal sekitar 15 ribu wartawan mengikuti jaring, lobi, dan karir, ini mempekerjakan wartawan seca- uji kompetensi dalam tujuh tahun Kita tahu bahwa sejak refor- ra sembarangan. Tanpa pernah mem- terakhir ini. Dewan Pers mengawasi masi 1998 di mana media tak lagi berikan pelatihan dan pembeka- langsung pelaksanaan uji kompe- dikontrol oleh pemerintah dan siapa- lan ketrampilan jurnalistik. Pemilik tensi yang dikalsanakan 27 lembaga pun boleh membuat me-dia pers, media memberikan kartu pers yang uji. Dalam hal terjadi penyimpangan, telah terjadi ledakan pertumbu- dibuatnya sendiri. Para wartawan Dewan Pers dapat membatalkan han media. Booming pertumbuhan minus kompetensi inilah yang dan mencabut sertifikat dan kartu media sepertinya menumbuhkan oleh masyarakat disebut sebagai kompetensi wartawan yang ber- peluang bisnis baru. Ada banyak wartawan abal-abal. sangkutan pengusaha tergiur untuk mendiri- Pada Hari Pers Nasional 2010 Dalam peraturan yang ada di- kan perusahaan pers dan merekrut di Palembang, masyarakat pers sebutkan selain karena pelanggaran wartawan-wartawan dari berbagai mendeklarasikan Piagam Palem- kode etik, sertifikat dan kartu da- media untuk menjadi pemimpin bang. Menindaklanjuti hal itu, pat dicabut peserta uji kompetensi redaksi di perusahaan pers baru Dewan Pers bersama konstituen pa- itu memberikan dokumen karya mereka dengan gaji yang lumayan da 2011 mencanangkan peningkatan jurnalistik yang kemudian diketahui menggiurkan. kompetensi wartawan melalui uji tidak benar atau bohong. Apalagi jika Posisi pers dan profesi warta- kompetensi wartawan/jurnalis (UKW ternyata yang bersangkutan bukan wan yang strategis rupanya menjadi /J). Wartawan wajib memiliki ser- jurnalis, karena tidak menjalankan incaran baru untuk mendapatkan tifikat wartawan untuk menghadapi tugas jurnalistik. Usulan pencabu- uang secara mudah. Banyak mantan perkembangan jaman dan tuntutan tan sertifikat dan kartu kompeten- wartawan dan orang-orang yang masyarakat terhadap kualitas jur- si wartawan dapat dilakukan atas sama sekali tak punya pengala- nalistik dan industri media massa. masukan dari masyarakat, usulan man di bidang jurnalistik nekad Dengan sertifikat ini, diharapkan atau rekomendasi dari perusahaan mendirikan perusahan pers dengan para wartawan dalam melakukan pers, organisasi wartawan, atau atas modal dengkul. Hal inilah yang me- tugasnya dapat menunjukkan ki- temuan Dewan Pers. *** nyebabkan maraknya pertumbuhan 2 Etika Mei 2018 Opini Hendry Ch Bangun: Pentingnya Sertifikasi Kompetensi Wartawan Dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu, seorang pentolan organisasi wartawan mengatakan agar Dewan Pers tidak perlu menjadikan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) seolah-olah begitu penting sehingga terus menerus digaungkan ke masyarakat. Ada banyak elit wartawan di Jakarta yang berpandangan seperti itu. Dan bahkan ada pihak yang menggugat Dewan Pers agar membatalkan peraturan tentang sertifikasi sekaligus juga verifikasi media karena dianggap melanggar kemerdekaan pers. isa dimaklumi, masih banyak UKW, dengan demikian me- da, madya, utama, juga sudah yang belum faham tentang ngukur apakah seseorang yang memahami pesoalan etik dan hukum B urgensi Sertifikasi Kompe- bekerja sebagai wartawan, dengan terkait pers agar dapat lolos ujian. tensi Wartawan (SKW) dalam beberapa ukuran yang dibuat, sudah Mulai dari yang bersifat elementer realita media dan kewartawanan seperti sikap profesional terhadap saat ini. Peraturan Dewan Pers No. 1 narasumber, tidak mengintimidasi, tahun 2010, yang diperbarui dengan sikap berimbang, konfirmasi, sam- Peraturan Dewan Pers No. 4 tahun pai dengan sikap independen 2017 tentang Sertifikasi Kompetensi dan berpihak pada kepentingan Wartawan menyebut ada enam publik di tahapan yang lebih rumit. tujuan SKW. Bahkan, rambu-rambu tentang tidak Pertama, meningkatkan kuali- menerima suap, tidak menerima tas dan profesionalitas wartawan; imbalan terkait berita, tidak plagiat, Kedua, menjadi acuan sistem evalu- langsung dikaitkan dengan pen- asi kinerja wartawan oleh perusaha- cabutan kartu kompetensi, apabila an; Ketiga, menegakkan kemerde- itu dilakukan mereka yang lulus uji kaan pers berdasarkan kepentingan Hendry Ch Bangun kompetensi. publik; Keempat, menjaga harkat pantas disebut sebagai profesional, Hal seperti itu sungguh penting dan martabat kewartawanan seba- untuk tingkatan muda, madya, atau bagi wartawan dari media-media gai profesi penghasil karya intelek- utama. Semua wartawan pasti dapat kecil baik di kota maupun di daerah tual; Kelima, menghindarkan pe- menulis berita, tetapi apakah sudah tingkat dua, yang hampir tidak pernah nyalahgunaan profesi wartawan; Ke- sesuai standar? misalnya. disentuh pelatihan, sebab proses uji enam, menempatkan wartawan pada Wartawan profesional juga kompetensi sekaligus dijadikan juga kedudukan strategis dalam industri diharuskan memiliki perencanaan, sebagai proses berbagi pengetahuan pers. apakah dalam meliput suatu acara dan pengalaman dari pengujinya. Dari tujuan di atas dapat di- (untuk kelompok muda), atau Apa yang boleh dan tidak boleh, simpulkan beberapa hal. Produk membuat liputan investigasi atau ditularkan. jurnalistik adalah karya intelektual, indepth (untuk kelompok madya). Dilihat dari tujuan SKW, sehingga proses mulai dari menggali Ada banyak hal bersifat teknis, yang wartawan didudukkan dalam posisi informasi sampai menyiarkan dalam disebut sebagai pengetahuan atau strategis dalam industri media, tidak bentuk berita harus selalu melalui ketrampilan jurnalistik, yang sangat sekadar buruh, pekerja, yang sekadar kerja serius, berdasarkan fakta, dapat vital dimiliki wartawan profesional, komponen pelengkap. Dengan de- dipertanggungjawabkan, sehingga sebelum dia berhak mendapatkan mikian pemilik media tidak dapat kalaupun ada yang menggugat, pe- sertifikat dan kartu kompetensi. seenaknya menempatkan orang. Po- nyelesaiannya secara intelektual Dengan mengikuti uji kom- sisi vital newsroom harus diiisi oleh pula. petensi wartawan di level mu- orang yang memiliki kompetensi Etika Mei 2018 3 Opini sesuai tingkatannya. Promosi juga frekuensi publik di media penyiaran ngadaan barang atau pengerjaan memperhitungkan kompetensi, se- --harus dikelola orang yang memili- proyek. Kalau yang didatangi mau hingga manajemen harus menyi- ki kompetensi. Artinya orang yang bayar, beritanya tidak jadi. Ada apkannya orang itu agar sesuai memahami etik dengan segala pula yang ingin dibayar dalam ben- kemampuan jabatannya, tidak seca- praktiknya, agar publik mendapat tuk iklan tembak, pasang tanpa ra sembarang langsung menunjuk. informasi yang sesuai kebutuhannya. persetujuan. Kedudukan strategis sebaliknya Bukan informasi yang telah terpapar Satu kabupaten di Sumatra juga membuat manajemen tidak kepentingan tertentu. Utara memanfaatkan UKW untuk me- sembarang membuang orang-orang nyaring wartawan sungguhan yang mencari informasi untuk diberitakan dan wartawan yang hanya bertanya- tanya lalu mendapatkan amplop secara rutin. UKW dilakukan secara gratis, dari perkiraan biaya sekitar Rp 1 juta, dengan catatan setelah semua wartawan yang bisa meliput di wilayah itu ikut UKW maka hanya yang lulus dan kompeten yang dilayani Humas. Ternyata hanya 60% yang berani ikut UKW, lainnya takut karena sebenarnya tidak tahu membuat berita dan menjadikan status wartawan untuk cari makan dengan berbagai cara. Diseminasi informasi Dewan Pers dengan kalangan itu menun- jukkan mereka perlu sesuatu un- tuk menyaring mana wartawan sungguhan dan mana wartawan gadungan. Kartu kompetensi ada- lah ukuran yang sesuai aturan dan bertujuan ganda karena selain UKW – Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan pengembangan Profesi, Hendry Ch melindungi masyarakat sekaligus Bangun sedang memberi penjelasan tentang Uji Kompentensi Wartawan (UKW) di menunjukkan jatidiri