Laporan Hasil Penelitian

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Laporan Hasil Penelitian No.Reg. EBI/69/2015 LAPORAN HASIL PENELITIAN BANTUAN PENELITIAN KOMPETITIF KOLEKTIF DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI TAHUN 2015 JUDUL PENELITIAN CIREBON SEBAGAI DESTINASI WISATA: Potret Wisata Religi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat Disusun Oleh: KetuaTim: Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag NIP. 197506012005011008 / NIDN. 2006017501 IAIN Syekh Nurjati Cirebon Anggota: Dr. H. Edy Setyawan, Lc., MA NIP. 197704052005011003/ NIDN. 2005047701 IAIN Syekh Nurjati Cirebon Nursyamsudin, MA NIP. 197108162003121002 / NIDN. 20160871001 IAIN Syekh Nurjati Cirebon SURAT PERNYATAAN OTENTITAS Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag N I P : 19750601.200501.1.008 Pangkat/Golongan : Pembina/IVa Fakultas/Program Studi : Syari’ah dan Ekonomi Islam/Mua’malah Kluster : EBI Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian yang berjudul ”CIREBON SEBAGAI DESTINASI WISATA: Potret Wisata Religi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat” adalah betul hasil penelitian penulis sendiri, bukan skripsi, tesis, ataupun disertasi, tidak terkait dengan pihak lain, dan apabila hasil penelitian ini terbukti plagiasi dan duplikasi dari penelitian yang lain dan terkait dengan penelitian pihak lain, maka saya siap mempertanggungjawabkan dengan berbagai konsekuensi hukumnya termasuk mengembalikan seluruh dana yang telah diterimanya kepada Diktis Kemenag RI. Cirebon, Desember 2015 Ketua Peneliti, Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag NIP. 19750601.200501.1.008 ABSTRACT Tourism development is able to stimulate business activity to generate social benefits. cultural, and economic significance for the country. When tourism is well planned, it should be able to provide benefits to the community at a destination. Cirebon as a tourist city will face problems related to the development of the hotel business, in addition to the renovation of heritage sites or in the form of cultural heritage, and lack funds for infrastructure. On the other hand, the desire of tourists require the attention of the meeting the needs of businesses related to the completeness of the hotel, Cirebon also rich in tourism potential has not been a top choice for foreign tourists to visit tourist destinations. Research on the development of shariah in Cirebon tour is focused on two areas, namely tourist destinations in Cirebon and Cirebon. This study used a qualitative approach with the sample as snowball sampling technique. Informants were selected based on a number of research subjects to data collected tourist considered representative. Collecting data using in-depth interview techniques, exploration of events, news, and information from print and electronic media about in Cirebon, also data from relevant institutions related to tourism management policy. Then the data will be analyzed by processing the results of primary data by testing or examination of the degree of confidence of the data based on the technique of triangulation or checks through other sources, then formulated research conclusions. This study found that: Cirebon as a growing heritage tourism as the tourism industry. Tourism shari'ah is a form of development activity with a unique tour Cirebon as ne of the area for tourists who visit emphasizes excellent service to tourists in accordance with the provisions of shari'ah; shari'ah tourism development aims to increase economic activity in Cirebon with an integrated and holistic management with consideration destination attractiveness, transportation or accessibility aspects, aspects of the main and supporting facilities, and institutional aspects; tourist destinations in Cirebon still be an alternative destination or reapeter which is inversely proportional to Cirebon complete tourist treasures in the form of historical and cultural tourism, religious tourism, culinary tourism, and nature; and Cirebon as a tourist destination requires structuring local business centers as a form of creative economy that can improve the welfare of the community, the arrangement of the inn or hotel, and the arrangement of the area attractions are supported by an effective tourism marketing strategy, so as to promote Cirebon as a world tourist destination. Keywords: eligious tourism, religious heritage tourism, tourist destinations, tourists ABSTRAK Cirebon sebagai Destinasi Wisata: Potret Wisata Religi dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Masyarakat Cirebon memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi ekonomi kreatif yang dikelola oleh masyarakat dalam satu wilayah. Potensi ekonomi kreatif yang dimiliki Cirebon antara lain bidang pariwisata khususnya wisata religi, wisata budaya, aneka kuliner dan kerajinan yang dapat dikembangkan menjadi sektor ekonomi kreatif. Segmen pasar dari sejumlah produk yang dimiliki Cirebon cukup banyak mulai dari daerah Jakarta, Bandung, Tegal, Brebes, dan daerah di wilayah III Cirebon itu sendiri. Aktivitas pariwisata, khususnya wisata religi dan ekonomi kreatif yang berjalan secara terpisah dari sisi kebijakan pemerintah daerah, pelaksanaan program-program, dan strategi pengembangan destinasi wisata menjadikan masalah utama dalam pengembangan pariwisata di Cirebon. Penelitian tentang Cirebon sebagai destinasi wisata di Cirebon ini difokuskan pada dua tempat, yaitu destinasi wisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik sampel secara snowball sampling. Informan dipilih berdasarkan jumlah subyek penelitian pada tempat wisata hingga data yang dikumpulkan dianggap representatif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, eksplorasi peristiwa, berita, dan informasi dari media cetak dan media elektronik tentang wisata di Cirebon, juga data dari institusi terkait yang berhubungan dengan kebijakan pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemudian data akan dianalisis dengan mengolah hasil data primer dengan melakukan pengujian atau pemeriksaan derajat kepercayaan data berdasarkan teknik triangulasi atau pemeriksaan melalui sumber lainnya, kemudian dirumuskan kesimpulan penelitiannya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa Cirebon sebagai religious heritage tourism telah berkembang menjadi destinasi yang berupa industri pariwisata. Wisata religi merupakan bentuk pengembangan aktivitas wisata dengan keunikan Cirebon sebagai alah satu daerah kunjungan bagi wisatawan yang memiliki motivasi agama untuk berziarah dan wisatawan pada umumnya yang mengharapkan adanya pelayanan prima; pengembangan wisata religi dan ekonomi kreatif masyarakat bertujuan meningkatkan aktivitas ekonomi di Cirebon dengan pengelolaan secara terintegrasi dan holistik dengan memperhatikan aspek daya tarik destinasi, aspek transportasi atau aksesibilitas, aspek fasilitas utama dan pendukung, dan aspek kelembagaan; strategi pengembangan destinasi wisata di Cirebon masih menjadi destinasi alternatif yang berbanding terbalik dengan khazanah wisata Cirebon yang lengkap dalam bentuk wisata sejarah dan budaya, wisata religi, wisata kuliner, dan wisata alam. Karena itu Cirebon sebagai destinasi wisata memerlukan penataan sentra bisnis lokal sebagai bentuk ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penataan penginapan atau hotel, dan penataan daerah atraksi wisata yang didukung dengan strategi pemasaran pariwisata yang efektif, strukturisasi dan branding produk wisata, dan peningkatan dalam penyelenggaraan festival dan event, sehingga mampu mempromosikan Cirebon sebagai destinasi wisata dunia. Kata Kunci: wisata religi, religious heritage tourisme, destinasi wisata, wisatawan KATA PENGANTAR Kepariwisataan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan di Cirebon diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global, khususnya bagi masyarakat di Cirebon dan sekitarnya. Untuk mewujudkan wilayah Cirebon menjadi daerah tujuan wisata maka perlu dikembangkan upaya-upaya pemberdayaan seluruh potensi yang ada untuk ditampilkan sebagai atraksi wisata. Untuk itu perlu dilakukan eksplorasi kreatif guna mengenali potensi lain yang terpendam, sehingga dapat memperkaya khasanah daya tarik wisata di Cirebon. Tingkat keanekaragaman daya tarik akan sangat penting artinya bagi kelangsungan industri pariwisata di Cirebon. Semakin banyak jenis daya tarik yang ditawarkan akan semakin banyak pangsa yang akan dirambah dan akan lebih punya peluang "memaksa" wisatawan untuk tinggal lebih lama di Cirebon. Pembangunan pariwisata ini mencakup wisata budaya dan wisata religi. Karena itu, perlu dilakukan penelusuran awal untuk istilah-istilah wisata terkait, seperti wisata budaya, wisata, religi, heritage tourism, dan wisata syari’ah. Istilah terakhir ini, wisata syari’ah, memiliki dimensi keilmuan seiring dengan perkembangan ilmu-ilmu keagamaan yang terintegrasi dengan ilmu-ilmu lainnya dan juga menunjukkan bahwa istilah ini merujuk pada industri wisata yang dikembangkan sesuai dengan nlai-nilai syari’ah. Wisata budaya (culture tourism) merupakan wisata yang didalamnya mengandung nilai-nilai budaya dalam bentuk adat-istiadat sosial, tradisi keagamaan, dan berbagai macam ide tentang warisan budaya di suatu wilayah. Wisata budaya juga sebagai wisata pada dasarnya
Recommended publications
  • Sushi Buritto
    BAO SLIDER Chicken Slider 42 Pao bun, grilled chicken marinate, mixed vegie, speciality sauce Eggplant Schnitzel 37 Pao bun, bread crumb eggplant fried, mixed vegie, speciality sauce Pulled Jackfruit 40 Asian style sauted jackfruit served with hoi sin sauce Crunchy Crab Mentai 51 Deep fried soka crab served with mentai sauce and salad KOREAN Beef Bulgogi 53 Slices of korean marinated beef served with korean inspired slow TACOS Fried John Dory 48 Tempura dory fish with pinapple and spices sambal matah Korean Chicken Tacos 55 Spiced korean chicken served with sriraca slow Pulled Jackfruit Tacos 40 Asian style sauted jackfruit served with hoi sin sauce SAN Tempura Prawn 50 Black tiger prawn with spicy mayo dressing and wrapped in lettuce cocoon CHOY BAO Bang Bang Chicken 41 With crunchy slices and sesame dressing topped with coriander Eggplant Teriyaki 38 For the vegetarian GRAZING Japanese Karage 55 Japanese style chicken fried to perfection Korean Deep Fried Chicken 55 Boneless fried chicken drizzled with a spice korean sauce Sweet & Sticky Chicken 50 Korean style chicken drumstick fillet paired with a finger licking caramelized honey soys sauce and crushed peanut Spicy Chicken 55 Homemade chicken topped with fresh chilli and fried shallot Chicken Satay 41 Traditional style satay paired with peanut sauce and kerupuk Tuna Skewer 44 Pan seared tuna medium rare with sambal matah Fried Wonton Tacos 3 pcs 58 Tartare salmon, tuna, kingfish (House Speciality) Cheeseburger Spring Rolls 2pcs 50 Beef bulgogi combaine with cheese and pickles Gyoza
    [Show full text]
  • Efforts to Preserve Public Interest in Traditional
    Volume 1, Number 2, January, 2020 p-ISSN: 2777-0915 | e-ISSN 2797-6068 EFFORTS TO PRESERVE PUBLIC INTEREST IN TRADITIONAL CULINARY PRODUCTS IN ORDER TO IMPROVE THE COMMUNITY'S ECONOMY Askarno Universitas Kuningan E-mail : [email protected] Keywords Abstract Efforts to preserve traditional culinary are one Traditional form of protecting traditional culinary delights from the Culinary, Youth variety of western foods that enter Indonesia, especially in the Category, Adult Cirebon region. The goal is to preserve food that is rarely Category traded, even less demanded, therefore researchers want to design a right agarma scheme that still exists in the current era of modernization. This research method with quantitative Article Info methods with the number of respondents classified into 2 Accepted: categories, namely adolescents 12-21 and adults 22-35 years January, 4th 2020 so a total of 30 respondents. The results of this study are Revised: adolescent categories, taste, appearance and presentation January, 12nd 2020 are important in choosing a food. Meanwhile, the adult Approved: category chooses taste, appearance, price, distribution, image and presentation. Traditional culinary interest is an January, 14th 2020 identity of a region and has a cultural entity, that is, 56% of respondents in the youth category choose food because there are cultural values and beliefs in it, and 83% of respondents in the adult category say the same thing. Overall 67% of respondents or the majority of respondents chose food because of cultural values, beliefs. Constraints and the development of traditional food have been evaluated with the advice of researchers, one of which is promoting traditional food with online media, then changing the packaging as attractive as possible with a trademark as a characteristic, easy to remember.
    [Show full text]
  • Download Article
    Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28 1st International Conference on Tourism Gastronomy and Tourist Destination (ICTGTD 2016) Culinary Tourism Phenomenon in Cirebon Myrza Rahmanita, Rina Suprina H. Peri Puarag Sekolah Tinggi Pariwista Trisakti Universitas Tujuh Belas Agustus Jakarta, Indonesia Cirebon, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract— Enjoying a typical food in Cirebon is one of the fundamental component of a destination's attributes, adding to tourism activities carried out by the tourists when visiting the range of attractions and the overall tourist experience." Cirebon. Therefore, this study aims to determine the phenomenon of culinary tourism in Cirebon, especially from the The development of culinary tourism in Indonesia visitors’ perspective. Things observed among other are visitor including Cirebon is characterized by the rapid growth of characteristics, favorite typical food, the choice of places to taste restaurants and other food places with their own qualifications the food, and visitors opinion on matters related to culinary and characteristics. Various courses are offered ranging from tourism. The method used is descriptive method which aims to traditional regional specialties to the modern fast foods. depict the phenomenon under study. Data was collected using a However, we have not found a lot of information and research questionnaire where visitors were asked to fill it by giving a on the culinary tourism in Cirebon in terms of the purpose of check mark in the appropriate answers according to their people coming to the restaurants, which place to eat they opinion. The data were processed statistically by calculating the prefer, what activities they do and which elements play the frequency, mean value, standard deviation, and cross tabulation.
    [Show full text]
  • 207 Sega Jamblang, Icon Kuliner Pengembangan
    Collaborative Governance dalam Pengembangan Pariwisata di Indonesia SEGA JAMBLANG, ICON KULINER PENGEMBANGAN PARIWISATA KOTA CIREBON (DALAM PERSPEKTIF SEJARAH) Yoyon Indrayana1 dan Tri Yuniningsih2 Abstract Sega jamblang is said to have originated from a village in the west of Cirebon Regency, namely Jamblang village, Cirebon. Sega jamblang or in Indonesian means jamblang rice is white rice wrapped in teak leaves with various side dishes. According to the history that developed in the sega jamblang community began during the Kedondong War (1753-1773), the war of the Cirebon people against the Dutch invaders, or when the construction of the Anyer-Panarukan road (1809- 1810) was carried out by Daendels, the Governor General of the Netherlands at that time . While there is another history that tells that sega jamblang began when the construction of the first Sugar Factory was made in Cirebon in 1847. Traditional foods, including sega jamblang, play an important role in food security and independence. All types of traditional food are generally made with local potential, it is not possible to use imported raw materials. At present it is certain that almost every tourist who comes to visit the city of Cirebon in addition to enjoying the attractions, they also stop by to enjoy sega jamblang. Cirebon culinary is actually not only as clear, but there are still many others, such as; Empal Gentong, nasi Lengko, Gejrot tofu, Docang, Satay Sate, Koclok Noodle, and others, but of all the main goals are sega jamblang. Sega Jamblang has become a culinary icon for tourism development in the city of Cirebon. Keywords : Jamblang Rice, Kedongdong War, Anyer-Panarukan Road, Sugar Factory, Culinary Icons.
    [Show full text]
  • Kempinski Food Stalls
    Kempinski Food Stalls Kempinski Specialities APPETIZER & SOUP SMOKED AND MARINATED SALMON Smoked and home-made gravad lax with traditional condiments, sour cream, lemon, caper berries, chives, chopped boiled egg, blinis and toast ZUPA SOUP Creamy chicken soup with sliced mushrooms baked in puff pastry MIXED MUSHROOM SOUP WITH TRUFFLE OIL EN CROUTE Cream of wood land mushrooms, infused with truffle oil and baked with puff pastry ASEM ASEM DAGING SEMARANG Indonesian sweet and sour beef soup flavoured with carambola and tamarind, served with steamed rice BUBUR AYAM HI Hotel Indonesia’s famous rice porridge with curried chicken stock, deep-fried soy beans, fried garlic, fried shallots, abon, tong cai, spring onions, chakwe, celery, boiled quail egg satay, chicken liver satay, shredded curried chicken, chili sambal, salted soy sauce, sweet soy sauce, emping, krupuk SEAFOOD GINDARA IN FOIL Gindara fillet with soft tofu, glass noodles, vegetables and choice of teriyaki or XO sauce KING PRAWNS COOKED IN FOIL King prawn Tom Yam, glass noodles, straw mushrooms, lemongrass, kaffir lime leaves and chilli SALMON IN FOIL Salmon with teriyaki sauce, soft tofu, fish cake, shimeji mushrooms, spinach and Japanese pumpkin PRAWNS MORNAY (1 portion = 4 pieces) Fresh prawns baked in a rich cheese sauce SALMON EN CROUTE Fresh Salmon fillet baked in flaky puff pastry, served with lemon mayonnaise PAN FRIED SALMON Darne of fresh Tasmanian salmon pan fried to order, served with truffle potato KEMPINSKI PASTA STATION Two types of pasta prepared to order with wide
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN Cirebon Adalah Kota Yang Terletak Di Ujung
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon adalah kota yang terletak di ujung pantai utara Jawa Barat, lokasinya sendiri berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Tengah. Cirebon cukup terkenal dengan wisata budaya yang berupa keraton, kesenian tari topeng dan musik tarling ataupun batik Trusmi. Selain keanekaragaman budayanya, Cirebon juga memiliki keanekaragaman kuliner yang belum diketahui oleh masyarakat khususnya wisatawan domestik maupun wisatawan asing, seperti nasi lengko, nasi jamblang, empal gentong, tahu gejrot, docang, mie koclok, serta masih banyak lagi kuliner lainnya. Media informasi yang digunakan untuk memperkenalkan wisata kuliner di Cirebon masih belum cukup lengkap dan jelas dalam memberikan informasi kepada masyarakat khususnya mengenai kuliner yang ada di Cirebon. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan media yang dapat menjangkau masyarakat luas. 1.2 Rumusan Masalah Agar masyarakat dapat mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap, diperlukan sarana dan informasi untuk memperkenalkan wisata kuliner yang ada di Cirebon. Dalam hal ini, akan dibangun sebuah sistem yang dapat memenuhi kebutuhan akan informasi khususnya wisata kuliner yang ada di Cirebon berbasis web yang berisi informasi makanan khas, minuman, restoran, gambar, video, dan peta yang bisa menunjukan lokasi kuliner. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi, komputer adalah salah satu media yang sering dijadikan media promosi karena komputer memiliki kemampuan yang lebih dari media-media yang sering digunakan sebagai sarana promosi lainnya, kemampuan komputer yang bisa memberikan informasi tanpa terhalang oleh jarak dan waktu, seperti internet yang sangat potensial untuk dijadikan media promosi, sehingga dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat. 1.3 Ruang Lingkup Agar penulisan ini dapat mencapai sarana dan tujuan yang diharapkan, maka diberikan batasan-batasan pada pembuatan sistem informasi yang berisi sebagai berikut: 1.
    [Show full text]
  • (Plt) Di Smk Pgri 1 Sentolo 15 September
    KEGIATAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DI SMK PGRI 1 SENTOLO 15 SEPTEMBER – 15 NOVEMBER 2017 Jalan Raya Sentolo KM.18, Salamrejo, Sentolo, Kulon Progo HALAMAN JUDUL LAPORAN INDIVIDU Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan dalam Menempuh Mata Kuliah Praktik Lapangan Terbimbing Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Marwanti Disusun Oleh : Hesti Wulandari Pendidikan Teknik Boga 14511241003 PENDIDIKAN TEKNIK BOGA PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017 i ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan laporan PLT di SMK PGRI 1 Sentolo dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah PLT dimana bukti tertulis tentang pelaksanaan program PLT di SMK PGRI 1 Sentolo. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan bagi penyusunan laporan ini, terutama kepada: 1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Tim LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Dr. Marwanti, selaku Dosen Pembimbing Lapangan PLT. 4. Dra. Nur Aini Sulistyawati, selaku Kepala SMK PGRI 1 Sentolo yang telah memberikan izin dan mendukung program – program PLT. 5. Rusdi, S.Pd, selaku koordinator PLT yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pelaksanaan PLT. 6. Fiskha Ayuningrum, S.Pd, selaku guru pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama kegiatan PLT. 7. Seluruh Guru dan Karyawan SMK PGRI 1 Sentolo yang telah memberikan bimbingan, arahan dan informasi serta bantuan dalam pelaksanaan PLT. 8. Teman-teman mahasiswa kelompok PLT UNY SMK PGRI 1 Sentolo atas kerjasama dan kekompakannya.
    [Show full text]
  • HANDOUT Pembungkus Makanan Adalah Pembungkus/Wadah Dari
    HANDOUT Pembungkus makanan adalah pembungkus/wadah dari daun pisang yang digunakan untuk membungkus makanan. Biasanya dalam acara selamatan atau kenduri, pembungkus makanan dari daun pisang sebagai wadah atau pembungkus yang dimasukkan kedalam besek atau box. Daun pisang sering juga digunakan untuk pembungkus kue tradisional seperti kue Bugis, Lemper, Lopis, Mento, Jongkong Kopyor, dll. Selain pembungkus kue, bisa juga sebagai pembungkus Nasi Rames, Botok, Gadon, Pepes, dll. DAUN sebagai pembungkus makanan merupakan teknik memasak yang tergolong tradisional. Daun dipercaya memberi aroma tersendiri bagi bahan makanan yang dibungkusnya. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Umumnya barwarna hijau (mengandung klorofil) dan berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Di sini daun menjadi organ terpenting tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof abligat. Bentuk daun sangat beragam. Ada yang berupa helaian, tipis, atau tebal. Namun, daun yang sering dijumpai biasanya memiliki bentuk dasar bulat dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Dari berbagai bentuk daun, ada beberapa yang bisa dijadikan pembungkus makanan. Macam daun yang digunakan untuk membungkus: 1. Daun pisang Zat lilin yang melapisinya membuat daun pisang dapat menampung hidangan berkuah kental. Daun pisang pun memberi aroma sedap pada masakan. Daun ini dipercaya sebagai pembungkus alami yang serbaguna dan relatif mudah ditemukan. Daun pisang dapat digunakan untuk pembungkus beberapa jenis makanan, seperti lemper, tempe, nagasari, dan nasi bakar. Daun pisang akan semakin kuat dan elastis jika terlebih dahulu dipanaskan di atas api kecil atau dijemur, sehingga menjadi layu. Daun pisang yang cocok untuk membungkus makanan, adalah daun pisang raja, daun pisang batu, dan daun pisang kapok.
    [Show full text]
  • Strategi Pemasaran Dan Inovasi Produk Umkm Banana Keraton Dalam Menghadapi Mea
    STRATEGI PEMASARAN DAN INOVASI PRODUK UMKM BANANA KERATON DALAM MENGHADAPI MEA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Pada Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Disusun Oleh : AGUS NURROHMAN SIDDIK NIM. 14112210011 KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2017 M / 1438 H ABSTRAK AGUS NURROHMAN SIDDIK. 14112210011. “STRATEGI PEMASARAN DAN INOVASI PRODUK UMKM BANANA KERATON DALAM MENGHADAPI MEA”. SKRIPSI. 2017. Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), banyak faktor yang akan menjadi penghambat bagi UMKM. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sumber daya manusia pada UMKM yang kurang kompetitif untuk menghadapiMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kurangnya penggunaan teknologi dalam hal pemasaran dan inovasi produk. Imbas dari di berlakukannya MEA akan sangat berdampak bagi perkembangan UMKM di Indonesia, karena dengan diberlakukannya MEA, UMKM di Indonesia harus memiliki kreativitas dan inovasi pada usahanya, untuk dapat bersaing dengan para pengusaha dari negara-negara ASEAN ataupun bersaing dengan UMKM yang ada di Indonesia. Jika UMKM tidak dapat bersaing dengan produk asing yang masuk ke dalam pasar di Indonesia maupun pasar ASEAN, maka akan menyebabkan UMKM tersebut mengalami gulung tikar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hal ini dikarenakan penelitian ini memberikan gambaran atau penjelasan yang tepat secara objektif terkait keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi pada lokasi penelitian, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan pola pikir deduktif, yang bertujuan untuk memaparkan informasi-informasi secara langsung yang berhubungan dengan permasalahan- permasalahan yang ada pada objek penelitian dan mengoptimalkan permasalahan tersebut dengan berbagai teori yang berkaitan dengan permasalah tersebut.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon Adalah
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) serta dikenal dengan jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta– Cirebon– Semarang– Surabaya. Letak inilah yang menjadikan kota Cirebon sebagai salah satu tujuan wisata yang cukup strategis. Terlebih lagi saat ini kota Bandung yang selalu menjadi tujuan wisata sudah mulai padat dan diterpa kemacetan, maka kota Cirebon berpotensi besar sebagai alternatif pilihan destinasi wisata berikutnya di Jawa Barat. Destinasi wisata adalah suatu tempat yang penting untuk dikunjungi dengan batasan nyata atau jelas dan dalam waktu yang disignifikan (Ricardson dan Fluker dalam Pitana, 2009: 126). Bersumber dari data kunjungan wisatawan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, kota Cirebon mengalami kenaikan jumlah pengunjung selama enam tahun terakhir. Data terakhir menyebutkan pada tahun 2014 jumlah kunjungan mencapai 596.046. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 55.101 dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 540.946 kunjungan. Destinasi wisata juga menghasilkan produk wisata yang dapat dibeli dan dikonsumsi oleh wisatawan. Salah satunya adalah makanan atau kuliner. Potensi wisata kuliner khas Cirebon tak kalah penting dari potensi wisata seni dan budaya yang ada. Potensi kuliner ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kuliner khas dikenal juga dengan sebutan makanan atau pangan tradisional. Pangan tradisional adalah makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah dan etnik tertentu dan terbuat dari bahan-bahan lokal sesuai dengan selera masyarakat tersebut secara turun temurun mencakup makanan lengkap, camilan, dan minuman (Astawan, 2013: vii). Kuliner khas Cirebon yang telah banyak dikenal diantaranya 1 sega jamblang (nasi jamblang), sega lengko (nasi lengko), empal gentong, empal asem, docang, mie koclok, bubur sop ayam, dan tahu gejrot.
    [Show full text]
  • Laporan Individu Praktek Pengalaman Lapangan (Ppl)
    LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LOKASI SMK NEGERI 3 MAGELANG Jalan Pierre Tendean No 1 Magelang Disusun sebagai Laporan Akhir Mata Kuliah Lapangan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Semester Gasal Tahun Akademik 2016/2017 Periode 15 Juli – 15 September 2016 Disusun Oleh: RIO JENERO MUHAMAD B. NIM 13511241061 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN i ABSTRAK PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMK NEGERI 3 MAGELANG TAHUN 2016 Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh setiap mahasiswa S1 kependidikan. Kegiatan PPL ini bertujuan untuk memberikan pengalaman dan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan pada masyarakat, dalam hal ini adalah masyarakat sekolah. Pelaksanaan program PPL bagi mahasiswa kependidikan ini memiliki misi yang menyiapkan dan menghasilkan tenaga kependidikan (calon guru) yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan yang professional. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan di SMK Negeri 3 Magelang yang dimulai dari tanggal 15 Juli 2016 sampai dengan 15 September 2016 kegiatan yang dilakukan selama PPL antara lain: persiapan administrasi mengajar, penyusunan materi ajar baik teori maupun praktik, penyusunan dan pengembangan media pembelajaran, dan evaluasi. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan PPL adalah meningkatnya kemampuan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di bangku kuliah sekaligus semakin luasnya wawasan dan pengalaman tentang kegiatan pendidikan dan kegiatan lain yang menunjang kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah. Secara umum pelaksanaan program-program yang telah di susun dapat dikatakan terlaksana dengan baik dan lancar, walaupun ada sedikit hambatan. Namun hambatan tersebut dapat diatasi.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon Adalah
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu Kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) serta dikenal dengan jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta– Cirebon– Semarang– Surabaya. Letak inilah yang menjadikan Kota Cirebon sebagai salah satu tujuan destinasi wisata. Terlebih lagi saat ini Kota Bandung yang selalu menjadi tujuan wisata sudah mulai padat dan diterpa kemacetan, maka Kota Cirebon berpotensi besar sebagai alternatif pilihan destinasi wisata kuliner berikutnya di Jawa Barat. Nama Nasi Jamblang berasal dari nama daerah sebelah barat Kota Cirebon, tempat asal pedagang tersebut. Ciri has makanan ini adalah penggunaan daun jati sebagai bungkus nasi, penjualannya pun bersifat parasmanan. Nasi Jamblang memiliki berbagai makan variasi lauk antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, pregedel, sate kentang, telur dadar, telur goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe, cumi hitam. Rumah makan Nasi Jamblang yang paling terkenal di Kota Cirebon yaitu rumah makan Nasi Jamblang Ibu Nur. Nasi Jamblang Ibu Nur ini pada awalnya usaha kaki lima selama 2 tahun, setelah berjalan 2 tahun rumah makan ini menyewa tempat semi permanen selama 3 tahun. Selama perjalanannya rumah makan ini tidak lagi 1 Pengaruh Kualitas Produk…, Ikhwan Nugraha, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2018 menyewa tempat usahanya. akan tetapi membangun tempat usaha secara permanen sampai saat ini. Nasi Jamblang Ibu Nur juga sangat eksis di sosial media, untuk pelayanan di rumah makan Nasi Jamblang seorang pelayan memberi tempat duduk kepada tamu dan melayani kebutuhan mereka dari menyajikan buku menu, seorang pelayan harus sopan kepada konsumen dan mengantarkan pesanan sampai melakukan pembayaran, rumah makan Nasi Jamblang harus berusaha untuk dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
    [Show full text]