BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon Terletak
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon terletak didaerah pesisir pantai Pulau Jawa, Cirebon juga adalah salah satu kota di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Selain pusat kegiatan pemerintah , sosial politik, pendidikan dan kebudayaan yang beragam, Cirebon juga merupakan pusat kegiatan perekonomian yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan daerah ini sebagai daerah tujuan bagi wisatawan luar daerah maupun wisatawan dari mancanegara. Apalagi setelah rampungnya Pembangunan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang telah rampung dan dapat digunakan sejak 14 Juni 2015, sangat mempermudah akses dari Kota Jakarta menuju Kota Cirebon. Perjalanan yang awalnya membutuhkan waktu sekitar empat hingga enam jam dengan menggunakan kendaraan bermotor, kini dapat ditempuh hanya dua sampai tiga jam saja menggunakan fasilitas tol. Semakin mudahnya akses menuju Kota Cirebon memberikan efek langsung terhadap kota ini, dikutip dari Tempo.co dengan judul berita “Tol Cipali berpotensi dongkrak wisata Jawa Barat”: “Dampak beroperasinya Tol Cipali sudah terasa mendorong tingkat kunjungan wisata ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat”, ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar di Bandung, Rabu (6 Januari 2016). Ia menyebutkan, selain wisatawan Jabodetabek ke wilayah Cirebon dan Kuningan, juga arus wisatawan dari Jawa Tengah ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat meningkat. Dengan fakta tersebut, maka kesempatan untuk mengembangkan wisata dan memperkenalkan Tempat Wisata, Makanan serta Oleh-oleh Khas Cirebon cukup menghasilkan dampak yang baik untuk kedepanya. Kota Cirebon dapat menjadi alternatif penduduk ibu kota berlibur selama akhir pekan selain ke Bandung. Kota Cirebon memiliki banyak destinasi wisata yang khas dan menarik, seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kaprabonan dan Gua Sunyaragi. Ambisi Kota Cirebon tidak main-main untuk mengembangkan wisata daerahnya, Kota Cirebon bahkan berniat untuk mengejar Yogyakarta dan Bali dalam bidang Pariwisata. Dikutip dari beritasatu.com dengan judul berita “Cirebon Siap Kejar Pariwisata Bali dan Yogyakarta”, Cirebon, Jawa Barat, siap mengejar kemajuan pariwisata Bali dan Yogyakarta dengan cara pihak Keraton dan pemerintah daerah melakukan berbagai pembenahan. Cirebon memiliki jalur wisata sejarah, wisata kuliner, wisata bahari, wisata Keraton dan sebagainya. Pembuatan jalur wisata adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pariwisata yang ada, agar para wisatawan bisa nyaman dan dimanjakan. “Kalau pemerintah menginginkan peningkatan pariwisata mereka harus membuat jalur wisata bahari, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata keraton dan sebagainya. Tempat wisata, Peninggalan Kerajaan merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan, karena ditempat ini memiliki nilai sejarah tinggi yang pastinya akan menambah wawasan para wisawatan datang ke tempat tersebut. Ada banyak Keraton di Cirebon seperti Keraton kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan menjadi tujuan wisata favorit yang ada di cirebon. Tempat ini adalah satu cagar budaya yang berada di kota Cirebon yang harus dilestarikan. Bangunan keraton sangat megah dan memiliki unsur seni kebudayaan yang sangat tinggi. Selain itu Cirebon juga dikenal dengan keanekaragaman makananya yang banyak diminati oleh wisatawan ketika datang ke Cirebon seperti contohnya yaitu Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko, Mie Kocok, Docang, Sate Kalong, Teh Poci, Tahu Gejrot dan Kerupuk Mlarat. Rasanya kurang lengkap jika berkunjung ke Cirebon tanpa membeli oleh- oleh yang khas untuk teman, sahabat maupun sanak saudara, Cirebon memiliki banyak tempat berbelanja oleh-oleh khas seperti contohnya Kawasan Batik Trusmi yang merupakan tempat/sentral kerajinan batik Khas Cirebon ada batik Tulis, batik cetak hingga gantungan kunci dan cemilan ringan. Kemudian selain ada didaerah Trusmi Oleh-oleh Khas Cirebon dapat dijumpai dipasar Kanoman dan Pasar Pagi yang banyak toko-toko menjual berbagai macam Makanan Khas Cirebon, selain itu oleh-oleh khas cirebon dapat juga dijumpai disisi jalan raya provinsi jika wisatawan ingin kembali kedaerahnya masing-masing contohnya seperti Toko Daud yang berada di Jalan raya Kedawung arah luar kota cirebon. Beberapa Oleh-oleh Khas Cirebon yang sering dibawa oleh wisatawan biasanya Sirup Tjampolay, Terasi , Ikan asin, Kerupuk kulit dan manisan buah. Namun dalam berbagai kesempatan para wisatawan pastinya sering membawa oleh-oleh untuk keluarga maupun kerabat dekat seperti contohnya yaitu Kerupuk Melarat yang hanya dapat dijumpai bagi wisatawan yang sering berkunjung ke Cirebon memiliki proses pembuatan yang sangat berbeda dengan berbagai kerupuk lainnya. Menurut sejarah dari warga asli Cirebon bahwa penamaan kerupuk melarat ini dikarenakan dari proses yang sangat merakyat yaitu dengan menggunakan pasir yang telah diayak atau telah disangrai. Pasir tersebut pun digunakan sebagai bahan pengganti minyak dalam proses penggorengan kerupuk. Hal ini terjadi karena pada jaman penjajahan banyak masayrakat Cirebon yang tak mampu untuk membeli minyak goreng, sehingga masyarakat Cirebon pun berinisiatif untuk mencoba menggantikan minyak dengan pasir yang bahannya sangat mudah ditemukan. Tak hanya itu, keunikan dari kerupuk melarat ini terletak pada warna kerupuk yang memiliki ciri khas tersendiri untuk kerupuk biasanya diberi warna alami yaitu putih sementara kerupuk melarat ini diberi tiga warna khas yaitu putih, kuning dan merah jambu. Kerupuk Melarat ini juga sangat lezat apabila disandingkan dengan sambal khas Cirebon yaitu sambal terasi. Pengemasan pada Kerupuk Melarat ini sendiri biasa menggunakan plastik yang ditempel dengan label toko, kemudian diikat dengan tali rafia dan ditempatkan diatas toko oleh-oleh khas Cirebon, hal ini yang menjadi alasan banyaknya wisatawan mengurungkan niatnya ketika ingin membeli Kerupuk Melarat dan juga tidak adanya info yang tercantum pada kemasan tersebut dan juga komposisi bahan apa saja yang terkandung didalamnya. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam uraian di atas dapat diidentifikasikan masalah yang ada, yaitu: a. Kerupuk Melarat merupakan makanan khas cirebon, namun kurang diketahui oleh para wisatawan. b. Permasalahan yang dihadapi oleh produsen c. Teknik pengemasan yang masih standart produk rumahan. d. Aturan pencantuman komposisi, label halal, dan izin kesehatan tidak tercantum pada kemasan maupun label produk. e. Ukuran kemasan yang besar membuat konsumen mengurungkan untuk membeli Kerupuk Melarat. f. Kurangnya Media informasi untuk mempromosikan Kerupuk Melarat sebagai makanan dan oleh-oleh Khas Cirebon. 1.2.2 Rumusan Masalah Dalam tugas akhir ini, penulis merumuskan masalah yang akan diangkat, adalah: a. Bagaimana merancangan kemasan makanan Kerupuk Melarat sebagai Oleh-oleh Khas Cirebon. 1.2.3 Pembatasan Masalah Perancangan kemasan yang akan dibuat memfokuskan kepada remaja hingga orang dewasa yang sering atau sedang berkunjung ke daerah Cirebon Perancangan kemasan ini juga dapat berbentuk visual dengan berisikan konten tentang bagaimana memahami kesehatan dan pengetahuan akan kualitas kemasan yang baik dan tidak mengganggu ketika konsumen membawanya sebagai oleh-oleh serta membuat sebuah kemasan yang lebih informatif dan menarik minat konsumen. Segmentasi dari perancangan kemasan ini adalah remaja hingga orang dewasa yang mulai dari umur 16 - 40 tahun. Area yang dilakukan untuk mengimplentasikan perancangan kemasan ini berada di daerah perkotaan. 1.3 Ruang Lingkup 1.3.1 Apa Kerupuk Melarat merupakan makanan khas daerah cirebon yang sering dijumpai ketika melintasi Cirebon, menurut informasi bahwa penamaan kerupuk melarat ini dikarenakan dari proses yang sangat merakyat yaitu dengan menggunakan pasir yang telah diayak atau telah disangrai. 1.3.2 Siapa Segmentasi dari perancangan kemasan makanan kerupuk melarat ini tertuju untuk wisatawan. Konsetrasi lebih mengarah kepada kelompok remaja hingga dewasa, pria dan wanita usia 16-25 Tahun. Target berfokus pada masyarakat perkotaan dan kalangan menengah sampai keatas. 1.3.3 Kapan Pengumpulan data yaitu dimulai sejak Januari - April 2017 sedangkan untuk proses perancangan dimulai sejak Mei - Juli 2017. Dalam hal ini pengumpulan data lebih banyak dilakukan ditempat penjualan dan langsung kepada produsen kerupuk melarat. 1.3.4 Dimana Perancangan ini dilaksanakan di daerah Cirebon meliputi beberapa Tempat oleh-oleh khas Cirebon maupun tempat pembuatan produk kerupuk melarat dan dukungan langsung dari bapak suwandi selaku pemilik tempat produksi. 1.3.5 Kenapa Kurangnya daya beli konsumen terutama wisatawan terhadap produk kerupuk melarat sebagai oleh-oleh khas cirebon karena dari segi kemasan yang kurang menarik dan kurangnya infromasi apa saja yang terkandung didalamnya. 1.3.6 Bagaimana Dengan membuat sebuah kemasan yang berisi nilai-nilai yang biasa ada pada kemasan makanan yang layak dan lebih manarik lagi serta memiliki identitas visual sebagai ciri khas makanan Cirebon. 1.4 Tujuan Perancangan 1.4.1 Tujuan Khusus Merancang identitas visual pada kemasan Kerupuk Melarat, dengan tampilan yang lebih minimalis dan higienis sebagai oleh-oleh khas Cirebon. 1.4.2 Tujuan Umum a. Untuk mengembangkan UKM pengarajin Kerupuk Melarat yang ada di daerah Cirebon. b. Meningkatkan daya tarik Kerupuk Melarat sebagai oleh-oleh Khas Cirebon yang dipilih oleh wisatawan. c. Merancang kemasan yang aman dan ramah lingkungan. 1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Masyarakat Umum Agar wisatawan dapat mengenali kemasan yang lebih aman juga memberi kesan pertama yang kreatif dan mengesankan