BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon Terletak

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon Terletak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cirebon terletak didaerah pesisir pantai Pulau Jawa, Cirebon juga adalah salah satu kota di Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Selain pusat kegiatan pemerintah , sosial politik, pendidikan dan kebudayaan yang beragam, Cirebon juga merupakan pusat kegiatan perekonomian yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan pengembangan daerah ini sebagai daerah tujuan bagi wisatawan luar daerah maupun wisatawan dari mancanegara. Apalagi setelah rampungnya Pembangunan Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) yang telah rampung dan dapat digunakan sejak 14 Juni 2015, sangat mempermudah akses dari Kota Jakarta menuju Kota Cirebon. Perjalanan yang awalnya membutuhkan waktu sekitar empat hingga enam jam dengan menggunakan kendaraan bermotor, kini dapat ditempuh hanya dua sampai tiga jam saja menggunakan fasilitas tol. Semakin mudahnya akses menuju Kota Cirebon memberikan efek langsung terhadap kota ini, dikutip dari Tempo.co dengan judul berita “Tol Cipali berpotensi dongkrak wisata Jawa Barat”: “Dampak beroperasinya Tol Cipali sudah terasa mendorong tingkat kunjungan wisata ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat”, ujar Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar di Bandung, Rabu (6 Januari 2016). Ia menyebutkan, selain wisatawan Jabodetabek ke wilayah Cirebon dan Kuningan, juga arus wisatawan dari Jawa Tengah ke sejumlah destinasi wisata di Jawa Barat meningkat. Dengan fakta tersebut, maka kesempatan untuk mengembangkan wisata dan memperkenalkan Tempat Wisata, Makanan serta Oleh-oleh Khas Cirebon cukup menghasilkan dampak yang baik untuk kedepanya. Kota Cirebon dapat menjadi alternatif penduduk ibu kota berlibur selama akhir pekan selain ke Bandung. Kota Cirebon memiliki banyak destinasi wisata yang khas dan menarik, seperti Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kaprabonan dan Gua Sunyaragi. Ambisi Kota Cirebon tidak main-main untuk mengembangkan wisata daerahnya, Kota Cirebon bahkan berniat untuk mengejar Yogyakarta dan Bali dalam bidang Pariwisata. Dikutip dari beritasatu.com dengan judul berita “Cirebon Siap Kejar Pariwisata Bali dan Yogyakarta”, Cirebon, Jawa Barat, siap mengejar kemajuan pariwisata Bali dan Yogyakarta dengan cara pihak Keraton dan pemerintah daerah melakukan berbagai pembenahan. Cirebon memiliki jalur wisata sejarah, wisata kuliner, wisata bahari, wisata Keraton dan sebagainya. Pembuatan jalur wisata adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pariwisata yang ada, agar para wisatawan bisa nyaman dan dimanjakan. “Kalau pemerintah menginginkan peningkatan pariwisata mereka harus membuat jalur wisata bahari, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata keraton dan sebagainya. Tempat wisata, Peninggalan Kerajaan merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan, karena ditempat ini memiliki nilai sejarah tinggi yang pastinya akan menambah wawasan para wisawatan datang ke tempat tersebut. Ada banyak Keraton di Cirebon seperti Keraton kasepuhan, Keraton Kanoman, dan Keraton Kacirebonan menjadi tujuan wisata favorit yang ada di cirebon. Tempat ini adalah satu cagar budaya yang berada di kota Cirebon yang harus dilestarikan. Bangunan keraton sangat megah dan memiliki unsur seni kebudayaan yang sangat tinggi. Selain itu Cirebon juga dikenal dengan keanekaragaman makananya yang banyak diminati oleh wisatawan ketika datang ke Cirebon seperti contohnya yaitu Empal Gentong, Nasi Jamblang, Nasi Lengko, Mie Kocok, Docang, Sate Kalong, Teh Poci, Tahu Gejrot dan Kerupuk Mlarat. Rasanya kurang lengkap jika berkunjung ke Cirebon tanpa membeli oleh- oleh yang khas untuk teman, sahabat maupun sanak saudara, Cirebon memiliki banyak tempat berbelanja oleh-oleh khas seperti contohnya Kawasan Batik Trusmi yang merupakan tempat/sentral kerajinan batik Khas Cirebon ada batik Tulis, batik cetak hingga gantungan kunci dan cemilan ringan. Kemudian selain ada didaerah Trusmi Oleh-oleh Khas Cirebon dapat dijumpai dipasar Kanoman dan Pasar Pagi yang banyak toko-toko menjual berbagai macam Makanan Khas Cirebon, selain itu oleh-oleh khas cirebon dapat juga dijumpai disisi jalan raya provinsi jika wisatawan ingin kembali kedaerahnya masing-masing contohnya seperti Toko Daud yang berada di Jalan raya Kedawung arah luar kota cirebon. Beberapa Oleh-oleh Khas Cirebon yang sering dibawa oleh wisatawan biasanya Sirup Tjampolay, Terasi , Ikan asin, Kerupuk kulit dan manisan buah. Namun dalam berbagai kesempatan para wisatawan pastinya sering membawa oleh-oleh untuk keluarga maupun kerabat dekat seperti contohnya yaitu Kerupuk Melarat yang hanya dapat dijumpai bagi wisatawan yang sering berkunjung ke Cirebon memiliki proses pembuatan yang sangat berbeda dengan berbagai kerupuk lainnya. Menurut sejarah dari warga asli Cirebon bahwa penamaan kerupuk melarat ini dikarenakan dari proses yang sangat merakyat yaitu dengan menggunakan pasir yang telah diayak atau telah disangrai. Pasir tersebut pun digunakan sebagai bahan pengganti minyak dalam proses penggorengan kerupuk. Hal ini terjadi karena pada jaman penjajahan banyak masayrakat Cirebon yang tak mampu untuk membeli minyak goreng, sehingga masyarakat Cirebon pun berinisiatif untuk mencoba menggantikan minyak dengan pasir yang bahannya sangat mudah ditemukan. Tak hanya itu, keunikan dari kerupuk melarat ini terletak pada warna kerupuk yang memiliki ciri khas tersendiri untuk kerupuk biasanya diberi warna alami yaitu putih sementara kerupuk melarat ini diberi tiga warna khas yaitu putih, kuning dan merah jambu. Kerupuk Melarat ini juga sangat lezat apabila disandingkan dengan sambal khas Cirebon yaitu sambal terasi. Pengemasan pada Kerupuk Melarat ini sendiri biasa menggunakan plastik yang ditempel dengan label toko, kemudian diikat dengan tali rafia dan ditempatkan diatas toko oleh-oleh khas Cirebon, hal ini yang menjadi alasan banyaknya wisatawan mengurungkan niatnya ketika ingin membeli Kerupuk Melarat dan juga tidak adanya info yang tercantum pada kemasan tersebut dan juga komposisi bahan apa saja yang terkandung didalamnya. 1.2 Permasalahan 1.2.1 Identifikasi Masalah Dalam uraian di atas dapat diidentifikasikan masalah yang ada, yaitu: a. Kerupuk Melarat merupakan makanan khas cirebon, namun kurang diketahui oleh para wisatawan. b. Permasalahan yang dihadapi oleh produsen c. Teknik pengemasan yang masih standart produk rumahan. d. Aturan pencantuman komposisi, label halal, dan izin kesehatan tidak tercantum pada kemasan maupun label produk. e. Ukuran kemasan yang besar membuat konsumen mengurungkan untuk membeli Kerupuk Melarat. f. Kurangnya Media informasi untuk mempromosikan Kerupuk Melarat sebagai makanan dan oleh-oleh Khas Cirebon. 1.2.2 Rumusan Masalah Dalam tugas akhir ini, penulis merumuskan masalah yang akan diangkat, adalah: a. Bagaimana merancangan kemasan makanan Kerupuk Melarat sebagai Oleh-oleh Khas Cirebon. 1.2.3 Pembatasan Masalah Perancangan kemasan yang akan dibuat memfokuskan kepada remaja hingga orang dewasa yang sering atau sedang berkunjung ke daerah Cirebon Perancangan kemasan ini juga dapat berbentuk visual dengan berisikan konten tentang bagaimana memahami kesehatan dan pengetahuan akan kualitas kemasan yang baik dan tidak mengganggu ketika konsumen membawanya sebagai oleh-oleh serta membuat sebuah kemasan yang lebih informatif dan menarik minat konsumen. Segmentasi dari perancangan kemasan ini adalah remaja hingga orang dewasa yang mulai dari umur 16 - 40 tahun. Area yang dilakukan untuk mengimplentasikan perancangan kemasan ini berada di daerah perkotaan. 1.3 Ruang Lingkup 1.3.1 Apa Kerupuk Melarat merupakan makanan khas daerah cirebon yang sering dijumpai ketika melintasi Cirebon, menurut informasi bahwa penamaan kerupuk melarat ini dikarenakan dari proses yang sangat merakyat yaitu dengan menggunakan pasir yang telah diayak atau telah disangrai. 1.3.2 Siapa Segmentasi dari perancangan kemasan makanan kerupuk melarat ini tertuju untuk wisatawan. Konsetrasi lebih mengarah kepada kelompok remaja hingga dewasa, pria dan wanita usia 16-25 Tahun. Target berfokus pada masyarakat perkotaan dan kalangan menengah sampai keatas. 1.3.3 Kapan Pengumpulan data yaitu dimulai sejak Januari - April 2017 sedangkan untuk proses perancangan dimulai sejak Mei - Juli 2017. Dalam hal ini pengumpulan data lebih banyak dilakukan ditempat penjualan dan langsung kepada produsen kerupuk melarat. 1.3.4 Dimana Perancangan ini dilaksanakan di daerah Cirebon meliputi beberapa Tempat oleh-oleh khas Cirebon maupun tempat pembuatan produk kerupuk melarat dan dukungan langsung dari bapak suwandi selaku pemilik tempat produksi. 1.3.5 Kenapa Kurangnya daya beli konsumen terutama wisatawan terhadap produk kerupuk melarat sebagai oleh-oleh khas cirebon karena dari segi kemasan yang kurang menarik dan kurangnya infromasi apa saja yang terkandung didalamnya. 1.3.6 Bagaimana Dengan membuat sebuah kemasan yang berisi nilai-nilai yang biasa ada pada kemasan makanan yang layak dan lebih manarik lagi serta memiliki identitas visual sebagai ciri khas makanan Cirebon. 1.4 Tujuan Perancangan 1.4.1 Tujuan Khusus Merancang identitas visual pada kemasan Kerupuk Melarat, dengan tampilan yang lebih minimalis dan higienis sebagai oleh-oleh khas Cirebon. 1.4.2 Tujuan Umum a. Untuk mengembangkan UKM pengarajin Kerupuk Melarat yang ada di daerah Cirebon. b. Meningkatkan daya tarik Kerupuk Melarat sebagai oleh-oleh Khas Cirebon yang dipilih oleh wisatawan. c. Merancang kemasan yang aman dan ramah lingkungan. 1.5 Manfaat Perancangan 1.5.1 Bagi Masyarakat Umum Agar wisatawan dapat mengenali kemasan yang lebih aman juga memberi kesan pertama yang kreatif dan mengesankan
Recommended publications
  • Sushi Buritto
    BAO SLIDER Chicken Slider 42 Pao bun, grilled chicken marinate, mixed vegie, speciality sauce Eggplant Schnitzel 37 Pao bun, bread crumb eggplant fried, mixed vegie, speciality sauce Pulled Jackfruit 40 Asian style sauted jackfruit served with hoi sin sauce Crunchy Crab Mentai 51 Deep fried soka crab served with mentai sauce and salad KOREAN Beef Bulgogi 53 Slices of korean marinated beef served with korean inspired slow TACOS Fried John Dory 48 Tempura dory fish with pinapple and spices sambal matah Korean Chicken Tacos 55 Spiced korean chicken served with sriraca slow Pulled Jackfruit Tacos 40 Asian style sauted jackfruit served with hoi sin sauce SAN Tempura Prawn 50 Black tiger prawn with spicy mayo dressing and wrapped in lettuce cocoon CHOY BAO Bang Bang Chicken 41 With crunchy slices and sesame dressing topped with coriander Eggplant Teriyaki 38 For the vegetarian GRAZING Japanese Karage 55 Japanese style chicken fried to perfection Korean Deep Fried Chicken 55 Boneless fried chicken drizzled with a spice korean sauce Sweet & Sticky Chicken 50 Korean style chicken drumstick fillet paired with a finger licking caramelized honey soys sauce and crushed peanut Spicy Chicken 55 Homemade chicken topped with fresh chilli and fried shallot Chicken Satay 41 Traditional style satay paired with peanut sauce and kerupuk Tuna Skewer 44 Pan seared tuna medium rare with sambal matah Fried Wonton Tacos 3 pcs 58 Tartare salmon, tuna, kingfish (House Speciality) Cheeseburger Spring Rolls 2pcs 50 Beef bulgogi combaine with cheese and pickles Gyoza
    [Show full text]
  • DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I HALAMAN PENGESAHAN Ii KATA
    DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI v PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR x BAB 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Permasalahan 2 1.3 Tujuan Perancangan 2 1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan data 3 1.5 Skema Perancangan 4 BAB II LANDASAN TEORI 5 2.1 Pariwisata 5 2.2 Pemasaran 6 2.2.1 Pengertian Pemasaran 6 2.2.2 Mengidentifikasi Peluang Pemasaran dengan STP 7 2.2.3 Bauran Pemasaran dengan 4P 8 2.2.4 Pemasaran Pariwisata 9 2.2.5 Fokus pemasaran pariwisata 9 2.3 Promosi 10 2.3.1 Pengertian dan Tujuan Promosi 10 2.3.2 Promotion Mix 11 2.3.3 Menganalisa Lingkungan dengan SWOT 12 2.4 Komunikasi 12 Universitas Kristen Maranatha 2.4.1 Macam-Macam Komunikasi 13 2.5 Desain Komunikasi Visual (DKV) 14 2.5.1 Tahapan Membuat Desain Komunikasi Visual 14 BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 16 3.1 Data dan Fakta 16 3.1.1 Sekilas Tentang Kota Cirebon 16 3.1.2 Cirebon Promotion Center 19 3.1.3 Dampak Krisis Global Terasa Sampai ke Cirebon 21 3.1.4 Hasil Observasi ke Kota Cirebon 22 3.2 Analisis Terhadap Permasalahan 41 3.2.1 Analisa dengan STP 42 3.2.2 Bauran pemasaran dengan 4P 42 3.2.3 SWOT 43 BAB IV PEMECAHAN MASALAH 45 4.1 Konsep Komunikasi 45 4.2 Konsep Kreatif 45 4.3 Konsep Media 46 4.4 Hasil Karya 47 4.4.1 Buku 47 4.4.2 Website 54 4.4.3 Media Promosi Pendukung 58 4.4.4 Bugeting 61 BAB V PENUTUP 62 5.1 Kesimpulan 62 4.2 Saran 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KOMENTAR DAN SARAN PENGUJI DATA PENULIS Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1.
    [Show full text]
  • SNACKS) Tahu Gimbal Fried Tofu, Freshly-Grounded Peanut Sauce
    GUBUG STALLS MENU KUDAPAN (SNACKS) Tahu Gimbal Fried Tofu, Freshly-Grounded Peanut Sauce Tahu Tek Tek (v) Fried Tofu, Steamed Potatoes, Beansprouts, Rice Cakes, Eggs, Prawn Paste-Peanut Sauce Pempek Goreng Telur Traditional Fish Cakes, Egg Noodles, Vinegar Sauce Aneka Gorengan Kampung (v) Fried Tempeh, Fried Tofu, Fried Springrolls, Traditional Sambal, Sweet Soy Sauce Aneka Sate Nusantara Chicken Satay, Beef Satay, Satay ‘Lilit’, Peanut Sauce, Sweet Soy Sauce, Sambal ‘Matah’ KUAH (SOUP) Empal Gentong Braised Beef, Coconut-Milk Beef Broth, Chives, Dried Chili, Rice Crackers, Rice Cakes Roti Jala Lace Pancakes, Chicken Curry, Curry Leaves, Cinnamon, Pickled Pineapples Mie Bakso Sumsum Indonesian Beef Meatballs, Roasted Bone Marrow, Egg Noodles Tengkleng Iga Sapi Braised Beef Ribs, Spicy Beef Broth, Rice Cakes Soto Mie Risol Vegetables-filled Pancakes, Braised Beef, Beef Knuckles, Egg Noodle, Clear Beef Broth 01 GUBUG STALLS MENU SAJIAN (MAIN COURSE) Pasar Ikan Kedonganan Assorted Grilled Seafood from Kedonganan Fish Market, ‘Lawar Putih’, Sambal ‘Matah’, Sambal ‘Merah’, Sambal ‘Kecap’, Steamed Rice Kambing Guling Indonesian Spices Marinated Roast Lamb, Rice Cake, Pickled Cucumbers Sapi Panggang Kecap – Ketan Bakar Indonesian Spices Marinated Roast Beef, Sticky Rice, Pickled Cucumbers Nasi Campur Bali Fragrant Rice, Shredded Chicken, Coconut Shred- ded Beef, Satay ‘Lilit’, Long Beans, Boiled Egg, Dried Potato Chips, Sambal ‘Matah’, Crackers Nasi Liwet Solo Coconut Milk-infused Rice, Coconut Milk Turmeric Chicken, Pumpkin, Marinated Tofu &
    [Show full text]
  • Proceedings of the International Conference on Tourism, Gastronomy, and Tourist Destination (ICTGTD 2016)
    Proceedings of the International Conference on Tourism, Gastronomy, and Tourist Destination (ICTGTD 2016) 1. Sampul Prosiding 2. Daftar Penulis prosiding 3. Tim Editor Advances in Economics, Business and Management Research, volume 28 1st International Conference on Tourism Gastronomy and Tourist Destination (ICTGTD 2016) Culinary Tourism Phenomenon in Cirebon Myrza Rahmanita, Rina Suprina H. Peri Puarag Sekolah Tinggi Pariwista Trisakti Universitas Tujuh Belas Agustus Jakarta, Indonesia Cirebon, Indonesia [email protected] [email protected] Abstract— Enjoying a typical food in Cirebon is one of the fundamental component of a destination's attributes, adding to tourism activities carried out by the tourists when visiting the range of attractions and the overall tourist experience." Cirebon. Therefore, this study aims to determine the phenomenon of culinary tourism in Cirebon, especially from the The development of culinary tourism in Indonesia visitors’ perspective. Things observed among other are visitor including Cirebon is characterized by the rapid growth of characteristics, favorite typical food, the choice of places to taste restaurants and other food places with their own qualifications the food, and visitors opinion on matters related to culinary and characteristics. Various courses are offered ranging from tourism. The method used is descriptive method which aims to traditional regional specialties to the modern fast foods. depict the phenomenon under study. Data was collected using a However, we have not found a lot of information and research questionnaire where visitors were asked to fill it by giving a on the culinary tourism in Cirebon in terms of the purpose of check mark in the appropriate answers according to their people coming to the restaurants, which place to eat they opinion.
    [Show full text]
  • Dinner Fusion Cuisine Appetizer
    Managed by Pramana DINNER FUSION CUISINE APPETIZER QUEEN OCTOPUS 45 K Octopus with tamarind honey sauce, lime, walnut caramel, Strawberry, pomelo, red radish and watercress HONEY MUSTARDP CHICKEN SALAD 45 K Grilled chicken, tamarind dressing, honey mustard dressing, Turmeric jelly slice, local fruit exotic, micro green CAESAR SALAD 53 K Organic baby romaine, red radish, pumpkin preasurpe, shallot, onion Seared smoked salmon, crispy bacon, parmesan crisps served with crouton and caesar dressing SOUP RAWON BALI 50 K Balinese beef soup with yellow paste, ginger flower Lemongrass, salam leaf, kafir lime leaf, edamame, kluwek served with pumpkin BEEF GOULASH SOUP 46 K Hungarian stew beef soup, tomato base and res pepper Dice potato, leek and carrot TUNJUNG BIRU RAVIOLI COMSOMME 50 K Clear mushroom soup, salmon infuse tomato water, lemon grass Ginger flower, sweet peas, fried eggplant and and truffle oil DUCK MISO SOUP 53 K Infuse cube duck in miso paste, carrot, cucumber and lemon basil Lemon grass and lime All above rate are in IDR and subject to 21% tax and service charge Dedary Kriyamaha Ubud Br. Pinjul, Desa Kendran, Tegallalang, Gianyar-Bali, Indonesia Tel: +62361 9080858, Fax : +62361 9080857, Web: www.dedarykriyamahaubud.com Manage & Inspired by Pramana experience 1 Managed by Pramana MEAT MAINCOURE AYAM BAKAR 80 K Grilled chicken basting with red paste, peanut sauce Plecing long beans, bean sprout, long beans served with steam rice AYAM SAMBAL MATAH 83 K Roasted and grill chicken infuse Balinese oil, pure green bean Additional Asian
    [Show full text]
  • Graduation Assignment
    Vidyadhana, S. (2017, January 22). Kenapa Sih Anak Muda Indonesia Bersedia Terbebani Resepsi Pernikahan Mahal? Retrieved June 5, 2017, from VICE: https://www.vice.com/id_id/article/kenapa-sih-anak-muda-indonesia-bersedia-terbebani- resepsi-pernikahan-mahal Wahyuni, T. (2015, March 7). Makanan yang Paling Diincar Tamu di Pesta Pernikahan. Retrieved from CNN Indoneisa : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150307100907-262- 37404/makanan-yang-paling-diincar-tamu-di-pesta-pernikahan/ Wisnu, K. (2017, April 27). Mr. (B. Kusuma, Interviewer) 12. Appendices Appendix I: Products of Karunia Catering Buffet Packages Buffet Package A @ IDR 55,000 Soup Salad Vegetables Red Soup Caesar Salad Seafood Stir Fry Asparagus Soup Red Bean Salad Sukiyaki Beef Stir Fry Asparagus Corn Soup Marina Salad Crab with Broccoli Sauce Corn Soup Mix Vegetables Salad Szechuan Green Bean Waru Flower Soup Special Fruit Salad Squid and Broccoli Stir Fry Fish Meatball Soup Avocado Salad Sapo Seafood Mango Salad Broccoli and Squid Spicy Food Fish / Chicken Bistik Tongue Balado Special Kuluyuk Chicken Beef Rolade Meat Beef Balado Sweet and Sour Shrimps Beef Tongue Tongue Black Pepper Shrimp with Bread Crumb Betutu Chicken Beef Black Pepper Floured Fried Shrimp Roasted Chicken Roll Tongue Asem-asem Mayonnaise Shrimp Chicken Satay Tongue with Cheese Drum Stick Shrimp Meat Kalio Fish with Padang Sauce Lungs with Coconut Sour Salad Fish Fish with Bread Crumb 45 Bistik Dish served with sliced vegetables except for roasted chicken and satay Drink: Tea, soft drink / lemon tea
    [Show full text]
  • Bab Iv Gambaran Umum
    BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi 1. Geografis. Kota Cirebon terletak pada posisi 108.33º dan 6.41º Lintang Selatan pada pantai Utara Pulau Jawa, bagian timur Jawa Barat, memanjang dari barat ke timur ± 8 kilometer, Utara Selatan ± 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut ± 5 meter dengan demikian Kota Cirebon merupakan daerah dataran rendah dengan luas wilayah administrasi ± 37,35 km² atau ± 3.735,8 hektar. 1) Sebelah Utara : Sungai Kedung Pane 2) Sebelah Barat : Sungai Banjir Kanal atau Kabupaten Cirebon 3) Sebelah Selatan : Sungai Kalijaga 4) Sebelah Timur : Laut Jawa 2. Iklim, Air Tanah dan Sungai Kota Cirebon termasuk daerah iklim tropis, dengan suhu udara minimum rata-rata 24,13 ºC dan maksimun rata-rata 31,18 ºC dan banyaknya curah hujan 2.369,1 mm per tahun dengan hari hujan 84 hari. Keadaan air tanah pada umumnya dipengaruhi oleh intrusi air laut, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat untuk keperluan minum sebagian besar bersumber dari pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Cirebon yang sumber mata airnya berasal dari Kabupaten Kuningan. Sedangkan untuk keperluan lainnya sebagian 45 46 besar diperoleh dari sumur dengan kedalaman antara dua meter sampai dengan enam meter, di samping itu ada beberapa daerah atau wilayah kondisi air tanah relatif sangat rendah dan rasanya asin karena intrusi air laut dan tidak dapat digunakan untuk keperluan air minum. Tanah sebagian subur dan sebagian kurang produktif disebabkan tanah pantai yang semakin luas akibat endapan sungai-sungai. Umumnya tanah di Kota Cirebon adalah tanah jenis regosal yang berasal dari endapan lava dan piroklasik (pasir, lempung, tanah liat, tupa, breksi lumpur dan kerikil).
    [Show full text]
  • Religious Heritage Tourism and Creative Economy in Cirebon: the Diversity of Religious, Cultures and Culinary
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by Munich Personal RePEc Archive MPRA Munich Personal RePEc Archive Religious Heritage Tourism and Creative Economy in Cirebon: The Diversity of Religious, Cultures and Culinary Aan Jaelani and Edy Setyawan and Nursyamsudin Hasyim Faculty of Sharia and Islam Economics, State Islamic Institute of Syekh Nurjati Cirebon, Faculty of Sharia and Islam Economics, State Islamic Institute of Syekh Nurjati Cirebon, Faculty of Sharia and Islam Economics, State Islamic Institute of Syekh Nurjati Cirebon 13 March 2016 Online at https://mpra.ub.uni-muenchen.de/75188/ MPRA Paper No. 75188, posted 20 November 2016 09:16 UTC Religious Heritage Tourism and Creative Economy in Cirebon: The Diversity of Religious, Cultures and Culinary Aan Jaelani [email protected] Edy Setyawan [email protected] Nursyamsudin [email protected] State Institute of Islamic Studies Syekh Nurjati Cirebon Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon 45132 Abstract Cirebon has an element of completeness in tourism management. Religious, heritage and tourism is a combination of three industry from the perspective of economics that play a role in the development of tourism and has the potential to encourage people's creativity in the economic sector. With a qualitative approach, this study confirms the religious heritage and the creative economy tourism the icon for Cirebon in developing the tourism industry, including travel and religious culture as well as a variety of culinary and crafts. Keyword: religious, heritage, tourism, creative economy, local tourism A. Background Cirebon1 is the City of Shrimp (Kota Udang) and Kota Wali also called as Caruban Nagari (marker mountain Ciremai) and Grage (State Gede in Cirebon Java language means that a vast empire).
    [Show full text]
  • BAB III KONDISI OBJEKTIF TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum
    BAB III KONDISI OBJEKTIF TEMPAT PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Cirebon Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Pulau Jawa atau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon- Semarang-Surabaya. Pada awalnya Cirebon berasal dari kata sarumban, Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama Caruban (carub dalam bahasa Cirebon artinya bersatu padu). Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa diantaranya Sunda, Jawa, Tionghoa, dan unsur-unsur budaya bangsa Arab, agama, bahasa, dan adat istiadat. kemudian pelafalan kata caruban berubah lagi menjadi carbon dan kemudian cerbon. Selain karena faktor penamaan tempat penyebutan kata Cirebon juga dikarenakan sejak awal mata pecaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai, serta pembuatan terasi, petis dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi atau yang dalam bahasa Cirebon disebut (belendrang) yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan cai-rebon (bahasa sunda : air rebon), yang kemudian menjadi Cirebon. Gambaran umum kota Cirebon selanjutnya di klasifikasikan dalam beberapa bagian yaitu, sebagai berikut: 1. Geografi Kota Cirebon terletak pada 6°41′LU 108°33′BT pantai Utara Pulau Jawa, bagian timur Jawa Barat, memanjang dari barat ke timur 8 kilometer, Utara ke Selatan 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter (termasuk dataran rendah). Kota Cirebon dapat 69 70 ditempuh melalui jalan darat sejauh 130 km dari arah Kota Bandung dan 258 km dari arah Kota Jakarta.
    [Show full text]
  • Laporan Individu Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (Ppl)
    LAPORAN INDIVIDU HALAMAN PENGESAHAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) UNY Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pembimbing kegiatan PPL UNY di SMK N DI SMK N 3 WONOSARI 3 Wonosari, Jl. Pramuka No. 8 Wonosari Gunungkidul Yogyakarta menerangkan Jl. Pramuka No. 8 Wonosari Gunungkidul Yogyakarta dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa dibawah ini : Nama : Aisyah Kuncoro Putri NIM : 13511241021 Jurusan : Pendidikan Teknik Boga Telah melaksanakan kegiatan PPL di SMK N 3 Wonosari dari hari Sabtu, 15 Juli 2016 sampai hari Kamis, 15 September 2016. Hasil kegiatan mencakup dalam naskah laporan ini. Wonosari, 15 September 2016 Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pembimbing Dr. Marwanti M.Pd Rustina Anjar R, S.Pd NIP. 195703131983 2 001 NIP. 19790228 200801 2 008 Mengetahui, Kepala Sekolah Koordinator PPL Disusun Oleh : SMK N 3 Wonosari SMK N 3 Wonosari Aisyah Kuncoro Putri NIM : 13511241021 Dra. Susiyanti, M.Pd. Agus Harmadi, S.Pd., MBA. NIP. 19640219 199003 2 005 NIP. 19750525 200604 1 015 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i ii KATA PENGANTAR Sebagai manusia biasa, penulis tentunya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan masih ada banyak hal kekurangan yang saat ini mungkin belum dapat di Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat sempurnakan. Maka dari hal itu dengan penuh keikhlasan penulis mengharapkan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Praktik Pengalaman kritik dan saran yang membangun dari semua pihak mana saja untuk menjadi suatu Lapangan di SMK NEGERI 3 WONOSARI serta dapat menyelesaikan laporan kelengkapan laporan ini dimasa yang akan datang. pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan UNY tahun 2016.
    [Show full text]
  • Download (1MB)
    51 BAB III METODE PENCIPTAAN A. PROSES DESAIN 1. Bagan Proses Desain Bagan 3.1 merupakan bagan proses penulis dalam membuat sebuah desain buku ilustrasi makanan tradisional khas Jawa Barat. Proses desain yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut: Bagan 3.1 Bagan Proses Desain (Sumber: Diadaptasi dari Lawson, 2005, hlm 49) Proses desain sebuah karya seni rupa tentu memiliki tahap-tahap yang harus dilalui. Bagan tersebut diadaptasi dari bagan proses desain yang dikemukakan oleh Fakhrana Adzhani, 2018 MAKANAN TRADISIONAL KHAS JAWA BARAT SEBAGAI GAGASAN MEMBUAT BUKU ILUSTRASI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 52 Lawson (2005, hlm. 49), bagan dibuat untuk memudahkan memahami tahap demi tahap yang dilalui, dan mengetahui hubungan antar tahapan tersebut. 2. Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya, salah satunya adalah dalam bidang kuliner. Kondisi geografis Indonesia yaitu kepulauan merupakan salah satu faktor yang membuat setiap daerah memiliki ciri khas makanannya masing-masing. Cita rasa dan rupa makanan yang beragam menciptakan rasa ketertarikan atas hal tersebut. Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang terkenal akan kuliner, di antaranya adalah makanan tradisional, baik makanan pokok ataupun kudapan tradisionalnya. Hampir setiap daerah di Jawa Barat memiliki makanan khasnya masing-masing. Adapun contoh makanan tersebut di antaranya empal gentong dari cirebon, dodol dari garut, soto bandung, tahu sumedang, asinan bogor, dan lain- lain. Selain dari cita rasa makanan tradisional Jawa Barat yang menggugah selera, Setiap makanan-makanan tersebut disajikan secara menarik sehingga visual yang dihasilkan memiliki nilai estetika. Tampilan makanan tradisional seolah tidak lekang oleh waktu dan tetap dipertahankan dari waktu ke waktu hingga membangkitkan setiap kenangan yang ada saat melihatnya.
    [Show full text]
  • Efforts to Preserve Public Interest in Traditional
    Volume 1, Number 2, January, 2020 p-ISSN: 2777-0915 | e-ISSN 2797-6068 EFFORTS TO PRESERVE PUBLIC INTEREST IN TRADITIONAL CULINARY PRODUCTS IN ORDER TO IMPROVE THE COMMUNITY'S ECONOMY Askarno Universitas Kuningan E-mail : [email protected] Keywords Abstract Efforts to preserve traditional culinary are one Traditional form of protecting traditional culinary delights from the Culinary, Youth variety of western foods that enter Indonesia, especially in the Category, Adult Cirebon region. The goal is to preserve food that is rarely Category traded, even less demanded, therefore researchers want to design a right agarma scheme that still exists in the current era of modernization. This research method with quantitative Article Info methods with the number of respondents classified into 2 Accepted: categories, namely adolescents 12-21 and adults 22-35 years January, 4th 2020 so a total of 30 respondents. The results of this study are Revised: adolescent categories, taste, appearance and presentation January, 12nd 2020 are important in choosing a food. Meanwhile, the adult Approved: category chooses taste, appearance, price, distribution, image and presentation. Traditional culinary interest is an January, 14th 2020 identity of a region and has a cultural entity, that is, 56% of respondents in the youth category choose food because there are cultural values and beliefs in it, and 83% of respondents in the adult category say the same thing. Overall 67% of respondents or the majority of respondents chose food because of cultural values, beliefs. Constraints and the development of traditional food have been evaluated with the advice of researchers, one of which is promoting traditional food with online media, then changing the packaging as attractive as possible with a trademark as a characteristic, easy to remember.
    [Show full text]