EDISI 13. T AHUN 2017

MAJALAH SASTRA

SASTRA DAN KEMARITIMAN

Telaah Sunu Wasono

Taman Agus R. Sarjono

Pumpunan Berthold Damshauser

Mozaik Alan Malingi

Drama Arthur S. Nalan EDISI 12. T Laut tetap kaya dan tidak akan berkurang. Sisipan Mastera Tetapi hati dan budi manusialah yang bisa semakin dangkal dan miskin. AHUN 2017

Pramoedya Ananta Toer (1925–2006)

ISSN 2086-3934 9 772086 393437 EDISI 12. TAHUN 2017 PENDAPA

erkenaan dengan laut(-an), kosakata bahasa MAJALAH SASTRA BIndonesia mendiksikannya dengan maritim, bahari, segara, atau osean. Jika ada nosi “berkenaan Diterbitkan oleh Badan Pengembangan dengan laut”, maka pemaknaannya melekat pada segala dan Pembinaan Bahasa yang ‘berhubungan (dengan), berkaitan (dengan), Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun, Jakarta 13220 berkenaan (dengan), sehubungan (dengan), atau Pos-el: [email protected] tentang hal laut’. Telp. (021) 4706288, 4896558 Faksimile (021) 4750407 Laut itu luas, apalagi samudra. Pembicaraan tentang ISSN 2086-3934 laut pun dapat meluas-melebar. Tergantung sudut Pemimpin Umum pandangnya. Laut, bisa berhubungan dengan mata Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum pencaharian. Laut, dapat berkaitan dengan negara. Atau, Pemimpin Redaksi Agus R. Sarjono semata-mata berkenaan dengan kenangan dan kangen. Laut memang berpotensi menjadi sangat semiotis Redaktur Pelaksanai Ganjar Harimansyah bagi kehidupan manusia—apalagi untuk manusia

Dewan Redaksi , yang geografisnya sedikit banyak dipengaruhi Hurip Danu Ismadi laut. Budi Darma Sapardi Djoko Damono Sehubungan dengan itu pula, kelautan atau maritim, Abdul Hadi W.M. Putu Wijaya niscaya terekam dalam sastra kita. Apapun bentuk N. Riantiarno pengungkapannya. Ia bisa sebagai motif utama (leitmotif) atau sekadar diksi penguat makna dalam puisi. Bahkan, Redaksi Erlis Nur Mujiningsih laut adalah kosmologi, tidak sekadar urusan geopolitik. Ferdinandus Moses Hal ini diungkapkan Pramoedya Ananta Toer (1995: 469) Nur Ahid Prasetyawan P.S. Mahwi Air Tawar dalam Arus Balik, yang terekam dalam perkataan Gusti

Sekretariat Ratu Aisah—ibunda Pati Unus, Suryami Purwaningsih Abdul Rohim "Bukan hanya tanah, seluruh alam diserahkan oleh Allah pada Akik Tajudin manusia. Kalau orang tak tahu artinya alam, inilah dia: semua- semua saja kecuali Allah sendiri. Tanah ini, Jawa ini, kecil, lautnya Penata Artistik/Laman besar. Barang siapa kehilangan air, dia kehilangan darat, barang Nova Adryansyah siapa kehilangan laut dia kehilangan darat. Jangan lupa, Unus yang mengatakan itu.” Sirkulasi dan Distribusi Lince Siagian Ya, pada Nomor 12 ini, sedikit banyak majalah Pusat ingin merekamkan tentang laut, tentang kemaritiman. Tabik!

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 1 DAFTAR DISIAFTAR ISI

PENDAPA TELAAH Ganjar Harimansyah Sunu Wasono Potret Kehidupan Masyarakat Nelayan di Madura Dalam Kumpulan Cerpen Karapan Laut Karya Mahwi Air Tawar TAMAN Fragmen Novel Agus R. Sarjono Kalau kita berbicara tentang Madura, tentu yang terbayang Mengasapi Rembulan bukan hanya karapan sapi. Dalam konteks lebih luas, Madura juga menautkan Dua fragmen pikiran kita pada banyak hal: dari novel epis "budaya" carok, praktik mistik yang ditulis berdasar dan perdukunan, sate, batik, naskah klasik garam, konflik etnik, konflik La Galigo aliran/kepercayaan, ramuan jamu, bahasa, lelucon, dan lain-lain. Sebagian hal-hal 4 12 tersebut akan mewarnai kisah dalam Katapan Laut.

DRAMA Arthur S. Nalan Cerpen F. Moses Wanita dalam Kelambu KaKaKabar dari Perereraaadadadaban Lauuuttt 17 Ranjang dan kelambu Di masa lalu Barangkali Menjadi tempat beradu inilah Peraduan Raja dan Ratu peradaban sekaligus Tapi sekarang tempat tinggal Hanya sebuah kenangan terunik di muka Kecuali bagi keturunan bumi Nyimas Kasabandiah sepanjang adanya alam. Ranjang dan Kelambu Kami sebagai Adalah lambing hidup padu daratan di tengah hamparan lautan. Antara cinta dan nafsu Sejak puluhan tahun silam kami tinggal di sini. Kami Antara Benci dan rindu hanya tahu laut. Laut yang kebetulan pula berbatasan 27 Antara empedu dan madu dengan perbukitan.

MOSAIK PUMPUNAN Alan Malingi Berthold Damshäuser 90 Menikahkan Perahu dengan Laut Belajar Dunia Kepada Teks: Tentang Literasi, Minat Baca, dan juga tentang Smartphone Perahu dengan laut adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam Adalah menarik bahwa di zaman dulu kehidupan kebaharian di alam ini. juga teks-teks panjang yang begitu Tidak ada perahu yang tidak penting dalam penyebaran ilmu dan ide, melaut dan laut akan sepi dan memiliki unsur kesenian bahasa yang tidak indah tanpa perahu yang menonjol. Al Quran, Bibel, dan epos- berlayar melintasinya. Bagaimana epos India atau Yunani adalah contoh. perahu dan laut bisa bersatu dan Sepertinya, pernah ada zaman di mana tetap tenteram mengarunginya ? hampir semua teks berarti mesti ditulis Untuk menuju hal itu, maka perlu dengan gaya kesajakan atau paling 37 menikahkan perahu dengan laut . sedikit dengan gaya susastra.

2 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 TAMAN

Puisi-Puisi

Hidayat Raharja 21 LEMBARAN MASTERA

Buih Laut Darussalam Rokat Tase Puisi Norsiah M.S. Puisi Mahadi R.S Irwan Sofwan 25 Cerita Pendek Rahimi A.B. 44 - 54 Laut Negeri Senja Kembali Aku ke Laut Matamu Indonesia Puisi Dami N. Toda Puisi Hudan Noor Cerita Pendek Fina Sato 55 - 63 GLOSARIUM

Irsyad Mohammad Sastra Sejarah 100 Puisi Azemi Yusoff Cerita Pendek Hassan Buseri Budiman Esai Muhammad Lutfo Ishak 65 - 79

Singapura Puisi Ciung Wanara Puisi Herman Rothman Cerita Pendek Farihan Bin Bahron

CUBITAN 80 - 84

Dina Amalia Susamto

Gerakan Membaca Karya Sastra 878787

Membaca sastra adalah kenikmatan bukan paksaan! Dari sanalah harta karun dalam karya sastra dapat digali sedalam-dalamnya, seluas- luasnya dan senikmat- nikmatnya oleh siswa. 87

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 3 3 TAMAN Mengasapi Rembulan (2 Pragmen Novel)

AGUS R. SARJONO

Tiga We Tenriabeng termenung- menung di biliknya. Berkali-kali inangnya membujuknya untuk makan, tapi We Tenriabeng keli- hatan kehilangan nafsu makan. Ia masih kesal dengan kekurang- ajaran orang Srilangka itu. Tapi rasa kesal itu makin lama makin menghilang digantikan dengan wajah pemuda berbaju sederhana yang dengan beraninya mengha- dapi para pencegatnya. Bagaimana nasib pemuda itu kiranya, demikian bisik hatinya. Tujuh orang terlalu banyak bagi seorang pemuda setangkas apa- pun dia. Lagi pula ia lihat pemuda itu terluka pula. sudah berkali-kali ia melihat Tentu pula ia merasa berteri- Sebenarnya ia sendiri tidak pengawal atau perajurit kakeknya ma kasih karena ditolong oleh pernah merasa yakin apakah ia terluka dan ia biasa-biasa saja. pemuda itu. Ia akui bahwa ia agak merasa khawatir, merasa berteri- Meskipun di sana ada kekhawatir- sembrono bepergian tanpa mem- ma kasih, atau justru perasaan an, tetapi kekhawatiran seorang bawa pengawal. Tapi, sebenarnya lainnya. Tentu saja ia mengkhawa- putri yang melihat para prajuritnya siapa sih di tempat ini yang berani tirkan pemuda itu, tapi bukankah terluka, lain tidak. berbuat kurang ajar kepadanya?

4 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Bukankah selama ini pun tak ada macam itu? Bagaimana kelak tatapannya, lalu berpaling dengan yang berani mencari masalah tanggapan kakeknya. Siapa pula tenang tapi menantang mengha- dengan dia. Tadi saja begitu ia yang akan diutus oleh keluarga si dapi para pencegat itu. Lagi pula menyingkir ia sudah berpapasan pemuda untuk menemui keluar- ia ikut menawar jade itu dengan dengan sekelompok prajurit ber- ganya. Ia kemudian tersenyum suara tenang seolah jumlah sebe- kuda yang langsung bergerak membayangkan pemuda sederha- sar itu tak ada artinya. Tentu saja begitu mendengar ia menemui na itu mengutus kerabatnya da- jumlah itu bagi dia juga sama masalah. tang melamar ke istana. Kakek sekali tak ada artinya, tapi toh har- Ia segera dijemput dan dika- dan seluruh pembesar kerajaan ga itu bukan jumlah yang sedikit. wal pulang, dan sebagian pasukan akan berkumpul di balai utama Petani biasa dapat hidup setahun memburu ke pelabuhan untuk dan utusan pemuda sederhana itu dengan uang itu. Mungkin bagi mencari perusuh tadi namun tidak datang membentang lontaraq orang Srilangka yang mengaku berhasil. Rupanya kapalnya sudah pangngoriseng. Seperti apa kira- dari kalangan istana dan berpakai- segera angkat sauh meninggalkan kira pantunnya? Akankah ia mem- an semewah itu, uang sejumlah itu pelabuhan dan We Tenriabeng buka pantunnya dengan, “Wahai pun tak begitu ada artinya. Tapi meminta dengan sangat agar Tuanku yang mulia, kami membe- bagi pemuda itu? Melihat pakaian- urusan itu tidak diperpanjang dan ranikan diri datang kemari, se- nya yang seperti orang kebanyakan dihabiskan saja sampai disitu. sungguhnya kami datang dari itu, mana mungkin dia berani Kakeknya yang berang dengan keturunan rakyat jelata. Kami menawar giok sejajar dengan dia kejadian itu pun tidak merasa datang dari Maluccaq ulu saloq, dan si orang Srilangka. Jangan- perlu masalah ini diperpanjang alias kami datang dari hulu sungai jangan pemuda itu adalah anak lebih jauh. yang keruh. muda berandalan yang memang gemar berkelahi dan jual lagak. Bukan! Bukan rasa terima Tapi wajah pemuda itu terus Mungkin dia sama sekali tidak kasih yang mengganggunya. Sejak saja membayang. Sesungguhnya punya uang dan hanya mencari kecil ia sudah biasa diperlakukan aneh juga mengapa pemuda ber- perhatian. Ia hanya pura-pura istimewa. Jika pemuda atau siapa pakaian sesederhana itu memiliki menawar dan karena ada dua saja membela dia bahkan sampai mata yang bercahaya, mata yang orang yang benar-benar mampu – mengorbankan nyawanya, bukan- begitu penuh percaya diri, bahkan yakni dia dan si orang Srilangka– kah memang sudah seharusnya mendekati tinggi hati. Itu bukan dia bisa saja mundur di saat demikian diperbuat orang kepada mata orang kebanyakan. Bahkan terakhir tanpa kehilangan muka. tuan putrinya? ketika berbicara dengan dia, mes- kipun tutur-katanya halus, ber- Jangan-jangan kemunculannya Tapi, sejak kejadian itu wajah adab, dan penuh rasa hormat, pe- untuk membela dia juga sekedar anak muda berpakaian sederhana muda itu berani menatapnya lang- cari perhatian. Pantas saja dia itu selalu merusuhkan hatinya. sung ke mata. Tidak ada keraguan, berteriak-teriak menyuruh dia Mungkinkah ia jatuh cinta? Ia cemas, atau bahkan takut-takut cepat menyingkir. Jangan-jangan segera menggeleng-gelengkan seperti umumnya mata rakyat setelah dia menyingkir pemuda kepalanya dengan gugup seperti yang ditemuinya selama ini. itu segera lari terbirit-birit dan berusaha mengusir pertanyaan setelah semuanya aman muncul dari hatinya sendiri itu. Ia cepat- Ya, ia ingat sekarang. Pemuda lagi jual lagak. Ia menarik nafas cepat berusaha menepis bayangan itu menatapnya langsung ke dalam-dalam dan dengan pikiran pemuda itu. Seorang putri jatuh matanya, dia bahkan menggeng- terakhirnya ini, ia hembuskan cinta pada pemuda sederhana gam matanya sejenak dengan

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 5 nafas kuat-kuat seperti ingin mem- kebanyakan hanya karena perke- di kerajaan ini? Siapa yang tidak buang bayangan wajah pemuda itu nalan tak sengaja atau penyelama- menghawatirkan keselamatannya? dengan sekali sentak. tan tak meyakinkan semacam itu, Sejak kecil semua orang yang ia Ternyata, bayangan pemuda bagaimana kiranya tanggapan- jumpai selalu memperhatikan dan itu buka saja tidak mau sirna, me- nya? menjaganya baik-baik. lainkan justru makin dalam meng- Ia tak bisa membohongi diri- Ia terus dibuat rusuh oleh ba- hunjam ke hatinya. Kira-kira bagai- nya bahwa pemuda itu benar- yangan pemuda itu. Bagaimana- mana reaksi kakeknya jika ia ber- benar tampan, dan makin lama pun juga ia tidak dapat memboho- hubungan dengan pemuda itu? makin dipikirkan, bukan hanya ngi dirinya bahwa pemuda itu Mungkinkah kakeknya akan mem- tampan melainkan juga menge- sama sekali bukan pengawal, bah- biarkan orang berbangsa semacam sankan. Matanya yang terang me- kan tidak begitu jelas apakah dia dilamar oleh rakyat kebanyak- nunjukkan kecerdasan dan keper- pemuda itu warga wilayah sini atau an? Meskipun pemuda itu berjasa cayaan diri yang kuat. Pemuda itu bukan. Benar! Jangan-jangan pe- menyelamatkannya, kakeknya juga demikian tangkas. Sendirian muda itu tidak tahu siapa dirinya tahu betul begitu banyaknya orang ia menahan keroyokan lima orang yang sebenarnya. Tapi, jika ia tidak lain yang berjasa dan bahkan lebih cukup lama tanpa kelihatan keta- tahu siapa dirinya yang sebenar- berjasa dari pemuda itu, jadi pe- kutan, bahkan berhasil melukai nya, mengapa ia sampai berani muda itu dimata kakeknya sama lawan meskipun ia sendiri terluka. menghadapi lima orang tanpa sekali tidak istimewa. Bahkan Luka? Kira-kira seberapa parah memikirkan resikonya. ketika ia menceritakan pencegatan luka pemuda itu? Adakah hanya Tiba-tiba ada desir pedih tapi itu sembari tanpa sadar dan hati permukaan atau bacokan yang hangat di dalam jiwanya. Jangan- berdegupan bercerita pula tentang dalam? Darahnya ia lihat memba- jangan pemuda itu mencintainya! pemuda yang menyelamatkannya, sahi mengoyak pakaian di bahu Cinta pada pandangan pertama, kakeknya tidak kelihatan terkesan yang segera memerah oleh darah. bagaimana mungkin? Hatinya pada pemuda itu. Kakeknya bah- Tapi pemuda itu tetap terlihat mencoba membantah kemungkin- kan sama sekali tidak bertanya tenang. Wajahnya mulai kelihatan an itu, tapi bahtahan itu sama siapa pemuda itu, orang mana, cemas justru ketika mendengar sekali tidak meyakinkan karena mengapa menyelamatkan, bahkan teriakannya dan melihat ia masih gadis itu merasa bahwa bahkan ia kakeknya kelihatan tidak begitu ada di situ. Jelas sekali pemuda itu mungkin sekali terpikat pada pe- peduli apakah pemuda itu selamat sama sekali tidak menghawatir- muda itu pada pandangan perta- atau tidak. Sekilas bahkan ia men- kan dirinya sendiri. Bahkan ia ma. Begitu ia menyadari kemung- dapat kesan bahwa peristiwa pen- nyaris sama sekali tidak peduli kinan ini, matanya segera berkaca- cegatan itu bagi kakeknya tidak pada keselamatan nyawanya, me- kaca. dianggap berbahaya. Bukankah lainkan kelihatan sangat cemas Ia teringat bahwa lamaran dari biasa seorang terpandang tertarik justru ketika melihat dia masih di yang mengaku diri dari Kerajaan pada perempuan dan ingin menge- sana dan mungkin dalam bahaya. Langit sudah tiba sebulan yang tahui di mana rumahnya. Sekilas Pemuda itu jelas sekali menghawa- lalu. Kelihatannya, kakeknya pun pula terlihat bahwa kakeknya agak tirkan dia. Tanpa sadar ia mengi- tidak keberatan. Betapa tidak, sedikit penasaran, siapa orang baskan rambutnya seperti hendak kerajaan tempat kakeknya bertah- asing yang hendak melamar cucu- mengibaskan pikirannya barusan. ta hanyalah kerajaan kecil, bahkan nya itu. Jadi, kalau kakeknya tahu Tentu saja pemuda itu menghawa- lebih mirip sebagai istana pertapa- ia berhubungan dengan pemuda tirkan dirinya, bukankah ia putri an dibanding istana yang sesung-

6 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 guhnya, karena jumlah prajuritnya pun tidaklah besar dan lebih me- rupakan prajurit pengawal istana dan prajurit penjaga keamanan wilayah. Lamaran dari kerajaan besar tentulah akan menggembi- rakan kakeknya. Beberapa lamaran dari kera- jaan di Jawa dan Sriwijaya sudah pula tiba tapi kakeknya mengang- gap lamaran itu lebih merupakan lamaran politik dibanding lamaran sesungguhnya karena berkali-kali memang ada saja bentrokan an- tara kerajaan di tanah ini dengan kerajaan-kerajaan sekitar, khusus- nya dari Jawa, Sriwijaya, dan Ma- laka, meskipun lebih berupa insiden-insiden kecil. ke kerajaan Luwuq, tapi kakeknya dengan tali pernikahan antara dua Kerajaan Luwuq adalah keraja- dengan tegas menolak. Penolakan kerajaan. Jangan-jangan Raja an besar di tanah ini. Kerap kali ia setegas itu tak pernah ia alami Luwuq tidak memiliki putra? Tapi merasa bahwa kerajaan kakeknya dalam urusan-urusan lain. Biasan- hal ini mustahil karena sayup- lebih mirip kerajaan vassal dari ya kakeknya selalu memanjakan sayup ia mendengar banyak orang Luwuq meskipun seingatnya ka- dan memenuhi apa saja keinginan memuji-muji kebijaksanaan dan keknya tak pernah mengirim dia, kecuali berkunjung ke Luwuq. keberanian putra mahkota Luwuq upeti sama sekali ke kerajaan Yang tak kalah mengherankan yang dikabarkan pangeran pilihan Luwuq. Bagi dia yang tidak pernah adalah justru raja kerajaan Luwuq dan idaman insan. benar-benar terlibat dan dilibatkan lah yang lebih banyak datang Ia diam-diam jadi penasaran, urusan kerajaan, hubungan keraja- berkunjung ke kerajaannya. Jika seperti apakah kiranya sosok putra an kakeknya dengan Luwuq tidak raja dan ibu suri Luwuq datang, mahkola Luwuq itu? Apakah ia begitu jelas. Yang ia tahu kedua kakeknya selalu meminta dia segagah dan setampan pemuda kerajaan ini bersahabat dan saling menemani Raja dan ibu suri berbaju sederhana yang menjadi melindungi. Tepatnya, kerajaan Luwuq. Ia bahkan diam-diam tuan penolongnya? Pipinya kem- kakeknya senantiasa dilindungi mencintai ibu suri Luwuq yang bali memerah memikirkan pemu- oleh kerajaan Luwuq. Agak meng- begitu penuh perhatian dan sangat da itu. Jika benar segagah dan se- herankan juga bahwa kakeknya menyayanginya. Melihat kedekat- tampan itu, tentulah sudah banyak jarang berkunjung ke kerajaan an kerajaannya dengan kerajaan perempuan tergila-gila padanya. Luwuq, dan jika sekali-sekali Luwuq, sebenarnya mengheran- Sudah banyak putri-putri raja dari kakeknya berkunjung ke sana ia kan mengapa tidak terpikir oleh kerajaan-kerajaan besar yang sama sekali tak pernah diajak. Ia mereka untuk mempererat hubu- berharap menerima pinangannya. berkali-kali merengek dan ngan persahabatan yang sudah Dan pemuda berbaju sederhana mengajuk ingin ikut berkunjung sedemikian baik dan hangat itu? Ah..

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 7 dibukanya perlahan-lahan. Begitu ia melihat isi bungkusan itu, mata- nya langsung berbinar tapi wajah- nya segera memucat. Gelang giok itu! “Apakah pemuda itu berpakai- an sederhana dan matanya berki- lat-kilat penuh keberanian?” “Ternyata tuan putri menge- nalnya. Siapakah dia tuan putri…” Menyadari keterlepasannya, pipi We Tenriabeng segera berse- mu merah. “Tidak, aku tidak mengenal- nya.” “Bagaimana mungkin tuan Ia yakinkan dirinya bahwa “Sudah kubilang aku sedang putri tidak mengenalnya tapi memikirkan pemuda berbaju tidak nafsu makan. Katakan pada pemuda itu memberikan…” sederhana itu hanya akan me- kakenda dan nenenda bahwa aku “Sudahlah! Nanti aku ceritakan nyusahkan hidupnya saja. Kakek- akan makan setelah aku ingin. pada waktunya.” We Tenriabeng nya pasti akan berang mendengar Katakan juga untuk berhenti pun tanpa sadar segera berlari ke ia berurusan dengan pemuda mengkhawatirkanku, aku bukan kamarnya. Kebingungan, tapi semacam itu, sementara lamaran tidak mau makan hanya saja …” tidak mampu menutup kebahagia- dari Kerajaan Langit sudah di “Bukan soal bersantap tuan an yang terpancar di matanya depan mata. Lagi pula, sebagai- putri. Yang mulia memang me- yang berbinar-binar dan wajahnya mana terpikir tadi, bukan tidak nyuruh hamba semua untuk mem- yang semburat kemerahan. *** mungkin pemuda itu pemuda bujuk tuan putri bersantap, namun berandalan biasa yang jual lagak karena tuan putri dari tadi enggan dan cari perhatian. Jelas dalam soal diganggu, kamipun tak berani Lima Belas membeli gelang giok itu si pemu- mengganggu. Kami hanya ber- La Pananrang sedang ber- da cuma menggertak saja! Sama siap-siap kapan saja tuan putri baring menatap langit-langit sekali tidak meyakinkan orang berkenan menyantap ..” biliknya ketika tiba-tiba didengar- sesederhana itu punya uang untuk “Lantas ada apa?” nya suara ketukan di jendela, yang membeli permata. Dan soal perke- “Ada seorang pemuda mence- disusul suara La Gongkona. lahian? Pastilah dia sudah terbirit- gat hamba dan menitipkan bung- “Tidurkah engkau, wahai orang birit begitu ia menyingkir dan kusan ini buat tuan putri. Ketika yang diberi kemampuan berbicara hilang dari pandangan. hamba tanyakan siapa namanya, ia di Ale Luwuq? Bangunlah. Perahu “Tuan putri… “ seorang inang menolak menjawab dan hanya di depan kita ratusan atapnya. menyerahkan bungkusan ini..” muncul dengan agak berindap- Seorang raja yang tiada duanya indap. We Tenriabeng keheranan. berdiri di atas ombak mengha- Diterimanya bungkusan itu, dan dang kita.”

8 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 La Pananrang tergopoh-gopoh Suruh menunggu yang di depan sukannya dengan suara menggun- bangun dan segera ke luar dari dan suruh bergegas yang di tur. biliknya. Baginya segera disajikan belakang. Ingat, kita akan coba Dengan cepat kapal-kapal tempayan berisi air untuk mencuci menghindar, kalau tidak diberi, sudah membentuk formasi yang muka. Setelah La Pananrang kita akan bicara baik-baik dengan- cukup rapat. Semua prajurit sudah mencuci muka dan merapikan nya. Baru kalau terpaksa, kita me- mengenakan pakaian perang. dirinya, sirih pun disajikan pada- nempuh jalan kesulitan.” Tameng, tombak, dan kelewang nya. Lalu mereka bergegas me- Jemmuq Ri Cina segera me- masing-masing sudah terpasang. nuju geladak kapal. nyampaikan perintah La Panan- Barisan penyumpit berbaris di Sembari mengunyah sirih, La rang kepada La Gongkonan yang depan pasukan tombak. Pasukan Pananrang mengamati baik-baik segera melajukan sampan-nya pemanah dengan siaga berbaris rombongan perahu di depannya. untuk menyampaikan perintah ini berlapis lapis dengan barisan Dilihatnya kali ini perahu yang ke seluruh rombongan, lalu ber- kelewang. Alat-alat pelontar batu menghadang mereka bukan main gegas kembali ke samping kapal dan pelontar api sudah terpasang, banyaknya, hampir-hampir me- La Pananrang menunggu perintah siap dilontarkan. Pertempuran nutupi kaki langit. selanjutnya. yang mereka hadapi hampir terus- “Sepertinya kulihat kapal tanah Berkata La Massaguni, menerus dan mereka menangkan telah menempa mereka menjadi La Tenrinyiwiq dari Malaka. kapal- “Buat apa kita takut musuh To pasukan yang terampil, cekatan, nya terkenal besar sekali dan seba- Sulo Lipuq. Kegundahan hatimu, dan percaya diri. Bahkan, hampir- gian geladaknya diberi tanah dan gampang saja obatnya. Bukankah hampir merupakan pasukan yang pohon-pohonan seperti di darat memang tugas pasukan untuk haus perang. saja. Dia terkenal garang dan selalu mengadu kelewang. Untuk meli- menyergap kapal-kapal tanpa hat kekuatan La Tenrinyiwiq, mari Panji-panji setiap kesatuan ampun.” saling mengadu semua gellareng, berkibar-kibar. Di kapal La Panan- Gundah gulanalah La Panan- bertempur bagai guntur. Kita telah rang, panji-panji kebesaran keraja- rang menyaksikan barisan kapal berlayar untuk menggapai cita-cita an dikeluarkan dan dikibarkan La Tenrinyiwiq tersebut. kita, kalau kita tak di perut ibu kita, selengkapnya. Setelah semua per- siapan lengkap, La Pananrang me- “Betul-betul musuh tak pernah tak bakal kita dilahirkan. Kalau manggil La Massaguni. Dengan habis bagi kita.” kita bukan prajurit tak bakal kita beradu senjata.” sungguh-sungguh ia berkata pada “Demikianlah memang nasib La Massaguni, yang ditakdirkan bagi kita, selalu “Tak usahlah kau berbicara “Kasihanilah aku, adikku Sagu- saja bertemu musuh besar di dengan La Tenrinyiwiq. Biar aku ni. Tak usahlah kau yang menja- tengah laut”, jawab To Ampe saja yang mencoba berbicara baik- wab To Marajae La Tenrinyiwiq. Manuq La Massaguni. baik dengannya. Kalau perlu berulang-ulang. Kalau memang Biar aku sajalah yang bermu- “Lihatlah kapalnya yang dipe- kita tidak dia beri pilihan, barulah syawah.” nuhi alang-alang dan semak bam- kita menempuh jalan kesulitan.” Dengan hormat, La Massaguni bu. Dia seperti berlayar dengan menganggukkan kepala pada ka- kampung halamannya. Hai Jem- Maka bangkitlah La Massagu- kak sepupunya. La Pananrang muq Ri Cina, turunkan layar dan ni, mengangkat tegak-tegak tong- tahu benar bahwa gairah bertem- rebahkan tiang layar. Hentikan kat gadingnya yang berukir semba- pur sudah menyala-nyala di selu- dulu pelayaran dan buat barisan. ri memberikan komando pada pa-

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 9 ruh nadi adiknya. Jika tidak dita- tetap akan dihadang juga. Berha- penguasa Luwuq, Putera satu-satu- han, gairah sebesar itu bisa mele- dapan dengan penghadang sekuat nya yang dipertuan di tanah Lu- dak tidak pada tempatnya. Kedua itu tidak ada perlunya untuk meng- wuq, keturunan raja-raja besar dan bersaudara itu pun merundingkan hindar berkali-kali karena akan agung.” strategi mereka dan dengan cepat ditafsirkan sebagai tanda ketakut- Dari pertemuan pertama itu mencapai kesepakatan. an dan hendak melarikan diri. La Tenrinyiwiq merasakan kebe- Semalaman mereka berdua Untuk mengajak bicara lawan saran dan kemegahan La Panan- tak dapat memejamkan mata. sekuat itu, La Pananrang memu- rang. Ketika fajar merekah ke esok- tuskan untuk menunjukkan ke- La Pananrang menurunkan an harinya, seluruh barisan kapal kuatan juga pada mereka dengan sedikit nadanya dan melanjutkan, membuang semua tanda-tanda Sawerigading dalam keadaan siaga “Kuharap tidak tersinggung dan isyarat yang dapat diartikan penuh. perasaanmu To Maraje jika aku sebagai kegentaran. Maka, tidak La Pananrang duduk berdam- bertanya dimanakah gerangan seperti biasanya, kali ini ia menyu- pingan dengan La Massaguni di negerimu, wahai raja yang me- ruh seluruh kapal menunjukkan kursi kebesaran. La Pananrang ngendarai Kapal Tanah.” siaga perang secara terbuka. Bah- mengenakan pakaian bangsawan, Menjawab La Tenrinyiwiq, kan La Pananrang memerintahkan lengkap. Sementara La Massaguni kapal-kapalnya yang melaju untuk “Akulah La Tenrinyiwiq, orang mengenakan pakaian perang kebe- berhenti ketika benar-benar sudah Malaka yang biasa menangkap sarannya. Kelewang besar bergan- mendekati kapal La Tenrinyiwiq kapal-kapal di tengah laut. Lawan tung di pinggangnya, badik terse- sehingga hampir-hampir kapal- kutangkap kawan kutawan. Tak lip di bagian perutnya, sementara kapal mereka bertabrakan. satupun yang luput dari geng- tombak panjang dengan mata gaman. dan hari ini aku bertemu tombak berukir dipegang baik- La Tenrinyiwiq sudah berdiri di kapal raja muda yang megah di baik oleh pengawal utamanya. atas kapalnya dan suaranya yang bawah keluasan langit biru. Di Panji-panji bersulamkan emas mengguntur terdengar jelas, tengah lautan ini, aku bertemu bergambar rembulan bernaga, “Bodohlah orang yang berta- orang yang nama dan kebesaran- tegak di tangan barisan pengawal nya, tetapi ketidaktahuan memba- nya menjadi buah bibir di negeri di belakangnya. wa kesesatan! Di mana gerangan kami. Maka aku akan menentukan negeri subur tempatmu berasal, Barisan kapal mereka berlayar keributan besar, untuk menentu- hai orang yang bernaung di bawah menghindar ke kiri. Namun, rom- kan siapa lebih besar dan megah payung emas berpanji emas!” bongan kapal di depan mereka di antara kita.” beralih haluan dan tetap dalam La Pananrang pun berdiri dari “Apa gerangan maksudmu To posisi menghadang. Jelas benar kursinya. Marajae menentukan keributan barisan kapal La Tenrinyiwiq “Akulah kakakmu, La Panan- besar, menciptakan kesulitan memang sengaja menghadang rang dari Luwuq. Putera La Pang- untuk menghilangkan pesan mereka. nngoriseng dari Takke Biro, putera orang-orang di atang Mpareq. La Pananrang memutuskan sulung We Tenriulle dari Kau-kau, Adakah engkau cemburu dengan untuk berlayar langsung ke arah bangsawan murni yang dipercayai kebesaran sesama Datu? Tiada mereka. Percuma saja berusaha memutus perkara Penguasa Lu- satupun kesalahan temanmu menghindar berkali-kali kalau wuq. Di kapal ini berdiam sang Sawerigading sehingga kau perlu

10 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 melayarinya. Pindahlah kemari, “Penentu Malaka mengundang biar kupersembahkan perjamuan kita menyabung ayam ke kapal- sesama Datu, dan kau nikmati nya. Apabila ayam kita membu- sajian tanah Luwuq.” nuh ayam kesayangannya, tentu “Jangan kau perpanjang tawar- akan dibunuhnya ayam kesayang- an. Tak ada yang kuinginkan. an kita.” Hanya musuh yang kucari. Kude- La Massaguni menyentuh ngar telah berlayar Sang Datu yang lengan La Pananrang dengan muda, dan dia lah konon yang ba- dahlah kemari ke kapalku. Kita lembut. kal dinaungi payung emas Ale menyabung ayam bersama. Kita “Marilah kita pindah ke kapal- Luwuq, maka kulayari dia karena pertaruhkan harta benda kita yang nya, To Sulo Lipuq. Kita mengikuti aku ingin menyabung keris ber- banyak, kita ramaikan beranda takdir yang telah ditetapkan untuk taruh nyawa. Kita pertaruhkan se- kita. Kita gemuruhkan lautan kita. Kita tidak punya dua nyawa, mua kapal dan isinya. Jika aku dengan keramaian.” tapi begitu pula dengan La Tenri- kalah, semua kapalku adalah La Pananrang buru-buru me- nyiwiq. Kita dan dia sama-sama milikmu. Jika engkau kalah, nyela, cuma punya satu nyawa.” menjadi hak aku seluruh kapalmu “Tapi aku hanya membawa “Dengarkan semua kataku, hai berserta isinya.” telur untuk upacara. Ayam tiada para panglimaku. Pakailah semua La Pananrang membisu. kubawa karena bukan niatku baju perang di balik pakaian bang- “Ayolah, mari kita pastikan untuk menyabung. Kami dalam sawan kalian. Siagakan semua siapa yang bakal dikenang kegara- perjalanan ke tanah Cina mengan- pasukan di sini. Pertempuran tidak ngannya di tengah laut! Siapa yang tar adikku Ponratu hendak me- lagi bisa dihindari. Meskipun kita kalah di lautan luas ini, tergadai minang puteri Cina.” akan pindah ke kapalnya dan me- sudah istri dan jiwanya.” La Tenrinyiwiq berpaling pada nyabung, pada akhinya pertempur- Tiba-tiba La Massaguni maju La Pananrang, wajahnya kelihatan an juga yang akan kita hadapi. dan berkata, tersinggung, Sekarang kita pindah ke kapalnya, kita menyabung ayam di sana dan “Kuingatkan engkau Langiq “Pilihlah To Sulo Lipuq, mana membuat kemeriahan besar yang Risompa, kurang sopan ucapan yang engkau suka. Kita menya- membuat semua orang di sana mulutmu pada para sesama Datu. bung ayam atau menyabung sen- bersenang-senang. Semua di pihak Kalau kau mendambakan kebesar- jata. Pilih dan timbanglah. Pin- kita, siapkan untuk berperang.” an dan kemuliaan, buatlah sandar- dahlah ke kapalku, kita menya- an dan bawalah kami ke kapalmu, bung ayam dan mempertaruhkan Para panglima kembali ke marilah kita menyabung. Tentu harta benda yang banyak. Ingat! kesatuan mereka masing-masing. akan dibunuhlah ayam kesaya- Hanya musuh yang kucari! Tak La Pananrang, La Massaguni, nganmu. Jangan katakan bahwa satupun sesama Datu yang pernah Jemmuq Ri Cina, dan Panrita Uqiq engkau, orang yang besar lagi mu- kulepaskan selama ini.” diiringi tiga puluh orang pengiring yang terdiri para prajurit kelas lia, tidak punya ayam yang patut La Pananrang segera menga- satu, segera berpindah ke kapal bersabung, melainkan ayam untuk jak berunding La Massaguni, La Tenrinyiwiq. digulai di perjalanan.” Panrita Uqiq dan Jemmuq Ri Cina, “Kalau benar bukan musuh To Panre Gauq, dan semua pang- yang kau cari, To Sulo Lipuq, pin- limanya.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 11 TELAAH

Potret Kehidupan Masyarakat Nelayan di Madura Dalam Kumpulan Cerpen Karapan Laut Karya Mahwi Air Tawar

SUNU WASONO

Sebuah cerita pendek --sependek apa pun-- melukiskan sepenggal peristiwa yang melibatkan sejumlah tokoh yang hidup dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Di dalam peristiwa itu tokoh-tokoh saling berinteraksi. Dari interaksi itulah muncul persoalan yang terangkai dalam kisah pendek. Umumnya diyakini bahwa dalam cerita pendek tidak terbuka ruang bagi penulis untuk menggarap lebih jauh karakter para tokoh cerita. Biasanya dalam cerita pendek juga tidak ditampilkan banyak tokoh. Kisah berpusat pada satu tokoh sentral yang menjadi penggerak cerita. Dari narasi dan aksi tokoh inilah masalah bergulir dan berkembang. Pada titik tertentu, masalah itu selesai atau terselesaikan bersamaan dengan berakhirnya kisah. SNamun, adakalanya kisah berakhir, tetapi persoalan yang menjadi pengendali cerita tidak terselesaikan atau dibiarkan "mengambang" atau "menggantung" sehingga memberi ruang bagi pembaca untuk menafsirkan sendiri menurut persepsi masing-masing. Pemaparan singkat ini akan menjadi prinsip bagi saya untuk menyimak dan menelaah Karapan Laut karya Mahwi Air Tawar.

12 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Membaca Karapan Laut tidak nian berenang di laut yang ber- yang hadir dalam Karapan Laut. bisa tidak membawa pikiran saya akibat tragis: perkelahian (carok) Hal itu selain terlihat dalam "Anak- ke Madura dengan segala problem kedua orang tua mereka, yaitu anak Laut" juga terlukis dalam yang melingkupinya. Kata Karap- Durakkap (ayah Ramuk) dan cerpen lain, seperti "Tubuh Laut", an tentulah menautkan pikiran Rabbuh (paman Mattasan). Durak- "Bajing", "Kuburan Garam", "Wasiat kita pada tradisi karapan sapi di kap mati di tangan Rabbuh, Api", dan "Sapi Sono'." Pada "Tubuh pulau penghasil garam tersebut. Di sedangkan Rabbuh meskipun Laut," misalnya, seorang menantu Madura tradisi karapan sapi telah menang atas Durakkap, (kemung- (Kacong) berusaha menghancur- menjadi salah satu daya tarik pari- kinan) akhirnya mati juga di ta- kan rumah tangga mertuanya wisata. Akan tetapi, kalau kita ber- ngan Ramuk, anak yang usianya yang notabene adalah rentener, bicara tentang Madura, tentu yang masih belasan tahun yang —ironis- Kacong ingin membalas dendam terbayang bukan hanya karapan nya— adalah santri atau muridnya dengan bantuan dukun. Namun, sapi. Dalam konteks yang lebih sendiri. Perkelahian Durakkap upayanya gagal justru ketika ritual luas, Madura juga menautkan (mantan bajing 'preman') dengan yang dijalaninya tinggal satu pikiran kita pada banyak hal: Rabbuh (guru ngaji) merupakan langkah. Agar terbayang bagaima- "budaya" carok, praktik mistik dan puncak dari perseteruan dan den- na ritual mistik yang dijalani Ka- perdukunan, sate, batik, garam, dam mereka yang sudah lama cong pada saat mengguna-gunai konflik aliran/kepercayaan, konflik terpendam. Perseteruan mereka mertuanya dilukiskan, ada baiknya etnik, ramuan jamu, bahasa, lelu- berpangkal pada soal ketersing- dikutip sebagai deskripnya. con, dan lain-lain. Oleh karena itu, gungan dan terusiknya harga diri. Tiba di ambang congkop, Ka- ketika baru akan memulai cerpen Ejek-mengejek, sindir menyindir cong cepat-cepat menanggalkan ini, saya sudah membayangkan terkait dengan soal tertentu mem- pakaiannya hingga ia telanjang atau menduga bahwa sebagian buat seseorang merasa terhina se- bulat. Diambilnya sesaji, dupa, air dari hal-hal tersebut akan mewar- hingga menyimpan dendam yang kembang, damar apung, celana nai kisah dalam Katapan Laut. dapat berujung pada carok. Perke- dalam milik ibu mertuanya yang Ternyata dugaan saya tidak terlalu lahian Durakkap dan Rabbuh dipi- dicurinya beberapa hari lalu, dan meleset. Dua belas cerpen yang ter- cu oleh dugaan (yang belum jelas tiga helai rambut ibu mertuanya himpun dalam buku ini melukis- kebenarannya) atas hilangnya yang telah dililitkan pada sebatang kan denyut kehidupan masyarakat Ramuk (putra Durakkap) saat ber- jarum. Sambil membawa barang- nelayan Madura yang antara lain adu keberanian dengan Mattasan barang itu ia mengitari makam ditandai oleh hadirnya fenomena di laut. Durakkap setelah meneri- tiga kali. Lalu ia bersimpuh di sisi carok, praktik perdukunan, dan ma laporan dari Mattasan tentang makam dan membakar celana konflik antarinduvidu yang dibalut kematian Ramuk bukannya berge- dalam mertuanya hingga menjadi dendam, dan konflik antaretnik gas mencari jasad anaknya, me- abu. Untuk mengakhiri tirakat itu, (Dayak-Madura). lainkan justru menantang Rabbuh Kacong tinggal menghanyutkan untuk berkelahi yang berujung abu celana dalam ke tengah laut. pada kematian mereka. TTTemperamenenentaltaltal Itulah antara lain ritual yang Cerpen pertama yang menjadi Mudah tersinggung (tempera- dijalani Kacong dalam rangka pembuka antologi ini, "Anak-anak mental), merasa terhina, merasa menghancurkan rumah tangga Laut", berkisah tentang persaingan dinistakan harga dirinya agaknya mertuanya. Tidak dijelaskan lebih dua anak (Mattasan dan Ramuk) menjadi ciri atau karakter yang lanjut kehancuran yang bagaima- dalam adu kehebatan dan kebera- melekat pada sejumlah tokoh na yang dimaksudkan di sini. Akan

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 13 tetapi, dari mantra dalam bahasa kan tentang seorang ayah yang pribadi-pribadi pendendam yang Madura campur Arab yang diberi- dibuat malu oleh kenakalan anak- mudah naik pitam dan tersing- kan dukun kepada Kacong, terlihat nya. Taroman, tokoh itu, pada suatu gung harga dirinya. Jika mereka bahwa Kacong menginginkan waktu merasa malu karena anak sudah terlibat konflik, mereka kedua mertuanya kehilangan cinta kandungnya (Tarebung) tertang- akan menempuh jalan apa pun: kasih sehingga tidak bisa hidup kap basah menguntil dagangan berkelahi langsung atau mengam- rukun. Usaha Kacong tampaknya orang di kampung sendiri. Atas bil jalan lain lewat mistik. tidak membawa hasil sebab ketika kelakuan anaknya itu ia berusaha Selain kisah yang menggam- pada malam hari hendak mem- membunuh anak itu. Ketika istri- barkan konflik/perseturuan antar- buang abu celana dalam mertua- nya (ibu anak tersebut) melindungi individu dalam keluarga dan ma- nya ke laut, ia diketahui sejumlah anak itu, ia memukilinya. syarakat, terdapat juga cerpen da- orang. Mereka mengira Kacong Sementara itu, dalam "Kuburan lam antologi ini yang mengusung pencuri. Saat warga hendak me- Garam" seorang ayah (Suwakram) tema lain, misalnya soal kehidupan nyergapnya, Kacong tercebur atau mengusir anaknya sendiri (Duram- Bindring (tukang kredit) yang menceburkan diri ke laut, dan ke- pas) dari rumahnya hanya karena menjajakan dagangannya secara esokan hari mayatnya ditemukan mereka berbeda pandangan dan kredit dari satu rumah ke rumah warga mengambang di air. Di keyakinan pengelolaan tambak lain di kampung nelayan. Kisah ujung kisah, mertua laki-lakinya dalam kaitannya dengan kebera- seperti ini dan kisah lain yang digambarkan ikut dalam kerumu- daan makam keramat Syekh Ang- mengangkat tema pelacuran ha- nan orang untuk melihat jasad me- gasuto, leluhur kampung tempat nya menegaskan betapa kehidup- nantunya. Ia memaki dan melu- tinggal mereka. Suwakram yang an keluarga nelayan sangat mem- dahi jasad menantunya. menjadi juru kunci kuburan Ang- prihatinkan. Kisah di sekitar peda- Rasa dendam dan perasaan gasuto mengusir anaknya karena gang bindring ("Bindring"), penjual terhina kiranya menjadi pokok menerima bantuan modal dari pa- kopi ("Ujung Laut Perahu Kali- masalah dalam kisah tersebut. brik garam yang dianggapnya anget"), penjual keliling asongan Persoalan sakit hati karena diejek merugikan masyarakat. Sikap ("Janji Pasir") yang merangkap meningkat menjadi merasa terhi- Durampas yang menganggap ku- sebagai pelacur bersama cerita na dan akhirnya marah yang dieks- buran Anggasuto tak berpengaruh lainnya memperlihatkan betapa presikan ke dalam berbagai ben- terhadap kondisi usaha tambak dalam kehidupan masyarakat tuk. Dalam cerpen "Tubuh Laut" membuat Suwakram naik pitam nelayan juga sarat maksiat. kemarahan itu terlampiaskan me- sehingga mengusir anak kandung- Selain kisah-kisah yang dise- lalui ritual mistik untuk mencela- nya sendiri. butkan, ada juga kisah yang meng- kakan orang lain, sedangkan da- Dari beberapa contoh tersebut angkat tema konflik etnik (Dayak- lam cerpen "Karapan Laut" dieks- kiranya jelas betapa pada masya- Madura). Tema itu muncul dalam presikan carok. Pada cerpen yang rakat nelayan di Madura yang cerpen "Janji Laut" dan "Bala Tariu". lain ditunjukkan bahwa kemarah- menjadi objek garapan dalam Kisah pertama menggambarkan an seorang tokoh dilampiaskan “Karapan” Laut konflik antarindi- penderitaan dua anak manusia dengan menyakiti, baik kata mau- vidu yang masih dalam lingkup Tarebung dan Ne' Tatri (istrinya) pun tindakan fisik (kekerasan) keluarga mudah terjadi dan bisa dan tiga pengungsi lainnya yang kepada orang terdekat (istri). Hal berakhir fatal. Di dalam kisah dilu- menjadi korban dari konflik etnik itu terlihat misalnya dalam kiskan betapa tokoh-tokoh itu, Dayak dan Madura. Pasangan "Bajing". Pada cerpen ini digambar- khususnya para lelaki, merupakan suami istri lain suku itu (Tarebung

14 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 suku Madura dan Ne' Tatri Dayak) Sulapsap (ayah Mar) akan turun hidupnya penuh derita, terusir dari jika menikahi seorang pesinden. tempat tinggalnya, sebagai akibat Apalagi Kiai Subang yang mantan dari konflik berkepanjangan dua bajing itu juga menjadi guru para etnik tersebut. Mirip dengan cerita bajing. Maka Mar pun bersedia pertama, cerpen kedua menggam- melakukan apa yang diperintah- barkan saat-saat yang menegang- kan dukunnya, Nyai Makelar. Ia kan bagi seorang (Ali Wapa) ketika harus menjalani ritual tertentu di berada dalam kepungan orang- kuburannya yang hampir mirip orang yang akan menghabisi yang dilakukan Kacong saat hen- nyawanya. Kedua kisah itu berbeda dak menyerang mertuanya secara dengan kisah-kisah lainnya yang gaib. Seperti Kacong, Mar juga mengambil latar kehidupan ma- harus telanjang bulat mengitari syarakat nelayan di Madura. Teka- kuburan pada malam hari. Saat ia nan yang diberikan pada kisah sedang melakukan itu, ia dipergo- tersebut tidak lain adalah penderi- ki penjaga kuburan. Jika Kacong taan tak bertepi orang-orang yang oleh seseorang yang terlibat urus- harus mati tercebur ke laut, tam- menjadi korban dari konflik etnik: an dendam. Dalam kasus atau uru- paknya tidak untuk Mar. Ia justru Dayak dan Madura. Selain kedua san asmara, keselamatan, kelancar- mengajak penjaga kuburan untuk kisah ini, sepuluh kisah lainnya an usaha, dan lain-lain, seseorang menari. berlatar di perkampungan nelayan juga menempuh jalur mistik. Ke kuburan untuk melakukan dan menggambarkan denyut kehi- Sekadar contoh, dalam 'Sapi ritual tertentu tampaknya menjadi dupan masyarakat tersebut yang Sono'" digambarkan bagaimana motif yang berulang-ulang muncul diwarnai oleh praktik perdukunan seorang pemilik sapi (Santap) yang dalam cerpen Mahwi Air Tawar. dan penghormatan terhadap ma- ingin mengikuti suatu kontes sapi Apa maknnya? Saya kira, perulang- kam leluhur. pergi ke seorang dukun (Dulak- an itu tidak terlepas dari upaya kap) untuk disaranai atau dibantu penulis untuk memberi tekanan Mistik dan Perdukunan secara spritual agar sapinya me- pada sesuatu. Dalam konteks itu, Telah disebutkan sebelumnya nang dalam kontes. Juga dalam melalui sejumlah cerpen ini hen- bahwa jika terjadi konflik induvidu cerpen yang lain, "Letre'", seorang dak dikatakan bahwa kuburan di dalam masyarakat nelayan, perempuan (Mar), istri Kiai Su- sebagai bagian dari praktik perdu- pihak-pihak yang terlibat akan bang, meminta bantuan Nyai kunan atau jalan mistik masih menyelesaikan dengan cara berke- Makelar (seorang dukun) untuk lekat dengan kehidupan masya- lahi (carok) atau cenderung lari ke menggagalkan upaya suaminya rakat nelayan di Madura. Orientasi mistik. Pergi ke dukun atau mela- mengawini Sumiyati, pesinden masyarakat terhadap klenik, ke- kukan ritual tertentu di kuburan yang sedang naik daun. Mar sebe- kuatan jimat, perdukunan, masih merupakan kebiasaan masyarakat tulnya tidak keberatan jika suami- kuat dalam masyarakat nelayan. nelayan jika dihadapkan pada ma- nya menikah lagi asal tidak meni- Hampir setiap cerpen dalam kum- salah tertentu, misalnya bermusu- kah dengan pesinden. Menurutnya, pulan ini memperlihatkan hal itu. han dengan tetangga atau terlibat suaminya tidak pantas menikahi Terkait dengan soal itu, kiranya urusan dendam. Akan tetapi, pergi pesinden. Derajatnya sebagai guru perlu ditelisik nada kisah ini. Dari ke dukun bukan hanya ditempuh ngaji yang menggantikan Kiai sana akan terlihat bagaimana

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 15 penulis Karapan Laut menyikapi Ia juga berusaha persoalan yang diusung dalam untuk tetap kon- karya-karyanya. sisten pada posi- sinya sebagai pe- Sikap Pencerita ngamat dan pe- Satu pertanyaan perlu dilontar- lapor. Oleh kare- kan terkait dengan soal yang di- na itu, di dalam usung dalam Karapan Laut, yakni kisah ini tidak bagaimana pencerita dalam anto- dijumpai "khot- logi ini menyikapi persoalan-per- bah" atau ko- soalan yang digulirkan. Kedua mentar nyinyir belas kisah dalam kumpulan cer- tentang tokoh pen ini dikisahkan dengan gaya atau latar tem- diaan. Juru kisah berdiri di luar pat dan budaya cerita. Dari posisi itu ia menyam- kisah ini. Akan tetapi, sebagai akhir di belakang kisah. Deskripsi paikan berbagai hal yang diketa- seorang yang bekerja de-ngan yang cermat dengan diksi yang huinya. Dalam konteks itu, ia nalar, tentu ia secara tersirat ingin tepat, detil, dan hidup membuat menjadi pengamat yang cermat juga menyampaikan sesuatu lewat nilai tambah cerpen yang terhim- terhadap objek yang dituturkan- karya-karyanya. Kecenderu-ngan pun dalam buku ini. Kesanggupan nya. Apa yang terjadi pada diri memilih kasus/masalah ter-tentu Mahwi Air Tawar menghadirkan tokoh, baik yang dikerjakan mau- untuk digarap ke dalam kisah, juga metafora yang sesuai dengan latar pun yang tersimpan rapat di be- kecenderungan untuk mengulang kisah, seperti "tampak perahu itu naknya. Semua ia laporkan seba- penggambaran peris-tiwa dan berayun pelan dalam buaian om- gaimana adanya. Tidak ada kesan latar tertentu, tentu saja tidak bisa bak, bagai seorang anak kecil yang pada pencerita untuk mencerama- dianggap sebagai suatu kebetulan tertidur dalam buaian ibunya", hi dan menghakimi tokoh-tokoh belaka. Bagaimanapun, pada membuat kisah dalam kumpulan yang hadir dalam kisah dengan akhirnya ia lewat Karapan Laut cerpen ini utuh sebagai kisah yang seluk-beluk yang menyertainya. ingin menyampaikan sesuatu, atau mengusung kehidupan masyara- Apa artinya semua ini? sekurang-kurangnya ingin kat nelayan Madura Jika pencerita dalam kisah ini menekankan sesuatu. Akhirnya, bagaimanapun, me- kita anggap sebagai representasi Kumpulan cerpen Karapan lalui Karapan Laut kita diajak dan dari penulis, agaknya Mahwi Air Laut merupakan cerita pendek dibimbing --tanpa harus digurui-- Tawar ingin menyajikan suatu yang sarat warna lokal, dalam hal untuk melihat potret masyarakat gambaran "senyatanya" tentang ini Madura, yang menambahkan nelayan di Madura yang masih denyut kehidupan masyarkat pengetahuan dan wawasan pemba- sederhana itu sebagai bagian dari nelayan di Madura. Dalam konteks ca, khususnya pembaca non-Madu- Indonesia yang luas dan beragam itu, ia sekadar memotret keadaan ra. Kemunculan kata-kata atau masyarakatnya. Dalam konteks itu, sebagaimana yang ia amati dan istilah daerah (bahasa Madura) masyarakat nelayan yang diabadi- hayati. Ia tidak memoles atau dalam kisah ini tidak menjadi kan ke dalam kumpulan cerpen ini mereduksi realita yang diamati- hambatan pembaca dalam mema- merupakan bagian dari keragam- nya menjadi sesuatu yang lebih hami cerita karena penulisnya an itu. indah dari aslinya atau sebaliknya. senantiasa memberikan catatan

16 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 CERPEN

Kabar dari Peradaban Laut

F. MOSES

Barangkali inilah peradaban sekaligus tempat tinggal terunik di muka bumi sepanjang adanya alam. Kami sebagai daratan di tengah hamparan lautan. Sejak puluhan tahun silam kami tinggal di sini. Kami hanya tahu laut. Laut yang kebetulan pula berbatasan dengan perbukitan. Sangat berdekatan dengan daratan lainnya pula. Akan tetapi, laut tetaplah laut yang sejak dulu tak pernah berubah sekalipun berbatasan dengan bukit yang berdekatan dengan daratan. Dan barangkali pula, inilah adanya kami; kami tertakdirkan hidup di laut. Kami yang teramat mencintai laut sekaligus daratan di jarak yang teramat sangat berdekatan ini. Kecuali, tempat kami berpijak di tengah hamparan cakrawala laut luas ini. Kami sebagai daratan dalam lautan. J Dan, rasanya, kami tak perlu marah jika semua orang di negeri daratan sana menganggap kami seperti serupa ikan. Ikan daratan. Ikan daratan yang kerap termanfaatkan pula oleh mereka yang aus memburu kami. Ya, sudahlah, apalah arti anggapan mereka itu? Sekalipun lama kami teranggap demikian. Kecuali, ketakutan kami yang menjadi seperti hidup di alam perburuan. Sekali lagi, kami hanya mengenal laut. Laut saat pagi, siang, petang, malam, dan kembali pada pagi lagi yang selalu saja memesona dan tetap saja laut tak pernah berubah. Pesona yang tak akan tergantikan oleh alam manapun. Makanya, kadang kami pun tak habis pikir; entah apa yang telah membuat kami tidak mau pergi apalagi tinggal di negeri daratan sana.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 17 luasnya lautan. Bahasa membantu kami menyatukannya, bahasa kami dan lautan. Bahasa yang di dalamnya terdapat ribuan juta kata. Kata yang menjadikan kami lebih mudah berbahasa dengan alam. Kata ungkap. Sekalipun orang-orang di da- ratan sana beranggapan kami lebih primitif daripada mereka, namun kami tetap bangga. Bahasa laut. Bahasa yang membuat kami jadi lebih menghargai nenek moyang kami di ribuan tahun silam. Kami tetaplah bangga: Kami sudah sangat bangga Bagi kami lagi di sini, sebagai kebanggaan yang tak pernah pula berada di sini: kebanggaan yang orang-orang berperadaban laut, terpikirkan: entah kenapa kami sepertinya juga sudah menjadi laut tetaplah desiran bagi hidup telah menjadi suratan takdir satu dengan leluhur. Leluhur telah kami; angin laut yang tetap dan sebagai orang-orang laut. Karena menjadikan kami lebih beradab. tak akan pernah berubah dari apa itulah, sampai perkembangan di Dugaan kami. saja yang kami hela di sini. Laut zaman apa pun kami tak akan Kami dan laut selalu bersa- sangat membantu kami meringan- pernah berubah. Berubah yang habat dan merasa lebih memiliki kan hidup di kerap dahsyatnya terkecuali perubahan seiring peradaban. Peradaban laut: pera- gelombang peradaban yang terka- peradaban kami untuk tetap lebih daban yang selalu abadi. Abadi dang mampu membunuh hidup terlestarikan. Peradaban laut, tak sepanjang zaman. Kami tak per- itu sendiri. akan pernah kami akhiri. Tak akan nah pula terkikis oleh waktu. Itulah Tidak ada yang perlu kami pernah juga kami ingkari janji yang membuat kami bangga dan takutkan hidup begini dan seperti kesetiaan terhadap peradaban bertahan dan tetap mempertahan- ini, kecuali berbangga. Kebangga- kami ini. Peradaban laut. Peradab- kan kebudayaan kami sejak zaman an telah membuat kami lebih an sejak zaman nenek moyang nenek moyang dulu. beradab dari orang-orang di darat- kami. Sekali lagi, kami sebagai an sana. Beradab dan lebih memili- Suatu ketika, kami mendengar orang-orang laut merasa lebih me- ki peradaban. Peradaban laut: per- kabar tentang peradaban di negeri miliki peradaban. Peradaban laut. adaban tak pernah berubah sepan- daratan sana yang cukup membu- Peradaban yang tak pernah pula jang masa. Satu hal lagi, kami pun at kami takut. Sangat meresahkan berubah oleh perkembangan za- lebih bangga dengan bahasa kami. hati kami di sini. Yaitu tentang per- man apa pun. Laut, bagi kami, Sekalipun terbilang unik. Bahasa adaban baru yang tengah dibentuk tetaplah hamparan dari aroma air laut. Sekalipun terpinggirkan dan bahkan rencananya akan dilestari- asin yang selalu menjadikan terjauhi. Bahasa yang membuat kan dan rasanya sudah terlestari- deburan ombak serta kilauan kami lebih menyatu dan lebih me- kan: peradaban dari mereka, seba- keperakan saat matahari menyem- mahami satu dengan lainnya. Ter- gai orang-orang yang terlahir dari burkan cahaya panasnya. lebih alam. Alam berisi hamparan daratan di negeri itu. Orang-orang

18 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 daratan. Mereka sungguh picik Sewaktu-waktu pula, orang- kehadiran menggelap-terangkan bahkan tidak mengenal belas orang di negeri daratan juga tak seisi semesta. Teranggap di kami kasih. segan pula untuk membunuh sia- pula, sebagai orang-orang yang Padahal, mereka jauh sungguh pa saja yang menghalangi jalan- berkehidupan di laut, kami tak lebih maju ketimbang kami. Dari nya. Atas nama peradaban keber- akan pergi dari peradaban ini. segi penghasilan, tentunya mereka samaan maupun atas nama tetek Peradaban laut. Peradaban terunik juga lebih berkecukupan daripada bengek lainnya, mereka tetap saja sejak zaman nenek moyang kami. kami. Namun entah kenapa mere- saling tuduh dan curiga. Atas Peradaban yang akan dan selalu ka kerap saja kelaparan? Lapar un- nama peradaban pula, mereka tetap kami pertahankan. Peradab- tuk selalu membangun peradaban- menghalalkan segala cara dalam an telah membuat kami setia nya sendiri. Peradaban untuk sa- bertindak. Celakanya, atas nama dalam segala rasa maupun firasat. peradaban, mereka mengkhianati ling memakan siapa saja yang Dari rasa dan firasat itu pula, nenek moyangnya sendiri—yang menghalangi keinginan sesama kami mendengar kabar. orang di negeri itu. Negeri daratan. telah ribuan tahun silam melahir- “Mula-mulanya mereka me- Padahal, telah lama sudah terkata- kan serta melestarikannya. Ba- nyiram seperempat lautan dengan kan bahwa mereka merupakan rangkali mereka sudah di dalam racun. Entah racun apa namanya. orang-orang pintar dan berpendi- kubangan kutuk nenek moyang? Supaya mereka lebih aman saat dikan. Entah pintar apa. Entah pen- Entahlah. Terlalu jauh rasanya menyelam. Kemudian mengambil- didikan apa. Setidaknya, mereka bagi kami berpikir sampai ke situ. nya untuk diperjual-belikan. Entah telah pintar membangun dunia- Orang-orang daratan, tidak mereka mau jual sama siapa,” kata nya sendiri menjadi peradaban— pernah berhenti untuk mencari seorang di antara kami. yang dapat terkatakan pula— kepuasan. Segenap tubuh mereka paling modern: bagi diri mereka pun memang terisi oleh nafsu. “Ya, mereka juga akan segera sendiri serta tempat-tempat bagi Nafsu bersikap untuk menjadi membangun tempat-tempat hibu- mereka mencari dan kemudian rakus dan tidak ingin berhenti ran. Khususnya adalah hiburan membangun peradaban. terhadap apa yang telah dicapai- malam. Rencananya pula dan akan segera, di antara pekerjanya ada- Dan, seperti telah kami keta- nya. Selalu saja ada rasa untuk lah perempuan-perempuan di hui, rasanya tak perlu dikatakan menjadi lebih untuk mencapainya. antara orang-orang laut sini,” kata lagi untuk masalah pembangunan. Semuanya terlakukan oleh per- seorang lagi menimpali. Orang-orang di negeri itu tak buatan-perbuatan menghalalkan pernah lelah serta berkesudahan segala caranya pula. Rasanya pula, “Mereka pastinya juga meng- untuk membangun. Segala singga- mereka tak kenal syukur. Mensyu- hancurkan peradaban kita,” kata sana dengan amat menjulang kuri hidup. Betapa hidup selalu seorang yang lain di antara kami sekalipun telah mereka bangun. merasa berkekurangan tanpa rasa kembali menimpali. Membangun bagi dinastinya ma- syukur. Ya, tanpa sepengetahuan sing-masing. Dan, jika perlu, sega- Hamparan luas cakrawala orang-orang dari daratan telah la sesuatunya akan dirasa mampu lautan yang selalu saja terselingi menyerang kami. Perlahan-lahan untuk mereka beli. Mereka mam- deburan ombak oleh mata angin mereka ingin mengubah keadaan pu membeli segalanya. Apa pun dari segala arahnya—seolah dan kami. Kelamaan, mereka akan dipertaruhkannya: harta dan ke- memang tak pernah letih apalagi mulai bertindak sesuka hati. Mere- kuasaan. Bila perlu kehormatan- berhenti. Juga matahari yang tak ka merusak kehidupan kami. Me- nya. pernah mengingkari janjinya: reka merampas kekayaan kami.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 19 Mereka merampas segala kein- ban dari mereka untuk kami. beradu maupun balap karenanya. dahan yang ada pada kami. Terlebih adalah sikap pemaksaan Laut yang masih dan tetap saja Tentunya kami tak tinggal maupun menghalalkan segala cara laut saat di bawah rembulan diam, sekuat tenaga kami mela- dari mereka. Itulah sikap paling sekalipun. wan mereka. Semua itu berlang- sangat kami takutkan. Betapa sakit Karena itulah, sekalipun mere- sung sampai saat ini. hidup dalam kekhawatiran. Betapa ka mengusik dan terus selalu saja bengis hidup untuk menghalalkan Sampai saat ini juga, sangat mengusik, kami hanya sabar yang segala cara. sulit bagi kami untuk membeda- memang sudah tertakdirkan un- kan mana orang-orang laut dan Sejak zaman dulu kami selalu tuk hidup dalam kesabaran. Betapa orang-orang daratan. Secara per- hidup rukun berdampingan. Hi- nikmat hidup dalam kesabaran. lahan pula akhirnya kami seperti dup dalam kebersamaan serta Kami hanya ingin damai. Betapa menyatu. Padahal, tidak menyatu penuh kebersahajaan. Kebersama- nikmat hidup dalam kedamaian. sama sekali. Jika memang demiki- an yang sekalipun masing-masing Laut terasa cukup telah menguji an, apakah yang membuat kami dari kami terlahir dari nenek kami. Laut terasa cukup pula tidak menyatu? Mungkin itu sama moyang yang berbeda-beda. Laut menguji daya, rasa, firasat, mau- saja ketika kami harus mengukur telah menyatukan kami. pun cinta kami tentang peradaban. betapa menjoroknya perbedaan Yang kami tahu hanya laut. Peradaban laut. Peradaban kami. dalam lautan dan hati manusia. Laut berbatasan dengan bukit- Peradaban yang tak pernah ber- Barangkali. bukit. Kami mengerti betul per- ubah apalagi berkesudahan— Sekali-pun saat ini aroma asin laut Sekali lagi, semua kehidupan adaban laut. Peradaban yang tidak seolah menjadi amis bercampur kami bersama orang-orang darat- pernah berubah. Laut yang selalu keringat dan air mata. Entah an berlangsung sampai saat ini. dan seperti hamparan cakrawala kenapa. Tak ada yang kami takutkan dari kosong dan memang kosong. Ke- cuali, gerak angin yang tertampak mereka sebenarnya. Kecuali, ke- Telukbetung, Februari—Maret 2008 khawatiran kami terhadap perada- lewat deburan ombak saling

20 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 TAMAN

PUISI-PUISI

Hidayat Raharja

Buih Laut : Syemi

Syem, uban adalah buih laut yang mengiringi perahu berlayar ke tengah samudera. Aneka suka dan cerita menaiki punggung gelombang ke batas malam. Ia sinar bulan terangi hamparan pikiran, memantulkan bayang-bayang di kisahan. Perjalanan mendaki dan menurun, mendatar dan menyelam di sela karang dan terumbu. Ibu, selalu ingatkan jam pulang dan makan siang, bekerja dan istirahat. Syem, uban adalah warna perjalanan tertulis di atas kertas kehidupan dibentang dari buaian sampai lambaian. Warna yang pudar oleh putaran arloji dan denyut nadi Yang tua akan renta Yang renta akan tiba Yang belia akan dewasa Yang dewasa akan tua Melipat kerut di kulit, mengelupas luka di kepala. Kau suka matematika. Hidup ini matematika, bila bertambah semakin berkurang jumlahnya. Matematika usia yang membuat lupa, tetapi al-islam yang kau baca selalu mengingatkannya. Kau suka pelajaran al-islam. Pelajaran menabur kebaikan di ladang iman, menebar kasih bagi sesama makhluk tuhan sekalian alam. Buku yang ngajak pembaca berbuat bukan bermuslihat. Lembar-lembar yang menyampaikan relasi alam dengan tuhan, antara piaraan dengan tuan.

2016

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 21 Rokat Tase

Laut, laut, laut yang kau sebut sudah tua dan tak pernah surut ikan-ikan, garam, batu dan buih tak henti bertasbih, tanpa pamrih

Terimakasih, kepada Tuhan Maha Kasih segunung kembang rembang sedandang nasi tumpang bertabur hijau ladang sejinah ikan pindang

Berkeranjang doa, dijinjing dari halaman rumah berpikul rasa diusung dari dusun dan kampung :aku menari sepanjang jalan nyanyi puji kepada Tuhan

Ya … Robbi berkahi hidup ini kami hidup di bumi

Ya… Robbi selamatkanlah hidup ini Di bumi aku mencari bekal hidup abadi

Sepikul hasil ladang lambang seluruh kekayaan Aku serahkan kepada Tuhan penjaga seluruh sekalian alam Mencari keridlaan kemana tuhan berdiam

22 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Langkoceplak langkoceblung. Sepikul hati dendang Seguci kembang petang Berkalung kepala sapi jantan

Lepas,lepas, lepaslah ke laut bebas sesembahan kepada Yang Maha Atas

Para pendoa membalik mata membelah langit yang meronta Para pendosa menekuk dada minta ampun pada Yang Bersabda

Anak-anak menari di bibir pantai menjadi ikan-ikan dan gelombang menggenangi mata memandang ke hembusan angin yang lenggang

Laut, laut, laut kembali pasang mengusung perahu nelayan membiakkan ikan-ikan menidurkan badai menegakkan karang menghampar langit menghembus awan Perempuan-perempuan menyingsing lengan matanya berbinar dengan pipi kemerahan insang-insang segar mengembang meniupkan kehidupan

Catatan: *rokat tase adalah upacara ritual petik laut di masyarakat pesisir Madura.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 23 PUISI

Dugong Merah

: Dugong dugong

Besar dalam laut, menyusu kabut di wilayah-wilayah tak pernah disebut. Penyisir perairan di laut-laut dalam sedalam dendam dan ingatan yang pernah kau gali dalam diri. Waktu di moncong yang pipih, mengancam bagai hantu. Badai dan gelombang malang melemparkannya ke laut entah. Atau tersasar ke pesisir sebelah dan menjadi tontonan di pinggir siring sampai sore miring. Tubuh yang licin, perempuan- perempuan mencuci wajahnya selalu, memanjakan kulit di ruang berpendingin dan beku. Kenyal dagingnya selalu mengingatkan kepada para pekerja yang gesit. Perempuan, menyusui anaknya sambil berhitung mengirit belanja di dapur yang langitnya kelam. Separuh perempuan berambut panjang dengan dada menyembul ke dua sisi. Sirip yang sigap dikibaskan. Senyum mengintai dari sudut mata yang lancip di pojok kolam yang ungu. Dada-dada yang menyedot mata lelaki tak berpaling. Mata kucing malam yang mengintai amis ikan di gelap sudut ruang. “Senuk: umpatmu sembari melempar batu ke dahinya. Dikibasnya ekor dengan dengus sesak. Ia rangkul anak-anaknya yang merah menerabas kekelaman limbung laut perih. Di sebentang layar, suatu sore, di sebuah ruang tiga ekor dugong meloncat dari kedalaman perairan percik air membuyarkan kantuk yang tersangkut di antara jarum jam melompati siang. 2011

Biodata: Hidayat Raharja, menulis puisi dan esai. Buku puisinya “ Kangean” (Penerbit Bening Pustaka dan Kaleles,2016). Saat ini menjadi guru biologi di SMA Negeri 1 Sumenep. Alamat surel:[email protected].

24 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 PUISI-PUISI

Irwan Sofwan

Laut

Siapa menghapus laut dari laut? sedang kulihat tangan-tangan kecilnya mendayung ombak menuju matamu Mungkin kita akan pergi saja ketika hujan membentang dan udara tampak lengang karena kita tak pernah tahu mengapa ikan-ikan mati sambil berkata “Kami tak lagi punya insang untuk mampu berenang” dan kita akan menyaksikan apa yang dikatakan nenek moyang bahwa angin hanya ingin setia pada pantai Siapa mencuri laut dari laut? layar baru saja dikembang. Seperti gairah hidup ketika cinta pertama datang dulu para sultan mampu merobek lautan dan mengalirkan silsilah mereka di sana, katamu sebelum mati di dalam istana sendiri. Kini laut kehilangan laut orang-orang mengalirkan buih dan menebar jala di meja kerja orang-orang mengepak ombak dan menyimpannya di kantung-kantung kemeja batu-batu dan karang terbelah dalam rapat lalu ikan-ikan pucat berenang ke kota sebelum selfie di McD Namun, angin masih akan setia pada pantai dan hujan, katamu suatu waktu laut kembali pada laut. Dan kita dapat berjalan di sampingnya.

Serang, 2015

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 25 Negeri Senja

Memungut hujan dalam langit temaram, kita pun lebam dalam iringan waktu. Ombak di jari kakimu mulai merayap ke tubuhmu. Malam segera bangkit dari ranting-ranting hujan yang tumbuh di sekujur badan. Telah kita siapkan sebuah dermaga bagi sebuah kapal yang akan tiba. Kita pergi ke negeri senja dan memelihara nama-nama di sana. Di atas pulau-pulaunya yang berkilau. Ketika ombak di jari kakimu semakin meluap dan matahari mulai menguap. Hari mungkin akan habis, namun kita masih bisa menyimpannya di dalam perjalanan. Seperti menyimpan kenangan dari sedih lautan. Dari buih yang merintih dalam dekapan karang. Begitulah, setelah angin bersuara lewat layar terbuka, sampailah kita di negeri senja. Kau rekatkan matamu di pundakku, membilang nama-nama.

Serang, 2010.

Kembali Aku ke Laut Matamu

bersama angin, pecahan ombak, jejak-jejak yang berlumut di pinggiran sajak kembali aku ke laut matamu ada kepiting di celah karang dan awan yang menyembul di lekuk langit ingatkan aku pada lekuk wajahmu yang menyimpan gemuruh dari pedih lautan kakiku menyatu dengan laut sedang tanganku berdarah di atas karang

Serang, 2008

26 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 DRAMA

Wanita dalam Kelambu Sebuah Lakon

ARTHUR S. NALAN

Ranjang dan kelambu Di masa lalu Menjadi tempat beradu Peraduan Raja dan Ratu

Tapi sekarang Hanya sebuah kenangan Kecuali bagi keturunan Nyimas Kasabandiah

Ranjang dan Kelambu Adalah lambing hidup padu Antara cinta dan nafsu Antara Benci dan rindu Antara empedu dan madu

I PERLAHAN TERLIHAT RANJANG TUA ANTIK DAN KELAMBU TERLETAK DI TENGAH PANG- GUNG. KEADAAN LAIN-NYA GELAP. PERLAHAN DI DALAMNYA ADA YANG TENGAH TIDUR, DIALAH NYIMAS KASABANDIAH. SEORANG BANGSAWAN WANITA, ISTRI ALMARHUM COKRODONYA.

NYIMAS KASABANDIAH (LAMPU REDUP) Memang sudah waktunya aku pu- (LAMPU MATI) lang. Menemani-mu di bawah pohon Woh

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 27 II ROSORO MASIH KELAMBU YANG SAMA. TETAPI PENG- Sudah Bu Ratu. Sudah di batok hitam di samping HUNINYA BERBEDA. SEKARANG KETURUNAN- Betab. Apa pendamping kopinya ? NYA, YAITU NYIMAS WANGI, YANG SUKA DI- PANGGIL BU RATU. KELAMBU TERKUAK. BU BU RATU RATU DUDUK DI PINGGIR RANJANG, MENG- GELIAT DAN BICARA SENDIRI DALAM SEBUAH Karena aku mimpi indah dengan Kanjeng Pange- SOLILOQUY. ran Kendelan dan makan pisang Kepok, jadi go- reng pisang Kepok, ada kan ? BU RATU ROSORO Mimpi yang indah. Semua orang ingin selalu ber- mimpi indah. Tak mau bermimpi buruk. Tapi tak Pisang Kepok ada, kebun belakang yang Bu Ratu mungkin sepanjang hidupnya manusia bermimpi pelihara menyediakannya. indah, juga sepanjang hidupnya bermimpi buruk. Jadi mimpi itu silih berganti. (MENGAGUMI KE- BU RATU LAMBU). Ini ranjang dan kelambu warisan dari Syukur kamu tahu, meskipun kebun belakang kita Trah Kasabandiah. Banyak orang yang datang tidak luas pohon-pohonnya masih bebas tumbuh. menawar ranjang dan kelambu ini, tapi aku takan pernah menjualnya. (MERAPIKAN KELAMBU ROSORO DAN SPREINYA) Menjual ranjang dan kelambu Kabarnya Nyimas Sumarah mau datang? ini sama dengan menjual masa lalu. Memang banyak Trah lain telah menjual barang-barang wa- BU RATU risan moyang mereka demi uang. Uang dianggap Kata siapa? Belum ada kabar? segalanya, apalagi zaman sekarang. Pernah peda- gang barang antik dari Bali menawar dengan ROSORO harga fantastis, sukar kupercaya. Pakai dolar! Ah Maaf itu hanya mimpi saya Bu Ratu aku hanya bilang: Terimakasih atas tawarannya, tapi maaf seribu maaf ranjang dan kelambu ini tak BU RATU akan dijual. (MENARIK NAFAS) Dia tahu ini sudah Mimpi kamu? Mimpi apa Ro? memiliki sejarah dan sejarah tidak bisa dihapus. Baik (ROSORO DUDUK DEKAT KURSI DI MANA BU sejarah yang manis maupun yang pahit. (MEMBU- RATU DUDUK) KA TIRAI BELAKANG, MATAHARI BERSINAR MENERANGI RUANGAN) Selamat pagi mataha- ROSORO riku, hangatkan kau dengan sinarmu. Aku akan minum kopi setelah aku mandi. (MEMBUNYI- Saya mimpi ketemu Nyimas Sumarah, dia cantik KAN LONCENG KECIL) sekali seperti bidadari. Dia berpakaian penari Bedayan dengan rangkaian melati. Dia bilang: Ro (MUNCUL ROSORO PEMBANTU WANITANYA) aku mau balik. Begitu Bu ratu.

ROSORO BU RATU Pagi Bu Ratu Aneh, kenapa kamu yang didatanginya. Bukan aku ibunya? BU RATU Aku mau mandi, bikinkan kopi. Biasa jangan terlalu ROSORO manis. Bunga melatinya sudah dipetik ? Sudah Bu Ratu, saya mau ke dapur.

28 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 (BU RATU TAK MENJAWAB. IA III PUTRI 1 HANYUT DALAM BAYANGAN- BERANDA DEPAN RUMAH BU Makanan yang enak, minuman NYA. MUNCUL NYIMAS SUMA- RATU GAYA ARSITEK INDIS. BU yang nikmat akan aku berikan RAH ANAK BUNGSUNYA YANG RATU MENIKMATI PAGI DE- untuk ayah ! TELAH DIUSIRNYA). NGAN SECANGKIR KOPI DAN GORENG PISANG KEPOK. DITE- RAJA LIAR BU RATU (MARAH) MANI ROSORO. DUDUK DI KUR- Kamu tengah? Jadi ronggeng di negeri orang SI DAN MEJA KAYU SEDERHA- lagi. Apa yang kau cari Sum? NA. IA SUDAH KELIHATAN SE- PUTRI 2 GAR. PAGI-PAGI SUDAH DIHI- Selimut yang indah, Bantal SUMARAH BUR OLEH SI JEMBLUNG PELA- guling yang empuk akan aku Saya mencari jatidiri. Dominik YAN SETIANYA. JEMBLUNG berikan untuk ayah! sudah menyiapkan semuanya. MEMBAWA ANGKLUNG. RAJA LIAR JEMBLUNG BU RATU Kamu bungsu ? Jadi lelaki Londo itu yang sudah Ini angklung bukan sembaraang membiusmu? angklung. Ini angklung Si Raja PUTRI 3 Jemblung! (TERTAWA) Ini kisah Garam ayah SUMARAH bukan sembarang kisah. Ini Dia bukan Londo ibu, dia orang kisah Raja Liar dan Putri garam! RAJA LIAR Perancis. Apa? Garam? BU RATU Cerita apa lagi Blung ? BU RATU PUTRI 1 dan PUTRI 2 Iya sama saja Bule! Tidak seaga- (JEMBLUNG MENDEKAT ME- Garam? Wah menghina, dia ma, tidak disunat! MAINKAN ANGKLUNGNYA) menghina ayah ! Bu Ratu pasti tertarik, Raja Liar SUMARAH RAJA LIAR sangat kaya, tanahnya luas mem- Dominik sudah melewati syarat bentang, pulau-pulau indah dan Sekali lagi bungsu ? itu semua ibu. Dia sudah mualaf, hutan yang hijau! Kalau pagi ber- dia sudah disunat ! PUTRI 3 kabut tipis seperti berada dalam kelambu! Garam ayah, hanya garam. (BU RATU BERDIRI. SUMARAH PERGI, LAMUNAN BU RATU (MEMAINKAN ANGKLUNG) RAJA LIAR BERAKHIR). Inilah kisah Si Raja Liar dan tiga Kau menghina ayahmu yang putrinya! agung ini, enyahlah dari sini! BU RATU Ah, lamunan. Anak bungsu (MENGAMBIL BARANG BEKAS (TIBA-TIBA BU RATU BERDIRI yang kucintai karena dialah yang YANG DIBUAT MENYERUPAI LALU PERGI. ROSORO MENYU- membuktikan sayangnya padaku WAYANG, IA TANCAPKAN DI RUH JEMBLUNG BERHENTI. selama ini (SADAR) lebih baik BATANG PISANG. IA BERTIN- MEREKA BERDIALOG DENGAN aku mandi dulu. (PERGI) DAK JADI DALANG) BAHASA GERAK. MEREKA ME- RAPIKAN SEMUA PROPERTI) (LAMPU REDUP) RAJA LIAR (LAMPU REDUP) (LAMPU MATI) Apa bukti sayangmu padaku? (LAMPU MATI)

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 29 IV LAKI-LAKI (RANJANG DAN KELAMBU DI KAMAR BU RATU DENGAN Aku harus kerja! KEMBALI PADA POSISI SEMU- KELAMBUNYA. MALAM SEPI. (PERGI BERKEMAS) LA. WANITA SUDAH BERGANTI DENGAN KEBAYA ENCIM) BU RATU (MUNCUL SI WANITA DARI Salahku, memang salahku. Me- BALIK KELAMBU) WANITA ngapa aku tidak merestui perka- (MEMANGGIL) Ro.. ! winannya. Aku hanya dapat kiri- WANITA man uangnya saja. Sementara Si Kau mau anak berapa?! (MUNCUL ROSORO GADIS 10 Sulung Nyimas Sugih dan Si TAHUNAN) Tengah Nyimas Sekar telah pergi LAKI-LAKI dengan segala harta warisan Sepuluh ! ROSORO Trah Kasabandiah. Aku hanya Ya Ndoro ? mewarisi ranjang dan kelambu WANITA ini. Rumah tua di atas bukit dan Aku bukan trewelu ! WANITA dua orang tercinta pembantuku Ro, kita akan nyekar ke makam semuanya dibiayai Sumarah. (MEREKA BERDUA TERTAWA) Nek Ratu. Siapkan Payung dan (LAKI-LAKI PERGI. WANITA DU- (BU RATU MENGAMBIL BUKU bekal di jalan. Kuda Si Rosa siap- DUK DI PINGGIRAN RAJANG) HARIANNYA KEMUDIAN MEM- kan sama Sawolo. BUKA-BUKA SERTA MEMBACA- WANITA NYA) ROSORO Cokrodonya, (SETENGAH TERI- Aku dan laki-laki tercintaku Baik Ndoro… ! AK) Mas Cokro jangan lupa beli- kan aku Blewah ! (LAMPU BERUBAH WARNA) (ROSORO PERGI) (PERAN NYIMAS WANGI DI- (LAMPU REDUP) (BU RATU MEMBACA KEMBALI) MAINKAN ORANG LAIN YANG (LAMPU MATI) MUDA. TOKOH NYIMAS WANGI DUDUK DI UJUNG PANGGUNG BU RATU VVV SEPERTI SEORANG NARATOR Makan buah Blewah adalah kesu- SETTING BERUBAH DARI MO- DARI BALIK KELAMBU DAN BA- kaanku. Nenekku Nyimas Kasa- DIFIKASI RANJANG DAN KE- YANG-BAYANG DI DALAMNYA bandiah pemakan buha-buahan. LAMBU AKHIRNYA SEPERTI BERSAMA LAKI-LAKI MUDA) Setiap musim buah apa saja dia MAKAM BERCUNGKUP. ADA Bermain asmaragama. Maklum- pasti menyempatkan diri untuk POHON WOH BESAR DI LATAR lah sepasang pengantin muda memakannya. BELAKANG. TERDENGAR NA- (RANJANG DAN KELAMBU RASI YANG DIBACA BU RATU) (TERDENGAR TAWA SEPASANG KALAU DIPUTAR BISA MENJADI Bukit Woh begitulah namanya. MANUSIA BERBEDA JENIS. LAYAR UNTUK MULTI MEDIA. Tempat Moyangku di makam- TERDENGAR MUSIK GAMBANG TAMPAK GAMBARARAN DAN kan Pangeran Bangun Topo dan YANG AWALNYA PADU TETAPI KILASAN PARA PETANI BUAH- istrinya Nyimas Kasabandiah. LAMA KELAMAAN MENJADI BUAHAN SEDANG PANEN SE- (MUNCUL WANITA DAN RO- KACAU DAN AKHIRNYA BER- PERTI PISANG-DUREN-RAMBU- SORO KETIKA MASIH 10 TA- HENTI MENGGANTUNG. PASA- TAN DLL. TERDENGAR MUSIK HUN. WANITA BERGERAK NGAN KE LUAR DARI KELAM- GAMBANG KEMBALI MENGA- PERLAHAN SUNGKEM DIIKU- BU) LUN INDAH). TI OLEH PEMBANTUNYA)

30 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Aku masih ingat dalam mimpi- SUMARAH (SUMARAH KEMBALI KE POSISI ku. Jangan kirimi aku bunga dan Suara siapa? SEMULA MEMEGANGI RAN- wangi-wangian. Tetapi kirimi aku JANG DAN KELAMBU. BU RATU doa dan ketulusan NYIMAS KASABANDIAH DENGAN PAKAIAN BEPERGIAN, (WANITA MEMBACA SURAT Nenekmu, kau sudah lupa Cucu? TIBA JUGA ROSORO) YASSIN DIIKUTI PEMBANTU- NYA. TERDENGAR SEBAGAI SUMARAH BU RATU REKAMAN AUDIO). Nenek Ratu? Oh! (LANGSUNG (KAGET) Sum… ? (LAMPU REDUP) BERSIMPUH) (LAMPU MATI) NYIMAS KASABANDIAH (SUMARAH BERBALIK MENG- HADAP SUARA) (SUARA) Jangan bersimpuh, kau VI perempuan yang selalu berdoa Sumarah anaku…! KEMBALI KE KELAMBU BU dan tulus. Aku tahu, meski kau RATU. MUNCUL SUMARAH MO- jauh dan diusir ibumu, kau selalu (SUMARAH SEGERA MENDE- DIS DAN MODERN. MENATAP mengirimi uang. Berbeda dengan KAP IBUNYA, IBUNYA KAGET, RANJANG DAN KELAMBU. dua kakakmu Sugih dan Sekar. SUMARAH SADAR SEGERA BERSIMPUH) SUMARAH SUMARAH Oh, masih utuh ! (KAGUM. BER- Nenek Ratu? Benarkah itu? SUMARAH KELILING. BICARA SENDIRI Aku pulang mengengok ibu… TETAPI SEPERTI BICARA PA- NYIMAS KASABANDIAH DA SESEORANG) Benar, sebab itulah namaku Nyi- BU RATU Kalau saja kamu ikut Dom, lihat mas Kasabandiah. Aku punya El- bagus bukan. Di sini, ya di sini mu Karang, tubuhku tidak han- Mana Dom ? aku dilahirkan, sungguh masa cur dalam kubur. aku bohong! (MEMBUKA KE- SUMARAH LAMBU PERLAHAN) SUMARAH Dia sibuk ibu, pergi ke Amrik. Jadi Harum Dom, ibuku selalu mem- Ilmu Karang? Bagaimana bisa? tak bisa.. (MELIHAT) Mbak Ro ? berinya taburan melati, farfum? (BANGKIT MEMELUK ROSORO. Iya Farfum. Aku membawa ini ke NYIMAS KASABANDIAH MEREKA SALING BERPELUKAN) Perancis, kamu tak keberatan Bisa, sebab aku Trah Kendelan, kan? Keturunan Para Ahli Kanuragan (ROSORO) Nyimas Pulang? Kia Ageng Mrantas ! (DUDUK-DUDUK DAN MERE- Mbok Ro sampai mimpi Nyimas.. BAHKAN DIRI DI RANJANG. (LAMPU REDUP) TAMPAK MULTI MEDIA WAJAH SUMARAH (LAMPU MATI) NYIMAS KASABANDIAH: CAN- Trah Kendelan, Kanuragan, Ki TIK, AGUNG, BERWIBAWA). Ageng Mrantas. Apa itu hanya VII legenda ? NYIMAS KASABANDIAH DI BERANDA RUMAH, SORE HA- (SUARA) Cucuku Sumarah ? NYIMAS KASABANDIAH RI. BU RATU TENGAH MINUM (SUMARAH BANGKIT MENDE- Cukup dulu Sumarah, ibumu TEH SORE HARI BERSAMA NGAR SESUATU) pulang! SUMARAH

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 31 SUMARAH (SUMARAH BERDIRI, MEREN- Jadi ibu hanya bertiga di sini? TANGKAN DUA TANGAN-NYA) Mengapa ibu bohong? Jawab dulu pertanyaan ibu ?

BU RATU SUMARAH Ibu Malu, Ibu Malu pada diri ibu Ibu tahu sekarang, dongeng Raja sendiri.. Liar yang selalu diceritakan nenek eyang Nimas Kasabandiah SUMARAH benarkan? Malu kenapa Bu ? (TIBA-TIBA JEMBLUNG LEWAT BU RATU MEMBAWA ANGKLUNG) Siapa? (BERDIRI DENGAN TETAP MEM- Siapa dia bu? Seperti… BAWA CANGKIR TEH) Telah tak setuju kamu memilih laki-laki BU RATU londo itu… Sawolo pelayan setia ibu dan ayahmu.. SUMARAH SUMARAH Sudahlah Bu, saya bahagia de- Harta akan habis. Setelah itu pe- ngan Dom berkat doa ibu juga. nyesalan yang akan mengganti- SUMARAH kannya. Ingat Bu, saya pergi wak- Tapi kenapa seperti… BU RATU tu itu hanya membawa kopor ke- (MEMBERI TANDA MIRING DI Ketika itu ibu lupa, bahwa cinta cil berisi beberapa potong pakaian KENING DENGAN TELUNJUK- segalanya. dan cinta. Ibu masih punya cinta NYA) kan? SUMARAH BU RATU Ya Sudah. Apa yang ibu sesali BU RATU Ya, dia kena akibat ngelmu Ken- lagi ? Cinta? Masih tentu saja. delan tanpa guru.

BU RATU SUMARAH SUMARAH Sugih dan sekar telah menyeng- Cintailah mereka, walau telah Tanpa guru bagaimana? sarakan ibu tanpa malu malu. Se- mengambil harta ibu semuanya. mua warisan dijual, dilelang, (BU RATU BERDIRI MENDEKATI kecuali ranjang dan kelambu, BU RATU SUMARAH) juga rumah tua ini. Kamu belajar darimana? BU RATU SUMARAH SUMARAH Tanpa guru, karena ayahmu tak Biarkan saja Bu, kan saya di sini Di Perancis saya belajar banyak, pernah mengajarkan ngelmu ka- bersama ibu. Soal Mbak Sugih tetapi tetaplah cinta di atas sega- nuragan itu. Dia mencuri dengar dan Mbak Sekar, nanti juga akan lanya. dan kemungkinannya salah tiba waktunya.. dengar dan salah mengerti. BU RATU BU RATU Apa itu cinta seperti garam di SUMARAH Maksudmu? lautan ? Akibatnya jadi gila?

32 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 BU RATU SUMARAH (SUMARAH DAN IBUNYA SA- Begitulah, ia kini menjuluki Apa bu ? LING PANDANG) dirinya Si Jemblung dalang adi- SUMARAH luhung! BU RATU Seperti apa yang memanggilmu Mereka menyuruh orang me- (MEREKA TERTAWA) paman? rampoknya. Lima orang, un- SUMARAH tunglah Jemblung berhasil me- JEMBLUNG Tidak punya guru, tidak tahu ngusir rampok itu! Cantik seperti…. elmu. Kalau begitu sama dengan kedua kakak saya.. SUMARAH BU RATU Bagaimana tahu mereka suruhan Seperti siapa ? BU RATU Mbak-mbakku ? Huss jangan begitu, mereka tidak (JEMBLUNG MENUNJUK SU- MARAH. BU RATU KAGET) gila… BU RATU Seorang yang tertangkap, dian- SUMARAH BU RATU cam clurit oleh Jemblung, me- Mereka gila Bu, kalau dibahasa- Nenekmu.. ! ngaku semuanya! kan Hedonis, pemuja harta tanpa SUMARAH ilmu. Bagaimana mengelola kekayaan itu! SUMARAH Bagaimana bisa? (PADA JEM- Jemblung tidak apa-apa ? BLUNG) Suara atau rupa ? BU RATU JEMBLUNG Mereka bisa kelola, perusahaan BU RATU mereka besar di Metropolitan. Itu Ilmu Kendelannya jalan tiba- Suara dan rupa, di sana! artinya bisa mengelola ? tiba! Dibacok tak luka, di tembak (MENUNJUK) tak tembus! Tapi dia menangis SUMARAH disudut tiang ranjang… BU RATU Ibu dengar dari siapa ? Bukit Woh ? SUMARAH BU RATU Kenapa ? (LAMPU REDUP) Dari mereka berdua, ketika untuk (LAMPU MATI) terakhir kalinya mereka meminta BU RATU VIII ranjang dan kelambu eyang ratu Dia sedih, ada dua anak kemaruk (DIAM) padahal bukan keturunan wong MEJA BUNDAR KELUARGA. BU kemaruk… kelambu leluhur saja RATU DAN TIGA ANAKNYA SUMARAH mau dicurinya… (SUGIH, SEKAR, SUMARAH) BU Kenapa Bu ? RATU DIAM MENDENGARKAN (MUNCUL JEMBLUNG) KESEDIHAN DAN PENYESALAN BU RATU Ada apa Blung ? SUGIH DAN SEKAR. Ibu usir mereka, keterlaluan seka- li. Setelah semuanya mereka am- JEMBLUNG SUGIH bil, ranjang dan kelambu warisan Ibu ratu memanggil saya? Ada Semuanya habis (SEDIH) Tak leluhur mau mereka ambil! bah- yang bilang pada saya, tuh Bu tersisa! (MENANGIS) Aku me- kan… ratu manggil ! nyesal…

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 33 SEKAR SUGIH BU RATU Untunglah para perampok itu Kau jangan ikut campur ! Kalian tak akan percaya, kalian tidak membunuh kami, aku dan pasti bilang tahayul, mistik, kle- Mas Zerman tidak dibunuh! SEKAR nik, iya kan ? (MENANGIS) Ya, lebih baik kau balik ke negeri (SUGIH DAN SEKAR MENGANG- wewangian sana ! GUK. MUNCUL LAGI SUMA- BU RATU RAH BERSAMA ROSORO DAN JEMBLUNG MEMBAWA TUM- Kalian boleh menangis terus SUMARAH sampai menghabiskan tisu! PENG KECIL DAN TEMPAT DU- Aku pasti balik, tidak harus kalian (MENYODORKAN TEMPAT TI- PA. MEREKA MENARUHNYA DI suruh. Tapi tolong tanyakan pada SU) Tapi aku tidak bisa memban- MEJA. SUMARAH MEMBAWA ibu apa yang telah aku lakukan tu apa-apa lagi…! TEMPAT LILIN DAN MENYALA- untuk melindungi warisan Trah KANNYA) Kasabandiah! SUGIH (PERGI MENGHILANG) SUMARAH Maksud ibu ? Sudah saatnya Mabak-mbaku (SUGIH DAN SEKAR SALING SEKAR yang mengaku orang modern, PANDANG LALU BERPALING Jadi ? metropolitan kembali ke asal PADA IBUNYA) usul. Melihat asal usul ini bukan BU RATU inisiatif ibu, juga bukan aku. Ini Jadi? Jadi apa? Apa yang mau aku BU RATU pelajaran yang ingin diberikan wariskan lagi, ranjang dan ke- Tanah, rumah dan ranjang serta Mbah Eyang Nyimas kasaban- lambu? Bukankah pernah kalian kelambu pusaka itu dibeli semua- diah. coba curi? nya oleh Sum, adik kalian sebagai (LAMPU DIMATIKAN ROSORO) bentuk kasih sayangnya! (PERLAHAN TAPI PASTI DI SU- (SUGIH DAN SEKAR SALING DUT KANAN ATAS, TAMPAK PANDANG) SUGIH NYIMAS KASABANDIAH MUDA Ibu Izinkan? DENGAN PAKAIAN KEBESARAN SUGIH RATU JAWA WARNA HITAM Maksud ibu ? KEEMASAN) SEKAR SEKAR Bagaimana bisa Bu ? NYIMAS KASABANDIAH Ada yang mau nyuri ? Dua wanita dari ibu kota itu ketu- BU RATU runanku yang kemaruk. Sudah SUMARAH Bukan ibu yang memberikan, ta- menghabiskan semua warisanku Maaf, sebaiknya akhiri saja sandi- pi yang punyanya. Mbah Eyang lalu kembali membujuk lagi…! wara sedih mbak-mbakku tersa- kalian, Nyimas kasabandiah! yang. Sayangi air mata itu! (BER- (TAMPAK SUGIH DAN SEKAR DIRI) Ibu sudah cukup bersabar. CIUT DAN GEMETAR) SUGIH Rumah warisan, ranjang dan ke- Aku yang menyuruh Sumarah Tidak mungkin! lambu pusaka itu aku lindungi pulang jauh dari tanah seberang. dari nafsu hedonis kalian! Seka- Meninggalkan suami dan anak rang kalian minta belas kasihan SEKAR tersayang setelah lama hilang pada ibu setelah kalian bangkrut! Imposibel Bu! karena kalian juga!

34 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 (SUGIH DAN SEKAR SEMAKIN BU RATU TAK MENENTU, GELISAH) Itu mimpi indah. Jarang mimpi seperti itu ! (BANGIT LALU DU- Aku menyuruhnya pulang dan DUK DI PINGGIR RANJANG menyelamatkan warisanku, sete- JUGA) Sekarang kamulah pene- lah gagal kalian rampok! rus Trah Kasabandiah (BERDIRI DAN MEMEGANGI KELAM- BU) Ini ranjang sejarah asal usul (SUGIH DAN SEKAR SALING Trah Kasabandiah. Ibu hanya DEKAP KETAKUTAN) minta kau menjaganya. (SU- MARAH MEMELUK IBUNYA) Kemaruk! Kemekmek! Kalian Kasih sayang seperti garam di manusia Lali jiwa! Pergi dari lautan. Itu mulai nyata darimu tanahku! Dan jangan kembali! sebagai usahamu di sini mau- pun di sana! Sumarah (TANPA MENUNGGU SUGIH DAN SEKAR KABUR) SUMARAH (TIBA-TIBA TERDENGAR TE- RIAKAN ROSORO) BU RATU Terimakasih atas kepercayaan- nya. Embah Eyang Nyimas Eyang, bagaimanapun mereka Kasabandiah! (SUARA) anakku? Bu Ratu ! NYIMAS KASABANDIAH NYIMAS KASABANDIAH Aku pulang…. (BU RATU DAN SUMARAH SA- Mereka aku arahkan ke tempat- LING PANDANG LALU PERGI) ku. (KEPADA SUMARAH) (LAMPU MATI) Sumarah belahan rupa dan jiwa- (TIBA-TIBA LILIN PADAM) ku. Jagalah tanah, rumah dan ranjang kelambuku. Jagalah IX XXX ibumu yang sangat kau cintai itu! KEMBALI KE RANJANG KE- DI BERANDA RUMAH. PAGI HA- LAMBU. PAGI HARI. DI DA- RI. TAMPAK JEMBLUNG MEMA- KAI PAKAIAN RAPIH, LURIK, SUMARAH LAMNYA BU RATU DAN SUMA- IKAT KEPALA BATIK GAYA KSA- Embah eyang Nyimas Kasaban- RAH TIDUR. MEREKA MENG- TRIA KROYAN MEMBAWA BU- diah, terimakasih. Kau telah GELIAT SUMARAH MEMBUKA NGA MAWAR, SEMENTARA memberi warisan yang tak ter- KELAMBU. DUDUK DI DEKAT ROSORO DIAM MEMATUNG hingga, tentang asal usulku! RANJANG) MENUTUP MATANYA. BU RATU (BERDIRI MENDEKAT) Aku DAN SUMARAH TIBA DI TEM- akan katakan pada dunia bahwa SUMARAH PAT ITU. Trah Kasabandiah akan tetap Aku bermimpi tentang Embah indah! Eyang kasabandiah ibu. Dia me- nyetujui apa yang aku lakukan, SUMARAH NYIMAS KASABANDIAH aku akan buat café Kasabandiah Ada apa ? Aku percayakan Trah Kasaban- di Perancis bersama Dom dan diah padamu. Kau boleh pakai Aime putriku. (ROSORO MENDEKAT ERAT KE

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 35 SUMARAH) JEMBLUNG XI Ada apa Roso ? Berkat Eyang Kasabandiah. Aku TAMPAK RANJANG DAN KE- (MELIHAT JEMBLUNG YANG diwedar untuk menghilangkan LAMBU. BU RATU TENGAH ME- BERUBAH SULURUH PENAM- ngelmu tanpa guru, aku seka- NULIS DI BUKU HARIANNYA DI PILANNYA) rang tak punya apa-apa lagi, sela- PINGGIR RANJANG. Blung? in mawar ini! BU RATU Ranjang dan kelambu pusaka. JEMBLUNG SUMARAH Meski sudah lawas dan langka. Untuk siapa ? (SOPAN) Maaf sudah lama me- Meski ada yang mencoba me- nyimpan tresno sama Roso… rampoknya, tapi gagal total ka- (TERSENYUM MALU) JEMBLUNG rena pemiliknya tak terima. Kera- Untuk Roso… (MALU-MALU) sukan akan duniawi ternyata ada BU RATU batasnya. Pembatasnya hanya Sawolo? (ROSORO MELIHAT SUMARAH kasih sayang pada asal usul. DAN BU RATU) Sumarah yang dulu kuusir ter- JEMBLUNG (KEDUANYA MENGANGGGUK) nyata dialah Dewi Saraswati. Kini Ia Bu ratu. Sawolo sudah kembali (ROSO MENERIMA MAWAR dia telah bahagia dengan suami berkat pengabdian pada Bu ratu..! DARI JEMBLUNG) dan anaknya di negeri wewangi- (MENDEKATI SUMARAH DAN an. Tanah, rumah, ranjang dan ROSO) Mbah Denayu Sumarah kelambu, bagiku pusaka yang BU RATU tidak marah? harus kujaga. Jadi kamu teriak karena itu ? SUMARAH (TAMPAK BAYANGAN NYIMAS Marah kenapa? kalau kamu kem- (ROSORO MENGANGGUK KA- KASABANDIAH TERSENYUM DI bali jadi Sawolo berarti kamu ber- RENA MALU) DEKAT BU RATU) akhir ngelmumu? (LAMPU MATI) (LAMPU MATI)

Arthur S. Nalan lahir di Majalengka, Jawa Barat, 21 Februari 1959. Namanya dikenal lewat lakon-lakon dramanya yang ditampilkan oleh sejumlah kelompok teater. Lakon dramanya, Sobrat menjadi pemenang pertama Sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta (2003), dan dipentaskan oleh Bengkel Teater Rendra (2005). Skenario filmnya, Jalan Perkawinan menjadi Pemenang pertama dan mendapat penghargaan dari Direktorat Film, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata (2006). Ia sendiri seorang aktor, aktif di Studiklub Teater Bandung (STB). Pendidikan ditempuhnya di ASTI Bandung dan lulus sebagai Sarjana Muda Jurusan Teater (1982), kemudian lulus Sarjana Seni Jurusan Tari STSI Surakarta (1989), Magister Humaniora Universitas Gajah Mada (1993), dan Doktor dari Unievrsitas Padjadjaran. Pengajar STSI (kini ISBI) Bandung ini di almamaternya pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Teater (1994), Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (1996), dan kemudian Ketua Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung. Karya lakonnya antara lain: Dunianya Didong (1984); Si Samudra (1984); Hujan Keris (1984); Anak Bajang dan Anak Gembala (1986); Serat Santri Kembang (1986); Si Badul dan Anak Ondel-Ondel (1987); Syair Ikan Tongkol (2002); Lima Puan dan Enam Tuan (2003); Sobrat (2004); Jalan Perkawinan (2006); dan Ibunda Seni Sunda (2006).

36 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 MOZAIK Menikahkan Perahu dengan Laut: (Mengintip Tradisi Kalondo Lopi Masyarakat Desa Sangiang Kecamatan Wera Bima NTB)

ALAN MALINGI

Perahu dengan laut adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan kebaharian di alam ini. Tidak ada perahu yang tidak melaut dan laut akan sepi dan tidak indah tanpa perahu yang berlayar melintasinya. Bagaimana perahu dan laut bisa bersatu dan tetap tenteram mengarunginya ? Itulah titian harapan dan doa para insan yang menggantungkan hidup pada laut dan perahu. Untuk menuju hal itu, maka perlu menikahkan perahu dengan laut agar senantiasa terhindar dari bala, bencana, dan badai laut. Filosofi inilah yang menjadi dasar pembuatan dan ritual penurunan perahu ke laut oleh warga di Desa Sangiang, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Prosesi ini dikenal dengan Kalondo Lopi atau menurunkan perahu ke laut. Desa Sangiang terletak di sisi utara wilayah Kabupaten Bima, di tepi ILaut Flores yang merupakan lalu lintas pelayaran dari timur ke barat dan ke Sulawesi di sebelah utara. Desa ini berbatasan dengan Sungai Nanga Kanda di sebelah barat, Desa Tawali di sebelah timur, desa Rangga Solo di sebelah selatan, dan Laut Flores di sebelah utara. Desa Sangiang terdiri atas delapan dusun, yaitu dusun Bronjo, Sinta, Doroma, Karombo, Sangiang, La joro, Sarae, dan Tewo. Jumlah penduduk Desa Sangiang ada 4.430 jiwa dengan kepala keluarga sebanyak 1.051. Sebagian besar penduduk berprofesi sebagai pelaut, nelayan, pembuat perahu serta petani, pedagang, dan aparatur sipil negara. Kaum perempuan Sangiang cukup kreatif, waktu senggangnya mereka manfaatkan untuk menenun. Oleh karena itu, di bawah kolong rumah panggung selalu terlihat aktivitas menenun.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 37 Pada masa lalu, warga Desa saya mengangkat juga aspek yang Sang Hyang Api dalam teks Sangiang tinggal di pulau Sangiang berkaitan dengan tradisi Kalondo Negarakertagama adalah Gunung yang terletak di seberang laut Desa Lopi, seperti catatan-catatan tertu- Api Sangiang. Bhima dalam teks Sangiang saat ini. Pulau dan Gu- lis tentang Sangiang, legenda terja- itu adalah nama daerah Bima. Dua nung Sangiang adalah gunung dinya Gunung Sangiang, dan po- tempat ini memang sejak dulu berapi yang masih aktif hingga tensi yang ada di Desa Sangiang menjadi tempat persinggahan pa- kini. Pulau ini masuk ke dalam untuk dikembangkan sebagai ra pelaut, musafir kelana bahkan wilayah administratif Desa Sa- obyek penelitian sastra lisan serta para perompak. Perdagangan res- ngiang, K,ecamatan Wera Kabupa- wisata budaya dan bahari. mi antarnegara sudah lama dilaku- ten Bima. Pulau Sangiang berjarak kan di Pelabuhan Bima, Teluk sekitar 10 mil atau 25 km dari Sangiang Dalam Catatan Para Bima yang indah, tenang, dan da- Desa Sangiang daratan. Warga Kelana mai, sedangkan di Pulau Sangiang Sangiang masih memiliki kebun Tradisi membuat perahu dan merupakan tempat perdagangan dan ternak di pulau Sangiang. Se- Kalondo Lopi telah dilakukan ilegal , tempat para bajak laut dan tiap hari mereka berlayar dengan warga Desa Sangiang cukup lama. perompak. Masyarakat Sangiang perahu kecil yang mereka sebut Hal ini tidak terlepas dari sejarah pada masa itu masih tinggal di gu- Sope ke Pulau Sangiang dengan ja- panjang kontak budaya antara nung Api Sangiang dan baru pada rak tempuh sekitar 45 menit pe- warga Sangiang dengan kaum tahun 1985 Pemerintah Daerah nyeberangan. pendatang. Nama Sangiang dan Kabupaten Bima memindahkan Balai Konservasi Sumber Daya Wera telah tercatat dalam berba- mereka ke Sangiang daratan untuk Alam Provinsi Nusa Tenggara Ba- gai literatur sejarah baik dalam menghindari erupsi lanjutan Gu- rat menetapkan Sangiang sebagai kitab Kuno kerajaan Bima maupun nung Sangiang. Tentang keberada- Cagar Alam berdasarkan Surat Ke- catatan-catatan luar. Pada tahun an Sangiang yang menjadi markas putusan Menteri Kehutanan dan 1365, Mpu Prapanca dalam Kitab Bajak Laut, Tome Pires sebagai- Perkebunan No. 418 / Kpts-II / 1999, Negarakertagama telah mencatat mana dikutip H.Abdullah Tayib, tanggal 15 Juni 1999. Secara astro- nama Dompo, Sangyang Api ,dan BA dalam buku Sejarah Bima, nomis Cagar Alam Pulau Sangiang Bima sebagai rute tanah tumpah Dana Mbojo melukiskan sebagai terletak pada 110º50 BT — 119º10 darah yang delapan. Pupuh ke-14 berikut: BT dan 70º30 LS. Berdasarkan Negarakertagama menyebutkan “ Pulau Sangiang banyak pelabuhan, Berita Acara Tata Batas dari Kan- bahwa di sebelah timur Jawa, se- makanan dan budak dalam jumlah tor Sub BIPHUT, luas Cagar Alam perti Bali dengan Negara yang besar. Ada sebuah pasar besar untuk Pulau Sangiang adalah 7.492,2 Ha. penting Badahulu dan Lo Gajah. penyamun datang kesitu menjual Gurun serta Sukun, Taliwang, Pu- barang-barang yang dirampoknya Kembali ke Kalondo Lopi. Bila dari pulau-pulau lain. (H.Abdullah lau Sapi, dan Dompo. Sang Hyang kita mengupas tentang Kalondo Tayib, BA, Sejarah Bima Dana Mbojo, Api, Bima, Seran, Hutan Kendali Lopi, tidak akan lengkap jika tidak 240). sekaligus. Berikut ini adalah isi mengupas tentang sejarah Sangi- lengkap Negarakertagama. Khatib Lukman, seorang ula- ang dan Pulau Sangiang dalam ma dan kerabat Kesultanan Bima kaitannya dengan berbagai catatan …sawetan ikanas tanah jawa muwah juga menulis haru biru keadaan sejarah, legenda yang hidup di ma- ya warnnanen, ri balli makamukya tas badahulu mwan i lwagajah, gurun sekitar Pulau Sangiang yang dise- syarakat serta aspek-aspek lainnya makamukha sukun / ri taliwas ri rang bajak laut pada abad ke-19. yang berkaitan dengan Kalondo dompo sapi, ri sashyan api bhima Kumpulan syair Khatib Lukman Lopi. Untuk itulah, pada tulisan ini çeran i hutan kadaly apupul…

38 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 terangkum dalam Syair Kerajaan Adrian B. Lapian menyebutkan but Dari Suba. Perjanjian dengan Bima yang ditulisnya pada tahun bahwa catatan tentang posisi orang Wera dikukuhkan kembali 1830. Syair Kerajaan Bima strategis Laut Flores sebagai tem- oleh Sultan Bima ke-2, Abdul Khair mengisahkan peristiwa yang pat persembunyian bajak laut Sirajuddin (1640-1682). Peristiwa terjadi antara tahun 1815 hingga sebagai catatan yang lebih tua ini diuraikan sepanjang tiga halam- 1829. Pada baris ke 218--288 tentang keberadaan bajak laut. an dalam Bo Sangaji Kai, yaitu dari Khatib Lukman mengisahkan Sangiang menyimpan romanti- halaman 123 hingga 126. serangan bajak laut di wilayah ka sejarah bagi para sultan Bima. Muslimin Hamzah dalam buku Bima dan sekitarnya, termasuk di Di pulau inilah Sultan Abdul Kahir Ensiklopedia Bima menyebutkan Sangiang, Wera, Kerajaan Sanggar, I (1611-1640 ) diselamatkan oleh bahwa dahulu di pulau ini dihuni hingga wilayah Sape di ujung orang-orang Wera dari serangan oleh penduduk asli yang mirip suku Timur. Berikut kutipan bait ke-224 pasukan Raja Salisi dan Belanda. Baduy. Mereka tertutup, mandiri, dari Syair kerajaan Bima. Di pulau inilah Sultan Bima perta- dan terikat adat istiadat yang ketat. ma, Sultan Abdul Kahir I menyu- Mereka dipimpin oleh Jalu atau Di Negeri Wera sun kekuatan menuju Makassar Kepala Desa. Ia sakti sekaligus ka- Api dengan senjata tempat mengaruh meninggalkan tanah tumpah rismatik. Namun, keberadaan Jalu setengahnya membakar setengahnya darahnya kemudian kembali ke ini berakhir seiring dengan ber- memburu pulau ini untuk menyerang Raja akhirnya Kesultanan Bima pada orang Wera sangat haru biru naik gunung yang mahameru Salisi yang telah merebut tahta tahun 1951. kerajaan dari tangan ayahnya. Kisah Dua Safiri Bait syair tersebut mencerita- Dalam kaitan dengan babak kan suasana serangan bajak laut sejarah itu, Bo Sangaji Kai, salah Perahu bagi masyarakat Sa- yang disebut Tobelo di negeri satu kitab kuno Kerajaan Bima ngiang adalah kehidupan. Cerita dan legenda tentang perahu telah Wera dan termasuk juga warga menguraikan kisah perjalanan dan melekat dalam kehidupan dan se- Sangiang yang berada di pulau bala bantuan dari orang-orang Sangiang. Para bajak laut memba- Sangiang Wera terhadap Sultan mangat orang-orang Sangiang. Di kar kampung dan memburu ba- Bima I, Abdul Kahir dalam upaya- samping mengenal istilah Lopi un- rang jarahan. Orang Wera sangat nya merebut kembali tahta keraja- tuk perahu, mereka juga mengenal haru biru. Mereka mendaki Gu- an dari tangan pamannya Raja istilah Sope dan Safiri. Sope adalah perahu kecil yang biasa mereka nung Mahameru. Gunung Maha- Salisi. Perahu-perahu dibuat dan gunakan untuk beraktivitas sehari- meru ini adalah Gunung Sangiang. disiapkan oleh orang-orang Wera hari di perairan Sangiang dan seki- Adrian B. Lapian mengemuka- untuk penyeberangan putera mah- tarnya baik untuk mencari ikan kan bahwa laut Flores termasuk di kota, Abdul Kahir I ke pulau maupun membawa perbekalan dalamnya pulau Sangiang dan Sangiang hingga ke Makassar. Atas dan ternak dari pulau Sangiang ke Sangiang daratan sangat strategis jasa-jasa orang Wera, Abdul Kahir Sangiang daratan atau sebaliknya. bagi jalur pelayaran dari barat ke I memanggil mereka sebagai sau- timur, juga ke Sulawesi dan Malu- dara. Setelah Abdul Kahir I mere- Istilah Safiri mereka kenal ku. Laut Flores terutama di pulau- but tahta, ia membuat perjanjian dalam legenda tentang dua perahu. pulau lepas pantai sebelah utara khusus untuk mengistimewakan Safiri adalah nama dua perahu penjelajah ulung di masa silam. Sumbawa dan Flores, menjadi orang-orang Wera dan meng Safiri Sango dan Safiri Gading tempat pangkalan para bajak laut mereka angkat sebagai pasukan yang disebut Tobelo. Bahkan khusus Kerajaan Bima yang dise- nama dua perahu itu. Pada suatu

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 39 ketika Safiri Gading datang dari Kabupaten Bima telah menetap- Proses pembuatan perahu di- arah timur Laut Flores, sedangkan kan Gili Banta sebagai Kawasan lakukan dalam kurun waktu hing- Safiri Sango datang dari arah Konservasi Laut Daerah (KKLD). ga satu tahun bahkan mencapai barat. Badai mulai menunjukkan tiga tahun. Perahu yang dibuat war- keangkuhannya. Dua Perahu itu Prosesi Kalondo Lopi ga Sangiang berkapasitas ratusan pun terombang ambing dalam Proses pembuatan perahu di- ton dan mengarungi kepulauan gelora badai. Keduanya terseret awali dengan doa selamatan yang hingga Papua. Pemba- badai hingga berbenturan dan dipimpin para tetua dan tokoh aga- ngunan perahu dipimpin oleh se- terjadi tabrakan hebat. Karena ma setempat dengan untaian doa orang Panggita atau ahli dalam kerasnya benturan, dua sampan dan kalimat Allah swt. Doa sela- pembuatan perahu. Dia sangat (sekoci) perahu itu terhempas matan biasanya dilakukan pada pintar dalam menentukan lunas keluar. Sampan kecil terhempas ke malam hari sebelum keesokan perahu, bentuk, ukuran dan ke- barat, dan sampan yang besar ter- paginya dimulai proses pembuat- seimbangan perahu. Setelah pem- hempas ke timur. an perahu. Sambil melantunkan buatan perahu rampung, dimulai- Dua Perahu besar itu tidak ber- zikir “La ilaha Illalah, Muhamma- lah acara Kalondo Lopi yang di- geser arah dan menyatu menjelma durrasulullah”, Guru Doa juga me- awali dengan menyiapkan nasi menjadi sebuah gunung. Sedang- lafaskan untaian harapan melalui lemang putih dan merah, sirih kan Sampan kecil oleh warga kalimat. Doa. Kalimat La Ilaha pinang, tembakau, pisang, kain Sangiang dikenal dengan Sampa Ilallah adalah lafaz pengakuan kafan, janur kuning, dan sepuluh Tonda yang terhempas ke barat itu akan ke-esa-an dan kekuasaan ekor ayam. Perlengkapan upacara menjadi sebuah pulau yang ber- Allah swt. H. Ahmad Abu Kola, itu disebut Soji atau sesajian yang nama SATONDA. Sampan besar salah seorang tetua adat Desa akan mengiringi prosesi Kalondo yang terhempas ke timur itu ber- Sangiang membacakan lafaz doa- Lopi. nama GILI BANTA. Perahu yang nya kepada saya dalam bahasa Ketika perahu siap untuk ditu- menjelma menjadi gunung itu Bima sebagai berikut . runkan dengan katrol dan dipenuhi menjadi GUNUNG SANGIANG. ratusan manusia yang menga- Kanikaku ba nahu nggomi Samula Sastra lama yang dirangkai indah labo Samola walnya, Sang Panggita memberi- untuk mengabadikan keagungan Kancia Kacia kan semangat dengan untaian dan keindahan suatu tempat. mantra sebagai berikut. (Kunikahkan engkau Samula dengan Sangiang, Satonda dan Gilibanta Samola) adalah percik pesona yang men- Menjadi kuat lah dan eratlah kalian ) Hela hela mbate janjikan harapan. Ao….la hela wela Ao kabengke mena Pulau Satonda adalah pulau Samula adalah perahu, sedang- Ao ka hela hinti eksotik dengan danau air asin di kan Samola adalah laut. Dua nama Hinti sama kabengke mena sebelah barat Gunung Tambora. yang berarti asal mula semua Lalu disambut oleh ratusan Gili Banta adalah sebuah pulau kehidupan di laut. Kancia Kacia manusia yang menuntun perahu dan selat yang menyimpan banyak berarti berpeganglah erat dan ke laut dengan yel-yel ”Le le le le potensi alam seperti terumbu kuat dan jangan sampai terlepas. le”. karang dan aneka biota laut dihiasi Inilah inti dari mantra menikah- bentangan pasir putih yang indah. kan perahu dengan laut, seperti Mantra di atas merupakan Gili Banta adalah batas ujung dua sejoli memadu kasih menuju perpaduan antara Bahasa Bima timur wilayah Bima. Pemerintah bahtera dan pelabuhan harapan. dan Bugis. Mantra itu adalah

40 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 pemberi semangat kepada orang- yang diikat dengan kepala dan sa- dilakukan secara gotong royong. orang yang menurunkan perahu. yap ayam. Kepala dan sayap ayam Proses pembuatan Rama The Kalimat hela hela mbate ( bukan jantan di bagian muka perahu, Fastest dilaksanakan sejak tahun bahasa Bima) sebagai pembuka sedangkan kepala dan sayap ayam 2013. mantra. Ao hela wela artinya ‘mari betina di bagian belakang perahu. H. Adlan, S.Pd pemilik perahu semua’ (bukan bahasa Bima) Maksud yang tersirat dari pema- mengemukakan bahwa nama sebagai penyemangat. Ao kabeng- sangan itu adalah agar putera Rama The Fastest terisnpirasi dari ke mena artinya ‘ayo pegang erat- Nabi Nuh AS yang bernama Kana- nama puteranya, yaitu Moch. Ihsan erat’. Ao ka hela hinti, “ayo tarik an tidak ikut naik ke perahu karena Ramadhani. Puteranya itu biasa semua.” Hinti sama kabengke itu akan mendatangkan bala dan dipanggil dengan Rama. Dan mena. ‘Tarik sama-sama dengan bahaya bagi perahu. Pemasangan nama Rama itu pula adalah nama kuat’. Mantra itu terus diucapkan itu diiringi lantunan doa “Bismi- sampan layar yang sering kali me- oleh Panggita berulang-ulang llahi Majreha Wamursaha, Inna raih juara pada kegiatan tahunan sampai parahu turun ke laut. Pada Rabbi La Gafurur Rahim ( Dengan warga Sangiang yaitu lomba pera- zaman dahulu ketika belum ada nama Allah menjalankan perahu hu layar tradisional. Pemberian katrol sebagai tehnologi penarik ini berlayar dan berlabuh, sesung- nama The Fastest disertai harapan perahu, Kalondo Lopi dilakukan guhnya Tuhanku maha pemaaf semoga Rama menjadi kapal oleh ratusan tenaga manusia. Ratu- lagi pengasih). tercepat mengarungi samudera. san manusia secara bergotong Kapal ini terbuat dari kayu royong menurunkan pelahu ke Kalondo Lopi Rama Ulin. Masalah yang dihadapi dalam The Fastest pantai. pembuatan kapal rama adalah Ketika perahu sudah turun ke Pada tahun 2015, masyarakat proses pembelian kayu yang sulit, laut, Para tetua melantunkan doa Desa Sangiang, Kecamatan Wera sehingga proses pembuatan pera- dan harapan kepada Sang Perahu. melaksanakan tradisi Kalondo hu memakan waktu sampai lebih Lopi Al-Fatah di Sangiang daratan. dari dua tahun. Lunas KM. Rama Nggomi aina lao ntoi Pada tanggal 9 hingga 10 Oktober The Fastest memiliki panjang 25 Nggomo mbali ricu 2016 perahu Rama The Fastest meter. Panjang keselurahan 55-60 Di Dana ro rasa diluncurkan. Al Fatah dan Rama meter. Lebar kapal 14 meter dan (Engkau jangan pergi lama-lama The Fastest adalah milik seorang tinggi kapal 13 sampai 15 meter. Kembalilah cepat saudagar Desa Sangiang sekaligus Sementara kekuatan mesin 12 Ke kampung halaman ) Anggota DPRD Kabupaten Bima silinder atau 850 PK. Rama The H. Adlan, S.Pd. Rama The Fastest Fastest akan mengarungi pelaya- Pada saat pesan ini dilantun- memiliki bobot muatan 1.000 Ton. ran sepanjang pulau Jawa, Kali- kan oleh para tetua, banyak warga Pembuatan perahu ini menelan mantan, Sulawesi, Maluku hingga meneteskan air mata keharuan biaya sebesar 7 milyar rupiah dan Papua. karena pekerjaan yang telah dilak- merupakan perahu terbesar se- Sebagaimana pelaksanaan Ka- sanakan berhasil dengan ditandai panjang sejarah pembuatan pera- londo Lopi yang lainnya, dalam menyatunya perahu dengan hem- hu pinisi di Desa Sangiang selama peluncuran Rama The Fastest juga pasan air laut. ini. Pembuat perahu adalah warga dilakukan ritual yang sama seperti Di atas kemudi perahu, di Desa Sangiang kecamatan Wera, Kalondo Lopi lainnya. Prosesi ini bagian depan dan bagian belakang Kabupaten Bima. Mereka membu- dihadiri dan disaksikan oleh para perahu digantunglah janur kuning at perahu secara tradisional dan seniman, budayawan, fotografer,

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 41 dan kalangan media masa lokal perahu layar tradisional yang dige- Daftar Pustaka hingga nasional. Kalondo Lopi lar secara swadaya. Adrian B. Lapian, Orang Laut Bajak Rama The Fastest dilaksanakan di Api sangiang telah menjadi Laut Raja Laut pulau Sangiang yang diawali doa mitos di masyarakat tentang se- Henry Chambert-Loir & Siti pada malam hari dan dilanjutkan Maryam Salahuddin, BO bab-sebab kebakaran beberapa Sangaji Kai, EFFEO dengan kegiatan kalondo Lopi pada kampung di Bima ketika mereka Prof. Muhammad Yamin, Gajah esok hari. menyakiti orang-orang Sangiang. Mada Pahlawan Pemersatu Kuda Manggila, kuda perang yang Nusantara Merajut Potensi Sangiang tak terkalahkan di berbagai medan Muslimin Hamzah, Ensiklopedia Bima. Prosesi Kalondo Lopi atau me- peperangan milik Sultan Bima ke- Khatib Lukman, Syair Kerajaan Bima, nurunkan perahu ke laut adalah sa- 2 Abdul Khair Sirajuddin juga Lembaga Penelitian Perancis lah satu potensi budaya dan wisata Untuk Timur Jauh. berasal dari Gunung Sangiang. yang dimiliki Desa Sangiang, Ismail Pamungkas, Riwayat Para Nabi Masih banyak kisah dan sejarah Kecamatan Wera, Bima NTB. Abdullah Tayib, BA, Sejarah Bima tentang Sangiang yang menjadi- Hampir setiap tahun prosesi Ka- Dana Mbojo, Harapan Masa kan pulau ini magnet bagi setiap PGRI, 1995 londo Lopi digelar yang memberi orang, termasuk Mpu Prapanca, www.kampung-media.com bukti bahwa masyarakat Sa- Tome Pires, para bajak laut dan www.alanmalingi.wordpress.com ngiang sebagai penjaga tradisi sultan-sultan Bima. www.bimasumbawa.com bahari yang telah turun temurun. http://bksdantb.org/106/10/cagar- Sangiang, baik Sangiang daratan Melihat berbagai potensi yang dimiliki Sangiang, sudah saatnya alam-pulau-sangiang-wera- maupun Pulau Sangiang menyim- kabupaten-bima/ pan banyak potensi wisata budaya Pemerintah Daerah Kabupaten dan bahari. Desa Sangiang memi- Bima mulai dari Kepala Desa dan liki potensi seni budaya yang ma- elemen masyarakat Sangiang, Daftar Informan sih berkembang seperti Buja Ka- Camat Wera, Dinas Kebudayaan 1. H. Adlan, S.Pd, warga Desa danda, Gantao, Sagele, dan Kalero. Dan Pariwisata untuk mengemas Sangiang (Anggota DPRD Kabupaten Bima) Di samping itu, hampir setiap ru- kembali Festival Sangiang yang mah ditemui kaum wanita yang sempat tertunda pada tahun 2015 2. Heriyanto, mantan ABK dan warga Desa Sangiang menenun. Di kala ada hajatan war- dengan berbagai kegiatan, seperti ganya, warga Desa Sangiang ber- Parade Tenun Sangiang, Lomba 3. Saifullah, Warga Desa Sangiang gotong royong membuat jajan Perahu Layar, Jelajah Pulau Sa- 4. H.Ahmad Abu Kola, Warga Desa Sangiang. tradisional seperti kalempe, dodol ngiang, Pawai Rimpu, Pentas Seni atau kadodo, serta aneka kue tra- Budaya dan berbagai acara lainnya 5. Sahrani H.Adsan, Kaur Ekonomi Pembangunan Desa Sangiang. disional lainnya. Setiap tahun war- dalam satu festival, yaitu Festival ga Sangiang menggelar lomba Sangiang.

Ruslan,S.Sos atau Alan Malingi adalah penulis dan budayawan dari Bima Nusa Tenggara Barat. Ruslan, S.Sos telah ba-nyak menulis buku-buku fiksi maupun non fiksi. Salah satu karya fiksinya “Novel Nika Baronta “ pernah meraih Ubud Writers and Readers Festival Award tahun 2011. Peraih anugerah Bahasa Dan Sastra NTB 2015 ini juga banyak menulis cerita bergambar untuk anak-anak, terutama cerita rakyat dan seni budaya Bima. Sebagai Ketua Maje-lis Kesenian Mbojo, banyak berkiprah dalam upaya pelestarian kesenian Mbojo terutama sastra lisan dan buda-ya tutur masyarakat.Ruslan juga aktif sebagai penulis di www.kampung-media.com. Dan meraih sejumlah peng-hargaan sebagai penulis inspiratif. Un-tuk mempromosikan tentang kepariwi-sataan, seni dan budaya Bima, serta traveling, Alan Malingi menuangkannya ke dalam blog pribadi www. alanmalingi.wordpress.com dan www. bimasumbawa.com.

42 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 LEMBARAN MASTERA

MAJELIS SASTRA ASIA TENGGARA

BRUNEI DARUSSALAM

“Gelagat”, puisi Mahadi R.S “Lagu Lama Sebuah Simfoni Kehidupan”, puisi Norsiah M.S “Jungle King Sebuah Novel”, cerpen Rahimi A.B

INDONESIA

“aria Bach. 1”, puisi Dami N... Toda “aria Bach. 2”, puisi Dami N... Toda “aria Bach. 3”, puisi Dami N... Toda “aria Bach. 4-5”, puisi Dami N... Toda “Yth. Aceh-Sumatera Utara”, puisi HHHudan Noorooroor “Ada yang Terisak dalam Dekap”, cerpen Fina Satototo

MALAYSIA

“Fotokopi”, cerpen Hassan Baseri Budiman “Di Kubu Bahasa”, puisi Azemi Yusoff “Tanggungjawab dan Cabaran Zaman”, esai Muhammad Luuutfi Ishak

SINGAPURA

“Amuk”, puisi Ciung Winaraaa “Korban Taman”, puisi Herman Rothman “Bintang Dua-Belas”, cerpen Mohammad Farihan Bin Bahrononon

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 43 Norsiah M.S (Brunei Darussalam)

Lagu Lama Sebuah Simfoni Kehidupan

kalau ada yang sudi bertanya kenapa kau tidak mahu berlagu seperti dahulu atau sekarang kau diminta-minta berlagu katakan kepada mereka lagumu hanya lagu lama mungkin tiada cocok rentaknya atau sumbang tempo dan rosak melodinya jika mereka masih meminta-minta ingin mendengar dendangan lagumu katakan tiada gunanya lagumy lagu lama rentaknya rentak asli hanya sesuai di perkampungan desa dan bukan untuk orang-orang kota andai kata mereka terus memaksa ingin mendengar pusaka warisanmu berkumandang di gelombang angkasa dendangan lagu asli Lumut Lunting atau Jong Batu tolong janganbohong diri sedang: anggunnya gadis bangsamu lunak pada sebutan cuma condong hati ke barat hala tujunya kerana: baginya sebuah melodi tidak pernah menempah nama atau didendangkan oleh biduan ternama

44 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 serasa sembilu kasih walau lagumu lagu lama sebati gurindam jiwa dang batikus atau samalindang sedang ia sebuah simfoni kehidupan Cuma gadis-gadis bangsamu ikut-ikutan yang boleh mengenalkan jati diri bangsamu berdiri di cermin dunia dan bukan untuk dipuja atau didewak-dewakan terharu dan simpati seperti luahan rasa candle in the wind... menyaksikan dan gugur dan terkulai cubalah tanya sejambak ros milik ratu bunga ros sebenarnya milik siapa di pancapersada merpati putih dipuja oleh jutaan manusia sepi mencengkam rasa melankolik di jagatraya candle in the wind... dan yang tersirat dalam timbunan bunga Diana! konon-konon sebagai perutusan dan suatu perlambangan menangisi kematian jika mereka masih memaksamu berlagu (sebenarnya: lagumu lagu lama yang ada di dunia ini minta mereka jangan lagi berpura-pura semuanya kepunyaan Ilahi menghargai dan menyanjungi dari-Nya manusia datang gesa mereka supaya tidak lagi berdusta kepada-Nya manusia pasti pulang) tentang realiti pusaka asli milik sendiri di pinggir kali 2 September 1997 Bahana, Januari 1998 sebab:

NORSIAH M.S. (Haji Mohammad Shahri bin Pehin Orang Kaya Jurulateh Adat Istiadat Diraja Awang Haji Md. Hussin) dilahirkan di Kampung Sungai Kedayan A, Brunei Darussalam, 10 Maret 1947. Giat di bidang penulisan sastera sejak 1965. Ia menulis cerpen, puisi, drama dan novel, beberapa terbit di majalah Bahtera, Seri Brunei, Tunas Pelajar, Suara Brunei, Mastika, Bahana, Angkatan Sasterawan, risalah Sinaran Suchi, akhbar Borneo Bulletin, Bintang Harian dan Pelita Brunei. Karyanya antara lain: Detik-Detik Berlalu (novel), Selembut Bayu (antologi puisi), Hoha (antologi cerpen), Hidup Ke-2(novel) dan Potret Diri (puisi), selain termuat dalam antologi bersama seperti Modern Poetry of Brunei Darussalam dan Southeast Asian Short Story Anthology. Cerpen “Ratu Samudera” dan sajak “Peri Laku Muslim” memenangi hadiah penghormatan pertama Peraduan Menulis Cerpen dan Sajak Sempena Tahun Hijrah 1415 anjuran Pusat Dakwah Islamiah, Brunei Darussalam. Novelnya Hidup Ke-2 menerima hadiah penghormatan kedua dalam Peraduan Menulis Novel Sempena Sambutan Jubli Perak Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan dan Yang Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam menaiki takhta. Ia menjadi anggota Panel Pemilihan The S.E.A. Write Award bagi Negara Brunei Darussalam (1986 – 2001), serta Penyelaras Nasional penerbitan buku-buku projek ASEAN COCI seperti Water-Water Everywhere, Dolls Party, My Family, Toys: How We Make Them dan Forest-Forest Everywhere. Anugerah Penulis Asia Tenggara (The S.E.A. Write Award) ia termina pada tahun 1999.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 45 Mahadi R.S (Brunei Darussalam)

GELAGAT

Angin retak Adalah karenah dunia semakin Gawat Dari ebulatan introvert Sebagai wira manusia Nafsu kian panas membara Nantinya engkau dicalar api Dibungkus oleh debu-debu Dan anakmu bangkit yang tiada bernama Menuntut hak Dari lelakimu yang bernama algojo Di atas ranjang Bunga-bunga yang kauhamburkan Bagaikan kertas-kertas bonsai Yang tiada wanginya.

Bahana, April 1997

MAHADI R.S (Haji Mahadi bin Haji Matarshad) lahir pada 23 Mei 1940. Mengikuti kursus di Maktab Perguruan Melayu Brunei (1959-1961) dan menjawat jawatan Guru Besar di beberapa buah sekolah Melayu di Brunei Darussalam. Mengikuti pengajian luar kampus di Universiti Nasional Indonesia (1970-1975). Selulus Sarjana Muda Sastera. Ia mengajar di Pusat Tingkatan Enam (1976), lalu mengikuti kursus ijazah di Maktab Duli Pengiran Muda Al-Muhtadee Billah, Gadong (1987- 1990) dan Pengajian Siswazah dalam program Sarjana di Universiti Kebangssan Malaysia sebelum bersara pada 23 Mei 1995. Ia menulis sajak, cerpen dan esei yang terbit antara lain di Daily News, Radio Brunei, Sabah Times, Kinabalu Sunday Times, Mingguan Malaysia, Borneo Bulletin, Pelita Brunei, Majalah Bahana, Putera Puteri, Mingguan Wanita, Pentas Dunia, Berita Minggu Singapura dan Berita Minggu, juga terbit dalam antologi bersama antara lain Juara 3; Antologi Sastera ASEAN Puisi Brunei Darussalam; Anthology of ASEAN Literatures Modern Poetry of Brunei Darussalam; Larian Hidup; dan Cermin Diri. Antologi tunggalnya adalah Dari Bintang ke Bintang (2005).

46 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Jungle King Sebuah Novel

RAHIMI A.B.

Brunei Darussalam)

ku tidak tahu. Yang kutahu, novel adalah sebuah cerita yang ditulis oleh pengarang Aberdasar-kan imaginasi. Juri profesional mengatakan bahawa Jungle King adalah sebuah novel yang mem-bawakan tema menarik iaitu seorang peniaga, khususnya peniaga Islam yang tidak bersikap jujur dan amanah terhadap pelanggannya. Mereka sesuka hati dan tanpa segan silu mengelirukan atau menipu bangsanya sendiri. Menurutnya lagi, tema novel Jungle King adalah menepati pengertian tema bagi sebuah karya sastera sebagai karya seni iaitu sesuatu yang dibenci atau yang tidak disukai oleh pengarang yang berlaku dalam masyarakatnya yang menurutnya hal tersebut seharusnya tidak berlaku. Tujuh orang juri termasuk aku sendiri, yang dilantik untuk menghakimkan peraduan novel sempena sambutan Awal Tahun Hijrah, terus mendiamkan diri mendengar kata juri profesional itu dan kemudian perlahan-lahan semacam menganggukkan kepala yang bererti semacam setuju dengan apa yang dikatakan oleh juri profesional.

“Ceritanya bagaimana?” Kata penjelasan lanjut mengenai novel mendasari hal tersebut, juri juri semi profesional dengan nada Jungle King. profesional pun muncul semula suara yang perlahan tapi jelas. Dia Juri profesional tiba-tiba dengan membawa seorang lelaki adalah satu-satunya juri semi bangun dan kemudian keluar dari yang kelihatannya dungu. Juri profesional yang berada dalam bilik mesyuarat. Aku dan semua profesional menggangkat sebuah kerusi kosong, meletakkannya di jemaah hakim. Suasana bilik juri lain termasuk juri semi depan meja menghadap semua mesyuarat sepi dan apa yang profesional berpandangan sesama juri dan kemudian menyuruh dikatakan juri semi profesional sendiri. Aku dan agaknya semua lelaki yang kelihatannya dungu jelas walaupun nada suaranya juri lain berasa hairan mengapa itu duduk. perlahan. Aku bersama empat juri juri profesional keluar. Belum pun “Awang Tengah, sekarang cuba lain memandang ke arah juri semi sempat berfikir dan meneka-neka kita ceritakan sinopsis novel Jungle profesional yang meminta atau mengagak alasan yang King,” kata juri profesional.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 47 Aku memandang empat juri pertimbangan latar belakang pen- tanahair? Adakah aku pernah lain sebelum mengarahkan pan- didikan dan kepakaran seseorang. membaca karya sastera tanahair? dangan ke arah juri profesional. “Benar tuan, tuan haji telah di- Aku jadi serba salah dengan lan- Kami semua melihat juri profesi- lantik oleh jawatankuasa untuk tikan tersebut, sama ada mahu onal dan kemudian ke arah seo- menjadi salah seorang hakim.” menolak atau menerimanya sebab rang lelaki yang kelihatannya Kata pihak penganjur dengan merasakan diriku kurang sesuai dungu yang disebutkan namanya penuh keyakinan. Aku hairan dilantik sebagai juri peraduan oleh juri profesional sebagai dan semacam tidak percaya me- karya sastera. Aku menghubungi Awang Tengah. Kami berpadang- ngenai apa yang kudengar. Aku temanku yang bekerja dengan an sesama sendiri dan diam-diam kemudian meluahkan keraguan agensi yang menganjurkan pera- aku bertanya kepada diriku sen- tersebut. duan tersebut untuk mengetahui diri, siapa sebenarnya Awang “Apa pihak penganjur tidak lebih lanjut lagi mengenai pera- Tengah yang disuruh juri profesi- tersalah pilih?” Tanyaku. duan yang dimaksudkan. Aku onal bercerita mengenai sinopsis Benar tuan. Tuan telah diberi- mengulangi kata-kata yang di- novel Jungle King. Adakah ia pem- kan kepercayaan untuk memikul ucapkan oleh pihak penganjur bantu atau setiausaha sulit juri tugas tersebut.” kepada temanku. Menurut teman- profesional? Adakah ia wakil pe- “Apa benar?” kataku. ku itu, aku dilantik kerana meng- nulis atau ayah kepada si penulis? “Benar.” hargai jasa syarikat tempat ku- Apakah ia sahabat rapat atau ahli Inda salah orang?” bekerja. Kata temanku, syarikat keluarga juri profesional? Aku ti- “Inda salah tuan. Lurus. Tuan tempat kubekerja telah menaja dak berani meluahkan segala per- telah dilantik. Mengapa tuan?” sebanyak 10 ribu ringgit sebagai tanyaan tersebut di depan semua “Aaa…inda…Bolehku tau me- hadiah pertama peraduan menulis juri. Aku takut nanti aku dikata- ngapa aku dilantik?... ah bukan, novel sempena sambutan Awal kan seorang juri yang tidak tahu maksudku, orang yang dilantik Tahun Hijrah. Pihak penganjur apa-apa mengenai sastera khu- selalunya atas pertimbangan dengan sokongan semua ahli susnya sebuah karya dalam genre apa?” Kataku hati-hati. Aku jawatankuasa peraduan telah novel. membetulkan pertanyaan yang sebulat suara memberikan peng- Sebenarnya, segalanya bermula mula-mula kuajukan. hormatan kepada ahli syarikat dua bulan yang lalu apabila aku “Tuan adalah penyokong kuat dengan melantik aku sebagai menerima surat lantikan menjadi perkembangan karya sastera di salah seorang juri. Menurut te- seorang juri peraduan menulis negara ini. Tuan adalah peminat manku, terdapat empat orang juri novel sempena Sambutan Awal sastera tanahair. Lantikan itu lagi yang dilantik atas pertimba- Tahun Hijrah. Aku mula-mula adalah suatu penghormatan pi- ngan yang sama. Aku menyuara- mengira yang pihak penganjur hak pengajur terhadap tuan haji. kan ketidaksanggupanku kepada tersalah lantik. Dengan perasaan Terima kasih banyak tuan. Kami temanku tetapi temanku itu se- tidak percaya, saat itu aku terus berbesar hati atas penerimaan cara diplomasi memujukku supa- sahaja menghubungi pihak peng- tuan.” ya menerima sahaja lantikan ter- anjur untuk meminta kepastian Aku tambah bingung memikir- sebut. Akhirnya aku memberikan sama ada mereka tidak tersalah kan kata-kata pihak penganjur persetujuan, itupun hanya sete- orang. Adakah lantikan itu benar- yang menganggap aku adalah lah mendengar pendapat temanku benar ditujukan kepadaku atau seorang peminat karya sastera. itu yang mengatakan bahawa seseorang yang namanya hampir Hatiku mulai menilai diriku sen- menjadi juri itu cukup mudah. sama denganku, yang tentunya diri, adakah aku berminat atau Seorang juri itu tidak perlu mem- perlantikan tersebut berdasarkan pernah meminati karya sastera baca semua novel yang dipertan-

48 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 dingkan. Cukup dengan membaca cerita. Ceritanya bermula di suatu katanya sambil menunjuk bunga sinopsisnya sahaja. pagi, Awang Pungut yang mene- yang berpasu batu. “Itu pun kalau mahu, kalau ti- mani isterinya melihat-lihat bu- “Inda boleh kurang lagi kah?” dak, tidak apa-apa,” kata teman- nga di pasar bunga terbuka yang Kata Awang Pungut. ku. menjual semua jenis pokok bunga “Inda dapat nyanta,” katanya. Apabila membuat keputusan, hidup untuk hiasan. Awang Pu- “$15 saja bah.” Kata Awang ikut sahaja pendapat juri-juri lain ngut membiarkan isterinya ber- Pungut terutama juri profesional dan semi henti di sebuah gerai yang men- “Inda dapat eh,” katanya profesional. Biasanya juri profesi- jual bunga orkid yang merupa- “Ani yang besar-besar ani onal akan memberikan satu frasa kan bunga kegemaran isterinya. berapa harganya?” Kata Awang atau mukadimah sebelum mesyu- Isterinya melihat dan memilih- Pungut arat bermula. Jika pendapat yang milih bunga orkid yang dijual di “Ani 6 ribu,” katanya. mereka berikan condong untuk gerai tersebut. Setelah beberapa “Ahhh 6 ribu!!! Mahal nya! menyokong sesebuah novel, maka lama di gerai orkid, membiarkan Dapat membeli kereta,” kata disokong sahaja dengan memberi- isterinya memilih-milih bunga Awang Pungut. kan sedikit komen. Biasanya ko- orkid, Awang Pungut bergerak “Ani 3 ribu,” katanya sambil men yang diberikan semacam dari sebuah gerai ke sebuah gerai menunjuk ke arah bunga Jungle mengulang apa yang dikatakan melihat bunga-bunga yang diju- King yang kecil sedikit daripada oleh juri lain. Keputusan akan al. Akhirnya Awang Pungut ber- bunga yang berharga 6 ribu.” memihak kepada suara ramai, henti di sebuah gerai yang men- “$15 saja bah,” Kata Awang Jika semua juri atau kebanyakan jual bunga Tunjuk Langit. Pungut sambil menumpukan juri memihak kepada sesebuah “Apa nama bunganya ni pandangan kepada bunga yang novel itu, maka novel tersebutlah wang?” Tanya Awang Pungut ditanyakan pada awal tadi. akan menjadi pemenangnya. sambil menunjuk bunga yang “Inda dapat. Ani basar sudah. “Jadi juri gampang saudara. dimaksudkan. Lagipun pasunya batu” katanya. Bisa diatur,” kata temanku yang “Jungle King,” katanya “Aku inda mau pasunya. Aku beristerikan amah dari Indonesia. “Ya kah? Bukan bunga Tunjuk mau bunganya. $20 saja? Boleh!” “Jungle King mengisahkan ten- Langit?” Kata Awang Pungut Desak Awang Pungut. tang penipuan seorang peniaga lagi. “Inda dapat. Ani basar sudah,” kepada seorang pelanggan. Aaa” “Inda pulang kutau tu, yang katanya. Kata Awang Tengah memulakan kutau bunga ani, bunga Jungle “Yang damit ada lagi kah?” cerita tetapi tidak meneruskannya King” katanya. Yanya Awang Pungut. kerana juri semi profesional tiba- “Berapa tah kita menjual ni?” “Habis sudah. Yang basar sedi- tiba memintas dengan sebuah Awang Punggut bertanya lagi kit lagi ada pulang di rumah. Har- pertanyaan. sambil menunjuk bunga yang ganya $200. Mau kita? Kalau mau “Jungle King itu apa maknanya?” paling kecil. aku membawa esok,” katanya. Kata juri semi profesional. “$25,” katanya. “Inda eh. Luan mahal. Aku “O. Itu nama sejenis bunga “Ani yang berpasu plastik bera- mau yang $15 saja. Adakah?” Kata tuan. Bunga ini tengah naik pa?” Tanya Awang Pungut. Awang Pungut. harga di pasaran,” kata Awang “Ini sudah dibeli. Ni baru “Inda lagi ada. Penghabisan Tengah. sakajap ah,” katanya tah ni,” katanya. “Ok. Teruskan!” Kata juri semi “Berapa kita menjual?” “Inda lagi biskita mengudar- profesional. “$15. Kerana bunganya damit, kah?” Kata Awang Pungut. Awang Tengah meneruskan yang ani basar sudah sedikit,” “Payah mendatangkan jenis

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 49 bunga macam ani. Lagipun, lain yang sama Awang Pungut mene- jual bunga ini. Mereka menyuruh permitnya ni bah,” katanya. liti daun-daun bunga Jungle King Awang Pungut mencari di sekitar Awang Pungut memeriksa bu- yang hendak dibelinya. pasar untuk memastikan kebena- nga Jungle King dengan lebih dekat “$23 paling kurang,” kata ran kata-katanya. Awang Pungut lagi. Penjual kemudian memuji- peniaga yang mula-mula. kelihatannya tidak ada pilihan. muji kecantikan bunga Jungle King “$20 saja bah,” kata Awang Setelah membuat pertimbangan dan seterusnya menekankan ten- Punggut. yang sebaiknya, Awang Pungut tang sukarnya mencari bunga “Inda dapat,” katanya. pun membeli bunga yang dimak- yang sedemikian. Menurutnya “Ini sudah murah pak. $23 sudkan dengan harga $23.00. lagi, bunga jenis ini sekarang harga pas.” Kata lelaki pembantu Di dalam kereta Awang Pungut disukai ramai. Harganya mahal, menyokong hujah bosnya. memberi tahu isterinya yang ia walaupun mahal tapi ada juga Awang Pungut merungut sam- membeli bunga Jungle King dengan orang yang membeli. Seminggu bil mengatakan ia lebih suka mem- harga $23.00. Isterinya marah- yang lalu katanya, ia telah mem- beli yang harganya sekitar $15. marah, meninggikan suaranya bawa lima pohon dan semua Awang Pungut terus mengatakan dengan mengatakan bunga yang pohon tersebut telah habis dijual yang ia sanggup pergi ke rumah dibelinya itu terlalu mahal. Awang sejak awal-lawal lagi. Malah kediaman peniaga itu jika sekira- Pungut cuba memberikan alasan banyak lagi orang yang sedang nya terdapat bunga Jungle King rasionalnya atas tindakannya itu. mencari bunga yang sedemikian. kecil yang berharga sedemikian. Dia menyatakan, terpaksa membe- “Bah $20 saja,” kata Awang Peniaga terus-menerus mengata- li bunga sedemikian kerana bu- Pungut. kan bahawa bunga Jungle King nga itu adalah bunga kesukaan- “Ngak bisa pak. Bunga ni su- dalam pasu batu yang dijualnya nya dan juga merupakan bunga kar diperolehi.” Kata seorang lela- itu merupakan bunga yang terak- yang paling kecil dalam simpanan ki yang menggantikan peniaga hir. Tidak ada lagi bunga jenis ini peniaga tersebut. Jika Awang Pu- tadi. Lelaki tadi baru sahaja pergi yang tersimpan di rumahnya. Di ngut tidak membelinya sekarang, ke sudut yang lain yang agak jauh rumahnya hanya terdapat bebera- dia tidak memperolehinya lagi dengan Awang Pungut. pa pasu bunga Jungle King yang dalam masa yang terdekat ini. “Yang kecil harga $15 ada di sudah besar yang harganya seki- Tambahan lagi, bunga inilah rumah kah?” Kata Awang Pu- tar $200.00 hingga $10,000.00 yang dicarinya sejak sekian lama. ngut kepada lelaki Indonesia itu. sahaja. Apabila ditanya bila lagi Isterinya diam mendengar alasan “O. Ngak ada pak. Ini terakhir. mereka memesan bunga tersebut Awang Pungut. Awang Pungut Belilah pak. Nanti nyesalin,” dari pembekalnya, mereka terus- berasa puas berjaya mengatasi katanya. menerus mengatakan bunga itu keraguan isterinya dan meng- “Mahal bah. Kalau ada yang sukar dipesan dan jika memesan- anggap dirinya bertuah kerana kecil di rumah kamu, aku meng- nya pun seorang peniaga itu mes- mendapat bunga yang jarang di- ambil.” Kata Awang Pungut. tilah menggunakan permit khu- temui dan sudah pun habis di “Ngak ada pak. Habis. Ini sus. Awang Pungut tidak tahu pasaran ketika ini. terakhir.” Katanya. dan mempersoalkan apakah yang Hari Jumaat yang berikutnya, “Paling kurang berapa ni?” dimaksudkan dengan permit khu- Awang Pungut seperti biasa me- Kata Awang Pungut. sus tersebut. Peniaga terus mene- nemani isterinya pergi ke pasar Peniaga itu menemui peniaga kankan lagi kesukaran untuk menjual pokok bunga hidup hias- yang mula-mula tadi (mungkin mendapatkan bunga Jungle King. an. Awang Pungut dan isterinya bosnya), Mereka kelihatannya Katanya, pada masa sekarang ti- melihat bunga-bunga yang dijual berbincang, sedang pada masa dak ada peniaga lain yang men- di pasar terutamanya bunga orkid

50 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 yang menjadi kesukaan isterinya. Semasa isterinya memilih-milih bunga orkid yang baru sahaja dipunggah dari kereta peniaga, seperti biasa Awang Pungut berjalan-jalan daripada sebuah gerai ke sebuah gerai. Semasa melintasi gerai tempatnya membe- li bunga Jungle King hari Jumaat yang lepas, Awang Pungut ter- nampak terdapat tiga pasu plastik lagi bunga Jungle King yang masih kecil yang sama saiznya seperti bunga yang dulu yang dikata- kannya berharga $15. Peniaga itu mempelawa Awang Pungut un- tahu pembaca. Plotnya diatur se- Juri profesional memberi isya- tuk membeli bunga tersebut se- cara kronologi. Watak dan latar- rat kepada setiausaha peraduan olah-olah peniaga itu tidak me- nya diceritakan dengan baik. untuk memanggil Awang Tengah. ngenal dirinya lagi, atau pura- Bahasa Awang Tengah mudah Sebentar, Awang Tengah masuk. pura tidak ingat akan Awang Pu- difahami”. Awang Tengah disuruh menceri- ngut yang membeli bunga jenis Diam. Suasana dalam bilik takan latar belakang novel terse- yang sama minggu lepas. Awang mesyuarat sepi. but. Adakah ia kisah benar atau Pungut mendiamkan diri dan “Saya kira semua juri menyetu- rekaan Awang Tengah sahaja. perlahan-lahan menjauhkan diri jui pandangan saya,” kata juri Awang Tengah memandang se- daripada gerai itu dengan perasa- profesional. mua juri sebelum menjawab an marah, sedih dan tertipu. Juri semi profesional mendiam- pertanyaan juri profesional. Me- kan diri dan kemudian semacam “Begitulah ceritanya tuan,” nurutnya, cerita dalam novel ini menganggukkan kepala (mengge- kata Awang Tengah adalah adunan antara fakta dan rakkan kepala sedikit ke bawah “Sekarang Awang Tengah bo- fiksyen. Ia mendapat idea semasa dan sedikit ke atas secara perla- leh keluar. Nanti kalau ada ke- ia berkunjung ke tempat menjual han-lahan). perluan. Kami akan memanggil semaian bunga di Pasar Gadong. “Saya kira semua juri menyetu- Awang Tengah lagi.” Kata juri Novel ini ditulis atas dorongan jui pandangan saya,” kata juri profesional. Awang Tengah kelu- rasa benci dan marahnya kepada profesional lagi. ar perlahan-lahan dengan me- peniaga yang tidak segan-segan Aku bersama empat juri lain nundukkan kepada dan badan se- berpandangan sesama sendiri dan menipunya tempoh hari. Nama- dikit tanda hormat. Setelah pintu kemudian semacam mengangguk- nama yang disebutkan dalam ditutup para juri kembali bersi- angukkan kepala (menggerakkan novel ini adalah watak-watak dang. Juri profesional memulakan kepala sedikit ke bawah dan sedi- khayalan dan rekaan semata, bu- bicara. kit ke atas secara perlahan-lahan). kan merujuk kepada seseorang, “Novel Awang Tengah sung- “Adakah cerita ini berdasarkan baik yang masih hidup mahupun guh mengkagumkan. Jalan cerita- pengalaman atau bagaimana?” yang sudah mati. Selesai memberi- nya sungguh menarik. Ada un- Tanya juri semi profesional yang kan penerangan, Awang Tengah sur suspen di dalamnya. Tajuknya kelihatan semacam masih meragui diarahkan menanti di luar bilik sendiri menimbulkan rasa ingin pandangan juri profesional. mesyuarat.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 51 Sebaik sahaja Awang Tengah aspek yang menonjol bagi novel alasan konkrit dariku. Tapi aku keluar, juri profesional memula- ini jika dibandingkan dengan berasa lega apabila ruang yang kan percakapannya dengan te- novel-novel lain adalah daripada memungkinkan timbulnya perta- nang. segi temanya. Seperti yang dikata- nyaan selepas aku memberikan “Saya fikir novel ini merupa- kanya sebelum ini, novel ini mem- pengakuan terbuka itu ditutup kan satu-satunya novel yang ter- punyai tema mengenai moral oleh juri semi profesional yang baik daripada novel-novel yang yang merupakan antara tema terus memberikan hujahnya. Ia ikut pertandingan. Malah, inilah yang dipandang tinggi dan ja- mengulangi frasa juri profesional novel yang bermutu dalam seja- rang sekali menjadi fokus penulis. sambil menambah sedikit dengan rah perkembangan novel tanah Kebanyakan penulis yang ikut memberikan penekanan tambah- air,” kata juri profesional. peraduan ini mengemukakan an kepada frasa yang digunakan. “Bagaimana pula pandangan tema yang sederhana dan lumrah Empat juri lain juga mengulangi juri lain?” iaitu cinta antara seorang pemuda frasa yang sama dengan sedikit Semua juri diam. Juri profesio- dengan seorang gadis yang tambahan yang kurasa kurang nal mengulangi lagi kata-kata berlatarbelakangkan sebuah ke- jelas apa maksudnya. Melihat se- awalnya dengan memberikan luarga mewah. Cinta mereka ter- mua juri telah memberikan hujah, penekanan kepada beberapa hal halang kerana keluarga tidak me- maka akupun memberikan hujah yang hampir sama. Di akhir ucap- restuinya. Akhirnya mereka kah- dengan berpandukan kepada frasa annya ia sempat bertanyakan win lari dan hidup bahagia. Sete- yang sama sambil memberikan kepada juri semi profesional ten- lah mempunyai anak lima, pasa- contoh-contoh yang rapat kaitan- tang kebenaran kata-katanya. Juri ngan tersebut kembali kepangku- nya dengan pengalamanku beker- semi perfessional tersenyum dan an orang tua. Orang tua meneri- ja di syarikat gali minyak. Setelah kemudian semacam mengangguk- ma dan sangat menyayangi anak menyedari hujahku hampir terse- anggukkan kepala. Melihat juri dan cucu-cucu mereka. Dalam sar daripada landasan fokus per- semi profesional mengangguk- karya sastera, cerita semacam ini bincangan, maka aku cepat-cepat angukkan kepala, maka juri pro- adalah cerita remaja yang ringan kembali ke landasan dan terus me- fesional pun menyimpulkan hu- sifatnya, dan boleh dikatakan nutup hujah dengan mengulang jahnya dengan menyebut-nyebut isinya sekadar untuk bercerita sa- dan menekankan frasa yang digu- nama juri semi profesional sebagai haja. Tidak lebih daripada itu. Juri nakan oleh juri profesional. rujukan kepada setiap kesimpul- profesional mengakhiri hujah- Setelah aku selesai memberikan an yang dibuatnya. Juri semi pro- nya dengan frasa.” Jungle King hujah, semua juri mendiamkan fesional berasa dirinya dihargai sungguh luar biasa dan menarik diri. Imaginasiku kembali mem- dan dihormati apabila namanya sekali”. buat andaian-andaian negatif me- disebut-sebut oleh juri profesional. “Benar,” kata juri semi profesio- ngenai keberadaanku dan juga “Saya fikir penulis novel ini nal. kemampuan daya fikirku. Bagai- mempunyai masa depan yang “Ya, benar,” kataku dengan manapun imaginasi tersebut mati cerah,” kata juri profesional. tiba-tiba tanpa kusedari. Peng- apabila juri profesional mencelah “Ya,” kata juri semi profesional akuanku itu diikuti juga oleh setelah suasana mesyuarat sunyi antara kedengaran dengan tidak. empat juri lain dengan suara sepi buat seketika. Aku dan empat juri lain sema- perlahan tetapi keluarnya hampir “Saya setuju. Ya saya setuju. cam mengangguk-anggukkan serentak. Bagaimanapun aku ke- Bagi saya novel ini patut diberi- kepala. mudiannya semacam berasa me- kan nombor satu,” kata juri pro- Juri profesional kemudian nyesal atau takut dengan persetu- fesional. Aku tidak tahu pasti apa memberikan keterangan lebih juan terbuka sedemikian kerana yang dipersetujui oleh juri pro- lanjut tanpa diminta mengenai mungkin dengan persetujuan itu, fesional. Juri semi profesional se- novel Jungle King. Menurutnya, juri profesional akan minta pula macam mengangguk-anggukkan

52 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 kepala yang kemudian diikuti oleh Sebaik sahaja tiba di rumah, semua juri semacam mengang- aku mencari manuskrip novel gukkan kepala. Jungle King dalam ikatan novel- “Bagaimana pula dengan nom- novel peraduan yang diberikan bor dua,” kata juri semi profesi- salinannya kepadaku oleh pihak onal. penganjur. Aku ingin mengetahui “Jungle King sungguh luar biasa dan membaca sendiri novel yang dan menarik sekali. Saya rasa, dikatakan menarik dan sekaligus standardnya jauh lebih baik jika dipilih untuk mendapat hadiah dibandingkan dengan novel-no- pertama. Setelah membuka ikatan vel yang sudah berada di pasaran. manuskrip novel-novel tersebut, Malah tidak ada sebuah novel aku mengambil sebuah demi pun yang dapat menandingi novel sebuah manuskrip novel dan ini, tidak ada sebuah novel pun yang mendapat hadiah kedua dan membaca tajuk demi tajuk, tetapi yang hampir dapat menyaingi- ketiga. Tambahan lagi penilaian manuskrip novel Jungle King nya. Jadi saya rasa, tempat kedua hanya memfokuskan kepada no- belum juga ditemui. Tiba-tiba aku tidak ada pemenang,” kata juri vel yang dipertandingan bukan terfikir yang salinan novel terse- profesional. novel yang sudah terbit. Menia- but mungkin terlupa diberikan Semua juri berpandangan dan dakan hadiah kedua dan ketiga kepadaku. Aku mengira jumlah kemudian semacam mengangguk- adalah keterlaluan dan juga mem- kesemua novel yang ada, memang anggukkan kepala. perlihatkan seolah-olah novel kurang satu. Sekarang aku pasti “Jungle King sungguh luar biasa yang lain itu terlalu rendah dan yang salinan novel Jungle King dan menarik sekali,” kata juri pro- tidak bernilai sama sekali sedang- tidak diberikan kepadaku. Aku fesional lagi. kan menurut penerangan setia- mesti menghubungi pihak peng- “Tempat ketiga?” Tanya juri usaha peraduan, para penulis anjur untuk mendapatkan salin- yang menyertai peraduan kali ini semi profesional an novel tersebut. adalah terdiri daripada penulis la- “Juga saya rasa tidak ada yang “Maaf, saya salah seorang juri ma dan baru berbakat yang su- dapat diangkat untuk menduduki peraduan novel sempena sambut- dah dikenali. Aku tidak melayan tempat ketiga,” kata juri profe- an Awal Tahun Hijrah. Saya keinginan hati kecilku dan mem- sional. ingin mendapatkan salinan novel biarkan suasana menjadi sepi Semua juri semacam meng- Jungle King. Saya belum diberikan terus berlangsung. Aku berasa anguk-anggukkan kepala. salinan novel tersebut. Jadi, boleh- segan dan takut untuk memper- Di akhir mesyuarat jemaah juri soalkan lebih lanjut mengenai ke- kah saya mendapatkannya.” Kata- telah membuat keputusan sebulat putusan yang dibuat dengan me- ku sebaik sahaja menghubungi suara yang novel Jungle King telah menangkan novel Jungle King pihak pengajur pada keesokan diangkat untuk menerima hadiah sementara novel-novel lain tidak harinya. penghormatan pertama. Sementa- diberikan hadiah penghormatan, “Apa!? Novel Jungle King,” kata ra itu tidak ada novel yang layak sedang novel-novel tersebut mem- pihak pengajur dengan suara untuk menerima hadiah penghor- punyai hak untuk mendapat ha- yang kedengarannya seperti ter- matan kedua dan ketiga. Dalam diah berkenaan. Alasan lain un- peranjat. lubuk hati kecilku, aku memper- tuk tidak mempersoalkan keputu- “Ya, novel Jungle King,” kataku. soalkan tentang keputusan un- san tersebut adalah kebimbangan “Maaf tuan, salinannya tidak tuk meniadakan pemenang hadi- akan menyerlahkan pengetahu- ada.” ah penghormatan kedua dan ke- anku mengenai karya sastera dan “Mengapa?” Tanyaku tiga kerana menurutku sesuatu kredibilitiku sebagai seorang ahli “Novelnya belum siap lagi pertandingan setentunya ada syarikat gali minyak. tuan.”

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 53 “Apa? Belum siap?” Kataku ter- kuasaan dan kebesaran-Mu, sega- Diam-diam, banyak persoalan peranjat. lanya berlaku atas kehendak-Mu. timbul difikiranku. Apakah boleh “Ya belum siap!” Sesungguhnya dengan kekuasa- dihakimkan sebuah novel yang “Apa???? Belum siap? Jangan an-Mu, dalam dunia ini banyak ceritanya masih berada dalam main-main,” kataku perkara yang luar biasa yang fikiran pengarangnya? Adakah “Maaf, bukan belum siap tuan, tidak terfikir oleh manusia boleh layak novel maya dihakimi dan tapi belum ada lagi.” saja terjadi di depan mata. kemudian diberi hadiah pertama? “Belum ada lagi?” Kataku Pihak penganjur mengatakan Mengapakah juri profesional “Ya, belum ada lagi” novel Jungle King masih berada da- membenarkan novel yang masih “Jangan main-main. Aku mahu lam pemikiran pengarang. Masih berada dalam fikiran pengarang- salinan novel Jungle King Faham!!” berada dalam pemikiran Awang nya ikut serta dalam peraduan ter- herdikku. Tengah. Menurut mereka, di saat sebut? Aku tidak faham. Sastera “Maaf tuan, saya bukan main- akhir penerimaan penyertaan, luar biasa. Sastera sungguh luar main. Yang benar.” pengarangnya telah menghubu- biasa. Sastera memang sungguh “Jadi macam mana boleh novel ngi pihak penganjur untuk meng- luar biasa. Menakjubkan. Sastera yang belum wujud lagi boleh ikutsertakan novelnya yang ma- sungguh membuat orang berfikir dihakimi?” kataku. sih berada di dalam fikirannya. dan terus berfikir. Aku tidak “Itu saya tidak tahu tuan.” Pihak penganjur menyatakan ke- faham dan aku tidak mengerti dan “Apa kamu berkata benar, saya pada pengarangnya bahawa hal akan terus tidak mengerti kerana masih tidak percaya. Mana boleh tersebut tidak pernah terjadi, mus- aku hanyalah seorang pengurus novel Jungle King yang masih tahil untuk diterima. Bagaimana- di syarikat gali minyak, yang jahil belum wujud dapat dihakimi?” pun pengarangnya mendesak dan tentang sastera. Aku tidak tahu “Itu kenyataannya tuan. Hen- terus-menerus mendesak dengan menilai mutu sesebuah novel le- dak buat macam mana?” menekankan syarat peraduan. bih-lebih lagi sebuah novel maya. Aku berasa hairan terhadap Dalam syarat peraduan mengata- Aku tidak tahu. Aku tidak tahu. apa yang kudengar daripada pi- kan bahawa tidak disebutkan Aku tidak tahu. Apa yang kutahu hak penganjur. Apa aku tersalah yang novel yang masih berada pasti hanyalah fikiran manusia dengar. Semacam kurang percaya dalam fikiran pengarang tidak tidak menentu, sering sahaja dan menganggap hal tesebut ada- boleh ikut serta. Pihak penganjur berubah-ubah mengikut masa lah sesuatu yang mustahil. Dari sukar untuk membuat keputusan dan suasana, dan perubahan siang hingga ke malam aku masih sedang pengarangnya terus men- yang dibuat selalunya meme- memikirkan sesuatu yang tidak desak. Akhirnya pihak penganjur nangkan atau atas kepentingan masuk akal. Sungguh luar biasa. merujuk kepada ketua hakim diri sendiri. Oh Tuhan bagaimana hal ini bo- iaitu juri profesional bagi memu- leh terjadi. Ya Allah dengan ke- tuskannya. Bahana, November 2008

PROFESOR MADYA Ampuan Dr. Haji Brahim bin Ampuan Haji Tengah (Rahimi A.B.) dilahirkan 4 Desember 1955, di Kampung Batu Ampar, Pengkalan Batu, Brunei Darussalam. Berpendidikan Melayu dan Inggeris. Ia mendapat Ijazah Sarjana Muda dari Universiti Brunei Darussalam (1980), Sarjana dari School of Oriental and African Studies, University of London (1992), dan Doktor Falsafah (Ph.D) dari Universiti Kebangsaan Malaysia (1999). Kini bertugas sebagai Pengarah Akademi Pengajian Brunei, Universiti Brunei Darussalam. Ia menulis sejak tahun 1973 di bidang puisi, cerpen, novel dan kritik sastera. Penulis yang kerap diundang membentangkan kertas kerja di dalam dan luar negeri ini, mempublikasikan karyanya di Bahana, Mastika, Karya, Ungkayah UBD, Berita Harian Singapura, Pelita Brunei, Borneo Bulletin dan dimuat dalam berbagai antologi bersama. Novelnya antara lain: Mangsa (1990), Pamor (1993), Sumbangsih Seni (1997); sementara antologi cerpennya adalah Jalan Bengkok ke Rumah (2003). Kajian Sasteranya adalah: Tema dan Plot Cerpen-cerpen Pra-Pelarian Muslim Burmat (1997); Hikayat Kamaruddin: Analisis dan Contoh Soalan peperiksaan bersama Jawapan (2004 & 2005); Syair Rajang: Penyelenggaraan dan Analisis Teks (2005); Dari Raungan Katak ke Globalisasi (2008); dan Kesusasteraaan Brunei Tradisional Pembicaraan Genre & Tema (2010); serta Bunga Rampai Sastera Melayu Brunei (1984).

54 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Dami N. Toda (Indonesia) aria Bach. 1 awan berdarah di atas kepalanya Libanon berlumang tangis Abil di bawah kakinya karena jalan firdaus yag hilang karena peluh darah dari getsemani-hingga golgota karena tanah haceldama dengan 30 keping dinar waktupun menyeret berhenti

(hai kau yang memutar bintang-bintang yang menga- tur jalan awan-awan dari kaki langit satu ke kaki langit yang lain yang memasang bianglala yang ber- sandar di matahari kau yang menyulut cahaya di awang-awang dan daratan yang mengunci malam dengan kelam kau yang bersimbah darah membuka jantung tertikam bacakan kami rahasia-rahasiamu) aria Bach. 2 pokok ara terbantun di pucuk terik musim daun-daun zaitun terserak di jalan orang-orang kota terengah menutup wajah bebercak darah

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 55 aria Bach. 3 duri menusuk daging membenam dosa dan golgota (laknat apakah menyurunmu) tombak menikam matahari tersobek rahimnya terbelah dua (kutuk apakah menantimu) karena orang buta melihat? karena orang bisa berkata- kata? karena orang timpang berjalan? karena orang mati bangkit? karena orang tuli mendengar? karena orang kusta terpulih? karena orang lumpuh berjalan? karena badai taufan reda? karena gelombang laut mereda atas perintahmu,? karena gunung Tabor ber- saput cahaya? satu rumah didirikan buat Elias satu buat Ibrahim satu buatmu sendiri? kota bersusun batu luruh satu-satu dari susunannya seorang wqnita berkabung di sisinya seorang lain melahirkan batu-batu (wahai kamu yang lewat di jalanan apakah tidak melihat dukaku? Yerusalem, Yerusalem kembalilah pa- da Tuhan Allahmu)

56 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 aria Bach. 4-5

dengar———wahai obor-obor langit yang menuntun darat dan lautan dengar———wahai mahluk bumi yang menghuni padang sungai dan lautan dengar ——— wahai pemburu ahgkasa ray a yang menyingkap laut Merah jadi jalanan kering yang meletuskan isi gunung-gunung yang bermenung di atas padang- padang pasir yang mem buat kesaksian dengan tiang salib berdarah kauikrarkan perdamaian dan sekaligus peperangan di antara kami dengarlah atas nama hewan korban terbantai ini mandikanlqh kami dengan darah tak bersalah agar lebih putih dari hysops dengarlah bukakan kepakmu di atas langit darat dan lautan membawa kami ke tanah terjanji yang ilahi)

April 1976

Dami Ndandu Toda adalah kritikus sastra Indonesia, lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, 20 September 1942. Ia menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Ledalero, Maumere, Sikka, Flores (tidak tamat), lalu ke Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta sampai tingkat sarjana muda dan doktoral (1967), Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya (tidak tamat), dan Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Jakarta (1974). Ia pernah bekerja di Departemen Sosial RI (1973-1975), mengajar di Institut Kesenian Jakarta, Sekretaris Eksekutif Yayasan Seni Tradisional (Jakarta), redaktur tamu Harian Berita Buana, dan staf redaksi Majalah Kadin Indonesia. Ia kerap tampil dalam seminar baik tingkat nasional maupun internasional, misalnya 10th European Colloquium on Indonesian Studies di Universitas von Humboldt, Berlin, dengan makalah “Dutch-Treaty and Contract Conceptions versus Adat Perceptions”. Sejak 1981, dia mengajar di Lembaga Studi-studi Indonesia dan Pasifik, Universitas Hamburg. Tulisannya tersebar di sejumlah surat kabar nasional seperti Sinar Harapan, Kompas, Suara Karya, Berita Buana, majalah Budaya Jaya dan Horison. Esai-esainya terbit buku berjudul Hamba-hamba Kebudayaan.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 57 Hudan Nur (Indonesia)

Yth. Aceh-Sumatera Utara

Yth. Aceh-Sumetera Utara yang dihempas gelombang airmata dari pantai dan dalamnya laut airmata

Yth. Aceh-Sumatera Utara yang kehilangan penglihatannya untuk mentari pagi karena yang dipandangnya hanya kekaburan dari lirih pembacaan ayat-ayat kematian

Yth. Aceh-Sumatera Utara kusaksikan lautan darah yang bermuara pada kepedihan tiada batas menghempas tubuhmu ke bawah timbunan rumah-rumah kubangan oase penindih azalmu olehmulah amukan alam merangkum gelora hasrat perut bumi yang membuncah menahan segenap amarah penghancuran hingga menikam segenap cerita suka cita torehan pena sejarah dunia di tahun 2004

Yth. Aceh-Sumatera Utara lagi, kusaksikan gemuruh ombak yang menghantam kekalutan dan kengiluan di sepanjang perjalanan menuju detik-detik sakaratul maut oleh langkah-langkah yang tak kuasa berlindung menghembuskan satu-satu nafas penghabisan

Yth. Aceh-Sumatera Utara lagi-lagi, kusaksikan kekuasaan Tuhan Yang Maha Semau-maunya melantakkan bumimu hingga porak-poranda hingga banjir airmata, airmata darah meluap-luap di seluruh sudut-sudut perkampungan yang juga ikut hanyut oleh geliat air kematian

58 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Yth. Aceh-Sumatera Utara dengan ini, aku sampaikan bahwa aku tak lagi melihat kebersamaan di waktu itu ketika menutup hari dengan kepekatan juga kemanisan dewi kelam karena ia telah juga luluh bersama tangisanmu yang bercampur nanah dan aroma darah

Wahai Yth. Aceh-Sumatera Utara aku tak lagi dapat menghitung angka-angka karena hitunganku hanya terarah pada korban-korban luka di tanahmu yang tak berkesudahan akupun tak lagi dapat membaca karena semua kalimat yang tertulis hanya kenanaran akan wajahmu akupun tak lagi dapat berjalan karena semua jalan yang aku lalui hanya menggambarkan deritamu dan melumpuhkan nadiku

Yth. Aceh-Sumatera Utara aku tak tahu lagi apa yang kutulis ini karena semuanya takkan mampu mewakilkan akhir perjalanan hidupmu yang penuh kepahitan dan sketsa puing-puing reruntuhan zaman di abad ini.

Hudan Nur, lahir di Banjarbaru, 23 November 1985. Anak pertama dari tiga bersaudara ini aktif di beberapa organisasi, khususnya di bidang kepemudaan. Ia memenangkan Lomba Penulisan Cerpen dalam rangka Bulan Bahasa se-Kalimantan Selatan. Selain menulis artikel, ia dikenal sebagai aktivis teater. Ia kerap tampil sendiri membawakan musikalisasi puisi dalam perhelatan-perhelatan seni. Antologi puisinya adalah Si Lajang dan Tragedi 3 November. Karyanya juga termuat dalam beberapa antologi bersama di Banjar Baru seperti Narasi Matahri (2002), Notasi Kota 24 Jam (2003), Bulan di Telan Kutu (2004), Bumi Menggerutu (2005), Dimensi (2005) serta antologi bersama di Medan, Ragam Jejak Sunyi Tsunami dan Antologi Puisi Penyair Nusantara. Dalam menulis Hudan sering menggunakan nama pena K. Ariwa.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 59 Ada yang Terisak dalam Dekap

FINA SATO

Indonesia

ekali perahu kembangkan layar lebih baik tenggelam daripada balik di tengah S1 jalan . Kata tuah terakhir dari seorang yang terkasih atau mungkin hanya sebagai alamat pulang ke kehidupan yang akan diarungi kemudian? Sungguh, ia tak pernah tahu. Ketika malam melangkah kisruh dan menjaring kembali seluruh kenangan, mungkin ingatan, ia hanya mampu mengingat badai, deru ombak, dan paluh yang menggerus cadik, katir, dan sabang. Ingatan yang kemudian merembihkan derai pematang sungai pada reluk wajahnya dan dengus alun nafas yang putus- putus. Laut adalah kesunyian yang menggelanggang, penuh misteri. Gelombang yang membawa dendang riang kenangan, sendu, bahkan kematian. Batu karang dan rindu. Namun, ada yang bermaktub pada catatan kaki memberi rintih abadi bagi deru selalu tak pernah akan berubah, dalam kitab berjudul kenangan. pacu dan ringkik ombak di tepian takdir! Mungkin juga seperti Perempuan kisut itu sudah tanjung. Padang mungkin lamun badai yang selalu memeram terlalu letih dan renta. Kini termenung. Ada yang selalu sengkarut kisah dari dendam, hidupnya cukup menjadi kondona mengayuh diam, memiuh sepi, rindu, cinta, dan kesetiaan para boyang, Ibu rumahtangga yang dan membakar dingin. Ada yang petualang. Dan sesuatu yang pulang-pergi dari hari pasar di selalu menatap dendam, sedih, bernama kepulangan, hanya pasar kecamatan sebagai penjual

60 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 ikan dari hasil tangkapan saudara tenang karena akan sangat ku- yang membuatnya tiba-tiba ber- dan keponakannya. Bila tak habis rang menguntungkan bagi pera- ubah pikir seperti itu. Secepat itu. terjual, maka ia segera hu yang mengandalkan angin, Kekhawatiran apa yang tak sang- mengawetkan ikan-ikan itu seperti sande. Bila berlabuh cepat, gup dibagi suaminya bersama dengan es kemudian pada suaminya dan para sawi atau anak Amma Mina? Ia pun tahu, bahwa keesokkan harinya, bila bukan buah kapal, akan mendapatkan usia Mustafa belumlah menginjak hari pasar, ia akan pergi ke hasil tangkapan yang berlimpah. setengah abad. Mustafa muda Tinambung yang beberapa Suasana sungguh riuh sema- yang kaya pengalaman, semua itu kilometer ke sebelah barat dari rak ketika seorang sawi membo- ia dapatkan dari ayahnya dahulu, kampungnya. Walaupun jarak yong menu ritual keluar rumah seorang punggawa posasi sejati. yang ditempuh sangat jauh lalu diburu oleh anak-anak yang Namun malam kian beringsut sehingga remai-lah jisimnya, hal menginginkan menu ritual itu. ganjil dan semakin menggigil. itu bukan masalah, karena anak Sesampainya di perahu, barulah Kegasalan itu hanya menjadi uda- semata wayang menanti segeng- habis semua menu ritual dibo- ra beku pada bibir Amma Mina gam harap bagi lapar dan dahaga, rong anak-anak penuh girang. Ia yang tak sanggup berbicara. juga impian. pun tak lupa mengingatkan sua- *** minya untuk menangkap Dingkis *** lebih banyak. Telur ikan itu Ia basuh keringat yang ber- Tiga malam sebelum berangkat kesukaan Amma Mina. Suaminya cucuran menuruni tebing pipi- motangnga, sore harinya, Amma hanya mengangguk lalu terse- nya. Seperti biasa, udara panas Mina telah mengatur menu untuk nyum manis kepadanya. Melihat siang itu masih mampu dikalah- ritual kuliwa. Ritual khas ini me- renjis wajah suaminya, Amma kannya. Menunggu lama ia di rupakan “penyeimbang” antara Mina merasa tersindir, cekat ia jenjang pintu. Matanya meraba harapan dengan rezeki dalam bergumam, “Hmm, bawaan si seluruh hamparan pasir-pasir dan segala usaha yang akan dilaku- bayi”. bangkai perahu yang enggan ber- kan. Sebagai istri seorang pung- Namun kemudian ada sesuatu laju. Dilihatnya katir yang lepas gawa posasi—nahkoda, ia jangan yang menghantarkan Amma lunglai dari lengan cadik. Perahu- sampai melupakan segala sesua- Mina pada sebuah kegelisahan. perahu yang dulu hidup bersa- tunya. Semua ini demi mendapat- Sebuah duga yang tak disangka- manya, kini halai-balai tak berda- kan keselamatan dan rezeki bagi nya ketika itu. Malam sebelum di- ya. Sande-sande itu telah dikalah- seluruh awak kapal saat berlabuh. adakannya kuliwa, Mustafa meng- kan. Dok tak punya musim ber- Sokkol dan cucur telah diletakkan- utarakan keinginannya untuk istirahat atau bekerja. Musim-mu- nya di dekat posi boyang. Kedua berhenti mengejar ikan terbang. sim berhenti merenyapkan angin. menu makanan itu pun jangan Ingin ditambatkannya perahu itu Namun, tidak baginya. Dari tem- sampai terlewatkan. Ritual berja- ke selat lain. Entah kenapa, Amma patnya sekarang, ia dapat berlari lan lancar, dari awal ritual sampai Mina seperti melihat sesuatu yang ke anjung-anjung, ia tegakkan suaminya, Mustafa, melumuri gasal pada wajah suaminya. Diri- andang-andang lalu dihempas- bagian depan lambung sande— nya dan warga kampung telah kannya tros dari tanggul itu. perahu bercadik khas sukunya sangat mengetahui dan menya- Segera dilarikannya perahu-pera- dengan layar segitiga—dengan dari, bahwa suaminya adalah seo- hu menuju pesolot di ujung pasir pantai. Amma Mina berdoa rang passande sejati, seorang pelaut matanya. Ia bentangkan layar. khusyuk, mudah-mudahan cuaca ulung dengan perahu sande. Telah Berlabuhlah! Berlabuhlah! Lalu tak kikir angin pada musim timur bertahun-tahun berlayar, berbu- dikejarnya suba, kerumunan ikan kali ini dan permukaan laut akan ru beribu-ribu Raja. Lalu apa itu, dengan seruan pasti kepada

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 61 Baruna, sang penguasa laut, tapi tetap ia urung tak berdaya. Selalu tidak berdaya jika tiba-tiba sese- orang yang terlampau sangat di- cintainya, belingsat dalam ingat- an. Ada yang selama ini ia rindu- kan, Lopi sandena malolo; Perahu sande yang cantik. Di jenjang pintu itu, ia dapat mengkhayal- kan segala mimpinya. Tak ada yang melarang atau menggu- brisnya tiba-tiba. Ia dalam kesen- dirian. Namun, mimpi itu hanya menjemputnya sesaat saja. Lalu kepalanya akan menunduk de- ngan wajah kesah. Ya, kembali ia mengingat lagi percakapan itu semalam. “Cukup jadi poangga saja. De- ngan seperti itu pun, hidup kita masih lebih dari cukup. Perutmu takkan keroncongan lagi” tukas Amma Mina. “Kawan-kawanku semuanya jadi sawi. Melaut!” “Rupanya telah kau dengar juga cerita itu…” wajah Amma Mina melemas. “Lopi sandena malolo. Tidakkah kita menginginkannya kembali? Aku bisa menggantikan ayah me- saja perempuan itu menjaga anak bahkan sempat dengan cucuran laut dan ibu menyiapkan ritual,” semata wayang; Ubahudin, lari air mata. Entahlah. Ketika itu, “Hentikan!!! Sudah cukup per- dari kenangan, mungkin pula Amma Mina sempat menyerah, juangan ayahmu diwakili oleh- ingatan, dan kesu-kesi warga setengah kalah melalui kehidupan nya sendiri. Dan sekarang, hidup- kampung. ini sendirian tanpa sanak saudara lah kita apa adanya saja…” ber- Amma Mina melakukan semua yang membantunya. Amma Mina lalulah segera perempuan itu ke pekerjaan sendirian, tanpa kecuali masih muda dan cantik, tapi ia dapur, terisak. pekerjaan lelaki sekalipun, demi tidak ingin menikah lagi. Kena- Ubahudin mafhum. Ia terdiam. anak semata. Setiap hari pulang- ngan itu, mungkin ingatan, tidak Ibu tercinta telah dilukainya. pergi dari pasar kecamatan, jarak dapat lenyap dari pikiran dan Perempuan yang mengasuh dan berpuluh-puluh kilometer dilalui- hatinya. Terlalu menyakitkan, membesarkannya selama ini, se- nya bersama keringat, muai uda- bahkan nanti dapat menyakiti orang diri. Ya, hanya seorang diri ra, pekik debu, kaki rengkah, lecet, orang yang berada di dekatnya.

62 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Namun kemudian, ia dibangun- “Kita kembaliii!” Sebelum kesu-kesi menjamur di kan oleh suara tangis Ubahudin “Putar haluan! Putar haluan!” telinga warga kampungnya yang kecil di malam kelam kala itu. Ya, “Layaaaaar!!!” berkisah tentang pelayaran mo- suara tangis yang setia menemani Kemudian semua awak kapal tangnga di malam berang, hidup kehidupannya hingga sekarang berpegangan pada tali di tiang mereka baik-baik saja. Semuanya agar tak henti berjuang. Seperti layar. Mereka berdoa dan berha- rukun dan tenang, seperti hari- tangis gasal Mustafa malam itu rap dalam degup, dapat selamat hari biasa kehidupannya dahulu ketika terakhir kali pergi melaut. dari amuk badai yang tiba-tiba ketika Mustafa masih bersama- jelang tanpa duga. Dan tiba-tiba nya. Kini, kisah itu menjadi luka *** mereka (harus) mengingat semua dan badai baru dalam kehidupan Laut selalu penuh misteri. Tak kenangan, mungkin ingatan, istri Amma Mina. Hati Amma Mina ada yang dapat diduga. Alam ada- tercinta dan anak-anak, sanak sungguh pilu karena tak pernah lah keheningan yang bersiasat. saudara, dan pottana—daratan. ia menduga akan membesarkan Sunyi menggelanggang. Gelom- Namun, cuaca tak dapat diduga seorang anak laki-laki sendirian, bang yang membawa dendang karena ia datang tiba-tiba. Begitu tanpa seorang ayah! Amma Mina riang kenangan bahkan kemati- pula badai yang mengerumus takut, apakah ia sanggup melewa- an. Batu karang memberi rintih sande dan para awak kapal. Se- ti semua rintangan hidup sendiri abadi bagi deru pacu dan ringkik muanya lindap, terlambat, na- bersama Ubahudin kecil. Dan ombak di tepian tanjung. Ada mun tetap ada yang bersisa seperti ketika Amma Mina tahu, bahwa yang selalu diam, sepi, dan di- puing-puing patahan kayu, katir, keluarga Mustafa tidak terlalu ngin. Ada yang selalu menatap tiang layar, kain layar yang ter- menyukainya karena ia berasal dendam, sedih, dan rindu. Ada kulai, dan berkolek-kolek nyawa dari kampung seberang, seorang yang selalu tak berubah; takdir, di lautan menjadi epitaf sunyi. perempuan Bugis sejati2, ia mulai seperti badai. Seperti malam kis- Usai badai, laut kembali berdamai. sadar diri lalu menyendiri. ruh ketika Mustafa dan para sawi Seperti tak ada jenjang antara laut “Mustafa sudah tahu. Ia pun melajukan sande menantang ricuh dengan langit, hanya hamparan tahu tentang paissangang aposa- gelombang laut dan gemuruh biru yang mengharu. siang, bahkan tahu juga paissang- rusuh angin yang membentang- ang asumombalang” ujar Kandaen- *** kan layar. Bulir-bulir air terbang, na Afah. menampar wajah-wajah nanap Sudah beberapa tahun terle- “Mustahil bisa tenggelam,” para pelaut. Mengombang-am- wat, hingga akhirnya amuk badai timbal seorang warga kampung bing kapal wasiat nenek moyang. kembali berlayar ke daratan. Ter- yang lain. Layar semakin kencang, meringis, tambat di daratan hati Amma “Ayahnya seorang punggawa menahan arus kencang angin Mina dan Ubahudin kecil, yang posasi sejati. Begitu pula ia,” yang berang. kini hidup berdua tanpa sanak “Belangnya bagus. Kokoh!” “Putar haluan!!” teriak Mustafa saudara. Sebenarnya tetangga di “Dahulu pun mereka pasti “Sebentar lagi. Lihat ikan-ikan sekitar rumah Amma Mina adalah kembali. Badai berang tak jadi itu!” teriak salah seorang sawi sanak saudara dari Mustafa, na- masalah bagi sande sebuas itu” sambil menunjuk ke arah ikan- mun mereka tak menghiraukan- “Ritual kuliwa berjalan lancar. ikan terbang yang berlompatan nya lagi setelah Mustafa tiada. Disiapkan oleh istrinya dengan lalu lindap. Amma Mina harus dapat hidup baik…,” “Tidak! Tidak akan bertahan sendiri. Berjuang sendiri demi “Istrinya?!” Kandaenna Afah lama! Kita kembali! Aku sudah Ubahudin kecil, malaikat titipan mengernyitkan dahi. tahu!” dari Mustafa, suami tercinta. “Iya, malahan waktu itu

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 63 Pamanku sendiri yang memba- nya, Mustafa, telah memanggil, Keterangan wakan menu ritual itu ke perahu” memintanya berjabat dengan Takkalai disombalang dotai lele ruppu “Hmm…” gelombang, riuh ombak, dan dadi nalele tuali dilolangan. Sepenggal ungkapan yang menyimbolkan keberanian *** badai ganas. Sudah waktunya ia dan tekad mengarungi lautan di kalangan melaut, pikirnya. Perjuangan pelaut dan nelayan di Sulawesi Selatan. Ia basuh keringat yang bercu- ibunya, Amma Mina, tidak akan Orang Bugis dan Makassar sejak dahulu me- curan menuruni tebing pipinya. pernah sia-sia. Bagaimanapun ia nguasai daerah-daerah subur dan mempu- Seperti biasa, udara panas siang nyai akses terhadap pelabuhan-pelabuhan adalah seorang anak dari pung- strategis, mereka menjadi suku-suku yang itu masih mampu dikalahkannya. gawa posasi sejati. Seorang pelaut dominan di Sulawesi Selatan. Sebaliknya, Menunggu lama ia di jenjang pin- Mandar dan Toraja sering menjadi korban ulung. Kehidupannya adalah tu. Matanya meraba seluruh ham- ambisi penguasa Bugis atau Makassar. Abad laut. ke-17 dipenuhi perburuan hegemoni antara paran pasir-pasir dan bangkai “Aku pasti kembali!” tegas Uba- Bugis Bone dan kerajaan Makassar Goa. perahu yang enggan berlaju. hudin. motangnga: kegiatan menangkap ikan terbang Dilihatnya katir yang lepas lung- beserta telurnya di palung Selat Makassar “Dan tanpa alamat pulang?!” lai dari lengan cadik. Perahu-pe- dan sekitarnya. Menghanyut di lautan mata Amma Mina menyalib tubuh selama 10-15 hari atau lebih untuk rahu yang dulu hidup bersama- Ubahudin. menunggu alat tangkapnya yang berada di nya, kini tergolek tak berdaya. sekitar perahu “Aku terlahir dari dua moyang Sande-sande itu telah dikalahkan. posi boyang: istilah ini sangat penting dalam pelaut. Aku pasti kembali!” Laut selalu penuh misteri. Sunyi kepercayaan mistik di masyarakat Mandar “Lalu membiarkan Ibumu me- yang menyimbolkan kehidupan. Posi di menggelanggang. Gelombang dalam rumah disebut posi boyang. rindu, sendirian…” yang membawa dendang riang “Ayah memanggilku, ingin Raja; Maradia: pengganti nama ikan terbang kenangan bahkan kematian. Batu (tui tuing) dalam musim penangkapan ikan kujemput ia untuk Ibu…” terbang dan telurnya. karang memberi rintih abadi bagi “…” poangga: salah satu unsur kelompok nelayan deru pacu dan ringkik ombak di poangga “Aku pasti kembali!” yang bertugas mewakili punggawa pottana tepian tanjung. Ada yang selalu (nelayan darat) dalam tawar-menawar dengan Ada yang terisak dalam dekap. diam, sepi, dan dingin. Ada yang pembeli, mengurus administrasi, dan Ada yang berlari memburu mim- mengurus pembagian hasil. selalu menatap dendam, sedih, pi, memburu rindu, memburu paissangang aposasiang: pengetahuan dan rindu. hidup yang pasti. Laut memberi tentang pelbagai hal yang berhubungan Ia masih setia menunggu pe- dengan laut, pelayaran, cuaca, bahaya- cemburu bagi hati Ibu yang sen- rempuan setengah baya yang bahaya, mantra-mantra, dan cara menangkap du. Camar memberi kabar gelisah ikan. akan memberikan senyum damai tak berkesudahan dan warta paissangang asumombalang: pengetahuan di hatinya. Kemudian ia akan angin menjadi sehelai surat tanpa mengenai berlayar dan keterampilan taknis bangkit dari jenjang pintu dan lainnya. alamat, membasuh rema dan air berlari, membawakan kerau ko- belang: bagian bawah lambung perahu sande mata di tepi dermaga. Ada yang song, sisa dari hari pasar. Dan atau perahu bercadik berukuran kecil lain tiba-tiba lindap di hati yang ter- yang terbuat dari sebatang kayu utuh. Kayu akan ia utarakan keinginannya luka. Ada yang tiba-tiba bersauh tersebut dikeruk sampai membentuk lagi untuk melaut, menjadi sawi, kedalaman lambung yang diinginkan. meninggalkan dendam yang bersama kawan-kawannya. Ayah- kelam.

64 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Azemi YYYusoff (Malaysia)

Di kubu bahasa ini

Para panglima bahasa kita kita perlu sentiasa siaga telah ramai yang pulang ke sana mencerap ancaman musuh meninggalkan para pembelot bahasa menyergap helah seteru bersekongkol dengan para pengkhianat di luar sana mauhupun membunuh bahasa yang kian tenat. di dalam kubu sendiri yang sembunyi di bawah selimut Di kubu kecil ini hanya tinggal kita yang menyusup dalam lipatan wira-wira kerdil bersemangat degil yang menyamar di dalam reban. tentera bantuan tidak kunjung tiba penumpang pula enggan ikut berjuang Kubu tinggalan moyang ini hanya kita masih gigih berperang wajib kita pertahankan umpama menangkis serbuan menepis serangan banteng terakhir bahasa ibunda selebihnya menimbus kubu dari belakang. jangan berharap kepada pagar jangan percaya kepada sokong ini kubu maruah banteng martabat yang rela bertahan hanya kita kerana kita masih ada rasa cinta jika hayat bahasa ditakdirkan tiba (Puisi ini memenangi kita sedia semadi keranda di sini Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2013 kubu ini akan menjadi kubur kita. Kategori Puisi Eceran)

Azemi Yusoff dilahirkan di Kg. Mahligai, Kelantan pada 7 Julai 1954. Ia mendapat pendidikan awal di Sek. Keb. Melor, Kota Bharu dan Sek. Dato Abdul Razak, Seremban. Penyair lepasan Fakulti Ekonomi, Universiti Kebangsaan Malaysia ini telah menerbitkan tiga buah kumpulan puisi, iaitu Mengemam Jadam (1994), Sakar Mawar (2014) dan Seriosa Sukma (2014). Puisibya Erang 2 dan Di Kubu Bahasa memenangi Hadiah Sastera 1992 dan Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2013. Penggerak Gruppemuisi UKM (1977-1979) dan Ketua 1 Kelab Sastera DBP (1991-1992) ini pernah memenangi hadiah sastera di peringkat kebangsaan seperti Hadiah Sastera Perdana Malaysia (HSPM) dan Hadiah Sastera Utusan-Public Bank.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 65 Fotokopi

HASSAN BASERI BUDIMAN

Malaysia

Bahagian 1 Watak Satu, Sepi, dan Korus. Menjelang pemilihan, Tuk Wan sudah siap menghasilkan skrip lakonannya. Dan aku tidak akan mencuri-curi baca skrip itu, kera- na au sudah tahu, watak utama pementasan itu nanti mestilah Tuk Wan. Tuk Wan boleh sahaja meme- gang watak stu kalau dia mahu. Atau Tuk Wan boleh sahaja me- megang watak sepi. Itu pun kalau dia mahu. Atau dia boleh sahaja sahaja memegang watak korus. Atau watak apa sahaja yang Tuk Wan mahu. Semua orang tidak akan kisah. Semua orang tidak akan melarang. Semuanya kerana Tuk Wan itu pengarah Teater yang mahu dipentaskan ini, ini. Aku bukan gila sangat bayar- Bodoh sangatkah mereka se- skripnya walaupun sudah usang, an yang Tuk Wan pernah tawar- mua ni? Sehingga tidak boleh ber- tetapi Tuk Wan yang tulis. Logik- kan. Walaupun kata Tuk Wan fikir yang mana baik yang mana lah kalau Tuk Wan yang meng- kalau aku menolak, beribu lagi jahat. Kerana duit, kerana perut, arahkan teater ini. Tuk Wan ber- pelakon lain akan tampil meng- kerana daki dunia, mereka sang- hak menjadi sutradaranya. Tuk ambil tempat aku. Aku tak kisah. gup bersekongkol dengan Tuk Wanlah produsernya. Dan, Tuk Tengok: belum pun tirai pentas Wan, walaupun mereka tahu Tuk Wan boleh buat apa sahaja yang itu dibuka, mereka sudah berebut- Wan sutradara jahat. Tuk Wan dia suka. rebut memakai kerudung hitam mahu menjadikan mereka kam- Aku tidak mahu campur. tanpa sedikit pun mereka menye- bing hitam yang senang Tuk Wan Cuma, Tuk Wan tidak boleh darinya, kenapa Tuk Wan menyu- sembelih kalau ada orang yang memaksa aku turut sama berla- ruh mereka berbuat begitu. menentang pementasan teaternya kon dalam teater tidak bermaruah

66 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 ini nanti. Tuk Wan memang jahat. “Tetapi kenapa membawa kayu ham, ini bentuk teater baru kita Maka jadinya nanti, teater ini nisan cinta yang besar, yang di nanti. Pemakaman Bangsa.” teater jahat. atasnya bertuliskan nama-nama Semua pelakon yang telah me- Tetapi jangan salahkan Tuk kami semua?” nerima bayaran murah itu terke- Wan, kerana yang bodohnya kita. Rupanya masih ada pelakon du seketika. Mereka masih tidak Yang dungunya kita. Yang ba- yang telah menerima bayaran faham apa-apa. Skrip lakonan ngangnya kita. Kita yang beriya- murah itu masih mahu bertanya. tambahan masih belum diberikan iya memilih Tuk Wan untuk men- “Kalau aku kalah kita akan ter- kepada mereka. Jadi mereka tidak jadi sutradara. Kita mengagung- tanam semua. Ini kayu nisan- akan tahu pergerakan plot cerita agungkan kehebatan Tuk Wan. nya.” seperti yang di dalam kepala Tuk Kononnya Tuk Wan itu sutradara Dia menepuk-nepuk kayu ber- Wan. hebat yang pernah diiktiraf di palang yang tersandang dibahu- “Apa peranan kami?” seluruh dunia. nya itu. Tak sangka dia mahu me- Semua pelakon yang telah me- Pada hal Tuk Wan... susah nak nanam kita semua. Semua pela- nerima bayaran murah itu ham- aku cakapkan. kon yang telah menerima bayaran pir mahu bersuara. Akhirnya yang terperangkap murah itu bersorak keriangan. “Kamu semua nanti mesti men- kita. Yang bodohnya kita. Yang Menyokong kata-kata Tuk Wan. jerit-jerit menyokong Watak Satu, memperbodoh-bodohkan kita Dengan sekuat tenaga, kemudi- Watak Sepi, dan Watak Korus.” Tuk Wan yang sebenarnya lebih an Tuk Wan mengheret pula ke- Semua pelakon yang telah me- bodoh daripada kita. randa ke tengah pentas. Di atas- nerima bayaran murah itu masih “Ok...uji pentas.” nya tertulis “bersemadilah engkau tidak faham. Mereka sebenarnya Pembantu Tuk Wan menjerit selamanya”. Semua pelakon yang sudah cukup bodoh dibuat Tuk kuat dari luar pentas. telah menerima bayaran murah Wan. Lampu disuramkan. Watak itu, diam. Walaupun ada sebaha- “Kamu semua cuma perlu men- Satu yang dipegang oleh Tuk giannya masih mahu bersorak jerit, bunuh.. bunuh.. bunuh...” Wan, keluar ke tengah pentas. kerana prop itu jarang digunakan “Itu sahaja?” Berjalan terhoyong hayang seperti sutradara lain di pentas. Apa pun, “Ya.” orang gila. Matanya liar melihat tiada seorang pun yang berani Ada sedikit tetes embun yang ke sana ke mari seperti sedang bersuara. Mereka cuma memerha- menerpa di wajah semua pelakon mencari sesuatu. Dia sengaja ti sahaja keranda yang di dalam- yang telah menerima bayaran membawa kayu nisan cinta yang nya ada nama-nama mereka dan murah itu, yang pernah tertum- besar yang di atasnya bertuliskan nama-nama nenek moyang mere- pah di antara airmataku yang me- nama-nama kita semua. ka, nama-nama cucu-cicit mereka netes dengan air mata nenek mo- Semua pelakon yang telah me- tertulis dengan bahasa tercinta yang mereka yang pernah mem- nerima bayaran murah itu, diam. mereka. Tetapi mereka tidak tahu basah bersama keringat mereka Tiada seorang pun yang berani matlamat Tuk Wan berbuat be- saat ini. bersuara. Mereka nampak nama- gitu. Hairan. Mereka dipanggil ke nama mereka dan nama-nama “Ini lambang kehebatan kita.” prosenium. Diuji bakat. Dilatih nenek moyang mereka, nama- “Apa kena mengena dengan penghayatan. Disimbah nilai ke- nama cucu-cicit mereka tertulis lakonan kita?” kaguman. Tetapi ini sahaja yang pada kayu nisan cinta itu. Seorang pelakon yang telah perlu mereka buat? Pelik. “Aku akan membahagiakan menerima bayaran murah itu Ada sesuatu yang tidak kena kamu semua. Kalau kamu me- cuba bersuara. Hampir serentak. dengan teater Tuk Wan. Tetapi nyokong perjuangan aku.” “Aku mahu kamu semua fa- semua pelakon yang telah mene-

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 67 rima bayaran murah itu tentu “Bunuh...bunuh...bunuh...” tidak akan sebegitu berani untuk Sedarkah mereka lakonan apa bersuara. yang akan mereka lakukan ini? “Apa yang nak dibunuh?” Suasana bening seketika. Ada pelakon yang telah mene- Tatacahaya di pentas digelap- rima bayaran murah itu cuba ber- kan. Dari samar cahaya nampak tanya. seorang lelaki tua bangka masuk “Apa sahaja yang perlu.” ke pentas. “Kalau dah dibunuh bangsa, “Akulah sepi.” bahasanya bagaimana?” Siapa yang memegang watak “Kita boleh wujudkan bangsa lombang kedua —industri. Peru- sepi? Lampu diterangkan. Keli- dan bahasa kita yang baru.” bahan yang demikian menyebab- hatan Tuk Wan berjalan seperti “Dengan kulit sawo matang kan terjadinya pula pergeseran seorang maharaja yang sedang yang ita miliki ini?” kekuasaan dari pusat kekuasaan mencari idea. Kedua-dua tangan- “Apa salahnya?” yang bersumber pada tanah, ke- nya diletakkan di belakang. “Perjuangan membesarkan ba- mudian kepada kapital atau mo- “Sepi boleh sahaja menutupi hasa kita menjadi lingua franca dal, selanjutnya, dalam gelom- nama-nama yang sudah terlanjur mesti kita bunuh?” bang ketiga kepada penguasaan samar dan buram. Sepi boleh sa- Semua pelakon yang telah me- terhadap maklumat ilmu pengeta- haja membunuh perjalanan wak- nerima bayaran murah itu masih huan, dan teknologi. Proses glo- tu yang pernah membina sebuah berdiam diri. Mereka tidak me- balisasi ini lebih banyak ditakuti sungai sejarah yang mengalir nyangka mereka akan berlakon daripada dipahami untuk kemudi- payah. Sepi boleh sahaja memen- dalam teater yang mungkin mere- an diantisipasi dengan arif dan jarakan kasih kita yang semakin ka tida suka. Tetapi mereka sudah cermat. Oleh rasa takut dan cemas terkandas dihapus oleh jejak-jejak menerima bayarannya. yang berlebihan itu, antisipasi ha- hari yang terus bertumpuk jadi Tuk Wan menghampiri podi- rus dilakukan biarpun kita terpak- rangkaian bulan dan tahun.” um. Dia berdiri tegak seperti seo- sa cenderung kepada sifat defensif Hebatnya Tuk Wan. Dengan rang penceramah di atasnya. yang mesti mengorbankan apa ego dia akan melakonkan teater “Kita tengah memasuki abad yang kita sayang, demi memba- ini dengan persembahan mono- XXI. Abad ini juga merupakan ngun benteng-benteng pertahan- dramanya. Aku semakin sedar la- milenium III perhitungan Masehi. an dan merasa diri sebagai objek konan Tuk Wan akan memutar- Perubahan abad dan perubahan daripada subjek dalam proses kan perjalanan bangsaku yang milenium ini diramalkan akan perubahan.” memang tak akan pernah lagi membawa perubahan pula terha- Tuk Wan terhenti di situ Mata- kembali. dap struktur ekonomi, struktur nya memerhati ke seluruh pentas “Mitos yang hidup selama ini kekuasaan, dan struktur kebuda- tempat semua pelakon yang telah tentang globalisasi adalah proses yaan dunia. Fenomena paling me- menerima bayaran murah itu akan membuat dunia seragam. nonjol yang tengah terjadi pada berdiri. Untuk dianggap berjaya, kita ha- kurun waktu ini adalah terjadi- “Kenapa tidak disambut?” rus menyerah diri kepada proses nya proses globalisasi. Proses per- Semua pelakon yang telah me- globalisasi yang terpaksa meng- ubahan inilah yang disebut Alvin nerima bayaran murah itu seperti hapus identiti dan jati diri kita. Toffler sebagai gelombang ketiga, disedarkan sesuatu setelah Tuk Kebudayaan lokal dan etnik akan setelah berlangsung gelombang Wan menjerit kuat dari tengah ditelan oleh kekuatan budaya be- pertama —agroekonomi dan ge- pentas. sar atau kekuatan budaya global.

68 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Ini satu hakikat yang kita harus kami dan nama-nama nenek mo- kemudian dilanjutkan proses kre- terima.” yang kami, nama-nama cucu-cicit atif, inovasi, proses ekspresi, lalu “Bunuh...bunuh...bunuh...” kami yang tertulis pada kayu akan lahir masyarakat yang be- Tuk Wan mengangkat ibu jari- nisan cinta yang dibawa Tuk Wan nar-benar mampu bertahan rem- nya sambil mencebih mulut seba- itu dan yang terkurung dalam puhan globalisasi ini.” gai ucapan tanda bagus kepada se- keranda itu apa maknya?” “Maksud Tuk Wan, bahasa ka- mua pelakon yang telah mene- “Aku mahu mereka cereka baru. mi harus dikorbankan?” rima bayaran murah itu. Aku mahu membawa kamu se- “Apa salahnya Jebat, bahasa “Kita mesti akur, berkorban itu mua ke alam realiti bukannya fan- kamu yang langsung tidak ada ni- satu petanda kemajuan teknologi tasi, sesuai dengan penjelmaan lai kormesialnya itu dikorbankan. yang di dalamnya harus sahaja alaf baru yang yang meminta kita Sedarkah kamu bahawa bahasa membuat batas-batas dan jarak berkorban.” Tuk Wan terdiam se- kamu itu sudah jumud. Ia tidak menjadi hilang dan tidak ber- ketika. “Berkorban apa-apa saha- boleh lagi berdiri dalam dunia guna.” ja, termasuk maruah bangsa kita.” sains dan teknologi ini.” “Walaupun semakin kita men- Pentas tiba-tiba digelapkan. Aku sudah naik muak. jadi universal, tindakan kita sema- Tidak semena-mena terdengar “Tuk Wan tidak boleh bertin- kin bersifat kesukuan, berfikir suara korus. Semua pelakon tam- dak sewenang-wenangnya.” lokal, bersifat global sehingga bahan mendengarnya. Suara itu Aku sudah mula naik marah. bahasa orang lain menjadi lebih sama seperti suara Tuk Wan. Me- “Klimaksnya ialah pengorban- penting dan dipertahankan de- mang pun. Tuk Wan yang meme- an. Bolehkah kita menjual sains ngan lebih giat kerana itu satu pe- gang watak korus. Lampu dihi- dan teknologi dengan bahasa kita ngorbanan namanya?” dupkan. yang sudah dihambat kepupusan Aku sudah tidak tahan melihat Di tengah pentas Tuk Wan ini Jebat” semua lakonan jahat ini. berdiri dengan sebilah pedang Semua pelakon yang telah me- “Kenapa kamu ni Jebat?” tajam. nerima bayaran murah itu ber- “Saya tidak sanggup melihat “Biar kupangkas semuanya.” tempek sekuat mungkin dalam semua penghinaan ini Tuk Wan.” Semua pelakon yang telah satu nyanyian korus. “Bodohnya kamu, Jebat. Aku menerima bayaran murah itu, “Tidak bolehhh... Tidak boleh.. mahu menukar suasana pentas. kecut perut dibuatnya. Tidak bolehhh...!!! Bunuh... Bu- Salahkah?” Tuk Wan bercakap “Kamikah?” nuh... bunuh... bunuh...” sendirian di atas podium yang Semua pelakon yang telah me- “Jadi salahkah kalau aku men- berkerusi panas. “Propnya, tata- nerima bayaran murah itu benar- cadangkan supaya Bahasa Ingge- riasnya, tatacahayanya dan atur benar dilanda ketajutan. ris menggantikan Bahas Melayu muzik dan atur bunyinya, biar ia “Bukan kamu, tetapi aku mem- sebagai bahasa untuk persembah- tidak sumbang, biar ia sesuai bawa simbol ini khususnya seba- an teater sains dan teknologi pada dengan selera penonton alaf baru gai sesuatu lambang yang penting peringkat tertinggi seperti ini?” yang akan datang ke panggung dalam era globalisasi. Ingat, pro- Bunuh...bunuh...bunuh... Bu- kita ini.” ses berpikir tidak akan mungkin nuh... bunuh... bunuh...bunuh... Semua pelakon yang telah me- dilakukan tanpa bahasa. Bahasa bunuh...bunuh, bunuh...” nerima bayaran murah, diam. yang akrab untuk masyarakat Semua pelakon yang telah me- Tiada siapa yang berani bersuara. globalisasi ialah bahasa yang te- nerima bayaran murah itu me- Mereka memerhati sahaja perte- lah menguasai dunia. Mahu tidak nyanyikan korus serentak seperti langgahan aku —Tuk Wan. “Tuk mahu kita mesti menguasai baha- sebuah koir. Gemanya semakin Wan menghina kami. Nama-nama sa itu supaya proses berfikir dan lama semakin kuat.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 69 Dan aku terjaga. kata tentangnya. Tentang sikap Tuk Wan menipu aku? Hipo- Entah di mana kini aku berada, dan pendiriannya. krit. sedangkan kata-kata itu masih “Kamu jangan mendengar toh- “Salahkah saya kalau saya ma- terngiang-ngiang tertangkap di mahan orang Jebat. Takkanlah hu mengajak semua penghuni telinga Sebuah teater yang kuli- Tuk Wan seburuk itu. Kan aku Lembah Kering menukar paradig- hatnya dengan mata seperti bu- sudah katakan, Tuk Wan tidak ma mereka dengan memberi kan lagi sebuah mimpi. Ia telah sejahat yang pernah orang lain tumpuan kepada bahasa Inggeris. mengalirkan nama kita semua sangkakan. Banyak pembangun- Dunia mengiktiraf bahasa ini pada sebuah sungai masa lalu an di Lembah Keriang ini Tuk kenapa pula tidak kita yang kerdil yang alirannya cukup deras un- Wan yang usahakan. Banyak ke- ini? Kita lupakan seketika bahasa tuk menghanyutkan semuanya. majuan di Lembah Keriang ini kita yang saya rasa sudah tidak Sejarah ini bukan lagi menjadi Tuk Wan yang bantu melaksana- lagi boleh memajukan kita, dan milik kita rupanya. kan. marilah sama-sama kita memberi Tetapi Tuk Wan akukah itu? Malam ini nanti aku sudah bo- tumpuan kepada bahasa Inggeris Kalau dia, benarlah seperti leh tidur dengan nyenyak. Mimpi yang menjadi bahasa antara yang aku dengar orang lain mem- Tuk Wan main teater juga tentu bangsa ini.” beritahu aku tentang Tuk Wan. tidak akan datang lagi. Dungu sangatlah Tuk Wan ini Tetapi aku tidak mahu memperca- Sengaja aku menghidupkan rupanya. Mentaliti Tuk Wan me- yainya. Tuk Wan aku pejuang TV. gaya baru orang-orang bekerja mang masih dibelenggu mentaliti bangsa yang kental. Cintanya pa- seperti aku berehat. penjajah. Aku sudah naik muak da bangsanya dan bahasanya Mataku terkebil-kebil melihat dengan Tuk Wan. cukup hebat. skrin. Tuk Wan ditemu ramah Inilah salahnya apabila memilih “Tuk Wan kamu tu musuh ka- oleh seorang pemberita TV. orang bodoh menjadi pemimpin mu. Musuh ayah kamu. Musuh kita. Macamlah Lembah Keriang emak kamu. Musuh semua ahli “Actually we must think positive ini sudah ketandusan pemimpin keluarga kamu. Musuh bangsa when we decided to make the English sehingga tak ada orang lain yang as the main Language in the procees kamu.” harus dipilih menjadi pemimpin. of learning especially the subject of Ah! Karut. Mereka seperti ma- Tuk Wan aku bukan lagi Tuk Science and Mathematics because it hu mengajar aku supaya membu- has give us many benefit...One of the Wan aku. nuh Tuk Wan. Mereka seperti ma- benefit is we can know what, how Aku gagah menulis sesuatu hu menyuruh aku menyediakan and when the news are come from. supaya apa yang terbuku di hati keranda untuk Tuk Wan. Mana As you know the language of Internet aku dapat kulepaskan ia ke laut mungkin aku berbuat begitu. is English. If our generation do not kehampaan. Tuk Wan tidak pernah anti- know what the English is, how they bahasnya sendiri. want to know the precious informa- tion that they want to know. so.think Tetapi kalau benar, mimpi itu Cerpen ini memenangi Hadiah Sastera about it, in Islamic, we are encourage mungkin sahaja boleh membukti- Perdana Malaysia 2013 Kategori uisi to study all the thing.. So why we Eceran. kan kebenaran kata-kata orang can not take it as a challenge.?” lain yang pernah aku dengar sebelum ini. Betulkan apa yang aku dengar Petang itu aku sengaja mene- ini? Atau aku hanya bermimpi se- mui Tuk Wan. Sekurang-kurang- perti mimpi aku melihat Tuk Wan nya aku dapat mendengar panda- menjadi sutradara teater malam ngannya tentang apa orang lain tadi?

70 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Tanggungjawab dan Cabaran Zaman

MUHAMMAD LUTFI ISHAK

Malaysia

alam tradisi sastera serta dakan yang menzahirkan bibit kai kekusutan, bukannya mengu- persuratan bangsa- cita-cita setiap penulis boleh men- kuhkan kekeliruan. Dbangsa besar dan agung, jadi cerminan kepada diri penulis pembentukan cita-cita itu tidak itu sendiri. Pandangan Alam dan terbentuk oleh cita rasa peribadi Menurut Syed Hussein al- Kebertanggungjawaban penulis atau usaha popular penu- Attas (2000), keinginan untuk Pandangan alam ditakrifkan lis dalam menjuarai isu kelompok membentuk satu masyarakat oleh Hashim Musa sebagai satu yang tribalistik sifatnya. Malah, sempurna ialah satu bentuk cita tanggapan seseorang atau satu cita-cita itu terbentuk hasil pertim- sempurna sejarah. Cita sempurna kelompok manusia dalam satu bangan matang yang didasarkan merangkumi satu pandangan kumpulan budaya, tentang alam- oleh makna hidup yang bertun- yang didasarkan pada kesimpulan nya yang boleh dinamakan seba- jangkan ilmu. Tidak keterlaluan contoh-contoh sejarah. Berten- gai faham alam. Tanggapan terse- untuk menyatakan bahawa, pem- tangan dengan cita sempurna ia- but dilakukan berdasarkan tiga bentukan cita-cita penulis, khu- lah cita bencana yang merujuk ke- persoalan utama iaitu (1) Apakah susnya dalam konteks tradisi pada perbuatan-perbuatan yang kejadian dan sifat alam semesta Islam, terbentuk secara alamiah menghasilkan kecelakaan. Walau dan kedudukan diri manusia di akibat proses penghayatan ajaran bagaimanapun, dalam melakukan dalam alam ini dan peraturannya agama. Misalnya, tindakan pe- penilaian tentang substansi sem- yang mengawal kelakuannya, (2) nyair pada zaman awal Islam, purna atau bencana itu, setiap Apakah konsep luar biasa yang seperti Hasan bin Tsabit, yang individu sebenarnya melakukan- menjadi Pencipta alam ini dan mengucapkan syair-syair bagi nya berdasarkan satu kerangka mentadbir serta menguasainya, membela misi kenabian Nabi pemikiran iaitu pandangan alam. dan (3) Apakah matlamat dan Muhammad S.A.W, ialah satu Dengan pandangan alam, tang- destinasi terakhir manusia dalam bentuk perbuatan yang didasar- gungjawab dirumuskan, cita-cita penghidupan di dalam alam ini? kan oleh cita-cita yang sentiasa dipilih dan cabaran zaman dija- Dalam konteks pandangan alam ingin menyebelahi kebenaran dan wab. Oleh sebab itu, dalam men- Melayu pula, ketiga-tiga persoal- diasaskan oleh faham kebertang- jawab tentangan zaman dan me- an tersebut boleh disimpulkan ke gungjawaban yang benar, bukan- laksanakan tanggungjawab terse- dalam enam prinsip iaitu (1) Alam nya didasarkan pada keinginan but, penulis mesti mempunyai ini hasil ciptaan dan tadbiran untuk mendapat pujian dan anu- pandangan alam yang kukuh dan Allah SWT yang meliputi alam gerah yang didasarkan oleh ke- benar, supaya karya mereka meru- arwah, alam dunia dan alam masyhuran. Oleh itu, setiap tin- pakan satu usaha yang merung- akhirat, (2) Islam ialah panduan

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 71 yang diturunkan Allah SWT se- nazar serta renungan akali peri seperti makna yang sepadan de- bagai al-Din, (3) Allah SWT seba- kewujudan semesta dunia-akhirat; ngan realiti fizikal, atau menero- justeru kerana kewujudan semesta gai Tuhan semesta alam diyakini lah yang ditayangkan oleh Islam pada pong sesuatu dalam pandangan sepenuhnya, (4) Wawasan, misi, diri akali kita berdasarkan kenyataan yang binari dan relatif seperti objektif, niat, strategi dan operasi Wahyu… merupakan suatu pandang- yang kelihatan dalam dialektik segala bidang kerja hendak sahih, an alam yang meninjau secara oksidentalis dan pascakolonial. menyeluruh alam yang nyata dan benar dan mematuhi syariah juga yang ghaib…" Pada akhirnya, satu ketetapan Islam, (5) Nilai tertinggi ialah tidak dapat diambil bagi mende- semua perkara yang membantu Berdasarkan huraian tadi, pan- pani pelbagai cabaran dan ten- pembentukan insan yang ber- dangan alam Islam bersifat sepa- tangan zaman, yang menyebab- iman, beramal saleh dan berakhlak du. Sesuatu itu tidak dilihat dalam kan mereka sentiasa terbuka ke- mulia dan (6) Kehidupan perte- bentuk yang terpisah dan binari, pada perubahan dan menjadikan ngahan dan seimbang antara jas- sebaliknya dirangkum dalam satu perubahan dan ketidaktetapan se- mani, akal dan rohani (2008:21- kesatuan hasil metodologi tauhid, bagai satu-satunya kebenaran hi- 22). satu ciri yang menggariskan dup —satu gambaran nilai hidup Menurut Syed Muhammad perbezaan besar dengan panda- nomad moden, yang dirumuskan Naquib al-Attas pula (selepas ini ngan alam. Malah, pandangan oleh al-Attas (1993: 46-47) sebagai al-Attas sahaja), pandangan alam alam Islam yang menyatupadu- satu bentuk seku-larisasinisme Islam ialah pandangan Islam kan, dan tidak memisahkan me- (secularizationism), iatu satu pan- tentang kewujudan (2001:1-2). nyebabkan visi terhadap kehidup- dangan yang menghalang satu Al-Attas menegaskan bahawa an tidak terpecah-pecah, sebalik- bentuk isme yang tertutup, seba- pandangan alam Islam bersifat nya saling berkait dan terpandu. liknya, menganut dan merayakan sempurna sejak awal, dan tidak Antara dua kutub tidak ada kon- satu bentuk pandangan hidup perlu mengalami proses evolusi flik atau pergerakan yang berten- yang sentiasa terbuka kepada atau proses mencapai kesempur- tangan. Sifat ini memberikan satu perkembangan zaman. Pandang- naan. Sebagai sesuatu yang sudah jawapan yang tetap kepada pelba- an alam yang didasarkan kepada sedia sempurna, maka, pandang- gai persoalan tentang kehidupan keyakinan ini akhirnya mewu- an alam Islam berlawanan de- makna diri insan. Sebaliknya, Ba- judkan satu tragedi dalam kehi- ngan konsep pandangan alam rat cenderung melihat segala se- dupan di Barat apabila mereka Barat yang sentiasa dalam proses suatu dalam konteks yang terpi- terus berada dalam kondisi penca- mencari kesempurnaan dan dipe- sah-pisah dan saling menafikan. rian tanpa akhir, satu situasi ngaruhi oeh alam, sejarah, sains Dalam pembabakan sejarah Barat, yang menafikan kemampuan dan kebudayaan. Sebaliknya, mazhab-mazhab seperti rasional- memiliki satu makna diri yang pandangan alam Islam "bersum- isme, empirikisme, dan relativisme absolut lagi kekal. berkan Wahyu, yang diisbatkan lahir dalam konteks proses penafi- Hal ini sangat berbeza dengan oleh agama dan diikrarkan oleh an. Cara gaya pandang yang ber- kesimpulan yang dibuat berdasar- asas-asas kebenaran akali dan kal- silih ganti itu menjuzukkan kehi- kan pandangan alam Islam. Seba- bi (al-Attas, 2007:22)". Berdasar- dupan yang pelbagai seperti fa- gai contoh, salah satu perkara kan konteks tersebut, al-Attas ham Cartesian yang memisahkan penting yang menjadi subjek (2007:17) menyimpulkan antara minda dan badan, atau se- pengkaryaan golongan penulis pandangan alam sebagai: mangat positivisme yang melihat adalah tentang kehidupan itu segala kewujudan di dunia ini sendiri. Dalam pandangan alam "… pandangan zahir dan batin Islam, makna kehidupan itu tidak terhadap hakikat kewujudan dan seperti seorang saintis melihat kebenaran yang diperlihatkan pada bakteria di bawah steteskop, atau sahaja apa yang berlaku sekarang

72 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 dan di sini, malah tercakup juga kan bahawa kedatangan Islam dan isi, tidak wujud konflik atau kehidupan yang silam dan yang yang bercirikan intelektualisme nada penafian akan kepentingan akan datang. Sebelum dilahirkan, dan rasionalisme telah merombak tahap-tahap kewujudannya, ma- insan telahpun hidup, dan telah segala nilai hidup dan mewujud- lah, karya sastera yang baik, me- melafazkan janji Asali yang mem- kan satu pandangan alam, yang miliki kedua-dua perkara tersebut. perakukan keesaan Ilahi1. Kelahir- menjadi asas satu kehidupan Kekurangan salah satu aspek, an dan kehidupan insan di dunia yang berteraskan nilai keagama- akan mencacatkan kewujudan ini ialah satu bentuk pembayaran an yang luhur, melalui hasil per- sesuatu karya, namun, penafian hutang berdasarkan petunjuk suratan para ulama, seperti tulis- terhadap aspek kebenaran akan yang diberikan oleh Allah S.W.T an Hamzah Fansuri, yang menu- mencacatkan sesuatu karya biar- melalui nabi-nabi-Nya. Sejarah lis syair-syair yang tinggi nilai pun sesuatu karya itu dihadirkan kehidupan insan tidak bermula intelektualnya serta berfungsi dalam bentuk yang cantik dan saat dilahirkan di dalam bilik-bilik melakukan islamisasi bahasa indah. Hal ini kerana, kecacatan bersalin di hospital dan berakhir terhadap kata-kata kunci tertentu bentuk tidak mencatatkan man- di kuburan, sebaliknya bermula yang menayangkan pandangan faat isinya, dan kerana itu masih di alam roh dan akan berakhir alam masyarakat di wilayah ini. boleh dimanfaatkan. Akan tetapi, pada hari akhirat. Oleh itu, eks- Malah, dalam konteks tradisi kecacatan isi menyebabkan sesua- presi dan tanggapan tentang ke- penulisan Islam, kaitan antara tu karya itu hilang fungsinya dan hidupan dalam wilayah kesusas- logika dan estetika, dalam hasil tidak boleh dimanfaatkan lagi. teraan dan persuratan, mesti di- karya sastera, merupakan satu ciri Keadaan tersebut sangat ber- lihat dalam pemahaman tersebut. khas sastera Islam. Malah, menu- beza apabila kehidupan dilihat Karya-karya yang berasaskan rut Seyyed Hossein Nasar (1993: dalam konteks pandangan alam pandangan alam Islam seperti 103) hasil sastera bukan sahaja yang sekular. Karya-karya sastera yang tergambar dalam sejarah berasal dari sumber yang sama tersebut mengagungkan kehidup- memperlihatkan banyak perbeza- iaitu intelek, tetapi turut melang- an yang sementara dan dilihat an dengan karya-karya yang di- kaui fungsi estetika iaitu diguna- dalam perspektif yang diasaskan lahirkan berasaskan pertimbang- kan untuk motif kesarjanaan dan pada peluapan emosi, hedonisme an pandangan alam Barat. Dalam spiritual. Oleh sebab itu, sastera dan ketiadaan makna. Sastera, da- tradisi Islam, hasil sastera tidak tidak bertentangan dengan logika lam semangat pascamoden misal- semata-mata berfungsi sebagai dan tidak digunakan untuk mere- nya, melihat sesuatu teks meng- hiburan, tetapi juga dilihat dalam duksi pengalaman penulis (pe- alami kehampaan makna akibat sfera-sfera tertentu seperti yang nyair) yang subjektif. Malah, pelbagai masalah dalam teks dilakukan oleh Braginsky (1994: hasil sastera digunakan oleh para (Jacques Derrida, 1998), di sam- 1-2), sesuai dengan muatannya. ahli spiritual untuk mencapai ping matinya pengarang setelah Muatan yang terkandung dalam tahap yang lebih tinggi dalam sesuatu teks sastera itu ditulis hasil karya sastera itu akan me- perjalanan kerohanian mereka. (Roland Barthes, 1977). Teks saste- nentukan martabat kewujudan- Keakraban antara logika dan ra dilihat seperti pelacur yang — nya. Malah, karya sastera yang syair seperti yang dijelaskan oleh apabila hadir ke dalam masyara- diletakkan pada tempat yang Seyyed Hossein Nasr tersebut kat— hanya sesuai menjadi objek tinggi, tidak sahaja kaya dengan menggambarkan satu bentuk pemuasan nafsu pembaca. Akibat- muatan estetika, tetapi juga muat- pandangan alam dalam dunia nya visi peribadi penulis tidak an ilmu dan logika yang sepadu. sastera yang menafikan dualisme, Dalam konteks kepulauan Melayu seperti memisahkan antara ben- pula, al-Attas (1972) menghujah- tuk dan makna. Antara bentuk 1 Al-Araf, 172

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 73 relevan untuk dikenal pasti. Pem- nalar dimanfaatkan dengan se- hi oleh pertimbangan peribadi, bacaan karya sastera dalam sema- maksimum mungkin. Namun, realiti semasa, kebudayaan dan se- ngat pascamoden ini, menjadikan apabila fungsi nalar dikesamping- jarah. Hal ini tidak berlaku dalam dunia sastera sebagai pasar pela- kan, pemahaman yang tumbuh di sikap bertanggungjawab yang cur. Oleh itu, kualiti teks kesusas- dalam diri tidak akan mampu me- dipasak oleh pandangan alam teraan dan persuratan, dirumus ngenali kekuatan yang ada dalam Islam. Tuhan, sebagai satu Kewu- berdasarkan standard konven- agama. Oleh itu, apabila masuliah2 judan yang Absolut, serta Maha syen dan kehendak pasaran seper- atau sikap bertanggungjawab Mengetahui, akan menimbulkan ti yang tergambar dalam fenome- dilihat dalam pandangan alam kesedaran kepada setiap individu na dunia sastera tanah air seka- Islam, maka, pemahaman terha- agar sentiasa melakukan sesuatu rang ini, apabila kebanyakan pe- dap konsep masuliah itu tentunya sesuai dengan batas-batas agama. nerbit meletakkan standard laku lebih kukuh dan kuat, sesuai de- Apabila Tuhan tidak terbatas pada keras sebagai syarat utama pener- ngan potensi nalar dalam menge- ruang dan jisim3 dan manusia bitan buku. Tanpa menafikan ma- nal pasti dan menghujahkan kebe- pula sebagai jisim yang sentiasa syarakat boleh sahaja sedar dan narannya. terbatas pada ruang dan waktu, akhirnya insaf akan kepentingan Hal ini berbeza dengan sikap maka implikasinya, segala yang membaca bahan sastera dan bertanggungjawab yang berlan- dilakukan itu berada dalam ruang bahan bacaan yang berkualiti daskan falsafah sekular. Sikap dan waktu, dan segala yang ber- dengan menidakkan selera yang bertanggungjawab yang ditam- ada dalam ruang dan waktu terlalu menekankan kehendak pe- bat pada falsafah sekular akan sentiasa ada dalam pengetahuan- ribadi yang relatif, namun terlebih menghalang pencapaian sikap Nya. dahulu, hal itu menjadi sukar da- bertanggungjawab yang hakiki Selain itu, penjelasan tentang lam konteks pasaran sekarang, (Wan Nor Wan Daud, 2007: 26- sikap bertanggungjawab tersebut apabila kehendak golongan terbe- 27). Falsafah sekular, yang mena- tidak didasarkan pada rumusan sar terlalu diutamakan. fikan kewujudan Tuhan atau me- peribadi, tetapi satu ketetapan Dalam konteks ini, pengukuh- ngeluarkan Tuhan dalam sistem- yang ditentukan oleh Tuhan, se- an terhadap pandangan alam nya yang mekanikal, akan mele- suai dengan perkembangan keja- merupakan satu tuntutan, agar takkan manusia sebagai satu- dian manusia itu sendiri, dan di- dunia sastera dapat disorot dalam satunya penilai yang sah seperti rumuskan berdasarkan maqasid visi yang betul. Peneguhan terha- yang didakyahkan humanisme. syariah, yang meletakkan lima dap pandangan alam Islam akan Apabila manusia dijadikan satu- perkara sebagai tunjangnya iaitu mewujudkan masuliah atau sikap satunya penilai, pelbagai kerancu- menjaga, memartabatkan dan bertanggungjawab. Akibat sikap an akan timbul, akibat wujudnya memperkasakan (1) agama (2) bertanggungjawab itu lahir hasil pelbagai tafsiran yang dipengaru- akal, (3) nyawa, (4) harta dan (5) penghayatan pandangan alam keturunan (Wan Nor Wan Daud, Islam, maka, sikap bertanggung- 2006: 13). Dalam Islam, kewajiban 2 jawab itu lebih kukuh dan teguh. Menurut Wan Nor Wan Daud, penggunaan tidak ditentukan oleh undang- istilah masuliah lebih tepat, kerana Jalaluddin Rumi (2004: 4) seorang berdasarkan perkataan Arab, Masuliyyah. undang, seperti kewajiban dan gergasi tasawwuf menegaskan Istilah tersebut berakarkan agama dan akhlak tanggungjawab yang didasarkan Islam dan digunakan dalam banyak tempat potensi agama dalam kehidupan dalam literatur Islam. Untuk penjelasan manusia. Menurutnya, agama lanjut, rujuk Wan Nor Wan Daud, Intergriti 3 sentiasa menghadirkan satu keya- dan Masuliah dalam Kepimpinan, m/s 26 Tidak ada yang tersembunyi daripada ilmu dlm Anis Yusal Yusoff, Mohd Rais Ramli Allah walau seberat atom, di langit, dan tidak kinan dan pemahaman yang jitu, dan Zubayry Abadi Sofian, 2007, Intergriti juga di bumi. Rujuk surah al-Saba, ayat ke- khususnya apabila penggunaan Politik di Malaysia: Institut Intergriti. 3.

74 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 pada faham sekular, yang mena- waniyah yang terkandung dalam Untuk tujuan kemakmuran, du- fikan perbezaan perkembangan diri manusia. Dalam merumuskan nia ini tidak perlu digoncang, re- setiap individu. Martabat setiap hal ini, Affandi Hassan (2008: 34) volusi ialah pilihan terakhir, ke- kewujudan dan perkembangan menjelaskan penjelasan konsep bijaksanaan dan ilmu perlu me- yang berbeza, menyebabkan masa tanggungjawab agama Syed Wali- mandu perjuangan dan penulis wajibnya melaksanakan tang- Allah al-Dihlawi itu dicirikan oleh perlu bertanggungjawab untuk gungjawab akhlakiah tidak sama. tiga perkara penting iaitu ilmu menjawab cabaran-cabaran yang Setiap individu diwajibkan melak- pengetahuan, keberanian dan dihadapi oleh mereka pada setiap sanakan kewajiban-kewajiban keadilan. zaman. Apabila penulis meng- tersebut, sesuai dengan fitrahnya, Akibat tiga ciri yang terselin- abaikan tanggungjawab, kewu- sesuai dengan penggunaan perka- dung disebalik tanggungjawab judan penulis itu sendiri akan taan tanggungjawab (tanggung agama itu, dan setelah dikaitkan dipersoal, dan pada akhirnya, -kemampuan fizikal+jawab ke- dengan aktiviti penulisan dan kewujudan mereka tidak membe- mampuan akaliah/ilmu) itu sendi- pengkaryaan, maka, aktiviti pe- rikan apa-apa erti kepada masya- ri, yang tidak sahaja merangkumi nulisan dan pengkaryaan akan rakat. Pada tahap ini, golongan tanggungjawab terhadap diri, ditanggapi sebagai satu bentuk penulis dengan sendirinya akan malah kepada orang lain dan juga aktiviti yang sedar. Seperti juga terjerumus ke dalam longkang kepada entiti lain yang lebih tinggi potensi memikul tanggungjawab zaman. Biarpun penulis bertang- dan penting. Tanggungjawab ter- yang dihujahkan oleh Syed Wali- gungjawab untuk menulis, na- sebut pula tidak perlu dilakukan Allah al-Dihlawi, maka, penulisan mun, mereka tidak boleh meng- sekaligus tetapi secara bertahap, yang dijadikan sebagai satu aktivi abaikan tanggungjawab mereka bermula dengan tanggungjawab yang dilakukan dengan penuh terhadap masyarakat. Tanggung- terhadap diri dan Tuhan setelah sedar, tidak boleh terkeluar dari jawab seorang penulis sastera baligh, kemudian diikuti oleh lunas-lunas agama akibat peng- misalnya, tidak tamat setelah ber- tanggungjawab terhadap masya- optimunan potensi kemalaikatan jaya melahirkan karya-karya rakat dan negara. Dasar tang- dalam diri manusia. Bersandar- yang tinggi nilai estetikanya, gungjawab tersebut pula diru- kan pandangan seperti ini juga, namun, dalam masa yang sama muskan oleh satu kontrak indivi- maka penulisan akan memiliki penulis perlu sentiasa hadir ke du, yang dilakukan oleh setiap makna yang mulia, dan tidak lagi dalam masyarakat dengan pan- insan di hadapan Tuhannya se- dilihat sebagai satu aktiviti pelam- dangan-pandangan yang rasional waktu berlangsungnya perjanji- piasan perasaan dan pemenuhan atau karya-karya kreatif yang an Asali (Al-Attas, 2001 :83-84). keinginan-keinginan peribadi menggugah. Dalam karya monu- Syed Wali-Allah al-Dihlawi (2005: yang semu. Hal ini kerana, setiap mentalnya, Javid Namah, Muham- 85-89) sewaktu menghuraikan di- yang ditulis pada akhirnya akan mad Iqbal (1991:7) menghuraikan mensi batin di sebalik pembeban- dipertanggungjawabkan di akhi- falsafah ada dan tiada serta makna an tanggungjawab agama ini, rat kelak. hidup. Ada dimaknakan sebagai merumuskan bahawa amanah kehendak untuk tampil dan men- yang dipertanggungjawab oleh Tentangan, Cabaran dan jelmakan diri manakala hidup Tuhan itu didasarkan oleh ke- Kewajiban untuk Tampil pula dijelaskan sebagai kemahuan mampuan manusia yang mampu Kewujudan penulis muda sebe- untuk membuktikan bahawa diri menilai dan menerima segala narnya adalah untuk memakmur- itu wujud. kesan daripada penerimaan tang- kan dunia ini, bukannya untuk Keterlibatan penulis dalam gungjawab itu berdasarkan po- menggoncang dunia, seperti yang masyarakat ialah satu pelakuan tensi malaikat dan potensi hai- masyhur dalam pidato Sukarno. positif diri untuk tampil, satu

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 75 usaha untuk mengesahkan kewu- zaman, pelbagai golongan, khu- dangan alam Islam, dikhuatiri judan diri penulis, satu gerak susnya ilmuwan gigih mengana- akan menjerumuskan penulis ke kreatif kehidupan untuk menya- lisis bagi mengenal pasti masalah dalam lubang biawak, satu ciri takan aku sebagai penulis itu ada yang sebenar. Kerja-kerja meng- kelumpuhan intelektual akibat dan hidup dalam masyarakat. analisis masalah dan cara meng- kegagalan untuk memanfaatkan Malah, penulis sendiri sentiasa atasinya, tentu tidak dapat dila- tradisi dan ajaran agama selain bergantung kepada kewujudan kukan oleh semua orang, terma- terlalu fanatik kepada kemilau ge- masyarakat dalam satu bentuk suk semua penulis. Dalam hal ini, lombang pemikiran Barat yang hubungan yang saling memerlu- terdapat segelintir kecil golongan sekular. Pemikiran Lubang Bia- kan. Misalnya, apabila hendak pemikir yang mempunyai kekua- wak sebenarnya satu julukan menulis, seorang penulis pada tan akal dan penglihatan batin yang diberikan oleh seorang ahli zaman ini tidak akan mampu yang mendalam bagi mengenal jiwa muslim dari Sudan, Malik B. mengerjakan kerja kepengara- pasti masalah sebenar, dan Badri kepada segolongan intelek- ngannya hanya dengan memiliki mencadangkan jalan penyelesai- tual di dunia Islam yang sering idea tetapi sekurang-kurangnya annya. Namun, kenyataan ini mengikut apa-apa sahaja tindakan memerlukan sebuah komputer tidak menafikan perlunya semua atau pendapat golongan intelek- bimbit untuk mengarang, meja penulis melibatkan diri dalam tual dari Barat secara membuta untuk meletakkan peralatan, ker- usaha menyelesaikan masalah tuli. Malek B. Badri (1989:1-2) tas dan pencetak untuk mencetak tersebut, khususnya dalam men- menyandarkan pendapatnya ber- karya yang siap dikarang. Ketiga- jadi agen sosial, dan menggerak- dasarkan satu hadis Sahih Muslim tiga jenis peralatan itu, semuanya kan masyarakat secara umum yang menyatakan sabda Nabi berkaitan dengan masyarakat. untuk sedar akan masalah yang Muhammad S.A.W bahawa satu Komputer bimbit, meja, kertas dihadapi. masa nanti, umat Islam akan dan mesin pencetak mesti dibeli Dalam konteks abad kini, pel- mengikut apa sahaja sikap dan kerana tidak ada penulis yang bagai hipotesis tentang dilema pemikiran Barat secara fanatik.4 mampu mencipta semua peralatan sebenar masyarakat telah diutara- Secara lebih khusus, pemikiran itu, dan kerana itu, segala punca kan. Namun, hipotesis tersebut lubang biawak ini juga meng- kepada transaksi agar berjayanya perlu dianalisis oleh golongan gambarkan sikap keseluruhan proses pembelian itu, memerlukan penulis dengan penuh kepekaan kehidupan moden masyarakat pelbagai pihak dalam masyarakat. tanpa mengabaikan konteksnya. Muslim khasnya golongan inte- Keadaan itu meletakkan penu- Kebiasaannya, hipotesis yang lektual yang suka mengambil lis sebagai sebahagian daripada diajukan, didasarkan pada panda- teori dan pendekatan daripada masyarakat. Untuk itu para pe- ngan alam dan konteks kesejarah- Barat, tanpa melihat pada konteks nulis perlu meleburkan diri mere- an. Dalam bahasa disiplin pasca- dan tanpa menyaringnya berda- ka ke dalam masyarakat, dan kolonial dan oksidentalisme mi- sarkan pandangan al-Quran, al- menggalas tanggungjawab. Seti- salnya, sentiasa wujud pihak ap zaman mempunyai cabarannya yang dijajah dan yang menjajah. 4 Sabda Nabi: Kamu akan mengikut tabiat yang tersendiri, dan oleh sebab Sentiasa ada self dan the Other. (sunan, cara hidup, tatacara) orang-orang itu, setiap zaman akan ada golo- Untuk itu, penulis harus sedar, sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, ngan penulis yang menjawab para pemikir tersebut ialah repre- sehasta demi sehasta, sehingga walaupun mereka itu masuk ke lubang biawak nescaya tentangan-tentangan tersebut, sentasi pandangan alam dan ma- kamu turut sama ke dalamnya. Kami sesuai dengan kapasiti ilmu dan salah mereka. Sebarang penerima- (sahabat) bertanya: Wahai Rasulullah, adakah (yang Engkau maksudkan itu) or- kreativiti mereka. Dalam konteks an analisis, tanpa kritikan dan pe- ang-orang Yahudi dan Nasrani? Baginda merumuskan pelbagai masalah nelitian yang bersandarkan pan- menjawab: Siapa lagi?

76 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Hadis dan tradisi keilmuan Islam. dua pemikir ini sebenarnya dalam penulis dapat menyimpulkan satu Oleh itu, sebarang usaha peng- sekolah pemikiran yang sama, cabaran berbentuk pemikiran ambilan pandangan dari luar, da- kerana mereka kedua-duanya dan idealogi. Hal ini kerana, keba- lam mengatasi masalah dalaman, Hegelian. Yang kedua, kedua- nyakan pemikir Barat pada asal- harus diiringi oleh usaha intelek- duanya berpijak pada pandangan nya berfikir dalam konteks masa- tual yang bersungguh-sungguh. alam sekular, yang menafikan lah mereka. Kemudian, setelah Sebagai contoh, ada beberapa keabsahan agama sebagai jalan mengatasi masalah tersebut, hipotesis pada paruh hujung penyelesaian. Yang ketiga, kedua- penyelesaian yang digunakan abad ke-20 yang mendapat liput- duanya bercakap bagi pihak oleh mereka dipaksakan untuk an dan perhatian yang meluas da- Barat, cuma dalam tujuan yang menyelesaikan masalah umat lam golongan ilmuwan. Antara- berbeza biarpun pada akhirnya yang lain. nya hipotesis Fukuyama yang sampai kepada tujuan yang sama. Hal yang sama juga berlaku melihat sejarah telah tamat apa- Fukuyama berhujah untuk mene- dalam konteks kesusasteraan, bila evolusi idealogi manusia ber- guhkan dominasi dan keagungan apabila kesusasteraan Barat dili- akhir dengan dominasi demokrasi Barat, dan dalam konteks ini hat mewakili satu universalisme liberal yang termanifestasi dalam Amerika Syarikat. Namun, Hun- kebudayaan dan kehidupan. Pan- kewujudan Amerika Syarikat tington bercakap supaya Barat dangan sebegini timbul akibat sebagai adikuasa dunia tidak lagi tidak leka, dan dalam hal ini tidak melihat konteks kesusas- dapat dicabar (1989). Kejatuhan Amerika Syarikat perlu melaku- teraan Barat dalam pandangan blok komunis dan kegagalan ko- kan sesuatu agar ancaman Islam, yang lebih luas dan menyeluruh. munisme dalam peta politik dunia dapat diatasi. Oleh itu, pada da- Teks kesusasteraan Barat itu sen- menyebabkan Amerika Syarikat sarnya kedua-dua pemikir ini diri, sebenarnya menggambarkan menjadi satu-satunya negara bukannya bercakap bagi kemasla- masalah-masalah kontekstual, yang paling kuat dan tidak ter- hatan dunia, tetapi demi keagu- dan kerana itu, menafikan aspek cabar. Untuk itu, perjalanan seja- ngan Barat semata-mata, cuma universalisme seperti yang dihu- rah telah sempurna dan tidak nada dan kelunakannya sahaja jah oleh sesetengah pihak. Sebagai akan terus bergulir. Namun, yang berbeza. contoh, hasil pengalaman pemba- hipotesis Fukuyama itu kemudi- Sikap seperti yang ditunjukkan caan terhadap novel Jean Paul an-nya dicabar oleh Samuel Hun- oleh kedua-dua pemikir Barat Sarte, tidak boleh dijadikan satu tington (1996) yang menafikan tersebut melambangkan satu konteks universal, kerana, pada keabsahan pandangan Fukuya- sikap angkuh yang harus diteliti, dasarnya, novel-novel beliau lahir ma. Menurut Huntington, selepas dianalisis dan difahami konteks- untuk menghadirkan satu ekspre- kejatuhan komunisme, Barat, dan nya. Para pemikir Barat, khusus- si beliau dalam mengatasi kemelut Amerika Syarikat khususnya, nya setelah Barat menjadi pusat masyarakat Barat pada zaman ter- akan menghadapi tentangan ketamadunan, sentiasa mengha- sebut. Depresi perang, keputus- yang hebat daripada Islam. Untuk dirkan pandangan-pandangan asaan terhadap Tuhan, dan ke- itu, proses sejarah masih belum untuk menyelesaikan masalah. inginan untuk keluar daripada berakhir dan akan terus bergulir Dengan penelitian, analisis dan tragedi kehidupan merupakan dalam konteks semangat konflik pemahaman terhadap konteks- dasar utama novel-novel beliau. ini. Sebelum larut dalam pertela- nya, golongan penulis dapat meli- Hal yang sama juga turut berlaku gahan kedua-dua pemikir ini, hat hakikat sebenar kepada ma- dalam novel kebanyakan penulis perlu disedari konteks pertelagah- salah dan cara penyelesaian yang agung Barat, misalnya Gustave an tersebut. Yang pertama, pada diutarakan oleh mereka. Malah, Flaubert, yang melihat kerja pen- tahap pandangan alam, kedua- dengan cara tersebut, golongan ciptaan sebagai satu pelakuan

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 77 klinikal. Untuk itu, seorang pe- yang terangkum dalam kata-kata digunakan oleh Iqbal, bukannya ngarang harus bertindak sebagai kunci yang disari daripada al- bahasa Melayu, namun, kata-kata saintis apabila berhadapan de- Quran, yang mempunyai kaitan kunci yang terdapat dalam semua ngan kerja-kerja pengkaryaan, yang sangat akrab dalam pem- bahasa Islam, termasuk bahasa hadir dengan seobjektif mungkin, bentukan pandangan alam umat Melayu, Urdu dan Parsi, akhir- penuh ketelitian dan ketenangan. Islam. Akibat tidak menghadapi nya mewujudkan satu tafsiran Dalam pandangan naturalis sebe- masalah tersebut, tidak berlaku yang universal. Hal ini berbeza gini, seperti yang digambarkan kehampaan dalam kalangan pemi- dengan karya-karya Barat, yang dalam konsepsi kepengarangan kir Muslim, malah, Islam mempu- ditulis bukannya berdasarkan Gustave Flaubert, seorang saste- nyai rekod yang cemerlang dalam perkongsian kata kunci, malah, rawan mempunyai persamaan de- sejarah ketamadunan manusia. didasarkan oleh kontekstualisme, ngan ahli jiwa dan ahli sosiologi Akibat tidak pernah hampa kepa- yang tidak dapat melepasi had yang sedang mencuba hipotesis- da agama, maka, masalah-malah konteks kelahiran karya itu. nya. Persoalannya di sini, apakah tersebut diselesaikan dengan Oleh itu, penulis muda dan hipotesis yang diujinya, dan apa- memanfaatkan prinsip-prinsip mapan, mempunyai komitmen kah objek ujiannya serta dari agama yang tidak berubah. Se- yang sangat besar untuk melebur manakah objek hipotesisnya itu? bagai contoh, pada zaman penja- dalam masyarakatnya. Suara dan Apakah hipotesisnya itu bersifat jahan, kebanyakan masyarakat hasil karya mereka menjadi pen- universal, didasarkan pada masa- muslim di dunia ini mengalami ting, memandang keterlibatan lah universal, atau masalah ma- masalah yang sama, berkaitan mereka dalam masyarakat, khu- syarakatnya? Di sini, timbul baca- kemunduran dalam bidang sosio- susnya dalam ruang-ruang waca- an yang partikular, yang meni- ekonomi dan kekacauan dalam na, akan memastikan penguasaan dakkan satu tafsiran umum, sete- ranah sosiopolitik. Namun, da- mereka terhadap ruang wacana rusnya menafikan aspek univer- lam menyelesaikan masalah terse- itu. Keterlibatan aktif penulis da- sal karyanya. but, kebanyakan pemikir dan kar- lam wacana, dalam ruang-ruang Namun, hal ini berbeza dengan yawan, menggunakan agama surat khabar, laman sesawang sikap dan isi karya yang ditun- untuk mengatasinya. dan lain-lain tidak didasarkan pa- jukkan oleh kebanyakan penulis Sebagai contoh, karya-karya da tujuanuntuk menguasai waca- Muslim yang melakukan aktiviti Iqbal, adalah satu catatan sejarah na sebagai jalan melahirkan pe- kepengarangan mereka berdasar- yang ampuh. Iqbal kembali ke tra- ngetahuan yang akhirnya untuk kan pandangan alam Islam. Dari disi tasawwuf dengan mengga- memiliki kekuasaan, seperti yang satu segi, masalah tertentu, khu- gaskan pengenalan kepada diri dihujahkan oleh Focoult, namun, susnya yang berkait rapat dengan untuk kembali merebut kekuasa- penguasaan wacana itu dilaku- masalah ekonomi, politik dan bu- an di dunia. Pemanfaatan tradisi kan untuk menjamin terbelanya daya, mempunyai kemiripan de- keilmuan Islam, dan pemahaman kebenaran. Peminggiran penulis ngan masalah masyarakat Barat. yang mendalam terhadap agama, daripada terlibat daripada ruang Namun, perbezaannya wujud akhirnya menyebabkan karya- wacana tersebut, akhirnya akan apabila masyarakat Islam tidak karya Iqbal, dalam konteks ma- memudahkan ruang-ruang waca- mempunyai masalah metafizika, syarakat Muslim, boleh dibaca da- na dikuasai, dan pengetahuan seperti yang dihadapi oleh ma- lam mod universal, memandang- yang dihasilkan kemudiannya, syarakat Barat. Mereka berkongsi kan masalah partikular yang di dibentuk untuk mengukuhkan satu pandangan alam yang sama hadapi oleh masyarakatnya, dise- kekuasaan. Sikap meminggirkan tentang kehidupan, khususnya lesaikan dengan pendekatan yang diri akhirnya adalah kebalikan pemahaman-pemahaman penting universal. Walaupun bahasa yang kehendak untuk tampil, satu

78 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 sikap pasif yang menafikan baha- Rujukan Syed Muhammad Naquib al-Attas. wa penulis itu ada dan wujud 2002. Risalah untuk Kaum Affandi Hassan, Ungku Maimunah Muslimin. Kuala Lumpur: dalam masyarakatnya. & Mohd Zariat. 2008. Gagasan ISTAC. Setiap generasi mempunyai Persuratan Baru. Bangi: Univer- Syed Muhammad Naquib al-Attas. cita-cita dan tentangan zaman siti Kebangsaan Malaysia 1993. Islam and Secularism. Kuala yang tersendiri. Untuk itu, sebe- Alparslan Acikgenc. 1996. Islamic Lumpur: ISTAC lum berhadapan dengan segala Science, Towards Definition. Kuala Syed Muhammad Naquib al-Attas. Lumpur: ISTAC bentuk cabaran dan mahu men- 1972. Islam dalam Sejarah dan Francis Fukuyama. 1989. The End of Kebudayaan Melayu. Bangi: capai cita-cita tersebut, penulis History dlm. The National Interest, Universiti Kebangsaan Malay- sepatutnya mengukuhkan aspek Bil. 16, Summer. sia. pandangan alamnya. Dengan pe- Hashim Hj. Musa. 2008. Hati budi Syed Hussein al-Attas, 2003. Cita ngukuhan pandangan alamnya, Melayu; Pengukuhan menghadapi Sempurna Warisan Sejarah. Bangi: Universiti Kebangsaan dalam konteks ini, pandangan cabaran abad ke-21. Serdang: Universiti Putra Malaysia Malaysia. alam Islam, maka, setiap penulis Jacques Derrida. 1998. Of Samuel P. Huntington. 1996. “The akan melaksanakan tanggungja- Grammatology. Maryland: Johns Clash of Civilizations”. Dlm wab dan kewajibannya berdasar- Hopkins University Press Foreign Affairs, Bil. 72:3, kan teras agama itu sendiri. De- Jalaluddin Rumi. 2004. Yang Summer. ngan itu, pelbagai cabaran zaman Mengenal Dirinya, Yang Mengenal V.I Braginsky, 1993. Nada-nada Islam dalam Sastera Melayu Klasik. akan dapat dijawab dengan betul, Tuhannya. Terj. Anwar Kholid. Bandung: Pustaka Hidayah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa masalah-masalah yang sebenar Malik B. Badri, 1989. Konflik Ahli dan Pustaka. dan palsu akan dapat dikenal Psikologi Islam. Terj. Fadlullah Wan Nor Wan Daud. 2007. pasti, seterusnya penulis mampu Wilmot. Petaling Jaya: IBS “Intergriti dan Masuliah menghasilkan karya bagi meng- Books. dalam Kepimpinan”. Dlm. Intergriti Politik di Malaysia, ke atasi kemelut tersebut. Namun, Muhammad Iqbal. 1991. Javid Namah, Arah Kefahaman Yang Lebih penulis juga harus terlibat aktif, Kitab Keabadian. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Sempurna. Ed. Anis Yusal Yusoff, harus melebur dalam masyarakat- Mohd Rais Ramli dan Zubayry Roland Barthes, 1977. Image, Text, nya, menguasai ruang-ruang Abady Sofian. Kuala Lumpur: Music. London: Fontana Press Institut Intergriti Malaysia. wacana, agar kebenaran dalam Seyyed Hossein Nasr, 1993. Seni dan Wan Nor Wan Daud. 2006. Masya- wacana tersebut sentiasa terbela. Spiritualitas. Bandung: Mizan rakat Islam Hadhari. Kuala Peminggiran penulis dalam ru- Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Lumpur: Dewan Bahasa dan ang-ruang wacana tersebut, pada 2007. Tinjauan Ringkas Peri Ilmu Pustaka akhirnya akan memudahkan pel- Dan Pandangan Alam. Pulau Pinang: Universiti Sains Ma- bagai bentuk kezaliman bermaha- laysia. rajalela, seterusnya masyarakat akan meminggirkan kepentingan penulis dan memadamkan kewu- judan mereka dalam pertimbang- an-pertimbangan penting.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 79 Ciung Winara (Singapura)

Amuk

Perlukah engkau menjadi Jebat? jendela yang terbuka menghalang jenguk memuntahkan amarah yang meloyakan doamu tidak sampai padanya meludah benci yang berkeladak engkau menjadi durhaka pada kasihnya rasa yang semakin membeku engkau menjadi durjana membunuh keras naluri yang senyap menjalar rindunya bukan mudah menjadi pesalah yang jujur engkau menikam pengorbanannya sekadar menyandang kesalahan sengaja lurus tunjuk kelingking membalik diluar kemanisan hari berpagar condong engkau yang kalah sebenarnya. pintu yang terbuka kosong menghalang langkah silang terhoyong sungkur Perlukahengkaumenjadi Fatimah engkau menjadi durhaka berdegarmarah yang terbatas bersama keris berjampi api semangat yang berantai adab engkau menjadi durjana bersama bilah ingin kau dikecam kesumat duri engkau menikam kesilapan sendiri nilai airmata berkait dendam terkujur tumbang meratap sepi engkau yang tertinggal sebatangkara di cemuh dalam kelukaan. dihambat amukan sayang yang ditikam mati di hadapan perhatianmu Perlukah engkau menjadi Tuah? amuk itu tidak perlu lagi Menjilat kesumat yang melempias jiwa semenjak engkau kehilangannya. Jujur kahengkau atau semata bersenda? menyempurnakan yang sudah selesai (puisi ini mendapat Anugerah Persuratan 2015 amanah yang pernah kau junjung bahagian eceran) tulus yang sentiasa kau sembahkan diluar kewarasan hati berpapar setia

Ciung Winara (Sukiman Bin Noordin), dilahirkan di Kampung Chestnut batu 9 Bukit Timah, Singapura pada tahun 1965. Guru muzik dan vokal sambilan.ini mula menulis awal 1987. Tahun 2015 adalah tahun bertuah baginya, karena memenangi hadiah berganda Anugerah Persuratan dalam katagori Sajak (Eceran) dan Esei/Kritikan Sastera ( Eceran ). Karya pertamanya adalah sajak berjudul “Perharian” yang terbit di Berita Harian (1996 ).

80 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 Herman Rothman (Singapura)

Korban Taman

Nisan-nisan berdiri tegak di tanah milik moyangku yang dahulu tidak tahu esok lusa diratakan penghulu baru untuk memberi jalan kepada kewujudan sebuah taman dengan pampasan setiti smanisan.

Pembangunan turut menuntut pengorbanan para pejuang kemerdekaan yang sudah lama dikuburkan!

Herman Rothman adalah penulis dan aktivis sastera serta bahasa kelahiran Singapura. Selepas memperoleh ijazah Sarjana Muda Pengajian Melayu dari Akademi Pengajian Melayu Universiti Malaya (2000-2003), ia berkhidmat sebagai guru Bahasa Melayu di sekolah pemerintah dan swasta serta tutor kontrak di Pusat Pengajian Bahasa Universiti Nasional Singapura sebelum berkhidmat sebagai pustakawan bersama Lembaga Perpustakaan Negara Singapura (2008). Karya- karya kreatif dan ulasan bukunya banyak tersiar dalam Berita Harian, Berita Minggu dan akhbar pelajar GenG/i3 di Singapura. Cerpennya Rumahmu Rumahku Juga mendapat hadiah pertama dalam peraduan Pena Bakti anjuran Berita Harian (1998). Himpunan puisi beliau Baju memenangi Honourable Mention dalam peraduan penulisan Anugerah Pena Emas (2015).

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 81 Bintang Dua-Belas

MOHAMMAD FARIHAN BIN BAHRON

Singapura

hakir masih terpasak di mejanya, merenung-lopong Ske dinding pejabat. Bing- kai-bingkai anugerah seperti men- jelirkan lidah-lidah mereka, me- ngejek dan mengajuk, menyarat- kan lagi rintihan jiwanya. Lampu meja buatan Sweden samar-samar memancarkan sinar, menerangi ijazahnya yang diraih dari MIT. Sangkanya dahulu, ijazah dari in- stitut teknologi di Massachusetts ini tentulah tiket ekspres untuk- nya melangkaui mercu kejayaan. Ramai lulusan MIT gegas diburu untuk mendaki tangga nombor Garis matinya 6 bulan. Sekiranya para gergasi Silicon Valley, dan satu. Shakir bersetuju. gagal lagi, pelaburan jadi lebur ramai juga yang melahirkan Malangnya visi mereka berdua dan syarikat mereka tentunya syarikat-syarikat teknologi yang kini jauh melencong. Tangga pen- akan terbenam muflis. Kumpulan mencecah aset berbilion dolar dakian semakin condong. Syari- pelabur mereka sudah mula Shakir juga pernah menyemai im- kat mereka terumbang-ambing di hilang sabar. pian serupa. Biarpun impiannya ambang lemas. Petang tadi, Asyif “Kir, ini mungkin percubaan bersilang-lingkar di sebalik ja- baru sahaja melayangkan sepu- kita yang terakhir. Kita mesti ring-jaring orde dunia baru. cuk surat amaran ke atas meja selamatkan syarikat ini. Esok kita Lantas sekembalinya ke tanah Shakir. Surat datangnya dari adakan mesyuarat tergempar, air tujuh tahun lalu, beliau lekas kumpulan pelabur yang telah me- sama-sama perah otak, buat bertemu dengan sahabat baiknya, nanamkan 1.5 juta dolar ke dalam kajian pengguna yang baru. Asyif. Mereka sepakat mahu mu- syarikat mereka. Buang semua idea-idea lama,” lakan niaga bersama. Asyif, lulus- Suratnya ringkas. Tidak perlu Asyif menasihati rakan baiknya, an MBA dari Harvard bercadang mukadimah berbunga-bunga. Te- yang dulu dikenali semenjak untuk menerajui pasaran sofwe di rus meluru mengingatkan Shakir bangku sekolah rendah. Nadanya rantau Nusantara. Katanya, ran- dan Asyif supaya melancarkan keluh. tau ini kekontangan app Melayu aplikasi fon pintar yang mampu “Aku betul hampa, Syif. Dulu yang bermutu. Tidak mustahil menerajui pasaran dengan segera. aku fikir, gandingan kita berdua

82 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 mesti berhasil. Apakan tidak, lain, yang aplikasi bersenam lain, sampai ke rumah. Apabila diusir ijazah kita bukan calang-calang. aplikasi alih bahasa lain dan yang suruh pulang ke petala mana ia Sepatutnya dah jadi jutawan, ter- paling berpotensi sekali ialah apli- bertenggek, berdegil pula. Lalu bitkan buku motivasi, sibuk ran- kasi permainan melastik itik — disemburnya air jampi berselang- cang seminar sana-sini,” Shakir itupun hanya mampu mencatat seli dengan mentera serapah, dari menggeleng-gelengkan kepala. jumlah muat turun sebanyak hujung kepala ke hujung kaki si “Kita nak berniaga kenalah ce- 1,500 kali sahaja. Belum cukup Shakir, sampailah menggigil ma- kal hadapi kegagalan. Seperti kata untuk mengembalikan keyakinan cam burung kesejukan menggigil wira-wira niaga kita, gagal cepat para pelabur mereka. ditanggalkan bulunya. dan gagal selalu. Gagal bererti Dalam kekhusyukan melung- “Kalau kau tak mahu pulang, pintu kejayaan makin terbuka,” suri lelaman forum-forum sosial, aku ganyang kau hidup-hidup!” Asyif terbayang mitos burung tiba-tiba terbunyi deringan nada Masih ingat lagi suara garau Tok phoenix yang putaran hidupnya WhatsApp. Ada pesanan ringkas Ali menengking gangguan halus mati terbakar kemudian lahir se- dari Ibu.“Kir, kalau ada masa itu dulu. mula dari kepulan abu. singgah rumah.Arwah Tok Ali Selesai menjangkau alam rema- “Baiklah, begini. Kau beri aku ada tinggalkan Kir peti”. ja, Shakir pun tidak lagi diganggu tempoh lagi 4 minggu untuk buat Peti apa? Peti harta ke? Hati elemen-elemen dari dimensi lain. Perhubungan Shakir dengan da- kajian akhir untuk aplikasi terba- Shakir terbeku sedetik dua. tuk saudaranya juga cukup mes- ru kita. Sekiranya beta test kurang Mungkinkah peti ini ada sembu- ra, seperti ada pertalian anak dan memuaskan, kita terpaksalah ber- nyikan peta jalan keluar dari ke- bapa. Seringkali, Tok Ali menga- siap-siap hadapi kemungkinan sempitan yang menghimpitnya jaknya melawat ke tempat-tempat paling buruk,” Shakir mengemis sekarang. yang pelik-pelik belaka. Adakala- sedikit lagi waktu pada rakannya “K,” jawabnya lebih ringkas. nya ke keramat wali-wali, ada ke- sendiri, yang juga beroperasi seba- Arwah Tok Ali adalah datuk sa- tika pula ke pulau bekas tahanan gai Ketua Pegawai Kewangan udaranya. Adik kepada neneknya. pesakit gila, ada juga satu masa syarikat. Kerongkongnya bagai Baru sahaja selesai kenduri ke- di mana mereka berdua menzia- tercerut. matian 3 bulan yang lalu. Arwah- rah kubur cina. Namun, sejak “Boleh Kir, 4 minggu sahaja. nya tidak pernah berkahwin dan Shakir mula belajar di Amerika Aku pulang dahulu.Isteriku pun berzuriat. Hidup membujang Syarikat, mereka jarang sekali sudah lama tunggu. Jangan lupa hingga ke akhir nafasnya. bertemu dan renggang bertegur matikan suis lampu dan aircon Dengar-dengar dari mulut sapa. nanti.” orang, Tok Ali ini dulu tukang Fikirnya, esok juga akan ber- Asyif pun sudah lama hilang ubat yang handal. Sakit yang tandang ke rumah Ibu. Mahu te- dari pandangan, namun Shakir nampak ke, yang ghaib ke, se- ngok-tengok juga apalah inti peti masih lagi berketak-ketuk di ha- muanya ada berpunca dan ada yang Tok Ali wasiatkan kepada- dapan komputernya cuba meme- penawarnya. nya. rah ilham untuk konsep aplikasi- Shakir pun pernah satu ketika Maka, pagi-pagi lagi Shakir su- nya yang terbaru. Ini bukanlah berubat dengan Tok Ali waktu dah sampai di muka pintu rumah kali pertama syarikat mereka me- remaja dahulu.Ada tersampuk Ibu.Setelah bersalaman dan ber- ngeluarkan sofwe jenis aplikasi benda halus semasa pergi ber- tukar khabar sepatah dua, segera- fon pintar. Sudah 11 kesemuanya, khemah di tepi pantai bersama lah Shakir bertanyakan hal peti namun belum ada satu pun yang rakan-rakan. Kata Tok Ali, benda peninggalan Tok Ali. mampu memecahkan rekod pa- anu agaknya berkenan sangat de- “Ibu, mana peti yang Ibu cakap saran. Yang aplikasi memasak ngannya hinggakan menempel semalam?” Shakir tidak perlu

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 83 malu menyembunyikan keghai- Hatinya tidak puas. Masakan itu, Shakir mudah meneka yang rahannya. Tok Ali cuma tinggalkan ini saha- si penulis namanya Abu Mashyar, “Ada dalam bilik lama kau.Ini ja untuk aku. Shakir periksa bu- dan Al-Falaki tentulah cerminan kunci mangganya. Ibu pun belum ku-buku Jawi itu sekali lagi. Ada intipati kitab itu.Shakir terus sempat selongkar. Memang Tok lima kitab kesemuanya, tebal- membelek-belek muka surat sete- Ali amanahkan kalau dia dah tebal belaka, namun antaranya rusnya. Dilihat ada rajah-rajah tinggalkan kita, peti ini harus ada satu yang seolah-olah punyai misteri diselang-selikan dengan dijatuhkan pada Kir. Pergilah tarikan besi sembrani. Shakir keterangan yang berjela-jela. tengok apa harta yang kau dapat, menarik kitab tersebut keluar dan Beliau terhenti di satu halaman entah-tah ada bongkah emas ke,” mula bersila panggung. Diletak- apabila terpandang sebuah rajah ibunya sinis menggesa. kan di atas riba dan cuba mengeja bulatan dengan garis-garis yang Shakir pun dengan ligat seperti tajuknya. Kaf-ta-ba, Ki-tab, A-bu, dibahagi kepada dua belas baha- meloncat, masuk mencari peti Ma-shar, Al, Fa-la-ki. Merangkak- gian. Biarpun perlahan, beliau pusaka itu. Tidaklah sebesar yang rangkak betul bacaannya. Entah cuba sedaya-upaya mengeja setiap disangka. Panjangnya mungkin kali terakhir beliau membaca tulis- kata rujuk pada setiap bahagian sebidang dada, lebarnya setengah an Jawi mungkin sewaktu di ma- —Hamal, Tsur, Jauza, Sirton, Asad, kaki begitulah. Buatan kayu ke- drasah mingguan semasa zaman Sanabila, Mizan, Akrob, Kaus, merah-merahan, tetapi kurang kanak-kanak dahulu. Jadyun, Dali dan Hut. Dan sepuluh pasti jenis yang macam mana. Ada Setahunya, ilmu falak adalah minit kemudian, barulah Shakir ukiran awan larat menghiasi per- ilmu bintang, ilmu astronomi. dapat meluahkan sebutan tajuk di mukaan peti itu. Cantik seni Ramai filsuf Arab di zaman ke- bawah rajah itu - ‘Wa-tak dan Ra- tukangnya. Mesti kerja tangan emasan Islam memang terkenal ma-lan Na-sib Ma-nu-sia Ber-da- orang Melayu. dengan pengajian mereka dalam sar-kan Bin-tang’. Kunci diselitkan ke dalam bidang ini. Antaranya pemikir Ahh, ini bunyinya seperti pan- mangga, dan dengan penuh de- Islam yang tersohor, iaitu Al- duan horoskop zaman dulu-du- baran beliau membuka bahagian Khawarizmi, beliau sendiri telah lu.Deras pernafasannya mening- atas peti itu.Kejutannya bertemu mengarang beberapa buku ten- kat kencang sedikit dari biasa. hampa. Yang di dalam peti itu tang astronomi dan pernah meng- Shakir memang minat dengan cumalah beberapa lembaran buku ukur lingkaran bumi sebelum ilmu-ilmu esoterik sebegini. Dike- dan kitab-kitab klasik dalam tulis- wafatnya pada tahun 847 Masihi. luarkan iPhone dari koceknya dan an Jawi. Ada sebuah bekas tembi- Shakir memang telah lama langsung menghidupkan pencari- kar, bentuknya macam sejenis kenal dan kagum dengan sumba- an Google. Beliau menaipkan na- labu sayung.Dalam bekas itu ada ngan Al-Khawarizmi dalam bi- ma pengarang. Harap-harap su- disimpan kepingan syiling zaman dang matematik. Apakan tidak, dah ada kajian dalam talian peri- jajahan Inggeris.Ahh, mungkin sebagai seorang pencipta perisian hal kitab ini. ini yang berharga. Shakir meng- komputer, beliau tentulah fasih Girang jiwanya apabila jentera gosok-gosok wajah Ratu yang dalam bahasa kod binari, iaitu 1 Google menghasilkan beberapa kusam. Cepat-cepat diandaikan dan 0. Dan siapalah sang penemu tapak sesawang yang berkenaan taksiran. Kalau untung sabut, angka sifar kalau bukan Al- langsung dengan pengarang Abu mungkin syiling-syiling ini dapat Khawarizmi sendiri. Titik mula Mashyar dan kitab falaknya. Sha- mencecah belasan ribu. Alahai, bahasa komputer yang asalnya kir cepat-cepat mencerna bahan tidak mungkin cukup untuk sela- lebih seribu tahun dahulu. kajian dengan seimbas. Dari matkan syarikat aku, bisiknya Namun, kitab ini bukanlah ka- amatan ringkas, kitab ini terbaha- sendiri. rangan wiranya.Dari kulit buku gi kepada 6 bahagian dan meng-

84 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 gunakan tarikh lahir dan bintang pengarah pemasaran, Ramesh, yang saya baru terjumpa. Tulisan- seseorang untuk meramalkan be- selaku lead developer dan juga nya dalam Jawi tapi sedang diter- berapa perkara. Antaranya terma- Nisha, pembantunya. Beliau juga jemahkan dalam tulisan Rumi. suklah ramalan saat yang baik menyeru Asyif untuk turut serta Mungkin dalam seminggu dua, untuk belayar, meminang sese- dalam mesyuarat. akan selesai. Selepas itu saya akan orang, menulis azimat dan seba- “Rakan-rakan, saya ada berita berikan tugasan yang lebih terpe- gainya. baik dan penting untuk dikongsi. rinci kepada awak semua. Saya Daya mental Shakir terus ber- Saya mahu melancarkan app ter- harap kita dapat lancarkan gerak secara automatik.Pintarnya baru kami yang akan menjadi iNujum untuk fasa beta dalam langsung melakar garis-garis jenama utama syarikat ini. This jangka masa 4 bulan.” panduan dari dalam kitab yang will be our flagship product. Aplikasi Setelah menjawab beberapa lagi boleh dipindahkan ke alam maya. ini saya namakan ‘iNujum’ dan soalan dari kakitangannya, Sha- Beliau mengeluarkan pena dan saya mahu kembangkan app ini kir pun menamatkan sesi mesyua- buku catatan dan cepat mengatur untuk kegunaan IOS dan juga rat, namun Asyif tinggal sebentar kod asalnya atau source code, dan Android.” untuk bersendirian dengan ra- mula membayangkan bagaimana Reaksi dari orang-orang kuat- kannya. kaedah ramalan masyarakat da- nya nampak memberangsang- “Wah Kir, baru semalam dapat hulu boleh diubahsuaikan untuk kan. Mereka bersarang pelbagai surat amaran. Hari ini kau dah aplikasi fon bijaknya. soalan tetapi membiarkan Shakir dapat ilham ke? Cepat betul kepala Shakir mula mengukir senyum. terus sahaja melanjutkan bicara. kau berpusing,” Asyif menyakat. Kesedaran mula meresap ke dalam “Ya, app ini akan menggunakan “Itulah Syif, macam pucuk jiwanya. Nah, Tok Ali tinggalkan kaedah ilmu astronomi kajian dicita ulam mendatang. Kalau kau aku lombong emas rupanya. orang Arab zaman dahulu, dan nak tahu, aku dapat bantuan dari Sangkak bulu roma apabila me- meramalkan nasib seseorang ber- alam barzakh!” Shakir ketawa mikirkan firasat Tok Ali.Tepat dasarkan tarikh lahir dan kedudu- perlahan dan terus melanjutkan pada masa yang betul-betul diper- kan bintangnya. Lebih kurang cerita tentang peti Tok Ali yang lukan. seperti panduan horoskop. Saya ditemuinya pagi tadi. Shakir mencapai fonnya sekali tahu memang sudah banyak app Asyif menepuk-nepuk bahu lagi dan mencari nombor pem- berbentuk astrologi dalam pasar- rakannya, “Aku yakin dengan bantu peribadinya. an. Tapi app kita akan lebih khusus konsep app iNujum kita ini.Aku “Hello Nisha, selamat pagi, kepada ramalan tentang saat juga percaya dengan kebolehan saya ada tugas penting untuk yang baik atau yang nahas untuk kau. Lagi 4 bulan, kita tinjau lagi awak. Tolong carikan saya free- seseorang. Misalnya, adakah sela- kemajuan syarikat kita, ok?” lancer yang fasih membaca tulisan mat untuk belayar minggu hada- Maka hari-hari yang menyusul Jawi, kemudian taip kembali da- pan? Apakah bagus untuk ber- menjadi singkat. Shakir dan tena- lam tulisan Rumi. Lebih kurang kahwin bulan depan, dan seba- ga kerjanya sibuk menyiapkan 90 mukasurat, 200,000 perkataan. gainya.” hasil titik peluh dan keringat me- Ya, secepat mungkin.Kalau boleh Shakir meneruskan penerang- reka. Dari susunan kod hingga ke dalam seminggu. Terima kasih, annya. Yang lain mengangguk- rekaan interface, Shakir memantau ya. Jumpa awak di pejabat nanti.” angguk tanda setuju dan riak wa- semua geraf kemajuan dengan Sekembalinya di pejabat, jah mereka nampak tertarik de- teliti. Akhirnya app iNujum siap Shakir terus menghimpunkan ngan konsep aplikasi ini. untuk memasuki fasa beta test kesemua ketua-ketua bahagian. “Kod asalnya akan digubah setelah 4 bulan dalam pembikin- Susan, pengarah kreatif, Zahid, berdasarkan manuskrip lama an.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 85 Sesampainya hari pelancaran, Kelopak matanya mula terasa Asyif akan bertemu ajal? Apa pula Shakir dan Asyif mengaturkan layu dan kuyu. Beliau merebah- nasib syarikat ini? Apakah ada jamuan ringkas di pejabat. Tanda kan punggungnya di atas sofa kod rosak di dalam app ini? terima kasih kepada kakitangan empuk di bilik pantri. Mungkin Pelbagai pertanyaan berserabut mereka. Setelah berbulan berseng- kerana sudah berbulan tidak di dalam sel-sel otaknya. Jiwa kang mata dan mengorbankan cukup tidur, Shakir terus mela- Shakir dikerudung serba salah masa tidur dan libur masing- buhkan diri dan melapangkan dan kebingungan. Aku harus masing. kepalanya. Dalam seminit dua, menunda penerbangan Asyif secepat Dalam kegamatan suasana, beliau terus belayar ke dalam alam mungkin. Gejolak jiwanya cuba Asyif berdiri di atas kerusi untuk mimpi. memberikan arah haluan yang membuat pengumuman. Keenakan lenanya terbantut paling waras. “Rakan-rakan, saya dan Shakir apabila beliau terjaga. Waktu di Dengan lekas beliau mencari amat berterima kasih atas komit- jam tangan menunjukkan pukul nombor Asyif. Bunyi deringan men anda semua. Esok pagi saya 7. Sudah pagi rupanya. Seperti mati. Dicubanya sekali lagi.Mati akan ke Hong Kong bertemu de- baru terlelap sejam dua. Sedang juga. Ahh, rangkaian 4G lembab pula ngan ketua pelabur kami. Saya kepalanya berseronok sementara, di saat-saat genting sebegini. Shakir akan membentangkan rancangan tiba-tiba hati Shakir tergerak ma- langsung mencari Mira, isterinya pemasaran untuk app kita yang hu mencapai fonnya untuk me- si Asyif. Ada bunyi deringan. terbaru ini. Saya berharap akan mastikan sesuatu. “Hello Mira, err.. Asyif, Asyif, pulang dengan pelaburan baru App iNujum dilancarkan, ke- ada dengan awak sekarang?” sebanyak 5 juta dolar... ya, ini mudian beliau menekan masuk suaranya gementar. bermakna bonus besar untuk tarikh lahir kawannya Asyif.App “Eh Shakir, Abang Asyif dah semua!” itu kemudian bertanya apakah berlepas pun sejam yang lalu. Dah Pejabat mereka bergemuruh tujuan ramalannya. Tertera bebe- pun dalam kapalterbang,” Mira dengan sorakan dan tepukan rapa pilihan, di antaranya ialah jawab ringkas. riang.Wajah-wajah girang cepat ‘Pelayaran’. Shakir pun memicit Shakir kehilangan kata-kata. mengisi aura syarikat mereka pilihan itu dan mengisi tarikh Dibiarkan panggilannya terhenti dengan semangat baru dan opti- hari ini. Lantas iNujum pun men- begitu sahaja. Bintang-bintang misme.Menyelubungi kesuraman cerna maklumat diberikan dan dua-belas bagaikan terhempas di yang melanda empat bulan yang mula mengolah ramalannya ber- atas kepalanya. lalu. Masa depan kembali cerah dasarkan algoritma asal dari kitab dan bertenaga. Abu Masyhar Al-Falaki itu. Kemeriahan menyambut peng- Farihan Bahron, seorang pereka umuman baru itu beransur le- Layar fonnya menunjukkan grafik kelahiran Singapura 1979. ngang selepas semua kakitangan proses perisian... 10%... 35%... Mula menulis sejak usianya belasan 75%... 99%..... dan akhirnya siap... tahun lagi. Puisi-puisinya pernah mula beredar satu-persatu. Kem- memenangi Peraduan Asah Bakat bali ke dakapan yang tersayang. “BENCANA AKAN MENIM- dan Peraduan Pena Bakti anjuran Kembali menyambung rehat. PA JIKA ANDA BELAYAR DI Berita Harian, Singapura. Ia meraih TARIKH INI” tempat kedua dalam Anugerah Pena Asyif pun sudah berlalu kerana Emas tahun 2003 anjuran Majlis Seni esok pagi-pagi lagi beliau akan Matanya terbeliak seperti tidak Kebangsaan Singapura (Puisi). berangkat. Namun Shakir masih percaya. Tengkuknya kejang cuba Dalam pertandingan yang sama belum bersedia untuk pulang. menelan liur yang tersendat di pada tahun 2015, Farihan merangkul hadiah pertama dalam dua kategori dalam paip kerongkongnya. Apa- Beliau tinggal keseorangan di Puisi dan Cerpen. Antologinya pejabat, menarik-hela kelegaan di kah app ini baru sahaja meramal- bersama Noridah Kamari berjudul dalam kedinginan malam. kan musibah sahabatku? Apakah Kail Panjang Sejengkal (2005).

86 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 CUBITAN

Gerakan Membaca Karya Sastra

DINA AMALIA SUSAMTO

Membaca sebagai sebuah gerakan yang dicanang- kan kementerian pendidikan dan kebudayaan dimulai tahun 2015 melalui peraturan menteri nomor 23 tahun 2015. Gerakan tersebut muncul setelah adanya evaluasi yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2012. Hasilnya, literasi siswa di Indo- nesia terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Hasil tersebut tidak jauh beda dengan Data statistik UNESCO tahun 2012 yang menye- butkan indeks minat baca di Indonesia baru men- capai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca.

MHasil yang mencemaskan itu semakin membuat pemerintah dan masyarakat Indonesia terpukul setelah melihat korelasi rendahnya minat baca siswa dan prilaku membully dengan bahasa kasar di media sosial. Prilaku tersebut memang belum dibuktikan pelakunya para siswa, akan tetapi justru oleh masyarakat umum dewasa (dan mungkin juga remaja ) pengguna media sosial yang terlibat dalam perseteruan pihak-pihak pemenangan Pilkada. Tesis bahwa kesantunan berargumentasi dengan yang berbeda pilihan atau pendapat, kekritisan dalam membaca berita-berita bohong kemudian membuat pemerintah menginstruksikan gebrakan gerakan literasi lebih gencar lagi.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 87 Dimulai dari membaca 15 menit di perpustakaan-perpustakaan. Pertanyaan-pertanyaan di atas sebelum belajar di sekolah-sekolah Jika ada buku-buku gratis pun bermuara pada satu hal, minat baca menunjukkan bahwa literasi bu- apakah keluarga tersebut memili- dengan kegairahan dan keterbu- kan lagi sekedar persoalan melek ki waktu untuk membaca semen- kaan pikiran. Jika pikiran masih huruf, lebih jauh lagi persoalan tara mereka harus memikirkan terkunci, akan jauh panggang dari membangun nalar siswa-siswa kebutuhan paling mendasar ma- api harapan pemerintah bahwa dari kegiatan membaca di luar nusia. Di tingkat keluarga mene- membaca buku-buku sastra dapat buku-buku pelajaran sekolah. ngah ke atas, meskipun mereka menumbuhkan nilai-nilai tertentu Gerakan literasi di sekolah, kemu- relatif lebih memiliki dana untuk Buku-buku sastra yang diwajibkan dian dikembangkan pada literasi membeli buku, apakah mereka untuk menjadi bacaan pun sekedar masyarakat, keluarga, karena mempunyai waktu tepatnya mau tugas sekolah yang tidak membe- kegiatan membaca akan berhasil meluangkan waktu untuk memba- kas dalam hati siswa-siswa. Tugas karena teladan masyarakat dan ca buku-buku atau ebook yang sekolah tersebut hanya dalam ben- lebih sesuai dengan mobilitas me- orangtua yang juga membaca. tuk tinjauan atau apresiasi yang reka. Kalaupun mereka mau mem- Pertanyaan yang muncul kemudi- monoton, atau jangan-jangan juga baca, bukankah preferensi terse- an apakah keteladanan membaca untuk dihapalkan. Membaca jadi but telah mengkotak-kotakkan itu benar-benar sudah diperlihat- rutinitas yang membosankan. jenis bacaan, tema bacaan, siapa kan? Buku bacaan apa yang dibaca Pilihan bacaan yang diberikan yang menulis, dan isi bacaan se- oleh siswa, guru, orangtua dan sekolah tidak memberikan efek hingga keterbukaan pikiran untuk masyarakat? apapun. Di luar sekolah mereka membaca yang berbeda tidak juga kembali pada aktivitas melalui Kementerian pendidikan dan membuat masyarakat tercerah- gawai yang syukur-syukur mem- kebudayaan menginstruksikan kan? penyediaan buku-buku bacaan baca atau membaca dengan prefe- Di lingkungan sekolah apakah bagi siswa dari berbagai bentuk rensi sendiri dengan antusias. guru yang menjadi ujung tombak teks mulai narasi, deskripsi, argu- Bagaimana kalau preferensi mere- gerakan literasi, memberikan ke- ka pun di dunia gawai karena bagi- mentasi, persuasi dan campuran teladanan dalam kegiatan memba- an dari kendali sistem periklanan, jenis-jenis teks tersebut. Pemerin- ca merupakan persoalan yang seperti juga penyakit pikiran ter- tah juga menyarankan siswa-siswa sangat serius. Kalau murid-murid tutup masyarakat atau keluarga membaca karya sastra dengan di sekolah disarankan membaca yang telah terkunci oleh preferensi ketetapan berapa karya sastra karya sastra, apakah guru juga te- berdasarkan pilihan-pilihan terten- yang wajib dibaca siswa untuk SD, lah membaca karya sastra, dan tu karena sistem ideologi besar SMP dan SMA dan karya sastra karya sastra apa yang telah dibaca yang seperti apa. Berbagai pene- oleh guru. Kalau guru tersebut yang melingkupinya. Di sini mem- litian sedang dilakukan untuk lulusan pendidikan sastra Indone- baca bukan lagi petualangan pe- menjawab hal tersebut sambil sia, beberapa karya sastra mung- nuh rasa ingin tahu akan hal-hal terus menyediakan bahan-bahan kin telah dibaca minimal saat me- yang lain, yang berbeda, bahkan bacaan bagi siswa. Di tingkat ke- ngerjakan tugas kuliah. Akan teta- mungkin sesuatu yang baru, luarga dan masyarakat pilihan pi, apakah guru membaca karya tetapi sekedar menegaskan nilai- bahan bacaan sudah sangat melim- sastra tersebut dengan minat be- nilai tertentu yang telah mengen- pah meskipun entah apakah bagi sar atau dengan pikiran terbuka se- tal di dalam pikiran. keluarga kurang mampu buku- hingga bisa menularkan sema- Membayangkan gairah mem- buku dapat diakses dengan gratis ngatnya pada siswa-siswa. baca buku-buku sastra seperti

88 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 dalam film Dead Poets Society, kita membaca puisi dan membentuk sendiri. Neil yang bernasib malang bertanya apakah gairah membaca komunitas the Dead Poet’s Society. melakukan bunuh diri dan me- seperti itu dapat dicapai oleh Klub tersebut menghasilkan nulis pesan, “Ia merencanakan hi- gerakan literasi di Indonesia. Film orang-orang yang kritis, memiliki dupku tapi tak pernah menanya- ini menceritakan siswa-siswa di cara berpikir berbeda, dan tahu kan apa yang aku inginkan”. Keja- Welton Academy yang sangat ter- apa yang mereka inginkan. Klub dian ini merupakan pisau yang me- kenal sebagai sekolah unggulan. tersebut menjadi inspirasi Neil dan nusuk ulu hati para orangtua, pi- Sekolah tersebut memiliki prinsip- kawan-kawan untuk membentuk hak sekolah dan sistem pendidikan prinsip seperti kehormatan, disi- sebuah klub yang sama. Pemikiran tentang pembunuhan karakter plin, keunggulan, siswa sedang tujuan uta- dan tradisi. Banyak ma pendidikan adalah orang tua yang terta- menumbuhkan karakter rik untuk menyeko- siswa. lahkan anaknya di Melalui film ini sua- Welton Academy. tu gerakan membaca jika Pembelajaran tidak menumbuhkan sekolah ini kaku, ke- minat baca dari kesadar- tat dengan hapalan. an siswa, hanya akan Guru-gurupun me- menjadi bagian dari dok- ngajar secara keras trinasi yang sekali lagi dan disiplin untuk tidak menjadikan siswa memastikan lulusan menjadi dirinya sendiri. sekolah tersebut di- Hanya butuh sentuhan terima di universitas seperti Keating, siswa- terbaik. Proses bela- siswa di sekolah dalam jar di kelas diterima film tersebut tumbuh. saja oleh siswa-siswa Seorang Keating tidak sebagai suatu kebiasaan. Mereka Neil dan teman-temannya pun ter- berasal dari guru yang hanya me- kebanyakan menjadi murid di buka lebar berkat cara pengajaran lakukan kewajiban mengajar, sana karena menurut pada pilihan Keating. Mereka menemukan se- kewajiban membaca dan adminis- orangtuanya. Suatu ketika siswa- mangat baru dalam belajar yang trasi. Keating adalah guru yang siswa ini bertemu dengan guru dinamai Carpe Diem yang dalam menemukan kesadaran apa yang Bahasa Inggris, John Keating yang bahasa inggris berarti Seize The harus ia lakukan untuk hidupnya mengajar dengan cara yang ber- Day yang berarti raihlah kesem- sendiri dan hidup orang lain ter- beda. Cara pengajaran bahasa yang patan. Ini menjadi motto baru da- utama siswa-siswanya. Membaca ditekankan pada pengajaran sastra lam hidup mereka. sastra adalah kenikmatan bukan membekas di hati murid-murid- Film ini tentu saja bermaksud paksaan! Dari sanalah harta karun nya. Keating menceritakan peng- mengkritik keras sistem pendidik- dalam karya sastra dapat digali alaman masa mudanya yang an yang otoriter, satu arah, kaku, sedalam-dalamnya, seluas-luasnya sering berkumpul bersama teman- dan tidak mengedepankan dialog dan senikmat-nikmatnya oleh temannya di sebuah gua untuk untuk menggali keinginan siswa siswa.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 89 PUMPUNAN

Belajar Dunia Kepada Teks Tentang "Literasi", Minat Baca, dan juga tentang Smartphone

BERTHOLD DAMSHÄUSER

Dalam surat undangan untuk menjadipembicara dalam rangka Semi- nar Internasional Riksa Bahasa 10 di Universitas Pendidikan Indonesia “ (UPI), Bandung saya diberitahu sebagai berikut: Seminar Internasional Riksa Bahasa 10 merupakan bentuk kepe- dulian terhadap minat baca-tulis di Indonesia. Data terakhir yang dilansir Central Connecticut State University pada bulan Maret 2016 menye- butkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam pemeringkatan literasi internasional.

Seminar ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menjadi sarana meningkatkan budaya literasi, sekaligus meningkatkan kualitas atau kecakapan hidup masyarakat. P Ada dua kata kunci dalam teks undangan itu, yaitu: pertama, “minat baca-tulis” dan kedua, “budaya literasi”. Yang pertama saya sudah merasa akrab, dan yang kedua agak membuat saya tercenung. Literasi adalah istilah yang relatif baru bagi saya. Pertama kali saya mendengar kata itu pada sebuah rapat Komite Nasional Indonesia sebagai Tamu Kehormatan Pekan Raya Buku Frankfurt yang saya anggotai pada tahun 2014 dan 2015. Tiba-tiba ada rekan anggota komi- te yang terus-menerus mengguna-kan kata itu, sehingga saya merasa perlu tahu mengenai apa yang kira-nya ia maksudkan dengan kata yang menurut dugaan saya saat itu ada hubungan dengan “literatur”, karena

90 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 yang dibicarakan rekan itu lis. Lawan kata melek aksara ada- Saya pun menyadari: Kini ada berkaitan dengan perihal kesusas- lah buta huruf atau “tuna aksara”. bermacam-macam keberaksaraan traan, khususnya kesusastraan In- atau literasi. Sehingga kita selalu donesia yang —dalam ingatan Namun, definisi di wikipedia perlu menerangkan secara ekspli- saya— ia sebut-kan dengan “literasi tidak sepenuhnya membuka raha- sit literasi manakah yang kita mak- Indonesia”. Setelah rapat itu sele- sia kata “literasi” yang terkesan sudkan. Saya berharap bahwa tiap sai, saya buka internet, mencari memiliki makna yang melampaui orang ataupun lembaga menyadari definisi pokok di situ. Di sebuah kata itu di Kamus Besar Bahasa In- keperluan itu, termasuk pihak website berbahasa Indonesia2 saya donesia, tapi tidak menemukan- kenegaraan, yang ternyata telah menemukan informasi ini: nya. Ternyata, di versi online KBBI mencanangkan “Gerakan Literasi 1 istilah “literasi” tidak dimuatkan. Secara sederhana, literasi da- Nasional”, atau juga semua mereka Tentu saja internet akhirnya pat diartikan sebagai sebuah ke- yang suka menggunakan istilah sanggup membuka rahasia utama mampuan membaca dan menulis. seperti “budaya literasi”. Kita mengenalnya dengan melek kata “literasi” yang berasal dari Dalam tulisan ini, saya sendiri aksara. Namun sekarang ini lite- kata Inggris literacy yang oleh tidak akan menggunakan istilah rasi memiliki arti luas, sehingga wiki-pedia berbahasa Inggris “literasi”. Saya lebih suka terhadap keberaksaraan bukan lagi bermak- didefinisi-kan sebagai berikut: istilah “minat baca-tulis”, walau- na tunggal melainkan mengan- Literacy is traditionally under- dung beragam arti (multi literasi). pun istilah itu pun kurang jelas, stood as the ability to read, write, Ada bermacam-macam keberaksa- bahkan hampir kosong makna, and use arithmetic. The modern raan atau literasi, misalnya literasi kalau kata “baca” atau “tulis” tidak term’s meaning has been expand- komputer (computer literacy), lite- punya obyek; kalau tidak ada kete- ed to include the ability to use la- rasi media (media literacy), literasi rangan mengenai teks apa yang nguage, numbers, images, com- patut dibaca atau ditulis. Misalnya: puters, and other basic means to teknologi (technology literacy), lite- understand, communicate, gain rasi ekonomi (economy literacy), kalau minat baca dianggap sebagai useful knowledge and use the literasi informasi (information lite- sesuatu yang penting dalam rang- dominant symbol systems of a racy), bahkan ada literasi moral ka mencerdaskan bangsa, atau culture. (moral literacy). Seorang dikata- bahkan untuk meningkatkan kua- kan literat3 jika ia sudah bisa me- litas atau kecakapan hidup masya- Kalau kita pindah dari istilah mahami sesuatu karena membaca rakat, kita sangat patut menyebut- literacy di wikipedia berbahasa Ing- informasi yang tepat dan melaku- kan jenis teks yang kita anggap gris ke padanannya di wikipedia kan sesuatu berdasarkan pemaha- berkemampuan untuk menyum- berbahasa Indonesia kita —secara mannya terhadap isi bacaan ter- bang pada terwujudnya tujuan atau tidak meng-herankan— menemu- sebut. cita-cita itu. kan istilah “melek aksara” yang didefiniskan sebagai berikut: Berikutnya saya akan memfo- kuskan pembicaraan perihal “mi- nat baca”. Maka, dengan sendirinya Melek aksara (juga disebut de- 2 https://haidarism.wordpress.com/2014/02/ teks akan menjadi fokus pertama ngan melek huruf) adalah ke- 18/literasi-sebagai-budaya-mencerdaskan- mampuan membaca dan menu- bangsa/ pembicaraan saya. Saya akan me- 3 Ketika saya mencari padanan bahasa Jerman maparkan berbagai hal tentang untuk kata “literacy” saya menemukan kata peranan teks. Setelahnya, saya 1 Pada versi terbaru yang diluncurkan setelah “Literalität” (“literalitas”). Namun, makna esai ini ditulis, kata „literasi” ternyata sudah kata itu tidak persis sama, dan juga sangat akan menyampaikan berbagai dijadikan entri. jarang digunakan. renungan tentang terancamnya

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 91 teks-teks tertentu, yakni teks pan- sulit untuk disampaikan secara rata teks-teks itu panjang, biasanya jang dan teks bermutu. Akhirnya lisan belaka. Transfer pengetahuan berbentuk buku. Namun, tidak saya akan memberi berbagai ma- atau ide, yang sering terjadi dalam semua teks bermutu adalah teks sukan/saran yang berkaitan de- rangka pertukaran budaya melalui panjang. Di antara teks bermu-tu ngan upaya meningkatkan minat teks yang diterjemahkan, bahkan yang cenderung atau biasanya baca di Indonesia. perlu dipandang sebagai kunci per- singkat terdapat sebuah jenis yang kembangan umat manusia menu- perlu disebutkan secara khusus. ju tamadun-tamadun yang sema- TTTeks: Sebuah Anugrahahah kin kaya. bagi Manusia TTTeks yang Khusus: Karya Seni Dalam sejarah, hal itu terbukti Teks, dalam arti teks tertulis, Bahasawi secara terus-menerus. Melalui teks dapat dipandang sebagai sebuah filosofis, teks sains, teks susastra, Istilah “karya seni bahasawi” keajaiban, sebuah anugrah bagi teks hukum etc. Budaya Romawi adalah terjemahan sebuah istilah manusia. Bayangkan: hampir selu- diperkaya oleh budaya Yunani, bu- Jerman (das sprachliche Kunst- ruh ilmu atau pengetahuan yang daya Jerman diperkaya oleh buda- werk) dan merujuk pada teks yang dimiliki manusia dapat disampai- ya Romawi, budaya Eropa diperka- disusun secara artistik, sehingga kan dalam sebuah kode yang ha- ya oleh budaya Islam, budaya Mo- lahir sesuatu yang tidak sekadar nya memerlukan kira-kira 30 tan- ngol diperkaya oleh budaya Cina, mengandung unsur isi semantis da atau huruf, kalau kita menggu- budaya Nusantara diperkaya oleh (informatif), tetapi juga memeso- nakan alfabet Latin. Kenyataan ini budaya India etc. etc. nakan melalui bentuknya. Bentuk- sungguh luar biasa dan merupa- nya diwarnai musikalitas, dan di- Pentingnya teks juga sangat kan faktor utama dalam hal per- hasilkan dengan menggunakan kentara di bidang penyebaran aga- kembangan tamadun secara glo- alat-alat puitis tertentu, yaitu ira- 4 ma modern, misalnya agama Is- bal. Sedangkan perkembangan ma/metrum dan bunyi, terutama lam dan agama Nasrani. Penyebar- demikian hampir selalu mensya- rima. Akibatnya adalah teks non- an kedua agama tersebut mustahil ratkan transfer pengetahuan yang prosa, yang di Indonesia biasanya terjadi tanpa teks. Teks merupa- terutama terjadi melalui teks. disebut “puisi”. Saya sendiri memi- kan inti kedua agama itu, Tuhan Memang, dalam sejarah manu- lih istilah “sajak”, karena puisi Indo- sendiri yang berbicara melalui sia, transfer pengetahuan sempat nesia modern terlalu sering bersi- teks (Al Quran dan Bibel). Tak dilangsungkan tanpa teks. Itu ter- fat prosa.5 mengherankan bila kedua agama jadi di zaman niraksara. Namun, itu disebut “agama kitab”, dengan Sajak itu adalah jenis kesenian sejak ditemukannya aksara, trans- kata lain: “agama teks”. Sampai sui generis (unik, sangat spesifik), fer pengetahuan semakin intensif, tingkat tertentu, penyebaran aga- yang dapat disebut sebagai “seni semakin cepat. Mengapa? Karena bahasa”, sebuah hasil kesenian mu- ma Hindu tak berbeda. Di situ pun teks adalah alat yang paling efektif sikalis yang —dalam arti terten- teks memainkan peranan menen- untuk menyampaikan ide, terma- tu— bahkan melebihi karya musik tukan, misalnya epos Mahabharata suk ide yang kompleks dan terlalu dan Ramayana sebagai wadah ke- percayaan dan filosofi Hindu. 5 Bandingkan dengan tulisan saya berjudul: 4 Bandingkan dengan tulisan saya berjudul: Semua teks demikian, yaitu “Merindukan Puisi yang Bukan Prosa: “Teks, Susastra, dan Pertukaran Budaya” teks yang menyumbang pada pe- Merindukan Sajak” (Berthold Damshäuser: (Berthold Damshäuser: Ini dan Itu Indone- Ini dan Itu Indonesia. Pandangan Seorang sia. Pandangan Seorang Jerman, 2015 ningkatan akhlak dan budi, adalah Jerman, 2015 Komodo Books, Depok), hal. Komodo Books, Depok), hal. 142-160. contoh teks yang bermutu. Rata- 125-134.

92 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 biasa, karena ia juga menyampai- abad ke-19 telah menyebutkan teks Omongan banal yang sebagian kan pikiran atau ide, fakta atau sebagai spesies yang mulai mati. besarnya tidak perlu dan tidak ber- cerita, pendeknya segala sesuatu Bagi Comte era teks mulai diganti manfaat. Dan tentu: ramalan dari yang hanya dapat disampaikan oleh era poster. Menurutnya, manu- Auguste Comte tentang teks seba- melalui bahasa sebagai medium sia masa depan hanya dapat “dige- gai spesies yang mulai mati tidak yang rasional. Dan, gabungan an- rakkan” melalui gambar. Melihat dimaksud sebagai matinya teks ba- tara musik dan rasio itu mengha- gejala zaman sekarang yang cukup nal, melainkan matinya teks pan- silkan apa yang patut disebut kar- didominasi aspek-aspek visual, su- jang dan bermutu, seperti teks filo- ya seni bahasawi. ara-suara pesimis itu menyimpul- sofis, teks susastra dan sebagainya. Adalah menarik bahwa di za- kan bahwa ramalan Comte mulai Di Jerman, menurut berbagai man dulu juga teks-teks panjang menjadi kenyataan. Namun, dalam yang begitu penting dalam penye- hal ini Comte dan pengikutnya penelitian, kompetensi tekstual se- baran ilmu dan ide, memiliki unsur cukup keliru. Teks tetap hidup, dang menurun drastis. Bukan saja kesenian bahasa yang menonjol. Al bahkan ia semakin jaya. di kalangan awam, melainkan ju- Quran, Bibel, dan epos-epos India ga di kalangan “terdidik”, misalnya Dapat dikatakan bahwa dalam atau Yunani adalah contoh. Seperti- sejarah manusia, persentase orang mahasiswa. Sebagai dosen univer- nya, pernah ada zaman di mana sitas, saya cukup cemas bila me- hampir semua teks berarti mesti yang pada tiap hari bukan saja nyaksikan bahwa semakin banyak ditulis dengan gaya kesajakan atau membaca melainkan juga menulis mahasiwa tidak sanggup lagi me- paling sedikit dengan gaya susas- teks tidak pernah setinggi zaman tra. Agaknya pada zaman itu, isi sekarang. Termasuk dan terutama nyusun teks yang memadai, baik mesti disampaikan melalui bentuk di Indonesia yang penduduknya dari segi tata bahasa maupun logi- yang indah dan berkesenian. Tradi- terkenal sangat aktif di media ka. Mereka pun semakin segan un- si itu di zaman modern mulai me- sosial seperti facebook dan twitter, tuk membaca teks panjang, dan lemah atau bahkan menghilang. juga sebagai pengguna aplikasi semakin tidak sanggup memaha- Jenis teks yang khusus ini, seperti Whats-App. Tiap hari, ber- mi yang disampaikan oleh teks sang karya seni bahasawi, sengaja jam-jam, mereka membaca dan yang “sulit”. Ini terjadi di sebuah saya sebutkan di sini, bukan cuma menulis, sehingga kita boleh berta- negara yang “maju”, yang jauh sebagai contoh teks bermutu yang nya, tentu secara ironis: Untuk apa mengungguli Indonesia dalam singkat atau cenderung singkat, mereka masih perlu “di-literasi- pemeringkatan literasi interna- melainkan juga karena ia —me- kan”? Bukankah mereka pembaca sional. Sehingga dapat diduga bah- nurut saya— sebuah faktor penting dan penulis yang sangat rajin? Bu- wa keadaan di Indonesia jauh lebih dalam hal pengembangan minat kankah Indonesia tidak pernah payah dibandingkan Jerman. baca yang masih akan saya bicara- memiliki demikan banyak pemba- Apa yang sedang terjadi? Apa kan dalam tulisan ini. ca dan penulis seperti yang dimili- kinya sekarang ini? yang kiranya menyebabkan dege- TTTeks sebagai “spesies nerasi kompetensi tekstual? Anca- Tentu kita tahu, bahwa para yang mulai mati”? Jelas tidak! man terhadap teks yang panjang penggemar media sosial dan peng- dan teks bermutu adalah ancaman Belakangan ini timbul suara guna aplikasi komunikasi bukan- yang mengerikan. yang pesimis mengenai peranan lah pembaca atau penulis yang kita teks di masa depan. Suara-suara harapkan. Kita tahu bahwa yang Proses degenerasi kompetensi ini bertolak dari filosof Perancis mereka baca dan tulis itu terma- tekstual, berkurangnya minat baca dan pendiri sosiologi Auguste suk jenis teks yang punya dua sifat terhadap teks bermutu etc. tentu Comte (1798-1857) yang pada utama: singkat dan tak bermutu. disebabkan cukup banyak faktor

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 93 lagi melepaskan diri darinya, ma- lah menyatu dengannya. Maklum, ia bisa dibawa ke mana-mana, se- hingga terdapat semacam simbio- sis antara alat dan pengguna. Bila terpisah dari alat, si pengguna bah- kan menderita. Penderitaannya persis seperti orang yang kecan- duan narkoba biasa. Ada sekian banyak dampak penggunan smart-phone yang cukup mengerikan. Termasuk ke- nyataan bahwa di berbagai negara jumlah kecelakaan lalu lintas yang mematikan kini lebih sering dise- dan telah berlangsung sejak bebe- lam upaya mencerdaskan dan babkan sopir pengguna smart- rapa dasawarsa. Di sini, saya ingin memperkaya tiap manusia, tiap ta- phone daripada sopir yang mabuk memfokuskan sebuah faktor yang madun. Alat itu memungkinkan, alkohol. Dan semakin banyak relatif baru, tapi semakin berdam- misalnya, membaca puisi Chairil pengguna smart-phone ditabrak di pak dan sangat pasti akan tetap Anwar sambil mendengarkan mu- jalan, karena tenggelam dalam berdampak di masa depan, mung- sik Mozart ataupun gamelan Jawa. berita tak penting di layar smart- kin dalam skala lebih luas lagi. Fak- Adalah sebuah ironi, bahwa phone-nya dan tidak memperhati- tor itu adalah sebuah alat bernama alat ajaib itu, sang perpustakaan kan mobil atau lampu merah. Yang smart-phone. ilmu dan pengetahuan global, ham- tak kalah memprihatinkan adalah pir sama sekali tidak menyumbang kenyataan, bahwa kehidupan Alat itu sungguh ajaib. Sebuah pada peningkatan akhlak dan budi, sosial, hubungan antar individu, computer mini yang terkoneksi de- melainkan menjadi penyebab se- juga mulai diganggu oleh alat ngan world wide web, sehingga buah perubahan fundamental da- canggih itu. Kita mulai akrab melaluinya pengguna punya akses lam kehidupan manusia yang jus- dengan keadaan di restoran, misal- ke hampir semua bidang pengeta- tru diiringi dampak yang sangat nya, di mana kita menyaksikan ke- huan atau ilmu, kepada jutaan teks merugikan. lompok orang yang duduk di sebu- bermutu, termasuk karya para fil- Berbagai penelitian terhadap ah meja, dan semuanya memain- suf dan pujangga agung, paling penggunaan dan para pengguna kan alat smart-phone-nya. Sudah sedikit dalam bahasa aslinya atau smart-phone menunjukkan hasil ada restoran yang mencoba me- terjemahan ke bahasa Inggris. Se- yang mencemaskan. Kiranya, ke- nyelamatkan suasana komunikatif buah perpustakaan maha besar simpulan utama adalah: Alat itu, dan nyaman dengan memasang tertemukan “di dalam” alat mungil yang mesti menjadi hamba, justru info berbunyi: No Wi-Fi – talk to itu yang dapat kita bawa di saku menjadi tuan yang memperbu- each other! kita, sehingga kapan dan di mana- dak. Ia sanggup menjadi tuan dan Untuk menggambarkan ke- pun dapat kita gunakan, asal ada peneror, karena ia bagaikan sebuah adaan yang ditimbulkan gejala koneksi ke internet. Mestinya, alat narkoba, bagaikan heroin. Penggu- smart-phone para pakar mencipta- itu memberi sumbangan besar da- na atau “penikmat” tak sanggup kan berbagai istilah yang menarik,

94 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 misalnya “burn-out digital” atau dan tidak banal. Maka, dampaknya Sebagai pencinta sastra Indo- “hiperkonektivitas”. Manusia mo- terhadap generasi muda, terhadap nesia dan sebagai orang yang sejak dern pengguna smart-phone me- pelajar, terhadap mereka yang se- lama berupaya memperkenalkan mang selalu siap dan bersedia un- benarnya wajib membaca untuk atau menyebarkan karya sastra tuk dihubungi dan memberi reaksi berkembang menjadi terdidik, bisa Indonesia melalui terjemahan Jer- alias jawaban. Dan karena kecan- dibayangkan. man, pendapat itu cukup menya- duan, ia membutuhkan “panggil- Dulu, di kereta api, di pesawat kitkan. an” yang menjadi semacam stimu- terbang, di ruang tunggu, kita me- Dalam wawancara yang saya lus (rangsangan). Keadaan ini ten- lihat orang-orang membaca buku. beri kepada berbagai media Jer- tu disebabkan juga oleh kebutuh- Itu dulu. Sekarang hampir semua man saya berupaya memberi gam- an manusia untuk berkomunikasi, memainkan sebuah alat canggih baran yang lebih adil dan positif ditambah kebutuhan untuk dipuji. yang mereka pegang di tangannya. tentang dunia sastra Indonesia, na- Inilah yang menjadi dasar kegiatan mun kenyataan bahwa Indonesia Inilah “Para Budak Smart- media sosial seperti facebook, di bukan “negeri pembaca”, dan bah- Phone”, sebuah gambaran karya mana jumlah penerimaan “like” wa khususnya sastra Indonesia ku- seniman Inggris Steve Cutts, seba- sepertinya menentukan derajat si rang diminati, tak mungkin saya gai bahan renungan kita semua. penerima. sangkal dan terpaksa saya benar- Dalam kaitan ini, satu hal su- kan. dah saya sebutkan, yakni kenyataan Kita semua tahu bahwa Indo- Indonesia: Negeri tanpa bahwa yang rata-rata dibaca dan nesia punya masalah dengan mi- Pembaca? ditulis oleh pengguna smart- nat baca6 yang sangat kurang. Ke- Pada tahun yang lalu (2015) In- phone justru teks singkat dan ba- nyataan itu juga sesuai dengan donesia menjadi tamu kehormat- nal. Saya menduga bahwa kesing- data Central Connecticut State an Pameran Buku Internasional katan dan kebanalan demikian University yang disebut di atas. Frankfurt. Media Jerman ramai justru menjauh-kan manusia dari Tentu ini sebuah masalah gawat, memuatkan tulisan atau laporan teks panjang dan bermutu. mengingat bahwa masyarakat tiap tentang budaya dan khususnya Namun, ada yang lebih fatal — negara dituntut berkembang men- sastra Indonesia termasuk jumlah dan menurut saya hal itu benar- jadi knowledge society untuk benar merupakan ancaman bagi buku karya sastra yang terbit tiap menghadapi tantangan dan per- teks yang panjang dan teks bermu- tahun serta jumlah pembaca ber- saingan global. Perihal ini me- tu, bahkan terhadap kehidupan dasarkan berbagai statistika. Ada nyangkut masa depan tiap bangsa, berbudaya pada umumnya— ma- satu “berita” yang cukup menonjol, termasuk bangsa Indonesia. yaitu kesimpulan berbagai warta- nusia modern, manusia baru yang Seperti saya paparkan di atas, wan bahwa sastra Indonesia jarang mulai menjelma di seluruh dunia, knowledge itu (pengetahuan dan dibaca oleh orang Indonesia sen- diganggu terus-menerus oleh alat- ide) terutama terdapat pada teks. diri, bahwa “Indonesia adalah ne- alat digital, yang puncaknya adalah Sehingga dapat dikatakan, bahwa geri tanpa pembaca.” Bahkan ada smart-phone sebagai rekan sebuah membaca berarti memanen yang “simbiosis” yang membuat sakit. wartawan yang karena itu berpen- Karena, dengan simbiosis demiki- dapat bahwa Indonesia sebenarnya an, manusia akan sangat sulit un- tidak pantas menjadi tamu kehor- 6 Berikutnya, “minat baca” selalu saya gunakan tuk mencari konsentrasi terhadap matan pameran buku terbesar di dalam arti “minat baca terhadap teks panjang segala sesuatu yang tidak singkat dunia. dan teks bermutu”.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 95 ditanam otak-otak cerdas. Itulah 1. Menciptakan Suasana mana “tidak terjadi sesuatu.” Pada- cara untuk mencerdaskan diri. Dan Kondusif bagi (calon) hal kesepian adalah prasyarat bagi tentu, pencerdasan bangsa Indone- Pembaca sebuah keadaan yang oleh Cicero, filosof Romawi itu, disebut dengan sia memerlukan upaya untuk me- Ini berkaitan dengan masalah istilah bahasa Latin “otium”, sema- ngubah manusia Indonesia men- yang saya sebutkan di atas, khusus- cam kesenggangan produktif, khu- jadi manusia pembaca. Sebuah du- nya “simbiosis” fatal antara manu- susnya untuk kegiatan intelektual. nia (baru) patut dibuka untuk seba- sia dan alat bernama smart-phone, Peniliti Andre Wilkins dalam nyak mungkin manusia Indonesia, dan secara umum dengan masalah buku terbarunya9 menggambar- yaitu dunia yang —menurut pu- “hiperkonektivas” atau “burn out kan dunia digital atau digitalisasi jangga Jerman Heinrich Heine— digital”. Saya yakin, bahwa masa- kehidupan sebagai penyebab uta- adalah dunia terdahsyat yang dicip- lah-masalah itu sangat relevan da- ma hilangnya “otium” yang subur takan manusia, yakni dunia buku. lam rangka upaya menanam minat itu. Dalam buku menarik itu, ia Masa depan sebuah bangsa se- anak muda terhadap teks panjang juga bercerita tentang para “maes- lalu ada di tangan generasi muda. dan bermutu atau memberdaya- tro/guru digital” di Silicon Valley, Maka dalam upaya mengembang- kan mereka dalam hal kompetensi Amerika. Mereka yang sepertinya kan minat baca, terutama generasi tekstual. sangat sadar akan ancaman atau muda yang perlu difokuskan, khu- Untuk sanggup membaca de- gangguan digital suka menyeko- susnya di Indonesia. Di sebuah ko- ngan jiwa terbuka, mereka perlu lahkan anak mereka di sekolah- lom Harian Kompas7 pada bulan disediakan suasana kondusif. Saya sekolah swasta10 yang didasarkan Agustus 2016 terbaca: membayangkan ruangan nyaman pada prinsip “pendidikan analog” (bisa di sekolah, bisa di semacam (tanpa laptop, smartboard etc.) dan UNESCO melaporkan pada 2012 “taman baca”)8 yang bebas peralat- mementingkan pendidikan “tradi- kemampuan membaca anak-anak an digital. Ruangan harus bersua- sional” (misalnya hitungan kepala Eropa dalam setahun rata-rata sana meditatif-kontemplatif, di dan tulisan tangan) dan juga mem- menghabiskan 25 buku, sedang- mana anak muda sanggup belajar beri tempat luas bagi kesenian, kan Indonesia mencapai titik te- berkonsentrasi kepada sesuatu, kerajinan tangan etc. Kiranya, rendah: 0 persen! Tepatnya 0,001 dalam hal ini teks atau buku. Saya cukup menarik sikap mereka yang persen. Artinya, dari 1000 anak Indonesia, hanya satu anak yang yakin, bahwa kebanyakan anak sendirinya secara aktif begitu giat mampu menghabiskan satu bu- muda —yang sebagian besar su- mendigitalisakan dunia, justru ku dalam setahun. dah juga menjadi budak smart- phone-nya— memang perlu bela- Berikutnya, saya akan me- jar berkonsentrasi. Banyak dari 9 “Analog ist das neue Bio: Eine Navigatio- nyampaikan segelintir ide atau mereka sudah tergantung pada nshilfe durch unsere digitale Welt” (Analog adalah Bio baru: Sebuah petunjuk untuk masukan yang barangkali ber- rangsangan digital, yang selalu bernavigasi di dunia digital), penerbit: manfaat dalam rangka mengubah menuntut mereka bereaksi, se- Metrolit Verlag, Berlin 2015. Sayang sekali, belum ada terjemahan ke bahasa Inggris. orang Indonesia, terutama anak hingga —menurut berbagai pene- 10 Menurut Andre Wilikins, sekolah swasta yang litian— mereka sudah mulai tidak muda menjadi “manusia pem- sangat populer di Silicon Valley adalah baca”. tahan terhadap keadaan sepi, di Sekolah Waldorf yang metode pendidikannya didasarkan pada pedagogik Rudolf Steiner, filosof Jerman dan pendiri aliran antroposofi. Mengenai itu ternyata ada juga sebuah laporan di harian Kompas: http:/ 7 http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/ 8 Alangkah bagus, andai sekolah-sekolah di /tekno.kompas.com/read/2011/11/02/ 18/11140791/menikam.kolonialisme.dan. Indonesia mau dan sanggup/disanggupkan 0646310/Sekolah.Tanpa.Komputer. merdeka.dengan.buku membuka “Taman Baca”. Disukai.Petinggi.Silicon.Valley

96 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 dengan sadar menjauhkan keturu- sejarah etc. Banyak sekali ke- bahwa sajak sangat patut dipilih nan mereka sendiri dari digitalisasi mungkinan. sebagai jenis teks penting dalam yang mereka jalankan tersebut. Dalam semua itu, ada satu hal rangka mengembangkan minat yang sangat penting. Hal yang juga baca anak muda. Saya pun sangat setuju dengan penyair dan budaya- 2.2.2. Memilih Teks yang dimaksudkan esais Inggris Joseph wan Jerman Hans Magnus Enzens- Mendukung Addison (1672-1719) saat ia menu- berger yang berpendapat bahwa Pemilihan teks adalah perihal lis: “Reading is to the mind what anak kecil, bahkan bayi, sebaiknya krusial dalam upaya mengem- exercise is to the body.” Membaca dibacakan sajak. Untuk itu, En- bangkan minat baca anak muda. itu sebuah latihan otak yang mirip zensberger mengumpulkan ratus- Tentu pemilihan teks perlu dise- pentingnya gimnastik bagi raga. an sajak rakyat, rima-rima singkat suaikan dengan umur anak-anak Ini berarti bahwa membaca itu etc.12 Ide yang melatari saran itu yang akan dibimbing menjadi bukan saja bermakna dalam hal adalah kenyataan, bahwa dengan pembaca. Kiranya perlu dibentuk penerimaan informasi atau pemer- terus-menerus mendengarkan semacam panitia yang memikir- kayaan diri melalui ide, melainkan teks berirama dan berbunyi indah kan dan menyarankan teks-teks juga untuk mengasah otak. Ber- yang bermanfaat bagi ke-lompok anak akan mengalami bahasa bagai penelitian neurologis11 mem- sasaran yang berbeda umur itu. sebagai sesuatu yang estetis dan buktikan bahwa membaca dengan Panitia demikian tentu akan ber- menyenangkan. Kiranya, dengan konsentrasi penuh berdampak anggotakan ahli-ahli pendidikan, cara itu cinta terhadap bahasa positif pada fungsi dan kemampu- ahli-ahli psikologi anak etc., dan dapat ditamam di jiwa muda si an otak, sehingga para pakar me- menurut saya wajib beranggota- anak. Sastra Indonesia pun cukup nyimpulkan bahwa “membaca” kan sastrawan sebagai ahli yang kaya dengan sajak, mulai dari pan- patut menjadi bagian penting paling sanggup memilih teks tun sampai puisi Amir Hamzah. dalam rangka “latihan otak”. Maka, bermutu dari khasanah susastra. Tidak sulit untuk menemukan ucapan Voltaire (1694-1778), filosof Jumlah teks bermutu yang ter- sajak yang tepat untuk anak ber- Perancis itu, berbunyi “saat kita sedia sangat besar, khususnya di umur apa pun. bidang susastra. Kiranya, tidak membaca buku yang baik, jiwa akan terlalu sulit mencari teks kita bertumbuh tinggi-tinggi” per- 3) “Mentor Membaca” atau yang sesuai dengan umur anak dari lu dilengkapi menjadi: “jiwa dan Pengajar/Pembimbing sumber sastra daerah, sastra Indo- akal kita bertumbuh tinggi-tinggi”. Membaca nesia modern, dan juga dari sastra Budayawan Jerman Paul internasional yang sudah diterje- Peranan Sajak Deussen (1845-1919) pernah me- mahkan ke bahasa Indonesia. Pas- Di atas, saya telah memberi ke- ngatakan: tilah bermanfaat jika ketiga unsur terangan tentang sebuah jenis teks itu (kedaerahan, keindonesiaan, yang istimewa, sang “karya seni Membaca sebuah buku tebal dan keinternasionalan) dari awal- bahasawi”, teks musikalis berun- kerap tidak lebih menguntung- nya disajikan dalam bentuk teks kan daripada merenungkan da- surkan metrum/irama dan rima, yang terpilih. lam-dalam satu kalimat yang ter- dengan kata lain: sajak. Saya yakin, dapat dalam buku itu. Tentu bukan teks susastra saja yang dapat dipilih. Esai-esai ten- tang tema apa saja, termasuk tema 11 Misalnya dari Universitas Stanford: Stanford 12 Kumpulan itu telah terbit dalam bentuk buku: Report, September 2012: http://news. Allerleirauh - Viele schöne Kinderreime sains, patut dipertimbangkan. Juga stanford.edu/news/2012/september/austen- [Allerleihrauh – Rima-rima Anak yang tulisan tokoh politik atau tokoh reading-fmri-090712.html Indah], penerbit Insel Verlag, Berlin 2012.

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 97 Slave of the Smartphone an pembacaan karya sastra. Telah berkembang industri CD-Audio yang menyediakan banyak sekali novel, juga puisi, dalam bentuk pembacaan oleh pembaca profe- sional yang kebanyakan adalah aktor film terkenal. Banyak pemi- nat sastra memasang CD-Audio demikian saat mengendarai mobil, dan terutama dalam keadaan ma- cet mereka menikmati hiburan melalui teks sastra yang dibaca- kan. Sepertinya, CD-Audio atau file Dengan kata lain: Orang men- jadi perenung. Dengan demikian, berisikan karya sastra yang diba- jadi terdidik bukan dengan hanya si anak dari sendirinya akan sema- cakan belum begitu populer di membaca melainkan dengan me- kin mahir berinterpretasi. Dan Indonesia, walau dalam hal kema- mikirkan yang telah dibaca. Untuk daya interpretasinya akan juga cetan Indonesia tak terkalahkan itu, terutama si anak perlu dibantu bermanfaat dalam menginterpre- oleh negara mana pun. atau dibimbing oleh orang yang trasikan atau memaknai dunia, berkualifikasi menjadi semacam yang dapat dianggap sebuah teks Saya berpendapat, bahwa men- “Mentor Membaca”. Tidak cukup yang sangat luas. Belajar mema- dengarkan teks dari buku bermu- kalau anak-anak disediakan ruang- hami teks berarti belajar memaha- tu (sastra atau nonsastra) dapat an nyaman dan teks-teks bermutu, mi dunia. merupakan pelengkap, bukan alternatif, juga, dan khususnya, mesti ada saat —barangkali dalam Dalam hubungan itu, perlu di- dalam rangka upaya membuat bentuk kursus— di mana teks- tekankan bahwa prioritas segala anak muda tertarik pada teks. teks yang telah mereka baca atas upaya untuk membina si anak Mestinya, pembacaan bagus novel- saran mentor tersebut didiskusi- menjadi pembaca bukanlah ke- novel Pramoedya, Mochtar Lubis, kan secara mendalam bersama inginan untuk menaman moral. Ahmad Tohari etc., juga terjemah- sang mentor. Dan seandainya Anak menjadi manusia baik dan an novel-novel sastra dunia, dise- mentor itu adalah sastrawan, cara bermoral, bukan terutama dengan diakan dalam bentuk file yang bisa mendiskusikan teks dapat diba- membaca, melainkan dengan di- diunduh lalu didengar, misalnya yangkan akan berbeda dengan beri contoh yang baik, dari orang melalui smart-phone. Barangkali cara kebanyakan guru bahasa tuanya, dari gurunya, dari ling- ke-mungkinan itu juga akan dapat Indonesia yang takluk kepada kungannya. Dengan banyak mem- me-nyumbang pada tumbuhnya kurikulum dan metode tertentu baca, si anak terutama akan men- kesadar-an anak muda bahwa alat dan belum pasti menjadi pencinta jadi manusia pintar dan berpenge- canggih itu pada dasarnya dapat sastra atau buku pada umumnya. tahuan, pribadi yang kritis dan dimanfaatkan untuk banyak hal Sangatlah penting, bahwa diskusi skeptis. Itu penting untuk diingat. tentang teks sebebas dan sesantai yang memperkaya, bukan cuma mungkin, bukan bertujuan meng- untuk hiburan atau komunikasi hasilkan interpretasi tertentu, apa- 4) Mendengarkan teks sebagai banal. lagi dengan maksud menyampai- pelengkap Catatan Penutup kan ajaran atau pesan kepada anak Di Jerman, sejak beberapa yang telah membaca. Mentor lebih dasawarsa, cukup banyak orang Saya yakin, bahwa banyak hal baik mengajak si anak untuk men- mulai suka mendengarkan rekam- yang saya sampaikan di atas disa-

98 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 dari oleh mereka yang giat dalam ngan? Siapa akan memberi contoh menatap kosong dalam bisu. gerakan yang di Indonesia disebut kepada mereka dalam hal mem- Barangkali dalam keadaan hening. “Gerakan Literasi Nasional”. Tapi, baca dengan sungguh-sungguh? Mungkin banyak dari mereka buta barangkali ada juga segilintir ide Maka, saya pesimis. Bahkan, huruf, tak berpendidikan formal. atau masukan yang dapat dipan- untuk tulisan ini, saya pada awalnya Namun, di antara mereka pastilah dang bermanfaat dalam diskursus mempertimbangkan judul: “Sakra- banyak yang masih akrab dengan mengenai “literasi” di Indonesia, tul Maut Teks Panjang dan Teks cerita-cerita wayang kulit, dengan walau paparan saya sama sekali alunan suara gamelan. Kemung- tidak komprehensif. Bermutu”. Kelewat dramatis, ten- tu, juga berlebihan. Akhirnya saya kinan besar mereka, yang tidak Semoga upaya-upaya untuk memilih judul yang terinspirasi tahu banyak tentang dunia luar, memperkaya sebanyak mungkin masih berakar kukuh dalam buda- manusia Indonesia melalui teks oleh judul sebuah orasi Emha ya, dalam sastra, dalam khasanah ber-mutu akan segera membawa Ainun Najib berbunyi “Belajar hasil nyata. Tidak berlebihan, Manusia Kepada Sastra”.13 tradisi lisan mereka sendiri. Mere- ka buta huruf, namun cukup “lite- kalau upaya demikian diberi nama Seperti judul itu, judul tulisan rat”, cukup terdidik. Ada sesuatu “perjuangan nasional”. ini (“Belajar Dunia kepada Teks”) yang paradoks di situ. Sebenarnya, saya sendiri tidak boleh juga dipahami sebagai kali- optimis mengenai masa depan mat perintah. Yang penting, kita teks sebagai alat atau sumber uta- tidak boleh menyerah dalam per- ma manusia dalam mengembang- juangan untuk teks dan buku, per- kan diri menjadi makhluk berilmu, juangan untuk masa depan yang berpengetahuan dan berpikir. beradab. Gerakan yang di Indo- Berbagai pengalaman pribadi ikut nesia disebut “Gerakan Literasi membuat saya pesi-mis, terutama Nasional” wajib dilaksanakan, Berthold menyaksikan mahasiswa saya wajib juga dirancang berdasarkan Damshäuser, yang semakin segan membaca, lahir 1957 di multikompleksitas masalah yang terutama teks panjang, dan suka Wanne-Eickel, dihadapi. Jerman. Pengajar menyusun tulisan “ilmiah” berda- di Institut für sarkan prinsip copy & paste. Secara Sebagai renungan penutup: Orient und Asien- umum, saya berkesan, bahwa cara Dulu, di tahun 70an —saat berke- wissenschaften, (IOA) Universitas hidup manusia modern dalam liling di Indonesia, misalnya di Bonn dan Pemim- masyarakat kapitalistis-konsum- pedesaan Jawa— saya melihat pin redaksi Orien- tierungen ini dikenal sebagai pener- ptif-hedonistis bertolak belakang begitu banyak manusia duduk di jemah puisi Jerman ke bahasa Indo- dengan prinsip “otium” atau ke- depan rumah, di sebuah bangku, nesia dan puisi Indonesia ke bahasa senggangan subur yang saya Jerman. Bersama Agus R. Sarjono men- sebutkan di atas. Manusia akan jadi editor Seri Puisi Jerman yang terbit semakin sibuk main-main dengan sejak tahun 2003. Tahun 2010 ia dipilih oleh Kementerian Luar Negeri RI alat penghibur yang canggih, apa- menjadi Presidential Friend of Indonesia. lagi saat ia akan ditawari “realitas 13 Orasi Budaya Emha Ainun Nadjib pada Bukunya terbaru adalah Sprachfeur acara 50 Tahun Majalah Sastra Horison, virtual” untuk menenggelamkan (2015), berupa antologi terjemahan di Taman Ismail Marzuki (TIM), puisi Indonesia modern dalam bahasa diri di dalamnya. Apa anak muda Jakarta, Selasa, 26 Juli 2016. Teksnya Jerman, serta buku Ini Itu Indonesia: masih akan melihat banyak orang terakses di: http://www.horison- Pandangan Seorang Jerman (2015) yang online.com/catatan-kebudayaan/ berupa kumpulan tulisannya tentang dewasa, termasuk orang tuanya catatan-kebudayaan/56-belajar-manusia- bahasa, sastra, dan budaya Indonesia. sendiri, memegang buku di ta- kepada-sastra.html

P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17 99 GLOSARIUM Sastra Sejarah

IRSYAD MOHAMMAD

astra sejarah mengisahkan satu Inilah yang mempengaruhi bagai- Seringkali seorang sastrawan Scerita yang ada di masa lalu mana orang-orang di dalam ma- menulis sastra sejarah karena di- dan mengacu pada pengetahuan syarakat bertindak dan memben- gerakkan oleh tujuan untuk mem- seja-rah, biasanya didasarkan pada tuk keputusan. Sastra sejarah men- pengaruhi dan membentuk masa latar (setting) yang nyata dan/atau cerminkan budaya dan masyara- kini dan/atau masa depan sesuai ka-dang-kadang menghadirkan kat dari periode waktu di mana ia dengan idealisasinya kemudian tokoh atau orang-orang bersejarah ditetapkan, yang kemudian mem- memilih sebuah latar dan/atau to- yang nyata. Suatu sastra sejarah bantu membentuk budaya masa koh sejarah tertentu yang diang- ditulis dengan kepercayaan bahwa depan dengan memberi kita con- gapnya cocok bagi gagasannya me- seba-gai sebuah masyarakat, kita toh tentang kesalahan dan keme- ngenai masa kini atau masa depan. nangan nenek moyang kita, yang didi-dik oleh sastra semacam ini, Les Misérables dan Hernani kemudian kita pelajari di masa kini yaitu dengan belajar dari kesalah- karya Victor Hugo, misalnya, dapat bagi membangun masa depan. an-kesalahan, tauladan, serta peris- dijadikan contoh. Novel ini penuh tiwa yang terjadi di masa lalu. De- Sastra sejarah membentuk dengan tema kebangkitan dan per- ngan ini, maka masyarakat men- budaya pada periode waktu yang tobatan dalam budaya, sebagaima- dapat kemampuan untuk mening- berbeda, tergantung pada kapan ia na mengacu pada masa restorasi di Prancis tahun 1930an. Ketidak- katkan kerjasama, kolaborasi, dan ditulis dibandingkan dengan latar adilan sosial dan kebutuhan eks- solidaritas kita sebagai suatu bang- waktu yang dipilih bagi sastra sejarah tersebut. Sebuah tulisan trem untuk reformasi tercermin sa, bahkan solidaritas kita sebagai yang ditulis tentang sebuah peris- sangat kuat dalam novel ini. Novel suatu komunitas internasional. tiwa yang terjadi di masa lalu, ini juga menegaskan pentingnya Sastra sejarah mencerminkan misalnya, akan justru membentuk cinta dan kasih sayang dalam ma- masyarakat pada suatu periode budaya pada saat dan zaman sastra syarakat, serta pentingnya kerjasa- waktu yang ditetapkan dalam kar- sejarah itu ditulis. Mengapa demi- ma antara semua kita. Selain itu ya sastra tersebut. Meskipun demi- kian? Karena karya sastra sejarah novel ini menunjukkan adanya te- kian, seringkali sastra sejarah jus- disadari atau tidak diniatkan untuk kanan dampak luar biasa besar tru menggunakan masa lalu seba- menunjukkan apa yang telah ter- dan berjangka panjang dari Revo- gai alat untuk membentuk masya- jadi di masa lalu, positif dan nega- lusi Prancis terhadap masyarakat rakat dan budaya masa depan, yai- tif, sehingga kita dapat belajar dari Prancis pada saat novel tersebut tu dengan menunjukkan hal-hal unsur-unsur penyebab kejadian di ditulis. yang terjadi di masa lalu yang se- masa lalu itu serta bagaimana ke- Novel sejarah Burung-burung harusnya mesti atau seharusnya putusan yang diambil di masa lalu Manyar Mangunwijaya maupun tidak, diulang. —negatif maupun positif—mem- Bumi Manusia Pramoedya Ananta Secara umum, budaya adalah beri dampak pada kehidupan ma- Toer ditulis justu bagi zaman ini. istilah bagi gagasan umum kolek- syarakat di zaman yang dipilih se- tif, adat istiadat, dan perilaku sosial bagai latar suatu karya sastra seja- Irsyad Mohammad, mahasiswa Jurus- orang atau masyarakat tertentu. rah. an Sejarah, FIB, UI Depok.

100 P U S A T, N 0. 12 / 2 0 17