Sastra Dan Perdagangan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
EDISI 15. T AHUN 2018 MAJALAH SASTRA SASTRA DAN PERDAGANGAN Mata Air Marhalim Zaini Taman Boy Riza Utama Iyut Fitra Karta Kusumah Hary B. Kori’un Telaah Peni Adji Mozaik Saifur Rohman Cubitan Mashuri Seni adalah jalan yang indah dalam melakukan sesuatu. Embun Ilmu adalah cara yang efektif dalam melakukan sesuatu. EDISI 1 A. Rozak Zaidan Bisnis adalah cara ekonomi dalam melakukan sesuatu. 5 . T AHUN 2018 Sisipan Mastera Elbert Hubbard (1859-1915) ISSN 2086-3934 9 772086 393437 EDISI 15. TAHUN 2018 PENDAPA PUSAT Sastra dan Pasar Majalah Sastra Diterbitkan oleh icara mengenai sastra dan pasar tentu saja akan membicarakan sistem Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa reproduksi sebuah karya sastra yakni bagaimana sebuah karya sastra Jalan Daksinapati Barat IV Bdiolah untuk sampai ke tangan pembaca. Dalam hal ini adalah bagaimana Rawamangun, Jakarta 13220 sebuah karya sastra diterbitkan, dipasarkan, disebarkan hingga sampai Pos-el: [email protected] ke tangan pembacanya. Di sisi yang lain juga tentunya akan menyinggung Telp. (021) 4706288, 4896558 bagaimana sebuah karya sastra sebaga bahan komoditi, sebagai sebuah produk Faksimile (021) 4750407 yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masalah modal. Karya sastra sebut saja sebuah novel akan menjadi populer ketika dicetak ISSN diterbitkan dan kemudian dipromosikan melalui berbagai cara, iklan, temu pengarang, dan lainnya secara gencar. Peran toko buku pun juga menjadi Penanggung Jawab: penting untuk pemasaran sebuah karya sastra. Bahkan, kritik yang sensasional Prof. Dr. Dadang Sunendar, M. Hum. pun dapat dikatakan sebagai sebuah promosi bagi sebuah karya sastra. Sebuah Redaktur: karya juga seringkali dituduh sebagai karya yang mengikuti selera pasar. Dr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd. Di sisi yang lain, karya puisi, misalnya, seringkali dihindari penerbit karena Dr. Ganjar Harimansyah pangsapasarnya tertentu. Beberapa penyair bahkan menerbitkan karyanya Prof. Dr. Budi Darma sendiri dengan modal sendiri. Oleh sebab itu, hubungan antara karya sastra dan Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono pemilik modal tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Putu Wijaya Di era digital saat ini ketika penerbit digantikan dengan laman di internet tentunya pola reproduksi karya sastra pun sedikit berubah. Apabila sebelumnya Penyunting/Editor: seorang pengarang harus menunggu lowongnya penerbit untuk dapat Ferdinandus Moses menerbitkan karyanya, atau berebut ruang di surat kabar dan majalah agar Dwi Agus Erinita dapat memuat karya sastranya. Kini, seorang pengarang dapat membuat laman sendiri dan memuatkan karyanya di laman tersebut dan akhirnya dikenal oleh Ilustrator masyarakat. Apabila sebelumnya peran editor menjadi sangat penting, kini di Riko Rachmat Setiawan era digital peran editorpun menjadi berkurang. Penata Letak Era digital pun juga memungkinkan pemasaran karya sastra lebih luas. Riko Rachmat Setiawan Toko-toko online menjadi sarana alternatif pemasaran karya sastra. Dengan adanya toko-toko tersebut sebuah karya yang dipajang tidak terancam dengan Sekretariat: masalah retur yang seringkali menghantui karya sastra yang dipajang di toko Dra. Suryami, M.Pd. buku. Hal lain yang menguntungkan dengan pemasaran online ini adalah Lince Siagian, S.E keterjangkauan wilayah pembeli. Seseorang dapat membeli sebuah karya sastra Siti Sulastri walaupun berada di pelosok desa. Modal dan pemiliknya menjadi sangat penting bagi sebuah karya sastra sebenarnya sudah muncul saat Indonesia belum merdeka. Salah satunya adalah ketika roman medan terbit di tahun 1930-an. Roman medan diterbitkan oleh penerbit pribumi dengan modal pribumi. Ideologi yang muncul di dalam roman tersebut menjadi berbeda dengan ideologi karya sastra yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Roman medan mengemukakan hal-hal yang tidak dapat dikemukakan oleh karya sastra terbitan Balai Pustaka. Salah satunya yang diungkapkan dalam karya roman tersebut adalah semangat nasionalisme. Sebagai karya budaya karya sastra juga selain memerlukan modal ekonomi juga memerlukan modal budaya. Modal budaya merupakan hal yang cukup penting bagi keberlangsungan reproduksi sebuah karya sastra. Sebuah majalah sastra misalnya akan bertahan penerbitannya ketika memiliki modal budaya yang kuat. Ketika orang-orang yang mengelolanya memiliki semangat kuat untuk terus mempertahankan penerbitan majalahnya walaupun mungkin pembaca majalah tersebut sangat terbatas. (ENM) PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI EDISI 15/TAHUN 15/TAHUN 2018 2018 1 DAFTAR ISI PENDAPA TELAAH Erlis Nur Mujiningsih S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum. Identitas Perempuan Tionghoa dalam Sastra Diaspora Indonesia MATA AIR Only A Girl Karya Lian Gouw Marhalim Zaini Sastra, Maritim, Perdagangan 4 35 CUBITAN Mashuri Asal-Usul Ranah Pertaruhan Sastra 48 EMBUN Rian Andri Prasetya TAMAN Imaji dalam Puisi 107 Puisi-Puisi Boy Riza Utama 7 Dari Imaji ke Imajinasi 108 Puisi-Puisi Iyut Fitra 12 Jenis-Jenis Imajinasi 109 Drama Karta Kusuma 16 SECANGKIR TEH F. Moses Jangan bilang nggak mengerti. Kalian ‘Nyanyian Juru Tulis’ 110 itu cukup mengerti atas kalian inginkan Pramoedya Ananta Toer Lakuaknlah yang terbaik untuk Indonesia dan diri kalian sendiri. Jangan berlagak bodoh. Kalian punya semua untuk menyatukan seluruh ‘angkatan muda’ 2 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 LEMBARAN MASTERA Brunei Darussalam Puisi Shukri Zain PUSTAKA Puisi Z. A. Brunei Yulfi Zawarnis Cerita Pendek Sri Munawwarah H. A. L. Resensi Buku 114 52 68 Melipat Petang ke dalam Kain Ibu Indonesia Esai Afrizal Malna Puisi Didi Tri Riyadi Cerita Pendek Eka Kurniawan GLOSARIUM Puisi Goenawan S. Mohamad Marhalim Zaini 69 84 123 Aliterasi Demokritos pernah mengatakan bahwa “bahasa Malaysia manusia itu berasal dari bunyi-bunyi tertentu.” Puisi Sit Zainan Ismail Puisi Mohd. Ramly Cerita Pendek Lee Keok Chic 85 94 Singapura Cerita Pendek M. Khairool Haque Puisi Noor Aisya Puisi Nordita Taib MOZAIK 95 106 Saifur Rohman Membaca Putu Wijaya: Menambalsulam Retakan Wacana Kebenaran 117 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 3 MATA AIR SASTRA, MARITIM, PERDAGANGAN Oleh Marhalim Zaini “Bahasa Melayu sejak dahulu tidak hanya merupakan bahasa bagi etnos tertentu, tetapi juga merupakan lingua franca, atau sebagai sarana hubungan perdagangan, kebudayaan, dan keagamaan bagi penduduk di kawasan yang mempunyai bahasa-bahasa...,” (V.I. Braginsky, 1998). Sebelum Portugis menguasai kerajaan Malaka (1511)—sebagaimana catatan Tome Pires yang pernah tinggal di Malaka (1512-1515)—pelayaran dan perdagangan sangat ramai dengan sistem perdagangan yang terbesar di zaman itu. Pires menggambarkan bagaimana sistem pelayaran berikut komoditas perdagangannya, yang telah dihubungkan oleh peran Malaka, dengan jalur-jalur: ke Barat sampai India, Persia, Arab, Syria, Afrika Timur, dan Laut Tengah. Ke Utara sampai Siam dan Pegu. Ke Timur sampai China dan Jepang. Selat Malaka—sebagai salah satu penghubung perdagangan selain Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Makassar, Laut Maluku (Lombard, 2005)—yang menyatukan daerah pantai Timur dan pantai barat Semenanjung, menjadi jalur perdagangan laut bahkan sejak abad ke-1 M, terutama pelayaran dan perdagangan dari China dan Nusantara ke Laut Tengah, dan sebaliknya (Hamid, 2013). Hubungan China dengan negeri Melayu ini, berlangsung sangat lama, karena Selat Malaka adalah ruang perlintasan kapal-kapal China, sampai kerajaan Malaka berdiri. Tapi kita semua mengetahui, bahwa faktor terbesar yang membuat Selat Malaka menjadi demikian masyhur di kala itu selain ruang perlintasan yang strategis adalah juga peran bahasa. Reid (dalam Collin, 2005: 32) menyebutkan bahasa Melayu memiliki posisi istimewa pada “Abad Perdagangan.” Para pedagang dari kota besar saat itu diklasifikasikan sebagai orang Melayu karena berbicara dalam 4 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MATA AIR bahasa itu dan memeluk agama melampaui cakupan fungsi dan strategis Selat Melaka sebagai Islam, walaupun keturunannya bahasa-bahasa yang diketahui ruang peradaban maritim dan berasal dari Jawa, Mon, India, Cina, yang ada di Eropa. Bahasa Melayu, faktor bahasa Melayu sebagai dan Filipina. kata Collin, seperti bahasa Latin lingua franca, terkhusus di dunia Bahasa Melayu pada perkemba- di Eropa. Perumpamaan dan atau perdagangan. Sebagai lingua ngannya justru menunjukkan perbandingan ini dipakai oleh franca, bahasa Melayu meliuk dari keung-gulannya dalam berbagai Gubernur Portugis, Antonio Galvao, ranah satu ke ranah yang lain, bidang ilmu, perdagangan, di Maluku (1536-1539), untuk tentu termasuk ke ranah sastra diplomasi, agama, dan sastra. menunjukkan keunggulan bahasa sebagai “nyawa” dari hidupnya Menjadi bahasa yang paling Melayu, seperti halnya bahasa Latin bahasa. Kita tahu, betapa syair, berpengaruh di Asia Tenggara, di Eropa. Bahkan perumpamaan pantun, gurindam, dan sejenisnya dan masuk dalam lima penutur itu disambung oleh Collin, “bahasa telah menjadi “bahasa istimewa” terbesar di dunia. Menurut Collin Melayu sebenarnya adalah bahasa yang mampu memperlihat-kan dalam bukunya Bahasa Melayu, Latin di Kepulauan Nusantara.” ekspresi khas orang Melayu Bahasa Dunia (2005), peran dan Maka segera kita dapat melihat dalam berkomunikasi, baik dalam posisi bahasa Melayu benar-benar hubungan erat antara letak percakapan keseharian maupun PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 5 MATA AIR dalam ruang diplomasi, baik di “Sastra Kepulauan” atau “Gerakan Maka “kami telah meninggalkan pasar maupun di istana. Sastra Kepulauan” di tahun engkau,” kata Sutan Takdir Simaklah misalnya bagaimana 2000-an. Terlepas dari arah Alisjahbana dalam