EDISI 15. T AHUN 2018

MAJALAH SASTRA SASTRA DAN PERDAGANGAN

Mata Air Marhalim Zaini

Taman Boy Riza Utama Iyut Fitra Karta Kusumah Hary B. Kori’un

Telaah Peni Adji

Mozaik Saifur Rohman

Cubitan Mashuri

Seni adalah jalan yang indah dalam melakukan sesuatu. Embun Ilmu adalah cara yang efektif dalam melakukan sesuatu. EDISI 1 A. Rozak Zaidan Bisnis adalah cara ekonomi dalam melakukan sesuatu. 5 . T AHUN 2018 Sisipan Mastera Elbert Hubbard (1859-1915)

ISSN 2086-3934

9 772086 393437 EDISI 15. TAHUN 2018 PENDAPA

PUSAT Sastra dan Pasar Majalah Sastra Diterbitkan oleh icara mengenai sastra dan pasar tentu saja akan membicarakan sistem Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa reproduksi sebuah karya sastra yakni bagaimana sebuah karya sastra Jalan Daksinapati Barat IV Bdiolah untuk sampai ke tangan pembaca. Dalam hal ini adalah bagaimana Rawamangun, Jakarta 13220 sebuah karya sastra diterbitkan, dipasarkan, disebarkan hingga sampai Pos-el: [email protected] ke tangan pembacanya. Di sisi yang lain juga tentunya akan menyinggung Telp. (021) 4706288, 4896558 bagaimana sebuah karya sastra sebaga bahan komoditi, sebagai sebuah produk Faksimile (021) 4750407 yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masalah modal. Karya sastra sebut saja sebuah novel akan menjadi populer ketika dicetak ISSN diterbitkan dan kemudian dipromosikan melalui berbagai cara, iklan, temu pengarang, dan lainnya secara gencar. Peran toko buku pun juga menjadi Penanggung Jawab: penting untuk pemasaran sebuah karya sastra. Bahkan, kritik yang sensasional Prof. Dr. Dadang Sunendar, M. Hum. pun dapat dikatakan sebagai sebuah promosi bagi sebuah karya sastra. Sebuah Redaktur: karya juga seringkali dituduh sebagai karya yang mengikuti selera pasar. Dr. Hurip Danu Ismadi, M.Pd. Di sisi yang lain, karya puisi, misalnya, seringkali dihindari penerbit karena Dr. Ganjar Harimansyah pangsapasarnya tertentu. Beberapa penyair bahkan menerbitkan karyanya Prof. Dr. Budi Darma sendiri dengan modal sendiri. Oleh sebab itu, hubungan antara karya sastra dan Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono pemilik modal tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Putu Wijaya Di era digital saat ini ketika penerbit digantikan dengan laman di internet tentunya pola reproduksi karya sastra pun sedikit berubah. Apabila sebelumnya Penyunting/Editor: seorang pengarang harus menunggu lowongnya penerbit untuk dapat Ferdinandus Moses menerbitkan karyanya, atau berebut ruang di surat kabar dan majalah agar Dwi Agus Erinita dapat memuat karya sastranya. Kini, seorang pengarang dapat membuat laman sendiri dan memuatkan karyanya di laman tersebut dan akhirnya dikenal oleh Ilustrator masyarakat. Apabila sebelumnya peran editor menjadi sangat penting, kini di Riko Rachmat Setiawan era digital peran editorpun menjadi berkurang. Penata Letak Era digital pun juga memungkinkan pemasaran karya sastra lebih luas. Riko Rachmat Setiawan Toko-toko online menjadi sarana alternatif pemasaran karya sastra. Dengan adanya toko-toko tersebut sebuah karya yang dipajang tidak terancam dengan Sekretariat: masalah retur yang seringkali menghantui karya sastra yang dipajang di toko Dra. Suryami, M.Pd. buku. Hal lain yang menguntungkan dengan pemasaran online ini adalah Lince Siagian, S.E keterjangkauan wilayah pembeli. Seseorang dapat membeli sebuah karya sastra Siti Sulastri walaupun berada di pelosok desa.

Modal dan pemiliknya menjadi sangat penting bagi sebuah karya sastra sebenarnya sudah muncul saat belum merdeka. Salah satunya adalah ketika roman medan terbit di tahun 1930-an. Roman medan diterbitkan oleh penerbit pribumi dengan modal pribumi. Ideologi yang muncul di dalam roman tersebut menjadi berbeda dengan ideologi karya sastra yang diterbitkan oleh Balai Pustaka. Roman medan mengemukakan hal-hal yang tidak dapat dikemukakan oleh karya sastra terbitan Balai Pustaka. Salah satunya yang diungkapkan dalam karya roman tersebut adalah semangat nasionalisme. Sebagai karya budaya karya sastra juga selain memerlukan modal ekonomi juga memerlukan modal budaya. Modal budaya merupakan hal yang cukup penting bagi keberlangsungan reproduksi sebuah karya sastra. Sebuah majalah sastra misalnya akan bertahan penerbitannya ketika memiliki modal budaya yang kuat. Ketika orang-orang yang mengelolanya memiliki semangat kuat untuk terus mempertahankan penerbitan majalahnya walaupun mungkin pembaca majalah tersebut sangat terbatas. (ENM)

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI EDISI 15/TAHUN 15/TAHUN 2018 2018 1 DAFTAR ISI PENDAPA TELAAH Erlis Nur Mujiningsih S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum. Identitas Perempuan Tionghoa dalam Sastra Diaspora Indonesia MATA AIR Only A Girl Karya Lian Gouw Marhalim Zaini Sastra, Maritim, Perdagangan 4 35

CUBITAN Mashuri Asal-Usul Ranah Pertaruhan Sastra 48

EMBUN Rian Andri Prasetya TAMAN Imaji dalam Puisi 107 Puisi-Puisi Boy Riza Utama 7 Dari Imaji ke Imajinasi 108 Puisi-Puisi Iyut Fitra 12 Jenis-Jenis Imajinasi 109 Drama Karta Kusuma 16

SECANGKIR TEH F. Moses Jangan bilang nggak mengerti. Kalian ‘Nyanyian Juru Tulis’ 110 itu cukup mengerti atas kalian inginkan Pramoedya Ananta Toer Lakuaknlah yang terbaik untuk Indonesia dan diri kalian sendiri. Jangan berlagak bodoh. Kalian punya semua untuk menyatukan seluruh ‘angkatan muda’

2 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 LEMBARAN MASTERA

Brunei Darussalam Puisi Shukri Zain PUSTAKA Puisi Z. A. Yulfi Zawarnis Cerita Pendek Sri Munawwarah H. A. L. Resensi Buku 114 52 68 Melipat Petang ke dalam Kain Ibu Indonesia Esai Afrizal Malna Puisi Didi Tri Riyadi Cerita Pendek Eka Kurniawan GLOSARIUM Puisi Goenawan S. Mohamad Marhalim Zaini 69 84 123 Aliterasi Demokritos pernah mengatakan bahwa “bahasa manusia itu berasal dari bunyi-bunyi tertentu.” Puisi Sit Zainan Ismail Puisi Mohd. Ramly Cerita Pendek Lee Keok Chic 85 94

Singapura Cerita Pendek M. Khairool Haque Puisi Noor Aisya Puisi Nordita Taib MOZAIK 95 106 Saifur Rohman Membaca Putu Wijaya: Menambalsulam Retakan Wacana Kebenaran 117

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 3 MATA AIR SASTRA, MARITIM, PERDAGANGAN

Oleh Marhalim Zaini

“Bahasa Melayu sejak dahulu tidak hanya merupakan bahasa bagi etnos tertentu, tetapi juga merupakan lingua franca, atau sebagai sarana hubungan perdagangan, kebudayaan, dan keagamaan bagi penduduk di kawasan yang mempunyai bahasa-bahasa...,” (V.I. Braginsky, 1998).

Sebelum Portugis menguasai kerajaan Malaka (1511)—sebagaimana catatan Tome Pires yang pernah tinggal di Malaka (1512-1515)—pelayaran dan perdagangan sangat ramai dengan sistem perdagangan yang terbesar di zaman itu. Pires menggambarkan bagaimana sistem pelayaran berikut komoditas perdagangannya, yang telah dihubungkan oleh peran Malaka, dengan jalur-jalur: ke Barat sampai India, Persia, Arab, Syria, Afrika Timur, dan Laut Tengah. Ke Utara sampai Siam dan Pegu. Ke Timur sampai China dan Jepang. Selat Malaka—sebagai salah satu penghubung perdagangan selain Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Makassar, Laut Maluku (Lombard, 2005)—yang menyatukan daerah pantai Timur dan pantai barat Semenanjung, menjadi jalur perdagangan laut bahkan sejak abad ke-1 M, terutama pelayaran dan perdagangan dari China dan ke Laut Tengah, dan sebaliknya (Hamid, 2013). Hubungan China dengan negeri Melayu ini, berlangsung sangat lama, karena Selat Malaka adalah ruang perlintasan kapal-kapal China, sampai kerajaan Malaka berdiri. Tapi kita semua mengetahui, bahwa faktor terbesar yang membuat Selat Malaka menjadi demikian masyhur di kala itu selain ruang perlintasan yang strategis adalah juga peran bahasa. Reid (dalam Collin, 2005: 32) menyebutkan bahasa Melayu memiliki posisi istimewa pada “Abad Perdagangan.” Para pedagang dari

kota besar saat itu diklasifikasikan sebagai orang Melayu karena berbicara dalam

4 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MATA AIR

bahasa itu dan memeluk agama melampaui cakupan fungsi dan strategis Selat Melaka sebagai Islam, walaupun keturunannya bahasa-bahasa yang diketahui ruang peradaban maritim dan berasal dari Jawa, Mon, India, Cina, yang ada di Eropa. Bahasa Melayu, faktor bahasa Melayu sebagai dan Filipina. kata Collin, seperti bahasa Latin lingua franca, terkhusus di dunia Bahasa Melayu pada perkemba- di Eropa. Perumpamaan dan atau perdagangan. Sebagai lingua ngannya justru menunjukkan perbandingan ini dipakai oleh franca, bahasa Melayu meliuk dari keung-gulannya dalam berbagai Gubernur Portugis, Antonio Galvao, ranah satu ke ranah yang lain, bidang ilmu, perdagangan, di Maluku (1536-1539), untuk tentu termasuk ke ranah sastra diplomasi, agama, dan sastra. menunjukkan keunggulan bahasa sebagai “nyawa” dari hidupnya Menjadi bahasa yang paling Melayu, seperti halnya bahasa Latin bahasa. Kita tahu, betapa syair, berpengaruh di Asia Tenggara, di Eropa. Bahkan perumpamaan pantun, gurindam, dan sejenisnya dan masuk dalam lima penutur itu disambung oleh Collin, “bahasa telah menjadi “bahasa istimewa” terbesar di dunia. Menurut Collin Melayu sebenarnya adalah bahasa yang mampu memperlihat-kan dalam bukunya Bahasa Melayu, Latin di Kepulauan Nusantara.” ekspresi khas orang Melayu Bahasa Dunia (2005), peran dan Maka segera kita dapat melihat dalam berkomunikasi, baik dalam posisi bahasa Melayu benar-benar hubungan erat antara letak percakapan keseharian maupun

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 5 MATA AIR dalam ruang diplomasi, baik di “Sastra Kepulauan” atau “Gerakan Maka “kami telah meninggalkan pasar maupun di istana. Sastra Kepulauan” di tahun engkau,” kata Sutan Takdir Simaklah misalnya bagaimana 2000-an. Terlepas dari arah Alisjahbana dalam puisinya Menuju baris-baris surat tertua berbahasa gerakan itu ke mana, kita tentu ke Laut. Hidup nyaman di “tasik Melayu pada abad ke-17 (dicatat tetap dapat melihatnya sebagai yang tenang tiada beriak/diteduhi oleh Valentyn dan tersimpan di Ing- ikhtiar dan peran penyair untuk gunung yang rimbun/dari angin gris). Bagaimana indahnya bahasa mengembalikan kesadaran bahwa dan topan.” Meskipun kemudian surat Sultan Iskandar Muda, raja potensi “kemaritiman” kita telah ketika tak lagi ia lihat “ombak riak Kerajaan Aceh, kepada King James melahirkan tradisi “sastra maritim” berkejar-kejaran/di gelanggang I, untuk menolak memberi izin itu sendiri. Maka kesadaran biru di tepi langit,” Takdir tak tahan, kepada pedagang Inggris untuk semacam ini, bukan tanpa alasan tak bisa rupanya ia berpaling dari mendirikan pos di sepanjang pantai ketika tradisi lisan kita pun sangat laut, “sejak itu jiwa gelisah/selalu Sumatera. Tidak hanya surat-surat, bersebati dengan laut. Mantera- berjuang tiada reda/ketenagan tapi juga lisensi perdagangan, per- mantera para pelaut saat “turun ke lama serasa beku/gunung pelindung janjian kontrak, sejarah, syair, buku laut” yang disepah, dijampa-jampi, rasa pengalang/berontak hati ketuhanan, dan sebagainya. Maka adalah puisi. Syair-syair, pantun- hendak bebas/menyerang segala tersebutlah bahwa pada masa ini, pantun, yang didendangkan ke apa mengadang.” literasi (sastra) berbahasa Melayu langit, dalam setiap ritual mereka, Jika kita sepakat dengan Ignas berada di puncaknya. Kita bisa me- adalah puisi-puisi doa. Puisi, adalah Kleden, yang menandaskan bahwa nyebut sejumlah karya sastra klasik juga bahasa percakapan dengan “laut dan kelautan adalah sebuah terbesar Melayu seperti Malay alam, dengan laut. Puisi, sepertinya pola pikir, suatu cara memandang Annals atau Sulalatus Salatin. yang paling mengerti bahasa dunia, suatu weltanschauung,” Selain itu kaya besar lain yang gelombang, bahasa hempasan, maka sastra Melayu, adalah tempat ditulis di Aceh seperti Taj-al-Salatin bahasa pasir, bahasa buih. kita melihat weltanschauung itu, oleh Bukhari al-Jauhari, Bustan al- Meskipun, bukan tanpa masalah atau ideologi, atau world view. Salatin oleh Nurudin al-Raniri, dan ketika laut dan darat menjadi ruang Setidaknya Hamzah Fansuri, Hikayat Aceh oleh Syam-suddin perdebatan baru di dunia modern melalui syair “Perahu” misalnya, Pasai. hari ini. Ketika halaman depan menunjukkan bahwa sastra Melayu Dan laut, dunia peradaban kita bertukar dari laut ke kota. telah meluaskan pandangan kita maritim, pada gilirannya seolah Maka daratan dan tanah kemudian terhadap “laut yang fungsional” itu, menjadi aspek yang tidak bisa semakin mempesona sebagai menjadi “laut yang simbolik” atau terlepas dari dunia sastra dan rumah, sebagai tempat tinggal “laut sebagai tubuh manusia itu perdagangan. Laut, melayarkan yang tenang, tak bergelombang, sendiri.” kapal-kapal perdagangan, laut maka laut pun seolah menjelma melayarkan kata-kata. Kita “musuh”, menjelma “lawan” yang *** sempat dengar misalnya sebuatan kerap mendatangkan bencana.

6 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUISI PUISI-PUISI BOY RIZA UTAMA

Toponimi Pekanbaru Siapa yang datang dengan bedil Pada sungai, akhirnya, angin bertemu Terkokang sementara gadis menggigil Dengan namamu jua sejarah bertamu Menyuruk jauh kebawah jenjang?

Bukan tentang pohon ditebas Sebut lahia Cokan—muasal rasa benci Lalu jerebu mulai bertunas Yang membuat Babul Qawaid Melainkan sisa sakit keras Seperti pintu kehilangan kunci Lahirdari mantra lawas Dengan bibir bergetar Dirapalkan oleh para syah bandar Ku seru lagi syah bandar Demi menjaga batas terluar Masih adakah batas terluar Lantas, seorang Batin, dengan Saat Disricthoop dikembang-gelar? Hati berpilin, menyalakan lilin Mungkin ada, kata Datuk Pesisir Kini aku melihat Payung Sekaki Ladang baru di dataran berpasir—Rotan, Mengirimkan getaran kuat di hati damar, kayu, getah, perca Tentang Chinapelan dan Sungai Pelam Segala ditanam segala dipendam—Benci, Zapin yang menarikan perasaan lebam pasai, hina, letih, sansai Ingatan diungkai sejarah dicela “Ah, tapi, Bujang Sayang, mengapa harus Portugis datang: bandar terkembang mesti Tapi pada sungaijua Dilipat, ditungkus dalam semesta umpat!” Ratap berpadu Aku dengar bagero, pertanda Pada namamu akhirnya Tiba Jepang: tanpa rembuk tanpa Perih membatu Tunggu kau kini dipanggil Riu Syu 2018

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 7 PUISI BOY RIZA UTAMA

The Self Immolation

Akan selalu, Thích Quang Duc, Hanoi Dilukis dalam paras sedih orang mati

Bulan-bulan dikremasi Tahun-tahun penuh dupa

Dan 19 jutagalon gas racun Tercurah kedalam tidurku

Aku tak berhenti berdoa, karena itu, Karena kita butuh sesuatu yang sepi Tentu bukan perang, juga aksi heroik, Bukan aneksasia tau impian tak pasti

Karena Hanoi akan selalu dilukis, Thích Quang Duc, Kuingat namamu dan kertas bergambar itu, serta Keberanian Malcolm Browne pada hariitu Juga Nam Mo A Di Da Phat dari bibirmu

Dan 19 jutagalon gas racun Yang diseka habis tangisanku

2018

8 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUISI BOY RIZA UTAMA

Sekerat Daging Sapi Betina

Demi meralat masa lalu Demi menjelang hari depan Juga perasaan malu Juga penat penantian Kuburu serat ototmu Kurelakan kulit-jubahmu Ke pinggan putih itu Menjulai ke sekujurku

Demi menggunting tali darah Tapi demi pucuk ubi kayu Juga tengik cuka Juga seledri kian layu Kujerat kau di mulutku Jangan pernah memaksaku Semalang kemumu Menari di ujung tandukmu

Demi memutus rantai makanan 2018 Juga bepaling dari keragu-raguan Kujunjung-muliakan tulangmu Semenjulang rusuk puanku

Demi tilas garam laut jauh Juga kelat-masam susu Kularung kau ke lambung Dipertunggang Kopi Sidikalang

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 9 PUISIPUISI BOY BOY RIZA UTAMA UTAMA

Di Monumen Lokomotif

R ibuan pekerja Dan meski ia berkata bahwa leluhurnya Yang tiba dar iJawa Di Nederlands-Indische Staatssporwegen Ia kira sebuah tambo Jelas menampik tudingan gelap itu Dari dusun di Muaro Ia teringat kepada sebuah lanskap Yang membelah pemandangan Dan kapal Maru Junyo Di sekitarperon: gerbong bekas Atau Waerwijk Van yang karam Dari Deli dan Semarang-Cirebon Di laut tak bertuan, hanyalah Hantu sepasang peranakan Belanda Dongeng-dongeng Nederland Melintas dengan sarung dan kebaya Yang merangkak di mejamakan Tiap kali dulu mereka sarapan Ribuan pekerja Yang tiba dari Jawa Sebab, di Loeboeksakat, ia tahu, Ia kira sebuah tambo Niat jahat akan tercekat oleh buashutan Dari dusun di Muaro Tertahan karena kemilautanah Logas Padahal, jejak mereka Dan 215 kilometer bukanlah rampasan Tertanam di punggungnya Staatsspoorwegente Sumatra’s Westkust Yang menegakkan satu tiang sejarah baru 2017

Takadatiang-tiang lain yang runtuh, Ia berkata, tapi ia melihat puing dan abu: Jejak pribumi yang bukan hanya tafsir Di rumah sendiri mereka jadi musafir Peradaban, ia bertanya, mengapa Dipahatkan sebagai kekejaman?

10 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUISIPUISI BOY BOY RIZA UTAMA UTAMA

Lebah dan Bunga

bersama Nung

Cinta itu lidah sang lebah Yang menggili-gili nektar

Tapi perasaan cuma sarang rekah Ada madumenghambur, hambar

Kangen adalah dengung searah Dari derap waktu di balik trotoar

Bersama empat keputusan sejarah : Pergi, mangkat, takluk, atau terbiar

Cinta itu, detik ini, lidah sang lebah Terjulur kebunga yang menghindar

2017

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 11 PUISI PUISI-PUISI IYUT FITRA

ditempuhlah segala Batang Hari kemana raja dicari? matahari lengkung ke selatan disana cahaya jatuh Masalampau dipatut semua patut disebuah pulau emas dijumlah seluruh lebih ia lihat sayembara itu dimulai dendanglah menuntun kepergian diantara bayang-bayang harta karun berbalik pada kepulangan mana raja negeri ini? berhari-hari api berkobar disiapkan bersinggah-singgah rendaman sungai tiga hari membawa raja dijumpa sampai digiling kilang besi dikepetangan hari dari arah tujuh kuto bendera putih tegak silsilah dan ranji berkibar-kibar tegak pula negeri jambi sembilan kuto, batin dua belas orang-orang lagu menyerah batang hari kini ksatria putus asa ikan-ikan menjadi bangkai berbalik ingin pada angin dari hutan kayu-kayu dihanyutkan pulang sebab gelar tak mampu ditawar ditepinya orang-orang saling menikmati jalan-jalan sulit, rimba belantara, sungai dan perampok

12 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUISI IYUT FITRA

Bunga-Bunga Sungai Carang

tak ia kenali nama pompong itu harum peluh orang laut melintas-lintas sungai carang dipagut payau dan semak bakau ditubuh orang-orang perahu cuaca bersimpuh dadaangin pun rebah “kemana dirimu kucari bunga-bunga sungai carang? bunga berlagut entang bandar seorang laksamana pemanggul titah dendang tentang bulang kampung-kampung lengang di tepi sungai!” kesepian serupa apa kauta bung antara lamunriak sertaombak musim berdesir-desir gerombolan gonggong membarisi pantai kendati purnama pulang terlambat “kemana kucari dirimu didepan makam pelaut-pelaut tua diselingkaran pulau penyengat dan kota piring hujan dan air mata tumpah bersamaan menjelma alir ulu riau!”

wahai, bunga-bunga sungai caran ialah laksamana itu menating hari dan bulan menunggu berhabis waktu

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 13 IYUT FITRA

Orang Selat dan Manusia Perahu

Fayentia, fayentia meninggalkan lagu-lagu orang diburu jarak memutus di telaga punggur sebelah matamu lagi mengerjab lain ia tak akan singgah mungkin gambar-gambar kamp pengungsian karena punggungnya gemetar di pulau galang disebelah matamu orang selat sedang berlayar sebagaimana penumpang diusir kedalam perpisahan sejak 231 masehi sampai segala teluk jadi perburuan seorang hang fayentia, fayentia orang selat laksamana memagar tepi-tepi laut tentang riuh galangan kapal, pabrik baja, dan logam memuntahkan peluru betapa ia ingin menggambar tubuhmu di sudut dari daratan berbukit dan lembah dermaga antara cuaca berganti-tukar dilengang cemas pulau kau bingkiskan segunduk tanah merah ia tak bisa singgah padajalan-jalan panjang ia kah manusia perahu itu? sungguh ia tak bisa singgah o, fayentia padahal ia ingin syal di leher mu jernih cerita-cerita manusia perahu cecer dibelakang kapal-kapal menepi jadi buih juga jadi perih

14 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 IYUT FITRA

Perempuan Batang Air

Ia terlupakan, terlupakan sedang kania kah garis darah arah lebih berkasih pada laut membangun candi-candi dan pagoda mula kedatangan ia kah keturunan tersangkut setelah banjir besar bukankah batang ini dulu dihiliri para raja itu paradara untuk menulis tambo orang berlayar, ia terlupakan, terlupakan saudagar, dan kepunglanun “aku perempuan batang air budak-budak dijual tak akan pergi kendati masalalu datang tak ada tanda ingatan mengusir!” nama terpancang di kenang-kenang bayang tak ia dengar lagi suara biduk, rakit, “aku perempuan batang air perahu, dan kapal melaju bila tenangarus di muara ia lihat sampah berhanyutan selalu saban waktu mengapa mengeruh keujung hilir?”

bagaimana melupakannya, o, bagaimana mata sehitam silam biduk, rakit, perahu, segala telah lewat memuat sejarah dari kayu ulin kerangkai baja ia merasa tiap saat tubuh diguguh

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 15 DRAMA Lomba Keharmonisasian Rumah Tangga Karta Kusuma

Pertamakali dipentaskan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah 23 Desember 2015 di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat dalam festival seni pertunjukan Pekan Nan Tumpah 2015 DRAMATIC PERSONAE

DUA SUAMI DUA ISTRI

Panggung terbagi atas dua bagian yang menjadi penanda dua dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Ruang pertama adalah dimensi waktu masa kini, ruang kedua adalah dimensi waktu masa lalu.

Di dua ruang panggung itu para aktor yang terdiri dari Pdua pasang suami istri akan bermain dengan membelah diri dan berganti posisi.

PROLOG Kamar tidur d engan jendela yang terbuka. Cahaya bulan samar-samar merayap dari celah jendela. Masa kini. Malam hari. (Suami. Istri)

16 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

ISTRI SUAMI Seminggu lagi kami akan resmi bercerai. Dan ketika bercinta.

SUAMI ISTRI Namun sebelum itu, kami mesti menunjukkan lagi Astaga! Bayangkan, bagaimana mungkin aku mesti keharmonisan rumah tangga kami. mengatakan bahwa…

ISTRI SUAMI Semua itu gara-gara lomba brengsek yang diadakan …bahwa ia gemar menghajarku… perusahaan tempat di mana kami bekerja. ISTRI SUAMI …sampai memerah. Bayangkan saja, kami mesti mengingat kembali saat- saat di mana kami merasa bahwa kami memang saling SUAMI mencintai. Sampai aku mesti menahan gairahku selama dua minggu ke depan. ISTRI Mengingat lagi kapan pertama kali kami merasakan ISTRI getaran di dada kami. Menahan kemarau semusim.

SUAMI SUAMI Dan meyakini bahwa getaran itu adalah tanda kami Karena hujan sehari. jatuh cinta. ISTRI ISTRI Bukan, karena hujan setitik. Atau kami mesti saling menebak makanan dan minuman kegemaran masing-masing. SUAMI Air di tempayan ditumpahkan. SUAMI Atau kami mesti menyebutkan kebiasaan buruk yang ISTRI masing-masing kami kerap lakukan ketika bangun Sebenarnya bisa saja aku tidak menggubris lomba tidur. keparat itu.

ISTRI SUAMI Dan sebelum tidur. Tapi, ya, bagaimana. Posisiku di mata atasan tentu akan dipertaruhkan.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 17 DRAMA

ISTRI SATU Apalagi selama ini tidak pernah ada satu pun cela Ruang tamu yang cemerlang. Masa lalu. Malam hari. pernah kuperbuat. (Suami. Istri)

SUAMI Musik menyayup. Aku pikir, lomba ini bisa jadi peluang promosi jabatan. ISTRI ISTRI Kita mulai dari mana? Bisa jadi. Tapi, tetap saja, bagaimana mungkin… SUAMI Memulai apa? SUAMI Kami mesti berlaku mesra di hadapan banyak orang… ISTRI Pembicaraan ini. ISTRI Sementara kami sudah sama-sama yakin bahwa SUAMI keretakan rumah tangga kami tidak bisa ditambal lagi. Terserah.

SUAMI ISTRI Dan, terpaksa mengingat kembali saat-saat di mana Terserah? Biasanya kau membenci kata itu. kami bahagia adalah seperti menyembuhkan rasa sakit dengan menciptakan rasa sakit yang lain. SUAMI Aku tidak ingin membahasnya. ISTRI Satu-satunya jalan yang mesti kutempuh adalah… ISTRI Biasanya setiap aku mengatakan terserah, kau selalu… SUAMI Benar, langkah paling tepat sekarang adalah… SUAMI Tetapi kau berkata terserah karena menghindar dari ISTRI dan SUAMI pilihan. …kami harus… ISTRI Black Out. Aku berkata terserah karena tidak ada pilihan. Musik melantun. SUAMI Tidak ada pilihan? Selama ini bukankah aku selalu memberikanmu banyak pilihan?

18 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

ISTRI ISTRI Bisa kau ulang lagi omongan ngawur barusan? Banyak Apa peduliku? pilihan yang bagaimana? Banyak pilihan yang hanya menguntungkanmu tanpa pernah mempertimbangkan SUAMI apa yang aku inginkan? Jelas kau harus peduli. Kau yang mulai menyebut- nyebut lima tahun. Lima tahun. Lima tahun! SUAMI Maksudmu? ISTRI Ya, itu benar. Kita sudah lima tahun menikah! ISTRI Ya, pilihan yang kau berikan tak pernah mengun- tungkanku. Bisa jadi malah kau tak pernah mempertim- SUAMI Lantas bangkan bagaimana seharusnya menyiapkan pilihan.

ISTRI SUAMI Lantas? Lantas mengapa bertanya aku mesti memilih apa jika kau sendiri sudah punya pilihan? Apa aku harus SUAMI menebak dulu yang sesungguhnya akan kau pilih dan Ya, lantas apa masalahnya? aku mesti menjawab sesuai dengan terkaanku?

ISTRI ISTRI Lima tahun menikah, dan kau belum bisa menebak isi Seharusnya kau tahu apa isi hatiku. hatiku.

SUAMI SUAMI Tidak selalu aku akan tahu apa isi hatimu, sebab itu Itu masalah? Haha, tidakkah lebih masalah jika lima kita mesti bicara. tahun kita menikah dan kau hanya bisa kutemui di sepertiga pagi? ISTRI Tetapi kita sudah lima tahun menikah! ISTRI Aku tidak pernah pulang selarut itu. (Jeda)

SUAMI SUAMI Itu kiasan. Memangnya apa yang didapatkan pasangan lain di lima tahun usia pernikahan mereka? ISTRI Apa maksudmu?

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 19 DRAMA

SUAMI SUAMI Manakah lebih masalah: aku yang tidak bisa menebak Tetapi aku suamimu. isi hatimu atau kau yang selalu sibuk di luar rumah? ISTRI ISTRI Maksudmu? Aha, jadi kini kau berpikir bahwa karena Aku bekerja. kau suamiku kau berhak sibuk bekerja dan aku istrimu harus mendekam di rumah bersama kesepian-kesepian SUAMI yang lalu-lalang di sini? Aku pun bekerja.

SUAMI ISTRI Kira-kira seperti itu, tetapi tidak seperti itu juga. Lantas, di mana masalahnya?

ISTRI SUAMI Apa kau lupa? Sebelum kau meminangku, kita sudah Bodoh. pernah membahas ini. Dan kau berkata aku boleh

ISTRI melakukan apa saja yang aku mau demi hidupku. Dan Ulang sekali lagi! kau tak pernah memaksaku untuk hanya melayanimu seperti seorang babu! SUAMI Bodoh. SUAMI Tetapi aku tidak membayangkan bahwa akan begini ISTRI jadinya. Bagus! ISTRI SUAMI Sudah lima tahun kita menikah dan kau menyimpan Kau jarang punya waktu untukku dan lebih banyak angan-angan menyedihkan di dalam kepalamu. Kupikir bersama teman-temanmu dan kau bertanya di mana tak ada lagi rahasia di antara kita, ternyata aku salah! masalahnya?

SUAMI ISTRI Jangan membentakku! Halloooo. Bukankah kau pun begitu?

SUAMI ISTRI Tetapi aku bekerja! Kau yang memulai!

ISTRI (Jeda) Aku pun bekerja!

20 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

SUAMI ISTRI Jadi pertengkaran ini aku yang memulai? Bukankah Jadi kau masih menganggap bahwa aku yang ingin kita kau yang ingin kita bicara? bertengkar?

ISTRI SUAMI Tetapi aku tidak memulai pertengkaran! Itu hal yang tidak perlu didebat lagi.

SUAMI ISTRI Aku tidak mengatakan kau yang memulai pertengkaran. Selama ini aku selalu memberikan apa maumu.

ISTRI SUAMI Berarti sudah jelas, kau yang memulai pertengkaran. Aku tak tahu ke mana arah pembicaraanmu.

SUAMI ISTRI Bukan begitu. Ini semua karena kau mengajakku bicara. Memang, begitu mudah bagi seorang lelaki untuk melupakan janji yang ia buat sendiri. ISTRI O, jadi menurutmu, kita tak perlu bicara? Lima tahun SUAMI aku menjadi istrimu dan aku tak boleh mengajakmu Apa maksudmu? bicara?

SUAMI ISTRI Cukup! Semua lelaki itu sama!

(Jeda) SUAMI ISTRI Jangan berkata seolah-olah kau sudah pernah menjadi Cukup? Aku rasa belum. istri semua lelaki.

SUAMI ISTRI Aku lelah. Dulu, sebelum kita menikah, ingatkah kau bagaimana menyedihkannya hidupmu? Tidakkah ingat bagaimana ISTRI selepas kuliah kau luntang-lantung demi menghidupi Aku pun lelah. dirimu? Tidakkah kau ingat sebelum aku menyelamat- kan hidupmu kau hanya seorang penjaja karpet! SUAMI Lalu mengapa tidak kita akhiri saja pertengkaran ini?

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 21 DRAMA

SUAMI SUAMI Jaga bicaramu, aku suamimu. Kau menyesali hidupmu seolah-olah aku demikian bahagianya hidup denganmu, dan seolah kau demikian ISTRI sempurna buatku. Ya Tuhan, aku tidak pernah membayangkan bahwa lelaki yang menjadi suamiku adalah lelaki yang ISTRI Aku memang perempuan sempurna buatmu. Kau menyimpan angan-angan buruk di dalam kepalanya. sendiri yang berkata demikian.

SUAMI SUAMI Kau sudah pernah berkata bahwa ketika kita menikah, Itu dulu. hidupmu dan hidupku adalah satu. Mengapa sekarang, ketika tidak ada lagi alasan yang tepat untuk kaudebat, ISTRI kau membahas seolah-olah hidup kita berdiri masing- O, benar, bukan? Ternyata kau memang menyimpan masing? angan-angan buruk di dalam kepalamu.

ISTRI SUAMI Aku menyesal membagi hidupku denganmu. Kau bukanlah perempuan sempurna.

SUAMI ISTRI Hanya itu yang bisa kau katakan? Aku tahu arah pembicaraanmu.

ISTRI SUAMI Aku menyesal menjadi istrimu. Bagus jika kau tahu. Jadi kau tak perlu melimpahkan semua permasalahan rumah tangga ini ke mukaku.

SUAMI ISTRI Apa lagi? Tapi dulu kau tidak menjatuhkan semua beban itu pa- daku. Kau pun berkata bahwa ketiadaan seorang anak ISTRI di rumah ini adalah karena kita berdua. Ingat, berdua! Aku menyesal mempunyai suami sepertimu.

SUAMI SUAMI Semakin lama aku semakin tahu, bahwa itu bukan Lagi! kesalahan kita berdua. Itu salahmu.

ISTRI ISTRI Jangan membentakku. Salah yang bagaimana?

22 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

SUAMI SUAMI Karena kau membagi dirimu kepada lelaki lain. Biru.

ISTRI ISTRI Ulangi sekali lagi! Bergaris putih?

SUAMI SUAMI Ya, kau menyimpan laki-laki lain dalam dirimu. Bergaris putih.

ISTRI ISTRI Kau menuduhku? Dengan delapan kancing?

SUAMI SUAMI Aku mempunyai bukti. Benar, ada delapan kancing. Tapi bisa juga sembilan.

ISTRI ISTRI Tak kusangka, kau tega menuduhku! Dengar, itu kemejamu, bangsat!

SUAMI SUAMI Kau sering bepergian bersama teman-temanmu. Jangan memakiku! (Mengayunkan tangan, hendak menampar, namun tertahan) ISTRI Hanya karena itu kau tega menuduhku ISTRI sedemikian kejam? Pukul, ayo, pukul! SUAMI Kau sering bermalam di luar. SUAMI Tidak.

ISTRI ISTRI Tetapi aku selalu bilang padamu, dan kau mengizinkan. Ayo, pukul!

SUAMI SUAMI Aku sering menemukan kemeja lelaki di dalam Tidak, aku tidak akan menyamakan rumah tangga kita kopermu. dengan sinetron.

ISTRI (Jeda) Oh ya? Kemeja apa? Biru?

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 23 DRAMA

ISTRI SUAMI Kau tidak mencintaiku lagi. Kau yang mulai mengungkit-ungkit masa laluku.

SUAMI ISTRI Jangan berkata begitu. Aku mengungkitnya karena kau tidak menepati janjimu. ISTRI Aku yakin apa yang kukatakan barusan SUAMI itu benar. Janji apalagi?

SUAMI ISTRI Kau membuatku sedih. Segala janji. Tak ada satu pun janjimu yang kau tepati.

ISTRI SUAMI Aku tidak tertarik dengan bualanmu. Janji yang mana?

SUAMI ISTRI Sungguh, aku mencintaimu. Kau lupa? Huh, itulah akibatnya jika terlalu banyak berjanji.

ISTRI Aku pun mencintaimu. SUAMI Kau mengajak bertengkar lagi? SUAMI Kemarilah, peluk aku. ISTRI Bertengkar lagi? Memangnya kau berpikir perteng- ISTRI karan arusan sudah selesai? Tidak, kau tidak sungguh-sungguh. SUAMI SUAMI Jadi belum selesai? Kupikir kau mencintaku, ternyata… Peluk aku. ISTRI ISTRI Aku memang mencintaimu. Tapi cinta kita ternyata Tapi berjanjilah bahwa kau tidak akan mengajakku demikian sederhana, dan belum mampu menjadi solusi bertengkar lagi. pertengkaran ini.

24 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

SUAMI ISTRI Pendusta! Tetapi kita memang tidak bisa bersama.

ISTRI SUAMI Jangan mengalihkan pembicaraan. Keputusanmu sudah bulat?

SUAMI ISTRI Penipu! Tetapi…

ISTRI SUAMI Jangan mengalihkan pembicaraan, kataku! Aku mencintaimu.

SUAMI ISTRI Lantas apa maumu! Aku pun mencintaimu.

(Jeda) SUAMI ISTRI Jadi maksudmu, karena kau mencintaiku dan aku men- Sebaiknya kita akhiri pernikahan kita. cintaimu, hubungan kita jadi tidak bisa diselamatkan lagi? SUAMI Kau ingin kita bercerai? ISTRI Aku mencintaimu, kau mencintaiku, sebab itu pernika- ISTRI han kita terasa begitu rumit. Kupikir kau juga ingin demikian. Fade out. SUAMI Aku tak pernah berpikir begitu.

ISTRI Tetapi hubungan kita memang tidak bisa diselamatkan lagi.

SUAMI Keputusanmu sudah bulat?

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 25 DRAMA

Dua SUAMI Ruang tamu yang sama, namun di rentang waktu yang Soal lomba itu, hmm, bagaimana menurutmu? berbeda. Masa kini. Malam hari. (Suami. Istri) ISTRI Entahlah. SUAMI Setiap kita selesai bertengkar, mengapa masakanmu SUAMI selalu terlampau asin? Kau tidak peduli?

ISTRI ISTRI Maaf, aku tidak tahu bahwa air mata ternyata lebih asin Aku peduli. Tapi, entahlah. daripada garam. SUAMI SUAMI Kupikir, lomba itu penting bagi kita. Maksudku, meski- Kau masih sering menangis? pun kita barangkali nanti akan hidup masing-masing.

ISTRI ISTRI Menangis sudah jadi rutinitas bagiku. Kau yakin kita benar-benar akan berpisah?

SUAMI SUAMI Aku berharap tidak, tetapi kau menginginkannya.

Maafkan aku. ISTRI (Jeda) Tak perlu. ISTRI SUAMI Lalu menurutmu bagaimana baiknya? Kau membuatku sedih. SUAMI (Jeda) Apa kau masih ingat kapan pertama kali kita bertemu?

SUAMI ISTRI Aku ingin bicara. Apa hubungannya dengan lomba itu?

ISTRI SUAMI Bicaralah. Kita bisa memulainya dari sana.

26 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

ISTRI ISTRI Memulai apa? Sama. Namun, apa perlu membeberkan hal-hal intim rumah tangga kita sampai sedetail-detailnya? Haha, SUAMI lucu sekali. Apa aku harus menyebutkan bahwa kau Mempersiapkan jawaban tes keharmonisan rumah tidak pernah bisa tidur di ruangan ber-AC, sebab itu tangga itu. kau membuat kama kini tanpa AC meskipun ruangan yang lain ber-AC? Hahaha, lucu sekali. ISTRI Kira-kira mereka akan bertanya tentang apasaja, ya? SUAMI Aku pun akan membeberkan bahwa kau tidak bisa SUAMI makan pakai sendok dan tersiksa jika terpaksa harus Aku tidak tahu pasti. melakukannya? Haha.

ISTRI ISTRI Aku hanya memintamu mengira-ngira. Itu bohong. Kau mengada-ada.

SUAMI SUAMI Sepertinya mereka akan menguji sampai di mana kita Aku bercanda. Haha. saling mengenal masing-masing. (ISTRI berusaha mencubit SUAMI, SUAMI menghindar. ISTRI ISTRI tersenyum) Tentu saja kita saling mengenal. Kita sudah lima tahun menikah. SUAMI Aku senang melihat kau tersenyum. Sudah sekian lama SUAMI aku tak menikmatinya. Apa kau ingin dengar sesuatu Benar. Tapi `mereka tentu ingin bukti. Sampai ke hal- yang selama ini kurahasiakan darimu? hal terkecil. ISTRI ISTRI Kau merahasiakan apa lagi dariku? Kau yakin kita benar-benar perlu mengikuti lomba itu? SUAMI SUAMI Ingin dengar atau tidak? Ya, aku pikir begitu. Menurutmu bagaimana? ISTRI Baiklah. Apa?

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 27 DRAMA

SUAMI SUAMI Sebelum aku jatuh cinta padamu, aku sesungguhnya Hmm, beri aku waktu lima menit. lebih dahulu jatuh cinta pada senyummu. Dan itu jauh sebelum aku berniat untuk menjadi suamimu. ISTRI Tiga menit.

ISTRI Itu saja? Biasa. SUAMI Baiklah. Tiga menit.

SUAMI ISTRI Oh, biasa saja ya? Tapi bolehlah itu kau catat, barangkali Tiga… Dua… Sa… nanti itu akan menjadi salah satu soal yang akan dita- nyakan pada kita. SUAMI Aku ingat, aku ingat! ISTRI Baiklah. (Mencatat) Sekarang giliranku. ISTRI Habis! SUAMI Sebentar. Kita buat kesepakatan dulu. Kita gantian. Kau SUAMI sekali, aku sekali. Kau mengajukan pertanyaan, aku Aku saat itu berkata bahwa rambutmu seperti bulu menjawab. Begitu sebaliknya. jagung! Dan aku, seperti kau tahu, tidak pernah suka

ISTRI jagung. Benar, bukan? Oke, boleh juga. Itu ide yang cukup adil. ISTRI SUAMI Hahaha, brengsek. Kau masih mengingatnya. Giliranmu. SUAMI ISTRI Betapa menggelikannya rambutmu saat itu. Hahaha. Ketika aku dulu mengubah gaya rambutku dari ikal Seumur hidup belum pernah aku melihat perempuan menjadi lurus, apa komentarmu pertama kali? dengan rambut sekonyol itu. Hahaha. (Menarik nafas panjang) Giliranku. SUAMI Aduh, bisa kau ganti pertanyaannya? ISTRI Silakan. ISTRI Itu dulu. Itu ujian yang sangat mudah.

28 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

SUAMI ISTRI Sederhana saja. Apa hal yang pertama kali membuatmu Lalu apa? mencemburuiku? SUAMI ISTRI Ingatkah kau ketika ada seorang perempuan menelepon Tidak ada pertanyaan yang lebih sulit dari itu? ke ponselku dan meminta kirimkan air galon?

SUAMI ISTRI Jawab saja dulu. Hahaha, iya, iya! Aku ingat! Ketika itu aku berkata bahwa perempuan itu berkata demikian hanya sebagai ISTRI cara kalian untuk bisa saling berkomunikasi. Hahaha. Baiklah. Aku pertama kali cemburu padamu ketika kau Memalukan! terlambat pulang dan berkata bahwa kau mengantar Revalina ke rumahnya karena ayahnya tidak datang SUAMI menjemput. Kau jelas sekali jarang berpikir. Untuk apa aku menjadi- kan hal semacam itu sebagai modus. SUAMI Memang, ketika itu ayah Revalina tidak datang ISTRI menjemput. Tapi cemburumu berlebihan. Revalina itu Justru itu karena aku terlalu berpikir. Bisa saja bukan, baru kelas 3 SMP dan jarak tempat lesnya yang berada itu menjadi modus baru? di sebelah kantor kita ke rumahnya itu jauh. SUAMI ISTRI Hahaha, jadi kau ikhlas suamimu dianggap sebagai tu- Saat itu aku mana tahu bahwa Revalina yang kau kang galon? maksud itu anak kelas 3 SMP. ISTRI SUAMI Bisa saja bukan? Tampangmu mendukung untuk itu. Baiklah. Tapi jawabanmu salah! Itu bukan pertama kali Hahaha. kau mencemburuiku. SUAMI ISTRI Giliranmu. Curang! ISTRI SUAMI Lanjut. Kemarilah. Memang bukan itu yang benar.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 29 DRAMA

SUAMI SUAMI Apa? Hahaha. Curang! Kemarilah, kupeluk kau!

ISTRI ISTRI Mendekatlah. (Menghindar)

SUAMI SUAMI (Mengejar) Kemari! (Mendekat) Lantas?

SUAMI dan ISTRI berkejaran di dalam rumah. ISTRI Peluk aku. ISTRI tertangkap. SUAMI memeluk. Lama mereka mematung.

SUAMI Hmm? ISTRI Sudah, sayang, sudah. Sekarang giliranmu.

ISTRI SUAMI Peluk aku. Itu pertanyaannya. Apa? Maaf, aku tidak dengar. (Berpura-pura)

SUAMI ISTRI (Hendak memeluk dari depan) Giliranmu.

ISTRI Eits, salah! Satu sama! SUAMI Giliran apa, ya? SUAMI Apa? Maksudmu? ISTRI (Melepaskan pelukan dengan lembut) Kau ingin kita ISTRI tidak melanjutkan latihan ini? Jawabanmu salah! Kau biasanya memelukku dari belakang. Bahkan sejak sebelum ketika kita belum SUAMI menikah. Kau pertama kali mencari pelukan dariku Oh iya, baiklah, kita lanjutkan. Giliranku, bukan? ketika aku sedang memasak di rumah. Hingga lima Sebentar. (Ke sisi lain ruang) tahun ke depan kau pun masih gemar memelukku dari belakang, dan kerap enggan ketika aku memelukmu. ISTRI Kau selalu berkata, “Biarlah aku memelukmu. Kau Hei. Kemana? hanya perlu membalasnya.”

30 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

SUAMI SUAMI (Datang dengan membawa gitar) Kini, aku akan Ya, meskipun tidak pernah berhasil. memainkan satu lagu yang sangat kau gemari di masa lalu, tapi aku tidak akan bernyanyi. Kaulah yang ISTRI bernyanyi. Giliranku.

ISTRI SUAMI Maksudmu, kau hanya genjrang-genjreng saja dan aku Ya, giliranmu. yang menebak lagunya dengan menyanyikannya? ISTRI SUAMI Sebentar. Aku pun punya sesuatu untukumu. Tepat sekali! Ayo kita mulai. (Ke sisi lain ruang dan kembali dengan membawa secarik kertas bertuliskan puisi) Simak, ya! (Membacakan puisi) SUAMI memainkan satu lagu. Bersiul-siul. ISTRI terus Selesai membaca puisi. berusaha mengingat lagu yang dimainkan SUAMI. SUAMI terus memainkan gitar hingga ISTRI perlahan ISTRI ingat dan kemudian menyanyikannya. Selesai mereka Di mana kau pertama kali membaca puisi itu? menyanyikan lagu yang dimaksud. SUAMI ISTRI Aku tahu! Di undangan pernikahan kita! Itu lagu sudah lama sekali. ISTRI SUAMI Ya, benar! Hebat! Alah, baru juga delapan tahunan. Selanjutnya, adegan berlangsung dengan cepat, semakin cepat timpal menimpali hingga semakin ISTRI lama hanya meninggalkan kalimat yang terpotong- Itu sudah lama sekali bagiku. potong diiringi dengan musik yang fade in. Ketika musik sudah full, adegan berlangsung hanya dengan SUAMI gesture dan gerak bibir pemain saja. Seperti ketika Kau ingat, dulu setiap kau marah padaku, aku selalu merayumu dengan lagu itu. riang, bisa dengan pasangan suami istri yang bermain kita menyaksikan film bisu. Adegan berlangsung bantal, bergelut, kejar-kejaran atau apapun. Tunjukkan ISTRI seriang mungkin. Lampu semakin lama semakin fade Meskipun tidak pernah berhasil? out, dengan sangat perlahan. Ketika lampu sudah black out, permainan beralih ke adegan selanjutnya.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 31 DRAMA

SUAMI SUAMI Aku ingin anak pertama kita laki-laki atau perempuan? Dan kau mencintaiku.

ISTRI ISTRI Laki-laki! Aku lebih suka gulai ikan atau gulai ayam? Dan cinta kita tidak sederhana.

SUAMI SUAMI Kau membenci ayam! Aroma parfum kegemaranku Dan aku satu-satunya yang… apa? ISTRI ISTRI Dan aku perempuan yang… Dunhill Blue. Warna bra favoritku? SUAMI SUAMI Dan aku… Merah maroon! Siapa pengarang yang bila aku bertemu dengannya akan kubunuh? ISTRI Dan aku… ISTRI Karta Kusumah! Mengapa aku membenci hujan? SUAMI Dan… SUAMI Karena hujan tidak bisa dipastikan kapan akan reda. ISTRI Kapan aku pertama kali mencium bibirmu? Dan…

ISTRI SUAMI 22 Juli Sembilan tahun lalu. Di malam ulang tahunku … ketika kau tiba-tiba datang ke ruamhku membawa se- buah boneka beruang merah muda yang besar sekali! ISTRI Mengapa aku ingin menikah denganmu? … SUAMI SUAMI … Hahaha! Karena aku tidak tampan. Mengapa aku ingin menikahi- mu? ISTRI … Hahaha! ISTRI Karena kau mencintaiku. Cahaya fade out.

32 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 DRAMA

EPILOG ISTRI DI SEBUAH LOKASI BULAN MADU. MALAM HARI. Dan justru bisa menjadi bumbu sebenarnya. Aku MASA KINI. akan menjadikan persoalan kemarin-kemarin sebagai (Suami. Istri) senjata jika suamiku mulai merajuk padaku.

SUAMI SUAMI Dua hari lagi kami seharusnya bercerai. Dan aku tentu akan tertawa karenanya.

ISTRI (Jeda) Tapi, sebagaimana yang Anda lihat, kami sedang menik- mati bulan madu kedua kami di sini. ISTRI Lomba brengsek itu? SUAMI Dan berusaha melepaskan diri kami dari angan-angan SUAMI buruk yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Kami tidak jadi ikut. Karena ya…

ISTRI ISTRI Kami salah. Keputusan yang kami ambil ketika kami Ya… Bagaimana mungkin keharmonisan rumah tangga sedang dalam kondisi yang tidak tepat itu sudah meru- bisa diperlombakan. Itu sesuatu yang sama sulitnya sak hari-hari kami belakangan. dengan membalik telapak kaki.

SUAMI SUAMI Seharusnya kami memang tidak secepat itu mengambil Lagi pula, kami tentu tidak ingin berpura-pura harmonis keputusan. hanya demi mengingat kembali dan mencatat kembali masa lalu kami dan mengahafalnya hanya karena… ISTRI Ternyata apa yang jadi masalah dalam rumah tangga ISTRI kami selama ini adalah masalah yang biasa terjadi …Barangkali saja ada di antara hafalan kami itu yang pada gadis-gadis dan bujang-bujang remaja. akan dipertanyakan. Hahaha.

SUAMI SUAMI Betapa kekanakannya kami saat itu. Tapi jika hal itu Selain itu, bagaimana mungkin kami mesti memper- kami ingat-ingat sekarang, lucu juga. taruhkan rahasia-rahasia rumah tangga kami hanya untuk dipertunjukkan seperti dalam perayaan tujuh belasan.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 33 DRAMA

ISTRI SUAMI Mustahil bukan? Apakah keharmonisan rumah tangga Aku mencintainya. itu bahan olok-olok? ISTRI SUAMI Dan sepulang dari sini… Tapi, tentu saja, kami sedikit berterima kasih kepada SUAMI rencana pelaksaan lomba itu. Kami akan memberi nama calon bayi kami…

ISTRI ISTRI dan SUAMI Sebab karena itu kami jadi bisa mengingat lagi saat- Pratama Su… saat di mana kami memulai segala sesuatu demi hidup kami. Black out.

SUAMI Berat memang, tapi jika tidak begitu, kami tidak akan punya celah untuk lebih memikirkan persoalan kami dengan lebih jernih. ------SELESAI------

ISTRI Kini, jika kami mesti kehilangan pekerjaan karena gagal Akeo, 20 November - 2 Desember 2015 mewujudkan lomba brengsek itu, ya tidak masalah. Bersama Kurt Cobain. SUAMI Itu soal kesekian bagi kami. Karena hubungan kami ternyata lebih berharga dari segala yang kami miliki sebelumnya.

ISTRI Apapun yang akan terjadi, ya beginilah dia.

SUAMI Benar, begitulah dia.

ISTRI Dan aku mencintainya.

34 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

Identitas Perempuan Tionghoa dalam Sastra Diaspora Indonesia Only A Girl Karya Lian Gouw S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum.1

Pendahuluan juga imigrasi orang Tionghoa ke Identitas perempuan kaum Kecenderungan manusia untuk Asia Tenggara dan Eropa. diaspora Tionghoa tersebut ter- berkomunikasi dan berinteraksi Para imigran yang telah lama konstruksi melalui nilai, sikap, telah muncul sejalan dengan per- tinggal di daerah baru membentuk pilihan hidup, dan orientasi politik budaya baru yang disebut diaspora. kembangan peradapan manusia. dari tokoh tiga generasi Nana dan Begitu juga para imigram Tionghoa Baik untuk motif mengembangkan Ocho (nenek), Caroline, (anak), serta yang datang ke Indonesia sejak tahun kekuasaan, mempertahankan hi- Jenny, dan Els (cucu). Kehidupan 1644 (Greift, 1991:3, bandingkan dup, maupun perbudakan; sudah tokoh-tokoh tersebut diletakkan juga dengan Soekisman, 1975:37- sejak lama manusia keluar dari pengarang dalam konteks zaman 38) membentuk budaya dengan lingkungan sosial terdekatnya. di Indonesia yang tengah berubah identitas tersendiri yang berbeda dengan cepat (1932 – 1953), yaitu Hal inilah yang memunculkan dengan orang pribumi, Belanda, masa penjajajahan Belanda, masa perpindahan manusia dari satu maupun dengan budaya Tionghoa wilayah ke wilayah lain, baik dalam di negeri Tiongkok. Tentu saja penjajahan Jepang, dan masa awal bentuk perorangan/keluarga mau- identitas ini bukanlah wujud yang Indonesia merdeka. pun dalam gelombang yang besar. absolut, melainkan sebuah “proses Identitas perempuan Tionghoa Perpindahan penduduk inilah menjadi” (bandingkan dengan Hall, tersebut menjadi menarik karena yang memunculkan istilah imigran. 2003). Identitas diaspora Tionghoa terungkap dalam karya sastra Cohen (2008) mencatat bahwa di Indonesia ini jugalah yang ter- diaspora yang ditulis oleh orang imigrasi manusia telah terjadi sejak gambar dalam Novel Only a Girl Tionghoa WNI yang telah lama zaman Yahudi pada masa Babilonia, (selanjutnya ditulis OaG) karya bermigrasi di Amerika, yaitu Lian imigrasi Afrika ke Amerika, dan Lian Gouw. Gouw. Lian Gouw lahir di Jakarta

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 35 TELAAH tahun 1942. Pada tahun 1962 ia dalam jurnal Wacana, Vol. 13 No. 1 rika Serikat”. Tulisan ini dibuat pindah ke Amerika hingga sekarang. (April 2011) hlm, 212-215. Ketiga, untuk memaknai kumpulan cerita Namun bagi Lian Gouw, Indonesia Okezone (16 Februari 2017) secara pendek Mantra Maira karya tetaplah kampung halamannya khusus mengulas Lian Gouw (Budiman, 2010). Kerinduan akan sebagai sastrawan yang fokus pada ditulis dalam bahasa Indonesia Sofie Dewayani. Cerpen tersebut negeri yang ditinggalkan sebagai penulisan sastra berlatar sejarah. dan bercerita tentang perempuan kampung halaman ini – merupakan Penelitian terhadap terjemahan Indonesia yang tinggal di Amerika bentuk tipikal kaum diaspora. novel tersebut telah dilakukan Serikat dengan berbagai latar Dengan demikian, terdapat dua Wijayanti dan N.K. Mirahayuni yang belakang dan alasan. Karya tersebut lapis diaspora dalam karya ini, yaitu menfokuskan pada “An Analysis of diaspora Tionghoa yang terdapat Translation Strategies for Non- Illinois, Amerika Serikat. ditulis oleh Sofie yang tinggal di dalam novel dan diaspora dalam Equivalence Used in Lian Gouw’s Murniati (2014) mengawali produksi sastra. Novel Only A Girl And its Indonesian kajian ilmiah terhadap sastra Berdasarkan latar belakang Version Only A Girl-Menantang diaspora Indonesia dengan judul masalah yang telah dipaparkan, Phoenix” yang dimuat dalam jurnal “Indonesia Migrant Witing: A Trace artikel ini akan menfokuskan pada Parafrase Vol. 14 No.01 Februari on Indonesia Diaspora Narratives”. konstruksi identitas perempuan 2014 hlm. 31-37. Kajian ini secara khusus membahas Tionghoa dalam sastra diaspora Sementara itu, telah terdapat antologi cerpen yang ditulis oleh Indonesia OaG karya Lian Gouw. beberapa tulisan tentang sastra orang Indonesia yang menjadi Tulisan yang mengulas novel diaspora Indonesia. Amir (2009) migran di Singapura berjudul OaG belumlah banyak. Menurut dengan judul “Membaca Realitas Ketika Pena BMI Menari yang ditulis penulis hal ini terkait posisi karya Sosial di Indonesia melalui Sastra oleh Ade Capricodinas dkk. Diaspora” memaknai kumpulan sebagai karya sastra Amerika, Cerpen Mini Yin Hua. Semula karya ini, apakah akan diklasifikasikan Identitas Perempuan ataukah sastra diaspora Indonesia. itu ditulis dalam bahasa Mandarin Dalam Konteks Diaspora Sementara di Indonesia sendiri, oleh pengarang Tionghoa perana- Identitas perempuan dalam kajian sastra diaspora Indonesia kan yang tersebar di Indonesia. artikel ini mengacu pada konsep belum banyak dilakukan. Cerpen-cerpen tersebut mengang- identitas secara umum yang Penulis menemukan dua tulisan kat permasalahan masyarakat Indo- dikemukakan oleh Hall, Mercer, berupa review buku terhadap nesia di wilayah negara Indonesia. dan Wedon. Hall (2003: 223 – 225) novel OaG. Pertama, dilakukan oleh Kumpulan cerpen ini diterjemah- menjelaskan dua gagasan penting Widjajanti Dharmowijoyo dalam kan ke dalam bahasa Indonesia tentang identitas. Pertama, identitas majalah ilmiah Bijdragen tot de oleh Wilson Tjandranegara. dipahami sebagai wujud, dihidupi Tall, Land, en Volkenkunde Vol 167, Gagasan tentang diaspora juga bersama-sama sebagai kebenaran No.1 (2011) hlm. 106-108. Kedua, ditulis oleh Holid (2006) berjudul tung-gal, menyembunyikan hal-hal dilakukan oleh Dewi Anggraeni “Diaspora Orang Indonesia di Ame- lain di luar wujud tunggal tersebut.

36 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

Dalam hal ini masyarakat mengakui Lebih jauh Wedon menegaskan wajah bumi; di antaranya, perpin- bahwa mereka telah bersama-sama bahwa identitas dibentuk secara dahan para budak dari Afrika yang menghidupi identitas tersebut se- sosial, kultural, dan juga institusional melintasi Atlantik, para pedagang bagai pengalaman sejarah. Kedua, (2014:6). Secara sosial, konstruksi dan pekerja dari Tionghoa, orang identitas dipahami sebagai “proses identitas dipengaruhi oleh relasi Eropa yang berpindah ke Amerika menjadi”. Hal ini meliputi masa antar-manusia. Secara kultural, Utara, Afrika Selatan, Australia depan dan juga masa lalu. Identitas konstruksi identitas berkaitan dan Selandia Baru, dan juga orang- terbentuk setelah melampaui dengan akar dan dinamika budaya. orang India yang menyebar ke tempat dan waktu, sejarah, Secara institusional, identitas segala penjuru dunia dalam jumlah maupun transformasi. Artikel ini seringkali dikonstruksi dan difor- yang cukup banyak. mendasarkan diri pada gagasan malisasi oleh institusi tertentu Diaspora Tionghoa di Indonesia kedua dari Hall. Identitas dipahami seperti negara yang memberikan dicatat oleh Wang Gungwu via sebagai entitas yang dinamis atribut (identitas) penciri pada Cohen (2008: 85-86) sebagai sebagai hasil konstruksi dari warga negaranya. berikut. negosiasi akar budaya lama dan Sementara itu, konsep diaspora sekarang, serta hasil dari dialektika secara umum merujuk pada kehi- antar entis, ras, dan bangsa. dupan masyarakat di tanah asing Konsep identitas dalam pene- yang jauh dari tanah asalnya. Secara litian ini diperkuat oleh gagasan kultural mereka masih memiliki Mercer bahwa identitas seringkali ikatan dengan identitas leluhur di menjadi isu krusial ketika sudah tanah asalnya. Biasanya diaspora berada di ambang krisis, ketika dikaitkan dengan peritiwa penjaja- identitas yang diasumsikan pasti han, penindasan, dan perbudakan dan stabil -- digantikan oleh sehingga menyebabkan trauma keraguan dan ketidakpastian kolektif pada masyarakat. Hal ini (dalam Wedon, 2004: 1). Kondisi menyebabkan mereka rindu untuk ketidakpastian selalu membuat pulang ke kampung halaman. orang berusaha mencari identitas Namun, hal itu tidak bisa dilakukan baru. Dan sebenarnya, ketidakpas- karena harus hidup dalam pembua- tian ini disebabkan oleh beragam- ngan (Cohen, 2008: 2). nya unsur pembentuk identitas Judith M. Brown (via Aji, The founder of the Dutch colony yang tidak semata berasal dari 2014:50-51) mengungkapkan bah- in Batavia, Jon Pieterson Coen, satu aspek budaya; terutama di wa fenomena diaspora yang ter- enthused: ‘There are no people era poskolonial dan global ketika jadi selama dua abad ini, telah who can serve us better then the orang-orang berbeda ras dan etnik menyebabkan perpindahan pendu- Chinese’. Coen was so excessive in his saling berhubungan. duk yang kemudian mengubah zeal to aquire Chinese immigrants

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 37 TELAAH

that he sent expeditionary parties ngan kedua adalah bangsa kulit aksi pemberangusan sebuah sarang to kidnap some on the mainland berwarna (keturunan Tionghoa, utama opium. Ayahnya tertembak while blockading Manila and Macao Arab, India); (3) bangsa pribumi mati dalam suatu penggerebekan. so that the junks would be diverted (inderlanders) didudukkan di kelas Wali Kota Bandung tidak hanya to Batavia. However, the Chinese yang paling bawah. Pembagian menjamin pendidikan saudara laki- lakinya Chip dan Ting, tetapi juga traders had ambivalent attitudes masyarakat secara hukum dan memastikan tersedianya jabatan both to colonial powers and to their politik tersebut sangat dipengaruhi bagi kedua kakaknya di jajaran places of settlement. dan mempengaruhi konstruksi pemerintahan kolonial. Kakak identitas Tionghoa di Indonesia. sulung Chip telah memindahkan Sementara itu, Greift (1991:1) keluarganya di pemukiman ekslusif, dan Soekisman (1975:21) men- Identitas Perempuan Tionghoa dan memastikan Caroline men- catat bahwa migrasi Belanda dan Dalam Novel Only A Girl Karya dapat kesempatann untuk menge- Tionghoa ke Indonesia disebabkan Lian Gouw cap pendidikan Belanda. Pada bagian ini akan dipaparkan Keluarga menolak rencana dan kekayaan alam Indonesia identitas perempuan Tionghoa oleh letak geografi yang strategis Caroline menikah dengan Po Han yang melimpah sehingga menjadi sebagai diaspora di Indonesia yang karena pekerjaan Po Han hanya tujuan para pedagang luar negeri. meliputi (a) social, budaya dan sebagai penjual mesin ketik yang Hampir empat ratus tahun yang bahasa, (b) politik, (c) ekonomi, dan secara ekonomi tidak menjanjikan. (domestik dan publik). Sebelum silam Belanda berangsur-angsur Selain itu, Ocho, nenek Po Han tidak masuk pada pembahasan tersebut, menahklukan kepulauan ini, dan mau melamar secara resmi. Namun, akan dipeparkan terlebih dahulu pada saat yang bersamaan suasana Calorine bersikukuh karena dia garis besar alur novel OaG. di negeri Tiongkok sedang mem- telah berusia 31 tahun sehingga Cerita diawali dengan subjudul buruk. Hal ini menyebabkan bisa menikah tanpa izin orang tua. “Bandung, Indonesia/Hindia Belan- Bagi Caroline, Po Han mirip pria di orang Tionghoa berdatangan ke da, 1932”. Dengan sudut pandang dalam buku-buku roman Belanda, Indonesia. diaan, pengarang langsung meng- dia melamarnya langsung dan Kemudian, Belanda (Soekisman, gambarkan Caroline (generasi ke- bukan mendatangi keluarganya. 1975:24-25, 38, Jahya, 1991:xi, dua) menyampaikan rencananya Ocho, yang merawat Po Han Vasanty, 1988: 356-357) mengusai Indonesia secara politik dan mem- menikah kepada keluarga besarnya sejak kecil karena orang tuanya buat peraturan untuk membagi yang merupakan keluarga Tiong- telah lama meninggal karena penduduk di daerah jajahannya hoa. Keluarganya merupakan ke- wabah korela, tidak menyetujui berdasarkan ras, sebagai berikut; luarga terpandang dan mempunyai pernikahan cucunya karena Caro- (1) golongan paling atas adalah posisi yang baik di tengah kolonial line dianggapnya sudah bukan bangsa kulit putih, mereka men- Belanda. Ayahnya mendapat per- orang Tionghoa lagi. Caroline dapat hak dan perlakuan yang lindungan Walikota Bandung di dinilainya telah menjadi Belanda paling menguntungkan; (2) golo- awal tahun 1900-an saat membantu dan menghianati leluhurnya.

38 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

Caroline dan Po Han menikah ke rumah Nana. Beberapa saat ke- terlibat aktif dalam gerakan bawah di Kantor Cacatan Sipil tanpa per- mudian Caroline menggugat cerai tanah Belanda. setujuan dan kehadiran orang tua. Po Han dan secara hukum Belanda, Dengan ditutupnya sekolah Setelah menikah, mereka tinggal di Po Han harus membayar sejumlah Belanda, Els meng-ambil alih rumah nenek Ocho. Di sinilah uang tiap bulan kepada Caroline. tanggung jawab pendidikan Jenny. Dia mengajar Jenny tiap hari agar meningkat, mulai memasak didapur Caroline kembali bekerja di pelajarannya tidak tertinggal. Els konflik Caroline dan Ocho semakin (Caroline terbiasa dengan gaya Be- kantor pemerintah kolonial telah menerima ijazah guru tepat landa, Ocho menyukai adat Tiong- Belanda. Sementara itu, Po Han sebelum pecah perang, tetapi hoa), menata rumah (Caroline me- berhasil memenangkan lomba foto belum pernah nginginkan kerapihan, sementara nasional yang menyebabkan dia bekerja di sekolah. Keluarga- Ocho selalu berantakan dengan mendapat kesempatan belajar di nya tidak setuju dia mengajar di debu rokok bertebaran), berbahasa Belanda. sekolah pribumi dan sekarang (Caroline terbiasa berbahasa Be- Kondisi dunia bergolak. Jerman belum ada sekolah Belanda yang landa, Ocho menggunakan bahasa mengalahkan Belanda. Sementara dibuka kembali. (Gouw, 2009:130) Melayu). Jepang berpihak kepada Jerman. Kondisi dunia terus berubah, Memasuki tahun 1933 dunia Hal itu berdampak hingga di Indo- Amerika mengebom Jepang. mengalami depresi ekonomi. Po Han nesia. Jepang menjadikan Hindia Terdapat perubahan yang cepat dikeluarkan dari pekerjaannya; dia Belanda ke dalam Lingkaran Ke- di Indonesia dan keluarga Nana. mencari pekerjaan serabutan. Hal makmuran Bersama Asia Timur. Belanda berencana menata ulang ini berdampak pada pengelo-laan Hal ini menyebabkan Chip, anak pemerintahan kolonial di bagian rumah tangga mereka. Sementara sulung Nana dan tulang punggung selatan kota Bandung. Untuk itu itu, Ocho tidak menginginkan cucu keluarga, ditawan Jepang dan tidak mereka perlu mengetahui apakah dari Caroline, dia meggunakan pernah kembali. Kondisi ini ber- warga Tionghoa mendukung ren- dukun pribumi untuk menggu- dampak pada keluarga besar Nana. cana tersebut. Untuk itu, gerakan gurkan janin dalam kandungan bawah tanah Belanda menugaskan Caroline. Berkat bantuan Nana (ibu Dengan ditutupnya pemerintahan Caroline untuk memantau. Kete- Caroline) yang datang tepat waktu, Belanda dan tidak ada gaji yang gangan kecil sering terjadi antara akhirnya Jenny, bayi itu, dapat lahir masuk, Ting dan Caroline mulai ia dan Jenny. Sementara itu, Eddie dengan selamat. Kemudian, karena berdagang di pasar gelap. Toko (sepupu Jenny) menikah dengan dianggap mem-bahayakan Caroline tembakau yang dibuat oleh Ting Peggy Rose (janda Belanda) dan dan Jenny, Po Han memindahkan dan Chip sebagai kedok kegiatan Els menikah dengan orang Belanda. Ocho ke Rumah Pensiun Waringin. bawah tanah mereka, kini juga Eddie dan Els akhirnya pindah ke Masalah ekonomi menyebabkan menjual pakaian dan makanan. negeri Belanda. Kondisi ini semakin rumah tangga Caroline - Po Han Caroline menerima jahitan. membuat Nana bersedih karena goyah. Caroline dan Jenny pindah Bersama Eddie dan Ting, dia kehilangan.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 39 TELAAH

Di usianya yang sudah cukup kepada warga China di koloni, Pada generasi kedua (anak), umur, Nana meninggal dunia karena menempatkan kedudukan nama panggilan tokoh utama meng- sakit paru-paru. Sebelum meninggal mereka di bawah orang Belanda gunakan nama Belanda, yaitu ia telah memberi pesan kepada tetapi di atas pribumi. “Caroline” dan pada generasi ketiga Ting untuk membongkar meja (Gouw, 2009:8). (cucu), nama panggilan juga meng- sembahyang. “Mama bermaksud gunakan nama Belanda, yaitu menghentikan semua upacara itu”. Sebelum perang, pemerintah “Jenny” dan “Els”. Walaupun sebe- Keengganan Caroline mengikuti tra- Belanda mengeluarkan surat narnya mereka mempunyai nama disi telah menyebabkan kekhawa- dispensasi persamaan derajat Tionghoa, yaitu Ong Kway Lien dan tiran dan kepedihan pada Nana, untuk orang China dengan biaya Lee Siu Yin. tetapi dengan caranya sendiri, Nana satu setengah gulden. Surat telah mendukung perjuangannya dispensasi itu memberikan hak Keluarga besar Caroline menye- untuk mandiri. (Gouw, 2009: 366- kepada pemegangnya sehingga kolahkannya di sekolah Belanda, 367) bisa masuk sekolah, kelompok, dan dengan harapan yang disampaikan lembaga Belanda. Ching si kakak sulung, kepala ke- Jenny dibantu oleh guru Bahasa (Gouw, 2009: 230) luarga setelah ayah meninggal, Inggrisnya yang dari Amerika, “Kami mengirimmu ke sekolah mendapat kemudahan beasiswa Tentu saja, kedudukan ini Belanda agar kamu menjadi asset untuk melanjutkan kuliah Kedok- sangat berpengaruh terhadap iden- yang bernilai bagi rumah tangga teran Hewan di Amerika. Jenny titas perempuan dalam bidang lelaki terhormat…. Pendidikanmu tidak memilih mencapai cita- sosial, budaya, bahasa, bahkan akan meningkatkan martabatmu citanya di negeri Belenda, tetapi di politik dan ekonomi. (Gouw, 2009: 4-5). Sekolah Belanda Amerika. Hal ini disebabkan oleh Kedudukan yang lebih tinggi kenyataan bahwa di Belanda pun, di banding pribumi, bagi keluarga juga diterapkan untuk Jenny, anak Eddie sepupunya, terus berjuang Caroline tidak dinikmati karena Caroline. Menurutnya, sekolah Be- melawan diskriminasi ras. membeli, namun karena “hadiah’ landa punya standar yang jauh lebih walikota, orang Belanda yang tinggi dibanding sekolah untuk pri- Identitas Perempuan sangat berpegaruh di Bandung. bumi dan orang Tionghoa. Bahkan dalam bidang Sosial, Hadiah ini juga meliputi kemudahan Els pun, yang merupakan seorang Budaya, dan Bahasa untuk memperoleh pekerjaan di guru diharuskan mengajar di seko- Sama dengan pendapat Greift pemerintahan dan pendidikan di lah Belanda. “Mengapa menyusah- (1991:1) dan Soekisman (1975:21) sekolah Belanda. kan diri bekerja di sekolah negeri teks OaG menggambarkan kedudu- Dengan demikian, secara sosial di mana para siswanya merupakan kan Tionghoa secara legal, sebagai dan budaya keluarga Caroline campuran antara pribumi dan mas- berikut. berorientasi pada Belanda, bukan yarakat China kelas bawah?” pada Tionghoa, apalagi pribumi. (Gouw, 2009: 147). Pada tahun 1619 Jan Pieter Zoon Orientasi pada Belanda ini terlihat Coen memberikan status istimewa melalui hal-hal berikut ini.

40 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

Internalisasi penggunaan bahasa hanya para pembantu yang biasa tahankan budaya Tionghoa. Begitu dan gaya hidup Belanda juga ter- menggunakan bahasa Melayu, se- juga dia tidak setuju dengan per- lihat dari apa yang dibaca. Digam- mentara yang lain menggunakan nikahan Caroline yang meninggal- barkan bahwa menjelang tidur, bahasa Belanda (Gouw, 2009: 14). kan budaya Tionghoa. Eddie (sepupu Jenny) selalu mem- Selain itu, Caroline juga tidak me- bacakan cerita untuk Jenny. Ke- nguasai bahasa Tionghoa. Berbeda Dia (Nana) menyulut sejumlah luarga itu meniru kebiasaan dengan warga Tionghoa pinggiran dupa dan memberikannya kepada membaca orang Belanda. Setelah Bandung yang ia temui, saat akan Caroline sambil berkata, “Sini beri bertahun-tahun, Chip dan Ting mengembalikan anak bayi yang hormat kepada ayahmu. Aku yakin telah memenuhi rak-rak buku tinggi ditemukannya. hal seperti ini tidak ada dalam di ruang perpustakaan mereka Dari sini terlihat bahwa orien- pikirannya ketika dia menerima (Gouw, 2009: 89). tasi penggunaan bahasa pada menjadi Belanda. (Gouw, 2009:16) Caroline menikah secara warga Tionghoa berbeda, untuk Belanda di gereja dengan wali kelas atas, kelas yang menikmati Bahkan Nana bimbang akan William Wachter. Dia menentang status sebagai setara (satu level di keputusan keluarga untuk menjadi larangan keluarganya yang se- bawah) dengan Belanda, mereka setara dengan orang Belanda dan benarnya lebih disebabkan oleh menggunakan bahasa Belanda. Se- meninggalkan tradisi Tionghoa. alasan ekononi. Po Han, calon mentara Tionghoa kelas bawah, suami Caroline, tidak mempunyai kelas yang tidak mampu membeli Apakah ini hukuman baginya pekerjaan yang menjanjikan, dia surat dispensasi persamaan dera- karena mengizinkan pengaruh hanya penjual mesin ketik. Calorine jat, menggunakan bahawa Melayu Belanda memasuki rumah berdasarkan hukum Belanda bisa dan Tionghoa. keluarganya? Apakah para dewa menikah tanpa izin orang tua Orientasi sosial dan budaya akan menghukum Caroline karena karena dia telah berusia 31 tahun. kepada Belanda ini, ternyata ber- berpendapat bahwa wanita akan Imajinasi daya tarik Caroline beda antar-generasi. Nana, ibu lebih baik jika tidak bergantung terhadap Po Han pun dipengaruhi Caroline, yang termasuk kelas atas pada keluarga atau pada suaminya. buku-buku roman Belanda, yaitu Tionghoa mempunyai ambivalensi (Gouw, 2009:46) dia melamarnya langsung dan sikap. Secara ekonomi dia menik- bukan mendatangi keluarganya. mati status Ching, Ting, dan Caro- Orang yang segenerasi dengan Setelah menikah, Caroline line yang bekerja dan mendapat Nana adalah Ocho. Dia menolak tinggal di rumah Ocho, nenek Po gaji dari pemerintahan Belanda. gaya dan identitas Belanda dalam Han. Di sini tampak, sikap Caroline Dia juga bisa menerima gaya hidup, diri dan keluarganya. Dia memper- terhadap bahasa Melayu. “Caroline bahasa, dan pendidikan Belanda tahankan tradisi Tionghoa dalam ke- merasa risau berada di dekat Ocho. yang dibawa anak-anak di rumah luarganya: ritual agama, mengolah Apakah itu karena bahasa Melayu besarnya. Namun, secara keyaki- masakan, dan perkawinan. Oleh yang Ocho pakai? Di rumah Nana, nan beragama, dia masih memper- karena itu, dia sangat menolak calon

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 41 TELAAH istri cucunya yang dianggapnya Ching Lam, anak keluarga Tionghoa yang sangat nasionalis adalah sudah bukan Tionghoa lagi. Dia terpandang di kota Bandung. Dia membuat onar. Melepaskan Soe- tidak mau melamar Caroline membayangkan Nana pun akan karno (dari tawanan) berarti kepada keluarganya, untuk Po Han. senang memiliki satu cucu yang mengizinkannya menyulut lebih Pandangan Ocho terhadap keluarga pernikahannya direstui (Gouw, banyak kekacauan (Gouw, 2009: besar Caroline sangatlah rendah 2009: 327). 10). “Dalam usaha mereka meniru Setelah Indonesia merdeka Ketika Jepang mengalahkan orang Belanda, keluarga Caroline dan Belanda tidak lagi berkuasa di Belanda di Hindia Belanda, Caroline menjadi tidak malu. Bagaimana Indonesia, Caroline tetap merawat terlibat dalam gerakan bawah bisa mereka membiarkan Caroline keluarga besar Tionghoanya. tanah Belanda. Hal ini berbeda meninggalkan rumah dan menikah Setelah Nana meninggal, ia dan Ting, dengan Nana; ia tidak begitu tanpa izin? Bahkan gadis-gadis di berdagang dan menjahit, ia tetap setuju dengan Belanda. Bagi dia rumah pelacuran pun tidak pergi bertanggung jawab menghidupi Sue hadiah status sosial Belanda tidak begitu saja tanpa didahului acara dan Emma (saudara kandungnya). seimbang dengan perngorbanan saling mengunjungi antara orang “Caroline menarik napas. Pengaruh yang ia berikan. Apalagi setelah tua yang mewakili pihak laki- Barat tidak bisa menghapuskan perang, Belanda tidak lagi mem- laki dan memiliki rumah bordil. perasaan yang telah berurat akar berikan perlindungan, tetapi justru Kelakukan Caroline bahkan lebih akan tanggung jawabnya terhadap kemalangan. buruk dibanding pelacur atau keluarga (Gouw, 2009: 367). Setelah perang, rumah Nana pun gundik. (Gouw, 2009:17) dipakai untuk tempat tinggal se- Tokoh perempuan yang lain, Els, Identitas Perempuan mentara bagi orang Belanda yang cucu Nana, menikah dengan orang dalam Politik ditawan Jepang. Hal ini membuat Belanda dengan tradisi Belanda Paparan tentang identitas Nana sangat enggan. Dia enggan tanpa restu dan kehadiran Nana. perempuan dalam politik merawat orang asing yang mem- Bahkan, ketika Indonesia merdeka difokuskan pada orientasi orang buat Chip (anak sulungnya) harus ia memilih pindah ke negeri Belan- Tionghoa terhadap pemerintahan mengorbankan nyawanya (Gouw, da mengikuti suaminya. Hal ini resmi di wilayah Hindia Belanda. 2009:144). Bahkan dengan tegas sungguh menyedihkan hati Nana. Generasi kedua Tionghoa, yaitu ia menegur Caroline, “Kapan kamu Setelah Indonesia merdeka, Caroline, bahkan generasi ketiga akan melihat bahwa tidak semua pembauran antara orang Tionghoa Els; berpihak kepada Belanda. orang Belanda merupakan titah dan pribumi dengan cara kawin Mereka sangat berharap Belanda suci? (Gouw, 2009:217). campur sangat dianjurkan untuk tetap memerintah. Mereka tidak memperkuat Negara Indonesia menyukai kemerdekaan Indonesia. Ketika kekuasaan Belanda baru. Namun, Caroline tidak men- Hal ini tergambar dari sikap semakin melemah di Indonesia, ia dukung anjuran itu. Dia sangat Caroline yang menyebutkan bahwa memanjatkan doa kepada leluhur berharap Jenny menikah dengan Sukarno, insinyur pribumi muda, dengan tradisi Tionghoa, sebagai

42 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

berikut. politik di Indonesia, Nana meng- yang tinggi ini menyebabkan me- Nana menyalakan seikat besar orientasikan dirinya pada Tionghoa. reka juga memandang Po Han, dupa di meja sembahyang di Pada generasi ketiga, yaitu calon suami Caroline dengan sudut ruang makan lalu memberikan Els, dan Jenny, digambarkan bah- pandang ekonomi. Pekerjaan men- setengahnya kepada Eddie. Sambil wa mereka sama sekali tidak jadi penjual mesin ketik, tidak berdiri di samping Eddie, dia berorientasi kepada Indonesia. Els menjanjikan untuk membina rumah memohon pada para roh agar menjadi guru di sekolah Belanda. Ia tangga yang nyaman. Bahkan, menjaga cucunya (Gouw, 2009: akhirnya memilih pindah menjadi setelah bersikeras menikah dengan 105). warga Negara Belanda setelah Po Han, Caroline pun berubah Nana menutupi kuncup bunga Indonesia merdeka. Namun, Jenny menjadi bersikap materialis. mawar dengan cangkang telur tidak memilih Belanda, ia memilih kosong untuk melindunginya dari sekolah dan melanjutkan hidupnya Dia bodoh telah termakan serangga. Dia berharap seandainya di Amerika. Ia meninggalkan ibunya, impian-impian Po Han. Hidup itu bisa semudah itu melindungi yang secara politik dan budaya tergantung pada hal-hal penting keluarganya dari bahaya. Dia tahu berorientasi kepada Belanda, ia seperti pekerjaan. Seharusnya bahwa para leluhur dan para dewa meninggalkan kekasihnya Lam mereka membebaskan diri dari tidak akan mampu melindungi kebiasaan kuno untuk hidup yang keluarganya berorientasi mereka sampai perang usai. Nana nyaman dan terjamin, bukannya kepada Tionghoa. Ia memilih selalu menganggap perang adalah untuk bersusah payah berjuang Amerika karena di sana tidak ada urusan laki-laki, tetapi perang ini dari hari ke hari, bahkan hanya permasalahan rasial dibanding tidak saja melibatkan Caroline, untuk memenuhi kebutuhan pokok Belanda. tetapi juga Jenny. (Gouw, 2009: saja (Gouw, 2009: 95) 123) Nana berjalan menuju meja Identitas Perempuan Caroline mulai terbuai dalam sembahyang. Dia menyala-kan dalam Bidang Ekonomi impian Po Han, tetapi dengan cepat seikat dupa dan meng-angkatnya Status legal orang Tionghoa dia mengembalikan kesadarannya. tinggi-tinggi sam-bil berdoa. yang ada di bawah Belanda dan di Dia teringat tumpukan ragihan “Belanda meminta terlalu banyak,” di atas pribumi, berdampak pada yang belum dibayar dan rekening (Gouw, 2009: 131) identitas ekonomi orang Tionghoa bank yang kosong. Po Han telah yang tergambar dalam OaG. merayunya untuk menikah dengan Selain itu, Nana juga tidak Keluarga besar Nana, sangat cerita mengenai kebahagiaan yang berorientasi pada Indonesia. mapan secara ekonomi karena tidak berlandaskan kepastian Baginya tidak mungkin pribumi penghasilan yang besar diperoleh yang merupakan para petani dan anak sulung dan anak keduanya kondisi finansial. (Gouw, 2009:87) Dan akhirnya, pernikahan Caroline jongos bisa menjalankan pemerin- yang bekerja di pemerintah Belan- dan Po Han kandas karena perma- tahan (Gouw, 2009:144). Dengan da. Mereka mempunyai empat pem- salahan ekonomi. demikian, dalam kondisi krisis bantu pribumi. Status ekonomi

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 43 Suami Ocho, kakek Po Han, juga tidak mencukupi aktualisasinya, tidak lagi memberikan kecukupan merupakan kelas atas Tionghoa. mereka akan merambah bidang ekonomi, dia mengajukan cerai di Kakek Po Han merupakan raja publik. pengadilan dan menuntut sejum- gula, namun karena istrinya tidak Pada generasi pertama digam- lah uang kepada Po Han utuk melahirkan anak laki-laki, Ocho barkan bahwa Ocho diceraikan oleh menghidupi Jenny. Pada generasi diusir dari rumah. Namun demikian, suaminya karena tidak bisa mela- ini ada juga Els yang bekerja meskipun Ocho digambarkan seba- hirkan anak laki-laki. Suaminya sebagi guru, juga Emma yang tetap gai kelas bawah Tionghoa, ia tetap menikahi wanita lain yang bisa berlindung dan mengabdikan diri mempunyai pembantu pribumi. memberikan anak laki-laki. Pada untuk mengurus keluarga besarnya. Dengan demikian, dalam teks generasi ini ada juga Nana yang Pada generasi cucu, Jenny OaG, identitas perempuan Tiong- mempunyai anak sulung dan lebih memiliki kebebasan. Ia hoa digambarkan lebih tinggi keduanya adalah laki-laki. Ia anak yang pandai di sekolahnya. dibanding pribumi. Bahkan dalam dianggap perempuan ideal. Penampilannya tomboy dan dalam kasus keluarga Nana, mereka seta- Salah satu penyebab Ocho tidak beberapa hal bisa melakukan ra dengan Belanda. Sementara setuju cucunya menikah dengan pekerjaan lelaki. Karena itu, ia orang pribumi hanya digambarkan dengan Caroline adalah dugaannya sering berselisih dengan ibunya sebagai pembantu rumah tangga, bahwa Caroline tidak bisa masak yang sangat menginginkan dia petani, dan dukun. dan megurus rumah tangga. bersifat feminine. Dia mempunyai Dengan demikian, pada masa itu kebebasan untuk menentukan cita- Identitas Perempuan perempuan yang dianggap ideal cita dan masa depannya. Ia dengan dalam bidang Domestik adalah yang bisa melahirkan anak ringan meninggalkan Lam yang dan Publik laki-laki dan bisa menguus rumah keluarganya sangat mapan dan Identitas perempuan dalam tangga. terpandang dari segi ekonomi dan bidang domestik dimaknai dalam- Pada generasi kedua, digam- sosial, serta harapan pernikahan dalam dua hal. Pertama, perem- barkan bahwa laki-laki Po Han yang ideal secara Tionghoa. Ia puan dalam fungsinya sebagai ibu bisa menerima kelahiran putrinya, dengan mudah meraih cita-citanya melahirkan anak. Kedua, perem- Jenny yang perempuan. Ia sangat di Amerika. puan dalam fungsinya sebagai ibu bahagia dan tidak peduli dengan rumah tangga yang bertanggung jenis kelamin anaknya. Pada Penutup jawab akan keberesan rumah generasi ini, Caroline sudah memi- Identitas perempuan Tionghoa tangga, merawat anak, dan melayani liki kebebasan untuk menikah dalam novel OaG suami. Identitas perempuan dalam dengan caranya. Ia bisa tidak setuju menjadi identitas (a) sosial, bidang publik dimaknai sebagai diklasifikasi dengan keluarganya. Dalam bidang budaya, dan bahasa, (b) politik, perluasan peran perempuan dalam publik,iIa bekerja di luar rumah (c) ekonomi, (d) domestik dan bidang domestik. Ketika bidang sehingga mempunyai kemandirian publik. Tiga identitas yang domestik, dianggap perempuan secara ekonomi. Ketika Po Han pertama sangat berkaitan dengan

44 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 TELAAH

kebijakan Belanda terhadap status Identitas perempuan Tionghoa Identitas perempuan Tionghoa istimewa warga Tionghoa yang dalam bidang politik memperlihat- dalam bidang domestik dan publik, menempatkan kedudukan mereka kan bahwa generasi kedua dan memperlihatkan bahwa generasi di bawah Belanda dan di atas ketiga berorientasi kepada Belanda. tua mengalami subordinasi karena pribumi. Identitas ini bukanlah Mereka bahkan ikut perjuangan tidak bisa melahirkan anak laki-laki. wujud yang absolut, melainkan bawah tanah Belanda. Setelah Generasi kedua lebih mempunyai dinamis, sebuah “proses menjadi” Indonesia merdeka, generasi ketiga kebebasan dalam menentukan per- sebagai hasil konstruksi budaya meninggalkan Indonesia untuk kawinan, pekerjaan, dan anak. lama dan sekarang, serta hasil tinggal di Belanda dan Amerika. Mereka tidak lagi tersubordinasi dialektika antar etnis. Mereka cenderung menghindari karena gender. Bahkan generasi ke Identitas perempuan Tionghoa permasalahan rasial. tiga mempunyai kebesanan untuk bidang sosial, budaya, dan bahasa Generasi pertama dari kelas menentukan cita-citanya setinggi memperlihatkan bahwa tokoh atas cenderung ambivalen mensi- mungkin, yaitu ke Amerika. utama pada generasi kedua dan kapi kecenderungan politik. Mereka Keseluruhan identitas perem- ketiga mempunyai nama panggilan lebih cenderung bersikap bahwa puan Tionghoa dalam OaG ber- Belanda, meski mereka mempunyai orang Tionghoa tidak berpihak ke muara pada satu identitas, yaitu nama Tionghoa. Mereka memiliki Belanda maupun pribumi. Dia migrasi dan penghindaran masalah keberanian untuk menentukan per- menganggap pilihan politik untuk rasial. Generasi pertama hingga kawinan secara Belanda. Mereka berorientasi kepada Belanda me- ketiga Tionghoa yang ada di menggunakan bahasa Belanda dan makan banyak korban. Sementara Indonesia merupakan hasil migrasi merasa aneh dan enggan meng- generasi pertama dari kelas bawah orang Tionghoa ke Indonesia; me- gunakan bahasa Melayu. Setelah tidak digambarkan identitas politik reka membentuk budaya baru, Indonesia merdeka, mereka kurang mereka. Mereka lebih condong ke yaitu budaya diaspora. Generasi setuju dengan perkawinan campur Tionghoa. ketiga yang ada di Indonesia Tionghoa dan pribumi. Mereka melakukan migrasi lagi, ke Belanda lebih memilih pernikahan sesama Identitas perempuan Tionghoa dan Amerika. Tokoh utama pada etnis Tionghoa. Sementara dari dalam bidang ekonomi digambar- generasi ini memilih bermigrasi generasi pertama, mereka masih kan lebih tinggi dan mapan ke Amerika karena di sana lebih mempertahankan tradisi Tionghoa: dibanding pribumi. Kelas bawah sedikit masalah rasial. Hal ini linear menyembah leluhur, mengolah Tionghoa pun digambarkan mem- dengan pilihan penulis, Lian Gouw, masakan, serta mengidelakan per- punyai pembantu pribumi. yang juga bermigrasi ke Amerika kawinan sesama Tionghoa. pada tahun 1962.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 45 TELAAH DAFTAR PUSTAKA

Amir, Badaruddin. 2009. “Membaca Realitas Sosial di Indonesia Melalui Sastra Diaspora” dalam https://badaruddinamir.wordpress. com/2009/10/12. Ashcroft, Bill, dkk. 2003. Menelanjangi Kuasa Bahasa: Teori dan Praktik Sastra Poskolonial. Yogyakarta: Qalam. Bandel, Katrin. 2013. Sastra Nasionalisme Pascakolonial. Yogyakarta: Pustaka Hariana. Budianta, Melani, 2006. “Budaya, Sejarah, dan Pasar: New Historicism dalam Perkembangan Kritik Sastra” dalam Susastra: Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya. Jakarta: Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia dan Yayasan Obor.Budiman, Arip. 2010. “K-Video: Only a Girl, Menantang Phoenix dan Ziarah Batin Lian Gouw” dalam http//:kabarinews.com/k-video-only-a-girl-menantang phoenix-dan ziarah- batin-liangouw/35787. Cohen, Robin. 2008. Global Diasporas: An Introduction. London & New York: Roudledge. Coopel, Charles A. 1994. Tionghoa Indonesia dalam Krisis. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Foulcher, Keith dan Tony Day. 2006. Clearing A Space: Kritik Pasca Kolonial tentang Sastra Indonesia Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia KITLV Jakarta. Geertz, Clifford, 1973. “Thick Description: Toward an Interpretive Theory of Culture?” in The Interpretation of Cultures: Selected Essays. New York: Basic Books. Greift, Stuart W. 1991. “WNI” Problematik Orang Indonesia Asal Tionghoa

Hall, Stuart. 2003. “Cultural Indentity and Diaspora” dalam In Theorizing Diaspora. Jakarta: (ed. Grafiti. Jana Evans dan Anita Mannur). Malden: Blackwell Publishing. Holid, Anwar. 2010.”Diaspora Orang Indonesia” dalam http//:halamanganjil. blogspot.com/2010/06/diaspora-orang-indonesia-di-amerika.html. “Menetap di AS, Lian Gouw Menulis Novel Sejarah”. http://news.okezone.com 12 Februari 2014.Murniati, Tri. 2014. “Indonesian Migrant Writing: A Trace on Indonesian Diaspora Narratives”. Makalah dipresentasikan dalam International Conference in Commemoration of the 50th Anniversary of the Departement of Malay-Indonesian Studies, Hankuk Univrsisity of Foreign Studies, Seoul, Korea, 14-16 May 2014. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postruktural. Jakarta: Pustaka Pelajar.Soekisman, W.D. 1975. Masalah Cina di Indonesia. Jakarta: Bangun Indah.Suryadinata, Leo. 1984. Dilema Minoritas Tionghoa Politik

Tionghoa Peranakan di Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. . Jakarta: Grafiti Press. ------.1985. Vasanty, Puspa. 1988. “Kebudayaan Orang Tionghoa” dalam Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (ed. Koentjaraningrat). Jakarta: Djambatan. Weedon, Chris. 2004. Identity and Culture. New York: Open University Press. Widjajanti Dharmowijoyo, 2011. “Only a Girl: Menantang Phoenix” dalam Bijdragen tot de Tall, Land, en Volkenkunde Vol 167, No.1, hlm. 106-108. books.google.com

46 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018

CUBITAN “Asal Usul dan Ranah Pertaruhan Sastra

Mashuri

“Saya adalah putra dua peradaban yang di waktu tertentu dalam sejarah telah melangsungkan sebuah “

perkawinan bahagia. Yang pertama telah berusia

tujuh ribu tahun, peradaban Firaun; yang kedua,

seribu empat ratus tahun usianya, peradaban Islam…

Nasib sayalah, Bapak dan Ibu sekalian, terlahir dalam

pangkuan dua peradaban ini, menghisap susu mereka,

hidup dengan seni dan sastra mereka. Kemudian saya

meminum madu dari kebudayaan Anda yang kaya

dan mempesona.”

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 47 CUBITAN

Pidato Naguib Mahfouz, usul kulturnya. Pada taraf tertentu, Mesir, tetapi karyanya turut pengarang Mesir, ketika menjadi universalis adalah sebuah menopang kehidupan sastra dunia, memenangkan Nobel Sastra 1988 pilihan yang paling mungkin dan dengan nilai-nilai kemanusiaan itu tidak hanya menegaskan realistis, dengan mendaku sebagai yang tak hanya dipahami oleh tentang asal sebuah ilham tetapi warga dunia, dan melekatkan bangsanya sendiri. Ia telah memberi juga asal-usul, identitas, juga diri pada sebuah entitas ‘besar’ pemahaman besar kepada ahli sebuah kesadaran. Sebuah sikap yang bernama: kemanusiaan. waris dunia tentang pergulatan ‘mawas diri’ yang telah menguak Pengalaman yang dicapai Spivak, manusia. dan memberi notasi ihwal juga yang dicapai seorang diaspora Dan, di sinilah peran sastra. peneguhan eksistensi. Pidato itu lain, Edward Said, masih bisa Terlalu naïf bila kita menepuk lebih dari sekedar pengukuhan kita ambil hikmah dalam konteks dada dengan slogan besar untuk pertanggungjawaban kreatif tapi posisi kita, bahwa bagaimana pun mengubah dunia. Sebagaimana juga kehadiran sebuah diri secara identitas itu menjadi penting, agar wataknya yang kadang ambigu, utuh di depan Dunia. kita sadar diri pada ke-Liyan-an ‘menyembah’ sublimitas, serba Perihal genealogi, asal-usul, kita, dan dari mana kita harus mungkin, dan selalu erat kaitannya dan paran-sangkan, menjadi berawal dan berpijak, lalu kita dengan penghayatan pada nilai- demikian penting ketika arah menuju dan tak terpaku pada jejak nilai manusia yang paling dalam, peradaban tak lagi bisa diprediksi semata. kita bisa merintis langkah-langkah dengan jernih dan seakan sengkarut Mungkin kita harus sadar, kecil. Kita bisa bermain dalam dunia seperti saat ini. Juga ketika gagasan untuk menggapai level tersebut mungkin yang memungkinkan ‘perbenturan peradaban’ tidak diperlukan sebuah penggalian kita untuk melacak seberapa sekedar berhenti pada taraf ide. mendalam terhadap persoalan- jauh kesejarahan diri, asal-usul, Juga, ketika Barat tak lagi sebagai persoalan yang telah melampaui juga peradaban yang hidup dan ‘sumbu’ penentu, dan lewat Oktavio diri, tapi sudah mengerti asal- menghidupi kita. Kita bisa bermula Paz, kita tahu, Barat berada di akhir usul diri, bibit, dan benih yang dari sebuah arus kesadaran yang Waktu… menopang sebuah pertumbuhan melandasi sebuah karya. Kiranya Bila Gayatri Spivak menganggap kesadaran yang menubuh. Kiranya klaim itu bukan jargon semata, bahwa klaim yang kelewat ekstrim ungkapan Mahfouz dalam pidato menghamba pada mode pemikiran pada masalah asal-usul dan Nobelnya, yang merupakan dan sekedar konsep gagah-gagahan identitas/sektarianis adalah narsis, landasan dia berkarya dan sebuah dari dunia antah berantah yang lalu dia menunjukkan adalah ‘jalan jawaban tegas dan berani ihwal jatuh begitu saja dari angkasa selamat’ bernama esensialisme jati diri, meneguhkan bahwa hasil kekosongan dan bumi yang tandus strategis dengan mempertanyakan kerjanya bukan hanya sekedar kerontang, melainkan sebuah kembali relativitas identitas, hal itu memberi tawaran estetika dengan problem realistis yang harus semata karena ia telah melampaui menggali corak khas peradaban dituntaskan dalam kekinian ‘kita’. persoalan identitas diri dan asal- Arab dari masa ke masa, khususnya Hal itu karena untuk saat

48 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 CUBITAN

ini berkarya adalah menerima ia membaca syair-syair Arab sejak Nuruddin Ar Raniri itu anonim sekaligus memberi, bisa pula zaman kuno sampai abad XX. dan hanya berisi kronik sejarah dikatakan bertahan sekaligus Para penulis Indonesia kini penguasa, tetapi ‘model’ prosanya menyerang. Langkah awal ini memang sedang berhadapan tentu saja telah menyumbang menjadi penting, sebagaimana dengan hadirnya ‘seluruh sebuah ‘gaya’ tersendiri dalam seorang yang sedang belajar pencak waktu’. Masa lalu, kini dan nanti sastra, juga menyangkut satu soal silat yang tidak hanya diajari kuda- seakan-akan hadir bersama yang berupa jati diri. Pararaton kuda, tetapi juga kemampuan dengan porsi yang tak sama. menabalkan sebuah energi atau bertahan dan menghantam, karena Inilah yang menjadikan kenapa spirit untuk mengubah sebuah tak bisa dipungkiri, bagaimanapun asal-usul itu demikian penting jalan nasib. Lewat penggambaran masa lalu kita memang belum untuk didedahkan, ‘dibaca’, dan sejarah dan diri Ken Angrok yang selesai, trauma-trauma sejarah digali kembali tanpa harus terus sarat dengan momen-momen belum tuntas untuk dijinakkan, dan tertimbun dalam alur masa lalu puitika, kita disadarkan bahwa asal- kita tak bisa terus ‘mati’ dan beku dan terjebak pada sihir bayang- usul itu menjadi satu penopang dalam masa lalu. Kita harus hadir bayang masa depan yang terus untuk melaju ke arah cahaya, bukan dalam kekinian, juga merenda bergulir. Sebagai langkah taktis, dalam ratap masa lalu yang sia-sia. masa depan dalam kekinian, apa yang dinyatakan Mahfouz Oleh karena itu dalam meski kita kadang juga sadar dalam pidato, dengan menyapa menghadapi kehadiran ‘waktu kita seringkali tidak bisa benar- perabadan ‘Anda’, alias peradaban yang jumbuh’, ruang rumpang, benar hadir dalam waktu kini dan Barat untuk diminum madu-nya, pusat yang menyebar, dan manusia menafsirkan masa lalu dengan adalah niscaya. Hal yang sama juga berada pada posisi ambang, bening. Ada yang terbelah dalam berlaku bagi Adonis, ketika dia kiranya langkah realitis adalah diri kita. Ada yang meneguhkannya memasukkan unsur-unsur Eropa menggabungkan semua jurus dalam dengan antroposentrisme tak utuh, dalam gerakan puitika Arab. Tapi banyak ruang. Kita punya banyak jiwa yang rekah, dan sebagainya, mereka memiliki latar belakang ego pilihan: membaca ulang masa lalu karena perkembangan diri dan di kultural dan ego sebagai bangsa dan asal usul kita, sekaligus kita luar diri seringkali tak berimbang, yang tidak kita punya. Keduanya hadapi waktu kini dan masa depan; juga apa yang tampak dan apa yang hidup dan dihidupi oleh peradaban atau kita harus menggagas Waktu diresapi tak sepadan. Lacurnya, yang menjunjung begitu tinggi kita sendiri dengan ruang sendiri; kita dituntut untuk berlaku harga diri bangsa, Sejarah dan atau, ada metode lain, misalnya seimbang oleh sejarah. Adonis atau kebudayaannya. meniru Polemik Kebudayan di Ali Ahmad Said, penyair Syria, telah Perihal merunut asal-usul, masa lampau dalam menentukan mengingatkan tentang kekinian: sebuah karya menarik dari masa kiblat kebudayaan, dengan masih “kurang tepat jika kita memusuhi sastra Jawa Pertengahan, Pararaton, tetap bersiteguh pada dua pilihan: masa sekarang”, juga kurang tepat sudah lebih dulu menggali dengan Timur atau Barat; atau membuat jika kita juga tak berlaku adil pada lebih netral. Meskipun pengarang jalan sendiri menuju kiblat; atau… masa lalu, seperti kesannya ketika karya yang mirip ‘Bustan as Salatin’- (*)

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 49 LEMBARAN MASTERA MAJELIS SASTRA ASIA TENGGARA

Brunei Darussalam Puisi Shukri Zain Puisi Z. A. Brunei Cerpen Sri Munawwarah H. A. L.

Indonesia Esai Afrizal Malna Puisi Didi Tri Riyadi Cerita Pendek Eka Kurniawan Puisi Gunawan S. Mohamad

Malaysia Puisi Sit Zainan Ismail Puisi Mohd. Ramly Cerita Pendek Lee Keok Chic

Singapura Cerita Pendek M. Khairool Haque Puisi Noor Aisya Puisi Nordita Taib

50 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA

Puisi

Melintas Jejak

Shukri Zain (Brunei Darussalam)

Bersama kita melangkah yang janjit bubus usai bisaikan. kita pantuni kemerdekaan ini Melayunya, Islamnya dan rajanya Kita pantuni kemerdekaan ini sinar harapan wangi berkembang. rimbun ranum berteras iman jejak hanyalah suatu cabaran Melintas jejak kain sapipir generasi takwa kita jelmakan. suak-suak pancur meluncur sauk-sauk kikik bertabur 21 Zulhijjah 1420/27 Mac 2000 simpai janjit selusur jarang. *Sumber: Warna kelabu kemarau berjerebu Sajak ini terbit dalam majalah Bahana sedekah malim jangan dimimpikan keluaran Julai-Ogos 2000 dan telah kemerdekaan bukannya igauan menerima Hadiah Penilaian Kreatif mun mata iyu melangui kasau. Bahana DBP-BSP.

Kaki masih berpijak tegap SISIPAN EDISI 49/APRIL 2017 ke bukit ke lurah bicara ilmu rigis buris bicara teknologi

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 51 MASTERA

Selain berbakat dalam bidang pentadbiran Shukri Zain dan kepimpinan, Shukri Zain juga proaktif dalam merupakan nama pena bidang penulisan ilmiah dan kreatif sejak tahun bagi Yang Berhormat Pehin 1950-an. Selain itu Shukri Zain juga pernah Jawatan Luar Pekerma Raja menghasilkan beberapa buah drama semasa Dato Seri Utama Dr. Ustaz masih lagi bergelar penuntut. Karya drama Shukri Haji Awang Mohd. Zain bin Zain yang pernah dipentaskan semasa Penukaran Haji Serudin. Shukri Zain Bandar Brunei menjadi Bandar Seri Begawan merupakan seorang tokoh agama, sasterawan, pada bulan Oktober 1979 ialah Seri Begawan I dan sejarawan, budayawan, pendidik, ahli pentadbir, drama yang berjudul Sultan Omar ‘Ali Saifuddin I pembesar negara, pendakwah, pembentukan dipentaskan semasa Keberangkatan Baginda dan pencorakan Kementerian Hal Ehwal Ugama, Queen Elizabeth ke Brunei pada 27 Februari1972. Brunei Darussalam khususnya dan pertubuhan- Shukri Zain juga ada menghasilkan beberapa buah pertubuhan lain amnya. Shukri Zain dilahirkan lirik-lirik lagu antaranya ialah Pulau Chermin; di Kampung Lurong Sikuna pada 30 Ogos 1936. Laila Menchanai; Jong Batu; Lumut Lunting; Lagu Shukri Zain merupakan Mantan Menteri Hal Rasmi Majlis Belia-belia Negara Brunei; Lagu Ehwal Ugama, Brunei Darussalam. Keputeraan Sultan; Lagu Perpuspaan; Lagu Purih Shukri Zain mula memasuki alam per- Bangsa; Lagu Rasmi Mahkota Pengumuman sekolahan sewaktu pendudukan tentera Jepun Bandar Seri Begawan dan Lagu Rasmi Maktab di Brunei pada tahun 1941. Setelah perang Perguruan Ugama Seri Begawan. dunia kedua berakhir, Shukri Zain meneruskan Sumbangan dan jasa-jasa Shukri Zain dalam pengajiannya di Sekolah Melayu Pekan Brunei. Atas bidang penulisan telah mendapat penghormatan kecenderungannya yang mendalam dalam bidang dan pengiktirafan dalam dan luar negara. Pada agama, Shukri Zain telah dihantar ke Sekolah Arab tahun 1985, Shukri Zain dipilih sebagai “TAMU’ Al-Junied, Singapura pada tahun 1950. Pada tahun oleh Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur 1955-1956, Shukri Zain meneruskan pengajiannya dan pada tahun 1991, Shukri Zain telah menerima ke Kolej Islam Malaya, Kelang. Pada tahun 1959- Anugerah Penulis Asia Tenggara (S.E.A. Write 1963, memperolehi Ijazah Sarjana Muda dalam Award). Sementara kebolehan dan kepakaran bidang Syariah dari Universiti Al-Azhar, Mesir. Shukri Zain dalam bidang agama Islam juga diberi Shukri Zain juga merupakan anak Brunei pertama pengiktirafan sehingga Shukri Zain dianugerahkan yang memperolehi ijazah ‘Alamiyyah (B. A.) dari “Tokoh Hijrah 2010”. universiti yang sama.

52 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Puisi Astaka Terkunci di Taman Merdeka

Z.A. Brunei (Brunei Darussalam)

Merenung taman merdeka dalam mengecut juga disalut mentari; mengalai, melambai pandangan susut ke tengah astaka membaca gerak yang kabur dan terabai. tangga-tangga bersusun bagai semakin disusur kalimat tiada Cerita taman merdeka berulang piramid belum kemas bernahu dengan kalimat gusar tanpa suara garis-garis jangka berbunga putar ketika wacana setia terlaung bangsaku bukan sekadar yang keliru menjadi-jadi persembahan memenuh ruang sebuah grandstand untuk mereka hamparan warna dan kaca Cuma pun bukan membeza ruang yang tiada kad jemputan rasmi: peristiwa tanpa suasana. grandstand Malam kembali merenung astaka atau sekadar melambai dan esok taman ini terpenuh tenggelam mengalai. dengan langkah sorak gerak tangkas tapi kurang perkasa gema alun suara muzik bertarung di medan wacana Kata dua untukmu, bangsaku mulai berdansa di dinding kota berdiri bagai turus bengkok iltizam muncul dari lubuk hati aroma panas sejuk duduk bagai semalu kelayuan yang hangat dan sejuk pada tutur menyingkap udara. belon-belon panas yang mula tingkah menguncup yang tiada beralah Cuma mengelak Aku di taman merenung astaka menari tanpa irama teman yang berjaya hanya sebelah yang kacau lensa bosan merakam potret, tangan menyapa garis-garis langkah semakin kalut. bangsaku bernama hutan kata menjadi belukar di hati. bukan mudah mengisi taman Siang bersinggah renyai kota merdeka menyiram persada ketika bergerak menurut petak Air Asia matahari bangkit untuk bertetamu buta 25 Februari 2007 yang tiada kad jemputan rasmi ketika menaiki tangga bercerun dikelilingi sorak-sorai langkah tiada dicabar bersedia membelah kekosongan lantun suara membisik *Sumber: dodoi semakin racau bukan ruang terpenuh ukuran Sajak ini terbit dalam majalah merenung taman merdeka di dada semangat Bahana keluaran Februari 2008 kaca tetapi gerak mengisi ruang secara dan telah menerima Hadiah astaka dan taman tenggelem bijaksana Penilaian Kreatif Bahana DBP-BSP. liuk lambai terbias sangka kalimat mereka yang terpacak kaku belon-belon panas dipasang akan melangkah hanya sekadar

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 53 MASTERA

Zefri Ariff Brunei, Z.A. Zefri Ariff Brunei menghasilkan beberapa buah Brunei dan ZAZA nama buku yang memuatkan karya penulisan kreatif dan ilmiah. Buku Penulisan Perseorangan: Rapat (skrip penaMohammed Zefri Ariff drama pentas), (UBD, 2002); Di Balik Kertas dan bin Mohammed Zain Ariff. Pentas (artikel tentang sastera dan seni pentas), (UBD, Beliau merupakan Pensyarah 2003); Tik Tik Tik (puisi kanak-kanak), (DBP, 2005); Program Kesusasteraan Kata Kita Kota I (kumpulan sajak), (NeoBook, Kuala Melayu, Fakulti Sastera Lumpur, 2007); Bingkai Seni Budaya Brunei (esei dan Sains Kemasyarakatan, budaya), (NeoBook, Kuala Lumpur, 2007); Sukma Nitra Universiti Brunei Darussalam. (skrip drama pentas), (DBP, 2010); Bicara Sastera dan Budaya Brunei (esei sastera dan budaya), (DBP, 2011). Zefri Ariff Brunei Berkelulusan Sarjana Muda Buku Antologi/Kompilasi Bersama: Merpatiku Sayang Sastera B.A. (hons.) Penulisan Kreatif dan Deskriptif, (antologi puisi kanak-kanak), (DBP, 1988); Basikal Universiti Malaya, Malaysia (1989) dan M.A. in Theatre Idaman (antologi cerpen kanak-kanak), (DBP, 1989); , University of Exeter, United Kingdom (1998). Practice Pelari 3 (antologi sajak), (DBP, 1993); Prosiding ASEAN-ROK Future-Oriented Cooperation Project, 2000, Zefri Ariff Brunei berpengalaman dalam penyiaran, terbitan Korea National Commission for UNESCO; melibatkan diri dengan penerbitan program radio Cakrawala P Ramlee Nusantara (kompilasi esei bersama (1982) dan program TV (1989), penyunting skrip penulis lain), (Arkib Negara Malaysia, 2002); Seminar drama kanan di Radio Televisyen Brunei (1990- Pemikiran Semula P Ramlee, (UNIMAS, Sarawak, 2003); 1996), deklamatori sajak di dalam dan luar negara, Antologi Puisi Kembara Merdeka Dua Dekad Meniti pembimbing/pembengkel penulis pelbagai genre/ Usia (antologi sajak), (DBP, 2004); Iktibar Tsunami pengamal teater pengamal media/jurufoto di dalam Peringatan Ilahi (antologi sajak), (DBP, 2005); Legasi dan luar negara, pembentang kertas kerja/panel/ (antologi penyajak ASEAN), (Warisan Wong Kampong, penceramah pelbagai persidangan seminar/forum Kuala Lumpur, 2006); Medan Puisi (antologi penyajak pelbagai bidang di dalam dan di luar negara, hakim Nusantara), (Buku Laboratorium Sastra Medan, pelbagai peraduan penulisan, lakonan, deklamasi 2007); Titik (antologi sajak), (NeoBook, Kuala Lumpur, 2007); Prosiding Seminar Kesusasteraan Bandingan peringkat negara, pengarah dan penulis skrip pelbagai puisi, mari bercerita, bahas, pidato dan fotografi Antarabangsa (“Nasionalisme Melayu dalam Drama sketsa/pantomin/drama anjuran pelbagai agensi Sejarah”), (Persatuan Kesusasteraan Bandingan Kuala pertubuhan awam/jabatan dan kementerian Negara Lumpur, 2007) dan Becomings (an-tologi penyajak Brunei Darussalam dan menjawat beberapa portfolio ASEAN dan Korea Selatan), (Asia Poet Society, South kepimpinan dalam beberapa buah organisasi awam/ Korea, 2010). belia (NGO).

54 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA

CERITA PENDEK

Kuadratik

Sri Munawwarah Haji Awang Lamat (Brunei Darussalam)

Adina menutup pintu biliknya dengan rapat. peramah dan bijak, juga segak dan kacak. Bayangan Telefon bimbit dicapainya dari dalam tas tangannya. Adina merantau jauh ke zaman silam, ke saat Lincah jarinya menari di atas skrin sentuh itu. “Guess pertemuan mereka yang seperti babak klise yang what?” Hantar. Tidak sampai dua minit kemudian telefonnya berteriak minta dilayan. berlatarbelakangkan perpustakaan dalam filem- “Ummm... ada apa?” Bibirnya melakar senyum Pertama kali pandangan mereka bertemu, hanya filem romantis tentang cinta zaman sekolah. melihat balasan itu. Selendang yang melitupi senyuman yang mereka lafazkan lalu masing-masing kepalanya lantas ditanggalkan, lalu dia mengambil kembali fokus dengan tujuan asal mereka, mencari gambarnya sendiri menggunakan telefon bimbitnya. buku. Entah bagaimana, hampir setiap langkah mereka Dia membalas pula pesanan tersebut dengan gambar yang seterusnya bertembung padahal sebelum itu tadi. Tiga minit, dan telefonnya berdering lagi. Adina cuma melihat Thaqif dua tiga kali dari jarak jauh. “Wow… cantiknya! The new hair cut looks really Itu pun cuma sekilas. Akhirnya takdir menemukan great on you. You look so pretty, sayang.” Berbunga mereka lagi di bilik belajar di perpustakaan. Sedang hatinya menerima pujian daripada Thaqif, jejaka Adina khusyuk mencari penyelesaian bagi soalan kerja yang berjaya mencuri hatinya beberapa bulan yang rumah Matematiknya, bunyi seretan kerusi sebelah lalu. mengganggu perhatiannya. Dia menoleh sekilas lalu “Hehe… terima kasih,” balasnya. Terbayang menyambung kerjanya. Belum pun pensilnya sempat di mindanya wajah sang kekasih. Matanya yang mencecah kertas, dia menoleh lagi. Thaqif! Ruang yang galak bisa mencairkan hati perempuan, senyumnya tadi diduduki orang lain memisahkan mereka, dan kini menampakkan sebaris mutiara tersusun rapi, di antara mereka hanya ada ruang kosong. Mereka ketawanya yang dapat membuat sesiapa saja cuma berpandangan, renungan mereka tepat memanah di sekelilingnya tertawa. Siapa yang tidak jatuh sesama sendiri. Rasa kekok menyelubungi mereka, dan hati pada lelaki seperti Thaqif. Seorang yang akhirnya Thaqif menghadiahkan senyumannya yang

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 55 MASTERA manis. Saat itu juga rasa gemuruh menyerang Adina. dibatalkan hari ini, sudah tentu aku tinggalkan saja Jantungnya bergoncang kuat, namun mata mereka tugasan itu tidak siap semalam, dengus hatinya. Terasa masih bertentangan. Thaqif mengemaskan barangnya sungguh lesu badannya akibat berjaga hingga lewat lalu berpindah duduk ke ruang kosong sebelah Adina. malam menyiapkan tugasan Matematik. Thaqif menghulurkan salam perkenalan, dan di Loceng akhirnya berbunyi. Tangannya pantas dalam rasa gemuruhnya Adina cuba untuk bertenang mengemas alat tulis dan kertas di atas meja belajar itu. dan menyambut salam itu. Mereka mula berbual Masih sempat untuk tidur sebelum kelas seterusnya mengenai hal sekolah, diri sendiri dan keluarga. seseorang dari belakang sebelum sempat dia Debaran di dada Adina yang tadi dirasakan hampir bermula sejam lagi, fikirnya. Bahunya dipaut oleh memecahkan jantungnya mula reda dan tanpa melangkah.“Adina! Ke mana lepas ini? Eh, pucatnya. Are sedar masa berlalu begitu pantas. Loceng berbunyi you okay?” Tanya Annisa, gadis ayu betudung labuh, menandakan permulaan waktu pembelajaran. Masing- juga rakan sekelasnya. masing berasa berat untuk mengucapkan selamat “Ya, saya okay. Cuma letih, akhir tidur buat tinggal. Dengan selamba Thaqif mencatat nombor Maths semalam. Sekarang saya hendak ke kelas ,” dalam nada separuh berbisik, “… telefonnya di atas kulit buku diari Adina, dan dari Psychology tidur sekejap.” Adina menguntum senyuman saat itu persahabatan mereka mula terjalin tanpa nakal, membuatkan Annisa tertawa geli hati. sedar, waktu berputar menyuntik perasaan cinta di dalam jiwa remaja mereka. Meski sekarang mereka Gelagatnya kadang-kadang membuat orang di terpaksa dipisahkan oleh samudera demi cita-cita Tidak dinafikan, Adina adalah seorang yang lucu. sekelilingnya sakit perut kerana ketawa. Thaqif untuk menggapai awan, cinta mereka masih “Eh, lekaslah solat dulu sebelum masuk kelas. seutuh permata. “Allahuakbar! Allahuakbar!” Angan- Nanti kita sama-sama masuk selepas solat.” Annisa angan Adina terhenti oleh laungan azan Asar dari radio memang selalu mengajak Adina untuk solat Zohor, yang dipasang di luar biliknya. Dia cemas. Zohor masih namun ajakannya lebih selalu ditolak oleh Adina. belum lagi ditunaikannya! Alasan yang paling kerap digunakan Adina ialah *** takut kain sekolahnya terkena air kotor ketika dia menggunakan tandas. Riak muka Adina mampu Entah untuk kali keberapa dia menguap. Hidup dibaca oleh Annisa. di Tingkatan Enam ada kalanya menuntut waktu “Awak ke tandas tadi?” Adina mengangguk. yang lebih untuk menyiapkan tugasan. Jam tangan “Okaylah, saya ke surau dulu. Jumpa nanti di kelas, direnungnya lagi. Masih ada dua minit sebelum in shaa Allah. Assalamualaikum.” Kaki Annisa pantas kelas tamat. Tangannya menongkat dagu dan jarinya melangkah meninggalkan Adina keseorangan mengetuk-ngetuk meja, kesabarannya mengurang. setelah salamnya dibalas. Adina pula melangkah ke Segala kata yang keluar daripada mulut guru subjek arah bertentangan, pantas menuju ke bilik darjah Sosiologi itu kedengaran seperti buih-buih yang di tingkat bawah. Tanpa membuang masa dia terus meletup di telinga Adina. Rasa menyesal mula merehatkan matanya selepas mengambil tempat menyelinap ke dalam hatinya. Kalau aku tahu kelas duduk.

56 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Puas dia melepaskan rasa “Waalaikumsalam.” Jelas sekolah digunakannya sekejap mengantuk sehingga tajuk yang terlihat oleh Adina keceriaan untuk melaksanakan solat dibentangkan oleh gurunya yang terpancar di air sunat Dhuha. Ah, biasalah. mudah difahami olehnya. Tanpa muka Annisa. Sepanjang Anak ustaz dan ustazah yang disedari sejam berlalu dengan perjalanannya pulang ke terkenal di kawasan mereka, di pantas dan kelas pun tamat. rumah mindanya tertumpu mana tumpahnya kuah kalau Annisa menghampirinya lagi. kepada Annisa. Alim. Kata itu tidak ke nasi. Lebih-lebih lagi “Belia masjid kampung kita cukup untuk menerangkan dia dilahirkan dan dibesarkan in shaa Allah akan mengadakan tentang Annisa. Tudungnya di Mesir. Sebelum pulang ke qiamullail malam nanti. Ikutlah, labuh hampir menutup badan. tanah air ketika berusia lapan lagipun rumah awak cuma Tidak pernah terlihat sehelai tahun berpindah dari sekolah sepuluh minit dari masjid, rambut pun terkeluar. Lengan biasa ke sekolah Arab setahun bukan? Banyak aktiviti lain lagi bajunya tidak pernah disinsing. kemudian. Sebab itulah mereka akan diadakan, seperti tazkirah Auratnya dijaga dengan begitu tidak begitu mengenali satu dan ice breaking.” Hatinya sempurna. Tutur katanya sama lain walaupun tinggal berharap ajakannya kali ini sopan, nama sang pencipta di kampung yang sama. diterima. Mungkin sudah dua sentiasa keluar daripada bibir- Lamunannya terhenti saat enjin tiga kali dia menjemput Adina nya, tanpa mengira tatkala kereta dimatikan oleh ayahnya namun ada saja halangan gembira atau duka. Tidak setelah mereka tiba di rumah. yang timbul di saat-saat akhir. pernah Adina melihat Annisa “Papa, nanti malam Dina Adina juga terlihat seperti berbual dengan lelaki tanpa hal hendak ikut Papa ke masjid. Ada teragak-agak untuk menerima penting. Jika keadaan memaksa, qiamullail, kawan Dina jemput,” ajakannya. pandangannya tidak pernah katanya sebelum ayahnya turun Fikiran Adina masih ligat tepat ke arah lelaki itu. Al-Quran dari kereta. membuat keputusan. Annisa pula umpama sahabatnya, ja- “Okay. Jangan lambat menanti jawapannya penuh rang tidak terlihat di tangan- bersiap nanti, or else Papa harapan. “In shaa Allah, saya nya. tinggalkan,” balas ayahnya datang,” jawab Adina penuh Ada kalanya Adina berasa sambil tersenyum mengusik. yakin. Annisa tersenyum lebar. Annisa begitu ekstrem dalam Usikan ayahnya membuatnya “Alhamdulillah. Okay, beragama. Tudungnya labuh, tersenyum simpul. jumpa nanti, in shaa Allah. bajunya labuh, pokoknya Majlis akan bermula selepas semuanya labuh. Bicaranya pula Dia mengangguk dan terus Isyak nanti. Saya balik dulu. kadang-kadang menjurus ke arah berlalu ke tingkat atas menuju Assalamualaikum.” kata yang berbaur keislaman. biliknya. Tubuhnya dihempaskan Hampir setiap tempoh belajar ke katil. Dia melihat waktu yang persendirian pada waktu terpapar di jam dinding. Masih ada

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 57 MASTERA lebih kurang sejam sebelum azan pernah dihadirinya. Bukan tidak sehingga tanpa disedarinya waktu Asar dilaungkan. Dia memutuskan pernah dia diajak untuk menghadiri solat fardhu Asar akan masuk dalam untuk berehat sebelum menunaikan majlis serupa itu tapi dia lebih selesa 15 minit lagi. solat Zohor. Matanya tertancap pada menolak. Bukannya tidak suka siling. Fikirannya menerawang ataupun tidak mahu. Dia sendiri *** memikirkan Thaqif si buah hati yang tidak dapat merungkai sebab yang Lipatan tudungnya dirapikan jauh di rantau orang. Tiba-tiba dia menghalangnya daripada menda- dan telekung yang sudah dilipat teringat satu ketika dia menguping tangi majlis sedemikian tetapi kemas disimpan di sebuah beg dua rakan sekolahnya yang berbual tadi, entah dengan mudah saja dia sandang. Dia memeriksa keperluan tentang fenomena pasangan mengatakan ya. lain agar tidak ada satu pun yang remaja bercinta. Perbincangan Hendak dikatakan kerana dia tertinggal. Kegiatan Sampai di masjid mereka kedengaran begitu serius seorang yang tidak berpegang kuat Adina bersalam dengan ayahnya sehingga keluar segala dalil-dalil kepada agama, tidak juga. Begitu dan terus melangkah menuju ke agama yang secara tidak langsung juga keluarganya. Ayahnya seorang ruangan jemaah perempuan. Annisa melarang perbuatan yang semakin peniaga yang boleh dikatakan sudah menantinya. Kedatangannya menjadi-jadi dalam kalangan berjaya dan sangat taat dalam disambut dengan senyuman manis remaja masa kini. Walaupun tidak menjalankan perintah agama. Solat oleh Annisa dan tiga orang begitu jelas, ingatan Adina begitu jemaah di masjid jarang sekali perempuan lain yang kelihatan jelas mendengar ungkapan salah ditinggalkan, waima solat fardhu sebaya dengan mereka. Annisa seorang daripada mereka. Bercinta Subuh. Selesai solat Subuh ayahnya mengenalkan mereka kepada Adina itu haram! tidak terus pulang ke rumah. yang hampir jelas kelihatan kekok. Fikirannya berputar. Hmm, Sehingga matahari menerjah di Belum sempat mereka berbual mengapa pula ia tidak boleh? kaki langit ayahnya bersama-sama azan Maghrib dilaungkan. Masing- Bukankah selagi pasangan itu tidak dengan ahli masjid yang lainnya masing bergegas menyarungkan melakukan perbuatan terkutuk ia mengaji Al-Quran setelah selesai telekung dan mengambil tempat di tidak mengapa? Bukankah bercinta solat. Ibunya lebih kurang seperti saf yang tersedia. Adina duduk di ayahnya, kecuali ibunya jarang barisan hujung manakala Annisa Bukankah ia menyeksakan diri ikut ke masjid. Adina pula seorang dan kawan-kawannya duduk di itu lahir daripada fitrah manusia? yang patuh mendirikan solat lima sebelah kiri Adina. Kedengaran Bermacam-macam soalan menerjah waktu walaupun kadang-kadang dengan jelas di telinga Adina suara sendiri jika melawan fitrah? melewatkan waktu solat. Caranya halus mereka separuh berbisik jawaban yang perlu dicari. Beralih berfesyen yang sering mengikut berzikir memuji kebesaran Ilahi. fikirannya. Semakin banyak trend terkini menyerlahkan per- Tanpa sedar, mulutnya mula Annisa tadi. Rasa hairan menerpa. sonalitinya sebagai seorang remaja terkumat-kamit berzikir mengikut pula fikirannya ke arah ajakan Seingatnya majlis keagamaan Muslim yang moden. Otaknya yang rentak Annisa. Dia mula khusyuk sebegitu bukanlah sesuatu yang bertasbih, bertahmid, bertakbir

aktif berfikir membuatnya lalai,

58 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA dan bertahlil. Tanpa sedar juga tangan Adina supaya mengikuti Annisa dan seterusnya mengikut hatinya menjadi tenang, setenang mereka. arah putaran jam. “Dan malam air tasik yang tidak berpenghuni. Mereka duduk membentuk apabila ia sunyi sepi. (Bahawa) Semakin ramai jemaah perem- bulatan. Masing-masing mereka Tuhanmu (wahai Muhammad) puan mengisi ruangan. Iqamat membawa sebuah kitab tafsir Al- tidak meninggalkanmu, dan Ia tidak berkumandang beberapa minit Quran yang kecil, kecuali Adina. benci (kepadamu, sebagaimana kemudian. Pada kalimah suci Annisa terlihat tangan Adina yang yang dituduh oleh kaum musyrik).” terakhir mereka berdiri betul, kosong tidak membawa apa-apa. “Dan sesungguhnya kesudahan bersedia untuk menunaikan rukun Lalu dia teringat yang dia lupa keadaanmu adalah lebih baik bagi- Islam yang kedua itu. Suara imam berpesan kepada Adina untuk mu daripada permulaannya. Dan mengangkat takbiratulihram kede- membawa kitab tafsir. sesungguhnya Tuhanmu akan ngaran di pembesar suara. Solat memberikanmu (kejayaan dan Maghrib pun bermula. Satu rakaat lupa untuk beritahu awak tadi ke-bahagiaan di dunia dan di demi satu rakaat berlalu sehingga “Astaghfirullahal’azim, saya ter- akhirat) sehingga engkau reda– berakhir dengan dua salam, saya.” Kealpaannya melahirkan rasa berpuas hati. Bukankah dia disertai dengan bacaan wirid dan untuk bawa kitab tafsir! Maafkan doa sesudah sembahyang. Usai doa, kesal yang begitu mencengkam mendapati engkau yatim piatu semua ahli jemaah bersalaman. hatinya. lalu Ia memberikan perlindungan? Selesai semuanya Adina melipat “It’s okay. Masjid tentu ada Dan didapati-Nya engkau mencari- telekung dan memasukkannya ke memiliki kitab tafsir kan? Saya cari cari (jalan yang benar), lalu Ia dalam beg sandangnya tadi, lalu sekejap.” Adina pantas berdiri dan memberikan hidayah petunjuk tangannya mencapai novel yang melangkah laju ke arah rak buku. (dengan wahyu Al-Quran)? Dan dibawanya tadi. Annisa menyentuh Sangkaannya tepat. Dia mengambil didapati-Nya engkau miskin, lalu bahunya dari belakang dan seraya sebuah dan kembali ke tempat Ia memberi kekayaan? Oleh itu, Adina berpusing menghadap duduknya. Annisa memohon maaf adapun anak yatim maka janganlah Annisa. sekali lagi kepada Adina. Baginya engkau berlaku kasar terhadapnya. “Marilah ikut kami tadabbur itu cuma perkara kecil dan remeh. Adapun orang yang meminta (ban- Al-Quran sementara menunggu Khalisah, salah seorang daripada tuan pimpinan) maka jangan- Isyak masuk,” ujar Annisa lembut. kawan Annisa mencadangkan me- lah engkau tengking herdik. Adapun Tadabbur? Berkerut dahi Adina reka untuk mentadabbur surah- nikmat Tuhanmu, maka hendaklah cuba memahami maksud Annisa. surah lazim bermula daripada engkau sebut-sebutkan (dan zahir- Surah Ad-Dhuha sehingga Surah At- kan) sebagai syukur kepada-Nya.” Adina, Annisa menerangkan Bagaikan dapat membaca fikiran Takathur. Mereka semua bersetuju maksud tadabbur. dengan cadangan Khalisah itu. “Tadabbur maksudnya mema- Selesai Khalisah membaca hami dan menghayati ayat Al- Khalisah memulakan bacaan tafsir ayat yang terakhir dia pun mula Quran.” Adina mengangguk tanda Ad-Dhuha. “Demi waktu Dhuha.” menerangkan Asbabun Nuzul atau mengerti. Annisa menarik lembut Bacaan disambung pula oleh sebab turunnya ayat Ad-Dhuha.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 59 MASTERA Ayat pertama sehingga ketiga terhadap Adina hampir sama se- diturunkan setelah kaum Musyrikin kata terbit dalam hatinya. Dia mulai perti layanan mereka terhadap dapat didefinisikan dengan kata- mengatakan bahawa Allah telah sedar bagai ada satu ruangan yang Annisa. Kekaguman Adina terhadap meninggalkan dan membenci Ra- kosong dalam hidupnya yang tidak mereka semakin bertambah. sulullah Sallallahu Alaihi Wassa- pernah diisi. Ruangan itu bagaikan Sungguh, dia tidak pernah dilayan lam setelah tiada wahyu yang mula terisi. Annisa menyentuh dengan sebegitu mesra oleh turun kepadanya selama beberapa tangan Adina, menarik Adina keluar orang yang baru pertama kali waktu. Allah bersumpah demi daripada dimensi lain yang tercipta ditemuinya. Dia sudah berasa bagai waktu Dhuha, atau waktu matahari di mindanya. sebahagian daripada kelompok sepenggalan naik dan sebahagian “Are you okay? Diamnya awak,” mereka. Selesai berkenalan, mereka terakhir waktu malam, ketika bisik Annisa. Adina cuma mengang- terus menyempurnakan hajat suasana sudah menjadi sunyi dan guk dan menghadiahkan Annisa asal mereka untuk berwudhu. sepi bahawa Dia tidak membenci senyuman. Azan Isyak dilaungkan tidak lama Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassa- “Marilah bersiap untuk Isyak.” kemudian, masing-masing sudah lam sebagaimana yang dituduh Annisa mula berdiri dan berjalan bersedia duduk membentuk satu oleh kaum musyrikin. Seterusnya menuju ke ruangan berwudhu, dua barisan. Beberapa orang jemaah menurut beberapa tafsiran ayat Adina menurut dari belakang. mendirikan sembahyang sunat keempat bermaksud perjuangan Kelihatan beberapa orang sebelum Isyak. Adina tetap duduk Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassa- perempuan berada di dalam menunggu iqamat dilaungkan. lam akhirnya akan menemui keme- ruangan itu. Annisa memberi salam Kurang daripada sepuluh minit nangan, sedang permulaannya kepada mereka semua, kemudian kemudian iqamat dilaungkan dan dipenuhi dengan kesulitan. Allah mereka bersalaman. Kemesraan solat Isyak dimulakan. Setelah juga menjanjikan nikmat yang mereka begitu jelas daripada bahasa selesai solat, wirid dan doa semua melimpah-ruah kepada Rasulullah tubuh dan suara mereka yang ahli jemaah bersalaman. Jumlah Sallallahu Alaihi Wassalam. Kemu- ceria. Seronoknya mereka, punyai mereka kelihatan bertambah dian Allah memerintah supaya teman yang kelihatan begitu rapat dari sebelum solat didirikan berlaku baik kepada anak yatim, tadi. Ahli belia masjid kemudian orang yang meminta tunjuk ajar dan dia tidak mempunyai kawan yang dipanggil untuk berkumpul di dan mesra, fikir Adina. Bukannya bersyukur ke atas nikmat yang rapat tetapi dalam persahabatan sebelah kanan ruangan solat yang Allah kurniakan. yang terjalin itu bagai ada sesuatu mampu menampung lebih kurang Adina memandang sekeliling yang hilang. Ia tidak sama seperti 100 orang jemaah itu. Annisa bulatan mereka. Kelihatan mereka apa yang terjalin di antara Annisa membawa Adina menghampiri khusyuk mendengar bicara Khali- dan sahabat-sahabatnya. Annisa seorang wanita yang kelihatan tua sah. Mengkagumkan. Situasi itu memperkenalkan Adina kepada beberapa tahun daripada mereka, sangat baru baginya tapi sangat teman-temannya tadi. Mereka ber- lalu memperkenalkan Adina menenangkan. Satu rasa yang tidak salam dengan Adina, layanan mereka kepada wanita itu. Wanita itu, yang

60 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA dipanggil oleh semua ahli belia ketawa kecil. Kak Humaira me- kemudian diarahkan untuk mem- masjid itu sebagai Kak Humaira minta maaf kerana mengejutkan buat bulatan dan berkenalan dengan merupakan ketua kumpulan belia Adina. Adina turut tertawa. Terasa ahli kumpulan dan fasilitator me- masjid perempuan. Kedatangan telinganya panas menahan malu. reka. Waktu sudah menapak ke Adina sekali lagi disambut mesra “Adina pernah mengikuti qia- pukul 9.45 malam. Semua peserta oleh Kak Humaira. Beberapa mullail?” Tanya Kak Humaira mem- kemudian diarahkan berkumpul orang perempuan yang berdiri buka perbualan. Adina cuma meng- dan duduk di bahagian hadapan berhampiran mereka turut diper- geleng. Mulutnya penuh dengan ma- masjid untuk sesi tazkirah. kenalkan kepada Adina. Semua kanan. Kak Humaira mengangguk. “Apa maksud tazkirah sebenar- mereka melayan Adina dengan Dia mula bertanya tentang diri nya?” Bisik Adina kepada Annisa. mesra seperti yang lain. Tersentuh Adina. Adina menjawab semua “Hmm… awak dengar sajalah hatinya dengan kebaikan yang pertanyaan Kak Humaira dengan dulu, saya tidak begitu pandai mene- mereka tunjukkan, walaupun dia panjang lebar. Menyedari jam sudah rangkan apa artinya. Yang penting, tidak pernah mereka kenal antara menghampiri pukul 9.00 malam ia ada unsur-unsur ceramah, tetapi satu dengan yang lain. Kak Humaira terus mengingatkan tidak membuatkan awak tertidur,” Sebelum aktiviti dimulakan semua mereka supaya segera ber- balas Annisa berseloroh. Adina mereka dijamu dengan hidangan sedia untuk aktiviti seterusnya. hanya mampu tertawa kecil men- makan malam yang ringan. Maka- Semua orang bergegas meng- dengar jawapan Annisa. Kak nan disediakan di luar ruangan habiskan makanan, ada yang meno- Humaira yang duduk di hadapan solat perempuan. Adina duduk long mengemas tempat jamuan. mereka sudah bersedia dengan bersebelahan Annisa, yang rancak Sesudah selesai mereka semua pengisian tazkirahnya yang akan bercerita dengan kawan-kawannya kembali berkumpul di dalam disampaikan dengan bantuan pem- yang lain. Begitu juga dengan yang masjid. Aktiviti mereka dimulakan bentangan powerpoint. Tazkirah lain. Adina meninjau suasana. Lebih dengan aktiviti kelompok, setiap dimulakan dengan Al-Fatihah dan kurang 30 orang menyertai acara ahli kumpulan berpegangan doa sebelum belajar yang diketuai itu, semua mereka terdiri daripada tangan untuk membina rangkaian oleh Kak Humaira. remaja perempuan sebaya Adina. dan salah seorang yang berada di “Baiklah, sebelum kita mulakan, Adina kemudian cuba menghabis- hujung mesti bergerak dan menarik Kak Humaira ingin semua yang ada kan makanannya tanpa menghirau- yang lain untuk membentuk di sini sudah bersedia. Sudah sedia kan keadaan sekeliling. Tanpa dise- ‘simpulan manusia’ dan setelah untuk tazkirah, semuanya?” Soalan darinya juga Kak Humaira selesai mereka harus merungkai Kak Humaira dijawab dengan sudah melabuhkan punggung di kembali ‘simpulan’ itu. Ruangan serentak. kerusi sebelahnya. Kak Humaira masjid dipenuhi dengan ilai tawa “Okay, sebelum itu, Kak Humaira menyapanya, membuatkannya ter- peserta yang bersusah-payah men- mahu kamu semua pegang bahu kejut dan hampir tersedak. Gelagat- cuba untuk meleraikan ‘simpulan’ orang yang duduk di sebelah kiri nya membuatkan Kak Humaira mereka, termasuk Adina. Mereka kamu, kemudian katakan kepada

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 61 MASTERA mereka seperti apa yang Kak Kak Humaira kepada mereka Surah Az-Zariyat yang dibacakan Humaira cakap. Wahai sahabatku,” semua. Beberapa orang peserta oleh Kak Humaira bagaikan kata Kak Humaira kemudian diikuti yang terkenal dengan sifat nakal menampar pipinya. Perasaannya oleh yang lain. Dengar ya, kata mereka memberikan jawapan yang bercampur takut dan keliru. Kak Humaira lagi, dan yang lain membuatkan yang lain ketawa Kalau begitu, bagaimana hendak mengulang. “Aku mencintaimu kelucuan. Kak Humaira melayan menyeimbangkan dunia dan kerana Allah. Yang lain mengulang. kerenah mereka dengan selamba Aku harap kau juga mencintaiku. tanpa nampak sedikit pun rasa itu tidak berani dilontarkannya. akhirat, fikirnya. Namun persoalan Baiklah sekarang pegang telinga tidak senang hati, membuatkan Dia terus khusyuk mendengar mereka.” Arahan Kak Humaira itu sesi tazkirah mereka saat itu ilmu yang disampaikan oleh Kak membuatkan suasana menjadi semakin galak dengan ketawa. Humaira. sedikit riuh. Fasilitator yang Terserlah sifatnya yang terbuka dan Penyampaiannya diselangseli- duduk berhampiran menggesa memahami, juga karismanya yang kan dengan tayangan video Islamik mereka dengan lembut untuk membuatkan dirinya dihormati yang menyentuh jiwa dan mengge- mengikut arahan Kak Humaira. dalam kalangan ahli belia masjid Semua mereka menurut tapi ada itu. Kak Humaira menerangkan kali juga Kak Humaira berinteraksi rakkan minda untuk berfikir. Sese- yang tidak berhenti ketawa kerana bahawa manusia terdiri daripada dengan mereka, menjadikan pe- kegelian. Kak Humaira menyuruh tiga komponen, iaitu akal, hati dan nyampaian isinya lebih mudah mereka mengulang katanya seperti jasad dan tiga komponen ini perlu difahami dan tidak membosankan. tadi. “Wahai sahabatku,” mula Kak seimbang supaya manusia dapat Akhirnya, sesi tazkirah itu pun Humaira. “Dengar ya.” Mereka menjadi seorang manusia yang tamat. Mereka kembali ke kumpulan mengulang kata Kak Humaira hebat secara menyeluruh. masing-masing untuk membaca seperti tadi. “Kita akan memulakan Tazkirah itu menyentuh Surah Al-Mulk bersama-sama dan tazkirah kita,” sambung Kak tentang kerohanian manusia, mentadabbur artinya sebelum Humaira. “Kalau tidak, telingamu bagaimana ketiga-tiga komponen masing-masing beredar untuk aku tarik.” Suasana menjadi riuh itu memerlukan ‘makanan’ untuk menyiapkan diri sebelum tidur. semula dengan ketawa kerana ayat terus hidup. Bagi Adina, tazkirah Sepanjang malam itu Adina tidak terakhir Kak Humaira. Adina turut itu dirasakan seperti satu kembara berpisah dengan Annisa. Annisa ketawa mengekek. ilmu yang begitu menakjubkan. mempelawanya untuk berwudhu Suasana beransur senyap Semakin jauh diterokai, semakin sebelum tidur. Adina tercengang. setelah Kak Humaira menarik Adina sedar bahawa selama ini dia “Mengapa harus berwudhu,” tanya perhatian mereka semula. Semua tersasar dari landasan sebenar. “Dan Adina. mata tertumpu kepada Kak (ingatlah) Aku tidak menciptakan “Berwudhu bukan sekadar dila- Humaira. Terpapar di skrin tajuk jin dan manusia melainkan untuk kukan ketika hendak sembahyang tazkirah mereka, Manusia dan mereka menyembah dan beribadat dan menyentuh Al-Quran sahaja. Islam. “Siapakah kamu?” Tanya kepada-Ku.” Ayat ke-56 dalam Ia salah satu sunnah yang dijaga

62 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi kelak. Dia teringat salah satu video membawa Adina keluar dari masjid. Wassalam semasa hayat baginda. yang ditayangkan oleh Kak Humaira Adina patuh tanpa membantah. Baginda sering berada dalam mengenai gaya perempuan masa Mereka duduk di bangku bersebe- keadaan suci. Lagi pula ada riwayat kini. lahan pintu. mengatakan bahawa sesiapa yang Berpakaian tetapi hakikatnya “Kenapa Adina menangis?” tidur dalam keadaan berwudhu seperti telanjang. Walaupun meng- Tanya Kak Humaira lembut. Bahu akan didoakan oleh malaikat supaya enakan tudung Adina memakai Adina dirangkulnya erat, cuba diampunkan dosanya. Wallahuak- juga pakaian yang menampakkan menenangkan Adina. Tanpa berse- lam,” jelas Annisa. Adina hanya lindung Adina terus meluahkan mengangguk tanda mengerti. Dia barkan hati lelaki. Dia juga masih perasaannya. Bagaimana dia tidak figura tubuhnya yang dapat mende- menanggalkan tudung dan sarung mendedahkan auratnya kepada begitu berhati-hati dalam soal kakinya dan membuka paip. Air Thaqif. “Walaupun kekasih, selagi agama. Betapa insaf hatinya saat yang menyentuh kulit terasa dingin belum berkahwin selagi itu kita menyedari kekhilafannya. Betapa dan nyaman saat Adina mensucikan masih berdosa jika melihatkan menyesalnya tidak menjalankan diri. Selesai mengambil wudhu dia aurat kita kepada kekasih kita,” tanggungjawabnya sebagai khalifah kembali ke dalam masjid untuk me- tegas Kak Humaira di dalam taz- di muka bumi ini, sebagaimana nyediakan tempat tidur. kirahnya tadi. Manik-manik jernih yang telah dijelaskan oleh Kak Beg tidur dibentangkan di timbul di permukaan matanya, lalu Humaira dalam tazkirahnya tadi. antara peserta lain yang sudah mengalir keluar dan membasahi Sedunya mencelah katanya bebera- memilih tempat tidur mereka. sisi matanya. Sendu tangisnya pa kali. Terhambur segala gejolak Annisa menyusul tidak lama tenggelam di sebalik selimut yang hatinya yang menikam jiwa sejak kemudian. Annisa terus tertidur ditekup ke mulut. sesi tazkirah tadi. Subhanallah… setelah berbaring. Begitu juga “Berdosanya aku ya Allah… Alhamdulillah… Cuma itu kata yang dengan yang lain. Lampu sudah Ampunilah aku.” Esaknya tidak terkeluar dari mulut Kak Humaira. dipadamkan namun sukar bagi lagi dapat dibendung. Dalam sunyi Kehebatan Allah menggetarkan Adina untuk melelapkan matanya. malam itu, tiada siapa yang sedar jiwanya. Benar kata Allah dalam Malam itu rasanya sungguh ajaib. akan tangisan sayu seorang hamba Terlalu banyak yang telah dipela- yang baru mengenali Rabb-nya Muddathir, bahawa Dia akan firman-Nya dalam surah Al- jarinya sehingga dia berasa dirinya dengan lebih dalam, kecuali Kak memberikan hidayah kepada se- begitu kerdil. Terasa cetek sekali Humaira. Kak Humaira yang belum siapa yang dikehendaki-Nya, dan ilmu agamanya selama ini. Dia insaf. lagi lena dibuai mimpi terdengar di hadapan matanya kini hidayah Layakkah aku digelar seorang Mus- akan tangisan Adina. Kak Humaira Allah sedang memasuki hati limah sedangkan aku begitu cuai menghampiri tempat perbaringan makhluk-Nya. Begitu besar hikmah Adina dan bertanya kenapa dia me- Allah, Al-Ghafur, Maha Pengampun, sembahyang fardhu dan bertudung nangis. Adina cuma menggelengkan Ar-Rahim, Maha Mengasihani. dalam soal agama, fikirnya. Sekadar tidak menjanjikan syurga di akhirat kepalanya. Kak Humaira terus

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 63 MASTERA Kak Humaira menjelaskan itu- perlahan. Tudung yang dipakainya menghadapi masalah duniawi lah tanda kebesaran Allah, yang ketika tidur sudah tidak menentu. dengan mudah. Berkerut dahi berkuasa ke atas setiap yang Semalam dia berjaga sehingga kira- Adina mendengar informasi berlaku, yang mengasihani dan me- kira pukul satu pagi. Waktunya ini. Tidak disangka solat sunat nyayangi hamba-hamba-Nya. Itulah dihabiskan dengan bermunajat yang hanya bermain di bibir dan hidayah yang telah diberikan oleh kepada Allah. Dia menuju ke telinganya rupanya mempunyai Allah, jelas Kak Humaira lagi. Kak tandas yang dipenuhi oleh peserta kelebihan yang teramat besar Humaira terus mengajarkan Adina lain yang juga bersedia untuk sehingga kelebihannya disebut di bagaimana hendak melaksanakan Tahajjud. Setelah selesai mereka dalam surah Al-Muzammil. solat sunat taubat. Adina kemudian sembahyang Tahajjud berjemaah Antara tujuan solat Tahajjud mengambil wudhu untuk melaksa- sehingga masuk waktu solat Subuh. yang disebutkan dalam surah ini nakan solat seperti yang diajarkan Setelah siap solat mereka pun adalah untuk menambah amal iba- oleh Kak Humaira. Kak Humaira berkumpul untuk kuliah subuh. dat manusia yang kebanyakannya kembali ke tempat tidurnya. Kuliah subuh mereka disampaikan sibuk dengan urusan mereka Sebelum melelapkan mata dia oleh salah seorang daripada ahli masing-masing di siang hari. sempat mencuri pandang ke arah jawatankuasa belia masjid yang Sungguh tidak disangka-sangka! Adina. Terpapar ketenangan di digelar Kak Hanim. Setelah selesai kuliah mereka wajah itu, wajah pengembara Cara penyampaian Kak Hanim duduk di dalam kumpulan seperti yang mula mengemudi di atas sama seperti Kak Humaira, cuma semalam, untuk mentadabbur lautan cinta Tuhannya yang kekal, Kak Hanim menyampaikan kuliah- surah Al-Muzammil. Adina meman- cinta yang suci, cinta yang abadi. nya dengan lebih humor. Mungkin dang sekeliling. Dia bagaikan jatuh Airmata Kak Humaira menitis ke- kerana dia tahu semua orang berpe- cinta dengan setiap orang yang rana terharu. Ia adalah kisah cinta rang dengan perasaan mengantuk. ditemuinya dalam acara qiyamullail yang lebih menyentuh hati ia itu Kuliahnya adalah mengenai solat itu. Mereka dirasakan seperti kisah cinta seorang makhluk Allah Tahajjud, solat sunat yang paling saudara-saudaranya yang selama dengan Penciptanya. jarang sekali ditinggalkan oleh ini terpisah. “Alhamdulillah, terima “Adina, bangun Adina.” Annisa Rasulullah sallallahu alaihi wassa- kasih ya Allah!” menggoyangkan tubuh Adina deng- lam. Solat ini dikatakan mempunyai an hati-hati. Adina membuka mata- fadilat yang sungguh besar. Ia *** nya perlahan. Silau lampu menerjah membuktikan keikhlasan seorang matanya. Sungguh memeritkan. hamba yang sanggup bangun pada Hampir tiga minggu sudah Rasa mengantuk pun masih tersisa. sepertiga akhir malam ketika berlalu. Perubahan diri Adina Dia melihat jam tangannya. Sudah kebanyakan orang masih tidur. semakin ketara. Pakaiannya mula pukul 4 pagi. Solat sunat Tahajjud Solat sunat Tahajjud meneguhkan longgar dan menutup aurat dengan akan dimulakan dalam sepuluh iman, jiwa, dan mental seseorang, sempurna. Dia lebih berhati-hati minit lagi. Adina berdiri dengan membuatkan orang itu dapat dengan penampilannya. Dia mula

64 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA mengikuti Kelab Hijrah dan Kelab menjemputnya. Hatinya menanam mereka selesai memberi tazkirah Al-Quran, kelab keagamaan di tekad untuk menjalankan tanggung- kepada sesama sendiri. Hubungan sekolahnya. Dia juga mula dikelilingi jawabnya sebagai seorang Mus- mereka semakin rapat. Dia tahu oleh sahabat-sahabat yang sole- limah dan manusia untuk menjadi mengapa Annisa bertanya sedemi- hah yang selalu menolong dan khalifah sebagaimana yang dipe- kian. Diam Adina membenarkan membimbingnya dalam hal agama. rintahkan Allah. Dia faham, men- tekaan Annisa. “Tidak akan pernah Ketenangan yang dirasakannya jadi khalifah tidak semestinya berduaan seorang lelaki dan tidak pernah dirasakannya sebelum memimpin umat yang besar tetapi seorang perempuan kecuali yang ini, dan semakin hari ketenangan juga golongan yang kecil malahan ketiganya adalah syaitan, Adina. itu semakin bertambah. Sokongan individu. Rasulullah Sallallahu Ingatlah pesan Rasulullah itu. Dalam keluarga dan kawan-kawannya Alaihi Wassalam juga pernah zaman canggih begini, yang jauh bagaikan minyak yang menyimbah bersabda bahawa setelah sese- dapat dirapatkan menggunakan api semangatnya untuk berjuang orang itu mati semua pahala teknologi terkini, sehinggakan ber- meraih iman yang tertinggi, amalannya akan terputus kecuali duaan pun tidak semestinya berada kerana dia sudah mengerti bahawa sedekah, ilmu yang diajarkan dan di satu tempat. Kita berada dalam hanya iman dan taqwa yang dapat anak-anak yang mendoakannya. memberikannya tempat di sisi kin berleluasa. Zina tidak hanya zaman fitnah, Adina. Maksiat sema- Allah Ta’ala. Rasulullah sallallahu dipersoalkannya tentang Islam bermaksud melakukan hubungan Semakin banyak difikirkan dan alaihi wassalam telah bersabda, semakin banyak jawapan yang terkutuk itu. Sedangkan hati lagi ditemuinya semenjak dia mula boleh berzina dengan menginginkan rebutlah lima perkara sebelum berpegang teguh kepada dua perbuatan zina, dan awak tahu hati terjadi lima perkara: waktu muda- warisan peninggalan Rasulullah adalah satu daging yang menentu- mu sebelum tiba waktu tuamu, Sallallahu Alaihi Wassalam, iaitu Al- kan baik buruk diri kita. Jaga hati waktu sihatmu sebelum tiba waktu Quran dan as-sunnah. Bukti kemu- awak, jangan sampai syaitan meno- sakitmu, waktu lapangmu sebelum dahan Islam nampak jelas dilihat. lak awak dan Thaqif menghampiri tiba waktu sibukmu, waktu kayamu Sekarang dia mengerti bahawa zina, kerana Al-Quran telah mela- sebelum tiba waktu miskinmu ibadat itu bukan sekadar solat, zikir, rang kita daripada mendekati zina. dan waktu hidupmu sebelum tiba membaca Al-Quran dan sebagai- Ingatlah, syaitan akan selalu beru- ajalmu. nya. Malahan apa saja yang dilaku- saha menggoda kita, apalagi apabila kannya boleh dikira sebagai ibadat kita membuka peluang kepadanya. Syukur, Allah telah memberi- jika tatacaranya mengikut seperti Zina itu satu jalan yang keji,” tegas kannya hidayah pada masa muda- ajaran Islam, walau masuk tandas Annisa. nya, pada masa sihatnya, ketika sekali pun. Adina mengerti akan maksud dia belum terikat dengan begitu “Bagaimana hubungan awak Annisa. Sejujurnya hubungannya banyak komitmen dan yang paling dengan Thaqif?” Soalan Annisa dengan Thaqif selalu mengasak penting ketika ajal masih belum membuat Adina tersentap ketika

fikirannya kebelakangan ini.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 65 MASTERA Di antara cintanya kepada “Wahai orang-orang yang Thaqif tersenyum. Doanya Allah dan cintanya kepada Thaqif, beriman! Mahukah kamu aku selama ini telah dikabulkan oleh dia buntu. Walaupun dia tidak tunjukkan suatu perdagangan Allah. Hidayah yang diterimanya memilih di antara keduanya namun yang dapat menyelamatkan kamu di bumi asing itu membuatkannya itu seperti sengaja bermain api. daripada azab yang pedih? Iaitu sedar tentang status hubungan kamu beriman kepada Allah dan cintanya dengan Adina di mata tidak bermaksud untuk melukakan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah. Air matanya menitis, gembira “Fikir-fikirkanlah, Adina. Saya hati awak tetapi hubungan awak Allah dengan harta dan jiwamu. bercampur sakit. Gembira kerana dan Thaqif akan membahayakan Itulah yang lebih baik bagi kamu jika doanya telah dimakbulkan, sakit kamu berdua. Syaitan mampu kamu mengetahui. Surah As-Saff, kerana harus melepaskan gadis menarik kamu ke lembah terkutuk ayat sepuluh hingga sebelas.” Adina yang dicintainya itu. Namun dalam zaman serba moden ini. mengangkat mukanya memandang gembiranya hampir meninjak rasa Reda Allah itu paling penting Annisa. Lantas dia memeluk sedihnya, kerana Adina juga telah dalam hidup kita, jangan sampai Annisa dengan erat, melepaskan diberikan hidayah oleh Allah. Rasa Allah murka. Hidup kita di sini tangisnya ke bahu Annisa. Annisa syukur membuak-buak di hatinya akan menentukan hidup kita di berbisik, “Berjihadlah engkau It’s okay, I’ve been wanting to akhirat sana. Hanya pernikahan dengan jiwamu, itu lebih baik tell you the same thing. Allah telah yang dapat menyelamatkan kamu bagimu.” Adina mengangguk, masih mengabulkan doa saya supaya tetapi buat masa sekarang lebih menangis di bahu Annisa. kita dapat mengakhiri hubungan baik kita tumpukan perhatian Malam itu Adina menggagahkan kita dengan baik. Saya faham, kita pada masa depan. Di situlah dirinya untuk menghubungi Thaqif Adina. Awak tidak perlu risau. Saya awak pasti akan bersama dia menggunakan Whatsapp, satu percaya pada ketetapan Allah. jika Allah mengizinkan.” Annisa aplikasi telefon untuk ber-SMS Saya percaya jika kita ada jodoh menggenggam erat tangan Adina, menggunakan internet. Jarinya kita akan bertemu lagi. Saya juga memberinya semangat untuk terketar-ketar. percaya ketetapan Allah itu adalah terus kuat. Airmata Adina deras yang terbaik…jangan risau Adina. mengalir menahan pedih ujian ini. Assalamualaikum Thaqif. Saya Anak mata Adina buntang Dia sedar dan harus mengorbankan perlu beritahu sesuatu kepada membaca teks yang dihantar oleh cintanya yang lain untuk cintanya awak… Thaqif kepadanya. Hampir dia kepada Yang Maha Esa. Benar kata Waalaikumussalam, apa dia? tidak percaya dengan apa yang temannya, hidup di jalan Allah Saya rasa, kita terpaksa putus… dibacanya. Air matanya menitis. adalah satu perjuangan yang tidak I’m sorry… saya rasa berdosa Sudah banyak air matanya yang pernah henti, sakit dan pedih adalah menjalinkan hubungan dengan tumpah hari itu tetapi kali ini air perisa kehidupan dalam mencari lelaki yang bukan mahram tanpa matanya berpunca daripada rasa reda-Nya. Esakannya menguat. ada ikatan yang sah di sisi agama.. syukur dan gembira. Benarlah kata teman-teman seperjuangannya,

66 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Allah akan mempermudahkan atas meja. Matanya tertancap dari solat mereka. Dengan khusyuk dia segala urusan jika kita benar-benar satu perkataan ke satu perkataan. melafazkan bacaan sembahyang, ikhlas menuju ke jalan-Nya. Telefon Annisa menerpa Adina dari mengingati erti setiap kata yang bimbit terlepas dari tangannya. belakang, mengejutkan Adina dari membesarkan dan memuji Allah. Dengan spontan dia rebah bersujud, kekhusyukannya. Hampir terlepas Ada satu riwayat mengatakan mensyukuri dan berterima kasih minuman Adina dari tangannya. bahawa Rasulullah Sallallahu atas pertolongan yang telah Allah Dia berpura-pura memarahi Annisa Alaihi Wassalam telah bersabda, berikan kepadanya. Di sisi dunia yang ketawa kerana berasa terlalu Saat-saat yang paling dekat yang lainnya, Thaqif juga bersujud lucu dengan reaksi Adina. Annisa dengan Tuhannya adalah disaat syukur. Air mata mereka mengalir. beristighfar. Teringat dia kata- sujud, maka perbanyakkanlah doa. Cinta di hati mereka semakin kuat, kata bapanya yang malaikat maut Mereka sudah memasuki rakaat cinta kerana Allah Ta’ala. sering melawat manusia dan hairan yang terakhir. Adina tunduk ruku’. melihat ada manusia yang masih Kemudian dia berdiri betul dan *** mampu ketawa walaupun kematian kemudian dahinya mencecah bumi. itu sangat hampir. Dalam sujud terakhirnya itu, hatinya Adina duduk bersendirian di Dua sahabat itu berjalan meminta, dengan bersungguh- kantin. Tangan kanannya memegang beriringan ke surau sekolah untuk sungguh, agar istiqamah dapat minuman, manakala tangan kirinya menunaikan solat fardhe Zohor. dicapainya. menyelak muka surat demi muka Selesai berwudhu mereka solat surat buku yang diletakkannya di berjemaah dan Adina mengimami

Sri Munawwarah binti Haji Awang Lamat merupakan kelahiran 19 Juni 1996 di Daerah Tutong, Brunei Darussalam. Mendapat pendidikan awal di Sekolah Rendah Keriam, Tutong. Sri Munawwarah merupakan pelajar Brunei yang pertama menerima Turkiye Scholarship (Biasiswa Kerajaan Turki) dan pada masa ini sedang berada di Tahun Kedua pengajian peringkat Sarjana Muda dalam bidang Pengajian Islam di Universiti Marmara, Istanbul. Beliau mampu bertutur dalam empat bahasa iaitu bahasa Melayu, Bahasa Inggris, Bahasa Turki dan Bahasa Arab. Sri Munawwarah mulai meminati bidang penulisan kreatif khususnya cerpen ketika berada di bangku sekolah

Inggris di sekolah, dan mengikuti pelombaan Menulis Cerpen anjuran Dewan Bahasa dan Pustaka, Brunei pada menengah, dan mulai mengikuti perlombaan penulisan, aktifitas linguistik di dalam bahasa Melayu dan bahasa tahun 2013 dan berhasil meraih Hadiah Penghormatan Pertama dengan karya beliau yang berjudul “Kuadratik”. Kini Sri Munawwarah aktif dalam penulisan blog dan beliau berkongsi pengalaman dan cerita di laman peribadi beliau srimunawwarah.com.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 67 MASTERA ESAI

Enam Hari Kota Tanpa Media Massa

Afrizal Malna (Indonesia)

Di Semarang terdapat kelompok sastrawan Jawa bercerita mengenai hubungan pate-rnalistik-feodal Tengah. Mereka menamakan dirinya sebagai dalam birokrat Hindia Belanda. Dengan cara tenang, “Revitalisasi Sastra Pedalaman”, Sebuah nama aneh, Rat-mana membacakan cerpen itu mengenai seorang seakan-akan datang dari sebuah wilayah yang tidak bawahan pribumi, yang menyampaikan kritiknya tersentuh informasi dan tertutup. Tetapi, nama terhadap atasan yang Belanda totok, dengan cara itu, mungkin lebih sebagai sebuah reaksi terhadap menghinanya sebagai memiliki udel (pusar) yang besar. kehidupan sastra. Karena kernudian, kelompok Sementara Nurhidayat dan Daryono, dengan cara ini menyatakan diri ‘tidak tergantung pada media pembacaan yang lebih teaterikal, membaca­kan cerpen massa’. Lalu mereka menerbitkan sendiri karya-karya yang bercerita sisi-sisi gelap dari tipe masyarakat mereka, membacakan keliling kota. Mereka seperti yang histeria berhadapan de­ngan tekanan yang tak sedang bereaksi terhadap bagaimana kesusastraan tertangani. Tokoh yang dipresentasi Nurhidayat, dipublikasi dewasa ini, tanpa revitalisasi yang sungguh- adalah tokoh yang mernbakar diri di tengah bangunan sungguh. Dan dunia sastra seperti menjadi “informasi pasar yang dibakarnya. Dan, Daryono adalah tokoh pedalaman” yang bersaing tanpa kekuatan, berhada- yang rnenjerit-jerit rnenghadapi anaknya yang sakit pan dengan publisitas lain. dan sekarat. Dan, 23 Oktober silam, di Aula Bengkel Teater Ren- Ketiga cerpen itu memperlihatkan satu pola dra, Bojong Gede, Bogor, berlangsung pembacaan puisi dari tiga penyair Tegal dan pernbacaan cerpen pada dunia orang perorang. Kondisi objektif diubah personifikasi yang tidak berorientasi pada sistem tetapi dari tiga cerpenis Tegal juga. Kehadiran mereka seperti memperlihatkan re­vitalisasi itu, dalam arti keras dan konkrit, dengan bawaan histeriannya. menjadi kondisi subjektif. Personifikasi di sini menjadi sesungguhnya. Karena, mereka lah para sastrawan Kondisi objektif seakan-akan tidak bisa dikenali, tanpa yang hidup dalam sebuah kota tanpa media massa. melihatnya sebagai dunia orang-perorang. Oleh karena SN Ratmana, seorang cerpenis Tegal dengan usia itu, kritik terhadap birokrasi Hindia Belanda yang yang cukup lanjut, membacakan sebuah cerpen yang feodal, dilakukan dengan cara menyerang atasan yang

68 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Belanda totok sebagai­ berudel besar. Cara ini menjadi memperlihatkan dunia kepenyairan yang posisi-nya anakhis pada tokoh Nurhidayat yang membakar pasar menyurut ke belakang. Ia tampil sebagai pengamat dan dirinya sendiri. Begitu juga pada tokoh Daryono sosial yang berada di belakang gejala. Dan bukan gejala yang rnemperbesar tangisan dalam menghadapi anaknya yang sakit. karena itu, ia tidak berteriak, ia hanya menyampaikan itu sendiri yang dipersoniflkasi oleh penyair. Oleh hasil amatannya. Oleh karena itu, tuturannya menjadi pemahaman bahwa manusia merupakan perwujudan jernih, seperti melihat gejolak dari balik kaca. Pola personifikasi seperti itu, seperti bersumber dari konkrit dari sistem yang berlaku di sekitarnya. Oleh Kehadiran Wijati, memperlihatkan model lain dalam kepenyairan Tegal ini. Sebagai penyair yang berusia untuk hubu­ngan orang-rorang maupun terhadap lanjut, ia masih memperlihatkan kegelisahan dan karena itu, personifikasi di sini terasa keras dan histeria diri sendiri. Tidak ada peran lain yang harus diambil. kegagapan yang nyaris otentik. Dan Wijati lah yang Karena setiap peran melakukan totalisasi terhadap malam itu hadir sebagai diri yang sepenuhnya penyair hubungan-hubungan yang terjalin di sekitarnya. Dan, juga. Hampir tidak ada jarak antara diri dengan ketika terjadi kerusakan dari hubungan tersebut, ia kepenyairan. Oleh karena itu, ia tidak mempunyai kompleks kepenyairan.­ Kepenyairan adalah hidupnya Sementara pada pem-bacaan puisi, memper-lihatkan sendiri, walaupun dunia “sajak telah pingsan” (salah ditangani dengan perso­nifikasi yang keras pula. model dari po- sisi kepenyairan yang berbeda dalam satu ungkapan puisinya) berada bersamanya, seperti melakukan pementasan. harus percaya ada makhluk yang hidup dalam dunia Penyair­ Piek Ardijanto Soeprijadi, di mana banyak pe­ puisi. Penampilan dari enam sastrawan Tegal itu nyair di sekitar Tegal dan Purwokerto yang pernah dengan pengalaman dan usia mereka yang beragam, magang padanya, memperlihatkan sosok penyair yang seperti menyaksikan bagaimana dunia sastra ber- hening de-ngan gitar di tangan. Dan Piek menyanyikan gulat terus untuk hidup tanpa infrastruktur yang puisi-puisinya seperti bergumam di telinga pendengar. mendukungnya. Terutama dari sastrawan yang hidup Melalui puisi-puisinya, ia melakukan persuasi yang di sebuah kota tanpa media massa. hening pada pembaca, seperti sebagaimana dengan­ Terbitnya antologi puisi Dari Negeri Foci yang memuat puisi-puisinya yang tidak pernah berteriak. Ia diam banyak penyair yang berhubungan de­ngan kota itu, di antara keheningan baris-baris alam yang dipre- memperlihatkan revitalisasi sastra yang mereka sentasi bersama petikan gitar yang hening juga. Piek lakukan. Dan inilah antologi yang paling tebal yang dalam pembacaan dan puisi-puisinya, seperti mau pernah lahir di Jawa Tengah, setelah Yogyakarta, ia memperlihatkan kepenyairan­ sebagai seorang guru justru melampaui Semarang dan Solo. Sebagian besar dalam arti yang dalam: ia membuat alam jadi ajaran- dari penyair-penyair ini, kini menyebar di berbagai kota ajaran yang bernyanyi, yang hidup dan berevolusi (seperti halnya warung Tegal), yang sebagian besar tanpa instruksi. justru hidup di berbagai media massa yang tidak terbit Model kepenyairan lain, datang dari Eko Tunas yang di kotanya sendiri. Aktivitas mereka yang terbuka ke juga tenang ketika membacakan pui­si-puisinya, tetapi luar, seperti memperlihatkan kekhasan dari kota-kota dengan tekanan khusus. Me-lalui puisi-puisinya, Eko pesisir di sepanjang pantai Jawa. Tetapi, dari mereka,

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 69 MASTERA orang mungkin masih merin-dukan narasi-narasi berbagai jenis makanan, dan menyebar ke berbagai pesisir, yang liris sebagaimana dengan kebanyakan kota lain. Kita melihat kehidupan sastra mereka,­ seperti sajak-sajak mereka: Bahwa secara kultural, mereka melihat kemungkinan dari sastra kepulauan di negri tidak terserap ke pusat-pusat Jawa yang berada di ini, yang beragam, yang tidak semata-mata mengabdi tengah-tengah daratan, lalu menjadi priyayi baru pada satu mainstream. dalam dunia sastra. Ketegangan yang mereka hadapi, berangkali justru *** berlangsung ketika mereka berhadapan dengan bahasa Indonesia yang kian terlalu resmi dan priyayi juga. Kramanisasi dari bahasa Indonesia inilah, yang bisa Artikel/esei ini terbit di harian Media Indonesia, Nomor: menjadi soal memisahkan mereka dari narasi pesisir, 48, Minggu, 31 Oktober 1993, Halamam 4, Kolom 3-6 yang memiliki norma-norma yang lebih longgar dalam tatanan sosial mereka. Sebuah kota yang memiliki

Afrizal Malna lahir di Jakarta, 7 Juni 1957 adalah sastrawan yang dikenal secara luas melalui karya-karyanya berupa puisi, cerita pendek, novel, esai sastra yang dipublikasikan di berbagai media massa. Ia menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun 1976, namun baru pada 1981 ia melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, sebagai mahasiswa khusus, hingga pertengahan dikeluarkan pada tahun 1983. Selama kurang lebih sepuluh tahun ia bekerja di perusahaan kontraktor bangunan, ekspedisi muatan kapal laut, dan asuransi jiwa. Sekarang lebih banyak berkiprah di bidang seni sebagai penulis esai sastra, kurator seni rupa, dan penyair. Puisi, cerita pendek, dan esai sastranya dimuat di berbagai media massa antara lain Horison, Kompas, Berita Buana, Republika, Kedaulatan Rakyat, Tempo, Jawa Pos, Surabaya Post, Pikiran Rakyat, Ulumul Qur’an, dan lain-lain. Imaji-imaji dalam kehidupan sehari-hari, secara berdampingan ditampilkan secara gaduh, hiruk-pikuk, hampir-hampir chaotic, kacau balau, semrawut, tercermin dalam judul-judul puisinya, seperti: Antropologi Kaleng-Kaleng Coca Cola, Fanta Merah untuk Dewa-Dewa, Migrasi di Kamar Mandi, Pelajaran Bahasa Inggris Tentang Berat Badan. Pada tahun 1981, sebuah naskah dramanya mengantarkan Afrizal menerima penghargaan dalam sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomreop. Karya dramanya berjudul Pertumbuhan di atas Meja Makan, terpilih dalam Antologi Drama Indonesia yang diterbitkan oleh Yayasan Lontar dan diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul Things Growing on the Table. Naskah drama tersebut merupakan salah satu contoh representatif untuk karya yang muncul pada era postmodernism. Karya ini menentang penggunaan narasi keseragaman yang dibentuk oleh Orde Baru. Dalam karya dramanya ini, Afrizal yang juga bertindak sebagai editor, membangun suatu “perpecahan” dengan memecah belah atau membuat potongan-potongan dialog dari berbagai sumber berlainan, misalnya potongan pidato presiden Soekarno dan wakilnya, Mohamad Hatta, digabungkan

70 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA dengan dialog Caligula karya Albert Camus dan Sandyakala Ning Majapahit karya Sanusi Pane. Dengan demikian, ia menolak hubungan kausalitas dan struktur naratif, ketika tokoh Suami dan Istri dalam drama ini mengucapkan kutipan potongan-potongan kalimat yang tidak berhubungan tersebut, sekaligus memaksa audiens untuk membangun sebuah cerita bagi diri mereka sendiri.

Afrizal juga menulis esai pengantar untuk sejumlah buku karya para sastrawan Indonesia, antara lain Eko Tunas, Juniarso Ridwan, Soni Farid Maulana, Dorothea Rosa Herliany, Made Wianta, dan lain-lain. Esai sastra karyanya yang pernah diterbitkan pada antologi bersama antara lain: Perdebatan Sastra Kontekstual (Ariel Heryanto ed., 1986). Sesuatu Indonesia: Esei-Esei dari Pembaca Tak Bersih adalah salah satu buku kumpulan esainya, diterbitkan oleh Yayasan Bentang Budaya pada tahun 2000. Esainya dalam Senimania Republika, Harian Republika, 1994, memenangi Republika Award. Ia juga menjadi pemenang esai di Majalah Sastra Horison pada 1997. Sejak 1983 hingga 1993 menulis teks pertunjukan Teater Sae. Tahun 1995, bersama Beeri Berhrard Batschelet dan Joseph Praba, Afrizal mementaskan seni instalasi Hormat dan Sampah di Solo. Pada tahun 1996 berkolaborasi dengan berbagai seniman dari beragam disiplin mengadakan pertunjukan seni instalasi Kesibukan Mengamati Batu-Batu di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sedangkan tahun 2003, mementaskan karyanya, Telur Matahari, berkolaborasi dengan Harries Pribadi Bah dan Jecko Kurniawan.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 71 MASTERA PUISI

Berlatih Solmisasi

Dedy Tri Riyadi (Indonesia)

/do/ : hidup tak cukup dijalani dengan bersungut-sungut. Seperti kau yang ingin Menuntaskan cemas, /mi/ ia pun berhasrat menunaikan gegas Jika kau – lagi-lagi – berhenti dan memikirkan untuk kembali perjalanan yang dimulai pada awal perjalanan ini, dengan pertanyaan sendiri

: mau dan mampukah kau ia berjalan sampai batas paling nyeri? justru menyesali keputusannya /re/ untuk bermimpi. Menaruh harapan sejauh-jauhnya ke sebuah ujung Hanya kau, katanya, yang harus yang akan membuatnya bertarung menjawab seluruh perjalanan dengan siapa pun. dengan sepenuh kesanggupan. Termasuk dengan dirinya sendiri.

Ia hanya beringsut – menjauh sedikit /fa/ pada sebuah sudut agar kau semakin Kau inginkan fajar yang lain. mengerti Fajar dengan seekor kucing meringkuk

72 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA di atas keset di depan pintu dan tak mengganggu seekor burung coklat Ia selalu melatih pita suaranya yang baru turun dari ranting jambu. agar semakin merdu bernyanyi. Nanti. Ia tahu, namun tak bias menjanjikan Hal semacam itu setiap pagi. /la/ Dengan kecupan penuh ragu di dahimu ia ingin buktikan – selalu ada cara berbeda “Jangan tanyakan berapa lama untuk memulai hari denganmu. kau harus bertahan,” katanya.

/so/ Ia terdengar seperti suara manja di tengah pertempuran. Perjalanan ini tidak ditentukan oleh siapa pertanyaan: siapa memulai “Jangan pula tanyakan kapan dan mengakhiri? Juga bukan dengan aku harus berhenti,” pintanya. – mengapa dimulai dan diakhiri? Ia seperti nyeri. Bertubi-tubi. Seperti seorang berlatih solmisasi dari kunci nada paling rendah, /ti/ sampai pada suaranya terasa tak sampai lagi, Pada akhirnya, yang kau bisa hanya mengetuk dan bernyanyi, tapi ia tidak berhenti. bukan lagi mengutuk dan bermimpi.

Dedy Tri Riyadi lahir di Tegal Jawa Tengah 42 tahun silam, sekarang bermukim di Jakarta tepatnya di sebuah rumah kontrakan dengan alamat Jalan Haji Batong IIIm No. 28. RT 05, RW 06, Kel. Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Rajin menulis puisi untuk kebutuhan blogger yang beberapa di antaranya lolos kurasi di beberapa media masa dan antologi bersama Dewan Kesenian Jakarta, 2010. Buku antologi pertamanya lahir dari penulisan di komunitas Bunga Matahari berjudul “Sepasang Sepatu Sendiri dari Hujan”. Selanjutnya melahirkan buku puisi sendiri berjudul ‘Gelembung’ yang dicetak terbatas. Tahun 2014 melahirkan buku berjudul ‘Liburan Penyair’. Selain itu ia sangat aktif menulis puisi dan sering dimuat di banyak media.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 73 MASTERA

CERITA PENDEK

Pengantar Tidur Panjang

Eka Kurniawan (Indonesia)

Aku muncul di rumah menjelang subuh. Tak berapa lama kemudian adik perempuanku juga muncul. Ia membuka pintu sambil menangis, ”Bapak sudah meninggal?”

”Belum,” kataku.

”Kata dokter sudah.”

Setelah melihat Bapak masih hidup, meski hanya berbaring tanpa bisa bergerak, tangisnya reda. Adikku bilang, setelah menerima telepon dari Ibu untuk pulang, ia mampir dulu ke pusat kesehatan di kampusnya untuk memeriksa matanya yang gatal. Apa yang dikatakan Ibu kepadanya persis seperti yang kudengar: kalau sempat, kamu pulang, kata perawat yang mengurusnya, ginjal Bapak sudah tidak berfungsi.

Adik perempuanku sambil lalu bertanya kepada dokter yang memeriksa matanya, ”Oh ya, Dok, ngomong-ngomong kalau orang sudah enggak berfungsi ginjalnya, apa yang akan terjadi?”

Tanpa menoleh, sambil menulis resep, si dokter menjawab, ”Mati.”

terkejut. Sepanjang perjalanan pulang ia menangis, berpikir Bapak sudah mati. ”Astagfirullah,” pekik adikku, air matanya tak tertahankan tumpah, membuat si dokter Aku yakin jika Bapak masih mendengar obrolan kami, ia akan tertawa. Ia suka tertawa. Barangkali ia mendengarnya, tapi ia tak bisa menggerakkan mulutnya, bahkan untuk

74 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA tertawa. Tapi aku yakin ia tertawa selalu ngotot shalat tarawih dua juga Bapak setelah bertahun-tahun di dalam hatinya. Tertawa hingga puluh tiga rakaat). lalu memilih Masyumi, lalu Partai

tertidur. Sambil duduk menghadap Bapak, Persatuan Pembangunan) kembali *** aku bertanya-tanya apakah Bapak mengadu. Kali ini gara-gara di seantero desa hanya satu orang Kami berkumpul di sekitar Bapak. pernah berharap salah satu anak- yang mencoblos Partai Rakyat Ibu dan adik perempuanku yang nya akan menggantikannya menjadi Demokratik (PRD) dan semua paling tua sedang membaca Yassin. pengkhotbah Jumat? orang tahu itu kelakuan adikku si Aku tak ikut membaca. Aku bisa ”Jangankan kasih khotbah, kamu peternak ayam, karena hanya ia membaca, tapi tak bakalan secepat ngaji saja enggak benar,” kata ibuku. yang memasang bendera partai itu mereka, karena itu aku memilih Benar juga. Jika Bapak meng- di depan rumah. mendengarkan saja. Adik-adikku inginkan itu, mestinya ia mengirim- ”Satu lagi anakmu jadi kuminis.” yang lain sama buruknya dalam ku ke pesantren. Nyatanya, ia mem- membaca Al Quran denganku. Kembali Bapak hanya tertawa. Aku

Bapak sendiri yang mengajari kami dengan risiko besar menemukan tahu ia lebih risau jika anaknya biarkanku pergi untuk kuliah filsafat mengaji. Aku khatam Al Quran tiga anaknya tak lagi pernah shalat dan mencuri ikan di kolam tetangga kali, jika aku tak salah ingat. Bapak puasa. Ketika aku pulang semester daripada melihat anak yang mendirikan surau kecil di belakang tiga mengenakan kaus bergambar memakai kaus Lenin atau rumah dan kemudian mengajari Lenin, justru ibuku yang berseru. mencoblos PRD.

pula anak-anak tetangga mengaji. ”Lihat, anakmu jadi kuminis.” (Ia Meskipun begitu, salah satu adik Ia juga memberikan khotbah Jumat tidak bilang komunis tapi kuminis). perempuanku, yang kini membaca di masjid. Aku selalu melihatnya Bapak, seperti biasa, hanya ter- Yassin bersama Ibu, akhirnya kuliah setiap Jumat pagi menulis khot- tawa. Bapak juga membiarkan ke Institut Agama Islam Negeri di bahnya. Ketika modin masjid itu adik lelakiku kuliah di jurusan Yogyakarta. Tapi tak ada tanda- meninggal, ia menggantikannya. peternakan, dan setelah berbagai tanda Bapak merencanakannya Karena masjid itu milik Muham- penelitian dengan ayam ras, adik- menjadi guru mengaji. Paling tidak, madiyah, banyak orang berpikir ku mengamini Charles Darwin, ia pernah berkata kepadaku saat Bapak orang Muhammadiyah. Ia percaya nenek moyang manusia itu. tak keberatan dengan anggapan itu, dan monyet (juga ayam) memang ”Biar ia pergi dari rumah dan toh ia selalu Puasa maupun Lebaran sama. Tidak ada Adam dan Hawa. ketemu jodoh.” mengikuti kalender orang-orang Bapak tak peduli dan memberinya Adikku yang ketiga, yang menangis Muhammadiyah. Termasuk shalat modal untuk membuat peternakan setelah bertemu dokter, kuliah tarawih sebelas rakaat, meskipun ayam. di sastra Indonesia. Adikku yang jika terpaksa, ia mau mengikuti Waktu Pemilu 1999, Ibu yang memi- keempat, kuliah manajemen. tarawih bersama orang-orang NU lih Partai Bulan Bintang (begitu Hanya adik kami yang paling (misalnya bersama kakekku, yang

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 75 MASTERA bungsu, laki-laki, yang masih ”Ha-ha…” pengajian. Yang aku ingat, ia hafal Al Quran dan artinya di luar kepala. sekolah. Ia duduk bersila bersama Jika ada yang disesali Bapak kalau Jika seseorang bertanya mengenai kami, gelisah. Ia ingin pergi dari mati saat itu, mungkin karena suatu masalah, dengan cepat sana. Aku tahu ia ingin pergi ke ia belum sempat melihat adik ia bisa menunjukkan surat dan kamarnya dan bermain PlayStation. bungsuku tumbuh besar dan pergi ayat berapa sebagai jawabannya. Akhirnya aku, memiliki sedikit hak dari rumah seperti yang lainnya. Untuk itulah, setiap orang harus menyuruh sebagai anak paling tua, Tapi barangkali ia mendengar cerita membawa Al Quran dengan terje- memperbolehkannya pergi. adikku, dan jika ia mendengarnya, mahan, untuk mencocokkan dan ”Ia lagi jatuh cinta, dua hari aku yakin ia akan tersenyum membuktikannya. lalu ketemu cewek di bus,” kata Senyum kecil di sudut hatinya, Kalimatnya yang paling terkenal adik perempuanku setelah usai pengantar tidur panjangnya. adalah ”Semua jawaban ada di membaca Yassin. Anaknya yang paling kecil sudah Buku ini.” ”Cewek?” besar. Sudah bisa mengedipkan Hingga suatu ketika ia bercerita sebelah mata untuk seorang gadis ”Heeh. Katanya cewek itu menge- tentang ”saudara-saudara kita” di di dalam bus. dipkan mata ke arahnya.” Afganistan. Aku lupa berapa lama

”Terus?” *** isu ini dibawakan. Pasti berminggu- Waktu aku masih di awal umur minggu. Adikku jadi tertawa kecil. ”Terus ia belasan tahun, aku tak punya malam bilang, jantungnya serasa berhenti Lalu suatu malam, aku bilang Minggu sebagaimana teman- seketika. Sepanjang jalan ia enggak kepada Bapak, ”Aku mau pergi ke berani melihat cewek itu. Ia pengin temanku. Tak ada pacar, tak ada Afganistan.” genjreng gitar memainkan ”Party mendekatinya, mengajaknya berke- Bapak tak menjawab apa pun. Doll” (tak masalah, aku baru nalan, tapi enggak berani. Ha-ha….” Malahan ia tak mengajakku ke menyukai The Rolling Stones dan pengajian minggu depannya dan ”Terus?” Mick Jagger bertahun-tahun setelah minggu depannya lagi. Aku tak ”Nah, ini yang paling lucu. Akhirnya itu), dan tak ada acara menonton ingat apakah ia sendiri masih ia sampai ke tempat tujuan. Takut televisi. Bapak mengajakku ke mengikuti pengajian itu atau tidak, tak punya kesempatan untuk pengajian. yang jelas kemudian seluruh rumah melihatnya lagi, ia memberanikan Bukan hal yang buruk, sebenarnya. terjangkit cacar air, kecuali aku. diri memandang cewek itu. Si Pengajian itu dilakukan di rumah Bapak menyuruhku mengungsi cewek konon masih melihat ke pemilik penjagalan sapi. Di akhir sementara waktu ke rumah salah arahnya. Maka sambil turun dari acara selalu ada penutup istimewa satu pamanku. Di sana paman bus, ia membalas mengedipkan (dan ini yang paling kutunggu): meminjamiku radio. mata untuk cewek itu. Gara-gara makan malam dengan berbagai itu ia tersungkur ke selokan pinggir hidangan daging sapi. Aku tak ingat Begitulah malam Minggu-malam dari mana ustaz yang memimpin jalan.” Minggu selanjutnya lebih banyak

76 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA kuhabiskan di dekat radio. Lagi pula pergi ke Afganistan. Kamu selalu … ”Allah” … ”Allah”. Setelah itu Bapak aku baru saja berkenalan dengan takut dengan polisi dan tentara, meninggal. Ibu menitikkan air seorang gadis adik kelasku. Aku meskipun kamu tampaknya tak mata. Paman menutup mata Bapak. selalu mengiriminya pesan lewat pernah takut dengan neraka.” Adik-adikku sudah di sekeliling kami. Aku menelepon istriku yang radio, bersama dengan lagu. Ia tak *** pernah membalasnya, tapi aku kutinggal di Jakarta. Akhirnya Bapak meninggal, di tetap mengejarnya. Usaha penge- Percayalah, aku selalu berpikir malam kedua keberadaanku di jaranku yang memakan waktu ber- bahwa nasib Bapak akan selalu rumah. Menjelang subuh. Umurnya bulan-bulan membuatku lupa akan sama dengan nasib Republik Indo- 63 tahun, menjelang 64. Ia pasti gagasan pergi ke Afganistan. nesia. Ia lahir sebulan setelah senang sekali, sebab itu umur Proklamasi. Menurut astrologi Kini, sambil memandang Bapak yang sama dengan Rasulullah. China, Bapak dan Republik yang berbaring di tempat tidur, Ibuku juga senang, terutama Indonesia memiliki shio yang sama. aku memikirkan waktu-waktu itu. karena ia mendengar kata terakhir Ayam dengan unsur Kayu. Nasib Aku tak tahu apakah aku harus yang diucapkan Bapak sebelum mereka tak akan jauh berbeda. bersyukur atau tidak. Jika Bapak meninggal adalah ”Allah”. mengizinkanku pergi ke Afganistan, Misalnya, pada tanggal 28 Kata Ibu, sudah beberapa hari mungkin sekarang aku tak akan November 1975 aku dilahirkan. Bapak tak mengeluarkan suara apa ada di sisinya. Mungkin sekarang Pada saat yang sama Fretilin pun, selain tidak bergerak. Tapi aku berada di dalam daftar buron memerdekakan Timor Timur dan setengah jam sebelum meninggal, karena peledakan gereja atau Republik Indonesia mencaploknya. ia mulai mengerang lagi. Napasnya Mereka berdua (Bapak dan hotel. Barangkali lebih dari itu. pendek-pendek. Ibu yang pernah Republik Indonesia) sama-sama Karena menurutku, aku lebih menunggui kakek dan nenekku memiliki anggota keluarga baru. pintar daripada kebanyakan orang, meninggal tahu waktunya hanya Sejak itu usaha Bapak (bermacam- barangkali nasibku jauh lebih beberapa menit lagi. macam) menuai keberhasilan. Di buruk: di penjara Guantanamo. tengah puncak kemakmuran, Bapak Siapa tahu? ”Tercium dari aromanya,” begitu Ibu bilang. Aku sendiri mencium bangkrut di tahun 1998. Ha, bukan- Kupandangi Bapak. Jika ia sehat aroma itu, seperti bau bayi yang sebagaimana dulu, dengan mudah kah begitu juga Republik Indonesia? baru dilahirkan. Ibu meletakkan Bapak memperoleh serangan ia pasti bisa membaca pikiranku. piring berisi serbuk kopi di samping stroke dan sejak itu kesehatannya Dan ia pasti akan tertawa sampai Bapak, aku menyemprotkan peng- tak pernah sebaik sebelumnya. air matanya meleleh. ”Enggak harum ruangan. Tahun 1999 ia mulai membekali mungkin,” begitu ia akan bilang. Bertiga dengan seorang paman, dirinya dengan tongkat. (Ya, tahun ”Kamu memang pintar, tapi tak kami membisikkan nama Allah itu Indonesia dipimpin Gus Dur, akan seberani itu. Kamu penakut, ke telinga Bapak. Akhirnya Bapak Presiden yang juga ber-jalan dan itulah mengapa kamu tak berhasil mengucapkannya, ”Allah” dengan tongkat).

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 77 MASTERA Dengan kematian Bapak apakah Republik Indonesia Aku mengangguk dan mengucapkan terima kasih. Aku juga akan tamat? Sungguh aku mengkhawatirkannya. hendak mengeluarkan uang dari dompet, tapi ia segera Tapi daripada sibuk memikirkan urusan semacam menghalanginya. Tidak usah, katanya. Lalu ia bercerita, itu, lebih baik aku menyibukkan diri dengan uru-san beberapa tahun lalu ia sempat sakit gigi, tak sembuh pemakaman Bapak. Ia akan diku-burkan persis di oleh obat. Dokter tak berani mencabut giginya sebelum samping kuburan ibu mertuanya, nenekku. sakitnya hilang. Hingga seseorang menyarankannya Dari tanah kembali ke tanah. Ada empat penggali kubur menemui seorang kiai. Ia pergi menemui kiai tersebut. yang perlu dibayar. Sang kiai memberinya minum. Air putih biasa dari Ada tamu-tamu yang perlu disam-but. Ada kerabat dapur. Sakitnya mendadak hilang dan dokter kemudian yang perlu diberi tahu. Begitulah. mencabut giginya. ”Kiai itu bapakmu,” kata kondektur.

*** Sejujurnya, aku belum pernah mendengar cerita ini. Kondektur pergi setelah menepuk bahuku, meng- Empat hari kemudian, aku kembali ke Jakarta dengan hampiri penumpang lain. Aku hanya menoleh, memer- bus malam. Tujuh jam perjalanan dan aku akan tiba di hatikan punggungnya. Apa boleh buat, kuma-sukkan Kampung Rambutan. Aku duduk, suara AC berdengung kembali dompet ke saku celana. di atasku. Kurebahkan sandaran kursi. Selama lebih dari satu jam, aku hanya melamun. Bahkan, pikirku, setelah meninggal Bapak masih memberiku ongkos bus. Aku tersenyum sambil kembali Lalu kondektur datang mendekat. Aku merogoh bersandar. Kukeluarkan iPod dan kupilih lagu: ”Seasons dompet di saku celanaku. Si kondektur berhenti di in the Sun” dari Terry Jacks. Kupasang earphone dan sampingku, memandang ke arahku. Aku mendongak ke kupejamkan mata. arahnya. Ia sedikit terkejut dan setelah beberapa saat, menyapa, ”Apa kabar?”

Sungguh, aku tak merasa mengenal-nya. ”Goodbye, Papa, it’s hard to die …”

Sebelum aku sempat membuka mulut, ia sudah berkata lagi, ”Ikut berduka atas kepergian Bapak.” Dan segera aku terlelap.

78 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Eka Kurniawan lahir di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 28 November 1975 menamatkan pendidikan tinggi di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Skripsinya diterbitkan dengan judul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (diterbitkan pertama kali oleh Yayasan Aksara Indonesia, 1999; diterbitkan kedua kali oleh Penerbit Jendela, 2002; dan diterbitkan ketiga kali oleh Gramedia Pustaka Utama,

kemudian: Corat-coret di Toilet (Aksara Indonesia, 2000). 2006). Karya fiksi pertamanya, sebuah kumpulan cerita pendek, diterbitkan setahun Debut novel pertamanya meraih banyak perhatian dari pembaca sastra Indonesia, Cantik itu Luka terbit pertama kali oleh Penerbit Jendela, 2002; terbit kembali oleh Gramedia Pustaka Utama, 2004; diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Ribeka Ota dan diterbitkan oleh Shinpu-sha, 2006; dialihbahasakan oleh Annie Tucker (New Directions Publishing, 2015). Disusul kemudian oleh novel kedua, Lelaki Harimau (Gramedia Pustaka Utama, 2004) dialihbahasakan oleh Labodalih Sembiring dengan judul Man Tiger (Verso Books, 1 Oktober 2015). Pada tahun 2016, Man Tiger masuk nominasi panjang penghargaan The Man Booker International Prize 2016.

Karyanya yang lain adalah dua jilid kumpulan cerita pendek Cinta tak Ada Mati dan Cerita-cerita Lainnya (Gramedia Pustaka Utama, 2005), dan Gelak Sedih dan Cerita-cerita Lainnya (Gramedia Pustaka Utama, 2005; di dalamnya termasuk kumpulan cerita pendek Corat-coret di Toilet). Beberapa cerita pendeknya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Swedia. Pada tahun 2014 Eka kembali mengeluarkan novel yang berjudul Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, dan di awal tahun 2015, buku kumpulan cerpennya yang berjudul Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi dirilis. Ia kini tinggal di Jakarta bersama istrinya, penulis Ratih Kumala.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 79 MASTERA PUISI

Tentang Usinara

Goenawan Soesatyo Mohamad (Indonesia)

Usinara, yang menyerahkan jagat dan darahnya bukan satu), merenggut dagingnya, selapis demi untuk selapis. menyelamatkan seekor punai yang terancam Sering aku bayangkan raja yang baik hati itu kematian, tergeletak tahu dewa-dewa tak pernah siap. Mereka makin di lantai, memandang ke luar pintu, melihat debu tua. sore Langit menggantungkan dacin pada tiang lapuk dan daun-daun yang pelan-pelan berubah ungu. Neraka Ia ingin sejak cinta dibunuh. Timbangan terlambat. Telah punai itu segera lepas. “Ayo, terbang. Aku telah tujuh menebus nyawamu,” ia ingin berkata. Tapi zaman asap & api penyiksaan mengaburkan mata suaranya siapa tak terdengar. saja. Sementara itu, di sudut, si punai menangis: “Tak Di manakah batas belas, Baginda? “Mungkin tak ada ada,” dewa yang datang dan mengubah adegan ini jadi jawab Usirna. Ia hanya menahan perih di rusuknya dongeng!” Usirna hanya menutup matanya. Ia tahu ketika tujuh burung nasar sibuk di kamar itu, (tujuh, kahyangan adalah cerita yang belum jadi.

80 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA belajar psikologi di Universitas diandalkan, Goenawan kemudian Indonesia, ilmu politik di Belgia, mendukung inisiatif para jurnalis dan menjadi Nieman Fellow di muda idealis yang mendirikan Harvard University, Amerika Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Serikat. Goenawan menikah asosiasi jurnalis independen per- dengan Widarti Djajadisastra dan tama di Indonesia. Ia juga turut memiliki dua anak. mendirikan Institusi Studi Arus Karier GM—panggilan singkatnya Informasi (ISAI) yang bekerja oenawan Soesatyo —dimulai dari redaktur Harian mendokumentasikan kekerasan terhadap dunia pers Indonesia. Mohamad KAMI (1969-1970), redaktur Ma- G jalah Horison (1969-1974), pemim- Ketika Majalah Tempo kembali terbit Lahir di Batang, 29 Juli 1941; umur pin redaksi Majalah Ekspres (1970- setelah Soeharto diturunkan pada 75 tahun adalah seorang sastrawan 1971), pemimpin redaksi Majalah tahun 1998, berbagai perubahan Indonesia terkemuka. Ia juga salah Swasembada (1985).[2] Dan sejak dilakukan seperti jumlah halaman seorang pendiri Majalah Tempo. 1971, Goenawan bersama rekan- namun tetap mempertahankan Ia merupakan adik Kartono rekannya mendirikan majalah mutunya. Tidak lama kemudian, Mohamad, seorang dokter yang Mingguan Tempo, sebuah majalah Tempo memperluas usahanya menjabat sebagai ketua IDI. Ia yang mengusung karakter jurna- dengan menerbitkan surat kabar adalah seorang intelektual yang lisme majalah Time. Di sana, ia harian Koran Tempo. memiliki pandangan yang liberal banyak menulis kolom tentang Setelah terbit beberapa tahun, dan terbuka. Pendiri dan mantan agenda-agenda politik di Indo- Koran Tempo menuai masalah. Pemimpin Redaksi Majalah Berita nesia. Jiwa kritisnya membawanya Pertengahan Mei 2004, Pengadilan Tempo, ini pada masa mudanya untuk mengkritik rezim Soeharto Negeri Jakarta Timur menghukum lebih dikenal sebagai seorang yang pada waktu itu menekan Goenawan Mohammad dan Koran penyair. Ia ikut menandatangani pertumbuhan demokrasi di Indo- Tempo untuk meminta maaf kepada Manifesto Kebudayaan 1964 nesia. Tempo dianggap sebagai Tommy Winata. Pernyataan Goe- yang mengakibatkannya dilarang oposisi yang merugikan kepen- nawan Mohammad pada tanggal menulis di berbagai media umum. tingan pemerintah, sehingga di- 12-13 Maret 2003 dinilai telah Ia menulis sejak berusia 17 tahun, hentikan penerbitannya pada melakukan pencemaran nama dan dua tahun kemudian mener- 1994. baik bos Artha Graha itu. jemahkan puisi penyair wanita Goenawan Mohammad awalnya Amerika, Emily Dickinson. Sejak Selepas jadi pemimpin redaksi berharap bisa membangkitkan di kelas 6 SD, ia mengaku menye- majalah Tempo dua periode (1971- Tempo lagi lewat PWI (Persatuan nangi acara puisi siaran RRI. 1993 dan 1998-1999), Goenawan Wartawan Indonesia), di mana Kemudian kakaknya yang dokter, praktis berhenti sebagai wartawan. ia menjadi salah satu anggota. ketika itu berlangganan majalah Bersama musisi Tony Prabowo Setelah PWI yang terkooptasi Kisah asuhan H.B Jassin. Goenawan dan Jarrad Powel ia membuat rezim Soeharto ternyata tak bisa yang biasanya dipanggil Goen, libretto untuk opera Kali (dimulai

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 81 MASTERA 1996, tetapi dalam revisi sampai Kundang (1972), Seks, Sastra, dan Kesusastraan dan Kekuasaan 2003) dan dengan Tony, The King’s Kita (1980). Tetapi lebih dari itu, (1993), Setelah Revolusi Tak Ada Witch (1997-2000). Yang pertama tulisannya yang paling terkenal Lagi (2001), Kata, Waktu (2001), dipentaskan di Seattle (2000), yang dan populer adalah Catatan Pinggir Eksotopi (2002). kedua di New York. Pada tahun (Caping), sebuah artikel pendek Sajak-sajaknya dibukukan dalam 2006, Pastoral, sebuah konser Tony yang dimuat secara mingguan di Parikesit (1971), Interlude (1973), Prabowo dengan puisi Goenawan, halaman paling belakang Majalah Asmaradana (1992), Misalkan dimainkan di Tokyo, 2006. Pada Tempo. Konsep dari Caping adalah Kita di Sarajevo (1998), dan Sajak- tahun ini juga ia mengerjakan sekadar sebuah komentar ataupun Sajak Lengkap 1961-2001 (2001). teks untuk drama-tari Kali-Yuga kritik terhadap batang tubuh yang Terjemahan sajak-sajak pilihannya bersama koreografer Wayan utama. Artinya, Caping mengambil ke dalam bahasa Inggris, oleh Dibya dan penari Ketut beserta posisi di tepi, bukan posisi sentral. Laksmi Pamuntjak, terbit dengan Gamelan Sekar Jaya di Berkeley, Sejak kemunculannya pada akhir judul Goenawan Mohamad: California. tahun 1970-an, Catatan Pinggir Selected Poems (2004). telah menjadi ekspresi oposisi Dia juga ikut dalam seni pertun- Setelah pembredelan Tempo pada terhadap pemikiran yang picik, jukan di dalam negeri. Dalam 1994, ia mendirikan ISAI (Institut fanatik, dan kolot. bahasa Indonesia dan Jawa, Goe- Studi Arus Informasi), sebuah nawan menulis teks untuk wayang Catatan Pinggir, esai pendeknya organisasi yang dibentuk bersama kulit yang dimainkan Dalang tiap minggu untuk Majalah Tempo, rekan-rekan dari Tempo dan Ali- Sudjiwo Tedjo, Wisanggeni, (1995) (kini terbit jilid ke-6 dan ke-7) ansi Jurnalis Independen, serta dan Dalang Slamet Gundono, di antaranya terbit dalam terje- sejumlah cendekiawan yang mem- Alap-alapan Surtikanti (2002), dan mahan Inggris oleh Jennifer Lind- perjuangkan kebebasan ekspresi. drama-tari Panji Sepuh koreografi say, dalam Sidelines (Lontar Secara sembunyi-sembunyi, anta- Sulistio Tirtosudarmo. Foundation, 1994) dan Conversa- ra lain di Jalan Utan Kayu 68H, Selama kurang lebih 30 tahun me- tions with Difference (19….). ISAI menerbitkan serangkaian nekuni dunia pers, Goenawan Kritiknya diwarnai keyakinan media dan buku perlawanan menghasilkan berbagai karya Goenawan bahwa tak pernah ada terhadap Orde Baru. Sebab itu di yang sudah diterbitkan, di antara- yang final dalam manusia. Kritik Utan Kayu 68H bertemu banyak nya kumpulan puisi dalam yang, meminjam satu bait dalam elemen: aktivis pro-demokrasi, Parikesit (1969) dan Interlude sajaknya, “dengan raung yang tak seniman, dan cendekiawan, yang (1971), yang diterjemahkan ke terserap karang”. bekerja bahu membahu dalam bahasa Belanda, Inggris, Jepang, Kumpulan esainya berturut perlawanan itu. dan Prancis. Sebagian esainya turut: Potret Seorang Peyair Dari ikatan inilah lahir Teater terhimpun dalam Potret Seorang Muda Sebagai Utan Kayu, Radio 68H, Galeri Penyair Muda Sebagai Si Malin (1972), Seks, Sastra, Kita (1980), Lontar, Kedai Tempo, Jaringan

82 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Islam Liberal, dan terakhir Tahun 2006, Goenawan dapat (2007), berisi 99 esai liris pendek. Sekolah Jurnalisme Penyiaran, anugerah sastra Dan David Edisi bahasa Inggrisnya berjudul yang meskipun tak tergabung Prize, bersama esais dan pejuang On God and Other Unfinished dalam satu badan, bersama-sama kemerdekaan Polandia, Adam Things diterjemahkan oleh Laksmi disebut “Komunitas Utan Kayu”. Michnik, dan musikus Amerika, Pamuntjak. Semuanya meneruskan cita-cita Yo-yo-Ma. Tahun 2005 ia bersama wartawan Joesoef Ishak dapat yang tumbuh dalam perlawanan Wertheim Award. terhadap pemberangusan ekspresi. Goenawan Mohamad Karya terbaru Goenawan juga punya andil dalam pendirian Mohamad adalah buku berjudul Jaringan Islam Liberal. Tuhan dan Hal Hal yang Tak Selesai

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 83 MASTERA PUISI

Kepada Perempuan Laut

Siti Zinon Ismail (Malaysia)

I. ya, biar mereka lupa Kau paut tiupan badai siapa pengasuh pahlawan perkasa tanpa resah tanpa gundah biar dongeng kata mereka. tiap kali lelakimu pergi Ah masa lalu ibu kita! kau iringi doa seteguh hati hidup memang digeluti gelombang II. viar sekecil payang Kini kau si pembicara kampus kau susuri selat dan tanjung menyebar ilmu sejarah nenek moyang menyambut lelakimu pulang. pendebat perihal kepalsuan tentang hukum dan peri laku Tapi kini kerja algebra hingga bulan muncul kau si perempuan laut pasang surut laut langkahmu meniti seluas pulau sambil kau intipi keong rezeki ilmu yang membesar fikir dan rasa nyanyian lokan jiwamu menebar jaring sejarah atau gelepar helang sekepal tanah membenih kasih siapakah yang pulang? juga tidak kau khuatiri mata mengintip iri. Perempuan pulau telah kujejaki langkahmu Kitalah pengasuh berani – berlari sejak di Penyengat Tembilahan kibarkan layar selendang panjangmu kukunyah rempeyek asal Rengat kau ibu berzuriat pahlawan nadim takkan ku lupa cicipan ampang tenggiri tempek putera menghampar sayap helang Menemukan kau dan aku mengejar musuh, Perempuan pulau sejati.

84 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA III. Kerana kilau matamu Di Bulan Lintang menembusi kaca istana di sana sisa waris bergema mari kembalikan khazanah nenda dalam tandak anak joget dengan akal dan cinta di celah nisan Aceh patang dan terpancug biarku hisab helah puaka Ya Aulia tidak sekali terjual pulau pusaka. retak pusara Temenggung sendu semakin luka Dengar debar jantung kami jejak bayang goyah perempuan pulau sisi sanggul tujuh tiga dengan setia janji gendit hilang permata kuikat sulaman emas berganti kertas cina mari pulangkan mahkota kutanya diriku di mana hilang celak purba? kubawa ke pulau cinta! yaaa tergadai di kedai antik Jakarta berganda di lelongan Singapura.

Perempuan pulau Ingin berkongsi sepi Kudengar desahmu!

Siti Zainon Ismail Alam dan Tamadun Melayu (1994-1996) dan Pengarah merupakan penerima S.E.A. Kebudayaan UKM (1996-1999). Siti Zainon merupakan Write Award (Malaysia) pada Profesor Madya di UKM (1995) dan seterusnya dilantik tahun 1989. Anak kelahiran sebagai Profesor pada tahun 2000. Setelah bersara Gombak, ini beliau dilantik sebagai Profesor Tamu di ATMA UKM memperolehi Ijazah Sarjana (2007) dan pada tahun 2014-2016 diundang sebagai Muda Seni Rupa (B.F.A) dari Profesor di Fakulti Kemanusiaan, Seni dan Warian, Sekolah Tinggi Seni Rupa Univerisiti Malaysia Sabah. (SRI) pada tahun 1973 di Yogyakarta, Indonesia, Ijazah Siti Zainon dikenali sebagai penyair dan pelukis yang Sarjana Sastera (1980) dari Universiti Kebangsaan aktif dalam pengkajian dan penulisan ilmiah, cerpen, Malaysia (UKM) dan Ijazah Doktor Falsafah dari novel, puisi dan kritikan. Siti Zainon memiliki bakat Universiti Malaya (1992). Pada tahun 1980, beliau besar dalam bidang lukisan dan penulisan karya dilantik menjadi pensyarah di Jabatan Persuratan kreatif. Karya-karya beliau banyak memenangi Hadiah Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Selain Sastera Perdana Malaysia. itu, beliau pernah menjadi Felow Penyelidik di Institut

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 85 MASTERA

CERITA PENDEK

Cekur

Lee Keok Chih (Malaysia)

anya satu permin-taan Emak tempat untuk bercucuk tanam. tepi jendela dan jendela terpaksa Hketika disuruh berpindah Lagipun, dia selalu sibuk. Bertam- dibuka supaya pohon mendapat dan tinggal dengan E Liang di kota. bahnya pasu pohon cekur, ber- cahaya matahari yang cukup. Permintaan emak adalah supaya makna bertambah tugas harian E Pohon juga terpaksa disiram pohon cekur yang tumbuh di tepi Liang – pagi petangnya terpaksa dengan air yang cukup. Sudah anak tangga dibawa ber-sama. menyiram air. Lupa sahaja, pohon- lama tinggal di apartmen, E Liang Sebelum ini, pohon cekur itu dibiar- pohon akan layu dan mati. Sekali tahu semua masalah bercucuk kan tumbuh liar di atas tanah. pun emak menekankan Emak tanam di apartmen. Sebelum ini, E Setelah dipaksa juga berpindah, sendiri akan menjaga pohon cekur, Liang pernah menanam pohon cili. Emak mengalihkan beberapa E Liang masih berasa curiga. Dalam beberapa hari kerana lupa pohon anak cekur ke dalam pasu. Bercucuk tanam di apartmen menyiram air, habis layu dan mati. Emak memilih dan mengalihkan tidak sama dengan bercucuk tanam Begitu juga dengan percubaan pohon cekur dengan cukup berhati- di kampung. Di kampung, tumbuh- E Liang menanam pokok bunga. hati. Tanah yang dimasukkan ke tumbuhan dibiarkan hidup terde- Pokok itu semuanya tidak tahan dalam pasu juga ialah tanah di dah. Pepohon dibiarkan hidup ter- lama. bawah reban ayam yang dianggap dedah kepada embun, hujan, dan Walau bagaimanapun, setelah paling subur. Kerja mengalihkan cahaya matahari. puas dipujuk, akhirnya Emak setuju pohon cekur telah dilakukan Tanpa penjagaan rapi, pohon masih untuk berpindah ke kota, E Liang oleh Emak seperti menjalankan tumbuh segar dan subur. Di aparte- tidak berani menyekat kemahuan kerja yang amat mus-tahak. E men pula, semuanya terkurung dan Emak. E Liang takut Emak merajuk. Liang sebenarnya agak keberatan tertutup. Tiada embun, Bukan senang hendak memujuk menurut kemahuan Emak. Dia hujan, atau cahaya mata-hari. Emak. Sejak muda lagi, Emak tinggal di sebuah apartmen, tiada Paginya terpaksa di-pindahkan ke mempunyai pendirian tersendiri.

86 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Kira diikutkan kemahuan Emak, Semuanya orang kita. Apa yang tempat kerja. Selain cuti awam E Liang tidak perlu mengembara susah-susah nak tinggal di kota?” seperti Tahun Baharu Cina dan Hari jauh. Di kampung sudah serba E Liang berkeras de-ngan Raya, pantang hendak dapat cuti. ada. Bendang, kebun, dan kolam. keputusannya. Bagi E Liang, di Memandangkan jarak perjalanan Kiranya rajin mengerjakan tulang kampung tidak banyak peluang yang agak jauh, E Liang jarang- empat kerat, semusim padi di pekerjaan. Di kota, banyak peluang jarang pulang ke kampung. bendang cukup untuk makan dan dia dapat mengembangkan Sesekali, E Liang merin-dui seisi keluarga sepanjang tahun. Di kerjaya dengan lebih baik. Kiranya kehidupan di kampung. E Liang kebun pula dapat ditanam dengan mahu terus tinggal di kampung, rindu akan ibu bapa dan kehidupan pelbagai jenis sayurmayur. Di tidak perlu dia belajar sampai ke kampung yang serba sederhana. kolam yang tidak jauh dari rumah universiti. Pen-dapatan orang kampung tidak mereka, walaupun tidak besar Nasib baik ketika itu Ayah banyak dan tiada wang lebihan. sangat, sempat pula dibela ikan masih ada dan masih sihat. Ayah Walau bagaimanapun, hidup di haruan, keli, puyu, dan udang galah. yang menjadi orang tengah. Kata kampung hampir tiada tekanan. E Emak orang kampung. Sepan- Ayah, “Anak sudah dewasa. Biarlah Liang masih ingat cara hidup Ayah jang hayat Emak tinggal di kam- dia dengan pilihan dan rezekinya. dan Emak yang paginya turun pung. Kampung ialah dunia Emak. Kita restui dan doakan saja.” ke tanah, tengah harinya pulang Semenjak turun-temurun lagi, Dengan bantuan Ayah, bantahan untuk makan di rumah. Selepas keluarga Emak tinggal di kampung Emak berkurangan sedikit dan berehat pada waktu tengah hari, itu. Emak tidak membantah ketika akhirnya pilihan E Liang direstui. kembali ke tanah dan pulang pada E Liang masuk universiti. E Liang Walau bagaimanapun, Emak tetap waktu senja. Malamnya tidur awal mahu mengejar ilmu, tidak salah E berkata, “Hantar belajar tinggi- dan paginya bangun awal. Cara Liang mencari ilmu, bahkan Emak tinggi. Akhirnya hilang seorang hidup mengikut kitaran terbit dan memberikan galakan. Emak buta anak.” terbenamnya matahari. Setelah huruf, tetapi Emak tidak mahu E Namun begitu, kehidupan di membeli televisyen sekali pun, Liang buta huruf seperti Emak. kota tidak semudah sangkaan E cara hidup Ayah dan Emak tidak Walau bagaimanapun, setelah E Liang. Bukan senang bekerja di sya- banyak berubah. Paling banyak Liang keluar dari universiti dan rikat luar. Banyak persaingan dan menonton pun berita pukul lapan berhasrat untuk menetap di kota, tekanan. Banyak politik pejabat. malam. Selepas itu masuk bilik dan Emak mula membantah. Setiap hari terpaksa bertungkus- tidur. Di kota, E Liang sering kali Kata Emak, “Kita tak kenal lumus dan sering kali kena bekerja tidur lewat. Kadang-kadang masuk sesiapa pun di kota. Semuanya lebih masa. Paginya keluar sebelum pukul dua atau tiga pagi baru dapat orang asing. Kalau sakit demam, matahari terbit dan pulangnya melelapkan mata. Namun begitu, susah nanti. Apa yang kurangnya setelah warna malam sudah pekat cara hidup begini ialah pilihan E hidup di kampung? Cukup serba- dan gelap. Itu pun masih tidak Liang. Apabila memikirkan ke- serbi di sini. Semuanya kita kenal. dikira waktu yang terpaksa dibazir- mungkinan naik pangkat dan gaji Asal usul mereka. Nenek moyang kan kerana kesesakan lalu lintas bulanan yang melebihi pendapatan mereka. Semuanya kenalan kita. ketika pergi atau pulang dari sepanjang tahun Emak dan Ayah,

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 87 MASTERA E Liang berasa bahawa pilihannya Liang terpaksa berhati-hati ketika Pada mulanya, Emak membisu, tidak salah. E Liang tidak mahu memilih perkataan, takut perasaan tidak melayan ajakan E Liang. mengalah. Dia cekalkan semangat. Emak tersinggung. Setelah banyak kali E Liang E Liang tidak mahu mensia-siakan memujuk, Emak menjawab, “Buat hidupnya. membiarkan Emak terus tinggal apa ikut kamu? Di kampung, aku Pernah juga dia terfikir Ketika itu Ayah masih ada. E di kampung Jika dibiarkan tinggal sekurang-kurangnya boleh turun Liang tidak risau sangat. Setelah seorang diri, E Liang risau dan ke tanah. Aku boleh kekal berguna. Ayah jatuh sakit dan hanya dua khuatir. Sekiranya diajak ke kota, Tinggal di kota, seperti dikurung di tiga hari demam lalu dia terus mesti timbul masalah, tetapi dalam penjara.” meninggal dunia, E Liang mula sekurang-kurangnya Emak tidak Kemudian Emak terus meng- bimbang akan keadaan Emak. E tinggal jauh daripadanya. Tidak ungkit keadaan Mek Bunga yang Liang takut terjadi sesuatu yang kira se-sibuk mana, E Liang masih berpindah dan tinggal dengan anak kurang baik kepada Emak yang pulang ke rumah setiap hari, perempuannya di kota. Kata Emak, hidup seorang diri di kampung. E melainkan ketika dia terpaksa pergi “Anak Mek Bunga keluar pagi- Liang bukan seorang anak yang ke kota atau negara lain. Sekalipun pagi, tengah malam baru pulang tidak mengenang jasa budi orang dia terpaksa pergi ke kota atau ke rumah. Mek bunga dibiarkan tua. Kiranya dulu E Liang tidak negara lain, E Liang tetap pulang tinggal seorang diri bertemankan sempat membalas jasa budi Ayah, setelah beberapa hari. Lagipun, E televisyen. sekarang E Liang tidak mahu Liang mengambil pembantu rumah “Tapi Emak tinggal seorang diri Emak diabaikan. Terutamanya warga Indonesia. Dengan berbuat di kampung. Saya di kota. Saya ketika dia pulang menghantar begitu, sekurang-kurangnya Emak risau,” kata E Liang. perjalanan terakhir Ayah, Emak tidak tinggal seorang diri di “Selama ini aku tinggal di asyik menangis dan termenung. apartmen. Di kampung pula, sukar kampung.” Emak merungut. E Liang cukup bimbang. Kiranya untuk mencari pembantu rumah. “Tapi, ketika itu Ayah masih Emak terus begitu, E Liang takut Rata-rata orang muda sekarang ada,” E Liang pula berkata. kesihatan Emak akan terganggu. ingin bekerja di kota dan enggan Di sebut sahaja Ayah, Emak Sudah beberapa kali E Liang terperap di kampung. mula merah mata dan menangis. E cuba memujuk Emak. Kiranya sebe- “Seperti aku juga.” Liang cepat-cepat mengelak dari- lum Ayah meninggal dunia, Emak E Liang menggelenggelengkan pada membangkitkan persoalan mempunyai pendirian sendiri. kepala sambil mengeluh. E Liang itu. Sekarang Emak bukan setakat membuat pertimbangan dengan E Liang hampir hilang ikhtiar. degil, juga ada kalanya tiba-tiba Akhirnya E Liang membuat ke- sensitif. Kiranya dulu Emak masih E Liang tetap dengan keputusan putusan untuk mengerahkan sau- teliti. Setelah berfikir agak lama, dapat diajak berunding. Sekarang untuk membawa Emak ke kota. E daramaranya. Dengan bantuan Emak berubah menjadi degil yang Liang menyuarakan keinginannya mereka, Emak lebih makan tidak makan pujuk. Cakap banyak dengan berkata, “Saya tinggal seo- pujukan. Kata E Liang, “Pergilah sedikit, Emak akan membalas rang diri di kota. Datanglah tinggal dulu. Kalau rasa tidak sesuai, kita dengan mata merah dan air mata. E dengan saya. Temankan saya.” boleh balik semula.”

88 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Supaya hati Emak tenang jenis barangan, terutamanya Sampai di apartmen E Liang sedikit, E Liang berjanji tidak barang makanan. Hal yang lain E di kota, Emak membawa sendiri akan menjual rumah dan tanah di Liang tidak kisah sangat, dahulu pasu cekur itu keluar kereta. Emak kampung. Rumah akan dikunci. juga begitu. Tetapi pohon cekur? mendukung pasu cekur seperti Tanah akan diserahkan kepada E Liang terus memikirkan masalah mendukung bayi atau membawa saudara-mara untuk dikerjakan. penjagaan pohon cekur itu. sesuatu yang amat berharga. Pasu “Semuanya seperti ketika Emak Beberapa hari sebelum bertolak cekur itu diletakkan oleh Emak masih berada di kampung.” ke kota, emak mengalihkan anak di tepi jendela dalam biliknya Saudara-mara semuanya turut pohon cekur ke dalam pasu. E Liang walaupun E Liang mencadangkan memujuk. Kata mereka, “Pergilah melihat dengan matanya sendiri supaya diletakkan di dapur atau di dengan budak E Liang ‘tu.” cara Emak memilih anak pohon ruang tamu. E Liang memang tidak Emak akhirnya mengalah. cekur dengan teliti. Kemudian setuju jika pasu cekur itu diletakkan Namun begitu, Emak berkata, “Aku Emak pergi ke belakang rumah. di dalam bilik tidur, takut-takut nak bawa bersama pohon cekur.” Tanah tepi dan bawah reban ayam semut dan ulat berkeliaran. Walau “Pohon cekur?” E Liang terpe- diterbalik-kan. Sekalipun kawasan bagaimanapun, melihat keadaan ranjat. Di bawah tangga memang itu busuk dengan tahi ayam, tetapi Emak, E Liang akhirnya tidak jadi rata-rata penuh dengan pohon Emak seperti tidak risau langsung. membantah. cekur. E Liang tidak menyangka Emak mengorek tanah. Setelah Kehidupan E Liang setelah Emak mahu membawa pohon mengorek, Emak menjamah tanah Emak sampai di kota mula berubah. cekur bersama. itu. Tanah yang dipilih kemudian E Liang tidak lagi bekerja lebih masa “Di apartmen tiada tanah,” E dimasukkannya di dalam pasu seperti biasa. E Liang terpaksa Liang ingin membantah. Walau tempat anak cekur ditanam. Setel- pulang lebih awal ke apartmen bagaimanapun, memikirkan susah ah selesai semua kerja itu, Emak walaupun Emak tidak pernah payahnya memujuk Emak mengi- menyiramkan air ke dalam pasu. membantah atau menghalang. E kutnya ke kota, E Liang tidak berani Pada hari bertolak dari rumah, Liang tahu, kiranya dia tidak pulang, lau berkata, “suka hati Emak-lah.” Emak membiarkan sahaja E Liang Emak pasti akan terus menunggu Semenjak bersetuju untuk pin- memasukkan barang ke dalam dan hanya makan setelah E Liang dah ke kota, Emak mula mengemas, kereta. Ketika E Liang mahu me- pulang. Pernah beberapa kali E Pakaian, barangan keperluan, ma- masukkan pasu cekur ke belakang Liang terpaksa bekerja lebih masa. kanan, semuanya Emak kemas. kereta, Emak menghalang. Pasu Ketika pulang larut malamnya, dia Emak menjeruk maman. Emak buat cekur yang dimasukkan ke dalam nampak makanan terhidang di atas telur asin. Emak buat keropok. beg plastik didukung oleh Emak. meja dan ditutup di bawah saji. Emak memetik ulam. Pastinya Pasunya dibiarkan duduk di atas Daripada lauk-pauk yang belum seluruh kereta penuh dengan riba Emak. Ketika kereta dipandu dijamah itu, E Liang tahu bahawa barangan. Hal itu bukan perkara meninggalkan rumah, Emak tidak Emak pasti belum makan. E Liang baharu. Sejak dahulu lagi, setiap kali memusingkan kepala. Sebaliknya juga pernah menyuruh Emak pulang ke kampung, kerana E Liang mata Emak tertumpu pada pasu makan dahulu. pasti disumbat dengan berjenis- cekur di atas riba Emak.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 89 MASTERA “Jangan tunggu saya. Saya kena saudara-mara dan sahabat. E Liang kadang E Liang tumpang makan. kerja lebih masa.” tahu dan masih ingat semua itu, Namun begitu, kadang-kadang Namun begitu, pesanan E Liang kerana sebelum itu, seumur hidup kerana lewat pulang atau ingin langsung tidak dipedulikan oleh Emak pantang meminjam. mencuba makanan selain daripada Emak. Emak tetap menunggu. Ki- Berkali-kali Emak menekankan, masakan kampung, E Liang tidak ranya E Liang tidak pulang, Emak “Jangan sekali-kali cuba meminjam menjamah makanan Emak. tidak akan menjamah makanan daripada saudara-mara dan saha- Pada mulanya, segala-galanya walaupun sedikit. bat. Kalau pinjam dan lambat bayar, kelihatan normal. E Liang memujuk Pada mulanya E Liang cuba hal itu akan menimbulkan masalah dirinya, ‘Dengan berlalunya hari, menghubungi Emak me-lalui kepada orang lain. Nanti berbalah emak pasti melupakan kejadian telefon dan menyuruh Emak makan pula.” kehilangan ayah dan kembali dahulu kiranya dia lewat atau tidak Untuk memenuhi keperluan normal. Seperti mana ketika berada jadi pulang. Oleh sebab dihu-bungi dan kehendak E Liang, Emak sang- di kampung dulu.’ menerusi telefon, Emak tidak gup meminjam. Bukan setakat itu, Dengan berlalunya hari, E Liang mempedulikan pujukan E Liang. banyak lagi kenangan lain yang semakin tidak tahan dengan pera- Lama-kelamaan E Liang terpaksa menyentuh hati E Liang. Kenangan ngai Emak. Emak kini suka terme- biarkan sahaja. itulah tanda jasa budi Emak. nung lama. Emak suka bermasam “Susah ada orang tua di rumah.” Mungkin kerana kenangan itu, E muka. Ketika berhadapan dengan Para teman pejabat yang kenal akan Liang tidak sampai hati menyakitkan Emak, E Liang berasa amat tidak E Liang dengan lebih rapat berkata. hati Emak. Terutamanya setelah selesa. Sudah puas dia mencuba, “Banyak kerenahnya. Sensitif. Ayah meninggal dunia, E Liang ialah Emak tidak gembira juga. Oleh itu, Kena pujuk habis-habis. Pantang dunia Emak. Kiranya E Liang tidak E Liang cuba menjauhkan dirinya ditegur.” sanggup menjaga Emak, di manakah daripada apartmen dan Emak. Jika E Liang menghadapi penga- lagi tempat Emak bergantung? Oleh E Liang ada alasan, dia enggan pu- laman yang serupa. Namun begitu, sebab itu, meskipun E Liang berasa lang. Walaupun E Liang kadang kala E Liang tidak meluahkan isi hati-nya kurang senang dan selesa, dia tetap rindu akan masakan kampung, dia yang sebenar. Sekali pun perangai bersabar. cuba makan di luar. Bukan E Liang Emak membuat E Liang berasa Yang cukup memberangsang- sudah lupakan masakan kampung geram, tetapi E Liang tidak sampai kannya pula, pohon cekur Emak dan enggan mendampingi Emak, hati menegurnya. E Liang tidak tumbuh dengan subur. Tumbuhan tetapi E Liang enggan berhadapan pernah melupakan jasa budi Emak. dalam pasu yang selama ini tidak dengan Emak. E Liang berasa E Liang akan ingat susah payah berjaya tumbuh di apartmen E bahawa suasana bersama-sama Emak membesarkannya. E Liang Liang, sekarang tumbuh subur dengan Emak begitu penat dan me- masih ingat ketika mereka kesun- dengan penjagaan teliti Emak. nyusahkan. Suasana itu membuat E tukan wang kerana terpaksa Emak tidak membiarkan pohon Liang berasa sesak nafas. Walaupun membayar yuran dan perbelanjaan cekur tumbuh sekadar tumbuhan begitu oleh sebab tidak berdaya persekolahan E Liang, Emak hiasan, sebalik-nya dedaun cekur mengubah keadaan, dia terpaksa sanggup meminjam wang dengan diambil dan dibuat kerabu. Kadang- bersabar dan menerima.

90 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Keadaan itu berlarutan agak E Liang tetap tidak berganjak. mengerti dan ketika dia mengerti, lama. Suatu malam ketika E Liang Pada saat itu, E Liang hanya mahu segala-galanya mungkin sudah pulang dari tempat kerja, dia men- menemani Emak hingga ke saat- terlambat. Seperti ketika dia sedar dapati Emak terbaring di atas lantai. saat terakhir Emak. Kerja dan ker- bahawa kerja dan kerjaya tidak E Liang panik dan terus memanggil janya memang penting. Tetapi, ber- sepenting Emak, Emak sudah ambulans. Setelah sampai di rumah banding dengan Emak, semua itu menghidap penyakit barah. E Liang sakit, baru E Liang tahu bahwa tidak berharga dan tidak bermakna. mula menyesal. Dia menyesal dahu- Emak menghidap penyakit parah E Liang membuat keputusan untuk lunya dia tidak meluangkan lebih peringkat kritikal. Rupa-rupanya membawa Emak pulang ke kam- banyak masa untuk menemani sebelum Ayah meninggal dunia, pung. E Liang tahu Emak senang Emak. E Liang juga menyesal Emak sudah menghidap penyakit tinggal di kampung. E Liang mem- tidak kerap pulang sebelum Ayah barah itu. Selama itu Emak mera- bawa Emak pulang bersama-sama meninggal dunia. Semuanya kini hasiakan perkara itu. Menurut dengan pohon cekur kesayangan sudah terlambat dan dia baru sedar pakar perubatan keadaan Emak Emak. tatkala segalanya sudah terlewat. terlalu kritikal dan tidak mampu Dalam perjalanan pulang, E diubati lagi. E Liang bertanya, Liang bertanya, “Kenapa Emak “Kenapa emak tak beritahu saya?” begitu sayangkan pohon cekur itu?” Emak tidak menjawab. Buat pertama kalinya Emak E Liang mendesak, “Mak. Mak.” tersenyum. Kata Emak, “Pohon “Aku tak mahu menyusahkan ini bukan sekadar pohon cekur. kamu.” Akhirnya Emak melepaskan Tapi, seluruh kenanganku. Seluruh suara. kenangan kehidupanku.” “Saya anak mak,” E Liang men- Kata Emak lagi, “Kamu dewasa yahut, “tak timbul soal menyusah- dan mempunyai kehidupan kamu kan.” sendiri. Ayah kamu sudah mening- E Liang membuat ke-putusan gal dunia. Semuanya sudah ber- untuk berhenti kerja. Pada saat itu, akhir. Semuanya hanya tinggal ke- E Liang langsung tidak menghirau- nangan. Aku membawa pohon kan kerjanya lagi. E Liang berasa cekur ini bersamaku, seperti mem- Emak ialah orang yang paling bawa seluruh kenangan kehidupan penting dalam dunia ini. kampungku bersamaku.” Ketika pihak majikan cuba E Liang masih tidak mengerti. memujuk supaya E Liang membatal- Emak berkata, “Dulu aku juga kan hasratnya, E Liang tidak bergan- tak mengerti. Setelah aku mengerti, jak. Teman-teman E Liang juga semuanya sudah terlewat dan tiada datang memujuk. Kata mereka, peluang kedua lagi.” “Sekarang bukan senang nak cari E Liang terdiam. Mungkin betul kerja.” kata Emak. Dia masih tidak

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 91 MASTERA

Lee Keok Chih Kelas Pertama selain memiliki ijazah sarjana teknologi Dilahirkan pada 28 April 1962 maklumat. Dalam bidang kesusasteraan, beliau banyak di Selising, Kelantan. Lee Keok menghasilkan puisi dan cerpen. Karyanya pernah Chih mula membabitkan dirinya dimuatkan dalam Mingguan Malaysia, Berita Minggu, dalam dunia kesusasteraan Bacaria, Watan, Mingguan Wanita, Utusan Pengguna, sejak berada di sekolah rendah Utusan Zaman, Mastika, Jelita, Dewan Siswa, Dewan lagi. Puisi pertamanya tersiar Sastera dan Dewan Masyarakat. Beliau juga pernah dalam Medan Pelajar. Puisinya menghasilkan novel remaja berjudul Cinta dan Dendam “Tiga Kali Terima Kasih” turut terbitan Karangkraf (M) Sdn. Bhd dengan menggunakan tersiar dalam majalah Dewan Sastera ketika beliau nama pena Ardi Amin. Lee pernah memenangi Hadiah masih berada di tingkatan empat. Lee Keok Chih, adalah Sastera Sin Chew Jit Poh, Hadiah Sastera Utusan - Public salah seorang penerima biasiswa daripada Perbadanan Bank dan Hadiah Sastera Perdana Malaysia. Lee juga Perkapalan Antarabangsa Malaysia (MISC) untuk pernah menerbitkan beberapa kumpulan puisi. Antara melanjutkan pelajaran dalam jurusan Kejuruteraan kumpulan puisi Lee Keok Chih ialah Sepi Seorang Marin. Jawatan jurutera perkapalan yang disandang Pelaut, 2002 dan Di Pinggir Semenanjung. Cerpen- ketika itu membawanya mengembara ke serata dunia. cerpen beliau pula telah dibukukan dalam kumpulan Beliau memiliki kelulusan taraf Kejuruteraan Marin cerpen persendirian, Insomnia.

92 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA

PUISI

Mencari Jernih

Shapiai Mohd. Ramly (Malaysia)

Jika kau mencari jernih Shapiai Mohd. Ramly atau anjung telah lama sunyi Shapiai Muhammad Ramly juga tebing permandian telah runtuh menggunakan nama samaran sejak selat airnya keruh.

berasal dari Gunung Semanggol, Jika kau mandi di tebing prasangka Syafiq SH dan Abdul Ariff SH. Beliau ketika semua orang menambak dusta Perak dan menetap di Johor sejak perlukah kita menjaring fakta tahun 1971 sehingga kini. Beliau Tanjung Piai Taman Negara mengikuti kursus perguruan di melihat bakau diancam cemar Maktab Perguruan Sultan Idris, Tanjung Malim, dan ranah kehidupan tapak ramsar. seterusnya melanjutkan pelajaran ke peringkat Ijazah di Universiti Pertanian Malaysia pada tahun 1988. Pernah Anak-anak belum sempat berkaca berkhidmat sebagai guru dan pensyarah sebelum di permukaan muda usia mereka bersara pada tahun 2006. Selepas bersara, beliau sempat para ibu sudah lama tidak membasuh setia bertugas sebagai editor di Citra Holding Sdn. Bhd. tempat permandian telah tiada. Karya beliau banyak diterbitkan dalam antologi puisi Di tebing persinggahan ini dan kumpulan cerpen. Beliau banyak memenangi hadiah kembalikan Lumpur kepada bakau sastera seperti Hadiah Sastera Perdana Malaysia, Hadiah kembalikan jernih kepada lautan Sastera Kumpulan Utusan-Exxon Mobil, Anugerah kembalikan tebing kepada tanjung. Sastera Darul Ridzuan, Anugerah Sastera Darul Ta’zim dan pelbagai hadiah di peringkat sayembara dan Ketika orang mencari benar kita masih mengharap sinar peraduan. Bergiat cergas dalam Persatuan Penulis Johor ketika orang mencari jernih sejak tahun 1974, beliau telah menerima Anugerah Bakti kita masih melangkah jerih. PPJ (2009) dan Anugerah Penyair Johor (2013).

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 93 MASTERA

CERITA PENDEK

Risalah Suluk

Muhammad Khairool Haque (Singapura)

Dia memakai capal seorang Ibrahim yang tak dibakar api, Sebagai seorang salik, hanya salik lalu mula melangkahkan kaki seperti Musa yang bertongkat pakaian putih sahaja yang dipakai- untuk bergerak di jalan yang penuh mukjizat, seperti Nuh yang melayari nya sebagai lambang kesucian. berliku. Kami sering mengatakan bahtera, seperti Isa yang diangkat bahawa setiap jalan itu berliku, ke langit; seperti Khidr yang yang tak terpisah daripada makrifat Pakaian putih itulah pakaian fitrah penuh dengan ujian dan sebagainya. berjaya minum air ma’ul hayat; dan cinta. Pakaian putih itulah Namun, jalan ini bukanlah seperti seperti Adam yang bersatu dengan yang dikatakan dipakai junjungan jalan berliku yang sering kami Hawa; seperti sang junjungan tercinta tatkala berdakwah di Ta’if, bicarakan. Jalan berliku ini ialah yang dibawa bermi’raj bertemu lalu sang junjungan kembali deng- jalan yang mencelikkan mata dan Tuhannya dan seperti seribu kisah an pakaian yang penuh dengan membuka ruang pendengaran. lain tentang mukjizat dan karamah kehitaman akibat daripada titisan Capal yang dipakainya ialah capal yang tidak akan pernah terhenti darah yang mengering dan lem- seorang hamba yang mula berjalan terzahir dalam bukatnya malam paran najis daripada penduduknya. di sebuah jalan yang melibatkan dan kemilau cahaya siang. Doa indah junjungan yang dila- penyerahan; penyerahan seperti fazkan buat penduduk Ta’if

94 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA merupakan sebuah penzahiran perhatian mereka daripada ke- Abdullah mengangkat takbir. penyerahan di puncak kehambaan. majuan rohani. Di setiap jalan Allahu akbar. Allah Maha Besar. Andai diri ini ialah pakaian yang dilaluinya, keadaannya sesak Bergemanya kalimah kebesaran putih tersebut, kami sendiri dengan manusia seolah-olah semua yang mengotorinya dengan najis rumah telah dikosongkan atau sehingga diri ini larut di dalam yang manafikan kebesaran diri mazmumah. Pakaian putih seorang rumah sekadar menjadi tempat kebesaranNya; kalimah kebesaran salik yang dipakainya bukanlah tidur. Jerebu yang datang dan yang mengembalikan diri kepada agar diri ini dipandang bersih. pergi juga tidak mengembalikan keadaan la hawla wala quwwata Warna putih itu sebenarnya adalah manusia ke rumah mereka. Sebalik- illa billah, tiada daya dan upaya supaya segala kotoran lebih jelas nya, manusia membawa diri dengan melainkan daripada Allah; kalimah kelihatan di dalam perjalanan wajah yang bertopeng. kebesaran yang mengembalikan mengenal keterlupaan insan. Setiap Dia mengamati wajah yang diri kepada la wujud bihaqqi illallah, kali seorang salik terjatuh di dalam dilihat sepanjang jalan. Setiap tiada yang sebenar-benar wujud perjalanan atau tenggelam di dalam wajah menyimpan seribu kisah selain Allah; kalimah kebesaran permainan lumpur, pakaian putih dan dia cuba mencungkil kisah yang mengembalikan diri kepada itu akan menjadi sebuah kanvas tersebut satu-persatu. Setiap syahadah yang sebenarnya; kalimah yang dilumuri dengan bekas jejak kisah itu merupakan sebuah kebesaranNya yang membawa diri perjalanan. panggilan untuk kembali kepada mengenal kebesaranNya sehingga Dia berjalan dengan diri mengenal Diri yang sebenar langkah yang teratur, tidak terlalu Perjalananannya sampai di sebuah lalu hilang di dalam perkenalan jalan fitrah; kembali kepadaNya. laju dan tidak terlalu perlahan. masjid. Dunia ini sebuah masjid. Cinta. Manusia telah kecapi pelbagai Diri ini sebuah masjid. Masjid itu kemajuan teknologi sehingga tempat berkenalan dan bermesra kemajuan terse-but mengalihkan dengannya.

Kerana Cinta, Dia telah menzahirkan manusia untuk mengenalNya. Jatuhnya Adam ke dunia sebagai khalifah yang berjalan di dalam sebuah perjalanan kerohanian untuk mengenalNya di balik keterlupaan diri, dan bukan di balik keindahan syurga.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 95 MASTERA

Dengan bergemanya takbir, tercinta, bukan menurut kehendak ikatan kepada apa yang selain dia tidak dapat makan, minum diri. Penyerahan menakluk diri daripadaNya, memasuki ruang dan melakukan apa-apa menurut yang hanya bergerak berdasarkan waktu yang tak berwaktu; ruang kehendak dirinya. Setiap bicara tuntutan dan bukan kehendak diri. waktu yang memperlihatkan hanya datang daripada petunjuk Kehendak diri telah terpadam di junjungan tercinta, bukan menurut dalam penyerahan. Dua tangan yang mahupun perasaan. kebesaran yang tak tergapai fikiran kehendak diri. Setiap gerak, hanya mengangkat takbir melambangkan menurut petunjuk junjungan diri yang melepaskan segala

Kami mengenal Tuhan melalui Tuhan. Yang menyembah dan yang disembah bertemu di balik lafaz solat yang didirikan. Setiap bicara yang menuruti tuntutanNya datang daripadaNya dan kembali kepadaNya, di dalam penyerahan seorang hamba.

Dua tangan yang bertemu seperti seorang janin yang berada kitab; yang menurut kata junjungan dan bersatu di paras bawah dada di dalam kandungan ibunya; yakin tercinta, tiada solat tanpanya. Dia ialah lambang bertemunya seorang akan CintaNya yang tak pernah seorang bayi yang tidak tahu apa- hamba dengan Tuhan, di dalam pudar, yakin dengan jagaanNya apa, berada dalam ketidaktahuan solat dan di luar solat; di dalam sebagaimana Dia menjaga para dan mengenal ketidaktahuannya. setiap turun-naiknya nafas. Dua nabiNya dan para waliNya. Dia seorang bayi yang diibaratkan tangan lambang seorang hamba Di dalam solat, Abdullah sebagai kain putih, tanpa dicorak yang bergantung kepada TuhanNya, menjadi seorang bayi yang hanya apa-apa, tanpa warna, tanpa rasa. dan pergantungan tersebut akan kenyang dengan susuan ibunya; dia Hanya putih yang tidak berwarna jelas terlihat tatkala hamba seorang bayi yang dikenyangkan seperti jubah yang dipakainya. tersebut berserah kepadaNya dengan susuan daripada ummul

96 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA

Para ustaz berbicara tentang sombong, riyak, ujub dan takbur di dalam syarahan setiap minggu. Khutbah Jumaat berbicara tentang takwa setiap minggu. Majlis maulid bicara tentang cinta setiap minggu. Majlis tahlil bicara tentang kematian setiap minggu. Setiap minggu ia berulang tanpa jemu, seperti tayangan berita di televisyen. Takbir yang dilafaz hanya gema suara yang hilang dibawa angin.

Sebagai seorang salik, Rancangan Tuhan terzahir demi menerkam juga mempunyai tuan, Abdullah berjalan daripada makam sebuah hikmah yang tersembunyi yang mencipta sekalian alam. Kami ke makam, daripada mujahadah ke di balik lengkungan masa. Andai ingin melawan nafsu seperti seorang musyahadah; daripada musyahadah diselak dengan sebuah penyerahan, pahlawan sehingga kami menjadi ke mujahadah; setiap makam yang dilihat ialah penzahiranNya pahlawan yang kecundang kerana memandangNya dengan lafaz yang membawa kepada sebuah yang terlihat hanyalah keakuan. takbir. Selepas pulang dari pejabat perkenalan di dalam takbir dan Nafsu yang datang menerkam nanti, dia akan bermakan malam cinta. dijinakkan dengan penyerahan bersama isteri dan anak-anaknya. Mereka berbicara bahawa jalan kepada Tuhan. Melalui jalan suluk, Semalam merupakan tarikh suluk itu jalan melawan nafsu. Abdullah diajar menundukkan ulang tahun perkahwinan mereka Melawan nafsu bukanlah seperti nafsu sehingga anjing itu menjadi yang ketujuh. Namun, dia tidak permainan tinju. Seandainya ter- sahabat di syurga seperti anjingnya diizinkan menyambutnya bersama dapat seekor anjing yang bertuan para ashabul kahfi. Ketika takbir, keluarga kerana terpaksa bekerja meluru ingin menerkam, yang nafsu tertunduk tak bermaya di lembur. Dia merancang, Tuhan juga dipanggil untuk menghentikannya dalam kebesaranNya. merancang. Rancangannya punah. ialah tuannya. Nafsu yang meluru

Di balik lisan seorang hamba, Tuhan menyatakan kebesaranNya. Melalui nafsu manusia, Tuhan juga menyatakan kebesaranNya.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 97 MASTERA Perkahwinan mengajar meng- untuk melihat tangan malaikat salik bukanlah seorang pengecut hadapi nafsu yang tidak ingin membawa seekor kibas. Berkali- yang berlari daripada tuntutan menyerah. Tuntutan keluarga me- kali dia seperti Ismail yang sambil mengejar bilangan angka ngajarkannya tentang penyerahan; terbayang-bayangkan pisau tajam zikir. Seorang salik bermain tentang dompet kosong yang memutuskan urat lehernya hanya dengan lumpur dan api, sehingga terisi tanpa dijangka; tentang ke- untuk ia hidup kembali dengan pakaiannya kotor dan terbakar. sembuhan yang datang tanpa penyerahan kepada-Nya. Masalah Perkahwinan mengajar dia bermain usaha; tentang bantuan yang yang memburu diri membuat dengan lumpur dan api; mengenal menjelma dengan tiba-tiba. Melalui dia terasa seolah-olah dibunuh, Hawa yang tersembunyi di balik perkahwinan, dia menjadi Ismail hanya untuk dihidupkan kembali diri Adam; mengenal penyatuan yang sedia disembelih hanya dengan bantuanNya. Seorang yang tersembunyi di balik diri.

Banyak perkahwinan yang kucar-kacir kerana arus kehidupan jauh daripada sunnah junjungan. Banyak perkahwinan yang kucar-kacir kerana tidak berserah kepada takdir yang menghimpit agar diri kembali melafazkan takbir dan bersujud. Banyak perkahwinan yang kucar-kacir kerana tidak disuapkan dengan susuan daripada ummul kitab walaupun secara zahir ritual ibadah tidak dilepaskan. Batin didera suatu kehausan.

98 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA Perkahwinan itu sunnah jun- Penyerahan Nabi Ibrahim kepada bagi kami walau nafsu ini tidak jungan yang mengajarnya ten- Tuhan berjaya menyejukkan api. pernah merasa cukup. tang Cinta bersama Tuhan. Solat Dengan hati yang tidak ada apa- Tujuh kuntum bunga mawar seseorang yang telah berkahwin apa selain Allah, tenggelam di kertas itu disusunnya di dalam berkali ganda pahalanya daripada dalam kebesaranNya, api tidak sebuah kotak kecil. Mawar sering solat mereka yang belum berkah- dapat membakar tubuh Ibrahim. menjadi pilihan apabila seorang win. Takbir seseorang yang ber- Api tunduk kepada Ibrahim, lelaki memberikan jambangan kahwin ialah takbir seorang Adam menjadi sejuk dengan KasihNya. bunga kepada kekasihnya. Mawar yang mengenal Hawa di balik Perkahwinannya juga seperti api juga melambangkan junjungan dirinya. Beberapa kali dia hampir yang kadang-kala disangkanya tercinta. Diriwayatkan bahawa sang bercerai bersama isterinya. Namun, panas tetapi sebenarnya sejuk. junjungan menggunakan wangian kehendak tersebut hilang apabila Begitu juga dengan perjalanan daripada mawar. Mawar juga dia tersedar akan sifat kesyaitanan rohani yang tak memisahkan disifatkan sebagai ibu segala yang berjaya meresap ke dalam urusan dunia. Disangkanya api itu wangian. Sebenarnya, mawar itu diri tatkala nafasnya tidak disertai panas, tetapi sebenarnya api itu sudah tertanam di balik kain putih dengan ingatan terhadap Tuhan. Dia sejuk dengan curahan KasihNya seorang bayi. Hanya ia tersembunyi menyedari nafsu yang menyelinap yang tak pernah meninggalkan di balik ketidaksedaran dan di balik keterburuannya. para pecintaNya. kesibukan dengan permainan dunia Semalam, Abdullah sempat Di dalam takbir, Abdullah me- yang membutakan mata daripada belajar daripada seorang anak lihat dirinya seperti Ibrahim yang memandang. muda yang bekerja di pejabatnya masuk ke dalam api tanpa gentar. Di Apabila Abdullah bertakbir, tentang cara melipat bunga mawar dalam takbir, dia menolak pelawaan lafaz Allahu Akbar itu bergema daripada kertas. Tadi, dia tidak malaikat untuk membantu mema- berdasarkan ajaran sang junjungan. makan tengahari kerana berpuasa damkan api kerana terlalu asyik Lafaz itu bukanlah suatu lafaz sempena hari Isnin dan sempat memandang wajahNya melalui api yang direka-reka, melainkan suatu dia menyelesaikan lipatan tujuh yang bernyala-nyala. Di dalam lafaz yang menemukan kami kuntum bunga mawar daripada kebesaranNya, yang ada hanya-lah dengan sang junjungan, melalui kertas berwarna merah. kesejukan yang tidak mencedera- sebuah kesedaran tentang mawar Merah warna cinta. Para murid kan. Kesejukan Cinta mendakap yang tersembunyi itu. Apabila Shaykh Ahmad Badawi, seorang setiap urat tubuh dan denyut nadi lidah menyebut takbir, hati turut kekasih Tuhan yang terkenal sehingga Cinta terzahir di dalam bertakbir dan ruh bertakbir dengan selawatnya, dikenali dengan setiap perbuatan. Dia berjalan bersama junjungan tercinta. Tidak pemakaian serban berwarna merah. kepada api dengan penyerahan ada pengertian pada takbir yang Merah melambangkan api kepada Tuhan; dengan keyakinan dipisahkan daripada sang pemilik yang menjadi sejuk dan tidak bahawa tiada daya dan upaya selain lafaz takbir. Rohani dan jasmani berjaya membakar Nabi Ibrahim. Allah. Di dalam takbir, Allah cukup bertemu di dalam takbir, di dalam

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 99 MASTERA sebuah Cinta yang membakar yang lebih tinggi dan murni. Setiap pada martabat insan ke martabat segala selain Cinta. waktu, kami berperang dengan diri ahadiyah. Tujuh kuntum mawar Di balik setiap kuntuman mawar, yang tidak mahu menyerah. Sebagai juga melambangkan tujuh sifat Abdullah telah menulis kata-kata suami dan isteri, penyerahan me- ma’ani yang perlu dipandang di buat isterinya. Setiap kata tersebut nyatukan dan menzahirkan per- dalam penyerahan iaitu sifat terilham selepas dia melakukan kenalan. Cinta melahirkan makrifat qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, solat witir semalam. Bunga yang dan makrifat melahirkan cinta. bashar dan kalam. Tujuh tahun diberikannya melambangkan per- Darah berwarna merah mengering mereka bersama di dalam sebuah kahwinan mereka yang berbunga. menjadi hitam; sehitam kiswah jalan cinta yang membebaskan diri Mendapatkan sekuntum bunga itu Ka’abah. daripada belenggu nafsu. bukanlah semudah membelinya Tujuh bunga mawar yang di kedai bunga atau memetiknya diberikan isterinya bukan sekadar 1Dan mohonlah ampun kepada di taman bunga. Mendapatkan membawa maksud tujuh tahun Tuhanmu, kemudian bertaubatlah sekuntum bunga itu bermula mereka telah bernafas bersama kepadaNya. Sungguh, Tuhanmu dengan menanam benih. Kadang- dalam perkahwinan. Ia juga Maha Penyayang, Maha Pengasih. kala benih itu diletakkan baja yang bermaksud, tujuh tahun dia ber- [Hud: 90] berbau busuk agar ia tumbuh lebih jalan sebagai seorang salik di jalan Jalan suluk ini bermula subur. Kadang-kala tumbuhannya suluk; sebuah jalan yang dilalui dengan taubat dan juga berakhir melayang ditiup angin. Kadang-kala mereka yang ingin mengenal dengan taubat. Sewaktu Abdullah tumbuhannya dipijak kaki manusia Allah sebagaimana para kekasih- mencari seorang guru yang boleh atau binatang. Begitulah perjalanan Nya mengenalNya; sebuah jalan membimbingnya di jalan suluk seorang salik yang penuh dengan yang tidak terpisah daripada sya- ini dan di waktu terdapat ramai pelbagai bentuk ragam sebelum riat agama; sebuah jalan yang guru-guru hebat dari luar negara diperkenalkan dengan bunga ma- memperkenalkannya kepada mak- yang keluar masuk negeri ini, war di balik diri, yang benihnya na yang tersembunyi di balik nasihat yang diterimanya ialah sudah ditanam Tuhan sebelum syariat; sebuah jalan yang memper- untuk memperbanyakkan istighfar. waktu mula berdetik. kenalkannya kepada amalan zikir Istighfar juga menjadi kunci yang Bunga yang berwarna merah yang dihubungkan dengan kese- mendamaikan berpuluh perbala- juga melambangkan peperangan. daran rohani yang pelbagai; se-buah han bersama isterinya. Istighfar Perjalanan salik ini seperti sebuah perjalanan yang memperkenal- mengarahkannya kembali kepada peperangan yang tidak akan selesai. kannya kepada Tuhan yang sentiasa kiblat yang sebenarnya iaitu Tuhan Darah yang mengucur ialah tanda dekat dengan hambanya. sekalian alam dan tidak tertipu pengorbanan dalam pertempuran. Tujuh kuntum mawar juga me- nafsu yang sentiasa menyelinap Kecederaan yang dialami hanya lambangkan tujuh martabat yang di celah-celah kelemahan untuk menyedarkan anggota tubuh yang tersembunyi di balik manusia se- menjatuhkan diri. Sebelum dia me- dipinjamkan Tuhan buat tujuan bagaimana diajar gurunya, dari- 1

100 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA mulakan langkah di jalan suluk ini diberatkan gurunya ialah amalan Tuhan sahaja yang sebenar-benar dengan bimbingan gurunya, dia selawat. Abdullah disuruh memper- cinta dan cinta kepada selainNya disuruh gurunya bersolat taubat banyakkan selawat sehingga se- harus didasari dengan cinta kepada- dan mengamalkan beberapa amalan lawat hidup di dalam diri, dan Nya. Cinta membuahkan Cinta. untuk memohon keampunan dari- mawar yang tersembunyi menjadi Hanya wajahNya yang dipandang di pada Tuhan. Sebelum Abdullah nyata. Dia diajar cara berselawat balik setiap detik Cinta. bertakbir, dia mandi dan berwudhu’, dengan kesedaran tentang junjung- membersihkan kotoran yang zahir an tercinta. Dia diajar berselawat Dan demi sesungguhnya, dan batin agar kembali kepada dengan seluruh jiwa dan raga, diser- Kami telah mencipta manusia dan penyatuan di dalam takbir. tai dengan tawajuh dan penyaksian. Kami sedia mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, sedang Katakanlah (wahai Muhammad): Katakanlah: Kami lebih dekat kepadanya “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah “Jika bapa-bapamu, anak-anakmu, daripada urat lehernya, (Qaaf: 16) aku, nescaya Allah mencintaimu saudara-saudaramu, isteri-isterimu, dan mengampuni dosa-dosamu.” keluargamu, harta kekayaan yang Perjalanan yang melibatkan Allah Maha Pengampun dan Maha kamu usahakan, perdagangan yang amalan-amalan zikir dan pengisian Penyayang. [Ali Imran: 31] kamu khuatirkan kerugiannya, ilmu melahirkan diri yang merasai dan rumah-rumah tempat tinggal kedekatan Tuhan setiap waktu, Abdullah memilih ayat itu bagi yang kamu suka, lebih kamu cintai sehingga setiap perbuatan itu kuntuman bunga mawar yang daripada Allah dan RasulNya menjadi sebuah zikir; menjadi kedua. Jalan suluk ialah sebuah serta berjihad di jalanNya, sebuah ingatan kepadaNya. Riadah jalan yang mengubah diri sese- maka tunggulah sampai Allah kerohanian yang dilalui Abdullah orang untuk mengikut junjungan memberikan keputusanNya.” [al- membentuk diri yang berzikir tercinta dari segi zahir dan batin, Taubah: 24] sepanjang waktu dengan ingatan melalui jalan syariat dan tarekat terhadap Tuhan di dalam setiap untuk sampai kepada kesedaran Di jalan cinta ini, tiada yang perbuatan. Begitulah sunnah hakikat dan makrifat. Mereka yang dicinta selain Allah. Perkahwinan junjungan tercinta yang mengajar mengikuti jalan junjungan tercinta bukanlah sebuah percintaan yang mengucap basmalah sebelum sehingga dilimpahkan kesedaran melibatkan syahwat seorang lelaki setiap perbuatan supaya setiap tentang Cinta Allah akan dimasuk- dan wanita. Perkahwinan itu se- perbuatan itu menjadi sebuah zikir kan ke dalam sebuah wilayah yang buah penyerahan yang melibatkan dengan kesedaran bahawa ia hanya sarat dengan ilmu dan pengenalan hubungan antara makhluk dengan datang melalui daya dan upaya tentangNya. Mereka yang mengikuti Tuhan. Cinta antara dua orang yang dikurniakan daripadaNya junjungan tercinta akan bertakbir kekasih dihubungkan dengan Cinta serta kembali kepada penyaksian. dengan Cinta yang dilimpahkan kepada Tuhan, Cinta yang mele- Dia lebih dekat kepada kami olehNya. Antara amalan yang paling nyapkan segala. Hanya cinta kepada daripada dekatnya kami kepada

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 101 MASTERA diri kami sendiri kerana setiap balik dunia dengan melihat Tuhan dan empat sahabat khulafa al- sesuatu yang berada pada diri ini di balik setiap yang berlaku dan rasyidin iaitu Sayyidina Abu Bakar, merupakan tanda kekuasaan dan merasakan kurnia nafas yang Sayyidina Umar, Sayyidina Uthman kebesaranNya. Di dalam takbir, disertai dengan ingatan kepadaNya. dan Sayyidina Ali. Mereka juga kami merasai kedekatan sehingga Abdullah juga diangkat ke syurga bertakbir dan kami ingin bertakbir kami lenyap dalam kedekatan. melalui perkahwinannya yang tak seperti mereka. terpisah dengan perjalanan menuju Mereka dihubungkan dengan Wahai jiwa yang tenang! Tuhan. Ketika bertakbir, dia berdiri ibadah solat yang bermula dengan Kembalilah kepada TuhanMu tegak, mengenal jalan yang lurus di lafaz takbir yang menampakkan dengan hati yang redha dan balik diri; jalan menuju syurga yang kebesaranNya, melenyapkan apa diredhaiNya. Maka masuklah ke sebenarnya. yang selainNya daripada hati kerana dalam golongan hamba-hambaKu. yang dihadap setiap waktu ialah Masuklah ke dalam syurgaKu. Dan milik Allah timur dan barat. Dia jua. Pandangan terhadapNya [al-Fajr: 27-30] Ke mana pun kamu menghadap di melenyapkan segala. Lafaz takbir sanalah wajah Allah. Sungguh Allah yang dibaca dengan suara jelas Jiwa yang tenang ialah jiwa Maha Luas, Maha Mengetahui. membawa kepada kesedaran yang yang sentiasa berada dalam ingatan [al-Baqarah: 115] tak dapat diucapkan dengan suara. kepadaNya; jiwa yang ingat bahawa Begitu juga perkahwinan, yang daripadaNya kami datang dan Di dalam takbir, yang dihadap menampakkan kebesaranNya di kepadaNya kami kembali; jiwa yang ialah wajahNya. Di dalam perkah- balik nafsu dan syahwat; di balik redha dengan setiap takdir yang winannya juga, yang dihadap ialah pergaduhan dan perbalahan; di menerpa kerana ia merupakan wajahNya. Di dalam setiap perbua- balik kurnia dan nikmat; di balik cara Dia memperkenalkan diri- tan, yang dihadap ialah wajahNya. penyerahan; di balik Cinta. Nya kepada hambaNya yang tidak Di dalam takbir, Abdullah mengang- Di kuntuman bunga yang memiliki apa-apa. Begitu juga kat tangannya dan menampakkan terakhir, dia menulis Abdullah bin perkahwinan mereka yang penuh tapak tangannya dan sepuluh jari. Abdullah bin Abdullah bin Abdullah dengan pelbagai dugaan hanya Jari di tangan kanannya melam- bin Abdullah bin Abdullah bin untuk mengembalikan mereka ke- bangkan hubungan rohani bersama Abdullah. Merah warna cinta dan pada ketenangan yang sebenarnya. junjungan tercinta dan empat makrifat seorang Abdullah. Nabi Isa diangkat ke syurga ke- orang ahli keluarganya yang Setiap waktu, kami hanyalah rana redha terhadap takdir yang digolongkan sebagai ahlul kisa iaitu seorang hamba yang tidak bermaya menimpanya dalam setiap waktu Sayyidatina Fatimah, Sayyidina Ali, melakukan apa-apa kecuali dengan sehingga bersedia diangkat dalam Sayyidina Hasan dan Sayyidina izinNya. Kami hanya dapat meng- penyerahan untuk bersama Tuhan. Husain. Jari di tangan kirinya angkat takbir dan bersuara dengan Seorang salik diajar untuk pula melambangkan hubungan izinNya sahaja dan segalanya meru- melihat dan merasakan syurga di rohani bersama junjungan tercinta pakan suatu kurniaan daripada

102 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA kemurahanNya. Segalanya kembali Setiap ibadah yang dilakukan di sang junjungan kembali membawa kepadaNya. Di dalam takbir, kami jalan ini dikembalikan kesedaran- hadiah solat yang bermula dengan sedar bahawa kami hanyalah nya kepada solat yang merupakan takbir buat para hamba menghadap hamba kepada Allah. Segala yang tiang agama dan tiang seorang Tuhan. Di dalam takbir, kami selainNya hancur dan musnah. salik. Solat dikembalikan kepada mulakan jalan perkenalan. Di dalam Yang tinggal hanyalah Allah. Segala syahadah. Syahadah yang dibawa takbir, kami menjadi Abdullah yang yang selainNya adalah daripadaNya junjungan tercinta bukan sekadar tak henti bertakbir di rumahNya. jua dan tak pernah terpisah kata-kata yang dilafaz di bibir tetapi daripadaNya. Bumi dan diri ini ialah sebuah kesedaran Tauhid bahawa Bacalah Kitab yang telah sebuah kanvas yang memaparkan Allah berdiri sendiri tanpa ada diwahyukan kepadamu dan lukisanNya yang dipandang mereka yang berdiri bersamaNya sedang laksanakanlah solat. Sesungguhnya yang berjalan di jalanNya. yang selain daripadaNya ialah solat itu mencegah dari perbuatan Kami beralih daripada satu daripadaNya juga dan bergantung keji dan mungkar. Dan mengingat pergerakan kepada satu pergerakan kepadaNya. Hanya seorang Allah itu lebih besar. yang lain, dengan lafaz takbir. Kami Abdullah yang berserah sebagai [al-Ankabut: 45] beralih daripada satu makam hamba memandangNya dengan kepada satu makam yang lain penyatuan di balik perpisahan dan Allahu akbar! Allah Maha Besar. dengan lafaz takbir. Kami beralih perpisahan di balik penyatuan. KebesaranMu melarutkan aku daripada satu jenis zikir kepada Di dalam takbir, ada penyera- sehingga aku hilang dalam jenis zikir yang lain dengan lafaz han; ada Ibrahim yang tak dibakar mengenali Dia yang berbicara takbir. Tiada satu saat pun yang api; ada Nuh di atas bahtera; ada Isa di balik setiap lisan yang diberikan untuk kami menonjolkan yang diangkat ke langit; ada Khidir terpancar di balik setiap wajah kehebatan diri kerana segalaNya yang menemui air ma’ul hayat; yang bernafas di balik setiap hanya datang daripadaNya dan ada Adam yang bersatu dengan nafas di dalam Cinta. kembali kepadaNya. Hawa; ada sang junjungan yang Allahu akbar. Allah Maha Besar. dibawa bertemu Tuhannya lalu

Muhammad Khairool Haque kelahiran Singapura, 9 Agustus 1992. Beliau mendapat pendidikan awal di sekolah Rendah Jurong Town dan Sekolah Rendah Lakeside. Sewaktu di Sekolah Tinggi Pemerintah Bukit Panjang, beliau diperkenalkan kepada dunia sastera dan memulakan perjalanan sebagai seorang penulis dengan beberapa buah karya disiarkan di akhbar selain memenangi beberapa anugerah penulisan sebagai pelajar. Pada tahun 2009, beliau memenangi Anugerah Pena Emas yang dianjurkan Majlis Seni Kebangsaaan bagi kat egori puisi, menjadi pemenang termuda sepanjang sejarah pertandingan. Pada tahun 2015, beliau menerima Anugerah Penulis Muda ASEAN bagi cerpennya yang bertajuk ‘Risalah Ikan Paus’. Beliau mempunyai diploma dalam bidang teknologi maklumat daripada Politeknik Ngee Ann

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 103 MASTERA PUISI

Perahu Hayat

Noor Aisya Buang (Singapura)

syair manakah syariat mengajar

perahu hayatku membuka layar

ketika angin memberi salam s munajat panjang pada malam? arus gelombang hanya igauan

membuih gulung untaian mimpi,

menarik bulan menciumi lautan

hingga jauh hanyut kelana sepi

inikah perahu kudayungi

serupa syair renungan diri

ketika pasang surut realiti

mengancam pencarian

ke pulau impian?

Noor Aisya Buang merupakan seorang penulis sajak, cerpen dan juga esei. Buku himpunan puisi ‘Kastil Aisya’ berkongsi hadiah bagi kategori buku sajak di Anugerah Persuratan Singapura 2015 dan disenaraipendek dalam Hadiah Sastera Singapura 2016. Koleksi puisi yang kedua ‘Cahaya dalam Sunyi’ baru diterbitkan. Kini, Noor Aisya sedang menterjemahkan sajak-sajaknya ke Bahasa Inggeris untuk diterbitkan selain dalam proses menerbitkan buku cerpennya yang pertama.

104 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MASTERA

PUISI

Mengenang Hasrat

Nordita Taib (Singapura)

Hujan semalaman hingga kesubuh Di sini aku menanti mengundang sejuta kebimbangan cuba menggapai kemuncak dengan kelembutan kesantunan “Bebas Melata” Rahmat memenuhi kurniaan-Nya jiwaku membara Cahaya-Nya menerangi kelam meskipun manik-manik jernih Rencah perjalanan ini Hmasih menjurai hingga menitis keringat suci membasahi hamparan bumi. melenyap sepi ke bumi lindungi terus perjalanan ini Bismillahi tawakkaltu ‘alallah walau di mana aku jejaki Lahaula wala kuwwata illah billahi mohon dilindungi ‘aliyyil’aziim. biarpun secangkir kopi kuhirup melepas mimpi Berdiri di tangga halaman beriring nawaitu yang menggeggam hasrat ikhlas dan jernih hati kakiku langkah kutumpahkan disini. mahligai dan kekasih ku tinggal jua semata mencapai menggeggam hasrat.

Nordita Taib bertugas sebagai Guest Puisi Karya Penyair Tiga Negara dan siri antologi Bebas Melata. Beliau juga telah menerima Anugerah Pena Beliau telah menceburi bidang Emas, Honourable Mention pada tahun 2013 dalam Officer di Majlis Sukan Singapura. penulisan sejak 2006. Karya-karya ketegori puisi. beliau pernah diterbitkan di akhbar Singapura dan juga di dalam Antologi

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 105 EMBUN

Imaji dalam Puisi

Rian Andri Prasetya

ata “gagak yang mengakak” memunculkan gambaran dalam mata dan telinga batin kita burung hitam dan suaranya yang “mengakak”. Gambaran itu menyentuh mata dan telinga batin kita, tegasnya, K indra lihatan dan indra dengaran sekaligus. Dua indra disasar kelompok kata itu dan kita sampai pada pemikiran bahwa imaji hakikatnya adalah gambar angan yang mengimbau indra yang terwujud dalam rekaan verbal. Altenbernd dan Lewis (1970: 12), antara lain, menyatakan imaji itu sebagai kekuatan kata dalam puisi untuk menghasilkan efek dalam pikiran yang diciptakan oleh stimulasi organ sensoris, menyentuh indra. Dari keadaan itu, puisi itu sendiri bermakna menggambar, menggambar dengan kata. Dengan demikian, kata- kata dalam puisi selalu memuat imaji itu. Memang ada puisi yag memiliki kecenderungan ke arah pemikiran dan dikemukakan dengan kata yang sarat dengan pemikiran. Pemikiran itu sendiri cenderung terwujud dalam kata abstrak, sedangkan imaji terwujud dalam kata yang bersentuhan dengan indra, sesuatu yang konkret, terwujud dalam kata konkret pula. Sebagai unsur utama puisi, imaji ada-bersama bunyi dan majas. Selebihnya adalah apa yang ada di balik unsur utama itu yang paling sering dikemukakan orang. Di dalam perkembangan puisi ketiga unsur utama itu saling mengisi dan saling bergilir memegang kendali. Ada sajak yang unsur bunyinya dominan. Sajak seperti itu enak diperdengarkan, dibaca lantang dan kita menyebutnya sebagai sajak oral. Sajak Rendra “Khotbah”, misalnya, adalah sajak yang unsur bunyinya dominan. Coba bayangkan bagaimana Rendra menggunakan kata- kata peniru bunyi “tra la la, lala lala”, “cha cha hum papa” dan seterusnya. Tapi sajak Rendra yang lain ada juga yang menonjolkan imaji, seperti dalam kumpulan sajak Balada Orang-Orang Tercinta dan Sajak-Sajak Sepatu Tua. Dalam sajak tentang gereja tua di Moskow, misalnya, Rendra berujar tentang gereja di Ostankino menyebutkan ihwal “derita umat dikunyahnya”; terungkap pula gambaran sepinya gereja dari pengunjung ”pintunya mulut sepi, derita umat dikunyahnya”. Sajak Rendra yang lain dalam sajak baladanya unsur dominan itu majas, maka kita temukan rangkaian kata bermajas seperti “nyawamu barang pasar”, perawan tua disebutnya sebagai bulan di ujung pagi dsb. Ini hanya dari seorang penyair dan kita menemukan dominasi ketiga unsur utama itu seperti “bergiliran” menjaga puisi.

106 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 EMBUN

Dari Imaji ke Imajinasi

ula-mula adalah imaji. sebagai sinestesia. Jalinan Hadi terasa dalam rangkaian MImaji itu dipertautkan imaji yang melintas batas kata “sepi yang membiarkan dan mewujudkan sebuah indra ini menghasilkan majas ombak terlempar ke kamar”. dunia rekaan yang didukung yang penuh kejutan, misalnya, Kita tangkap juga jalinan oleh beberapa imaji yang kita baca jalinan imaji dalam imaji yang lain ihwal suasana dijalin, saling berhubungan, ungkapan sajak Sapardi Djoko malam dalam rangkaian kata mewujudkan realitas yang Damono yang pernah dikutip di “Malam kembali dari benua. terbayangkan. Kadang-kadang awal karangan ini “tik tok jam Mengambil matahari”. jalinan imaji itu merupakan makin putih bunyinya’’ pada Imaji itu selalu terkait sehimpunan imaji yang malam yang semakin larut dengan indra. Hal ini berarti dihubungkan dengan laku untuk menggambarkan sunyi bahwa di dalam wujud bahasa, indrawi yang melintas batas yang semakin terasa “menekan imaji itu dapat berupa nomina indra sehingga menunjukkan mendesak” untuk meminjam bukan adjektiva atau verba. percampuran dua indra pernyataan Chairil Anwar Namun, jalinan imaji dapat yang berbeda, seperti indra dalam salah satu sajaknya. juga terbentuk dengan dan dengaran digabung dengan Jalinan imaji sepi, misalnya, dalam hubungan beberapa indra lihatan yang dikenal dalam bahasa puisi Abdul jenis kata yang selain nomina.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 107 EMBUN

Imaji dihubungkan dengan burung yang gugur (begitu imajinasi. Jalinan imaji itu verba atau adjektiva dapat hening), nafasmu adalah tentu membutuhkan bukan juga newujud jalinan imaji. goyang anggrek hutan yang hanya nomina melainkan juga Sebagai contoh, kita dapat mengelopak (begitu tajam)” jenis kata lain. Maka, masuklah menyebut jalinan imaji ini Imaji itu tentu belum berfungsi kata tergelincir, yang gugur, dalam sajak Sapardi Djoko kalau belum mewujud dalam goyang, mengelopak dan Damono, “pandangmu adalah jalinan dengan imaji lain. imaji pun menjadi imajinasi seru butir air tergelincir dari Imaji itu baru indah kalau ada- atau tegasnya, terjalin dalam duri mawar (begitu nyaring); bersama imaji lain membentuk imajinasi. swaramu adalah kertap bulu jalinan yang kita sebut sebagai

Jenis Imaji

en-Jenis imaji dapat dirinci lebih jauh dengan kegunaannya untuk melacak gejala pemakaiannya Jmemperhatikan objek yang yang ditampilkan. untuk mengukur kecenderungan zaman atau Obyek itu dapat berupa alam, budaya, agama, dan tematik tidak sekuat yang disebut pertama. mitologi. Budaya di sini dapat diperinci lebih jauh Apakah, misalnya, kecenderungan penggunaan menjadi benda buatan manusia, seperti jalan, imaji dengaran mempunyai hubungan dengan pematang, gedung tinggi, terompet, mobil, tulinya masyarakat atau sensitifnya masyarakat kereteta api, dsb. Dengan memperhatikan obyek terhadap hal yang dapat didengar? Lain halnya, Jitu, kita dapat menunjuk gejala yang dibawa oleh misalnya kecenderungan pemilihan obyek yang imaji itu, misalnya gejala kekotaan (urban), atau diimajikan, misalnya dominasi obyek kekotaan desa. Hal itu terkait pula dengan latar kepenyairan menunjukkan kecenderungan penyair berdiam di yang sedikit banyak dapat menjadi bahan analisis. kota, atau kecenderungan penyair memilih imaji Jenis imaji juga dapat dikaitkan dengan indra yang alam sebagai gejala masih dominannya perhatian disasar atau indra yang disentuh. Biasanya jenis ini penyair kepada alam dan sebagainya. yang mendapat perhatian lebih banyak meskipun

108 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 SECANGKIR TEH

‘Nyayian Juru Tulis’ Pramoedya Ananta Toer

F. Moses

Jangan bilang nggak mengerti. Kalian itu cukup mengerti atas kalian inginkan. Lakuaknlah yang terbaik untuk Indonesia dan diri kalian sendiri. Jangan berlagak bodoh. Kalian punya semua untuk menyatukan seluruh ‘angkatan muda’ (Pramoedya Ananta Toer)

Penulis itu seperti bernyanyi dengan seperangkat instrumen pikiran-pikiran sambil sekali dua kali memelodikan kegelisahannya. Menembangkan alunan gagasan hingga pendengarmya larut dan tenggelam dari apa diwartakannya. Ya, pewarta. Sastrawan? tak juga—bila sastrawan mungkin menghindari risiko atas bentuk gagasan dengan menenggelamkan rasa seninya ke bentuk estetika, mungkin pewarta lebih berani menanggung risiko atas bangunan teks yang dilempar ke belantara pembacanya. Dalam hal ini, semoga tak berlebihan bila pewarta lebih pada keberaniannya menulis atas kegelisahannya yang terpendam . Sekali lagi, mungkin.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 109 SECANGKIR TEH

Pram menyadari, setiap dirinya juga seluruhnya, akan menyublim Pram menyadari, dalam proses menulis berarti menanggung segala ke tulisan-tulisannya dan akan tulisan mengarangnya betapa ia risiko, baik akan diapresiasi atau kembali pada bangsanya dalam mesti menangguhkan banyak ditinggalkan pembacanya, meski bentuk kenyataan sekaligus kesa- ketakadilan di negerinya sendiri, kenyataan semua tulisannya ada- daran baru, kenyataan sastra. penganiayaan lahir-batin, perampa- lah gizi terbaik untuk dibaca. san kebebasan dari penghidupan, Meski Pram seringkali menulis juga hakikat sejarah,” kata Pram. hak dan milik, penghinaan dan “Hakikat fiksi karenanya adalah tanpa tendensi, kecuali semangat tuduhan, bahkan juga perampasan berpihak kepada mereka yang tertindas. Makanya ia tak terlalu apresiatif pada kehidupan yang menuntut seolah kehidupan adalah mencari uang belaka. Apalagi demi uang bisa menindas siapa saja. “Barangkali kehidupan hari ini bisa menjerat manusia memihak segalanya asal mimpi bisa terbeli. Demi uang manusia bersedia jadi kuda. Memang, uang sangat sederhana, tapi ia punya hidup sendiri,” tulis Pram.

Menulis bagi Pram merupakan ihwal mencip-takan dunia baru lewat karangan. Hidup seperti penuh kesoliteran. Tak heran, sebagai pribadi yang hanya punya dirinya sendiri, mendapatkan te- kanan yang terberat. Tapi apa pun perlakuan yang ditimpakan padanya, bagi Pram, pengalaman pribadi adalah juga pengalaman bangsanya., dan pengalaman bangsanya adalah juga pengalaman pribadinya. Sebagian, baik bagian kecil atau besar atau barangkali

110 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 SECANGKIR TEH

hak untuk membela diri melalui Radio Vakschool 3 selama 6 bulan dation, Leiden, Belanda, 1995; media maupun pengadilan, mem- Ramon Magaysay Award, “for buat dirinya hanya bisa meng- Sangi-In, satu tahun di Jakarta; Journalism, Literature, and Crea- di Surabaya; kelas Stenografi, Chuo angguk mengerti. Bagi Pram, kelas dan Seminar Perekonomian tive Arts, in recognation of his kekuasaaan tak bisa merampas dan Sosiologi oleh Drs. Mohammad illuminating with briliant stories the harga diri, kebanggaan diri, dan Hatta, Maruto Nitimihardjo; Taman historical awakening, and modern segala sesuatu yang hidup dalam Dewasa: Sekolah ini ditutup oleh experience of Indonesian people”, batin siapa pun. Jepang, 1942-1943; Sekolah Tinggi dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995; Blora, perbatasan Jawa Timur – Jakarta. UNESCO Madanjeet Singh Prize, Islam: Kelas Filosofi dan Sosiologi, Jawa Tengah, yang merupakan Dalam berkarir, Pram mengawali “in recognition of his outstanding jantung pulau Jawa, tahun 1925, pada masa penjajahan Jepang, contribution to the promotion of lahirlah lelaki bernama Pramoedya yakni menjadi juru ketik di Kantor tolerance and non-violence” dari Ananta Mastoer. Selanjut-nya Berita Domei, Jakarta pada 1942- UNESCO, Prancis, 1996; Doctor of dikenal dengan Pra-moedya Ananta Humane Letters, “in recognition of Toer. Nama Mastoer (ayahnya) bagi di Domei; editor Japanese-Chinese his remarkable imagination and 1944; instruktur kelas stenografi Pram terlalu aristokratik. Makanya War Chronicle di Domei; reporter distinguished literary contributions, ia benamkan awalan “Mas” itu dan dan editor untuk Majalah Sadar, his example to all who oppose lebih menggunakan “Toer”. Jakarta, 1947; editor di Departemen tyranny, and his highly principled Literatur Modern Balai Pustaka, struggle for intellectual freedom” Pram tumbuh dalam situasi Jakarta, 1951-1952; editor rubrik dari Universitas Michigan, Madison, kekentalan Jawa. Sejak kecil secara budaya di Surat Kabar Lentera, AS, 1999; Chancellor’s distinguished tak langsung ia seperti dihadapkan Bintang Timur, Jakarta, 1962-1965; Honor Award, “for his outstanding untuk menjadi kepribadian Jawa Fakultas Sastra Universitas Res literary archievements and for his yang ideal. “Sejak dilahirkan saya Publica (sekarang Trisakti), Jakarta, contributions to ethnic tolerance seperti dididik sekaligus dibimbing 1962-1965; Akademi Jurnalistik Dr. and global understanding”, dari oleh sistem sosial-etnik agar men- Abdul Rivai, 1964-1965. Universitas California, Berkeley, AS, jadi pribadi Jawa yang ideal,” Kemudian untuk penghar-gaan, 1999; Chevalier de l’Ordre des Arts kata Pram suatu ketika. Ya, tak yakni Freedom to Write Award dari et des Letters, dari Le Ministre de hanya pada Jawa yang ideal, tapi PEN American Center, Amerika la Culture et de la Communication juga menjadi pribadi budaya dan Serikat, 1988; penghargaan dari The Republique, Paris, Perancis, 1999; berperadaban Jawa yang ideal. Fund for Free Expression, New York, New York Foundation for the Arts Pramoedya Ananta Toer AS, 1989; Wertheim Award, “for his Award, New York, Amerika Serikat, mengawali Pendidikan pada Sekolah meritorious services to the struggle 2000; Fukuoka Cultural Grand Prize Dasar Institut Boedi Oetomo (IBO), for emancipation of Indonesian (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Blora—kemudian melanjutkan ke people”, dari The Wertheim Fon- Jepang, 2000; The Norwegian

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 111 SECANGKIR TEH

Authors Union, 2004; Centenario komplikasi ginjal, jantung, dan kritis. Pihak keluarga pun Pablo Neruda, Chili, 2004. diabetes. memutuskan menggelar tahlilan

Sampai akhir hayatnya, seperti Pram hanya bertahan tiga hari untuk mendoakan Pram. Pasang Ary Cahyo katakan, Pram tetap aktif di rumah sakit. Setelah sadar, dia surut kondisi Pram tersebut terus menulis, walaupun kesehatannya kembali meminta pulang. Meski berlangsung hingga pukul 02.00. telah menurun akibat usianya permintaan itu tidak direstui dokter, Saat itu, Pram menyatakan agar yang lanjut dan kegemarannya Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu Tuhan segera menjemputnya. merokok. Pada 12 Januari 2006, 29 April, sekitar pukul 19.00, begitu “Dorong saja saya,” ujarnya. Namun, Pram dikabarkan telah dua minggu sampai di rumahnya, kondisinya teman-teman dan kerabat yang terbaring sakit di rumahnya di jauh lebih baik. Meski masih kritis, menjaga Pram tak lelah memberi Bojong Gede, Bogor, dan dirawat Pram sudah bisa memiringkan semangat hidup. Rumah Pram yang di rumah sakit. Menurut laporan, badannya dan menggerak-gerakkan asri tidak hanya dipenuhi anak, Pramoedya menderita diabetes, se- tangannya. Kondisinya sempat cucu, dan cicitnya. Tapi, teman- sak napas dan jantungnya melemah. memburuk lagi pada pukul 20.00. teman hingga para penggemarnya Pada 6 Februari 2006 di Teater Pram masih dapat tersenyum ikut menunggui Pram.

Kecil Taman Ismail Marzuki, dan mengepalkan tangan Kabar meninggalnya Pram sem- diadakan pameran khusus tentang ketika sastrawan Eka Budianta pat tersiar sejak pukul 03.00. Para sampul buku dari karya Pramoedya. menjenguknya. Pram juga tertawa tetangga sudah menerima kabar Pameran ini sekaligus hadiah ulang saat dibisiki para penggemar yang duka tersebut. Namun, pukul 05.00, tahun ke-81 untuk Pramoedya. menjenguknya bahwa Soeharto mereka kembali mendengar bahwa Pameran bertajuk Pram, Buku dan masih hidup. Kondisi Pram memang Pram masih hidup. Terakhir, ketika Angkatan Muda menghadirkan sempat membaik, lalu kritis lagi. ajal menjemput, Pram sempat sampul-sampul buku yang pernah Pram kemudian sempat mencopot mengerang, “Akhiri saja saya. Bakar diterbitkan di mancanegara. Ada selang infus dan menyatakan saya sekarang,” kata Pram. sekitar 200 buku yang pernah bahwa dirinya sudah sembuh. Dia 30 April 2006 pukul 08.55 Pra- diterjemahkan ke berbagai bahasa lantas meminta disuapi havermut moedya Ananta Toer (81 tahun) dunia. dan meminta rokok. Tapi, tentu pergi untuk selamanya Meninggal- saja permintaan tersebut tidak Pada 27 April 2006, Pram kan kita semuanya. Kecuali ‘nya- diluluskan keluarga. Mereka hanya sempat tak sadar diri. Pihak nyian imajinasinya’—terus merasuk menempelkan batang rokok di keluarga akhirnya memutuskan juga menginspirasikan semua pem- mulut Pram tanpa menyulutnya. membawa Pram ke Rumah Sakit bacanya. Saint Carolus hari itu juga. Pram Kondisi tersebut bertahan hingga didiagnosis menderita radang paru- pukul 22.00. paru, penyakit yang selama ini tidak Setelah itu, beberapa kali pernah menjangkitinya, ditambah Pram kembali mengalami masa

112 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSTAKA

Resensi Buku

Yulfi Zawarnis

Judul Buku : Melipat Petang ke dalam Kain Ibu Jenis Buku : Kumpulan Puisi Penulis : Isbedy Stiawan Z.S.

Isbedy Stiawan Z.S. lahir di puan Sunyi, Tumang, dan Perempuan Tanjungkarang, Lampung, 5 Juni di Rumah Panggung. Karya terak- .... 1958. Dalam sejarah kepenulisan- hir memperoleh anugerah 10 besar jika kau tinggalkan rumah, nya, Isbedy terlah melahirkan buku prosa terbaik Khatulis-tiwa banyak karya sastra, baik berupa Literary Award pada tahun 2014. selalu ibu berpesan, ingatlah puisi maupun cerpen. Puisi dan cer- Melipat Petang ke Dalam Kain senyum pertama ibu pen itu sebagian besar telah di- Ibu dan November Musim Dingin menyambut mula tangismu bukukan dalam bentuk buku merupakan karya terbaru Isbedy kumpulan puisi dan buku kumpulan yang terbit di tahun 2016. Melipat cerpen. Buku puisi yang pernah Petang ke Dalam Kain Ibu terbit di saat petang, batas antara diterbitkannya di antaranya Me- pada Februari 2016. Buku ini berisi siang dan malam akan ada nampar Angin, Lelaki yang Mem- 83 judul puisi yang salah satu bawa Matahari, dan Menuju Kota judul puisinya berjudul ”Melipat tawaran untuk melawan Lama. Buku terakhir memenangkan Petang ke Dalam Kain Ibu”. Puisi ini atau kalah di kaki langit Sayembara Buku Puisi pada Hari mengisahkan tentang pergulatan Puisi Indonesia tahun 2014. Buku batin penulis yang harus melupakan .... kumpulan cerpen yang pernah egonya demi menjunjung amanat diterbitkannya di antaranya Perem- ibunya.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 113 PUSTAKA

Sebuah nasihat yang lahir dari demikian, seorang sastrawan ten- waan. Akan tetapi, bukan berarti realitas kehidupan bahwa manusia tunya juga senang ketika karya yang kelainan itu sebagai kelemahan memiliki masa-masa transisi. mereka hasilkan dapat dinikmati seorang sastrawan. Sebaliknya, Dalam metafora siang dan malam, dan diapresiasikan dengan baik kegilaan sastrawan dalam wujud Isbedi menggunakan metafora oleh orang lain. karya sastra yang dihasilkannya petang. Ketiga kata ini tentunya saja Menjadi seorang sastrawan merupakan salah satu tolok ukur bebas pemaknaannya. Tentunya tak bukanlah menjadi “pabrik kata- kejeniusan dan kejiwaan sastrawan perlu ditanyakan kepada penulis kata” semata. Seorang sastrawan tersebut. apa maksud dari puisinya tersebut. Kejeniusan tentunya bukan Bukankah puisi yang sudah dipubli- satu-satunya syarat bagi sastrawan kasikan tak lagi menjadi milik pen- dalam menghasilkan karya yang ciptanya? Mohamad bahkan memberi syarat bermutu. Secara spesifik, Goenawan salah kalau kemudian metafora kedisiplinan agar karya sastra— Sekadar berfilsafat, rasanya tak siang dianalogikan dengan terang dalam hal ini puisi—dapat terjaga dan kebaikan. Malam dianalogikan koherensinya dalam imaji, bunyi, dengan kelam dan keburukan. sugesti, kontras, dan keseimbangan. Dia antara keduanya itu ada Isbedy Stiawan Z.S. adalah salah abu-abu yang menjadi penentu satu sastrawan yang dengan kedi- apakah terang lebih dominan di- siplinannya mampu menghasilkan bandingkan kelam atau sebaliknya. karya-karya yang jenius. Wujud Abu-abu inilah yang kemudian harus dikontrol agar tak terjerumus membutuhkan kejeniusan agar ke hitam. kata-kata yang dilahirkannya .... Perjalanan seorang sastrawan, memiliki kejernihan yang dapat tapi di jalanjalan seringkali berangkat dari kekagu- mewakili kegelisahan dan keingi- kau lihatlah terus bergerak man bahkan kejenuhannya terha- nannya. Tentunya kejeniusan itu, dap dunia sekitar. Dari kekaguman tidak serta merta dimiliki oleh menetakkan detak atau kejenuhan itulah kerap ter- seorang sastrawan. Pengalaman agar matahari tak diam cipta kaya-karya yang baik. Bagi batin, keluasan wawasan, dan .... seorang sastrawan tentunya bukan kecerdasan berbahasa menjadi penilaian baik atau burukny karya bagian penting dalam melahirkan yang mereka pedulikan, tetapi sebuah karya sastra. kejeniusan itu dapat dinikmati bagaimana mereka memperoleh Pada zaman Yunani seorang dalam karya-karyanya, baik berupa kepuasan batin atas karya-karya sastrawan dianggap sebagai pribadi puisi maupun cerpen. Isbedy ter- yang mereka hasilkan. Namun yang memiliki kelainan secara keji- masuk salah seorang sastrawan

114 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSTAKA

yang jeli menangkap peristiwa sapi/ mengasah tanduk/. Peristiwa dan pengalaman mengunjungi sehingga seolah hampir setiap ini tentunya hanya dapata diabadi- tempat-tempat tertentu juga tak peristiwa dalam hidupnya dapat kan menjadi rangkaian kata dalam lepas dari puisi-puisinya. November dituangkannya dengan indah ke puisi oleh orang yang paham Musim Dingin me-rupakan salah dalam kata-kata. perilaku sapi. Dalam puisi ”Di satu buku kumpulan puisi Isbedy Buku puisi Melipat Petang ke Tangan Bara” terdapat kutipan/ yang mencatat dengan lengkap Dalam Kain Ibu merupakan salah kau seperti anaianai/ terbang kisah perjalanannya menuju negeri satu buku kumpulan puisi Isbedy tak tinggi/ pada lampu mati/ Belanda pada November 2016. yang sarat pesan. Peristiwa alam tak dapat dilihat pengamatan penulis Sebagian besar puisi yang dimuat luput dari pencermatannya. Dalam terhadap perilaku hewan yang dalam buku November Musim puisi ”Hanya Pesiar” misalnya, bernama anai-anai. Rasanya anai- Dingin bercerita tentang kerinduan Pengetahuannya akan posisi anai yang dimaksudkan oleh Isbedy akan istri dan anaknya dan matahari yang merupakan pusat penulis adalah serangga bersayap keluh-kesahnya mengadapi musim dari tata surya membuatnya me- yang muncul di musim hujan. dingin di negeri Belanda. Pada nyadari betul bahwa selama ini Sebagian orang menyebut hewan akhirnya, bagi seorang penyair, bumilah yang berputar mengelilingi itu laron. Tak semua orang paham setiap peristiwa adalah puisi. Baik matahari. Dalam puisi ”Hanya bahwa laron termasuk ke dalam atau buruknya puisi bukan lagi Pesiar” Isbedy mengajukan sarat jenis anai-anai. Akan tetapi, penulis menjadi beban seorang penyair. agar matahari tak diam hendaklah memilih menggunakan kata anai- Pembaca dan penikmat sastra bebas manusia terus bergerak. Ini artinya, anai tentunya dengan berbagai menafsirkan dan menilai karya pengetahuan Isbedy akan ilmu alam pertimbangan, terutama unsur sastra tanpa harus berkompromi da-pat diterpakannya dengan indah keindahan bunyi. dengan penulisnya. ke dalam rangkaian kata-kata. Puisi-puisi Isbedy tak semata Peristiwa alam memang selalu lahir dari pengamatan akan peris- menarik untuk dijadikan puisi. tiwa alam. Pengalaman religius, *Staf Kantor Bahasa Lampung Dalam puisi ”Dalam Mimpi” ter- pengetahuan akan budaya lokal, dapat kutipan/kepalanya bagai pengamatan akan peristiwa politik,

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 115 MOZAIK

Membaca Putu Wijaya: Menambal- sulam Retakan Wacana Kebenaran

Saifur Rohman

Berita tentang Keseleo Lidah

Persoalan sosial-budaya kontemporer dimulai dari kasus-kasus remeh. Bagaimana menjelaskan Donald Trump yang memiliki cacat secara moral (menendang wartawan, mendeportasi imigran, memisahkan anggota keluarga, melarang negara tertentu masuk ke Amerika) menjadi Presiden Amerika. Bagaimana menjelaskan ada seorang Gubernur yang divonis duatahun penjara karena dimulai dengan pernyataan tentang “dibohongi pakai al- Maidah ayat 51”. Atau bagaimana seorang pemimpin kepala daerah yang tidak pernah terjerat perkara korupsi bisa saja kalah dalam pemilihan kepala daerah hanya karena keseleo lidah? Bila kasus politik terlalu besar, bagaimana pernyataan anak kecil yang berbunyi “Om Telolet Om” menjadi bagian dari perbincangan publik dunia? Bagaimana membuat masuk akal tentang wajah perempuan yang mirip Barby menjadi begitu terkenal? Bagaimana dengan gerakan tidak berarti dan tak beraturan seperti Manekin Challenge (Tarian manekin), Bus Malam Challenge,dan Goyang Dolphin menjadi sebuah fenomena sosial penting?

116 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MOZAIK

Epistemologi kadang kala seperti dewa mondar- mempermainkan massa. Peruba- Peristiwa Remeh mandir seenak perut...Masa mem- han sosial diperoleh melalui diskon- permainkan orang seenaknya, tunitas secara terus-menerus. Dalam 30 tahun karyanya membingungkan dengan mayat- Th Sri Rahayu Prihatmi dalam makalah bertajuk “ Karya (1977-2007), Putu Wijaya mayat, ancaman-ancaman halus Stasiun Putu Wijaya: Analisis Modus dan mengabdikan dirinya pada bahkan berpusing-pusing sendiri? Temanya” (1997) menggolongkan peristiwa-peristiwa “tidak penting” (Wijaya, 1977: 82)” Pernyataan karya Putu Wijaya sebagai karya itu. Pada 1977 dia menulis novel “untuk apa semua itu?” adalah fantastik. Menurut ada tiga realitas berjudul Stasiun., Diceritakan se- repre-sentasi nalar. Adapun fakta- yang diangkat di dalam karya orang lelaki tua telah berpamitan fakta justru lebih liar dari sebuah narasi. Pertama adalah realitas dengan orang sekitar untuk pergi rekonstruksi rasional di atas. khayalan (marvelous), kedua cam- Dunia bergerak dari sebuah naik kereta api. Sesampainya di puran (fantastic), dan ketiga realis kasus-kasus yang menyimpang stasiun dia berbantah dengan (mimetic). dari sebuah deret ukur yang kondektur kereta tentang tujuan Prihatmi menjelaskan realitas diciptakan para ekonom, rumusan- kereta, kemudian dia pingsan, campuran sebagai “dialog antara rumusan penawaran permintaan muntah-muntah, dan buang air nyata dan tidak nyata”. Sebuah oleh ahli pemasaran, dan posibilita besar. Dia sampai di stasiun tujuan cerita yang masuk akal tidak harus yang telah direkayasa di dalam dan menyaksikan gelandangan diperlakukan sebagai metafora statistika. Ada sebuah Angsa bunuh diri, tetapi kemudian dia sehingga harus dikembalikan pada Hitam dalam sebuah perubahan naik bemo menuju rumah. Dia realitas, tetapi tetaplah harus di- sosial. Rasionalitas memberi- kembali ke stasiun untuk pulang. perlakukan sebagai metonimi atau kan simpulan tentang peristiwa- Dia bertutur dalam sebuah biner perpanjangan dari realitas baru peristiwa yang diskontinu itu antara penting dan tidak penting: yang berbeda dengan realitas sebagai bentuk “mempermainkan “Bapak sudah bicara tentang kepala mimesis atau realitas aktual. Reali- dilantai sedang badan dalam orang seenaknya”. tas campuran adalah sebuah rong- keranjang sampah. Kepala seorang Hidup hanya persoalan mem- rongan terhadap realiras mimesis. perempuan gila yang sangat bohong permainkan orang. Bayangkan saja, Dia sampai pada simpulan, “Pera- dengan mulut yang bisa menelan seorang membuat rekayasa terha- muan kedua dunia yang meliputi kepala orang lain. Untuk apa semua dap sebuah produk, dilempar ke semua jarigan unsur tersebut itu? Lalu sepucuk surat yang penuh pasaran, dibuat iklan tentang merupakan ronrongan ter-hadap dengan teka-teki, segala yang tidak “pentingnya produk tersebut” dan konvensi cerkan realis. Rongrongan ada ujung pangkal tetapi diputar tiba-tiba masyarakat berduyun- dan ketidakpastian cerita tersebut menandai bahwa Stasiun menggu- menjadi begitu penting, begitu duyun membelinya. Wacana sosial nakan modus fantastik dalam cara mulya. Belum lagi kereta api yang politik dan ekonomi pada masa pengungkapannya (Prihatmi, 1997: kadang kala seperti binatang, sekarang adalah persoalan bagai- mana sebuah kelompok elite 211).”

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 117 MOZAIK

Kendati dia membiarkan cerita Mimpi dari rumah Aston agar dimudahkan sebagai metonimi dan hidup di Penggangguran rezekinya. Demikian pula Ceu Epon dalam realitasnya sendiri, di dalam Bodoh memberi beras sepuluh kilo secara simpulannya, dia tampak tergoda gratis kendati istri Aston masih untuk membetot masuk ke dalam Bila novel Stasiun (1977) memiliki hutang di sana. dunia empiris. Dikatakan: “ia man- beranjak dari kasus pamitan usia yang kehilangan identitas untuk sebuah perjalanan yang melayang di antaralangit dan bumi. tidak pernah ada, maka novel Itulah sebabnya “kereta hidup” Pol lelaki tua tidak pernah sampai ke (1987) beranjak dari sebuah mimpi tujuan. Sebab tujuannya untuk seorang pengangguran. Aston, mencari identitas diri selalu gagal... pengangguran itu, merupakan dan itulah makna yang tersembunyi tokoh yang menggerakkan cerita di balik jaringan unsur-unsurnya: yang terjadi di sebuah kampung antara kerea metonimi dan meta- kumuh. Diawali dari peristiwa yang fora melebur dalam satu makna. dituturkan oleh Aston. Dia mengaku Peristiwa cermin kosong pun seka- baru saja melihat Semar di dalam ligus juga metafora pencarian diri mimpi. Pengakuan itu membuat yang selalu gagal.” warga kampung gempar. Mereka Prihatmi melihat hal itu tak penasaran sehingga meminta lebih sebagai teknik cerita dan Aston untuk menceritakan secara lengkap. Sayangnya, Aston tidak realitas empiris akan ditemukan kalaupun direfleksikan ke dalam bisa menceritakan semuanya sebagai bentuk “pencarian diri”. karena lupa. Warga tetap mendesak Sebab nilai-nilai kemanusiaan di- agar menceritakan tentang kisah anggap tidak membentuk sbeuah pertemuannya dengan Semar konstruksi yang stabil sehingga di- katakan “melarang di antara langit karena bagi mereka Semar adalah dan bumi”. sosok yang keramat. Atas desakan Cerita itu hendak menunjukkan itu, Aston pun mulai mengarang instabilitas di dalam konstruksi cerita. Semar sempat mampir ke nalar, tata sosial, hingga perubahan- warung makan Hasan untuk makan perubahan kultural yang terjadi pisang goreng dan minum kopi. Cerita Aston pun menarik atas nama rasio. Coba pikir, kasus- Bahkan sempat mampir ke toko perhatian khalayak lebih luas kasus yang diangkat oleh Putu beras Ceu Epon untuk membeli Apalagi seorang wartawan dari Wijaya dalam karya-karyanya ada- beras. Atas cerita itu, Hasan pun mingguan kuning datang mewa- lah kasus yang remeh dan terjadi memberikan pisang goreng ke wancarainya. Hasil liputan itu sehari-hari. menarik perhatian ilmuwan yang

118 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MOZAIK

menghubungan cerita Semar sebuah novel hanya mengangkat kembang sepatu. Dikisahkan: dengan kondisi masyarakat yang dengan sebuah mimpi dari seorang “Suara gerojogan menimpa deda- sedang sakit. Peristiwa Aston pengangguran. Mimpi itu bergerak unan kecil di dekat kaki Nora dikatakan sebagai simbol atas melalui cerita Aston, didengar oleh terdengar seperti siraman air hujan. kondisi masyarakat yang lebih tetangganya, kemudian tetangganya Cairan yang berwarna kekuningan memberitahukan kepada kenalan, itu sedikit berbusa, lalu mengalir kemudian kenalan memberitahu- bagaikan sungai kecil mejuju kan kepada para profesional, ke- genangan air bekas yang dipakai mudian menjadi persoalan di Nora mencuci piring (Wijaya, 2007: tengah-tengah masyarakat. Perjala- 2).” nan mimpi mejadi persoalan Kejadian itu membuat Nora sosial tampak tidak dibuat-buat. demam berhari-hari dan mengigau Mengalir begitu saja. Hal itu diakui nama Mala. Keluarganya meyakini Putu Wijaya sendiri terhadap bahwa Nora telah dipelet oleh Mala. hasil karyanya. Katanya: “Saya Karena itu, Mala dipanggil untuk memilih hal-hal yang lucu, remeh, menikahi Nora. Setelah mereka aneh, kada kala tak masuk akal menikah, Mala tinggal di tepat untuk mengagetkan, mencubit rumah mertuanya. Dalam keseha- ...menteror orang supaya ...berpikir riannya, Mala merasa banyak dan mengingat kembali bahwa dia dituntut oleh mertuanya sehingga juga manusia seperti orang lain. dia memilih hidup di kantor. Dia (1987) jarang pulang. Suatu hari, keluarga Mala mau menjodohkan Nora Buang Air Kecil dengn saudara jauh bernama Ron. Sejak itu, Mala diam-diam mulai Hampir 20 tahun kemudian, mencintai Nora yang lugu. Dalam Putu Wijaya menerbitkan novel beberapa cerita digambarkan Nora berjudul Nora (2007). Sebuah sebagai gadis yang pendiam, cantik, cerita dikembangkan dari sebuah berpikiran sederhana. peristiwa yang tidak terduga: “Nora Diceritakan: “Baru setelah de- mempercayai hal-hal mistik memergoki Mala sedang buang air ngan Mala keluarga memperhitung- ketimbang persoalan rasional. kecil di belakang rumah (Wijaya, kannya. Ia bahkan dimanjakan oleh Putu Wijaya memberikan 2007: 1).” Rumah Mala dan rumah semua orang. Rumah jadi empat sebuah gambaran tentang per- Nora saling membelakangi dan yang mengherankan. Nora jadi soalan sehari-hari yang dipandang masing-masing hanya dipisahkan bintang. Kajaiban itu memesona- sangat remeh. Sebagai contoh, dengan pagar yang terbuat dari kan. Nora sendiri seting tak yakin

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 119 MOZAIK apakah yang sedang dijalaninya Katanya, “Baru 400, bagaimana berdering dan bertanya “Apa ente itu sungguh-sungguh atau hanya kalau satu triliun. Alangkah ber- masih sayang keluarga, Mar?” (204). harapan (Wijaya, 2007: 192).” kuasanya duit. Seluruh iman di Nora pun ke Jakata, ke kantor Kutipan itu menunjukkan akan lucutinya. Hanya manusia-manusia Mala (257). Karena ia tidak me- pentingnya eksistensi Nora sebagai sempurna yang mampu lolos miliki uang, Nora kemudian pribadi. Kehadiran mala membuat (Wijaya, 2007: 118).” menjual cincin kawin. Karena eksistensinya diperhatikan oleh Setelah uang di ATM lenyap ditipu oleh orang, Nora tidak keluarganya. tanpa bekas, pada saat yang sama mendapatkan uang dan cincin pun Di sisi lain, kegundahan Mala diketahui bahwa Midori tewas lepas dari tangannya. Dia terpaksa perihal keluarga Nora ditumpahkan karena dimutilasi di sebuah ho- menumpang di kereta tetapi kemu- pada Midori, seorang perem- tel bintang lima (Wijaya, 2007: dian ditolong oleh seorang kondek- 202). Perdebatan siapa pembunuh puan pengibur yang juga memiliki tur kereta. Di dalam kereta ber- Dori membawa pada Mala ke koneksi dengan para pejabat temu degan berbagai macam orang penjara. Dialah orang yang dituduh tinggi. Kedekatan Mala dengan sampai kemudian ada yang salah pembunuhnya. Di akhir cerita Midori membuat Nora cemburu. sangka karena dikira Nora mau ditulis: “M tersangka pembunuhan Hal itu terjadi ketika di atas meja membunuh kondektur kereta Midori, telah memberikan penga- Mala terdapat foto Dori. Mala dengan cara menginjak-injak. kuan bahwa diayang sudah juga cemburu ketika Nora sudah Dalam melakukan pembunuhan keji itu Mala: Tetralogi menikah lagi dengan Ron. Hal itu 2008 dikisahkan karena cintanya ditolak. (301).” Dangdut 2 ( semakin menunjukkan bahwa di tentang lanjutan dari kisah hidup Kematian itu menjadikan se- hati masing-masing telah tumbuh Mala yang dimulai dari pengakuan cinta. buah kondisi sosial yang genting. konyolnya sebagai pembunuh Mido Perkenalan dengan Dori mem- Di dalam masa genting itu, Mala ri. Dori, panggilan akrabnya, meru- bawa Mala pada sebuah konspirasi kemudian teringat tentang sebuah pakan korban mutilasi. Dia masuk politik tingkat tinggi. Dia disuruh cerita wayang. Dalam cerita itu pen-jara, sementara teman-teman untuk menerbitkan sebuah naskah dituturkan: “Rakyat memang sudah yang menyudutkan di luar sana milik seorang profesor di univer- diparkir sebagai kawula (203).” merasakan hidup enak. Temannya sitas. Atas kerja itu, dia mendapat- Di alam dunia pewayangan pun, Budi telah menikah dengan Saras kan uang Rp 400 miliar di nomor intimidasi tetap terjadi. Hal itu sementara itu perusahaan tempat rekeningnya, tetapi uang itu lenyap terbukti ketika Semar bermaksud dia bekerja telah menjadi besar. tanpa bekas ketika dia ngecek di membuat seminar sehari dengan Di dalam penjara, Mala merindukan ATM. Uang sebanyak itu bukan tema “Benarkah kita sudah Nora, demikian pula Nora, tetapi membuatnya semakin bingung. Merdeka?” (203). Ancaman itu masing-masing tidak tahu. Dikata- berasal dari sebuah telepon yang

120 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 MOZAIK

kan: “Waktu itu kita dihadapkan pertanyakan kebenaran-kebenaran Dikatakan ada sebuah wacana kepada dua pilihan. Membela satu yang selama ini sudah punah dalam yang inheren antara kebenaran dan orang (Mala) yang tidak bersalah, realitas sosial. Karena itu, dia punya peristiwa yang remeh karena di tetapi menghancurkan hidup ratu- usulan bahwa ada sebuah cara dalam peristiwa yang remeh itu “ada san orang yang bergantung pada untuk mencapai kebenaran itu. lorong untuk membaca kebenaran”. perusahaan (Wijaya, 2008: 45).” Sebagai ilustrasi, sebuah peristiwa Wijaya tidak harus membaca pusat Malaadalah sebuah korban kons- kecil akan lewat begitu saja dalam dari sebuah kebudayaan melalui pirasi politik katanya. hiruk-pikuk di media publik. Tetapi metode genealogi, tetapi cukuplah Karena itu, pencerita bertanya, tunggu dulu. Menurut Wijaya, peristiwa remeh menjadi titik pijak “Apakah artinya kebenaran kalau “Sebuah berita kecil lewat dan tidak untuk menelusuri hingga ke masa bertahun-tahun menghilang Apa- ada orang yang peduli, padahal depan tentang tempat kebenaran kah ini akan kembali benar dalam dalam berita itu ada lorong untuk itu bersemayam. kehidupan sekarang yang sudah membaca kebenaran (Wijaya, sangat berbeda (Wijaya, 2008: 2008: 39).” 31).” Putu Wijaya kembali mem-

Daftar Pustaka

Prihatmi, Th Sri Rahayu. 1997. “Stasiun Karya Putu Wijaya: Analisis Modus dan Temanya”. Lembaran SastraNo 21/1997. Wijaya, Putu. 1977. Stasiun. Jakarta. Pustaka Jaya. ______. 1987. Pol ______. 2007. Nora: Tetralogi Dangdut 1. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. . Jakarta: Grafiti. ______. 2008. Mala: Tetralogi Dangdut 2. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 121 GLOSARIUM

Aliterasi

Marhalim Zaini

emokritos pernah mengatakan bahwa “bahasa manusia itu berasal Ddari bunyi-bunyi tertentu.” Pakar lain mengatakan hakikat bahasa adalah bunyi. Karena ia berasal dari bunyi, maka bahasa lisan maupun Dbahasa tulisan tidak bisa terpisah dari bunyi. Bunyi di dalam bahasa seolah menjadi “nyawa” yang dapat “menghidupkan” kata-kata. Baik kata-kata yang Ada Suara Sauh diucapkan dalam percakapan keseharian maupun kata-kata yang tersusun dalam karya sastra. Ada suara sauh Salah satu jenis karya sastra yang Jatuh menggunakan bunyi sebagai unsur pembentuk Luruh keindahan adalah puisi, baik puisi modern apalagi Jauh puisi klasik (seperti pantun, syair, gurindam). Selain Ada isyarat kapal berlabuh memberikan nilai estetis, peranan bunyi di dalam Tapi siang menjauh tubuh puisi adalah untuk memberikan makna. Mari Dermaga melenguh kita simak salah satu puisi karya Rida K Liamsi Kecipak ombak isyaratkan mimpi yang luluh berikut ini: Hasrat yang melepuh Aduh! Kapalmu tak pernah melabuh sauh

(2004)

122 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 GLOSARIUM

Terasa benar betapa puisi di atas memainkan unsur bunyi yang memberikan nilai estetis, terutama persamaan bunyi pada suku kata terakhir tiap lariknya yang konstan berbunyi -uh. Kalau saja puisi ini dinyanyikan, apalagi didukung dengan instrumen-instrumen musik tertentu, maka nilai keindahannya akan semakin terasa. Dan makna yang dapat ditangkap dari permainan bunyi dalam puisi ini seperti kerinduan yang mendalam, harapan yang hampa, mimpi yang tak tergapai, semakin merasuk ke dalam jiwa kita. Ada banyak ragam jenis bunyi dalam puisi, salah satunya adalah aliterasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, aliterasi adalah sajak awal untuk mendapatkan kesedapan bunyi atau pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan. Secara sederhana, aliterasi dapat diartikan pengulangan bunyi huruf pada awal kata, dalam suatu kalimat terdapat dua kali atau lebih pengulangan bunyi awalan kata yang sama. Contoh puisi yang paling jelas aliterasinya adalah puisi Sutardji Calzo-um Bachri berjudul “Sepisa-upi.” Bunyi awal yang digu- nakan secara berulang-ulang, dan pengulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan.

SEPISAUPI

Sepisau luka sepisau duri Sepikul dosa sepukau sepi Sepisau duka serisau diri Sepisau sepi sepisau nyanyi

Sepisaupa sepisaupi Sepisapanya sepikau sepi Sepisaupa sepisaupi Sepikul diri keranjang duri

Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sepisaupa sepisaupi Sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi

Sutardji menggunakan pengulangan bunyi /s/ secara dominan pada awal kata tiap lariknya. Maka kesan dominan yang muncul adalah suasana sepi yang mencekam. Bunyi konsonan /s/ seperti bergesekan dan bergaung dalam ruang lengang. Contoh lain aliterasi, bisa dilihat dalam kutipan puisi Ibrahim Sattah berjudul “Sebab”: sebab laut sebab pantai/ /sebab laut bernama laut/ /sebab pantai bernama pantai/ /sebab maut bernama maut/ /sebab saatnya sampai

***

PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 PUSAT, EDISI 15/TAHUN 2018 123