MOTIF CERITA RAKYAT SEBAGAI SARANA PENJAGA INTEGRITAS SOSIAL MASYARAKAT ASEAN

Lilik Wahyuni Universitas Brawijaya [email protected]

Informasi Artikel: Dikirim: 02 Maret 2019 ; Direvisi: 19 April 2019; Diterima: 22 April 2019 Publish 26 April 2019

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan deskripsi objektif tentang (1) motif cerita rakyat Malin Kundang dan variasinya di berbagai Negara Asean. (2) fungsi cerita rakyat sebagai penjaga integritas sosial Asean, dan (3) nilai-nilai pendidikan dari cerita rakyat sebagai penjaga integritas sosial Asean. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam menjaga integritas social masyarakat Asean. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan etnografi komunikasi. Data penelitian ini adalah kata- kata dan tindakan dalam cerita yang dikumpulkan dengan metode pengamatan terfokus. Data dianalisis dengan cara pemilahan, pemilihan, dan penafsiran. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) cerita rakyat yang semotif dengan Malin Kundang merepresentasikan kesamaan budaya asal daerah dan negaranya, (2) kesamaan motif cerita rakyat Malin Kundang dan versinya dapat digunakan untuk menjaga integritas sosial masyarakat Asean, dan (3) cerita rakyat Malin Kundang dan versinya merupakan media penanaman nilai-nilai Pendidikan.

Kata Kunci: Motif, Cerita Rakyat, Integritas Sosial

Abstract: The aims of this study are to get objectical description of (1) the motifs and variations of Malin Kundang folklore in various ASEAN countries, (2) the function of folklore as the guardian of ASEAN social integrity, and (3) educational value of folklore as the guardian of ASEAN social integrity. The result of this study expected to be used as reference to maintain social integrity of Asean society. This study used a qualitative approach with ethnography of communication design. The main data in this study are the words and actions which are delivered by the speakers used in folklore. The data collection method used in this research is focused observation. The data were analyzed by sorting, selecting, and interpreting the data. Based on the results of data analysis can be concluded that (1) the motif of "Malin Kundang" and its versions has culture similarities; (2) the motif of "Malin Kundang" and its versions can be used to maintain social integrity of Asean society; and (3) the motif of "Malin Kundang" and its versions are media to instil educational value.

Key Words: Motifs, Folklore, Social Integrity

PENDAHULUAN untuk menjelaskan atau memahami dunia Cerita rakyat merupakan jenis cerita dan warisan lokal suatu daerah. Cerita tradisional yang digunakan penuturnya rakyat dibuat untuk menyampaikan nilai-

49 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean nilai luhur suatu daerah pada generasi bagi penutur serta penerusnya. Sebagaimana dikatakan oleh pendengarnya. Sebagaimana dikatakan Djamaris (1993:15) bahwa cerita rakyat Danandjaya (2007) bahwa cerita rakyat merupakan golongan cerita yang hidup di merupakan bagian dari foklor lisan yang kalangan rakyat dan hampir semua lapisan masih murni. Sedangkan folklor sendiri dan berkembang secara turun temurun dari merupakan kebudayaan suatu kelompok satu generasi ke generasi berikutnya. dalam bentuk apa saja. Folklor disampaikan Dengan kata lain, cerita rakyat milik secara tradisional dalam versi yang berbeda masyarakat bukan milik seseorang. dalam bentuk lisan yang disertai dengan Cerita rakyat mengekspresikan nilai- gerakan isyarat atau alat pembantu nilai yang dikembangkan dalam suatu pengingat. masyarakat dengan menggunakan bahasa Berdasarkana pengertian di atas dapat lisan yang berhubungan langsung dengan disimpulkan bahwa cerita rakyat berbagai aspek budaya dan susunan nilai merupakan bentuk karya sastra yang berupa sosial masyarakat tersebut. Nilai-nilai dongeng-dongeng atau bentuk cerita tersebut kemudian diyakini sebagai blue- lainnya yang berkembang di kalangan print oleh generasi tua kepada generasi masyarakat tertentu yang disebarluaskan muda dan dijadikan pedoman generasi secara lisan dengan menggunakan bahasa muda dalam bertingkah laku. Sebagaimana masing-masing kelompok masyarakat. dikatakan oleh Geertz (1973: 89) bahwa Sebagai bagian dari karya sastra, cerita sistem pewarisan konsepsi dalam bentuk rakyat mengandung unsur kebudayaan. simbolik merupakan cara bagaimana Cerita rakyat tersebut merepresentasikan manusia dapat berkomunikasi, pikiran kelompok masyarakat melestarikan, dan mengembangkan pendukungnya. pengetahuan dan sikapnya terhadap Cerita rakyat merupakan realisasi kehidupan. dari fungsi tertentu. Sebagaimana Dalam masyarakat tuturnya, cerita dikatakan Schiffrin (1994) bahwa seluruh rakyat merepresentasikan sikap dan angan- analisis struktural terfokus pada cara angan kelompok, alat pendidikan, alat pembedaan fungsi unit-unit dalam wacana. pengesahan pranata, dan lembaga Masing-masing unit tersebut mempunyai kebudayaan serta pemeliharaan norma fungsi yang lebih kecil yang masyarakat. Cerita rakyat tidak hanya merepresentasikan tindakan-tindakan yang berfungsi sebagai alat hiburan, pengisi dilakukan oleh penutur. Dengan kata lain, waktu senggang, serta penyalur perasaan fungsi unsur wacana merupakan pengendali

50 WASKITA, Vol. 3, No.1, April 2019 semua tindakan yang dibentuk oleh perwatakan, formula pada tingkat luaran penutur. Sebagaimana dikatakan oleh atau “kulit” wacana cerita lisan, dan Schiffrin (1994) bahwa fungsi tindakan formula penggunaan kesejajaran dan memberi kontribusi dalam pembentukan penggunaan kata-kata pengisi tertentu. peristiwa tutur. Formula alur yaitu pola alur yang Sebagai pewaris budaya, cerita harus diikuti oleh penutur dalam rakyat mempunyai fungsi yang bernilai menyampaikan cerita kepada pendengar. pendidikan. Melalui cerita rakyat, Formula alur harus diingat oleh pemain masyarakat bisa menanamkan nilai-nilai dalam menyampaikan cerita. Dalam karakter kepada generasi muda. formula alur ini dapat dilihat kreatifitas Sebagaimana dikatakan oleh Dundes penutur. Mereka berhak menciptakan (dalam Sudikan, 2001:162) bahwa secara variasi-variasi yang baru atas dasar pola umum, terdapat beberapa fungsi sosial alur yang sudah akrab dan tetap sama. cerita rakyat yaitu membantu pendidikan Dalam kenyataannya, sering ditemui anak muda, meningkatkan perasaan cerita rakyat yang mempunyai motif yang solidaritas suatu kelompok, memberi sangsi sama. Motif tersebut menjadi pola sosial agar orang berperilaku baik atau pembentuk cerita rakyat. Motif cerita tidak memberi hukumansebagai sarana kritik hanya terdapat dalam cerita rakyat satu sosial, memberikan suatu pelarian yang Negara, akan tetapi bisa terjadi antarnegara menyenangkan dari kenyataan, dan serumpun. Kesamaan motif tersebut mengubah pekerjaan yang membosankan disebabkan oleh evolusi yang terjadi pada menjadi permainan. Hamidy (2003:28) masing-masing kebudayaan di dunia. menyatakan bahwa fungsi sosial cerita Sebagaimana dikatakan oleh Danandjaya rakyat di antaranya sarana pendidikan, (2005) bahwa teori terjadinya kesamaan harga diri, dan sebagai hiburan atau pelipur motif dalam cerita rakyat diklasifikasikan lara. menjadi dua kelompok, yakni teori-teori Cerita rakyat dibentuk dari monogenesis (satu asal) dan teori-teori perpaduan formula-formula yang menjadi poligenesis (banyak asal). Teori yang pengikat cerita dan kreativitas pemain yang tergolong monogenesis menganggap dipengaruhi oleh konteks. Koster (1998) bahwa terjadinya persamaan disebabkan mengelompokkan bentuk skema atau pola oleh penyebaran atau difusi dari suatu formulaik yang menyebabkan atau kesatuan cerita (plot) atau motif cerita dari mengikat cerita lisan adalah formula alur, satu tempat ke tempat-tempat lain. Teori ini formula lakuan-lakuan tertentu, formula pun menganggap bahwa suatu tipe atau

51 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean suatu motif hanya diciptakan satu kali pada tokohnya ada yang laki-laki dan masa tertentu. Sebaliknya, teori-teori yang perempuan. tergolong poligenesis menganggap bahwa Penelitian tentang motif cerita rakyat terjadinya persamaan disebabkan oleh tersebut dilakukan dengan pendekatan penemuan sendiri-sendiri (independent etnografi komunikasi dengan metode invention) atau sejajar (paralel invention). penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini, Kesamaan motif cerita rakyat dapat cerita rakyat disikapi sebagai tanda-tanda dilihat pada cerita rakyat yang telah ditata oleh pengarang dengan motif berjudul “Malin Kudang” dengan cerita dan konteks budaya masing-masing daerah. rakyat yang berjudul “Pulau Jelapi” dari Tujuan penelitian ini adalah untuk Thailand, “Si Tanggang” dari , mendapatkan deskripsi objektif tentang (1) dan “Nakhkoda Manis” dari Brunai. cerita motif cerita rakyat Malin Kundang dan ra. Dalam cerita Malin Kundang, variasinya di berbagai Negara Asean. (2) diceritakan seorang anak yang tidak tahan fungsi cerita rakyat sebagai penjaga dengan kemiskinan. Malin Kundang integritas sosial Asean, dan (3) nilai-nilai memutuskan untuk mencari kerja di tempat pendidikan dari cerita rakyat sebagai saudagar kaya. Setelah itu, Malin Kundang penjaga integritas sosial Asean. menikah dengan anak saudagar kaya tersebut. Setelah menjadi kaya Malin METODE Kundang tidak mau mengakui ibunya yang Penelitian ini menggunakan miskin. Karena marah, si ibu mengutuk pendekatan kualitatif karena data yang Malin Kundang. Tanpa mempedulikan dikumpulkan berupa kata-kata/kalimat ibunya, Malin Kundang melakukan yang tidak didiskripsikan dan tidak perjalanan pulang. Di tengah perjalanan, dipahami secara kuantitatif. Sebagaimana kapalnya diserang badai. Akhirnya dikatakan USC Libraries (2019) bahwa kapalnya tenggelam dan Malin Kundang dalam penelitian kualitatif, proses dan terdampar di pantai dan berubah menjadi makna tidak diuji secara eksperimental batu. yang berhubungan dengan kuantitas, Perbedaan cerita “Maling Kudang” jumlah, intensitas, atau frekuensi. Peneliti dengan cerita rakyat dari Negara-negara di kualitatif lebih menekankan pada sifat Asean lainnya adalah pada tempat dan realitas yang dikonstruk secara sosial, tokohnya. Kalau dalam cerita “Malin hubungan erat antara peneliti dan objek Kudang” tokohnya adalah laki-laki, yang diteliti, dan konteks yang sedangkan dalam cerita rakyat lainnya, mempengaruhi penelitian. Peneliti

52 WASKITA, Vol. 3, No.1, April 2019 berusaha mencari jawaban dari pertanyaan Tanggang” dari Malaysia, dan “Nakhkoda tentang cara pengalaman sosial dibuat dan Manis” dari Brunai (Sekar, 2010 dan diberi makna. Dikatakan juga oleh Bambang, 1981). Danandjaja (dalam Suwardi, 2008), Metode pengumpulan data yang penggunaan metode kualitatif dalam digunakan adalah metode pengamatan penelitian folklor disebabkan oleh terfokus. Pengamatan dilakukan dengan kenyataan bahwa folklor mengandung teknik simak catat karena pengamatan tidak unsur-unsur budaya yang diamanatkan terlibat karena pengamat tidak terlibat pendukung budaya tersebut. langsung dalam interaksi tetapi hanya Rancangan yang digunakan dalam sebagai pengamat. penelitian ini adalah rancangan etnografi Data yang terkumpul selanjutnya komunikasi yang memandang bahasa dianalisis dengan cara pemilahan data, dalam penggunaannya secara kontekstual. pemilihan data, dan penafsiran data. Dengan begitu, data bahasa yang dapat Pemilahan data digunakan untuk melihat dikaji secara etnografis adalah bahasa yang kekuatan data yang merujuk pada digunakan secara kontekstual, yakni bahasa bagaimana data itu harus dipahami atau yang berada pada situasi dan budaya yang fokus apa sebenarnya yang ditampilkan. melingkupinya. Sebagaimana dikatakan Pemilihan data merupakan kegiatan oleh Schiffrin (1994) bahwa pendekatan mereduksi data untuk mengambil data yang etnografi komunikasi berusaha untuk mewakili dan siap disajikan dalam uraian menemukan bagaimana komunikasi hasil analisis. Penafsiran data merupakan (termasuk penggunaan bahasa) biasanya kegiatan memahami dan mendialogkan tersusun secara kultural. Dengan begitu, dengan wawasan teori yang dimiliki cerita rakyat Melayu dapat dianalisis peneliti dan hasil pemahamannya disajikan dengan tetap ditempatkan dalam konteks sebagai hasil analisis. Hal itu sejalan budaya. dengan pandangan Miles dan Huberman Data penelitian ini adalah kata-kata (1992:19) bahwa komponen analisis data dan tindakan yang disampaikan penutur meliputi pengumpulan data, reduksi data, dalam cerita rakyat. Selebihnya adalah data penyajian data, dan verivikasi/penarikan tambahan seperti dokumen dan lain-lain. simpulan. Untuk mendapatkan data yang Sumber data penelitian ini berupa cerita valid dilakukan dengan triangulasi pustaka rakyat Malin Kundang dan cerita lain yang dan sumber data. semotif seperti cerita rakyat yang berjudul “Pulau Jelapi” dari Thailand, “Si

53 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean

HASIL DAN PEMBAHASAN cerita rakyat menjadi penjaga integritas MOTIF CERITA RAKYAT MALIN masyarakat pemilik sastra lisan tersebut. KUNDANG DAN VARIASINYA DI Hal itu karena adanya kesamaan corak dan BERBAGAI NEGARA ASEAN pola motif yang ada pada masing-masing Cerita rakyat merupakan cerita yang cerita. Kesamaan tersebut tentunya menjadi berkembang dalam sautu masyarakat dan menarik untuk dibicarakan karena kajian dianggap sebagai karya kolektif masyarakat cerita rakyat akan menjelajahi lintas adat daerah tersebut. Sebagai suatu bentuk sastra dan budaya masyarakatnya. lisan, cerita rakyat termasuk dalam karya Cerita rakyat diceritakan oleh yang mencakup ekspresi kesusasteraan orang-orang zaman dahulu secara turun warga suatu kebudayaan yang temurun. Akan tetapi, kesamaan Bahasa disebarluaskan dan diturunkan secara lisan proto dan budaya terkadang menyebabkan oleh penuturnya (lihat Hutomo, 1991:1-2; terjadinya persaamaan motif cerita rakyat. Danandjaya, 2007). Cerita rakyat tersebut Dalam teori monogenesis, kesamaan motif dituturkan secara oral dari mulut ke telinga. tersebut merupakan hasil penyebaran alur Cerita rakyat yang berkembang di atau motif cerita dari satu tempat ke tempat- berbagai daerah banyak yang memiliki tempat lain. Sebagai contoh dapat dilihat motif yang sama. Kesamaan motif cerita pada cerita Malin Kundang dari Indonesia rakyat tersebut menunjukkan adanya yang mempunyai kesamaan versi dengan kekayaan kearifan lokal suatu masyarakat cerita Si Tanggang dari Malaysia, Pulau dalam menciptakan karya sastra yang. Jelapi dari Thailand, dan Nakhoda Manis Meskipun memiliki motif cerita yang dari . hampir sama akan tetapi tokoh, latar, serta Cerita Malin Kundang dengan faktor yang mempengaruhi munculnya segala versinya digunakan untuk cerita tersebut bisa berbeda. Dengan menanamkan nilai hormat kepada orang demikian, masing-masing cerita rakyat tua. Sejalan dengan nilai-nilai keislaman, tersebut pasti memiliki keunikan dan ciri cerita tersebut mengajari masyarakat agar khusus yang membedakan satu cerita menghormati posisi orang tua. Anak-anak dengan cerita lainnya. yang tidak mau menurut kepada orangtua Cerita rakyat hadir dan diciptakan akan dipanggil dengan “Malin Kundang” dengan motif dan pola yang khas sesuai agar mereka ingat cerita rakyat tersebut. dengan imajinasi yang ada pada Beberapa tempat di Kepulauan masyarakatnya. Karena menjadi milik Melayu dikaitkan dengan dongeng Si komunal suatu masyarakat tradisional, Tanggang. Di antaranya adalah Jong Batu

54 WASKITA, Vol. 3, No.1, April 2019 di Brunei, Batu Caves di Malaysia, dan halamannya, orang kampung yang Batu Malin Kundang di Pantai Air Manis, mengenali Malin kundang pun Padang, Sumatera Barat. Tempat-tempat memberitakan kepulangannya itu kepada ini, menurut kepercayaan masyarakat Ibunya yang telah uzur. setempat, berisi mantan sejarah Si 5. Si ibu mendapat informasi akan Tenggang menjadi batu. kepulangan anaknya dan segera Motif cerita “Malin Kundang” menemui anaknya tersebut adalah sebagai berikut. Ketika mendapat kabar gembira 1. Seorang Remaja dari keluarga miskin kepulangan anaknya, si ibu pun segera Dahalu kala, ada seorang ibu menemui anaknya. bersama anak lelakinya yang bernama 6. Si anak merasa malu memiliki ibu tua Malin Kundang. Mereka hidup dalam dan miskin kemiskinan. Kabar gembira bagi si Ibu tetapi 2. Ketika menginjak dewasa, remaja tidak bagi Malin Kundang. Malin Kundang tersebut mengadu nasib ke negeri orang merasa malu kepada orang lain dan juga Apabila dewasa Malin kundang pun isterinya, untuk mengakui bahawa dia merantau ke negeri orang demi mengubah memiliki seorang ibu yang tua dan miskin. nasib dan hidupnya. Tinggal lah si Ibu Ketika Si Ibu menemuinya, Malin Kundang seorang diri. bertindak memaki dan melontarkan kata 3. Remaja tersebut menjadi saudagar cacian terhadap Si Ibu, bukan sahaja itu sukses dan menikah dengan anak malahan Malin Kundang dengan biadap saudagar kaya meludahi Si Ibu kemudian mengusir Si Ibu Setelah lama berada di perantauan. dari Kapalnya. Si ibu merasa sedih dan Malin kundang pun berhasil menjadi kecewa terhadap anaknya seorang saudagar yang kaya raya. Lalu 7. Si ibu berdoa kepada Allah Malin Kundang berkahwin dengan seorang Si Ibu lantas berdoa kepada Tuhan gadis cantik yang berasal dari keluarga agar Si anak mendapat hukuman. yang kaya. 8. Doa si ibu dikabulkan Allah 4. Saudagar muda melakukan urusan Doa Si Ibu akhirnya dikabulkan dagang ke kampung halamannya Tuhan. Datanglah Ombak badai Pada satu hari, Malin Kundang pun menghempas kapal Si Anak hingga ke berlayar ke Kampung halamannya atas pinggir pantai. urusan dagang. Ketika Kapal Malin 9. Si Anak menyadari kesalahannya Kundang berlabuh di Kampung

55 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean

Menyedari akan hal itu, Malin pun rakyat merupakan jati diri, baik suatu merasa bersalah kemudian memohon bangsa maupun daerah asal budaya itu ampun kepada Si Ibu. sendiri. 10. Si Anak dihukum Allah menjadi batu Jika cerita rakyat punah, Tetapi semuanya telah dikhawatirkan akan akan berdampak terlambat,kerana ketika itu hukuman dari negatif pada masyarakat tersebut yakni Yang Maha Kuasa telah datang. Pada akan punah catatan sejarah masyarakatnya. akhirnya, Malin bertukar menjadi batu. Masyarakat akan kehilangan rekaman budaya leluhur, kecendikiaan nenek FUNGSI CERITA RAKYAT MELAYU moyangnya, serta estetika masa lalunya. SEBAGAI PENJAGA INTEGRITAS Melalui cerita rakyat Melayu dilakukan SOSIAL MASYARAKAT ASEAN praktik pengenalan nilai-nilai budaya Melayu merupakan salah satu etnis Melayu, yang santun, beradab, dan yang masyarakatnya tersebar di sekitar bermartabat serta cinta damai kepada Asia Tenggara. Etnis Melayu tersebut generasi muda. Dengan begitu diharapkan menjadi pengikat antara Negara yang satu dapat terjadi peningkatan integritas sosial dengan Negara lainnya di Asia Tenggara. yang tinggi di antara masyarakat etnis Dengan komunitas etnis yang tersebar di Melayu yang tersebar di Asia Tenggara. hampir seluruh wilayah Asia bagian Adapun fungsi cerita rakyat melayu tenggara dan dengan bahasa yang mewakili tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: masing-masing Negara tersebut, 1. Membantu Pendidikan Anak Muda keterkaitan akar budaya melayu tidak bisa Cerita rakyat merupakan salah dielakkan atau dinafikan begitu saja. satu sarana penting untuk Identitas Melayu miliki sebagai mempertahankan eksistensi diri suatu entitas kultural yang unik. Mereka masyarakat tuturnya. Cerita rakyat memiliki persamaan di balik perbedaan tidak saja digunakan untuk memahami kultural masing-masing Negara wilayah dunia dan mengekpresikan gagasan, Asia Tenggara. Karena itu, seluruh elemen ide-ide, dan nilai-nilai, melainkan juga masyarakat harus bersama-sama menjaga sebagai sarana penting untuk dan mengembangkan identitas melayu, memahamkan dunia kepada orang lain, salah satunya yang terepresentasi dalam menyimpan, dan mewariskan gagasan cerita rakyat, agar semakin dikenal luas dan nilai-nilai tersebut dari generasi ke tidak hanya dilingkup Asia Tenggara, tapi generasi berikutnya. juga ke mancanegara. Hal iut karena cerita

56 WASKITA, Vol. 3, No.1, April 2019

Dalam motif cerita Malin berperan mendorong pembaruan, Kundang ditanamkan nilai-nilai mengingat cerita rakyat ini mempunyai penghormatan terhadap orang tua, potensi yang besar sebagai medium terutama ibu. Sesukses apapun seorang imajinasi untuk pemahaman lintas anak, dia tidak boleh merendahkan budaya. Hal itu dapat dilihat pada cerita ibunya. Hal itu karena doa seorang ibu, Malin Kundang dari Indonesia yang apalagi yang disakiti anaknya, akan mempunyai kesamaan versi dengan selalu dikabulkan oleh Allah. Di sisi cerita Si Tanggang dari Malaysia, Pulau lain, seorang ibu tidak boleh Jelapi dari Thailand, dan Nakhoda mendoakan kejelekan anaknya. Kalau Manis dari Brunei. Kesamaan motif itu dilakukan dan dikabulkan oleh tersebut akan berdampak pada Allah, si ibu itu sendiri juga akan munculnya rasa solidaritas menyesal. antaranggota masyarakat di daerah Asia 2. Meningkatkan Perasaan Solidaritas Tenggara. Suatu Kelompok 3. Memberi Sangsi Sosial Agar Orang Sebagai masyarakat yang Berperilaku Baik berada dalam satu arena global yang Cerita rakyat dapat digunakan cenderung multietnis sering mengalami sebagai sangsi sosial terhadap problem interaksi sosial karena mereka masyarakat tuturnya. Dengan cerita berada dalam konteks budaya yang rakyat, masyarakat akan dikonstruk berbeda-beda. Mereka mempunya menjadi diri yang berperilaku baik. Hal pengalaman yang berbeda-beda dan itu dapat dilihat pada cerita Malin mempunyai ikatan tradisi yang Kundang dan versinya yang berbeda-beda pula. Mereka cenderung menunjukkan bahwa seorang harus lebih sulit untuk berperilaku baik kepada orang tuanya. mengomunikasikannya. Karena itu, Jika tidak berperilaku baik, mereka masyarakat global membutuhkan akan dihukum oleh Allah. symbol universal terhadap tatanilai Cerita rakyat juga digunakan yang diimajinasian oleh kelompokna. untuk member hukuman. Ketika ada Salah satu caranya adalah dengan seorang anak berani kepada orang menggunakan cerita rakyat. tuanya, mereka akan dipanggil “Malin Sebagaimana dikatakan Budianta Kundang”. Hal itu tentu saja akan (2003:137) bahwa cerita rakyat membuat anak tersebut merasa mendapatkan ruangnya kembali dan dihukum oleh masyarakatnya.

57 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean

NILAI-NILAI PENDIDIKAN CERITA Malin Kundang merelakan anaknya untuk RAKYAT SEBAGAI PENJAGA pergi. INTEGRITAS SOSIAL ASEAN Besarnya pengorbanan orang tua Pendidikan berkaitan dengan moral tersebut mengharuskan anak untuk selalu manusia yang tercermin dalam sikap, menyayangi dan menaati orang tuanya. tingkah laku, dan tindak tuturnya. Agar Meskipun sudah sukses, anak harus tetap penanaman moral bisa dilakukan dengan menghargai orang tuanyanya karena ridho baik dan tidak tampak kaku, maka Allah bergantung pada ridho orang tua dan pembelajaran dapat melalui cerita rakyat. murka Allah bergantung pada murka orang Nilai-nilai moral disampaikan pencrita tua. melalui tokoh-tokohnya. Sikap dan Melalui nilai-nilai dalam cerita perilaku tokoh yang ada dalam cerita rakyat rakyat “Malin Kundang” tersebut tersebut diharapkan dapat ditauladani oleh diharapkan agar setiap anggota etnis siswa. Selanjutnya, nilai moral tersebut melayu selalu taat kepada orangtua, diharapkan dapat mengarah pada terutama ibu. Mereka akan selalu pendidikan karakter yang dapat dijadikan menghormati setiap kata yang disampaikan sebagai pondasi siswa dalam berperilaku oleh ibunya. Dengan ketaatan tersebut, dan bersikap. diharapkan agar masyarakat melayu Nilai-nilai karakter yang menjadi masyarakat yang diridhoi Allah. dikembangkan dalam cerita rakyat “Malin 2. Masyarakat Melayu Tidak Sombong Kundang” adalah sebagai berikut. Sombong merupakan salah satu sikap 1. Masyarakat Melayu Taat kepada Orang yang dibenci oleh masyarakat. Sikap Tua arogan tersebut harus dihindari karena Sebagai orang yang melahirkan dan kalau seseorang bersikap arogan, dia akan membesarkannya, seorang anak harus ditinggalkan orang yang ada di sekitarnya. selalu taat terhadap orang tua, khususnya Melalui cerita rakyat “Malin ibunya. Bagaimanapun keadaan Kundang” dapat ditanamkan nilai-nilai keluarganya, orang tua akan rela karakter masyarakat Melayu yang tidak mengorbankan apa saja untuk sombong. Mereka mengharap agar membahagiakan anaknya. Sebagaimana masyarakat Melayu saling menjaga dapat dilihat pada cerita “Malin Kundang”. silahturahmi agar tidak dilaknat oleh Allah. Meskipun tidak ingin berpisah dengan Dalam cerita tersebut, kesombongan Malin anaknya, demi kebahagiaan anaknya, ibu Kundang menyebabkan dirinya dikutuk menjadi batu.

58 WASKITA, Vol. 3, No.1, April 2019

3. Masyarakat Melayu Menerima negeri orang, (3) sukses, (4) urusan dagang Keadaan ke kampung halamannya, (5) ibunya Semua orang mempunyai takdir menemui di bandara, (6) si anak merasa kehidupan masing-masing. Karena itu, malu memiliki ibu tua dan miskin, (7) si ibu semua orang harus menerima keadaannya. merasa sedih dan kecewa, (8) si ibu berdoa Menerima keadaan bukan berarti tidak mau kepada Allah, (9) doa si ibu dikabulkan berusaha. Mereka tetap harus berusaha Allah, (10) si anak menyadari akan tetapi harus tetap mengakui kondisi kesalahannya, dan (11) si anak dihukum diri sebelumnya. Allah menjadi batu. Kedua, kesamaan Meski sudah sukses, semua orang motif cerita rakyat Malin Kundang dan harus tetap menerima orang tua dan versinya dapat digunakan untuk menjaga lingkungan yang menjadi asalnya. Semua integritas sosial masyarakat Asean. orang tidak boleh mengingkari kehidupan Pembentukan integritas dilakukan dengan mereka sebelum mereka menjadi sukses. pemanfaatan cerita rakyat Malin Kundang Dalam cerita rakyat Malin Kundang dan versinya untuk mendididik anak muda, dapat dilihat bahwa ketidakmauan menananmkan nilai solidaritas kelompok, menerima keadaan telah membuat Malin dan memberi sangsi sosial. Ketiga, cerita Kundang dikutuk menjadi batu. Cerita rakyat Malin Kundang dan versinya Malin Kundang tersebut digunakan untuk merupakan media penanaman nilai-nilai membentuk kesadaran masyarakat agar Pendidikan. Nilai-nilai yang dikembangkan selalu berusaha mengembangkan diri dan meliputi nilai taat kepada orang tua, tidak menjaga agar tidak terjerumus dalam sombong, dan menerima. situasi nan menyesatkan. Seperti nan terjadi Berdasarkan hasil penelitian di atas dalam cerita rakyat tersebut. dapat dirumuskan saran sebagai berikut. Kepada anggota masyarakat Asean PENUTUP diharapkan dapat memanfaatkan kesamaan Berdasarkan hasil analisis data motif cerita rakyat sebagai sarana untuk dapat disimpulkan sebagai berikut. mengikat rasa persatuan sehingga semakin Pertama, cerita rakyat yang semotif dengan tumbuh jiwa kebersamaan dalam Malin Kundang merepresentasikan menghadapi globalisasi. Kepada kesamaan budaya asal daerah dan masyarakat Indonesia diharapkan dapat negaranya. Motif cerita Malin Kundang memanfaatkan cerita rakyat sebagai media dan variasinya yaitu (1) remaja dari pembelajaran nilai-nilai karakter kepada keluarga miskin, (2) mengadu nasib ke generasi muda dan selanjutnya berusaha

59 Lilik Wahyuni -- Motif Cerita Rakyat Malin Kundang Sebagai Sarana Penjaga Integritas Sosial Masyarakat Asean untuk mengadaptasikannya dengan kondisi Bagaimanakah Meneliti Puitika Sebuah Sastra Lisan? Dalam Negara. Kepada peneliti diharapkan dapat Pudensia (Ed). Metodologi Kajian melakukan penelitian dengan berbagai Tradisi Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan pendekatan historis etnografis sehingga Asosiasi Tradisi Lisan. dapat memperoleh konstruk teori tentang Miles, M.B. dan A.M. Huberman. 1984. Analisis Data Kualitatif. sejarah hubungan suku-suku bangsa di Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi. ASEAN. 1992. Jakarta: UI Press. Schiffrin, D. 1994. Approaches to

Discourse. USA: Blackwell Publishers. DAFTAR PUSTAKA Sudikan, Setya W. 2001. Metode Penelitian Kebudayaan. Surabaya: Citra Budianta, Melani dkk. 2003. Membaca Wacana. Sastra: Pengantar Memahami Sastra Septiandari, Sekar. 2010. Seri Cerita untuk Perguruan Tinggi. Depok: Rakyat Sumatera Barat. Tangerang: Indonesia Tera. Karisma Publishing Group. Danandjaja, James. 2007. Folklore Suwondo, Bambang. 1981. Cerita Rakyat Indonesia: Ilmu Gosip dan Lain- Daerah Riau. Jakarta: Proyek lain. Jakarta: Pustaka Utama Penerbitan Buku Sastra dan Daerah. Grafiti. USC Libraries. 2019. Organizing Your Danandjaya, James. 2005. Antropologi Social Sciences Research Paper: psikologi kepribadian individu dan Qualitative Methods. kolektif. Jakarta: Lembaga Kajian http://libguides.usc.edu/writingguid Budaya Indonesia. e/qualitative. Diunduh tanggal 20 Djamaris, Edward. 1993. Menggali Pebruari 2019. Pukul 22.37. Khasanah Sastra Melayu Klasik.

Jakarta: Balai Pustaka.

Endaswara, Suwardi. 2008. Metodologi

Penelitian Folklor. Yogyakarta: Media Pressindo. Geertz, Clifford, 1973, The Interpretation

of Culture, New York : Basic. Hamidy, UU. 2003. Bahasa Melayu dan Kreativitas Sastra di Daerah Riau.

Pekanbaru: Unri Press. Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan. Malang: Dioma.

Koster, G.L 1998. Kacamata Hitam Pak Mahmud Wahid Atau

60